Padi Gogo Fix

23
Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu, 29 Desember 2015 Bioremediasi Kelas/Prak/Kel: B/P2/4 Dosen : Ir Dodit Hodijoyo Yoscarini H M, Shut Msi Asisten : Rohani Angelia N, Amd Richardo Ipui, Amd PENGARUH PEMBERIAN HUMIC ACID DAN BIOSTIMULAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI GOGO Fadhlillah Aufar J3M113067

Transcript of Padi Gogo Fix

Page 1: Padi Gogo Fix

Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu, 29 Desember 2015Bioremediasi Kelas/Prak/Kel: B/P2/4

Dosen : Ir Dodit Hodijoyo Yoscarini H M, Shut Msi

Asisten : Rohani Angelia N, Amd Richardo Ipui, Amd

PENGARUH PEMBERIAN HUMIC ACID DAN BIOSTIMULAN TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN PADI GOGO

Fadhlillah AufarJ3M113067

PROGRAM KEAHLIANTEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

PROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 2: Padi Gogo Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penurunan produksi bahan pangan nasional yang dirasakan saat ini lebih disebabkan oleh semakin sempitnya luas lahan pertanian yang produktif (terutama di pulau Jawa) sebagai akibat alih fungsi seperti konversi lahan sawah, ditambah isu global tentang meningkatnya degradasi lahan (di negara berkembang). Salah satu alternatif pilihan yang diharapkan dapat meningkatkan potensi produksi tanaman dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan adalah pendayagunaan lahan kering. Selain karena memang tersedia cukup luas, sebagian dari lahan kering belum diusahakan secara optimal sehingga memungkinkan peluang dalam pengembangannya.

lndonesia masih menghadapi persoalan pangan, di mana bahan pangan terutama padi sangat strategis kedudukannya dalam kehidupan ekonomi dan politik. Krisis pangan di lndonesia akan sangat berat jika terjadi pada saat yang bersamaan dengan krisis pangan dunia. Pemanfaatan lahan kering merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai potensi besar untuk pemantapan swasembada pangan maupun untuk pembangunan pertanian ke depan. Kebutuhan pangan selama ini ditunjang oleh padi sawah, yang dalam produksinya membutuhkan karakteristik lahan dengan tingkat kesuburan cukup tinggi. Karakteristik budidaya padi sawah yang demikian membatasi peluang peningkatan produksi beras melalui perluasan areal sawah. Ini karena sempitnya lahan cadangan yang sesuai untuk dijadikan sawah dan makin ketatnya persaingan penggunaan air dengan industri, pertambangan, dan rumah tangga (Abdurachman et al. 2008).

Data BPS menunjukkan bahwa luas sawah pada tahun 2010 sekitar 12,87 juta ha. Akan tetapi, menurut menteri pertanian luas lahan sawah baku 6,7 juta hektar sedangkan untuk bisa mencapai ketahanan pangan hingga tahun 2025 membutuhkan tambahan sawah 5,875 juta hektar. Di lain sisi, kenaikan jumlah penduduk yang semakin meningkat akan menjadi ancaman bagi Indonesia, di mana laju pertambahan penduduk Indonesia saat ini mencapai 1, 4%. Untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan beras, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah intensifikasi pertanian. Intensifikasi pertanian adalah upaya peningkatan produksi padi per satuan luas. Salah satu upaya intensifikasi adalah penggunaan varietas unggul. Telah banyak varietas-varietas baru yang telah dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, tetapi informasi tentang varietas-varietas baru tersebut tidak banyak yang diketahui petani.

Page 3: Padi Gogo Fix

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi nasional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun 1984.

Tantangan pengadaan pangan nasional ke depan akan semakin berat mengingat banyaknya lahan irigasi subur yang terkonversi untuk kepentingan nonpertanian, sedangkan jumlah penduduk terus bertambah. Pada pihak lain, laju pertambahan produktivitas lahan sawah juga semakin menurun akibat diterap- kannya teknologi yang semakin intensif, tetapi jumlah pupuk yang diberikan tidak seimbang dengan jumlah hara yang terangkut ke luar petakan berupa jerami panen atau hilang terbakar. Luasnya penciutan lahan sawah akibat alih fungsi memerlukan pengembangan pertanian ke lahan-lahan kering secara optimal. Peluang pengembangan pertanian di lahan kering cukup besar, baik dari segi potensi sumber daya lahan maupun peluang peningkatan produktivitas melalui penerapan paket-paket teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Luas lahan kering yang berpotensi untuk pe- ngembangan tanaman pangan khususnya padi gogo diperkirakan 5,1 juta ha yang tersebar di berbagai propinsi .

Kotoran sapi merupakan pupuk kandang limbah dari peternakan sapi yang mempunyai kandungan serat tinggi , karena terdapat Serat atau selulosa dalam kadar tinggi pada kotoran ternak ini baik dalam bentuk padat dan air kencing sapi, ia merupakan senyawa rantai karbon yang  dapat mengalami proses pelapukan lebih kompleks. proses pelapukan secara alamiah oleh berbagai jenis mikroba tersebut membutuhkan unsur Nitogen (N) yang terkandung pada kotoran sapi tersebut dalam jumlah besar. Karena alasan ini pupuk kandang dalam kondisi segar atau masih baru tidak disarankan untuk memupuk tanaman apapun.

I.1 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengidentifikasi pertumbuhan tanaman padi dengan menambahkan kotoran sapi sebagai pupuk kandang.

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cangkul, ember, sekop,

dan arit. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktium kali ini adalah benih padi gogo, biostimulan, humic acid, tanah, dan bahan organik berupa kotoran sapi.

Page 4: Padi Gogo Fix

2.2 Cara Kerja

Langkah pertama yang dilakukan yaitu lahan yang telah disediakan dibersihkan dari gulma menggunakan arit, lalu tanah digemburkan menggunakan cangkul dan diberi air sedikit demi sedikit. Tanah yang sudah gembur kemudian ditambahkan bahan organik (kotoran sapi). Tanah dan bahan organik diaduk hingga tercampur rata, selanjutnya tanah dibentuk seperti gundukan persegi panjang yang setiap jarak 20cm ditanami benih padi gogo sebanyak 3 butir. Perlakuan pada praktikum kali ini adalah 1.) Perlakuan kontrol (tanah), 2.) Perlakuan tanah + bahan organik (kotoran sapi), 3.) Perlakuan tanah + bahan organik (kotoran sapi) + humic acid, 4.) Perlakuan tanah + bahan organik (kotoran sapi) + biostimulan, 5.) Perlakuan tanah + bahan organik (kotoran sapi) + humic acid + biostimulan. Masing-masing lahan yang sudah ditanami benih padi gogo setiap harinya disiram 2 kali pagi dan sore. Setiap minggunya pertumbuhan tinggi tanaman serta pertumbuhan pada tiap lubang tanam dari ketiga benih tersebut dicatat. Padi tumbuh pada setiap minggu yang telah diamati dilihat ketinggian dan kesuburan tanamannya. Pada minggu ke tujuh lahan yang dipakai untuk menanam padi diberikan bahan organik untuk menambahkan kandungan orgaik tanah dan menyuburkan tanah, kemudian diamati perubahan yang terjadi setelah diberikan perlakuan tersebut sampai minggu ke-14.

Page 5: Padi Gogo Fix

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data

Tabel 1. Pengamatan selama 13 Minggu

Pada minggu pertama, belum ada pertumbuhan karena masih dalam proses pembuatan lahan, membuat media dari berbagai perlakuan, salah satu nya dengan media tanah, bahan organik, dan biostimulan, dan penanaman biji padi gogo.

Minggu 2 Minggu 3

No.

Tinggi TanamanNo. Tinggi Tanaman1. 5,452. 3,273. Mati4. 2,95. 4,356. Mati7. 3,28. 4,19. 2,310. Mati11. 3,5512. 2,2313. 2,5314. Mati15. 3,5516. 1,217. 0,918. Mati19. Mati20. 4,621. 3,722. Mati23. Mati24. 2,0

Page 6: Padi Gogo Fix

1. 17,32. 4,03. Mati4. 5,35. 11,56. Mati7. 9,48. 4,59. Mati10. Mati11. Mati12. 5,613. 7,814. Mati15. 8,016. Mati17. 2,018. Mati19. Mati20. 12,221. 5,822. Mati23. Mati24. 4,0

Jumlah tumbuh 16 Jumlah tumbuh : 13

Rata-rata : 3,11 Rata-rata : 7,50

Minggu 4 Minggu 5

Tinggi Tanaman

No. Tinggi Tanaman1. 252. Mati3. Mati4. 27,55. 21,26. Mati7. 14,78. Mati9. Mati10. Mati11. Mati12. 15,613. 1714. Mati15. 1216. Mati17. Mati18. Mati19. Mati20. 18,7521. 8,822. Mati23. Mati24. 6,7

Page 7: Padi Gogo Fix

No.1. 16,152. 18,43. 21,14. 15,455. 13,656. 14,957. 19,258. 20,29. 8,610. 23,2511. 14,712. 12,7513. 1814. 17,315. 10,2516. 12,517. 1118. 17,2519. 17,120. 19,7521. 16,7522. 7,2523. 18,424. 7,85

Jumlah tumbuh : 10 Jumlah tumbuh : 24

Rata-rata : 16,7 Rata-rata : 15,5

Minggu 6 Minggu 7

Page 8: Padi Gogo Fix

No. Tinggi Tanaman No. Tinggi Tanaman1. 18,5 1. 17,62. 19,5 2. 26,33. 22,7 3. Mati4. 17 4. 21,25. 17,5 5. 30,06. 15,65 6. Mati7. 20,25 7. 24,88. 20,5 8. 15,89. 11,6 9. 18,2510. 25 10. 3011. 15 11. Mati12. 14,75 12. 20,213. 18,3 13. 31,714. 18,25 14. 27,515. 11,5 15. 22,216. 14 16. 1917. 11,15 17. 21,218. 18 18. Mati19. 18 1 19. 1320. 22,65 20. 44,421. 20,95 21. Mati22. 7,75 22. 17,1523. 20,5 23. 26,424. 8,5 24. 18

Jumlah tumbuh : 24 Jumlah tumbuh : 19

Rata-rata : 17,0 Rata-rata : 23,40

Minggu 8 Minggu 9

Catatan: Penambahan bahan organic.

No. Tinggi Tanaman No. Tinggi Tanaman1. 18 1. 23,8

Page 9: Padi Gogo Fix

2. 26,8 2. Mati3. Mati 3. Mati4. 23,9 4. 25,45. 42 5. 47,56. Mati 6. Mati7. 29,25 7. 31,58. Mati 8. Mati9. Mati 9. Mati10. Mati 10. Mati11. Mati 11. Mati12. 22 12. 2413. 36 13. 40,514. 29,7 14. 36,815. 33,4 15. 36,516. 18 16. Mati17. Mati 17. Mati18. Mati 18. Mati19. Mati 1 19. Mati20. 46,4 20. 4821. Mati 21. Mati22. Mati 22. Mati23. 26,5 23. Mati24. 19,3 24. 20,7

Jumlah tumbuh : 13 Jumlah tumbuh : 10

Rata-rata : 28,55 Rata-rata : 33,47

Minggu 10 Minggu 11

No. Tinggi Tanaman No. Tinggi Tanaman1. 24,25 1. 24,82. Mati 2. Mati

Page 10: Padi Gogo Fix

3. Mati 3. Mati4. 25,8 4. 26,45. 50,3 5. 57,56. Mati 6. Mati7. 34,25 7. 38,258. Mati 8. Mati9. Mati 9. Mati10. Mati 10. Mati11. Mati 11. Mati12. 24,2 12. 24,913. 47,5 13. 49,2514. 40,8 14. 42,315. 36,7 15. 37,016. Mati 16. Mati17. Mati 17. Mati18. Mati 18. Mati19. Mati 1 19. Mati20. 51,25 20. 52,521. Mati 21. Mati22. Mati 22. Mati23. Mati 23. Mati24. 22 24. 23,5

Jumlah tumbuh : 10 Jumlah tumbuh : 10

Rata-rata : 35,70 Rata-rata : 37,64

Minggu 12 Minggu 13

No. Tinggi Tanaman No. Tinggi Tanaman1. 25 1. 27

Page 11: Padi Gogo Fix

2. Mati 2. Mati3. Mati 3. Mati4. 27,5 4. 29,45. 67,5 5. 85,56. Mati 6. Mati7. 41,5 7. 43,88. Mati 8. Mati9. Mati 9. Mati10. Mati 10. Mati11. Mati 11. Mati12. 25 12. 28,813. 62,5 13. 6514. 48 14. 5015. 37,5 15. 38,516. Mati 16. Mati17. Mati 17. Mati18. Mati 18. Mati19. Mati 1 19. Mati20. 62,15 20. 63,1521. Mati 21. Mati22. Mati 22. Mati23. Mati 23. Mati24. 24 24. 26

Jumlah tumbuh : 10 Jumlah tumbuh : 10

Rata-rata : 42,0 Rata-rata : 45,71

3.2 Pembahasan

Page 12: Padi Gogo Fix

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.05

101520253035404550

Grafik Pertumbuhan Padi Gogo

Minggu

Tinggi

Grafik 1. Pertumbuhan padi Gogo rata-rata semua minggu.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat dilihat pertumbuhan padi gogo mengalami kenaikan pada minggu pertama hingga minggu ke-4. Akan tetapi, beberapa padi gogo tidak tumbuh melainkan mati, hal ini dikarenakan intensitas hujan yang berlebihan membuat benih-benih keluar dari media tanam. Sehingga pada minggu ke-5 dilakukan proses penyulaman pada padi yang tidak tumbuh. Setelah proses penyulaman, pada minggu berikutnya terlihat kembali kenaikan pertumbuhan padi gogo yang telah diberikan juga humic acid untuk membantu pertumbuhan padi gogo agar tidak terlihat kerdil meskipun pada minggu-minggu berikutnya beberapa padi gogo mengalami kematian juga. Proses penyiraman yang tidak secara teratur juga menjadi faktor lambatnya pertumbuhan padi gogo.

Seiring berjalannya waktu, pada minggu ke-9 dilakukan kembali penambahan bahan organik dengan penambahan 10 ember kecil bahan organik. Perubahan pertumbuhan secara drastis, dikarenakan bahan organik yang diberikan adalah bahan organik yang sudah matang dimana sudah tidak berbau kotoran lagi, dan teksturnya sudah seperti tanah. Bahan organik yang sudah matang dapat mudah menyerap kedalam tanah ketika proses penyiraman dan akan membantu akan penyerap unsur makro dan mikro yang sudah terlarut dalam tanah tersebut, dan menghasilkan pertumbuhan padi cepat tumbuh.

Kotoran sapi atau pupuk kandang merubah sifat tanah. Tanah yang diberi pupuk kandang mengalami peningkatan unsur N, menyebabkan tanaman mendapatkan unsur hara yang lebih besar. Bahan organik berpengaruh terhadap meningkatnya daya jerap dan kapasitas tukar kation, kation yang mudah ditukarkan, unsur hara tersedia dan aktifitas mikroorganisme.

Page 13: Padi Gogo Fix

Pemberian pupuk kandang juga menyebabkan distribusi pori lebih baik dan terjadi peningkatan kandunga pori drainase dan pori penyimpanan air. Berat volume tanah mengalami penurun, pH tanah menurun tetapi masih bereaksi netral. Semakin menurunnya nilai berat volume tanah akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik sebab tanah dengan nilai berat volume tanah tinggi berarti tanah tersebut semakin mampat dan akhirnya kegiatan perakaran dan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi pertanian terutama tanaman pangan penghasil beras memberikan kontribusi utamanya dalam upaya pemenuhan kebutuhan hajat hidup rakyat Indonesia. Seiring dengan lajunya peningkatan jumlah penduduk, tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan makanan pokok (beras) tersebut. Oleh karena itu, Indonesia harus tetap melakukan berbagai upaya untuk melestarikan kondisi swasembada pangan yang pernah dicapainya (Kurnia dkk, 2005).

Hal ini terkait dengan sifat-sifat varietas unggul padi gogo antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap penyakit utama, umur genjah sehingga sesuai dikembangkan dalam pola tanam tertentu, dan rasa nasi enak (pulen) dengan kadar protein relatif tinggi. Selain faktor varietas unggul yang merupakan salah satu komponen yang andal dan cukup besar sumbangannya dalam meningkatkan produksi padi nasional faktor dosis pemupukan juga sangat mempengaruhi dalam peningkatan produksi padi.

Padi merupakan tanaman komoditas pertanian yang sekarang menjadi tanaman menudunia. Tanaman padi merupakan tanaman yang semusim atau berumur pendek yang tergolong kedalam jenis rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut; Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub Divisi Angiosparmae, Kelas Monokotiledon, Ordo Oryzae, Famili Graminae, Genus Oryza Sativa L (Suparyono dan Setyono 1993).

Tanaman padi sebenarnya tidak memerlukan tanah yang basah dan tergenang cukup dengan tanah yang basah padi bisa tumbuh dengan baik. Pada praktikum kali ini, media untuk menanam padi yaitu tanah yang dicampurkan dengan bahan organik, di lahan kosong. Dalam hal ini, apabila padi ingin tumbuh dengan baik, maka perawatan terhadap tanaman padi pun harus diperhatikan, setidaknya mengkontrol kandungan air.

Secara umum budi daya padi gogo dilakukan petani pada: a) lahan terbuka (ladang/ tradisional) dan sekitar bantaran sungai, b) sekitar per- bukitan daerah aliran sungai (DAS), dan c) ditumpang- sarikan dengan tanaman perkebunan dan pada hutan tanaman industri yang muda (Toha 2005). Petani padi gogo umumnya miskin dan mempunyai banyak keter- batasan. Karena keterbatasan itu, petani padi gogo umumnya belum mengenal teknologi maju. Karena itu, rata-rata hasil padi gogo

Page 14: Padi Gogo Fix

secara nasional baru mencapai 2,56 t/ha atau 54% dari rata-rata hasil padi sawah yang telah mencapai 4,74 t/ha.

Padi gogo dapat tumbuh pada daerah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 derajat C. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di Indonesia memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong rendah jika dibandinkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550 cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.

Biostimulan adalah suatu larutan organik yang mengandung formulasi kultur mikroba dekomposer, yakni amilolitik, lipolitik, proteolitik serta ekstrak tumbuhan, buah-buahan, hidratarang dan sumber nitrogen. Keberadaan mikroba dekomposer secara aktif akan memecah senyawa-senyawa komplek yang ada pada medium melalui proses fermentasi, sehingga akan didapatkan hasil samping berupa zat hara sederhana yang penting untuk pertumbuhan fitoplankton, Bakteri atau sebagian kecil fungi yang terdapat dalam Biostimulan mempunyai kemampuan untuk melakukan degradasi terhadap senyawa organik ataupun anorganik, sehingga menghasilkan ion-ion senyawa (NO3, SO4). Senyawa-senyawa ini merupakan sumber nutrisi untuk kelompok mikroorganisme khususnya plankton

Berbagai budidaya pertanian yang diterapkan di Indonesia terutama pada sektor komunitas padi, sangatlah perlu dikembangkan. Terkait dengan lahan yang masih luas dapat dialih fungsikan sebagai lahan pertanian, terutama untuk komnunitas padi gogo agar masyarakat dapat menumbuhkan padi jenis gogo dilahan kering tanpa perlu dikawasan persawahan. Pemerhatian pemerintah sangatlah penting dimana masyarakat dapat mengembangkan sektor pertanian dengan optimal dimana pemerintah bisa menekan pertumbuhan pengalih fungsian lahan pertanian dan lahan hutan menjadi bangunan permanen yang akan mengurangi produktifitas didalam sektor peranian tersebut. Penggunaan bahan organik pada pertanian modern dapat dilakukan pula jika pemerintah dapat memberikan penyuluhan peralihan menjadi pertanian organik dengan penggunaan bahan-bahan organik pada proses pertaniannya.

Page 15: Padi Gogo Fix

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan padi dengan menggunakan media tanah di tambah dengan padi gogo mengalami pertumbuhan yang signifikan, terlihat bahwa pertumbuhan tiap minggunya meningkat. Penambahan bahan organik sangat mempengaruhi pertumbuhan padi gogo.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Padi Gogo Fix

Abdulrachman, S., I. Las, and I. Yuliardi. 2005. Development and dissemination of integrated crop management for productive and efficient rice production in Indonesia. International Rice Commision Newsletter 54:73-82

Kurnia, U., Sudirman dan H, Kusnadi. 2005. Teknologi Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan Terdegradasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Suparyono dan A. Setyono, 1993. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta

Suparyono dan A. Setyono, 1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi. Penebar Swadaya. Jakarta

Toha, H.M. 2005. Padi Gogo dan Pola Pengembangannya. Balai Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

LAMPIRAN

Page 17: Padi Gogo Fix

Padi gogo

Minggu ke-2 Minggu ke-8

Minggu ke-11 Minggu ke-14