OPTIMASI CARBOPOL 940 DAN PROPILENGLIKOL PADA ...Penisilin sangat efektif untuk mengatasi infeksi...
Transcript of OPTIMASI CARBOPOL 940 DAN PROPILENGLIKOL PADA ...Penisilin sangat efektif untuk mengatasi infeksi...
-
i
OPTIMASI CARBOPOL 940 DAN PROPILENGLIKOL PADA SEDIAAN
GEL ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus EKSTRAK ETANOL BIJI
PEPAYA (Carica papaya L.) – APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Octavianus Yandri
NIM: 168114124
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
segala berkat dan kasih-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Optimasi Carbopol 940 Dan Propilenglikol Pada Sediaan Gel Antibakteri
Staphylococcus aureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) – Aplikasi
Desain Faktorial” dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang sudah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, dengan tulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah, Ibu, Kak Anas, Kak Nela, Kak Eka, Kak Betty dan Bang Frans yang
selalu memberikan yang terbaik bagi penulis melalui doa, kasih sayang,
dukungan, semangat, dan cinta kasih.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) saya yang selalu memberikan motivasi belajar dan selalu
mengajarkan attitude sebagai mahasiswa yang baik serta yang selalu
menekankan strategi untuk mencapai target kuliah di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing sekaligus
dosen penguji skripsi yang selalu membimbing, memberikan masukan,
arahan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.
5. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. dan Ibu Dr. Rini Dwi Astuti,
Apt. selaku dosen penguji, terima kasih atas masukan dan saran dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Jacinda Yakub, Viola Resti Kawan dan Theresia Jenny Haryanto selaku
teman skripsi yang selau memberi dukungan dan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
7. Ni Putu Intan R., Thessalonika, Ni Made Kuswindayanti, Tofan Fitri S.,
Kadek Evi Indrayani, Margaretha Arihta Lestari dan Dewa Ayu Handani
selaku teman belajar sekaligus sahabat yang selalu ada dalam setiap sistuasi.
8. Stella, Abe, Susan, Sera, Ardi, Ari, Excel dan Avilla selaku teman – teman
mahasiwa Katolik Keuskupan Agung Semarang.
9. Cinda, Jenny, Myasa, Kusuma, dan Sintha selaku teman – teman pengurus
Cosmetic Student Club periode 2017/2018.
10. Sekar, Thessa dan Angel teman satu tim Lomba KOFEIN dan Pharmadays
2019.
11. Galuh, Indah, dan Wiwy selaku teman satu tim Lomba Pharmacopeia
12. Jessica, Latifah, Vena, Lintang, Frans, dan Resa selaku teman selama KKN.
13. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membekali penulis dengan ilmu dan pengalaman selama menjalani masa
perkuliahan.
14. Seluruh laboran Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan praktikum di laboratorium.
15. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian Wahyuning Setyani, M.Sc.,
Apt. yang berjudul “Optimasi Carbopol 940 dan Propilenglikol pada
Sediaan Gel Antibakteri Staphylococcus uureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya
(Carica Papaya L.) – Aplikasi Desain Faktorial” menurut SK nomor:
019/Penel./LPPM-USD/III/2018.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penelitian ini,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun. Penulis juga
mengharapkan tulisan ini mampu menyumbangkan ilmu pengetahuan baru yang
dapat mendukung penelitian berikutnya untuk menjadi lebih baik lagi.
Yogyakarta, 30 September 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
INTISARI ................................................................................................................ 1
ABSTRACT ............................................................................................................ 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 6
Alat dan Bahan .................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 12
Determinasi ....................................................................................................... 12
Pembuatan Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.) ......................................... 12
Penetapan Kadar Air Dalam Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.) .............. 12
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) ............................. 13
Skrining Fitokimia ............................................................................................. 14
Uji Aktivitas Antibakteri ................................................................................... 17
Pembuatan Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya ......................................... 18
Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Gel Keempat Formula .................. 20
Efek yang Ditimbulkan oleh Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap Respon
Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya .......................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
Efek yang Ditimbulkan oleh Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap
Pergeseran Viskositas Setelah 3 Siklus Freeze and Thaw ................................ 28
Uji Signifikansi dan Efek Kedua Faktor Beserta Interaksinya Terhadap Respon
Viskositas .......................................................................................................... 29
Uji Signifikansi dan Efek Kedua Faktor Beserta Interaksinya Terhadap Respon
Daya Sebar ........................................................................................................ 31
Penentuan Area Optimum dan Validasi Persamaan Respon Area Komposisi
Optimum Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya ........................................... 34
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Gel Formula Optimum .......................... 37
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 41
a. Kesimpulan ................................................................................................ 41
b. Saran ........................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Pepaya……………... 14
Tabel II Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya… 17
Tabel III Formula Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya Berdasarkan Hasil
Orientasi Level Kedua Faktor……………………………….. 19
Tabel IV Uji Organoleptis 48 Setelah Pembuatan (Siklus 0)………….. 22
Tabel V Hasil Uji Organoleptis Setelah 3 Siklus Freeze and Thaw….. 22
Tabel VI Hasil Uji pH Siklus 0 sampai Siklus 3 Perlakuan Freeze and
Thaw…………………………………………………………. 23
Tabel VII Hasil Uji Viskositas Siklus 0 sampai Siklus 3 Perlakuan
Freeze and Thaw…………………………………………….. 24
Tabel VIII Hasil Uji Daya Sebar Siklus 0 sampai Siklus 3 Perlakuan
Freeze and Thaw…………………………………………….. 27
Tabel IX Hasil Perhitungan Efek Kedua Faktor dan Interaksinya
Terhadap Respon Pergeseran Viskositas dan Perhitungan
Statistik ANOVA……………………………………………. 29
Tabel X Hasil Perhitungan Efek Kedua Faktor dan Interaksinya
Terhadap Respon Viskositas dan Perhitungan Statistik
ANOVA……………………………………………………... 30
Tabel XI Hasil Perhitungan Efek Kedua Faktor dan Interaksinya
Terhadap Respon Daya Sebar dan Perhitungan Statistik
ANOVA…………………………………………………….... 33
Tabel XII Data Perhitungan Validasi Persamaan Respon Viskositas dan
Persamaan Respon Daya Sebar Terhadap Data Aktual yang
Diperoleh…………………………………………………….. 38
Tabel XIII Uji Organoleptis 48 Setelah Pembuatan (Siklus 0) 38
Tabel XIV Hasil Uji Organoleptis Setelah 3 Siklus Perlakuan Freeze
and Thaw…………………………………………………….. 39
Tabel XV Hasil Uji pH Siklus 0 sampai Siklus 3 Perlakuan Freeze and
Thaw…………………………………………………………. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
Tabel XVI Hasil Uji Viskositas dan Daya Sebar Siklus 0 sampai Siklus
3 Perlakuan Freeze and Thaw Formula Optimum…………... 40
Tabel XVII Hasil Uji Statistik (T-test) Viskositas dan Daya Sebar
Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya Formula
Optimum................................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Viskositas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Selama Siklus 0 Hingga Siklus 3 Perlakuan Freeze and
Thaw…………………………………………………………… 26
Gambar 2 Grafik Daya Sebar Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Selama Siklus 0 Hingga Siklus 3 Perlakuan Freeze and
Thaw…………………………………………………………… 28
Gambar 3 Respon Viskositas oleh Faktor Carbopol 940 dan
Propilenglikol………………………………………………….. 31
Gambar 4 Contour Plot Respon Viskositas………………………………. 32
Gambar 5 Respon Daya Sebar oleh Faktor Carbopol 940 dan
Propilenglikol………………………………………………….. 34
Gambar 6 Contour Plot Respon Daya Sebar 34
Gambar 7 Overlay Plot Respon Viskositas dan Daya Sebar Sediaan Gel
Ekstrak Etanol Biji Pepaya……………………………………. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
INTISARI
Biji pepaya (Carica papaya L.) yang mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, tanin, senyawa fenolik dan saponin terbukti memiliki efek sinergis dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol biji
pepaya yang memiliki aktivitas antibakteri diformulasikan dalam bentuk sediaan
gel. Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan
metode desain faktorial dengan dua faktor dan dua level.
Sifat fisik sediaan gel yang diuji meliputi pengamatan organoleptis,
homogenitas, pH, daya sebar dan viskositas sedangkan parameter yang digunakan
untuk menentukan stabilitas sediaan yaitu sifat fisik sediaan gel yang meliputi daya
sebar, viskositas serta persentase pergeseran viskositas. Analisis data dilakukan
menggunakan software Design-Expert versi 12 dan program SPSS versi 22.
Pada penelitian menunjukkan bahwa hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak
etanol biji pepaya (Carica papaya L.) yaitu pada konsentrasi 20% memiliki
aktivitas tergolong sedang dan pada konsentrasi 40%, 60%, 80% dan 100%
tergolong kuat terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Faktor
Carbopol 940 dominan dalam mempengaruhi respon viskositas dan daya sebar
dengan kontribusi terhadap respon viskositas sebesar 92,5094% sedangkan
kontribusi terhadap respon daya sebar sebesar 59,5387%, sementara itu faktor yang
dominan dalam menentukan respon pergeseran viskositas yaitu interaksi kedua
faktor Carbopol 940 dan Propilenglikol dengan kontribusi sebesar 60,4464%.
Sediaan dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik diperoleh pada penggunaan
Carbopol 940 1,06604 gram dan Propilenglikol 13,2146 gram setelah dilakukan
validasi menggunakan software Design-Expert versi 12.
Keyword : Biji pepaya (Carica papaya L.), sediaan gel, Staphylococcus aureus,
antibakteri, Freeze and Thaw cycle, desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
ABSTRACT
Papaya seeds (Carica papaya L.) which contain alkaloids, flavonoids,
tannins, phenolic compounds and saponins are proven to have a synergistic effect
in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Papaya seed ethanol
extract which has antibacterial activity is formulated in gel preparation. This
research is a purely experimental design using a factorial design method with two
factors and two levels.
The physical properties of the gel preparations tested included
observations of organoleptic, homogeneity, pH, spreadability and viscosity while
the parameters used to determine the stability of the preparations were physical
properties of gel preparations which included spreadability, viscosity and
percentage of viscosity shift. Data analysis was performed using Design-Expert
software version 12 and SPSS program version 22.
The research showed that the results of the antibacterial activity of the
ethanol extract of papaya seeds (Carica papaya L.) ie at a concentration of 20%
had moderate activity and at concentrations of 40%, 60%, 80% and 100% were
classified as strong against Staphylococcus aureus ATCC 25923. The Carbopol 940
factor is dominant in influencing the viscosity and dispersion response while
contributing to the viscosity response of 92.5094% while the contribution to the
spreadability response is 59.5387%, while the dominant factor in determining the
viscosity shift response is the interaction of the two factors Carbopol 940 and
Propylenglycol with a contribution of 60.4464%. Preparations with good physical
properties and stability were obtained on the use of Carbopol 940 1.06604 grams
and Propilenglycol 13.2146 grams after validation using Design-Expert version 12
software.
Keyword: Papaya seeds (Carica papaya L.), gel preparation, Staphylococcus
aureus, antibacterial, Freeze and Thaw cycle, factorial design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
PENDAHULUAN
Staphylococcus aureus adalah bakteri bulat Gram – positif yang dapat
ditemukan di dalam hidung manusia yang sehat sekitar 30% dan permukaan kulit
sekitar 20%. Staphylococcus aureus bersifat patogen pada manusia dan dapat
menyebabkan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi kulit dan jaringan, abses
kulit, selulitis purulen, jerawat, impetigo dan infeksi pada luka (Nismawati et al.,
2018).
Antibakteri merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Intensitas penggunaan antibakteri yang relatif tinggi
menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi
kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap suatu antibakteri. Selain berdampak
pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi
dan sosial yang sangat tinggi (Kemenkes RI, 2011). Amoxicillin, turunan penisilin
merupakan antibakteri golongan β-laktam yang sering digunakan pada kasus
infeksi Staphylococcus aureus. Penisilin sangat efektif untuk mengatasi infeksi
Staphylococcus dan telah digunakan dalam pengobatan sejak tahun 1940an, namun
pada tahun 1942 mulai ditemukan kasus resistensi Staphylococcus aureus di rumah
sakit.
Kasus resistensi Staphylococcus aureus terhadap turunan penisilin terjadi
pada lebih dari 86% kasus resistensi dan hal inilah yang menyebabkan
permasalahan yaitu kegagalan terapi (Setiawati, 2015). Berdasarkan faktor
penyebab permasalahan infeksi ini, maka menjadi target potensial untuk
pengembangan penelitian terkait bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri
dan akan digunakan sebagai antibakteri alami. Antibakteri dari bahan alam tersebut
diharapkan dapat mengatasi infeksi Staphylococcus aureus sama seperti antibakteri
sintetik tanpa meningkatkan risiko resistensi bakteri terhadap antibakteri sintetik
tersebut.
Ketika mengonsumsi buah pepaya, bagian biji dari buah tersebut pasti
dibuang dan menjadi limbah, padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Torar et al. (2017) menyatakan bahwa ekstrak etanol biji pepaya mengandung
senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tannin, senyawa fenolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
dan saponin yang terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri pada setiap seri
konsentrasi ekstrak yaitu 20%, 40%, 60% dan 80% dengan kekuatan tergolong
sedang terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Ekstrak etanol biji pepaya yang memiliki aktivitas antibakteri belum
pernah dilakukan pembuatan bentuk sediaannya, sehingga dalam penelitian ini akan
dilakukan pembuatan bentuk sediaan gel antibakteri ekstrak etanol biji pepaya,
dalam upaya memanfaatkan aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol biji pepaya
tersebut agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari biji pepaya dalam
mengurangi permasalahan penyakit infeksi Staphylococcus aureus. Gel merupakan
sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik besar yang terpenetrasi oleh suatu cairan (Dirjen Badan
POM RI, 2013).
Bagian yang sangat berpengaruh terhadap kualitas fisik dan stabilitas
sediaan gel adalah gelling agent dan humektan. Gelling agent akan membentuk
jaringan struktural yang merupakan faktor yang sangat penting dalam sistem gel.
Humektan menjaga kestabilan sediaan gel dengan cara menyerap lembab dan
mengurangi penguapan air dari sediaan (Sayuti, 2015). Carbopol merupakan
polimer sintetik dari asam akrilat dengan bobot molekul tinggi dan berperan sebagai
gelling agent pada rentang konsentrasi 0,5% - 2% (Rowe et al., 2009). Penggunaan
Carbopol 940 sebagai gelling agent karena memiliki stabilitas yang tinggi, tahan
terhadap mikroba serta sudah digunakan secara luas di dunia farmasetika maupun
kosmetik. Efisiensi Carbopol 940 sangat baik, sehingga dengan kadar rendah dapat
memberikan respon viskositas yang signifikan (Allen and Ansel, 2002).
Propilenglikol adalah salah satu humektan yang berbentuk cairan bening, tidak
berwarna, kental, praktis tidak berbau, dengan rasa manis, agak tajam menyerupai
gliserin. Propilenglikol adalah pelarut umum yang lebih baik daripada gliserin dan
melarutkan berbagai bahan, seperti fenol, obat sulfa, vitamin (A dan D) dan
sebagian besar alkaloid. Propilenglikol digunakan dalam berbagai formulasi
sediaan farmasi dan umumnya dianggap sebagai bahan yang relatif tidak beracun
(Rowe et al., 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
Penggunaan gelling agent dan humektan dengan komposisi yang berbeda
pada formulasi sediaan gel dapat memberikan pengaruh pada sifat fisik dan
stabilitas sediaan gel yang dihasilkan, oleh karena itu perlu dilakukan optimasi
komposisi gelling agent dan humektan untuk mendapatkan range komposisi
optimum Carbopol 940 dan Propilenglikol sehingga diperoleh sediaan gel yang
memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik. Desain faktorial merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk menentukan komposisi antara gelling agent
dan humektan yang dapat menghasilkan sediaan gel dengan sifat fisik dan stabilitas
yang baik. Rancangan desain faktorial banyak digunakan dalam percobaan
terutama di bidang industri karena dapat menentukan pengaruh faktor utama dan
interaksi terhadap respon serta melihat efek simultan dari beberapa faktor dan
interaksinya (Tantri et al., 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental
murni dengan menggunakan metode desain faktorial dengan dua faktor dan dua
level untuk menentukan komposisi optimum Carbopol 940 dan Propilenglikol
sehingga diperoleh sediaan gel yang memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu neraca analitik (Nagata), oven (memert UF
260), oven (WTC Binder), Viskometer (Rheosys Micra Merlyn VR), tabung reaksi,
rotatory evaporator (BUCHI Rotavator R-300), kertas saring Whatman no. 1, alat
uji daya sebar, mortir dan stemper, freezer (Samsung), hotplate (IKA C-MAG HS
7), mikropipet (Pipetman Kit), spreader, paper disc, BSC (Model LA2-3A1-E; Seri
95067; Merk ESCO Class II type A2), autoklaf (KT-40; ALP), magnetic stirrer,
homogenizer, kertas samak, vortex, LAF, nephelometer (POENIX SPEC REF
440910), Vakum (GAST DOA-P504 BN) dan pH meter (pH 3310 SET 2 incl.
SenTix 41). Bahan yang digunakan yaitu biji pepaya varietas California, etanol
95%, pereaksi mayer, aquadest, FeCl3 1%, NaOH 10%, Media NA dan NB, larutan
standar Mc Farland II, BPW, etanol 70% dan larutan DMSO 10%, Carbopol 940
(pharmaceutical grade), Propilenglikol (pharmaceutical grade), metilparaben dan
trietanolamin (TEA).
Determinasi Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Determinasi tanaman pepaya dilakukan di Departemen Biologi Farmasi,
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pembuatan Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Buah pepaya varietas California yang didapatkan dari perkebunan Desa
Wisata Pendidikan Dukuh Pandowoharjo diambil bijinya, kemudian dicuci bersih
dengan air mengalir dan dibuang pelapis bijinya, setelah itu ditimbang biji pepaya
yang telah dibersihkan lalu dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 50°C
selama 24 jam. Sampel yang telah kering diserbukkan dengan menggunakan
blender, serbuk yang dihasilkan diayak menggunakan ayakan mesh 200 hingga
diperoleh serbuk yang halus dan seragam. Hasilnya dimasukkan ke dalam wadah
gelas tertutup (Torar et al., 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Penetapan Kadar Air Dalam Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Penetapan kadar air serbuk biji pepaya menggunakan alat Moisture
balance, dengan cara memasukan 5 gram serbuk biji pepaya kedalam alat lalu
digunakan suhu 120°C dan tunggu nilai kadar air yang muncul (%) sampai angka
konstan. Kadar air dalam serbuk simplisia tidak boleh melebihi 10%. Hal ini
bertujuan untuk menghindari cepatnya pertumbuhan jamur dalam ekstrak
(Kartikasari et al., 2014).
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara tiap sampel ditimbang sebanyak
85 g, dimaserasi menggunakan etanol 95% sebanyak 500 ml kemudian wadah
ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 4 hari sambil sesekali diaduk,
kemudian disaring dengan kertas saring sehingga menghasilkan filtrat dan residu.
Residu yang ada kemudian direndam lagi (remaserasi) dengan etanol 95% sebanyak
250 ml, selanjutnya wadah ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama 2
hari sambil sesekali diaduk. Setelah 2 hari, sampel disaring sehingga menghasilkan
filtrat dan residu. Filtrat 1 dan filtrat 2 dicampurkan menjadi satu lalu dievaporasi
menggunakan rotary evaporator, lalu diuapkan menggunakan waterbath sehingga
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang telah dihasilkan ditimbang dan
disimpan dalam wadah gelas tertutup sebelum digunakan untuk pengujian (Torar et
al., 2017).
Bobot Tetap Ekstrak
Penimbangan dinyatakan sudah mencapai bobot tetap apabila perbedaan
dua kali penimbangan berturut-turut ekstrak setelah dikeringkan atau dipijarkan
selama 1 jam dengan oven pada suhu 60°C tidak lebih dari 0,25% atau perbedaan
penimbangan seperti tersebut diatas tidak melebihi 0,5 mg pada penimbangan
dengan timbangan analitik (Farmakope Herbal Indonesia, 2008).
Perhitungan Rendemen Ekstrak
Rendemen ekstrak yaitu perbandingan berat ekstrak yang diperoleh setelah
proses pemekatan dengan berat simplisia awal. Penetapan rendemen bertujuan
untuk mengetahui jumlah kira-kira simplisia yang dibutuhkan untuk pembuatan
sejumlah tertentu ekstrak kental (Farmakope Herbal Indonesia, 2008). Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
penelitian ini dilakukan perhitungan rendemen dengan cara menimbang ekstrak
kental yang telah didapatkan bobot tetapnya, kemudian beratnya dibandingkan
dengan berat simplisia awal dalam pembuatan ekstrak tersebut dan hasil yang
didapatkan dibuat dalam bentuk persen (%).
Skrining Fitokimia
a. Pemeriksaan Flavonoid (Pereaksi NaOH 10%)
1 mL ekstrak ditambahkan dengan beberapa tetes pereaksi NaOH 10%.
Reaksi positif jika terjadi perubahan warna menjadi orange/jingga (Ikalinus et
al., 2015).
b. Pemeriksaan Tanin (Pereaksi FeCl3)
Ekstrak sebanyak 1 gram ditambahkan 10 mL akuades kemudian
dididihkan. Setelah dingin filtrat ditambahkan 5 mL FeCl3 1 % (b/v). Apabila
terjadi perubahan warna menjadi biru tua, berarti sampel mengandung tanin
(Syafitri et al., 2014).
c. Pemeriksaan Saponin
Ekstrak kental etanol yang diperoleh pada tahap ekstraksi ditimbang
sebanyak 1 × 105 µg dilarutkan dengan air panas sebanyak 15 × 103 µL kemudian
dipanaskan selama 5 menit. Selanjutnya disaring dan filtratnya diambil sebanyak
10 × 103 µL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan kemudian di
kocok-kocok. Uji positif adanya saponin pada larutan ditandai dengan
terbentuknya busa/buih (Asmara, 2017).
d. Pemeriksaan Alkaloid
Pereaksi Mayer: satu mL ekstrak ditambahkan 2 tetes larutan pereaksi
Mayer, reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan menggumpal
berwarna putih atau kuning (Ikalinus et al., 2015).
e. Pemeriksaan Senyawa Fenolik (Uji ferri klorida)
Ekstrak diencerkan sampai 5 mL dengan aquadest, kemudian
ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 5%. Warna hijau tua menunjukkan
keberadaan senyawa fenolik (Lohidas et al., 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan kertas cakram (paper disc) berdiameter 6 mm dengan bakteri uji
yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25923. Paper disc dicelupkan ke dalam 1 mL
sampel ekstrak kemudian diletakkan di atas media NA yang telah diinokulasikan
dengan 0,2 mL bakteri uji dengan konsentrasi 6x108 CFU/mL. Inkubasi dilakukan
pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Digunakan kontrol positif (ampisilin 1%) dan
kontrol negatif (DMSO) 10% serta replikasi 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap
terbentuknya zona hambat (irradical zone) (Muharni et al., 2017).
Cara Pembuatan Gel
Pembuatan gel dilakukan secara aseptis di dalam Laminar Air Flow (LAF).
Hidupkan Blower pada LAF selama 5 menit, kemudian buka LAF dan bersihkan
dengan etanol 70% menggunakan kasa steril dan dengan teknik one way
overlapping swabbing. Setelah itu tutup LAF dan hidupkan UV selama 15 menit.
Setelah UV dimatikan, buka LAF dan lakukan prosedur pembuatan gel yang
dimulai dengan mendispersikan Carbopol 940 diatas 50 ml aquadest yang telah
dipanaskan hingga suhu 700C, dibiarkan mengembang dan digerus menggunakan
stamper sampai homogen. Kemudian tambahkan trietanolamin dan Propilenglikol,
digerus sampai homogen dan hingga terbentuk massa gel yang jernih. Setelah
terbentuk massa gel yang jernih tambahkan metil paraben yang telah dilarutkan
dalam aquadest panas sebanyak 15 ml dan gerus hingga homogen, lalu tambahkan
ekstrak dan sisa aquadest sambil terus digerus hingga gel homogen dan setelah
homogen dimasukkan dalam wadah. Selanjutnya gel disimpan pada tempat yang
terhidar dari sinar matahari langsung (Sarlina et al., 2017).
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya
L.).
Uji sifat fisik (organoleptis) yaitu dengan pengamatan terhadap bentuk,
warna dan bau yang dilakukan secara visual (Salman et al., 2012). Uji homogenitas
dilakukan dengan cara: sediaan ditimbang 0, 1 g kemudian dioleskan pada kaca
objek atau bahan transparan lain yang cocok, diamati susunannya (Salman et al.,
2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
Uji pH dilakukan dengan alat pH meter. Kalibrasi terhadap pH meter
dilakukan dengan 2 buffer standar berupa pH 4,01 dan 7,00 karena sistem bersifat
asam. Elektroda dibilas dengan air suling dan dikeringkan. Pengukuran pH gel ini
dilakukan dengan cara 1 g sediaan diencerkan dengan air suling hingga 10 ml.
Elektroda dicelupkan dalam wadah tersebut, dibiarkan angka bergerak sampai
posisi konstan. Angka yang ditunjukkan oleh pH meter merupakan nilai pH sediaan
tersebut (Salman et al., 2012).
Uji daya sebar gel dilakukan dengan cara menimbang gel sebanyak 0,5
gram kemudian diletakkan ditengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca
bulat lain atau bahan transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan
pemberat 150 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter
penyebarannya (Sayuti, 2015).
Pengukuran viskositas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
instrumen Rheosys. Pengukuran viskositas dilakukan dengan cara menempatkan
sampel sediaan gel yang telah dibuat dalam wadah viskometer hingga spindel
terendam (Sayuti, 2015). Pada penelitian ini pengukuran viskositas menggunakan
instrumen Rheosys juga bertujuan untuk melihat profil sifat alir dari sediaan gel
ekstrak etanol biji pepaya yang telah dibuat.
Uji stabilitas fisik sediaan gel dilakukan dengan uji Freeze and Thaw cycle
dilakukan dengan cara meletakkan sediaan gel pada suhu (4±2°C) selama 24 jam
dilanjutkan dengan meletakkan sampel sediaan (45±2°C) selama 24 jam (1 siklus),
pengujian dilakukan sebanyak 3 siklus dan diamati perubahan fisik dari sediaan
pada awal dan akhir siklus yang meliputi organoleptis, viskositas dan pH (Warnida
et al., 2016). Stabilitas yang baik yaitu tidak terjadi perubahan sifat fisik dan
pergeseran viskositas (Salman et al., 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Analisis Hasil
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa hasil uji sifat fisik
sediaan gel yang meliputi organoleptis (bentuk, warna, bau), homogenitas, pH,
viskositas dan daya sebar serta stabilitas gel berupa pergeseran viskositas dan
pergeseran daya sebar. Analisis data pada penelitian ini menggunakan two way
ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan software Design-
Expert versi 12 sehingga dapat ditentukan faktor yang memiliki efek signifikan
dalam mempengaruhi efek atau respon yang diamati. Penentuan area optimum
dilakukan menggunakan software Design-Expert versi 12 dengan cara memplotkan
contour plot respon viskositas dan respon daya sebar sehingga diperoleh overlay
plot yang merupakan area optimum dalam penelitian ini.
Uji Freeze and Thaw cycle dilakukan untuk mendapatkan data stabilitas
fisik sediaan gel. Analisis data stabilitas pada penelitian ini menggunakan T – test
pada program SPSS versi 22 untuk membandingkan nilai efek atau respon yang
diamati pada dua kelompok siklus yaitu siklus 0 dan siklus 3 perlakuan Freeze and
Thaw sehingga diperoleh p – value yang dapat menunjukkan stabilitas sediaan
secara statistik dari aspek respon yang diamati (viskositas dan daya sebar). Apabila
p – value yang dihasilkan >0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai efek
atau respon antara kelompok siklus 0 dan kelompok siklus 3 perlakuan Freeze and
Thaw berbeda tidak bermakna (berbeda tidak signifikan) sehingga dapat dikatakan
sebagai sediaan yang stabil, namun apabila p – value yang dihasilkan
-
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi
Tujuan determinasi tanaman yaitu untuk mencocokan ciri – ciri morfologi
yang ada pada tanaman yang akan digunakan dalam penelitian dengan
mebandingkannya pada buku Flora of Java agar tidak terjadi kesalahan mengambil
tanaman yang akan digunakan untuk penelitian (Andriyani et al., 2010). Pada
penelitian ini hasil determinasi tanaman pepaya yang dilakukan di Departemen
Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan tersebut sudah sesuai dengan
tanaman yang dimaksud yaitu tanaman pepaya spesies Carica papaya L. varietas
California (Lampiran 1).
Pembuatan Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Buah pepaya varietas California yang didapatkan dari perkebunan Desa
Wisata Pendidikan Dukuh Pandowoharjo diambil bijinya, kemudian dicuci bersih
dengan air mengalir dan dibuang pelapis bijinya, setelah itu ditimbang biji pepaya
yang telah dibersihkan lalu dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 50°C
selama 24 jam. Sampel yang telah kering diserbukkan dengan menggunakan
blender, serbuk yang dihasilkan diayak menggunakan ayakan mesh 200 hingga
diperoleh serbuk yang halus dan seragam (Torar et al., 2017). Pada penelitian ini
diperoleh serbuk kering biji pepaya sebanyak 405,95 gram dari 406,6 gram biji
pepaya kering, sehingga selisih atau total berat yang hilang selama proses
penyerbukan yaitu sebanyak 0,159% (Lampiran 2).
Penetapan Kadar Air Dalam Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Penetapan kadar air serbuk biji pepaya menggunakan alat Moisture
balance, dengan cara memasukan 5 gram serbuk biji pepaya kedalam alat lalu
digunakan suhu 120°C dan tunggu sampai alat berbunyi dan menunjukkan nilai
kadar air yang terkandung dalam serbuk (%). Kadar air dalam serbuk simplisia tidak
boleh melebihi 10%. Hal ini bertujuan untuk menghindari cepatnya pertumbuhan
jamur dalam ekstrak (Kartikasari et al., 2014). Pada penelitian ini kadar air serbuk
biji pepaya yang digunakan untuk proses ekstraksi mengandung air kurang dari
10% yaitu 0,430% setelah diukur dengan alat moisture balance merk Kern di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi (FTSF) Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma (Lampiran 3).
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yang dilakukan secara
berulang (remaserasi) yaitu sebanyak 3 kali. Ekstrak cair yang diperoleh melalui
proses ekstraksi dengan metode maserasi kemudian diuapkan dengan menggunakan
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak yang kental, kemudian dilakukan
penetapan bobot tetap pada ekstrak kental menggunakan dipijarkan selama 1 jam
dengan oven pada suhu 60°C. Penimbangan dinyatakan sudah mencapai bobot tetap
apabila perbedaan dua kali penimbangan berturut – turut ekstrak setelah
dikeringkan atau dipijarkan selama 1 jam dengan oven pada suhu 60°C tidak lebih
dari 0,25% atau perbedaan penimbangan seperti tersebut diatas tidak melebihi 0,5
mg pada penimbangan dengan timbangan analitik (Farmakope Herbal Indonesia,
2008). Pada penelitian ini didapatkan bobot tetap ekstrak yaitu sebanyak 94,7119
gram.
Rendemen ekstrak yaitu perbandingan berat ekstrak yang diperoleh setelah
proses pemekatan dengan berat simplisia awal. Penetapan rendemen bertujuan
untuk mengetahui jumlah kira-kira simplisia yang dibutuhkan untuk pembuatan
sejumlah tertentu ekstrak kental (Farmakope Herbal Indonesia, 2008). Pada
penelitian ini dilakukan perhitungan rendemen dengan cara menimbang ekstrak
kental yang telah didapatkan bobot tetapnya, kemudian beratnya dibandingkan
dengan berat simplisia awal dalam pembuatan ekstrak tersebut dan hasil yang
didapatkan dibuat dalam bentuk persen (%). Pada penelitian ini diperoleh rendemen
sebanyak 23,33% dari perhitungan 94,7119 gram ekstrak dan 405,95 gram serbuk
kering (Lampiran 4). Jumlah rendemen tersebut sudah sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hayatie et al. (2015) yang menyatakan bahwa kandungan
metabolit sekunder pada biji pepaya tergolong sedikit yaitu alkaloid sebesar
14,54%, flavonoid sebesar 0,9% dan Tannin sebanyak 0,78%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji pepaya
(Carica papaya L.) varietas California positif mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, tanin, senyawa fenolik dan saponin. Hasil skrining fitokimia tersebut
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lohidas et al. (2015) yang
menyatakan bahwa ekstrak etanol biji pepaya positif mengandung senyawa
metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tannin, senyawa fenolik dan
saponin. Selain itu, hasil skrining fitokimia pada penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Torar et al. (2017) yang menyatakan bahwa ekstrak
etanol biji pepaya positif mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
dan flavonoid yang terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Hasil skrining
fitokimia dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Golongan
senyawa Pereaksi
Hasil positif
(pustaka)
Hasil penelitian
Gambar Keterangan
Flavonoid NaOH
10%.
Terjadi perubahan
warna menjadi
orange/jingga
(Ikalinus et al.,
2015).
(+)
Terjadi
perubahan
warna menjadi
orange/jingga
Reaksi yang terjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Alkaloid Pereaksi
Mayer
Terbentuknya
endapan menggumpal
berwarna putih atau
kuning (Ikalinus et
al., 2015).
(+)
Terbentuk
endapan
menggumpal
berwarna putih
Reaksi yang terjadi:
Saponin Air
Terbentuknya busa
yang stabil
menunjukkan sampel
positif mengandung
saponin (Ikalinus et
al., 2015).
(+)
Terbentuk busa
yang stabil
Reaksi yang terjadi:
Fenolik
ferric
chloride
netral
5%
Warna hijau tua
menunjukkan
keberadaan senyawa
fenolik (Lohidas et
al., 2015).
(+)
Terbentuk
warna hijau tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Reaksi yang terjadi:
Tanin FeCl3
Terbentuk warna
coklat kehijauan atau
biru kehitaman yang
menunjukkan adanya
tanin (Patel et al.,
2014).
(+)
Terbentuk
warna coklat
kehijauan dan
biru kehitaman
Reaksi yang terjadi:
(+) = positif mengandung senyawa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Uji Aktivitas Antibakteri
Tabel II. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Konsentrasi Ekstrak Rata – rata diameter Zona Hambat (mm) SD
20% 9,67 1,154
40% 11,33 0,577
60% 12,67 0,577
80% 14,33 0,577
100% 16,33 0,577
Kontrol Rata – rata diameter Zona Hambat (mm) SD
Kontrol (+) 14,33 0,577
Kontrol (-) 0 -
Kontrol Kontaminasi Tidak ada kontaminasi -
Kontrol Pertumbuhan Pertumbuhan baik -
Keterangan:
1. Kontrol positif = Ampisilin 1%
2. Kontrol negatif = DMSO 10%
3. Pengukuran zona hambat (irradical zone) mengacu pada Hudzicki (2016),
dimana nilai zona hambat yang diukur langsung dicatat tanpa dikurangi dengan
diameter dari paper disc yang digunakan.
Penentuan kriteria antibakteri berdasarkan Davis dan Stout yang
menyebutkan bahwa kekuatan daya antibakteri yaitu 20 mm atau lebih berarti
sangat kuat, 10 – 20 mm berarti kuat, 5 – 10 mm berarti sedang dan 5 mm atau
kurang berarti lemah. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji aktivitas antibakteri
ekstrak etanol biji pepaya yang menyatakan bahwa ekstrak pada konsentrasi 20%
memiliki aktivitas yang tergolong sedang terhadap bakteri Staphylococcus aureus,
sedangkan ekstrak etanol biji pepaya dengan konsentrasi 40%, 60%, 80% dan 100%
memiliki aktivitas yang tergolong kuat terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Hasil yang dipaparkan tersebut sudah sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa ekstrak etanol biji pepaya pada konsentrasi 20% memiliki
aktivitas yang tergolong sedang terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Pembuatan Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Tabel III. Formula Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya Berdasarkan Hasil
Orientasi Level Kedua Faktor
Pada penelitian ini digunakan Carbopol 940 sebagai gelling agent dan
Propilenglikol sebagai humektan. Carbopol merupakan polimer sintetik dari asam
akrilat dengan bobot molekul tinggi dan berperan sebagai gelling agent pada
rentang konsentrasi 0,5% - 2% (Rowe et al., 2009). Penggunaan Carbopol 940
sebagai gelling agent karena memiliki stabilitas yang tinggi, tahan terhadap
mikroba serta sudah digunakan secara luas di dunia farmasetika maupun kosmetik.
Efisiensi Carbopol 940 sangat baik, sehingga dengan kadar rendah dapat
memberikan respon viskositas yang signifikan (Allen and Loyd, 2002). Gelling
agent yang paling sering digunakan adalah jenis carbomer seperti Carbopol atau
derivat selulosa seperti HPMC ataupun CMC. Menurut Villiers (2009), gelling
agent derivat selulosa seperti Methylcellulose inkompatibel dengan senyawa tanin,
sehingga pada penelitian ini dipilih Carbopol 940 yang relatif kompatibel dengan
senyawa tanin tersebut.
Propilenglikol adalah salah satu humektan yang berbentuk cairan bening,
tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, dengan rasa manis agak tajam.
Propilenglikol digunakan dalam sediaan topikal sebagai humektan yaitu pada
konsentrasi 15% (Rowe et al., 2009). Pada penelitian ini dipilih Propilenglikol
karena kurang toksik dibandingkan glikol lainnya (Butilenglikol dan
heksilenglikol). Propilenglikol juga merupakan pelarut umum yang lebih baik
daripada gliserin, melarutkan fenol dan sebagian besar alkaloid yang termasuk
Bahan F1 (g) FA (g) FB (g) FAB (g)
Ekstrak etanol biji
pepaya 20% 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL
Carbopol 940 0,75 1,75 0,75 1,75
Propilenglikol 10 10 15 15
TEA 4 4 4 4
Metil paraben 0,05 0,05 0,05 0,05
Aquadest add 100 add 100 add 100 add 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
senyawa yang terkandung dalam biji pepaya. Selain itu Propilenglikol juga tahan
terhadap mikroba terkait fungsinya sebagai antimicrobial presevative dibandingkan
dengan sorbitol yang memerlukan tambahan preservative dalam penggunaannya
(Rowe et al., 2009).
Pada penelitian ini juga digunakan metil paraben sebagai pengawet dan
TEA sebagai alkalizing agent. Crbopol 940 bila terdispersi didalam air akan
membentuk dispersi koloid yang bersifat asam dan ketika dinetralkan akan
membentuk gel yang sangat kental. Alkalizing agent yang dapat digunakan salah
satunya yaitu trietanolamin atau TEA (Rowe et al., 2009). Trietanolamin (TEA)
berperan dalam meningkatkan atau mengatur pH sediaan gel agar memiliki pH yang
sesuai dengan karakteristik pH kulit yaitu pada rentang 4,5 – 6,5 (Sayuti, 2015).
Metil paraben merupakan pengawet yang kompatibel dan memiliki
kelarutan yang baik dalam Propilenglikol. Selain itu, efikasi metil paraben sebagai
pengawet semakin baik dengan adanya Propilenglikol. Penggunaan metil paraben
sebagai antimicrobial preservative pada sediaan topikal yaitu pada rentang
konsentrasi 0,02% - 0,3%. (Rowe et al., 2009).
Formula gel penelitian ini mengacu pada penelitian dari Arikumalasari et
al. (2013). Perbedaan formula pada penelitian ini dengan formula yang diacu yaitu
terletak pada ekstrak yang digunakan, jenis gelling agent serta jumlah pengawet
yang digunakan. Pada penelitian ini sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya yang
dibuat belum dapat dikatakan memiliki gel memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus karena tidak dilakukan uji aktivitas sediaan gel namun
hanya sebatas uji aktivitas ekstrak etanol biji pepaya terhadap kultur bakteri
Staphylococcus aureus.
Pembuatan gel dilakukan secara aseptis di dalam Laminar Air Flow (LAF).
Semua alat yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan
autoclave. Blower pada LAF dihidupkan terlebih dahulu selama +5 menit,
kemudian buka LAF dan bersihkan dengan etanol 70% menggunakan kasa steril
dan dengan teknik one way overlapping swabbing. Setelah itu tutup LAF dan
hidupkan UV selama 15 menit. Setelah UV dimatikan, buka LAF dan lakukan
prosedur pembuatan gel yang dimulai dengan mendispersikan Carbopol 940 diatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
50 ml aquadest yang telah dipanaskan hingga suhu 700C, dibiarkan mengembang
dan digerus menggunakan stamper sampai homogen. Kemudian tambahkan
trietanolamin dan Propilenglikol, digerus sampai homogen dan hingga terbentuk
massa gel yang jernih. Setelah terbentuk massa gel yang jernih tambahkan metil
paraben yang telah dilarutkan dalam aquadest panas sebanyak 15 ml dan gerus
hingga homogen, lalu tambahkan ekstrak dan sisa aquadest sambil terus digerus
hingga gel homogen dan setelah homogen dimasukkan dalam wadah. Selanjutnya
gel disimpan pada tempat yang terhidar dari sinar matahari langsung (Sarlina et al.,
2017).
Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Gel Keempat Formula
Uji sifat fisik meliputi pengujian organoleptis (bentuk, warna dan bau), uji
pH, uji homogenitas, uji daya sebar dan uji viskositas. Uji sifat fisik bertujuan untuk
melihat kualitas suatu sediaan dan menjamin bahwa sediaan tersebut memiliki
karakteristik sesuai dengan karakteristik sediaan gel yang baik. Uji stabilitas fisik
sediaan gel dilakukan dengan uji Freeze and Thaw cycle dilakukan dengan cara
meletakkan sediaan gel pada suhu (4±2°C) selama 24 jam dilanjutkan dengan
meletakkan sampel sediaan (45±2°C) selama 24 jam (1 siklus), pengujian dilakukan
sebanyak 3 siklus dan diamati perubahan fisik dari sediaan pada awal dan akhir
siklus yang meliputi organoleptis, viskositas dan pH (Warnida et al., 2016).
Stabilitas yang baik yaitu tidak terjadi perubahan sifat fisik dan pergeseran
viskositas yang signifikan (Salman et al., 2012).
a. Uji Organoleptis dan Homogenitas
Uji organoleptis dilakukan untuk mengetahui bentuk fisik dari
sediaan yang telah dibuat baik dengan cara meraba, melihat atau membaui
sediaan secara visual, sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk
mengamati dan memastikan bahwa sediaan gel sudah tercampur secara
homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengamati susunannya
pada kaca objek. Gel dikatakan homogen apabila pada saat diamati pada
kaca objek tidak terdapat gumpalan atau partikel padat (Salman et al.,
2012). Hasil uji organoleptis dan homogenitas sediaan gel ekstrak etanol biji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
pepaya setelah penyimpanan 48 jam (siklus 0) dan setelah 3 siklus perlakuan
Freeze and Thaw dapat dilihat pada tabel IV dan V.
Tabel IV. Uji Organoleptis 48 Setelah Pembuatan (Siklus 0)
Formula Warna Bau Homogenitas Sineresis
F1 Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
FA Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
FB Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
FAB Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
Tabel V. Hasil Uji Organoleptis Setelah 3 Siklus Freeze and Thaw
Formula Warna Bau Homogenitas Sineresis
F1 Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
FA Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
FB Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
FAB Kuning jernih agak
coklat
Khas
ekstrak Homogen -
Berdasarkan hasil uji pada tabel IV dan V, sediaan gel ekstrak
etanol biji pepaya untuk keempat formula dapat dikatakan memenuhi
kriteria sediaan gel yang baik dari aspek organoleptis dan homogenitasnya,
selain itu setelah penyimpanan 48 jam (siklus 0) dan setelah 3 siklus
perlakuan Freeze and Thaw menunjukkan tidak adanya perbedaan sifat fisik
sediaan gel ektrak etanol biji pepaya dari aspek organoleptis dan
homogenitasnya, sehingga dapat dikatakan sediaan cukup stabil secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
subjektif. Tanda negatif (-) pada tabel menunjukkan bahwa sediaan gel
ekstrak etanol biji pepaya tidak mengalami sineresis.
b. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel
untuk menjamin sediaan gel tidak menyebabkan iritasi pada kulit akibat pH
yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi. pH sediaan yang memenuhi
kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 – 6,5 (Sayuti, 2015). Pada
penelitian ini pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter yang sudah
terkalibrasi dengan 2 buffer standar pH 4,01 dan 7,00 karena sistem bersifat
asam (Salman et al., 2012). Hasil uji pH gel ekstrak etanol biji pepaya
setelah penyimpanan siklus 0 dan setelah 3 siklus perlakuan Freeze and
Thaw dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI. Hasil Uji pH Siklus 0 sampai Siklus 3
Perlakuan Freeze and Thaw
Formula pH
Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 SD
F1 4,932 4,925 4,931 4,947 0,00936
FA 5,030 5,015 5,023 5,044 0,01230
FB 5,364 5,345 5,321 5,296 0,02949
FAB 5,566 5,549 5,526 5,557 0,01714
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel VI dapat dilihat
bahwa terjadi perubahan pH setelah 3 siklus perlakuan Freeze and Thaw
namun selisih perbedaan yang terjadi tidak banyak yang ditunjukkan dari
nilai SD yang kecil, selain itu nilai pH yang ditunjukkan juga masih masuk
dalam range pH sediaan gel yang baik (Lampiran 8).
c. Uji Viskositas
Viskositas merupakan pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas maka semakin tinggi pula tahanannya
(Sinko, 2011). Viskositas sediaan gel yang terlalu tinggi (kental) akan
menyebabkan sediaan gel tersebut sulit untuk dikeluarkan dari wadahnya,
sedangkan jika viskositas sediaan gel terlalu rendah maka lama waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
sediaan gel tersebut tinggal di kulit semakin singkat. Viskositas diukur
dengan menggunakan instrumen Rheosys Merlyn di laboratorium Kimia
Fisika Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Instrumen Rheosys
Merlyn mampu menunjukkan sifat alir dari sediaan gel ekstrak etanol biji
pepaya (Lampiran 12).
Pada penelitian ini pengujian stabilitas dilakukan dengan
menggunakan 1 kecepatan rotor yang sesuai dengan hasil orientasi yaitu 10
rpm. Sediaan gel esktrak etanol biji pepaya yang akan diuji ditimbang + 0,5
gram dan dioleskan diatas cone berdiameter 5 cm kemudian dihimpitkan ke
plate berukuran 30 mm sebagai rotor. Untuk memulai pembacaan viskositas
instrumen Rheosys Merlyn harus terbaca online terlebih dahulu kemudian
klik start pada komputer yang telah terhubung dengan instrumen tersebut,
kemudian komputer akan menyesuaikan suhu pengujian dan viskositas akan
terbaca secara otomatis dalam hitungan detik. Hasil uji viskositas pada
siklus 0 hingga siklus 3 menunjukkan bahwa keempat formula masih berada
pada range viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2 – 4 Pa.s. Hasil uji
viskositas dan pergeseran viskositas yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel
VII.
Tabel VII. Hasil Uji Viskositas Siklus 0 sampai Siklus 3
Perlakuan Freeze and Thaw
Formula Viskositas Setelah
Siklus 0 (Pa.s)
Viskositas Setelah
Siklus 3 (Pa.S)
Pergeseran
Viskositas (%)
F1 2,4256 + 0,0175 2,4306 + 0,012 0,7621 + 0,62
FA 3,4360 + 0,0173 3,4423 + 0,0188 0,6221 + 0,10
FB 2,4015 + 0,0126 2,3855 + 0,0019 0,6319 + 0,53
FAB 3,0942 + 0,0540 3,0593 + 0,0363 1,1205 + 0,73
Berdasarkan hasil uji viskositas diperoleh data bahwa formula A
memiliki viskositas terbesar. Formula A memiliki komposisi Carbopol 940
pada level tinggi (1,75 gram) dan Propilenglikol pada level rendah (10
gram) sehingga nilai viskositas yang dihasilkan tinggi. Formula AB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
memiliki viskositas tertinggi kedua setelah formula A, hal tersebut
dikarenakan formula AB memiliki komposisi Carbopol 940 pada level
tinggi (1,75 gram) namun memiliki komposisi Propilenglikol pada level
yang tinggi pula (15 gram) sehingga nilai viskositas yang dihasilkan lebih
rendah dibandingkan formula A. berdasarkan pemaparan data diatas maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut sesuai dengan teori maupun hasil
orientasi yang sudah dilakukan pada penelitian ini dimana gelling agent
Carbopol 940 memberikan pengaruh terhadap meningkatkan viskositas,
dimana semakin tinggi level Carbopol 940 maka semakin tinggi pula nilai
viskositas yang dihasilkan.
Pada keempat formula diketahui bahwa formula B memiliki nilai
viskositas terkecil, hal tersebut dikarenakan formula B mengandung
komposisi Propilenglikol pada level tinggi (15 gram) dan memiliki
kandungan Carbopol 940 pada level rendah (0,75 gram) sehingga
menyebabkan nilai viskositas yang dihasilkan pada sediaan gel menjadi
rendah. Formula 1 diketahui memiliki nilai viskositas kedua terendah
setelah formula B, hal tersebut dikarenakan formula 1 memiliki komposisi
Propilenglikol pada level rendah (10 gram) namun juga komposisi Carbopol
940nya pada level rendah (0,75 gram). Hasil pengukuran viskositas
menunjukkan bahwa semua formula gel mengalami peningkatan nilai
viskositas. Peningkatan ini terjadi seiring dengan terjadinya peningkatan pH
sediaan, karena viskositas karbomer akan meningkat dengan meningkatnya
pH dan akan menurun pada pH kurang dari 3 dan lebih dari 12 (Kuncari,
2014). Pada penelitian ini keempat formula mempunyai sifat alir
pseudoplastis, karena samakin besar rpm maka viskositas yang dihasilkan
semakin kecil (Shu, 2013).
Uji stabilitas penting dilakukan karena dapat menunjukkan
konsistensi sediaan selama penyimpanan maupun selama distribusi. Uji
Freeze and Thaw cycle merupakan metode uji yang paling disarankan untuk
jenis sediaan berbasis liquid atau semisolid (Kolhe et al., 2013). Uji Freeze
and Thaw cycle dilakukan untuk melihat pengaruh suhu terhadap gel selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
penyimpanan pada dua suhu yang berbeda yaitu kondisi beku (frezee) pada
suhu 4°C dan meleleh (thaw) pada suhu 45°C (Warnida et al., 2016). Hal
tersebut dikarenakan sediaan semisolid dapat mengalami berbagai
perlakuan dalam suhu yang berbeda selama proses distribusi maupun proses
penyimpanan. Nilai pergeseran viskositas dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Grafik Viskositas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Selama Siklus 0 Hingga Siklus 3 Perlakuan Freeze and Thaw
Berdasarkan hasil uji viskositas yang telah dipaparkan pada tabel
VII, terlihat bahwa keempat formula memiliki nilai pergeseran viskositas
yang baik dimana persentase pergeseran viskositas yang diharapkan yaitu
-
26
Tabel VIII. Hasil Uji Daya Sebar Siklus 0 sampai Siklus 3
Perlakuan Freeze and Thaw
Formula
Daya Sebar
Setelah Siklus 0
(cm)
Daya Sebar
Setelah Siklus 3
(cm)
Pergeseran Daya
Sebar (%)
F1 5,4167 + 0,0382 5,4167 + 0,0382 0,9022 + 0,4281
FA 4,5 + 0,025 4,4333 + 0,0382 1,5476 + 0,5936
FB 6,225 + 0,025 6,2 + 0,1 0,5344 + 0,2300
FAB 5,25 + 0,025 5,225 + 0,025 0,7913 + 0,5459
Data pada tabel VIII menunjukkan bahwa nilai daya sebar untuk
formula 1, formula B dan formula AB masuk dalam range daya sebar yang
diinginkan untuk suatu sediaan gel yaitu 5 – 7 cm. Daya sebar sediaan gel
formula A tidak memenuhi kriteria daya sebar sediaan gel yang baik dimana
hal tersebut berkorelasi dengan teori yang mengatakan bahwa semakin
tinggi nilai viskositas maka semakin rendah nilai daya sebar yang diberikan,
oleh karena itu formula A memiliki nilai daya sebar paling rendah karena
viskositas formula A merupakan viskositas yang paling tinggi dari semua
formula. Komposisi Carbopol 940 pada formula A tersebut berada pada
level tinggi (1,75 gram) sedangkan komposisi Propilenglikol pada level
yang rendah (10 gram) sehingga efek yang ditimbulkan oleh Carbopol 940
lebih dominan yang menyebabkan tingginya nilai viskositas dan rendahnya
nilai daya sebar formula A. Nilai daya sebar paling tinggi terdapat pada
formula B, hal tersebut dikarenakan komposisi Carbopol 940 formula B
yaitu pada level rendah (0,75 gram) sedangkan komposisi Propilenglikol
yang digunakan pada level tinggi (15 gram). Pergeseran nilai daya sebar
dapat dilihat pada gambar 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Gambar 2. Grafik Daya Sebar Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Selama Siklus 0 Hingga Siklus 3 Perlakuan Freeze and Thaw
Efek yang Ditimbulkan oleh Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap
Respon Sifat Fisik Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Penentuan efek yang dihasilkan oleh faktor Carbopol 940 sebagai gelling
agent dan Propilenglikol sebagai humektan beserta interaksi keduanya dilakukan
dengan menggunakan software Design-Expert versi 12 dengan uji parametrik
ANOVA. Pada penelitian ini akan diperoleh signifikansi faktor Carbopol 940 dan
Propilenglikol serta interaksi dari kedua faktor tersebut sehingga dapat diketahui
faktor mana yang memberikan pengaruh yang signifikan dalam menimbulkan efek.
Uji parametrik ANOVA digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang secara
signifikan memberikan efek terhadap respon sifat fisik sediaan gel ekstrak etanol
biji pepaya yang telah dibuat.
Pada penelitian ini nilai efek yang ditampilkan bersifat mutlak dimana
tanda positif menunjukkan bahwa faktor dapat meningkatkan respon sedangkan
tanda negatif menunjukkan bahwa faktor tersebut secara mutlak dapat menurunkan
respon. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial
dengan dua faktor dan dua level dimana kedua faktor tersebut yaitu Carbopol 940
sebagai gelling agent dan Propilenglikol sebagai humektan. Setiap formula dalam
penelitian ini memiliki komposisi dan jumlah bahan yang sama, kecuali jumlah
Carbopol 940 dan Propilenglikol tersebut. Tujuan dari pegaturan jumlah bahan
4
4.5
5
5.5
6
6.5
S I K L U S 0 S I K L U S 1 S I K L U S 2 S I K L U S 3
Day
a SE
BA
R (
Cm
)
F1 FA FB FAB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
dalam formula tersebut yaitu agar efek dari setiap faktor pada level yang diamati
dapat terlihat. Pada penelitian ini masing – masing faktor dipasangkan seperti
berikut: level tinggi faktor A – level tinggi faktor B, level rendah faktor A – level
rendah faktor B, level tinggi faktor B – level rendah faktor A dan level tinggi faktor
A – level rendah faktor B.
Efek yang Ditimbulkan oleh Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap
Pergeseran Viskositas Setelah 3 Siklus Freeze and Thaw
Pada penelitian ini diketahui bahwa terjadi pergeseran viskositas selama
siklus 0 hingga siklus 3 perlakuan Freeze and Thaw meskipun pergeseran viskositas
tersebut tidak signifikan yang ditunjukkan dengan uji signifikansi secara statistik.
Untuk mengetahui pengaruh faktor gelling agent Carbopol 940, humektan
Propilenglikol serta interaksi keduanya terhadap terjadinya pergeseran viskositas
pada penelitian ini digunakan software Design-Expert versi 12. Pada software
Design-Expert versi 12 ini dapat langsung diketahui % kontribusi dari kedua faktor
beserta interaksinya terhadap respon pergeseran viskositas yang dihasilkan. Hasil
pengujian pengaruh faktor terhadap respon pergeseran viskositas ditunjukan pada
Tabel IX.
Tabel IX. Hasil Perhitungan Efek Kedua Faktor dan Interaksinya
Terhadap Respon Pergeseran Viskositas dan Perhitungan Statistik
ANOVA
Faktor Efek %Kontribusi p-value
Carbopol 940 0,17345 18,509 0,0049
Propilenglikol 0,18495 21,045 0,0020
Interaksi 0,31345 60,4464
-
29
signifikan mempengaruhi pergeseran viskositas yang dihasilkan selama penelitian
karena memiliki p – value
-
30
Y menunjukkan nilai viskositas yang dihasilkan, X1 menunjukkan
Carbopol 940 yang diberikan, X2 menunjukkan Propilenglikol yang diberikan,
sedangkan X1X2 menunjukkan interaksi yang terjadi antara faktor Carbopol 940
dan Propilenglikol. Persamaan diatas akan digunakan untuk menghitung nilai
viskositas berdasarkan jumlah Carbopol 940 dan Propilenglikol yang diberikan
serta akan digunakan untuk menghitung nilai viskositas teoritis dalam overlay plots
pada tahap penentuan area optimum dan validasi.
Gambar 3. Respon Viskositas oleh Faktor Carbopol 940 dan Propilenglikol
Efek yang diberikan oleh penambahan faktor Carbopol 940 terhadap
respon viskositas dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4 yang menunjukkan bahwa
seiring dengan penambahan Carbopol 940 maka respon viskositas yang dihasilkan
semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Gambar 4. Contour Plot Respon Viskositas
Warna pada gambar contour plot respon viskositas menunjukkan tingkat
respon yang dihasilkan berdasarkan komposisi faktor yang diberikan. Semakin
meningkat respon akibat bertambahnya komposisi faktor yang diberikan maka
warna akan semakin memerah, sedangkan apabila semakin menurun respon yang
diperoleh akibat bertambahnya komposisi faktor yang diberikan maka warna akan
semakin biru. Pada contour plot respon viskositas dapat dilihat bahwa seiring
dengan bertambahnya komposisi Carbopol 940 maka nilai viskositas yang
dihasilkan semakin besar yang ditunjukkan dengan nilai viskositas yang berada
pada bagian yang berwarna kemerahan (nilai 3,4), sedangkan seiring dengan
bertambahnya komposisi Propilenglikol maka nilai viskositas yang dihasilkan
semakin turun menuju warna biru (nilai 2,6).
Uji Signifikansi dan Efek Kedua Faktor Beserta Interaksinya Terhadap
Respon Daya Sebar
Pada penelitian ini akan diperoleh signifikansi faktor Carbopol 940 dan
Propilenglikol serta interaksi dari kedua faktor tersebut sehingga dapat diketahui
faktor mana yang memberikan pengaruh yang signifikan dalam menimbulkan efek.
Pada penelitian ini uji parametrik ANOVA digunakan untuk mengetahui faktor
manakah yang memberikan pengaruh signifikan terhadap respon daya sebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
P – value yang diperoleh dari perhitungan ANOVA menggunakan Design-
Expert versi 12 menyatakan bahwa faktor dapat mempengaruhi respon daya sebar
secara signifikan apabila memiliki nilai p – value < 0,05. Hasil pengujian pengaruh
faktor terhadap respon daya sebar ditunjukan pada Tabel XI.
Tabel XI. Hasil Perhitungan Efek Kedua Faktor dan Interaksinya Terhadap
Respon Daya Sebar dan Perhitungan Statistik ANOVA
Pada tabel XI diketahui bahwa Carbopol 940 memberikan efek terbesar
dalam mempengaruhi respon daya sebar dengan nilai efek -0,945833 dan memiliki
kontribusi terhadap respon daya sebar sebesar 59,5387%. Nilai negatif pada efek
yang ditimbulkan oleh Carbopol 940 menunjukkan bahwa Carbopol 940
memberikan pengaruh dalam menurunkan respon daya sebar. Nilai p – value
Carbopol 940 dan Propilenglikol menunjukkan bahwa keduanya secara signifikan
mampu mempengaruhi respon daya sebar, sedangkan interaksi yang terjadi antara
kedua faktor tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap respon daya
sebar karena memiliki p – value > 0,05 yaitu 0,8947.
Persamaan yang diperoleh terhadap respon daya sebar adalah sebagai berikut:
Y = 4,79333 – 2,35048 X1 + 0,016333 X2 + 0,038984 X1X2 ...............................(2)
Y menunjukkan nilai daya sebar yang dihasilkan, X1 menunjukkan
Carbopol 940 yang diberikan, X2 menunjukkan Propilenglikol yang diberikan,
sedangkan X1X2 menunjukkan interaksi yang terjadi antara faktor Carbopol 940
dan Propilenglikol. Persamaan diatas akan digunakan untuk menghitung nilai
viskositas berdasarkan jumlah Carbopol 940 dan Propilenglikol yang diberikan
serta akan digunakan untuk menghitung nilai daya sebar teoritis dalam overlay plots
pada tahap penentuan area optimum dan validasi.
Efek yang diberikan oleh penambahan faktor Carbopol 940 terhadap
respon daya sebar dapat dilihat pada Gambar 6 yang menunjukkan bahwa seiring
dengan penambahan Carbopol 940 maka respon daya sebar yang diberikan semakin
Faktor Efek %Kontribusi p-value
Carbopol 940 -0,945833 59,5387 0,0028
Propilenglikol 0,779167 40,4046 0,0344
Interaksi -0,0291667 0,0566166 0,8947
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
menurun, hal tersebut menunjukkan korelasi yang sesuai antara viskositas dan daya
sebar dimana semakin meningkat nilai viskositas maka semakin menurunkan nilai
daya sebar yang terjadi (bertolak belakang).
Gambar 5. Respon Daya Sebar oleh Faktor Carbopol 940 dan Propilenglikol
Gambar 6. Contour Plot Respon Daya Sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Warna pada gambar contour plot respon daya sebar menunjukkan tingkat
respon yang dihasilkan berdasarkan komposisi faktor Carbopol 940 dan
Propilenglikol yang diberikan. Semakin meningkat respon akibat bertambahnya
komposisi faktor yang diberikan maka warna akan semakin memerah, sedangkan
apabila semakin menurun respon yang diperoleh akibat bertambahnya komposisi
faktor yang diberikan maka warna akan semakin biru. Pada contour plot respon
daya sebar dapat dilihat bahwa seiring dengan bertambahnya komposisi
Propilenglikol maka nilai daya sebar semakin besar yang ditunjukkan dengan nilai
daya sebar yang berada pada bagian yang berwarna kemerahan (nilai 6), sedangkan
seiring dengan bertambahnya komposisi Carbopol 940 maka nilai daya sebar yang
dihasilkan semakin turun menuju warna biru (nilai 5).
Penentuan Area Optimum dan Validasi Persamaan Respon Area Komposisi
Optimum Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya
a. Penentuan Area Optimum
Pada penelitian ini penentuan area optimum dilakukan
menggunakan software Design-Expert versi 12 dengan cara memplotkan
contour plot respon viskositas dan respon daya sebar yang diperoleh
sehingga ditemukan overlay plot yang merupakan area optimum dalam
penelitian ini. Warna kuning pada overlay plot menunjukkan bahwa formula
masuk dalam range atau parameter penelitian yang diinginkan, sedangkan
warna abu – abu menyatakan bahwa formula tidak masuk dalam range
penelitian yang diinginkan. Gambar 7 menunjukkan overlay plot yang
diperoleh dari hasil plot respon viskositas dan respon daya sebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Gambar 7. Overlay Plot Respon Viskositas dan Daya Sebar Sediaan Gel
Ekstrak Etanol Biji Pepaya
Pada penelitian ini diperoleh overlay plot yang berwarna kuning
dan berwarna abu – abu. Pada area yang berwarna abu – abu menunjukkan
bahwa terdapat formula yang memiliki nilai daya sebar yang tidak masuk
dalam kriteria daya sebar yang baik atau dibawah 5 cm. Formula yang
dimaksud yaitu formula A karena komposisi Carbopol 940 yang digunakan
pada formula tersebut yaitu pada level tinggi (1,75 gram) sedangkan
komposisi Propilenglikol pada level yang rendah (10 gram) yang
menyebabkan efek faktor Carbopol 940 lebih dominan dan menghasilkan
nilai daya sebar yang rendah.
b. Validasi Persamaan Respon dalam Area Komposisi Optimum Gel
Ekstrak Etanol
Pada penelitian ini dilakukan validasi persamaan viskositas dan
persamaan daya sebar yang diperoleh dari area komposisi optimum yang
diperoleh. Perhitungan teoritis nilai viskositas dan daya sebar dilakukan
dengan cara mencuplik secara acak salah satu titik pada area overlay plot
yang berwarna kuning pada software Design-Expert versi 12. Cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
melakukan pencuplikan yaitu klik kanan pada area kuning tersebut secara
acak lalu pilih add flag. Pada titik yang telah dipilih tersebut akan muncul
nilai viskositas dan daya sebar yang akan dihasilkan apabila diberikan
sejumlah faktor Carbopol 940 dan faktor Propilenglikol (seperti pada
Gambar 7). Pada penelitian ini, titik yang dicuplik secara acak menunjukkan
nilai viskositas sebesar 2,665 Pa.s dan daya sebar 5,63479 cm apabila
diberikan Carbopol 940 sebanyak 1,06604 gram dan Propilenglikol 13,2146
gram.
Nilai viskositas teoritis dihitung menggunakan persamaan (1)
yang telah didapatkan sehingga diketahui nilai viskositas teoritis yang
diperoleh yaitu sebagai berikut.
Y = 1,23955 + 1,64581 (1,06604) + 0,042824 (13,2146) – 0,063538
(1,06604) (13,2146)………………………...……………………………(3)
Y = 2,664641 Pa.s
Nilai daya sebar teoritis dihitung menggunakan persamaan (2) sehingga
diketahui nilai daya sebar teoritis yang diperoleh yaitu sebagai berikut.
Y = 4,40000 – 0,80000 (1,06604) + 0,170417 (13,2146) – 0,011667
(1,06604) (13,2146) ..................................................................................(4)
Y = 5,63479 cm
Untuk memastikan apakah perhitungan teoritis valid atau tidak
maka dilakukan validasi dengan cara melakukan formulasi dengan replikasi
sebanyak 3 kali dengan jumlah Carbopol 940 dan Propilenglikol sesuai
dengan nilai cuplikan yang diambil dari overlay plot pada Gambar 7 yaitu
Carbopol 940 sebanyak 1,06604 gram dan Propilenglikol 13,2146 gram.
Nilai viskositas dan daya sebar yang diperoleh dari hasil formulasi tersebut
dibandingkan dengan teoritis secara statistik menggunakan t – test dengan
program SPSS versi 22. Persamaan yang diperoleh dinyatakan valid apabila
p – value >0,05 yang menandakan bahwa data berbeda tidak bermakna,
artinya tidak terjadi perbedaan secara signifikan antara hasil hitungan nilai
viskositas dan daya sebar teoritis dengan hasil yang diperoleh pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
formulasi (aktual). Hasil perhitungan validasi data aktual terhadap data
teoritis secara statistik menggunakan t – test dapat dilihat pada tabel XII.
Tabel XII. Data Perhitungan Validasi Persamaan Respon
Viskositas dan Persamaan Respon Daya Sebar Terhadap Data
Aktual yang Diperoleh
Berdasarkan data yang dipaparkan pada tabel XII dapat dinyatakan
bahwa kedua persamaan yang diperoleh valid yang ditunjukkan oleh p –
value yang dihasilkan yaitu >0,05.
Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Gel Formula Optimum
a. Uji Organoleptis dan Homogenitas
Hasil uji organoleptis dan homogenitas sediaan gel ekstrak etanol
biji pepaya formula optimum (validasi) setelah penyimpanan 48 jam (siklus
0) dan setelah 3 siklus perlakuan Freeze and Thaw dapat dilihat pada tabel
XIII dan XIV.
Tabel XIII. Uji Organoleptis 48 Setelah Pembuatan (Siklus 0)
Formula Warna Bau Homogenitas Sineresis
Validasi kuning jernih
agak coklat
Khas
ekstrak Homogen -
Respon
Persamaan Teoritis (Pa.S) Aktual (Pa.S) p-value
Viskositas
2,664641 2,65269
0,806 2,664641 2,67384
2,664641 2,66259
Respon
Persamaan Teoritis (cm) Aktual (cm) p-value
Daya Sebar
5,63479 5.675
0,240 5,63479 5.625
5,63479 5.700
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Tabel XIV. Hasil Uji Organoleptis Setelah 3 Siklus Perlakuan
Freeze and Thaw
Berdasarkan hasil uji organoleptis setelah penyimpanan 48 jam
(siklus 0) dan setelah 3 siklus perlakuan Freeze and Thaw menunjukkan
tidak adanya perbedaan sifat fisik sediaan gel ektrak etanol biji pepaya dari
aspek organoleptis dan homogenitasnya, sehingga dapat dikatakan sediaan
cukup stabil secara subjektif. Tanda negatif (-) pada tabel menunjukkan
bahwa sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya tidak mengalami sineresis.
b. Uji pH
Hasil uji pH sediaan gel ekstrak etanol biji pepaya formula
optimum (validasi) setelah penyimpanan 48 jam (siklus 0) dan setelah 3
siklus perlakuan Freeze and Thaw dapat dilihat pada tabel XV.
Tabel XV. Hasil Uji pH Siklus 0 sampai Siklus 3
Perlakuan Freeze and Thaw
Formula pH
Siklus 0 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 SD
Validasi 5,714 5,722 5,729 5,736 0,00943
Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel XV dapat dilihat
bahwa terjadi perubahan pH setelah perlakuan Freeze and Thaw namun
selisih perbedaan yang terjadi tidak banyak yang ditunjukkan dari nilai SD
yang kecil dan nilai pH tersebut masih berada dalam rentang nilai pH
sediaan gel yang baik.
Formula Warna Bau Homogenitas Sineresis
Validasi kuning jernih
agak coklat
Khas
ekstrak Homogen -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
c. Uji Viskositas dan Daya Sebar
Tabel XVI. Hasil Uji Viskositas dan Daya Sebar Siklus 0 sampai
Siklus 3 Perlakuan Freeze and Thaw Formula Optimum
Respon Respon Setelah
Siklus 0 (Pa.s)
Respon Setelah
Siklus 3 (Pa.s) Pergeseran (%)
Viskositas 2.6630 + 0.011 2.6774 + 0.023 0.6805 + 0.3968
Respon Respon Setelah
Siklus 0 (cm)
Respon Setelah
Siklus 3 (cm) Pergeseran (%)
Daya Sebar 5.67 + 0,038 5.6 + 0,025 1.8327 + 1.7069
Berdasarkan hasil uji viskositas dan daya sebar yang telah
dipaparkan pada tabel XVI, terlihat bahwa formula optimum yang diperoleh
dari hasil validasi memiliki nilai pergeseran viskositas dan pergeseran daya
sebar yang baik dimana persentase pergeseran yang diharapkan yaitu 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data
atau nilai viskositas dan daya sebar antara kelompok siklus 0 dan kelompok
siklus 3 perlakuan Freeze and Thaw berbeda tidak bermakna (berbeda tidak
signifikan) sehingga dapat dikatakan sebagai nilai viskositas dan daya sebar
yang stabil, namun apabila p – value yang dihasilkan
-
40
Tabel XVII. Hasil Uji Statistik (T-test) Viskositas dan Daya
Sebar Sediaan Gel Ekstrak Etanol Biji Pepaya Formula Optimum
Berdasarkan data yang dipaparkan pada tabel XVII maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi perubahan signifikan (berbeda tidak
bermakna) pada nilai viskositas dan daya sebar kelompok siklus 0
dibandingkan dengan kelompok siklus 3 perlakuan Freeze and Thaw untuk
formula optimum, sehingga sediaan gel antibakteri ekstrak etanol biji
pepaya yang telah dibuat dari formula optimum tersebut dapat dinyatakan
stabil dari aspek viskositas dan daya sebar.
Respon p – value
F Validasi terhadap Viskositas 0,380
F Validasi terhadap Daya Sebar 0,065
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
biji pepaya (Carica papaya L.) yaitu pada konsentrasi 20% memiliki
aktivitas tergolong sedang dan pada konsentrasi 40%, 60%, 80% dan
100% tergolong kuat terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923.
2. Pada penelitian ini diperoleh bahwa faktor Carbopol 940 dominan dalam
mempengaruhi respon viskositas dan daya sebar dengan kontribusi
terhadap respon viskositas sebesar 92,5094% sedangkan kontribusi
terhadap respon daya sebar sebesar 59,5387%, sementara itu faktor yang
dominan dalam menentukan respon pergeseran viskositas yaitu
interaksi kedua faktor Carbopol 940 dan Propilenglikol dengan
kontribusi sebesar 60,4464%.
3. Pada penelitian ini diperoleh area optimum komposisi gelling agent
Carbopol 940 dan humektan Propilenglikol dalam sediaan gel
antibakteri ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya L.) yang
menghasilkan sifat fisik dan stabilitas sediaan yang baik yaitu pada
penggunaan Carbopol 940 1,06604 gram dan Propilenglikol 13,2146
gram setelah dilakukan validasi menggunakan Design-Expert versi 12.
b. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pengujian
stabilitas secara Freeze and Thaw dengan siklus yang lebih banyak (>3
siklus).
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan uji aktivitas
antibakteri sediaan gel yang telah dibuat untuk mengkonfirmasi
aktivitas antibakteri yang ditimbulkan setelah dilakukan formulasi
terhadap ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
DAFTAR PUSTAKA
Allen L.V., and Ansel, H.C., 2002. The Art, Science, and Technology of
Pharmaceutical Compounding: American Pharmaceutical Association.
Andriyani et al.,2010. Penetapan Kadar Tanin Daun Rambutan (Nephelium
Lappaceum.L) Secara Spektrofotometri Ultraviolet Visibel. Pharmacy. 7
(2). 1 -11.
Ansari, S., Gautam, R., Shrestha, S., Ansari, S.R., Subedi, S.N., and Chhetri, M.R.,
2016. Risk faktors assessment for nasal colonization of Staphylococcus
aureus and its methicillin resistant strains among pre-clinical medical
students of Nepal. BMC Research Notes, 9 (214). 1 – 2.
Antunes Fernanda, 2013. e-Monograph of Caricaceae. http://herbaria.Plants
.ox.ac.uk/bol/caricaceae diakses pada 21 januari 2019.
Arikumalasari, J., Dewantara, I.G.N.A., and Wijayanti, N.P.A.D., 2013. Optimasi
HPMC sebagai Gelling Agent dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Farmasi Udayana, 145 – 152.
BPOM RI., 2010. Pembuatan Sediaan Herbal. In: Direktorat Obat Asli Indonesia.
edisi Kelima. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, 7.
Courtney, R., Sirdaarta, J., Matthews, B., Cock, I.E., 2015. Tanin components and
inhibitory activity of Kakadu plum leaf extracts against microbial triggers
of autoimmune inflammatory diseases. Pharmacognosy Journal, 7 (1), 18-
31. Cushnie
Cushnie, T.T., Cushnie, B., Lamb, A.J., 2014. Alkaloids: an overview of their
antibacterial, antibiotic – enhancing and antivirulence activities.
International Journal of Antimicrobial Agents, 44 (5), 377-386.
Danimayostu, A., A., Shofiana, N., M., and Permatasari, D., 2017. Pengaruh
Penggunaan Pati Kentang (Solanum tuberosum) Termodifikasi
AsetilasiOksidasi sebagai Gelling agent terhadap Stabilitas Gel Natrium
Diklofenak. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 3 (1), 25 – 32.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
Davis, W.W. dan Stout, T.R., 1971. Disc plate method of microbiological antibiotic
assay. Applied Microbiology, 22 (4), 659-665.
Devaki, C.S., Samreen, F., and Prakash, J., 2015. A Review on Composition,
Processed Products and Medicinal Uses of Papaya (Carica papaya L.).
International Journal of Food, Nutrition and Dietetics, 3 (3), 1.
Dirjen Badan POM RI, 2013. Farmakope Indonesia: Kementerian kesehatan. 47.
Edyson, Budiarti, Y, L., dan Akbar, V, R, M., 2016. Perbandingan Efektivitas
Antibakteri Antara Metanol Kulit Batang Kasturi Dengan Ampisilin
Terhadap Staphylococcus aureus IN VITRO. MRV, 12(1), 1-9.
Ekawati, E., R., Siti, N., H., Y., and Herawati, D., 2018. Identifikasi Kuman Pada
Pus Dari Luka Infeksi Kulit. Jurnal Sain Health, 2 (1), 31 – 33.
Faramayuda, F., Alatas, F., and Desmiaty, Y., 2010. Formulation of Antioxidant
Lotion Containing Water Extract of Green Tea Leaf (Camellia sinensis L).
Majalah Obat Tradisional, 15 (3), 105 – 111.
Hartati et al., 2013. Analisis Varian Dua Faktor Dalam Rancangan Pengamatan
Berulang (Repeated Measures). Jurnal Gaussian. 2 (4). 279-288.
Hayatie, L., Biworo, A., and Suhartono E., 2015. Aqueous Extracts of Seed and
Peel of Carica papaya gainst A Aedes Aegypti. Journal of Medical and
Bioengineering, 4 (5), 418 – 419.
Hudzicki, 2016. Kirby-Bauer Disk Diffusion Susceptibility Test Protocol.
American Society for Microbiology.
Ibrahimn, A., Aeyni, V., Ardana, M., 2015. Formulasi Dan Optimasi Basis Gel
HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) Dengan Berbagai Variasi
Konsentrasi. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry, 3(2), 101-108.
Ikalinus, R., Widyasstuti, S.K., and Setiasih, N.L.E., 2015. Phytochemical
Screening Ethanol Extract Skin Stem Moringa (Moringa Oleifera).
Indonesia Medicus Veterinus. 4 (1), 71 – 79.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Kolhe, P., Shah, M., Rathore, N., 2013. Sterile Product Development, Springer:
New York.
Kumar, S., Pandey, A.K., 2013. Chemistry and biological activities of flavonoids:
an overview. The Scientific World Journal, 29.
Kuncari et al., 2014. Evaluasi, Uji Stabilitas Fisik Dan Sineresis Sediaan Gel Yang
Mengandung Minoksidil, Apigenin Dan Perasan Herba Seledri (Apium
Graveolens L.). Bul.Penelit.Kesehatan. 42 (4). 213 - 222.
L. de Leo´n, M.R. Lo´pez, L. Moujir, 2009. Antibacterial properties of
zeylasterone, a triterpenoid isolated from Maytenus blepharodes, against
Staphylococcus aureus. Departamento de Microbiologı Biologi Celular,
Facultad de Farmacia, Universidad de La Laguna.
Lohidas, J., Manjusha, S., and Jothi, G.G.G., 2015. Antimicrobial Acivities of
Carica papaya L. Plant Archives, 15 (2), 1179-1186.
Menteri Kesehatan RI, 2011. PENDAHULUAN. In: Menkes RI. Pedoman Umum
Penggunaan Antibakteri. Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 1.
Muharni, Fitrya, and Farida S., 2017. Antibacterial Assay of Ethanolic Extract Musi
Tribe Medicinal Plant in Musi Banyuasin, South Sumatera. Jurnal
Kefarmasian Indonesia, 7 (2), 127 – 135.
Mukhriani, 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan, 7 (2), 362.
Mulyono, M. L., 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya
(Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa UBAYA, 2 (2), 2.
Mursyid, A.M., 2017. Evaluasi Stabilitas Fisik dan Profil Difusi Sediaan Gel
(Minyak Zaitun). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 4 (1), 205-211.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI