Obat Dlm Kehamilan

download Obat Dlm Kehamilan

of 12

Transcript of Obat Dlm Kehamilan

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    1/12

    OBAT, VAKSIN, DAN VITAMIN BAGI IBU HAMIL

    Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Farmakologi yang diberikan olehdosen Prof. Herry

    Disusun oleh:

    Kelompok 2

    Nuri Handayani D3E512002

    Melinda Rizky Amanda D3E512008

    Shany Fadillah. ER D3E512009

    AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA OBGIN

    JL. RAYA LEMBANG NO. 110

    BANDUNG BARAT

    2013

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    2/12

    A. OBAT UNTUK IBU HAMILBagi wanita yang sedang hamil atau menyusui sebaiknya berhati-hati

    dalam mengkonsumsi obat-obatan yang mungkin dapat menghilangkan keluhan

    sakit tetapi obat tersebut juga dapat berbahaya bagi janin maupun bayi. Apapun

    yang ibu makan akan mempengaruhi janin dan bayi termasuk apapun yang

    dioleskan diluar tubuh.

    Dalam sebuah seminar dikatakan sekitar 60% ibu hamil dan menyusui

    menggunakan obat-obatan atau suplemen, banyak yang mengkonsumsinya pada

    trimester pertama kehamilan.

    Hal ini sangat berbahaya karena pada periode tersebut terjadi proses

    pembentukan organ (organosenesis). Zat aktif obat dapat masuk ke peredaran

    darah janin dan mempengaruhi proses pembentukan organ tersebut yang akhirnya

    akan menyebabkan terjadinya kecacatan karena terganggunya proses tersebut.

    Penggunaan obat sembarang pun, termasuk obat yang dijual bebas sebaiknya

    dihindari oleh ibu menyusui, karena obat yang dikonsumsi ibu diseskresikan

    melalui ASI yang diminum bayi sehingga menyebabkan kadar obat dalam tubuh

    ibu sama dengan kadar obat dalam tubuh bayi. Tentunya hal ini akan sangat

    membahayakan bagi si bayi.

    Tidak semua obat berbahaya. Ada beberapa jenis obat yang terbukti cukup

    aman dikonsumsi baik selama hamil maupun selama menyusui. Diperlukan

    pemahaman mengenai obat yang relatif aman agar bisa menghindarinya selama

    periode kehamilan dan menyusui. Dengan demikian ibu hamil dan janin tidak

    dirugikan.

    Penggunaan Antibiotika

    Antibiotika banyak digunakan secara luas pada kehamilan. Karena adanya

    efek samping yang potensial bagi ibu maupun janinnya, penggunaan antibiotika

    seharusnya digunakan jika terdapat indikasi yang jelas. Prinsip utama pengobatan

    wanita hamil dengan penyakit adalah dengan memikirkan pengobatan apakah

    yang tepat jika wanita tersebut tidak dalam keadaan hamil. Biasanya terdapat

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    3/12

    berbagai macam pilihan, dan untuk alasan inilah prinsip yang kedua adalah

    mengevaluasi keamanan obat bagi ibu dan janinnya.

    Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme

    (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat

    membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain.

    Beberapa jenis antibiotika dapat menyebabkan kelainan pada janin. Hal

    ini terjadi karena antibiotika yang diberikan kepada wanita hamil dapat

    mempengaruhi janin yang dikandungnya melalui plasenta. Antibiotika yang

    demikian itu disebut teratogen. Definisi teratogen adalah suatu obat atau zat yang

    menyebabkan pertumbuhan janin yang abnormal.

    Pada tahun 1980, Food and Drug Administration memperkenalkan 5 kategori

    untuk obat-obat yang diberikan selama kehamilan. Lima kategori itu adalah :

    Kategori A :

    Obat-obat yang menurut studi terkontrol tidak menimbulkan resiko pada janin

    Kategori B :

    Untuk obat-obat yang berdasarkan studi pada binatang dan manusia tidak

    menunjukkan resiko yang bermakna. Termasuk disini adalah :

    1. Dari studi pada binatang tidak menunjukkan resiko, tetapi belum ada studi

    pada manusia mengenai hal tersebut

    2. Dari studi pada binatang menunjukkan adanya resiko, tetapi dari hasil studi

    yang terkontrol baik pada manusia menunjukkan tidak adanya resiko

    Kategori C :

    Untuk obat-obat yang belum didukung studi adekuat, baik pada binatang maupun

    pada manusia atau obat-obat yang menunjukkan efek yang merugikan pada studi

    binatang tetapi belum ada studi pada manusia

    Kategori D :

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    4/12

    Untuk obat-obat yang ada bukti resikonya pada janin tetapi manfaatnya jauh lebih

    besar

    Kategori X :

    Untuk obat-obat yang terbukti mempunyai resiko terhadap janin dan resiko itu

    lebih berat daripada manfaatnya. Antibiotika tidak ada yang termasuk kategori

    X. Umumnya masuk kategori B, kecuali beberapa yang masuk kategori C atau

    D.

    Telah disebut sebelumnya bahwa antibiotika yang bebas yang mempunyai efek

    farmakologis dan mampu ditransfer melalui plasenta untuk selanjutnya

    terdistribusi dalam tubuh janin. Obat yang berada di dalam tubuh janin inilah yang

    bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

    A. PENISILIN

    Penisilin adalah antibiotika yang termasuk paling banyak dan paling luas

    dipakai. Obat ini merupakan senyawa asam organik, terdiri dari satu inti siklik

    dengan satu rantai samping. Inti sikliknya terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin

    betalaktam. Rantai samping merupakan gugus amino bebas yang dapat mengikat

    berbagai jenis radikal.

    Penisilin mempunyai batas keamanan yang lebar. Pemberian obat ini

    selama masa kehamilan tidak menimbulkan reaksi toksik baik pada ibu maupun

    janin, kecuali reaksi alergi.

    Kadar penisilin di dalam serum wanita hamil lebih rendah daripada wanita

    yang tidak hamil, sedang clearancenya lewat ginjal lebih tinggi selama masa

    kehamilan.

    Pemberian pada wanita hamil untuk golongan penisilin dengan ikatan

    protein yang tinggi, misal oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan nafsilin akan

    menghasilkan kadar obat di dalam cairan amnion dan jaringan di dalam tubuh

    janin yang lebih rendah dibandingkan bila yang diberikan adalah golongan

    penisilin dengan ikatan protein yang rendah seperti ampisilin dan metisilin.

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    5/12

    B. SEFALOSPORIN

    Penggunaan sefalosporin dalam obstetrik makin meluas. Obat ini

    digunakan sebagai profilaksis dalam seksio sesarea dan dalam pengobatan abortus

    septik, pielonefritis dan amnionitis. Dan sampai saat ini efek teratogenik dalam

    penggunaan obat ini belum ditemukan.

    C. ERITROMISIN

    Eritromisin merupakan alternatif pilihan setelah penisilin dalam pengobatan

    terhadap gonore dan sifilis dalam kehamilan. Diantara berbagai bentuk eritromisin

    yang diberikan peroral, bentuk estolat diabsorpsi paling baik, tetapi sediaan ini

    sekarang tidak lagi beredar di Indonesia karena hepatotoksik.

    D. KLORAMFENIKOL

    Obat ini dipakai dalam pengobatan infeksi-infeksi anaerob dan dikatakan

    bahwa kloramfenikol berhubungan dengan terjadinya drug-induced aplastic

    anemia serta dengan terjadinya gray baby syndrome jika digunakan untuk

    neonatus.

    Adanya resiko terjadinya gray baby syndrome ini menyebabkan

    kloramfenikol tidak direkomendasikan untuk pemakaian pada trimester tiga

    kehamilan.

    E. TETRASIKLIN

    Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat

    bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.

    Tetrasiklin tidak direkomendasikan untuk penggunaan dalam kehamilan. Obat ini

    melintasI plasenta dengan cepat dan terikat pada tulang dan gigi yang sedang

    tumbuh. Karena dapat menyebabkan reaksi toksik yang berat baik pada janin

    maupun pada ibu, maka penggunaan obat ini dalam kehamilan harus dihindarkan.

    Pemberian obat ini dalam terimester pertama kehamilan dapat

    menyebabkan kelainan pada janin berupa mikromelia dan keabnormalan tulang

    rangka ; pada kehamilan trimester kedua dapat menyebabkan penghambatan

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    6/12

    pertumbuhan tulang dan pembentukan desiduous gigi. Jika diberikan pada

    trimester ketiga obat ini akan disimpan dalam tulang dan desiduous gigi.

    F. AMINOGLIKOSID

    Termasuk golongan obat ini ialah : streptomisin, neomisin, kanamisin,

    amikasin, gentamisin, tobramisin, netilmisin dan sebagainya. Pengaruhnya

    menghambat sintesis protein sel mikroba dengan jalan menghambat fungsi

    ribosom.

    Walaupun baru streptomisin yang dilaporkan menimbulkan gangguan

    pada janin akibat pemberian pada ibu selama kehamilan dalam jangka waktu yang

    lama, tetapi karena obat yang lain potensial ototoksik maka sebaiknya pemakaian

    obat golongan aminoglikosid ini dihindarkan selama masa kehamilan.

    G. SULFONAMID

    Sulfonamid adalah antimikroba yang digunakan secara sistemik maupun

    topikal untuk mengobati dan mencegah beberapa penyakit infeksi. Sulfonamid

    belum diketahui menyebabkan kerusakan pada janin, tetapi jika diberikan selama

    kehamilan bisa menimbulkan gangguan pada neonatus. Sulfonamid berkompetisi

    dengan bilirubin pada tempat ikatan di albumin sehingga meningkatkan bilirubin

    bebas dalam serum. Akibatnya resiko terjadinya kern-ikterus meningkat. Atas

    dasar alasan ini obat golongan sulfonamid jangan diberikan pada trimester akhir

    kehamilan.

    H. METRONIDAZOL

    Obat ini digunakan dalam obstetrik untuk trikomoniasis vagina dan

    endometritis postpartum.

    I. ISONIAZID

    Isoniazid merupakan obat dengan potensi hepatotoksik yang toksisitasnya dapat

    meningkat jika diberikan selama kehamilan.4

    Untuk wanita hamil yang telah

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    7/12

    terinfeksi TBC tetapi tidak aktif maka wanita ini tidak perlu profilaksis dengan

    INH sampai setelah melahirkan.

    J. NITROFURANTOIN

    Nitrofurantoin adalah antiseptik saluran kemih derivat furan. Obat ini biasa

    digunakan untuk infeksi saluran kemih baik pada wanita hamil ataupun tidak

    hamil. Nitrofurantoin bisa menyebabkan hemolisis, anemia dan

    hiperbilirubinemia pada bayi yang menderita defisiensi enzim G6PD yang

    dilahirkan dari ibu yang mendapat terapi obat ini. Selain potensi tersebut tidak ada

    efek teratogenik lain yang dilaporkan.

    K. KLINDAMISIN

    Obat ini umumnya digunakan pada infeksi postpartum, tidak biasa digunakan

    alam kehamilan. Walaupun obat ini melintas plasenta dengan cepat dan mencapai

    kadar terapeutik yang adekuat pada janin, tetapi tidak dilaporkan adanya efek

    teratogenik yang terjadi.

    B. VAKSIN UNTUK IBU HAMILIMUNISASIPengertian

    Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk

    memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk

    mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin

    selama kehamilan. Vaksinasi juga penting dilakukan bagi pasangan yang

    merencanakan kehamilan. Imunisasi yang rutin dilakukan selama kehamilan

    sebaiknya ditunda sampai triwulan kedua atau ketiga karena kemungkinanteratogen (membuat cacat) bagi janin. Waktu terbaik untuk membicarakan tentang

    imunisasi adalah ketika sedang merencanakan kehamilan. Apabila ketika sedang

    hamil seorang wanita terkena penyakit tertentu maka tergantung dari situasinya,

    apakah akan diberikan vaksinasi dipertimbangkan dari untung dan ruginya.

    Jenis imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil

    Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untukmencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan

    pada wanita yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun

    boster

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    8/12

    Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular

    Seksual, penggunaan narkoba suntik) Influenza (Inaktif) : vaksin ini dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil

    namun sebaiknya diberikan setelah minggu ke-14.

    Jenis-Jenis ImunisasiPada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu :

    1. Imunisasi Pasif (Pasive Immunization), imunisasi pasif ini adalah

    immunoglobulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles

    pada anak-anak).

    2. Imunisasi Aktif (Active Immunization), imunisasi pada ibu hamil dan calon

    pengantin adalah imunisasi tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegahterjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan. Imunisasi tetanus (TT, tetanus

    toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti

    Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif)

    maupun pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima

    kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh. Imunisasi TT yang

    pertama bisa dilakukan kapan saja, misalnya sewaktu remaja. Lalu TT2 dilakukan

    sebulan setelah TT1 (dengan perlindungan tiga tahun). Tahap berikutnya adalah

    TT3, dilakukan enam bulan setelah TT2 (perlindungan enam tahun), kemudian

    TT4 diberikan satu tahun setelah TT3 (perlindungan 10 tahun), dan TT5 diberikan

    setahun setelah TT4 (perlindungan 25tahun).

    Kondisi Dimana Imunisasi Tidak Dapat Diberikan atau Imunisasi Boleh Ditunda:

    Sakit berat dan akut

    Demam tinggi

    Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;

    Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi

    steroid jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (Polio Oral, MMR,

    BCG, Cacar Air).

    Alergi terhadap telur hindari imunisasi influenza.

    Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil

    MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagikehamilan karena kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita

    sebaiknya menunggu selama 3 bulansebelum hamil setelah menerima vaksin

    virus hidup ini.

    Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksivarisela pada janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1

    bulan sebelum kehamilan.

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    9/12

    HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janindan ibu hamil.Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas.

    Efek samping imunisasi

    Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping.

    Hepatitis A : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan,reaksi alergi

    Hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam Influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat

    berlangsung hingga 2 hari, demam

    Tetanus-difteri : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan MMR : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada

    sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi

    Varisela : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai3minggu setelah imunisasi

    Pneumokokus : demam, nyeri di tempat suntikan Vaksin Polio Oral : tidak ada Vaksin Polio Inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan

    Yang Harus Diperhatikan

    Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagiwanita hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan

    vaksin hidup (varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari

    sebelum kehamilan bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan.

    Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktuideal untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi

    Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin

    Macam Kekebalan

    Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2, yakni :

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    10/12

    1. Kekebalan Tidak Spesifik (Non Specific Resistance), yang dimaksud dengan

    faktorfaktor non khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara

    alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata,cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu,

    misalnya batuk, bersin dan sebagainya.

    2. Kekebalan Spesifik (Specific Resistance)

    Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni :

    a. Genetik

    Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras

    (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro)

    cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang

    yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium

    falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA.

    b. Kekebalan yang Diperoleh (Acquired Immunity)

    Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.

    Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif.

    Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu.

    Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap

    penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang

    berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit.

    Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah

    memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria dan

    tetanus maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit

    tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh

    melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya

    bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KekebalanBanyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur, seks, kehamilan,

    gizi dan trauma.

    1. Umur, untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua

    lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia

    tua lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Halini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan

    tubuhnya rendah.

    2. Seks, untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan difteria lebih

    parah terjadi pada wanita daripada pria.

    3. Kehamilan, wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap

    penyakitpenyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria

    serta amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis jarang terjadi

    pada wanita hamil.

    4. Gizi, gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh

    terhadap penyakit-penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat

    kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi.

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    11/12

    5. Trauma, stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan

    seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tententu.

    Masa Inkubasi

    Masa inkubasi adalah jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri orang

    sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang

    tersebut. Tiap-tiap penyakit infeksi mempunyai masa inkubasi berbeda-beda,

    mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun.

    C. VITAMIN UNTUK IBU HAMIL

  • 7/27/2019 Obat Dlm Kehamilan

    12/12

    REFERENSI

    Diunduh pada tanggal 24 september 2013 pukul 15.35 WIB : 3.

    http://digilib.unsri.ac.id/download/ANTIBIOTIKA%20DALAM%20KEHAMIL

    AN.pdf

    Diunduh pada tanggal 24 september 2013 pukul 20.15 WIB

    http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/imunisasi-selama-kehamilan.pdf

    http://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=IMUNISASI.pdf

    Diunduh pada tanggal 24 september 2013 pukul 15.41 WIB : 4.

    https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rj

    a&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownlo

    ad%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-

    obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCN

    EjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.5

    2434380,d.bmk

    http://digilib.unsri.ac.id/download/ANTIBIOTIKA%20DALAM%20KEHAMILAN.pdfhttp://digilib.unsri.ac.id/download/ANTIBIOTIKA%20DALAM%20KEHAMILAN.pdfhttp://digilib.unsri.ac.id/download/ANTIBIOTIKA%20DALAM%20KEHAMILAN.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/imunisasi-selama-kehamilan.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/imunisasi-selama-kehamilan.pdfhttp://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=IMUNISASI.pdfhttp://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=IMUNISASI.pdfhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000106-reproductive-system%2Frps138_slide_obat-obat_dalam_masa_kehamilan.pdf&ei=TFFBUon8C8L_rQfl0IAQ&usg=AFQjCNEjJ9wyqJe7Fv1x0ssyJ8Vl_v_Pcg&sig2=U2dDe5aw_fbYEdET1Itjgw&bvm=bv.52434380,d.bmkhttp://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=IMUNISASI.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/imunisasi-selama-kehamilan.pdfhttp://digilib.unsri.ac.id/download/ANTIBIOTIKA%20DALAM%20KEHAMILAN.pdfhttp://digilib.unsri.ac.id/download/ANTIBIOTIKA%20DALAM%20KEHAMILAN.pdf