Observasi SMK Bina Patria 2
-
Upload
billy-budiardjo -
Category
Documents
-
view
85 -
download
0
Transcript of Observasi SMK Bina Patria 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Batasan Masalah.........................................................................................................13
C. Tujuan........................................................................................................................14
D. Waktu Pelaksanaan Observasi...................................................................................14
E. Metode Observasi......................................................................................................15
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi.......................................................................................................16B. Identitas Bengkel..........................................................................................................19C. Tugas Pengurus Bengkel..............................................................................................19D. Tata Tertib Bengkel......................................................................................................22E. Kondisi Umum Bengkel...............................................................................................23F. Perawatan.....................................................................................................................26G. Kelengkapan Bengkel...................................................................................................27H. Tata bengkel.................................................................................................................28
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................30
B. Saran dan Kritik............................................................................................................31
LAMPIRAN.............................................................................................................................32
Manajemen Industri 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sebagai sarana
pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa
yang akan datang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki siswa sehingga benar-benar selaras dengan program pembangunan nasional dalam
rangka mencapai tujuan nasional. Pendidikan nasional akan ditingkatkan menuju
pengembangan kualitas dan kesepadanan kompetensi dasar dan kejuruan dalam rangka
mewujudkan tujuan pembangunan di bidang pendidikan sekaligus mengantisipasi
ketidakmampuan menjawab tantangan zaman.
Sebagai salah satu wahana yang dijadikan penyiap tenaga terampil adalah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan
yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja
dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Dalam hal ini Karier menjadi
orientasi utama sebagian besar siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Untuk merencanakan
kehidupan karier lebih baik, diperlukan suatu bimbingan yang memberikan bekal cukup
kepada siswa. Bimbingan karier sebagai jembatan bagi siswa dalam mengetahui informasi
karier yang ingin ditekuni oleh siswa agar siswa mandiri dalam memilih karier yang sesuai
dengan kondisi diri siswa. Hal ini penting, mengingat kehidupan karier merupakan kehidupan
yang akan dijalani siswa setelah lulus. Agar masa depan karier yang akan dijalani
memberikan hasil yang memuaskan.
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:55) bahwa melalui bimbingan karier di SMK
diharapkan siswa mampu untuk memahami dirinya, tingkat kemampuannya serta mampu
mengetahui gambaran yang lengkap tentang karakteristik kariernya. Dengan adanya
bimbingan karier disekolah, diharapkan dapat menumbuhkan profsionalisme dalam
menghadapi dunia kerja dan kemandirian siswa dalam memilih karier yang akan dijalaninya
nanti berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Prayitno, (1997:45) hakekat
bimbingan karier kejuruan pada kurikulum SMK memberi tekanan utama pada penyiapan
siswa untuk berkarier dan memasuki dunia kerja, disamping tidak menutup kemungkinan
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Manajemen Industri 2
Begitu pentingnya bimbingan karier di Sekolah Menengah Kejuruan dalam
menciptakan kemandirian siswa dalam memilih karier dan berkarier, serta dapat memberikan
gambaran dan harapan yang akan dicapai oleh siswa dimasa yang akan datang didunia
kariernya, sehingga diharapkan lulusan SMK yang siap kerja dan memiliki sikap kemandirian
dapat diandalkan mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa
depan karier. Dengan kondisi yang demikianlah diharapkan pelaksanaan Bimbingan Karier di
SMK dapat terus terlaksana dan semakin ditingkatkan dari tahun ajaran ketahun ajaran, agar
dapat berfungasi secara efektif dan efisien.
Berdasarkan keterangan diatas terlihat bahwa upaya pemberian bimbingan karier
disekolah sangat penting sehingga dengan alasan inilah, peneliti melakukan beberapa
penelitian atau obervasi kebeberapa SMK guna mengetahui pelaksanaan bimbingan karier
Didalam merencanakan hendaknya tidak statis harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan dari peralatan yang dimiliki:
1. Dasar- dasar perencanaan bengkel
Berapa hal dibawah ini dapat membantu kita dalam merencanaken suatu bengkel:
Perkiraan apa bengkel yang kita buat untuk masa sekarang atau perkembangan
pada masa yang akan datang.
Mempunyai tujuan dasar yang jelas, apakah untuk sekolah atau kursus yang
direncanakan.
Mengetahui jenis kelas apakah untuk permulaan atu tingkat lanjutan.
Jumlah, lama penyelenggaraan program dan ukuran maksimum dari bengkel.
Luas bengkel yang diperlukan umtuk setiap siswa
Mengetahui jumlah alat-alat yang diperlukan untuk spesialisasi.
Jumlah loker/lemari, kran cuci tangan dan toilet.
Apa ruang dibuat tetap atau pembagi ruang.
Hubungan antar bengkel atau dengan ruang teori.
Penerangan dan ventilasi.
Dasar-dasar penempatan peralatan.
Dasar penempatan peralatan haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Mesin atau perlengkapan harus mudah dicapai.
Manajemen Industri 3
Cahayanya cukup dan dari arah yang benar.Jarak antar perlengkapan cukup dekat dengan pengoprasianya.Letak motor atau mesin sudah tersedia sumber arusnyaPerhitungan ventilasi udara, untuk mengeluarkan debu, asap heat treatment,asap motor atau gas pengecatan dan lain-lain sudah benar dan terencana.Tersedia papan tugas pekerjaan, papan bulletin.Tersedia alat pemadam kebakaran
2. Pemeriksaan perencanaan.Dengan pembuatan perencanaan bengkel diharapkan kekurangan-kekurangan dapat
dielaminir sehingga akan diharapkan akan lebih baik., antara lain:
a. Standart area bengkel.
Area bengkel yang kita buat harus memenuhi standart-standart sebagai berikut:
No. Fasilitas Standart1 Minimum tinggi langit-langit 4 meter
2 Minimum lebar bengkel 10 meter
3 Minimum perbandingan lebar dan panjang 1 : 1½
4 Maximum perbandingan lebar dan panjang bengkel 1 : 2
5 Minimum luas area lantai untuk tiap siswa 5 meter2
b. Standart macam lantai bengkel.
Lantai pada bengkel harus memenuhi persyratan sebagai berikut:
No. Fasilitas Standart
1 Macam Lantai bengkel kerja kayu Kayu
2 Macam Lantai bengkel kerja plat Beton
3 Macam Lantai bengkel kerja pipa Beton
4 Macam Lantai bengkel kerja mesin Beton
5 Macam Lantai bengkel listrik Kayu
6 Macam Lantai bengkel elektronika Kayu
7 Macam Lantai bengkel otomotif Beton
8 Macam Lantai ruang gambar Kayu
c. Standart ukuran pintu bengkel
Untuk pintu pada bengkel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
No. Fasilitas Standart
1 Lebar pintu keluar keruang lain /
kantor
1,5 meter
2 Lebar pintu utama 2,4 meter
Manajemen Industri 4
3 Jenis pintu utama Overhead/
rolingdoor
4 Bahan pintu utama matal
d. Standart pembatasan ruang praktek.
No. Fasilitas Standart
1 Bahan pemisah bengkel yang dapat diubah
atau dipindah
Metal
e. Standart area gedung dan ruang khusus.
No. Fasilitas Standart
1 Letak penyimpanan
sampah
Pada tiap ruang
bengkel
2 Isi tempat sampah 2,5 m3
3 Tempat penyimpanan
milik siswa (werpack
dan benda kerja
5 m3
4 Tempat pertemuan
khusus
100% dari luas
bengkel
5 Letak tempat pameran
hasil kerja siswa
Dekat pintu
bengkel
6 Area tempat pameran
hasil kerja siswa
0,75 m3
7 Tempat ruang guru Dekat pintu masuk
bengkel
8 Luas ruang guru 5 m2
9 Tempat alat bantu visual Disatukan dengan
planning room
10 Tempat penyimpanan /
gudang
Didalam bengkel /
gedung
11 Area gudang 30 m3
12 Luas planning room 10 – 14% luas
bengkel
Manajemen Industri 5
13 Lebar lintas ruang
bengkel
1,5 m
f. Standart kenyamanan pemandangan dan penerangan.
No. Fasilitas Standart
1 Luas jendela
bengkel
25% luas bengkel
2 Susunan jendela
bengkel
Berjajar pada dinding
3 Tinggi bagian
atas jendela
Sampai langit-langit
4 Kaca jendela Tembus pandang
5 Pengaturan
cahaya
Denganpanghalang
cahaya tuangan
6 System
penerangan
umum
Cahya tidak langsung
25% arah keatas, 75%
arah kebawah
7 Nilai pemantulan
cahaya dari
langit-langit
Minimum 80%, maximum
90%
g. Standart pemipaan dalam bengkel.
No. Fasilitas Standart
1 Fasilitas tempat
cuci tangan
Satu stasion untuk setiap
10 siswa
2 Letak kompresor Diluar bengkel
3 Pembagian cabang Pada tembok dengan
jarak tiap 7m
h. Standart instalasi listrik.
No. Fasilitas Standart
1 System instalasi penyediaan listrik Tiga kawat, tiga
Manajemen Industri 6
tenaga pas
2 Cabang instalasi penyediaan tenaga
listrik
Setiap mesin
3 Instalasi listrik tenaga cadangan Satu buah untuk
disumber
4 Pencegah beban lebih (over load)
untuk listrik tenaga
Alat pemutus
5 Instalasi listrik penerangan Pada langit-
langit
6 Lampu cadangan Satu untuk 5
buah
7 Penegah beban lebih pada instalasi
penerangan
Alat pemtus
8 Stop kontak Pada tembok
dengan jarak
setiap 4m
9 Stop kontakcadangan Sebuah untuk
setiap 4stop
kontak
3. Merencanakan bengkel / laboratorium sekolah.
Supaya dalam perencanaan factor keamanan terpenuhi, maka dibutuhkan alat perkakas dan
daerah kerja antara lain:
a. Aneka macam perlengkapan umum.
Keran-keran air : bak cuci dan ruang cuci
Gas: tungku dan keran gas bila diperlukan
Udara: kompresor, saluran pipa, kran-kran udara
Penerangan: penerangan umum, setempat, dengan lampu pendar (T.L.)
Peti-peti sampah: untuk sisa yang masih dapat dipakai, sampah yang harus
dibuang.
Penyimpanan lap, cat, bensin, minyak, dan gemuk.
b. Penerangan lantai.
Manajemen Industri 7
Skala (biasanya 1:50)
Bengkel baru harus didirikan: perisai panjang, mengatur penempatan
perlengkapan yang baru akan dipindah.
Tempat-tempat latihan (trining stasion atau working stations)
c. Bengkel mobil.
Paling kecil : 15 x25 m
Pintu cukup banyak untuk keluar masuk mobil dan mesin-mesin perkakas.
Ruang untuk mobil yang diperbaiki :3,5 x 6 m
Diluar bengkel harus ada tempat untuk parkir mobil (mobil yang akan
diperbaiki)
Diruang pengecatan harus ada tempat untuk mengeluarkan udara dari bengkel.
Bila mungkin bengkel mobil terpusah dengan gedung lainya.
Jendela dengan persyaratanya: cahaya yang tidak diinginkan, jendela
minimum 1,5 m dari lantai, disisi timur dan barat dipakai gelas yang dapat
memantulkan cahaya, selokan tertutup atau pipa untuk mengalirkan air,
peredaran udara harus cukup.
d. Bengkel listrik.
Laboratorium: bangku kerja untuk satu atau dua orang dan tiga orang.
Tempat melilit motor: tiap 1,5 meter panjang bangku untuk tiap siswa.
Pengawatan: tiap 2m panjang dinding utnuk satu siswa.
Motor-motor dan generator: jarak motor dan generator itu 0,66 sampai 0,75
dengan ban penggeraknya.
Pintu: jangan ditengah-tengah gedung,ukuranya jangan kurang dari 2m,
e. Bengkel mesin pekerjaan logam.
Harus cukup besar agar dapat menempatkan bangku-bangku kerja menempal
didinding.
Mesin-mesin haruis diberi jarak yang cukup antara satu dengan yang lain.
Gergaji mesin harus ditempatkan dekat penyimpanan bahan.
Pekerjaan pemasangan sebaiknya digedung tersendiri.
Ada jalan yang cukup untuk mengengkut perkakas kemesin-mesin.
Gerinda untuk menggerinda pahat ditempatkan diruang alat .
Manajemen Industri 8
Mesin bor dapat ditempatkan saling berbelakangan atau membelakangi
dinding.
Mesin ditempatkan ditempat yang tidak berdebu.
Kamar penyimpanan bahan persediaan yang besar harus punya pintu yang
cukup.
Salah satu pintu harus cukup besar dan dapat dipakai jalan keluar dan
masuknya mesin besar.
f. Bengkel mesin kayu.
Ruang: ukuran dan bentuk harus disesuaikan.
Penerangan matahari: terbuka bagian utara dan timur yang baik,luas jendela
semua sama dengan luas lantai, jendela paling sedikit 1 m dari lantai.
Jalan masuk: paling sedikit ada dua pintu, harus ada satu pintu yang cukup
lebar, sebaiknya dekat penyimpanan bahan, para murid harus menggunakan
satu pintu saja.
Ruang tambahan untuk merencana, perpustakaan, pengajaran terakir dan
ruang teori harus dekat.
Ada beberapa perlengkapan umum yang diperlukan: Air, gas, udara,listrik,
dll
Penempatan mesin dan tempat kerja (work station)
g. Pemilihan perlengkapan (berdasarkan jumlah seluruh siswa tiap jam pelajaran)
Disesuaikan dengan keadaan industry. Perlengkapan yang digunakan saat ini,
kebutuhan penting, perkembangan dikemudian hari
Persediaan / penyisihan dana: untuk keperluan yang sudah ditentukan, supaya
mengikuti zaman, untuk perbaikan, hadiah, pengiriman,jangka panjang,
penukaran dengan yang baru, jangak pendek dll.
Luas lapangan pekerjaan yang diajarkan: tingkat umur siswa, persiapan
kejuruan dibanding dengan pekerjaan,tingkat dasar sampai lanjutan, jumlah
team latihan.
h. Pemilihan alat-alat tangan.
Kualitas (kualitas baik biasanya lebih ekonomis)
Manajemen Industri 9
Banyaknya tergantung pada: cara pengeluaran, macam-macam alat,uang yang
dapat diminta untuk menentukan alat.
i. Bahan-bahan persediaan.
Macamnya: yang dibutuhkan untuk pekerjaan praktek, untuk mengajar, yang
dipakai industry.
Kualitas: tergantung pemakaianya
Banyaknya: bergantung pada besarnya tempat penyimpanan, cukup untuk
memenuhi yang dibutuhkan, bergantung pada kemampuan keuangan,
bergantung pada pengiriman.
j. Bangku-bangku kerja.
Tergantung pada:
Macam pekerjaan yang harus dikerjakan: bangku kerja dari logam, dari kayu,
tingginya, dapat dipindahkan.
Untuk dua siswa tiap bangku (jurusan mobil)
Bangku laboratorium yang panjang (jurusan listrik dan mobil)
Bangku hanya untuk pelajar.
Bangku panjang untuk bengkel bubut.
k. Mebel (meja, kursi, lemari dan lain sebagainya)
Penyimpanan bahan-bahan pelajaran : diberkas dibendel menjadi buku.
Meja untuk belajar (dari logam atau kayu)
Meja gambar dan meja untuk merencana.
Lemari penyimpanan lembaran-lembaran (file cabinets)
Lemari istimewa (khusus)
Rak-rak penyimpanan: untuk menyimpan kayu dan batang baja.
Rak papan, peti dan lemari.
Kursi-kursi atau bangku duduk
Meja tinggi (tulis untuk) guru.
4. Tata bengkel, pemeliharaan dan perkakas sebuah bengkel yang tidak teratur.
Dengan bahan-bahan yang berceceran akan menibulkan bahaya kecelakaan maka perlu
diperhatikan antara lain:
Manajemen Industri 10
a. Cara-cara penyimpanan.
Alat-alat yang dipakai sehari-hari: ditempatkan pada panel,laci peti, dan
rak,pemegang-pemegang (kait-kait khusus)
Alat istimewa: harus mendapat tanda tangan guru untuk memakai, guru
memeriksa jika dikembalikan, almari istimewa, kadang-kadang disimpan
dikantor guru,kartu pemakaian khusus.
Alat cadangan atau penggantian: almari khusus, ditempatkan ditempat yang
asli dari pabrik, dijaga dari karat.
Persediaan dan bahan: baru, sisa-sisa yang masih berguna, peti atau kotak
untuk sisa yang dapat dijual.
Pekerjaan yang telah selesai: almari penyimpanan, almari khusus, ditandai, dll.
b. Pembersihan.
Persediaan (supplies): sapu, penggorek, sikat, bak, bahan campuran untuk
menyapu, bahan yang menghisap minyak, detergent, mesin penggosok,
sobekan kain (kain perca), tempat penyimpananya.
Jadwal pembersihan: pembagian tugas siwa,(bergilir, tiap bulan, dll)
Tempat berjalan, jalan kendaraanjalan pintu dan daerah-daerah aman.
Pelaksanaan (procedure) pembersihan.
c. Pemeliharaan perkakas (perbot-Equibment)
Daftar pemeriksaan
Pelumasan
Mengecat
Pemeliharaan penjagaan(preventative maintenance).
Pemeliharaan alat
d. Pemeliharaan bengkel sekolah.
Pengecetan dan pembersihan tahunan
Lantai: perbaikan, pengawetan, member tanda tempat-tempat jalan.
e. Aneka macam lainya.
Manajemen Industri 11
Papan pengumuman (bulletin board): ada yang mengawasi, pengaturan dan
perbaikan kembali.
Gambar dinding penggantian dan pengaturan, dibutuhkan pengawas dan orang
yang memperbaiki pada waktu-waktu tertentu.
Papan tulis: tiap hari dibersihkan, tiap tahun diperbaiki.
5. Perencanaan biaya (budgeting).
Banyak factor yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Kebutuhan masyarakat.
Sebuah sekolah atau yang telah ada.
Bidang latihan yang diberikan
b. Biaya administrasi.
Instruktur atu guru wajib memberikan anggaran serta perkiraan (penaksiran) dalam
penyususan biaya administrasi.
c. Perkiraan bahwa bahan persediaan berdasarkan pemeriksaan.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam tiap pekerjaan atau rencana dalam suatu
kesatuan latihan.
Bahan terbuang yang dapat dimanfaatkan.
Panjang waktu praktek
Mendapatkan bahan.
Kejadian kejadian yang tak terduga
d. Pemeliharaan yang menuntut perkembangan zaman (up to date).
Perlengkapan baru:kiriman dan penerimaan (sumbangan)
biaya pemasangan, pembelian-pembelian,
gantilah perlengkapan yang kuno, ganti perlengkapan yang sudah usang dengan
perlengkapan baru/modern.
e. Perbaikan bengkel.
Pemeliharaan
Penyiapan keperluan pembersihanya yang lengkap.
Manajemen Industri 12
f. Ruang alat dan ruang persediaan.
Ukuran berhubungan dengan bengkel dan perlengkapanya, missal: banyaknya
macam dari alat, banyaknya alat yang dibutuhkan, alat yang ditempatkan
ditempat latihan.
Penempatanya dibengkel: mudah dicapai dari semua tempat latihan, mudah
pengawasanya, dijaga dari pencurian, dijaga dari unsur-unsur yang rusak.
Perencanaan susunan ruang alat: model pintu, jendel, papan gantungan alt,
tempat persediaan kartu alt, panel dll.
g. Rak.
Tempat minyak
Kikir-kikir
Logam
Kotak-kotak alat
h. Papan untuk buku-buku catalog dan sebagainya.
Jadi dalam sebuah bengkel (ruang bengkel) disediakan tempat untuk menaruh
atau menyimpan buku-buku keterangan,pedoman dan buku catalog
i. Penyusunan alat-alat
Dikumpulkan menurut macamnya, pemakaian dalam pekerjaan
Alat-alat untuk katup dikumpulkan jadi satu.
Digantungkan
j. Penyusunan semua alat dibengkel.
Alat harus mudah diperiksa
Alat harus dapat dengan mudah diambil.
Alat yang sering dipakai harus ditempatkan didekat jendela.
Alat yang pemakaianya dibatasi harus ditempatkan pada tempat khusus.
Harus dimintai paraf sebelum meminjam.
k. Tanda petunjuk (indeks) dan Liventarisasi.
Ruang alat dibagi dalam bagian-bagian dan diberi nomor atau huruf
Manajemen Industri 13
Cara untuk inventarisasi
Nama-nama alat ditiap panel atau almari.
l. Penyimpanan persediaan bahan atau bagian.
Karena ukuranya mungkin ditempatkan diluar ruang alat.
Untuk memudahkan pengawasan atau control maka mungkin harus
ditempatkan pada tempat khusus.
Dipapan atau di bak-bak.
Laci untuk penyimpanan bagian dan sebagainya.
Rak dan lemari
Cara inventarisasi.
Ruang bahan.
m. Pembersihan tempat kerja dan alat-alat.
Membuat daftar pembagian pekerjaan tugas: tugas siswa, pemimpin tugas
(ketua)
Perintah pembersihan setelah selesai praktek di bengkel.
Pembersihan istimewa: tiap bulan
B.Batasan Masalah
1. Bagaimanakah perencanaan bengkel disekolah.
2. Bagaimanakah struktur organisasi bengkel disekolah.
3. Apakah bengkel-bengkel yang ad disekolah-sekolah sudah memenuhi standart
minimum suatu bengkel.
4. Bagaimana perawatan (maintenance) bengkel sekolah.
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil batasan masalah sebagi berikut:
Manajemen Industri 14
C.Tujuan
Tujuan dari observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenalkan dan mengidentifikasi bengkel secara langsung.
2. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam bidang manajemen
bengkel secara langsung.
3. Mahasiswa dapat mengamati langsung proses kerja dan mekanisme praktek secara
langsung.
4. Mahasiswa dapat berinteraksi dengan pihak-pihak yang terkait dalam manajemen
sebuah bengkel.
5. Mengetahui bagaimana perencanaan suatu bengkel yang baik dan benar.
6. Memberi gambaran mengenai bentuk ataupun struktur bengkel yang berada di
sekolah-sekolah.
7. Memenuhi tugas managemen industri.
8. Mahasiswa dapat memahami tentang kondisi lingkungan bengkel di SMK.
D. Waktu Pelaksanaan Observasi
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 30 April 2012
3. Waktu : pukul 10.00-12.30 WIB
4. Tempat : Jl. Mawar No 01 Bulakrejo, Sukoharjo 57522 Telp./Fax
(0271)592062
Kegiatan observasi di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo kami laksanakanpada waktu
sebagai berikut:
Manajemen Industri 15
E.Metode Observasi
Untuk metode yang kami lakukan adalah:
1. Observasi lapangan
Observasi lapangan ini berarti penulis datang langsung kelokasi bengkel yang
menjadi tujuannya untuk memperoleh data. Dengan data tersebut, maka penulis
akan lebih mengetahui bagaimana situasi dan kondisi bengkel yang menjadi objek
observasinya.
2. Wawancara
Dalam metode ini kami melakukan wawancara dengan Instruktor Bengkel Teknik
Mesin SMK Bina Patria 2 Sukoharjo
3. Metode kepustakaan
yakni pengumpulan beberapa data melalui literatur yang relevan baik dari buku,
internet maupun dokumentasi langsung dari lapangan.
Manajemen Industri 16
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO
SMK Bina Patria 2 adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di wilayah
Kabupaten Sukoharjo.SMK yang berdiri pada tahun 1989 yang awal mula berasal dari SMK
Pertanian dan kemudian di bangun menjadi SMK Bina Patria 2 Sukoharjo ,Sekolah ini
memiliki berbagai fasilitas pendukung yang memadai,mulai dari bagunan gedung yang
representatif,lingkungan yang asri,dan situasi yang kondusif untuk melakukan pembelajaran.
Serta didukung oleh para guru-guru yang kompeten dibidangnya.
Agar tercapainya visi dan misi SMKN Bina Patria 2 Sukoharjo, maka dibentuklah
susunan organisasi dari Program Studi Keahlian Teknik Mesin sebagai berikut:
Manajemen Industri 17
MAWANTO,S.Pd
2012/2013 SMK BINA PATRIA 2SUKOHARJO
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN
KETUA PROGRAM
SURADI,S.T
KETUA UP
KETUA BENGKEL
Drs.ISKANDAR
KETUA MR
AGUS H W,S.T Dra. TITIK SRILESTARI
SEKRETARIS
TOOLMAN
SUGIYANTO
GURU/INSTRUKTUR
SISWA
TOOLMAN
MULYONO
Manajemen Industri 18
Denah Ruang Kelas SMK Bina Patria 2 Sukoharjo
Manajemen Industri 19
B. IDENTITAS BENGKEL
SMK Bina Patria 2 Sukoharjo memiliki mesin – mesin produksi seperti mesin frais, mesin
bubut, mesin gerinda, , dan lainnya. Masing – masing mesin mempunyai bengkel yang sudah
diatur oleh sekolah. Di SMK ini ada berbagai bengkel yaitu :
1. Bengkel Engine
2. Bengkel Electrical
3. Bengkel Chasis
4. Bengkel Kerja Bangku
5. Bengkel Listrik
6. Bengkel Unit Produksi
C. Tugas pengurus bengkel SMK BINA Patria 2 Sukoharjo
Adapun tugas-tugas dari pengurus-pengurus bengkel SMK Bina Patria 2
adalah sebagai berikut:
TUGAS KETUA PROGRAM KEAHLIAN
1. Menyusun jadwal pelajaran bersama-sama di bawah koordinasi Wakasek Urusan
Administrasi Pendidikan.
2. Mengatur jalannya belajar mengajar
3. Mengatur dan memotivasi staf agar bekerja produktif
4. Mengatur fasilitas bengkel secara efektif untuk kegiatan belajar
5. Ikut mengatur dan memelihara kebersihan, keindahan ruangan pekarangan taman dan
linkungan sekolah.
6. Mengatur, memelihara dan memperbaiki alat-alat agar koondisi alat bengkel siap pakai.
7. Melaksanakan tugas-tugas :
a. Pencatatan inventaris barang Program Keahlian.
b. Pencatan penerimaan dan pengeluaran barang/ bahan praktek.
c. Pencatatan hasil produksi dan kemajuan belajar siswa.
d. Pencatatan prestasi siswa dan guru.
e. Pencatatan prestasi dan perilaku siswa, guru dan wali kelas.
8. Mengatur laborat/ bengkel untuk mengembangkan program keahlian dan unit produksi.
Manajemen Industri 20
TUGAS KETUA BENGKEL
1. Menjaga dan mengatur fasilitas ruang praktek, sehingga dapat digunakan secara efektif.
2. Meneta ruang dan penempatan alat praktek sehingga dapat digunakan secara baik.
3. Mencatat semua peralatan dan iventaris yang digunakan diruang praktek.
4. Mengidentifikasi kerusakjan alat-alat praktek dan iventaris ruang praktek.
5. Bersama-sama dengan Ketua Maintenance dan Repair dalam pemeliharaan dan
perawatan alat-alat praktek.
TUGAS MAINTENANCE DAN REPAIR
1. Menjaga kelangsungan penggunaan fasilitas program sehingga dapat digunakan secara
efektif, efisien dan kontinyu.
2. Mencatat kerusakan semua peralatan dan iventaris yang digunakan di Program
Keahlian.
3. Melakukan perbaikan kerusakan fasilitas/ alat-alat praktek dan iventaris Program
Keahlian.
4. Berkoordinasi dengan ketua bengkel dan kelompok kerja lainnya di bawah pengawasan
Ketua Program dalam rangka perbaikan dan pengembangan Program Keahlian.
Manajemen Industri 21
TUGAS BENDAHARA
1. Menerima, menyimpan, mengeluarkan dan membukukan keuangan Program Keahlian
2. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan Program Keahlian kepada
KepalaSekolah.
TUGAS SEKRETARIS
1. Mengadministrasikan semua kegiatan Program Keahlian.
2. Menyimpan semua dokumen kegiatan Progran Keahlian
3. Membuat laporan kegiatan Program Keahlian.
TUGAS UNIT PRODUKSI
1. Mencari/ menerima job dari pelanggan
2. Melaksanakan job dari pelanggan
3. Membuat laporan keuangan dan dilaporkan kepada kepala sekolah
TUGAS TOOL MAN
1. Menjaga kebersihan ruang praktek dibawah pengawasan ketua bengkel dan
Ketua Program.
2. Menyediakan/ mengatur alat dan bahan praktek.
3. Memeriksa dan menghitung semua peralatan sebelum dan sesudah dipakai
dan menyimpan di kotak alat.
4. Bersama-sama Ketua Maintenance dan Repair dalam pemeliharaan dan
Manajemen Industri 22
perawatan alat-alat praktek
5. Mengatur inventaris sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
6. Memantau dan memeriksa kelengkapan PPPK dan alat pemadam kebakaran
supaya siap digunakan.
7. Membuat laporan mengenai inventaris yang berada di ruang praktek.
8. Membantu guru/ instruktur selama selama ruang praktek digunakan.
D.TATA TERTIB BENGKEL SMK BINA PATRIA 2 SUKOHARJO
1. Siswa memasuki bengkel sesuai dengan jadwal praktek yang telah ditetapkan.
2. Siswa harus menggunakan pakaian praktek dan alat keselamatan kerja.
3. Sebelum dan sesudah praktek, siswa berbaris untuk presensi dan menerima
pengarahan dari guru praktek.
4. Siswa meminjam alat dengan menggunakan koin dan bertanggungjawab atas alat-
alat yang dipinjam.
5. Siswa praktek sesuai dengan Job yang dikerjakan.
6. Pada waktu istirahat semua siswa harus keluar dari bengkel.
7. Bila terjadi kerusakan alat/mesin, siswa harap melapor kepada guru yang mengajar
praktek.
8. Pengembalian alat-alat harus dalam keadaan bersih dan baik seperti semula.
9. Setelah selesai praktek siswa harus membersihkan mesin, alat dan lantai.
10. Siswa harus menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan dan ketenangan bengkel.
11. Siswa dilarang memasuki ruang alat kecuali siswa piket.
12. Siswa dilarang makan/ minum dalam bengkel.
13. Sebelum alat-alat, mesin dan lantai bersih, siswa dilarang mencuci tangan.
14. Dilarang menempatkan alat-alat kebersihan disembarang tempat.
Manajemen Industri 23
15. Selama praktek, siswa dilarang meninggalkan bengkel tanpa seijin guru praktek.
SANGSI:
1. Setiap siswa yang melanggar tata tertib, TIDAK DIPERBOLEHKAN praktek.
2. Setiap siswa yang merusakkan alat dan alat tidak dapat dipergunakan lagi, akibat
prosedur kerja yang salah maka siswa yang bersangkutan DIWAJIBKAN untuk
mengganti.
3. Setiap siswa yang menghilangkan alat, HARUS mengganti.
4. Setiap siswa yang dengan sengaja mengambil benda kerja orang lain, akan dinyatakan
TIDAK LULUS dalam pelajaran tersebut.
E.KONDISI UMUM BENGKEL
1. Bengkel Mesin
Bengkel Mesin mempunyai mesin bubut sebanyak 10 unit , mesin
sekrap 1 unit , mesin frais 3 unit , mesin gerinda 2 unit, mesin bor 3 unit dan
gergaji 1 unit. Terdapat satu buah pintu untuk keluar masuk siswa dan guru serta
satu buah troli untuk memindahkan mesin .Luas bangunan yaitu 10 x 9 – 90 m3.
Ganbar (1.0) Kondisi pada Bengkel Mesin
Manajemen Industri 24
Observasi ini mencangkup kondisi lantai, tembok , pencahayaan serta penghawaanyang ada di bengkel tersebut, untuk lantai bengkel tersebut menggunakan paving.
Gambar (1.1) Kondisi lantai
Untuk bagian paling atas, menggunakan Genteng ,serta menggunakan kuda – kudabaja ringan yang di cat warna biru.
Gambar (1.2) Kondisi atap Bengkel
Untuk pencahayaan, bengkel tersebut menggunakan pencahayaan alami sebagai
pencahayaan utama serta pencahayaan buatan sebagai pendukungnya. Hal ini didukung letak
bengkel yang menghadap ke selatan, sehingga pencahayaan dari samping dapat berjalan
dengan optimal.
Manajemen Industri 25
Gambar (1.3) kondisi pencahayaan bengkel
Tembok pada bengkel tersebut mempunyai warna yang terang, sehingga dapatmenyerap dan menyalurkan panas dengan baik. Warna putih juga dikenal sebagai warnanetral sehingga cukup nyaman untuk digunakan.
Mengenai penghawaan atau aliran udara, dilakukan dengan alami dengan bantuan
kipas yang digerakkan oleh listrik. Kipas tersebut terletak di dinding bengkel. Selain itu,
bengkel ini dirancang dengan tinggi yang cukup. Hal ini bertujuan agar penghawaan dapat
berfungsi dengan baik. Pada sisi samping bengkel terdapat ventilasi yang cukup besar untuk
menjamin penghawaan dari arah samping.
Gambar (1.4) Ventilasi Bengkel
Manajemen Industri 26
Hasil dari kerja praktek para siswa adalah menghasilkan alat-alat kecil beserta berbagai
macam perkakas. Misalnya saja roda gigi. Instrumen-instrumen alat mesin tekstil, baut dan
masih banyak lainnya.
Gambar (1.5) Hasil Kerja
F. PERAWATAN ( MAINTENANCE )
1. Jangka Pendek :
a. Pembersihan bengkel, dan kantor setiap hari.
b. Pembelian danPergantian oli untuk Mesin Bubut (Oli encer)
c. Perbaikan Secara Berkala.
d. Untuk perawatan mesin di lakukan setiap saat sebelum dan sesudah
praktek , bahkan setiap saat di bersihkan sekaligus pengecekan , karena setiap
hari siswa-siswa pada praktek sesuai jadwal yang telah di tentukan.
2. Jangka Panjang
a. Perbaikan ruang , renovasi gedung , pengecatan tembok.
b. Inventaris peralatan yang telah rusak fatal : misal pahat , bor, dan lain-lain (
semua alat yang bisa tahan lama).
Manajemen Industri 27
3. Mesin
a. Memberikan kartu pemkaian pada mesin untuk pengecekan pemakain mesin
bubut sehingga pengantian oli dapat diketahui,
b. Selalu menjaga kebersihan mesin bubut misalnya setelah selesai pemakaian
serta dibersihkan gram-gram yang berserakan pada mesin.
c. Selalu diberi pelumasan pada bagian mesin frais yang bergeser
d. Pemberian/ penggantian air pendingin (glomus)
e. Penggantian mata bor jika sudah tumpul
f. Pengecekan masing-masing cekam/ pengikat mata frais dan baut pengikat.
G. Kelengkapan ruang di bengkel di SMK Bina Patria 2
Ruang laboran
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang kepala bengkel, ruang guru/ruang intruktur
serta ruang penyimpanan hasil kerja pada laboratorium permesinan. Sehingga
ruangan ini hanya ukuran kecil karena beberapa fungsi ruang yang di gabung
menjadi 1. Tetapi ada kelebihan walaupun ruangan laboran yang dijadikan dengan
kepala bengkel serta ruang guru/ruang instruktur dengan penataan serta perawatan
yang menjadi kelebihan dari bengkel di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo menjadikan
tempatnya nyaman dan kelihatan rapi untuk di tempati. Tempatnya yang bersih
dan penataan yang rapi membuat betah para pengguna ruangan.
Ruang Kerja
Ruangan ini digunakan untuk tempat kerja. Lantai yang terbuat dari keramik
paving membuat tempat ini nyaman digunakan untuk praktek. Lantai keramik abu
– abu untuk ruang kerja frais, mesin bubur, kerja bangku, gudang, dan kerja las.
Ruang Ganti
Ruang ini digunakan untuk tempat menggati pakain serta tempat untuk meletakan
barang berupa tas maupun jaket.
Manajemen Industri 28
H. TATA BENGKEL
1. Penataan mesin untuk praktek :
a. Penatan rapi
b. Mudah dijangkau, tidak terlalu sempit antar mesin satu dengan mesin lain
c. Mesin harus dapat digeser untuk kemungkinan praktek yang membutuhkan
ruang yang luas
d. Penataan sesuai tipe dan merk
e. Mudah dalam pengawasan guru praktek
2. Cara-cara penyimpanan alat :
a. Alat-alat yang dipakai sehari-hari: ditempatkan pada panel, laci peti, dan rak,
pemegang-pemegang (kait-kait khusus)
b. Alat istimewa: harus mendapat tanda tangan guru untuk memakai, guru
memeriksa jika dikembalikan, almari istimewa, kadang-kadang disimpan
dikantor guru,kartu pemakaian khusus.
c. Alat cadangan atau penggantian: almari khusus, ditempatkan ditempat yang
asli dari pabrik, dijaga dari karat.
d. Persediaan dan bahan: baru, sisa-sisa yang masih berguna, peti atau kotak
untuk sisa yang dapat dijual.
e. Pekerjaan yang telah selesai: almari penyimpanan, almari khusus, ditandai, dll.
3. Pembersihan.
a. Persediaan (supplies): sapu, penggorek, sikat, bak, bahan campuran untuk
menyapu, bahan yang menghisap minyak, detergent, mesin penggosok,
sobekan kain (kain perca), tempat penyimpananya.
b. Jadwal pembersihan: pembagian tugas siwa,(bergilir, tiap praktik, dll)
c. Tempat berjalan, jalan kendaraanjalan pintu dan daerah-daerah aman.
d. Pelaksanaan (procedure) pembersihan.
4. Penyusunan alat-alat
a. Dikumpulkan menurut macamnya, pemakaian dalam pekerjaan
b. Alat-alat untuk dikumpulkan jadi satu.
c. Digantungkan
Manajemen Industri 29
d. Alat harus mudah diperiksa
e. Alat harus dapat dengan mudah diambil.
f. Alat yang sering dipakai harus ditempatkan ditempat yang dekat
g. Alat yang pemakaianya dibatasi harus ditempatkan pada tempat khusus.
h. Harus dimintai paraf sebelum meminjam.
i. alat dibagi dalam bagian-bagian dan diberi nomor atau huruf
j. Laci untuk penyimpanan bagian dan sebagainya.
Manajemen Industri 30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai mahasiswa yang dipersiapkan menjadi seorang pendidik, diperlukan
suatu wawasan, ketrampilan dan pengalaman yang cukup agar dapat menjadi pendidik
yang berkompeten. Salah satu kegiatan yang dimungkinkan untuk mencapai tujuan
tersebut adalah kegiatan observasi. Observasi adalah pengamatan secara cermat dan
langsung terhadap objek yang telah ditentukan. Observasi yang kami lakukan
bertempat di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo.
Adapun yang dapat kami simpulkan yaitu :
1. Bengkel mesin di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo sudah memenuhi standar minimum
bengkel yang baik. Dan sudah memiliki inventaris mesin yang memadai/lengkap
untuk praktek walaupun jumlahnya masih terbatas di bandingkan dengan jumlah
siswa.
2. Perawatan bengkelnya dilakukan setiap hari oleh para siswa yang setiap harinya
praktek dengan toolman yang bertanggung jawab terhadapnya.
3. SMK Bina Patria 2 adalah salah satu sekolah kejuruan (vokasi) yang memiliki
kualitas tidak kalah dengan SMK N yang lainnya.
4. SMK Bina Patria 2 memiliki beberapa jurusan yang masing-masing sudah memiliki
bengkelnya masing-masing yaitu bengkel industry, bengkel otomotif, bengkel listrik,
dan bengkel kerja bangku .
5. Setiap bengkel yang berada di SMK Bina Patria 2 memiliki susunan organisasi
masing-masing guna mempermudah management bengkel dan perawatan.
6. Hasil produk yang dihasilkan dari praktek industry di SMK Bina Patria 2 adalah alat-
alat kecil, perkakas, dan instrument-instrumen alat pada mesin tekstil.
Manajemen Industri 31
B. Saran dan kritik
Berikut adalah beberapa saran dan kritik yang berkaitan dengan kegiatan
observasi manajemen bengkel:
1. Sebaiknya mahasiswa melakukan observasi pada bengkel maupun industri yang
bersifat komersil, agar dapat memperoleh wawasan dan pengalaman yang lebih
bervariasi.
2. Sebaiknya mahasiswa saling berkoordinasi agar tidak terjadi benturan objek
observasi yang sama.
3. Hendaknya pembuatan surat perijinan dilaksanakan dalam waktu yang singkat
dan diusahakan tidak mengalami penundaan.
4. Hendaknya perusahaan maupun industri yang lain memberikan kesempatan
kepada mahasiwa untuk melakukan observasi.
5. Untuk Cat tembok diusakan menggunakan Cat bewarna gelap agar tidak mudah
kotor.
6. Alat dan mesin ditambah jumlahnya sehingga siswa dapat praktek sendiri-
sendiri.
7. Kerapian dan kebersihan harus lebih ditingkatkan.
8. Apabila sedang berlangsung praktek ada toolman/ guru pembimbing yang
mengawasi.
Manajemen Industri 32
Lampiran
Gambar Halaman Bengkel Mesin
Gambar Bagian Kelistrikan Bengkel
Manajemen Industri 33
Gambar Gerinda Duduk
Gambar Ragum
Manajemen Industri 34
Gambar Mesin Frais
Gambar Hasil Karya Praktik Siswa
Manajemen Industri 35
Gambar Gerinda (Krisbow)
Manajemen Industri 36
Gambar Mesin Bor
Gambar Alat Pemadam Kebakaran
Manajemen Industri 37
Gambar Rak Alat
Gambar Gergaji Otomatis