Objek 4
-
Upload
miftahurrahmi-mira -
Category
Documents
-
view
116 -
download
1
Transcript of Objek 4
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
PENENTUAN BAGIAN YANG TIDAK LARUT
DALAM SEMEN PORTLAND
I. TUJUAN
Menentukan bagian yang tidak larut dalam semen portland.
II. TEORI
Semen portland adalah perekat hidraulis yang
dihasilkan dari penggilingan klinker yang kandungan
utamanya kalsium silikat dan satu atau dua bentuk kalsium
sulfat sebagai bahan tambahan.
Sementara semen itu sendiri adalah suatu bahan yang
dapat membentuk massa yang padat dan kaku setelah
bereaksi dengan air. Semen semacam ini terutama terdiri
dari batu kapur dan tanah liat yang digiling dan dibakar
dalam tanur putar (klink) sehingga menghasilkan klinker
yang kemudian dicampur dengan sedikit gips (CaSO4.2H2O)
dan dihaluskan menjadi bubuk. Semen yang biasa digunakan
untuk beton yaitu semen portland.
Berdasarkan standar nasional indonesia (SNI), SNI
1520491994, yang juga sesuai dengan standar ASTM 15095
a, semen portland dibagi menjadi 5 tipe, antara lain:
1. Semen Portland Tipe I.
Dikenal pula sebagai ordinary Portland Cement (OPC),
merupakan semen hidrolis yang dipergunakan secara luas
untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang
tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain :
bangunan, perumahan, gedung-gedung bertingkat,
jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
2. Semen Portland Tipe II.
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
Di kenal sebagai semen yang mempunyai ketahanan
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk
bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran
irigasi, beton massa dan bendungan.
3. Semen Portland Tipe III.
Semua jenis ini merupakan semen yang dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan
kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses
pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian
secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan
jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.
4. Semen Portland Tipe V.
Semen jenis ini dipakai untuk konstruksi bangunan-
bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi
dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbang
pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan,
pelabuhan dan pembangkit tenaga nuklir.
5. Special Blended Cement (SBC).
Semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega
proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok
digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut.
Dikemas dalam bentuk curah.
6. Portland Pozzolan Cement (PPC).
Semen Hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak,
gypsum dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan
umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat
dan panas hidrasi sedang. Misalnya, jembatan, jalan raya,
perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan
irigasi dan fondasi pelat penuh.
Klinker merupakan butiran semen yang belum
ditambahkan dengan gips, mempunyai ukuran 1/16-13 inci.
Pada pembuatan semen , klinker yang terbentuk berlebihan
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
terlebih dahulu digiling lebih lanjut bersama gips yang
berfungsi sebagai pelambat proses pengikatan dan
pengerasan semen. Tanpa adanya gips semen akan segera
mengadakan pengikatan, lalu mengeras begitu dicampur
dengan air sehingga tidak cukup waktu dalam pengerjaan
selanjutnya, seperti pengadukkan, pengecoran , dan
memplester serta menghaluskan permukaan.
Material yang digunakan untuk pembuatan semen:
a. Batu kapur (CaCO3)
Merupakan sumber dari CaO berkisar 50 %.
b. Silika
Merupakan sumber dari SiO2 , berkisar dari 77-84%.
c. Tanah liat
Sumber dari Al2O3 30-38% , Fe2O3 8-16%
d. Pasir besi
Sumber dari Fe203 mengandung 77-80%.
Perbandingan komposisi material penyusun semen :
1. CaCO3 = 80 %
2. SiO2 = 10 %
3. Al2O3 = 9 %
4. Fe2O3 = 1 %
Sifat-sifat semen portland:
a. Hidrasi semen yang yang ditambahkan dengan
air akan terjadi suatu proses antara semen dfengan air.
b. Setting (pengikatan)
Pengikatan yang terjadi antara adonan semen dengan air
sehingga terjadi reaksi pengikatan.
Setting ada 2 macam, yait :
1. pengikatan awal
pada saat adonan terbentuk sampai terjadi kekakuan
tertentu.
2. pengikatan akhir
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
pada saat adonan sampai terjadinya kekakuan penuh.
Faktor – faktor yang mempengaruhi setting time :
1. kandungan C3A
Makin besar C3A maka setting time akan pendek, sehingga
dapat merugikan perusahaan.
2. kandungan gipsum
makin besar kandungan gipsum maka setting time akan
panjang.
3. kehalusan partikel semen
makin halus partikel semen, setting akan semakin pendek.
4. kekuatan tekanan
Typical constituents of Portland clinkerCement industry style notation under CCN
Clinker CCN Mass%
Tricalcium silicate (CaO)3.SiO2 C3S 45-75%
Dicalcium silicate (CaO)2.SiO2 C2S 7-32%
Tricalcium aluminate (CaO)3.Al2O3 C3A 0-13%
Tetracalcium aluminoferrite (CaO)4.Al2O3.Fe2O3 C4AF 0-18%
Gypsum CaSO4 · 2 H2O 2-10%
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat
gelas piala
hot plate
corong
gelas ukur
batang pengaduk
desikator
Bahan
semen
HCl
NaOH 2 %
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
Indikator metil merah
3.2 Skema Kerja
1. 1 gram sampel dimasukkan kedalam gelas piala 250 ml
dan ditambahkan aquadest secukupnya.
2. tambahkan 10 ml HCl dan larutan dipanaskan.
3. encerkan larutan sampai 50 ml dan lanjutkan
pemanasan selama 10 menit
4. tutup dengan kaca arloji.
5. endapan disaring dan dicuci dengan aquadest panas 10
x
6. kertas saring yang beisi endapan dimasukkan kedalam
gelas piala beisi NaOH sebanyak 100 ml.
7. aduk campuran lalu dipanaskan selama 15 menit dan
ditutup dengan kaca arloji.
8. tambahkan 2 tetes indikator metil merah
9. teteskan HCl sampai warna merah.
10. endapan disaring dan dicuci dengan aquadest panas
10 x lalu masukkan kedalam cawan platina yang telah
ditimbang.
11. keringkan sampel selama 30 menit, dinginkan.
12. timbang endapan.
3.3 Skema kerja
1 gram sampel
+ 10 ml aquadest
+ 10 ml HCl
Letakkan dalam gelas piala
Gelas piala
Panaskan
Campuran
Encerkan sampai 50 ml
Lanjutkan pemanasan 10 menit.
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
Campuran
Tutup dengan kaca arloji
Endapan
Saring
Cuci dengan aquadest
Kertas sarin berisi endapan
Masukkan dalam gelad piala
berisi NaOH 2% 100 ml
Aduk campuran
Tutup dengan kaca arloji
Campuran
+ 2 tetes indikator metil merah
Teteskan HCl sampai larutan
menjadi merah
Campuran berisi endapan
Saring endapan, cuci dengan
aquadest panas
Keringkan
Endapan
3.4 Skema Alat
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
4.1 Data dan perhitungan
Berat sampel = 1,02 g
Berat kertas saring = 0,61 g
Endapan + kertas saring = 0,95 g
Endapan = 0,34
Bagian yang tidak larut = 0,34 g x 100 % 1,02 g
= 33,33 %
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan bagian
yang tidak larut dalam semen portland. Semen portland
dibentuk dari material seperti batu kapur, batu silikat,
tanah merah, dan pasir besi. Ada bagian yang tidak larut
dalam semen portland antara lain besi oksida, aluminiu
oksida dan silika oksida.
Bahan dasar yang digunakan untuk menentukan
bagian yang tidak larut dalam semen portland yaitu
semen, HCl, NaOH 2%, dan indikator metil merah.
Sebelum penambahan HCl semen dilarutkan dengan
aquadest, disini terjadi proses pengikatan antara semen
dengan air. Kemudian baru ditambahkan dengan HCl 2 N,
dalam hal ini HCl akan melarutkan semua komponen yang
ada dalam semen dan untuk mengetahui apakah semen
yang kita uji berkualitas baik atau tidak dengan melihat
banyaknya bagian yang tidak larut dalam semen. Ketika
ditambahkan HCl maka semen tersebut berupa larutan
kuning orange dan ketika dipanaskan selama 10 menit,
warna larutan berubah menjadi kuning.
Endapan didapatkan setelah semen dipanaskan.
Endapan yang didapat dicuci dengan aquadest, dimana
pencucian ini adalah untuk menyempurnakan pelarutan.
Kemudian endapan itu dimasukkan kedalam larutan
NaOH, sehingga larutan kini menjadi basa, kemudian
ditambahkan indikator metil merah dan ditambahkan HCl
2 N. Penambahan HCl ini dilakukan sampai didapatkan
pH-nya menjadi netral.
Penambahan pH ini dilakukan sedikit demi
sedikit ,dari pH 14-9 dibutuhkan HCl yang cukup banyak
dari pH 9-7 perubahan pH terjadi sangat signifikan.
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
Dalam percobaan ini pH yang kami dapatkan 4
sehingga hampir semua semen larut sebab kita tahu
bahwa semen dalam suasana basa akan menghasilkan
sedikit endapan dan pada suasana asam maka semen
akan larut dan dalam suasana netral akan didapatkan
endapan yang banyak.
Persentase semen portland yang tidak larut dari
perhitungan didapatkan sebesar 33,33%. Ini menunjukkan
semen yang digunakan bisa dikatakan kurang bagus
karena bagian tidak larutnya besar dari standar yaitu
sebesar 3%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpiulkan bahwa:
1. Semen portland memiliki dua bagian yang larut dan
tidak larut.
2. Bagian yang tidak larut dalam semen portland yaitu
senyawa oksida logam
3. Semen portland mempunyai bagian yang tidak larut
sebesar 33,3%
4. Semen yang digunakan berkualitas kurang bagus.
5.2 Saran
1. Memahami prosedur percobaan yang dilkakukan.
2. Lakukan penambahan HCl secara tepat sampai
terbentuk warna merah.
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
JAWABAN PERTANYAAN
1. Fungsi dari penambahan HCl pada tahap awal yaitu untuk
membentuk suasana asam.
2. Fungsi pencucian dengan air agar endapan bebas dari zat
pengotor atau pengganggu sehingga berat yang didapatkan
merupakan berat murni.
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland
Praktikum Kimia MaterialSemester Genap 2008/2009
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter. 1999. Ilmu Kimia untuk Universitas.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI-Press
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka
Penentuan Bagian yang Tidak Larut dalam Semen Portland