(Pada Perusahaan Diakuisi, periode 1997-2009) SITI ...eprints.undip.ac.id/29463/1/JURNAL.pdfyaitu...
Transcript of (Pada Perusahaan Diakuisi, periode 1997-2009) SITI ...eprints.undip.ac.id/29463/1/JURNAL.pdfyaitu...
1
ANALISIS DAMPAK MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN TARGET
(Pada Perusahaan Diakuisi, periode 1997-2009)
SITI ARDIAGARINI
ERMAN DENNY ARFIANTO, SE, MM.
ABSTRACT
This research aims to analyze the difference on firm performance before and after mergers and acquisitions on target firms. Corporate performance is measured by using financial ratio: Net Profit Margin (NPM), Return On investment (ROI), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Current Ratio (CR) and Earning Per Share (EPS). Quantitative method is used in this research, take the data of public company which had conducted mergers and acquisitions and announce its activity in the period 1997-2004, non statistic parametric is used to analyze data. Wilcoxon signed ranks test and Manova are used to answer hypothesis. The results from this research show that parcial study in 7 financial ratio, NMP, ROI, ROE, DER, CR, TATO and EPS only CR that show the significant difference before and after mergers and acquisitions. DER also show the difference in 1 years. While another financial ratio not show the significant difference before and after acquisitions. Key words: Mergers dan acquisitions, financial performace, quantitative, wilcoxon signed
ranks test, manova.
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi dan pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan yang
ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan
strategi perusahaan agar dapat bertahan, berdaya saing atau bahkan lebih berkembang. Untuk
itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa
mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha untuk menjadi
perusahaan yang besar dan kuat adalah melalui penggabungan usaha atau yang biasa disebut
merger dan akuisisi (takeover).
Istilah merger, akuisisi dan pengambilalihan, semuanya merupakan idiom merger dan
akuisisi. Dalam merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya
yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama. Akuisisi lebih merupakan sebuah
perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain, dan para pemegang
saham dari perusahaan yang menjadi sasaran akuisisi (perusahaan target) berhenti menjadi
pemilik perusahaan.
Penggabungan usaha dilakukan atas dasar pertimbangan hukum, perpajakan atau
alasan lainnya. Menurut Hartono (2003) akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan didasari
oleh beberapa alasan antara lain economic of scale, memperbaiki manajemen, penghematan
pajak, diversifikasi, dan meningkatkan corporate growth rate. Economic of Scale maksudnya
bahwa perusahaan harus berusaha mencapai skala operasi dengan biaya rata-rata terendah.
Skala ekonomi bukan hanya dalam artian proses produksi saja melainkan juga dalam bidang
pemasaran, personalia, keuangan serta administrasi.
Penggabungan usaha ada 2 yaitu secara internal dan eksternal. Secara internal sendiri
yaitu dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya
dengan cara menambah kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru.
Sebaliknya secara eksternal sendiri dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah
ada atau dibeli oleh perusahaan yang lebih besar.
Penelitian ini berfokus pada strategi secara eksternal. Merger dan akuisisi adalah
strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur yang cepat untuk mengakses pasar baru
untuk produk baru tanpa harus membangun dari awal. Dalam pengertian yang luas, merger
dilakukan dengan cara menggabungkan dua atau lebih perusahaan di mana salah satu nama
perusahaan yang bergabung tetap digunakan sedangkan yang lain dihilangkan dan akuisisi
3
dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu perusahaan. Dari
waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal melalui merger dan
akuisisi dibandingkan pertumbuhan internal (Hitt, 2002). Dengan demikian, tujuan
menggabungkan usaha melalui merger dan akusisi diharapkan dapat memperoleh sinergi,
yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada
penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger
dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan
kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa
penurunan biaya produksi (Hitt, 2002).
Payamta dan Doddy Setiawan (2004) juga melakukan penelitian tentang analisis
pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan publik di Indonesia. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan current ratio, quick ratio, total asset to
debt, net worth to debt, total asset turnover, fixed asset turnover, ROI, ROE, NPM, dan
OPM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian secara serentak terhadap semua
rasio keuangan tidak berbeda secara signifikan. Jadi, kinerja perusahaan manufaktur setelah
melakukan merger dan akuisisi tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum
melaksanakan merger dan akuisisi. Sedangkan pengujian secara parsial sebagian rasio
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah
mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
pada perusahaan target atau perusahaan yang diakuisisi. Sehingga peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul skripsi: “Analisis Dampak Merger dan Akuisisi
terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Target”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Praktik merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), mendapat perhatian banyak publik, karena
menyangkut kepentingan yang berbeda dari banyak pihak, diantaranya pemerintah,
pemegang saham, calon investor, kreditor dan masyarakat umum.
Manfaat merger dan akuisisi dapat dilihat baik dari segi ekonomi maupun manfaat
non ekonomi. Selain itu merger dan akuisisi juga diharapkan mendatangkan sinergi bagi
perusahaan yang melakukannya, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan sesuai
ekspektasi perusahaan. Selain hal tersebut juga terdapat motivasi melakukan akuisisi yang
4
bertujuan selain meningkatkan kekuatan pasar juga memperoleh sinergi pemasaran, distribusi
dan nilai bagi perusahaan (Sudarman, 1999). Temuan ini menarik untuk diteliti kembali yaitu
mengenai pengaruh akuisisi terhadap kinerja perusahaan dilihat dari rasio profitabilitas,
aktivitas, likuiditas dan solvabilitas.
Melihat dari beberapa penelitian terdahulu yang tidak konsisten serta pandangan teori
motivasi dari akuisisi tersebut yang menghasilkan perbedaan antara teori dan kenyataan pada
data empiris dari rata-rata kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, maka penelitian ini
merumuskan masalah yaitu apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan yang diakuisisi (target firm)
dan motif-motif apa saja yang mendorong perusahaan tersebut sehingga bersedia diakuisisi
oleh perusahaan lain. maka dihasilkan pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Apakah
terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akusisi
pada perusahaan target ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis
perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada
perusahaan yang diakuisisi.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Memberikan informasi bagi investor pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan
merger dan akuisisi terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja keuangan.
2. Bagi Emiten
Sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang
keuangan dan kebijakan atas publikasi merger dan akuisisi terhadap volume
perdagangan saham.
3. Bagi Manajemen Perusahaan
Sebagai pertimbangan dalam memutuskan merger dan akuisisi sebagai strategi
perusahaan.
4. Bagi Pemegang Saham
Memberikan informasi pemegang saham sebagai penilai dalam melakukan
investasi pada perusahaan yang telah melakukan merger dan akuisisi.
5
5. Bagi Akademik
Memberikan sumbangan informasi bagi mahasiswa sebagai bahan dalam
melakukan penelitian lanjutan mengenai peristiwa merger dan akuisisi.
6
TELAAH PUSTAKA
2.1 Pengertian Merger dan Akuisisi
Berbicara tentang akuisisi, berarti sedang membicarakan tentang beberapa transaksi
yang berbeda. Transaksi tersebut dapat terjadi pada perusahaan yang melakukan
penggabungan usaha dengan perusahaan lain untuk menciptakan perusahaan baru.
Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk
mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata “mergere” (Latin)
yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya
identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger didefinisikan sebagai penggabungan
dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup
sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Dalam
merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya yang mereka
miliki untuk mencapai tujuan bersama. Para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan
yang bergabung tersebut seringkali tetap dalam posisi sebagai pemilik bersama entitas yang
digabungkan.
Sementara Akuisisi berasal dari kata “acquisitio” (Latin) dan “acquisition” (Inggris),
makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan
pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun
1999: ”Akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahaan
yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban,
atau mengeluarkan saham”.
2.1.1 Tujuan Merger dan Akuisisi
Tujuan langsung suatu akuisisi adalah (pembuktian diri atas) pertumbuhan dan
ekspansi aset perusahaan, penjualan dan pangsa pasar pihak pengakuisisi. Akan tetapi semua
itu merupakan tujuan jangka menengah. Tujuan yang lebih mendasar adalah pengembangan
kekayaan para pemegang saham melalui akuisisi yang ditujukan pada pengaksesan atau
pembuatan penciptaan keunggulan kompetitif yang dapat diandalkan bagi perusahaan
pengakuisisi. Dalam teori keuangan modern, memaksimalkan kekayaan pemegang saham
7
dianggap sebagai kriteria rasional untuk investasi dan keputusan finansial yang dibuat oleh
para manajer (Sudarsanam, 1999).
Tetapi memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dapat diganti dengan
mengejar kepentingan pribadi para manajer pembuat keputusan tersebut. Menurut teori
utilitas manajerial, akuisisi dapat didorong oleh ego atau keinginan manajerial akan
kekuasaan, atau hak istimewa yang sesuai dengan ukuran perusahaan.
2.1.2 Analisis Kinerja Keuangan dalam Merger dan Akuisisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kinerja diartikan sebagai “sesuatu
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan)”.
Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen,
dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian
ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan akuisisi.
2.1.2.1 Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan
suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu
laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Jenis rasio yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas (Thomson,
2006).
1. Rasio Likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran likuiditas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio.
2. Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan
dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan
mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total asset turn over.
8
3. Rasio Leverage. Rasio leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total
aktiva dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan
dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar
perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. Rasio leverage yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu debt to total equity ratio.
4. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol
penerimaannya. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari net profit margin, return on investment dan return on equity.
5. Rasio Pasar. Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut
pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor),
meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Rasio pasar
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Earning Per Share (EPS).
2.2 Penelitian terdahulu
Beberapa penelitian di Indonesia mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap
kinerja keuangan diantaranya adalah yang dilakukan oleh Cecilia Bintang (2005) tentang
analisis kinerja operasi perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi, pengujian terhadap
kinerja operasi perusahaan setelah melakukan merger atau akuisisi tidak menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan, pada penelitian ini hanya menguji kinerja operasi jangka
pendek1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah melakukan merger dan akuisisi dikarenakan
keterbatasan ketersediaan laporan keuangan perusahaan. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu ROA, ROE, PM, TATO, Operating Return dan Operating Margin.
9
Tabel 2.2
No
Peneliti &
Tahun
Variabel yang
digunakan Alat Analisis Hasil
1 Yudyatmoko
dan Na’im
(2000)
Rasio
Profitabilitas:
Profit Margin
Paired Sample
t-test
Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara rata-rata profit
margin 3 tahun sebelum dan
sesudah.
2 Tine D
Langhe dan
Hubert O
(2001)
Rasio
Profitabilitas,
Solvabilitas dan
Likuiditas
Wilcoxon
Signed Rank
Test
Rasio Profitabilitas, solvabilitas,
Likuiditas tidak menunjukkan
perbedaan selama 5 tahun
setelah akuisisi.
3 Payamta dan
rekan (2004)
Rasio Likuiditas,
Solvabilitas,
Aktivitas dan
Profitabilitas
Wilcoxon
Signed Rank
Test, Manova
Merger dan akuisisi tidak
menghasilkan sinergi untuk
perusahaan.
4 Cecilia
Bintang
(2005)
ROA, ROE,
TATO,
Operating
Return,
Operating
Margin
Paired Sample
t-test
Kinerja operasi perusahaan
tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan.
5 Widjanarko
(2006)
Rasio
Profitabilitas dan
leverage
Paired Sample
t-test dan
Wilcoxon
Signed Rank
Test
Tidak ada perbedaan signifikan
pada kinerja keuangan
perusahaan berdasarkan rasio
profitabilitas dan leverage.
6 Shinta
(2008)
CR, NPM,
OPM, ITO,
GPM, NPM,
ROE dan TATO
Uji Beda CR, NPM, OPM, ITO, GPM,
ROE dan TATO menunjukkan
hasil yang lebih besar sebelum
melakukan merger dan akuisisi.
10
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Merger dan akuisisi adalah tindakan strategis dari perusahaan untuk mengembangkan
usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam merger dan akuisisi dapat dilihat dari kinerja
perusahaan tersebut, terutama kinerja keuangan. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah
perusahaan melakukan merger dan akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan
dan penampilan finansialnya. Pasca merger dan akuisisi kondisi dan posisi keuangan
perusahaan mengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis
2.4 Formulasi Hipotesis
Atas dasar pertimbangan dari teori pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja
keuangan dimana setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya
bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dengan
pertimbangan tersebut penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Kinerja keuangan sebelum merger
dan akuisisi
Dibandingkan
Kinerja keuangan sesudah merger
dan akuisisi
• Net Profit margin (NPM)
• Return On Investment (ROI)
• Return On equity (ROE)
• Debt to Equity Ratio (DER)
• Total Asset Turnover (TATO)
• Current Ratio (CR)
• Earning Per Share (EPS)
11
H1 : Current ratio berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H2 : Total asset turn over berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi
H3 : Debt to total equity berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi
H4 : Net profit margin berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi
H5 : Return on investment berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi
H6 : Return on equity berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi
H7 : Earning per share berbeda antara sebbelum dan sesudah merger dan
akuisisi
H8 : Tingkat kinerja keuangan perusahaan target berbeda sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi
12
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel
Penelitian ini menganalisis secara empiris tentang pengukuran kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akusisi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian atas hipotesis-hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut
metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti
agar mendapatkan hasil yang akurat. Pada dasarnya variabel dalam penelitian ini adalah
kinerja keuangan. Secara spesifik, kinerja keuangan disini difokuskan terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi (Munawir, 2002). Kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan indikator rasio keuangan, yaitu:
Tabel 3.1
Definisi Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran
1 Net Profit Margin (NPM) Mengukur seberapa
banyak laba bersih
setelah pajak dan bunga
yang dapat dihasilkan
dari penjualan atau
pendapatan.
Net Income
Total Operating
Revenue
2 Return on Investment
(ROI)
Mengukur keuntungan
yang dihasilkan dari
seluruh aktiva yang
dimiliki perusahaan.
Net Profit
Total Asset
3 Return on Equity (ROE)
Mengukur seberapa
besar keuntungan bersih
yang tersedia bagi
pemegang saham.
Total Income
Total Equity
13
4 Debt to Equity Ratio
(DER)
Mengukur kemampuan
pemilik perusahaan
dengan equity yang
dimiliki.
Total Debt
Total Equity
5 Total Asset Turnover
(TATO)
Mengukur seberapa
efektif aktiva
perusahaan mampu
menghasilkan
pendapatan operasional.
Total Operating
Margin
Total Asset
6 Current Ratio (CR)
Menunjukan seberapa
besar kemampuan
perusahaan melunasi
hutang lancar.
Current Asset
Current Liabilities
7 Earning per Share (EPS)
Menunjukan bagian
laba yang dinikmati
oleh pemegang saham.
Net Income
Number of
Outstanding Stock
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang menjadi target
akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rentang waktu antara tahun
1997-2009. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai
dengan tujuan penelitian. Sampel perusahaan target dipilih berdasarkan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan mengalami peralihan kepemilikan berupa perpindahan kepemilikan saham
lebih dari 50 persen saham (diakuisisi) oleh perusahaan lain.
14
2. Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perusahaan tersebut diakuisisi.
Selain kriteria diatas perusahaan sampel juga memiliki data laporan keuangan dari satu
tahun sebelum diakuisisi dan 5 tahun seteah diakuisisi. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut,
akhirnya diperoleh 14 perusahaan target.
3.3 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam pengumpulan data
sekunder diperlukan adanya pemeriksaan ketelitan. Sumber data Laporan Keuangan dan
harga saham perusahaan sampel berasal dari Database Pojok BEI Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Sumber data lainnya berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku,
jurnal, dan data dari internet.
3.4 Metode Analisis Data
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji statistic non parametric. Berdasarkan
parameternya statistik dibagi menjadi dua, yakni statistik Parametrik dan Non Parametrik,
keduanya berbeda satu dengan yang lain dan memiliki kelebihan dan kekurangan. Statistik
non parametrik adalah bagian dari statistik yang parameter populasinya tidak mengikuti suatu
distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas persyaratan dan variannya tidak perlu
homogen. Kemudian menurut payamta (1998) didasarkan kelebihan yang ada dibandingkan
dengan uji t beda dua sampel paired sampel t-test, karena alat uji statistic tersebut akan
memberikan hasil yang tepat untuk dua populasi yang berditribusi kelanjutan, tidak
memerlukan pengujian asumsi normalitas dan lebih konservatif untuk dua populasi yang
berdistribusi diskrit. Uji non parametric yang digunakan adalah:
• Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji peringkat tanda wilcoxon digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment)
tertentu pada dua pengamatan,antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan tertentu.
Uji ini menguji hipotesis H1 sampai H9, dengan mengunakan tingkat signifikasi
α=5%, maka jika prob < taraf signifikansi yang telah ditetapkan α=5%, maka variabel
15
independen tersebut berpengaruh siginifikam terhadap variabel dependen, berarti
terdapat perbedaan yang secara statistik signifikan masing-masing rasio keuangan
antaraa sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Dengan demikian langkah-langkah
pengujiannya dilakukan sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
2. Menentukan daerah kritis dengan α=5%
3. Menghitung dengan menggunakan software spss
4. Membandingkan antara probabilitas dan taraf siginifikansi yang
telah ditetapkan (5%)
3.4.3 Manova
Manova mempunyai pengertian sebagai suatu teknik statistik yang digunakan untuk
menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok
untuk dua atau lebih variabel tergantung. Teknik ini bermanfaat untuk menganalisis variabel-
variabel tergantung lebih dari dua yang berskala interval atau rasio.
Untuk mengetahui signifikansi perubahan kinerja perusahaan secara simultan dari
semua rasio keuangan anatar sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Dengan
menggunakan tingkat sig α=5%, jika prob < taraf signifikansi yang ditetapkan (α=5%) maka
secara simultan variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen, berarti terdapat perbedaan yang secara simultan siginifikan antara kinerja
keuangan berdasarkan keseluruhan rasio keuangan sebelum dan setelah merger dan akuisisi.
16
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah akuisisi dapat meningkatkan
kinerja perusahaan yang diakuisisi dan sejauh mana akuisisi tersebut dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Hasil pengujian dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian untuk perbedaan
masing-masing variabel pada satu tahun hingga 5 tahun sesudah akuisisi dengan variabel
pada sesudah akuisisi dan juga menguji perbedaan kinerja keuangan pada 1 tahun sebelum
akuisisi dengan rata-rata kinerja selama 5 tahun sesudah akuisisi. Karena jumlah data yang
sedikit (kurang dari 30) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan statistic non
parametric Wilcoxon Rank Signed Test. Selain itu pengujian juga dilakukan dengan
menggunakan uji Manova untuk menguji efek akusisi terhadap 7 ukuran kinerja tersebut
secara bersama-sama.
4.1.1 Uji Wilcoxon Signed Rank Test
1. Perbedaan kinerja NPM sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan NPM pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun
maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Uji beda NPM sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah Negatif Rank
Positif Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 5 8 1 -0.934 0.345 Tdk berbeda T-1 T+2 4 10 0 -1.131 0.258 Tdk berbeda T-1 T+3 5 9 0 -0.723 0.470 Tdk berbeda T-1 T+4 6 8 0 -0.440 0.660 Tdk berbeda T-1 T+5 5 6 3 -0.979 0.328 Tdk berbeda T-1 Rata-rata 5 th 6 7 1 -0.594 0.552 Tdk berbeda
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan NPM pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5
tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun
menunjukkan bahwa tidak satupun nilai NPM pada periode sesudah akuisisi memiliki
17
perbedaan yang signifikan dengan NPM pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
2. Perbedaan kinerja ROI sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan ROI pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun
maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.9 Uji beda ROI sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah Negatif Rank
Positif Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 5 9 0 -0.596 0.551 Tdk berbeda T-1 T+2 5 9 0 -1.036 0.300 Tdk berbeda T-1 T+3 5 9 0 -0.973 0.331 Tdk berbeda T-1 T+4 5 9 0 -0.847 0.397 Tdk berbeda T-1 T+5 5 9 0 -1.099 0.272 Tdk berbeda T-1 Rata-rata 5 th 7 7 0 -0.471 0.638 Tdk berbeda
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan ROI pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5
tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun
menunjukkan bahwa tidak satupun nilai ROI pada periode sesudah akuisisi memiliki
perbedaan yang signifikan dengan ROI pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
18
3. Perbedaan kinerja ROE sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan ROE pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun
maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.10 Uji beda ROE sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah Negatif Rank
Positif Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 6 8 0 -0.220 0.826 Tdk berbeda T-1 T+2 6 8 0 -0.534 0.594 Tdk berbeda T-1 T+3 9 5 0 -0.785 0.433 Tdk berbeda T-1 T+4 6 8 0 -0.534 0.594 Tdk berbeda T-1 T+5 8 6 0 -0.031 0.975 Tdk berbeda T-1 Rata-rata 5 th 8 6 0 -0.094 0.925 Tdk berbeda
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan ROE pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5
tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun
menunjukkan bahwa tidak satupun nilai ROE pada periode sesudah akuisisi memiliki
perbedaan yang signifikan dengan ROI pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
4. Perbedaan kinerja EPS sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan EPS pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun
maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.11 Uji beda EPS sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah Negatif Rank
Positif Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 5 9 0 -0.942 0.346 Tdk berbeda T-1 T+2 6 8 0 -0.973 0.331 Tdk berbeda T-1 T+3 6 8 0 -0.785 0.433 Tdk berbeda T-1 T+4 7 7 0 -0.408 0.863 Tdk berbeda T-1 T+5 5 9 0 -1.099 0.272 Tdk berbeda T-1 Rata-rata 5 th 6 8 0 -0.785 0.433 Tdk berbeda
19
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan EPS pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5
tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun
menunjukkan bahwa tidak satupun nilai EPS pada periode sesudah akuisisi memiliki
perbedaan yang signifikan dengan EPS pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
5. Perbedaan kinerja DER sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan DER pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun
maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.12 Uji beda DER sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah Negatif Rank
Positif Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 11 3 0 -1.978 0.048 Berbeda T-1 T+2 9 5 0 -1.161 0.245 Tdk berbeda T-1 T+3 8 6 0 -0.847 0.947 Tdk berbeda T-1 T+4 8 6 0 -1.287 0.198 Tdk berbeda T-1 T+5 9 5 0 -1.287 0.198 Tdk berbeda T-1 Rata-rata 5 th 8 5 1 -1.013 0.311 Tdk berbeda
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan DER pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5
tahun sesudah akuisisi menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan hanya diperoleh pada
perbandingan DER pada 1 tahun sesudah akuisisi dengan 1 tahun sebelum akuisisi
(perbandingan jangka pendek) dimana diperoleh nilai Z = -1,978 dengan signifikansi sebesar
0,048 dimana rank negative lebih banyak dibanding rank positifnya. Hal ini berarti ada
penurunan DER yang signifikan pada 1 tahun sesudah akuisisi.
20
6. Perbedaan kinerja TATO sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan TATO pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5
tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.13 Uji beda TATO sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah Negatif Rank
Positif Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 5 9 0 -1.319 0.187 Tdk berbeda T-1 T+2 6 8 0 -0.628 0.530 Tdk berbeda T-1 T+3 5 9 0 -1.633 0.102 Tdk berbeda T-1 T+4 6 8 0 -0.942 0.346 Tdk berbeda T-1 T+5 6 8 0 -1.287 0.198 Tdk berbeda T-1 Rata-rata 5 th 7 7 0 -0.659 0.510 Tdk berbeda
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan TATO pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5
tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun
menunjukkan bahwa tidak satupun nilai TATO pada periode sesudah akuisisi memiliki
perbedaan yang signifikan dengan EPS pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.
7. Perbedaan kinerja CR sebelum dan sesudah akuisisi
Hasil pengujian perbedaan CR pada sebelum dan sesudah akuisisi selama 5 tahun
maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.14 Uji beda CR sebelum – sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah Negatif Rank
Positif Rank Ties Z sig Keterangan
T-1 T+1 4 10 0 -1.601 0.109 Tdk berbeda T-1 T+2 2 12 0 -2.072 0.028 berbeda T-1 T+3 1 13 0 -2.480 0.013 berbeda T-1 T+4 4 10 0 -2.103 0.035 berbeda T-1 T+5 2 12 0 -2.417 0.016 berbeda T-1 Rata-rata 5 th 3 11 0 -2.040 0.041 berbeda
21
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan CR pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 5
tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 5 tahun
menunjukkan bahwa pada pengujian perbandingan dengan 2 tahun hingga 5 tahun maupun
rata-rata CR selama 5 tahun sesudah akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan
CR pada periode 1 tahun sebelum akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi
pengujian yang berada di bawah 0,05. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa
akuisisi dapat meningkatkan CR menjadi lebih baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang (2 hingga 5 tahun setelah akuisisi).
4.1.2 Uji Manova
Uji manova dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan kinerja 7 rasio keuangan
secara bersama-sama pada sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi. Pengujian perbedaan
kinerja 7 rasio secara bersama diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.15 Perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi
Sebelum Sesudah F Sig Keterangan
T-1 T+1 0.529 0.803 Tidak berbeda
T-1 T+2 0.587 0.758 Tidak berbeda
T-1 T+3 1.231 0.232 Tidak berbeda
T-1 T+4 1.159 0.368 Tidak berbeda
T-1 T+5 0.967 0.481 Tidak berbeda
T-1 Rata-rata 5 th 0.906 0.522 Tidak berbeda
Tingkat kinerja 7 rasio keuangan pada sebelum dan sesudah akuisisi (1 – 5 tahun
maupun rata-rata selama 5 tahun) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang semuanya berada di atas 0,05. Dengan
demikian secara umum menunjukkan bahwa akuisisi yang dilakukan belum dapat
meningkatkan kinerja perusahaan yang diakuisisi hingga 5 tahun sesudah akuisisi.
22
4.2 Pembahasan
Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan tingkat signifikansi 5%
menunjukan bahwa hampir seluruh rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi, yang
digunakan dalam penelitian ini, tidak mengalami perbedaan yang signifikan dibandingkan
dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Namun pada saat pengujian periode 1
tahun sebelum dibandingkan dengan 1 tahun sesudah menunjukan adanya perbedaan yang
siginifikan pada variabel DER, masing-masing Signifikansi = 0.048. dan variabel CR pada
pengujian tahun 1 tahun sebelum dengan 2 tahun sampai 5 tahun sesudah menunjukan adanya
perbedaan, dengan Signifikansi masing-masing sebesar, T+2 = 0.028, T+3 = 0.013, T+4 =
0.035, dan T+5 = 0.016.
Hasil analisis data terhadap variabel DER diperoleh nilai Z sebesar - 1.978 dengan
signifikansi sebesar 0,048, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,048 > 0,05), maka
H4 diterima untuk periode 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah. Artinya terdapat
perbedaan DER pada periode 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah merger dan akusisi,
berarti ada pengaruh merger dan akuisisi terhadap DER. Signifikannya pengaruh
pengumuman merger dan akuisisi terhadap DER menunjukkan bahwa risiko perusahaan
semakin besar, karena dengan bergabungnya perusahaan membutuhkan penambahan modal
dari hutang.
Hasil analisis data terhadap variabel CR diperoleh nilai Z sebesar - 2.072 dengan
signifikansi sebesar 0,028, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,028 > 0,05), maka
H6 diterima untuk periode 1 tahun sebelum dengan 2 sampai 5 tahun sesudah. Artinya
terdapat perbedaan CR pada periode 1 tahun sebelum dengan 2 sampai 5 tahun sesudah
merger dan akusisi, berarti ada pengaruh merger dan akuisisi terhadap CR. Signifikannya
pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap CR menunjukkan bahwa risiko
perusahaan semakin kecil, karena dengan bergabungnya perusahaan maka kedua perusahaan
tersebut akan semakin likuid.
Hasil uji Manova penelitian menunjukan tidak ada perbedaan rasio keuangan secara
serentak, H9 ditolak. Jadi, kinerja perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata
tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum melaksanakan merger dan akuisisi.
23
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik, maka selanjutnya
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada variabel NPM yang diuji dengan metode Wilcoxon Signed Ranks Test
menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger.
Baik dari periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun
setelah merger dan akuisisi.
2. Pada variabel ROI yang di uji dengan metode Wilcoxon Signed Ranks Test
menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger.
Baik dari periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun
setelah merger dan akuisisi.
3. Pada variabel ROE yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak
ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik dari periode
antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun setelah merger dan
akuisisi.
4. Pada variabel DER yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak
adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Hanya pada
periode 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah menunjukan adanya perbedaan yang
signifikan pada variabel ini.
5. Pada variabel EPS yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan tidak
ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik dari periode
antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun sesudah merger dan
akuisisi.
6. Pada variabel TATO yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Baik pada
periode antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun sesudah
merger dan akuisisi.
7. Pada variabel CR yang diuji dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukan adanya
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Yaitu pada periode
24
antara 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sampai dengan 5 tahun sesudah merger dan
akuisisi.
8. Pada pengujian secara parsial rasio likuiditas, CR saja yang menunjukkan memiliki
perbedaan yang signifikan pada perbandingan sebelum dan sesudah akuisisi. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa pada 2 tahun hingga 5 tahun sesudah akuisisi maupun
rata-rata selama 5 tahun, terjadi kenaikan rasio CR yang signifikan. Selain itu rasio
DER menunjukkan berbeda pada 1 tahun.
9. Pada pengujian secara bersama-sama 7 rasio keuangan tidak memiliki perbedaan yang
signifikan pada sebelum dan sesudah akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum akuisisi belum dapat menaikkan kinerja perusahaan.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ukuran sampel yang masih relatif sedikit dan
sangat terbatas.
Saran
Saran-saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian maupun keterbatasan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Manajemen Perusahaan
Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan akuisisi sebaiknya melakukan
persiapan yang baik sebelum memutuskan untuk melakukan akuisisi. Seperti melihat
kondisi perusahaan, baik dari manajemen perusahaan maupun financial perusahaan
dan juga melihat kondisi ekonomi nasional apakah dalam keadaan baik atau buruk
bagi perusahaan. Karena berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa
merger dan akuisisi tidak menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Sehingga pihak manajemen perusahaan harus benar-benar
memperhitungkan apakah dengan melakukan merger dan akuisisi sesuai dengan
tujuan perusahaan.
25
2. Bagi Investor / Pemegang Saham
Bagi investor/pemegang saham sebaiknya lebih berhati-hati dalam menyikapi
kegiatan akuisisi yang dilakukan perusahaan, karena tidak selalu akuisisi membawa
dampak yang baik bagi perusahaan yang melakukan akuisisi. Pada penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan pada rasio NPM, ROI,
ROE, TATO dan EPS. Tetapi pada rasio CR dan DER menunjukkan perbedaan yang
signifikan, sehingga bagi para investor tidak perlu ragu untuk menginvestasikan
sebagian hartanya pada perusahaan tersebut. Bagi investor/pemegang saham yang
akan menanamkan sahamnya sebaiknya berhati-hati dalam menyikapi kegiatan
akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan, karena DER (Debt to total equity ratio)
perusahaan yang semakin tinggi akan memperbesar ekspektasi keuntungan bagi
pemegang saham. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa DER mengalami
perbedaan yang signifikan pada 1 tahun saja, sehingga bagi para pemegang saham
sebaiknya menanamkan sahamnya pada tahun tersebut.
3. Bagi Kreditor
Bagi kreditor sebaiknya lebih teliti dalam menyikapi kegiatan akuisisi yang dilakukan
perusahaan, karena DER (Debt to total equity ratio) yang rendah maka akan semakin
besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Sedangkan
pada penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan CR (Current ratio) yang signifikan
pada 2-5 tahun, sehingga kemungkinan perusahaan untuk dilikuidasi sangat kecil.
Oleh karena itu kreditor tidak perlu takut dengan adanya kebangkrutan yang akan
dialami oleh perusahaan tersebut.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian di masa mendatang hendaknya melakukan pengukuran kinerja
keuangan dengan variabel rasio keuangan yang lain atau metode lain, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hasil penelitian serta hendaknya melakukan pengamatan pada
periode yang lebih diperpanjang, baik sesudah atau sebelum merger dan akuisisi,
sehingga hasil penelitian mendekati kenyataan yang sesungguhnya.
26
REFERENSI
Aji, Muhammad, 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi ( Pada Perusahaan Pengakuisisi periode 2002-2003). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Bintang, Cecilia, 2005. Analisis Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Merger
atau Akuisisi. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, Vol 5. No 1, 2005.
Cassiman, Bruno and Massimo G.C. 2006. Mergers and Acquisitions, The Innovation
Impact.
Espen, B. 2008. Handbook of Corporate Finance, Empirical Corporate Finance, Vol 2.
Fukao, Kyoji. 2006. Cross Border Acquisitions and Target Firms Performance: Evidence From Japanese Firm-Level Data. National Bureau of Economic Research.
Ghozali, Imam. 2000. Statistik Non-Parametrik dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadiningsih, Murni. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisi dan Perusahaan Diakuisisi di BEJ, Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta : STIM YKPN.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Lindrianasari, Susi, Sianti. 2003 Analisis Pengaruh Akuisisi Internal terhadap Kinerja Operasi Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 8. No 2, 2003.
Marzuki. 2005. Metodologi Riset, Panduan tentang Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial, Edisi Kedua.
27
Payamta, dkk, 2004, Analisis Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 7. No 3, 2004.
Sobirin, Achmad, 2001. Merger dan Akuisisi: Sebuah Perkawinan Paradoksal. Jurnal Siasat Bisnis, Vol 1, 2001.
Sudarsanam, P.S (terj.) (1999). The Essence of Mergers and Acquisitions. Jilid 1. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI.