Obstruksi Nasal

download Obstruksi Nasal

of 22

Transcript of Obstruksi Nasal

OBSTRUKSI NASAL

Obstruksi jalan napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan bagian atas. Beberapa gangguan yang merupakan obstruksi pada jalan napas atas, diantaranya adalah : a. obstruksi nasal : tumor hidung, karsinoma nasofaring, polip hidung. b. obstruksi laring : abses peritonsil

ETIOLOGIa. Obstruksi Nasal 1) Tumor hidung : Idiopatik (belum diketahui) 2) Karsinoma Nasofaring : Virus Epstein Barr, Faktor rass, Letak geografis, Jenis kelamin : laki-laki > wanita, Faktor lingkungan (iritasi bahan kimia, kebiasaan memasak dengan bahan/bumbu masakan tertentu, asap sejenis kayu tertentu), Faktor genetik

3) Polip hidung: Akibat reaksi hipersensitif / reaksi alergi pada mukosa hidung b. Obstruksi Laring 1) Abses Peritonsil (Quinsy); Disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, Kuman aerob dan anaerob

PATOFISIOLOGIa. Obstruksi Nasal 1) Tumor hidung Tumor hidung dapat diketahui bersama-sama dengan polip nasi dan cenderung kambuh. Mempunyai kecenderungan untuk timbul bersama tumor hidung, lebih sering timbul di dinding lateral hidung dan dapat pula menyebabkan obstruksi saluran pernapasan hidung, perdarahan intermiten atau keduanya.

2) Karsinoma Nasofaring Agen penyebab masuk ke saluran napas atas dan mengiritasi epitelium yang terdapat pada dinding mukosa nasofaring sampai berulserasi dan terinfeksi, menyebabkan pertumbuhan jaringan baru yang dapat bersifat ganas yang dapat menyebabkan obstruksi saluran pernapasan bagian atas. Menyebabkan pertukaran O2 di dalam tubuh terhambat, sehingga pemenuhan kebutuhan O2 tidak adekuat. Selain itu, karsinoma nasofaring bisa bermetastase ke jaringan / organ tubuh lain.

3) Polip hidung Akibat reaksi alergi pada mukosa hidung, menyebabkan mukosa hidung membengkak dan terisi banyak cairan interseluler, sehingga sel menjadi radang kemudian terdorong ke dalam rongga hidung oleh gaya berat dan akan menekan jaringan saraf, pembuluh darah dan kelenjar pada hidung. Sehingga terbentuklah masa yang mengandung jaringan saraf pembuluh darah yang rusak, yang dapat menimbulkan sumbatan hidung yang menetap dan rinorea serta terjadinya hiposmig / anemia, sehingga mengakibatkan klien terlihat bersinbersin dan terjadinya iritasi di hidung.

b. Obstruksi LaringLaring merupakan kotak kaku dan mengandung ruangan sempit antara pita suara (glotis), dimana udara harus melewati ruang ini. Adanya pembengkakan membran mukosa larings dapat menutupi jalan ini yang menjadi penyebab kematian. 1) Abses Peritonial (Quinsy) Proses infeksi yang disebabkan oleh kuman penyebab tonsilitis di dalam ruang peritonsil akan mengalami supurasi (proses terbentuknya nanah karena bakteri piogen, lalu menembus kapsul tonsil dan menjalar serta menginfeksi di sekitar gigi, ke spatium parafaringium dan pembuluh darah yang dapat menyebabkan sepsis).

4. Manifestasia. Obstruksi Nasal 1) Tumor Hidung : Sumbatan hidung yang menetap dan rinorea, Dapat terjadi hiposmig / anosmia, Bersin, Iritasi di hidung, Pembengakkan mukosa dari mukosa hidung di luar sinus, Masa berupa berwarna putih lebih keras, padat, tidak mengkilat, ada yang bersifat merusak tulang dan jaringan lunak sekitarnya diduga dapat menjadi tumor ganas.

2) Karsinoma NasofaringGejalanya dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: Gejala nasofaring sendiri, berupa epistaksis ringan,pilek / sumbatan hidung. Gejala telinga, berupa tinitus, rasa tidak nyaman sampai nyeri di telinga. Gejala saraf, berupa gangguan saraf otak seperti diplopia, parestesia di daerah pipi, neurolgia trigeminal, parasis / paralisis arkus faring, kelumpuhan otot bahu dan sering tersedak. Gejala / metastatis di leher, berupa benjolan di leher.

3) Polip Hidung Sumbatan hidung yang menetap dan rinorea. Dapat terjadi hiposmig / anosmia Bersin Iritasi di hidung Pembengakkan mukosa dari mukosa hidung di luar sinus. Masa berupa berwarna putih seperti agar-agar. Bila ditusuk tidak memberikan rasa sakit dan tidak berdarah.

b. Obstruksi laring Hipersalivasi Suara sengau Kadang-kadang sulit membuka mulut Pembengkakan Nyeri tekan pada kelenjar submandibular Palatum mole pembengkakan Teraba fruktuasi Tonsil bengkak

Gejala Abses Peritonsil (Quinsy) Demam tinggi Leukositosis Nyeri tenggorokan Otalgia Nyeri menelan Muntah Mulut berbau hiperemis

5. Pemeriksaan Penunjanga. Obstruksi Nasal 1) Tumor hidung dan karsinoma Naso endoskopi : untuk menemukan tumor dini CT Scan : perluasan tumor dan destruksi tulang MRI : membedakan jaringan tumor dari jaringan normal Pemeriksaan Radiologik konvensional : tampak masa jaringan lunak di daerah nasofaring. Tomografi komputer : terlihat adanya simetri dari resesus lateratif, tonus tubarius dan dinding posterior nasofaring. Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal, dll : untuk memastikan adanya tumor, mendeteksi kekambuhan / untuk mendeteksi secara dini tumor

2) Polip Hidung Rinoskopi anterior terlihat adanya polip Endoskopi terlihat polip yang masih sangat kecil dan belum keluar kom. dapat terlihat. Rontgen polos (CT Scan) mendeteksi adanya simetrif Biopsi penampakan makroskopis menyerupai keganasan / bila pada foto rontgen ada gambaran erosi tulang.

3) Abses Peritonsil Kadang-kadang sukar memeriksa seluruh jaringan, karena trismus-palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi, uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontra lateral. Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak / detritus dan terdorong ke arah tengah, depan dan bawah.

6. Komplikasia. Obstruksi Nasal 1) Tumor hidung Tidak dapat bermetastasis, tetapi sangat destruktif disekitarnya dapat menyebarmemenuhi nasofaring dan terlihat dari orofaring. 2) Karsinoma Nasofaring Metastasis jauh ke tulang, hati dan paru dengan gejala khas, nyeri pada tulang, batuk-batuk dan gangguan fungsi hati. 3) Polip Hidung Terjadinya pertautan endotel yang terbuka, menandakan kebocoran pembuluh darah.

b. Obstruksi Larings1) Abses Peritonsial (Quinsy) Abses parafaringeal Abses retrofaringeal dan edema larings Dehidrasi perdarahan Aspirasi paru Mediastinitis Trambus sinus kavernosus Meningitis dan abses otak

7. Penatalaksanaana. Penatalaksanaan Medis 1) Obstrusi Nasal a) Tumor hidung Pembedahan luas, bila ada yang tertinggi dapat residif. Radiasi dapat mengecilkan tumor, tapi tidak dianjurkan karena bisa dapat menjadikan ganas. b) Karsinoma Nasofaring Radio terapi Dilakukan diseksi leher Pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi vaksin dan anti virus. Kemoterapi dengan kombinasi sis-platinum.

c) Polip hidung Tindakan konservatif dengan kortikosteroid sistemik atau oral, misal Prednison 50 mg/hari Secara lokal disuntikan ke dalam polip, misal Triamsinolon asetonis / prednisolon 0,5 mg tiap 5-7 hari. Secara topikal sebagai semprot hidung, misal Beklometason dipropionah Dilakukan ekstraksi polip dengan senar. Operasi etmoidektomi intranasal dan ekstranasal.

2) Obstruksi Laringa) Abses peritonsial (Quinsy) Pada stadium infiltrasi, tindakan yang dilakukan : Berikan antibiotik dosis tinggi (penisilin 600.000 1.200.000 unit, ampisilin, dll) Berikan analgesik, antipirotik (parasetamol 3x250 . 500 mg) Anjurkan berkumur dengan antiseptik / air hangat dan kompres dengan air hangat bila telah terbentuk abses, perlu dilakukan insisi abses

b. Penatalaksanaan KeperawatanPenatalaksanaan keperawatan secara umum adalah: 1) Posisikan klien dengan posisi semi fowler 2) Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi 3) Berikan makanan dalam bentuk lunak 4) Ciptakan lingkungan yang konduktif 5) Berikan dukungan pada pasien 6) Lakukan perawatan luka dengan kumur antiseptik.