OBAT ANTIPSIKOSIS
Transcript of OBAT ANTIPSIKOSIS
Obat-obat
antipsikosis terutama digunakan
untuk mengobati skizofrenia tetapi juga efektif untuk psikotik lainnya, seperti
keadaan maniak dan delirium.
Obat
antipsikosis = neroleptics karena memiliki beberapa efek samping yang memberi gambaran seperti gangguan neurologis yang disebut pseuodoneurologis juga istilah major tranquilizer karena adanya efek sedasi atau mengantuk yang berat.
Dikenal
KLASIFIKASI
Obat-obat antipsikosis dibagi dalam 2 kelompok :
Obat Anti-Psikosis Tipikal (Typical Anti Psychotics)
Obat Anti-Psikosis Atipikal (Atypical Anti
Psychotics)
Obat
Anti-Psikosis Tipikal
Dopamin reseptor Antagonis (DA)
Efektif untuk gejala POSITIF (waham,
halusinasi,inkoheren, disorganisasi tingkah laku)
NO Golongan
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
Dosis Anjuran
1.
Phenothiazi Chlorpromazine -Chlorpromazine ne (Indofarma) -Promactil (Combiphar) -Meprosetil
Tab 25100mg Tab 100 mg Tab 100 mg Tab 100 mg
150-600 mg/h 50-100 mg (im) setiap 4-6
(Meprofarm)-Cepezet (Mersifarma)
Ampul 50mg/2cc
jam
Perphenazine
-Perphenazine(Indofarma) -Trilafon (Schering)
Tab 4 mgTab 2-4-8 mg
12-24mg/h
Trifluoperazine Stelazine (Glaxo- Tab 1-5 mg 10-15 Smith-Kline) Fluphenazine Anatensol (B-M Tab 2,5-5 mg/h 10-15
Fluphenazinedecanoate
Squibb)Modecate (B-M Squibb)
mgVial 25 mg/cc
mg/h25 mg (im) setiap 24 minggu
Thioridazine
Melleril (Novartis) Tab 50-100 150-300 mg mg/h
2.
Butyrophe Haloperidol none
-Haloperidol (Indofarma) -Dores (Pyridam) -Serenace (Pfizer-
5-15 mg/h 5-10mg (im)
Pharmacial)-Haldol (Janssen) -Govotil (Guardian Pharmatama) -Lodomer (Mesifarma) -Haldol Decanoas
setiap 46 jam 50 mg (im) setiap 24 minggu
(Janssen)3. Diphenylbuthylpiperedine Pimozide Orap Forte (janssen) Tab 4 mg 2-4 mg/h
Obat
Anti-Psikosis Atipikal
Serotonin Dopamin Antagonis (SDA)
Efektif untuk gejala NEGATIF (afek tumpul, respon
emosi minimal, menarik diri, pasif, apatis, abulia)
NO
Golongan
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
Dosis Anjuran
1.
Benzamide Sulpiride
Dogmatil Forte
Amp 100
3-6 amp/h
(Delagrange)
mg/2ccTab 200 mg
(im) 300600 mg/h 25-100mg/h
2.
Dibenzodia Clozapine zepine
- Clorazil (Novartis) Tab 25-100 mg - Sirozil Tab 25-100 mg
(Meprofarm)Olanzapine Quetiapine Zyprexa (Eli Lily) Seroquel (Astra Zeneca) Tab 5-10 mg 10-20 mg/h
Tab 25-100 mg 50-400 200mg mg/h
Zotepine
Lodopin (Kalbefarma)
Tab 25-50 mg
75-100mg/h
3.
Benzisoxaz Risperidone ole
-Risperidone (Dexamedical) -Risperdal
Tab 1-2-3 mg Tab 1-2-3 mg Vial 25mg/cc
2-6 mg/h 25-50 mg (im) setiap
(janssen)-Risperdal Consta -Neripros (Pharos) -Persidal
50 mg/ccTab 1-2-3 mg Tab 1-2-3 mg Tab 1-2-3 mg
2 minggu
(Mersifarma)-Rizodal (Guardian Pharmatama) -Zofredal (Kalbe
Tab 1-2-3 mg
Farma)Ariprazole Abilify (Otsuka) Tab 10-15 mg 10-15 mg/h
FARMAKODINAMIK
Obat-obat
antipsikotik terutama bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin dan serotonin di otak. Sistem Dopamin yang terlibat yaitu sistem nigrostrial, sistem mesolimbokortikal, dan sistem tuberoinfundibulumer.
Bila
hambatan berlebihan pada sistem nigrostriatal berlebihan gangguan aktivitas motorik Sistem mesolimbokortikal mempengaruhi fungsi kognitif Sistem tuberoinfundibulum mempengaruhi fungsi endokrin terganggu
Mengurangi
halusinasi
dan
agitasi
dari
skizofren dengan cara menghambat reseptor dopamin sistem mesolimbik otak. Efek
menenangkan dan mengurangi gerakan
fisik spontan. Tidak
menekan
fungsi
intelektual
dan
koordinasi motorik terganggu minimal.
Gejala
parkinson,
akatisia
(kegelisahan
motorik) dan diskinesia tardif (postur leher, badan atau ekstremitas yang tidak benar) terjadi pada pengobatan kronis.
Gejala-gejala parkinson yang tidak diinginkan ini barangkali disebabkan penghambatan
reseptor dopamin dalam jalur nigrostriata.
Kecuali dengan tioridazin, umumnya obat neuroleptika mempunyai efek antiemetik melalui dopaminergik penghambatan D2 di reseptor daerah picu
kemoreseptor medula.
Penglihatan kabur, mulut kering, sedasi, bingung dan penghambatan gerakan otot polos pencernaan dan kandung kemih, sehingga terjadi konstipasi dan retensi urin.
reseptor -adrenergik menyebabkan hipotensi statik dan pusing. Perubahan mekanisme pengaturan suhu dan dapat menghasilkan poikilothermia (suhu tubuh berubah sesuai lingkungan). Dalam hipofisis, neuroleptika menghambat D2, sehingga pelepasan prolaktin meningkat. Penghambatan
INTERAKSI OBAT
Antipsikosis
+ Antipsiokosis lain = potensiasi efek samping obat dan tidak ada bukti lebih efektif. Antipsikosis + Antidepresan trisiklik = efek samping antikolinergik meningkat. Antipsikosis + Antiansietas = dianjurkan tidak memberikan obat antipsikosis pada pagi hari sebelum dilakukan ECT angka mortalitas tinggi.
Antpsikosis
+ Antikonvulsan = ambang konvulsi menurun, kemungkinan serangankejang meningkat, oleh karena itu dosis antikonvulsan harus lebih besar. Yang paling minimal menurunkan ambang kejang adalah : haloperidol. Antipsikosis + Antasida = efektifitas obat antipsikosis menurun disebakan gangguan absorbsi.
Suatu kondisi penderita berupa perasaan tidak nyaman, gelisah, dan merasa harus selalu menggerak-gerakan tungkai terutama kaki. Peningkatan kegelisahan yang terjadi setelah mendapat antipsikotik tipikal.
Terjadi
kekakuan dan konraksi otot secara tiba-tiba, biasanya mengenai otot leher, lidah, muka dan punggung. Mungkin juga terjadi krisis occuloguric atau opistotonus. Biasanya terjadi pada pengobatan dengan antipsikotik tipikal.
Efek
menghambat
neuron
dopaminergik
biasanya diimbangi oleh kerja eksitasi neuron kolinergik. Penghambat reseptor dopamin
mengganggu dan
keseimbangan efek
ini
yang motor
menyebabkan kelebihan pengaruh kolinergik
menyebabkan
ekstrapiramidal.
a. Efek obat antikolinergik. Jika aktivitas kolinergik juga dihambat, keseimbangan tercapai dan efek ekstrapiramidal berkurang. Ini dapat diperoleh
dengan pemberian obat antikolinergik sepertibenztropin. Penggantian terapi ini memperkecil efek-efek ekstrapiramidal yang ditukar dengan
efek samping penghambatan parasimpatik.
b.
Klozapin
dan
risperidon.
Obat-obat
ini
mempunyai potensi rendah untuk menimbulkan gejala ekstrapiramidal dan merendahkan risiko
diskinesia tardif. Obat ini lebih baik dari haloperidoldan klorpromazin dalam pengobatan gejala skizofren terutama gejala negatif. Klozapin supresi sumsum tulang & efek samping kardiovaskular
Gejala
utama berupa rigiditas, hiperpiretik, gangguan sistem saraf otonom dan delirium. Gejala biasanya berkembang dalam periode waktu beberapa jam sampai beberapa hari setelah pemberian antipsikotik. Febris tinggi dapat mencapai 410C atau lebih Dapat terjadi hipertensi atau hipotensi, takikardia, diaphoresis dan pallor. Kesadaran berfluktuasi dapat sampai delirium, bahkan kejang dan koma.
Pasien memperlihatkan gerakan tak terkendali, termasuk gerakan rahang ke lateral dan gerakan
lidah menagkap lalat.Pada beberapa orang dapat bersifat ireversibel dan menetap setelah terapi dihentikan.
Gangguan
Endokrin,
Metabolik
dan
Hematologik Mengantuk
terjadi karena depresi SSP
Mulut
kering, retensi urin, konstipasi dan
hilangnya akomodasi.
Pemberian Dosis
obat
: 1-2 x perhari
pagi dan malam dapat berbeda untuk
mengurangi dampak dari efek samping (dosis pagikecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu menganggu kualitas pasien.
Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran, dinaikkan setiap 2-3 hari sampai
mencapai dosis efektif (mulai timbul peredaranSindrom Psikosis) dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan dosis optimal dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi)
kemudian diturunkan setiap 2 minggu dosis maintenance dipertahankan 6 bulan sampai 2
tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu,tapering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) langsung STOP.
Untuk pasien dengan sindrom psikosis yang Multi episode terapi pemeliharaan paling
sedikit
selama
5
tahun,
hal
ini
dapat
mengurangi derajat kekambuhan 2,5-5 kali.
Pada umumnya pemberian obat antipsikosisdipertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun, setelah semua gejala psikosis mereda
sama sekali