Opt Penting Kacang Tanah

31

Transcript of Opt Penting Kacang Tanah

  • Permintaan kacang tanah terus meningkat, baik untuk industri pangan maupun konsumsi.

    Produksi dalam negeri masih kurang, sehingga masih didomiasi import kacang tanah.

    Data BPS: Produksi kacang tanah mencapai 709.770 ton (Tahun 2001), tetapi menurun menjadi 691.404 ton (Tahun 2002)

  • Sentra produksi kacang tanah: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali dengan rata-rata hasil berkisar 0,7 -1,3 ton per hektar.

    Produktivitas kacang tanah di Indonesia sangat beragam dan belum sesuai seperti yang diharapkan.

    Faktor penyebab : perbedaan pengelolaan oleh petani, perbedaan waktu tanam, perbedaan cara budidaya dan organisme pengganggu tanaman (OPT).

  • Berdasarkan literatur, terdapat lebih dari 90 jenis organisme pengganggu tanaman=OPT dan masih didominasi serangga hama.

    Namun telah diketahui beberapa jenis OPT berupa penyakit yang menjadi OPT pentingpada tanaman kacang tanah.

    Berbagai usaha pengendalian telah dilakukanpetani kacang tanah, namun masih adahambatan. Terlebih, di beberapa lokasi telahdidominasi aplikasi pestisida kimia.

  • HAMA PENTING KACANG TANAH

    HAMA DALAM TANAH :RAYAP ODONTOTERMESLUNDI HOLOTRICHIA

    HAMA PEMAKAN DAUN :PENGOROK DAUN APROEREMA MODICELLAULAT JENGKAL CHRYSODEIXIS (PLUSIA) CALCITESULAT DAUN HELICOVERPA ARMIGERAULAT GRAYAK SPODOPTERA LITURA

    HAMA PENGHISAP DAUN :APHIS CRACCIVORATHRIPSEMPOASCA SPPTUNGAU TETRANYCHUS SP

  • PENYAKIT PENTING KACANG TANAH

    PENYAKIT YANG DISEBABKAN JAMURBERCAK DAUN CERCOSPORA SPPBERCAK DAUN CERCOSPORIDIUM SPPPENYAKIT KARAT PUCCINIA ARACHIDISBUSUK LEHER AKAR ASPERGILLUS NIGERJAMUR KUNING DAN AFLATOKSIN ASPERGILLUS FLAVUSBUSUK BATANG SCLEROTIUM ROLFSII

    PENYAKIT YANG DISEBABKAN BAKTERILAYU PSEUDOMONAS SOLANACEARUM

    PENYAKIT YANG DISEBABKAN VIRUSPENYAKIT VIRUS BELANG (GROUNDNUT MOTTLE VIRUS)PENYAKIT BILUR (PEANUT STRIPE VIRUS)PENYAKIT BELANG SAMAR (COWPEA MILD MOTLE VIRUS)PENYAKIT MOZAIK DAN PENYAKIT SAPU (WITCHESBROOM)

  • I. PENYAKIT UTAMA KACANG TANAH 1. Penyakit layu (Xanthomonas solanacearum ).

    - Menyerang pada berbagai stadia pertumbuhan tanaman.

    - Bakteri berbentuk batang bersel satu, tidak bersepora dan bergerak dengan menggunakan satu flagel.

    - Bakteri tidak menghasilkan pigmen berflouresen.

    - Aerob.

    - Berkembang baik pada suhu 300 350 pada pH 6,7.

    a. Gejala - Daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya

    mati.

    - Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan.

    - Akar tanaman membusuk.

    - Batang tanaman jika dipotong melintang, kemudian dimasukan air jernih beberapa saat akan muncul lender berwarna putih kotor (masa bakteri).

  • b. Pengendalian

    - Pergiliran tanaman.

    - Penggunaan varietas tahan (gajah, anoa, tapir badak, kancil).

    - Penyemprotan Streptomycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5 - 1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.

  • 2. Penyakit bercak daun (Cercospora sp)

    - Ada 2 jenis Cercospora personatum (Berk. Et Curt.)

    Cercospora arachidicola Hori

    a. Gejala serangan

    - Mula-mula pada permukaan bawa dari daun terlihat bercak berwarna coklat kehitaman.

    - Pada masing-masing daun terdapat beberapa bercak yang semakin lama makin melebar,

    - Serangan yang berat mengakibatkan daun berwarna hitam bahkan dapat menular ketangkai daun dan batang.

    - Tanaman yang terserang berat akan merontokan daun sebelum waktunya dan tanaman mati.

    - Cendawan ini timbul pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari.

    Cercospora personatum (Berk. Et

    Curt.)

    Cercospora arachidicola Hori

  • b. Pengendalian

    - Rotasi tanaman, tanaman serempak dan varietas yang toleran.

    - Fungisida.

    3. Penyakit Busuk Batang ( Sclerotium rolfsii Sacc.)

    - Tidak dapat membentuk spora aseksual

    - Menghasilkan sejumlah besar asam oksalat (filoaleksin) yang menyebabkan warna biru-ungu pada biji.

    - Menyebabkan klorosis dan nekrosis pada awal pertumbuhan penyakit.

    a. Gejala - Kekuningan dan layu pada salah satu cabang atau

    cabang utama.

    - Daun-daun menjadi coklat tua dan kadang-kadang rebah secara premature.

    - Pada permukaan tanah ditemukan miselium berwarna putih

    - Pada batang dekat permukaan akar yang terserang Nampak bercak yang mula-mula coklat muda menjadi coklat tua.

    - Polong yang terserang menjadi busuk.

  • Batang terserang Sclerotium rolfsii Sacc.

    b. Pengendalian - Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.

    - Memperbaiki saluran drainase agar air tidak tergenang.

  • 4. Penyakit Karat (Puccinia arachidis Speg.) - Selalu terdapat bersama-sama dengan penyakit

    bercak daun dan makin menjadi penting.

    - Patogen hidup dari musim ke musim.

    - Suhu optimum 200 - 300 C.

    - Penyebaran melalui angin, sisa tanaman sakit maupun polong /biji terkontaminasi.

    a. Gejala - Gejala serangan mula-mula di bagian bawah daun-

    daun tua terdapat totol kuningn yang lama-lama menjadi coklat tua.

    - Dari totol coklat ini keluar spora berupa tepung halus, yang akan ditularkan oleh angina.

    - Bila serangan berat, totol coklat tua dapat merata pada semua daun, sehingga tanaman berdaun kuning kecoklatan. Daun yang telah terserang berat akan mongering dan luruh sebelum waktunya.

  • b. Pengendalian

    - Pencegahan penyakit ini dengan rotasi tanaman dan tanam serempak.

    - Varietas yang tahan.

    - Fungisida

    5. Penyakit Sapu Setan (witches broom) - Penyebab: Mycoplasma.

    - Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis.

    a. Gejala - Bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil.

    - Ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek dan tuas ketiak berkembang.

    - Daun-daun kecil rimbun.

    - Tangkai buah mengalami geotropi negative, membelok ke atas.

  • b. Pengendalian - Tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan.

    - Semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan).

  • II. HAMA PENTING KACANG TANAH

    1. Lundi (Holotrichia spp.) - Serangga besifat polifag (kacang tanah, gogo, tebu,

    jagung dan sorgum).

    - Kerusakan berat terjadi pada tanaman di tanah pasir dan tanah ringan.

    - Telur di dalam tanah, dengan stadia 9 11 hari.

    - Larva baru menetas makan bahan organic selanjutnya makan bulu-bulu akar. dengan stadia 118 131hari.

    - Kepongpong didalam tanah 30 150 cm. Stadia 15 hari.

    - Imago keluar dari tanah malam hari.

  • a. Gejala - Larva memakan akar, batang bagian bawah dan

    polong. Akhirnya tanaman layu dan mati.

    b. Pengendalian - Pengolahan tanah dengan baik.

    - Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang.

    - Penanaman serempak, penyiangan intensif, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.

    2. Empoaska/Sikada (Empoasca spp.)

    - Menyerang pada musim kemarau.

    - Tanaman inang : kacang tanah, jagung kedelai, kacang hijau, kacang tunggak dan gude.

    a. Gejala

    - Hama ini berupa wereng kecil berwarna hijau mengisap cairan sel daun sehingga bagian ujung daun berwarna kuning.

    - Daun yang terserang selain menguning juga menjadi kaku dan nampak menebal.

    - Bila serangan berat tanaman menjadi kerdil dan daun mudanya rontok.

  • b. Pengendalian - Penanaman serempak, pergiliran tanaman. - Insektisida.

    3. PENGOROK DAUN (Stomopteryx subsecivella Zell)/ Biloba subsecivella

    - Faktor yang mempengaruhi serangan : umur

    tanaman, populasi tanaman dan varietas. - Ngengat berukuran 8 10 mm, abu-abu, sayap depan

    lebih gelap da bertitik putih ditepinya. hidup 5 20 hari

    - Stadia telur 2 3 hari. seekor betina mampu bertelur 87 butir.

    - Larva mengorok helaian daun di dekat ibu tulang daun.

    - Kepongpong di dalam kokon berwarna putih di dalam daun yang dirajut.

  • a. Gejala - Bekas serangan merupakan korokan, yang makin

    melebar, berwarna coklat dan akhirnya kering.

    - Beberapa daun dirajut menjadi satu.

    - Pada kerusakan berat, seluruh daun menjadi kering dan tanaman mati seperti terbakar.

    b. Pengendalian - Mekanis dg pengumpulan daun terserang dan

    sanitasi.

    - Pestisida.

    4. Ulat Jengkal (Plusia calcites Esp.)

    - Bersifat polifag. Antara lain kacang tanah, kedelai, jagung, kentang dan tomat.

    - Stadia telur 3 4 hari.

    - Ulat yang baru menetas berwarna bening dengan kepala hitam, kemudian setelah makan berwarna hijau.

    - Ukuran larva 30 mm.

  • - Kepongpong di permukaan daun, ditutupi rumah kepongpong. 6 11 hari.

    - Betina mampu bertelur 442 598 butir.

    a. Gejala

    - Ulat memakan daun sehingga hanya tertinggal tulang-tulang daunnya saja.

    - Penuruna hasil dari serangan yang berat dapat mencapai 50%.

    b. Pengendalian

    - Mekanis dan sanitasi

    - Pestisida

  • 5. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

    - Selain menyerang kacang tanah, ulat ini juga menyerang padi, bawang, cabe, tembakau, serta kubis.

    - Ulat muda berwarna kehijauan dengan bintik-bintik hitam. Sedangkan ulat dewasa berwarna kecoklatan atau abu-abu gelap dengan bintik-bintik hitam serta garis keputihan.

    - Pada siang hari, ulat ini bersembunyi di dalam tanah dan pada malam hari ulat keluar dari dalam tanah dan menyerang tanaman.

    - Ngengat memiliki sayap bagian depan berwarna coklat keperakan dan sayap bagian belakang berwarna perak keputihan dengan bintik hitam.

    - Seekor ngengat betina dapat bertelur kurang lebih 300 butir.

    - Ulat memakan daun. Daun tampak berlubang-lubang dan pada serangan berat hanya tinggal tulang daunnya saja. Pada umumnya ulat grayak menyerang secara bersama-sama dalam satu tanaman sampai daunnya habis, baru berpindah ke tanaman lain.

  • a. Gejala

    - Ulat yang baru menetas makan secara berkelompok, menyisakan epidermis daun saja sehingga tampak keputih-putihan dari jauh.

    - Ulat muda banyak dijumpai pada permukaan bawah daun.

    - Ulat yang lebih besar berada di atas permukaan daun.

    - Pada serangan berat, tanaman tinggal tulang daun saja.

    b. Pengendalian - Bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran

    tanaman.

    - Agensia hayati SlNPV.

    - Pestisida.

  • Selama tahun 2010 Januari s/d Mei, di Wilayah Banyumasterdapat luas areal terserang OPT mencapai 103 ha denganbeberapa jenis OPT Kacang Tanah :1. Pengorok daun Biloba subsecivella2. Hama tikus3. Penyakit karat daun (Puccinia arachidis)4. Penyakit bercak daun (Cercospora spp.)5. Penggulung daun (Lamprosema sp.)6. Hama belalangDengan pengendalian mencapai 17 ha (pestisida kimia) untukpenyakit karat daun (15 ha) dan ulat penggulung daun 2 (ha)

    Khusus di Kab Purbalingga seluas 22 ha :1. Penyakit karat daun Puccinia arachidis2. Penyakit bercak daun Cercospora spp.3. Ulat penggulung daun Lamprosema sp.

    Tanpa pengendalian untuk semua OPT

  • 05

    1015202530354045

    Pengorok daun

    Tikus Karat daun (Puccinia)

    Bercak daun (Cercospora)

    Penggulung daun

    Belalang

    KOMUALTIF LUAS TAMBAH SERANGA OPT KACANG TANAH SELAMA TAHUN 2010 DI WILAYAH BANYUMAS

  • 02

    4

    6

    8

    10

    Karat daun (Puccinia)

    Bercak daun (Cercospora)

    Penggulung daun

    KOMUALTIF LUAS TAMBAH SERANGA OPT KACANG TANAH SELAMA TAHUN 2010 DI KAB PURBALINGGA

  • Hasil pengamatan dan pengambilan keputusan tentangtindakan pengendalian hama harus melalui diskusi antarpetani penanam kacang tanah

  • Tindakan pengendalian dengan pestisida harus tepat :

    (1) Tepat jenis pestisidanya (insektisida, fungisida, acarisida)

    (2) Tepat hama sasarannya(serangga, jamur, tungau)

    (3) Tepat dosis/konsentrasi bahan aktif pestisidanya,

    (4) Tepat cara aplikasinya (semprot, tabur, perlakuan benih) dan

    (5) Tepat waktu aplikasinya (pagi, sore, sebelum kerusakan parah)

  • Bacillus subtilis Corynebacterium sp.

  • TERIMA KASIH

    MAKALAH KACANG TANAH JADI 2MAKALAH KACANG TANAHBinder1OPT KC TANAH 1OPT PENTING KACANG TANAHPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANSlide Number 5

    kumpulan Hama dan Penyakit Kacang Tanah 1

    draft kacang tanah 2

    OPT KC TANAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHSlide Number 1Slide Number 2Slide Number 3Pemantauan Pertumbuhan Tanaman dan Populasi HamaTindakan PengendalianAGENS ANTAGONISTrichoderma sp.AGENS ANTAGONISGliocladium sp.AGENS ANTAGONISPseudomonas flourescensAGENS ANTAGONIS

    TERIMA KASIH