pacaran menurut pandangan islam

21
TUGAS AGAMA PACARAN MENURUT PANDANGAN ISLAM DISUSUN OLEH : WILDA NUR FITRIA A11213335 YUSNIA EVILIAWATI A11213336 PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

description

 

Transcript of pacaran menurut pandangan islam

Page 1: pacaran menurut pandangan islam

TUGAS AGAMA

PACARAN MENURUT PANDANGAN ISLAM

DISUSUN OLEH :

WILDA NUR FITRIA A11213335

YUSNIA EVILIAWATI A11213336

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES BHAKTI MULIA

2012

Page 2: pacaran menurut pandangan islam

Pacaran dalam pandangan Islam

Sebuah fitnah besar menimpa pemuda pemudi pada zaman sekarang.

Mereka terbiasa melakukan perbuatan yang dianggap wajar padahal termasuk

maksiat di sisi Alloh subhanahu wa ta’ala. Perbuatan tersebut adalah “pacaran”,

yaitu hubungan pranikah antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom.

Biasanya hal ini dilakukan oleh sesama teman sekelas atau sesama rekan kerja

atau yang lainnya. Sangat disayangkan, perbuatan keji ini telah menjamur di

masyarakat kita. Apalagi sebagian besar stasiun televisi banyak menayangkan

sinetron tentang pacaran di sekolah maupun di kantor. Tentu hal ini sangat

merusak moral kaum muslimin. Namun, anehnya, orang tua merasa bangga kalau

anak perempuannya memiliki seorang pacar yang sering mengajak kencan. Ada

juga yang melakukan pacaran beralasan untuk ta’aruf (berkenalan). Padahal

perbuatan ini merupakan dosa dan amat buruk akibatnya. Oleh sebab itu,

mengingat perbuatan haram ini sudah begitu memasyarakat, kami memandang

perlu untuk membahasnya pada kesempatan ini.

Pacaran dari Sudut Pandang Islam

Pacaran tidak lepas dari tindakan menerjang larangan larangan Alloh

subhanahu wa ta’ala. Fitnah ini bermula dari pandang memandang dengan lawan

jenis kemudian timbul rasa cinta di hati sebab itu, ada istilah “dari mata turun ke

hati” kemudian berusaha ingin memilikinya, entah itu dengan cara kirim SMS

atau surat cinta, telepon, atau yang lainnya. Setelah itu, terjadilah saling bertemu

dan bertatap muka, menyepi, dan saling bersentuhan sambil mengungkapkan rasa

cinta dan sayang. Semua perbuatan tersebut dilarang dalam Islam karena

merupakan jembatan dan sarana menuju perbuatan yang lebih keji, yaitu zina.

Bahkan, boleh dikatakan, perbuatan itu seluruhnya tidak lepas dari zina.

Perhatikanlah sabda Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam:

Page 3: pacaran menurut pandangan islam

“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperolehnya hal itu,

tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, zinanya dengan memandang. Kedua

telinga itu berzina, zinanya dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya

dengan berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki itu

berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati berkeinginan dan

beranganangan sedangkan kemaluan yang membenarkan itu semua atau

mendustakannya.” (H.R. Muslim: 2657, Al-Bukhori: 6243)

Al Imam an Nawawi rahimahullah berkata: “Makna hadits di atas, pada

anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina. Di antara mereka ada yang

melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan farji (kemaluan)nya ke

dalam farji yang haram. Ada yang zinanya secara majazi (kiasan) dengan

memandang wanita yang haram, mendengar perbuatan zina dan perkara yang

mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya

meraba wanita yang bukan mahromnya atau menciumnya, atau kakinya

melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau melihat zina, atau menyentuh

wanita yang bukan mahromnya, atau melakukan pembicaraan yang haram dengan

wanita yang bukan mahromnya dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam

hatinya. Semuanya ini termasuk zina secara majazi.” (Syarah Shohih Muslim:

16/156157)

Adakah di antara mereka tatkala berpacaran dapat menjaga pandangan

mata mereka dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita

ajnabiyyah (bukan mahrom) atau lak-ilaki ajnabi (bukan mahrom) termasuk

perbuatan yang diharamkan!

Pacaran dalam perspektif islam

In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran,

dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan

sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah

Page 4: pacaran menurut pandangan islam

kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji

dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)

Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya

wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat

teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina.

So....kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada

legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu

haram.

Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai

generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan

menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan

pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian

belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi

penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu

Majjah, dan Tirmidzi).

Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga

adalah syaiton. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita

berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah

salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan

mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim).

Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak

merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah

mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan

janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak

daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,

dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31).

Page 5: pacaran menurut pandangan islam

Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan

mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat

matamu."(HR. Thabrany).

Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah,

dimana manusia ngga' punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat

berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an:

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang

keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik

adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-

wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang

dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki

yang mulia (surga)."

Konsep Islam Mengatur Hubungan Sepasang Remaja Yang Sedang Jatuh

Cinta

الذ�ه�ب� م�ن� ة� �م�ق�نط�ر� ال �اط�ير� �ق�ن و�ال �ين� �ن �ب و�ال اء �س� الن م�ن� ه�و�ات� الش� ح�ب� �اس� �لن ل �ن� ي ز�

ن� ح�س� ع�ند�ه� (ه� و�الل �ا �ي الد�ن �اة� ي �ح� ال �اع� م�ت �ك� ذ�ل ث� �ح�ر� و�ال � �ع�ام ن� و�األ و�م�ة� �م�س� ال �ل� ي �خ� و�ال �ف�ض�ة� و�ال

�م�آب� ال

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah

kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik

(surga).”(QS.3:14)

Redaksi di atas tegas menjelaskan bahwa dalam diri manusia telah ditanam

benih-benih cinta yang sewaktu-waktu bisa tumbuh ketika menemukan kecocokan

jiwa. Cinta dalam Islam tidak dilarang, karena ia berada di luar wilayah kendali

manusia.

Page 6: pacaran menurut pandangan islam

Agama tidak melarang seorang berkasih-kasihan dan bercinta, karena hal

tersebut merupakan naluri makhluk. Hanya saja agama menghendaki kesucian dan

ketulusan dalam hubungan itu, sehingga ditetapkannya pedoman yang harus

diindahkan oleh setiap orang, sehingga mereka tidak terjerumus di dalam

fahisyah (zina dan kekejian lainnya).

Sedangkan konsep Islam dalam mengatur hubungan antara sepasang

remaja yang sedang jatuh cinta dan benar-benar telah berkeinginan untuk menikah

adalah disunahkan segera menikah apabila sudah berhasrat serta calon suami

mampu membayar mahar dan menafkahi. Prosedur yang dibenarkan bagi laki-laki

yang sungguh-sungguh berkeinginan meminang seorang wanita untuk lebih

mengenal dan mengetahui karakternya adalah sebagai berikut :

Ø  Mengirim delegasi untuk menyelidiki masing-masing pasangannya, dengan

syarat delegasi tersebut harus adil, dapat dipercaya dan satu mahram atau satu

jenis dengan calon yang diselidiki.

Ø  Berbincang-bincang, duduk bersama namun harus disertai dengan mahramnya.

Ø  Sebatas melihat wajah dan telapak tangan saja (menurut syafi’iyah).

Ø  Tidak ada keraguan atau prasangka akan ditolaknya lamarannya.

Rasulullah pernah bersabda dalam Riwayat Jabir berikut ini :

فليفعل نكاحها الى يدعو ما الى منها ينظر ان استطاع فان المراة احدكم خطب اذا

“Jika di antara kalian ada yang meminang perempuan maka jika ia bisa

melihat si perempuan sesuai yang ia butuhkan untuk dinikahinya, maka

hendaklah ia melakukan hal itu.”

Selain langkah-langkah di atas, Nabi Saw., memberikan tips bagi

seseorang yang hendak memilih pasangannya, yaitu mendahulukan pertimbangan

keberagamaan daripada motif kekayaan, keturunan maupun kecantikan atau

ketampanan.

Page 7: pacaran menurut pandangan islam

Ta’aruf Dengan Pacaran, Bolehkah?

Banyak orang awam beranggapan bahwa pacaran adalah wasilah (sarana)

untuk berta’aruf (berkenalan). Kata mereka, dengan berpacaran akan diketahui

jati diri kedua ‘calon mempelai’ supaya nanti jika sudah menikah tidak kaget lagi

dengan sikap keduanya dan bisa saling memahami karakter masing-masing. Demi

Alloh, tidaklah anggapan ini dilontarkan melainkan oleh orang-orang yang

terbawa arus budaya Barat dan hatinya sudah terjangkiti bisikan setan.

Tidakkah mereka menyadari bahwa yang namanya pacaran tentu tidak

terlepas dari kholwat (berdua-duaan dengan lawan jenis) dan ikhtilath(lakilaki dan

perempuan bercampur baur tanpa ada hijab/tabir penghalang)?! Padahal semua itu

telah dilarang dalam Islam.

Perhatikanlah tentang larangan tersebut sebagaimana tertuang dalam sabda

Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam:

“Sekalikali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita

kecuali wanita itu bersama mahromnya.” (H.R. alBukhori: 1862, Muslim:

1338)

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah berkata: “Hadits ini

menunjukkan bahwa larangan bercampur baur dengan wanita yang bukan mahrom

adalah ijma’ (kesepakatan) para ulama.” (Fathul Bari: 4/100)

Oleh karena itu, kendati telah resmi melamar seorang wanita, seorang laki-

laki tetap harus menjaga jangan sampai terjadi fitnah. Dengan diterima

pinangannya itu tidak berarti ia bisa bebas berbicara dan bercanda dengan wanita

yang akan diperistrinya, bebas surat menyurat, bebas bertelepon, bebas berSMS,

bebas chatting, atau bercakap-cakap apa saja. Wanita tersebut

Adakah Pacaran Islami?

Page 8: pacaran menurut pandangan islam

Ada lagi pemuda pemudi aktivis organisasi Islam yang katanya punya

semangat terhadap Islam disebabkan dangkalnya ilmu syar’i yang mereka miliki

dan terpengaruh dengan budaya Barat yang sudah berkembang, mereka

memunculkan istilah “pacaran islami” dalam pergaulan mereka. Mereka hendak

tampil beda dengan pacaran-pacaran orang awam. Tidak ada saling sentuhan,

tidak ada pegang-pegangan. Masing-masing menjaga diri. Kalaupun saling

berbincang dan bertemu, yang menjadi pembicaraan hanyalah tentang Islam,

tentang dakwah, saling mengingatkan untuk beramal, dan berdzikir kepada Alloh

serta mengingatkan tentang akhirat, surga, dan neraka. Begitulah katanya!

Ketahuilah, pacaran yang diembel-embeli Islam ala mereka tak ubahnya

omong kosong belaka. Itu hanyalah makar iblis untuk menjerumuskan orang ke

dalam neraka. Adakah mereka dapat menjaga pandangan mata dari melihat yang

haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah atau laki-laki ajnabi termasuk

perbuatan yang diharamkan!

“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada lelaki yang beriman: “Hendaklah

mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan

mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Alloh Maha

Mengetahui apa yang mereka perbuat.” Dan katakanlah kepada wanitawanita

yang beriman: “Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata

mereka dan memelihara kemaluan mereka” …. (Q.S. An-Nur [24]: 3031)

Tidak tahukah mereka bahwa wanita merupakan fitnah yang terbesar bagi laki-

laki? Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah aku tinggalkan

sepeninggalku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnahnya

wanita.” (H.R. al-Bukhori: 5096)

Segeralah Menikah Bila Sudah Mampu

Page 9: pacaran menurut pandangan islam

Para pemuda yang sudah berkemampuan lahir dan batin diperintahkan

agar segera menikah. Inilah solusi terbaik yang diberikan Islam karena dengan

menikah seseorang akan terjaga jiwa dan agamanya. Akan tetapi, jika memang

belum mampu maka hendaklah berpuasa, bukan berpacaran. Rosululloh

shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Wahai generasi muda, barang siapa di

antara kalian telah mampu menikah maka segeralah menikah karena

sesungguhnya menikah itu lebih menjaga kemaluan dan memelihara

pandangan mata. Barang siapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa

karena puasa menjadi benteng (dari gejolak birahi).” (H.R. al-Bukhori: 5066)

Al-Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Yang dimaksud mampu

menikah adalah mampu berkumpul dengan istri dan memiliki bekal untuk

menikah.” (Fathul Bari: 9/136)

Dengan menikah segala kebaikan akan datang. Itulah pernyataan dari

Alloh subhanahu wa ta’ala yang tertuang dalam Q.S. ar-Rum [30]: 21. Islam

menjadikan pernikahan sebagai satu-satunya tempat pelepasan hajat birahi

manusia terhadap lawan jenisnya. Lebih dari itu, pernikahan sanggup memberikan

jaminan dari ancaman kehancuran moral dan sosial. Itulah sebabnya Islam selalu

mendorong dan memberikan berbagai kemudahan bagi manusia untuk segera

melaksanakan kewajiban suci itu.

Nasihat

Janganlah ikut-ikutan budaya Barat yang sedang marak ini. Sebagai orang

tua, jangan biarkan putra-putrimu terjerembab dalam fitnah pacaran ini. Jangan

biarkan mereka keluar rumah dalam keadaan membuka aurat, tidak memakai

jilbab atau malah memakai baju ketat yang membuat pria terfitnah dengan

penampilannya. Perhatikanlah firman Alloh subhanahu wa ta’ala:

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-

istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh

tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,

Page 10: pacaran menurut pandangan islam

karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang.(Q.S. alAhzab [33]: 59)

Segala yang disyariatkan sudah barang tentu demi kebaikan ummat manusia.

Etika pergaulan dalam islam adalah, khususnya antara lelaki dan perempuan garis

besarnya adalah sbb:

1. Saling menjaga pandangan di antara laki-laki dan wanita, tidak boleh

melihat aurat , tidak boleh memandang dengan nafsu dan tidak boleh

melihat lawan jenis melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur:30-31)

2. Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan syari'at, yaitu

pakaian yang menutupi seluruh tubuh selain wajah, telapak tangan dan

kaki (An-Nur:31)

3. Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang islami

ketika bermu'amalah dengan lelaki, seperti:

o Di waktu mengobrol hendaknya ia menjahui perkataan yang

merayu dan menggoda (Al-Ahzab:32)

o Di waktu berjalan hendaknya wanita sesuai dengan apa yang

tertulis di surat (An-Nur:31 & Al-Qisos:25)

4. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan tanpa

disertai dengan muhrim.

Memiliki rasa cinta adalah fitrah

Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama,

dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan

dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk.

Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalau tidak

terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani

(haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat

dll. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalau kagak terpenuhi

manusia tidak bakalan mati, cuman bakal gelisah sampai terpenuhinya tuntutan

Page 11: pacaran menurut pandangan islam

tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di

bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu :

Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa

takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, dll.

Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama)

yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada

sesuatu yang layak untuk disembah.

Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan

jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara,

kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.

Ayat-ayat dan Hadist yang menyertai.

*) Al Qur’an

1. Al-Ahzab ayat 53:

“Dan jika kalian (para shahabat) meminta suatu hajat (kebutuhan) kepada mereka

(istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka mintalah dari balik

hijab. Hal itu lebih bersih (suci) bagi kalbu kalian dan kalbu mereka.”

2. Al-Isra`: 32

“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah

perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.”

3. An-Nur ayat 30:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan

pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci

bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

4. An-Nur ayat 31:

Page 12: pacaran menurut pandangan islam

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya

kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau

putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-

laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara

perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka

miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap

wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah

mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka

sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang

yang beriman supaya kamu beruntung

5. Al-Ahzab: 32

“Maka janganlah kalian (para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berbicara

dengan suara yang lembut, sehingga lelaki yang memiliki penyakit dalam

kalbunya menjadi tergoda dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf (baik).”

6. Al Ahzab : 53.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi

kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu

masak (makanannya)[1228], tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila

kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan.

Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu

kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan)

yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-

isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci

bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah

dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat.

Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.”

Page 13: pacaran menurut pandangan islam

*) Hadist

1. “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah

Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya,

kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka

berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal

fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id

Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)

2. “Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya

terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.” (Muttafaqun ‘alaih, dari

Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)

3. “Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita.” Seorang lelaki dari kalangan

Anshar berkata: “Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami? ” Maka

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mereka adalah kebinasaan.”

(Muttafaq ‘alaih, dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu)

4. “Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali

bersama mahram.” (Muttafaq ‘alaih, dari Ibnu‘Abbas.R.A)

5. “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia

berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan

menyertai keduanya.” (HR. Ahmad)

6. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah

radhiyallahu ‘anhu:“Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina,

pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua

telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan

zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu

berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau

mendustakan.”

7. “Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan

jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal

Page 14: pacaran menurut pandangan islam

baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu

‘anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226)

8. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidak. Demi Allah, tidak pernah sama

sekali tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh tangan wanita

(selain mahramnya), melainkan beliau membai’at mereka dengan ucapan (tanpa

jabat tangan).” (HR. Muslim)

9. Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia

berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang

pandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau bersabda: ‘Palingkan

pandanganmu’.”

10. ” Janganlah kalian masuk ke tempat wanita. ‘Lalu seseorang dari kaum

Anshar berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu mengenai ipar?’.

Beliau menjawab, “Ipar itu maut (menyendiri dengannya bagaikan bertemu

dengan kematian)”. (Hadits Riwayat Muttafaqun ‘alaih)

11. Ath-Thabrany mentakhrij sebuah hadits. “Janganlah kamu sekalian berkhalwat

dengan wanita. Demi diriku yang ada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seorang

laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita melainkan syetan akan masuk di

antara keduanya. Lebih baik seorang laki-laki berdekatan dengan babi yang

berlumuran tanah liat atau lumpur daripada dia mendekatkan bahunya ke bahu

wanita yang tidak halal baginya”.

REFERENSI :

http://umihannysa.blogspot.com/2013/01/dalil-tentang-pacaran-dalam-islam.html

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=735&Itemid=30

http://im-jabar.blogspot.com/2012/11/pacaran-dalam-pandangan-

islam.html http://www.alislam.or.id/artikel/arsip/00000028.html

Page 15: pacaran menurut pandangan islam