OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

117
EDITOR: DR. IR. H. ROIKHAN M.A., M.M Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Penduduk, Pembiayaan Perbankan Syariah, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2015-2019 OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH

Transcript of OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

Page 1: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

EDITOR: DR. IR. H. ROIKHAN M.A., M.M

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Penduduk, Pembiayaan

Perbankan Syariah, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap Deposito

Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2015-2019

OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH

Page 2: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

i

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Penduduk, Pembiayaan

Perbankan Syariah, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap

Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2015-2019

Penelitian untuk Tesis Magister Perbankan Syariah

Program Studi Magister Perbankan Syariah

Tesis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Master Ekonomi (M.E.) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Diajukan Oleh:

Luthfi Hilman Syah

NIM 21170850000024

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 3: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini yang

berjudul: Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Jumlah Penduduk,

Pembiayaan Perbankan Syariah, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi

Terhadap Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2015-2019. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan kelulusan dan untuk menempuh ujian kelulusan Magister

Ekonomi (M.E.) pada Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ucapan terima kasih teristimewa

dan rasa hormat yang mendalam penulis sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Bapak Drs. Yayang

Jamaludin. MM dan Ibunda tercinta Dra. Roziah, serta kedua mertua

penulis, Bapak Masroeri dan Ibu Ranti yang senantiasa mendoakan dan

memberi dukungan.

2. Istri penulis Yunie Fitriani dan tiga anak penulis Alya Nur Hibatullah,

Qanita Nur Ramadhana dan Fathiya Hasna Ramadhani yang selalu

menjadi inspirasi agar terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

3. Ibu Prof. Amany Burhanudin Lubis Lc., MA Selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Amilin., S.E. Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Nur Hidayah, MA, Ph.D selaku Ketua Jurusan Magister Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan arahan kepada penulis

dalam menjalankan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Dr. Ir. H. Roikhan M.A., MM selaku pembimbing yang selalu

memberikan arahan kepada penulis dalam menjalankan pendidikan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Dosen yang selama ini memberikan ilmu yang sangat bermanfaat

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan

ini dengan baik, dan tak lupa kepada para staf akademik, karyawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepada rekan pejuang tesis Pak Ivan Yuki Gautama dan A. Nur Hikmah

N.

9. Teman-teman Magister Perbankan Syariah terima kasih atas waktu dan

kebersamaannya yang telah kita mulai sejak awal perkuliahan.

Page 4: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

iii

Page 5: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

iv

Page 6: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

v

Page 7: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

vi

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Perbankan Syariah, Jumlah Uang Beredar dan Inflasi Terhadap

Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2015-2019

Diajukan Oleh:

LUTHFI HILMAN SYAH

NIM 21170850000024

Disetujui Oleh:

Dr. Ir. H. Roikhan M.A., M.M.

NIP. 9903017434

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Nur Hidayah, M.A., Ph.D.

NIP. 197610312001122002

Page 8: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

vii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh faktor–faktor yang

mempengaruhi deposito mudharabah dengan inflasi sebagai variabel

mediator. Teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder runtut

waktu dari tahun 2015-2019. Model penelitian menggunakan deskriptif

kuantitatif dengan teknik analisa data menggunakan analisis jalur.

Pengolahan data menggunakan software IBM SPSS versi 20 serta IBM

AMOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US$

& jumlah penduduk memiliki pengaruh positif. Sedangkan nilai jumlah uang

beredar dan pembiayaan perbankan syariah berpengaruh negatif. Untuk

pengaruh tidak langsung (indirect effects), nilai tukar, pembiayaan perbankan

syariah dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh tidak langsung yang

positif. Variabel jumlah penduduk memiliki pengaruh tidak langsung yang

negatif. Variabel eksogen mempengaruhi (determinan) terhadap variabel

endogen secara langsung sebesar 23,7%. Variabel eksogen mempengaruhi

(determinan) terhadap variabel mediator sebesar 70%.

Kata kunci : Pengaruh, Eksogen, Inflasi, Deposito Mudharabah

Page 9: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

viii

خصمل

كرغش انرضخى يع انضاستح دائع عه انؤثشج انعايم ذأثش نرحهم انذساسح ز أخشد

سرخذو. 5102-5102 ي صيح سهسهح يع ثاح تااخ انثااخ خع ذقح ذسرخذو. سط

انثااخ يعاندح. انساس ذحهم تاسرخذاو انكح انصفح انثااخ ذحهم ذقاخ انثحث رج

تشايح تاسرخذاو IBM SPSS 51 الإصذاس IBM AMOS. سعش أ انرائح أظشخ

انقذ انعشض قح أ ح ف. إدات أثش ن كا انسكا انذلاس يقاتم انشتح صشف

سعش فئ ، انثاششج غش نلآثاس تانسثح. سهث ذأثش نا الإسلاي انصشف انرم

يرغش. يثاشش غش إدات ذأثش نا انقد عشض الإسلاي انصشف انرم انصشف

انرغشاخ عه( حذداخان) انخاسخح انرغشاخ ذؤثش. يثاشش غش سهث ذأثش ن انسكا

تسثح انسط انرغش عه( انحذد) انخاسخح انرغشاخ ذؤثش. ٪2..5 تسثح يثاششج انذاخهح

21٪.

انضاستح دعح ، انرضخى ، انخاسخ ، انرأثش: انفراحح انكهاخ

Page 10: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

ix

ABSTRACT

This study was conducted to analyze the influence of factors that affect

mudharabah deposits with inflation as a mediator variable. The data

collection technique uses secondary data with a time series from 2015-2019.

The research model uses descriptive quantitative data analysis techniques

using path analysis. Data processing using IBM SPSS software version 20

and IBM AMOS. The results showed that the exchange rate of the rupiah

against the US$ & the population had a positive effect. While the value of the

money supply and Islamic banking financing has a negative effect. For

indirect effects, the exchange rate, Islamic banking financing and the money

supply have a positive indirect effect. The population variable has a negative

indirect effect. Exogenous variables affect (determinants) on endogenous

variables directly by 23.7%. Exogenous variables affect (determinant) the

mediator variable by 70%.

Keywords: Effect, Exogenous, Inflation, Mudharabah Deposit Deposit

Page 11: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut.

No Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

A Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا 1

B B Be ب 2

T T Te ت 3

S Ś Es (dengan titik di atas) ث 4

Ji J Je ج 5

H H Ha (dengan titik di bawah) ح 6

K Kh Ka dan ha خ 7

D D De د 8

D Z Zet ذ 9

R R Er ر 10

Z Z Zet ص 11

S S Es س 12

Sy Sy Es dan ye ش 13

Shad Sh Es dan ha ص 14

Dhad Dh De dan ha ض 15

T Th Te dan ha ط 16

Zhaa Zh Zet dan hà ظ 17

a „ Koma terbalik di atas„ ع 18

Ghain Gh Ge dan ha غ 19

F F Ef ف 20

Q Q Ki ق 21

K K Ka ك 22

La L El ل 23

M M Em و 24

25 N N En

Waw W We و 26

27 H H Ha

Hamzah „ Apostref ء 28

Y Y Ye ي 29

Page 12: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ……....................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iv

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ........................................ v

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... vi

PENILAIAN DAN PERBAIKAN ............................................................ vii

ABSTRAK …………….............................................................................. viii

ix ........................................................................................................ملخص

ABSTRACT ………................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................... x

DAFTAR ISI ……..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .…................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ......................................................... 11

C. Perumusan Masalah ........................................................... 12

D. Tujuan Penelitian ............................................................... 12

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….. 13

A. Nilai Tukar Mata Uang ...................................................... 13

B. Populasi Penduduk ............................................................ 20

C. Jumlah Uang Beredar ........................................................ 21

D. Pembiayaan Perbankan Syariah ......................................... 24

E. Deposito Mudharabah ........................................................ 29

F. Inflasi ................................................................................. 35

G. Penelitian Terdahulu .......................................................... 37

H. Kerangka Penelitian ........................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 43

B. Metode Pengumpulan Data ............................................... 43

C. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 44

D. Analisis Data Sekunder ..................................................... 45

E. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................ 45

F. Analisis Deskriptif ............................................................. 53

G. Analisis Faktor Konfirmasi (Confirmation Factor

Analysis/CFA) ..................................................................... 54

H. Analisa Statistik Kuantitatif ............................................... 56

Page 13: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

xii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………. 58

A. Sejarah Perbankan Islam ................................................... 58

B. Analisis dan Pembahasan .................................................. 60

1. Analisis Deskriptif ...................................................... 60

2. Analisis Kuantitatif ..................................................... 65

a. Uji Kualitas Data ................................................. 65

b. Analisis Jalur ....................................................... 67

c. Absolute Fit Measure ........................................... 68

d. Analisis Hubungan Antar Variabel ..................... 70

e. Persamaan Regresi................................................ 72

f. Nilai Korelasi........................................................ 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………... 77

A. Kesimpulan ........................................................................ 77

B. Saran .................................................................................. 77

C. Implikasi Kebijakan ........................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………... 85

BIODATA PENULIS ………………………………………………..… 102

Page 14: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

xiii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Laju Pertumbuhan PDB Indonesia ......................................................... 3

1.2 Nilai PDB Indonesia di ASEAN ........................................................... 3

1.3 Perkembangan Pembiayaan BUS dan UUS .......................................... 9

2.1 Mekanisme Transmisi Nilai Tukar ke Inflasi ...................................... 19

2.2 Grafik Jumlah Uang Beredar di Indonesia .......................................... 22

2.3 Jenis-jenis Pendanaan .......................................................................... 25

2.4 Pembiayaan Pada Bank Syariah .......................................................... 26

2.5 Mekanisme mudharabah dua arah ........................................................ 32

2.6 Laju Inflasi di Indonesia ....................................................................... 36

2.7 Kerangka Penelitian ............................................................................ 42

3.1 Langkah-langkah Analisis Data Sekunder .......................................... 46

3.2 Contoh Diagram Jalur 3 Variabel ........................................................ 48

3.3 Diagram Jalur Penelitian ..................................................................... 48

3.4 Visualisasi Variabel Mediasi ............................................................... 49

3.5 Contoh Model Struktural 2 Variabel ................................................... 50

3.6 Model Persamaan Struktural I ............................................................. 51

3.7 Model Yang Menunjukkan Hubungan Langsung Antara Variabel

Eksogen Dengan Variabel Mediasi .................................................... 52

3.8 Hubungan Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen Melalui

Variabel Mediasi ................................................................................ 53

3.9 Kurva Berdistribusi Normal ................................................................ 54

4.1 Diagram Jalur Penelitian ..................................................................... 68

Page 15: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

xiv

DAFTAR TABEL

1.1 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Beberapa Mata Uang Asing ................... 8

2.1 Kurs Tengah Rupiah Terhadap Beberapa Mata Uang Asing ............... 18

2.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk ........................... 21

2.3 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah ......................... 28

3.1 Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 44

4.1 Data penelitian deskriptif tahun 2015 ................................................. 60

4.2 Data penelitian deskriptif tahun 2016 ................................................ 61

4.3 Data penelitian deskriptif tahun 2017 ................................................ 62

4.4 Data penelitian deskriptif tahun 2018 ................................................ 63

4.5 Data penelitian deskriptif tahun 2019 ................................................ 64

4.6 Data penelitian deskriptif tahun 2015-2019 ....................................... 64

4.7 Assessment of Normality ..................................................................... 65

4.8 Nilai Durbin-Watson Cochrane-Orcutt 2 Step Method ....................... 66

4.9 Kriteria Nilai Durbin-Watson .............................................................. 66

4.10 Lagrange Multiplier Test ................................................................... 67

4.11 Uji Kecocokan Model ....................................................................... 68

4.12 Nilai Direct Effect Antar Variabel Penelitian ................................... 70

4.13 Nilai Indirect Effect Antar Variabel Penelitian ................................. 71

4.14 Nilai Koefisien Regresi dan Konstanta .............................................. 72

4.15 Nilai Korelasi Antar Variabel ........................................................... 74

4.16 Squared Multiple Correlations .......................................................... 75

Page 16: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi suatu negara secara umum berkaitan erat dengan

kesejahteraan rakyatnya, sehingga menjadi tolak ukur apakah rakyat negara

tersebut berada dalam keadaan sejahtera atau tidak. Pertumbuhan ekonomi

merupakan keadaan ekonomi suatu negara selama periode tertentu yang

mana lebih baik atau meningkat dari periode sebelumnya berdasarkan

beberapa indikator. Menurut Zuhdi (2012: 6), poin penting dalam

pertumbuhan ekonomi adalah modal, pertumbuhan penduduk dan tenaga

kerja, kemajuan teknologi, serta ideologi, sistem sosial-politik dan perilaku

kehidupan sosial. Selanjutnya Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi

dalam Islam tidak hanya dipandang secara material, tetapi harus berdasarkan

moral-spiritual sesuai dengan syariat Islam. Menurut Muttaqin (2018: 119),

perekonomian Islam dapat diangkat dari Al Qur‟an Surat Hud [11] ayat 61:

ان د و قال صهحا اخاى ث ق اعثذا نكى يا الل ي ان ش غ شاكى ا ي

شكى الاسض اسرع ا ف ا ثى فاسرغفش ت ذ ان ا ة ست ة قش د ي

Artinya:

“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh

berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada

bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi

(tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah

ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya

Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa

hamba-Nya).”

Menurut Al-Tariqi (2004: 282), terminologi „pemakmuran bumi‟ ini

mengandung pemahaman tentang pertumbuhan ekonomi, sebagaimana yang

dikatakan Ali bin Abi Thalib kepada seorang gubernurnya di Mesir:

“Hendaklah kamu memperhatikan pemakmuran bumi dengan perhatian yang

lebih besar dari pada orientasi pemungutan pajak, karena pajak sendiri hanya

dapat dioptimalkan dengan pemakmuran bumi. Barang siapa yang memungut

pajak tanpa memperhatikan pemakmuran bumi, negara tersebut akan

hancur”.

Perkembangan ekonomi yang dialami suatu negara dapat diukur

menggunakan suatu sistem tertentu yang baik dan dapat digunakan sebagai

pijakan dalam membuat kebijakan ekonomi. Salah satu alat ukur paling

Page 17: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

2

populer dalam menggambarkan perkembangan ekonomi suatu negara adalah

Produk Domestik Bruto (PDB) atau disebut sebagai Gross Domestic Product

(GDP). PDB adalah jumlah dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan

suatu negara dalam periode waktu tertentu (umumnya setahun). Formulasi

secara umum untuk PDB adalah dengan menggunakan pendekatan

pengeluaran di mana melibatkan variabel konsumsi (pengeluaran yang

dilakukan oleh rumah tangga), variabel investasi oleh sektor usaha, variabel

pengeluaran pemerintah, serta variabel ekspor dan impor yang melibatkan

sektor luar negeri.

Dalam pembangunan perekonomiannya, Indonesia dihadapkan pada

tantangan besar, yakni jumlah penduduk yang sangat besar serta wilayah

yang sangat luas. Beberapa lembaga internasional bahkan memprediksi

Indonesia bakal menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima dunia

dalam beberapa tahun mendatang. Indonesia merupakan negara

dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Menurut data Bank Dunia, perekonomian Indonesia yang diukur dengan

besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar US$

1.042 triliun atau setara Rp. 14.837 triliun pada 2018.

Pada tahun 2019, dunia mengalami perlambatan dalam pertumbuhan

ekonomi dan ketidakpastian pasar keuangan. Hal tersebut tentu saja berimbas

langsung terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Laporan Tahunan

Ekonomi Bank Indonesia, Pertumbuhan ekonomi global yang melambat

berdampak pada turunnya kinerja ekspor Indonesia 2019. Ekspor 2019

terkontraksi 0,87%, berbalik arah dari kinerja 2018 yang tumbuh 6,55%.

Penurunan ekspor tercatat cukup dalam pada semester I 2019, sebelum

sedikit berkurang pada semester II 2019 ditopang oleh peningkatan

permintaan beberapa produk ekspor, seperti crude palm oil (CPO) dan batu

bara.

Meskipun Pertumbuhan kredit perbankan 2019 tercatat sebesar 6,08%,

jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 2018 sebesar 11,75%,

Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) Indonesia yang masih berada

dalam zona normal dengan didukung oleh kinerja institusi keuangan dan

pasar keuangan yang baik, masih menjaga stabilitas sistem keuangan.

Kebijakan fiskal dilakukan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi yang

diimplementasikan melalui 3 (tiga) strategi utama, yaitu memobilisasi

pendapatan dengan tetap mendukung penguatan iklim investasi,

meningkatkan kualitas belanja agar lebih efektif dan produktif untuk

mendukung program prioritas, serta mendorong efisiensi dan inovasi

pembiayaan (creative financing).

Page 18: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

3

Gambar 1.1. Laju pertumbuhan PDB Indonesia

Sumber: BPS tahun 2019

Gambar 1.2. Nilai PDB Indonesia di ASEAN

Sumber: BPS tahun 2019

Dari paparan kondisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

perbankan memiliki andil penting dalam kondisi perekonomian. Menurut

Muktar (2016: 81), perbankan memiliki peran sebagai jantungnya

perekonomian Negara. Uang akan masuk ke dalam bank, kemudian akan

dialirkan kembali ke dalam sistem perekonomian. Bank memberikan

kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dikutip dalam

Yidnekachew (2017: 17). Permasalahan yang terjadi adalah perbankan

syariah belum mampu memberikan kontribusi berarti yang hanya

menyumbangkan 4,5 persen terhadap perekonomian dari perbankan nasional

secara keseluruhan (Ibrahim, 2013: 2). Kesiapan sarana dan prasarana perlu

Page 19: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

4

dimaksimalkan oleh perbankan syariah dalam rangka meningkatkan jumlah

nasabah sehingga mampu bersaing dengan bank konvensional.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank disebutkan

sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Sedangkan bank syariah atau bank Islam adalah bank yang

beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau mengacu kepada

ketentuan-ketentuan Al-Quran dan hadits sebagaimana dikutip dari Wibowo,

(2005: 33). Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, kegiatan muamalah

seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan

konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang,

yang dilakukan dengan akad-akad yang sesuai syariah. Bank Syariah

merupakan bentuk lembaga yang melaksanakan kegiatan muamalah yang

sebelumnya dilakukan oleh perorangan (jihbiz) tersebut.

Dalam melakukan kegiatan muamalah, ekonomi Islam harus

berlandaskan asas-asas : 1) Tauhid, yaitu kepatuhan manusia kepada Allah

SWT, 2) Rububiyah, yaitu keyakinan akan sifat Allah SWT yang

membimbing manusia menuju ke arah kesempurnaan, 3) Khalifah, yaitu

tanggung jawab manusia sebagai pemegang amanah Allah SWT dalam

segala aspek seperti akhlak, ekonomi, politik dan sosial, 4) Tazkiyah, yaitu

mekanisme dalam mewujudkan pertumbuhan termasuk sumber daya

manusia. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh seorang muslim harus

berlandaskan syariah dalam segala aspek, termasuk dalam melakukan

kegiatan ekonomi, khususnya dalam muamalah. Salah satu Hadits yang dapat

dijadikan landasan adalah:

ول الله صلى الله عته رسه الله عنههما قال سمه ر رضه عمانه بنه بشه عن أبه عبده الله النعلمهههن شتبههات لا ور مه نههما أهمه ن وب ن وإهن الحرام ب قهوله إهن الحلال ب هه وسلم علبههاته هه، ومن وقع فه الش رضه نههه وعه بههاته فقد استبرأ لهده ، فمنه اتقى الش ن الناسه ر مه كثه

ل هه، ألا وإهن لهكه رتع فه كه أن هوشه ر عى حول الحهمى اعه ، كالر وقع فه الحرامه

ضغة إهذا صلحت صلح هه ألا وإهن فه الجسده مه ملهك حهم ى ألا وإهن حهمى الله محاره مه

القلب [رواه البخاري ومسلم] لهه ألا وهه لهه وإهذا فسدت فسد الجسده كه الجسده كه

Artinya : “Dari Abu Abdillah Nu‟man bin Basyir R.A,”Saya mendengar

Rasulullah SAW bersabda, „Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang

haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang

syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka,

barang siapa yang takut terhadap syubhat, berarti dia telah

menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang

terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara

Page 20: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

5

yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan

hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk

memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah

bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang

Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal

daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk,

maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati” (HR.

Bukhari dan Muslim).

Sistem riba dalam perekonomian yang dilakukan merupakan suatu

contoh pengamalan syariat Islam oleh seorang muslim. Sebagaimana dikutip

oleh Nazir dan Hasanuddin (2004: 498), esensi riba adalah kelebihan, apakah

berbentuk uang atau barang. Aziz (2019: 2) menjelaskan bahwa setiap

perbuatan manusia pastinya akan dicatat sebagai amalan dan berakibat pada

dosa atau pahala dan implikasinya pada surga ataupun neraka. Jadi baik fiqih

ibadah maupun muamalah memiliki implikasi di dunia maupun akhirat.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa individu sebagai seorang muslim

serta bank syariah sebagai suatu lembaga dalam melaksanakan kegiatan

muamalah di dalam kehidupan nyata harus menerapkan syariat-syariat Islam.

Hal tersebut didukung secara kuat di dalam Al Qur‟an Q.S. Al-Baqarah [2] :

275.

ن ٱ لهون لذه أكه بوا ٱ قهومه لر قهومهون إهلا كما ىٱلا هه لذه تخبطه نه ٱ ط ن لش مه

ما لمس ٱ إهنا لهك بهأنههم قالهوا

عه ٱ ذ ثله لب بوا ٱمه ه ٱ وأحل لر ع ٱ لل م و لب حر

بوا ٱ هه لر بهه ۥ فمن جاا ن ر ظة م هه ۥفلهه نتهى ٲف ۦموعه إهلى ۥاما سلف وأمره

ه ٱ به لل هك أصحا ل هو ون لناره ٱ ومن عاد فأ لهده م فهها خ هه

Artinya:

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu

karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa

mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang

telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah)

kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni

neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Dalam Al Qur‟an Q.S. Ali Imron [3] : 130.

ها أ ا ن ٱ لهوا لذه امنهوا لا تأكه ا ٱ بوا عفة و لر ض ف ا م قهوا ٱأضع ٱ ت م لل لعلكه

ون تهفلهحه

Page 21: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

6

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang

disediakan untuk orang-orang yang kafir."

Dengan didukung oleh Hadits:

Rasulullah bersabda: “Dari Abu Hurairah RA., ia berkata : Rasulullah

SAW., bersabda “Emas dengan emas lagi yang sama jenisnya dan

timbangannya, perak dengan perak lagi yang sama jenis dan timbangannya;

barangsiapa yang menambah atau minta tambahan, itu adalah riba.” (HR.

Muslim)

بة ثمانه بنه أبه ش ره بنه حرب وعه ه باحه وزه ده بنه الص حم ثنا مه حده صلى وله الل ره عن جابهر قال لعن رسه ب م أخبرنا أبهو الز ش ثنا هه قالهوا حد

م سوا هه وقال هه د لهه وكاتهبهه وشاهه ؤكه با ومه ل الر هه وسلم آكه ه عل الل

Shahih Muslim 2995: Muhammad bin Shabah dan Zuhair bin Harb dan

Utsman bin Abu Syaibah Telah bercerita kepada kami, mereka berkata: telah

bercerita kepada kami Husyaim, bahwa Abu Az Zubair telah memberi berita

terhadap kami, yang berasar dari Jabir bahwa dia berkata: "Rasulullah saw.,

melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan riba, para juru tulisnya

dan dua orang saksinya." Dan dia berkata: “Mereka semuanya itu adalah

sama”.

Berkembangnya bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke

Indonesia. Di inisiasi pada tahun 1980-an, bank syariah di Indonesia

dibangun pada tahun 1990-an. Dengan mayoritas penduduk yang beragama

Islam, bank syariah memiliki prospek masa depan yang menjanjikan. Hingga

bulan Juni 2019, jumlah bank syariah di Indonesia berjumlah 189 yang terdiri

dari 14 Bank Umum Syariah (BUS), 20 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 164

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Bank umum dengan bank syariah sama-sama memiliki produk

perbankan berupa deposito. Menurut Utami (2010: 23), deposito adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Deposito menurut

Undang-undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 adalah investasi

dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dengan

bank syariah atau dengan unit usaha syariah. Pada periode tahun 2010-2014,

Page 22: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

7

jumlah deposito mudharabah yang di himpun oleh perbankan syariah

mengalami peningkatan dari Rp 44.07 triliun menjadi Rp 135.6 triliun

(republika.co.id). Permasalahan yang terjadi adalah kenyataan bahwa

preferensi masyarakat terhadap produk simpanan bank syariah cenderung

memilih produk yang memberikan hasil yang lebih tinggi. Dari beberapa

pilihan deposito, deposito mudharabah hanya menempati posisi setelah

murabahah dan musyarakah (Ibrahim, 2013: 3). Menurut OJK (2017),

pembiayaan mudharabah hanya sekitar 5,9%, sedangkan murabahah

mencakup 54,1%. Skema murabahah di dunia mencapai 70% dibandingkan

dengan mudharabah. Dari segi jumlah, perbandingan jumlah deposito

perbankan umum mencapai Rp. 4 ribu triliun, sedangkan deposito perbankan

syariah hanya sekitar Rp. 325 triliun dengan Rp. 214 triliun berbentuk

deposito mudharabah (Jayani, 2019). Dari gambaran tersebut, deposito

mudharabah harus dikaji kembali perihal nisbah bagi hasil serta kepastian

hukum agar deposito mudharabah semakin diminati nasabah.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi jumlah deposito bank,

khususnya deposito mudharabah. Tingkat suku bunga deposito, jumlah

kantor cabang, kualitas layanan, pendapatan masyarakat, inflasi serta situasi

politik dapat menyebabkan jumlah deposito bank berubah. Secara umum

faktor-faktor yang mempengaruhi desposito bank antara lain tingkat suku

bunga simpanan, inflasi, tingkat suku bunga riil, pertumbuhan populasi

penduduk, pendapatan per kapita masyarakat, pertumbuhan ekonomi, indeks

harga konsumen, likuiditas bank, profitabilitas bank, sekuritas bank, jumlah

cabang, ukuran bank, cadangan dana, serta biaya transaksi (Yidnekachew,

2017: 20). Vuong, dkk., (2020) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

bentuk promosi, kualitas pelayanan, tingkat suku bunga serta jumlah

pendapatan konsumen dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam

hal deposito. Semakin tinggi tingkat pendapatan, akan semakin kuat

keputusan untuk mendepositokan uang di bank.

Transaksi dalam perbankan tidak hanya dilakukan secara domestik/lokal

saja, tetapi dapat berlaku transaksi internasional/global. Keluar masuknya

dana dari dan ke luar negeri mengharuskan bank melakukan transaksi

menggunakan acuan mata uang domestik. Adanya perbedaan nilai uang

domestik dengan mata uang asing menyebabkan adanya nilai tukar mata

uang. Pengaruh ekonomi akibat dari perubahan nilai tukar mata uang dapat

dapat berimbas pada perdagangan nasional yang secara langsung

mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Apabila tingkat konsumsi

masyarakat menjadi rendah akibat harga yang barang dan jasa yang tinggi

karena nilai tukar yang tinggi, maka akan menyebabkan uang yang

dibelanjakan masyarakat akan menjadi sedikit. Hal tersebut menyebabkan

masyarakat memiliki uang berlebih -yang seharusnya untuk dibelanjakan-

untuk disimpan, baik dalam bentuk tabungan maupun deposito. Menurut Tafa

Page 23: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

8

(2015: 165), nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga

deposito. Apabila tingkat suku bunga menurun, tentunya dapat menyebabkan

jumlah deposito menurun juga. Pada deposito mudharabah dengan tingkat

bagi hasil (profit sharing) telah ditetapkan antar kedua belah pihak, yang

menjadi pertimbangan/permasalahan yang dihadapi oleh depositor adalah

profit sharing yang diperoleh tetap sama meski tingkat suku bunga naik

signifikan. Bank syariah perlu melakukan promosi yang lebih baik akan

stabilitas bagi hasil yang telah disepakati dengan depositor, dan yang

terutama adalah dalam rangka menghindari riba untuk mendapat

kemshlahatan dunia akhirat.

Tabel 1.1. Nilai tukar Rupiah terhadap beberapa mata uang asing Mata Uang

Asing 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Dollar Amerika 9670 12189 12440 13795 13436 13548 14481 13901

Pound Sterling 15579 20097 19370 20451 16508 18218 18373 18250

Euro 12810 16821 15133 15070 14162 16174 16560 15589

Yen Jepang 112 116 104 115 115 120 131 128

Ringgit Malaysia 3160 3708 3562 3210 2996 3335 3493 3397

Sumber: BPS tahun 2019

Faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya deposito mudharabah

adalah pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah. Berdasarkan UU

No 20 Tahun 2008 yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan dana oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank,

koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan

memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Dari sisi pembiayaan terhadap masyarakat, semakin meningkatnya

pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah terhadap kegiatan usaha

dalam bentuk modal dan investasi dapat mendongkrak pendapatan usaha

yang dilakukan masyarakat. Sisa dari pembayaran pinjaman dari pembiayaan

bank syariah yang diambil oleh pelaku usaha dapat menjadi potensi untuk

disimpan sebagai deposito mudharabah. Dari sisi bank syariah itu sendiri,

arus keluar masuk dana dari pembiayaan yang dilakukan dapat menjadi

sumber profitabilitas yang digunakan dalam operasional bank. Menurut

Baasir (2013), salah satu indikator kinerja bank yang baik dilihat dari

profitabilitasnya. Menurut Mujiatun dan Handayani (2018), pendapatan bank

termasuk profit dari pembiayaan syariah digunakan sebagai operational costs

and operating income (OCOI), dimana semakin efisien OCOI bank syariah,

profitabilitas semakin tinggi. Permasalahan yang umum ditemui adalah

Page 24: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

9

pembiayaan yang tersendat pembayarannya alias adanya kredit macet.

Hingga Juli 2020, kredit macet sektor rumah tinggal mencapai Rp. 83 triliun,

sektor usaha perdagangan besar dan eceran sebesar Rp. 37 triliun sedangkan

industri pengolahan sebesar Rp. 27 triliun (cnbcindonesia.com).

Gambar 1.3. Perkembangan pembiayaan BUS dan UUS

Sumber: OJK tahun 2019

Indonesia dengan penduduk 270 juta jiwa pada tahun 2019 memiliki 232

juta jiwa beragama Islam. Hal tersebut menjadi potensi besar dalam

perkembangan deposito mudharabah bagi bank syariah. Menurut Jonny

Purba, penduduk adalah orang yang matranya sebagai diri pribadi, anggota

keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang

bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu

tertentu (Arfian, 2018: 58). Dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 136 juta

jiwa, 80% merupakan tenaga kerja aktif. Dengan jumlah pendapatan yang

diperoleh, diharapkan dapat disisihkan untuk disimpan, terutama dalam

bentuk deposito mudharabah. Tercatat per tahun 2016, jumlah bank syariah

di Indonesia mencapai 13 bank, dengan total nasabah sekitar 18.75% dari

seluruh nasabah bank umum yang ada di Indonesia (simulasikredit.com).

Dengan mayoritas penduduk beragama Islam tersebut, ternyata yang menjadi

perhatian bagi perbankan syariah adalah jumlah nasabah simpanan perbankan

syariah baru tercatat 23,18 juta orang pada Agustus 2018

(cnbcindonesia.com). Pengetahuan dan kesadaran masyarakat muslim,

tingginya suku bunga deposito bank konvensional, promosi yang kurang,

serta sarana perbankan syariah yang kurang banyak menjadi permasalahan

masih rendahnya pemanfaatan produk bank syariah di Indonesia khususnya

dalam deposito mudharabah. Penjabaran nilai-nilai Islam oleh penduduk

muslim Indonesia seharusnya lebih tinggi, mengingat jumlah pondok

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Modal

Investasi

Konsumsi

Page 25: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

10

pesantren yang begitu banyak. Hal tersebut semestinya membuat muslim

Indonesia lebih memanfaatkan produk-produk perbankan syariah salah

satunya adalah deposito mudharabah.

Jumlah uang beredar menjadi faktor berikutnya yang akan diteliti.

Jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan

masyarakat. Pasar uang memiliki fungsi penting dalam mentransfer sumber

daya perekonomian dari rumah tangga yang ingin menyimpan sebagian

pendapatannya untuk masa depan dan perusahaan yang ingin meminjam

untuk membeli barang-barang investasi yang akan digunakan dalam proses

produksi masa depan. Jumlah uang beredar tidak hanya ditentukan oleh

kebijakan bank sentral, tetapi juga oleh perilaku rumah tangga (yang

memegang uang) dan bank (dimana uang disimpan). Satu-satunya lembaga

keuangan yang secara langsung mempengaruhi jumlah uang beredar adalah

bank (Mankiw, 2007: 502). Kenaikan suku bunga kredit serta deposito dapat

menyebabkan masyarakat condong untuk menyimpan uang di bank.

Meningkatnya simpanan uang di bank, akan menambah cadangan bank

meningkat, hal ini dapat mengakibatkan jumlah uang beredar menjadi

berkurang. Pada saat cadangan uang di bank digunakan untuk

pinjaman/pembiayaan, maka dapat meningkatkan jumlah uang beredar.

Permasalahannya adalah apakah bank performance dalam pengelolaan

jumlah deposito mudharabah sudah baik atau belum sehingga dapat

meminimalkan pengaruh buruk dari besarnya jumlah uang yang beredar.

Kinerja perbankan syariah harus sesuai dengan salah satu dasar syariah, yaitu

amanah. Oleh karenanya, SDM yang bekerja pada perbankan syariah harus

betul-betul mengelola dengan baik serta memperjuangkan amanah umat yang

dimanfaatkan dalam produk perbankan syariah.

Dalam penelitian yang akan dilakukan, inflasi dijadikan sebagai variabel

mediator. Inflasi merupakan gambaran tentang ketidakpastian yang terjadi

dalam perekonomian. Menurut Manurung dan Rizky (2017: 114),

ketidakpastian nilai pasar, pendapatan di masa datang, daya beli, serta harga

saham dapat berdampak pada inflasi maupun deflasi. Inflasi sebagai bagian

dari makroekonomi, berkaitan dengan total output barang dan jasa, pengaruh

pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, investasi, kebijakan pemerintah

serta sistem keuangan negara (Nazamuddin, 2020: 3).

Inflasi bertindak sebagai faktor mediasi antara nilai tukar rupiah terhadap

Dolar Amerika, jumlah penduduk, pembiayaan bank syariah, serta jumlah

uang beredar terhadap jumlah deposito mudharabah pada bank dan unit usaha

syariah. Berdasarkan teori kuantitas uang, inflasi dapat terjadi jika terdapat

penambahan volume uang yang beredar. Laju inflasi juga ditentukan oleh

laju pertambahan jumlah uang beredar dan psikologis (harapan) masyarakat

mengenai kenaikan harga-harga di masa depan. Jumlah penduduk yang besar

akan mengakibatkan tingkat konsumsi barang dan jasa meningkat, belum lagi

Page 26: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

11

pengaruhnya terhadap harga, tingkat kemiskinan dan pengangguran. Hal

tersebut akan berdampak langsung kepada tingkat inflasi yang terjadi. Nilai

tukar mata uang yang berubah-ubah (apresiasi dan depresiasi) secara drastis

tak terkendali dapat menyebabkan kesulitan pada dunia usaha dalam

merencanakan usahanya terutama bagi mereka yang mendatangkan bahan

baku dari luar negeri atau menjual barangnya ke pasar ekspor, yang secara

langsung akan mempengaruhi tingkat inflasi. Berdasar penelitian oleh Wami

(2017), inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito. Menurut

Noer (2018), inflasi memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap

deposito mudharabah.

Penjelasan di atas menjadi inspirasi dalam penelitian ini untuk

mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi deposito mudharabah yang

dirangkum dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar

Rupiah, Jumlah Penduduk, Pembiayaan Perbankan Syariah, Jumlah

Uang Beredar dan Inflasi Terhadap Deposito Mudharabah Perbankan

Syariah di Indonesia Periode 2015-2019”.

B. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penelitian tidak melebar, maka dilakukan pembatasan

masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim belum mampu

memanfaatkan perbankan syariah dengan maksimal

2. Nominal deposito syariah masih lebih kecil dibandingkan deposito

konvensional

3. Nominal deposito mudharabah masih lebih rendah dibanding dengan

jenis produk perbankan syariah lainnya

4. Nominal deposito mudharabah masih lebih rendah dikarenakan

promosi, edukasi serta sarana bank syariah yang kurang mendukung

5. Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

nominal deposito mudharabah, yaitu nilai tukar rupiah terhadap Dolar

Amerika, jumlah penduduk, pembiayaan bank syariah, serta jumlah

uang beredar

6. Penelitian ini menggunakan variabel perantara, yakni inflasi sebagai

variabel mediator

7. Data penelitian diperoleh dari data time series terhadap nilai tukar

rupiah terhadap Dolar Amerika, jumlah penduduk, pembiayaan bank

syariah, jumlah uang beredar, inflasi dan jumlah deposito mudharabah

periode tahun 2015-2019

Page 27: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

12

C. Perumusan Masalah

Permasalahan penelitian yang akan dijawab adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hubungan antara variabel eksogen nilai tukar

Rupiah terhadap Dolar Amerika, pembiayaan perbankan syariah,

jumlah penduduk, serta jumlah uang beredar terhadap variabel

mediator inflasi?

2. Bagaimanakah hubungan antara variabel eksogen nilai tukar

Rupiah terhadap Dolar Amerika, pembiayaan perbankan syariah,

jumlah penduduk, serta jumlah uang beredar terhadap variabel

endogen deposito mudharabah dengan inflasi sebagai variabel

mediator?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis secara deskriptif faktor–faktor yang dapat

mempengaruhi deposito mudharabah seperti nilai tukar Rupiah

terhadap Dolar Amerika, pembiayaan perbankan syariah, populasi

penduduk, serta jumlah uang beredar, dengan inflasi sebagai

variabel mediator.

2. Untuk menganalisis secara deferensial faktor–faktor yang dapat

mempengaruhi deposito mudharabah seperti nilai tukar Rupiah

terhadap Dolar Amerika, pembiayaan perbankan syariah, populasi

penduduk, serta jumlah uang beredar, dengan inflasi sebagai

variabel mediator.

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai implikasi ilmu

pengetahuan dalam bidang perbankan syariah terkait faktor–faktor yang

dapat mempengaruhi deposito mudharabah dengan inflasi sebagai

variabel mediator.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan secara literasi,

informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang

perbankan syariah khususnya dalam hal faktor–faktor eksogen yang

dapat mempengaruhi deposito mudharabah dengan inflasi sebagai

variabel mediator

2. Manfaat bagi praktis

Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan bagi peneliti dalam

mengaplikasikan ilmu perbankan syariah selama proses

pembelajaran di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 28: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nilai Tukar Mata Uang

Uang merupakan salah satu faktor utama dalam produksi. Uang bisa

berupa cangkang, koin logam, atau selembar kertas dengan gambar

bersejarah di atasnya. Uang memperoleh nilainya dengan menjadi alat tukar,

unit pengukuran dan gudang kekayaan. Uang memungkinkan orang untuk

memperdagangkan barang dan jasa secara tidak langsung, memahami harga

barang dan memberikan cara menabung untuk pembelian yang lebih besar di

masa depan (Rajeswari dan Krishman, 2017: 524). George Friedrich Knapp

(1924) dalam “Theory of Money” menggambarkan bahwa uang memiliki

nilai karena adanya ketentuan fiskal, yaitu keinginan Negara dalam menerima

bentuk fiskal dari uang dalam pembayaran (dikutip dalam Hudson, 2020: 51).

Mishkin (2013: 53) dalam bukuya “The Economics Of Money, Banking

And Financial Markets”, menuliskan definisi uang oleh praktisi ekonomi

sebagai segala sesuatu yang secara umum diterima sebagai pembayaran

untuk barang atau jasa. Mishkin menjelaskan bahwa uang dapat diartikan

sebagai kekayaan (wealth) dan pendapatan (income). Smithin (2006: 5)

menjelaskan bahwa uang adalah media pertukaran, wadah dari nilai, serta

unit perhitungan. Robertson (1067) mendefinisikan uang sebagai segala

sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang, sedangkan

Sayer (1941) mengartikan uang sebagai segala sesuatu yang umum diterima

sebagai pembayar utang (dikutip dalam Manullang, 2012: 13).

Menurut Solikin dan Suseno (2017: 3), uang dapat dijelaskan melalui

gambaran terhadap benda yang memiliki kegunaan dan fungsi bagi manusia

dengan cara ditukarkan, serta dibandingkan nilainya dengan benda lain.

Menurut Judisseno (2005: 27), Uang adalah alat media yang diterima untuk

digunakan oleh setiap pelaku ekonomi atau pun pelaku uang guna

mempermudah saat bertransaksi. Menurut Mankiw (2018: 86), Uang ialah

segala sesuatu yang dapat dipakai atau untuk melakukan pembayaran baik

barang, jasa maupun hutang, serta mempersingkat waktu dan usaha yang

diperlukan untuk melakukan perdagangan.

Uang dalam penggunaannya dapat mempermudah orang-orang dalam

melakukan pertukaran barang-barang yang dibutuhkan. FAS nomor 52

membedakan pengertian mata uang menjadi functional currency dan

reporting currency. Mata uang fungsional adalah mata uang yang banyak

digunakan dalam kegiatan ekonomi anak perusahaan. Umumnya mata uang

yang dipakai adalah mata uang negara dimana anak perusahaan beroperasi.

Mata uang pelaporan adalah mata uang yang dipakai dalam menyusun

Page 29: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

14

laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk. Umumnya mata uang yang

dipakai adalah mata uang negara asal perusahaan induk (Pangestuti, 2020:

190).

Menurut Lubis (2010: 1.11), fungsi uang dalam masyarakat modern

adalah sebagai:

1. Alat penukar (medium of exchange). Berbagai kebutuhan dapat

terpenuhi dengan menukar uang dengan barang-barang yang

dibutuhkan

2. Standar pengukur nilai (standard of value). Alat yang dijadikan

sebagai penukar tentunya memiliki nilai tertentu

3. Tempat penimbun/penghimpun kekayaan (storage of value). Dengan

adanya uang, maka kekayaan yang dimiliki akan bertambah

Menurut Solikin dan Suseno (2017: 2), uang adalah suatu benda yang

pada dasarnya dapat berfungsi sebagai :

1. Uang sebagai alat tukar. Tanpa adanya uang, orang-orang

memperoleh barang dengan cara tukar-menukar. Adanya uang

mempermudah transaksi pertukaran antar barang

2. Uang sebagai alat penyimpan nilai. Manusia gemar menyimpan

barang untuk masamendatang, uang merupakan salah satu benda

yang menjadi pilihan untuk disimpan

3. Uang sebagai satuan hitung. Uang memiliki satuan hitung dalam

penilaian terhadap suatu barang

4. Uang sebagai ukuran pembayaran yang tertunda. Uang digunakan

sebagai satuan hitung terkait transaksi pinjam-meminjam

Adanya fungsi-fungsi dari digunakannya uang sebagai pemenuhan

kebutuhan manusia mempermudah manusia memperoleh barang-barang dari

mana saja. Pergerakan manusia secara luas memungkinkan adanya transaksi

antar daerah atau dengan orang-orang dari daerah lainnya. Adanya perbedaan

nilai uang yang digunakan menjadi suatu permasalahan baru dalam transaksi

barang. Dari permasalahan tersebut, munculah apa yang disebut nilai tukar.

Menurut Geoffrey Crowther (dikutip dalam Gomez, 2008: 18) beberapa

fungsi dari uang antara lain:

1. Medium of exchange. Fungsi utama uang adalah menjadi media

pertukaran

2. Measure of value. Uang menjadi tolak ukur dari nilai. Nilai dari

barang dan jasa diekspresikan dalam bentuk uang yang disebut

harga

3. Store of value. Saat ini, kita dapat menyimpan kekayaan atau aset

dalam bentuk uang

4. Standard for deffered payment. Uang dapat digunakan sebagai

standar penangguhan pembayaran, juga sebagai transaksi kredit

Page 30: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

15

5. Miscellaneous functions. Uang memiliki fungsi lain, yakni: uang

adalah aset likuid yang memberikan kekayaan, uang membuat

kekayaan dan modal dapat bergerak, uang menambah produktivitas,

serta uang menyediakan basis bagi perbankan dan sistem kredit

Fabozzi dan Alberto (1996) menjelaskan bahwa nilai tukar adalah

jumlah suatu mata uang yang dapat ditukarkan untuk setiap unit mata uang

lainnya (dikutip dalam Faoriko, 2013). Menurut Wang (2005: 12), nilai tukar

merupakan harga dari suatu mata uang dibandingkan dengan mata uang

lainnya atau dengan kata lain adalah harga relative dari dua mata uang.

Selanjutnya ia mengemukakan bahwa nilai tukar merupakan media untuk

memfasilitasi nilai komoditas yang memiliki nilai berbeda pada daerah yang

berbeda. MenurutKrugman dan Obstfeld (2005: 34), nilai tukar atau kurs

adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau

dinyatakan dalam mata uang. Menurut Nopirin (1996), Kurs adalah

pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat

perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut (dikutip dalam

Arifin dan Mayasya, 2018: 84). Nilai tukar mata uang atau yang sering

disebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang

domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik terhadap mata

uang asing.

Adanya nilai tukar disebabkan adanya penggunaan mata uang dari lain

daerah/Negara pada suatu daerah yang dikenal dengan mata uang

asing/valuta asing. Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, mata

uang yang digunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang negara

lain. Menurut Ekananda (2014: 152), valuta asing merupakan suatu

mekanisme dimana orang dapat melakukan tindakan mentransfer daya beli

melewati batas Negara yang menggunakan satuan uang yang berbeda dan

membeli suatu valuta (nilai tukar) yang berbeda untuk dipergunakannya.

Menurut Sukirno (2006: 397), Kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai

jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang

dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang negara lain. Valuta asing

merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan juga diterima

sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Mata uang asing

yang banyak digunakan biasanya merupakan mata uang suatu negara yang

memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam sistem

perekonomian di seluruh dunia (berkas.dpr.go.id).

Lebih lanjut, adanya perbedaan nilai mata uang suatu negara dengan

negara lain disebabkan oleh besar kecilnya permintaan dan penawaran

terhadap mata uang tersebut. Menurut Salvator (2011), perbedaan nilai tukar

dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu

negara. Menurut Dagwell, Wines, dan Lambert (2015: 172), istilah nilai tukar

muncul dikarenakan adanya pelaporan transaksi pada mata uang selain mata

Page 31: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

16

uang yang digunakan negara tersebut dan harus diubah ke dalam mata uang

domestik. Menurut Chey (2013: 2), fungsi adanya nilai tukar mata uang

adalah untuk menjalin hubungan antar Negara dalam hal ekonomi dan politik

melalui sistem moneter.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi mata uang asing terhadap mata

uang domestik. Perputaran dinamis dana ekonomi dari dalam maupun luar

negeri menyebabkan adanya perputaran dana dalam mata uang asing

terhadap mata uang domestik. Pada saat mata uang memiliki nilai yang

bertambah terhadap mata uang lainnya, disebut apresiasi, sedangkan saat

mata uang memiliki nilai yang berkurang terhadap mata uang lainnya,

disebut depresiasi (Mishkin, 2013: 424). Darsono dan Rahman (2018: 20),

menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan valuta

asing, yaitu:

1. Pembayaran impor barang dan jasa. Tingginya aliran dana impor

barang dan jasa yang dikeluarkan dapat melemahkan nilai tukar

mata uang domestik.

2. Aliran modal keluar (capital outflow). Besarnya aliran dana ke luar

negeri dapat melemahkan nilai tukar mata uang domestik.

3. Kegiatan spekulasi. Kegiatan spekulan dalam membeli atau menjual

mata uang asing dalam jumlah besar yang mengakibatkan nilai tukar

domestik melemah.

4. Intervensi pembelian valuta asing oleh bank sentral.

Penawaran valuta asing dipengaruhi oleh empat faktor utama:

1. Penerimaan ekspor barang dan jasa. Besarnya volume ekspor barang

dan jasa yang dilakukan dapat memperbesar jumlah valuta asing

yang dimiliki negara tersebut. Hal ini dapat mendorong penguatan

nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing.

2. Faktor aliran modal masuk (capital inflow). Banyaknya aliran dana

investasi yang masuk memiliki kecenderungan akan penguatan mata

uang domestik.

3. Kegiatan spekulasi. Tindakan untung-untungan membeli atau

menjual mata uang asing dalam jumlah besar

4. Intervensi penjualan valuta asing oleh bank sentral.

Menurut Shenka dan Luo (2014: 251), terdapat dua dasar yang

menentukan nilai tukar, yakni purchasing power parity yakni ketentuan harga

barang dan jasa serta interest rate parity, yakni pergerakan modal yang dapat

menentukan nilai tukar mata uang. Madura (2011: 108) menjelaskan tiga

faktor utama yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu:

1. Faktor fundamental. Faktor yang berkaitan dengan indikator

ekonomi seperti inflasi, suku bunga, pasar, dan intervensi bank

sentral

Page 32: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

17

2. Faktor teknis. Faktor yang berkaitan dengan kondisi permintaan dan

penawaran mata uang pada saat tertentu

3. Sentimen pasar. Faktor yang disebabkan oleh rumor atau isu politik

Faktor penting yang mempunyai pengaruh atas perubahan kurs

pertukaran menurut Sukirno (dikutip dalam Maronrong dan Nugroho, 2017)

adalah :

1. Cita rasa masyarakat. Nilai mata uang asing akan semakin naik jika

suatu penduduk lebih menyukai barang-barang dari negara tersebut

2. Harga barang-barang ekspor. Tingginya harga barang ekspor dapat

mempengaruhi nilai mata uang negara pengekspor

3. Tingkat inflasi. Tingkat inflasi negara pengeskpor mempengaruhi

nilai mata uang negara tersebut

4. Tingkat suku bunga dan return of investation. Meningkatnya suku

bunga dan pengembalian investasi di suatu negara, nilai mata uang

negara tersebut meningkat pula

5. Perkembangan ekonomi. Tingginya nilai ekspor suatu negara dapat

menguatkan nilai mata uang negara tersebut

Sistem Nilai Tukar Mata Uang

Mata uang yang dimiliki oleh suatu negara tidak hanya digunakan secara

lokal/domestik, tetapi dapat digunakan secara global/internasional.

Penggunaan mata uang secara internasional diakibatkan adanya perpindahan

dana dari dan ke luar negeri. Dalam rangka penyesuaian mata uang domestik

dengan mata uang asing, dikenal istilah sistem nilai tukar mata uang.

Menurut Madura (2011: 114), berdasarkan kebijakan tingkat pengendalian

nilai tukar mata uang yang diterapkan suatu Negara, sistem nilai tukar secara

umum dapat di golongkan menjadi empat kategori, antara lain :

1. Sistem nilai tukar mata uang tetap (fixed exchange rate system).

Sistem ini merupakan kebijakan pemerintah dalam mempertahankan

kestabilan mata uang domestik terhadap mata uang asing tertentu.

Dengan kata lain, sistem ini merupakan sistem intervensi pemerintah

2. Sistem nilai tukar mata uang mengambang bebas (free floating

exchange rate system). Sistem ini mengacu pada adanya permintaan

dan penawaran mata uang domestik dalam bursa pertukaran mata

uang internasional. Sistem nilai tukar ini akan mengalami perubahan

secara terus menerus bergantung pada permintaan dan penawaran di

pasar valuta asing (valas)

3. Nilai tukar mata uang mengambang terkendali (managed floating

exchange rate system). Sistem ini merupakan paduan antara nilai

tukar ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran dengan

intervensi pemerintah dengan tujuan menstabilkan nilai mata uang

domestik

Page 33: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

18

4. Sistem nilai tukar mata uang terikat (pegged exchange rate system).

Sistem ini merupakan cara penetapan nilai mata uang domestik

terhadap satu mata uang asing yang nilainya cenderung lebih stabil

Terkait kebijakan suatu negara terhadap mata uang asing, dikenal istilah

revaluasi dan devaluasi. Revaluasi merupakan kebijakan negara menaikkan

mata uang domestik terhadap mata uang asing. Devaluasi merupakan

kebijakan negara menurunkan mata uang domestik terhadap mata uang asing.

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat

Beberapa faktor serta sistem tentang nilai tukar mata uang domestik

terhadap mata uang asing telah di ulas pada bagian sebelumnya. Hal tersebut

juga berlaku pada nilai mata uang domestik negara Indonesia, yaitu rupiah.

Ada beberapa nilai mata uang asing yang nilai tukarnya di bawah rupiah, dan

beberapa memiliki nilai tukar di atas rupiah. Kebijakan nilai tukar di

Indonesia bertujuan untuk mendukung kesinambungan pelaksanaan

pembangunan khususnya terkait dengan neraca perdagangan dan

perekonomian nasional.

Pada 29 Desember 1995, Indonesia menggunakan sistem nilai tukar

mengambang terkendali yang disempurnakan dengan menerapkan

penggunaan batas kurs intervensi di samping kurs konversi. Pada 14 Agustus

1997, Indonesia mengambil kebijakan untuk mengambangkan rupiah dengan

menganut sistem nilai tukar mengambang bebas. Data terkini menurut

tribunnews.com, per 11 Desember 2020, rupiah mengalami penguatan 28

poin menjadi Rp 14.102 per dolar AS.

Tabel 2.1. Kurs tengah rupiah terhadap beberapa mata uang asing Mata Uang

Asing 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Dollar Amerika 9670 12189 12440 13795 13436 13548 14481 13901

Pound Sterling 15579 20097 19370 20451 16508 18218 18373 18250

Euro 12810 16821 15133 15070 14162 16174 16560 15589

Yen Jepang 112 116 104 115 115 120 131 128

Ringgit Malaysia 3160 3708 3562 3210 2996 3335 3493 3397

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019

Nilai tukar mata uang dengan inflasi

Mekanisme transmisi nilai tukar terhadap kegiatan ekonomi, seperti

pertumbuhan ekonomi dan inflasi, dapat melalui transmisi langsung maupun

tidak langsung. Secara langsung transmisi nilai tukar ke inflasi terjadi melalui

perubahan harga barang-barang impor. Secara tidak langsung, transmisi nilai

tukar ke inflasi melalui terjadi permintaan agregat, permintaan eksternal

bersih, ekspor dan impor, dan permintaan dalam negeri, konsumsi, investasi

Page 34: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

19

dan pengeluaran Pemerintah (Simorangkir dan Suseno, 2004: 27). Menurut

Mishkin (2007: 424), nilai tukar memegang peranan penting karena

mempengaruhi harga relative dari barang-barang domestic dan impor. Pada

saat nilai tukar domestic mengalami peningkatan nilai, barang-barang

domestic yang dijual di luar negeri akan bertambah mahal sedangkan barang-

barang impor di Negara tersebut menjadi lebih murah, begitu pula

sebaliknya.

Perubahan nilai tukar yang berubah-ubah, dapat menyebabkan terjadinya

depresiasi dan apresiasi terhadap mata uang tersebut. Perubahan tersebut

dapat mempengaruhi resiko dan aktivitas perdagangan, transaksi dan

pembelian di luar negeri dengan pembayaran yang diterima berdasarkan mata

uang domestik (Hassan & Lewis, 2007: 15). Menurut Sukirno (2013: 402),

inflasi yang berlaku secara umum dapat menurunkan nilai suatu mata uang.

Fakta yang dapat dijadikan contoh adalah tekanan terhadap nilai tukar

Rupiah tetap terkendali di periode ketidakpastian global yang meningkat

pada 2018. Respons antisipatif kebijakan moneter Bank Indonesia, serta

koordinasi erat dengan Pemerintah dan otoritas lainnya berkontribusi pada

perkembangan tersebut. Respons kebijakan yang ditempuh bersamaan

dengan perbaikan struktural karakter inflasi juga mendorong inflasi 2018

tetap rendah dalam rentang sasaran 3,5±1% (Bank Indonesia, 2018: 55).

Gambar 2.1. Mekanisme transmisi nilai tukar ke inflasi

Sumber: Simorangkir dan Suseno, 2002

Nilai tukar mata uang dengan deposito mudharabah

Keterkaitan nilai tukar mata uang dengan deposito mudharabah terjadi secara

tidak langsung. Fluktuasi nilai tukar mata uang, suplai dan permintaan pasar

uang, serta profitabilitas investasi merefleksikan tingkat suku bunga deposito

bank (Hassan & Lewis, 2007: 132). Menurut Mishkin (2007: 438), perubahan

nilai tukar dapat mempengaruhi tingkat pengembalian yang diharapkan

(expected return) pada skala domestik.

Page 35: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

20

Meningkatnya nilai tukar mata uang dapat menaikkan harga jual barang

dan jasa yang secara langsung menurunkan daya beli masyarakat. Hal inilah

yang menyebabkan keinginan berbelanja menurun yang mungkin saja uang

berlebih untuk berbelanja dapat diinvestasikan salah satunya melalui deposito

mudharabah. Hal ini menjadi peluang bagi bank-bank syariah dalam

menghimpun dana khususnya untuk produk Deposito Mudharabah yang

memberikan skema bagi hasil yang lebih baik dari tabungan biasa (Mutia

Hikmah, 2017).

B. Populasi Penduduk

Penduduk adalah warga negara dan orang asing yang bertempat tinggal

di suatu daerah (Gatiningsih dan Sutrisno, 2017: 2). Pengertian penduduk

tercantum dalam UUD 1945 Pasal 26 ayat 2, yang berbunyi: “Penduduk

Indonesia adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang

bertempat tinggal di Indonesia”. Menurut Purba (2002), penduduk adalah

orang yang matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota

masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di

suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu (dikutip dalam

Arfian, 2018: 59). Menurut Srijanti dan Rahman (2009: 55), Penduduk

adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan

tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.

Menurut Ahmad Yani dan Mamat Rahmat, Penduduk merupakan komponen

yang sangat penting dalam suatu wilayah atau negara (dikutip dalam Dewi,

2016: 77). Menurut Badan Kependudukan dan Catatan sipil, pengertian

penduduk adalah seseorang yang memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan

atau orang yang memiliki KK (Kartu Keluarga).

Menurut Tohardi (2019: 448), kata populasi penduduk menggambarkan

banyaknya jumlah peduduk dalam suatu daerah. Kepadatan penduduk adalah

perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang dihuni

(Mantra, 2007: 61). Kepadatan penduduk menurut Samadi (2007) adalah

perbandingan antara jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tertentu

dengan luas wilayah yang mereka tempati.

Menurut Suartha (2016: 4), faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap

kepadatan penduduk, yakni:

1. Penduduk Pindah. Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah bisa

disebabkan karena penduduk suatu daerah pindah ke daerah lain.

Oleh karena itu jumlah penduduk pindah merupakan faktor penting

yang berpengaruh terhadap kepadatan penduduk.

2. Penduduk Datang. Jumlah penduduk yang datang ke suatu daerah,

merupakan faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk. Setiap

Page 36: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

21

penduduk yang datang, akan menambah jumlah penduduk

sebelumnya sehingga kepadatan penduduk akan bertambah.

3. Penduduk Mati. Terjadinya kematian akan mengurangi jumlah

penduduk dari jumlah sebelumnya.

4. Penduduk Lahir. Kelahiran merupakan faktor yang akan sangat

berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, karena setiap terjadi

kelahiran dalam suatu wilayah itu akan berakibat bertambahnya

jumlah penduduk.

Tabel 2.2. Jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk

Tahun Jumlah

Penduduk

Laju pertumbuhan

penduduk

2015 255461700 1,3%

2016 258705000 1,2%

2017 261890900 1,2%

2018 265015300 1,1%

2019 268074600 1,3%

Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2015-2019

Jumlah penduduk dan inflasi

Gajewski (2014) menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara

demografi dan inflasi - sementara tanggungan lansia bersifat deflasi,

tanggungan muda tampaknya agak inflasi. Apa yang berbeda dari pendekatan

yang disebutkan di atas adalah pendorong inflasi yang tidak menua yang kita

kendalikan. Dampak keseluruhan dari tanggungan terhadap inflasi tampaknya

berbeda untuk kelompok usia tertentu. Broniatowska (2019: 181)

menjelaskan dalam penelitiannya bahwa populasi yang sedang berlangsung

dapat memberikan tekanan pada inflasi. Haefele (2019) menjelaskan bahwa

perubahan demografis, melalui dampaknya pada permintaan barang dan jasa,

membantu membentuk prospek inflasi jangka panjang suatu negara. Jika

negara dengan tingkat kesuburan tinggi dapat memanfaatkan peluang

ekonomi yang dihadirkan oleh populasi usia kerja yang besar dan menjadi

makmur, tingkat kesuburan dan kematian cenderung turun.

C. Jumlah Uang Beredar

Bank Indonesia mendefinisikan Uang Beredar dalam arti sempit (M1)

dan dalam arti luas (M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat

Page 37: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

22

dan uang giral (giro berdenominasi Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1,

uang kuasi, dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang

dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan

satu tahun. Uang Kuasi merupakan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri

dari Simpanan Berjangka dan Tabungan (rupiah dan valas) serta Simpanan

Giro Valuta Asing.

Jumlah uang beredar menurut Rahardja dan Manurung (2008: 324)

adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah

uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar

yang terdiri dari uang kartal dan uang giral.

M1 = C + D

Dimana:

M1= jumlah uang beredar dalam arti sempit

C= (currency)/uang kartal = uang kertas dan uang logam

D= (demand deposit)/uang giral/cek

M2 = M1 + TD

Dimana:

M2= jumlah uang beredar dalam arti luas

TD= (time deposit)/desposito berjangka

Gambar 2.2. Grafik jumlah uang beredar di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia 2019

Permintaan Uang dibedakan menjadi Teori Klasik dan Teori Keynesian,

berikut bahasan mengenai permintaan uang menurut Rahardja dan Manurung

(2008: 326).

1. Teori Permintaan Uang Klasik

Fungsi uang menurut pandangan ahli ekonomi klasik hanyalah

sebagai alat tukar, karena jumlah uang yang diminta berbanding

proporsional dengan tingkat output atau pendapatan. Bila tingkat

output meningkat, maka permintaan uang meningkat, begitu juga

sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat bukanlah

semata-mata nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai

nominal dibandingkan dengan tingkat harga (real money balances).

Page 38: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

23

(M/P)d = k. Y

Dimana:

(M/P)d = permintaan uang riil

M= nilai nominal uang

P= tingkat harga

Y= pendapatan

K= proporsi permintaan uang terhadap pendapatan

2. Teori Permintaan Uang Keynesian

Teori Keynes, menyatakan ada tiga motivasi orang memegang

uang yaitu : a. Motivasi Transaksi (Transaction Motive). Permintaan

uang untuk transaksi menurut Keynes adalah sama dengan permintaan

uang dalam permintaan Klasik. Masyarakat memegang uang untuk

mempermudah kegiatan transaksi dan alat tukar. b. Motivasi Berjaga-

jaga (Precautionary Motive). Motivasi orang memegang uang adalah

persiapan untuk menghadapi hal-hal yang tidak dinginkan atau tidak

terduga c. Motivasi spekulatif / mendapat keuntungan (Speculation

Motive). Fungsi uang sebagai penyimpanan nilai menjadikan uang

sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan atau motivasi spekulatif.

Menurut Mishkin (2013: 325), faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah

uang beredar adalah:

1. Basis moneter non-pinjaman. Pasokan uang berhubungan positif

dengan basis moneter non-pinjaman

2. Cadangan pinjaman. Pasokan uang berhubungan positif dengan

tingkat cadangan pinjaman

3. Rasio cadangan yang dibutuhkan. Pasokan uang berhubungan negatif

dengan rasio cadangan yang dibutuhkan

4. Kepemilikan mata uang

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar

menurut Sukirno (2009: 124) adalah: 1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak

otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik diskonto, politik pasar

terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan

mengedarkan uang kartal. 2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan

untuk menambah peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan

uang kertas yang nominalnya kecil. 3. Bank umum dapat menciptakan uang

giral melalui pembelian saham dan surat berharga. 4. Tingkat pendapatan

masyarakat 5. Tingkat suku bunga bank. 6. Selera konsumen terhadap suatu

barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu barang maka harga

barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang

yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya). 7. Harga barang. 8.

Kebijakan kredit dari pemerintah.

Page 39: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

24

Kebijakan moneter mempengaruhi jumlah uang beredar melalui

pengaruhnya pada kegiatan intermediasi yang dilakukan oleh bank.

Mayoritas perubahan jumlah uang beredar yang terjadi dalam perekonomian

dihasilkan dari perkembangan cara bank menjalankan bisnisnya, yakni dari

pemberian pinjaman dan penyediaan simpanan kepada masyarakat. Kedua

kegiatan tersebut dapat menambah cadangan simpanan dari bank. Kewajiban

cadangan simpanan bank merupakan inti dari agregat moneter yang luas, dan

dengan demikian bank memainkan peran utama dalam penyediaan jumlah

uang beredar.

D. Pembiayaan Perbankan Syariah

Pembiayaan atau financing ialah pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun lembaga (Muhammad, 2005: 17).

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 yang dimaksud pembiayaan adalah

penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan

masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank,

untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.

Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat (Kasmir, 2012: 92). Menurut Hasibuan

(2008: 7) mendefinisikan bahwa bank adalah dana usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Darmawi (2012:

1), perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

kegiatan usahanya.

Menurut definisi, bank Islam tunduk pada hukum Islam, syariah (secara

formal syariah Islami'iah, tetapi umumnya disingkat menjadi syari'at atau

syariah). Arti literal dari kata Arab syariah adalah 'jalan menuju sumber

kehidupan' dan, dalam arti teknis, sekarang digunakan untuk merujuk pada

sistem hukum yang sesuai dengan kode perilaku yang diserukan oleh Al-

Qur'an. 'an dan hadits (Hasan dan Lewis, 2007: 38). Sesuai Undang-undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank

yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip

Page 40: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

25

hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti

prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan

(maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar,

maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Pengertian bank syariah atau bank

Islam menurut Wibowo (2005: 33) adalah bank yang beroperasi sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah Islam (mengacu kepada ketentuan-ketentuan

Al-Quran dan hadits).

Gambar 2.3. Jenis-jenis pendanaan

Sumber: http://accioneduca.org/admin/archivos/clases/material/sources-of-

financing_1563992424.pdf: 188

Keuangan Islam, seperti yang dikenal luas, didasarkan pada penerapan

klasik 'Hukum Islam' dalam pengelolaan uang: ini menyiratkan pelarangan

bunga (riba), risiko berlebihan (gharar), perjudian (maysir), pengucilan

investasi dalam senjata, alkohol, kasino, tembakau, pornografi dan daging

babi, dan perhatian utama pada kesejahteraan sosial (Cattelan, 2010: 76).

Seperti yang ditunjukkan paragraf sebelumnya, ada aturan ketat yang

berlaku untuk keuangan di bawah hukum Islam, dan inilah yang sekarang

kita bahas. Menurut Lewis dan Algaoud (2001), untuk menyesuaikan dengan

aturan dan norma Islam, lima fitur keagamaan, yang didokumentasikan

dengan baik dalam literatur, harus diikuti dalam perilaku investasi (dikutip

dalam Hasan dan Lewis, 2007: 38):

1. Riba dilarang dalam semua transaksi

Page 41: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

26

2. Bisnis dan investasi dilakukan atas dasar kegiatan halal (legal,

diizinkan)

3. Maysir (perjudian) dilarang dan transaksi harus bebas dari gharar

(spekulasi atau ketidakpastian yang tidak masuk akal)

4. Zakat harus dibayarkan oleh bank untuk kepentingan masyarakat

5. Semua aktivitas harus sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, dengan

dewan syariah khusus untuk mengawasi dan menasihati bank tentang

kelayakan transaksi

Gambar 2.4. Pembiayaan pada bank syariah

Sumber: Wibowo, 2005

Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan

pada Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.

Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan

kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi dari perbankan syariah adalah :

1. Bank Syariah dan unit usaha syariah wajib menjalankan fungsi

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

2. Bank Syariah dan unit usaha syariah dapat menjalankan fungsi

sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang

berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya

dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

3. Bank Syariah dan unit usaha syariah dapat menghimpun dana sosial

yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola

wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:

1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan,

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad

wadi'ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah;

Page 42: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

27

2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito,

tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah;

3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,

akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah;

4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam,

akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah;

5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada Nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa

beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau

akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah;

9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga

pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan

prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah,

mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;

10. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan

oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;

11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga

berdasarkan prinsip syariah;

12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah;

13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

berdasarkan prinsip syariah;

14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah;

15. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan akad wakalah;

16. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan

prinsip syariah; dan

17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan

dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 43: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

28

Tabel 2.3 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah

Sumber: OJK, 2019

Dewan Pengawas Syariah (DPS) wajib dibentuk di bank syariah dan

bank umum konvensional yang memiliki UUS maupun BPRS. Dewan

Pengawas Syariah diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas

rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. Dewan Pengawas Syariah bertugas

memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank

agar sesuai dengan prinsip syariah. Tugas dan tanggung jawab DPS secara

rinci meliputi :

1. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman

operasional dan produk yang dikeluarkan Bank;

2. Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank;

3. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru

Bank yang belum ada fatwanya;

4. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah

terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta

pelayanan jasa bank; dan

5. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan

kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Adapun undang-undang serta peraturan yang mengatur tentang

perbankan syariah adalah:

1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Page 44: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

29

2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/15/PBI/2009 Tentang Perubahan

Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah

3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 Tentang Unit

Usaha Syariah

4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 Tentang Bank

Umum Syariah

E. Deposito Mudharabah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan

Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara

penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Menurut Utami (2010: 23),

deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

Deposito menurut Undang-undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008

adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan berdasarkan akad antara nasabah

penyimpan dengan bank syariah atau dengan unit usaha syariah.

Wibowo (2005: 37) menjelaskan bahwa karakteristik deposito pada

umumnya sebagai berikut: (1) Deposito yang untuk nasabah perorangan,

badan usaha ataupun organisasi. (2) Salah satu bukti pemilik deposito, maka

bank akan menerbitkan bilyet deposito sesuai atas nama yang bersangkutan

agar tidak bisa dipindahtangan atau diperjualbelikan. (3) Dana disimpan

dalam bentuk deposito yang berupa uang rupiah dan juga valuta asing. (4)

Dana yang ditentukan oleh bank untuk minimal jumlah atau nilai nominal

depositonya. (5) Dana yang disimpan pada deposito akan diberi bunga

deposito sesuai perjanjian awal.

George (1972) mengemukakan pentingnya peranan deposito terhadap

bank: (dikutip dalam Yidnekachew, 2017: 20)

1. Variabilitas deposito sering kali dimasukkan strategi penting

portofolio. Semakin tidak stabil deposito bank, semakin likuid

campuran asetnya

2. Sejauh variabilitas depostio mempengaruhi kepemilikan bank atas

uang tunai dan cadangan uang, variabilitas mempengaruhi distribusi

total cadangan uang bank dalam sistem perbankan dan mempercepat

tindakan kebijakan moneter

3. Sejauh variabilitas depsotio mempengaruhi campuran aset bank; itu

mempengaruhi ketersediaan dana untuk pinjaman dan akibatnya

pada tingkat pinjaman

Page 45: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

30

4. Sejauh variabilitas deposito mempengaruhi campuran aset

pendapatan dan frekuensi terlibat dalam penyesuaian cadangan yang

mahal, variabilitas mempengaruhi profitabilitas masing-masing bank

5. Variabilitas deposioto merupakan faktor penting yang

mempengaruhi penggunaan cadangan uang bank Federal dan dengan

demikian mempengaruhi administrasi diskon

Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi desposito bank menurut

Desinga (1975) antara lain: (dikutip dalam Yidnekachew, 2017: 23)

1. Faktor eksogen. Faktor-faktor ini merupakan faktor yang berasal dari

negara dan bank itu sendiri. Faktor eksogen terdiri dari

a. Faktor spesifik dari negara. Situasi dan kondisi negara

ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan politik dapat

mempengaruhi deposito bank. Faktor-faktor tersebut antara

lain: tingkat suku bunga simpanan, inflasi, tingkat suku

bunga riil, pertumbuhan populasi penduduk, pendapatan per

kapita masyarakat, pertumbuhan ekonomi, serta indeks harga

konsumen

b. Faktor spesifik dari bank. Merupakan faktor yang berasal

dari dalam bank itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara

lain: likuiditas bank, profitabilitas bank, sekuritas bank,

jumlah cabang, ukuran bank, cadangan dana, serta biaya

transaksi.

2. Faktor endogen. Faktor endogen terkait dengan pelayanan yang

diberikan oleh bank yang terdiri dari: kesadaran masyarakat untuk

menggunakan bank dalam bentuk deposito, kenyamanan serta

pelayanan yang diberikan oleh bank.

Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang

dijalankan dengan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional

MUI telah mengeluarkan Fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang

dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan pronsip mudharabah (Al Arif,

2011: 351). Deposito mudharabah yang juga disebut Deposito Investasi

Mudharabah, merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga

(perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan

dalam jangka waktu tertentu (jatuh tempo), dengan mendapatkan imbalan

bagi hasil (Dahlan, 2006: 1198). Menurut PSAK No 105 paragraf 4

mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak

pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua

(pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara

mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung

oleh pemilik dana (IAI, 2007).

Page 46: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

31

Dasar dari deposito syariah:

Al-Qur‟an Q.S. An-Nisa [4] : 9,

تقهوا الل م فل هه عاف ا خافهوا عل ة ضه ر م ذه ن خلفههه ن لو تركهوا مه خش الذه ولا د قهولهوا قولا سده ول

Artinya:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar.”

Al-Qur‟an Q.S. Al-Baqarah [2] : 266

ش أعاب ذدشيذحراٱل خم ي نۥخ ح أحذكىأذك د أ

إعصاس ضعفاءفأصاتا ح نۥرس أصاتٱنكثش خ ش ٱنث نۥفايكم

دنعه كىذرفك ش نكىٱلءا ٱلل ث نفٲحرشقد كز اس ف

Artinya:

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun

kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia

mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian

datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan

yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang

mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan

ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.”

Hadits Abu Daud Nomor 2936:

قانه عن أبه بره ده بنه الز حم ثنا مه حد صه ص مان المه ل ده بنه سه حم ثنا مه حدقهوله أنا ثالهثه رة رفعهه قال إهن الل ر عن أبههه عن أبه هه مه ان الت ح

ما نههه ن ب بهه فإهذا خانهه خرجته مه ما صاحه هه ن أحده خه نه ما لم ك الشره

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al

Mishshishi], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Az

Zibriqan], dari [Abu Hayyan At Taimi], dari [ayahnya] dari [Abu

Hurairah] dan ia merafa'kannya. Ia berkata; sesungguhnya Allah

berfirman: "Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu,

selama tidak ada salah seorang diantara mereka yang berkhianat kepada

Page 47: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

32

sahabatnya. Apabila ia telah mengkhianatinya, maka aku keluar dari

keduanya."

Mudharabah merupakan kontrak di mana pengembalian kepada pemberi

pinjaman adalah bagian yang ditentukan dalam hasil keuntungan/kerugian

dari proyek yang mereka miliki. Hanya keuntungan yang dibagikan di antara

mitra menurut ke proporsi yang sudah ditentukan dan disepakati, karena

kerugian bersifat eksklusif tanggung jawab bank dan pengusaha

dipertimbangkan cukup dikenai sanksi oleh kurangnya keuntungan dan

investasi yang terbuang percuma dalam kinerja investasi (Khan dan Porzio,

2010: 95). Mudharabah, sebagai Mudarib, manajer investasi berhak atas

bagian keuntungan berdasarkan rasio yang disepakati, setelah investasi

memiliki keuntungan (Venardos, 2010: 5).

Gambar 2.5. Mekanisme mudharabah dua arah

Sumber: Sobol, 2019, hlm. 376

Perbedaan utama antara sistem perbankan Islam atau sistem perbankan

bebas bunga dan sistem perbankan berbasis bunga konvensional adalah

bahwa, dalam sistem perbankan berbasis bunga konvensional, tingkat suku

bunga ditetapkan di muka atau merupakan fungsi linier sederhana dari

beberapa suku bunga acuan lainnya, sedangkan, di yang pertama, keuntungan

dan kerugian dari investasi fisik dibagi antara kreditur dan peminjam sesuai

dengan formula yang mencerminkan tingkat partisipasi masing-masing.

Dalam keuangan Islam, kontrak yang menghasilkan bunga digantikan oleh

kontrak yang menghasilkan keuntungan, yang seringkali berbentuk

kemitraan. Bank syariah memberi penabung instrumen keuangan yang mirip

dengan ekuitas yang disebut mudharabah dan musyarakah (Hasan dan Lewis,

2007: 49).

Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No: 03/Dsn-Mui/IV/2000 Tentang

Deposito menjelaskan ketentuan umum deposito berdasarkan Mudharabah:

Page 48: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

33

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola

dana

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah

dengan pihak lain

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan

bukan piutang

4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam akad pembukaan rekening

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya

6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan

nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.

Dalil tentang deposito mudharabah:

Al Qur‟an Surat AnNisa ayat 29:

رة عن ـ طل إلا أن تكون تج ـ ا أموٳلكم بينڪم بٲلب ها ٱلذين ءامنوا ل تأڪلوا اأي ـ يا ا أنفسكم إن ٱلل كان بكم رحيم نكم ول تقتلوا م تراض

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu".

Hadits Ibnu Majah dari Shuhaib:

، ع إلى أجل بي بركة: ال هن ال ه وآله وسلم قال: ثلاث في أن النبي صلى الل علي ع )رواه ابن ماجه عن صهيب بي ت ل لل ر لل بي وال مقارضة، وخل ط ال بر بالشعي

Artinya:

Nabi bersabda : ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak

secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum

dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.‟”

(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

Hadis Riwayat Ibnu Thabrani

لهبه ــاسه بنه عبده المهطه نا العب ده الله عنههما انهه قال :كان س روى اب نه عباسه رضه

إهذا دفع المال مضاربة اشترط على صاحب لا سلهك به بحــرا ولا نزل به واد فإن فعل ذلك ضمن فبلغ شر طه رصل الل عله ولا شترى به

Page 49: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

34

دابة ذات كبدرطبة وسلم فأ جا زه Artinya:

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul

Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah

ia menyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan,

menuruni lembah yang berbahaya atau membeli ternak. Jika menyalahi

peraturan tersebut, yang bersangkutan bertangung jawab atas dana

tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw

dan Rasulullah pun membolehkanya (HR Thabrani)

Menurut Karim (2009: 304), berdasarkan kewenangan yang diberikan

oleh pihak pemilik dana, terdapat dua bentuk mudharabah, yakni:

1. Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA)

Dalam deposito mudharabah mutlaqah (URIA), pemilik dana tidak

memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syari‟ah

dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat,

cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syari‟ah

mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan

dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan

memperoleh keuntungan

2. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Invesment Account, RIA)

Berbeda halnya dengan deposito mudharabah mutlaqah (URIA),

dalam deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA), pemilik dana

memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syari‟ah

dalam mengelola investasinya baik yang berkaitan dengan tempat,

cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syari‟ah

tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam

menginvestasikan dana RIA ini keberbagai sektor bisnis yang

diperkirakan akan memperoleh keuntungan

Salah satu model perbankan Islam yang terkenal adalah mudharabah

berjenjang dengan menekankan poin bahwa bank mengadakan kontrak bagi

hasil dan kerugian pada keduanya sisi neraca. Di sisi aset, bank memiliki

kontrak dengan pengusaha untuk menerima bagian keuntungannya yang telah

ditentukan sebelumnya sebagai pengganti tingkat bunga. Tentang tanggung

jawab sisi bank memiliki kontrak dengan deposan yang didalamnya terdapat

kesepakatan untuk berbagi keuntungan yang diperoleh bank. Dalam sistem

berbasis suku bunga, deposan berharap menerima pengembalian yang

ditentukan sebelumnya atau yang terkait dengan beberapa bunga acuan nilai,

tetapi ada risiko bahwa, dalam skenario ekstrim atau kondisi yang sangat

buruk, harapan ini mungkin tidak terpenuhi dan bank tidak akan memenuhi

kewajibannya. Namun, dalam perbankan syariah, para deposan tahu bahwa

Page 50: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

35

sektor riillah yang menentukan tingkat pengembalian yang akan diberikan

bank kepada mereka (Hasan dan Lewis, 2007: 51).

F. Inflasi

Inflasi adalah tingkat perubahan harga. Harga mewakili ukuran standar

dan yang disepakati bersama tentang apa yang siap diterima seseorang

sebagai imbalan atas barang atau jasa apa pun yang dapat mereka berikan

(Donovan, 2015: 1). OED mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan harga

secara umum dan penurunan daya beli dari uang (O‟Neill, Ralph dan Smith,

2017: 22).

Dari aspek moneternya, inflasi sekarang memiliki ciri yang sama seperti

sebelumnya: naiknya harga atau berkurangnya daya beli uang. Sebaliknya,

deflasi dipandang sebagai permintaan yang terkontraksi yang mengakibatkan

penurunan harga, inflasi disebabkan oleh kurangnya pasokan, yang

mendorong harga naik. Akan tetapi, karena dalam pandangan ini pasar

komoditaslah yang menentukan pembentukan harga (Mattick, 2017: 27).

Menurut Bank Indonesia, indikator yang sering digunakan untuk

mengukur tingkat inflasi adalah dengan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:

1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari

suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang

besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah

besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. 2. Deflator Produk Domestik

Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final

goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator

PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB

atas dasar harga konstan.

Gambar 2.6. Laju inflasi di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia, 2018

Inflasi berdasarkan jenisnya dapat dikategorikan menjadi inflasi inti dan

inflasi non inti. Inflasi inti adalah inflasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

fundamental perekonomian seperti interaksi permintaan dan penawaran,

jumlah uang beredar, ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen, dan

Page 51: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

36

faktor-faktor lingkungan eksternal – nilai tukar, harga komoditi internasional,

inflasi mitra dagang. Inflasi non inti adalah inflasi yang dipengaruhi oleh

selain faktor fundamental yang terdiri dari 1) Inflasi Volatile Food yaitu

inflasi yang dipengaruhi oleh komoditas makanan yang memiliki volatilitas

tinggi. Guncangan-guncangan pada komoditas ini dapat menyebabkan

terjadinya perubahan pada tingkat inflasi. 2) Inflasi Administered Prices yaitu

inflasi yang diakibatkan oleh perubahan harga barang dan jasa yang harganya

ditentukan oleh pemerintah melalui kebijakan harga. Inflasi dapat juga

dibedakan berdasarkan faktor penyebabnya (Kementrian ESDM, 2015).

Menurut Sutedi (2012: 284) terdapat tiga teori utama yang menjelaskan

mengenai inflasi, yaitu sebagai berikut:

1. Teori kuantitas. Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam tingkat

pertumbuhan uang 1 persen menyebabkan kenaikan 1 persen dalam

tingkat inflasi

2. Teori Keynes Teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi di sebabkan

masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekononominya. Dengan

kata lain, inflasi terjadi karena pengeluaran agregat telalu besar

3. Teori strukturalis atau teori inflasi jangka panjang model inflasi di

negara berkembang. Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang

berasal dari kelakuan struktur ekonomi, khususnya kekuatan supply

bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab

sruktural pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat di

banding dengan pertumbuhan ekonominya, sehingga menaikan harga

bahan makanan dan kelangkaan devisa.

G. Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan studi

kepustakaan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian

tersebut diantaranya: No Nama/Judul/

Sumber

Metode

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil

1 Sutrisno

Factors

affecting

mudaraba

deposit in

Islamic

Puprposiv

e

sampling

(8 bank

komersil)

Multiple

regressio

Faktor-

faktor

yang

mempeng

aruhi

deposito

mudhara

bah

pembagian

laba, resiko

likuiditas,

resiko

kredit,

jumlah

kantor

cabang,

nilai tukar

pembagian

laba tidak

mempengaruh

i deposito

mudharabah,

sedangkan

faktor

likuiditas,

resiko kredit,

Page 52: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

37

commercial

bank in

Indonesia

n analysis mata uang,

jumlah

penduduk,

pembiayaa

n bank

syariah,

jumlah

uang

beredar

dan jumlah

kantor cabang

berpengaruh

signifikan

secara negatif

2 Lee Jun

Quan,

Suganthi

Ramasamy,

Devinaga

Rasiah,

Yuen Yee

Yen, dan

Shalini

Devi Pillay

Determinan

ts of Islamic

Banking

Performanc

e: An

Empirical

Study in

Malaysia

(2007 to

2016)

Ordinary

least

square

models

(OLS)

dan fixed-

effect

model

Inflasi

mempeng

aruhi

kinerja

bank

Islam

Kecukupan

modal, ukuran

bank,

resiko

kredit,

GDP, nilai

tukar mata

uang,

jumlah

penduduk,

pembiayaa

n bank

syariah,

jumlah

uang

beredar

Faktor

kecukupan

modal dan

inflasi secara

signifikan

mempengaruh

i kinerja bank

Islam di

Malaysia.

Faktor ukuran

bank, resiko

kredit, dan

GDP tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

kinerja bank

Islam di

Malaysia

3 Kelik

Mugiharjo

Analysis of

The Factors

Affecting

The Levels

For Results

of

Mudharaba

Purposive

sampling

Time

series

data

(annual

report)

inflasi

memiliki

pengaruh

terhadap

pembiaya

an bank

umum

syariah

pembiaya

nilai tukar

mata uang,

jumlah

penduduk,

jumlah

uang

beredar

Secara parsial

Non

performing

financing

(NPF)

mempunyai

pengaruh

secara parsial

terhadap bank

umum

syariah.

Page 53: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

38

h Deposits

In Sharia

Commercia

l Banks In

Indonesia

Period

2013-2017

an NPF

berpenga

ruh

terhadap

bank

umum

syariah

FDR

tidak

berpenga

ruh

terhadap

pembiaya

an bank

umum

syariah

Secara parsial

financing to

deposit ratio

(FDR) tidak

berpengaruh

terhadap

pembiayaan

terhadap bank

umum

syariah. Dan

untuk tingkat

inflasi secara

parsial

memiliki

pengaruh

terhadap

pembiayaan

bank umum

syariah

4 Bruari

Afgeby

Munandar

Putri

Faktor-

Faktor

Yang

Mempengar

uhi

Deposito

Mudharaba

h Pada

Perbankan

Syariah

(Studi

Kasus PT.

Bank BNI

Syariah

Cabang

Surabaya)

Purposive

sampling

Inflasi

dan

Jumlah

Uang

Beredar

berpenga

ruh

terhadap

Deposito

Mudhara

bah

Tingkat

Suku

Bunga,

Jumlah

Bagi Hasil,

nilai tukar

mata uang,

jumlah

penduduk

secara

simultan

variabel

Tingkat Suku

Bunga,

Jumlah Bagi

Hasil, Inflasi

dan Jumlah

Uang Beredar

berpengaruh

signifikan

terhadap

variabel

Deposito

Mudharabah

PT. Bank

BNI Syariah

Cabang

Surabaya

Page 54: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

39

5 Muhammad

Tho‟in dan

Iin Emy

Prastiwi

An Analysis

the Rupiah

Exchange

Rates Effect

Against the

American

Dollar and

Inflation

Against the

Growth of

Islamic

Banking

Mudharaba

h Deposits

in

Indonesia

Multiple

linear

regressio

n

nilai

tukar

rupiah

terhadap

dolar

Amerika,

inflasi,

deposito

mudhara

bah

jumlah

penduduk,

jumlah

uang

beredar

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa nilai

tukar rupiah

memberikan

efek positif

dan signifikan

terhadap

deposito

mudharabah,

sedangkan

inflasi

memberikan

efek positif

tetapi tidak

signifikan

terhadap

deposito

mudharabah

6 Muhamad

Abduh

Depositors

Withdrawal

Behavior in

Islamic

Banking: A

Case Study

of

Malaysia.

Internation

al Islamic

University

Malaysia

Kuesioner inflasi Rate of

return,

pertumbuh

an (bank

growth),

total

deposito,

nilai tukar

mata uang,

jumlah

penduduk,

jumlah

uang

beredar

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa inflasi,

rate of return

dan

pertumbuhan

memiliki

dampak

siginifikan

terhadap

fluktuasi total

deposito pada

bank Islam di

Malaysia

Page 55: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

40

7 Tsedav

Tabor

Wami

Factors

Affecting

Time

Deposit:

The Case

Of

Commercia

l Banks In

Ethiopia

Penelitian

sekunder

Panel data

time

series

Deposito

berjangka

inflasi

GDP

Likuditas

Suku

bunga

pinjaman

profitabilit

as

Likuiditas

memiliki

hasil positif

dan signifikan

terhadap

deposito

Suku bunga

pinjaman

memiliki

hasil negatif

dan signifikan

terhadap

deposito

GDP, inflasi,

dan

profitabilitas

memiliki

hasil positif

tetapi tidak

signifikan

terhadap

deposito

H. Kerangka Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi deposito mudharabah pada bank umum syariah dengan inflasi

sebagai variabel mediasi. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder

berdasarkan variabel eksogen nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika,

populasi penduduk, pembiayaan perbankan syariah, dan jumlah uang beredar.

Tingkat inflasi sebagai variabel mediasi serta variabel endogen berupa

deposito mudharabah. Adapun kerangka berpikirnya adalah sebagai berikut :

Page 56: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

41

Gambar 2.7. Kerangka Penelitian

Sumber: Data penelitian diolah, 2020

Page 57: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2014: 142)

adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menggabungkan antara variabel satu dengan yang lain. Metode kuantitatif

merupakan sebuah metode matematis dan teoritis untuk menggambarkan

fenomena di lapangan secara sistematis berdasarkan metode ilmiah dalam

menjelaskan kausalitas hubungan-hubungannya. Penelitian ini bersifat

deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan

menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik

melalui pengujian hipotesa.

Penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada permasalahan faktor-

faktor yang mempengaruhi deposito mudharabah. Faktor-faktor yang akan

ditinjau adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, pembiayaan

perbankan syariah, populasi penduduk, jumlah uang beredar, serta inflasi.

Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah nilai tukar Rupiah terhadap

Dolar Amerika, pembiayaan perbankan syariah, populasi penduduk, dan

jumlah uang beredar. Sedangkan yang menjadi variabel endogen adalah

deposito mudharabah serta variabel mediasi adalah inflasi. Dalam penelitian

ini Peneliti ingin mengetahui bagaimana dampak variabel eksogen terhadap

variabel endogen dengan kehadiran variabel mediasi.

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ibnu Sina IV, Ciputat,

Tangerang Selatan, 15419. Penelitian dilakukan dalam periode November

2020 sampai dengan Januari 2021.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan data sekunder. Data

sekunder yang digunakan dihimpun dari berbagai sumber. Data sekunder

yang digunakan meliputi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika,

pembiayaan perbankan syariah, populasi penduduk, jumlah uang beredar,

inflasi serta deposito mudharabah pada periode 2015-2019.

Sebagai pendukung terlaksananya penelitian, peneliti menggunakan data

pendukung berupa pengamatan langsung terhadap obyek penelitian; studi

kepustakaan berupa referensi seperti buku, majalah, laporan tahunan dan

jurnal; serta dokumentasi berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, notulen, dan agenda.

Page 58: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

43

C. Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 94) variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014: 97). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah minat. Variabel bebas atau independen

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014: 96). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah yaitu nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika,

pembiayaan perbankan syariah, populasi penduduk, serta jumlah uang

beredar. Menurut Tuckham (dikutip dalam Sugiyono, 2014: 98) variabel

mediasi adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak

langsung. Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah inflasi.

Dalam analisis jalur, variabel dibedakan menjadi:

1. Variabel Laten

Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara

langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifes.

Variabel laten disebut pula dengan istilah unobserved variabel,

konstruk atau konstruk laten. Variabel laten diberi simbol lingkaran

atau elips. Variabel laten dapat digolongkan menjadi dua yaitu

sebagai berikut. Variabel laten eksogen, merupakan variabel

independen (bebas) yang mempengaruhi variabel dependen (terikat).

Variabel laten endogen, merupakan variabel dependen yang

dipengaruhi oleh variabel independen.

2. Variabel manifes

Variabel manifes adalah variabel yang digunakan untuk

menjelaskan atau mengukur variabel laten. Variabel manifes dapat

disebut juga dengan istilah observed variabel, measured

variabel atau indikator. Dalam program LISREL, variabel manifes

diberi simbol kotak.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Laten Definisi

Variabel eksogen

1 Nilai tukar Rupiah

terhadap dolar Amerika

Frederich Mishkin (2013:53) menuliskan

definisi uang oleh praktisi ekonomi sebagai

segala sesuatu yang secara umum diterima

sebagai pembayaran untuk barang atau jasa.

Page 59: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

44

2 Jumlah penduduk

UUD 1945 Pasal 26 ayat 2, yang berbunyi:

“Penduduk Indonesia adalah Warga Negara

Indonesia dan Warga Negara Asing yang

bertempat tinggal di Indonesia”

3 Pembiayaan perbankan

syariah

Pembiayaan atau financing ialah pendanaan

yang diberikan oleh suatu pihak kepada

pihak lain untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan, baik dilakukan sendiri

maupun lembaga (Muhammad, 2005)

4 Jumlah uang beredar

Rahardja dan Manurung (2008), Jumlah

uang beredar adalah nilai keseluruhan uang

yang berada di tangan masyarakat

Variabel endogen

1 Deposito mudharabah

Deposito menurut Undang-undang

Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008

adalah investasi dana berdasarkan akad

mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan berdasarkan akad

antara nasabah penyimpan dengan bank

syariah atau dengan unit usaha syariah

Variabel Mediasi

1 Inflasi

Inflasi adalah tingkat perubahan harga.

Harga mewakili ukuran standar dan yang

disepakati bersama tentang apa yang siap

diterima seseorang sebagai imbalan atas

barang atau jasa apa pun yang dapat mereka

berikan (Donovan, 2015)

Sumber: Data penelitian diolah, 2020

D. Analisis Data Sekunder

Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya

dan dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk

melengkapi kebutuhan data penelitian.

Menurut Sugiyono (2014: 141), data sekunder adalah data yang

diperoleh dengan membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain

yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen. Arikunto (2013:

22) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang diperoleh dari

dokumen dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain),

foto-foto, film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat

memperkaya data primer.

Page 60: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

45

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data dalam penelitian yang dapat

diukur, dihitung, serta dapat dideskripsikan dengan menggunakan angka.

Gambar 3.1. Langkah-langkah analisis data sekunder

Jadi, dalam penelitian sekunder (analisis data sekunder) langkah

penelitiannya sebagai berikut:

1. Menetapkan (mencari-temukan) sumber data/informasi (Badan

Pusat Statistik, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Majelis

Ulama Indonesia, dsb.);

2. Mengumpulkan data yang sudah tersedia (dalam “dokumen”);

3. Menormalisasikan data jika diperlukan dan memungkinkan

(membuat data dari berbagai sumber sesetara mungkin “menjadi

satu bentuk yang sama”);

4. Menganalisis data (misalnya menghitung, mentabulasi, memetakan

data-data kuantiatif, atau membandingkan berbagai peraturan dan

menelaahnya).

Pada penelitian ini, menggunakan data sekunder berupa data time series

dari variabel-variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika,

pembiayaan perbankan syariah, populasi penduduk, jumlah uang beredar,

inflasi serta jumlah deposito mudharabah periode tahun 2015-2019. Data time

series (runtun waktu) merupakan jenis data yang terdiri atas variabel-variabel

yang dikumpulkan menurut urutan waktu dalam suatu rentang waktu tertentu.

Data sekunder berupa dokumentasi data time series tersebut diperoleh

peneliti dari Badan Pusat Statistik, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia,

serta informasi dari buku, dan penelitian terdahulu yang relevan baik dalam

versi cetak maupun digital.

Page 61: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

46

E. Analisis Jalur (Path Analysis)

Pada penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan untuk

mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan pengaruh

langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen dengan variabel

endogen. Analisis jalur merupakan instrument penting yang dapat membantu

dalam menentukan ada atau tidaknya pola hubungan dalam suatu penelitian

yang konsisten terhadap formulasi teori khusus (Olobatuyi, 2006: 127). Analisis jalur merupakan perluasan dari model regresi, yang digunakan untuk

menguji matriks korelasi pada model kausal yang dibandingkan oleh peneliti

(Garson, 2006). Menurut Ghozali (2018: 68), analisis jalur (path analysis)

merupakan penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas

antar variabel (model kasual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan

teori. Menurut Sugiyono (2014: 70), analisis jalur adalah bagian dari model

regresi yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat

antar satu variabel dengan variabel lainnya. Analisis jalur digunakan dengan

menggunakan korelasi, regresi dan jalur sehingga dapat diketahui untuk

sampai pada variabel perantara.

Dalam model kausal, dikenal variabel eksogen dan variabel endogen.

Variabel eksogen merupakan variabel yang keragamannya tidak dipengeruhi

oleh penyebab lain dalam sistem. Variabel ini merupakan variable awal yang

memberi efek pada variabel lain dan sisanya (disturbance) tidak

diperhitungkan. Variabel endogen merupakan variabel yang keragamannya

terjelaskan oleh variabel endogen yang lainnya.

Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari

pengaruh (efek) secara langsung (direct effect) dan secara tidak langsung

(indirect effect) dari variabel bebas terhadap variabel tergantung (Juanim,

2004: 17). Pengaruh langsung menunjukkan perubahan langsung pada

variabel terikat dengan standar deviasi untuk setiap kenaikan satu simpangan

baku pada variabel bebas sambil mengendalikan efek variabel independen

yang lain. Indirect effect merupakan pengaruh tidak langsung dari variabel

bebas adalah efek yang dimediasi. Itu menunjukkan perubahan tidak

langsung dalam dependen variabel dengan standar deviasi untuk setiap

kenaikan dari satu standar deviasi di independen variabel, sambil

mengendalikan efek dari variabel bebas lainnya (Nayebi, 2020: 55).. Ketika

menyusun model, perlu diperhatikan variabel mana yang merupakan variabel

bebas (sebab), dan mana yang merupakan variabel terikat (akibat). Urutan

dalam menyusun model harus berdasarkan teori atau hipotesis yang benar.

Terkait dengan hal ini, dalam menganalisis jalur, peneliti sudah mempunyai

hipotesis terlebih dahulu terhadap model atau diagram jalurnya.

Pada analisis jalur, digunakan alat bantu berupa diagram jalur. Diagram

jalur merupakan ekspresi diagramatik dari model kausal, dimana variabel-

Page 62: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

47

variabel disusun berdasar tingkat kausal dari kiri ke kanan (Nayebi, 2020:

47).

Gambar 3.2. Contoh diagram jalur 3 variabel

Sumber: Nayebi, 2020

Diagram jalur merupakan alat untuk melukiskan secara grafis, struktur

hubungan kausalitas antar variabel independen, dependen dan mediator.

Model diagram jalur dibuat berdasarkan variabel yang diteliti, dalam

penelitian ini variabel yang diteliti adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar

Amerika (X1), populasi penduduk (X2), pembiayaan perbankan syariah (X3),

jumlah uang beredar (X4), inflasi (M) serta jumlah deposito mudharabah (Y).

Gambar 3.3. Diagram jalur penelitian

Sumber: Data penelitian diolah, 2020

Pengaruh langsung (direct effect) pada penelitian ini diperoleh dari

hubungan antara variabel eksogen dengan variabel mediator, yaitu nilai tukar

Rupiah terhadap Dolar Amerika (X1), populasi penduduk (X2), pembiayaan

perbankan syariah (X3), jumlah uang beredar (X4) terhadap inflasi (M).

Serta pengaruh langsung variabel eksogen dengan variabel endogen, yaitu

nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (X1), populasi penduduk (X2),

pembiayaan perbankan syariah (X3), jumlah uang beredar (X4) terhadap

Page 63: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

48

jumlah deposito mudharabah (Y). Pengaruh tidak langsung (indirect effect)

pada penelitian ini diperoleh dari hubungan antara variabel eksogen dengan

variabel endogen, yaitu nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika (X1),

populasi penduduk (X2), pembiayaan perbankan syariah (X3), jumlah uang

beredar (X4) terhadap jumlah deposito mudharabah (Y).

Variabel mediator adalah variabel yang menjadi perantara hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2014: 39),

Variabel mediator adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi baik

secara langsung maupun tidak langsung hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara

yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel

independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya

variabel dependen.

Gambar 3.4. Visualisasi variabel mediasi

Sumber: Baron dan Kenny, 1986

Terlihat pada bahwa peranan variabel bebas terhadap variabel tergantung

terdiri dari dua jenis. Pertama adalah peranan langsung (direct effect) dan

kedua peranan tidak langsung (indirect effect) yang dimediasi oleh variabel

mediasi. Dengan demikian ada dua jalur peranan variabel bebas terhadap

variabel tergantung. Penjumlahan antar kedua jalur tersebut dinamakan

dengan peranan total (total effect). Menurut Baron dan Kenny (1986), secara

umum sebuah variabel merupakan mediasi yang efektif ketika dalam peranan

total, porsi jalur peranan tidak langsung lebih besar dibanding dengan

peranan secara langsung. Selain itu peranan tidak langsung tersebut

diharapkan signifikan secara statistik.

Model struktural (structural model) merupakan bagian dari structural

equation modeling (SEM) yang terkait pula dengan model pengukuran

(measurement model). SEM adalah suatu teknik modeling statistik yang

bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum. Termasuk dalam SEM ini

Page 64: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

49

ialah analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan

regresi.

Gambar 3.5. Contoh model struktural 2 variabel

Sumber: Widhiarso, 2009

Model struktural menggambarkan antar hubungan diantara konstruk-

konstruk. Sedangkan model pengukuran menggambarkan hubungan diantara

variabel-variabel teramati dengan konstruk atau konstruk dari variabel yang

dihipotesis untuk diukur (Weston dan Gore, 2006: 726). Model struktural

menggambarkan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya, dimana.

hubungan tersebut dapat berupa korelasi maupun pengaruh. Korelasi antar

variabel ditunjukkan dengan garis dengan berpanah di kedua ujungnya

sedangkan pengaruh ditandai dengan satu ujung berpanah (Widhiarso, 2009).

Menurut Hutabarat (2008), model hubungan yang menjelaskan keterkaitan

antar peubah laten pada pemodelan persamaan struktural didefinisikan

sebagai model struktural.

Persamaan pada model struktural menentukan hubungan yang

dihipotesiskan antar variabel laten. Penggambaran hubungan diantara

variabel laten adalah sebagai kovarian (analog dengan korelasi), direct effect

atau indirect (mediated) effects. Nilai koefisien yang diperoleh dalam

mendeskripsikan kkuatan hubungan tersebut diinterpretasikan sesuai dengan

nilai regression weights. Bollen (1989) mengidentifikasi tiga komponen

dalam pemodelan persamaan sruktural secara umum, yaitu analisis jalur (path

analysis), penelusuran konsep dari peubah laten dan model pengukuran, serta

prosedur pendugaan secara umum. Dalam mengembangkan analisis jalur,

penggunaan diagram jalur dapat membantu dalam penelusuran hubungan

langsung dan tak langsung antara peubah-peubah laten eksogen dengan

peubah-peubah laten endogen, hubungan antara peubah laten dengan peubah-

peubah manifesnya, serta mengaitkan hubungan antara peubah-peubah

dengan parameter-parameter modelnya (dikutip dalam Hutabarat, 2008).

Setelah model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, selanjutnya adalah konversi diagram alur kedalam rangkaian persamaan.

Persamaan yang akan dibangun akan terdiri dari:

1. Persamaan-persamaan struktural (structural equation), yang

dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai

konstruk. Persamaan struktural pada umumnya dibangun dengan:

Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error

2. Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model)

untuk menentukan variabel mana mengukur konstruk mana, serta

Page 65: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

50

menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang

dihipotesakan.

Persamaan matematis (causal step) yang dapat diperoleh dari model

struktural pada penelitian ini terdiri dari:

Persamaan model struktural I : Y = a + cx + e

Persamaan model struktural II : M = a + ax + e

Persamaan model struktural III : Y = a + c‟x + bM + e

Persamaan model struktural I dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.6. Model persamaan struktural I

Sumber: Data penelitian diolah, 2020

Y = a + cx + e

Y = a + P5X1 + P6X2 + P7X3 + P8X4 + e

Keterangan:

Y = variabel endogen (deposito mudharabah)

a = konstanta (nilai estimate)

P5X1 = variabel eksogen nilai tukar rupiah berkaitan langsung

dengan variabel endogen

P6X2 = variabel eksogen jumlah penduduk berkaitan langsung

dengan variabel endogen

P7X3 = variabel eksogen pembiayaan perbankan syariah berkaitan

langsung dengan variabel endogen

P8X4 = variabel eksogen jumlah uang beredar berkaitan langsung

dengan variabel endogen

X1 X2 X3 X4 = koefisien regresi

e = error

Persamaan model struktural 2 dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.7. Model yang menunjukkan hubungan langsung antara variabel

eksogen dengan variabel mediasi

Page 66: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

51

Sumber: Data penelitian diolah, 2020

M = a + ax + e

M = a + P1X1 + P2X2 + P3X3 + P4X4 + e

Keterangan:

M = variabel mediasi (inflasi)

a = konstanta (nilai estimate)

P1X1 = variabel eksogen nilai tukar rupiah berkaitan dengan

variabel mediasi

P2X2 = variabel eksogen jumlah penduduk berkaitan dengan

variabel mediasi

P3X3 = variabel eksogen pembiayaan perbankan syariah berkaitan

dengan variabel mediasi

P4X4 = variabel eksogen jumlah uang beredar berkaitan dengan

variabel mediasi

X1 X2 X3 X4 = koefisien regresi

e = error

Persamaan model struktural 3 dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 67: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

52

Gambar 3.8. Hubungan variabel eksogen terhadap variabel

endogen melalui variabel mediasi

Sumber: Data penelitian diolah, 2020

Y = a + c‟x + bM + e

Y = a + P5X1 + P6X2 + P7X3 + P8X4 + P9M + e

Keterangan:

Y = variabel endogen deposito mudharabah

a = konstanta (nilai estimate)

P5X1 = variabel eksogen nilai tukar rupiah berkaitan dengan

variabel endogen melalui variabel mediasi

P6X2 = variabel eksogen jumlah penduduk berkaitan dengan

variabel endogen melalui variabel mediasi

P7X3 = variabel eksogen pembiayaan perbankan syariah

berkaitan dengan variabel endogen melalui variabel mediasi

P8X4 = variabel eksogen jumlah uang beredar berkaitan dengan

variabel endogen melalui variabel mediasi

P9M = variabel mediasi inflasi berkaitan dengan variabel

endogen

X1 X2 X3 X4 = koefisien regresi

e = error

F. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk menilai

karakteristik dari sebuah data. Karakterisitik itu banyak sekali, antara lain:

nilai Mean, Median, Sum, Variance, Standar error, standar error of mean,

mode, range atau rentang, minimal, maksimal, skewness dan kurtosis. Pada

penelitian ini, analisa deskriptif menggunakan nilai rata-rata, persentase serta

Page 68: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

53

frekuensi dari data sekunder yang diolah menggunakan software IBM SPSS

v22.

G. Analisis faktor konfirmasi (Confirmation Factor Analysis/CFA)

Analisis faktor konfirmasi merupakan analisis yang digunakan untuk

mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam pembentukan

suatu kelompok variabel. Analisis faktor konfirmasi terdiri dari

1. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data merupakan tahapan yang harus dilewati

sebuah model penelitian sebelum sampai pada uji pengaruh

maupun uji korelasi. Secara umum, validitas data menggambarkan

kecocokan tiap indikator terhadap variabelnya. Sedangkan

reliabilitas data menunjukkan kehandalan data penelitian.

a) Uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk menganalisis

suatu persamaan/model penelitian yang biasanya terdiri dari

beberapa variabel dengan puluhan bahkan ratusan data

bahwa data terdistribusi secara normal sehingga layak

digunakan dalam pengujian pada tahapan selanjutnya.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan

kriteria critical ratio (c.r) dari skewness value sebesar ± 2,58

(dibulatkan menjadi 3) pada signifikansi 5% serta dikatakan

normal apabila berada pada nilai critical ratio (c.r) skewness.

Gambar 3.9. Kurva berdistribusi normal

Sumber: bilsonsimamora.com, 2018

b) Uji autokorelasi. Menurut Ghozali (2016: 107), uji

autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-

1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Menurut Gaughan (2020: 162),

serial correlation (autokorelasi positif) dapat terjadi pada

Page 69: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

54

data time series diakibatkan dari data pengamatan yang

berasal dari pengaruh waktu, sehingga pola data-data tersebut

saling berhubungan. Uji autokorelasi yang biasa digunakan

adalah uji Durbin Watson.

∑ ( )

Dimana:

DW = Nilai Durbin Watson

et = residual error dalam periode waktu t

et-1= residual error dalam periode waktu sebelumnya t-1

2. Uji kecocokan model

Uji kesesuaian model dalam analisis jalur (path analysis) pada

dasarnya menggunakan beberapa parameter.

a) Chi Square (X2)

Chi square digunakan untuk menguji seberapa adanya

penyimpangan atau tingkat kecocokan antara matrik kovarian

sampel dengan matrik kovarian model. Uji statistiknya

adalah :

X2 = (n-1) F(S, Σ(Θ))

Nilai probabilitas yang diharapkan adalah p ≥ 0.05 bila

menggunakan derajat kepercayaan 95%. Ini menandakan

bahwa hipotesis nol diterima dan matrik input yang

diprediksi dengan kenyatannya tidak berbeda secara

statistik.

b) Goodness of fit indices (GFI)

GFI merupakan ukuran mengenai ketepatan model

dalam menghasilkan observed matrix covarians. Nilai GFI

ini berkisar 0 – 1. Semakin mendekati angka 1, model

dinyatakan semakin baik. Sebagian besar peneliti

menggunakan patokan minimal 0,90 sebagai parameter

model bisa dikatakan sebagai model yang baik.

c) Root mean square error of approximation (RMSEA)

RMSEA mengukur penyimpangan nilai parameter suatu

model dengan matrik kovarian populasinya. Nilai RMSEA <

0,05, menunjukkan bahwa model close fit, sedangkan nilai

0,05 < RMSEA < 0,08 menunjukkan model good fit.

d) Comparative Fit Index (CFI)

Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model

fit atau tidak adalah Normed Fit Index (NFI). Bentler

kemudian merevisi NFI menjadi CFI (Comparative Fit

Page 70: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

55

Index) karena NFI memiliki tendensi merendahkan fit pada

sampel kecil. Nilai CFI ini berkisar antara 0-1, sedangkan

model dinilai fit bila CFI lebih besar dari 0,9.

e) Tucker-Lewis Index (TLI)

Ukuran Tucker-Lewis Index disebut juga dengan

nonnormed fit index (NNFI). Ukuran ini merupakan ukuran

untuk pembandingan antarmodel yang mempertimbangkan

banyaknya koefisien di dalam model. TLI ≥ 0,9 adalah good

fit, sedangkan 0,8 ≤ TLI ≤ 0,9 adalah marginal fit.

f) Relative Fit Index (RFI)

Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model

fit atau tidak adalah Relative Fit Index (NFI). Nilai RFI ini

berkisar antara 0-1, nilai RFI ≥0,9 adalah good fit sedangkan

0,8 ≤ RFI ≤ 0,9 adalah marginal fit.

g) Incremental Fit Index (IFI)

Alternatif lain yang bisa digunakan untuk menilai model

fit atau tidak adalah Incremental Fit Index (IFI). Nilai IFI ini

berkisar antara 0-1, nilai IFI ≥0,9 adalah good fit sedangkan

0,8 ≤ IFI ≤ 0,9 adalah marginal fit.

H. Analisa Statistik Kuantitatif

Regression weight di dalam analisis jalur digunakan untuk meneliti

seberapa besar pengaruh variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika,

pembiayaan perbankan syariah, populasi penduduk, jumlah uang beredar,

serta inflasi terhadap deposito mudharabah.

1. Persamaan regresi linier berganda

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar

variabel endogen dengan menggunakan data variabel eksogen yang

sudah diketahui besarnya. Dari penelitian, didapatkan persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = a + λNTξ1 + λJUBξ2 + λJPξ3 + λPBSξ4 + e

Keterangan:

Y = variabel endogen deposito mudharabah

a = konstanta (nilai estimate)

λNT = variabel eksogen nilai tukar rupiah

λJUB = variabel eksogen jumlah uang beredar

λJP = variabel eksogen jumlah penduduk

λPBS = variabel eksogen pembiayaan bank syariah

ξ1 ξ2 ξ3 ξ4 ξ5 ξ6 = koefisien regresi e = error

2. Analisis hubungan langsung (direct effects)

Page 71: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

56

Direct Effect (DE) adalah pengaruh langsung yang dapat dilihat

dari koefisien jalur dari variabel eksogen ke variabel endogen.

3. Analisis hubungan tidak langsung (indirect effects)

Indirect Effect (IE) adalah urutan jalur melalui satu atau lebih

variabel perantara.

4. Korelasi antar variabel

Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukan kuat/tidaknya

hubungan linier antar dua variabel. Koefisien korelasi biasa

dilambangkan dengan huruf r dimana nilai r dapat bervariasi dari -1

sampai +1. Nilai r yang mendekati -1 atau +1 menunjukan hubungan

yang kuat antara dua variabel tersebut dan nilai r yang mendekati 0

mengindikasikan lemahnya hubungan antara dua variabel tersebut.

Sedangkan tanda + (positif) dan – (negatif) memberikan informasi

mengenai arah hubungan antara dua variabel tersebut. Jika bernilai +

(positif) maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang

searah. Dalam arti lain peningkatan X akan bersamaan dengan

peningkatan Y dan begitu juga sebaliknya. Jika bernilai – (negatif)

artinya korelasi antara kedua variabel tersebut bersifat berlawanan.

Peningkatan nilai X akan dibarengi dengan penurunan Y.

Page 72: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

57

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perbankan Islam

Kegiatan yang dilakukan oleh perorangan (jihbiz) kemudian dilakukan

oleh institusi yang saat ini dikenal dengan Bank. Ketika bangsa Eropa mulai

menjalankan praktik perbankan, persoalan mulai timbul karena transaksi

yang dilakukan mulai menggunakan instrument bunga yang dalam

pandangan fiqih adalah riba, dan oleh karena itu hukumnya Haram. Transaksi

berbasis bunga ini semakin merebak ketika Raja Henry VIII pada tahun 1545

membolehkan bunga (interest) meskipun tetap mengharamkan riba (usury)

dengan syarat bunganya tidak boleh berlipat ganda (excessive). Setelah wafat

Raja Henry VIII digantikan oleh Raja Edward VI yang membatalkan

kebolehan bunga uang.

Ketika mulai bangkit dari keterbelakangannya dan mengalami

renaissance, bangsa Eropa melakukan penjelajahan ke seluruh penjuru dunia,

sehingga aktivitas perekonomian dunia didominasi oleh bangsa-bangsa

Eropa. Pada saat yang sama, peradaban Muslim mengalami kemerosotan dan

Negara-negara muslim satu-persatu jatuh ke dalam cengkraman penjajahan

bangsa-bangsa Eropa. Akibatnya, institusi-institusi perekonomian umat Islam

runtuh dan digantikan oleh institusi ekonomi bangsa Eropa.

Dalam keuangan Islam, bunga uang secara fiqih dikategorikan sebagai

riba yang berarti haram. Di sejumlah Negara Islam dan berpenduduk

mayoritas Muslim mulai timbul usaha-usaha untuk mendirikan lembaga Bank

Alternatif non-ribawi. Melihat gagasannya yang ingin membebaskan diri dari

mekanisme bunga, pembentukan Bank Islam mula-mula banyak

menimbulkan keraguan. Hal tersebut muncul karena anggapan bahwa sistem

perbankan bebas bunga adalah sesuatu yang mustahil dan tidak lazim,

sehingga timbul pula pertanyaan tentang bagaimana nantinya Bank Islam

tersebut akan membiayai operasinya.

Konsep teoritis mengenai Bank Islam muncul pertama kali pada tahun

1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi

hasil. Perbankan dan sistem keuangan Islam muncul agar berbagai agama

yang ada dapat menerima layanan keuangan komunitas Muslim. Selain

fungsi khusus ini, file perbankan dan lembaga keuangan, seperti semua aspek

masyarakat Islam lainnya, diharapkan untuk berkontribusi kaya pada

pencapaian tujuan sosial-ekonomi utama Islam (Hasan dan Lewis, 2007: 2).

Berkenaan dengan ini dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari penulis

antara lain Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948) dan Mahmud

Ahmad (1952). Uraian yang lebih terperinci mengenai gagasan pendahuluan

Page 73: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

58

mengenai perbankan Islam ditulis oleh ulama besar Pakistan, yakni Abul A'la

Al-Mawdudi (1961) serta Muhammad Hamidullah (1944-1962) (Andrianto

dan Firmansyah, 2019: 6).

Usaha modern pertama untuk mendirikan Bank tanpa bunga dimulai di

Pakistan yang mengelola dana haji pada pertengahan tahun 1940-an, tetapi

usaha ini tidak sukses. Perkembangan berikutnya usaha pendirian bank

syariah yang paling sukses dan inovatif di masa modern ini dilakukan di

Mesir pada tahun 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank.

Bank ini diterima dengan baik oleh kalangan petani dan masyarakat

pedesaan. Namun sayang, karena terjadi kekacauan politik di Mesir, Mit

Ghamr mulai mengalami kemunduran, sehingga operasionalnya diambil alih

oleh National Bank of Egypt dan Bank Sentral Mesir pada tahun 1967.

Pengambilalihan ini menyebabkan prinsip nir-bunga pada Mit Ghamr mulai

ditinggalkan, sehingga bank ini kembali beroperasi berdasarkan bunga (Khan

dan Porzio, 2010: 1).

Jumhur Ulama' sepakat bahwa bunga bank adalah riba, oleh karena

itulah hukumnya haram. Pertemuan 150 Ulama' terkemuka dalam konferensi

Penelitian Islam di bulan Muharram 1385 H, atau Mei 1965 di Kairo, Mesir

menyepakati secara aklamasi bahwa segala keuntungan atas berbagai macam

pinjaman semua merupakan praktek riba yang diharamkan termasuk bunga

bank. Bank Islam pertama yang bersifat swasta adalah Dubai Islamic Bank,

yang didirikan tahun 1975 oleh sekelompok usahawan muslim dari berbagai

negara. Pada tahun 1977 berdiri dua bank Islam dengan nama Faysal Islamic

Bank di Mesir dan Sudan. Dan pada tahun itu pula pemerintah Kuwait

mendirikan Kuwait Finance House. Menurut data International Association

Of Islamic Bank (IAIB), pada tahun 1997 telah ada lebih dari 176 lembaga

keuangan syariah di seluruh dunia dengan modal $7,3 miliar dan simpanan

mencapai $112,6 miliar (Wangsawidjaja, 2012: 8).

Inisiatif pendirian bank Islam Indoensia dimulai pada tahun 1980 melalui

diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam. Sebagai

uji coba, gagasan perbankan Islam dipraktekkan dalam skala yang relatif

terbatas di antaranya di Bandung (Bait At-Tamwil Salman ITB) dan di

Jakarta (Koperasi Ridho Gusti). Tahun 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI)

membentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia. Pada

tanggal 18–20 Agustus 1990, Majelis Ulama Indonesia (MUI)

menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor,

Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada

Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22 – 25 Agustus 1990, yang

menghasilkan amanat bagi pembentukan kelompok kerja pendirian bank

Islam di Indonesia. Kelompok kerja dimaksud disebut Tim Perbankan MUI

dengan diberi tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan

semua pihak yang terkait.

Page 74: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

59

Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirilah bank

syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia (BMI),

yang sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991. Pada

awal masa operasinya, keberadaan bank syariah belumlah memperoleh

perhatian yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasan

hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah, saat itu hanya

diakomodir dalam salah satu ayat tentang "bank dengan sistem bagi hasil"

pada UU No. 7 Tahun 1992; tanpa rincian landasan hukum syariah serta

jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.

Pada tahun 1998, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat melakukan

penyempurnaan UU No. 7/1992 tersebut menjadi UU No. 10 Tahun 1998,

yang secara tegas menjelaskan bahwa terdapat dua sistem dalam perbankan

di tanah air (dual banking system), yaitu sistem perbankan konvensional dan

sistem perbankan syariah. Peluang ini disambut hangat masyarakat

perbankan, yang ditandai dengan berdirinya beberapa Bank Islam lain.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis deskriptif

Analisis Deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk menilai

karakteristik dari sebuah data. Pada penelitian ini, analisa deskriptif

menggunakan nilai rata-rata, persentase serta frekuensi dari data

sekunder yang diolah menggunakan software IBM SPSS v20.

Tabel 4.1

Deskripsi data penelitian tahun 2016

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NT 12 12998 13615 13284.00 197.459

JP 12 255771700 258705000 257240583.33 982000.689

PBS 12 54535000000000 65864000000000 58571666666666.66 2960049057742.53

1

JUB 12 44984000000000

00

50633000000000

00

4703266666666667.0

0

160877030019449.

220

IN 12 2.79 4.45 3.5308 .54226

DPM 12 14239000000000 15298000000000 14643416666666.67 365595518.754

Valid N (listwise) 12

Sumber: Data penelitian diolah, 2021

Pada periode 2016, nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika,

nilai minimum sebesar Rp. 12.998 sedangkan nilai maksimum sebesar

Rp. 13.615. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika

sebesar Rp. 13.284. Jumlah penduduk memiliki nilai minimum

Page 75: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

60

sebanyak 255,771 juta jiwa sedangkan jumlah maksimum sebanyak

258,705 juta jiwa. Rata-rata jumlah penduduk sebanyak 257.240 juta

jiwa. Jumlah pembiayaan perbankan syariah terendah senilai 54,53

triliun rupiah dengan jumlah terbanyak senilai 65,86 triliun rupiah.

Rata-rata pembiayaan perbankan syariah sebesar 58,57 triliun rupiah.

Jumlah uang yang beredar di masyarakat paling rendah senilai 4.498

triliun rupiah dan tertinggi senilai 5.063 triliun rupiah. Rata-rata

jumlah uang yang beredar dimasyarakat sebesar 4.703 triliun rupiah.

Tingkat inflasi yang terjadi tahun 2016 terendah pada 2,79 persen dan

tertinggi sebesar 4,45 persen. Rata-rata tingkat inflasi yang terjadi

sebesar 3,53 persen. Jumlah deposito mudharabah terendah sebesar

14,24 triliun rupiah dan tertinggi sebesar 15,3 triliun rupiah. Rata-rata

jumlah deposito mudharabah sebesar 14,64 triliun rupiah.

Tabel 4.2

Deskripsi data penelitian tahun 2017

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NT 12 13319 13572 13410.00 103.025

JP 12 259042600 261890900 260504600.00 922704.353

PBS 12 65475000000000 85709000000000 74308083333333.33 7271797107609.81

3

JUB 12 49369000000000

00

54185000000000

00

5161550000000000.0

0

155219841163779.

970

IN 12 3.30 4.37 3.8092 .33337

DPM 12 14316000000000 17090000000000 15562416666666.67 1011221804.491

Valid N (listwise) 12

Sumber: Data penelitian diolah, 2021

Pada periode 2017, nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika,

nilai minimum sebesar Rp. 13.319 sedangkan nilai maksimum sebesar

Rp. 13.572. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika

sebesar Rp. 13.410. Jumlah penduduk memiliki nilai minimum

sebanyak 259,042 juta jiwa sedangkan jumlah maksimum sebanyak

261,890 juta jiwa. Rata-rata jumlah penduduk sebesar 260.504 juta

jiwa. Jumlah pembiayaan perbankan syariah terendah senilai 65,47

triliun rupiah dengan jumlah terbanyak senilai 85,71 triliun rupiah.

Rata-rata jumlah pembiayaan perbankan syariah sebesar 74,31 triliun

rupiah. Jumlah uang yang beredar di masyarakat paling rendah senilai

4.936 triliun rupiah dan tertinggi senilai 5.418 triliun rupiah. Rata-rata

jumlah uang yang beredar di masyarakat sebesar 5.161,6 triliun

rupiah. Tingkat inflasi yang terjadi tahun 2017 terendah pada 3,30

Page 76: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

61

persen dan tertinggi sebesar 4,37 persen. Rata-rata tingkat inflasi

sebesar 3,81 persen. Jumlah deposito mudharabah terendah sebesar

14,31 triliun rupiah dan tertinggi sebesar 17,09 triliun rupiah. Rata-

rata jumlah deposito mudharabah sebesar 15,56 triliun rupiah.

Tabel 4.3

Deskripsi data penelitian tahun 2018

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NT 12 13413 15227 14271.17 537.407

JP 12 262145100 265015300 263585816.67 952798.593

PBS 12 88805000000000 111242000000000 98787250000000.00 7876801809744.868

JUB 12 44984000000000

00

506330000000000

0

4703266666666667.0

0

160877030019449.22

0

IN 12 2.88 3.41 3.1975 .13632

DPM 12 14624000000000 16770000000000 15970500000000.00 691753306.001

Valid N (listwise) 12

Sumber: Data penelitian diolah, 2021

Pada periode 2018, nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika,

nilai minimum sebesar Rp. 13.413 sedangkan nilai maksimum sebesar

Rp. 15.227. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika

sebesar Rp. 14.271,17. Jumlah penduduk memiliki nilai minimum

sebanyak 262,145 juta jiwa sedangkan jumlah maksimum sebanyak

265,015 juta jiwa. Rata-rata jumlah penduduk sebesar 263.585 juta

jiwa. Jumlah pembiayaan perbankan syariah terendah senilai 88,81

triliun rupiah dengan jumlah terbanyak senilai 111,242 triliun rupiah.

Rata-rata jumlah pembiayaan perbankan syariah sebesar 98,8 triliun

rupiah. Jumlah uang yang beredar di masyarakat paling rendah senilai

4.498 triliun rupiah dan tertinggi senilai 5.063 triliun rupiah. Rata-rata

jumlah uang yang beredar sebanyak 4.703,3 triliun rupiah. Tingkat

inflasi yang terjadi tahun 2018 terendah pada 2,88 persen dan

tertinggi sebesar 3,41 persen. Rata-rata tingkat inflasi sebesar 3,19

persen. Jumlah deposito mudharabah terendah sebesar 14,62 triliun

rupiah dan tertinggi sebesar 16,77 triliun rupiah. Rata-rata jumlah

deposito mudharabah sebesar 15,97 triliun rupiah.

Pada periode 2019, nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika,

nilai minimum sebesar Rp. 13.880 sedangkan nilai maksimum sebesar

Rp. 14.270. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika

sebesar Rp. 14.093,92. Jumlah penduduk memiliki nilai minimum

sebanyak 265,273 juta jiwa sedangkan jumlah maksimum sebanyak

Page 77: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

62

268,074 juta jiwa. Rata-rata jumlah penduduk sebanyak 266.633 juta

jiwa. Jumlah pembiayaan perbankan syariah terendah senilai 111,18

triliun rupiah dengan jumlah terbanyak senilai 124,32 triliun rupiah.

Rata-rata jumlah pembiayaan perbankan syariah sebesar 116,54

triliun rupiah. Jumlah uang yang beredar di masyarakat paling rendah

senilai 5.645 triliun rupiah dan tertinggi senilai 6.136 triliun rupiah.

Rata-rata jumlah uang yang beredar senilai 5.9022,2 triliun rupiah.

Tingkat inflasi yang terjadi tahun 2019 terendah pada 2,48 persen dan

tertinggi sebesar 3,49 persen. Rata-rata tingkat inflasi yang terjadi

sebesar 3,03 persen. Jumlah deposito mudharabah terendah sebesar

13,41 triliun rupiah dan tertinggi sebesar 14,82 triliun rupiah. Rata-

rata jumlah depsito mudharabah sebesar 13,97 triliun rupiah.

Tabel 4.4

Deskripsi data penelitian tahun 2019

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NT 12 13880 14270 14093.92 122.163

JP 12 265273700 268074600 266633200.00 905969.800

PBS 12 111178000000000 124326000000000 116543083333333.33 4138178748684.08

8

JUB 12 564500000000000

0

613650000000000

0

5902200000000000.0

0

172196510364810.

120

IN 12 2.48 3.49 3.0292 .34073

DPM 12 13409000000000 14824000000000 13974500000000 461023268.985

Valid N (listwise) 12

Sumber: Data penelitian diolah, 2021

Pada periode 2020, nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika,

nilai minimum sebesar Rp. 13.662 sedangkan nilai maksimum sebesar

Rp. 16.367. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika

sebesar Rp. 14.625,25. Jumlah penduduk memiliki nilai minimum

sebanyak 268,153 juta jiwa sedangkan jumlah maksimum sebanyak

271,35 juta jiwa. Rata-rata jumlah penduduk sebanyak 269,438 juta

jiwa. Jumlah pembiayaan perbankan syariah terendah senilai 124,44

triliun rupiah dengan jumlah terbanyak senilai 130,21 triliun rupiah.

Rata-rata jumlah pembiayaan perbankan syariah sebesar 127,07 triliun

rupiah. Jumlah uang yang beredar di masyarakat paling rendah senilai

6.047 triliun rupiah dan tertinggi senilai 6.900 triliun rupiah. Rata-rata

jumlah uang yang beredar senilai 6.520 triliun rupiah. Tingkat inflasi

yang terjadi tahun 2020 terendah pada 1,32 persen dan tertinggi

Page 78: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

63

sebesar 2,98 persen. Rata-rata tingkat inflasi yang terjadi sebesar 2,04

persen. Jumlah deposito mudharabah terendah sebesar 11,79 triliun

rupiah dan tertinggi sebesar 13,72 triliun rupiah. Rata-rata jumlah

depsito mudharabah sebesar 12,42 triliun rupiah.

Tabel 4.5

Deskripsi data penelitian tahun 2020

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NT 12 13662 16367 14625.25 682.718

JP 12 268153844 271349889 269438164.50 1045645.055

PBS 12 124444000000000 130209000000000 127074250000000.0 1588930064540.28

5

JUB 12 604670000000000

0

690000000000000

0

65208583330000000

0

284675532870586.

633

IN 12 1.32 2.98 2.0358 .63318

DPM 12 11790000000000 137240000000000 13974500000000 637860486313.426

Valid N (listwise) 12

Sumber: Data penelitian diolah, 2021

Tabel 4.6

Deskripsi data penelitian tahun 2016-2020

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NT 60 12625 15227 13703.33 537.479

JP 60 252404800 268074600 260380871.67 4620508.216

PBS 60 47098000000000 12432600000000

0

79741083333333.3

4

25450110918003.8

80

JUB 60 41748000000000

00

61365000000000

00

496554333333333

5.00

558330332137982.

900

IN 60 2.48 7.26 3.9898 1.37212

DPM 60 13409000000000 17090000000000 15004683333333.3

3 953662938.211

Valid N (listwise) 60

Sumber: Data penelitian diolah, 2021

Secara keseluruhan, pada periode 2016-2020 dapat disimpulkan

bahwa: Pada nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika, nilai

minimum sebesar Rp. 12.625 sedangkan nilai maksimum sebesar Rp.

Page 79: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

64

15.227. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika sebesar

Rp. 13.703,33. Jumlah penduduk memiliki nilai minimum sebanyak

252,404 juta jiwa sedangkan jumlah maksimum sebanyak 268,074

juta jiwa. Rata-rata jumlah penduduk sebesar 260.380 juta jiwa.

Jumlah pembiayaan perbankan syariah terendah senilai 47,1 triliun

rupiah dengan jumlah terbanyak senilai 124,33 triliun rupiah. Rata-

rata jumlah pembiayaan perbankan syariah sebesar 79,7 triliun rupiah.

Jumlah uang yang beredar di masyarakat paling rendah senilai 4.174

triliun rupiah dan tertinggi senilai 6.136 triliun rupiah. Rata-rata

jumlah uang yang beredar di masyarakat sebesar 4.965,5 triliun

rupiah. Tingkat inflasi yang terjadi tahun 2015-2019 terendah pada

2,48 persen dan tertinggi sebesar 7,26 persen. Rata-rata tingkat inflasi

yang terjadi sebesar 3,99 persen. Jumlah deposito mudharabah

terendah sebesar 13,4 triliun rupiah dan tertinggi sebesar 17,1 triliun

rupiah. Rata-rata jumlah deposito mudharabah sebesar 15 triliun

rupiah.

2. Analisis kuantitatif

a. Uji kualitas data

1) Uji normalitas data

Uji normalitas digunakan untuk menganalisis suatu

persamaan/model penelitian yang biasanya terdiri dari

beberapa variabel dengan puluhan bahkan ratusan data bahwa

data terdistribusi secara normal sehingga layak digunakan

dalam pengujian pada tahapan selanjutnya.

Karena data dalam penelitian ini memiliki satuan yang

berbeda-beda maka data terlebih dahulu dilakukan perlakuan

tertentu dengan melakukan transformasi atau mengubah data

ke dalam bentuk LN (Logaritma Natural) untuk memperkecil

skala data dan untuk menormalkan distribusi data. Untuk

menormalkan data runtun waktu (time series) dilakukan

dengan cara mentranformasikan data dengan menggunakan

LN/Logaritma Natural (Rosyadi, 2012: 24).

Tabel 4.7.

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

Ln_JUB 36.040 36.470 .393 1.243 -1.219 -1.928

Ln_PBS 31.630 32.500 -.396 -1.252 -1.361 -2.152

Ln_JP 19.360 19.420 -.061 -.192 -1.084 -1.714

Ln_NT 9.470 9.700 .856 2.706 .917 1.449

Ln_IN .280 1.490 -1.429 -2.520 1.635 2.584

Page 80: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

65

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

Ln_DPM 30.100 30.470 -.392 -1.239 -.505 -.798

Multivariate

5.190 2.052

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2021

Pengujian normalitas data dilakukan dengan

menggunakan kriteria critical ratio (c.r) dari skewness value

sebesar ± 2,58 (dibulatkan menjadi 3) pada signifikansi 5%

serta dikatakan normal apabila berada pada nilai critical ratio

(c.r) skewness. Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa critical

ratio skew dan kurtosis berada pada rentang -3 sampai 3

sehingga dapat dinyatakan data memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji autokorelasi

Menurut Ghozali (2016: 107), uji autokorelasi bertujuan

untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Tabel 4.8.

Nilai Durbin Watson Cochrane-Orcutt 2 Step Method

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,369a ,136 ,072 ,03373 1,612

a. Predictors: (Constant), Ln_IN@4, Ln_NT@4, Ln_JP@4, Ln_PBS@4

b. Dependent Variable: Ln_DPM@4

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2021

Hasil pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin

Watson, nilai Durbin Watson Cochrane-Orcutt 2 Step Method

hasil perhitungan diperoleh sebesar 1,612. Dari tabel Durbin

Watson 5%, diperoleh angka sebesar d upper (du) = 1,8091

dan d lower (dl) = 1,3648.

Tabel 4.9.

Kriteria nilai Durbin Watson

Nilai Durbin Watson Kesimpulan

0 < d < dl Autokorelasi positif

dl ≤ d ≤ du Tidak dapat disimpulkan

du < d < (4-du) Tidak ada autokorelasi

(4-du) ≤ d ≤ (4-dl) Tidak dapat disimpulkan

(4-dl) < d < 4 Autokorelasi negatif

Page 81: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

66

Sumber : Ghozali, 2013:111

Dari tabel nilai Durbin Watson yang diperoleh dari

perhitungan menunjukkan bahwa nilai DW berada di kriteria

dl < d < du (1,3648<1,612<1,8091). Kesimpulan nilai DW

pada kriteria tersebut adalah tidak dapat disimpulkan terjadi

autokorelasi atau tidak. Pada umumnya, autokorelasi yang

terjadi pada data sekunder time series adalah autokorelasi

positif yang biasa juga dikenal dengan istilah serial

correlation (Makridakis, dkk., 1997: 268; Field, 2009: 221;

White, 2003: 324; Amalie, 2020). Menurut Gaughan (2020:

162), serial correlation (autokorelasi positif) pada data time

series diakibatkan dari data pengamatan yang berasal dari

pengaruh waktu, sehingga pola data-data tersebut saling

berhubungan.

Untuk mengatasi permasalahan autokorelasi seperti serial

correlation, dapat digunakan cara-cara lain seperti Durbih h

test, Breusch-Godfrey test serta Lagrange Multiplier test. Hasil

pengujian data penelitian terkait autokorelasi menggunakan

Lagrange Multiplier test diperoleh:

Tabel 4.10. Lagrange Multiplier test

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .668a .446 .369 .04262591

a. Predictors: (Constant), UT_2, Ln_NT, Ln_JUB, Ln_IN, UT_1, Ln_PBS, Ln_JP b. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2021

Berdasarkan Lagrange Multiplier test, nilai autokorelasi

dilihat dari nilai chi square hitung yang diperoleh dari

perkalian antara jumlah sampel dengan nilai R square

kemudian dibandingkan dengan nilai chi square tabel pada

taraf signifikansi 0,05. Nilai chi square hitung = 60 x 0,446 =

26,778 dimana chi square tabel pada n=60 dan a=0,05 adalah

76,778. Dapat dilihat bahwa nilai chi square hitung lebih kecil

dari nilai chi square tabel (26,778 < 76,778), sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi.

b. Analisis jalur

Analisis jalur untuk menggambarkan hubungan antar variabel

penelitian. Menurut Retherford (1993), Analisis jalur ialah suatu

teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada

Page 82: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

67

regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel

tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak

langsung (Sarwono, 2010).

Gambar 4.1. Diagram jalur penelitian

Sumber : Data Penelitian diolah, 2021

Diagram jalur dibentuk berdasarkan jenis variabel endogen

dan eksogen, serta variabel moderator dapat dilihat nilai antar

hubungan variabel-variabelnya. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar

Amerika (x1), pembiayaan perbankan syariah (x3), jumlah penduduk

(x4), serta jumlah uang beredar (x5) meupakan variabel eksogen.

Deposito mudharabah (Y) sebagai variabel endogen dengan inflasi

sebagai variabel mediator (Me).

Dari jalur yang dibuat, akan dilihat pengaruh langsung dan

tidak langsung dari variabel-variabel eksogen terhadap variabel

endogen melalui variabel mediator.

c. Absolute Fit Measure

Digunakan untuk pengujian kecocokan model dengan data

penelitian yang ada. Analisis jalur dapat menguji model secara

individual maupun keseluruhan melalui uji kesesuaian model yang

menguji kesesuaian antara matriks kovarian sampel dengan estimasi

matriks kovarians populasi yang dihasilkan

Tabel 4.11.

Uji kecocokan model

Kriteria Ketentuan Nilai Kesimpulan

Chi Square Semakin kecil 418,027 Kurang baik

GFI ≥ 0.90 1,000 Good fit

Page 83: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

68

CFI ≥ 0.95 1,000 Good fit

RMSEA ≤ 0,08 0,675 Kurang baik

IFI ≥ 0.90 1,000 Good fit

NFI ≥ 0.90 1,000 Good fit

RMR ≤ 0,05 0,000 Good fit

NCP Semakin kecil

semakin baik

0,000 Good fit

AIC Mendekati nilai

saturated daripada

nilai independence

Nilai

saturated=

54,000

nilai

independence=

442,027

Good fit

ECVI Mendekati nilai

saturated daripada

nilai independence

Nilai

saturated=

0,915

nilai

independence=

7,492

Good fit

Sumber : Data Penelitian diolah, 2021

Dalam tabel uji kecocokan model di atas, nilai chi square hasil

perhitungan memiliki nilai yang cukup besar. Untuk nilai GFI

(Goodness Of Fit Index) yang mengukur mengenai ketepatan model

dalam menghasilkan observed matrix covarians, memiliki nilai

sebesar 1,000 (≥ 0.90) sehingga dapat diasumsikan bahwa

data memenuhi kriteria goodness of fit. Untuk nilai Normed Fit

Index (NFI), hasil perhitungan menunjukkan nilai sebesar 1,000 (≥

0.90) sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria

goodness of fit.

Berikutnya adalah nilai Incremental Fit Index (IFI) yang

menunjukkan nilai sebesar 1,000 (≥ 0.90) sehingga dapat diasumsikan

bahwa data memenuhi kriteria goodness of fit. Untuk kriteria NFI

(Normed Fit Index) menunjukkan nilai sebesar 1,000 (≥ 0.90)

sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria goodness

of fit. Untuk nilai RMR (root mean square of residual), memiliki nilai

0,000 (< 0,05) sehingga dapat diasumsikan bahwa data memenuhi

kriteria goodness of fit. Untuk nilai NCP (Non-centrality parameter)

nilai perhitungan menunjukkan sebesar 0,000 sehingga dapat

diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria goodness of fit.

Untuk nilai AIC (Akaike information criterion) memiliki nilai

54,00 yang lebih kecil dari nilai independence (460,617) sehingga

dapat diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria goodness of fit.

Page 84: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

69

Untuk nilai ECVI (expected cross validation index) diperoleh sebesar

0,915 yang lebih kecil dari nilai independence (7,807) sehingga dapat

diasumsikan bahwa data memenuhi kriteria goodness of fit.

d. Analisis hubungan antar variabel

1. Direct Effect (DE) adalah pengaruh langsung yang dapat dilihat

dari koefisien jalur dari variabel eksogen ke variabel endogen.

Tabel 4.12.

Nilai Direct Effects antar variabel penelitian

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN -.324 .829 -1.155 -.127 .000

Ln_DPM -.765 .632 -.199 -.133 .348

Sumber : Data Penelitian diolah, 2021

Pengaruh langsung (direct effects) nilai tukar rupiah terhadap

dolar Amerika (x1) terhadap inflasi (M) sebesar -0,127. Pengaruh

langsung jumlah penduduk (x2) terhadap inflasi (M) sebesar -

1,155. Pengaruh langsung pembiayaan perbankan syariah (x3)

terhadap inflasi (M) sebesar 0,829. Pengaruh langsung jumlah

uang beredar (x4) terhadap inflasi (M) sebesar -0,324. Dapat

disimpulkan bahwa pada periode 2016-2020, hanya faktor

pembiayaan bank syariah (x3) memiliki pengaruh positif terhadap

inflasi, sedangkan faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar

Amerika (x1), jumlah penduduk (x2), dan jumlah uang beredar

(x4) memiliki pengaruh negatif terhadap inflasi. Menurut

Nadhilah (2017), pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap

inflasi dalam sistem moneter syariah di Indonesia. Berdasarkan

penelitian Dwijaya dan Wahyudi (2018), inflasi sebagai variabel

kontrol makro ekonomi mempengaruhi secara positif dan

signifikan terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia.

Berdasarkan penelitian Azizah, Ismanto dan Sitorus (2020), nilai

tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap inflasi. Menurut

Ningsih dan Kristiyanti (2018), nilai tukar rupiah berpengaruh

positif sedangkan jumlah uang beredar berpengaruh negatif

terhadap inflasi.

Pengaruh langsung (direct effects) nilai tukar rupiah terhadap

dolar Amerika (x1) terhadap deposito mudharabah (y) sebesar -

0,133. Pengaruh langsung jumlah penduduk (x2) terhadap

deposito mudharabah (y) sebesar -0,199. Pengaruh langsung

pembiayaan perbankan syariah (x3) terhadap deposito

mudharabah (y) sebesar 0,632. Pengaruh langsung jumlah uang

beredar (x4) terhadap deposito mudharabah (y) sebesar -0,765.

Page 85: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

70

Pengaruh langsung tingkat inflasi (M) terhadap deposito

mudharabah (y) sebesar 0,348. Dapat disimpulkan bahwa pada

periode 2016-2020, hanya faktor pembiayaan bank syariah (x3)

memiliki pengaruh positif terhadap inflasi, sedangkan faktor nilai

tukar rupiah terhadap dolar Amerika (x1), jumlah penduduk (x2),

dan jumlah uang beredar (x4) memiliki pengaruh negatif terhadap

deposito mudharabah. Hasil penelitian Zumraatin (2020)

menunjukkan bahwa variabel nilai tukar berpengaruh positif dan

signifikan terhadap deposito mudharabah.

b. Analisis pengaruh tidak langsung (indirect effects).

Indirect Effect (IE) adalah urutan jalur melalui satu atau

lebih variabel perantara.

Tabel 4.13.

Nilai Indirect Effects antar variabel penelitian

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN .000 .000 .000 .000 .000

Ln_DPM -.113 .288 -.402 -.044 .000

Sumber : Data Penelitian diolah, 2021

Pengaruh tidak langsung (indirect effects) nilai tukar

rupiah terhadap dolar Amerika (x1) terhadap deposito

mudharabah (y) sebesar -0,044. Pengaruh tidak langsung

jumlah penduduk (x2) terhadap deposito mudharabah (y)

sebesar -0,402. Pengaruh tidak langsung pembiayaan bank

syariah (x3) terhadap deposito mudharabah (y) sebesar 0,288.

Pengaruh tidak langsung jumlah uang beredar (x5) terhadap

deposito mudharabah (y) sebesar -0,113.

Pengaruh tidak langsung terbesar terhadap deposito

mudharabah diperoleh dari variabel pembiayaan bank syariah

(x3). Menurut penelitian Ekawati (2010), menunjukkan hasil

bahwa pembiayaan, penempatan dana dan modal disetor

berpengaruh signifikan terhadap deposito bank. Besarnya

tingkat pembiayaan yang dilakukan bank syariah kepada

masyarakat dapat mempengaruhi pendapatan bank syariah itu

sendiri. Dengan financing to deposit ratio (FDR), bank syariah

mampu menutupi biaya operasional serta dapat menambah

nisbah bagi hasil pada deposito mudharabah. Meningkatnya

nisbah bagi hasil mudharabah, jaminan keamanan terhadap

dana, serta pelayanan berkualitas diharapkan mampu

meningkatkan jumlah nasabah serta nominal deposito

mudharabah pada bank syariah.

Page 86: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

71

Variabel nilai tukar (x1), jumlah penduduk (X2) dan

jumlah uang beredar (x4) memiliki pengaruh tidak langsung

yang negatif terhadap deposito mudharabah. Pada pengaruh

tidak langsung variabel-variabel eksogen tersebut terhadap

variabel endogen dikarenakan adanya pengaruh mediasi faktor

variabel inflasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel

nilai tukar (x1), jumlah penduduk (X2) dan jumlah uang

beredar (x4) memiliki pengaruh terhadap variabel inflasi.

Perubahan pada ketiga variabel tersebut dipengaruhi oleh

tingkat inflasi yang kemudian memiliki pengaruh negatif

terhadap variabel endogen.

e. Persamaan regresi

Persamaan regresi linier merupakan suatu model persamaan yang

menggambarkan hubungan suatu variabel bebas/prediktor (X) dengan

suatu variabel tak bebas/ response (Y). Dari penelitian, didapatkan

persamaan regresi linier berganda I sebagai berikut :

Y = a + cx + e

Y = a + P1X1 + P2X2 + P3X3 + P4X4 + P5X5 + ed

Y = -25,988 + (-0,295)X1 + (-1,153)X2 + 0,213)X3 + (-

0,570X4) + 36,251

Keterangan:

Y = variabel endogen (deposito mudharabah)

a = konstanta (nilai estimate)

P1X1 = variabel eksogen nilai tukar rupiah berkaitan langsung

dengan variabel endogen

P2X2 = variabel eksogen jumlah penduduk berkaitan langsung

dengan variabel endogen

P3X3 = variabel eksogen pembiayaan perbankan syariah berkaitan

langsung dengan variabel endogen

P4X4 = variabel eksogen jumlah uang beredar berkaitan langsung

dengan variabel endogen

X1 X2 X3 X4 = koefisien regresi

e = error

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan apabila seluruh

variabel eksogen memiliki nilai konstan, maka variabel endogen

(deposito mudharabah) akan memiliki nilai sebesar 52,966.

Tabel 4.14.

Nilai koefisien regresi dan konstanta Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_IN <--- Ln_NT -.798 .835 -.955 .339 par_1

Page 87: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

72

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_IN <--- Ln_JP -18.945 6.313 -3.001 .003 par_2

Ln_IN <--- Ln_PBS .792 .341 2.321 .020 par_3

Ln_IN <--- Ln_JUB -.683 .338 -2.022 .043 par_4

Ln_DPM <--- Ln_NT -.295 .259 -1.137 .256 par_5

Ln_DPM <--- Ln_JP -1.153 2.088 -.552 .581 par_6

Ln_DPM <--- Ln_PBS .213 .110 1.941 .052 par_7

Ln_DPM <--- Ln_JUB -.570 .108 -5.293 *** par_8

Ln_DPM <--- Ln_IN .123 .040 3.064 .002 par_15

Intercepts: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_IN

375.331 107.037 3.507 *** par_20

Ln_DPM

69.116 36.251 1.907 .057 par_21

Persamaan regresi linier berganda II :

M = a + ax + e

M = a + P1X1 + P2X2 + P3X3 + P4X4 + P5X5 + e

M = 375,331 + (-0,798)X1 + (-18,945)X2 + 0,792X3 + (-

0,683)X4 + 107,037

Keterangan:

M = variabel mediasi (inflasi)

a = konstanta (nilai estimate)

P1X1 = variabel eksogen nilai tukar rupiah berkaitan dengan

variabel mediasi

P2X2 = variabel eksogen jumlah penduduk berkaitan dengan

variabel mediasi

P3X3 = variabel eksogen pembiayaan perbankan syariah berkaitan

dengan variabel mediasi

P4X4 = variabel eksogen jumlah uang beredar berkaitan dengan

variabel mediasi

X1 X2 X3 X4 = koefisien regresi

e = error

Dari persamaan regresi pada model struktural 2 dapat

disimpulkan bahwa apabila semua variabel eksogen bernilai

konstan, maka variabel mediator akan memiliki nilai sebesar

258,913 poin.

Persamaan regresi linier berganda III :

Y = a + c‟x + bM + e

Y = a + P6X1 + P7X2 + P8X3 + P9X4 + P10X5 + P11M + e

Page 88: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

73

Y = 375,331 + (-0,133)X1 + (-1,99)X2 + 0,632X3 + (-0,882)X4

+ (-0,765)M + 36,251

Keterangan:

Y = variabel endogen deposito mudharabah

a = konstanta (nilai estimate)

P6X1 = variabel eksogen nilai tukar rupiah berkaitan dengan

variabel endogen melalui variabel mediasi

P7X2 = variabel eksogen jumlah penduduk berkaitan dengan

variabel endogen melalui variabel mediasi

P8X3 = variabel eksogen pembiayaan perbankan syariah

berkaitan dengan variabel endogen melalui variabel mediasi

P9X4 = variabel eksogen jumlah uang beredar berkaitan dengan

variabel endogen melalui variabel mediasi

P11M = variabel mediasi inflasi berkaitan dengan variabel

endogen melalui variabel mediasi

X1 X2 X3 X4 = koefisien regresi

e = error

Dari persamaan regresi pada model struktural 3 dapat

disimpulkan bahwa apabila semua variabel eksogen dan variabel

mediator bernilai konstan, maka variabel endogen akan memiliki

nilai sebesar -25,988 poin.

f. Nilai korelasi

Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukan

kuat/tidaknya hubungan linier antar dua variabel.

Tabel 4.15.

Nilai korelasi antar variabel

Estimate

Ln_NT <--> Ln_JUB .530

Ln_JP <--> Ln_JUB .844

Ln_PBS <--> Ln_JUB .773

Ln_JP <--> Ln_PBS .965

Ln_NT <--> Ln_PBS .778

Ln_NT <--> Ln_JP .721

Sumber : Data Penelitian diolah, 2021

Nilai korelasi antara variabel Nilai tukar rupiah terhadap US$

(x1) dengan variabel Jumlah penduduk (x2) sebesar 0,721. Nilai

korelasi antara variabel Jumlah penduduk (x2) dengan

pembiayaan perbankan syariah (x3) sebesar 0,965. Nilai korelasi

antara variabel Nilai tukar rupiah terhadap US$ (x1) dengan

pembiayaan perbankan syariah (x3) sebesar 0,778. Nilai korelasi

Page 89: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

74

antara variabel Nilai tukar rupiah terhadap US$ (x1) dengan

jumlah uang beredar (x4) sebesar 0,530. Nilai korelasi antara

variabel Jumlah penduduk (x2) dengan jumlah uang beredar (x4)

sebesar 0,844. Nilai korelasi antara variabel pembiayaan

perbankan syariah (x3) dengan jumlah uang beredar (x4) sebesar

0,773.

Dari nilai korelasi antar variabel bebas di atas, yang memiliki

nilai korelasi tertinggi antara variabel Jumlah penduduk (x2)

dengan pembiayaan perbankan syariah (x3) dengan nilai 0,988.

Budaya konsumerisme masyarakat akan mendorong konsumsi

barang dan jasa yang memicu mereka untuk membeli atau

memproduksi. Rata-rata pengeluaran bukan makanan per kapita

sebulan di Indonesia mencapai Rp. 612.000, untuk rata-rata

pengeluaran aneka barang dan jasa sebesar Rp. 150.000, serta

rata-rata pengeluaran per kapita sebulan di Indonesia sebesar Rp.

1,2 juta (BPS, 2019: 22). Melihat hal tersebut, masyarakat

Indonesia masih dapat membelanjakan sebagian dari penghasilan

mereka untuk kebutuhan lainnya baik secara langsung maupun

memanfaatkan sistem kredit atau pembiayaan. Alasan tersebut

membuat perbankan nasional khususnya bank syariah dapat

menawarkan produk pembiayaan perbankan syariah secara luas

kepada masyarakat. Menurut penjelasan Bunga (2019),

lingkungan yang padat penduduknya menunjukkan tingkat

konsumsi yang tinggi. Hal senada dijelaskan oleh Yudas

Pasomba (2019), yang menjelaskan bahwa jumlah penduduk

berpengaruh secara positif terhadap konsumsi masyarakat.

Tabel 4.16.

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

inflasi

,603

depmud

,698

Sumber : Data Penelitian diolah, 2021

Koefisien Square Multiple Correlation variabel inflasi dan

deposito mudharabah nilainya masing-masing sebesar 0,603 dan

0,698. Menurut Ferdinand (2002: 114) nilai Square Multiple

Correlation untuk variabel deposito mudharabah identik dengan

R2 pada SPSS sebesar 0,698, oleh karena itu besarnya

Determinasi adalah nilai Square Multiple Correlation untuk

variabel deposito mudharabah kali 100% = 0,698 x 100% =

69,8%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perubahan

Page 90: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

75

deposito mudharabah dipengaruhi oleh implikasi Nilai tukar

rupiah terhadap US$ (x1), Jumlah penduduk (x2), pembiayaan

perbankan syariah (x3), dan jumlah uang beredar (x4) sebesar

69,8%. Sedangkan sisanya, sebesar 100%-69,8%. = 29,2%

dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar model penelitian ini.

Variabel tingkat inflasi dengan determinasi sebesar 0,603

atau 60,3%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Variabel

tingkat inflasi dipengaruhi oleh implikasi Nilai tukar rupiah

terhadap US$ (x1), Jumlah penduduk (x2), pembiayaan

perbankan syariah (x3), dan jumlah uang beredar (x4) sebesar

70%. Sedangkan sisanya, sebesar 100%-60,3%. = 39,7%

dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar model penelitian ini.

Dari nilai determinasi di atas dapat dilihat bahwa variabel in

flasi memiliki koefisien determinasi yang lebih besar

dibandingkan dengan koefisien determinasi deposito

mudharabah. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel inflasi

dapat menjadi mediator dari variabel eksogen (Nilai tukar rupiah

terhadap US$ (x1), Jumlah penduduk (x2), pembiayaan

perbankan syariah (x3), dan jumlah uang beredar) terhadap

variabel endogen (deposito mudharabah (Y)).

Page 91: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengaruh antara variabel

nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, pembiayaan perbankan syariah,

jumlah penduduk, serta jumlah uang beredar terhadap deposito mudharabah

dengan inflasi sebagai variabel mediator, maka dapat disimpulkan :

1. Dapat disimpulkan bahwa pada periode 2015-2019, faktor

pembiayaan bank syariah (x3) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar

Amerika (x1), serta jumlah uang beredar (X4) memiliki pengaruh

positif terhadap inflasi, sedangkan faktor jumlah penduduk (x2),

memiliki pengaruh negatif terhadap inflasi. Dapat disimpulkan bahwa

nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (x1), jumlah penduduk

(x2), memiliki pengaruh positif terhadap deposito mudharabah (y).

Sedangkan nilai jumlah uang beredar (X4) dan pembiayaan

perbankan syariah (X3) berpengaruh negatif terhadap deposito

mudharabah.

2. Pengaruh tidak langsung (indirect effects) variabel nilai tukar (x1),

pembiayaan perbankan syariah (X3) dan jumlah uang beredar (x4)

memiliki pengaruh tidak langsung yang positif terhadap deposito

mudharabah. Variabel jumlah penduduk (x2) memiliki pengaruh tidak

langsung yang negatif terhadap deposito mudharabah.

3. Variabel eksogen mempengaruhi (determinan) terhadap variabel

endogen secara langsung sebesar 23,7%. Variabel eksogen

mempengaruhi (determinan) terhadap variabel mediator sebesar 70%.

B. Saran

Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas, saran yang dapat

disampaikan adalah :

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

tambahan pengetahuan dan wawasan keilmuan dalam menerapkan

ilmu perbankan syariah khususnya dalam hal faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi deposito mudharabah yang dimediasi dengan variabel

inflasi.

2. Bagi akademisi khususnya mahasiswa, penelitian ini dapat menjadi

sumber informasi, referensi serta motivasi dalam mempelajari ilmu

perbankan syariah khususnya dalam hal faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi deposito mudharabah.

Page 92: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

77

C. Implikasi Kebijakan

Data sekunder penelitian yang menggunakan analisis berdasarkan time

series (runtun waktu) memiliki kelebihan, yaitu dapat digunakan untuk

melihat secara pasti perubahan variabel berdasar waktu. Kita dapat

mempelajari apa yang akan terjadi pada variabel penelitian pada interval

yang sama di masa mendatang.

Untuk penelitian berikutnya agar dapat memperpanjang periode waktu

penelitian serta menggunakan lebih banyak variabel eksogen yang

mempengaruhi Deposito Mudharabah, sehingga dapat memberikan hasil

penelitian yang lebih akurat dan baik. Hal ini dikarenakan, keterbatasan

dalam penelitian ini dalam hal periode waktu yang singkat serta variabel

penelitian yang sedikit.

Meningkatnya jumlah nominal Deposito Mudharabah yang disebabkan

adanya inflasi, lebih memberikan peluang besar bagi perbankan syariah pada

saat terjadinya inflasi rendah. Kenaikan tingkat inflasi dapat meningkatkan

suku bunga deposito bank konvensional, dimana hal tersebut lebih menarik

bagi depositor yang dapat meningkatkan displacement/pengalihan dana dari

bank syariah ke bank konvensional. Pada deposito mudharabah, dengan

pembiayaan bagi hasil dimana jika pihak debitor mengalami kerugian usaha

maka kerugian ini juga ditanggung oleh bank syariah.

Deposito Mudharabah tidak hanya dipengaruhi oleh motif ekonomi saja

seperti Nilai Tukar, pembiayaan, jumlah uang beredar dan Inflasi, tetapi juga

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Tingkat

religiusitas, reputasi dan kepercayaan masyarakat (trust) terhadap Bank

Syariah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku

menabung di Bank Syariah. Dalam hal ini dibuktikan bahwa pemodelan

Deposito pada Bank Syariah tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor

ekonomi semata, tetapi juga disebabkan oleh faktor non ekonomi seperti

variabel agama (religiusitas) dan kepercayaan (trust).

Page 93: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

78

DAFTAR PUSTAKA

Al-Arif, M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: PT Era Adicitra

Intermedia, 2011

Arfian, Andi, Implementasi Aplikasi Sistem Demografi berbasis Green

Computing Dalam Pengelolaan Data Kependudukan Desa Kertarahayu

Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi, Applied Information Systems and

Management (AISM) Volume 1, (1) 2018, hal 57-62 P-ISSN: 2621-2536

Arifin, Samsul & Shany, Mayasya, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai

Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat, JEQU, Vol. 8 No. 1,

April 2018

Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bank Indonesia,

2018

Baron, R.M., & Kenny, D.A., The Moderator-Mediator Variable Distinction

in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical

Considerations. Journal of Personality and Social Psychology, 51(6),

1173-1182 (1986)

BPJT, Peluang Investasi Jalan Tol di Indonesia, Jakarta: Kementrian PU,:

2013

Broniatowska, Paulina, Population Ageing And Inflation, Warsawa:

Crossmark, 2019

Bunga, Gadis, Pengaruh Perilaku Konsumtif terhadap Lingkungan Padat

Penduduk, Makalah PPKn, Universitas Negeri Jakarta, 12 Desember

2019

Cattelan, Valentino, Islamic Finance and Ethical Investment: Some Points of

Reconsideraton, Islamic Banking and Finance in The European Union,

United Kingdom: Edward Elgar, 2010

Chey, Hyoung-kyu, The Concepts, Consequences And Determinants Of

Currency Internationalization, Tokyo: National Graduate Institute For

Policy Studies, 2013

Dagwell, Ron, et.al., Corporate Accounting In Australia, New Jersey:

Pearson Education, 2015

Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru,

2006

Darsono & Rahman, R. Eki, Pasar Valuta Asing Teori dan Praktik, Jakarta:

Rajawali Pers, 2018

Page 94: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

79

Dewi, Anita Puspita, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendataan

Penduduk Berbasis Web Sig (Studi Kasus Kelurahan Kambu Kota

Kendari), semanTIK, Vol.2, No.1, Jan-Jun 2016, pp. 75-88

Di Bona, Richard F., How Will Upswings in Price Inflation and Interest

Rates Change Toll Road Risk Profiles? A Study of Developing East

Asian Economies with Broader Implications, Australian Transport

Research Forum 2011 Proceedings 28 - 30 September 2011, Adelaide,

Australia

Donovan, Paul, The Truth About Inflation, New York: Routledge, 2015

Dwijaya, Putra A. dan Wahyudi, Sugeng, Analisis Pengaruh Variabel Makro

Ekonomi, dengan Demografi dan Efek Krisis Keuangan Global Sebagai

Variabel Kontrol Terhadap Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia,

Diponegoro Journal of Management, Volume 7 Nomor 4 Tahun 2018

Dwivedi, D.N., Microeconomics: Theory and Applications, Singapura:

Pearson Education, 2007

Ekananda, Mahyus, Ekonomi Internasional, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014

Faoriko, Akbar, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah,

Terhadap Return Saham di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Jurusan

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Yogyakarta, 2013, diakses dari:

https://core.ac.uk/download/pdf/33513706.pdf

Gajewski, Pawel, Is Ageing Deflationary? Some Evidence from OECD

Countries, Applied Economics Letters, 22(11), 916-919, December 2014

Gatiningsih & Eko Sutrisno, Modul Mata Kuliah Kependudukan Dan

Ketenagakerjaan, Sumedang: Fakultas Manajemen Pemerintahan, IPDN,

2017

Gomez, Clifford, Financial Markets, Institutional And Financial Service,

New Delhi: PHI Learning, 2008

Hadi, Chairul, Problematika Pembiayaan Mudhârabah di Perbankan Syariah

Indonesia, Al-Iqtishad: Vol. III, No. 2, Juli 2011

Hasan, Kabir & Mervyn, Lewis, Handbook of Islamic Banking, New Delhi:

Edward Elgar, 2007

Hikmah, Mutia, Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga Acuan Dan Tingkat Bagi

Hasil Terhadap Deposito Mudharabah di BPRS, Skripsi, FEB, UIN

Medan, 2017, diakses dari:

http://repository.uinsu.ac.id/3158/1/gabungan%20skripsi.pdf

Page 95: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

80

Hudson, Michael, Origins of Money and Interest: Palatial Credit, Not Barter.

Handbook of The History of Money and Currency, Singapore: Springer

Natural, 2020

Ibrahim, Zaini, Strategi Mendorong Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia,

Islamiconomic, Jurnal Ekonomi Islam 4(1) Doi:10.32678/ijei.v4i1.12

Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No.105 Akuntansi Mudharabah, Jakarta: Graha Akuntan, 2007

Javier, Martinez, Public Capital And Imperfect Competition, Journal Of

Public Economics, Volume 90, Issues 1-2, January 2006, 349-378

Judisseno, Rimsky, Sistem Moneter Dan Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2005

Karim, Adiwarman A., Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada, 2010

Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012

Khan, Fahim & Porzio, Mario, Islamic Banking and Finance in The

European Union, United Kingdom: Edward Elgar, 2010

Kharisma, Agis Puji dan Suwarno, Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Deposito Berjangka Pada Bank Umum di Indonesia, diakses dari :

https://core.ac.uk/download/pdf/33698378.pdf

Krugman, Paul R. & Obstfeld, Maurice, Ekonomi Internasional: Teori dan

Kebijakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005

Lubis, Nawazirul, Uang, Modul Pembelajaran UT, Jakarta: Universitas

Terbuka, 2013

Ma'arif, Saiful, Evaluasi Tarif dan Pelayanan Angkutan Kota Trayek Sidorjo

- Krian Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan, Skripsi, Universitas

Muhammadiyah Malang, Malang, 2006, diakses dari:

https://eprints.umm.ac.id/13014/1/EVALUASI_TARIF_DAN_PELAYA

NAN_ANGKUTAN_KOTATRAYEK_SIDOARJO.pdf

Madura, Jeff, International Financial Management, ninth edition, United

States of America: Thomson South-Western, 2011

Mankiw, Gregory, Macro Economics, New York: Worth Publishers, 2007

Mankiw, Gregory, Principles of Economics, Harvard: Harvard University,

2018

Mantra, Ida Bagoes, Demografi Umum, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

2007

Page 96: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

81

Manullang, M., Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2012

Maronrong, Ridwan & Nugroho, Kholik, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan

Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan

Manufaktur Otomotif Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 –

2017, Jurnal STEI Ekonomi, Vol 26, No. 02, Desember 2017

Mattick, Paul, Economics, Politics and The Age of Inflation, New York:

Routledge, 2017

Mishkin, Frederich, The Economics of Money, Banking and Financial

Markets, New Jersey: Pearson, 2013

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP

YKPN, 2005

Mujiatun, Siti dan Handayani, Siska, Effect of Operational Costs and

Operational Reveneu on Return on Asset of Sharia Banking: Case Study

on Sharia Business Division of PT Bank Sumut, International Journal of

Scientific & Technology Research, Volume 7, Issue 7 July 2018, ISSN

2277-8616

Muktar, Bustari, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Penerbit

Kencana, 2016

Muttaqin, Rizal, Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam, Maro,

Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol. 1, No. 2, November 2018

Olobatuyi, Moses E., A Users Guide to Path Analysis, New York: University

Press of America, 2006

O‟neill, Robert, et. al., Inflation: History and Measurement, Swiss: Palgrave

McMilan, 2017

Nazir, Habib & Hasanuddin, Muhammad, Ensiklopedi Ekonomi dan

Perbankan Syariah, Bandung: Kaki Langit, 2008

Pangestuti, Dewi Cahyani, Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta:

Dee Publisher, 2020

Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral,

Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Energi Nasional, Jakarta:

Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2015

Putri, Bruari Afgeby M., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Deposito

Mudharabah Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus PT Bank BNI

Syariah Cabang Surabaya), GLOBAL, E-Journal Syariah, Volume 2

Issue 1 (2016)

Page 97: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

82

Rahardja, Prathama & Manurung, Mandala, Teori Ekonomi Makro, Jakarta:

LPFEUI, 2008

Rajeswari, Raja & Srinivasan, Krishnan, Evolution of Currencies, Paripex

Indian Journal of Research, Volume-6 issue-9, September 2017

Salvator, Dominick, International Economics, New Jersey: Jhon Wiley &

Sons, 2011

Sari, Nyimas Putri S., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Deposito

Mudharabah Pada PT Bank Syariah Mandiri, Skripsi, Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Sumatera Utara

Sarwoyo, Jonathan, Pengertian Dasar Structural Equation Modeling (SEM),

Jakarta: Unkrida, 2010

Simorangkir, Iskandar & Suseno, Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar, Jakarta:

PPSK BI, 2002

Smithin, John, What Is Money?, New York: Routledge, 2006

Solikin & Suseno, Uang: Pengertian, Penciptaan dan Peranannya dalam

Perekonomian, Jakarta: PPSK Bank Indonesia, 2017

Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2006

Suartha, Nyoman. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Laju

Pertumbuhan dan Implementasi Kebijakan Penduduk Di Provinsi Bali.

PIRAMIDA, Vol. 12, No. 1 : 1 – 7, Juli 2016

Shenka, Oded & Yadong, Luo, International Business, New York:

Routledge, 2014

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung:

Penerbit Alfabeta, 2014

Suparmoko, Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: BPFE,

2012

Sutedi, Adrian Hukum Keuangan Negara, Jakarta: Sinar Grafika, 2012

Tafa, Jonada, Relationship between Exchange Rates and Interest Rates: Case

of Albania, Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 6 No. 4 July

2015 ISSN:2039-2117

Tohardi, Ahmad, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial, Pontianak:

Universitas Tanjung Pura, 2019

UU No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Page 98: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

83

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, Perbankan Syariah, Pasal 01, ayat

(22)

Utami, Endah Tri, Cara Cerdas Berinvestasi Via Online Trading, Jakarta:

Trans Media, 2010

Venardos, Angelo, Current Issues in Islamic Banking and Finance,

Singapura: World Scientific, 2010

Vuaong, Bui Nhat, et. al., Factors Affecting Savings Deposit Decision of

Individual Customers: Empirical Evidence from Vietnamese

Commercial Banks, Journal of Asian Finance Economics and Business

7(7):293-302 DOI:10.13106/jafeb.2020.vol7.no7.293

Wang, Peijie, The Economics of Foreign Exchange and Global Finance,

New York: Springer, 2005

Wangsawidjaja, A., Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2012

Warpani, Suwardjoko, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

Bandung: Penerbit ITB, 2002

Weston, Rebbeca, & Gore, Paul A., A brief Guide to Structural Equation

Modeling, The Counseling Psychologist, Vol. 34, No. 5, September 2006,

719-751, DOI: 10.1177/0011000006286345

Wibowo, Edy, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia

Indonesia, 2005

Wibowo, Sri Dadi, Modul Praktik Bank Mini, Surakarta: UNS, 2009

Wijayanti, Yati & Sudarmiani, Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Nilai

Tukar Rupiah, Equilibrium, Volume 5, Nomor 1 Januari 2017

Yidnekachew, Simeon Abebe, Factors Affecting Banks Deposit Growth-A

Case Commercial Bank of Ethiopia, Thesis, Addis Ababa University:

Ethiopia, June 2017, diakses dari:

http://localhost:80/xmlui/handle/123456789/14132

Banjarnahor, Donald, Jumlah Nasabah Bank Syariah Tembus Rekor, diakses

dari : https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20181026075105-29-

39119/jumlah-nasabah-bank-syariah-tembus-rekor-ayo-hijrah Diakses

pada 3 Desember 2020

Determinan jumlah deposito mudharabah BUS di Indonesia, Diakses dari:

https://republika.co.id/berita/ntqjsi17/determinan-jumlah-deposito-

mudharabah-bus-di-Indonesia. Diakses pada 3 Desember 2020

Page 99: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

84

Garson, D. 2006. Factor Analysis, Path Analysis & SEM. Diakses dari

http://www2.chass.ncsu.edu/garson/pa765/index.htm. Diakses pada 3

Desember 2020

Fitchratings, tool road-10 years in infrastructure, diakses dari:

https://www.ibtta.org/sites/default/files/documents/10%20Years%20in%

20Toll%20Roads_Fitch.pdf, june 2018. Diakses pada 3 Desember 2020

Jayani, Dwi H., Berapa DPK Perbankan Syariah Indonesia?, diakses dari:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/15/berapa-dana-

pihak-ketiga-perbankan-syariah-indonesia. diakses pada 3 Desember

2020

Mark Haefele, How Does Demography Affect Inflation and Interest Rates?,

2019, linkeidn.com, diakses dari:

https://www.linkedin.com/pulse/how-does-demography-affect-inflation-

interest-rates-mark-haefele. Diakses pada 3 Desember 2020

Perbankan syariah dan kelembagaannya, diakses dari: https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-

Kelembagaan.aspx. Diakses pada 3 Desember 2020

Putri, Cantika A., Soal Pembiayaan Macet Bank Syariah, diakses dari:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200723191609-4-175012/soal-

pembiayaan-macet-bank-syariah-ojk-masih-batas-aman Diakses pada 3

Desember 2020

Valuta asing, diakses dari:

https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-162.pdf.

Diakses pada 3 Desember 2020

Page 100: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. DATA PENELITIAN

Nilai tukar rupiah terhadap US$

2015 2016 2017 2018 2019

12625 13346 13343 13413 13970

12863 13395 13347 13707 14060

13084 13206 13321 13756 14235

12937 13204 13327 13877 14245

13211 13615 13321 13997 14270

13332 13180 13319 14404 14125

13481 13094 13323 14413 14012

14027 13300 13493 14711 14008

14657 12998 13492 14929 14190

13639 13051 13572 15227 14032

13840 13563 13514 14339 14100

13795 13456 13548 14481 13880

Jumlah Penduduk

2015 2016 2017 2018 2019

252404800 255771700 259042600 262145100 265273700

252674300 255994700 259354700 262381200 265491900

252889700 256238700 259631700 262628100 265772100

253213800 256508200 259875200 262916400 266017700

253476500 256864600 260131200 263187000 266241600

253724600 257137300 260425300 263468500 266456200

254051100 257374000 260632000 263742800 266786000

254333700 257710400 260863000 264015000 266997000

254761800 257974200 261173000 264281000 267265100

255037500 258198800 261385000 264508400 267495100

255252400 258409400 261650600 264741000 267727400

255461700 258705000 261890900 265015300 268074600

Page 101: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

86

Pembiayaan perbankan syariah

2015 2016 2017 2018 2019

47098000000000 54535000000000 65475000000000 88805000000000 111178000000000

47496000000000 55490000000000 66648000000000 89054000000000 112827000000000

47950000000000 56203000000000 67813000000000 90996000000000 114227000000000

48633000000000 56771000000000 69527000000000 91135000000000 113976000000000

49630000000000 57743000000000 71543000000000 93235000000000 113011000000000

50482000000000 59402000000000 75245000000000 98964000000000 114393000000000

50483000000000 59039000000000 76514000000000 100299000000000 115654000000000

51524000000000 59273000000000 78636000000000 104440000000000 116791000000000

51907000000000 58397000000000 81065000000000 104672000000000 119751000000000

52668000000000 59086000000000 67813000000000 107022000000000 120245000000000

53612000000000 61057000000000 85709000000000 105583000000000 122138000000000

54461000000000 65864000000000 85709000000000 111242000000000 124326000000000

Jumlah uang beredar

2015 2016 2017 2018 2019

4174800000000000 4498400000000000 4936900000000000 4498400000000000 5645000000000000

4218100000000000 4522000000000000 4942900000000000 4522000000000000 5670800000000000

4245400000000000 4561900000000000 5017600000000000 4561900000000000 5747200000000000

4275700000000000 4581900000000000 5013600000000000 4581900000000000 5746700000000000

4288400000000000 4614100000000000 5126400000000000 4614100000000000 5860500000000000

4358800000000000 4737500000000000 5225200000000000 4737500000000000 5908500000000000

4373200000000000 4730400000000000 5178100000000000 4730400000000000 5941100000000000

4404100000000000 4746000000000000 5219600000000000 4746000000000000 5934600000000000

4508600000000000 4737600000000000 5254100000000000 4737600000000000 6134200000000000

4443100000000000 4778500000000000 5284300000000000 4778500000000000 6026900000000000

4452300000000000 4867600000000000 5321400000000000 4867600000000000 6074400000000000

4546700000000000 5063300000000000 5418500000000000 5063300000000000 6136500000000000

Page 102: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

87

Tingkat inflasi

2015 2016 2017 2018 2019

6.96 4.14 3.49 3.25 2.57

6.29 4.42 3.83 3.18 2.82

6.38 4.45 3.61 3.4 2.48

6.79 3.6 4.17 3.41 2.83

7.15 3.33 4.33 3.23 3.32

7.26 3.45 4.37 3.12 3.28

7.26 3.21 3.88 3.18 3.32

7.18 2.79 3.82 3.2 3.49

6.83 3.07 3.72 2.88 3.39

6.25 3.31 3.58 3.16 3.13

4.89 3.58 3.3 3.23 3

3.35 3.02 3.61 3.13 2.72

Jumlah deposito mudharabah

2015 2016 2017 2018 2019

14207000000000 14469000000000 14654000000000 15821000000000 14824000000000

14147000000000 14268000000000 14398000000000 15611000000000 14581000000000

14136000000000 14273000000000 14505000000000 16770000000000 14489000000000

14388000000000 14239000000000 14316000000000 16734000000000 13967000000000

14906000000000 14856000000000 14751000000000 16672000000000 14155000000000

15667000000000 15298000000000 15778000000000 15803000000000 13973000000000

15729000000000 14789000000000 15643000000000 15044000000000 13884000000000

15676000000000 14577000000000 16059000000000 14624000000000 13441000000000

15190000000000 14696000000000 16027000000000 15673000000000 13513000000000

14925000000000 14590000000000 16747000000000 16578000000000 13409000000000

14680000000000 14374000000000 16781000000000 16450000000000 13679000000000

14820000000000 15292000000000 17090000000000 15866000000000 13779000000000

Page 103: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

88

LAMPIRAN 2. Transformasi Data Ke Dalam Bentuk Logaritma

Natural

Ln_NT Ln_JP Ln_PBS Ln_JUB Ln_IN Ln_DPM

9.44 19.35 31.48 35.97 1.94 30.28

9.46 19.35 31.49 35.98 1.84 30.28

9.48 19.35 31.5 35.98 1.85 30.28

9.47 19.35 31.52 35.99 1.92 30.3

9.49 19.35 31.54 35.99 1.97 30.33

9.5 19.35 31.55 36.01 1.98 30.38

9.51 19.35 31.55 36.01 1.98 30.39

9.55 19.35 31.57 36.02 1.97 30.38

9.59 19.36 31.58 36.04 1.92 30.35

9.52 19.36 31.6 36.03 1.83 30.33

9.54 19.36 31.61 36.03 1.59 30.32

9.53 19.36 31.63 36.05 1.21 30.33

9.5 19.36 31.63 36.04 1.42 30.3

9.5 19.36 31.65 36.05 1.49 30.29

9.49 19.36 31.66 36.06 1.49 30.29

9.49 19.36 31.67 36.06 1.28 30.29

9.52 19.36 31.69 36.07 1.2 30.33

9.49 19.37 31.72 36.09 1.24 30.36

9.48 19.37 31.71 36.09 1.17 30.32

9.5 19.37 31.71 36.1 1.03 30.31

9.47 19.37 31.7 36.09 1.12 30.32

9.48 19.37 31.71 36.1 1.2 30.31

9.52 19.37 31.74 36.12 1.28 30.3

9.51 19.37 31.82 36.16 1.11 30.36

9.5 19.37 31.81 36.14 1.25 30.32

9.5 19.37 31.83 36.14 1.34 30.3

9.5 19.37 31.85 36.15 1.28 30.31

9.5 19.38 31.87 36.15 1.43 30.29

9.5 19.38 31.9 36.17 1.47 30.32

9.5 19.38 31.95 36.19 1.47 30.39

9.5 19.38 31.97 36.18 1.36 30.38

Page 104: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

89

9.51 19.38 32 36.19 1.34 30.41

9.51 19.38 32.03 36.2 1.31 30.41

9.52 19.38 31.85 36.2 1.28 30.45

9.51 19.38 32.08 36.21 1.19 30.45

9.51 19.38 32.08 36.23 1.28 30.47

9.5 19.38 32.12 36.04 1.18 30.39

9.53 19.39 32.12 36.05 1.16 30.38

9.53 19.39 32.14 36.06 1.22 30.45

9.54 19.39 32.14 36.06 1.23 30.45

9.55 19.39 32.17 36.07 1.17 30.44

9.58 19.39 32.23 36.09 1.14 30.39

9.58 19.39 32.24 36.09 1.16 30.34

9.6 19.39 32.28 36.1 1.16 30.31

9.61 19.39 32.28 36.09 1.06 30.38

9.63 19.39 32.3 36.1 1.15 30.44

9.57 19.39 32.29 36.12 1.17 30.43

9.58 19.4 32.34 36.16 1.14 30.4

9.54 19.4 32.34 36.27 0.94 30.33

9.55 19.4 32.36 36.27 1.04 30.31

9.56 19.4 32.37 36.29 0.91 30.3

9.56 19.4 32.37 36.29 1.04 30.27

9.57 19.4 32.36 36.31 1.2 30.28

9.56 19.4 32.37 36.32 1.19 30.27

9.55 19.4 32.38 36.32 1.2 30.26

9.55 19.4 32.39 36.32 1.25 30.23

9.56 19.4 32.42 36.35 1.22 30.23

9.55 19.4 32.42 36.34 1.14 30.23

9.55 19.41 32.44 36.34 1.1 30.25

9.54 19.41 32.45 36.35 1 30.25

Page 105: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

90

LAMPIRAN 3. STATISTIK DESKRIPTIF IBM SPSS V 20

Data penelitian tahun 2015

Data penelitian tahun 2016

Page 106: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

91

Data penelitian tahun 2017

Data penelitian tahun 2018

Page 107: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

92

Data penelitian tahun 2019

Data penelitian tahun 2015-2019

Page 108: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

93

LAMPIRAN 4. UJI AUTOKORELASI

NILAI DURBIN WATSON IBM SPSS V 20

Nilai Durbin Watson sebelum transformasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .487a .237 .166 .05737 .497

a. Predictors: (Constant), Ln_IN, Ln_NT, Ln_JUB, Ln_PBS, Ln_JP

b. Dependent Variable: Ln_DPM

Nilai Durbin Watson sesudah transformasi (Orchane-Orcutt 2 step method)

Model Summaryb

Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .186a .034 .057 .03318 1.332

a. Predictors: (Constant), Ln_IN@1, Ln_NT@1, Ln_JUB@1, Ln_PBS@1, Ln_JP@1

b. Dependent Variable: Ln_DPM@1

Page 109: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

94

LAMPIRAN 5. DIAGRAM JALUR PENELITIAN

Page 110: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

95

LAMPIRAN 6. HASIL UJI NORMALITAS IBM AMOS

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

Ln_JUB 35.968 36.353 .565 1.788 -.779 -1.232

Ln_PBS 31.483 32.454 .084 .264 -1.489 -2.354

Ln_JP 19.347 19.407 -.075 -.238 -1.188 -1.878

Ln_NT 9.443 9.631 .470 1.487 -.165 -.261

Ln_IN .908 1.982 1.114 2.522 .096 .152

Ln_DPM 30.227 30.470 .367 1.161 -.750 -1.186

Multivariate

3.558 1.406

Page 111: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

96

LAMPIRAN 7. HASIL UJI KECOCOKAN MODEL

Model Fit Summary

CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 27 .000 0

Saturated model 27 .000 0

Independence model 12 436.617 15 .000 29.108

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1

RFI

rho1

IFI

Delta2

TLI

rho2 CFI

Default model 1.000

1.000

1.000

Saturated model 1.000

1.000

1.000

Independence model .000 .000 .000 .000 .000

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model .000 .000 .000

Saturated model .000 .000 .000

Independence model 1.000 .000 .000

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model .000 .000 .000

Saturated model .000 .000 .000

Independence model 421.617 357.134 493.517

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model .000 .000 .000 .000

Saturated model .000 .000 .000 .000

Independence model 7.400 7.146 6.053 8.365

Page 112: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

97

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Independence model .690 .635 .747 .000

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 54.000 61.269

Saturated model 54.000 61.269

Independence model 460.617 463.847

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model .915 .915 .915 1.038

Saturated model .915 .915 .915 1.038

Independence model 7.807 6.714 9.026 7.862

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER

.01

Default model

Independence model 4 5

Page 113: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

98

LAMPIRAN 8. ESTIMASI PARAMETER

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_IN <--- Ln_NT .994 .831 1.197 .231 par_1

Ln_IN <--- Ln_JP -50.255 9.456 -5.315 *** par_2

Ln_IN <--- Ln_PBS 1.717 .492 3.488 *** par_3

Ln_IN <--- Ln_JUB 1.033 .393 2.628 .009 par_4

Ln_DPM <--- Ln_NT .087 .285 .304 .761 par_5

Ln_DPM <--- Ln_JP 3.957 3.900 1.015 .310 par_6

Ln_DPM <--- Ln_PBS -.088 .183 -.482 .630 par_7

Ln_DPM <--- Ln_JUB -.508 .141 -3.605 *** par_8

Ln_DPM <--- Ln_IN .003 .044 .071 .943 par_15

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Ln_IN <--- Ln_NT .131

Ln_IN <--- Ln_JP -3.027

Ln_IN <--- Ln_PBS 1.870

Ln_IN <--- Ln_JUB .383

Ln_DPM <--- Ln_NT .054

Ln_DPM <--- Ln_JP 1.118

Ln_DPM <--- Ln_PBS -.451

Ln_DPM <--- Ln_JUB -.882

Ln_DPM <--- Ln_IN .015

Means: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_NT

9.525 .005 1898.531 *** par_16

Ln_JP

19.378 .002 8452.623 *** par_17

Ln_PBS

31.959 .041 771.230 *** par_18

Ln_JUB

36.135 .014 2564.606 *** par_19

Page 114: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

99

Intercepts: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_IN

873.466 162.106 5.388 *** par_20

Ln_DPM

-25.988 67.158 -.387 .699 par_21

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_NT <--> Ln_JUB .002 .001 2.710 .007 par_9

Ln_JP <--> Ln_JUB .002 .000 4.895 *** par_10

Ln_PBS <--> Ln_JUB .027 .006 4.725 *** par_11

Ln_JP <--> Ln_PBS .006 .001 5.398 *** par_12

Ln_NT <--> Ln_PBS .009 .002 4.416 *** par_13

Ln_NT <--> Ln_JP .000 .000 4.234 *** par_14

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Ln_NT <--> Ln_JUB .377

Ln_JP <--> Ln_JUB .827

Ln_PBS <--> Ln_JUB .780

Ln_JP <--> Ln_PBS .988

Ln_NT <--> Ln_PBS .703

Ln_NT <--> Ln_JP .661

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Ln_NT

.001 .000 5.431 *** par_22

Ln_JP

.000 .000 5.431 *** par_23

Ln_PBS

.101 .019 5.431 *** par_24

Ln_JUB

.012 .002 5.431 *** par_25

eIN

.026 .005 5.431 *** par_26

eDPM

.003 .001 5.431 *** par_27

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Ln_IN

.699

Ln_DPM

.237

Page 115: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

100

Matrices (Group number 1 - Default model)

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN 1.033 1.717 -50.255 .994 .000

Ln_DPM -.505 -.083 3.799 .090 .003

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN .383 1.870 -3.027 .131 .000

Ln_DPM -.877 -.424 1.073 .055 .015

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN 1.033 1.717 -50.255 .994 .000

Ln_DPM -.508 -.088 3.957 .087 .003

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN .383 1.870 -3.027 .131 .000

Ln_DPM -.882 -.451 1.118 .054 .015

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN .000 .000 .000 .000 .000

Ln_DPM .003 .005 -.159 .003 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Ln_JUB Ln_PBS Ln_JP Ln_NT Ln_IN

Ln_IN .000 .000 .000 .000 .000

Ln_DPM .006 .028 -.045 .002 .000

Page 116: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

101

LAMPIRAN 9. Tabel Durbin Watson 5% k=6 – k=10

Page 117: OLEH : LUTHFI HILMAN SYAH - repository.uinjkt.ac.id

102

BIODATA PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Luthfi Hilman Syah

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Januari 1990

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Email : [email protected] / [email protected]

Alamat : Jalan Masjid Al-Barkah, Cilangkap, Tapos, Depok

ORANG TUA

Ayah : Drs. Yayang Jamaludin, MM

Ibu : Dra. Roziah

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1995-2001 : Sekolah Dasar Negeri 1 Cijambu, Sukabumi

Tahun 1996-2001 : Madrasah Diniyah Naelul Inayah Dangdeur, Sukabumi

Tahun 2001-2004 : Madrasah Tsanawiyah Al-Falah, Jakarta

Tahun 2004-2007 : Madrasah Aliyah YASTI, Sukabumi

Tahun 2007-2014 : S1 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tahun 2017-sekarang : S2 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta