OSILOSKOP OK.docx
-
Upload
suci-novira-aditiani -
Category
Documents
-
view
975 -
download
3
description
Transcript of OSILOSKOP OK.docx
1-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat
dari sinyal listrik. Selain itu, amplitudo sinyal osiloskop dapat menunjukkan distorsi
waktu antara dua peristiwa ( seperti lebar pulsa, periode atau waktu naik ) dan waktu
relatif dari dua sinyal terkait. Osiloskop sinar katoda yaitu instrumen laboratorium
yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan
analisa bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian elektronika. Pada dasarnya
osiloskop adalah alat pembuat grafik atau gambar x – y yang sangat cepat dalam
memperlihatkan sebuah sinyal masuk terhadap sinyal lain atau tehadap waktu.
Semua alat elektronika bekerja berdasarkan sampel data, semakin tinggi sampel
data maka semakin akurat pula alat untuk mengamati sinyal – sinyal yang masuk
pada osiloskop untuk kemudan diteliti hasilnya keluar dari masukan sinyal tersebut.
Amplitudo dan periode dapat dicari dengan menggunakan sinyal dengan isyarat
senosida. Aplikasi osiloskop dalam kehidupan sehari – hari antara lain pada alat – alat
elektronik. Pada teknisi dibidang elektronika maupun sains. Osiloskop dapat
mengetahui besaran – besaran listrik dan gejala – gejala fisik yang dihasilkan dari
sebuah transduser, selain itu juga osiloskop sering digunakan oleh para teknisi
otomotif mesin – mesin dan sebagainya.
Dalam sistem pengukuran maupun analisis bentuk gelombang serta fenomena lain
dalam elektronika dapat digunakan salah satu instrumen yang penting dan serba guna
yaitu osiloskop. Dengan menggunakan osiloskop maka kita dapat mengetahui
besarnya frekuensi dari periode dan tegangan dari suatu sinyal, dengan sedikit
penyetelan maka kita dapat menentukan beda fase antara sinyal masukan dan sinyal
keluaran. Kepentingan alat – alat ukur listrik dalam kehidupan kita tidak dapat
disangkal lagi. Hampir semua alat ukur berdasarkan energi listrik, karena setiap
1-2
kuantitas fisis mudah diubah kedalam kuantitas elektrik. Begitu pula halnya dengan
osiloskop, yang memiliki begitu banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui bagian – bagian osiloskop
2. Mempelajari penggunaan dan aplikasi osiloskop dalam kehidupan sehari – hari.
3. Mengetahui cara kerja osiloskop.
1-3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan
bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi
dengan tabung sinar katoda. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan
elektron ke layar tabung sinar katoda. Sorotan elektron membekas pada layar.
Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang
– ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu
sehingga dapat dipelajari.
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang
dapat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan
distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik )
dan waktu relatif dari dua sinyal terkait.
Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, sewaktu tinggi
sampel data semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osilokop pada
umumnya juga mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh karena itu
osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop
mempunyai sampel rate 10 ks/s ( 10 kilo sampel / second ) sama dengan 10.000
data perdetik, maka alat ini akan menaikkan pembacaan sebanyak 10.000 kali
dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang dengan frekuensi
25000 Hz, maka setiap sampel akan membuat data 1/4 dari sebuah gelombang
penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.
Perangkat penting yang menggunakan tegangan, dan memungkinkan kita
untuk “memvisualkan” tegangan dalam arti menujukkan secara grafis bagaimana
tegangan berubah terhadap waktu, adalah tabung sinar katoda ( chathode ray
tube / CRT ). CRT yang digunakan dengan cara ini adalah osiloskop, tetapi
1-4
penggunaan CRT yang lebih umum adalah dalam bentuk tabung gambar televisi
dan monitor komputer. ( 2005, Hayt )
Cara kerja CRT pertama bergantung pada fenomena termionik, yang
ditemukan oleh Thomas Edson ( 1847 – 1931 ) pada saat melakukan eksperimen
pengembangan bola lampu listrik. Untuk memahami bagaimana emisi termionik
terjadi, bayangkanlah dua pelat kecil ( elektroda ) di dalam “bola” atau “tabung”
hampa udara, yang diberi beda potensial ( katakanlah dengan baterai ). Elektroda
negatif disebut katoda, yang positif anoda. Jika katoda negatif di panaskan
( biasanya dengan arus listrik, seperti pada bola lampu ) sampai panas dan
berpijar, ternyata muatan negatif meninggalkan katoda dan mengalir ke anoda
positif. Muatan – muatan negatif ini sekarang disebut elektron, tetapi pada
awalnya disebut sinar katoda karena kelihatannya datang dari katoda. Jika katoda
di dalam tabung gelas hampa dipanaskan sampai bercahaya, sinar katoda yang
bermuatan negatif ( elektron ) diuapkan dan melayang ke anoda ( + ).
Pada umumnya, osiloskop sudah dilengkapi dengan sumber sinyal acuan
untuk kalibrasi. Sebagai contoh osiloskop tertentu yang mempunyai acuan
gelombang persegi dengan suatu amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1
KHz. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Mengatur tombol
kontrol volt 1 div dan time / div sampai diperoleh gambar yang jelas dengan
amplitudo 2V dengan frekuensi 1KHz. Menggunakan tombol posisi vertikal v pas
untuk menggerakkan seluruh gambar dalam searah vertikal dan tombol horizontal
H – pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah horizontal. ( Sutrisno,
1979 )
Sering dafault osiloskop dapat dibedakan antara tombol umum, tombol
divertikal blok, tombol dihorzontal blok. Tombol umum dibagi menjadi on / off
untuk digunakan dalam menghidupkan atau mematikan osiloskop, lumination
digunakan untuk menyalakan lampu latar, yang intensitasnya untuk mengatur
terang atau gelapnya garis – garis frrekuensi CAL untuk frekuensi sampel yang
dapat diukur untuk mengkalibrasi osiloskop. Tombol vertikal blok terbagi
1-5
menjadi tombol position untuk mengatur naik atau turunya garis V, mode untuk
mengatur chanel yang digunakan, ch 1 untuk menggunakan input chanel, ch 2
digunakan untuk menggunakan input chanel 2, Alt untuk menggunakan secara
bergantian antara channel 1 dan channel 2, chop digunakan untuk potongan dari
chanel 1 ataupun channel 2, coupling dipilih sesuai dengan input channel 1
ataupun channel 2, slode normal dapat digunakan yang ( + ) sedangkan yang ( - )
digunakan untuk kebalikan dari gelombang AC – GND – DC, dipilih AC untuk
gelombang bolak – balik, sedangkan DC untuk gelombang atau tegangan searah
dan GND dipilih untuk menonaktifkan gelombang atau regangan, misalnya dalam
menentukan posisi awal dan volt / dlv digunakan untuk menentukan skala vertikal
tegangan dalam 1 kotak / dlv vertikal. ( William H : 2005 )
Cara kerja osiloskop analog, yaitu pada saat osiloskop dihubungkan dengan
sirkuit, sinyal tegangan bergerak melalui probe ke sistem vertikal. Bergantung
pada pengaturan skala vertikal ( volt / dlv ) attenuator yang akan memperkecil
sinyal masukan sedangkan amplufer akan memperkuat sinyal dari masukan.
Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal
dalam ( CRT ). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan mengakibatkan
titik – titik cahaya yang bergerak berkas elektron yang menumpuk. Fosfor dalam
CRT yang akan menghasilkan padatan cahaya. Tegangan positif akan
menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan bergerak juga
ke bagian sistem tigger untuk memulai sapuan horizontal ( horizontal sweep ).
Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi layar,
sehingga jika sistem horizontal mendapatkan trigger titik cahaya bergerak
melintasi layar dari kiri ke kanan dengan seiring waktu tertentu. Secara
bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan
menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk menstabilkan
sinyal secara berulang – ulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai pada
titik yang sama dari sinyal berulang hasilnya bisa tampak.
1-6
Kinerja osiloskop istilah yang dijelaskan pada bagian ini akan sering
digunakan untuk membicarakan kehandalan dari sebuah osiloskop. Lebar pula
spesifikasi bandwith yang menunjukkan daerah akurat. Sejalan dengan
peningkatan frekuensi, kapabilitas dari osiloskop untuk mengukur secara akurat
semakin menurun. Berdasarkan perjanjian, bandwith yang menunjukkan frekuensi
ketika sinyal yang ditampilkan tereduksi menjadi 70,7 % dari sinyal arus yang
digunakan. ( Sutrisno : 1979 )
Risetime adalah cara lain untuk menjelaskan daerah frekuensi yang berguna
dari sebuah osiloskop perubahan sinyal rendah ke sinyal tinggi yang cepat, pada
gelombang persegi, menunjukkan risetime yang tinggi. Ketika digunakan dalam
pengukuran sinyal tangga. Sebuah osiloskop hanya dapat menampilkan pulsa
yang risetimenya lebih rendah dari risetime osiloskop. ( Giancoli : 2001 )
Akurasi penguatan yang menunjukkan seberapa telitinya sistem vertikal
dalam melemahkan atau menguatkan sebuah sinyal. Basis waktu dan akurasi
horizontal menunjukkan seberapa teliti sistem horizontal menampilkan waktu dari
sinyal. Biasanya hal ini dinyatakan dalam % error. Sedangkan pada panel kendala
dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama vertikal, horizontal, dan trigger.
Osiloskop yang lain mungkin memiliki bagian tambahan lainnya sesuai dengan
model dan tipe osiloskop ( analog atau digital ).
Probe osiloskop mempunyai fungsi untuk menghubungkan penguat vertikal
dengan rangkaian yang diukur tanpa pengaruh pembebanan. Probe yang biasanya
digunakan adalah probe positif yang terdiri dari tahanan seri dan keduanya
terletak didalam probe yang mempunyai tipe dan connection ground. Secara
umum osiloskop memiliki kegunaan, yaitu :
1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
2. Mengukur frekuensi sinyal yang berisolasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
1-7
5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
Posisi titik terang pada layar peraga osiloskop ditentukan oleh penjumlahan
dua buah vektor, pergerakan titik terang pada arah sumbu –x dipengaruhi sinyal
time base. Sedangkan jaraknya terhadap –y berubah sebagai tanggapan adanya
perubahan amplitudo ( Haliday : 1978 )
Osiloskop adalah sebuah peralatan uji yang digunakan untuk melihat suatu
gambar sinyal listrik. Secara sederhana osiloskop dapat menunjukkan bentuk dari
suatu sinyal listrik dan sinyal listrik ini dinamakan dengan bentuk gelomban
sinyal.
Osiloskop memiliki sebuah layar serupa dengan layar televisi dan hanya jauh
lebih teliti. Osiloskop tersebut menampilkan suatu garis lurus dan terang yang
menunjukkan perubahan pada layar. Contoh – contoh tipe tampilan ini terletak
pada layar televisi rumah yang digunakan untuk menunjukkan aktifitas jantung
atau denyut jantung.
Layar osiloskop memiliki suatu garis – garis horizontal dan vertikal yang
diberi spasi 1 cm dan garis tegangan dan waktu. Garis – garis tersebut dinamakan
garis – garis graficula. Osiloskop disebut juga osiloskop sinar katoda ( Cathode
Ray Osiloscope ) dan singkatan umumnya adalah CRD. Para televisi yang
menyebut dengan perkataan “ Telah melihat bentuk gelombang CRD “. Istlah
sinar katoda dari nama layar yang disebut Cathode Ray Tube atau CRT. Jadi CRT
merupakan bagian dari CRD. Tabung gambar juga dinamakan CRT.
Kegunaan osilokop adalah untuk menampilkan suatu bentuk gelombang pada
layar dan seluruh dari pengaturan dan rangkaian dalamnya tersedia untuk
kegunaan tersebut. Cara terbaik untuk memahami apa yang terjadi pada layar.
Layar adalah sebuah tabung gambar serupa dengan tabung gambaryang ada di
dalam layar televisi akan tetapi dalam kasus ini tabung gambar hanya
menampilkan satu warna yaitu hijau.
1-8
Osiloskop pada umumnya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang
dari sinyal. Pada pembaca amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan
berbagai tampilan pengukuran seperti direlatif, frekuensi, risetime, lebar
tegangan, peak to peak. Jarak relatif antara dua sinyal yang berbeda serta yang
lain. Oleh karena itu alat ini merupakan salah satu yang paling fleksibel dan
banyak digunakan di alat – alat elektronik.
Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu
mencermati karakter masing – masing dar jenis osiloskop tersebut. Agar dapat
memilih secara tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus –
kasus tertentu berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang di periksa atau
diuji kinerjanya.
Osiloskop adalah salah satu alat yang dapat menampilkan bentuk dari sinyal
listrik. Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan isntrumen ukur yang
memiliki posisi yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu menampilkan
bentuk gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian yang sedang di amati. Dengan
osiloskop kita dapat mengetahui dan mengamati frekuensi, periode, dan tegangan
AC dan DC, fasa dan berbagai bentuk gelombang dari sinyal. Osiloskop terdiri
dari dua bagian utama yaitu display dan panel control. (Sears F Weston, 1962)
Dewasa ini secara prinsip atau dua tipe osiloskop, yakni tipe analog ( Art –
Analog Real Time oscilloscope ) dan tipe digital, masing – masing memiliki
kelebihan dan keterbatasan. Secara umum osiloskop memiliki kegunaan yaitu :
- Mengukur besar tegangan listrik dan hub ungannya terhadap waktu.
- Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
- Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
- Membedakan arus AC dan arus DC.
- Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
1-9
Osiloskop memakai tabung sinar katoda dalam aplikasinya. Pertama akan
dibahas bagian – bagian utama dan cara kerja dari sebuah tabungt sinar katoda.
Secara umum, belum dikatakan dengan fungsinya terhadap cara kerja osiloskop.
Komponen – komponen penting tabung katoda :
- Glass Enveloped ( evacuated )
- Electron gun assembly
- Deflection plate assembly
- Accelerating anodes
- Phospoor coated screen.
Glass enveloped merupakan keseluruhan dari tabung katoda ini, dikosongkan
hingga menjadi hampa udara, untuk membiarkan aliran elektron bergerak lurus
pada tabung secara mudah. Fungsi dari electron gun assembly adalah sebagai
penyedia sumber elektron, caranya dengan mengumpulkan dan memfokuskan
mereka ke arus yang baik dan mempercepat mereka mendekati layar fluorescent
elektron yang membuat berkas cahaya ( beam ) diberikan oleh thermionic
emission dari katoda yang dipanaskan. Fokus lensa terdiri dari anoda pertama,
cincin fokus dan apertureastigmatisma, atau anoda kedua. Fungsi dari bagian ini
adalah untuk mengumpulkan dan mengarahkan elektron pada garis lurus axis dari
berkas – berkas sinar, untuk memperoleh ukuran minimum dan titik terdefinisi
oleh layar fosfor dari CRT. Bagian dari CRT selain electron gun assembly adalah
sistem deflection. Bentuk gelombang dapat diperlihatkan dari layar phosphor
CRT, hanya jika disana ada arus elektron yang dibelokkan baik horizontal
maupun vertikal, ini adalah fungsi dari plat terdefleksi.
Arus dibelokkan yang dialami oleh elektron disebut defleksi ( pembelokkan
elektrostatis ), yang berarti bahwa berkas – berkas sinar elektron itu dilenturkan
oleh gaya yang dikerjakan pada tiap elektron oleh medan listrik. Energi dicapai
1-10
adalah hubungan sederhana, melibatkan hanya voltase anode kedua dari fokus
lensa dan muatan elektron diberikan seperti :
EK = V 2 Q ( 2.1 )
Menyamakan energi kinetik dengan energy yang dicapai, diberikan oleh :
½ mV2 = V 2 Q ( 2.2 )
Dimana :
m = massa elektron
v = kecepatan elektron
V2 = mempercepat voltase melalui elektron gun assembly
( Cooper, D, William, 1999)
Osiloskop terdiri dari tabung hampa udara ( tabung katoda ), dan layar
dilapisi zat fluorescent, yang berarti jika permukaanya itu ditumbuk oleh eketron
umpannya, maka elektron dari, atau yang membangun molekul dimana zat itu
dibangun akan berpindah ke kulit semula, setidaknya ke kulit lebih dalam dari
kulit tempat yang baru tadi, karena makin dalam kulit, maka tingkat energi
menjadi lebih rendah sehingga menjadi lebih stabil. Beda tingkat energi antara
kulit yang lebih luar dan yang dalam menjelma sebagai foton yang tampak
sebagai bintik terang.
1-11
Potensiometer yang berfungsi untuk mengatur tegangan ini terdapat
panel kontrol depan disebut fokus. Layar peraga bagian dalam mengandung
phosphor yang berfungsi untuk menyerap energi kinetik dari elektron dan
memancarkan kembali energi tersebut dalam frekuensi rendah dan terdapat
spectrum visual. Sifat dari phosphor ini disebut flourescene. Sifat lain dari
phosphor ini adalah phosphorescene, yaitu bahan flourent untuk tetap
memancarkan cahaya. Sistem defleksi vertikal harus mampu memproduksi bentuk
gelombang tegangan masukan dalam batas lebar pita frekuensi, basetime, dan
amplitudo tertentu.
1-12
BAB III
METODOLOGI NPERCOBAAN
3.1. Waktu dan tempat percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 5 April 2012 pukul 15.30 WITA
dan bertempat di Laboratorium Fisika Dasar Lantai 3 Gedung C Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman.
3.2. Alat dan Bahan
3.3.1 Osiloskop
3.3.2 Probe Osiloskop
3.3.3 Papan PCB
3.3.4 Power Supply
3.3.5 Kabel Penghubung
3.3. Metodologi Percobaan
3.3.1. Penyetelan CRO
3.3.1.1. Dihidupkan osiloskopnya dan tunggu beberapa saat sampai tampak
garis mendatar terdapat layar osiloskop anda. Aturlah knop posisi vertikal dan
horizontal agar bayangan di trafo / sumber AC.
3.3.1.2. Dibuatlah hubungan seperti terdapat gambar berikut ini dan
periksakanlah keterdapatan dosen pengawas anda sebelum menghidupkan
trafo.
3.3.1.3. Dihidupkan trafo / sumber AC dan amatilah terdapat layar osiloskop
anda, maka akan terlihat bentuk gelombang sinusoidal. Aturlah sweep – var
(12) dan sweep range (11) supaya bayangan gelombang menjadi stabil dan
terdapat dua atau tiga perioda gelombang terdapat osiloskop. Aturlah knop V
1-13
gain (8) dan V attenuator (7) agar amplitudo gelombang terdapat layar
berkisar 4 – 5 cm. Perhatikan dan gambar gelombang terdapat kertas mm yang
terlihat tersebut.
3.3.2. Penggunaan osiloskop sebagai pengukuran tegangan
3.3.2.1. Dikalibrasi CRO dengan menggunakan tegangan DC sebelum
digunakan sebagai alat ukur scalar 6 harus terdapat posisi DC. Distel terdapat
posisi vertikal supaya didapat garis lurus terdapat pertengahan layar bila tidak
terdapat sinyal dari luar, pasanglah sinyal DC kira – kira 4 volt, terdapat input
vertikal. Ukurlah dengan tepat dan bandingkan dengan pengukuran terdapat
multimeter ( misalnya 4,2 volt) lalu aturlah V attenuator dan V – gain ( 7,8 )
agar dapat pergeseran vertikal sebesar 4,2 skala, dengan demikian terdapat
kalibrasi 1 volt / skala – knop 7 dan 8 tidak diputar lagi ( bagian luar ).
3.3.2.2. Dipasang sumber tegangan AC, setelah itu ukurlah amplitudo puncak
ke puncak menurut skala CRO dan hitunglah tegangan menurut faktor
kalibrasi yang ditetapkan, ukur pula tegangan AC dengan menggunakan
multimeter. Perhatikanlah bahwa nilai ini merupakan nilai RMS ( akar kuadrat
rata – rata ). Bandingkan hasil RMS dan Vpp yang diperoleh kalibrasi CRO
jangan dirubah.
3.3.3. Penyearah gelombang
3.3.3.1. Dihubungkan rangkaian diodida sebagai penyearah setengah gelomban
g seperti terdapat pada tugas pendahuluan.
3.3.3.2. Diamati bentuk gelombang dan buatlah gambar yang diamati.
3.3.3.3. Dirangkai penyearah gelombang penuh. Lakukan pengukuran seperti
terdapat poin 1 dan 2 diatas.
3.3.4. Penggunaan CRO sebagai pengukur frekuensi dan beda fase
3.3.4.1. Dihubungkan sumber AC 50 Hz ( trafro input horizontal / channel –
1 ) dan osilator terdapat input vertikal / channel – 2.
3.3.4.2. Diamati dengan frekuensi osilator 50 Hz sebagai input horizontal.
3.3.4.3. Diulangi percobaan.
1-14
3.3.1 Gambar Penyetelan CRO
3.3.2 Gambar Penggunaan osiloskop sebagai pengukuran tegangan
1-15
BAB IVHASIL DAN PEMBAHAHSAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Osiloskop sebagai alat ukur tegangan AC
No E ( Volt ) Skala Posisi volt / div
1 2 0,6 5
2 4 1,1 5
3 6 1,6 5
4.1.2 Osiloskop sebagai alat ukur tegangan DC
No E ( Volt ) Skala Posisi volt / div
1 2 1,1 5
2 4 1,4 5
3 6 2 5
4.1.3 Osiloskop sebagai alat ukur mengukur frekuensi dalam periode sinyal
No f ( heartz ) Skal
a
Posisi volt / div Posisi time / div
1 0,083 2,4 1 5
2 0,083 2,4 5 5
3 0,25 0,8 2 5
4.2 Perhitungan
1-16
4.2.1 Osiloskop sebagai alat ukur tegangan AC
4.2.1.1 Tegangan AC
Vmax = skala n x posisi volt / div
1. Vmax1 = skala x posisi volt / div
= 0.6 x 5
= 3 volt
2. Vmax2 = skala n x posisi volt / div
= 1,1 x 5
= 5,5 volt
3. Vmax3 = skala n x posisi volt / div
= 1,6 x 5
= 8 volt
4.2.1.2 Tegangan Efektif
Vrms n = 12√2× Vmax n
1. Vrms 1 = 12√2× Vmax1
= 12√2× 2
= 1,41 volt
2. Vrms 2 = 12√2× Vmax2
= 12√2× 4
1-17
= 2,82 volt
3. Vrms 3 = 12√2× Vmax3
= 12√2× 6
= 4,24 volt
4.2.1.3 Tegangan Puncak Ke Puncak
Vpp n = 2 x Vmax n
Vpp1 = 2 x 2
= 4 volt
Vpp2 = 2 x 4
= 8 volt
Vpp3 = 2 x 6
= 12 volt
4.2.2 Osiloskop sebagai alat ukur tegangan DC
4.2.2.1 Tegangan DC
Vmax = skala n x posisi volt / div
1. Vmax1 = skala 1 x posisi volt / div
= 1,1 x 5
= 5,5 volt
2. Vmax2 = skala 2 x posisi volt / div
= 1,4 x 5
= 7 volt
3. Vmax3 = skala 3 x posisi volt / div
= 2 x 5
1-18
= 10 volt
4.2.1.4 Tegangan Efektif
Vrms n = 12√2× Vmax n
1. Vrms1 = 12√2× Vmax1
= 12√2× 2
= 1,41 volt
2. Vrms2 = 12√2× Vmax2
= 12√2× 4
= 2,82 volt
3. Vrms3 = 12√2× Vmax3
=12√2× 6
= 4,24 volt
4.2.2.3 Tegangan Puncak Ke Puncak
Vpp n = 2 x Vmax n
Vpp1 = 2 x 2
= 4 volt
Vpp2 = 2 x 4
= 8 volt
1-19
Vpp3 = 2 x 6
= 12 volt
4.2.3 Osiloskop sebagai alat untuk mengukur frekuensi dalam periode sinyal
4.2.3.1 Periode tegangan AC
T = Jumlah 1 siklus x posisi / div
1. T1 = Jumlah 1 siklus x posisi / div
= 2,4 x 5
= 12 sekon
2. T2 = Jumlah 1 siklus x posisi / div
= 2,4 x 5
= 12 sekon
3. T3 = Jumlah 1 siklus x posisi / div
= 0,8 x 5
= 4 sekon
4.2.2.2 Frekuensi tegangan AC
F= 1T
1. F= 1T 1
= 1
12
= 0,083 Hz
2. F= 1T 2
1-20
= 1
12
= 0,083 Hz
3. F= 1T 3
= 14
= 0,25 Hz
1-21
4.3 Grafik
4.3.1 Osiloskop sebagai alat ukur tegangan AC
4.3.1.1 Untuk E = 2 Volt
4.3.1.2 Untuk E = 4 Volt
4.3.1.3 Untuk E = 6 Volt
4.3.2 Osiloskop sebagai alat ukur tegangan DC
1-22
4.3.2.1 Untuk E = 3 Volt
4.3.2.2 Untuk E = 4 Volt
4.3.2.3 Untuk E = 6 Volt
4.3.3 Osiloskop sebagai alat untuk mengukur frekuensi dalam periode sinyal
4.3.3.1 Untuk E = 2 Volt
1-23
4.3.3.2 Untuk E = 4 Volt
4.3.3.3 Untuk E = 6 Volt
1-24
4.4 Pembahasan
Pengertian osiloskop, osiloskop adalah alat ukur yang digunakan untuk
memetakan atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Aplikasi osiloskop dalam
kehidupan sehari – hari digunakan dalam pengukuran rangkaian elektronik seperti
stasiun pemancar radio, TV, atau dalam kegunaan memonitor frekuensi elektronik
seperti dirumah sakit dan untuk kegunaan – kegunaan lainnya dan juga memiliki
kemempuan dalam hal pengiriman sinyal pada pengapian elektronik dan rem cakram.
Dari hasil percobaan, pada rangkaian Ac kita dapat menyimpulkan bahwa
skalanya bertambah meskipun posisi volt/div tetap selain skalanya, energy yang
dihasilkan juga bertambah. Pada rangkaian DC juga dapat diketahui bahwa semakin
besar geseran pada posisi volt/div maka skala dan energy yang dihasilkan juga
semakin besar. Pada rangkaian untuk mengukur frekuensi dalam periode sinyal,
jumlah gelombang yang dihasilkan dalam satu siklus cenderung berubah – ubah
sedangkan energi yang dihasilkan semakin bertambah walaupun posisi time/div dan
frekuensi yang diberikan tetap. Selain itu pada rangkaian AC dapat diketahui bahwa
semakin kecil tegangan yang diberikan maka jumlah gelombang yang dihasilkan pun
semakin sedikit.
Kesalahan yang mungkin ditimbulkan pada saat melakukan praktikum adalah
kesalahan pada saat membuat rangkaian listriknya, kesalahan dalam menyetel tombol
– tombol osiloskop, kalibrasi osiloskop, pengaruh impedasi input dan gangguan
parasitik serta baterai yang digunakan tidak sesuai ( Rusak ).
Faktor kesalahan pada saat percobaan salah satunya adalah salah
memasangkan rangkaiannya dan menekan tombol disamping layar dari osiloskop.
Kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan sehingga hasilnya
1-25
kurang akurat dan untuk tegangan AC yang dihasilkan pada adalah berupa garis lurus
dan diberi tegangan akan berbentuk gelombang dengan 4 bukit. Pada rangkaian DC
jika semakin besar geseran pada posisi volt/div maka skala dan energinya yang akan
dihasilkan dalam satu siklus cenderung berubah – ubah sedangkan energi yang akan
dihasilkan akan bertambah. Pada rangkaian AC dapat diketahui bahwa semakin kecil
tegangan yang diberikan maka jumlah gelombang yang dihasilkan semakin sedikit.
Dalam kehidupan sehari – hari kita juga dapat menemui aplikasi kegunaan
osiloskop terutama dalam bidang yang berhubungan dengan elektronika yaitu
komputer yang menghasilkan isyarat berbeda dengan isyarat listrik yang dihasilkan
pada osiloskop untuk mengukur getaran atau vibrasi pada sebuah transducer mesin
yang berfungsi sebagai penampil sinyal – sinyal listrik yang dihubungkan dengan
waktu, dan osiloskop juga digunakan untuk menunjukkan ciri oprasi beberapa
komponen listrik seperti transistor dan kapasitor serta mengambil data dari bacaan
volt.
Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk menyelediki gejala yang
bersifat periodik. Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar
yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourencence. Bidang gambar ini dapat
dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar
katoda mengan dung medan gaya lstrik, untuk mempunyai gerak elektron kearah
anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang di pasang secara vertkal,
maka akan terbentuk garis lururs vertikal dinding gambar.
Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasan tegangan periodik, maka
elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara
horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusodial.
Amplitudo merupakan salah satu bentuk modulasi dimana sinyal informasi
digabungkan dengan sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal mempengaruhi
besarnya amplitudo dalam carier. Parameter sinyal yang mengalami perubahan adalah
amplitudonya, amplitudo sinyal pembawa berunah – ubah sesuai dengan perubahan
frekuensi sinyal informasi. Rentan frekuensi adalah 500 Hz – 1600 KHz dan panjang
1-26
gelombang amplitudo adalah 1600 KHz – 30.000 KHz. Jika direntangkan dengan
satuan meter jangkauan sinyal AM bisa mencapai puluhan ribu kilometer.
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Osiloskop terdiri dari beberapa bagian yaitu tabung sinar katoda, penguat vertikal, penguat horizontal, time base generator, rangkaian trigger, layar fosfor, grid kontrol dan lain sebagainya.
2. Osiloskop kebanyakan digunakan pada barang – barang elektronik, seperti TV, montir – montir alat listrik, teknisi dibidang elektronika, sains, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan osiloskop dapat mengaetahui besaran – besaran listri dari gejala fisis yang dihasilkan dari sebuah transducer.
3. Osiloskop merupakan salah satu instrumen yang sangat penting dan serbaguna dalam sisitem pengukuran maupun analisa bentuk gelombang serta fenomena lain dalam elektronika. Cara kerjanya dengan menghubungkan tegangan AC di power supply ke osiloskop. Dengan menggunakan proses osiloskop sehingga memunculkan grafik pada layar osiloskop yang kemudian diatur dengan volt / div. Time / div, posisi vertikal, posisi horizontal, dan trigger.
5.2 SaranSebaiknya dalam percobaan ini saat pengamatan volt / div dan time / div
diubah – ubah sehingga dapat diketahui grafik yang di ketahui.
1-27
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick, J. 1989. Fisika Edisi ke 8. Erlangga : Jakarta.
Coopper, D, William.1993.Instrumen Elektronika dan Teknik Pengukuran.Erlangga:
Jakarta.
Giancoli, Doughlas C. 2001. Fisika Edisi 5 Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Halliday, David. 1978. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta.
Sutrisno dan Gie, Tank Lk. 1983. Fisika Dasar. ITB : Bandung.
.