Otot-otot Mastikasi, Case 1 Dsp 3

5
Otot-otot mastikasi Semua otot-otot mastikasi berasal dari tengkorak yang kemudian masuk pada mandibula. Semua otot-otot mastikasi adalah turunan dari 1arkus faring pertama. Otot-otot mastikasi ini menyebabkan terjadinya pergerakan mandibula yang diklasifikasikan sebagai: ● Elevation ● Depresi ● Tonjolan ● retrusi ● Side-to-side (lateral) excursion Otot-otot mastikasi ini meliputi: otot massseter, temporalis, pterigodideus medialis, dan pterigoideus lateralis. Adapun otot-otot lain yang membantu proses mastikasi yaitu otot buccinator dan otot suprahioideus yang mencakup otot digastrikus. otot-otot ini melekat pada mandibula.

description

egeg

Transcript of Otot-otot Mastikasi, Case 1 Dsp 3

Page 1: Otot-otot Mastikasi, Case 1 Dsp 3

Otot-otot mastikasi

Semua otot-otot mastikasi berasal dari tengkorak yang kemudian masuk pada mandibula. Semua otot-otot mastikasi adalah turunan dari 1arkus faring pertama. Otot-otot mastikasi ini menyebabkan terjadinya pergerakan mandibula yang diklasifikasikan sebagai:

● Elevation

● Depresi

● Tonjolan

● retrusi

● Side-to-side (lateral) excursion

Otot-otot mastikasi ini meliputi: otot massseter, temporalis, pterigodideus medialis, dan pterigoideus lateralis. Adapun otot-otot lain yang membantu proses mastikasi yaitu otot buccinator dan otot suprahioideus yang mencakup otot digastrikus. otot-otot ini melekat pada mandibula.

1.1 Otot masseterOtot ini memiliki origo pada arkus zigomatikum dengan arah

serabut ke bawah dan melekat pada ramus mandibula. Insersionya pada mandibula mulai molar kedua sampai ke angulus mandibula. Otot ini memiliki dua bagian kepala yaitu superficial yang terdiri dari serat-serat otot yang arahnya turun dan ke belakang dan bagian dalam (deep

Page 2: Otot-otot Mastikasi, Case 1 Dsp 3

portion) yang arahnya vertical. Otot masseter adalah otot mastikasi yang sangat kuat, dan berfungsi untuk menutup mulut.

1.2 Otot buccinatorsOtot ini memiliki origo pada alur pterigomandibular dan tepi

alveolar pada maxilla dan mandibula. Sedangkan serat-serat insersionya melekat pada bibir atas dan bawah dan memberikan asal perlekatan bagi otot orbikularis oris. Otot ini membantu mastikasi dengan mempertahankan bolus di antara pipi dan gigi, serta membantu mengeluarkan udara atau pergerakan mengisap.

1.3 Otot temporalisOtot temporalis memiliki bentuk seperti kipas yang memenuhi

fossa temporalis. Memiliki origo pada fossa temporalis dan fascia temporalis. Sedangkan insersionya pada permukaan anterior prosesus koronoideus dan di sepanjang ramus andibula, mendekati gigi molar terakhir. Otot ini berfungsi menaikkan mandibula dan menarik atau mendorong mandibula kea rah posterior. Pergerakkan menarik dan mendorong mandibula meliputi perpindahan kondilus kea rah posterior pada tuberkulum artikularis tulang temporalis dan kembali ke fossa mandibularis. Dengan kata lain, otot temporalis berpartisipasi dalam gerakan mandibula dari sisi ke sisi (side-to-side movement).

1.4 Otot pterigoideus medialOtot ini berbentuk segi empat dan memiliki kepala superficial

(superficial head) dan kepala dalam (deep head). Deep head melekat di atas permukaan lamina lateralis medial dari prosesus pterigoideus, dihubungkan oleh permukaan prosesus piramidalis tulang palatines, lalu turun secara oblique ke bagian medial ligament sphenomandibularis, untuk melekat pada permukaan medial ramus mandibula yang kasar, dekat dengan angulus mandibula. Sedangkan Superficial head mempunyai origo di tuberositas maksilaris dan prosesus palatines menyatu dengan deep head masuk ke mandibula.

Fungsi utama otot ini adalah menutup mulut, namun karena otot ini melewati secara oblique ke belakang masuk ke mandibula, otot ini juga membantu otot pterigoideus lateralis melakukan gerakan protrusive.

1.5 Otot pterigoideus lateralisOtot ini merupakan otot yang berbentuk segitiga dan memiliki dua

kepala, yaitu:

Page 3: Otot-otot Mastikasi, Case 1 Dsp 3

Upper head yang mempunyai origo di atap fossa infratemporalis (permukaan inferior “greater wing” sphenoideus dan puncaak infratemporalis) lateralis terhadap foramen ovale dan foramen spinosum. Insersio terletak di kapsula artikularis, diskus artikularis, dan leher kondilus.

Lower head lebih lebar dari upper head, dan mempunyai origo di permukaan lamina pterigoideus lateralis dan insersio di leher kondilus.

Serat otot pterigoideus lateralis dari masing-masing kepala menyatu agar dapat masuk ke fovea pterigoideus leher mandibula dan kapsula sendi temporo mandibula. Tidak seperti otot pterigoideus medialis yang serat-seratnya cenderung berorientasi secara vertical, serat-serat otot pterigoideus lateralis cenderung horizontal. Ketika otot pterigoideus lateralis berkontraksi, akan mendorong diskus artikularis dan kondilus mandibula ke depan menuju tuberkulum artikularis. Dengan demikian, fungsi utamanya adalah melakukan gerak protrusive pada mandibula.

Ketika otot pterigoideus lateralis dan medialis berkontraksi pada satu sisi, dagu bergerak kearah yang berlawanan. Saat terjadi pergerakan berlawanan pada kedua sendi temporo mandibula yang terkoordinasi, terjadilah gerakan mengunyah.

1.6 Otot digastrikusOtot digastrikus memiliki dua belly yang dihubungkan oleh tendon

yang melekat pada tulang hyoideus, yaitu: Posterior belly, yang berasal dari incisura mastoideus pada

prosesus mastoideus medialis tulang temporalis. Anterior belly, berasal dari fossa digastrikus bagian bawah

dalam mandibula.

Tendon di antara kedua belly yang melekat pada tulang hioideus adalah titik insersio masing-masing belly. Karena hal tersebut, otot ini memiliki banyak kegunaan tergantung pada tulang yang difiksasi, yaitu:

Ketika mandibula pada posisi stabil, otot digastrikus menaikkan tulang hioideus

Ketika tulang hioideus difiksasi, otot digastrikus membuka mulut dengan menurunkan mandibula.

Page 4: Otot-otot Mastikasi, Case 1 Dsp 3