OKSIGENASI siap

85
OKSIGENASI Ilmu Dasar Keperawatan 1 STIKES PERTAMEDIKA 2014

description

OKSIGENASI

Transcript of OKSIGENASI siap

OKSIGENASI

Ilmu Dasar Keperawatan 1 STIKES PERTAMEDIKA

2014

OKSIGENASI1

ANATOMI SISTEM PERNAPASAN2

Pembahasan

FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN33

ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULAR34

FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR35

Proses Oksigenasi

• adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan karbondioksida(CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.

• Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskulerdan hematology.

•  

TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI

• Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.

• Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.

MANFAAT OKSIGEN BAGI TUBUH• Oksigen merupakan suatu komponen yang

sangat penting di dalam memproduksi molekul Adenosin Trifosfat ( ATP ) secara normal.

• ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal.

• ATP memberikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan berbagai aktivitas untuk memelihara efektivitas segala fungsi tubuh.

1. Pernapasan EksternalPernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg.

2. Pernapasan InternalPernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran pernapasan.

JENIS PERNAPASAN

Darah mengandung oksigen rendah, tinggi karbondioksida

Udara bergerak keluar dan masuk alveoli

Darah mengandung oksigen tinggi, rendah karbondioksida

Dinding alveoli

Dinding kapiler

Oksigen berdifusi ke dalam darah

Oksigen dibawa oleh sel darah merah ke seluruh tubuh

Gas larut dalam lapisan mukosa yang lembab

Sel darah merah

Karbondioksida terdifusi dari darah untuk dihembus keluar

Pernapasan Eksternal

Proses Oksigenasi

• Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri atas empat tahapan1. Ventilasi, 2. Difusi3. Transportasi4. Respirasi Seluler

1. VENTILASI: Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau 

dari alveoli ke atmosfer. Dipengaruhi oleh:a. Perbedaan tekanan antara atmosfer dengan parub. Kemampuan kembang kempis dinding dadac. Susunan saraf otonomd. Refleks batuk dan muntahe. Pusat pernapasan (medulla oblongata dan pons)f. Mukus siliarisg. Compliance – recoil jaringan paru

a. Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah, maka tempat tekanan udara semakin tinggi.

b. Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.

Ventilasi dipengaruhi oleh

c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat mc:nycbabkan relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kcmudian kerja saraf parasimpatis dapat mcnyebabkan kontriksi schingga dapat mcnvebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan.

d. Adanya rcflcks batuk dan muntah.

Ventilasi dipengaruhi oleh :

e. Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata dan pons dapat mempengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO2 dalam batas 60 mmHg dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila paCO2 ≤ 80 mmHg maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.

Ventilasi dipengaruhi oleh :f. Adanva peran mukus siliaris scbagai pcnangkal

benda asing yang mengandung interferon dan dapat rnengikat virus.

Ventilasi dipengaruhi oleh :Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah compliance - recoil.

Compliance yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanva sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik napas. Recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila compliance baik akan tetapi recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di keluar secara maksimal.

2. DIFUSI GAS merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO, di kapiler dengan alveoli, 

dipengaruhi oleh :a. Luasnya permukaan paru.b. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel

alveoli dan interstisial ke duanya ini dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.

c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagaimana O, dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O, da1am darah vena pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCO2 dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli.

d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.

3. TRANSPORTASI GAS merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh 

dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler.• Pada proses transportasi, akan berikatan dengan Hb

membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian menjadi HC03 berada pada darah (65%).Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya– Kardiak output yang dapat dinilai melalui isi sekuncup

dan frekuensi denyut jantung.– Kondisi pembuluh darah, latihan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

• Saraf Otonomik• Hormonal dan Obat• Alergi pada Saluran Napas• Faktor Perkembangan• Faktor Lingkungan• Faktor Perilaku

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

• Faktor Saraf OtonomikPada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat memengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat baik oleh simpatis maupun parasimpatis ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter (untuk simpatis dapat mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstriksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergik dan reseptor kolinergik

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

• Faktor Hormonal dan ObatSemua hormon termasuk derivat katekolamin dapat, melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti sulfas atropin, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergik tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi), seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

•  Faktor Alergi pada Saluran NapasFaktor yang menimbulkan keadaan alergi, antara lain debu yang terdapat di dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benangsari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. lni menyebabkan bersin. Apahila ada rangsangan di daerah nasal, batuk apabila di saluran napas bagian atas, dan bronkokontriksi terjadi pada asma bronkial,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

• Faktor PerkembanganTahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, mengingat usia organ dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya kecenderungannya kurang pembentukan surfaktan. Demikian juga setelah anak tumbuh menjadi dewasa kemampuan kematangan organ seiring dengan bertambahnva usia.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

• Faktor LingkunganKondisi lingkungan dapat memengaruhi kebutuhan oksigen seperti faktor alergi, ketinggian, maupun suhu. Kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN

A. Saluran Nafas Atas1. Hidung2. Faring3. Laring4. Trakea

B. Saluran Nafas Bawah1. Bronkus2. Bronkiolus3. Bronkiolus Terminalis4. Bronkiolus respiratori5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar6. Alveoli

• Terdiri dari zona respirasi dan zona konduksi1. Zona respirasi :• Tempat pertukaran gas• Terdiri dari bronkiolus, ductus alveolaris dan

alveoli2. Zona konduksi• Sebagai saluran untuk lewatnya udara hingga

ke tempat pertukaran gas• Terdiri atas struktur respirasi lain seperti

hidung, rongga hidung, faring, trakea• Otot respirasi – diafragma dan otot lain yang

terlibat dalam ventilasi

1. HIDUNGBagian sistem respirasi yang terletak di luar

Fungsi Hidung

–Menyediakan saluran untuk respirasi–Melembabkan dan menghangatkan udara

yang masuk–Menyaring udara yang terhirup dan

membersihkan dari benda asing– Sebagai rongga resonasi pembentukan

bunyi– Tempat reseptor olfaktorius

Chapter 22, Respiratory System 34

Struktur Hidung

• Hidung dibagi menjadi 2 regio:– Hidung eksternal: radiks, dorsum dan apex ansi– Cavum nasi interna

• Philtrum – sebuah saluran dangkal vertikal yang terletak di inferior apex

• Nares eksterna (nostrils) terikat lateral dengan alae nasi (cuping hidung)

Chapter 22, Respiratory System 35

Struktur Hidung

Figure 22.2a

Chapter 22, Respiratory System 36Figure 22.2b

Chapter 22, Respiratory System 37

Cavitas nasi

• Terletak di dalam dan posterior dari nasus eksterna

• Dibagi dua oleh septum nasi• Bagian belakang terbuka ke nasofaring melalui

nares interna• Atap: Os ethmoidalis dan os sphenoidalis• Lantai: palatum durum et molle

Chapter 22, Respiratory System 38

Cavitas Nasi

• Vestibulum – bagian cavitas nasi yang suprior dari nares– Vibrissae – rambut-rambut yang berfungsi menyaring

partikel-partikel kasar dari udara yang dihirup• Mukosa Olfactorius– Membatasi cavitas nasi superior– Terdiri dari reseptor pembauan (olfaksi)

• Mukosa respiratorius– Membatasi cavitas nasi – Terdapat glandula (kelenjar) yang mensekresi mukus yang

berisi lisozim dan defensin untuk menghancurkan bakteri

41

• Udara yang terhirup: – Udara akan dilembabkan akibat kandungan air yang tinggi di cavitas nasi– Udara akan dihangatkan oleh pleksus kapilaris (Kieselbach)

• Sel-sel mukosa bersilia akan menyingkirkan mukosa yang terkontaminasi

Chapter 22, Respiratory System 42

Cavitas Nasi

• Conchae nasi superior, medial, dan inferior :– Menonjol ke arah medial dari dinding lateral walls– Meningkatkan area mukosa– Meningkatkan turbulens udara dan membantu

penyaringan udara• Mukosa sensitif mudah bersin jika

terstimulasi partikel iritan

43

Fungsi Mukosa Nasal dan Conchae• Saat inspirasi:– Menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara

• Saat ekspirasi:– Menyerap hangat dan kelembaban udara ekspirasi– Meminimalisasi kehilangan panas dan kelembaban

2. SINUS PARANASALIS

Chapter 22, Respiratory System 45

• Sinus paranasalis terletak di dalam tulang di sekitar hidung

• Sinus akan meringankan cranium (tengkorak) dan membantu menghangatkan dan melembabkan udara

3. FARING, NASOFARING, OROFARING, LARINGOFARING

Chapter 22, Respiratory System 49

Faring • Merupakan tabung pendek yang terbentuk oleh

otot lurik faring merupakan penghubung:– Cavitas nasi dan mulut di sebelah superior– Laring dan esofagus di sebelah inferior

• Melintang dari basis cranii hingga vertebra cervicalis ke-6

• Dibagi menjadi 3 regio:– Nasofaring– Orofaring– Laringofaring

50

Nasofaring• Sel epitel:

pseudostratified columnar epithelium

• Tertutup saat menelan makanan

• Terdapat tonsila faringea

• Terdapat ostium tuba auditiva (pharyngotympanic)

Chapter 22, Respiratory System 51

Orofaring

• Terhubung ke rongga mulut lewat faucium• Jalan makanan dan udara• Epitel: stratified squamous epithelium• Tonsila palatina di lateral• Tonsila lingualis di dasar

Chapter 22, Respiratory System 52

Laringofaring

• Berfungsi sebagai jalan makanan dan udara• Terletak posterior atas epiglotis• Terhubung ke laring dimana saluran terpisah

antara respirasi dan digestivus

4. LARING

Chapter 22, Respiratory System 54

Laring (Voice Box)

• Tertanam di os hyoideus dan terbuka ke laringofaring

• Terhubung ke trakea• Fungsi laring:– Saluran pernafasan– Pemisah saluran makanan dan udara– Produksi suara

Chapter 22, Respiratory System 55

Laring

Figure 22.4a, b

Chapter 22, Respiratory System 56

Pergerakan korda vocalis

Figure 22.5

Chapter 22, Respiratory System 57

Trakea

Figure 22.6a

Chapter 22, Respiratory System 59

Anatomi Pulmo• Pulmo menempati cavitas thoracica kecuali

mediastinum– Radix – tempat nempelnya pembuluh darah dan saluran

pernapasan– Facies Costalis – permukaan anterior, lateral, dan

posterior yang langsung menghadap costae– Apex – ujung superior yang sempit– Basis – permukaan inferior yang menghadap diafragma– Hilus – tempat masuknya pembuluh darah dan saluran

pernafasan

Chapter 22, Respiratory System 60

Pulmo

• Impressio cardiaca – cavitas yang terbentuk oleh jantung

• Pulmo sinistra – 2 lobus sinistra : fissura oblique

• Pulmo dekstra – 3 lobus: fissura oblique and horizontal

• Terdapat 10 segmen bronchopulmonarius

Chapter 22, Respiratory System 61

Pulmo• Base, apex (cupula), costal surface, cardiac notch• Oblique & horizontal fissure in right lung results in 3 lobes• Oblique fissure only in left lung produces 2 lobes

62

Permukaan mediastinalis pulmo• Saluran nafas dan udara memasuki paru di bagian hilus• Sebagai akar dari pulmo• Terbungkus pleura

63

Suplai darah • Perfusi pulmo oleh arteri pulmonarius dan bronchialis• Arteri Pulmonalis – membawa darah vena sistemik untuk

dioksigenasi– Bercabang mengikuti bronchi– Suplai kapiler pulmoner di sekitar alveoli

• Vena Pulmonalis – membawa darah teroksigenasi ke jantung• Arteri Bronchialis – membawa darah sistemik ke paru Arteri nutrisi

– Berasal dari Aorta dan memasuki paru pada hilus• Vena Bronchialis beranastomosis dengan vena pulmonalis• Vena Pulmonalis membawa darah vena dari paru ke jantung

Pleurae

• Jaringan serosa tipis lapis ganda

• Pleura Parietalis– Menutupi dinding thorax

dan bagian superior facies diafragma

– Berlanjut di sekitar jantung dan antara pulmo

Pleura Visceralis atau pulmonalisMenutupi permukaan pulmo eksternaMembagi cavitas thoracica menjadi tiga ruang

Bagian tengah mediatinumDua kompartemen lateral yang masing-masing ditempati oleh pulmo

66

68

Membran Respiratorius• Blood-air barrier:

– Dinding kapiler dan alveolar

– Lamina basalis

• Dinding Alveolar – Selapis sel epitel

tipe 1

– Pertukaran gas difusi sederhana

– Sekresi angiotensin converting enzyme (ACE)

• Sel epitel tipe 2 sekresi surfactant

Chapter 22, Respiratory System 69

Membran Respiratorius

Figure 22.9b

70

Membran Respiratorius

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

• Faktor PerilakuPerilaku yang dimaksud adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat memengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas yang dapat mempengaruhi proses peningkatan kebutuhan oksigenasi, perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah, dan lain-lain.

Gangguan/Masalah Kebutuhan Oksigenasi

1. Hipoksia2. Obstruksi Jalan Napas3. Pertukaran Gas

1. HipoksiaHipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel, tanda yang muncul seperti kulit kebiruan (sianosis). Secara umum, terjadinya hipoksia ini disebabkan karena menurunnya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi oksigen.

2. Obstruksi Jalan Napas• Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi individu mengalami

ancaman pada kondisi pernapasannya terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif, yang dapat disebabkan oleh

– sekresi yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi,

– stasis sekresi dan batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti CVA (cerebro vaskular accident), akibat efek pengobatan sedatif, dan lain-lain.

• Tanda Klinis:

– Batuk tidak efektif atau tidak ada.– Tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan napas.– Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.– Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal.

3. Pertukaran Gas

• Gangguan pertukaran gas merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami penurunan gas baik oksigen maupun karbon dioksida antara alveoli paru dan sistem vaskular

• dapat disebabkan oleh sekresi yang kental atau imobilisasi akibat penyakit sistem saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakit radang pada paru.

• Terjadinya gangguan pertukaran gas ini menunjukkan penurunan kapasitas difusi, antara lain disebabkan oleh :– menurunnya luas permukaan difusi, – menebalnya membran alveolar kapiler, – rasio ventilasi perfusi tidak baik dan dapat menyebabkan

pengangkutan O2, dari paru ke jaringan terganggu, – anemia dengan segala macam bentuknya, – keracunan CO2,– dan terganggunya aliran darah.

• Tanda Klinis:– Dispnea pada usaha napas.– Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang.– Agitasi– Lelah, letargi– Meningkatnya tahanan vaskular paru.

PERUBAHAN POLA PERNAPASAN

a. Tachypnea merupakan pernapasan yang memiliki frekuensi melebihi 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.

b. Bradypnea merupakan pola pernapasan yang ditandai dengan pola lambat, kurang lebih 10 kali permenit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang disertai dengan konsumsi obat-obatan narkotika atau sedatif.

a. Hiperventilasi • merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan

jumlah oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.

• Proses ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2 dan lain-lain.

• Keadaan demikian dapat disebabkan karena adanya infeksi, ketidakseimbangan asam-basa atau gangguan psikologis.

• Apabila pasien mengalami hiperventilasi dapat menyebabkan hipokapnea, yaitu berkurangnya CO, tubuh di bawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap pusat pernapasan menurun.

• Kusmaul merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.

e. Hipoventilasi • merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan

karbondioksida dengan cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya dalam penggunaan oksigen.

• Ditandai adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau ketidakseimbangan elektrolit

• Penyebabnya antara lain atelektasis, otot-otot pernapasan lumpuh, depresi pusat pernapasan, tahanan jalan udara pernapasan meningkat, tahanan jaringan paru dan toraks menurun, compliance paru, dan toraks menurun.

• Keadaan demikian dapat menyebabkan hiperkapnea yaitu retensi CO2 dalam tubuh sehingga paCO2 meningkat (akibat hipoventilasi) akhirnya menyebabkan depresi susunan saraf pusat.

e. Dispnea merupakan perasaan sesak dan berat: saat pernapasan. lial ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.

f. Orthopnea merupakan keesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering, ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.

h.Cheyenne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mulamula naik kemudian menurun dan berhenti dan kemudian mulai dari siklus baru.

i. Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektaksis

h.Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes akan tetapi amplitudonya tidak teratur. Pola ini sering dijumpai pada rangsangan selaput otak, tekanan intrakranial yang meningkat, trauma kepala, dan lain-lain.

i. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena pe;nyempitan pada saluran pernapasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trakea, atau obstruksi laring.