P1 dan P4

15
BAB I MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL HANTARAN 1.1. Tujuan Percobaan 1.Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti jenis-jenis sambungan kabel yang ada. 2.Agar mahasiswa dapat mempraktekkan jenis-jenis sambungan kabel yang ada. 1.2. Alat dan Bahan - Kabel Penghantar NYA - Kater/Pisau - Tang Kupas - Tang Potong - Tang Lancip - Tang Kombinasi 1.3. Teori Singkat Didalam pekerjaan instalasi, baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga/tegangan tinggi, harus mengenal bagaimana cara penyambungan kawat hantaran yang sesuai dengan tujuan pemakaian dan persyaratannya. Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

description

rfdh

Transcript of P1 dan P4

Page 1: P1 dan P4

BAB I

MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

HANTARAN

1.1. Tujuan Percobaan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti jenis-jenis sambungan

kabel yang ada.

2. Agar mahasiswa dapat mempraktekkan jenis-jenis sambungan kabel yang

ada.

1.2. Alat dan Bahan

- Kabel Penghantar NYA

- Kater/Pisau

- Tang Kupas

- Tang Potong

- Tang Lancip

- Tang Kombinasi

1.3. Teori Singkat

Didalam pekerjaan instalasi, baik instalasi penerangan maupun instalasi

tenaga/tegangan tinggi, harus mengenal bagaimana cara penyambungan kawat

hantaran yang sesuai dengan tujuan pemakaian dan persyaratannya.

Selain hubungan/sambungan tersebut, juga cara pengikatan hantaran-

hantaran, misal pada hantaran rol isolator yang sesuai dengan tujuan yaitu selain

untuk menempatkan hantaran dari tegangan tarik. Adapun sambungan yang

dikerjakan adalah sesuai dengan gambar-gambar di halaman selanjutnya,

(silahkan melihat gambar).

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

Page 2: P1 dan P4

Pengikat hantaran isolator pada rol isolator ada 2 (dua) macam, yaitu:

A. Pengikat antara hantaran

B. Pengikat ujung hantaran

Pengikatan dilakukan dengan kawat hantaran dan benang (seperti mengikat

tali). Pengupasan isolasi hantaran dilakukan dengan pisau, caranya seperti meraut

pensil. Sedangkan mengenai hal-hal yang lain yang sekiranya belum jelas dapat

ditanyakan pada asisten/pembimbing sewaktu praktikum berlangsung.

Macam-macam Sambungan Kabel Penghantar:

- Pig Tail ialah cara menyambung kabel yang paling sederhana berbentuk  ekor

babi.  Sambungan ini   digunakan untuk menyambung atau  mencabangkan satu

atau beberapa kabel pada satu titik. 

- Lasdop ialah penutup untuk melindungi sebuah sambungan kabel. 

- Isolasi ialah pembungkus kabel agar kabel terhindar dari hubungan  dengan

penghantar arus listrik yang lain. 

- Sambungan Puntir adalah cara menyambung antara dua kabel yang  berbentuk

satu garis lurus.  Ada dua macam cara sambungan  puntir yaitu; sambungaan

puntir Bell hangers dan sambungan  puntir Western union. 

- Turn Back ialah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk  satu garis

lurus, dimana kabel ditekuk balik, dimaksudkan  untuk mendapatkan sambungan

yang lebih kuat terhadap  rentangan maupun tarikan, sehingga sering disebut

sebagai  sambungan bolak-balik. 

- Single Wrapped Cable Spice ialah suatu cara menyambung kabel yang  bernadi

banyak, yaitu dengan menganyam sesuai dengan arah  alurnya.  

- Plain joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya dalam  satu

bidang datar. 

- Knotted tap joint ialah cara-cara untuk mencabang kabel yang posisinya  dalam

satu bidang datar dengan memberi suatu simpul agar  sambungan lebih kuat.  

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

Page 3: P1 dan P4

1.4. Langkah Percobaan

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Membuat berbagai sambungan sesuai dengan gambar berikut.

Gambar Kerja Macam-macam Sambungan Kabel Penghantar:

Gambar 1.1. Sambungan Ekor Babi

Gambar 1.2. Sambungan Bell Hanger

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

Page 4: P1 dan P4

Gambar 1.3. Sambungan Western Union

Gambar 1.4. Sambungan Bolak Balik (Turn Back)

Gambar 1.5. Sambungan Mata Itik

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

Page 5: P1 dan P4

Gambar 1.6. Sambungan Cabang Datar

1.5. Kesimpulan

Dalam menyabung kabel diperlukan kesabaran dan ketelitian agar sambungan

rapi dan tidak mengakibatkan tersetrum listrik. Dalam menyambung kabel NYA

kita harus menjepitnya dengan hati-hati karena jika terlalu kuat kita menjepitnya

tembaga dalam kabel akan putus dan dalam mengupas karet kabel sebaiknya

mengguanaka cutter saja karena jika menggunakan tang pengukas akan membuat

kabel putus.

Pada saat menyambung kabel yang harus diperhatikan yaitu tentang

kekencangan sambungan dan kerapatan sambungan karena kedua hal tersebut

akan mempengaruhi besar tahanan isolasinya.

Jenis-jenis sambungan kabel penghantar di atas bisanya digunakan untuk

berbagai keperluan yang berbeda.

1. Pada saat melakukan penyambungan menggunakan peralatan seperti

tang kombinasi, tang cucut, , agar saat penyambungan lebih kuat agar

tidak mudah lepas.

2. Jenis penyambungan diatas berbeda-beda penggunaanya dalam

penyambungan instalasi listrik.

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

Page 7: P1 dan P4

BAB III

INSTALASI PENERANGAN SISTEM DIMUNIT P-4

3.1 Tujuan percobaan

1. Agar praktikan dapat menguasai instalasi yang memakai saklar

ganda dan saklar tunggal untuk berbagai tempat dan keperluan.

2. Agar praktikan dapat membedakan bermacam-macam saklar serta

penggunaannya.

3. Agar praktikan sapat mengerti dan memahami instalasi system DIM.

4. Agar dapat mengerti dan memahami prinsip kerja dari hubungan ini.

3.2 Alat dan Bahan

1. Kabel NYA 1×2,5 mm2

2. Kabel NYA 1×1,5 mm2

3. Multimeter

4. Megger

5. Papan Percobaan P-4

6. Tang Kombinasi,Tang potong,Tang kupas,Tang bulat,Tang kupas.

7. Obeng (+) , Obeng (-)

3.3 Teori Singkat

Pada prinsip hubungan in, kita dapat menghidupkan satu lampu dalam

hubungan seri maupun parallel. Dalam hubungan ini harus diingat bahwa

untuk lampu yang dihubungkan deret harus dipakai lampu yang daya dan

tegangan kerjanya sama, dimana hal ini bertujuan agar tegangan terbagi

rata kedua lampu. Hubungan seperti ini dapat di pergunakan untuk pada

penerangan instalsi bis malam, dan bioskop dan lainnya.

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

Page 8: P1 dan P4

Gambar 1.3 Pengawatan tunggal

Gambar 2.3 Pengawatan instalasi penerangan sistem “DIM”

Keteranagan :

SK1 : saklar tunggal

SK2 : saklar DIM

L1-L6 : lampu pijar 25

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

Page 9: P1 dan P4

Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila saklar 1 ON dan saklar 2

OFF, maka lampu terhubung seri sedangkan bila saklar 1 ON dan saklar 2 ON

maka lampu terhubung parallel.

3.4 Langkah Percobaan

1. Memasang pengawatan sesuai dengan gambar rangkaian pada papan

percobaan P-4.

2. Memasang fitting untuk lampu dan dua saklar.

3. Mengukur tegangan dengan keadaan beban atau lampu dipasang.

4. Melakukan pengamatan lampu-lampu

5. Mengukur hambatan isolasi.

6. Melepas instalasi yang sudah selesai pengamatan.

3.5 Data Hasil Percobaan

I. Pengukuran Hambatan Isolasi : (beban/lampu belum dipasang)

Sk 1 Sk 2 P-0 P-G 0-G

On On 8011 200 90

On Off 300 120 120

Off On 1000 1000 100

Off Off 1000 1000 250

II. Pengukuran tengangan (di hubungkan dengan tegangan sumber,beban

dipasang)

Hubungan Teg. Sumber Tegangan lampu-lampu

Seri 196,5 volt

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

L1=6

5

L2=6

4

L3=6

4 L5=6

6

L4=6

5 L6=6

6

Page 10: P1 dan P4

Paralel 192,5 volt

III. Pengamatan Lampu (Tulis redup atau terang)

Sk 1 Sk2 Keadaan lampu

On On On Terang

On Off On Redup

Off On Mati

Off Off Mati

III.5.1 Pertanyaan/Tugas

1. Hitung daya seri total dan daya parallel !

2. Gambar arah arus waktu hubungan seri !

3. Apa akibatnya bila lampu yang dipasang berlainan ?

4. Hitung drop tegangan !

3.5.2 Jawaban

1. Pada hubungan seri,lampu yang hidup ada 4 buah jika kita

mengasumsikan L1=L2=L3=L4=L5=L6= 25 watt maka daya seri total

= 4×25 watt = 100 watt.Pada hubungan parallel,lampu yang hidup

semua sehingga dayanya adalah 6×25 watt = 150 watt.

2. Gambar arus/arah saat hubungan seri dan parallel.

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015

L1=195

L2=194

L3=196 L5=195

L4=196 L6=195

Page 11: P1 dan P4

Gambar 3.3 Pengawatan tunggal

3. Akan terjadi nyala lampu yang tidak merata sebab dalam hubungan

parallel atau seri lampu-lampu yang dipasang sebaiknya memiliki

tgangan kerja dan daya yang sama agar kinerjanya dan keawetan

lampu dapat terjamin dan lebih baik.

4. P = 0,0175 ohm.mm2 /m

S = 1,5 mm2

L = ± 6 m

I = p.l.I/s

= 0,0175.6.15/1,5

= 1,05 volt

3.7. KESIMPUILAN

Praktikan bias membuat rangkaian listrik yang bias disri dan diparalel dalam

suatu rangkaian listrik. Saat hubungan seri nyala lampu menjadi redup

sedangkan pada saat hubungan parallel nyala lampu menjadi terang.

Ardian Septiawan/141041016/UNIT-P4/17-11-2015