P U T U S A N SH & ASSOCIATES” yang beralamat di Jalan Banda Aceh – Medan, Nomor 2 Lantai II,...
Transcript of P U T U S A N SH & ASSOCIATES” yang beralamat di Jalan Banda Aceh – Medan, Nomor 2 Lantai II,...
Halaman - 1 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
P U T U S A N
Nomor: xxx/Pdt.G/2011/MS-ACEH
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara
Wakaf pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah
menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:
1. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Gubernur Aceh Cq. Bupati Bireuen, Cq.
Geuchiek Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka,
Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat I
sekarang Pembanding I;
2. Kepala Pemuda Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten
Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan
Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat II sekarang
Pembanding II;
3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen
Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen Cq. Pejabat
Pembuat Akta Ikrar Wakaf, alamat di Kantor Urusan Agama,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Turut
Tergugat I sekarang Turut Terbanding I;
4. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional Cq. Badan
Pertanahan Aceh Cq. Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen,
alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang,
Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat II sekarang
Turut Terbanding II;
5. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen
Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen, alamat di
Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten
Halaman - 2 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Bireuen, semula Turut Tergugat III sekarang Turut
Terbanding III;
Dalam hal ini Terbanding I/Tergugat I dan Terbanding II/Tergugat II telah
memberikan kuasa khusus kepada ANWAR M.D, SH dan MUSTIWAL FITRI,
SH masing-masing Advokad/Penasehat Hukum pada Kantor Hukum “ANWAR
M.D, SH & ASSOCIATES” yang beralamat di Jalan Banda Aceh – Medan,
Nomor 2 Lantai II, Matangglumpangdua, Meunasah Dayah, Kecamatan
Peusangan, Kabupaten Bireuen, sebagaimana surat kuasa khusus tertanggal 02
Agustus 2010, yang telah didaftar pada Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah
Bireuen di bawah Nomor : 49/D/VIII/2010, tanggal 02 Agustus 2010;
M E L A W A N
1. BUSTAMI IBRAHIM, umur 40 tahun, bertindak atas nama Geuchiek
Gampong Lhok Bugeng, Jabatan Geuchiek Gampong Lhok
Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, tempat
tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,
Kabupaten Bireuen;
2. ADNAN MAHMUD, umur 55 tahun, bertindak atas nama Nazir Gampong
Lhok Bugeng, Jabatan Nadzir Gampong Lhok Bugeng,
Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, Tempat tinggal
Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten
Bireuen;
3. M. JAILANI YUSUF, umur 42, bertindak atas nama Nadzir Gampong Lhok
Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, tempat
tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,
Kabupaten Bireuen;
4. Tgk. MARBAWI HARUN, umur 28 tahun, bertindak atas nama Nadzir
Gampong Lhok Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama
Islam, Tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan
Jangka, Kabupaten Bireuen;
Halaman - 3 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
5. Tgk. M. ZEIN bin Tgk. H. MAHMUD, umur 84 tahun, Agama Islam,
pekerjaan Pensiunan, tempat tinggal Gampong Lhok
Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
6. SYARIFAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 82 tahun, Agama Islam,
pekerjaan tani, tempat tinggal di Desa Cot Ulim, Kecamatan
Jeumpa, Kabupaten Bireuen;
7. BASYARIAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 80 tahun, Agama Islam,
pekerjaan tani, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen ;
8. DRS. H. RUSLI bin Tgk. H. MAHMUD, (meninggal dunia saat perkara ini
diajukan), pekerjaan Guru, Agama Islam, tempat tinggal
Desa Tualang Tengah, Kecamatan Kota Langsa, Kotamadya
Langsa (telah meninggal dunia saat perkara ini diajukan dan
sebelum perbaikan surat Kuasa khusus);
9. Hj. MANFARISYAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 70 tahun, pekerjaan
Ibu rumah tangga, Agama Islam, tempat tinggal Gampong
Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
10. SYARBANI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 65 tahun, Agama Islam,
pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal, Gampong Rawa
Itek, Kecamatan Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara;
11. MAHDI bin Tgk. H. MAHMUD, umur 34 tahun, Agama Islam, pekerjaan
wiraswasta, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
12. MARHAMI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 38, Agama Islam, pekerjaan
PNS, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan
Jangka, Kabupaten Bireuen;
13. JUMIATI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 36 tahun, Agama Islam,
pekerjaan PNS, tempat tinggal Gampong Cot Rabo Tunong,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
Halaman - 4 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
14. FADHIL bin Tgk. H. M. AMIN, umur 35 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Wiraswasta, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
15. NURHAYATI binti Tgk. H. M. AMIN, umur 53 tahun, Agama Islam,
pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Gampong
Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten
Bireuen;
16. HADIANI binti Tgk. H. M. AMIN,umur 50 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Ibu rumah tangga, tempat tinggal Gampong Seuneubok
Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
17. KEMALA HAYATI binti Tgk. H. M. AMIN, umur 48 tahun, agama Islam,
pekerjaan PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Seuneubok
Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
18. SYUKRI bin Tgk. H. M. AMIN, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Wiraswasta, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
19. AZHARI bin Tgk. H. M. AMIN, umur 44 tahun, pekerjaan, Agama Islam,
PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
20. ZAHARA binti Tgk. H. M. AMIN, umur 42 tahun, Agama Islam, pekerjaan
BIDES, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
21. H. NAZARUDDIN bin H. RAZALI, umur 35 tahun, Agama Islam,
pekerjaan Jualan, tempat tinggal Gampong Keutapang,
Kecamatan Bandar Raya, Kotamadya Banda Aceh;
22. NURLAILA binti H. RAZALI, umur 45 tahun, Agama Islam, pekerjaan,
PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Blang Dalam,
Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;
Halaman - 5 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
23. AKLIMA binti H. RAZALI, umur 43 tahun, Agama Islam, pekerjaan PNS,
tempat tinggal Gampong Tanjungan, Kecamatan
Samalanga, Kabupaten Bireuen;
24. NAFSIAH binti H. RAZALI, umur 32 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani,
tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan
Jangka, Kabupaten Bireuen;
25. MANAWIYAH binti H. RAZALI, umur 30 tahun, Agama Islam,
pekerjaan Santri, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
26. TI SUHARNI binti H. RAZALI, umur 27 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Santri, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
27. ROSNIDAR binti H. RAZALI, umur 24 tahun, Agama Islam, pekerjaan eks.
Siswa, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
28. SYARIBANUN binti H. RAZALI, umur 22 tahun, Agama Islam pekerjaan
eks siswa, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
29. YUSLAINI binti H. RAZALI, umur 20 tahun, pekerjaan siswa, tempat
tinggal di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,
Kabupaten Bireuen;
30. HASRUL bin H. SALAM, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani,
tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa
Timur, Kotamadya Langsa;
31. IBRAHIM bin H. SALAM, umur 31 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Pengusaha, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan
Langsa Timur, Kotamadya Langsa;
Halaman - 6 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
32. NAZARUDDIN bin H. SALAM, umur 29 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan
Langsa Timur, Kotamadya Langsa;
33. TAJUDDIN bin H. SALAM, umur 26 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan
Langsa Timur, Kotamadya Langsa;
34. SURYATI binti H. SALAM, umur 23 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan
Langsa Timur, Kotamadya Langsa;
35. MUSLIM bin H. RIDWAN, umur 37 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Pengusaha, tempat tinggal di Gampong Lampeunurut,
Kabupaten Aceh Besar;
36. MAHMUDI bin H. RIDWAN, umur 31 tahun, pekerjaan Wiraswasta,
Agama Islam, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
37. MARLINA binti H. RIDWAN, umur 27 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Wiraswasta, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
38. MUNIR bin H. RIDWAN, umur 19 tahun, Agama Islam, pekerjaan
Wiraswasta, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; semula Para
Penggugat sekarang Para Terbanding;
Dalam hal ini Para Pembanding/Para Penggugat, telah memberikan Kuasa
Khusus kepada M. ALI AHMAD, SH. Sebagai Advokat dan JOHAN
PERKASA, SH. sebagai Asisten Advokat pada Kantor Advokat “Ali &
Partner’S” yang beralamat di Jl. Gajah Nomor 43 Bireuen, sesuai Surat Kuasa
Khusus Nomor: 29/SK-Ag/PPH-2010/AP-Bir tertanggal 03 September 2010
yang telah didaftar pada Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen di bawah
Nomor: 55/D/X/2010, tanggal 12 Oktober 2010;
Halaman - 7 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
1. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen
Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen Cq. Pejabat Pembuat Akta
Ikrar Wakaf, alamat di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Jangka, Kabupaten
Bireuen, semula Turut Tergugat I sekarang Turut Terbanding I;
2. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional Cq. Badan
Pertanahan Aceh Cq. Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen, alamat di
Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula
Turut Tergugat II sekarang Turut Terbanding II;
3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen
Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen, alamat di Gampong Cot
Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat
III sekarang Turut Terbanding III;
TENTANG DUDUKPERKARANYA
Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat
dalam putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-
Bir tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir
1432 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
Dalam Eksepsi
- Menolak Eksepsi Tergugat;
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
2. Menyatakan, Tanah kosong/lapangan Bola seluas ± 8340 m² yang
terletak di perbatasan Gampong/Desa Pulo Reudeup dan Gampong/Desa
Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, dengan batas-
batas sebagai berikut:
- Utara berbatas dengan Jalan Desa;
- Selatan berbatas dengan kebun Yusuf Azis/keluarga alm Budiman;
- Timur berbatas dengan rencana Jalan;
- Barat berbatas dengan tanah Meunasah Gampong/Desa Lhok
Halaman - 8 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Bugeng;
Adalah Sah wakaf dari alm. Tgk. H. Mahmud kepada Mns (Meunasah)
Gampong/Desa Lhok Bugeng, untuk fungsi kepentingan Masyarakat/
umum;
3. Menyatakan sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor 5 Tahun 1997 atas nama
pemegang hak Nazhir Mns (Meunasah) Lhok Bugeng, Kecamatan
Jangka, Kabupaten Bireuen, mempunyai kekuatan hukum;
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini yang
diperhitungkan sebesar Rp. 1,916,000. (Satu juta sembilan ratus enam
belas ribu rupiah);
5. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Membaca Akta Pernyataan Banding yang dibuat oleh Wakil Panitera
Mahkamah Syar’iyah Bireuen, bahwa pada hari Kamis tanggal 16 Juni 2011
para Tergugat/para Pembanding telah mengajukan permohonan banding
terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen permohonan banding tersebut
telah diberitahukan kepada Para Terbanding/Kuasanya tanggal 17 Juni 2011;
Membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh
para Pembanding ke Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen tanggal 20 Juli
2011, memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak para
Terbanding/Kuasanya pada tanggal 21 Juli 2011;
Telah pula membaca relaas pemberitahuan memeriksa berkas kepada
para Pembanding/Kuasanya tanggal 21 Juli 2011 dan para Terbanding/Kuasanya
tanggal 20 Juli 2011, bahwa para Terbanding/Kuasanya telah datang untuk
memeriksa berkas tanggal 21 April 2011 dan para Pembanding/Kuasanya
tanggal 25 April 2011, dan para Turut Terbanding pada tanggal 22 Juli 2011;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding telah
diajukan oleh para Pembanding/para Tergugat/Kuasanya dalam tenggang
Halaman - 9 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
waktu banding dan dengan cara sebagaimana ditentukan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka permohonan banding tersebut harus
dinyatakan dapat diterima;
Menimbang, para Pembanding/paraTergugat/Kuasanya dengan
memori bandingnya pada tanggal 20 Juli 2011 mengajukan keberatan-keberatan
atas putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-Bir,
tanggal 31 Mei 2011 sebagai berikut:
1. Bahwa Judex Factie di dalam salinan putusan pada halaman 5 pada alinea ke
2 di baca dari bawah, telah dengan nyata mengakomodir kesalahan yang
diperbuat oleh para Terbanding dengan Kuasa hukumnya, yaitu dalam hal
Kuasa hukum para Terbanding melakukan perbaikan surat kuasa dalam
proses persidangan kali yang ke 4, sesuai dengan BAP yang tercatat dalam
daftar agenda persidangan yang ada pada berkas kuasa hukum para
Pembanding maka sidang kali ke 4 dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober
2010. Namun ternyata Judex Factie telah melakukan kesalahan yang sangat
besar, yaitu telah dengan sengaja bertindak memihak kepada para
Terbanding untuk mengakomodir perbaikan Surat Kuasa Khusus secara
keseluruhan dan telah dengan sengaja melakukan pemunduran tanggal
perbaikan surat kuasa khusus tanggal 03 September 2010, pada hal
pengajuan perbaikan itu pada sidang ke 4 tanggal 12 Oktober 2010.
Seharusnya demi hukum Judex Factie boleh mempertimbangkan alasan
eksepsi Tergugat I dan II sekarang para Pembanding untuk menyatakan
gugatan para Penggugat/para Terbanding tidak dapat diterima (N0);
2. Bahwa untuk meyakinkan Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Provinsi
Aceh dalam tingkat banding, berikut ini Para Pembanding kembali
mengemukakan alasan eksepsi Tergugat I dan II/para Pembanding yang
berkaitan dengan Surat Kuasa Khusus Penggugat-Penggugat cacat hukum,
sebagaimana alasan hukum berikut dibawah ini:
Halaman - 10 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
- Bahwa hubungan hukum antara Fadhil bin Tgk. H. M. Amin dengan
kuasa hukumnya, diawali dengan surat kuasa Insidentil , dimana Fadhil
bin Tgk. H. M. Amin sebelum memberikan kuasa Subtitusi kepada kuasa
hukum (Advokat), telah terlebih dahulu menerima kuasa dari Nur Hayati
binti Tgk. H.M. Amin, dkk (Para Prinsipal Penggugat III). Maka demi
mengajukan gugatan dalam perkara ini, Fadhil bin Tgk. H. M. Amin
bertindak selaku pemberi kuasa Subtitusi kepada kuasa Hukum
(Advokat) yang bertindak selaku penerima kuasa Subtitusi, keadaan
demikian menurut teori hukum hubungan perjanjian memberi dan
menerima kuasa tidak dibenarkan, karena kapasitas Fadhil bin Tgk. H.
M. Amin, ia hanya boleh bertindak mewakili orang lain yang kemudian
melepaskan kuasa secara subtitusi kepada advokat sebagai penerima
kuasa subtitusi. Hal tersebut dibenarkan, apabila dilakukan sesama
advokat untuk mewakili kepentingan orang lain. Demikian pula, sama
halnya apa yang dilakukan oleh H. Nazaruddin bin H. Razali, setelah
ianya secara insidentil mewakili orang lain (Nurlaila binti H. Razali
dkk/Para prinsipal Penggugat IV) kemudian H. Nazaruddin bin H. Razali
melapaskan kuasa secara Subtitusi kepada advokat selaku penerima
kuasa Subtitusi. Selanjutnya Hasrul bin H. Salam telah bertindak sama
dengan H. Nazaruddin bin H. Razali, dimana ianya selaku penerima
kuasa Insidentil dari Ibrahim bin H. Salam, dkk, kemudian melepaskan
secara subtitusi kepada advokat selaku Penerima Kuasa Subtitusi. Fakta
hukum yang Tergugat I dan II terangkan tersebut, telah mengakibatkan
Surat Kuasa Khusus yang diterima oleh Advokat untuk kepentingan
hukum Penggugat-Penggugat menjadi cacat hukum. Oleh karena itu
cukup berasalan hukum, apabila Mejelis Hakim persidangan perkara ini
menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima (NO) ;
- Bahwa terjadinya perubahan atau perbaikan Surat Kuasa Khusus oleh
Penggugat-Penggugat kepada kuasa hukumnya dalam proses
Halaman - 11 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
persidangan perkara ini, menjadi permasalahan tersendiri. Di mana
setelah Tergugat I dan II membaca register gugatan perkara nomor:
251/Pdt.G/2010/MS-BIR tertanggal 9 Juli 2010 membandingkan dengan
persidangan perkara yang dimulai 3 Agustus 2010, kemudian perbaikan
surat kuasa terjadi pada sidang ke 4 tanggal 12 Oktober 2010. Maka
telah terjadi perbaikan surat kuasa oleh Penggugat-Penggugat kepada
kuasa hukumnya dalam proses persidangan, secara hukum seharusnya
dengan telah terjadinya perubahan atau perbaikan surat kuasa, maka
dengan sendirinya surat gugatan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepentingan hukum Penggugat-Penggugat dimulai dari awal,
artinya seharusnya Penggugat-Penggugat melalui kuasa hukumnya dapat
mencabut gugatan untuk menyesuaikan dengan perubahan atau
perbaikan surat kuasa tersebut. Oleh karena itu demi hukum, Mahkamah
Syar’iyah Bireuen menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
- Bahwa ketika terjadinya perubahan atau perbaikan surat kuasa dalam
proses persidangan perkara ini, telah dengan nyata Penggugat-Penggugat
tidak mengikutsertakan prinsipal Penggugat II huruf c (Drs. H. Rusli bin
Tgk. H. Mahmud). Ketidak ikutsertaan Penggugat II huruf c tersebut,
juga mengakibatkan surat kuasa menjadi cacat hukum, oleh karena itu
segala tindakan Penggugat-Penggugat melalui kuasa hukumnya menjadi
cacat, maka demi hukum gugatan Penggugat-Penggugat sangat pantas
dinyatakan tidak dapat diterima;
3. Bahwa sebagaimana telah dengan nyata terurai didalam salinan Judex Factie
dalam perkara a quo pada halaman 1 s/d 6 tentang uraian identitas masing-
masing Penggugat, mulai angka 1 s/d 38 merupakan kesalahan yang sangat
besar, yaitu Judex Factie telah bersikap melampuai batas wewenang,
dengan mencantumkan identitas masing-masing Penggugat diluar daripada
uraian gugatan para Penggugat/para Terbanding sehingga kesemua identitas
Penggugat tersebut oleh Judex Factie disebut dengan Penggugat (saja),
Halaman - 12 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
padahal Para Penggugat, dalam gugatannya telah dengan terang menulis
identitas dari masing-masing kelompok Penggugat, mulai dari Penggugat I,
Penggugat II, III, IV, V, dan VI, dengan maksud untuk menerangkan
kapasitas dari masing-masing. Keadaan penyebutan identitas para
Penggugat sebagaimana terurai dalam salinan putusan Judex factie, demi
hukum sangatlah keliru, oleh karena itu cukup beralasan hukum putusan
Judex factie Mahkamah Syar’iyah Bireuen tersebut dinyatakan cacat
yuridis;
4. Bahwa selanjutnya Judex Factie telah melakukan kesalahan yang sangat
fatal, yaitu kurang tepat penerapan pertimbangan hukumnya tentang alasan-
alasan eksepsi yang dikemukakan oleh Tergugat I dan II/Para Pembanding
dalam perkara a quo. Maka berikut ini para Pembanding mengemukakan
kembali alasan eksepsi tersebut sebagai berikut:
Gugatan Melanggar Kompetensi Absolut.
- Bahwa inti permasalahan gugatan Penggugat-Penggugat adalah
mengenai adanya perselisihan batas Wilayah Gampong antara Gampong
Lhok Bugeng dengan Gampong Pulo Reudeup, dimana selama ini
masyarakat Gampong Lhok Bugeng telah mengklaim tanah objek
terperkara berada di dalam wilayah administrasi Gampong Lhok Bugeng
sementara pada sisi lain, masyarakat Pulo Reudeup pada pemanfaatan
tanah objek terperkara tersebut, maka masyarakat Gampong Pulo Ieboih
dan Gampong Pulo Seuna juga ikut memanfaatkan tanah tersebut untuk
berbagai kegiatan olah raga dan keagamaan. Oleh karena itu cukup
beralasan hukum Mahkamah Syar’iyah Bireuen menyatakan tidak
berwenang mengadili perkara ini;
Penggugat II, III, IV, V, dan VI tidak mempunyai kapasitas hukum:
- Bahwa salah satu substansi gugatan Penggugat-Penggugat adalah
mengenai Wakaf, maka secara hukum diketahui bahwa peralihan tanah
milik menjadi tanah wakaf dilangsungkan di hadapan Nazir, dan secara
Halaman - 13 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
hukum telah beralih segala tanggung jawab terhadap tanah wakaf
kepada Nazir baik secara intern maupun ekstern. Hal tersebut diperkuat
dengan ketentuan dalam Bab. I, tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat
(4) yang menjelaskan Nazir adalah kelompok orang atau badan hukum
yang diserahi tugas pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf.
Selanjutnya mengenai tugas-tugas Nazir sebagaimana dimaksud dalam
bagian 3, Pasal 7 tentang kewajiban dan hak-hak Nazir ayat (1) Nazir
berkewajiban untuk mengurus dan mengawasi kekayaan wakaf serta
hasilnya menurut ketentuan yang diatur lebih lanjut oleh Menteri
Agama, sesuai dengan tujuan wakaf, ayat (2) Nazir diwajibkan membuat
laporan secara berkala atas semua hal yang menyangkut kekayaan wakaf
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat(3) Tatacara pembuatan
laporan seperti dimaksud dalam ayat (2), diatur lebih lanjut oleh Menteri
Agama, selanjutnya Undang Undang No. 41 Tahun 2004 tentang
Wakaf, Pasal 11, menegaskan Nazir mempunyai tugas: a. Melakukan
pengadministrasian harta benda wakaf, b. Mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan
peruntukannya, c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf, d.
Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia. Oleh
karena itu demi hukum, Penggugat II, III, IV, V dan VI selaku ahli waris
alm.Tgk. H. Mahmud tidak lagi mempunyai kepasitas untuk mengajukan
gugatan perkara ini. Maka karena demikian, demi hukum gugatan
Penggugat-Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima;
Subyek Tergugat-Tergugat Tidak Lengkap
- Bahwa apabila yang dimasudkan oleh Penggugat-Penggugat tentang
objek perkara sebagaimana terurai di dalam angka 3 lembaran ke 5
gugatan, maka sesuai fakta hukum yang telah berlansung turun-temurun,
tanah objek terperkara tersebut telah dimiliki dan dimanfaatkan dengan
sebesar-besarnya oleh masyarakat 2 (dua) Gampong lainnya yaitu
Halaman - 14 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Gampong Pulo Ieboih dan Gampong Pulo Seuna. Karena keadaan
demikian, maka demi hukum masyarakat atau yang mewakili Gampong
Pulo Ieboih dan Gampong Pulo Seuna juga seharusnya dijadikan sebagai
subjek hukum Tergugat dalam perkara ini. Oleh karena itu, cukup
beralasan hukum apabila gugatan Penggugat-Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima;
5. Bahwa Judex Factie dalam perkara a quo telah melakukan tindakan yang
dapat dikatagorikan sebagai tindakan yang melampaui batas wewenang,
yaitu antara lain tercermin dalam keseluruhan diktum amar putusan yang
sangat berlainan dan atau bertentangan dengan dalil gugatan dan petitum
gugatan Para Penggugat/Para Terbanding. Objek tanah terperkara
sebagaimana terurai dalam posita gugatan Para Penggugat pada point 3,
terletak di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Peusangan, Kabupeten
Bireuen seluas 8471 m2, yang berbatas sebelah:
- Utara : Jalan,
- Selatan : Tanah dr. M. Yusuf Aziz dan tanah alm. Budiman,
- Barat : Tanah Meunasah dan tanah dayah/Balai pengajian, kebun
(Ismail Asyek),
- Timur : Lorong, kebun sekolah Taman Kanak-Kanak dan tanah Isa
Asyek;
Sedangkan dalam bagian petitum gugatan Para Penggugat/Para
Terbanding, dengan terang terurai pada point 5 ”Menyatakan tanah
objek terperkara yang terletak di Desa/Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen seluas 8471 M, yang berbatas
sebelah:
- Utara : Tanah M. Aridha M. Umar,
- Selatan : Tanah M. Syaifullah M. Umar,
- Barat : Jalan Merdeka,
- Timur : Tanah Nurdi;
Halaman - 15 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Sementara itu dalam bagian diktum amar putusan Judex Factie pada
halaman 76 bagian mengadili, point 2 dengan terang tertulis
menyatakan tanah kosong/lapangan bola seluas lebih kurang 8340 m2,
yang terletak di perbatasan Gampong/Desa Pulo Reudeup dan
Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen,
dengan batas-batas sebagai berikut:
- Utara berbatas dengan Jalan Desa,
- Selatan berbatas dengan kebun Yusuf Aziz/Keluarga alm.Budiman,
- Timur berbatas dengan rencana Jalan,
- Barat berbatas dengan tanah Menasah Gampong/Desa Lhok Bugeng;
Adalah sah wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud kepada Meunasah
Gampong Lhok Bugeng untuk fungsi kepentingan masyarakat/umum;
6. Bahwa tindakan Judex Factie dalam perkara a quo yang telah
memberanikan diri menyatakan tentang letak dan batas-batas tanah objek
terperkara yang sangat berbeda jauh dengan dalil dan petitum gugatan
Para Pengggugat/Para Terbanding merupakan tindakan yang sewenang-
wenang, jauh dari tuntunan hukum perdata dan hukum acara perdata
yang berlaku. Seolah-olah Judex Factie demi keberpihakannya kepada
Para Penggugat/Para Terbanding telah mengesampingkan seluruh aturan
hukum tentang hukum acara perdata yang berlaku dalam memeriksa,
mengadili dan memutuskan suatu perkara, Judex Factie dalam perkara a
quo terkesan memaksakan kehendaknya untuk meng akomodir
kepentingan (bukan kepentingan umum) untuk memenuhi selera Para
Penggugat/Para Terbanding, sungguh naif dan ironi sekali;
7. Bahwa sejatinya apabila Judex Factie memutuskan perkara a quo secara
fair, maka Judex Factie setelah membaca Sertifikat Hak Milik Wakaf
No. 5 tahun 1997, kemudian membandingkan dengan kenyataan tanah
objek perkara saat diadakannya sidang setempat (decente), ternyata
sama sekali tidak sama dengan kenyataan di lapangan, maka demi
Halaman - 16 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
hukum Judex Factie dapat memberikan pertimbangan hukum bahwa
tanah objek terperkara kabur, atau ternyata Para Penggugat/Para
Terbanding tidak dapat membuktikan kebenaran objek terperkara
sebagaimana kehendak apa yang didalilkan dan dimohonkan oleh Para
Penggugat/Para Terbanding, tidak sesuai dengan data yang terurai dalam
Sertifikat Hak Milik Wakaf No. 5 Tahun 1997, dan sangat jauh berbeda
dengan letak dan batas-batas tanah objek terperkara sebagaimana
didalilkan dan dituntut oleh Para Penggugat/Para Terbanding. Mengapa
Judex Faktie harus memaksakan kehendak untuk menyatakan tanah
objek terperkara di luar yang digugat dan dituntut, ini jelas sebuah
pelanggaran terhadap hukum acara, yang berakibat kepada tidak fair dan
bermuara kepada terjadinya konflik yang berkepanjang antara dua desa
yaitu Desa Pulo Reudeup dan Desa Lhok Bugeng;
8. Bahwa Judex Factie dalam perkara a quo telah salah dalam meminpin
acara persidangan dalam sesi pembuktian dengan agenda pemeriksaan
saksi-saksi. Judex Factie telah melarang dengan sangat keras terhadap
kuasa Tergugat I dan II/para Pembanding untuk mengajukan pertanyaan
kepada saksi-saksi yang diajukan oleh kuasa Para Penggugat, demikian
juga sebaliknya Mejelis Hakim telah bersikap arogan dengan tidak
memberikan kesempatan kepada kuasa Para Penggugat/Para Terbanding
untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi-saksi yang dihadirkan oleh
kuasa hukum Tergugat I dan II/para Pembanding. Keadaan persidangan
seperti yang diterapkan oleh Judex Factie dalam perkara a quo telah
melanggar asas indepedensi dan keterbukaan dalam memimpin proses
persidangan sehingga dengan keadaan demikian tidak membuka ruang
pembuktian yang seluas-luasnya kepada para pihak yang berperkara.
Maka oleh karena itu putusan dalam perkara a quo demi hukum sangat
pantas disebut cacat yuridis, maka untuk itu dalam tingkat banding
haruslah dibatalkan dengan mengadili sendiri menyatakan gugatan Para
Halaman - 17 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya gugatan Para Penggugat
dinyatakan tidak dapat diterima untuk seluruhnya;
9. Bahwa Judex factie telah salah memberikan pendapat untuk menolak
alasan eksepsi Tergugat I dan II tentang Penggugat II, III, IV, V, VI tidak
mempunyai kapasitas untuk mengajukan gugatan perkara a quo,
mengingat mengenai wakaf telah ada Nazir wakaf yang berwenang
bertindak kedalam dan keluar untuk mempertahankan, melindungi,
mengambil hasil untuk kepentingan umat Islam dan sebagainya.
Kesalahan pendapat/pandangan yang sangat fatal yang dibuat oleh Judex
Factie untuk menolak eksepsi tersebut, telah dengan nyata terurai pada
halaman 63, dari bawah ke atas baris ke 6 s/d 8 yaitu dengan redaksi
”terhadap eksepsi para Tergugat tersebut dapat dibenarkan jika
pelaksanaan wakaf yang dilakukan alm. Tgk. H. Mahmud mempunyai
kekuatan hukum dan dibenarkan secara hukum serta tidak terjadi
sengketa”. Pendapat Judex Factie tersebut sungguh sangat keliru, karena
dalam hal sudah ada kekuatan hukum terhadap objek wakaf, memang
secara otomatis tidak ada gugatan dari siapapun alias tidak ada sengketa.
Dengan demikian, demi hukum apabila ada sengketa, maka pemangku
objek wakaf dalam hal ini disebut Nazir Wakaf, maka marekalah yang
bertindak keluar untuk menggugat siapa? Guna mempertahankan dan
melindungi objek wakaf dari kerusakan dan atau peralihan kepada
orang/badan lain. Oleh karena itu justru yang berkepentingan secara
hukum untuk mempertahankan objek wakaf adalah Nazir Wakaf
bukanlah ahli waris alm. yang mewakafkan. Sungguh naif pendapat yang
terlalu sempit dan tidak berdasar telah dibuat oleh Judex Factie. Demi
hukum dan keadilan, maka telah sepantasnya dalam tingkat banding,
putusan Judex Factie dalam perkara a quo dinyatakan dibatalkan dengan
mengadili sendiri menyatakan gugatan para Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima;
Halaman - 18 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
10. Bahwa lagi-lagi Judex Factie dalam perkara a quo membuat kesalahan
besar, yaitu sebagaimana terurai pada halaman 63 dari bawah ke atas
baris ke 1, tertulis Penggugat V sampai XXXII. Sesungguhnya landasan
awal Judex Factie dalam memutuskan perkara a quo adalah gugatan
maka didalam sebuah gugatan antara lain harus terpenuhi syarat formal,
subjek Penggugat, maka apabila merujuk kepada subjek Penggugat
sebagaimana tertera dalam gugatan Para Penggugat maka sama sekali
tidak ditemukan penulisan identitas Penggugat V sampai XXXII, yang
ada hanya Penggugat I, II, III, IV,V dan VI. Pertanyaannya darimana
Judex Factie mengambil identitas Penggugat V sampai XXXII. Judex
Factie dalam perkara a quo sangatlah pantas disebut melampui batas
wewenang, nampak sekali keberpihakannya kepada Para Penggugat.
Oleh karena itu telah sepantasnya dalam tingkat banding, putusan Judex
Factie dalam perkara a quo dinyatakan dibatalkan dengan mengadili
sendiri menyatakan gugatan Para Penggugat dinyatakan ditolak untuk
seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan Para Penggugat dinyatakan
tidak dapat diterima;
11. Bahwa Judex Factie telah salah dalam hal melakukan penerapan hukum
dalam perkara a quo, hal ini terbukti dengan jelas sebagai terurai di
dalam pertimbangan hukumnya, yaitu mengenai pertimbangan hukum
Judex Factie tentang surat bukti P.1, terhadap surat bukti P.1, Judex
Factie menguraikan bukti tersebut merupakan akta autentik dan
mempunyai kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, sedangkan
terhadap surat bukti P.II karena dipersidangan perkara a quo, Para
Penggugat tidak dapat memperlihatkan aslinya, maka Judex Factie
berpendapat surat bukti tersebut hanya menjadi sumber persangkaan
Hakim, namun pada bagian lain sebagaimana dengan cukup terang
tertulis pada halaman 71 alinea ke 2, yang intinya ternyata disebabkan
para Penggugat sama sekali tidak dapat mengajukan alat bukti Akta
Halaman - 19 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Pengganti Ikrar Wakaf tanggal 24 September 1992 No. W3/5/606/1993,
maka petitum Para Penggugat pada point 3 haruslah ditolak. Dari karena
keadaan demikian, maka sungguh Judex Factie telah sangat salah dalam
hal mengabulkan petitum Para Penggugat setentang Sertifikat Hak Milik
Wakaf Nomor: 5 tertanggal 23 Januari 1997 dinyatakan berkekuatan
hukum. Pertanyaan Para Pembanding tentang hal ini: Mengapa Judex
Factie telah mengabulkan petitum tentang bukti P.1, pada hal bukti P. II
sebagai alas hak untuk bukti P.1 telah diabaikan oleh Judex Factie
sendiri dengan sebab tidak ada aslinya? Maka dari itu Para Pembanding
memandang bahwa Judex Factie telah memaksakan kehendak untuk
meluluskan hasrat besar para Penggugat. Pada hal ditinjau dari segi
Pembuktian surat, posisi Para sangatlah lemah;
12. Bahwa telah nyata Judex Factie membuat kekeliruan yang sangat besar
yaitu dalam hal tidak memberikan pertimbangan sama sekali tentang
uraian tanah objek wakaf sebagaimana tertera pada Sertifikat Hak Milik
Wakaf Nomor: 5 tertanggal 23 Januari 1997 sangatlah bertentangan
tanah lapang bola milik 4 Desa (Pulo Reudeup, Pulo Seuna, Lhok
Bugeng dan Pulo Iboih)P, artinya mengenai letak dan batas-batas tanah
objek wakaf terperkara yang di dalilkan oleh Para Penggugat sama sekali
tidah ada realita dilapangan, tetapi ironi dan menyedihkan, mengapa
Judex Factie dalam perkara a quo dengan gagah berani mengklaim tanah
yang dilihat pada saat sidang setempat (decente) disebut sebagai tanah
objek Wakaf;
13. Bahwa disamping itu, telah nyata Judex Factie membuat kesalahan besar
dalam segi penerapan hukum dalam perkara a quo, yaitu dalam hal Judex
Factie tidak mempertimbangkan satu persatu alasan diterima atau ditolak
petitum gugatan Para Penggugat/Para Terbanding mulai dari petitum 1
sampai dengan 13, sehingga karena keadaan demikian menyebabkan
putusan Judex Factie mengalamai cacat yuridis, maka untuk itu pada tingkat
Halaman - 20 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
banding haruslah dibatalkan, dengan mengadili sendiri menolak gugatan
Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima;
Maka berdasarkan atas segala apa yang terurai diatas, para Pembanding
mohon dengan hormat sudilah kiranya Mejalis Hakim Tingkat Banding
berkenan memutuskan:
- Menyatakan menerima permohonan banding dari Para Pembanding;
- Membatalkan putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor:
251/Pdt.G/2010/MS-BIR dan dengan mengadili sendiri:
- Menghukum Para Penggugat/Para Terbanding untuk membayar segala
biaya yang timbul dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa Para Penggugat/Para Terbanding telah pula
mengajukan kontra memori pada tanggal 10 Agustus 2011 menjawab memori
banding yang diajukan oleh Tergugat I,Tergugat II/Pembanding dengan alasan-
alasan sebagai berikut:
1. Putusan dalam perkara ini, dimana Mahkamah Syar’iyah Bireuen telah
benar dalam pertimbangan hukum dan dalam petitum, oleh karena itu
segala alasan dan pertimbangan hukum Mejelis Hakim Tingkat Pertama,
merupakan satu kesatuan dijadikan alasan Terbanding dalam menjawab
kontra memori banding para Pembanding;
2. Memori banding (MB) pada: Point A.1. tentang: Perbaikan surat kuasa
para Penggugat/para Terbanding.
- Kontra Memori Banding (KMB): bahwa gugatan boleh dirubah oleh
Penggugat atau kuasanya berdasarkan Pasal 127 Rv sejauh Tergugat
belum mengajukan jawaban. Perubahan boleh dilakukan mengenai
peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar gugatan dan boleh juga
merubah petitum gugatan;
- Bahwa apalagi dalam perkara ini Majelis Hakim telah menggunakan
rumusan Pasal 58 (2) UU No. 7 tahun 1989 Jo. Pasal 143 R.Bg, Jo.
Halaman - 21 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Pasal 5 (2) UU No. 4 tahun 1970, sehingga Majelis
Hakim/Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha
sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk
tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan.
Hakim aktif dalam menangani perkara merupakan anjuran undang-
undang, apalagi mengingat para Penggugat sebagai orang desa dan
kurang faham dibidang hukum;
- Disamping itu Majelis Hakim mempertimbangkan juga ketidak
siapan jawaban para Tergugat/para Pembanding, yang dalam perkara
ini Tergugat I, II, baru mampu mengajukan jawaban atas gugatan
yang tak terbantah dan lagi pula diajukan dalam waktu yang sangat
lama sekali yaitu pada tanggal 14 Desember 2010;
3. MB: Point A. 2. tentang: Dalam perbaikan surat kuasa, nama: Penggugat
II c (Drs. H. Rusli bin alm Tgk. H. Mahmud) tidak ikut lagi sebagai
pemberi kuasa;
- KMB: bahwa Penggugat II c (Drs. H. Rusli bin Tgk. Mahmud)
tidak ikut lagi sebagai pemberi kuasa, karena meninggal dunia
sebelum surat kuasa diperbaiki;
4. MB: Point A. 3 tentang: Identitas Para Penggugat beda dengan gugatan;
- KMB: bahwa hal ini para Pembanding/para Tergugat bukan salah
tapi agak keliru memahami, yakni: Pada putusan diberi nomor urut,
bukan merubah Penggugat I menjadi Penggugat XIII. Diberi nomor
urut dengan tujuan, agar pertimbangan putusan dan petitum yang
telah tepat dan benar, bertambah bagus dan indah dengan adanya
nomor urut yang ditambah;
5. MB pada: Point A. 4 tentang: ulangi eksepsi;
- KMB: bahwa tidak ditanggapi karena pengulangan saja;
6. MB pada: Point A. 5 tentang: Melampaui batas kewenangan, karena
beda luas dan batas tanah dalam gugatan dengan alasan putusan;
Halaman - 22 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
- KMB: para Pembanding jangan salah, inilah Majelis Hakim yang
paling tepat dan benar, sebab menggunakan Pasal 180 R.Bg, yaitu
melakukan pemeriksaan setempat (Gerechttelijk Plaatsopneming);
- Tujuan Gerechttelijk Plaatsopneming, ialah:
a. Untuk mengetahui secara jelas dan pasti letak dan luas serta batas
tanah objek perkara;
b. Untuk mengetahui secara jelas dan pasti kuantitas dan kualitas
barang yang disengketakan;
c. Untuk non-executable jika putusan inkracht nantinya ke pihak
Penggugat;
Makanya pada hari Majelis Hakim yang paling tepat dan benar
Gerechttelijk Plaatsopneming, dari mengukur dan menggambar
situasi tanah, juga hal ini para Penggugat lakukan;
- Intermezzo = selingan (o ka gura = selingan sederhana/selingan
sebukit Bhs, Jepang), yaitu dimana pihak para Pembanding/para
Tergugat di hari pemeriksaan setempat, turun ramai ke objek perkara,
yang para Penggugat/para Terbanding tidak ketahui tujuannya;
- Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim dalam perkara ini
bukan melampaui batas kewenangan, akan tetapi undang-undang
memberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan setempat
sehingga adanya perbaikan batas dan luas objek perkara telah jelas
dan pasti serta executable;
7. MB. Point A. 6 tentang: Letak dan batas objek perkara beda digugatan
dengan diputusan, ini naif dan ironi sekali;
- KMB: Para Pembanding jangan keliru dan bukan ironi tetapi harus
mengikuti simponi dan irama hukum dari isi Yurisprudensi MA
Nomor: 3537 K/Pdt/1984, Jo. Surat Edaran Mahkamah Agung RI,
Nomor 7 Tahun 2001, Jo. Pasal 351 HIR, yaitu Gerechttelijk
Plaatsopneming berfungsi untuk memperjelas objek gugatan secara
Halaman - 23 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
difinitif, yang tujuan akhirnya adalah: tidak naif dan tidak ironi
putusan inkracht ketika dieksekusi riil, atas permohonan Penggugat;
8. MB: Point A. 7 tentang: Pemeriksaan setempat melanggar hukum acara
sebab Majelis Hakim menyatakan objek perkara diluar gugatan;
- KMB: Mengulangi hal atau inti yang sama, dalam hal ini
pembanding menganggap terbanding tidak mengerti Bahasa
Indonesia. Bahwa untuk jawaban MB point A. 7 mohon diangkat
jawaban KMB untuk point 6. A;
9. MB: Point A. 8 tentang: Tergugat tidak boleh bertanya kepada saksi
Penggugat dalam persidangan;
- KMB: Boleh via Majelis Hakim, jika inti dan tujuan pertanyaan tidak
sama dengan yang telah ditanya oleh Majelis Hakim kepada saksi.
Jika itu ke itu laksana MB ini yang berulang-ulang patut Majelis
Hakim tak memberi kesempatan untuk bertanya atau MB yang berkali
menerangkan;
10. MB: Point A. 9 tentang: Eksepsi nomor 2 Tergugat/Pembanding I dan
Tergugat/Pembanding II mengenai ada pihak yang tak berkapasitas
sebagai Penggugat, tetapi eksepsi ditolak;
- KMB: Bahwa ada dalam gugatan sebagai Penggugat adalah Nazir
Gampong Lhok Bugeng;
- Bahwa maksud dari pertimbangan hukum pada halaman 63 dari
putusan dalam perkara ini, sudah tepat dan benar, sebab harus
dipahami jika tiada sengketa, namun jika bersengketa atas dasar objek
wakaf maka ahli waris pewakaf sungguh sangat punya kepentingan
untuk mengajukan perkara, yang dalam hal ini atas Tergugat I dan
Tergugat II (para Pembanding);
- Bahwa hal ini sesuai dengan konsideran dan tujuan UU No. 41 Tahun
2004, Jo. PP No. 28 Tahun 1997, Jo. PP No. 42 tahun 2006 tentang
Wakaf. Bahwa lagi pula antara Nazir Gampong Lhok Bugeng ada
Halaman - 24 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
hubungan hukum yang wajib dipertanggungjawabkan oleh ahli waris,
dikarenakan perbuatan hukum alm.Tgk. H. Mahmud telah
mewakafkan objek perkara hak miliknya penuh kepada para
Penggugat/Nazir Gampong Lhok Bugeng;
- Shabru (sabar-tenang) pembanding membaca pertimbangan putusan
agar tak ironi arti dan tidak naif pemahaman atas putusan yang telah
tepat dan benar. Caranya: tarik nafas dalam-dalam, lepas (ulangi 3 x),
konsentrasi positive thingking, Insya Allah dapat natijah yang benar
untuk point no. 2 halaman 63 dari putusan dalam perkara ini;
11. MB: Point A. 10 tentang: Dalam putusan ada identitas V sampai XXXII
(= A.3). KMB: bukan merobah identitas – o ka gura akan tetapi
diberikan nomor urut;
12. MB: Point A. 11 tentang: Salah penerapan hukum atas bukti P.1
Sertifikat Hak Milik Wakaf, juga atas bukti yaitu APAIW menjadi
sumber persangkaan Hakim sementara APAIW tiada aslinya;
- KMB: sertifikat dibuat oleh Pejabat yang berwenang untuk itu,
berdasarkan asli surat APAIW. Oleh karena itu APAIW yang asli ada
pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Utara;
13. MB: Point A.12 tentang: Objek perkara milik 4 Desa (Pulo Seuna, Pulo
Ieboih, Lhok Bugeng dan Pulo Reudeup);
- KMB: Bahwa dari fakta dan data yang didapat dalam persidangan atau
diluar persidangan tidak seperti para Pembanding utarakan, hal ini
dapat para Terbanding utarakan sebagai berikut:
a. Kades Pulo Seuna dan Kades Pulo Ieboih tidak ambil pusing
dengan tanah Hak Milik Wakaf Nazir Desa Lhok Bugeng, malah
kedua kades tersebut enggan dan malu menjadi saksi dalam
perkara ini karena mereka tahu pasti tentang kepemilikan objek
perkara;
Halaman - 25 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
b. Ada 1 (satu) saksi dari Desa Pulo Seuna yang dipaksakan sehingga
saksi 3 dari para Tergugat yaitu Tgk. M. Yusuf Daud
memberikan keterangan palsu dan sumpah palsu pada
persidangan di Mahkamah Syar’iyah Bireuen dalam perkara ini
pada tanggal 22 Pebruari 2011;
c. Konsekwensinya para Penggugat/para Terbanding ajukan pidana
pada tanggal 26 Pebruari 2001 ke Polres Bireuen Sektor Jeumpa;
d. Bahwa Terbanding mendengar keterangan saksi M. Yusuf bin
Daud yang intinya tidak sudi lagi memberikan keterangan yang
ianya tidak mengetahui tapi disuruh untuk itu;
e. Bahwa oleh karena tutur M. Yusuf bin Daud yang demikian
tulus, para Terbanding luluh mendengarnya dan para Terbanding
sudi menerima perdamaian yang diajukannya dan mengingat
usianya yang telah uzur. Kemudian dibuat pernyataan bersalah
bersumpah palsu dan memberikan keterangan palsu yang
dilampirkan dalam surat M. Yusuf bin Daud yang dikirim ke
Mahkamah Syar’iyah Bireuen bertanggal 01 Maret 2011, yang
inti surat tersebut adalah: M. Yusuf bin Daud mencabut semua
keterangan yang pernah diberikan dalam perkara Nomor:
251/Pdt.G/2010/MS-BIR (point 3) sehingga aslinya surat ini ada
dalam berkas perkara atau di Mahkamah Syar’iyah Bireuen (foto
copinya terlampir dalam KMB ini);
f. Jadi oleh karena itu tidak ada 1 (satu) orangpun dari Desa Pulo
Seuna dan Desa Pulo Iboih yang mau bersaksi atas objek perkara
milik 4 Desa, minimal ada milik Desa Pulo Seuna atau milik Desa
Pulo Ieboih, sementara di dua Desa tersebut ada penduduk 2011
orang lebih;
g. Bahwa hal ini menjadi petunjuk bagi Majelis Hakim dalam
memutuskan perkara ini, hanya ada 1 dan itupun palsu pula,
Halaman - 26 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
disamping para Tergugat/para Terbanding tidak memiliki sepucuk
suratpun yang diajukan sebagai bukti;
14. MB: Point A.13 tentang: Putusan cacat yuridis, oleh karena itu mohon
dibatalkan pada tingkat Mahkamah Syar’iyah Aceh;
- KMB: Putusan yang telah benar dalam pertimbangan hukumnya, yang
konstruksinya dibangun diatas alat bukti yang sah serta disandarkan pada
fakta dan data yang diperoleh dalam persidangan serta dibarengi oleh
petunjuk dan persangkaan positive thingking maka putusan tersebut
merupakan mahkota bagi seorang hakim sehingga siapapun yang
membacanya akan berkata: mohon maaf untuk membatalkannya, atau
sorry ya karena wajib saya benarkan putusan ini sebab tepat yuridisnya
serta tiada cacat yuridis;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah mempelajari
dengan seksama berkas perkara a quo, berpendapat bahwa atas dasar apa yang
telah dipertimbangkan Judex factie pada tingkat pertama dalam memutuskan
perkara sebagaimana tercantum dalam putusannya Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-
Bir, tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil
Akhir 1432 Hijriyah, dalam hal yang sudah benar dan memenuhi syarat serta
ketentuan hukum yang berlaku maka pertimbangan tersebut sepenuhnya dapat
disetujui untuk dijadikan sebagai pertimbangan dan pendapat Mahkamah
Syar’iyah Aceh sendiri;
Dalam Eksepsi
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim Mahkamah
Syar’iyah Aceh mempertimbangkan tentang keberatan-keberatan para
Pembanding/para Tergugat dalam memori bandingnya mengenai kualitas ahli
waris alm Tgk. H. Mahmud sebagai pihak dalam perkara a quo sesuai
Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 angka 3 bahwa
prinsip Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 yang tidak memisahkan antara
Wakaf ahli yang pengelolaan dan pemanfaatan harta benda wakaf terbatas untuk
Halaman - 27 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
kaum kerabat (ahli waris) dengan Wakaf khairi yang dimaksudkan untuk
kepentingan masyarakat umum sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P. 2 tanah terperkara
berupa tanah wakaf yang berasal dari Tgk. H. Mahmud untuk kepentingan Mns
(Meunasah) masyarakat Gampong Lhok Bugeng artinya sesuai peruntukannya
untuk kepentingan keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan masyarakat umum
menurut prinsip-prinsip Syari’at Islam;
Menimbang, bahwa keikutsertaan para ahli waris alm Tgk. H.
Mahmud sebagai pihak dalam perkara a quo dimungkinkan untuk
mempertahankan dan mengembangkan harta terperkara sesuai amanat Wakif
berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor
42 Tahun 2006;
Menimbang, bahwa eksepsi yang telah dipertimbangkan oleh
Judex factie tidak bertentangan dengan hukum dan telah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sepenuhnya dapat disetujui dan
sebagai pertimbangan Mahkamah Syar’iyah Aceh sendiri;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,
Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa keberatan-
keberatan para Pembanding/para Tergugat dalam memori bandingnya tidak
beralasan hukum karenanya eksepsi dalam perkara a quo harus ditolak;
Dalam Pokok Perkara
Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam
eksepsi merupakan rangkaian tidak terpisahkan dengan pokok perkara, dengan
demikian tidak perlu diulang kembali dan dapat dijadikan pertimbangan dalam
pokok perkara;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat
bahwa atas dasar apa yang telah dipertimbangkan Judex factie tingkat pertama
dalam memutuskan perkara sebagaimana tercantum dalam putusannya Nomor:
251/Pdt.G/2010/MS Bir tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan
Halaman - 28 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
tanggal 27 Jumadil Akhir 1432 Hijriyah menyangkut tentang pokok perkara
mengenai apa yang telah dipertimbangkan dan diputuskan sudah benar dan
memenuhi syarat serta ketentuan hukum maka pertimbangan tersebut
sepenuhnya dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan pendapat Mahkamah
Syar’iyah Aceh sendiri;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat
dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama atas penilaiannya terhadap bukti P. 2
sebagaimana dinyatakan pada pertimbangan hukumnya halaman, 69 bahwa
sebagai alat bukti Akta Sepihak walaupun telah memenuhi syarat formil dan
materil sebagai Akta Pengakuan Sepihak (APS) oleh karena Penggugat (para
Penggugat) tidak memperlihatkan aslinya di persidangan sehingga Majelis
Hakim hanya menilai alat bukti P. 2 tertanggal 6 Juli 1962 tersebut sebagai
persangkaan Hakim akan tetapi tidak dipertimbangkan lebih lanjut untuk
menolak atau mengabulkan petitum surat gugatan para Penggugat/para
Terbanding pada angka 3, halmana bertentangan dengan Yurisprudensi
Mahkamah Agung Nomor: 1498 K/Pdt/2006 tanggal 23 Januari 2008 bahwa
dalam keadaan tertentu foto copy dari foto copy dapat diterima sebagai bukti;
Menimbang, bahwa sesuai Yurisprudensi Nomor: 1498 K/Pdt/
2006 tersebut maka bukti P. 2 sebagai Akta Pengakuan Sepihak (APS) merujuk
pada ketentuan Pasal 1875 KUH Perdata dianggap sebagai Akta Bawah Tangan
(ABT) sehingga pada bukti P. 2 tersebut memiliki nilai kekuatan pembuktian
sempurna dan mengikat (volledig en bindende bewijskracht) yang dijadikan
dasar oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf/Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan Peusangan (sekarang setelah dimekarkan menjadi Kecamatan
Jangka) menerbitkan Akta Pengganti Ikrar Wakaf tanggal 24 September 1992
Nomor: W 3/5/606/1993 karena Wakif (orang yang mewakafkan sudah
meninggal dunia) dengan susunan Nadzir: 1. Ketua: Tgk. Budiman Ali, 2.
Wakil: Muhammad Ismail, 3. Sekretaris: M. Ali Mahmud, 4. Bendahara: Adnan
Mahmud, 5. Anggota: M. Jailani Yusuf;
Halaman - 29 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Menimbang, bahwa oleh karena mana Akta Pengganti Ikrar
Wakaf yang diterbitkan oleh Pejabat Pemuat Akta Ikrar Wakaf, Nomor: W
3/5/606/1993 tenggal 24 September 1992 menurut hukum adalah sah;
Menimbang, bahwa Akta Pengganti Ikrar Wakaf tersebut telah
dijadikan dasar pula oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Utara
(sekarang setelah dimekarkan menjadi Kabupaten Bireuen) menerbitkan
Sertifikat Hak Milik Nomor 5 Wakaf Tahun 1997, sesuai ketentuan Pasal 31
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006;
Menimbang, bahwa berdasarkan petimbangan tersebut
Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa petitum surat gugatan para
Penggugat/para Terbanding yang memohon agar Akta Penganti Akta Ikrar
Wakaf tanggal 24 September 1992 Nomor: W 3/5/606/1993 dinyatakan
mempunyai kekuatan hukum dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat
dengan putusan Hakim Tingkat Pertama yang telah melaksanakan pemeriksaan
setempat (decente) atas tanah yang sudah bersertifikat telah melampaui batas
kewenangan dengan melakukan pengukuran atas obyek tanah terperkara sebab
pengukuran atas tanah merupakan wewenang Badan Pertanahan Nasional maka
sesuai ketentuan Pasal 284 R.Bg bahwa hasil pemeriksaan setempat tidak
termasuk alat bukti;
Menimbang, bahwa oleh karena objek tanah terperkara telah
memiliki sertifikat (bukti P. 1) berupa: Sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor 5
Tahun 1997 seluas 8471 m2 (Delapan ribu empat ratus tujuh puluh satu meter
persegi) atas nama pemegang Hak Nadzir Mns (Meunasah) Desa/Gampong
Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka (dahulu Kecamatan Peusangan), Kabupaten
Bireun (dahulu Kabupaten Aceh Utara), Mahkamah Syar’iyah Aceh dipandang
perlu menetapkan baik batas maupun luas tanah terperkara kecuali terjadi
perubahan atas kepemilikan disekitar tanah terperkara sehingga dapat terjadi
perubahan para pemilik baru saat dilakukan pemeriksaan setempat;
Halaman - 30 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak cermat
dan kurang dalam memberikan pertimbangan hukumnya bahwa para
Tergugat/para Pembanding dinyatakan tidak terbukti menguasai atau hendak
menguasai tanah terperkara padahal secara nyata para Tergugat/para
Pembanding telah menggunakan atau memanfaatkan sebagai lapangan bola kaki
maupun kegiatan keagamaan baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan
masyarakat gampong lainnya dan tidak bersedia menyerahkan tanah terperkara
kepada Nadzir yang telah menerima Wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud
merupakan perbuatan melawan hukum;
Menimbang, bahwa mengenai posisi atau letak keberadaan tanah
terperkara apakah berada diwilayah administrasi Gampong Lhok Bugeng atau
diwilayah administrasi Gampong Pulo Reudeup tidak mengurangi keabsahan
bagi seorang Wakif (pihak yang mewakafkan harta benda miliknya) untuk
mewakafkan harta benda/tanah miliknya kepada Nadzir (perseorangan,
organisasi, atau badan hukum) dimana salah seorang nadzir harus bertempat
tinggal di Kecamatan tempat benda wakaf berada, sesuai ketentuan Pasal 4 ayat
(6) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006;
Menimbang, bahwa alm Tgk. H. Mahmud telah mewakafkan atas
sebidang tanah dan telah disertifikatkan (bukti P. 1) kepada Nadzir perseorangan
yang telah ditunjuk olehnya sendiri terdiri atas: 1. Ketua: Tgk. Budiman Ali, 2.
Wakil: Muhammad Ismail, 3. Sekretaris: M. Ali Mahmud, 4. Bendahara: Adnan
Mahmud, (Penggugat II), 5. Anggota: M. Jailani Yusuf (Penggugat III);
Menimbang, bahwa fakta yang terungkap dipersidangan nadzir
harta benda wakaf atau tanah terperkara dimaksud semuanya bertempat tinggal
di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;
Menimbang, bahwa oleh karena itu segala kegiatan apapun yang
dilakukan oleh siapapun tanpa mendapat persetujuan dari Nadzir yang telah
menerima amanat atas tanah terperkara dari alm Tgk. H. Mahmud adalah dapat
dikatagorikan sebagai perbuatan melawan hukum;
Halaman - 31 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Menimbang, bahwa dengan demikian para Pembanding/Tergugat
I, dan Tergugat II yang tidak bersedia menyerahkan obyek tanah terperkara
kepada Nadzirnya dapat dikatagorikan sebagai menguasai atau hendak
menguasai tanah terperkara yang secara nyata-nyata bukan haknya adalah
perbuatan melawan hukum;
Menimbang, bahwa dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
permohonan para Penggugat/para Terbanding pada petitum angka 6 surat
gugatannya agar perbuatan Tergugat I, dan Tergugat II yang menguasai atau
hendak menguasai tanah terperkara yang bukan haknya merupakan perbuatan
melawan hukum dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa dengan demikian petitum surat gugatan para
Penggugat/para Terbanding angka 7 agar menghukum Tergugat I, dan Tergugat
II untuk menyerahkan obyek tanah terperkara kepada para Penggugat/para
Terbanding atau Nadzir tanah Wakaf Mns (Meunasah) Gampong Lhok Bugeng,
Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, secara bebas tanpa ikatan hukum
dengan pihak manapun dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para
Terbanding angka 8 agar menghukum Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, dan
Turut Tergugat III bertanggung jawab dalam hal penyerahan obyek tanah
terperkara kepada para Penggugat/para Terbanding secara bebas tanpa ikatan
hukum dengan pihak manapun karena bertentangan dengan hukum harus
ditolak;
Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para
Terbanding angka 9 agar menghukum Tergugat I, dan Tergugat II untuk
membuat permohonan permintaan maaf kepada para Penggugat pada 1 (satu)
surat kabar harian Serambi Indonesia dan pada 1 (satu) surat kabar harian
Waspada seluas satu halaman penuh selama 3 (tiga) hari berturut-turut, tidak
terbukti pemanfaatan tanah terpekara untuk kepentingan pribadi dan wakaf
Halaman - 32 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat/umum sesuai prinsip Syariah maka
tuntutan demikian harus ditolak;
Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah tidak melakukan sita
jaminan dan Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak melihat adanya alasan para
Tergugat/para Pembanding memindah tangankan tanah terperkara maka tuntutan
demikian harus ditolak;
Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para
Terbanding angka 11 agar menghukum para Tergugat/para Pembanding dan
para Turut Tergugat/para Turut Terbanding untuk tunduk dan patuh atas putusan
perkara ini dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak para Tergugat/para
Pembanding merupakan pihak yang kalah maka sesuai dengan ketentuan Pasal
192 R.Bg. kepada mereka dibebankan untuk membayar biaya perkara pada
kedua tingkatan dan untuk tingkat banding diperhitungkan sebesar Rp. 150,000.
(Seratus lima puluh ribu rupiah);
Dengan mengingat pada segala peraturan yang perundang-undangan
yang berlaku dan dalil Syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I
Menerima permohonan banding para Pembanding;
Membatalkan, putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor:251/Pdt.G/2010/
MS Bir, tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 27
Jumadil Akhir 1432 Hijriyah;
DENNGAN MENGADILI SENDIRI:
Dalam Eksepsi:
- Menolak Eksepsi para Pembanding/para Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan para Penggugat/para Terbanding untuk sebagian;
2. Menetapkan, sah wakaf tanah objek perkara milik Tgk. H. Mahmud
kepada Meunasah Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,
Halaman - 33 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Kabupaten Bireuen;
3. Menetapkan, Akta Pengganti Ikrar Wakaf tertanggal 24 September 1992,
Nomor: W.3/5/606/1993 berdasarkan “Surat Keterangan Wakaf“
tertanggal 6 Juli 1962 mempunyai kekuatan hukum;
4. Menetapkan, Sertifikat Hak Milik Nomor: 5 Tahun 1997, tanggal 23
Januari 1997 atas nama pemegang hak Nadzir Mns (Meunasah)
Gampong/ Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen,
mempunyai kekuatan hukum;
5. Menetapkan, tanah objek terperkara yang terletak di Gampong/Desa
Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, seluas 8471 m2
(meter persegi) dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Jalan Desa;
- Sebelah Selatan : kebun Yusuf Aziz/Keluarga alm. Budiman;
- Sebelah Timur : rencana Jalan;
- Sebelah Barat : Meunasah Gampong/Desa Lhok Bugeng;
adalah tanah wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud kepada Meunasah
Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupeten Bireuen;
6. Menyatakan, perbuatan Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding
II/Tergugat II atau siapa saja selain dari Nadzir yang menguasai atau
hendak menguasai tanah obyek terperkara merupakan perbuatan
melawan hukum;
7. Menghukum Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding II/Tergugat
II untuk menyerahkan tanah terperkara kepada Para Terbanding/Para
Penggugat secara bebas dan tanpa ikatan hukum dengan pihak
manapun;
8. Menghukum Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding II/Tergugat II
serta para Turut Terbanding untuk tunduk dan patuh atas putusan
perkara ini;
9. Menolak gugatan para Penggugat untuk selain dan selebihnya;
Halaman - 34 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
10. Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya perkara ini yang
diperhitungkan sebesar Rp. 1,916,000. (Satu juta sembilan ratus enam
belas ribu rupiah);
Menghukum para Pembanding untuk membayar biaya perkara pada
tingkat banding sebesar Rp. 150,000. (Seratus lima puluh ribu rupiah );
Demikianlah, diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada Kamis tanggal 10 November 2011
Miladiyah bertepatan dengan tanggal 14 Zulhijjah 1432 Hijriyah, oleh kami
Drs. H. Abd. Mannan Hasyim, S.H., M.H. Hakim Tinggi Mahkamah
Syar’iyah Aceh yang ditunjuk sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. Ridhuan
Santoso dan Drs. A. Mu’thi, M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota
berdasarkan Surat Penetapan Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor:
92/Pdt.G/2011/MS-ACEH, tanggal 22 Agustus 2011 dan diucapkan pada hari
itu juga dalam sidang terbuka untuk oleh Ketua Majelis yang didampingi para
Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Drs. Hasanuddin Abbas sebagai
Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara;
Hakim-Hakim Anggota Ketua Majelis
D.t.o D.t.o
Drs. Ridhuan Santoso Drs.H. Abd. Mannan Hasyim,S.H.,M.H.
D.t.o
Drs. A. Mu’thi, M.H.
Panitera Pengganti
D.t.o
Drs. Hasanuddin Abbas
Halaman - 35 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH
Perincian Biaya Perkara:
1. Biaya Redaksi ……………………….. Rp. 5,000.
2. Biaya Meterai ………………………… Rp. 6,000.
3. Biaya Leges ………………………….. Rp. 6,000.
4. Biaya Proses …………………………. Rp. 134,000.
J u m l a h ………………. Rp. 150,000.
----------------------------- Seratus lima puluh ribu rupiah --------------------------
Banda Aceh, 30 Desember 2011
Untuk salinan yang sama bunyinya
PANITERA MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH
dto
Drs. H. SYAMSIKAR