O

24
O,54 : 12 kg, Luas permukaan : 0,4x 1,7 x dosis dewasa Kgbb/mg Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuskular 1. Mencuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam bak injeksi. 4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan) 5. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi. 6. Lakukan penyuntikan: a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi. b. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar. c. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah. d. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi. 7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus. 8. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-lahanhingga habis. 9. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan kapas alcohol,kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok. 10. Catat reaksi pemberian jumlah dosis dan waktu pemberian 11. Cuci tangan

description

mekanisme

Transcript of O

Page 1: O

O,54 : 12 kg, Luas permukaan : 0,4x 1,7 x dosis dewasa

Kgbb/mg

Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuskular1.   Mencuci tangan2.   Jelaskan prosedur yang akan dilakukan3.   Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam

bak injeksi.4.   Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan)5.   Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.6.   Lakukan penyuntikan:a.    Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang

dengan lutut sedikit fleksi.b.   Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan

lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar.

c.    Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.

d.   Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.8. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit maka

tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-lahanhingga habis.9. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan kapas

alcohol,kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.10.  Catat reaksi pemberian jumlah dosis dan waktu pemberian11.  Cuci tangan

2.9. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan Pasien         Penyuluhan pasien,memungkinkan pasien untuk minum obat dengan aman dan efektif.

a.       Tahap PraInteraksi1.   Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada2.   Mencuci tangan3.   Menyiapkan obat dengan benar4.   Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

b.       Tahap Orientasi

Page 2: O

1.   Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik2.   Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien3.   Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

c.       Tahap Kerjad.      Tahap Terminasi

1.      Melakukan evaluasi tindakan2.      Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya3.      Membereskan alat-alat4.      Berpamitan engan klien5.      Mencuci tangan6.      Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

perhitungan dosis obat

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Banyak lebel obat di pakai dalam soal-soal penghitungan dosis dengan maksud

membentuk perawat untuk terbiasa daengan keterangan penting yang terdapat pada

label.Keterangan ini kemudian dipakai untuk penghitungan dosis obat yang  benar.

Ada empat metode penghitungan dosis yang dijelaskan disini,dua metode umum dan dua

metode lain yang dipakai untuk penghitungan dosis obat secara individual berdasarkan berat

badan dan luas permukaan badan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Metode Penghitungan Obat

2.      Penghitungan Dosis Oral,Termasuk Untuk Anak-anak

3.      Penghitungan Cairan IV

4.      Perhitungan Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-anak

C.     Tujuan

1.      Menjelaskan Metode Penghitungan Obat

2.      Menjabarkan Penghitungan Dosis Oral,Termasuk Untuk Anak-anak

3.      Memaparkan Penghitungan Cairan IV

4.      Menjelaskan Perhitungan Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-anak

D.    Pembatasan Masalah

Karena luasnya masalah yang berkaitan dengan penghitungan dosis,maka kami

membatasi masalah hanya pada rusmusan masalah saja.

Page 3: O

BAB II PEMBAHASAN

A.   Metode Penghitungan ObatDua metode umum untuk penghitungan dosis obat adalah rumus dasar dan rasio dan

proporsi. Metode-metode ini akan dipakai dalam penghitungan dosis-dosis obat oral dan injeksi. Seorang perawat harus memilih salah satu metode untuk menghitung dosis obat dan memakainya secara konsisten.

1.      Interpretasi label obat oral dan injeksiPerusahaan farmasi biasanya melabelkan nama dagang obat nya dengan huruf yang besar dan

nama generiknya dalam huruf yang lebih kecil. Dosis per tablet, kapsul atau cair (untuk dosis oral dan injeksi) dicetak pada label. Dua contoh dari label obat diberikan dibawah ini, satu untuk obat oral dan yang kedua untuk obat injeksi.

Contoh I: obat oral

Dyrenium adalan nama dagang, triamterene adalah nama generik dan dosisnya adalah 50mg/kapsul.

       Contoh II: obat injeksi

Amikin adalah nama dagang,  amikasin sulfat adalah nama generik, dan dosisnya adalah 100mg/2 Ml.

2.      Rumus dasarRumus dasar mudah untuk diingat dan lebih sering dipakai dalam perhitungan dosis obat:

D:dosis obat yang diperintahka dokterH:dosis obat pada label tempat obatV:bentuk obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)A: hasil perhitungan yang diberikan kepada psien.

3.      Rasio dan proporsioMetode rasio dan proporsio adalah metode tertua yang kini dipakai dalam penghitungan

dosis. Rumusnya adalah:                 diketahui                         diinginkan

                        H         :           V         ::          D         :           X                                                         Rerata

Page 4: O

                                                         Ekstrim                                                            X =

D   :dosis obat yang diperintahkan dokterH   :dosis obat pada label tempat obatV   :bentuk obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)X   :jumlah yang harus dihitung dan diberikan ke pasien::    :”sebagai” atau “sama dengan”

4.      Berat badanMetode berat badan adalah penghitungan memberikan hasil yang individual dalam dosis obat

dan terdiri dari tiga langkah:a.       Konversi pounds menjadi kilogram jika perlu(lb:2,2)b.      Tentukan dosis obat per berat badan dengan mengalikan:

Dosis obat X berat badan = dosis klien per hari.

c.       Ikuti rumus dasar atau metode rasio dan proporsi untuk mrnghitung dosis obat.

5.      Luas permukaan tubuh (LPT)Metode LPT dianggap sebagai yang paling tepat dalam menghitung dosis obat untuk bayi,

anak-anak, lansia, dan klien yang menggunakan agen antineoplastikatau mereka yang berat badannya rendah. Luas permukaan tubuh dalam meter persegi (m2), ditentukan oleh titik temu  (perpotongan)pada skala nomogram antara tinggi badan dan berat badan seseorang  untuk bayi dan anak-anak, untuk dewasa. Untuk menghitung dosis obat dengan metode LPT, kalikan dosis obat yang diminta dengan angka m2.

100 X 1,8 m2 (LPT) = 180 mg/ hari

B.   Penghitungan Dosis Oral, Termasuk Untuk Anak AnakObat oral tersedia dalam bentuk tablet, kapsul bubuk dan cair obat obatan oral diabrobsi

melalui gastrointestinal terutama pada usus halus. Tablet mempunyai bentuk kekekuatan yang berbeda beda, kebanyakan tablet mempunyai alur, sehingga dapat mudah dibelah jika diperlukan hanya setengah tablet. Kapsul adalah pembungkus gelatin yang berisi bubuk atau time pellets.  Bentuk cair dapat berupa suspense, sirup, eliksir atau tinktura, obat oral (tablet, kapsul,cair) yang mengiritasi mukosa lambung harus diberikan dengan 5 – 8 oz cairan atau dimakan bersama makanan.

1.      Penghitungan tablet, kapsul dan cairKetika menghitung dosis oral,  pilihlah salah satu metode penghitungan rumus dasar dan

rasio dan proporsi.                                          Rumus dasar

                                    Rasio dan proporsio                     H                        :           V         ::          D                     :           X

Page 5: O

Ditangan                  bentuk      dosis yang di inginkan          tidak diketahui                                                          Rerata                                                    Ekstrim                                                      x   =

CONTOH:a.       Perintah : diltiazem (cardizem) 60 mg b.i.d.

Tersedia : diltiazem 30 mg/ tablet     H                           :               V             ::             D             :               X30 mg                   :          1 tab        ::          60 mg      :             x tab

                                                        30x = 60

             x = 2 tablet 

Jawab: cardizem (diltaiazem) 60 mg = 2 tablet2.      Berat badan dan luas permukaan tubuh

Dua metode individual ini sering dipakai untuk menhitung dosis obat anak anak, dalam pengggunaan metode berat badan, koversi berat badan dalam pound menjadi kilogram (kg) untuk mengkonversi, bagilah pound dengan 2,2 supaya sama dengan kilogram. Dalam penggunaan metode luas permukaan tubuh, diperlukan berat badan dan tinggi badan serta nomogram.

CONTOH :Perintah : sikloposfamid ( cytoxan) 2 mg/ kg/hari. PO

Berat klien adalah 143 lb. berapa berat klien dalam kilogram? Berapa milligram(mg) yang harus diterima oleh klien?

Jawab:143lb : 2,2 = 65 kg

2 mg X 65 = 130 mg cytoxan/hari

3.      Penghitungan obat anakDua metode yang dianggap aman dalam pemberian obat untuk anak anak adalah metode

berdasarkan berat badan (kg) dan luas permukaan tubuh(m2).a.       Dosis anak anak per berat badan

CONTOH:Perintah: sefaklor (ceclor) 50 mg,q.i.d

Berat badan anak 15 lb atau 6,8 kg

Page 6: O

Dosis obat anak 20-40mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiga.Tersedia sefaklor 125 mg/5mLApakah dosis yang diresepkan aman ?JAWAB:Parameter obat:           20 mg X 6,8 kg = 136

mg/hari                                                                                                            40 mg X 6,8 kg = 272 mg/hari

Perintah dosis:             50 mg X 4  = 200 mg/hari     H                           :               V             ::             D             :               X125 mg                :          5 mL         ::          50 mg     :             x mL

                                                        12x = 250                                                                     x = 2 mL

 Sefaklor 50 mg = 2 mL. berikan 2 mL 4 kali sehariDosis berada dalam parameter keamanan                                                                  1).2).

b.      Dosis anak anak per luas permukaan tubuhCONTOH:

Perintah: metotreksat ( mexate) 50 mg setiap mingguTinggi anak     : 54 inci.Berat               : 90 lb ( 41 kg)Dosis obat anak           : 25 – 75 mg/m2/mingguTinggi dan berat bada berpotongan pada 1,3 m2(lpt),Apakah dosis yang diresepkan amanJAWAB:Kalikan lpt,1,3 m2 dengan dosis minimum dan maksimum25 mg X 1,3 m2 = 32,5 mg75 mg X 1,3 m2 = 97,5 mg

Dosis dinilai aman, berada didalam parameter berdasarkan permukaan tubuh anak.c.       Dosis anak anak dari dosis dewasa

Untuk menghitung dosis anak anak dari dosis dewasa, tentukan tinggi dan berat badan anak dan dimana mereka berpotongan pada nomogram, maka didapatkan luas permukaan tubuh dalam n2. Rumus perhitungannya adalah sbb:

CONTOH:Perintah : eritromisin ( E – mycin) 125 mg, PO, q.i.d.

Page 7: O

Tinggi anak adalah 42 inci, beratnya adalah 60 lbTinggi badan dan berat badan anak berpotongan pada 0,9 n2

Dosis dewas adlah 1000 mg/ hariDosis dewasa : 520 mg : 4 kali sehari = 130 mg/dosisDosis berada dalam batas keamanan.

C.   Penghitungan Cairan Intravena Ada dua metode yang dipakai terap cairan intravena (IV) yang dipakai dalam pemberian

cairan yang mengandung air, dekstrosa, vitamin,elektrolit dan obat obatan. Kini terdapat semakin banyak obat obat melalui rute intravena supaya dapat diabsorpsi langsung an bekerja cepat. Beberapa obat yang diberikan dengan dorongan IV (bolus) banyak obat yang diberikan intravena mengiritasi vena, sehingga obat obat ini diencerkan dalam cairan 50 – 100 mL. obat obat lain diberikan dalam jumlah cairan yang besar  dalam jangka waktu tertentu seperti dalam 4 – 8 jam. Ada dua metode yang dipakai dalam pemberian cairan dan obat obat intravena: infus IV kontinu dan infus IV intermiten. Pemberian IV konntinu dimaksudkan untuk mengganti kehilanggan cairan,menjaga keseimbangan cairan dan merupakan sarana pemberian obat. Pemberian IV intermiten terutama ditujukan untuk obat obat  IV.

1.      Pemberian intravena kontinua.       Perangkat intravena

Ada beberapa perangkat infus yang dipasarkan oleh abbott, cutter, Mc Gaw, dan travenol. Faktor tetesan,jumlah tetesan per mililiter biasanya tercetak pada pembungkus kemasan dari perangkat IV.  Perangkat yang memberikan tetesan yang besar per milliliter (10 – 20 tetes/mL) disebut sebagai perangkat makrodrip dan perangkat dengan tetesan yang kecil ( 60 tetes/ mL) disebut sebagai perangkat mikrodrip atau minidrip.

Perusahaan pembuat Tetesan (tetes/mL) Perangkat makrodripAbbottCutterMcGawTravenol

15201510

Perangkat mikrodripPerangkat mindrip 60

Kadang kadang cairan intravena diberikan dengan laju yang rendah untuk menjaga supaya vena tetap terbuka ( KVO = keep a vein open), dengan kata lain to keep open (TKO). Alasan diberikannya pernitah KVO dapat berupa bahaya kecurigaan atau terjadinya keadaan

Page 8: O

darurat untuk pemberian cairan dan obat obatan dan keperluan untuk membuka jalan dalam memberikan obat obat IV pada waktu waktu tertentu untuk KVO, dapat dipergunakan perangkat mikrodrip ( 60 tetes/ mL) dan kantong IV 250 mL. KVO biasanya diatur sehingga dialirkan 10 mL/ jam.

b.      Menghitung laju aliran intravenaDapat dipakai tiga macam metode untuk menghitung laju aliran IV (tetes/menit). Perawat

harus memilih salah satu metode menghapalnya, dan secara konsisten menggunakannya dalam menghitung laju aliran IV.

Metode I: tiga langkah1)      

2)      

3)      Mililiter per menit x tetes per mililiter dari perangkat IV = tetes/menitMetode II: dua langkah

1)      

2)      

Jika mililiter per jam diketahui maka langsung kelangkah 2.Metode III: satu langkah

c.       Mencampur obat obat untuk pemberian intravena kontinuObat obat seperti kalium klorida dan vitamin sering kali ditambahkan kedalam kantong

larutan IV untuk infus kontinu. Obat obat harus ditambahkan kedalam kantong atau botol segera sebelum pemberian cairan intravena. Suntikkan obat kedalam penutup karet pada kantong atau botol IV dan rotasi kantong beberapa kali untuk memastikan bahwa obat tersebar merata kedalam larutan jangan tambahkan obat sewaktu infus berjalan kecuali jika kantong dirotasi larutan obat yang disuntikan kedalam larutan infus IV dalam posisi tegak akan mengkonsentrasikan obat pada bagian bawah dari kantong IV sehingga tidak tersebar dengan merata.

CONTOH:Perintah: 100 mL dekstrosa 5 % dalam air ( D5W) dengan kalium klorida (KCL) 20 mEq dalam 8 jam tersedia 1000 mL dekstrosa 5 % dalam air.

Kalium klorida 40 mEq/ 20 mL ampulPerangkat IV berlabel 10 tetes/menitPenghitungan obat: mempergunakan rumus dasar dan metode rasio dan proporsio

  H                           :               V             ::             D             :               x40 mEq               :          20 mL        ::          20 mEq   :             x mL

                                                        40x = 400                                                                    

                                            x = 10 mL       KCl

 

Page 9: O

Penghitungan laju aliran IV akan dijelaskan dengan menggunakan tiga metode seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Tetapi, sangat dianjurkan agar anda memilih salah satu metode untuk menentukan laju aliran IV.

Metode I1)      

2)      

3)      2,1 x 10 = 21 tetesMetode II

1)      1000 ÷ 8 = 125 mL/jam2)      

Metode III

2.      Pemberian intravena intermitenBeberapa obat IV diserap untuk diberikan tiga sampai enam kali sehari dalam volume cairan

IV yang kecil ( 50 – 100 mL D5W atau salinnormal [NSS: natrium klorida 0,9%]). Larutan obat biasanya diinfuskan dalam waktu 15 menit sampai satu jam. Selang untuk obat obat IV yang terpisah,jalur sekunder, dimasukan kedalam port (penutup karet), dari konektor IV pada perangkat kontinu, jalur primer IV.  pemberian IV ini disebut sebagai terapi IV intermiten.

a.       Perangkat intravena sekunder tanpa pengendaliDua perangkat IV yang tersedia untuk pemberian obat obat IV adalah (1) silinder

berkalibrasi (chamber) dengan selang, seperti buretrol,volutrol, dan solusep. (2) perangkat sekunder, yang serupa dengan perangkat IV biasa kecuali selangnya lebih pendek. Perangka sekunder terutama depergunakan untuk menginfus volume kecil, 50,100,250 mL. chamber dari buretrol, volutrol dan solusep dapat diisi 150 mL larutan. Obat obatan disuntikan kedalam chamber kemudian dilautkan dengan larutan. Metode pemberian obat ini dikenal dengan nama IV Piggyback (IVPB).

Obat obat untuk infus IV diencerkan terlebih dahulu sebelum dilakukan infus.  Masing masing klinik sering kali mempunyai protokol tersendiri untuk pengenceran ini; ahli farmasi atau keterangan obat juga dapat merupakan narasumber untuk pedoman pemberian infus. Pedoman dan protokol ini membantu dan mencegah inkompatibilitas obat dan cairan. Jika menggunakan buretrol harus menggunakan larutan IV sebanyak 15 – 30 mL untuk membilas obat keluar dari jalur IV setelah pemberian selesai.

Jika ingin menghentikan infus cairan IV dan memulai terapi obat intermiten, maka dipasang adapter pada keteter atau jarum IV dimana selang IV dilepaskan. Adapter mempunyai Port (penutup) dimana jarum atau selang IV dapat ditusukan untuk meneruskan terapi obat. Penggunaan adapter membantu mobilitas klien karena tidak lagi mempunyai jalur IV yang “membuntuti” dan hemat biaya karena lebih sedikit menggunakan selang, larutan, dan perlengkapan IV.

Adapter mungkin hanya mempunyai selang yang pendek, yang disebut dengan kunci heparing kateter dan jarum IV dengan adapter harus dihindarkan dari bekuan darah dengan

Page 10: O

memberikan heparing dosis rendah setelah setiap kali obat diberikan. Dalam beberapa institusi ini dikenal sebagai prosedur SASH. SASH adalah singkatan dari.

S          :  solution ( saline ) flush ( 2 mL ) = pembilasan dengan larutan\A         : atminister drug into rubber stopper = berikan obat kedalam penutup karetS          : solution ( saline) Flush (2 mL)H         : heparing 1 : 100 solution ( 1 mL)

b.      Pengatur intravena elektris Pengendali dan pompa adalah dua jenis dasar dari pengatur intravena elektris yang

dipergunakan dalam rumah sakit dan beberapa pelayanan kesehatan masyarakat. Pengatur IV elektris dibuat sedemikian rupa sehingga laju pemberian larutan IV sesuai dengan yang diresepkan. Jika laju aliran terhambat, maka alram berbunyi.

Ada dua jenis kendali aliran untuk pengatur elektris, yaitu pengatur volumetrik dan non volumetrik. Pengatur volumetrik memberi volume cairan tertentu dengan laju tertentu, dalam mililiter per jam. Pengatur non volumetrik dibuat untuk memberikan infuse dalam jumlah tetesan tertentu dalam tetesan per menit. Untuk menentukan apakah mesin merupakan volumetrik atau non volumetrik, periksa apakah display panel dikalibrasi dalam mL/ jam atau tetes/menit.

c.       Analgesik yang dikendalikan pasienAnalgesik yang dikendalikan pasien ( PCA = patient – controle analgesia) adalah metode

lain dari pemberian obat obat intravena. Tujuan dari PCA adalah untuk menghasilkan konsentrasi obat dalam serum yang merata, sehingga menghindari kadar puncak dan lembah obat. Metode ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan klien yang membutuhkan injeksi narkotik intramuscular yang legular sekurang kurangnya dalam waktu 24 – 48 jam.

Beberapa alasan penggunaan PCA adalah1)      Kendali nyeri yang efektif tanpa disertai rasa yang mengantuk yang berlebih.2)      Pengurangan yang cukup banay dari jumlah narkotik yang dipakai.3)      Perasaan klien dalam hal lebih cepat mengendalikan rasa nyerinya.

Beberapa klien tidak boleh menggunakan PCA, termasuk mereka yang alergi terhadap analgesik yang diresepkan; mereka yang telah mneggunakan sedatip atau alkohol dalam jangka waktu lama; dan mereka yang dengan cedera kepala, penyakit pernapasan, riwayat penyalahgunaan atau kecanduan narkotik, atau dengan gangguan psikiatrik mayor.

Ada beberapa pilihan alam pemberian PCA. Pompa deprogram untuk menberikan obat yang diresepkan

1)      Atas kebutuhan klien2)      Kontinu3)      Kontinu dan ditambahkan dengan kebutuhan klien

d.      Menghitung laju aliran obat obat intravenaObat intravena tergantung dari instruksi dosis obat, yang menunjukan jumlah larutan

untuk pengenceran dan lamanya waktu memberikan infus. Perawat harus menghiitung dosis obat terlebih dahulu berdasrkan perintah dokter, kemudain baru menghitung laju aliran.

CONTOH:

Page 11: O

1)      Perangkat sekunder : untuk mendapatkan beberapa tetes per menit dari obat obat IV pergunakan silinder yang dikalibrasi (buretol), kantong ( add – A-line ) 50 – 250 mL, atau pengatur non volimerik yang mana saja.

2)      Pengatur volimetrik. Untuk mendapatkan millimeter per jam

D.   Perhitungan Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-AnakJika obat-obatan tidak diminum melalui mulut karena ketidakmampuan untuk

menelan,menurunnya kesadaran,inaktivitas obat oleh cairan lambung  atau ada tujuan untuk meningkatkan efektivitas obat maka dapat dipilih rute parenteral.pengobatan parenteral  diberikan secara intrdermal (bawah kulit),subkutan (SK,ke dalam jaringan lemak),inramuskuler (IM,di dalam otot) dan intravena (IV,di dalam vena).obat-obat injeksi dalam bagian ini meliputi intradermal,subkutan (termasuk insulin dan heparin),dan intramuskular berasal dari bentuk cair yang telah tersedia dan bubuk yang direkonstitusi dalam vial dan ampul.

Bagian ini dibagi menjadi:1.         Preparat injeksi

Tempat obat yang tepat ( vial atau ampul) dan pilihan yang benar dari jarum dan spuid adalah penting dalam mempersiapakan dosis obat yang diresepkan. Rute pemberian adalah bagian dari perintah pengobatan

a.       Vial dan AmpulVial biasanya berupa tempat obat kecil yang terbuat dari kaca dengan tutup karet yang

terekat erat. Beberapa vial terisi obat dalam dosis multipel dan jika disimpan dengan baik dapat dipakai berkali kali.

Ampul adalah tempat obat terbuat dari gelas dengan leher yang melekuk ke dalam, dan merupakan tempat untuk membuka ampul dengan cara memecahkannya. Ampul biasanya digunakan hanya untuk sekali pakai.

Obat obat yang mudah rusak dalam bentuk cair dikemas dalam bentuk bubuk dama vial maupun ampul untuk penyimpanan. Sekali obat berbentuk kering ini direkrontruksi (biasanya dengan air steril, air bakteriostatik, atau air salim), obat segera dipakai atau haurs dimasukan kedalam lemari es, periksa keterangan obat yang dilampirkan untuk mengetahui lama penyimpanan obat tersebut atau instruksi lainnya. Orang yang merenkontruksi obat harus menuliskan label kapan obat tersebut harus dibuang dan juga mencantukkan inisial namanya. Biasanya sebuah vial harus dipakai dalam jangka waktu 96 jam sampai satu minggu.Label label obat pada vial atau ampul memberikan keterangan sebagai berikut:

1)      Nama generik dan nama dagang obat2)      Dosis obat dalam berat ( miligram, gram,miliekuivalen)3)      Jumlahnya (mililiter)

Page 12: O

4)      Tanggal kadaluarsa5)      Petunjuk pemberian6)      Instruksi pencampuran,jika obat berada dalam bentuk bubukb.      Spuit

Spuit terdiri dari silinder (barel, kerangka luar), penghisap (plunger,bagian dalam), dan ujung (tip) dimana jarum bertemu dengan spuit. Spuit tersedia dalam berbagai tipe dan ukuran, yang paling sering adalah yang berukuran 3 mL dan 5 mL, tuberkulin, insuin dan spuit logam dan plastik untuk catrige yang telah diisi. Spuit kaca dapat dipakai dalam kamar operasi dan pada baki instrumen kusus. Obat obat suntik harus dikemas dalam bentuk catrige yang telah diisi untuk spuit dengan merek Tubex, carpuject. Ujung spuit dan bagian dalam dari penghisap harus tetap dalam keadaan steril.

Spuit 3 mL dikalibrasi dalam sepersepuluh ( 0,1 mL) dan minim. Jumlah cairan dalam spuit ditentukan oleh pangkal karet hitam dari penghisap (bagian dalam dari penghidap). Yang paling dekat dengan ujung. Ingat bahwa mL dan cc dapat dipakai bergantian.

Spuit 5 mL dikalibrasi dalam petanda 0,2 mL. Spuit 5 mL biasanya dipakai jika cairan diperlukan lebih dari 2,5 mL. Seringkali dipakai untuk merekontitusi obat berbentuk kering dengan air bakteriostatik steril atau salin.

Spuit tuberkulin adalah tabung 1 mL yang ramping dengan petnada dalam sepersepuluh(0,1) dan seperseratus (0,01) tabung ini juga ditandai dengan minim tabung ini dipakai juka jumlah cairan yang akan dibrikan kurang dari 1 mL dan untuk anak anak seta dosis heparing.

Spuit insulin mempunyai kapasitas 1 ml tetapi insulin diukur dalam unit dan dosis insulin tidak boleh dihtung dalam mililiter. Spuit insulin dikalibrasi dengan petanda 2-U, dan 100 U, setara dengan 1 mL. 

c.       Catridge dan spuit yang telah diisi obatBanyak obat obat suntik yang dikemas dalam catridge yang telah diisi dan sekali pakai. Catridge sekali pakai ini ditempatkan dalam injektor tubex atau pemegang dari logam atau plastik yang dapat dipakai ulang. Biasanaya catridge yang telah diisi mempunyai kelebihan 0,1 – 0,2 mL larutan obat. Berdasarkan jumlah obat yang diberikan, kelebihan larutan harus dibuang sebelum pemberian.

Page 13: O

d.      JarumUkuran jarum terdiri dari dua komponen, ukuran logam ( gauge = diameter lumen) dan panjang. Semakin besar ukuran lubang, semakin kecil diameter lumen, dan semakin kecil ukuran lubang, semakin besar diameter lumen. Nomor ukuran lubang jarum yang sering dipakai adalah antara 18 sampi 26. Panjang jaurm berpariasi dari 3/8 – 2 inci. Tabel memberikan daftar ukuran lubang dan panjang jarum dalam pemakaian ijeksi subkutan dan interamuskular.

Ketika memilih panjang jarum untuk injeksi intramuskular, ukuran klien dan banyaknya jaringan lemak harus dipertimbangkan. Seorang klien dengan jaringan lemak (subkutan) yang sedikit munkin memerlukan jarum 1 inci. Bagi klien yang obc panjang jarum untuk injeksi intramuskular berkisar antara 1,5 – 2 inci.

Spuit insulin dan cartidge yang telah diisi mempunyai jarum yang dipasang permanent, sedangkan pada spuit lain, jarum dapat diganti dengan jarum yang diinginkan. Ukuran lubang dan panjang jarum tertera pada kemasan spuit atau pada bagian atas spuit. Keterangan tertulis sebagai ukuran lubang/panjang, contohnya 20 g/1 ½ .

e.       Sudut injeksiUntuk injeksi, jarum memasuki kulit dengan berbagai sudut. Injeksi intrdernal diberikan dengan sudut 10o– 15o , ijeksi subkutan dengan sudut 45o – 90o., dan injeksi intramuskular dengan sudut 90o.

2.      Interpretasi label obat injeksiObat obat unuk injeksi disimpan dalam bentuk cair atau bubuk didalam vial dan ampul.

Jika obat berada dalam bentuk cair, maka dosis obat dan ekuivalensinya dalam mililiter dicetak pada label obat. Tetapi, obat obat dalam bentuk bubuk harus direkontetusi ( bentuk cair untuk pemakaian).  Biasanya instruksi untuk rekontitusi diberikan pada label obat dan keterangan obat.

CONTOH:Staphcilin adalah nama dagang, metisilin adalah nama generik. Obat ini dipakai dalam

pemberian IM dan IV. Instruksi pada label obat tetera demikian : “ untuk IM, tambahkan 6,8 ml air steril atau natrium clorida (saline); 1 g = 2 ml. “ volume pelarut (larutan) dan obat bubuk setara dengan 12 ml.

TIPE INJEKSI

UKURAN LUBANG JARUM

PANJANG JARUM ( inci)

IntradermalSubkutanintramuskular

25,2623,25,2619,20,21,22

3/8, ½ , 5/83/8, ½, 5/81,1 ½ , 2

Page 14: O

 

3.      Injeksi intradermalinjeksi intradermal biasa nya dipakai untuk uji kulit dalam mendiagnosis sebab alergi atau

untuk menentukan adanya mikroorganisme.pilihan spuit untuk uji intradermal adalah spuit tuberkulin dengan lubang jarum berukuran 25

4.      Injeksi subkutanObat-obat yang di injeksi kedalam jaringan subkutan (lemak) diabsorpsi perlahan-lahan

karena jaringan lemak mempunyai lebih sedikit pembuluh darah.jumlah larutan obat yang diberikan subkutan umum nya sebanyak 0,5-1 mL dengan sudut 45,60, ataw 90.larutan obat yang dapat mengiritasi jaringan lemak diberikan intramuskular karena dapat menyebabkan pengelupasan jaringan subkutan.

Penghitungan injeksi subkutan:Untuk menghitung dosis injeksi subkutan di pakai rumus dasar D/h x V atau metode rasio

dan proporsi.Heparin adalah obat yang sering diberikan subkutan.heparin dapat diberikan dengan sudut 60-90 tergantung dari banyaknya jaringan lemak.kulit diangkat ,dan larutan heparin di injeksikan kedalam jaringan subkutan.Jangan lakukan aspirasi dan jangan menggosok tempat suntikan, karena gosokan dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh-pembuluh darah haalus dan perdarahan.

CONTOHPerintah: heparin 2500 U, SKTersedia:heparin 10.000 u/mL dalam vial dengan dosis multipel (10mL)Rumus dasar: D/H x V = 2500 U/10000 U x 1 mL=25/100=0,25 mLMetode rasio dan proporsi  H           :           V          ::            D            :             x10.000 U:         1 mL      ::           2500 U   :            x Ml

   10,000x=2500                                X=25/100 = 0,25 mLJawab heparin 2500 U = 0,25 mL.

Contoh:Perintah:heparin 4000 U, SKTersedia:Gambar.Jawab :a.    D/H x V = 4000/10.000 x 1 = 4/10 = 0,4 mLb.        H          :             V            ::         D         :         x

  10.000 U  :           1 mL       ::         4000   :        x mL

Page 15: O

                                    10.000x = 4000                                               X =4000/10.000 = 0,4 mL

5.      Injeksi insulinPemberian obat-obatan membutuhkan perhatian yang inci dan demikian pula halnya dengan

insulin.insulin diminta dalam unit.contoh nya,jika dosis insulin yang diresepkan adalah 50 U,maka ambil 50U dari seebuah botol insulin 100 U dengan menggunakan spuit insulin yang dikalibrasi 100-U.insulin diberikan subkutan dengan sudut 450,60o,900 drajat kedalam jaringan subkutan.

Contoh soal:Perintah:insulin lente 30 U , SKTersedia:insulin lente 100 U/mL dan spuit insulin 100 U/mL(jwb nya blom 109)

6.      Injeksi intramuskularObat mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan lemak,sehingga obat-

obatan yang diberikan dengan injeksi intramuskular (IM) akan lebih cepat diabsorpsi daripada injeksi subkutan.volume larutan untuk injeksi IM adalah 0,5-3,0 mL  dengan rata-rata 1-2 mL.volume larutan obat yang lebih dari pada 3 mL menyebabkan perpindahan jaringan otot yang berlebih banyak dan kemungkinan terjadikerusakan jaringan.kadang-kadang 5 mL dari obat tertentu,seperti magnesium sulfat,dapat disuntikkan ke dalam otot yang besar,seperti dorsogluteal.dosis yang lebih besar dari pada 3 mL biasa nya dibagi dan diberikan pada dua tempat yang berbeda.        Ukuran lubang jarum untuk injeksi intramuskular cairan yang kental adalah 19 dan 20,dan untuk jaringan yang encer adalah 20 dan 21.injeksi intramuskular diberikan dengan sudut  90  derajat.panjang jarum tergantung dari banyaknya jaringan adiposa (lemak) dan jaringan otot;rata-rata dari panjang jarum adalah 1,5 inci.

a.       Larutan obat untuk injeksilarutan obat yang telah di campur sebelumnya oleh perusahan farmasi disimpan dalam

vial dan ampul untuk siap di pakai.Label obat pada tempat obat memberikan keterangan mengenai dosis obat berdasarkan beratnya  dan ekuivalensianya dalam milliliter.                                                                     Contoh:Perintah :gentamisin (Garamycin) 50mg ,IMTersedia:gentamisin 80 mg/2Ml dalam sebuah vial.

1)                                        D/H X V =50/80X 2 100/80=1,25mLH      :            V                   ::      D                          :                  X

2)        80mg     :            2ml               ::     50mg                    :                  X                                                                          80X =100                                                                                              X=100/80=1,25mL

Page 16: O

b.      Rekonstitusi Obat Bubuk           Obat-obat tertentu akan hilang potensinya jika berada dalam bentuk cair ,oleh karena itu pabrik obat mengkemas obat-obat tersebut dalam bentuk bubuk .Obat-obat ini direkonstitusi dengan mengunakan pelarut (air bakteriostatik atau salin)sebelum di berikan.Label obat atau keterangan instruksional (pamflet  yang menyertai nya )sering kali  memberkan tipe dan jumlah pelarut yang di gunakan.jika tipe dan jenis pelarut tidak tertera pada label atau pada keterangan instruksional ,hubungi ahli farmasi.            Biasanya  pabrik  obat menentukan jumlah pelarut untuk mencampur bubuk obat untuk mencapai 1-2 ml/dosis .Obat bubuk membutuhkan tempat ;oleh sebab itu volume larutan obat akan bertambah . Sekali obat bubuk telah direkonstiusi, larutan obat yang tidak digunakan harus diberi tanggal ,dan tuliskan inisial pada label obat .Larutan obat yang tidak digunakan dalam vial disimpan dalam lemari es dan dapat dipakai dalam waktu 48 jam sampai 1 minggu tergantung dari rekomendasi pabrik obat .Larutan obat yang tidak dipakai dalam ampul harus dibuang.Contoh :Selesaikan masalah ini dengan menggunakan keterangan pada label obat.     Perintah :penisilin akueus  250.000 U,IM,q4h.Tersedia : penisilin  akueus 5.000.000 U (5 juta unit) Obat dalam bentuk bubuk didalam vial.Label obat menyatakan :Pelarut yang ditambahkan(mL)                                      UNIT /mL18                                          250.0008                                             500.0003                                           1.000.000Tambahan 18 ml pelarut . Bubuk obat setara dengan 2 ml.Setiap 250.000 U setara dengan 1 ml .Dalam menyelesaikan masalah ini,tambahkan 18ml dan 2ml (bubuk obat)=20ml.

c.       Pencampuran obat-obat injeksiObat-obat yang dicampur dalam spuit yang sama harus kompatibel untuk mencegah

pengendapan.untuk menentukan kompatibilitas obat,periksa buku referensi obat atau dengan ahli farmasi.jika ragu-ragu mengenai kompatibilitas,jangan campur obat-obat tersebut.    Tiga metode yang dipakai dalam percampuran obat adalah :

1)      Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial2)      Pencampuran dua obat macam dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul,dan3)      Pencampuran dua macam obat dalam cartridge yang telah diisi dari sebuah vial.

Metode 1:pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial1.      Ambil udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang pertama,dan

suntikan udara ke dalam udara kedalam vial yang pertama.jangan biarkan jarum mengalami kontak dengan larutan.keluarkan jarum.

2.      Ambil udara kedalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang kedua.tunggingkan (balikkan ) vial kedua dan suntikan udara.ambil jumlah larutan yang diinginkan dari vial yang kedua.

3.      Ganti jarum,kecuali jika anda akan menghabiskan seluruh isi dari vial yang pertama.4.      Balikkan vial yang pertama,dan ambil larutan dalam jumlah yang diingikan.

Page 17: O

Metode 2: pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul.1)      Suntikan udara kedalam vial2)      Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam vial3)      Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam ampul.

Metode 3 :pencampuran dua macam obat dalam sebuah cartridge yang telah diisi dari sebuah vial1)   Periksa dosis obat dn jumlah lautan dalam cartridge yang telah diisi.jika dosis yang diinginkan

telah lebih sedikit , buang kelebihan lautan.2)   Masuakn udara kedalam cartridge sesuai dengan jumlah larutan yang akan diambil dari larutan

yang akan diambil dari vial.balikkan vial dan suntikan udara.3)   Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari vial.pastiakn bahwa jarum tetap erada dalam

cairan dan jangan ambil larutan lebih dari yang diperlukan.                                                                        

7.      Penghitungan injeksi untuk anak-anak Ketiga metode yang dipakai dalam perhitungan dosis oral untuk anak-anak juga dipakai

dalam perhitungan dosis obat injeksi.Metode-metodenya adalah penghitugan berdasarkan berat badan,luas permukaan tubuh dan dosis dewasa.CONTOH SOAL:Perintah:prometazin (phenergan) 20 mg,IM,setiap 6 jam.Berat badan :45 kgTersedia:phenergan 25 mg/mLApakah dosis berada dalam parameter keamanan?Jawab:parameter phenergan: 0,25/kg/dosis x 45 kg = 11,25 mg/dosis                                                       0,50/kg/dosis x 45 kg =22,5 mg/dosis

CONTOH : Pencampuran Obat-Obat Dalam Spuit Yang SamaPerintah:meperidin (Demel) 25 mg dan atropin sulfat 0,4 IM.Tersedia :meperidin dalam cartridge Tubeg berlabel 50mg/mL.Atropin sulfat dalam vial multidosis berlabel 0,4 mg/ml.Berapa mililiter dari setiap obat akan anda berikan dan bagaimana mencampur nya?

 a.   Dosis meperidin     a. D/H  X  V =25/50 X  1 =25/50=0,5ml     b.     H       :                 V                 ::                   D                :                          X             50mg :              1ml               ::                   25mg         :                        xml                                                     50X= 25

                                                          X=1/2=0.5mlb.      Dosis atropin

Label menunjukkan 0,4mg=1mlJawab:Berikan meperidin 0,5ml dan atropin 1 ml.PROSEDUR. Campur ke dua obat dalam cartridge dengan satu obat dari sebuah vial dan obat yang lain dalam cartridge yang telah diisi.

1)      Periksa dosis dan volume obat dalam cerita cartridge yang telah diisi.2)      Buang 0,5 ml dan setiap kelebihan larutan obat (meperidin)dari cartridge (0,5 ml tetap berada

didalam cartridge ).

Page 18: O

3)      Ambil 1ml udara kedalam cartridge,dan suntikan udara ke dalam vial yang berisi atropin.4)      Ambil 1ml atropin dari vial ke dalam larutan meperidin di dalam cartridge.

BAB  III PENUTUP

A.    KesimpulanDua metode umum untuk penghitungan dosis obat adalah rumus dasar dan rasio dan

proporsi.metode-metode ini akan di pakai dalam penghitungan dosis obat oral dan yang disuntikan.                    Secara garis besar rumus untuk menghitung dosis obat adalah:

  

D:dosis obat yang diperintahka dokterH:dosis obat pada label tempat obatV:bentuk obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)A: hasil perhitungan yang diberikan kepada pasien.

B.     SaranJika pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang penghitungan dosis oabt,

pembaca  disarankan untuk membuka halaman daftar pustaka