Obstruksi Nasi

64
OBSTRUKSI NASI

description

THT

Transcript of Obstruksi Nasi

  • OBSTRUKSI NASI

  • DefinisiObstruksi nasi = buntu hidung

    Keadaan di mana masuknya udara inspirasimelalui hidung mengalami hambatan

  • Menurut sifatnya:Akut KronisTotal ParsialBilateral - Unilateral

  • Penyebab:Kelainan bawaan (contoh: atresia koane)Proses Radang (contoh: rinitis akut, rinitis alergi)Kelainan anatomis (contoh: Deviasi septum nasi)Massa dalam rongga hidung (contoh: Polip, tumor)Benda Asing

  • Akibat buntu hidungMenyebabkan gangguan fungsi maupun kelainan pada hidung sendiri atau pada organ lain di sekitar hidung yaitu:MataSinus paranasalRongga mulutTelingaGangguan dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun bersamaan

  • Akibat pada MATABila terjadi buntu hidung, misal karena udem

    duktus nasolakrimalis terbuntu

    penyaluran air mata terganggu

    akumulasi air mataepifora

  • Akibat pada HIDUNG dan SINUS PARANASALGangguan resonansi suaraTimbul Rinolalia Klausa (Oklusa) aliran udara dari faring ke rongga hidung terganggu tidak terjadi resonansi gangguan pengucapan huruf NG, N, NY, dan M.Contoh: Adenoid, KNF

    NB: kebalikan dari Rinolalia Klausa adalah Rinolalia Aperta. Terjadi aliran udara yang terlalu banyak dari faring ke rongga hidung sehingga gangguan pengucapan huruf K, C, T, D, P, BContoh: celah langit-langit, kelumpuhan palattum molle.

  • Akibat pada hidung dan sinus paranasal....2.Gangguan ventilasi dan drainase sinus sinus paranasalPenutupan ostia dari sinus paranasal

    hubungan rongga sinus dengan udara luar terganggu

    bila penutupan ostium berlangsung lama:Reabsorbsi O2 dari sinus paranasal oleh mukosanya sehingga terjadi penurunan tekanan di rongga sinus vakum sinus. Menyebabkan nyeri di daerah sinus tersebutPelebaran pembuluh darah pada mukosa, hiperemi, kemudian terjadi transudasi Hidrops eks vakuo.Bila terjadi infeksi kuman Sinusitis

  • Akibat pada hidung dan sinus paranasal....3. Terjadi gangguan pembauan (anosmia/ hiposmia)udara yang terhisap tidak dapat mencapai regio olfaktoria di atap rongga hidung

    4. Aproseksia nasalispasien sukar memusatkan pikiran, mudah lupa, lelah, mengantuk karena gangguan pada hidungnya.

  • Akibat pada MULUTHidung buntu total

    Bernafas melalui mulut (fungsi hidung digantikan oleh mulut)

    Ludah menguap untuk membasahi udara pernafasanPembusukan sisa makanan mulut bau busuk (fetor eks ore)Pengendapan mineral pada gigi sebelah bawah karang gigi

  • Akibat pada TELINGAPembuntuan muara tuba Eustachii

    Gangguan drainase dan ventilasi telinga tengah

    OKLUSI TUBA

    Bila terjadi infeksi otitis media

  • *Akibat pada Kualitas HidupHidung buntu sulit tidur terjadi Obstructive Sleep Apnea (OSA)Aproseksia nasalis:Sulit konsentrasi, iritable, mudah marah, gangguan aktifitas sehari-hari)Pada anak tampak bodoh, mulut terbuka, lamban, (fasies adenoid)

  • Deviasi septumSeptum dibentuk oleh :Tulang : lamina perpendikularis, os etmoid, vomer, krista nasalis os maxilla, krista nasalis os palatinaTulang rawan : kartilago septum (lamina kuadrangularis), crus medial kartilago ala mayorSeptum dilapisi perikondrium (pada Tulang rawan) dan periosteum (pada Tulang), sedangkan diluarnya dilapisi mukosa hidung.Bentuk septum normal = lurus di tengah rongga hidungDeviasi cukup berat penyempitan salah satu sisi hidung dapat mengganggu fungsi hidung komplikasi

  • Bentuk deformitasBentuk huruf C atau SDislokasi (bagian dari kartilago septum yang keluar dari krista maxilla dan masuk ke rongga hidung)Penonjolan tulang rawan septumKristaSpina (runcing dan pipih)Sinekia (krista bertemu dengan konka dihidapannya)

  • Bentuk deformitasGambar

  • Gejala klinikSumbatan hidung (tersering), bisa unilateral maupun bilateralNyeri kepala dan di sekitar mataFungsi penciuman terganggu (deviasi di bagian atas septum)Menyumbat ostium sinus faktor predisposisi terjadinya sinusitis

  • Terapi Deviasi ringan dan tidak mengganggu tidak dikoreksia2 jenis tindakan operatif :Reseksi submukosa (dengan resiko komplikasi terjadi saddle nose)Reposisi septum (septoplasti)

  • Atresia koaneKoane : pintu yang menghubungkan cavum nasi dan nasofaring ; terletak di posterior cavum nasiDibentuk oleh :Lamina medialis Proc. Pterydoideus D/SOs palatinaSpina nasalis posteriorOs vomer Atresia koane terputusnya hubungan cavum nasi dgn nasofaring jalan nafas hidung tersumbat fungsi faal hidung tidak ada pernafasan mulut penguapan saliva mulut kering mudah fariringitis, endapan mineral gigi karang gigi foetor ex ore (bau mulut)

  • RinitisRinitis = keradangan mukosa hidungBatasan klinik : adanya 1 atau lebih gejala bersin, rinore, buntu hidungKlasifikasi :AlergiNon alergi (infeksi atau non infeksi)Dekongestan vasokontrisksi pemb. Darah konka konka mengecil buntu berkurang

  • Penyebab MekanisDeviasi septum, polip hidung, tumor, atresia koane, hipertropi adenoid, benda asingInfeksi Rinosinusitis akut (viral/bakterial), rinosinusitis kronik, rinitis spesifik (TB,lepra,sipilis), rinitis difteri, rinitis jamur, ozaenaLain-lainRinitis medikamentosa, granuloma, kehamilan

  • Differential diagnosaBersin, rinore seperti air : rinitis alergiBuntu hidung menetap : polip, deviasi, tumorIngus purulen berbau : sinusitis bakterialIngus bercampur darah : keganasanAda febris, nyeri kepala : infeksiPemakaian obat jangka panjang : rinitis medikamentosa

  • Akibat keradangan mukosa hidungMata : epiforaSinus paranasal : sinusitis, nyeri,bindeng (rinolalia oklusa)Telinga : tinitus, otitisRongga mulut : faringitis, mulut bauKualitas hidup : sulit tidur, transport 02 ke otak kurang (sulit konsentrasi), pada anak tampak bodoh, mulut terbuka, lamban (facies adenoid)

  • Rinitis akut / selesma / common cold / coryzaInfeksi mukosa hidungKeradangan dapat mengenai sinus paranasal rinosinusitis akutPenyebab utama : Virus (adenovirus, rinovirus, virus influenza) self limited disease 5-7 hariGejala klinik : bersin, rinore, buntu hidungVirus epitel mukosa nasofaring berikatan ICAM-1 mediator inflamasi (histamin, kinin, interleukin, prostaglandin) gejalaPredisposisi : kelelahan, kedinginanTerapi simptomatikKomplikasi : rinosinusitis bakterial, otitis mesia, faringitis, laringitis

  • Rinitis difteriSering pada anak, sifatnya akutKeluhan : pilek bercampur darahRinoskopi ant : mukosa hidung nekrosis, ditutupi sekret kental, pseudomembranDiagnosis pasti : kultur kumanTerapi : isolasi, penisilin, ADS

  • Rinitis atrofikan fetida / OzaenaRadang kronik mukosa hidung atrofi struktur rongga hidung mengenai regio olfaktoria kerusakan reseptor penghidu hiposmia atau anosmiaGejala : hidung berbau, anosmia, rongga hidung luas, banyak krustaPredisposisi :Infeksi Cocobasilus ozaena terapi INHKlebsiella ozaenaHerediter Malnutrisi vit. AGangguan hormonal wanita mudaDefisiensi FeTerapi : simptomatik, cuci hidung (lar.garam faali hangat)

  • Rinosinusitis akut viral bakterialInfeksi akut pada mukosa hidung dan sinus paranasal.Infeksi virus odem mukosa penyumbatan ostium hipoksia gangguan drainase/ventilasi penumpukan sekret pH berubah koloni kuman patogen (S.pneumoniae, H.influenzae, M. catarrhalis) RSAB>7 hari gejala malah memburuk RSAB

  • Rinosinusitis akut bakterial / RSABGejala dan tanda:Pilek > 7-10 hari, dapat sampai 4 mingguHidung buntu, ingus mukopurulen (kental kekuningan)Lokasi nyeri sesuai letak sinus yg terinfeksiRinoskopi ant : mukosa odem, pus di meatus nasi mediusTransiluminasi (sinus maxilla) kesuraman di tempat yang sakitFoto Ro : water / CT scan (tidak harus)Terapi antibiotikLini 1 : Amoksisilin / kotrimoksasol / makrolidLini 2 : Amoksisilin + as. Klavulanat, makroidLini 3 : Cefalosporin III, makrolid, kuinolon

  • Dx : 2 / lebih kriteria mayoratau1 mayor + 2 / lebih kriteria minorKriteria mayor : nyeri wajah, buntu hidung, ingus purulen / post nasal drip, hiposmia / anosmia, panas badan akut, cavum nasi : sekret purulenKriteria minor : sakit kepala, batuk, bau mulut, rasa lelah, nyeri gigi, nyeri telinga

  • Sinusitis maksila dentogenikKerusakan gigi P1-M3 atas Kuman berasal dari rongga mulut (kuman anaerob sekret berbau busuk) Infeksi dasar sinus yang berbatasan dgn gigi yang sakitKeluhan : hidung berbau, ingus berbau busukFase kronik bisa rinore dan hidung buntuRinoskopi ant : pus di meatus nasi mediusFoto Ro water terlihat cairan di sinus maksilarisTerapi : akut klindamisin 7 hari, lalu cabut gigiKronik sekret banyak irigasi sinus maksila

  • Rinosinusitis kronikGejala:Pilek > 3bulan, gejala akut sudah berkurangSekret post nasal (di nasofaring)Rinore, ingus kental dan bauFaktor penyebab :Pengobatan RSA tdk adekuatKelainan KOMRiwayat alergiPada sinus maksila dentogenik kerusakan gigi P1-M3 atasTatalaksana :Perbaiki gangguan KOMUntuk sinus maksila dentogenik irigasi, obati kerusakan gigiBedah sinus endoskopik fungsional / BSEF (Cadwell Luc utk sinus maksila dentogenik)

  • Rinosinusitis pada anakDiagnosis :Pilek > 10 hari, ingus kental kuning kehijauan, batuk berkepanjangan saat malam, nafas berbau, foto water / CT scanTerapi : medikamentosa, diatermi

    Tidur sekret turun ke nasofaring batuk-batuk bangun buang dahak tidur lagi berulang-ulang

  • Komplikasi rinosinusitisOrbita (lewat lamina papilasea sinus etmoid)Selulitis orbita, abses orbitaEndokranium (lewat lamina cribrosa dan sistemik)Meningitis, abses subdural, abses epidural, abses otakParu-paruBronkitis kronis, bronkiektasis

  • Rinitis Alergi DefinisiReaksi hipersensitivitas tipe I Gell & Coomb diperantarai oleh Ig E dengan mukos hidung sebagai organ sasaran utama

    KhasHidung gatalBersinRinoreHidung buntu

  • PatofisiologiDidasari oleh reaksi inflamasi alergi (Reaksi hipersensitivitas tipe IMelibatkan Th2, Limfosit B, eosinofil, netrofil, sel mastosit, makrofag, dan mediator yang dikeluarkanMediator yang dilepaskan dibagi 2:Respon alergi fase cepat (RAFC): terjadi segera dalam beberapa menit - beberapa jam. Puncak reaksi 1 20 menit pasca paparan. Rinitis: bersin, hidung gatal, hipersekresiAsma:sesak, hipersekresi mukos, bronkospasmeRespon alergi fase lambat (RAFL): terjadi dalam waktu24 48 jam. Puncak reaksi 5 8 jam pasca paparan alergen.Rinitis: hidung tersumbat, gangguan penciumanAsma:mukos udem, hiperreaktifitas bronkus

  • Mediator yang terlibat pada RAFC :Histamin, Lekotrin, Prostaglandin, Bradikinin, PAF

    Mediator yang terlibat pada RAFL:MBP, EPO, ECP, IL3, IL 5, GM CSF

  • Macam Alergen berdasar cara masuk:Inhalan: debu rumah, tungau, jamur, bulu binatang, dll.Ingestan: susu sapi, telur, coklat, ikan laut, dll.Injektan: penisilin, gigitan seranggaKontaktan:kosmetik, perhiasanMacam Alergen berdasar tempat:Indoor:debur rumah, tungaiOutdoor:pollen (serbuk sari bunga)

  • Diagnosis:Gejala: bersin > 5 kali setiap seranganrinoroe (bening encer)gatal hidung, tenggorok, pallatum, telingahidung tersumbat (menetap/ berganti)hiposmia/ anosmiapost nasal drip/ batuk kronisvariasi diurnalfrekuensi seranganlama sakit, intermitten, persistenpengaruh kualitas hidup

  • 2. Manifestasi penyakit alergi lainasma, gatal, dll3. Riwayat atopi4. Faktor pemicu5. Riwayat terapi dan hasilnya

  • Pemeriksaan fisik:Mukosa konka inferior/ konka media pucat/ kebiruan (vasodilatasi/ peningkatan permeabilitas vasa)Udim, sekret encer beningAnak2: allergic skiners, nasal creaseFaring posterior kasar, penebalan lateral

  • Penunjang:In vivo: buktikan Ig E spesifik sel mastPrick test (uji cukit kulit) recommended WHOScratch test (uji gores)Patch test (uji tempel)Intradermal/ intrakutan test paling sensitifIn vitro: Ig E serum spesifik (spesifik terhadap 1 alergen)Ig E serum total

  • Tes Provokasi hidung: lebih sensitif dari Prick test karena langsung pada mukosa hidung. Lebih sulit karena harus menetesi mukosa hidung dengan alergen cuci PZ ganti alergen.

    Eosinofil darah dan sekret hidung (tidak sensitif)Ada penyakit lain selain karena alergi yang menyebabkan peningkatan eosinofil (contoh: Non Allergic Rhinitis Eosinofil Sindrome)

  • KONSEP ARIAIntermittentGejala < 4 hari / mingguAtau < 4 mingguPersistentGejala > 4 hari / mingguAtau > 4 mingguBeratGangguan tidurGangguan aktivitas sehari hari, olahraga dan bersantaiGangguan saat bekerja dan sekolahRinganTidur normalTidak mengganggu aktivitas sehari hari, olahraga dan bersantaiTidak ada gangguan saat bekerja dan sekolah

  • Tatalaksana:Eliminasi alergen/ avoidanceKebugaran jasmaniFarmakoterapiPembedahanImunoterapiEdukasi

  • Eliminasi alergen/ avoidance

    Alergen utama: house dust miteLantai di pel (jangan di sapu)Perabot rumah polos secukupnya (di lap basah)Cukup sinar matahariKasur, bantal busa atau dibungkus bahan busaTidak memakai karpetCuci selimut, seprei, sarung bantal 1x/ mingguGorden, boneka bulu dicuciTidak memelihara binatang peliharaan

  • Farmakoterapi:Tujuan pengobatan rinitis alergi:Mengurangi gejala akibat paparan alergenPerbaikan kualitas hidupMengurangi efek samping terapiEduka

  • Anti histamin: pilihan pertamabekerja sebagai kompetitif inhibitorefektif kurangi gx pilek, bersin, gatal kurang efektif untuk buntu hidungSediaan: AH klasikSedatif, antikolinergik, dapat menyebabkan gangguan jantung(chlorpheniramine, diphenhydramine, tripolidin, prometazin, dll)AH generasi baruNon sedasi, long acting(loratadine, cetrizine, terfenadin, dll)

  • Dekongestan: bersifat vasokonstriktorefek pada reseptor alfa adrenergikAgonis alfa 1 adregenergik (phenyleprin)Agonis alfa 2 adrenergik (pseudoefedrin)topikal: sangat efektif menghilangkan sumbatan hidung, terbatas < 10 hari

    Kortikosteroid: gunakan yang topikal (spray aquos)efek anti inflamasi kuat, afinitas tinggi pada reseptor mukos hidung, efek sistemik minimal, dideaktifasi di hati dengan cepatTriamcinolone acetinide, Budesonide, mometasone fourate, dll

  • ImmunoterapiMemberikan alergen yang sesuai dengan hasil tes kulitDosis bertahap sampai dosis optimalInjeksi subkutan, pernasal, sub lingual, oralTerbentuk: blocking antibody Ig G4Indikasi: Jelas disebabkan Ig. E, Jelas ada hubungan klinis hasil tes kulit dan gangguan klinis, RA sedang berat, farmakoterapi kurang memuaskan, dokter berpengalaman

  • Rinitis VasomotorDefinisi:Gangguan mukosa hidung akibat adanya ketidakseimbangan sistem saraf otonom/ gangguan keseimbangan fungsi vasomotor.Etiologi tidak diketahuiDipengaruhi: Kelembapan udara yang tinggiSuhu udara tinggiPerubahan emosiLatihan jasmaniFaktor iritasi: asap rokok, bau merangsangFaktor endkrin: hamil, pubertas, pil KB

  • PatofisiologiBelum pastiSaraf otonom mukosa hidung: N. vidianus aktifitas parasimpatis lebih dominan daripada saraf simpatis

    Rangsangan serat parasimpatis

    Vasodilatasi pembuluh darah konka nasi

    Peningkatan permeabilitas kapiler dan sekresi ]Kelenjar

    Rangsangan serat simpatis menyebabkan efek sebaliknya

  • Klinis:Buntu hidung bergantian tergantung posisiPilek serous/ mukousBersin (jarang)Gejala memburuk pada pagi hari/ perubaha suhu ekstrim/ udara yang lembab

  • Pemeriksaan Klinis:Rinoskopi anterior: mukosa udim, warna merah. sekret mukoid/ seroid

    Pemeriksaan Penunjang:Hanya untuk menyingkirkan DD Rinitis Alergi

  • Tatalaksana:Hindari penyebabSimptomatis: dekongestan oral, antihistamin, kortikosteroid topikalOperasi: konkotomi konka inf, elektrokauterNeurektomi N. vidianusKomplikasi:Sinusitis paranasalisOMA/ serosa

  • Rinitis MedikamentosaDefinisi:Kelainan hidung berupa gangguan respons normal vasomotor akibat pemakaian vasokonstriktor topikal dalam waktu lama dan berlebihan sehingga sebabkan sumbatan hidung menetap

    Etiologi: vasokonstriktor topikal berlebihan

  • PatofisiologiMukosa hidung peka rangsangan/ iritan hati2 pemakaian vasokontriktor topikal

    Vasokontriktor topikal (simpatomimetik)

    Sklus nasal terganggu

    Fase dilatasi berulang (rebound dilatation) setelah vasokonstriksi

  • Obstruksi hidung

    Pemakaian obat lama dan berlebihan

    Efek vasokonstriksi berkurang

    pH hidung berubah

    Aktivitas silia terganggu

  • Efek balik obstruksi hidung lebih hebat

    Pemakaian terus

    Dilatasi dan kongesti jaringan

    Pertambahan mukosa dan rangsangan sel mukoid

    Obstrksi menetap, sekresi meningkat

  • Silia rusakSel goblet bertambah ukuranMembran basal menebalPembuluh darah melebarStruma udimHipersekresi kelenjar mukusLapisan sub mukosa dan periostium menebal

  • Gejala dan tanda:Hidung buntu memberat dan menetapMula-mula berbaring buntu lama2 dudukpun buntu susah tidurPilek dan bersinKonka udim uji dengan efedrin+ bila tetap edemaKonka hipertrofi, mukosa hiperemi

  • Terapi:Hentikan obat tetes/ semprot hidungKortikosteroid tapp off dikurangi 5 mg setiap hariObat dekongestan oral3 minggu tidak membaik rujuk THTKonka hipertrofi: kaustik tricloracetic acid, radiofrekuensi, konkotomi

  • Polip Radang kronik dan turbulensi udara terutama di daerah sempit (KOM di meatus medius, sinus etmoid) perubahan epitel mukosa hidung (columnar mjd pipih) prolaps submukosa reepitelisasi dan pembentukan kelenjar baru terjadi penyerapan dan retensi natrium oleh permukaan sel epitel retensi air terbentuk polip bila proses terus berlanjut mukosa sembab semakin membesar turun ke rongga hidung dengan membentuk tangkai (krn gravitasi)

  • Penderita : dewasa muda, laki-laki>wanitaAnamnesis : buntu hidung kronik, pilekRinoskopi ant : massa polip berwarna pucat (krn mengandung byk air), di meatus nasi medius, mudah digerakkan, dapat memenuhi rongga hidungStadium (Lund 1997) :Stadium 1: terbatas di meatus nasi mediusStadium 2: sudah keluar dari meatus nasi medius, tampak di rongga hidung, tapi belum memenuhi rongga hidungStadium 3: polip yang masifPemeriksaan tambahan : naso endoskopi, CT scan, MRITerapi : polip besar ekstraksi. Polip kecil steroid intranasal.

  • Benda asingSering pada anakBiji-bijian, kertas, plastik, hewan, dsbGejala khas : hidung berbau (fetor nasi), unilateral, bila lama bisa mjd rinolit (kalsifikasi di sekitar benda asing)Terapi : ekstraksi

  • TERIMA KASIH

    *****************************************************************