Osteosarcoma Leonardho Bayu

51
OSTEOSARKOMA Pembimbing : dr. Ronald Vinantius Munthe, Sp.OT Dibuat oleh : Leonardho Bayu Wijayanto 11610500128 KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH PERIODE 27 JULI – 29 AGUSTUS 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN

description

dsfasdfgsadfsadfdsfasdf

Transcript of Osteosarcoma Leonardho Bayu

Page 1: Osteosarcoma Leonardho Bayu

OSTEOSARKOMA

Pembimbing :

dr. Ronald Vinantius Munthe, Sp.OT

Dibuat oleh :

Leonardho Bayu Wijayanto

11610500128

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

PERIODE 27 JULI – 29 AGUSTUS 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

Page 2: Osteosarcoma Leonardho Bayu

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas berkah dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan referat

yang berjudul “Osteosarkoma” dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan

klinik Ilmu bedah sebagai syarat kelulusan dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. dr. Ronald Vinantius Munthe, Sp.OT

2. Staff dan pengajar kepaniteraan klinik ilmu Bedah.

3. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik moril

dan materil.

4. Rekan-rekan kepaniteraan klinik Ilmu Bedah, atas bantuan, dukungan,

dan kerjasamanya.

Dengan penuh kesadaran dari penyusun, meskipun telah berupaya semaksimal

mungkin untuk menyelesaikan referat ini, namun masih terdapat kelemahan dan

kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penyusun

harapkan. Akhir kata, penyusun mengharapkan semoga refarat ini dapat berguna

dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, Agustus 2015

Leonardho Bayu Wijayanto

i

Page 3: Osteosarcoma Leonardho Bayu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................... .ii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Definisi...................................................................................................2

B. Anatomi dan fisiologi.............................................................................2

C. Epidemiologi..........................................................................................3

D. Etiologi dan Faktor Resiko....................................................................5

E. Patofisiologi...........................................................................................7

F. Klasifikasi..............................................................................................7

G. Stadium..................................................................................................11

H. Gejala Klinis..........................................................................................13

I. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................15

J. Diagnosis Banding.................................................................................22

K. Penatalaksanaan.....................................................................................24

L. Prognosis................................................................................................27

BAB III. KESIMPULAN....................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 32

ii

Page 4: Osteosarcoma Leonardho Bayu

BAB I

PENDAHULUAN

Osteosarkoma adalah suatu neoplasma di daerah metafisis tulang panjang

pada anak-anak dan remaja namun juga dapat diderita pada usia tua (>60 tahun)

akibat timbulnya osteosarkoma sekunder yang berasal dari paget’s disease.

Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang memiliki angka mortalitas yang

tinggi, namun semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka terapi seperti

kemoterapi dan radioterapi dapat membantu angka kesembuhan penderita

osteosarkoma tanpa metastasis.1,2,5,7

Penyebab osteosarkoma masih belum jelas, namun banyak faktor

presdisposisi dari osteosarkoma, antara lain : jenis kelamin laki-laki, usia 20

tahun, usia diatas 60 tahun.1

Predileksi osteosarkoma sering di daerah metafisis terutama pada distal

femur, proksimal tibia, proksimal fibula, proksimal humerus dan pelvis. Penderita

osteosarkoma umumnya mengeluh terdapat benjolan yang nyeri dengan batas

yang tidak tegas. Nyeri yang dirasakan semakin bertambah, terutama di malam

hari. Kulit diatas tumor teraba hangat dan terdapat pelebaran pembuluh darah.

Tumor bertambah besar secara cepat, apabila tidak ditangani maka akan timbul

nekrosis pada kulit dan membentuk ulkus. Jika destruksi tulang cukup besar dapat

terjadi fraktur patologis.1,5,7

1

Page 5: Osteosarcoma Leonardho Bayu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Osteosarkoma (sarcoma osteogenik) adalah suatu neoplasma yang

berasal dari sel primitif (poorly differentiated cells) di daerah metafisis

tulang panjang pada anak dan remaja namun juga dapat diderita pada

usia tua (>60 tahun) akibat timbulnya osteosarkoma sekunder yang

berasal dari paget’s disease. Osteosarkoma disebut juga osteogenik

sarcoma karena perkembangannya berasal dari sel osteoblastik sel

mesenkim primitif.1,5,7

B. Anatomi dan fisiologi

Sistem musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan

pergerakan. Komponen utama dari sistem musculoskeletal adalah

jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon,

ligament, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan

struktur ini.

Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh

dan tempat melekatnya otot-otot yang menggerakan kerangka tulang.

Ruang tengah tulang tertentu berisi jaringan hematopoetik, yang

membentuk sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk

menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat.

2

Page 6: Osteosarcoma Leonardho Bayu

Komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan

jaringan organic (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat

membentuk suatu Kristal garam (hidroksiapatit), yang tertimbun pada

matrik kolagen dan proteoglikan. Matriks organic tulang tersebut

disebut osteoid. Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe 1 yang

kaku untuk menyokong tulang.

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari 3 jenis

sel: osteoblast, osteosit, dan osteoklas. Osteoblast membangun tulang

dengan membentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks

tulang atau jaringan osteosit melalui proses osifikasi. Osteosit adalah

sel tulang dewasa yang bertindak mempertahankan massa tulang.

Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan

mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Osteoklas menghasilkan

enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang

melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas

kedalam aliran darah.3,4

3

Page 7: Osteosarcoma Leonardho Bayu

C. Epidemiologi

Menurut Errol Untung Hutagalung, dalam kurun waktu 10 tahun

(1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327

kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak

(28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor

ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang

dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas.

Setidaknya 75% dari kasus osteosarkoma adalah osteosarkoma

konvensional. Observasi ini berhubungan dengan periode maksimal

4

Page 8: Osteosarcoma Leonardho Bayu

dari pertumbuhan skeletal. Namun terdapat juga insiden osteosarkoma

sekunder yang rendah pada usia 60 tahun, yang biasanya berhubungan

dengan penyakit paget.

D. Etiologi dan Faktor Risiko

Penyebab pasti dari osteosarkoma belum diketahui, namun

beberapa penyebab yang sudah teridentifikasi menyebabkan terjadinya

osteosarkoma dan beberapa faktor resiko diantaranya5,7

1) Umur

Risiko osteosarkoma tertinggi terjadi pada usia dibawah 20 tahun

terutama selama proses pertumbuhan badan. Hal ini menunjukan

ada hubungan antara pertumbuhan tulang yang cepat dan risiko

pembentukan tumor. Risiko menurun pada usia pertengahan,

namun mmeningkat lagi pada usia diatas 60 tahun. Osteosarkoma

pada orang dewasa lebih sering dikaitkan dengan penyakit lain

pada tulang yang berlangsung lama.

2) Tinggi badan

Anak dan remaja dengan osteosarkoma biasanya memiliki tinggi

badan lebih tinggi untuk usia mereka. Ini juga menunjukan bahwa

osteosarkoma mungkin berhubungan dengan pertumbuhan tulang

yang cepat.

3) Jenis kelamin

Osteosarkoma lebih sering terjadi pada anak laki-laki.

5

Page 9: Osteosarcoma Leonardho Bayu

4) Ras/etnis

Osteosarkoma lebih sering terjadi pada ras kulit hitam disbanding

kulit putih.

5) Radiasi tulang

Orang yang sering terpapar radiasi (diagnosis atau terapi) lebih

memiliki risiko mengembangkan osteosarkoma di daerah yang

mendapatkan paparan. Radiasi di usia yang lebih muda dan dengan

dosis tinggi meningkatkan risiko mengembangkan osteosarkoma.

6) Penyakit tulang tertentu

Orang dengan penyakit tulang non-kanker tertentu memiliki

peningkatan risiko terkena osteosarkoma.

Penyakit paget pada tulang. Pada kondisi ini, jaringan

tulang abnormal terbentuk dalam satu atau lebih tulang.

Tulang pada penderita paget lebih rapuh daripada tulang

normal

Multiple osteokondromma herediter. Osteokondroma

adalah tumor jinak yang dibentuk oleh tulang dan tulang

rawan.

6

Page 10: Osteosarcoma Leonardho Bayu

E. Patofisiologi

Proses perjalanan penyakit pada osteosarkoma belum dapat

diketahui dengan jelas, dari beberapa penelitian mengungkapkan

adanya pembelahan sel-sel tumor disebabkan karena tubuh kehilangan

suppressor tumor, sehingga sel tulang dapat membelah tanpa

terkendali.

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi.

Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses

destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik, karena

adanya sel tumor maka terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.2,5,7

F. Klasifikasi

Berdasarkan atas gradasi, lokasi, jumlah dari lesinya, penyebabnya,

maka osteosarkoma dibagi atas beberapa klasifikasi:1,5,7

1. Osteosarkoma klasik

Osteosarkoma klasik atau konvensional adalah tumor ganas

primer pada intramedullar dengan grading tinggi yang mana sel-sel

neoplasmanya menghasilkan osteoid bahkan walaupun dengan

jumlah yang sedikit. Jenis osteosarkoma ini paling sering dijumpai

pada tumor ganas tulang, dengan insiden sekitar 4-5 orang per

sejuta populasi. Tidak ada hubungan yang signifikan dengan etnis

maupun ras. Osteosarkoma konvensional sering terjadi pada usia

muda, biasa pada dekade kedua dengan 60% kasus terjadi pada

7

Page 11: Osteosarcoma Leonardho Bayu

pasien dengan usia di bawah 25 tahun, biasanya mengenai pria lebih

banyak dibandingkan dengan wanita dengan rasio 3:2.

Osteosarkoma konvensional menunjukkan kecenderungan

melibatkan tulang panjang, khususnya distal tulang paha, proksimal

tibia dan proksimal humerus. Cenderung melibatkan metafisis

(91%) atau diafisis (9%). Keterlibatan primer epifisis sangat jarang

sekali. Insiden yang relatif jarang terjadi pada bukan tulang panjang

seperti rahang, panggul, vertebra atau tengkorak cenderung bisa

meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Osteosarkoma

konvensional dapat dibagi menjadi 3 menjadi:

a) Osteosarkoma osteoblastik

Tulang/osteoid merupakan matrik yang predominan pada

osteosarkoma osteoblastik. Produksi matrik yang tipis, osteoid

yang rapuh sampai padat, osteoid yang padat/keras dan mirip

dengan matrik tulang yang mengalami sklerotik.

b) Osteosarkoma kondroblastik

Matriks kondroid merupakan komponen yang dominan dari

osteosarkoma tipe kondroblastik. Gambarannya seperti tulang

rawan hialin dengan grading tinggi yang secara tidak teratur

bercampur dengan unsur-unsur non kondroid. Bentuk miksoid

dan tulang rawan lainnya jarang dijumpai kecuali pada rahang

dan panggul atau dengan kata lain sering pada tulang pipih.

Secara makroskopis, gambaran kondroid yang terbuka sangat

jarang terlihat, mungkin secara sekunder komponen tulang

rawan menjadi sedikit terbentuk dan bergabung dengan elemen

8

Page 12: Osteosarcoma Leonardho Bayu

non kondroid yang dihasilkan pada area yang terjadi

differensiasi kondroid dan menghasilkan gambaran seperti

berwarna biru keabuan.

c) Osteosarkoma fibroblastic

Keganasan sel-sel bentuk spindle yang high grade dengan

jumlah matrik osseous yang minimal dengan atau tanpa tulang

rawan yang merupakan tanda khas dari osteosarkoma

fibroblastik. Secara umum, gambaran histologinya hampir mirip

dengan fibrosarkoma atau malignant fibrous histiocytoma.

Dalam banyak kasus, sedikitnya osteoid, tulang atau tulang

rawan membuat banyak klinisi memasukkannya menjadi tipe

osteosarkoma yang fibroblastic.

2. Variasi dari osteosarkoma

a) Telangiectasia osteosarkoma

Telangiectasia osteosarkoma pada plain radiografi terlihat

gambaran lesi radiolusen dengan sedikit kalsifikasi atau

pembentukan tulang. Diagnose dengan biopsi sulit karena tumor

berada pada jaringan lunak dan sangat vaskular. Tumor ini

mempunyai derajat keganasan yang tinggi.

b) Parosteal osteosarkoma

Ditandai dengan lesi pada permukaan tulang, degan

terjadinya terjadinya diferensiasi derajat rendah dari fibroblast

dan membentuk lamellar bone. Biasanya terjadi pada usia lebih

tua dari osteosarkoma klasik, yaitu pada umur 20 sampai 40

tahun. Bagian posterior dari distal femur merupakan daerah

9

Page 13: Osteosarcoma Leonardho Bayu

predileksi yang paling sering. Tumor dimulai dari korteks tulang

dan masuk ke endosteal.

c) Periosteal osteosarkoma

Merupakan osteosarkoma derajat sedang yang merupakan

lesi pada permukaan tulang bersifat kondroblastik, dan sering

terdapat pada daerah proksimal tibia. Sering juga terdapat pada

diafisis tulang panjang seperti pada femur dan bahkan bias pada

tulang pipih seperti mandibula

d) Osteosarkoma sekunder

Osteosarkoma dapat terjadi dari lesi jinak pada tulang, yang

mengalami mutasi sekunder dan biasanya terjadi pada umur lebih

tua, misalnya berasal dari paget’s disease, osteoblastoma. Oleh

karena terjadi pada orang tua, maka pengobaan dengan

kemoterapi bukan pilihan karena toleransinya rendah.

e) Osteosarkoma akibat radiasi

Osteosarkoma biasa terjadi setelah mendapat radiasi

melebihi 30Gy, onsetnya biasanya lama berkisar antara 3-35

tahun dan derajat keganasannya sangat tinggi dengan prognosis

jelek dan angka metastase yng tinggi.

f) Osteosarkoma multisentrik

Disebut juga multifocal osteosarkoma. Terdapat banyak lesi

secara bersamaan pada lebih dari satu tempat.

10

Page 14: Osteosarcoma Leonardho Bayu

G. Stadium

Sistem stadium tumor tulang yang digunakan adalah sistem yang

dikembangkan oleh Musculoskeletal Tumor Society (Enneking) dan

sistem TNM (AJCC-UICC). Sistem yang dikembangkan oleh

Enneking membagi stadium tumor berdasarkan tingkat (grade=G),

letak tumor (T) dan adanya metastasis (M).

Musculoskeletal Sarcoma Surgical Staging (Enneking,et al)

Sistem TNM dikembangkan oleh American Joint Commission on

Cancer (AJCC)-International Union against Cancer (UICC),

penerapannya terbatas pada tumor mesenkimal.

11

Page 15: Osteosarcoma Leonardho Bayu

Bila terdapat keterlibatan limfonodi (N) pada tumor mesenkimal

berarti terjadi metastasis. Pada sistem TNM bila terdapat keganasan

pada tangan dan kaki, hanya limfonodi aksila dan inguinal yang

dianggap limfonodi regional. Hal yang harus diperhatikan adalah

apakah fokus tumor tulang yang berada jauh satu sama lain merupakan

metastasis atau tumor primer multisentrik, misalnya pada

osteosarkoma dapat terjadi tumor sinkronos pada bagian tubuh yang

berbeda. Pada tumor mesenkimal terdapat istilah faktor G yang berasal

dari tingkat histopatologi tumor mesenkimal. Hal ini dicantumkan

pada sistem TNM untuk mengklasifikasikan apakah tumor tersebut

atipik atau piknosis. Tingkat 1 bila sel tumor berdiferensiasi baik. Bila

semakin besar tingkatnya, yang diklasifikasikan menjadi tingkat 4,

berarti sel tumor berdiferensiasi buruk.

12

Page 16: Osteosarcoma Leonardho Bayu

H. Gambaran klinis5,7

Osteosarkoma merupakan tumor ganas tulang yang paling sering

ditemukan, menyebar secara cepat pada periosteum dan jaringan ikat

diluarnya. Osteosarkoma terutama ditemukan pada usia 10-20 tahun

dan lebih sering pada pria. Nyeri merupakan gejala utama bersifat

konstan dan bertambah hebat pada malam hari. Terdapat juga

pelebaran vena. Penderita biasanya datang dengan tumor yang besar

atau oleh karena terdapat gejala fraktur patologis. Pembengkakan

adalah gejala umum lain, meskipun mungkin tidak terjadi sampai

beberapa minggu setelah rasa sakit dimulai. Nyeri anggota gerak dan

atau pembengkakan sangat umum pada anak-anak yang aktif dan

remaja normal. Mereka mungkin tidak meminta kunjungan dokter

segera, hal ini dapat menunda diagnosis. Gejala-gejala di atas kurang

umum pada orng dewasa, sehingga mereka didiagnosis lebih cepat.

Pada pengkajian regional biasanya didapatkan tanda dan kelainan

seperti berikut:

Look 1. pasien tampak kesakitan karena menunjukan tanda

ekspansi tumor dan penekanan ke jaringan sekitarnya.

2. Pembesaran jaringan

3. tanda-tanda peradangan.

4. neovaskularisasi pada kulit diatas tumor dan gambaran

pelebaran vena

13

Page 17: Osteosarcoma Leonardho Bayu

Feel 1. Nyeri tekan

2. Palpasi hangat

3. Tumor tidak mudah digerakan atau bersifat kaku

Move 1. Keterbatasan pergerakan

2. kelemahan fisik

Gejala-gejala lainnya yang dapat ditemukan adalah anemia, penurunan

berat badan, serta nafsu makan berkurang. Untuk diagnose pasti selalu

diperlukan biopsy

gambaran klinis pasien dengan osteosarcoma femur sinistra

14

Page 18: Osteosarcoma Leonardho Bayu

I. Pemeriksaan Penunjang1,5,7

1. Foto polos

Gambaran radiologi yang dapat ditemukan tergantung dari

kelainan yang terjadi:

1) Pada tipe osteolitik proses destruksi yang lebih menonjol.

2) Pada tipe osteoblastik pembentukan tulang yang lebih

menonjol.

3) Pada tipe campuran terdapat proses osteolitik dan osteoblatik

yang seimbang.

Pertumbuhan tumor yang cepat mengakibatkan destruksi

tulang dan reaksi periosteum. Dari reaksi periosteal tersebut hanya

sisanya yaitu bagian tepi yang masih terlihat yang memberikan

gambaran radiologi elevasi periosteum yang khas sebagai suatu

segitiga yaitu segitiga codman. Juga ditemukan adanya bagian

korteks yang terputus dan tumor menembus jaringan sekitarnya

dan membentuk garis-garis radier kearah luar yang berasal dari

korteks yang dikenal sebagai sunburst appearance yaitu gambaran

seperti pancaran matahari di lokasi tumor.

15

Page 19: Osteosarcoma Leonardho Bayu

2. Computed Tomography (CT) scan

Gambaran cross-sectional memberikan gambaran yang

lebih jelas dari destruksi tulang dan penyebaran pada jaringan

lunak sekitar. CT-scan dapat memperlihatkanmatriks mineralisasi

dalam jumlah kecil yang tidak terlihat pada foto polos.

16

Page 20: Osteosarcoma Leonardho Bayu

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI merupakan modalitas untuk mengevaluasi penyebaran

lokal dari tumor karena kemampuan yang baik dalam interpretasi

sumsum tulang dan jaringan lunak. MRI merupakan tehnik

pencitraan yang paling akurat untuk menentuan stadium dari

osteosarkoma dan membantu dalam menentukan manajemen

pembedahan yang tepat. Untuk tujuan stadium dari tumor,

penilaian hubungan antara tumor dan kompartemen pada tempat

asalnya merupakan hal yang penting. Tulang, sendi dan jaringan

lunak yang tertutupi fascia merupakan bagian dari kompartemen.4,7

Gambaran MRI menunjukkan kortikal destruksi dan adanya massa

jaringan lunak.

Penyebaran tumor intraoseus dan ekstraoseus harus dinilai.

Fitur yang penting dari penyakit intraoseus adalah jarak

longitudinal tulang yang mengandung tumor, keterlibatan epifisis,

dan adanya skip metastase. Keterlibatan epifisis oleh tumor telah

17

Page 21: Osteosarcoma Leonardho Bayu

diketahui sering terjadi daripada yang diperkirakan, dan sulit

terlihat dengan gambaran foto polos. Keterlibatan epifisis dapat

didiagnosa ketika terlihat intensitas sinyal yang sama dengan tumor

yang terlihat di metafisis yang berhubungan dengan destruksi fokal

dari lempeng pertumbuhan.

Skip metastase merupakan fokus synchronous dari tumor

yang secara anatomis terpisah dari tumor primer namun masih

berada pada tulang yang sama. Deposit sekunder pada sisi lain dari

tulang dinamakan transarticular skip metastase. Pasien dengan

skip metasase lebih sering mempunyai kecenderungan adanya

metastase jauh dan interval survival bebas tumor yang rendah.

Penilaian dari penyebaran tumor ekstraoseus melibatkan penentuan

otot manakah yang terlibat dan hubungan tumor dengan struktur

neurovascular dan sendi sekitarnya. Hal ini penting untuk

menghindari pasien mendapat reseksi yang melebihi dari

kompartemen yang terlibat. Keterlibatan sendi dapat didiagnosa

ketika jaringan tumor terlihat menyebar menuju tulang subartikular

dan kartilago.

4. Bone Scintigraphy

Osteosarkoma secara umum menunjukkan peningkatan

ambilan dari radioisotop pada bone scan yang menggunakan

technetium-99m methylene diphosphonate (MDP). Bone scan

18

Page 22: Osteosarcoma Leonardho Bayu

sangat berguna untuk mengeksklusikan penyakit multifokal. skip

lesion dan metastase paru-paru dapat juga dideteksi. Karena

osteosarkoma menunjukkan peningkatan ambilan dari radioisotop

maka bone scan bersifat sensitif namun tidak spesifik.1,4,5

Gambar: Bone Scan pada osteosarkoma distal femur sinitra

5. Biopsi

Hasil tes pencitraan mungkin menunjukan bahwa pasien

memiliki osteosarkom, tetapi biopsy ( membuat hapusan tumor

untuk dilihat dibawah mikroskop atau pengujian laboratorium lain)

adalah cara untuk memastikan. Biopsy juga merupakan cara terbaik

19

Page 23: Osteosarcoma Leonardho Bayu

untuk mengetahui jenis dari osteosarkoma, tingkat keparahan dan

juga sebagai pertimbangan rencana terapi selanjutnya.

Terdapat 2 tipe biopsy, yaitu:

a) Biopsy jarum

Menggunakan jarum berongga untuk mengambil sampel tumor.

Kecil

b) Surgical (open) biopsy

Mengambil sampel biopsy dengan menginsisi kulit, mengekspos

tumor dan kemudian mengambil sampel untuk diperiksa.

Gambar : Osteosarkoma osteoblastik terdiri dari sel-sel malignan yang

pleomorfik dan neoplastic woven bone yang luas.6

20

Page 24: Osteosarcoma Leonardho Bayu

Gambar : Osteosarkoma kondroblastik dengan sel-sel tulang rawan diantara sel-

sel tumor.6

Gambar : Osteosarkoma fibroblastik terdiri dari sel-sel spindle yang malignan

diantara deposit dari tulang yang neoplastik.6

21

Page 25: Osteosarcoma Leonardho Bayu

6. Tes Hematologi

Tes ini tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa

osteosarkoma, namun dapat berguna setelah diagnose dibuat.

Misalnya, tingginya alkaline phosphatase dan laktat dehydrogenase

(LDH) dapat menunjukan bahwa osteosarkoma sudah berada di

stadium yang lebih lanjut.

J. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosa banding dari osteosarkoma adalah1,5,7

1. Ewing’s Sarcoma

Tumor ganas yang berasal dari sel-sel primitif sumsum tulang

pada dewasa muda paling sering mengenai diafisis tulang

panjang.

Keluhan pasien yang paling umum adanya pembesaran dan

nyeri. Terdapat kelemahan asimetris atau nyeri lokal yang

berat.

22

Page 26: Osteosarcoma Leonardho Bayu

2. Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah proses inflamasi akut atau kronis dari

tulang dan struktur sekunder tulang akibat dari infeksi

organisme piogenik

Look 1) sering menyerang tungkai bawah

2) terdapat luka kronis dan terbentuknya kloaka

disertai pus dan bau khas

Feel nyeri tekan

Move gangguan pergerakan akibat pembengkakan sendi

dan adanya infeksi pada sendi (artritis sepsis)

3. Osteoblastoma

Merupakan tumor primer tulang yang jarang terjadi dan

besifat jinak. Biasanya terjadi pada decade ketiga kehidupan.

Lokasi tumor biasa terjadi pada kolumna vertebra atau pada

tulang panjang.

23

Page 27: Osteosarcoma Leonardho Bayu

Keluhan utama berupa nyeri namun tidak sehebat

osteosarkoma, keluhan lainnya jika terena spina adanya gejala

neurologis dan deformitas spina berupa scoliosis.

K. PENATALAKSANAAN5,7

1) Konservatif

Penanganan osteosarkoma adalah paliatif, dan sasaran

teraupetiknya adalah mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan

pasien. Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan yang dilakukan

meliputi hidrasi dengan pemberian cairan salin normal intravena,

diuretika, mobilisasi dan obat seperti fosfat, kalsitonin, atau

kortikostreoid.

2) Kemoterapi

Merupakan suatu penatalakasanaan tambahan pada osteosarkoma.

Obat yang dipergunakan adalah metotreksat, adriamisin,

siklofosfamid, sisplatinum. Pemberian kemoterapi dilakukan pada

pre/pasca operasi

3) Radioterapi

Radiasi dengan energi tinggi merupakan suatu cara pengobatan

untuk tumor yang radiosensitive.

4) Operatif

Tindakan Operasi dilakukan seperti pada eksisi luas dan ditambah

dengan pngeluaran seluruh tulang, serta sendi dan jaringan yang

24

Page 28: Osteosarcoma Leonardho Bayu

terkena. Cara ini biasa berupa amputasi anggota gerak diatas

tumor.

Tujuan utama dari reseksi adalah keselamatan pasien.

Reseksi harus sampai batas bebas tumor. Semua pasien dengan

osteosarkoma harus menjalani pembedahan jika memungkinkan

reseksi dari tumor prmer. Tipe dari pembedahan yang diperlukan

tergantung dari beberapa faktor yang harus dievaluasi dari pasien

secara individual. Batas radikal, didefinisikan sebagai

pengangkatan seluruh kompartemen yang terlibat (tulang, sendi,

otot) biasanya tidak diperlukan. Hasil dari kombinasi kemoterapi

dengan reseksi terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan

amputasi radikal tanpa terapi adjuvant, dengan tingkat 5-year

survival rates sebesar 50-70% dan sebesar 20% pada penanganan

dengan hanya radikal amputasi.

Fraktur patologis, dengan kontaminasi semua kompartemen

dapat mengeksklusikan penggunaan terapi pembedahan limb

salvage, namun jika dapat dilakukan pembedahan dengan reseksi

batas bebas tumor maka pembedahan limb salvage dapat

dilakukan. Pada beberapa keadaan amputasi mungkin merupakan

pilihan terapi, namun lebih dari 80% pasien dengan osteosarkoma

pada eksrimitas dapat ditangani dengan pembedahan limb

salvage dan tidak membutuhkan amputasi. Jika memungkinkan,

25

Page 29: Osteosarcoma Leonardho Bayu

maka dapat dilakukan rekonstruksi limb-salvage yang harus

dipilih berdasarkan konsiderasi individual, sebagai berikut :

Autologous bone graft: hal ini dapat dengan atau tanpa

vaskularisasi. Penolakan tidak muncul pada tipe graft ini dan

tingkat infeksi rendah. Pada pasien yang mempunyai lempeng

pertumbuhan yang imatur mempunyai pilihan yang terbatas

untuk fiksasi tulang yang stabil (osteosynthesis).

Allograft: penyembuhan graft dan infeksi dapat menjadi

permasalahan, terutama selama kemoterapi. Dapat pula muncul

penolakan graft.

Prosthesis: rekonstruksi sendi dengan menggunakan prostesis

dapat soliter atau expandable, namun hal ini membutuhkan

biaya yang besar. Durabilitas merupakan permasalahan

tersendiri pada pemasangan implant untuk pasien remaja.6

Rotation plasty: tehnik ini biasanya sesuai untuk pasien dengan

tumor yang berada pada distal femur dan proximal tibia,

terutama bila ukuran tumor yang besar sehingga alternatif

pembedahan hanya amputasi.6

Selama reseksi tumor, pembuluh darah diperbaiki dengan cara end-to-

end anastomosis untuk mempertahankan patensi dari pembuluh darah.

Kemudian bagian distal dari kaki dirotasi 180º dan disatukan dengan

bagian proksimal dari reseksi. Rotasi ini dapat membuat sendi ankle

menjadi sendi knee yang fungsional.

26

Page 30: Osteosarcoma Leonardho Bayu

L. Prognosis5,7

Faktor yang mempengaruhi prognosis :

1. Lokasi tumor

Lokasi tumor mempunyai faktor prognostik yang signifikan

pada tumor yang terlokalisasi. Di antara tumor yang berada pada

ekstremitas, lokasi yang lebih distal mempunyai nilai prognosa yang

lebih baik daripada tumor yang berlokasi lebih proksimal. Tumor

yang berada pada tulang belakang mempunyai resiko yang paling

besar untuk progresifitas dan kematian. Osteosarkoma yang berada

pada pelvis sekitar 7-9% dari semua osteosarkoma, dengan tingkat

survival sebesar 20% – 47%.2

2. Ukuran tumor.

Tumor yang berukuran besar menunjukkan prognosa yang

lebih buruk dibandingkan tumor yang lebih kecil. Ukuran tumor

dihitung berdasarkan ukuran paling panjang yang dapat terukur

berdasarkan dari dimensi area cross-sectional.1,2,6

3. Metastase

Pasien dengan tumor yang terlokalisasi mempunyai

prognosa yang lebih baik daripada yang mempunyai metastase.

Sekitar 20% pasien akan mempunyai metastase pada saat

didiagnosa, dengan paru-paru merupakan tempat tersering lokasi

metastase. Prognosa pasien dengan metastase bergantung pada

lokasi metastase, jumlah metastase, dan resectability dari

27

Page 31: Osteosarcoma Leonardho Bayu

metasstase. Pasien yang menjalani pengangkatan lengkap dari

tumor primer dan metastase setelah kemoterapi mungkin dapat

bertahan dalam jangka panjang, meskipun secara keseluruhan

prediksi bebas tumor hanya sebesar 20% sampai 30% untuk pasien

dengan metastase saat diagnosis.3,4,7

Prognosis juga terlihat lebih baik pada pasien dengan nodul

pulmoner yang sedikit dan unilateral, bila dibandingkan dengan

nodul yang bilateral, namun bagaimanapun juga adanya nodul

yang terdeteksi bukan berarti metastase. Derajat nekrosis dari

tumor setelah kemoterapi tetap merupakan faktor prognostik.

Pasien dengan skip metastase dan osteosarkoma multifokal terlihat

mempunyai prognosa yang lebih buruk.8,9

4. Reseksi tumor

Kemampuan untuk direseksi dari tumor berperan sebagai faktor

prognosa karena osteosarkoma relatif resisten terhadap radioterapi.

Reseksi yang lengkap dari tumor sampai batas bebas tumor penting

untuk kesembuhan.4,9

a. Nekrosis tumor setelah induksi kemoterapi

Kebanyakan protokol untuk osteosarkoma merupakan

penggunaan dari kemoterapi sebelum dilakukan reseksi tumor

primer, atau reseksi metastase pada pasien dengan metastase.

Derajat nekrosis yang lebih besar atau sama dengan 90% dari

28

Page 32: Osteosarcoma Leonardho Bayu

tumor primer setelah induksi dari kemoterapi mempunyai

prognosa yang lebih baik daripada derajat nekrosis yang kurang

dari 90%, dimana pasien ini mempunyai derajat rekurensi 2

tahun yang lebih tinggi. Tingkat kesembuhan pasien dengan

nekrosis yang sedikit atau sama sekali tidak ada, lebih tinggi

bila dibandingkan dengan tingkat kesembuhan pasien tanpa

kemoterapi.4,8,9.

Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika

belum terjadi metastase. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai

5 tahun setelah penyakit terdiagnosis. Namun penderita kanker kerap

datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penangannnya menjadi

lebih sulit.

29

Page 33: Osteosarcoma Leonardho Bayu

BAB III

KESIMPULAN

Osteosarkoma adalah tumor tulang maligna yang tumbuh cepat dan

tidak diketahui penyebabnya yang sering terjadi pada tulang panjang dan

menyebabkan destruksi dan erosi tulang.

Beberapa faktor risiko dapat mencetuskan osteosarkoma

diantaranya umur (usia anak, remaja, dan dewasa tua diatas 60 tahun),

pertambahan tinggi yang cepat, jenis kelamin (laki-laki lebih sering),

radiasi tulang, dan penyakit tulang tertentu.

Gejala utama yang muncul adalah nyeri yang bersifat konstan dan

bertambah hebat pada malam hari, pembengkakan, teraba adanya

benjolan/massa. Lokasi osteosarkoma sering pada dista femur, proksimal

tibia, fibula atau humerus.

Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan gambaran khas yaitu

segitiga codman dan sunburst appearance. Seringkali diperlukan

pemeriksaan radiologis lainnya seperti CT-scan atau MRI. Untuk diagnose

pasti selalu diperlukan biopsy

Pengobatan osteosarkoma adalah kombinasi kemoterapi, dan

pembedahan. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60%

jika belum terjadi metastase. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai

5 tahun setelah penyakit terdiagnosis.

30

Page 34: Osteosarcoma Leonardho Bayu

DAFTAR PUSTAKA

1. Jong De. Buku Ajar Ilmu Bedah. Sjamsuhidad; karnadiharja; prastyono

theddeus, editor. ECG : Jakarta. 2010. Hal 1025-39

2. Price A. Sylvia; Wilson M. Lorraine. Patofisiologi. Konsep klinis proses-

proses penyakit. Edisi 6. Huriawati; Hartono, Translator. ECG: Jakarta:

2014. Hal 1676 – 9.

3. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi 6.

Yesdelita Nella, editor. ECG: Jakarta. 2012. Hal 796-8

4. Guyton Arthur; Hall Joh. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. ECG:

Jakarta. 2014. Hal 1245-9

5. Rasjad Chairudin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. PT. Yarsit

Watampone: Jakarta. 2007. Hal 283-9

6. Robbins; Cotran. Atlas Of Pathology. 2nd edition. Saunders: Philadelphia.

2010.

7. Helmi Zairin. Buku ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba Medika:

Jakarta. 2012. Hal 380-4

31