observasi bimbingan konseling

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah proses yang sistematis dan kontinu. Di lembaga pendidikan formal (sekolah), khususnya di sekolah menengah sangat dibutuhkan adanya bimbingan dan konseling, mengingat pendidikan kita mengalami banyak masalah, tidak terkecuali masalah pada anak didiknya. Oleh karena itu dengan adanya program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah dapat membantu siswa dalam mencapai tujuannya yaitu kemandirian, kebahagiaan, kesejahteraan dan aktualisasi diri Pendidikan adalah media, aktivitas untuk mencerdaskan bangsa. Dalam prosesnya guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas pendidikan sehingga semakin tinggi kualitas guru maka kualitas pendidikan diharapkan juga meningkat, dengan demikian idealnya mampu menjawab semua permasalahan yang dimiliki bangsa baik yang berupa material maupun sepiritual. Agar pendidikan dapat berhasil sesuai dengan tujuan diperlukan berbagai sarana atau sumberdaya seperti bangunan sekolah, buku/materi pelajaran, guru dan sarana pendukung lainnya. Berkaitan dengan profesionalisme guru, khususnya guru pembimbing 1

description

observasi bk

Transcript of observasi bimbingan konseling

Page 1: observasi bimbingan konseling

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah proses yang sistematis dan

kontinu. Di lembaga pendidikan formal (sekolah), khususnya di sekolah

menengah sangat dibutuhkan adanya bimbingan dan konseling, mengingat

pendidikan kita mengalami banyak masalah, tidak terkecuali masalah pada anak

didiknya. Oleh karena itu dengan adanya program bimbingan dan konseling yang

dilaksanakan di sekolah dapat membantu siswa dalam mencapai tujuannya yaitu

kemandirian, kebahagiaan, kesejahteraan dan aktualisasi diri

Pendidikan adalah media, aktivitas untuk mencerdaskan bangsa. Dalam

prosesnya guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas pendidikan

sehingga semakin tinggi kualitas guru maka kualitas pendidikan diharapkan juga

meningkat, dengan demikian idealnya mampu menjawab semua permasalahan

yang dimiliki bangsa baik yang berupa material maupun sepiritual. Agar

pendidikan dapat berhasil sesuai dengan tujuan diperlukan berbagai sarana atau

sumberdaya seperti bangunan sekolah, buku/materi pelajaran, guru dan sarana

pendukung lainnya. Berkaitan dengan profesionalisme guru, khususnya guru

pembimbing perlu dicermati lagi, apakah sudah optimal menjalankan tugasnya

atau belum dalam mendampingi peserta didik mengatasi permasalahan yang

dialami yang menyangkut  dimensi kemanusiaan mereka. Khususnya peserta didik

di SMK yang harus mempersiapkan diri untuk bekerja di masyarakat

membutukan life skills yang cukup, agar peserta didik tidak canggung melangkah

dan berani menghadapi masalah. Untuk itu menuntut semangat kerja guru

pembimbing dalam membantu peserta didikmengubah perilaku yang kurang baik

menuju perilaku yang diharapkan di dunia pendidikan.

Guru sebagai tenaga pengajar, memegang peranan penting dalam dunia

pendidikan. Menjadi seorang guru yang profesional bukanlah hal yang mudah dan

tidak pula diperoleh melalui proses yang singkat dan cepat. Sudah menjadi tugas

1

Page 2: observasi bimbingan konseling

seorang calon guru untuk mempersiapkan diri, mengukur kemampuan diri

sebelum terjun langsung ke sekolah-sekolah sebagai lahan pendidikan yang

sesungguhnya. Menjadi tenaga pendidik harus dapat memahami bagaimana

kondisi siswa saat belajar untuk mempermudah jalannya proses belajar mengajar

dikelas sehingga perlu pemahaman tentang bimbingan dan konseling dari calon

tenaga pendidik. Sehingga pada saat proses belajar seorang guru dapat

menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi siswa yang diajarnya agar mata

pelajaran yang diberikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa tersebut.

Pelayanan bimbingna dan konseling di sekolah merupakan usaha

membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan

sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan

bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara

individual, dan kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,

perkembangan, kondisi, serata peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga

membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi

peserta didik

Guru harus memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan

yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 41

Semarang?

2. Bagaimana peran guru mata pelajaran ipa dalam pelaksanaan bimbingan

dan konseling di SMP Negeri 41 Semarang?

1.3 Tujuan Observasi

Tujuan dilakukannya observasi di SMP Negeri 41 Semarang ini, yaitu

untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program bimbingan dan konseling,

serta untuk mengetahui peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan

dan konseling di sekolah ini.

2

Page 3: observasi bimbingan konseling

1.4 Manfaat Observasi

Manfaat dilaksanakannya observasi di SMP Negeri 41 Semarang adalah

untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana peran guru mata pelajaran

dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Dan diharapkan pula,

kita sebagai calon guru supaya lebih paham dan lebih mengetahui langsung guru

mata pelajaran dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai partner guru

bimbingan dan konseling di sekolah.

3

Page 4: observasi bimbingan konseling

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peran Guru Mata Pelajaran dalam Bimbingan dan Konseling

Peran guru dalam bimbingan konseling, meliputi :

A. Peran guru kelas/mata pelajaran

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan

kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali

lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi

guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan

efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas

tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.

Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata

pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah :

Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada

siswa

Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang

memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data

tentang siswa-siswa tersebut.

Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan

konseling kepada guru pembimbing/konselor

Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa

yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan

pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program

pengayaan).

Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan

hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan

pembimbingan dan konseling.

Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani

layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.

4

Page 5: observasi bimbingan konseling

Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti

konferensi kasus.

Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian

pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh

karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting

dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan

BK, yaitu:

Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,

laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik

maupun umum.

Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal

pelajaran dan lain-lain.

Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta

reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan

swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi

dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar

siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan dan pengetahuan.

Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses

belajar-mengajar.

Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam

bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat

menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

5

Page 6: observasi bimbingan konseling

Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin

dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam

proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :

a. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan

dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).;

b. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi,

memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber

(resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti

demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during

teaching problems).

c. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa,

menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas

tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang

ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi

produknya.

Dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan

aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi (self oriented), dan

dari sudut pandang psikologis.Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran

dan administrasi pendidikan, guru berperan sebagai :

i. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan;

ii. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara

dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan;

iii. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus

diajarkannya;

iv. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik

melaksanakan disiplin;

v. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar

pendidikan dapat berlangsung dengan baik;

vi. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk

mengarahkan perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan

menjadi pewaris masa depan; dan

6

Page 7: observasi bimbingan konseling

vii. Penterjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan

berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.

Di pandang dari segi diri-pribadinya (self oriented), seorang guru berperan

sebagai :

a. Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus memberikan

pelayanan kepada masyarakat;

b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus

menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya;

c. Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap

peserta didik di sekolah;

d. model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh

oleh mpara peserta didik; dan

e. Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan

merasa aman berada dalam didikan gurunya.

Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai :

1. Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang

memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pendidik;

2. seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relations), artinya

guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana

hubungan antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga

dapat mencapai tujuan pendidikan;

3. Pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu mambentuk

menciptakan kelompok dan aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan

pendidikan;

4. Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu

menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik; dan

5. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru

bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.

7

Page 8: observasi bimbingan konseling

BAB III

METODE OBSERVASI

3.1 Pendekatan Observasi

Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan holistik yang artinya latar ilmiah

di teliti secara utuh, obyektif dan apa adanya tanpa mengubah sedikit atau seluruh

bagian satuan kajian yang diteliti.

3.2 Sumber Data

Data yang di kumpulkan penyusun sebagai dasar penelitian laporan observasi

ini merupakan data yang berasal dari arsip SMP N 41 Semarang dan narasumber.

Selain itu penyusun juga menggunakan buku referensi sebagai dasar untuk

menjabarkan kajian teori mengenai manajemen sekolah ini.

3.3 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dari narasumber

mengenai manajemen kurikulum di SMP N 41 Semarang yaitu wawancara

langsung kepada narasumber yaitu guru mata pelajaran IPA SMP N 41 Semarang.

8

Page 9: observasi bimbingan konseling

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Gambaran Obyek Observasi

Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 41 Semarang

Visi Sekolah : “Berakhlak Mulia, Cerdas, Terampil, Unggul dalam

Prestasi dan Berwawasan Lingkungan.”

Misi Sekolah :

1. Menanamkan budi pekerti untuk mewujudkan sumber daya manusia

yang berahlaq mulia melalui kegiatan pembiasaan dan program kegiatan

keagamaan.

2. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi,

bekerja sama, saling menghargai, disiplin belajar dan mengajar secara

kontinyu dan kesinambungan kepada seluruh warga sekolah.

3. Implementasi pembudayaan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan

santun).

4. Melaksanakan pengembangan KTSP dan Kurikulum 2013 yang sesuai

dengan potensi perkembangan kebutuhan dan perkembangan peserta

didik.

5. Melaksanakan pembelajaran secara intensif, terjadwal, efektif, dan

efesien bagi guru dan siswa dengan pendekatan saintifik dan model

pembelajaran DL, PBL dan PJBL dengan penilaian autentik.

6. Meningkatkan perolahan selisih NUN (gain score achievement) dengan

mengembangkan potensi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7. Meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam bidang teknologi

informasi dan komunikasi dengan sarana penunjang yang baik.

8. Mengembangkan potensi siswa dalam bidang keterampilan, olahraga,

seni, dan budaya.

9. Menyelenggarakan program kegiatan kompetensi dan kompetisi bagi

pengembangan profesi guru dan prestasi dalam bidang akademik dan

nonakademik.

9

Page 10: observasi bimbingan konseling

10. Menerapkan perilaku bersih dan sehat guna melestasikan sekolah sehat

dengan mengupayakan lingkungan yang rapi, bersih, indah, sejuk dan

nyaman dengan tamanisasi dan penghijauan serta sistem drainase yang

baik.

11. Melaksanakan penataan wiyata mandala dan 6K yang asri, edukatif, dan

berwawasan lingkungan hidup.

12. Membiasakan warga sekolah untuk melaksanakan TUMITLANGKUNG

(tujuh menit untuk kelas dan lingkungan).

13. Menyiapkan peserta didik yang cerdas, kompetitif dan mampu bersaing

dan berkolaborasi secra global serta menjadi peloor pelestarian

lingkungan hidup.

Alamat Sekolah : Jalan Cepoko Kecamatan Gunungpati Semarang

Profil Narasumber

Nama : Sukimin S.Pd

NIP : 197101181997021001

Mata Pelajaran : IPA

Alamat : Jalan Bukit Sakuras ,Bukit Asri Ungaran.

Pelaksanaan Wawancara

Hari, Tanggal : Jumat, 12 Juni 2015

Pukul : 08.00-10.00

Tempat : Ruang Bimbingan dan Konseling SMP

Negeri 41 Semarang

4.2 Hasil Observasi

Hasil wawancara:

1. Apa itu bimbingan konseling?

Jawaban: Bimbingan dan konseling adalah suatu proses bimbingan yang

dilakukan oleh seorang guru yang bertujuan untuk membantu siswa

mencapai tujuannya.

2. Masalah apa yang sering terjadi di kelas saat pelajaran berlangsung?

10

Page 11: observasi bimbingan konseling

Jawaban: Masalah yang terjadi di kelas itu adalah seperti rendahnya

motivasi belajar yang dimiliki siswa, dan itu berakibat pada proses

pembelajaran di dalam kelas, misalnya siswa jarang mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, terkadang malah ada siswa yang acuh tak acuh terhadap

prestasi belajar. Dalam pelajaran untuk mengerjakan pekerjaan rumahpun

harus diberi reward atau punishment karena kebanyakan dari siswa-siswi itu

berpikir yang penting sekolah dan belum memikirkan pentingnya prestasi

karena motivasi yang mereka miliki sangat rendah.

3. Apa yang bapak lakukan ketika siswa sudah mulai jenuh?

Jawaban: Pada saat siswa sudah mulai jenuh maka yang saya lakukan itu

seperti memberikan selingan lelucon sehingga siswa yang semula

mengantuk bisa tertawa dan mendapatkan penyegaran. Dalam pelajaranpun

perlu adanya refreshing karena tidak terlalu bagus jika siswa dipaksa untuk

harus tegang otaknya.

4. Strategi apa yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang muncul ?

Jawaban: Pastinya jika ada suatu permasalahan mengatasinya pasti butuh

proses, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi karena permsasalahan

siswa berbeda-beda ada yang membawa permasalahan mereka dari rumah

ada juga yang bermasalah di sekolah dan tentunya untuk mengatasi itu harus

sesuai dengan kapasitas saya sebagai guru mata pelajaran.

5. Bagaimana cara mengetahui karakter siswa?

Jawaban: Cara mengetahui karakter siswa sendiri dapat dilihat dari

kedisiplinan siswa dan sopan santun mereka. Kedisiplinan mereka dapat

dilihat pada saat siswa berangkat ke sekolah maupun dari pengumpulan

tugas, sedangkan sopan santun siswa dapat dilihat dari cara siswa menyapa

orang dari tutur kata siswa.

6. Bagaimana cara memahami tipe belajar siswa yang berbeda-beda?

Jawaban: Cara memahami tipe belajar siswa dilihat dari proses

pembelajaran di kelas. Jadi ada siswa yang suka dengan diberi pertanyaan

ada juga siswa yang menyukai praktikum. Namun, kebanyakan siswa disini

lebih menyukai belajar dengan praktikum karena bagi siswa dengan

praktikum daya ingat dan kreativitasnya berkembang.

11

Page 12: observasi bimbingan konseling

7. Apakah hasil belajar fisika sudah sesuai dengan target?

Jawaban : Hasil belajar fisika masih belum sesuai target, karena motivasi

belajar fisika siswa masih rendah sehingga untuk mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum) masih susah. Kebanyakan dari siswa-siswi itu

berpikir yang penting sekolah dan belum memikirkan pentingnya prestasi

karena motivasi yang mereka miliki sangat rendah.

8. Bagaimana cara mengatasi dan memperbaiki hasil belajar?

Jawaban : Cara mengatasi dan memperbaiki hasil belajar salah satu cara

yang kami lakukan yaitu dengan memberikan motivasi belajar untuk siswa,

sehingga diharapkan hasil belajar siswa bisa meningkat.

9. Jika ada yang bermasalah saat pelajaran berlangsung, Bapak selaku guru

mapel ikut menangani atau langsung mengalihkan ke guru BK?

Jawaban: Tergantung dari permasalahannya, jika permasalahan sanggup

saya tangani maka akan saya bantu, namun jika diluar dari kemampuan saya

maka saya akan minta bantuan dari guru BK.

10. Apakah saat mengajar Bapak juga memberikan motivasi?

Jawaban: Ya, itu pasti karena dengan memberikan motivasi merupakan

salah satu cara yang saya lakukan dalam proses belajar siswa, sehingga

siswa dapat termotivasi.

11. Apakah dalam mengajar Bapak juga menerapkan konsep bimbingan

konseling?

Jawaban : Ya, karena sebagai seorang guru bukan hanya bertugas

menyampaikan materi melainkan juga berperan dalam proses

pengembangan diri siswa.

12. Apa permasalahan terberat yang pernah Bapak hadapi berkaitan dengan

siswa sejauh ini?

Jawaban : sebenarnya tidak ada permasalahan yang kompleks, tapi

permasalahan itu setelah kami telusuri ternyata sebagian besar berasal dari

masalah keluarga.

12

Page 13: observasi bimbingan konseling

BAB V

PEMBAHASAN

Dari hasil wawancara dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan program

layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 41 Semarang sudah berjalan

dengan baik. Pada pelajaranpun ada jam khusus yang disediakan oleh sekolah

untuk guru bimbingan dan konseling melakukan pelayanan bimbingan dan

konseling di kelas yaitu 2 jam perminggunya.

Di SMP Negeri 41 Semarang, program layanan BK tidak hanya dilakukan

oleh guru Bimbingan dan Konseling, akan tetapi juga dilakukan oleh guru mata

pelajaran yang juga berperan aktif dalam pelaksanaan program bimbingan dan

konseling, seperti turut membantu dalam mengatasi dinamika permasalahan siswa

selama pembelajaran berlangsung.

Masalah yang biasanya muncul dari siswa saat pembelajaran, dalam hal ini

yang saya observasi adalah terkhusus pada mata pelajaran IPA khususnya pada

materi Fisika sebisa mungkin masalah tersebut diatasi oleh guru yang

bersangkutan terlebih dahulu. Jika masalah tersebut sudah di luar kapasitas guru

mapel yang bersangkutan maka akan dialihkan ke guru BK. Selain itu, guru mata

pelajaran tentu mengambil peran penting, kaitannya dengan permasalahan yang

berhubungan dengan  materi pelajaran, maupun kepribadian siswa. Karena guru

mata pelajaran lebih sering berinteraksi dengan siswa, sehingga lebih mengetahui

tentang perkembangan siswa-siswi yang diampunya.

Sementara itu, kaitannya dengan peran guru sebagai informator sudah

cukup baik karena guru mata pelajaran menyampaikan informasi berkaitan dengan

BK secara detail. Sementara peran guru sebagai fasilitator juga sudah berjalan

dengan cukup baik, yaitu guru mampu mengantisipasi adanya ketimpangan

kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran. Siswa yang memiliki daya

tangkap dibawah rata-rata akan dicarikan suatu metode agar siswa tersebut

mampu mengimbangi temannya yang sudah paham tentang suatu materi yang

telah disampaikan.

Peran guru sebagai mediator di sekolah ini berjalan dengan baik, hal ini

dibuktikan dengan adaanya suatu kerjasama antara guru mata pelajaran dan guru

13

Page 14: observasi bimbingan konseling

BK. Guru mata pelajaran yang secara langsung mengetahui permasalahan pada

siswa menyampaikan kasus itu kepada guru BK. Kemudian guru BK melakukan

pendekatan terhadap siswa tersebut, hingga akhirnya diketahui karakter siswa dan

sumber masalah yang terjadi, kemudian hasil ini disampaikan kepada guru mata

pelajaran lagi untuk dilakukan suatu pengentasan masalah. Sementara peran guru

sebagai motivator siswa dalam pemanfaatan layanan BK juga berjalan dengan

baik. Guru mata pelajaran memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

siswanya yang membutuhkan layanan BK, misalkan ketika pelajaran ada siswa

yang membutuhkan pelayanan BK dengan beberapa alasan yang logis dan harus

meninggalkan kelas, maka guru mata pelajaran mempersilakannya dengan catatan

alasan yang disampaikan benar, dan sebagai guru mata pelajaran tidak hanya

menyampaikan materi tetapi juga memberikan motivasi belajar kepada siswa

untuk meningkatkan hasil belajar, karena terkhusus pada materi fisika motivasi

belajar siswa di SMP N 41 Semarang tergolong rendah.

Sementara itu, peran guru sebagai kolaborator ditunjukkan dengan adanya

kerjasama antara guru mata pelajaran dan  guru BK, selama masalah dapat diatasi

oleh guru mata pelajaran, maka sebisa mungkin masalah tersebut dapat

diselesaikan. Apabila sudah tidak dapat diselesaikan maka guru BK lah yang

turun tangan dalam pengentasan masalah yang muncul itu.

14

Page 15: observasi bimbingan konseling

BAB VI

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari penelitian dan hasil penyusunan laporan ini penulis dapat

menyimpulkan bahwa peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan

dan konseling di SMP Negeri 41 Semarang sudah sesuai dengan peran, tugas dan

tanggungjawab yang dimiliki oleh setiap guru mata pelajaran terhadap

pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

Dari narasumber yang menjadi objek penelitian, dapat disimpulkan bahwa

peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP

Negeri 41 Semarang, peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan program

bimbingan dan konseling sudah berjalan dengan baik, kesadaran dari masing

masing individu sangatlah penting untuk menciptakan adanya suatu perubahan

untuk menjadi yang lebih baik.

4.2 Saran

Melalui observasi ini penulis mengharapkan agar seluruh guru mata

pelajaran yang ada di SMP Negeri 41 Semarang melaksanakan perannya sebagai

guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dan

bekerjasama dengan guru BK di sekolah. Selain itu, penulis memberikan saran

bahwa kita sebagai calon guru yang tentu akan memasuki dunia pendidikan, harus

bisa bekerjasama dengan program layanan BK di sekolah. Menjadi seorang guru

haruslah memiliki budi pekerti yang baik, yang dapat menjadi teladan bagi peserta

didiknya.

15

Page 16: observasi bimbingan konseling

DAFTAR PUSTAKA

Awalya, Dr dkk. 2013. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES Press

Dewa, ketut sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Priyanto dan Amti Erman.2006.Dasar-Dasar Bimbingan Konseling.Jakarta:

RinekaCipta.

http://wordpress.com/

contohlaporanobservasibimbingankonseling_ADIWIBOWO/ (diakses 10 Juni

2015 pukul 19.00 WIB)

16

Page 17: observasi bimbingan konseling

LAMPIRAN

17