Otitis Madia Superatif Kronik SSP

34
CHUSNUL LAILI 09110764 IKP REG 3B

description

Chusnul Laili IKP Reg 3B STIKES Surya Mitra Husada KediriTugas Individu

Transcript of Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Page 1: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

CHUSNUL LAILI

09110764

IKP REG 3B

Page 2: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

An. L berusia 15 tahun datang ke rumah sakit, pada pemeriksaan ditemukan adanya lubang di

tengah-tengah gendang telinga, ada riwayat infeksi tenggorokan 3 bulan yang lalu, Dari

telinga keluar nanah berbau busuk tanpa disertai rasa nyeri.

Page 3: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Otitis media kronik perforasi sentral atau sekarang di kenal dengan otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah otitis media yang berlangsung lebih 2 bulan karena infeksi bakteri piogenik dan ditandai oleh perforasi membran timpani dan pengeluaran secret, sekret yang keluar dari telinga tengah ke telinga luar dapat berlangsung terus-menerus atau hilang timbul.

PENGERTIAN

Page 4: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Ada 3 tipe perforasi membran timpani

berdasarkan letaknya, yaitu :

1. Perforasi sentral (sub total). Letak

perforasi di sentral dan pars tensa

membran timpani. Seluruh tepi

perforasi masih mengandung sisa membran timpani.

2. Perforasi marginal. Sebagian

tepi perforasi langsung

berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum.

3. Perforasi atik. Letak perforasi di

pars flaksida membran timpani,

berhubungan dengan primary

acquired cholesteatoma.

Page 5: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Penyebab OMSK antara lain :

1. Lingkungan

2. Genetik

3. Otitis media sebelumnya.

4. Infeksi

5. Infeksi saluran nafas atas

6. Autoimun

7. Alergi

8. Gangguan fungsi tuba eustachius

ETIOLOGI

Page 6: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

MANIFESTASI KLINIS

- Ada lubang di tengah-tengah gendang telinga- Ada riwayat infeksi tenggorokan

- Keluar nanah berbau busuk tanpa rasa nyeri- Suara berdenging

- Kadang merasakan vertigo (karna langsung berhubungan dengan otak)

Page 7: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

pemeriksaan

audiometric

Pemeriksaan

Radiologi.

Bakteriologi

Kultur cairanUji Lab

Uji Weber

MRI

Page 8: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

DIAGNOSIS

KEPERAWATANGangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran

Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.

Page 9: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

INTERVENSI

Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran

Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan

obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di

syaraf pendengaran

Page 10: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

DIAGNOSA NIC-NOCPerubahan persepsi sensori

pendengaran

Resiko penyebaran infeksi

Gangguan komunikasi

Gangguan citra diri

Resiko cidera

Penurunan pendengaran

Page 11: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

PENATALAKSANAAN

Prinsip terapi OMSK Maligna adalah pembedahan,

Prinsip terapi OMSK tipe benigna

Page 12: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

PENATALAKSANAANPrinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika mentosa. Bila sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2o2 3 % selama 3 – 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting

Page 13: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Prinsip terapi OMSK Maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi medika mentosa hanya bersifat sementara sebelum pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikular, maka di lakukan insisi abses tersendiri sebelum mastoidektomi.

Page 14: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Tambahan SSP

Page 15: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Lubang di Tengah – Tengah Gendang Telinga

Perforasi (robek) gendang telinga terjadi karena lubang atau

robekkan pada gendang telinga,

yaitu suatu selaput tipis yang

membatasi liang telinga luar dan telinga tengah.

Robeknya gendang telinga dapat

menyebabkannya gangguan

pendengaran dan keluarnya cairan dari

liang telinga.

Page 16: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari golongan ini

INFEKSI

Page 17: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan

jasad hidup (organisme). Kuman-kuman ini menyebar dengan

berbagai cara dan vektor. 

Page 18: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Pengobatan Infeksi dengan Antibiotika Antibiotika yang sering digunakan dan ditemui di pasaran adalah penicillin, tetracycllin streptomycin, dan chloramphenicol. Masing-masing antibiotika bekerja dengan cara berlainan terhadap suatu infeksi khusus

Page 19: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Infeksi-infeksi telinga adalah kondisi-kondisi yang melibatkan dan

seringkali peradangan dari area-area berbeda dari telinga. Mereka paling sering berasal dari infeksi

virus, jamur dan bakteri.

Page 20: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Telinga luar juga termasuk saluran telinga (jalan terus yang membawa suara dari luar tubuh ke gendang telinga). Gendang telinga (tympanic membrane) adalah suatu membran tipis yang berlokasi pada ujung paling dalam dari saluran telinga yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah.

Page 21: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko infeksi-infeksi telinga termasuk:  * Ekspose pada orang-orang dengan penyakit-penyakit menular (seperti selesma, influensa) * Tidak diberikan asi (air susu ibu) * Tusuk (tindih) telinga (Ear piercings) * Lilin (wax) telinga yang berlebihan * Benda-benda asing didalam saluran telinga * Luka-luka pada telinga luar * Penggunaan bahan-bahan kimia yang mengiritasi (seperti hair spray, pewarna rambut) dekat telinga * Tiduran sewaktu minum dari botol bayi * Penggunaan dot (bayi)

Page 22: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Gejala-gejala yang sering dihubungkan dengan infeksi-infeksi telinga termasuk:

* Nyeri/sakit telinga * Gatal atau ketidaknyamanan lain dalam telinga atau saluran telinga * Kulit yang memerah dan bengkak pada telinga luar atau saluran telinga * Pengaliran dari telinga * Kehilangan pendengaran (umumnya sementara) * Tinnitus atau telinga berdengung * Demam * Menggigil * Iritasi * Nafsu makan berkurang * Kepeningan (Pusing) * Mual dan muntah * Diare

Page 23: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Operasi mungkin diperlukan ketika infeksi-infeksi telinga menetap meskipun diberikan terapi antibiotik. Pada kasus-kasus ini, suatu prosedur untuk menciptakan suatu pembukaan secara operasi pada gendang telinga (myringotomy) mungkin dilaksanakan. Ini membebaskan tekanan dan mengizinkan cairan mengalir keluar dari telinga tengah. Pada beberapa kasus-kasuss, tabung-tabung telinga (tympanostomy tubes) mungkin dimasukkan kedalam gendang telinga untuk mengizinkan udara masuk kedalam telinga dan cairan-cairan mengalir keluar. Pada banyak kasus-kasus, tabung-tabung ini keluar sendiri dan tidak perlu dikeluarkan dengan operasi.  

Page 24: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

 OBAT TELINGA Obat telinga dapat terbagi menjadi :  1. Obat telinga sebagai antiseptik dan anti infeksi. Biasanya merupakan antibiotik seperti chlorampenikol, gentamisin, atau ofloxacin dengan tambahan penghilang sakit lokal (lidokain/benzokain). 2. Antiseptik telinga dengan kortikosteroid Pada kelompok obat telinga ini selain mengandung antibiotik dan penghilang sakit lokal juga ditambah kortikosteroid yang berfungsi untuk menghilangkan gejala alergi pada telinga. 3. Obat telinga lainnya Obat telinga ini diindikasikan untuk saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran yang menge

Page 25: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Gangguan telinga Gangguan telinga paling sering dijumpai dengan gejala-gejala yang umum berupa rasa nyeri, gatal, keluar cairan, rasa ada tekanan dalam telinga, rasa panas atau kombinasi dan gejala-gejala tersebut.

Page 26: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Pengertian nyeri

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan

Page 27: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Fisiologi nyeri Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.

Page 28: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Arti nyeri bagi setiap individu berbeda-beda antara lain :

1) Bahaya atau merusak2) Komplikasi seperti infeksi3) Penyakit yang berulang4) Penyakit baru5) Penyakit yang fatal6) Peningkatan ketidakmampuan7) Kehilangan mobilitas

8) Menjadi tua9) Sembuh10) Perlu untuk penyembuhan11) Hukuman untuk berdosa12) Tantangan13) Penghargaan terhadap penderitaan orang lain 14) Sesuatu yang harus ditoleransi 15) Bebas dari tanggung jawab yang tidak dikehendaki

Page 29: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Meinhart & McCaffery mendiskripsikan

3 fase pengalaman nyeri:

1) Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima)2) Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa)

3) Fase akibat (terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)

Page 30: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Faktor yang mempengaruhi respon nyeri 

1) Usia2) Jenis kelamin3) Kultur4) Makna nyeri

5) Perhatian6) Ansietas7) Pengalaman masa lalu8) Pola koping9) Support keluarga dan sosial

Page 31: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

Intensitas Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007)

Page 32: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

0 :Tidak nyeri1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat

berkomunikasi dengan baik.4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikannya, dapatmengikuti perintah dengan baik. 

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu

lagi berkomunikasi, memukul.

Page 33: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

SUMBER:

Priharjo, R (1993). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC hal : 87.Shone, N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80Ramali. A. (2000). Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Jakarta : Djambatan.Syaifuddin. (1997). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2. Jakarta : EGC. Hlm : 123-136.Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. Hlm 1502-15

Page 34: Otitis Madia Superatif Kronik SSP

TERIMA KASIH