Onlay Print

26
PENDAHULUAN Banyak masalah-masalah restorasi yang memerlukan perawatan namun tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan bahan amalgam atau resin. Saat mempelajari ilmu Konservasi Gigi, dikenal dua macam restorasi yaitu direct restoration dan indirect restoration. Direct restoration adalah restorasi gigi yang dilakukan langsung di dalam mulut penderita. Sedangkan indirect restoration adalah restorassi yang dibuat di luar mulut penderita. Untuk melakukan indirect restoration, seorang dokter gigi membutuhkan seorang teknisi untuk membuat restorasi tersebut. Indirect restoration ini kemudian dilekatkan ke gigi yang telah dipreparasi dengan bantuan semen yang cepat mengeras. Restorasi harus tepat pada semua dinding internal untuk memberikan retensi dan stabilitas. Preparasi harus dibuat bebas dari undercut pada satu sumbu agar restorasi dapat dipasang dengan mudah. Indirect Restoration menggunakan teknik restorasi logam, yakni restorasi yang dibuat berasal dari logam baik metal atau alloy. Umumnya yang digunakan adalah alloy (JD Eccles dan RM Green, 1994). Ada dua macam Indirect restoration yang sering dilakukan yaitu inlay dan onlay. Inlay adalah restorasi yang digunakan pada gigi yang di preparasi pada bagian Oklusal Distal (OD), Oklusal 1

description

onlay

Transcript of Onlay Print

PENDAHULUAN

Banyak masalah-masalah restorasi yang memerlukan perawatan

namun tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan bahan amalgam atau

resin. Saat mempelajari ilmu Konservasi Gigi, dikenal dua macam restorasi

yaitu direct restoration dan indirect restoration. Direct restoration adalah

restorasi gigi yang dilakukan langsung di dalam mulut penderita. Sedangkan

indirect restoration adalah restorassi yang dibuat di luar mulut penderita.

Untuk melakukan indirect restoration, seorang dokter gigi membutuhkan

seorang teknisi untuk membuat restorasi tersebut. Indirect restoration ini

kemudian dilekatkan ke gigi yang telah dipreparasi dengan bantuan semen

yang cepat mengeras. Restorasi harus tepat pada semua dinding internal

untuk memberikan retensi dan stabilitas. Preparasi harus dibuat bebas dari

undercut pada satu sumbu agar restorasi dapat dipasang dengan mudah.

Indirect Restoration menggunakan teknik restorasi logam, yakni restorasi

yang dibuat berasal dari logam baik metal atau alloy. Umumnya yang

digunakan adalah alloy (JD Eccles dan RM Green, 1994).

Ada dua macam Indirect restoration yang sering dilakukan yaitu

inlay dan onlay. Inlay adalah restorasi  yang digunakan pada gigi yang di

preparasi pada bagian Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau

Mesio Oklusal Distal (MOD). Inlay sudah jarang digunakan untuk kavitas

sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang

berkebutuhan khusus, seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan

cenderung fraktur bila tidak dilindungi atau bila retensi sulit dibuat(JD

Eccles dan RM Green, 1994). Onlay adalah restorasi pada gigi yang

morfologi oklusalnya mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya,

karies, atau penggunaan fisik, sehingga inlay dengan dua permukaan tidak

adekuat lagi.dalam keadaan tersebut onlay MOD merupakan restorasi yang

tepat. Restorasi ini meliputi seluruh yang meliputi seluruh daerah oklusal

yang meliputi cusp-cusp gigi (Baum dkk, 1997).

1

TINJAUAN PUSTAKA

Inlay

Inlay adalah restorasi  yang digunakan pada gigi yang di preparasi

pada bagian Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau Mesio Oklusal

Distal (MOD). Inlay sudah jarang digunakan untuk kavitas sederhana dan

umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang berkebutuhan khusus,

seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan cenderung fraktur bila tidak

dilindungi atau bila retensi sulit dibuat(Tarigan, 1993).

Onlay

Onlay adalah restorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya

mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan

fisik, sehingga inlay dengan dua permukaan tidak adekuat lagi.dalam

keadaan tersebut onlay MOD merupakan restorasi yang tepat. Restorasi ini

meliputi seluruh yang meliputi seluruh daerah oklusal yang meliputi cusp-

cusp gigi. Inikasi yang popular untuk onlay adalah menggantikan restorasi

amalgam yang rusak. Selain itu sebagai restorasi lesi karies yang mengenai

dua permukaan proksimal. Ciri utama dari restorasi ini adlah

mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan

gingival dan hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat

membantu (Baum dkk, 1997).

Indikasi onlay :

1. Pengganti restorasi amalgam yang telah rusak.

2. Sebagai restorasi penghubung tonjol bukal dan lingual.

3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.

4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal kuat.

5. Lebar kavitas lebih dr 1/3-1/2 jarak antar tonjol gigi & perlindungan

tonjol diperlukan.

6. Ratio panjang oklusogingival : lebar tonjol palato/linguobukal 1 : 1

tetapi tidak mencapai 2 : 1 perlindungan tonjol dipertimbangkan.

7. Ratio panjang oklusogingival : lebar tonjol linguo bukal lebih dari

2 : 1 perlindungan tonjol diharuskan.

2

Kontra indikasi onlay :

1. Dinding bukal dan lingual sudah rusak.

2. Mahkota klinis pendek.

DATA PASIEN

3

Nama lengkap : Yoni Tri Luwardi

Alamat : Tegalrejo. Pranan, Sukoharjo

Telepon/HP :081325948775

Tempat/Tanggal lahir : Sukoharjo, 30 Juni 1982

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Sopir taksi

Agama : Islam

DATA MEDIK UMUM

Golongan darah : O

Alergi : Tiak ada

Penyakit sistemik : Hipertensi

ANAMNESIS

4

Keluhan utama (CC) : Pasien dating dengan keluhan tambalan pada gigi

belakang kanan bawah yang patah.

Riwayat kesehatan penyakit (PI) :

Gigi pasien sebelumnya berlubang besar disertai rasa linu pada saat minum

dingin kemudian diperiksa di klinik gigi UMS dan gigi tersebut sudah

dilakukan penambalan dengan amalgam kira-kira 2 minggu yang lalu.

Namun tambalan gigi pasien lepas pada saat digunakan untuk mengunyah

makanan yang keras.

Riwayat kesehatan umum (PMH) :

Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi.

Pasien saat ini mengkonsumsi captopril 12 mg.

Pasien diduga tidak memiliki riwayat alergi udara, makanan dan

obat-obatab.

Pasien pada tahun 1997 pernah dirawat di rumah sakit karena maag

kronis.

Riwayat kesehatan mulut (PDH) :

Pasien pernah mencabutkan gigi belakang bawah kiri pada saat SMA

tanpa ada komplikasi.

Pasien pernah melakukan perawatan pembersihan karang gigi dan

penambalan gigi gerahan kecil kanan bawah di klinik UMS kira-kira

1 bulan yang lalu.

Riwayat kesehatan keluarga (FH) :

UMUM :

Ayah : Ayah pasien (Almarhum) karena gula darah tingi dan tekanan darah

tingi

Ibu : Ibu pasien (Almarhum) diduga memiliki riwayat tekanan darah

rendah.

GIGI :

Ayah : Diuga tidak ada keluhan.

Ibu : Diduga tidak ada keluhan.

5

Riwayat kehidupan pribadi/social (SH) :

Pasien memiliki kebiasaan menggosok gigi 2 kali sehari sewaktu pagi dan

malam sebelum tidur.

Kesan umum kesehatan penderita:

Jasmani : Sehat (Tidak ada keluhan)

Mental : Sehat (Kooperati dan komunikatif)

Vital sign:

6

Tekanan darah : 170/ 120 (Hipertensi)

Nadi : 77 x per menit

Pernafasan : 21 x per menit

Suhu : 36,7 oc

Berat badan : 75 kg

Tinggi badan : 168 cm

PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

PEMERIKSAAN INTRA ORAL

7

Mukosa bibir : TAK

Mukosa pipi : Terdapat garis linier pada mukosa pipi sepanjang

garis oklusal gigi M2 sampai P1

Dasar mulut : TAK

Lidah : TAK

Gingiva : TAK

Orofaring : TAK

Oklusi : Open bite posterior 543 456

76543 456

Torus palatinus : Tidak ada

Torus mandibula : Tidak ada

Palatum : Sedang

Supernumerary teeth : Tidak ada

Diastema : Ada 1 1

Gigi anomali : Tidak ada

Gigi tiruan : Tidak ada

Oral hygiene : 1,5 baik

Lain-lain : -

HASIL PEMERIKSAAN JARINGAN LUNAK

8

2,4 : Terdapat garis linier pada mukosa pipi sepanjang garis oklusal gigi M2

sampai P1.

D/ Linea alba

PEMERIKSAAN ODONTOGRAM

9

RINGKASAN HASIL PEMERIKSAAN

ELEMEN RINGKASAN

HASIL PEMERIKSAAN

DIAGNOSIS/

DIFFERENSIAL

DIAGNOSIS

RENCANA

PERAWATAN

37 Terdapat kavitas

pada permukaan

oklusal

kedalaman

dentin

Sondasi : -

Perkusi : -

Palpasi : -

CE : +

Karies media Restorasi

Amalgam

kavitas klas

1

36 Edentulous Edentulous Gigi tiruan

cekat

35 Terdapat kavitas

pada permukaan

oklusal

kedalaman

dentin

Sondasi : -

Perkusi : -

Palpasi : -

CE : +

Karies media Restorasi

amalgam

kavitas klas

1

46 Terdapat

restorasi

amalgam yang

Karies media Onlay

Logam

10

telah patah pada

permukaan distal

dengan

kedalaman

dentin

Sondasi : -

Perkusi : -

Palpasi : -

CE : +

47 Terdapat kavitas

pada permukaan

oklusal

kedalaman

dentin

Sondasi : -

Perkusi : -

Palpasi : -

CE : +

Karies media Restorasi

amalgam

kavitas klas

1

48 Terdapat kavitas

pada permukaan

oklusal

kedalaman email

Sondasi : -

Perkusi : -

Palpasi : -

CE : +

Karies

superfisial

Restorasi

komposit

kavitas klas

1

GAMBARAN KLINIS

11

Penampakan klinis gigi 47 Terdapat restorasi amalgam yang telah patah

(fraktur) pada permukaan distal.

GAMBARAN RADIOGRAFI

Hasil rontgen periapikal menunjukan pada permukaan gigi 47 sebelah distal

yang tidak radiopak karena restorasi amalgam yang lepas.

RENCANA PERAWATAN

12

Gigi 47 Terdapat restorasi amalgam yang telah patah pada permukaan distal

dengan kedalaman dentin

Sondasi : -

Perkusi : -

Palpasi : -

CE : +

D/ karies media

T/ Onlay

TAHAPAN KERJA

13

Alat :

Standar alat diagnostic

Bur (bur karbid, bur flame shape- fine grit bur,

Lampu spirtus

Burnisher

Carver

Matrix band dan holder

Sendok cetak ukuran M

Okludator

Glass plate

Spatula stainless

Bahan :

Bahan Onlay (logam)

Cotton roll

Spiritus

Inlay wax

Alginate

Gips stone

Zink oxide

Zink phosphate

Tahapan Perawatan :

14

Preparasi Onlay :

1. Reduksi permukaan oklusal

a. Mendapatkan akses dan lapangan pandang yang baik untuk tahap

selanjutnya

b. Dengan bur karbid diambil dengan kedalaman 1, 5 mm

c. Bevel pada functional cups

2. Bahu pada functional cups bevel

3. Isthmus pada permukaan oklusal

4. Pembuatan boks proksimal

5. Gingiva bevel

6. Bevel

a. Bevel pada bagian lingual/bukal

b. Memakai bur flame shape- fine grit bur à counter bevel dan

secondary flare (dinding facial dan lingual pada boks proksimal

sudut 30° dan selebar mungkin (0,5 mm))

7. Finishing

a. Dinding- dinding sejajar atau divergen ke oklusal di haluskan

b. Tidak ada undercut

c. Menghaluskan sudut-sudut

15

d. Axiopulpal line angle dengan fine grit diamond

Cara Mencetak dengan Alginat

1. Memakai sendok perforated.

2. Alginate puder dan air diaduk menurut aturan.

3. Sebagian dimasukkan spuit khusus.

4. Kavitas di isolasi dan dikeringkan.

5. Alginate dalam spuit disemprotkan ke Kavitas pada bagian

terdalam, dinding proximal kalau ada pin hole/groover

didahulukan.

6. Gigi tetangga diberikan alginate.

7. Sendok yg berisi alginate dicetakkan, selama dalam tekanan

sendok jangan digerakkan.

8. Waktu ± 3 menit sendok diambil searah dengan pengeluaran

onlay.

9. Sendok dicuci dengan air, sisa-sisa air disemprot dengan air

syringe.

10. Cetakan diisi dengan gips stone.

11. Penundaan pengisian gips stone tidak boleh > 1 jam sebab

terjadi berubah bentuk, apabila ditunda diberi kapas basah.

Pengecekan Oklusi Model Studi

1. Di oklusi dengan gigi antagonisnya.

2. Pengambilan gigitan kerja.

3. Dipasang pada okludator.

Teknik pengambilan cetakan malam/wax :

1. Secara Direk

2. Secara Indirek

Secara Direk : seluruh pengambilan cetak malam dikerjakan

di dalam mulut

Secara Direk :Model malam dibuat pada model gigi (Die)

16

Caranya :

1. Inlay wax dipanaskan ± 104-1220 F sehingga menjadi lembek dan

plastis.

2. Ditekan-tekan untuk dibuat seperti kerucut .

3. Puncak kerucut harus mencapai dasar kavitas yang simpel

4. Pada kavitas kompleks memakai matrix.

5. Wax yang berlebihan diambil dengan carver,

6. Bagian Oklusal dihaluskan dengan burnisher yang dipanaskan.

7. Apabila pengambilan cetakan hampir selesai maka bagian oklusal

dipanaskan dengan burnisher panas, instruksikan pasien disuruh

menggigit wax pelan-pelan.

8. Fissure dibuat, dihaluskan permukaan apabila sudah dicor agar

tidak banyak perbaikan.

Pengambilan Cetakan Malam dengan Menggunkan Matriks

1. Matrix dibentuk sesuai dengan contour gigi.

2. Matrix diisi wax yang telah dilembekkan.

3. Dipanaskan di atas lampu spiritus kemudian ditekankan pada gigi

yang telah di preparasi.

4. Ditekan terus sampai tempat wax sama denga tempat mulut

bagian Oklusal yang berlebihan dihilangkan dan dibentuk

anatominya.

5. Matrix holder dikendorkan kemudian band diambil.

6. Contour proximal diperbaiki.

7. Spruing : pengambilan cetakan malam dari kavitas memakai

sprue.

8. Sprue dipanasi sebentar dengan lampu spiritus kemudian

ditekankan pada wax di tempat yang diperkirakan seimbang

Proses Laboratorium

17

1. Menanam dalam moffel

a. Menentukkan gips investment dalam konsistensi yang tidak

terlalu kental.

b. Model malam dan stift (yang telah dilengkapi dengan

reservoir) dipulas dengan kuas yang telah dicelupkan

kedalam adonan investment.

c. Moffel diisi dengan gips investment di ketuk-ketuk moffel

tersebut sehingga tidak ada gelembung udara.

d. Malam yang telah diulas dengan investment dimasukkan ke

dalam moffel.

e. Bagian atas investment dibentuk seperti kerucut untuk tempat

ordent yang akan di cor

2. Menghilangkan malam

Setelah investment keras letakkan moffel pada anglo dengan

maksud untuk mencairkan malam yang ada pada investment

sehingga keluar keseluruhannya sampai bersih dan habis.

3. Pengecoran

Moffel diletakkan pada slanger aparat, kemudian ordent

diletakkan pada bagian yang berbentuk kerucut dan dipanaskan

sampai meleleh selanjutnya slanger.

4. Pengepasan

a. Kavitas di desinfeksi

b. Onlay coba dimasukkan dan dikeluarkan. Apabila dalam

pengepasan tidak dirasakan gangguan maka onlay harus

duduk kuat di dalam kavitas, stabil dan tidak goyang.

c. Dilihat hubungan tepi dari onlay terhadap kavitas

5. Pemolisan

a. Dihaluskan dengan carborundum stone

b. Menggunakan brush di aplikasikan zinc oxide

6. Pemasangan

a. Manipulasi zinc phosphate cement dengan konsistensi yang

tepat.

18

b. Dioleskan pada bagian dalam onlay tipis-tipis kemudian onlay

dimasukkan ke dalam kavitas

c. Ditekan onlay tersebut tepat pada arahnya sampai semen kering.

(Dasar kavitas jangan lupa diberi zinc phosphate sebagai basis).

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Baum., Philips., dan Lund. Buku Ajar Konservasi Gigi Edisi 3.

Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC, 2002.

2. Tarigan R. Tambalan Inlay. Jakarta : Penerbit buku kedokteran

EGC, 1993

3. Eccles JD., dan Green RM., Konservasi Gigi Edisi 2. Alih bahasa.

Yuwono L. Jakarta : Widya Medika, 1994.

20