Nutrisi n Cairan_purwani Okyantari_g2b009052

download Nutrisi n Cairan_purwani Okyantari_g2b009052

of 136

Transcript of Nutrisi n Cairan_purwani Okyantari_g2b009052

TUGAS

JAWABAN WORKBOOK NUTRISI DAN CAIRANUntuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa

OLEH: PURWANI OKYANTARI G2B009052 A09

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyWORK BOOK NUTRISI DAN CAIRAN 9/1/2010 EDITOR : FITRIA HANDAYANI, M.Kep.,Sp.KMB PENYUSUN : FITRIA HANDAYANI, M.Kep.,Sp.KMB2

Kompetensi 1: Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan cairan pada klien anak, dewasa dan lansia dengan dehidrasi Kompetensi 10: Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan nutrisi pada anak, dewasa, dan lansia Kompetensi 21: Mahasiswa mampu menginterpretasikan pemeriksaan rutin dan kimia darah

Kasus I Tn H datang di IGD dengan penurunan kesadaran. Nafas spontan. Tekanan darah Tn H adalah 80/50 mmHg palpasi. KU tampak lemah. Menurut keluarga Tn H telah satu bulan mengalami diare dan telah mengalami penurunan BB dari 50 Kg menjadi 37 Kg. Jawab : Identifikasi kasus tersebut adalah, diare yang dialami oleh Tuan H termasuk dalam diare kronis. Diare kronis merupakan diare yang terjadi selama lebih dari 3 minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu 2 minggu. Gejala klinis penyakit diare kronis: 1. Diare yang dapat bercampur darah, lendir, lemak dan berbuih. 2. Rasa sakit diperut 3. Rasa kembung 4. Demam Diare yang dialami Tuan H mengakibatkan dehidrasi berat karena adanya penurunan berat badan sekitar 26 % (lebih dari 10 %). Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi dapat pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal. Penanganan diare kronis: 1. Istirahat mental dan fisik 2. Koreksi cairan dan elektrolit 3. Loperamid 4. Opiad 5. Anti diare

3

Kasus II An A umur 2 tahun, mengalami diare sejak 12 jam yang lalu. Berat badan An A turun dari 13 Kg menjadi 11 Kg. An A menangis lemah. Jawab : Pada kasus diatas An A mengalami diare akut, karena terjadi sejak 12 jam yang lalu. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diare akut adalah, kehilangan cairan, perubahan keseimbangan asam basa, hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi. An.A diduga juga mengalami dehidrasi ringan karena mengalami penurunan berat badan sebesar 2%. Penanganan yang sesuai untuk kasus diatas antara lain : 1. Menggunakan CRO ( Cairan rehidrasi oral ) 2. Cairan hipotonik 3. Rehidrasi oral cepat 3 4 jam 4. Realiminasi cepat dengan makanan normal 5. Tidak dibenarkan memberikan susu formula khusus 6. Tidak dibenarkan memberikan susu yang diencerkan 7. ASI diteruskan 8. Suplemen dnegan CRO ( CRO rumatan ) 9. Anti diare tidak diperlukan

Kasus III Ny Y umur 65 tahun, mengalami diare sejak 13 jam yang lalu, telah 5 kali buang air besar. Kulit tampak keriput, Ny Y terlihat mengantuk. Jawab : Pada kasus tersebut Ny Y mengalami diare akut karena telah terjadi sejak 13 jam yang lalu. Tanda-tanda pasien diare, mula-mula pasien gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan

4

tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktose yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Dalam kasus ini Ny Y mengalami kekurangan cairan, hal ini ditandai dengan kulit tampak keriput dan terlihat ngantuk. Penanganan diare ini dengan cara perencanaan pemberian makan a. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. b. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil. Contoh menu : Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya Jam 16.00 : Nagasari Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang c. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi. d. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll. e. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan halhal sebagai berikut :

-gorengan

makanan harus lunak/lembek atau dicincang tetapi sering diberikan f. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan. g. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.

5

h. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng

Panduan Pembelajaran A. Struktur dan fungsi sistem pencernaan Sistem pencernaan terdiri dari organ dasar dan organ aksesoris. 1. Isilah diagram dari sistem pencernaan dibawah ini:THE GI SYSTEMHORMON HORMON

BRAIN

Adapted by:Ns. Sidik Awaludin

NO. 1. 2.

STRUKTUR SISTEM PENCERNAAN Kelenjar parotis Rongga mulut

FUNGSI Menghasilkan air liur cair Mencernakan makanan secara mekanik dengan bantuan gigi dan kimiawi dengan enzim.

3.

Kelenjar subligualis

Menghasilkan air liur cair dan lendir. Terletak di bawah pangkal lidah

4. 5.

Kelenjar submaksilaris Epiglotis

Menghasilka air liur cair dan lendir. Selama proses menelan makanan, epiglotis

6

bergerak ke bawah untuk melindungi trakhea 6. Sfingter superior Hiperfaringeal) 7. Sfingter esofagus bawah Secara normal tetap konstriksi dan rileks bila gelombang perilstaltik sampai ke bagian ini yang memungkinkan makanan lewat ke lambung, serta mencegah refluks asam ke dalam esofagus. 8. Lambung (ventrikulus) Tempat pencernaan makanan secara mekanik dan kimiawi 9. Hati (Hepar) Mensintesis karbohidrat,dan dan memetabolisme ; mengubah protein, bentuk esofagus Mencegah makanan atau cairan bergerak ke faring ( posterior dan trakhea

lemak

biologis zat-zat saat melewati organ tersebut dan menghasilkan serta mengekskresikan empedu yang penting dalam pencernaan. Vitamin, mineral, glukosa, dan materi lain disimpan dalam parenkim hepar. 10. 11. Empedu Pankreas Mensekresi getah pencernaan dengan enzimenzim yang perlu untuk mencerna protein, lemak, dan karbohidrat. 12. Usus halus Tempat pencernaan secara kimiawi dan tempat penyerapan zat atau sari-sari makanan 13. Usus besar Tempat pembentukan feses dengan bantuan bakteri pembusuk, tempat penyerapan air, tembak sintesa vitamin K dan B kompleks, alat ekresi logam berat Fe dan Ca. 14. Rektum Menerima feces dari usus besar , Membiarkan seseorang mengetahui ada feces yang harus dikeluarkan , Menahan feces sampai pengeluaran terjadi. 15. Sfingter Anal Sebagai kontrol keluarnya feses.

7

2. Sebutkan fungsi utama sistem pencernaan Jawab : Fungsi prinsipnya adalah memberikan tubuh cairan, nutrin, dan elektrolit. Aktivitas utama dalam saluran pencernaan :

1. Sekresi elektrolit, hoermon-hormon dan enzim yang digunakan dalam pemecah materi yang akan dimakan. 2. Gerakan terhadap produk yang dimakan. 3. Pencernaan makanan dan cairan. 4. Absorbsi produk alkhir ke dalam aliran darah.

Mekanisme Proses PencernaanPROSES PENCERNAAN MEKANIK DAN PERGERAKAN MAKANAN SAMPAI ESOFAGUSHard Palate Soft Palate

Pharynx

Epiglottis Upper esophageal sphincter Esophagus

Tongue

Adapted by:Ns. Sidik Awaludin

Gbr. 1 3. Jelaskan mekanisme pencernaan mekanik dan kimiawi di mulut serta proses pergerakan makanan pada gbr. 1 diatas Jawab: Di mulut terjadi pencernaan mekanik dan kimiawi. -Mekanik: dilakukan oleh gigi dan lidah.

8

-Kimiawi: enzim ptialin yg merombak amilum(karbohidrat) menjadi maltosa. *Enzim prialin diroduksi di rongga mulut Menelan adalah proses menggerakkan makanan dari rongga mulut menuju lambung yang berlangsung dalam waktu 4-7 det1k. Proses menelan terbagi atas: 1) gerakan sadar, yaitu gerakan lidah yang menekan makanan ke atas dan mendorong makanan ke belakang kemudian masuk ke dalam kerongkongan, 2) gerakan tidak sadar, yaitu gerakan di daerah faring, berupa reflex yang menggerakkan laring ke atas sehingga epiglotis menup glotis. Dengan demikian, makanan tidak masuk ke rongga hidung dan saluran pernapasan. Gerakan di daerah kerongkongan, berupa gerak peristaliik yang mendorong makanan ke arah bawah ,masuk ke dalam lambung.

4. Jelaskan juga kelenjar pencernaan yang membantu dalam proses pencernaan di atas Jawab : Pada rongga mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan ludah. Kelenjar-kelenjar tersebut adalah: 1) kelenjar parotis, yang terletak di dekat telinga, 2) kelenjar submaksilaris yang terletak di bawah rahang atas, 3) kelenjar submandibularis yang terletak di bawah lidah Di dalam cairan ludah mengandung air sebanyak 90%, dan sisanya terdiri atas garam-garam bikarbonat, lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri), dan amilase (ptialin). Ketiga kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang 1600 cc air ludah. Pengeluaran air ludah akan bertambah jika ada rangsangan dari luar, seperti mencium aroma makanan, melihat atau membayangkan suatu makanan yang lezat atau karena lapar. Cairan ludah berfungsi untuk: 1) memudahkan dalam menelan makanan karena makanan tercampur dengan lendir

9

dan air 2) melindungi rongga mulut dari kekeringan, panas, asam dan basa 3) membantu pencernaan kimiawi, karena kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin (amilase) yang berperan dalam pencernaan amilum menjadi maltosa dan glukosa, enzim ini berfungsi dengan baik pada pH netral (pH 7)

MOTILITAS GASTERLower Esophageal sphincter

Esophagus

Duodenum

Pyloric sphincter

Stomach

Kep.Dewasa/sidik doc/2009

Peristaltic wave

Adapted by:

29

Ns. Sidik Awaludin, S.Kep

Gbr.2 4. Jelaskan motilitas gaster dan sebutkan enzim-enzim yang ada di gaster pada gbr. 2 diatas. Jawab : Motilitas gaster yaitu pergerakan pada lmbung. Fungsi lambung yang berkaitan dengan gerakan adalah penyimpanan dan pencampuran makanan serta pengosongan lambung. 1. MEKANIK Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan berriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.

10

Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut. 2. KIMIAWI Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inakatif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inakatif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung. Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak. Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian

11

pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa. 3. PENGOSONGAN LAMBUNG. Pengosongan lambung terjadi bila adanya faktor berikut ini : Impuls syaraf yang menyebabkan terjadinya distensi lambung

(penggelembungan) Diproduksinya hormon gastrin pada saat makanan berada dalam lambung. Saat makanan berada dalam lambung, setelah mencapai kapasitas maksimum maka akan terjadi distensi lambung oleh impuls saraf (nervus vagus). Disaat bersamaan, kehadiran makanan terutama yang mengandung protein merangsang diproduksinya hormone gastrin. Dengan dikeluarkannya hormone gastrin akan merangsang esophageal sphincter bawah untuk berkontraksi, motilitas lambung meningkat, dan pyloric sphincter berelaksasi. Efek dari serangkaian aktivitas tersebut adalah pengosongan lambung.Lambung mengosongkan semua isinya menuju ke duodenum dalam 2-6 jam setelah makanan tersebut dicerna di dalam lambung. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat menghabiskan waktu yang paling sedikit di dalam lambung atau dengan kata lain lebih cepat dikosongkan menuju duodenum. Makanan yang mengandung protein lebih lambat, dan pengosongan yang paling lambat terjadi setelah kita memakan makanan yang mengandung lemak dalam jumlah besar.

Gb 3. 5. Jelaskan proses pencernaan kimiawi dan enzim yang berperan pada proses pencernaan kimiawi Jawab : Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan. Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada

12

substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu : 1. Enzim ptialin Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa. 2. Enzim amilase Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa. 3. Enzim maltase Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. 4. Enzim pepsin Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara

kerja enzim pepsin yaitu : Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah. 5. Enzim tripsin

13

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu : Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel. 6. Enzim renin Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna. 7. Asam khlorida (HCl) Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit mag. 8. Cairan empedu Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi. 9. Enzim lipase

14

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu : Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe). Enzim pencernaan bekerja untuk mempercepat reaksi pada pencernaan makanan, tetapi enzim pencernaan tidak ikut diproses

6. Jelaskan juga proses absobrsi nutrisi dan cairan serta proses defekasi pada gambar 3

Gbr.4

15

Jawab : Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang di sebut vili, untuk meningkatkan area permukaan yang ada untuk di absorbsi. Nutrien di absorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transpor aktif, dan pinositosis. Isi dalam intestin bergerak dengan kerja peristaltik ke usus besar. Absorbsi air merupakan fungsi utama colon. Kira-kira 1-2 liter air di absorbsi dari cairan ileal setiap hari. Selain air, elektrolit dan mineral juga di absorbsi dan bakteri dalam colon mensintesis vitamin k dan beberapa vitamin B kompleks pada akhirnya, feses di bentuk dalam colon untuk eliminasi. Ketika motilitas intestinal meningkat, seperti pada diare tubuh kehilangan nutrien dan air yang bergerak melalui usus kecil terlalau cepat untuk keseluruhan absorbsi. Defekasi, atau pasase feses, terjadi karena gerakan residu makanan dari colon pelvis ke dalam rektum, yang kemudian menjadi distensi. Distensi ini menyebabkan refleks kontraksi otot rektum yang cenderung mengeluarkan isinya melalui anus. Hal ini bergantung kepada relaksasi sfingter anus eksterna. Defekasi kemudian merupakan kerja refleks yang dapat di hambat secara volunter. Defekasi terlambat, sensasi bahwa rektum sudah penuh akan terlewatkan dan lebih banyak air diabsorbsi dari feses melalui dinding rektum dan konstipasi dapat terjadi.

7. Sebutkan 4 lapisan struktur dasar organ pencernaan pada gambar 4 Jawab : a. Lapisan mukosa (untuk fungsi sekresi) yang terletak paling dalam b. Lapisan jaringan ikat submukosa c. Lapisan otot polos sirkuler dan longitudinal d. Lapisal peritoneum (atau adventisa) lapisan paling luar

8. Sebutkan dan jelaskan sistem saraf dan vaskuler yang bekerja pada sisem pencernaan Jawab : Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltik berturut-turut. apabila sebuah organ memiliki

16

otot sfinkter, maka serabut saraf yang menyebabkan kontraksi organnya akan menghambat sfinkter, dan sebaliknya. Ini terjadi pada lambung dalam sfinkter pilorik dan usus dalam sfinkter ileokolik.

Organ

Kegiatan

ditambah Kegiatan

diperlambat

atau dirangsang oleh Lambung Vagus (kontraksi) Usus Vagus (kontraksi)

atau dihentikan oleh Simpatis (dikendorkan) Simpatis (dikendorkan)

Sistem vaskuler sangat berfungsi dalam sistem pencernaan. Darah dan saluran limfe adalah alat yang digunakan untuk mengedarkan nutrisi ke semua bagian tubuh makhluk hidup. Darah bekerja sebagai sistem transpor dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnyadapat dijalankan, dan menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lainnya. Plasma darah membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan; menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan kendaraan untuk mengangkut bahan

buangan ke berbagai organ ekskreotik untuk dibuang. Saluran limfe berfungsi mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. Saluran limfe lakteal berfungsi membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Gbr. 5

17

9. Jelaskan fase cephalic, gastric dan intestinal pada gambar 5 Jawab : Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi fase sefalik, gastrik dan intestinal. Fase sefalik sudah dimulai bahkan sebelum makanan masuk lambung, yaitu sebagai akibat melihat, mencium, memikir, atau mengecap makanan. Fase ini diperantarai seluruhnya oleh saraf vagus dan dihilangkan vagotomi. Sinyal neurogenik yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri atau pusat nafsu makan. Impuls eferen kemudian dihantarkan melalui saraf vagus ke lambung. Hasilnya, kelenjar gastrik dirangsang mengeluarkan asam HCI, pepsinogen dan menambah mukus.Fase sefalik menghasilkan sekitar 10 % dari sekresi lambung normal yang berhubungan dengan makanan. Fase gastrik dimulai saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi yang terjadi pada antrum menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada dinding lambung. Impuls tersebut berjalan menuju medula melalui aferen vagus dan kembali ke lambung melalui eferen vagus; impuls-impuls ini merangsang pelepasan hormon gastrin dan secara langsung juga merangsang kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin dilepas dari antrum dan kemudian dibawa oleh aliran darah menuju kelenjar lambung, untuk merangsang sekresi. Pelepasan gastrin juga dirangsang oleh PH alkali, garam empedu di antrum, dan terutama oleh protein makanan dan alkohol. Gastrin adalah stimulus utama sekresi asam hidroklorida. Fase sekresi gastrik menghasilkan lebih dari dua pertiga sekresi lambung total setelah makan, sehingga merupakan bagian terbesar dari total sekresi lambung harian yang berjumlah sekitar 2.000 ml. Fase gastrik dapat terpengaruh pada reseksi bedah antrum pilorus, sebab di tempat inilah gastrin diproduksi. Fase intestinal dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Fase sekresi lambung ini diduga sebagian besar bersifat hormonal. Adanya protein yang telah dicerna sebagian dalam duodenum tampaknya merangsang pelepasan gastrin usus, suatu hormon yang menyebabkan hormon terus-menerus mensekresikan cairan lambung. Tetapi, peranan usus kecil sebagai penghambat sekresi lambung jauh lebih besar.

18

Fisiologi Cairan Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa sangat penting bagi tubuh dalam pemeliharaan kesehatan. Keseimbangan tersebut di jaga oleh faktor intake, distribusi regulasi dan output. Ketidakseimbangan dari dari faktor tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Gbr.6

1. Jelaskan komposisi kompartemen cairan tubuh pada gambar 6 di atas Jawab : Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang cairan intrasel dan ekstrasel mengandung elektrolit, mineral dan sel. Elektrolit adalah unsur atau senyawa yang jika melebur didalam air akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Elekrolit ada dua yaitu elektrolit negative dan elektrolit positif. Mineral adalah unsur semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam mempertahankan proses fisiologis. Mineral bekerja sebagai katalis dalam respon saraf, kontraksi otot dan metabolisme zat gisi yang ada dalam makanan, juga mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormon serta menguatkan strukur tulang. Contohnya zat besi dan zink. Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup contohnya cairan yang berada dalam sel darah merah dan sel darah putih.

19

2. Jelaskan proses perpindahan cairan secara difusi, osmosis, filtrasi dan transpor aktif dalam tubuh! Jawab : Cairan berpindah dari satu kompartement ke kompartement lain untuk memfasilitasi proses proses yang terjadfi didalam tubuh seperti oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit , keseimbangan asam basa , dan respon terhadap terapi obat. Cairan tubuh berpindah melalui difusi, osmosis, dan filtrasi. a. Difusi Difusi adalah perpindahan molekul suatu substansi dari daerah yang berkonsertasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. b. Osmosis Perpindahan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke tinggi melalui membran semi permeabel. c. Filtrasi Proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. d. Transportasi Aktif Transpor aktif memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar, selain itu sel juga dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi.

3. Berdasarkan tonicitasnya cairan dibedakan menjadi tiga. Sebutkan, jelaskan dan beri contohnya! Jawab : a. Isotonic yaitu larutan dengan osmolalitas (tekanan osmotic larutan) yang sama dengan plasma. Pemberian larutan isotonic melalui intravena (IV) akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolik dari kompartement intrasel. Contoh : salin normal 0,9 % atau laktat ringer (macam infuse) b. Hipotonic yaitu larutan dengan konsentrasi solut lebih rendah dari pada plasma. Pemberian Hipotonic IV dengan konsentrasi solut lebih rendah akan membuat air berpindah kedalam sel, dan sebaliknya.

20

Contoh : salin 0,45 % , salin 0,33 % , dekstrosa 2,5 % c. Hypertonic yaitu larutan dengan konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma. Contoh : dekstosa 5 % didalam salin 0,45 % , dekstrosa 5 % didalam salin normal.

4. Jelaskan proses perpindahan elektrolit dalam tubuh! Jawab : Bila garam larut dalam air (misal ; NaCl) akan terjadi disosiasi (penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana) sehingga terbentuk ion-ion yang bermuatan positif dan negatif. Ion yang mengandung muatan listrik ini dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam dinamakan larutan elektrolit. Perpindahan elektronik terjadi melalui 3 fase : Fase 1 : Plasma darah pindah dari sel tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi, dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractur gastrointestinal. Fase 2 : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel. Fase 3 : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermeabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode elektron. yang biasa digunakan adalah : difusi, filtrasi, osmosis, transpor

5. Jelaskan intake dan output cairan tubuh dan bagaimana menghitung balance cairan tubuh1 Jawab : Merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh (intake) dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh (output).Tujuannya untuk menentukkan status keseimbangan tubuh klien dan menentukkan tingkat dehidrasi klien. Prosedur :

21

a. tentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh. Ciran yang masuk kedalam tubuh melalui air minum, air dalam makanan , air hasil oksidasi(metabolism),dan cairan intravena. b. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien.Cairan yang keluar dari tubuh terdiri atas urine, insensible water loss(IWL), feses,dan muntah. c. Tentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : intake-output. Hal yang perlu diperhatikan dalam keadaan normal : a. Rata-rata intake cairan perhari 1. 2. 3. Air minum Air dari makanan Air hasil metabolisme : 1500-2500 ml : 750 ml : 300 ml

b. Rata-rata output cairan perhari : 1. 2. Urine : 1 - 2 cc/kgBB/jam

Insensible water loss :-dewasa:IWL=10-15cc/kgBB/hari

-Anak-anak:IWL=30-umur(th) cc/kgBB/hari -Bila ada kenaikan suhu :IWL=200 (suhu sekarang-36,80 C) 3. Feses :100-200ml

6. Apakah yang dimaksud dengan Insensible Water Loss (IWL) , apakah yang mempengaruhinya, jelaskankan Jawab : Kehilangan air tak kasat mata (insensible water loss, IWL) terjadi terus menerus dan tidak dapat dirasakan oleh individu. Rata-rata hilangnya air dari kullit orang dewasa sekitar 6 ml/kg/24 jam. Paru-paru juga mengalami kehilangan air yang tidak dapat dirasakan, dengan jumlah rata-rata 400ml setiap hari. Kehilangan air kasat mata (Sensibel water Loss, SWL) terjadi melalui keringat yang berlebihan dan dapat dirasakan oleh individu. Jumlah pengeluaran keringat yang dapat dirasakan, berhubungan dengan banyaknya olahraga, suhu lingkungan dan aktivitas metabolic. SWL dapat mencapai 1000ml atau lebih dalam 24 jam.

22

7. Sebutkan hormon-hormon yang berpengaruh dalam regulasi cairan. Jawab : 1. ADH Fungsinya akan menurunkan produksi urine dengan cara meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal. Ketika periode diare atau

muntah/pendarahan, maka jumlah ADH didalam darah meningkat, dan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal meningkat juga dan air akan dikembalikan ke dalam volume darah sirkulasi. Dengan demikian, haluaran urine akan berkurang sebagai respon terhadap kerja hormon ADH ini. 2. Aldosteron Diproduksi oleh korteks adrenal. Fungsinya mengatur keseimbangan natrium dan kalium dengan menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan mengabsorbsi natrium, akibatnya air juga akan diabsorbsi dan dikembalikan ke volume darah. 1. Glukokortikoid Mempengaruhi keseimbangan air dan elektrolit. Sekresi hormon glukokortikoid secara normal tidak menyebabkan ketidakseimbangan cairan utama, namun kelebihan hormon dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menaha natrium dan air.

8. Apakah dampak ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, jelaskan. Jawab : 1. Ketidakseimbangan Natrium a. Hiponatremia Nilai konsentrasi Natrium serum yang kurang dari normal (135-145 mEq/L). Tanda dan gejala : denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing dan lain-lain. b. Hipernatremia Nilai konsentrasi Natrium lebih tinggi dari konsentrasi normal didalam cairan ekstrasel. Tanda dan gejala : demam tingkat rendah, hipotensi postural, lidah dan membran mukosa kering, kulit kering dan kemerahan, dan rasa haus.

23

2. Ketidakseimbangan Kalium (3,5 - 5,5 mEq/l) a. Hipokalemia Jumlah kalium yang bersirkulasi di dalam cairan ekstrasel tidak adekuat. Tanda dan gejala : denyut nadi lemah dan tidak teratur, pernafasan dangkal dan lain-lain. b. Hiperkalemia Lebih besarnya kalium daripada nilai normal kalium dalam darah. Tanda dan gejala : denyut nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi, kecemasan / ansietas dan lain-lain. 3. Ketidakseimbangan Kalsium (8,5 11 mEq/l) a. Hipokalsemia Penurunan kadar kalsium dalam serum. Tanda dan gejala : baal dan kesemutan pada daerah jari2 dan reflek hiperaktif dan lain-lain. Contoh : Osteoporosis. b. Hiperkalsemia Mengacu pada kelebihan kalsium dalam plasma. Tanda dan gejala : penurunan tonus otot, mual dan muntah, kelemahan nyeri pada punggung bagian bawah akibat batu ginjal dan lain-lain.

4. Ketidakseimbangan Magnesium a. Hipomagnesemia Konsentrasi Magnesium turun sampai sibawah 1,5 mEq/L. Tanda dan gejala : tremol otot, kebingungan, disorientasi takikardi, dan lain-lain. b. Hipermagnesemia Konsentrasi magnesium meningkat sampai diatas 2,5 mEq/L. Tanda dan gejala : reflek tendon dalam hipoaktif, frekuensi denyut jantung dangkal dan lambat, hipotensi dan lain-lain.

5. Ketidakseimbangan Klorida a. Hipokloremia

24

Kadar klorida serum turun sampai dibawah 100mEq/L. b. Hiperkloremia Kadar klorida serum meningkat sampai diatas 106 mEq/

6. Ketidakseimbangan phospor a. Kekurangan fosfor Bisa terjadi bila menggunakan obat antacid untuk menetralkan asam lambung, seperti aluminium hidroksida untuk jangka lama. Kekurangan fosfor juga bias terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urine. Kekurangan juga menyebabakna kekurangan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. b. Kelebihan fosfor Bila kadar fosfor darah terrlalu tinggi, ion fosfor akan mengikat kalsium sehingga dapat menyebabkan kejang

9. Jelaskan ketidakseimbangan natrium, bagaimana tanda dan gejalamnya, dan bagaimana tatalaksana pada gangguan tersebut, ! Jawab : Kadar normal Natrium dalam serum sekitar 138 145 mEq/L. a. Defisit Natrium (Hiponatremia) adalah nilai konsentrasi natrium di dalam darah lebih rendah 138 mEq/L, dapat terjadi pada saat kehilangan total natrium atau kelebihan total air. Gejala yang timbul antara lain, denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan dan kecemasan, kram abdomen, mual dan muntah, diare, koma dan konvulsi, kulit lembab dan dingin, perubahan kepribadian. b. Kelebihan Natrium (Hipernatremia) adalah nilai konsentrasi natrium lebih tinggi dari konsentrasi normal di dalam cairan ekstrasel, yaitu diatas 145 mEq/L, yang dapat disebabkan oleh kehilangan air yang ekstrim. Gejala yang timbul antara lain demam rendah, postural hipotensi, lidah dan membran mukosa kering, gelisah, rasa haus, kulit kering dan kemerahan, anuria.

25

10.

Jelaskan ketidakseimbanga n kalium bagaimana tanda dan gejalanya, dan

bagaimana tatalaksana gangguan tersebut! Jawab : Kadar normal kalium dalam serum sekitar 3,55,0 mEq/L. Pengaturan konsentrasi kalium dilakukan oleh ginjal, yang dipengaruhi oleh aldosteron. a. Defisit kalium (Hipokalemia) merupakan kondisi ketika jumlah kalium yang bersirkulasi di dalam cairan ekstra sel tidak adekuat atau dapat dikatakan bila kadar kalium dalam serum kurang dari 3,5 mEq/L. Gejala yang muncul antara lain kelemahan otot, anoreksia, mual, muntah, reflex tendon hilang, bising usus menurun, kelemahan, hipotensi, pernafasan dangkal. b. Kelebihan kalium (Hiperkalemia) adalah kondisi dimana kadar kalium dalam serum lebih dari 5,0 mEq/L. Gejala klinis yang muncul antara lain mual, muntah, diare, berdebar-debar, anuria, kecemasan/ansietas, iritabilitas, denyut nadi tidak teratur dan lambat.

11.

Jelaskan ketidakseimbangan kalsium bagaimana tanda dan gejalanya, dan

bagaimana tatalaksana gangguan tersebut! Jawab : Kadar normal kalsium dalam serum sekitar 4,55,8 mEq/L. Jumlah kalsium dalam tubuh dikendalikan oleh 1,25 dihidroksikolekalsiferol yang merupakan vitamin D yang paling aktif, parathormon, dan kalsitonin. a. Defisit kalsium (hipokalsemia) adalah kondisi dimana kadar kalsium kurang dari 4,5 mEq/L. Gejala klinis yang muncul, osteoporosis, fraktur patologis, kejangkejang, mual, muntah, diare, kedutan diseputar hidung, telinga, jari tangan, dan kaki, tetani, kram otot, tanda Trousseau positif (spasme karpopedal disertai hipoksia). b. Kelebihan kalsium (hiperkalsemia) adalah peningkatan konsentrasi total kalsium dalam serum dan peningkatan kalsium yang terionosasi, dimana kadar kalsium diatas 5,8 mEq/L. Gejala klinis yang muncul antara lain penurunan kadar tonus, anoreksia, mual dan muntah, kelemahan, letargi, haus, poliuri, reflex tendon menurun, batu ginjal, lemah, penurunan level kesadaran, henti jantung.

26

12.

Jelaskan ketidakseimbangan kalsium bagaimana tanda dan gejalanya, dan

bagaimana tatalaksana gangguan tersebut! Jawab : Kadar normal kalsium dalam serum sekitar 4,55,8 mEq/L. Jumlah kalsium dalam tubuh dikendalikan oleh 1,25 dihidroksikolekalsiferol yang merupakan vitamin D yang paling aktif, parathormon, dan kalsitonin. a. Defisit kalsium (hipokalsemia) adalah kondisi dimana kadar kalsium kurang dari 4,5 mEq/L. Gejala klinis yang muncul, osteoporosis, fraktur patologis, kejangkejang, mual, muntah, diare, kedutan diseputar hidung, telinga, jari tangan, dan kaki, tetani, kram otot, tanda Trousseau positif (spasme karpopedal disertai hipoksia). b. Kelebihan kalsium (hiperkalsemia) adalah peningkatan konsentrasi total kalsium dalam serum dan peningkatan kalsium yang terionosasi, dimana kadar kalsium diatas 5,8 mEq/L. Gejala klinis yang muncul antara lain penurunan kadar tonus, anoreksia, mual dan muntah, kelemahan, letargi, haus, poliuri, reflex tendon menurun, batu ginjal, lemah, penurunan level kesadaran, henti jantung.

13.

Jelaskan ketidakseimbangan klorida bagaimana tanda dan gejalanya, dan

bagaimana tatalaksana gangguan tersebut! Jawab : Kadar normal klorida dalam serum sekitar 100-106 mEq/L. a. Defisit klorida (hipokloremia) terjadi jika pada klorida serum turun sampai dibawah 100-106 mEq/L. b. Kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai diatas 100-106 mEq/L. Hipokloremia dan hiperkleremia jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, tetapi umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam-basa.

14.

Jelaskan ketidakseimbangan phospor bagaimana tanda dan gejalanya, dan

bagaimana tatalaksana gangguan tersebut! Jawab : a. Kekurangan fosfor

27

Bisa terjadi bila menggunakan obat antacid untuk menetralkan asam lambung, seperti aluminium hidroksida untuk jangka lama. Kekurangan fosfor juga bisa terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urine. Kekurangan juga menyebabakna kekurangan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. b. Kelebihan fosfor Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfor akan mengikat kalsium sehingga dapat menyebabkan kejang.

15.

Bagaimana mekanisme terjadinya hipervolemia dalam tubuh, dan bagaimana

tatalaksananya? Jawab : Edema (hipervolemik) adalah penimbuhan cairan berlebihan diantara sel sel tubuh atau didalam berbagai rongga tubuh. Edema disebut juga efusi, asites. Penamaan penimbunan cairan ini bergantung pada lokasi dimana edema ini terjadi. Edema dapat terjadi secara local maupun umum. Edema lokal disebut juga edama piting, sedangkan edema umum disebut edema anasarka. Edema diakibatkan oleh peningkatan tenaga yang memindahkan cairan dari intrafaskuler ke interstitial. Perpindahan cairan secara normal, menurut hukum starling, diatur oleh tekanan hidrostastik pada ujung arteriola sekitar 35 mmHg, sedangakan pada ujung venula sekitar 12-15 mmHg. Tekanan osmotic koloid plasma sebesar 20-25 mmHg. Edema akan terjadi apabila : a. Tekanan hidrostatis tekanan vaskuler meningkat Penyebab meningkatnya tekanan hidrostatik diantaranya adalah kegagalan jantung, penurunan perfusi ginjal, aliran darah yang lambat misalnya karena ada sumbatan, dll. b. Tekanan osmotic koloid plasma menurun Menurunnya tekanan osmotik koloid plasma disebabkan menurunnya kadar albumin plasma. Penurunan kadar albumin plasma diakibatkan oleh keilangan albumin serum yang berlebihan atau pengurangan sintesis albumin serum. Kondisi ini misalnya dapat ditemukan pada penyakit

28

nefrotik sindrom, penyakit hati dan pancreas serta kekurangan protein yang berat. c. Gangguan aliran limfe Terjadinya obstruksi aliran limfe menyebabkan cairan jaringan akan tertimbun, dinamai limfedema. Penyebab terjadinya obstruksi aliran limfe diantaranya dapat disebabkan oleh tindakan operasi (misalnya mastektomi radikal), tumor ganas yang menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe, dan penyakit filariasis. Ketiga keadaan tersebut merupakan penyebab primer edema yang bukan disebabkan oleh reaksi radang.

16.

Bagaimana mekanisme terjadinya hipovolemia dalam tubuh, dan bagaimana

tatalaksananya? Jawab : Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (menurut Ramali dan Pamoentjak 1996). Sedangkan menurut Guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh. Dengan demikian dapat disimpulkan dehidrasi, keadaan kehilangan cairan tubuh. Ada dua jenis dehidrasi yaitu : a. Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan dibanding kekurangan elektrolit (dehidrasi isotonis). Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan ektraseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstra sel yang menyebabkan terjadi dehidrasi intraseluler. Bila cairan intrasel berkurang lebih dari 20% maka sel akan mati. Dehidrasi ini terjadi bila seseorang minum air laut pada saat kehausan berat. b. Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih domina disbanding kekurangan air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan ekstraseluler bersifat hipotonis, sehingga terjadi perpindahan airdari ekstrasel ke intrasel yang menyebabkan terjadi edema intrasel. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang yang mengalami kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni tanpa mengandung elektrolit.

29

17.

Bagaimana terjadinya euvolemia?

Jawab : Keadaan volume cairan tubuh normal yaitu ketika volume cairan yang masuk dalam tubuh sama dengan cairan yang keluar.

Konsep Nutrisi

Tubuh memerlukan energi untuk berfungsinya organ, pertumbuhan, dan pergerakan. Energi tersebut diperoleh melalui proses metabolisme.

1. Jelaskan pengertian metabolisme, katabolisme dan anabolisme Jawab : Metabolisme merupakan Sekumpulan proses kimia yang terjadi pada organisme hidup, menyebabkan pertumbuhan, pembangkitan energi, pembuangan zat sisa, dan fungsi lain yang berkaitan dengan distribusi nutrisi di dalam darah setelah pencernaan. a. Anabolisme Merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrien b. Katabolisme Merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.

2. Apakah perbedaan basal metabolisme rate (BMR) dan basal energy expenditure (BEE) Jawab : a. BMR (Basal Metabolic Rat) adalah energy seseorang ketika istirahat yang diperlukan pada tingkat rendah fungsi selular.

30

b. BEE (Basal Energy Expenditure), perkiraan penggunaan energy basal pada dewasa, anak yang berusia lebih dari 6 tahun ketika istirahat. Ex: Wanita: BEE= 655+(9,6Xberat badan dalam kg)+ (1,7x tinggi badan dalam cm)-(4,7x umur dalam tahun). Pria: BBE = 66+ (13,7x Berat badan dalam kg) + (5x tinggi badan dalam cm) (6,8x umur dalam tahun).

3. Jelaskan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Jawab : Karbohidrat Karbohidrat dalam tiap gramnya dapat menghasilkan 4 kkl. Karbohidrat diklasifikasikan a. Monosakarida Merupakan bentuk molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah. b. Disakarida Dibentuk dari monosakarida dan air. c. Polisakarida Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen dan selulosa. Metbolisme Karbohidrat Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui Proses Glikoneogenesis. Metabolisme karbohodrat terdiri dari 3 proses: a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbondioksida dan air (glikogenolisis) b. Anabolisme (glikogenesis). glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan menurut unit sakarida:

31

c. Perubahan asam amino dan gliserol menjadi glikogen untuk energy (glukoneogenesis) Protein Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Asam amino di anabolisasi menjadi jaringan, hormon dan enzim. Asam amino juga dapat dirubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan adiposa atau dikatabolisasi (dipecahkan) menjadi energi melalui glikoneogenesis. Metabolisme Protein Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karean protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses. Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Lemak Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Proses selama asam lemak disintesis Metabolisme dari 1 gram hasil lipid lebih dari 2 kali energi yang diberikan oleh karbohidrat atau protein. Metabolisme Lemak Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam lemak karena giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam pembuluh darah dan dibawa ke hati. Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah

32

menjadi Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol.

4. Sebutkan vitamin yang larut dalam air dan lemak serta sumbernya. Jelaskan efek kelebihan dan kekurangan vitamin. Jawab : Vitamin Larut Air Fungsi Vitamin C(asam Askorbat) Produksi kolagen;integritas dinding kapiler; pembentukan sel darah merah; metabolisme asam amino; pengurangan garam zat besi; perlindungan vitamin lain dari oksidasi Vitamin B kompleks B1(tiamin) Kompnen enzim, oksidasi karbohidrat, konversi oksidatif asam piruvirat dan lingkar asam sitrat Beri-beri(jarang), polineuritis, konfusi mental, kelemahan otot, ataksia, gangguan ritme jantung, pembesaran Nadi yang cepat, sakit kepala, lemah iritabilitas, insomnia Daging babi, ikan, telur, unggas, buncis kering, padi-padian, gandum, roti, pasta Penyakit kudis, penyembuhan luka yang buruk, perdarahan, gigi tanggal, memar Batu ginjal, penyakit kudis, infeksi saluran urin Jeruk, kubis, kentang, tomat, brokoli, strawbery, blewah, cabe hijau Akibat Defisiensi Akibat kelebihan Sumber-sumber

33

jantung

Vitamin B2 (ribovlavin) Metabolisme nutrien, pertumbuhan, oksidasi dan reduksi lemak, karbohidrat

Ariboflavinosis:pecah pecah pada ujung mulut, desquamasi sisik kulit sekitar mulut,iritasi mata, glositis(lidah berkilau), fotofobia(sensitif terhadap cahaya

Ulkus, tingkat glukosa darah yang elevasi, peningkatan asam urat dalam darah Susu, padipadian,, sayuran hijau, hati

Vitamin B6 (kompleks Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin) Metabolisme nutrisi; sintesis asam amino nonesensial; konversi triptofan untuk niasin; fungsi darah yang tepat dan sel sistem saraf pusat. Vitamin B12 (Kobalamin) Penghasil enzim yang esensial untuk metabolisme nutrien, asam

Anemia, iritabilitas, luka kulit, pecahpecah pada ujung mulut

Pembengkakan, depresi, kelelahan, sakit kepala, kerusakan saraf, iritabilitas Padi-padian, hati, ikan, unggas, kacang hijau, kacang, daging, kentan

Tidak dilaporkan Anemia pernisius dan gangguan nerologik

Susu, telur, keju, daging, ikan, unggas, makanan dari hewan asli (makanan

34

nukleat, asam folat; fungsi tepat pada sel tulang, saluran gastrointestinal, dan sistem saraf; pembentukan purin demikian juga RNA dan DNA Asam Pantotenat Metabolisme nutrisi; sintesis kolesterol dan hormon steroid; aktivitas korteks adrenal Boitin Sintesis asam lemak; utilisasi glukosa; metabolisme protein; utilisasi vitamin B12 dan asam folat Niasin Utilisasi protein; glikolisis; sintesis lemak; perbaikan jaringan Pellagra; kelemahan, anoreksia, indigesti, pellagra berat; dermatitis, diare, dimensia Ulkus, disfungsi hati, kadar glukosa darah meningkat, Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui Peningkatan kebutuhan tiamin, kadang-kadang diare, retensi air

tumbuhan tidak mengandung vitamin B12)

Daging, padipadian, sereal padi-padian, tumbuhan polong

Hati, ginjal, sayuran berdaun hijau tua, kuningmerah telur, kacang hijau Daging, produk susu, padi-padian, sereal, tuna Hati, sayuran berdaun hijau, daging, ikan,

peningkatan tingkat unggas, padiasam urat darah, diare, mual, flushing padian

35

Folasin, Asam Folat, Folat Metabolisme beberapa asam amino; maturasi sel darah merah; sintesis purin dan pirimidin, yang penting untuk asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA) Anemia makrotik Diare, insomnia, iritabilitas, menutupi defisiensi vitamin B12

Vitamin larut lemak Fungsi Vitamin Akibat Defisiensi A Kebutaan Akibat Kelahan Sumber-sumber

pada Mual, muntah, rasa Susu murni, produk

(Retinol, Retinal, malam hari, kulit nyeri abdominal, dan susu murni, telur, Asam Retinoat) Pertumbuhan pemeliharaan jaringan pemeliharaan kasar, membran kegagalan kering, pertumbuhan anakuntuk anak;kehilangan badan sayuran berdaun

dan mukosa penurunan epitel; resistensi

pada hijau, buah- buahan dan sayuran yang berwarna pada kuning,minyak hati

infeksi, kegagalan berat

akuitas visual pada perkembangan gigi orang dewasa; dosis ikan, hati lampu fungsi khususnya pengenalan antigen suram; dan tulang imun, besar: rambut, pembengkakan pelunakan dan kerontokan

tulang,

nyeri tulang sendi, hepatomegali, splenomegali,sakit

36

kepala Vitamin D Penyerapan penggunaan kalsium Penyakit ricket dan Dosis dan pertumbuhan gigi kehilangan besar Cahaya matahari,

nafsu susu, margarin yang muntah, emperkuat dan

yang tertunda pada makan, dalam anak-anak dan kegagalan

minyak hati ikan.

perkembangan tulang dan gigi.

osteomalasia pada pertumbuhan, dewasa. peningkatan deposit kalsium jaringan dalam lunak,

pembuluh darah dan ginjal Vitamin E (Tokoferol) Perlindungan vitamin A dan C dan asam lemak tidak jenuh majemuk dari oksidasi; sintesisheme. Vitamin K Pembentukan protrombin, pembekuan darah. Penyakit hemoragin pada bayi baru lahir, waktu pembekuan yang lama pada orang dewasa. Hiperbilirubinemia pada bayi, muntah pada orang dewasa. Sayuran berdaun hijau, sintesis hati pada daerah gastrointestinal. Peningkatan emolisisel Gangguan dengan darah penggunaan vitamin Minyak sayur, sayuran berdaun hijau, susu, telur, daging, cereal.

nerah dan anemia A dan K, makromtik pada memperpanjang waktu protrombin, iritabilitas, intestinal, sakit kepala, nyeri otot, pusing.

bayi premature.

5. Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada bayi, usia preschool dan usia sekolah Jawab : 1. Bayi Masa pertumbuhan ditandai oleh pertumbuhan yang cepat dan protein tinggi, vitamin, mineral, dan kebutuhan energi. Asupan gizi kira-kira 108 kkal/kg berat

37

badan yang diperlukan pada satu setengah masa pertumbuhan dan 98 kkal/kg pada dua setengah (Food and Nutrition Board, 1989). Waktu penuh bayi baru lahir dapat mencerna dan mengabsorbsi karbohidrat, protein sederhana, dan jumlah sedang dari lemak yang diemulsi. a. Bayi yang minum ASI ASI menyediakan keuntungan nutrisi, antiviral, antibakteri, dan psikososial bagi bayi. Bayi yang minum ASI memerlukan suplemen vitamin D. Suplemen lain yang memungkinkan termasuk vitamin K, zat besi dan florida walaupun penggunaannya kontroversial. b. Bayi yang minum susu botol Formula bayi dirancang untuk mengandung kurang lebih komposisi nutrien dari ASI. Susu sapi yang reguler seharusnya tidak digunakan untuk formula bayi karena menyebabkan perdarahan gastrointestinal dan terlalu pekat bagi ginjal bayi untuk mengelolanya. Madu dan sirup jagung adalah sumber toksin botulisme dan jangan digunakan untuk diet bayi. Toksin dapat menjadi fatal untuk anak-anak berusia di bawah satu tahun (Wardlaw, Insel, dan Seyler, 1994). c. Pengenalan makanan padat Susu ASI atau formula memberikan nutrisi yang cukup untuk empat hingga enam bulan pertama kehidupan. Perkembangan keterampilan motorik pada tangan dan jari-jari yang baik memparalelkan minat anak pada makanan dan makan sendiri. Sereal yang diperkaya zat besi khususnya diperkenalkan makanan pertama yang semi padat. Makanan baru harus diperkenalkan sekali waktu. 2. Preschool Anak usia pra sekolah memerlukan kira-kira 480 gr susu setiap hari, 30-90 gr dari kelompok daging, 4-5 porsi kelompok buah dan sayuran (termasuk sumber vitamin C setiap hari dan porsi sayuran dan buah-buahan berdaun hijau dan kuning tua), 3 porsi seluruh padi-padian atau makanan yang diperkaya gizinya dari kelompok roti dan sereal, dan 3-4 sendok teh margarin atau mentega. 3. Usia sekolah

38

Anak-anak usia sekolah 6-12 tahun berkembang pada rata-rata yang rendah dan terus-menerus, dengan penurunan bertahap dalam kebutuhan energi per unit berat badan. Anak usia sekolah mencapai 3-5 kg dalam berat badan dan 6 cm dalam tinggi badan per tahun hingga pubertas. Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar daripada merka yang lebih muda dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan yang direkomendasi termasuk 2 porsi dari kelompok susu, 60-90 gr kelompok makanan daging, 4 porsi atau lebih dari kelompok buah dan sayuran (dengan sumber vitamin C sehari dan sumber vitamin A setiap hari yang lain), 3-4 porsi dari seluruh padi-padian dan roti yang diperkaya gizinya dan sereal, dan 1-2 sendok teh margarin atau mentega.

6. Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa Jawab : Permintaan untuk nutrient yang banyak berkurang ketika akhir masa pertumbuhan. Usia dewasa awal dan dewasa tengah mengikuti rekomendasi yang sama dari kelompok dasar makanan; 2 porsi atau lebih dari tiap-tiap kelompok susu dan daging, 4 porsi atau lebih dari kelompok sayuran-buah (dengan sumber vitamin C setiap hari dan 3-4 porsi mingguan sumber-sumber vitamin A), 4 porsi atau lebih dari kelompok padi-padian atau roti dan sereal yang diperkaya nilai gizinya, dan 1-2 sendok makan margarin atau mentega. a. Dewasa Muda Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui. Wanita hamil dan menyusui membutuhkan : Protein Calsium dan fosfor Magnesium 150 mg/hari Besi Iodine 175 mg/hari Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru. b. Midle Age Adult (Dewasa Tengah)

39

Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas berkurang. Penurunan intake bertujuan mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur hanya boleh 3 kali seminggu. Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan protein.

7. Deskripsikan kebutuhan nutrisi pada lansia Jawab : Kecukupan zat gizi pada lansia lebih rendah dari dewasa. Hal ini disesuaikan dengan perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Penambahan usia membuat perubahan perbandingan konsumsi makanan. Zat gizi protein sebaiknya diperoleh melalui ikan, sedikit daging, telur dan susu, dan banyak kacang-kacangan. Karbohidrat sebaiknya bersumber dari bahan-bahan yang tidak murni seperti beras tidak sosoh, beras jagung, tepung terigu dari gandum utuh, singkong, ubi jalar, talas, pisang, dan sebagainya. Lemak diusahakan berasal dari lemak nabati yang cukup mengandung asam oleat, linoleat dan linolenat, yang banyak terdapat dalam jagung, kedelai, alpukat. Namun, konsumsi karbohidrat dan lemak harus secukupnya saja, sehingga tidak menyebabkan kelebihan berat badan. Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Adapun persentase kebutuhan zat gizi makro adalah 20%-25% protein, 20% lemak, dan 55%-60% karbohidrat. Asam lemak yang dikonsumsi sebaiknya yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi. Selain itu zat gizi yang banyak defisien pada lansia adalah vitamin B6, B12, folat, vitamin D dan kalsium. Kebutuhan vitamin dan mineral yang diperbolehkan tetap tidak berubah dari tingkat dewasa tengah.

8. Jelaskan proses menua yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi pada lansia Jawab : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia

40

a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. b. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. c. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. e. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. f. Penyerapan makanan di usus menurun. 2. Masalah gizi pada lansia a. Gizi berlebih Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kotakota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi. b. Gizi kurang Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi. c. Kekurangan vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat

41

9. Identifikasi nutrient yang diperlukan terkait masalah-masalah yang terjadi pada proses menua Jawab : Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan

kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: 1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah : a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu, dll. b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya. 2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang-kacangan dan olahannya. 3. Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran. Dalam pemilihan makanan, biasanya diet pada lansia cirinya adalah makanan protein dan tinggi padaroti, kue, dan sereal. Daging dihindari karena harganya dan sulit untuk dikunyah. Keju, telur dan selai kacang berguna untuk persediaan protein.

42

Susu,sangat penting untuk wanita lansia yang kekurangan kalsium dalam tulang (osteoporosis).

10.

Menjelaskan peran perawat di komunitas untuk mengatasi masalah nutrisi

pada lansia Jawab : Perawat memiliki peran dalam mengatasi masalah nutrisi pada lansia. Peran tersebut yaitu melakukan pemantauan status nutrisi pada lansia. 1. Penimbangan Berat Badan a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali Waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan. a. Menghitung berat badan ideal pada dewasa : Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm 100) Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan rumus : Berat badan ideal = TB dalam cm 100 Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih. Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang 2. Kekurangan kalori protein Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat. 3.Kekurangan vitamin D

43

Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

11.

Menjelaskan perubahan sistem perkemihan pada lansia Menjelaskan masalah

gangguan cairan dan elektrolit pada lansia. Jawab : 1. Perubahan sistem perkemihan pada lansia Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus (nefron). Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria. Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 80 tahun. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal. Reaksi asam basa terhadap perubahan metabolisme melambat.

Pembuangan sisa-sisa metabolisme protein dan elektrolit yang harus dilakukan ginjal menjadi beban tersendiri. 2. Masalah gangguan cairan dan elektrolit pada lansia Risiko klien lansia untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit mungkin berhubungan dekat dengan penurunan fungsi ginjal dan

ketidakmampuan untuk mengonsentrasikan urin. Klien lansia yang mungkin mengalami penyakit kronik seperti diabetes melitus, gangguan kardiovaskular atau kanker dapat merusak keseimbangan cairan. Selain itu jumlah total air tubuh menurun seiring peningkatan usia (Horne et al, 1991). Ketidakseimbangan umum yang berhubungan dengan proses penuaan meliputi gangguan cairan hiperosmolar dan hipernatremia. a. Ketidakseimbangan hiperosmolar Penyebabnya diabetes insipidus, interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol secara neurologis, ketoasidosis diabetik, pemberian cairan hipertonik, diuresis osmotik. b. Ketidakseimbangan hipernatremia

44

Penyebabnya mengonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenik, sekresi aldosteron yang berlebihan.

12.

Menjelaskan peran perawat di komunitas untuk memenuhi kebutuhan cairan

pada lansia. Jawab : Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Perawat juga mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.

Tn H datang di IGD dengan penurunan kesadaran. Nafas spontan. Tekanan darah Tn H adalah 80/50 mmHg palpasi. KU tampak lemah. Menurut keluarga Tn H teah satu bulan mengalami diare dan telah mengalami penurunan BB dari 50 Kg menjadi 37 Kg.

Pertanyaan: Interpretasikan hasil Laboratorium dibawah ini!

Hb Ht Eritrosit Leukosit Trombosit MCH MCV

7.1 % 22.0 % 2.64 jt/mm3 3.7 ribu/ mm3 279 ribu/ mm3 26.9 Pq 83.3 Fl

45

MCHC RDW Protein toral Albumin Natrium Kalium Chlorida Calcium Ferritin

32.3 q/dL 15.9 % 4.1 gr/dl 1.6 gr/dl 129 meql/L 3.0 meql/L 96 meql/L 1.6 meql/L 64.57 mg/ml

Jawab : Hasil interpretasi diatas adalah: a. Hb 7,1 % Mengalami penyakit anemia (biasanya ini didefinisikan sebagai konsentrasi haemoglobin dalam darah kurang dari pada 13,5 g/dL pada laki-laki dewasa kurang dari pada 11,5 g/dL pada wanita dewasa, walaupun beberapa orang memakai 14 g/dL dan 12 g/dL sebagai batas terendah normal pada orang dewasa.Jika lebih dari kadar normalnya akan mengalami masalah klinis yaitu dehidrasi,polisitemia. b. Hematokrit (Ht) 22.0 % Terjadi penurunan kadar mengalami gejala anemia( kelelahan, pucat, dan takikardi) Dewasa :pria :40%-65%, 0,40-0,54 (unit SI)

Wanita :36%-46%, 0,36-0,46 (unit SI) Terjadinya peningkatan kadar mengalami dehidrasi, diare berat, polisitemia (suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sum-sum tulang). c. Eritrosit 2.64 jt/mm3 Terjadinya penurunan kadar eritrosit karena normalnya eritrosit laki laki 4,5 5,5 juta/ul. Sehingga kemungkinan mengalami anemia d. Leukosit 3.7 ribu/mm3

46

Mengalami peningkatan kadar leukosit, karena nilai normalnya 4.000-11.000. Sehingga besar kemungkinan mengalami leukimia. e. Trombosit 279 ribu/mm3 Tidak terjadinya penurunan dan peningkatan kadar trombosit karena normalnya 150.000 450.000/mm3 . f. MCH 26.9 pq Terjadi penurunan kadar , normalnya pada orang dewasa 27-31. Terdapat kemungkinan terjadi masalah klinis yaitu mikrositik (anemia hipokromi) g. MCV 83.3 Fl Tidak terjadi penurunan kadar atau peningkatan kadar. Nilai normal MCV 80-90 Fl pada orang dewasa.Jika mengalami penurunan nilai kadar akan mengalami masalah klinis yaitu anemia mikrositik h. MCHC 32.3 g/dl Tidak terjadi penurunan kadar atau peningkatan kadar. Nilai normal MCHC 32 %-36 % pada orang dewasa. i. RDW 15.9 % Mengalami peningkatan kadar RDW (Red Cell Distribution Width), karena normalnya 10,0 15,0. Sehingga terdapat kemungkinan masalah klinis anemia. j. Protein total 4.1 gr/dl Terjadi penurunan kadar, normalnya 6,0 8,0 g/dl. Sehingga terdapat kemungkinan masalah klinis seperti malnutrisi (kekurangan vitamin D sering berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek).Sedangkan jika terjadi peningkatan kadar protein total akan mengalami dehidrasi, muntah, diare,dll. k. Albumin 1.6 gr/dl Terjadi penurunan kadar, normalnya 3,5-5,0 g/dl. Sehingga terdapat

kemungkinan masalah klinis sirosis hepar,. Kegagalan akut, luka bakar, malnutrisi berat, preeclampsia, gangguan gangguan ginjal, malignansi tertentu, colitis ulserasi, imbolisasi lama, kehilangan proteinenteropati, malabsorpsi. l. Natrium 129 meql/dl Terjadi penurunan kadar, normalnya 135-145 meql/dl. Sehingga terdapat kemungkinan masalah klinis penyakit gondog dan genetika m. Kalium 3,0 meq/dl

47

Terjadi penurunan kadar, normalnya pada orang dewasa :3,5 -5,0 mEq/L. Sehingga kemungkinan terjadi masalah klinis yaitu diare. n. Chlorida 96 mEq/L Tidak terjadi penurunan kadar atau peningkatan kadar, karena kadar normalnya 95-105 mEq/L.Jika terjadi penurunan kadar akan terjadi masalah klinis seperti diare, muntah. Sedangkan peningkatan kadar klorida akan mengalami masalah klinis seperti dehidrasi, kadar natrium tinggi, fungsi ginjal kurang baik. o. Calcium 1.6 meql/L Terjadi penurunan kadar, karena normalnya 4,5-5,5 mEq/L. Sehingga terjadi masalah klinis yaitu malabsorpsi kalsium dari saluran gastrointestinal. p. Ferritin 64,57 mg/ml Terjadiya penurunan kadar, karena normalnya 80 140 ug/dl. Sehingga terjadi masalah klinis yaitu anemia

Survey umum: pasien tiba di rumah sakit dibawa oleh keluarga menggunakan kendaraan dari RS Pertamina. Tingkat kesadaran (GCS: E2 V2 M4=8). Fungsi motorik kesan hemiparese sinistra; bicara: afasia; ekspresi wajah sakit berat; tampak simetris; membrane mukosa lembab, pingk, kulit lembab, tidak sianosi, pallor +, turgor kulit baik, edema (-), hangat; reflex fisiologis menurun; reflex patologis tidak ditemukan; otonom: terpasang foley catether dari RS Pertamina; BAB teakhir 1 hari yang lalu; riwayat penurunan kesadaran akibat CVD hemorhagi pons (CT brain di RS Pertamina); rencana CT Scan otak bila transforabel. Tanda vital: TD 208/115 mmHg, MAP 112, N 150x/menit, ireguler; pulsasi cepat dan hasul tajam; frekuensi napas 32x/menit, gerakan otot-otot bantu pernapasan,

frekuensi napas pergerakan otot-otot bantu pernapasan, pergerakan cuping hidung; S 38,0C. Head-to-toe Kepala dan wajah: Integritas kulit intac/baik; edema (-); bentuk wajah oval, simetris; nontender; Mata: pupil anisokor 2,5 mm/3 mm, RCL/RCTL +/+ lambat, sclera tiak anemis, Leher: Distensi vena leher; auskultasi nadi karotis bruit (-) Torak dan dada:

48

integritas kulit normal, ekimosis (-), edema(-), simetris. Breathing: ronki, Kecepatan 32x/menit, regulr, dangkal. Gerakan otot bantu napas + . Bunyi jantung; S1, S2, Abdomen : flat

Pertanyaan: Interpretasikan hasil laboratorium di bawah ini! Pemeriksaan Hb Leukosit Hematokrit Basofil Eosinofil Staff Segmen Limfosit Monosit Trombosit GDS Ureum darah Kreatinin darah Natrium darah Kalium darah Clorida PH PO2 PCO2 HCO3 BE SO2% Hasil 11.2 143.000 32 0 0 0 72 19 9 222.000 397 81 2.9 137 4.4 83 7,38 94 51 30 5.4 97 >95 High High High High High Normal Low Low Normal < 140 mg/dL 20-40 mg/dL 0.5-1.5 mg/dL 135-145 4.5-5.5 100-106 7.34-7.35 >80 35-45 22-26 Low 20-40 Low 2.0-3.0 % Level Low High Low Niali Normal 12-14 4.000-11.000 36-46 %

49

Jawab : Hasil Interpretasi kasus diatas adalah: a. Hb 11,2 g/dL Mengalami penurunan kadar hemoglobin karena kadar normalnya 12-14 g/dL, sehingga besar kemungkinan mengalami anemia. b. Leukosit 143 ribu/mm3 Mengalami kenaikan kadar leukosit karena kadar normalnya 4000-11000/mm3, sehingga besar kemungkinan mengalami leukemia. c. Hematokrit 32% Mengalami penurunan karena kadar normalnya 36-46%, sehingga besar kemungkinan mengalami anemia. d. Basofil 0 Mengalami penurunan karena kadar normalnya 0,4-1,0%, sehingga besar kemungkinan mengalami stress, reaksi hipersensitivitas. e. Eosinofil 0 Mengalami penurunan karena kadar normalnya 2,0-3,0% sehingga besar kemungkinan mengalami stress ( luka bakar, syok), hiperfungsi adrenokortikal. f. Staff 0 Tidak mengalami penurunan dan penaikan kadar, karena kadar normal 0 g. Segmen 72 Tidak mengalami penurunan dan penaikan karena tidak ada kadar normalnya h. Limfosit 19 Mengalami penurunan kadar karena kadar normalnya 20 - 40 sehingga besar kemungkinan mengalami leukemia i. Monosit 9 Mengalami penaikan kadar karena kadar normalnya 4 6 sehingga besar kemungkinan mengalami leukemia j. Trombosit 222.000 L Tidak mengalami penurunan dan penaikan karena normalnya 150.000400.000L k. GDS 397mg/dL

50

Mengalami penaikan kadar karena kadar normalnya 80 s. PCO2 51 Mengalami penaikan kadar, karena batas normalnya 35 45. t. HCO3 30 Mengalami penaikan kadar, karena batas normalnya 22-26. u. BE 5.4

51

v. SO2% 97 Tidak mengalami penurunan dan penaikan kadar, karena batas kadar normalnya >95 Jadi dari nilai laboratorium PH 7,38; PO2 9; PCO2 51; HCO3 30; BE 5,4; SO 2% 97; disimpulkan bahwa pasien terdioknosa alkalosis metabolic.

Pertanyaan: Interpretasikan hasil laboratorium di bawah ini! Tn M umur 58 tahun, 3 hari SMRS dilakukan hemodialisa yang kedua, 1 hari sebelum dibawa ke RS, klien merasa sesak dan makin bertambah. Pengkajian jalan nafas didapat sekret, peerdarahan melalui mulut, terdapat snooring dan gurgling. RR:33x/menit, irama cepat dan dalam, terdapat tarikan otot interkostaTD 200/93mmHg GCS E1M1V1erdapat edema di ekstremitas bawah.

Hb GDS Ureum Natrium Kalium Creatinin

9.0 gr 823 mg/dl 188 mg/dl 138 meq/L 1.65 meql/L 11.7 mg/dl

Jawab : Hasil interpretasi kasus di atas adalah a. Hb 9,0 gr Mengalami penurunan kadar, normalnya 13,5 18 g/dL. Masalah klinis yang terjadi adalah anemia. Pada anemia darah merahnya berkurang. b. GDS 823 mg/dl Mengalami penaikan kadar, normalnya 80 110 mg/dl. Masalah klinis yang akan terjadi adalah Diabetes Melitus. c. Ureum 188 mg/dl

52

Mengalami penaikan kadar, normalnya 20 40 mg/dl . Masalh klinis yang akan terjadi adalah gagal ginjal kronik. d. Natrium 138 meq/L Tidak mengalami kadar, normalnya 135 145 mEq/L. e. Kalium 1.65 meql/L Mengalami penurunan kadar, normalnya 3,5 5,0 mEq/L. Masalah klinis yang akan terjadi adalah hiperkalemia. f. Creatinin 11,7 mg/dl Mengalami penurunan kadar, karena normalnya 44 168 umol/L. Masalah klinis yang akan terjadi adalah gaagal ginjal kronik.

Kompetensi 2: Mahasiswa mampu mengidentifikasi klien dengan perubahan asam basa

Kompetensi 3: Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan terapi cairan pada klien dengan perubahan asam basa

Hb Leukosit Hematokrit Basofil Eosinofil Staff Segmen Limfosit Monosit Trombosit GDS Ureum darah Kreatinin darah Natrium darah

11.2 143.000 32 % 0 0% 0 72 19 9 222.000 397 mg/dl 81 mg/dl 2.9 mg/dl 137

53

Kalium darah Clorida

4.4 83

Analisa Gas darah PH PO2 PCO2 HCO3 BE SO2% 7,38 94 51 30 5.4 97

1. Sebutkan variabel keseimbangan asam basa menurut Stewart? Jawab : Variabel keseimbangan menurut Stewart: Perbedaan difference/SID). konsentrasi Kation kation kuat kuat dengan anion kuat kuat (strong ion

contohnya:

natrium,

anion

contohnya

klorida.Konsentrasi dari asam lemah (weak acid), contoh: albumin. Oleh karena itu, apabila kita ingin menganalisis asam basa dengan pendekatan Stewart, kadar elektrolit harus diperiksa bersama pemeriksaan AGD. a. Variabel independen - Tekanan parsial CO2 (pCO2) Dikontrol melalui sistem pernapasan yakni dengan mengatur pengeluaran co2 melalui pernapasan, jadi juga mengatur konsentrasi H2Co3 dalam tubuh. - Strong Ion Difference (SID) Dikontrol oleh ginjal, dimana ginjal dapat mengabsorbsi bikarbonat selama terjadi kelebihan asam, dan mengekskresikannya selama terjadi kekurangan asam. Nilai SID normal = 38 43 mEq/L. - Weak Acid (asam lemah Atot) Konsentrasi proteinDikontrol oleh hati

54

Konsentrasi Asam lemah (weak acid/Atot) yakni Jumlah total konsentrasi asam lemah dalam plasma. Asam lemah yang utama dalam plasma adalah protein (Albumin) dan Fosfat. b. Variabel dependen [H+] dan [HCO3-] merupakan variabel dependen yang konsentrasinya tergantung dari perubahan variabel lain (variable independent). (Darmawan, Iyan, 2008)

Hasil laboratorium dari seorang pasien :

2. Interpretasikan analisa gas darah pada tabel diatas, hanya dengan melihat nilai PH, PCO2, HCO3 dan BE, untuk mengetahui keseimbangan asam basa dalam tubuh! Jawab : - pH atau ion H+, menggambarkan apakah pasien mengalami asidosis atau alkalosis. Nilai normal pH berkisar antara 7,35 sampai 7,45. karena data menunjukan angka 7,38 maka pH darahnya normal. - PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal, PCO2 dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hiperventilasi dan begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi abnormal sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45 mmHg. Karena kadar PCO2 dalam darah melebihi ambang normal yakni 51 mmHg maka pasien tersebut mengalami hiperventilasi, yakni terlalu banyaknya jumlah

karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Agar keseimbangan asam basa tetap terjaga maka memperlambat pernafasan adalah salah satu caranya. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa

55

meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. - HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi gangguan metabolisme, seperti ketoasidosis. Nilai yang rendah menggambarkan asidosis metabolik dan begitu pula sebaliknya. HCO3- juga dapat menjadi abnormal ketika ginjal mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH kembali dalam rentang yang normal. Kadar HCO3- normal berada dalam rentang 22-26 mmol/l. karena data menunjukan angka 30 mmol/l maka pasien dengan data tersebut mengalami alkalosis metabolik yakni keasaman darah yang rendah, yang ditandai dengan tingginya kadar bikarbonat dalam darah. - Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa kuat yang harus ditambahkan dalam mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi PCO2 = 40 mmHg dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C0. BE bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan sebaliknya, BE bernilai negatif menunjukkan kondisi asidosis metabolik. Nilai normal BE adalah -2 sampai 2 mmol/l. karena data menunjukan angka 5,4 maka pasien tersebut mengalami alkalosis metabolik yakni suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Analisa Gas Darah PH PO2 PCO2 HCO3 BE SO2%

Nilai 7,38 94 51 30 5.4 97

Nilai Normal 7,35-7,45 80-100mmHg 35-45 mmHg 22-26 mmol/L -2 - 2 mmol/l 95-98%

Interpretasi Normal Normal High High High Normal

56

3. Interpretasikan kesimbangan asam basa dengan indikator natrium, kalium! Jawab : Berdasarkan indikator natrium dan kalium pada data hasil laboratorium maka : - Indikator natrium dengan nilai laboratorium normal untuk natrium serum adalah 135-145 mEq/L, jadi dari data tersebut yang menunjukan angka 135 mEq/L maka kandungan natrium pada cairan ekstrasel pasien tersebut dalam keadaan NORMAL. - Indikator kalium dengan nilai laboratorium normal kalium serum adalah 3,5 sampai 5,3 mEq/L, jadi dari data tersebut yang menunjukan angka 4,4 mEq/L maka kandungan kalium pada tubuh pasien tersebut dalam keadaan NORMAL. Analisis Interpretasi data: - Natrium merupakan kation yang paling besar dalam cairan eksrtrasel (darah). Ion natrium terlibat dalam keseimbangan air, mentransmisi impuls saraf dan melakukan kontraksi otot. Air selalu mengikuti natrium dalam keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga keseimbangan tersebut

menghasilkan stabilnya konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh. - Kalium membantu pengaturan keseimbangan asam basa karena ion kalium dapat ditukar dengan ion Hidrogen (H+). Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran ion kalium dengan ion natrium ditubulus ginjal, apabila natrium dipertahankan maka kalium akan diekskresikan sehingga keseimbangan asam basa dalam tubuh tercapai.

4. Interpretasikan keseimbangan asam basa dengan indikator chlorida! Jawab : Batas normal chlorida 100-106 mEq/L Hipoklomeria terjadi jika kadar klorida serum turun sampai dibawah 100 mEq/L, muntah atau drainase nasogastrik ataua drainase fistula yang berlebihan dan lama dapat menyebabkan hal ini. Berdasarkan data tersebut yang menunjukkan angka 83 mEq/L, maka pasien dengan data tersebut mengalami hipoklomeria. Ketika kadar klorida menurun , tubuh beradaptasi dengan

meningkatkan rearbsorpsi ion bikarbonat sehingga mempengaruhi keseimbangan asam basa.

57

5. Jelaskan mekanisme euvolemia, hipervolemia dan hipovolemia? Euvolemia : kehadiran jumlah darah yang tepat dalam tubuh. Hipervolemia : kehadiran jumlah darah berlebih dalam tubuh. Hipovolemia : kehadiran jumlah darah yang rendah dalam tubuh. Jawab : a. Euvolemia keadaan volume cairan tubuh normal (volume cairan yang masuk dalam tubuh sama dengan cairan yang keluar). b. Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan

ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH dan adosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut. (Tarwoto & Wartonah, 2003) Faktor-faktor penunjang : kehilangan air dan elektrolit , seperti pada muntahmuntah, diare, fistula, demam, berkeringat sangat banyak, luka bakar, kehilangan darah, penghisapan gastrointestinal, dan perpindahan cairan ruang ketiga : dan penurunan masukan, seperti pada anoreksia, mual, dan ketidakmampuan untuk mendapat akses ke sumber cairan. Diabetes insipidus dan diabetes melitus tidak terkontrol juga menunjang terjadinya penipisan volume cairan ekstraseluler. Tanda atau gejala atau temuan laboratorium : kehilangan berat nadan akut, penurunan turgor kulit, oliguria, urin yang pekat, nadi lemah cepat, waktu pengisian kapiler memanjang, tekanan vena sentra rendah, tekanan darah menurun, pendataran vena leher, pusing, kelemahan, haus dan kelam pikir, nadi naik, keram otot. Laboratorium menunjukkan : hemoglobin dan hematokrit naik, osmolalitas serum dan osmolalitas urin dan berat jenis urin naik, natrium urin turun, BUN dan kreatinin naik. (Bruner & Suddarth, 2001)

58

c. Hipervolemia adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat : - stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air Kelebihan pemberian cairan Perpindahan cairan intestisial ke plasma. Faktor-faktor penunjang : gangguan mekanisme pengaturan, seperti gagal ginjal, gagal jantung kongestif, dan sirosis, dan pemberian berlebihan cairan yang mengandung natrium. Terapi kortikosteroit berkepanjangan, stres hebat dan hiperaldosteronisme menambah kelebihan cairan (Sylvia & Lorraine, 1994). Tanda atau gejala dan temuan laboratorium : penambahan berat badan, edema, distensi vena jugularis, krekles, dan kenaikan tekanan vena sentral, nafas pendek, tekanan darah naik, nadi kuat dan batuk. Laboratorium menunjukkan hemoglobin dan hematokrit turun, osmolalitas serum dan osmolalitas urin turun, natrium dan berat jenis urin turun. ( Barbara engram, 1998)

6. Jelaskan macam-macam sediaan IVFD (misal:NaCL 0.9%, Ringer Lactat) Jawab : NaCL 0,9% : merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan

memegang peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pmbentukan perbedaan potensial (listrik) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf. Sering digunakan dalam infus dengan elektrolit lain.

Ringer Lactat : larutan steril Natriu Klorida, kalium Klorida, Kalsium Klorida dalam air untuk obat suntik. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut dalam larutan fisiologis. Larutan ini digunakan seebagai penambah cairan elektrolit yang diperlukan tubuh.

Glukosa : digunakan sebagai pengganti cairan tubuh, sehingga tubuh kita mempunyai energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan juga sebagai

59

sumber kalori. Dosis glukosa adalah 2,5 11,5 % (Martindale), pada umumnya digunakan 5%. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya didapat larutan yang isotonis, dimana glukosa disini bersifat hipotonis.

Ca Glukonat / Glukonat :merupakan larutan supersaturasi yang distabilkan dengan penambahan 35mg kalsium D-saccharate,dan disimpan pada suhu kamar. Laju infus maksimal yang disarankan 200mg/menit.

Dextran 70 : merupakan larutan makromolekul yang memiliki waktu tinggal yang lebih panjang dalam pembuluh darah, karena tidak atau sedikit mengalami difusi juga akhirnya terikat secara hidratasi. Yang menentukan dextran 70 sebagai bahan pengganti plasma adalah berat molekulnya diatas 20.000.

Asam amino : atau arginin mempunyai fungsi meningkatan stimulan hormon pertumbuhan, prolaktin dan glukosa darah. Arginin dapat menambah konsentrasi glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi asam amino yang berkualitas.

Dekstrosa : dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan menambah kalori. Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan kehilangan Nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen an mengurangi atau mencegah ketosis jika di berikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetboisme menjadi Co2 dan air, maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang hilang. Ijeksi dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume pemberian tergantung kondisi klinis pasien.

Metronidazole Fresenius : for treatment of infections with anaerobic bacteria

D 2.5, NS : sumber cairan dan air untuk hidrasi

Asering 5 : Secara umum, kapasitas individu untuk metabolisme glukosa adalah sekitar 500 mg / kg berat badan / jam.

60

Indikasi

:

Akut penggantian kehilangan cairan.

7. Jelaskan isi masing-masing sediaan! Jawab : 1). ASERING (RINGER ASETAT/RA) Indikasi: a. Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) b. gastroenteritis akut c. demam berdarah dengue (DHF) d. luka bakar e. syok hemoragik f. dehidrasi berat g. trauma Komposisi: Setiap liter asering mengandung: a. Na 130 mEq b. K 4 mEq c. Cl 109 mEq d. Ca 3 mEq e. Asetat (garam) 28 mEq Keunggulan: a. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati b. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus c. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran d. Mempunyai efek vasodilator

61

e. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral 2). KA-EN 1B Indikasi: a. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam) b. < 24 jam pasca operasi c. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam(dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak d. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam 3). KA-EN 3A & KA-EN 3B Indikasi: a. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas b. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) c. Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A d. Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B 4). KA-EN MG3 Indikasi : a. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas b. Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) c. Mensuplai kalium 20 mEq/L d. Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L 5). KA-EN 4A Indikasi : a. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak

62

b. Tanpa