Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012
-
Upload
bungaananda -
Category
Documents
-
view
268 -
download
23
description
Transcript of Osoca Tension Pneumothorax Dan Trauma Capitis 2012
2.1 SKENARIO
Edo, 18 tahun dibawa ke UGD RSMP karena sesak nafas hebat
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Edo
mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak bagian
belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo membentur stang motor
kemudian Edo terlempar dengan kepala membentur aspal karena helmnya
terlepas. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian
sadar kembali.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum: gelisah tampak sesak napas hebat.
Primary survey :
Airway : Menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas
Breathing :
- Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak
napas sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri, trakea
terdorong kekiri, tampak lebam kebiruan didada depan kanan
berdiameter 8cm.
- Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thorax kiri dan
vesikuler menjauh atau melemah pada thorax kanan. Denyut
jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.
- Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-
VI anterior kanan, perkusi sonor pada lapangan paru kiri dan
hipersonor pada lapangan paru kanan.
Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan lakukan
tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana tersebut didapatkan data :
RR 22x/menit, suara napas lapangan paru kanan sedikit menguat,
trakea kembali ke tengah namun suara napas paru kanan masih
hipersonor.
Circulation : ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut
nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg. Sumber
perdarahan tidak tampak.
Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi.
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |1
Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila
dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah.
Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis
kejadian. Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat, pupil kiri
normal, refleksi cahaya (+) cepat.
Dokter melihat ada masalah pada disability dan merencanakan
pemeriksaan tambahan untuk Edo.
Exposure : terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm.
terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.
Secondary survey :
Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm
Leher : dalam batas normal
Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior kanan.
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan genu kanan.
2.2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Edo, 18 tahun dibawa ke UGD RSMP karena sesak nafas hebat setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu.
2. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak
bagian belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo membentur
stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala membentur aspal
karena helmnya terlepas. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat
pingsan kemudian sadar kembali.
3. Keadaan Umum: gelisah tampak sesak napas hebat.
4. Primary survey :
Airway : Menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas
5. Breathing :
Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak
napas sebelah kanan tertinggal dibandingkan sebelah kiri,
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |2
trakea terdorong kekiri, tampak lebam kebiruan didada depan
kanan berdiameter 8cm.
Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thorax kiri dan
vesikuler menjauh atau melemah pada thorax kanan. Denyut
jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.
Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-
VI anterior kanan, perkusi sonor pada lapangan paru kiri dan
hipersonor pada lapangan paru kanan.
Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan lakukan
tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana tersebut didapatkan
data : RR 22x/menit, suara napas lapangan paru kanan sedikit
menguat, trakea kembali ke tengah namun suara napas paru
kanan masih hipersonor.
6. Circulation : ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi
25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg. Sumber perdarahan
tidak tampak. Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi.
7. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila
dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah. Menjawab
nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian. Pupil
kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleksi
cahaya (+) cepat. Dokter melihat ada masalah pada disability dan
merencanakan pemeriksaan tambahan untuk Edo.
8. Exposure : terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm.
Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.
9. Secondary survey :
Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm
Leher : dalam batas normal
Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior kanan.
Abdomen : dalam batas normal
10. Ekstremitas : Ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan genu
kanan.
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |3
2.3 ANALISIS MASALAH
1. Edo, 18 tahun dibawa ke UGD RSMP karena sesak nafas hebat
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu.
a. Apa makna sesak napas hebat setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas 30 menit yang lalu ?
Jawab :
Kemungkinan telah mengalami hipoksia akibat trauma pada thorax
yaitu :
Tension pneumothorax
Fraktur costae
Obstruksi jalan napas
(Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013)
b. Apa hubungan sesak napas dengan kecelakaan lalu lintas ?
Jawab :
Penyebab sesak napas ada banyak, salah satunya trauma pada
thorax. Hubungannya yaitu karena kecelakaan lalu lintas yang
terkena bagian thorax sehingga terjadinya tension pneumothorax.
(Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013)
c. Apa saja penyebab dari sesak napas ?
Jawab :
Jawab :
a) Cardiac :
• Gagal jantung
• Penyakit arteri koroner
• Disfungsi katup
• Infark miokard
• Aritmia
• Hipertropi ventrikel
b) Pulmoner →kemungkinan penyebab pada kasus Edo
• PPOK
• Asma
• Penyakit paru retriksi
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |4
• Pneumotoraks
c) Non cardiac dan non pulmoner
• Kondisi metabolic
• Nyeri
• Gangguan neuromuscular
• Gangguan otorinolaring
• Fungsional anxietas, gangguan panic hiperventilasi
Kemungkinan penyebab sesak nafas pada kasus ini adalah
karena adanya trauma akibat kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan cedera pada parenkim paru atau bronkus yang
berperan sebagai katup searah. Katup ini mengakibatkan udara
bergerak searah ke rongga pleura dan menghalangi adanya aliran
balik dari udara tersebut. Sehingga menyebabkan terperangkapnya
udara ventilator di rongga pleura tanpa adanya aliran udara balik.
Udara yang terperangkap akan meningkatkan tekanan positif di
rongga pleura sehingga menekan mediastinum dan mendorong
jantung serta paru ke arah kontralateral.
Hal ini menyebabkan turunnya curah jantung dan
timbulnya hipoksia. Curah jantung turun karena venous return ke
jantung berkurang, sedangkan hipoksia terjadi akibat gangguan
pertukaran udara pada paru yang kolaps dan paru yang tertekan di
sisi kontralateral. Hipoksia dan turunnya curah jantung akan
menggangu kestabilan hemodinamik sehingga menyebabkan sesak
nafas pada kasus. Disamping itu sehingga kolaps paru juga
disebabkan karena gangguan ventilasi-perfusi. Sehingga
menyebabkan hipoksia. Tubuh mengkompensasinya dengan sesak,
takikardia dan takipnea.
(Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013)
d. Bagaimana meknaisme sesak napas hebat setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu ?
Jawab :
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |5
Kecelakaan lalu lintastrauma tumpul thoraks (anterior dextra)
terjadi peningkatan tekanan pada alveolar secara mendadak
alveolar menjadi ruptur akibat kompresi yang ditimbulkan oleh
trauma tumpul tersebutruptur alveolar akan menyebabkan udara
menumpuk pada pleura visceralmenumpuknya udara terus
menerus akan menyebabkan pleura visceral rupture atau robek
udara memasuki rongga pleura (dextra) dari tempat ruptur pleura
yang bekerja seperti katup satu arah (one way valve)udara dapat
memasuki rongga pleura (dextra) pada saat inspirasi tetapi tidak
bisa keluar lagi karena tempat ruptur tersebut akan menutup pada
saat ekspirasi pada saat inspirasi akan terdapat lebih banyak
udara lagi yang masuk dan tekanan udara mulai melampaui
tekanan barometrik tekanan dalam rongga pleura (dextra)
semakin meningkatkolaps paru serta menekan mediastinum
sehingga terjadi kompresi serta pergeseran jantung dan pembuluh
darah besaraliran balik vena menurunhipoksiasesak nafas
hebat (Bakta, I Made dan I Ketus Suastika, 2013).
e. Apa tindakan yang dilakukan pada pasien yang mengalami sesak
napas ?
Jawab :
Dekompresi segera dan penanggulangan awal dengan cepat berupa
insersi jarum yang berukuran besar (ukuran 14 atau 16 gauge) pada
sela iga kedua linea midclavicular pada hemithoraks yang
mengalami kelainan (pada kasus hemithoraks dextra). Insersi jarum
sampai masuk ke rongga pleura, sehingga tekanan udara positif
akan keluar melalui jarum tersebut. Tindakan ini akan mengubah
tension pneumothoraks menjadi simpel pneumothoraks.
(ATLS, 2008)
2. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak
bagian belakang mobil yang berhenti tiba-tiba. Dada Edo
membentur stang motor kemudian Edo terlempar dengan kepala
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |6
membentur aspal karena helmnya terlepas. Menurut orang yang
mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.
a. Apa makna Edo sempat pingsan dan sadar kembali ?
Jawab :
Maknanya adalah bahwa Edo telah mengalami Lucid Interval. Dan
Edo telah mengalami cedera kepala ringan, yang ditandai Edo
sadar penuh dan dapat berbicara namun dengan riwayat orientasi,
atau kehilangan kesadaran sesaat.
(Bresler, Michael Jay dan George L. Sternbach, 2006)
b. Apa yang dimaksud lucid interval ?
Jawab :
Lucid interval merupakan gangguan kesadaran sebentar dan
dengan bekas gejala beberapa jam. Keadaan ini disusul oleh
gangguan kesadaran progresif disertai dengan kelainan neurologis
fokal. Kemudian gejala neurologi timbul secara progresif berupa
pupil anisokor, hemiparesis, papil edema, dan gejala herniasi
transtentorial (Toyama et al, 2005).
Interval lucid bukan merupakan tanda patognomonik pada
cedera kepala dengan epidural hematom (EDH). Hal ini di
karenakan hanya 40% pasien dengan EDH yang mengalami
interval lucid. Selain itu, sepertiga dari pasien subdural hematom
(SDH) akut juga menpresentasikan adanya interval lucid (Toyama
et al, 2005).
c. Bagaimana gejala khas dari lucid interval ?
Jawab :
1) Bingung
2) Penglihatan kabur
3) Susah bicara
4) Nyeri kepala yang hebat
5) Keluar cairan darah dari hidung atau telinga
6) Nampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala
7) Mual
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |7
8) Pusing
9) Berkeringat
10) Pucat
11) Pupil anisokor, yaitu pupil dilateral menjadi melebar
(Toyama et al, 2005).
d. Bagaimana mekanisme sempat pingsan dan sadar kembali pada
kasus ini ?
Jawab :
Interval lucid terjadi karena adanya gangguan tekanan
darah intra kranial yang berubah secara mendadak dimana tubuh
masih bisa mengkompensasi dengan peningkatan tekanan darah.
Pecahnya pembuluh darah menyebabkan daerah distal tidak
mendapat pasokan nutrisi sehingga mengalami iskemik. Oleh
karena itu, baroreseptor yang berada pada sinus karotikus akan
memicu sistem saraf simpatis sehingga terjadi peningkatan tekanan
darah untuk mengkompensasi iskemik (Ropper & Browen, 2005).
Sebelum terjadinya proses kompensasi, akan terjadi
vasodepressor sinkop (vasovagal sinkop) sebagai salah satu
mekanisme pertahanan penurunan tekanan intracranial yang
mendadak. Sinkop ini dapat berdurasi menit hingga jam tergantung
dari seberapa cepat tubuh bisa6677 mengkompensasi (Ropper &
Browen, 2005).
Ketika tubuh bisa mengkompensasi dengan suplai nutrisi
yang optimal, maka kesadaran pasien akan dapat segera kembali.
Namun, apabila perdarahan masih berlanjut, akan terjadi desakan
pada parenkim otak yang mengakibatkan penurunan kesadaran
progresif, hemiparesis atau plegi sesuai dengan focus desakan, dan
herniasi yang mempengaruhi fungsi saraf kranialis (Ropper &
Browen, 2005).
e. Apa dampak Edo kecelakaan dengan dada membentur stang,
kepala membentur aspal tanpa helm ?
Jawab :
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |8
Dada membentur stang telah terjadi trauma thorax. Juga
dapat menyebabkan adanya tension pneumothorax, open
pneumothorax, flail chest, konstusio paru dan hemothorax
massif, fraktur cosate, ruptur aorta traumatic, Contusio
Paru.
Kepala membentur aspal tanpa helm trauma kepala,
hematom Epidural, hematom subdural dan Penurunan
Kesadaran, Gegar otak atau komosio cerebri, amnesia dan
sakit kepala berat, memar otak atau Kontusio cerebri.
(Asrini. 2008)
f. Apa saja etiologi trauma ?
Jawab :
1. Trauma tumpul
Dapat disebabkan kecelakaan lalu lintas, terjatuh, kegiatan
rekreasi atau pekerjaan. Keterangan penting yang dibutuhkan
pada kecelakaan lalu lintas mobil adalah pemakaian sabuk
pengaman, deformasi kemudi, arah tabrakan, kerusakan
kendaraan dalam bentuk kerusakan mayor pada bentuk luar, atau
hal-hal yang berhubungan dengan perlengkapan penumpang
terlempar keluarnya penumpang karena akan memperparah
kemungkinan perlukaan.
2. Trauma tajam
Akibat pisau atau benda tajam dan senjata api. Faktor yang
menentukan jenis dan berat perlukaan adalah daerah tubuh yang
terluka , organ yang terkena dan velositas( kecepatan). Dengan
demikian maka velositas, kaliber, arah dan jarak dari senjata
merupakan informasi yang penting diketahui.
3. Perlukaan karena suhu panas atau dingin
Luka bakar, atau kombinasi dengan trauma tumpul ataupun
tajam akibat mobil terbakar, ledakan,benda yang jatuh,cedera
dan keracunan monoksida dapat menyertai luka bakar.
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |9
4. Bahan berbahaya ( HAZMAT, Hazardous Material)
Kontak dengan bahan kimia , toksin atau radiasi perlu diketahui
karena 2 sebab. Yg pertama bahan bahan ini dapat menyebabkan
kelainan pada jantung, paru , atau organ tubuh lain. Pada yang
kedua , bahan bahan ini dapat berbahaya untuk petugas
kesehatan yang merawat penderita (Sjamsuhidajat.de jong,
2010)
g. Apa saja klasifikasi trauma ?
Jawab :
1. Cedera vertebralis
2. Trauma capitis
3. Trauma thorax
4. Trauma abdomen
5. Trauma pelvis
6. Trauma ekstremitas
7. Trauma leher
(Sjamsuhidajat.de jong, 2010)
h. Bagaimana mekanisme trauma pada kasus ini ?
Jawab :
(Lindsay, Kenneth. 1997)
i. Bagaimana cara evakuasi pasien kecelakaan pada kasus ini ?
Jawab :
1) Evakuasi Korban Kadang-kadang luka korban semakin
parah karena evakuasi yang tidak benar. Usahakan
memindahkan korban dilakukan oleh tiga orang agar beban
lebih ringan sehingga korban aman pada saat evakuasi.
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |10
Disfungsi jaringan + trauma
Melebihi toleransi jaringan
Terjadi pemindahan energi
Muncul gelombang kejut yang bergerak
Kecelakaan lalu lintas
Mengangkat secara bersamaan pada satu sisi menggunakan
lengan kemudian dekap dan pindah secara berlahan.
Turunkan korban secara bersamaan. Alangkah lebih baik
kalau jaraknya jauh, gunakan tandu.
2) Periksa Kesadaran Periksa apakah korban masih dalam
kondisi sadar atau tidak dengan menepuk atau menggerak-
gerakkan pundaknya. Jika masih sadar, maka bantu korban
untuk menemukan posisi yang paling nyaman selagi Anda
meminta bantuan dari orang sekitar atau para medis.
3) Periksa Pernapasan Jika korban kecelakaan tidak sadar,
buka jalan napasnya terlebih dulu lalu lihat, dengar, dan
rasakan apakah korban bernapas dengan normal. Jangan
samakan pernapasan agonal dengan pernapasan normal.
Pernapasan agonal biasanya terjadi setelah jantung berhenti
sampai 40 persen, pasien sulit bernapas, berat, berisik, atau
terengah. Pernapasan ini dikenal sebagai tanda serangan
jantung. Pastikan pula Anda sudah menghubungi Unit
Gawat Darurat.
4) Periksa Pulang Patah Biasanya terjadi akibat benturan
keras, keinginan kuat untuk menolong terkadang membuat
seseorang buru-buru ingin membawa korban kerumah sakit.
banyak kejadian kecelakaan mobil atau motor dimana
korban mengalami cedera/patah tulang belakang ataupun
tulang leher sebagai bagian sistem saraf pusat. Pertolongan
terburu-buru dengan mengangak korban secara
serampangan justru dapat memperparah kondisi patahn
tulang tersebut dan akibatnya fatal salah satunya
menyebabkan kecacatan pada korban dan parahnya
menyebabkan kematian.
5) Periksa Luka Lecet Biasanya terjadi akibat gesekan
sehingga permukaan kulit terkelupas dan tampak titik-titik
pendarahan. Bersihkan kulit sekitar luka mulai dari tengah
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |11
luka sampai ke kulit sekitar luka. Tutup dengan kain
penutup luka steril dan plester.
6) Periksa Luka Sayat atau Iris Biasanya terjadi akibat kontak
dengan senjata tajam. Akibatnya jaringan kulit dan lapisan
di bawahnya terputus dengan kedalaman bervariasi.
Bersihkan luka dengan cairan antiseptik. Tutup luka dengan
plester. Gunakan kain dan kasa yang steril untuk menutupi
luka.
7) Kompresi Dada Letakkan tumit salah satu tangan di tengah
dada, letakkan tumit tangan lainnya di atas dengan jari-jari
saling mengunci. Tekan dada dengan kedalaman empat
hingga lima cm.
8) Napas Bantuan Jepit hidung korban dan mulailah Anda
mengambil napas dengan normal. Bibir Anda mengatup
seluruhnya di bagian mulut korban. Hembuskan udara
hingga dada korban terlihat naik kurang lebih satu detik.
Beri waktu sampai dinding dada turun kembali.
9) Perhatikan apakah ada cedera atau trauma Jika ada
perdarahan, maka ambil kasa dan tekan untuk
menghentikan perdarahan. Saat ada kotoran pada luka,
cukup bersihkan dengan diusap dan jangan dicuci. Jika
korban mengalami atah tulang terbuka, ambil kasa setebal
kain lalu tekan untuk menghentikan perdarahan. Jika ada
tulang yang terlepas keluar jangan dimasukkan karena
bagian itu sudah terkena kotoran, jika dimasukkan bisa
menyebabkan infeksi. Sebisa mungkin kirim korban ke RS
dalam waktu kurang dari 12 jam.
10) Membantu Menghentikan Perdarahan Salah satu resiko
trauma adalah terjadinya perdarahan jika ada luka. Untuk
menghindari semakin banyak darah yang hilang dimana
dapat berisiko terjadinya Shock karena perdarahan.
Sebelum petugas kesehatan datang anda dapat membantu
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |12
mengurangi perdarahan dengan cara bebat luka atau
menekan kuat-kuat luka dengan kain yang tebal. cara
seperti itu dapat membantu korban mengalami kehilangan
banyak darah yang dapat memperburuk kondisinya. Jika
luka terjadi di tangan dan kaki, namun tidak ada kecurigaan
patah tulang maka tinggikan posisi tangan dan kaki diatas
jantung untuk mengurangi derasnya aliran darahnya.
(ATLS, 2008)
1. Keadaan Umum: gelisah tampak sesak napas hebat.
a. Bagaimana interpretasi dari keadaan umum ?
Jawab :
Keadaan Umum Interpretasi
a. Gelisah Terjadi penurunan kesadaran
(delirium)
b. Tampak sesak napas Hipoksia, akibat tension
pneumothorax.
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari keadaan umum ?
Jawab :
Penurunan Kesadaran
Trauma tumpul gangguan sirkulasi darah untuk ke
otakvasokonstriksi pembuluh
darahhipoksiapenurunan kesadaran.
Sesak napas
Kecelakaan lalu lintas dada membentur stang
motortrauma tumpul pada thorax fraktur costai V-VI
udara dari dalam paru-paru bocor ke rongga pleura udara
tidak dapat keluar dari rongga pleura peningkatan
tekanan intrapleuralparu-paru kolaps pertukaran udara
tidak adekuathipoksiasesak napas hebat.
2. Airway : Menjawab bila dipanggil nama dan mengeluh sesak napas
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |13
a. Bagaimana interpretasi Primary survey dari airway ?
Jawab :
Airway Interpretasi
a. Menjawab bila dipanggil
nama
Normal; tidak ada sumbatan jalan
napas.
b. Mengeluh sesak napas Hipoksia, akibat tension
pneumothorax.
3. Breathing :
- Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan,
gerak napas sebelah kanan tertinggal dibandingkan
sebelah kiri, trakea terdorong kekiri, tampak lebam
kebiruan didada depan kanan berdiameter 8cm.
- Terdengar bising napas vesikuler jelas pada thorax
kiri dan vesikuler menjauh atau melemah pada thorax
kanan. Denyut jantung terdengar jelas 19x dalam 10
detik.
Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada
costae V-VI anterior kanan, perkusi sonor pada
lapangan paru kiri dan hipersonor pada lapangan
paru kanan.
Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan
lakukan tatalaksana optimal. Setelah tatalaksana
tersebut didapatkan data : RR 22x/menit, suara napas
lapangan paru kanan sedikit menguat, trakea kembali
ke tengah namun suara napas paru kanan masih
hipersonor.
a. Bagaimana intepretasi primary survey dari breathing ?
Jawab :
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |14
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |15
Breathing Interpretasi
a. Terlihat sesak Hipoksia, karena mengalami
kolapsnya alveolus.
b
.
RR 6x dalam 10 dtk= 1 menit
6x6=36x/menit.
Normalnya 12-20 x/menit
Takipnea
c. Mulut kebiruan Sianosis, kompensasi dari syok
akibat tension pneumothorax.
d
.
Gerak napas sebelah kanan
tertinggal dibandingkan sebelah
kiri
Gerak napas asimetris, paru kanan
kolaps atau tidak bisa mengembang
akibat ditekan oleh pleura yang
berisi udara.
e. Trakea terdorong kekiri Pergeseran trakea akibat
peningkatan tekanan pada rongga
pleura oleh udara, sehingga
penekanan mediastinum kearah sisi
yang sehat (kiri).
f. Tampak lebam kebiruan didada
depan kanan berdiameter 8cm
Trauma tumpul thoraks anterior
dextra, sehingga terjadi hematom
g
.
Terdengar bising napas vesikuler
jelas pada thoraks kiri
Normal
h
.
Vesikuler menjauh atau melemah
pada thorax kanan
adanya udara pada rongga pleura
dan paru kanan kolaps akibat
adanya penekanan oleh pleura
terhadap paru.
i. Denyut jantung terdengar jelas
19x dalam 10
detik=19x6=114x/menit
Takikardi, merupakan mekanisme
kompensasi jantung untuk
mencukupi kebutuhan oksigen di
organ-organ vital sehingga cukup
untuk perfusi. Dapat juga
merupakan tanda-tanda syok.
j. Teraba krepitasi pada costae V-VI
anterior kanan
Fraktur costae multipel V-VI
sehingga kerusakan otot antar iga,
peradangan yang mengiritasi
serabut saraf nyeri.
k
.
Perkusi sonor pada lapangan paru
kiri
Normal, suara pada paru, rongga
pleura paru kiri tidak berisi udara
l. Hipersonor pada lapangan paru
kanan
Abnormal; adanya udara dalam
rongga pleura.
(Guyton & Hall, 2008)
b. Bagaimana cara pemeriksaan Breathing ?
Jawab :
1) Look
a) Ada tidak pernafasan, status mental
b) Lihat apakah ada distensi vena leher, jejas thorax
c) Bila ada nafas, hitung frekuensi pernafasan dan
keteraturannya besar kecil volume
d) Dada simetris atau asimetris
e) Adakah cuping hidung atau tidak
2) Listen
a) Keluhan dan suara pernafasan, adakah stridor, wheezhing,
ronchi, gurgling, choking.
3) Feel
a) Adakah bunyi ekshalasi dari lubang hidung, mulut, atau
bunyi hipersonor pada lapangan paru
b) Adakah empisema subkutis
c) Adakah krepitasi atau nyeri tekan pada thorax
d) Adakah deviasi trakea
(ATLS, 2008)
c. Bagaimana tatalaksana dokter UGD jika menemukan gangguan
breathing seperti pada kasus ini ?
Jawab :
Ventilasi dan Oksigenasi
Step 1 : Penilaian
a. Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi
leher dan kepala
b. Tentukan laju dan dalamnya pernafasan
c. Inspeksi dan palpasi leher dan toraks untuk adanya
deviasi trakhea, ekspansi toraks simetris atau tidak
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |16
simetris, pemakaian otot tambahan, dan tanda-tanda
cedera lainnya
d. Perkusi toraks untuk menentukan redup atau
hipersonor
e. Auskultasi toraks bilateral
Step 2 : Pengelolaaan
a. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi
* canul 2-6 LPM
* Face mask / RM (Rebreathing Mask) 6-10 LPM
* NRM 10-12 LPM
b. Ventilasi dengan alat bag-valve-mask
c. Menghilangkan Tension Pneumothorax
- Dekompresi segera dan tatalaksana awal
- Penusukan jarum kaliber besar pada ruang
interkostal dua pada garis midclavicular
- Asepsis dan antisepsi dada
- Anastesi lokal jika pasien sadar atau keadaan
mengijinkan
- Tusuk pleura parietal
- Pindahkan luer-lok dari kateter dan dengar
keluarnya udara ketika jarum masuk pleura
parietal, menandakan tension pneumotoraks telah
diatasi
- Pindahkan jarum dan ganti luer-lok di ujung
distal kateter
- Tinggalkan kateter plastik ditempatnya dan
ditutup dengan plaster kain kecil
- Siapkan chest tube, jika perlu
- Hubungkan chest tube ke WSD atau katup tipe
flutter dan cabut kateter yang digunakan untuk
dekompresi pada kasus tension pneumotoraks
(ATLS, 2008 )
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |17
4. Circulation : ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin,
denyut nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan darah 110/70 mmHg.
Sumber perdarahan tidak tampak. Dokter melakukan
penatalaksanaan terhadap sirkulasi.
a. Bagaimana intepretasi primary survey dari circulation ?
Jawab :
Circulation Interpretasi
a. Ekstremitas terlihat pucat dan
teraba dingin
Tanda syok
b. Denyut nadi 25x dalam 15
detik= =25x4=100x/menit
Normal
c. Tekanan darah 110/70 mmHg. Normal
d. Sumber perdarahan tidak
tampak
Normal
b. Bagaimana tatalaksana dokter UGD jika menemukan gangguan
Circulation seperti pada kasus ini ?
Jawab :
1) Pada henti jantung lakukan pijat jantung luar minimal
100 kali/menit.
2) Pada pasien syok, letakkan pasien dalam ”posisi syok”
yaitu mengangkat kedua tungkai lebih tinggi dari
jantung.
3) Bila pasien syok karena perdarahan, lakukan
penghentian sumber perdarahan yang tampak dari luar
dengan melakukan penekanan, diatas sumber
perdarahan kemudian dilakukan pemasangan jalur intra
vena (iv access). Dan pemberian cairan infus kristaloid
berupa ringer lactat atau larutan garam (NaCl 0,9 %).
4) Pasien dewasa pemasangan jalur intra vena dilakukan
dengan pilihan menggunakan 2 kateter perifer kaliber
besar (14-16) diguyur di daerah lengan atas antecubiti
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |18
(lokasi lebih proximal). Sebaiknya dipasang 2 jalur intra
vena bila terdapat perdarahan massif (ATLS, 2008).
5. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata
bila dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki sesuai perintah.
Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya
kronologis kejadian. Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+)
lambat, pupil kiri normal, refleksi cahaya (+) cepat. Dokter
melihat ada masalah pada disability dan merencanakan
pemeriksaan tambahan untuk Edo.
a. Bagaimana intepretasi primary survey dari disability ?
Jawab :
Disability Interpretasi
a. Edo terlihat mengantuk namun
membuka mata bila dipanggil.
Eye: 3
Menggerakkan tangan dan kaki
sesuai perintah.
Motorik: 6
Menjawab nama dan alamat Verbal: 5
Total skore GCS: 14
“cedera kepala ringan”
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |19
Lupa saat ditanya kronologis
kejadian.
Komosio serebral; terjadi setelah
cedera kepala berupa hilangnya
fungsi neurologik sementara tanpa
kerusakan struktur. Komosio
umumnya meliputi sebuah periode
tidak sadarkan diri dalam waktu yang
berakhir selama beberapa detik
sampai beberapa menit. Jika jaringan
otak di lobus temporal dapat
menimbulkan amnesia atau
disorientasi.
b. Pupil kanan melebar, reflex
cahaya (+) lambat
Pupil anisokor; tanda herniasi lobus
temporal (unkus) pada otak.
c. pupil kiri normal, refleksi
cahaya (+) cepat
Normal
(Price&Sylvia, 2012)
b. Bagaimana cara penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) ?
Jawab :
Glasgow Coma Scale (GCS) dinilai dari 3 komponen utama
yaitu:
1) E-score (kemampuan membuka mata/eye opening
responses)
4 = membuka mata spontan
3 = dengan kata-kata akan membuka mata bila diminta
2 = membuka mata bila diberikan rangsangan nyeri
1 = tidak membuka mata walapun dirangsang nyeri
2) V-score (memberikan respon jawaban secara verbal/verbal
responses)
5 =memiliki orientasi yang baik, dapat menjawab
pertanyaan dengan baik
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |20
4 =memberikan jawaban pertanyaan, tetapi jawabannya
seperti bingung
3 =memberikan jawaban pertanyaan, tetapi jawabannya
berupa kata-kata yang tidak jelas
2 =memberikan jawaban berupa suara yang tidak
jelas,bukan merupakan kata.
1 =tidak memberikan jawaban berupa suara apapun
3) M-score (menilai respon motorik ekstremitas/motor
responses)
6 =dapat menggerakkan seluruh ekstremitas sesuai
perintah
5 =dapat menggerakkan ekstremitas secara terbatas karena
nyeri
4 =respon gerak menjauhi rangsang nyeri
3 =respon gerak abnormal beripa fleksi ekstremitas
2 =respon gerak abnormal berupa gerak ekstensi
1 =tidak ada respon berupa gerak
Intepretasi :
1) GCS : 14-15 = CKR (cedera kepala ringan)
2) GCS : 9-13 = CKS (cedera kepala sedang)
3) GCS : 3-8 = CKB (cedera kepala berat)
(Asrini, 2008)
c. Apa pemeriksaan tambahan yang dilakukan dokter UGD untuk
masalah disability pada Edo ?
1. CT-SCAN
CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari
berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. CT-Scan
merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi
yang universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti
sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |21
dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
a) Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses
b) Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya
vaskularisasi dan infark
c) Brain contusion
d) Brain atrofi
e) Hydrocephalus
f) Inflamasi
2. MRI
MRI merupakan salah satu bentuk pemeriksaan radiologi
yang menggunakan prinsip magnetisasi. Medan magnet
digunakan untuk proses magnetisasi komponen ion hidrogen
dari kandungan air di tubuh. MRI dapat menggambarkan dengan
sangat jelas dan kontras berbagai bagian organ tubuh.
Pemeriksaan MRI dapat dilakukan pada berbagai organ dan
sistem tubuh. Sebuah jaringan tubuh yang rusak akan
menimbulkan pembengkakan (edema). Adanya pembengkakan
ini akan memberikan warna kontras yang berbeda dengan
jairngan normal. MRI dapat digunakan untuk berbagai kelainan
yaitu :
1) Di bidang saraf: stroke, tumor otak, kelainan mielinisasi
otak, gangguan aliran cairan otak/hidrocephalus, beberapa
bentuk infeksi otak, gangguan pembuluh darah otak, dsb.
2) Di bidang muskuloskeletal: tumor jaringan tulang atau otot,
kelainan saraf tulang belakang, tumor spinal, jeputan akar
saraf tulang belakang, dsb.
3) Di bidang kardiologi: pembuluh darah besar, pemeriksaan
MRA (Magnetic Resonance Angiografi) carotis, dsb.
(Price&Wilson, 2012)
8. Exposure : terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6
cm. Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis kanan.
a. Bagaimana interpretasi Primary survey dari Exposure ?
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |22
Jawab :
Exposure Interpretasi
a. Terdapat hematom di
parietal kanan berdiameter
6 cm.
Trauma kapitis, telah terjadi
herniasi cerebral.
b. Terdapat vulnus
ekskoriatum pada pelipis
kanan
Diskontinuitus jaringan bagian
pelipis kanan
b. Bagaimana mekanisme primary survey dari Airway, Breathing,
Circulation, Disability, Exposure yang abnormal ?
Jawab :
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |23
Kecelakaan lalu lintas trauma tumpul thoraks (anterior dextra)
↑an tekanan pada alveolar secra mendadak
Fraktur iga multipel ( costae V-VI
Krepitasi costae V-VI
Ruptur alveolar
Ruptur alveolar menyebabkan udara menumpuk pada pleura visceral
Rupture/robek pleura visceral
Penumpukan udara terus-menerus akibat proses inspirasi
udara memasuki rongga pleura (dextra) dari tempat ruptur pleura yang bekerja seperti katup satu arah (one way valve)
Udara dapat masuk ke rongga pleura (dextra) saat inspirasi tp tidak bisa keluar saat ekspirasi
pada saat inspirasi akan terdapat lebih banyak udara lagi yang masuk
Patofisiologi: Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |24
Tekanan dalam rongga pleura (dextra) semakin meningkat
menekan mediastinum ke arah yang sehat (kiri)
kompresi serta pergeseran jantung dan pembuluh darah besar
↓an aliran
balik vena Hipoksia
Sesak nafas hebat
Trakea terdorong ke kiri
Ekstremitas pucat& dingin
Mulut kebiruan
Kolaps paru
dextra
Gerak napas kanan tertinggal dibanding yg kiri
Vesikular
melemah
Hipersonor pada
lapangan paru dextra
Trauma kepala daerah parietal
A.Meningen media robek
Hematom epidural
Menekan lobus otak kearah bawah dan dalam
Bagian medial lobus mengalami herniasi unkus
Kompresi N.Oculomorius (III)
Malfungsi nuclei parasimpaticus N.III
Dilatasi pupil yang tidak sensitiv terhadap cahaya dan tidak berkontraksi saat akomodasi
Patofisiologi: Takipnea,Takikardi,
Kecelakaan lalu lintas dada membentur stang motortrauma tumpul
pada thorax fraktur costai V-VI udara dari dalam paru-paru bocor ke
rongga pleura udara tidak dapat keluar dari rongga pleura
peningkatan tekanan intrapleuralparu-paru kolaps pertukaran udara
tidak adekuathipoksiakompensasi ke organ vital untuk membutuhkan
aliran darah yang membawa oksigen lebih banyak agar ttidak erjadi
kerusakanan jaringangangguan ventilasi-perfusiTakipnea dan
Takikardi.
9. Secondary survey :
Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm
Leher : dalam batas normal
Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior
kanan.
Abdomen : dalam batas normal
a. Bagaimana intepretasi secondary survey ?
Jawab :
• Kepala : hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm :
telah terjadi Herniasi Cerebral.
• Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI anterior
kanan : telah terjadi hematom dan fraktur costae multiple
V-VI, karena trauma tumpul.
b. Bagaimana mekanisme secondary survey ?
Jawab :
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |25
Pupil kanan melebar, reflex cahaya (+) lambat
Kepala: hematom di parietal kanan berdiameter 6
cm :
Kecelakaan lalu lintas kepala membentur aspal
hematom herniasi lobus temporal (unkus) pada otak.
Thorax : tampak lebam kebiruan di dada depan
kanan berdiameter 8 cm, krepitasi pada costae V-VI
anterior kanan:
Kecelakaan lalu lintas dada membentur stang
motortrauma tumpul pada thorax fraktur costai V-
VItampak lebam dengan diameter 8 cm.
10. Ekstremitas : ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan
genu kanan.
a. Bagaimana intepretasi dari ekstremitas ?
Jawab :
Ekskoriasi pada daerah articulation cubiti dan genu kanan:
Diskontinuitus jaringan pada daerah articulatio cubiti dan genu
kanan.
b. Bagaimana mekanisme abnormal pada ekstremitas ?
Jawab :
Trauma kecelakaan lalu lintastergesek aspal pada daerah siku
dan lutut kanan diskontinuitas (terputusnya hubungan)
jaringan pada epidermistimbul vulnus ekskoriatum atau luka
lecet pada bagian siku dan lutut bagian kanan.
(Price&Sylvia, 2012)
11. Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan pada kasus
ini ?
Jawab :
Foto Thorax atau Chest X-Ray
Pemeriksaan Radiografi thorax atau sering disebut chest x-
ray (CXR) bertujuan menggambarkan secara radiografi organ
pernafasan yang terdapat di dalam rongga dada. Teknik radiografi
thorax terdiri dari bermacam-macam posisi yang harus dipilih
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |26
disesuaikan dengan indikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis
kronis, fleural effusion, pneumothorax dan lain-lain.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi
yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang
berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan
saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif
sering terdiagnosis oleh foto thorax. Foto thorax sering digunakan
untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan di
industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja
terpapar oleh debu. Secara umum kegunaan Foto thorax adalah :
untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
untuk melihat adanya trauma (pneumothorax,
haemothorax)
untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
untuk memeriksa keadaan jantung
untuk memeriksa keadaan paru-paru
(Price&Sylvia, 2012)
12. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini ?
Jawab :
Trauma thorax akibat Tension Pneumothorax dan Trauma capitis
(cedera kepala ringan)
13. Apa kemungkinan yang terjadi apabila kasus ini tidak
ditatalaksana dengan baik ?
Jawab :
o Tension pneumothoraks : Laserasi paru, kematian
o Fraktur costae multiple : osteomyelitis, kematian
o Syok hipovolemi : kematian
14. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
Jawab :
Dubia Ad Bonam, bila penanganannya cepat, segera, dan tepat.
15. Apa Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini ?
Jawab :
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |27
KDU 3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter
dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke
spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)
16. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?
Jawab :
“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku”
(As Syu’araa: 80). Maksudnya, Allah semata yang memberikan
kesembuhan, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam memberikan
kesembuhan. Oleh karena itu wajib bagi hamba memiliki
keyakinan yang mantap bahwasanya tidak ada yang mampu
menyembuhkan kecuali Allah (Al-Qur’anul Karim).
2.4 KESIMPULAN
Edo 18 tahun mengalami tension pneumothorax dan trauma capitis akibat
kecelakaan lalu lintas.
2.5 KERANGKA KONSEP
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |28
Edo, 18 tahun kecelakaan lalu
lintas
Dada terbentur stang dan kepala membentur aspal
Trauma Capitis
Laporan Skenario B Blok XX Tutorial 6 |29
Trauma Thorax
Tension Pneumothorax
Sesak napas hebat
Vulnus Ekskioriatum
Gangguan kesadaran
Tension Pneumothorax