NUSAIBAH -...
Transcript of NUSAIBAH -...
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SISWA KELAS V SDN 05 PAGI MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NUSAIBAH
NIM. 1112018300011
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/ 1438 H
i
ABSTRAK
Nusaibah. NIM 1112018300011. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SDN 05 Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada pendidikan kewarganegaraan. Penelitian menggunakan metode korelasi non-eksperimen dan menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang berjumlah 28 orang yang diambil menggunakan sampel quota sampling. Variabel penelitiannya adalah perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang sedang atau cukup antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa di SDN 05 Pagi Jakarta. Hal tersebut dibuktikan pada hasil skor angket yang di bagikan kepada siswa kelas V dengan perhitungan korelasi product moment. Adapun hasil korelasi product moment yaitu 0,664 yang besarnya berkisar antara 0,41 – 0,70 berarti “Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang cukup”. Dengan demikian, “Hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan tergolong cukup”.
Kata kunci : Perhatian Orang Tua. Motivasi belajar siswa. Pendidikan Kewarganegaraan.
ii
ABSTRACT
Nusaibah. NIM 1112018300011. Attention Relationship Between Motivation Parents With Citizenship Education Student Class V SDN 05 Pagi Mampang Prapatan South Jakarta. Government Elementary School Teacher Education Programs. Tarbiyah and Teaching Faculty, State Islamic University of Jakarta.
The purpose of this study was to determine the relationship of parent's attention to the motivation of students in civic education. The study used a non-experimental correlation method and using questionnaire and interview as data collection techniques. The subjects were fifth grade students of SDN 05 Pagi South Jakarta totaling 28 people who were taken using a sample quota sampling. Research variables are the concern of parents and students' motivation. The results of this study is that a relationship is or quite the attention of parents with students' motivation in SDN 05 Pagi Jakarta. This is evidenced in the results of questionnaire scores were distributed to students of class V with product moment correlation calculations. The results of product moment correlation is 0.664 which amounts ranging from 0.41 to 0.70 means "Between the variables X and Y are enough correlation". Thus, "The relationship between parents 'attention to the students' motivation on the subjects of civic education is quite".
Keywords : Attention parents. Students’ motivation. Civic education.
iii
KATA PENGANTAR
Tiada rangkaian kalimat yang paling indah selain memohon rahmat dan
ridho-Nya, serta memanjatkan untaian syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan nikmat dan karunianya kepada penulis, sehingga mempermudah
dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd).
Teriring pula shalawat serta salam kepada junjungan Baginda Nabi
Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan bagi seluruh manusia, beserta keluarga,
sahabat, dan ummatnya hingga akhir zaman.
Setelah bimbingan dan mendapat beberapa revisi oleh dosen, akhirnya
penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua
Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa” (Studi
Penelitian di kelas V SDN 05 PG) telah selesai disusun dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak
terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah
SWT membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu menyelesaian
skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Dr. Khalimi, M.Ag.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Penasehat
Akademik yang senantiasa sabar, memberikan arahan, semangat, dukungan,
masukan, serta memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan
baik.
iv
4. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Univeritas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Hj. Latifah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
6. Nur Silah, S.Pd., selaku Guru Kelas V SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang
telah memberikan kesempatan dan bersedia bekerjasama dalam pelaksanaan
penelitian.
7. Seluruh staf guru dan karyawan Sekolah SDN 05 Pagi Jakarta Selatan yang
selalu membantu dan memberikan arahan selama penulis melakukan
penelitian.
8. Teruntuk Abiku Muhammad Sahal dan ibuku tersayang Fauziah, ku
persembahkan gelar ini untuk kalian. Terima kasih karena kalian sudah
menjadi penguatku, terima kasih atas do’a yang tiada henti kalian panjatkan
demi kebahagiaan serta kesuksesanku, terima kasih atas semangat serta
fasilitas yang kalian berikan untukku.
9. Teruntuk Kakakku Abdullah Azzam, S.Pd.I, yang telah membantu
meluangkan waktunya dalam membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi. Dan adik-adikku tercinta terima kasih atas do’a yang tiada henti
kalian panjatkan dan bantuan kalian selama penulis menyelesaikan skripsi.
10. Teruntuk suamiku tercinta Muhammad Rusdi, SE., yang selalu menemani
serta membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
11. Teruntuk sahabatku Uswatun Hasanah, Ilma Amaliya, Rahmawati, Roayati
Maftuhatul Jannah, Irniyanti, dan sahabat-sahabat PGMI A 2012,
terimakasih atas motivasi, semangat, hiburan dan bantuan kecil hingga
bantuan besar kalian selama penulis menyelesaikan skripsi.
12. Teruntuk teman seperjuangan PGMI 2012, terima kasih atas kenangan-
kenangan terindah selama masih berada di bangku perkuliahan.
13. Serta semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu-persatu. Atas
segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga
segala perhatian, motivasi, dan bantuannya dibalas oleh-Nya sebagai amal
kebaikan. Amin. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.
Jakarta, 14 Oktober 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan teoritis ............................................................................ 9
1. Definisi Perhatian Orang Tua .................................................... 9
a) Pengertian Perhatian ............................................................. 9
b) Macam-macam Perhatian ..................................................... 10
c) Bentuk Perhatian Orang Tua Dalam Pendidikan Anak.......... 13
d) Peranan Orang Tua Terhadap Anak ...................................... 14
2. Definisi Motivasi Belajar ......................................................... 15
a) Pengertian Motivasi ............................................................ 15
b) Pengertian Belajar ............................................................... 18
c) Jenis-Jenis Motivasi Belajar ................................................. 20
d) Fungsi Motivasi dalam Belajar ............................................. 21
e) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .......... 22
vii
3. Definisi Pendidikan Kewarganegaraan ..................................... 23
a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ............................ 23
b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan .................................. 24
c) Materi Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V Semester 2 ... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 32
B. Metode Penelitian ........................................................................ 32
C. Populasi Dan Sampel ................................................................... 33
1. Populasi ................................................................................ 33
2. Sampel .................................................................................. 33
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 34
E. Teknik Analisa Data ...................................................................... 35
1. Validitas .................................................................................. 38
2. Reliabilitas .............................................................................. 38
F. Hipotesis Statistik ......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data .............................................................................. 41
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ............... 42
1. Uji Validitas ............................................................................ 42
2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 44
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 45
1. Perhatian Orang Tua ................................................................ 45
2. Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa ............. 49
3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa............................ 56
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 60
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 61
B. Implikasi ....................................................................................... 61
C. Saran ............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................. 32
Tabel 3.2 Bobot Skor Kuisioner Skala Likert ....................................................... 35
Tabel 3.3 Interpretasi “r” Product Moment ........................................................... 36
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Uji Coba ................................................................ 37
Tabel 3.5 Indeks Reliabilitas ................................................................................ 39
Tabel 4.1 Hasil Persentase Tabulasi Angket ......................................................... 41
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel
Perhatian Orang Tua (X) ...................................................................... 43
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel
Motivasi Belajar (Y) ............................................................................ 44
Tabel 4.4 Koefisien Reliabilitas ........................................................................... 44
Tabel 4.5 Orang tua memberikan contoh hidup disiplin. ....................................... 45
Tabel 4.6 Orang tua mengajarkan berkata bohong. ............................................... 46
Tabel 4.7 Orang tua mengajak saya terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan
masyarakat. .......................................................................................... 46
Tabel 4.8 Orang tua memberikan makanan menyehatkan dirumah. ...................... 47
Tabel 4.9 Orang tua mengantarkan saya ke sekolah. ............................................. 47
Tabel 4.10 Orang tua membiarkan saya pergi ke sekolah sendiri. ......................... 48
Tabel 4.11 Orang tua menghargai perkataan saya. ................................................ 48
Tabel 4.12 Orang tua mengabaikan nilai-nilai yang saya dapatkan di sekolah....... 49
x
Tabel 4.13 Orang tua memberikan hadiah jika saya mendapatkan nilai yang bagus
pada pelajaran PKn. ............................................................................. 49
Tabel 4.14 Orang tua membentak saya jika banyak bertanya. ............................... 50
Tabel 4.15 Saya mendapat sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua. .......... 50
Tabel 4.16 Saya tidur larut setiap harinya. ............................................................ 51
Tabel 4.17 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan berani ... 52
Tabel 4.18 Saya takut pergi ke sekolah sendiri.. ................................................... 52
Tabel 4.19 Saya giat belajar PKn karena mendapat dorongan dari teman-teman. .. 53
Tabel 4.20 Saya malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru. ....................... 53
Tabel 4.21 Saya belajar lebih giat jika memperoleh pujian dari orang lain. ........... 54
Tabel 4.22 Guru mengabaikan keberhasilan saya pada pelajaran PKn.. ................ 54
Tabel 4.23 Saya menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik ...................... 55
Tabel 4.24 Saya lebih banyak diam ketika pembelajaran berlangsung. ................. 55
Tabel 4.25 Tabel Perhitungan Korelasi................................................................. 56
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Profil Sekolah
Lampiran 2 : Wawancara dengan Kepala Sekolah
Lampiran 3 : Hasil Skor Uji Coba Variabel X
Lampiran 4 : Hasil Skor Uji Coba Variabel Y
Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas X
Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas Y
Lampiran 7 : Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 8 : Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 9 : Angket Perhatian Orang tua
Lampiran 10 : Angket Motivasi Belajar
Lampiran 11 : Hasil Tabulasi Skor Angket Penelitian di Kelas V
Lampiran 12 : Rekapitulasi Data Penelitian Variabel X dan Variabel Y
Lampiran 13 : Wawancara Orang Tua Siswa
Lampiran 14 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 16 : Surat Izin Keterangan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kita menghadapi situasi dilema yang sangat luar biasa.
Dimana pendidikan kita seperti terjajah oleh situasi atau keadaan yang
sangat kompleks. Gempuran-gempuran ini menjadi paradox bagi dunia
pendidikan kita. Seperti halnya teknologi informasi yang mebutuhkan
kemampuan daya saring yang pada akhirnya akan memberikan efek
positif bagi dunia pendidikan. Hal ini memerlukan peranan kerjasama
seluruh komponen terutama pemerintah. Agar proses penyerapan
pendidikan menjadi sempurna.
Memberikan perhatian khusus terhadap dunia pendidikan. Kemudian
memperhatikan kebutuhan dari setiap klasifikasi yang harus diberikan
secara proporsional akan memberikan dampak positif.
Seluruh komponen masyarakat yang berperan seperti orang tua, guru,
media, serta lainnya. Baik secara langsung ataupun tidak haruslah
menyadari batapa komponen-komponen ini akan sangat mempengaruhi
dunia pendidikan kita. Dengan harapan, kita dapat bersinergi sehingga
seluruh prosesnya berjalan dengan sangat baik.
Perhatian orang tua menjadi salah satu peran yang sangat penting.
Untuk memberikan pendidikan yang sangat dibutuhkan bagi anak-anak.
Kesadaran, kemampuan internal pribadi orang tua tidak boleh dinafikkan.
Sehingga orangtua secara khusus dapat dan ikut belajar sehinnga mampu
untuk memberikan pengajaran bagi anak-anak.
Pendidikan dimulai dalam keluarga atas anak (infant) yang belum
mandiri, kemudian diperluas di lingkungan tetangga atau komunitas
sekitar (millieu), lembaga prasekolah, persekolahan formal dan lain-lain
tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai rombongan relatif
2
besar (lingkup makro) dengan pendidikan dimulai dari guru
rombongan/kelas yang mendidik secara mikro dan menjadi pengganti
orang tua (Rasyidin, 2007:36)1
Tujuan pendidikan nasional kita yang berasal dari berbagai akar
budaya bangsa Indonesia terdapat 1 dalam UU Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu UU No. 29 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 29
Tahun 2003 tersebut, dikatakan: “Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggung jawab.”2
Sarlito Wirawan Sarwono dalam makalahnya Remaja dalam Era
Industri dan Komunikasi menjelaskan bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mengakibatkan perubahan nilai-nilai manusia.
Perubahan ini semakin memudarkan nilai-nilai moral dalam masyarakat,
yang pada gilirannya menuntut masyarakat menyesuaikan diri terhadap
perubahan yang sedang berlangsung, atau tidak sama sekali. Untuk
kemudian dilindas dan tertinggal (Sarlito Wirawan, 1988: 2)3
Pendidikan anak merupakan kewajiban serta tanggung jawab orang
tua, dan bermula dari rumah. Setiap rumah tangga berbeda dengan yang
lainnya, masing-masing mempunyai ciri khas, dan di setiap rumah tangga
orang tua adalah pemimpin.4
Sebagai pemimpin, orang tua harus mampu menuntun, mengarahkan,
mengawasi, mempengaruhi, dan menggerakkan si anak agar mau belajar
dengan penuh gairah. Untuk memotivasi anak sebaiknya orang tua harus
1 Sukardjo dan Ukim Komaruddin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,
(Jakarta: Rajawali Pers,2009), h. 9. 2 Ibid., h. 14. 3 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan
Berbasis Agama & Budaya Bangsa, (Bandung: Pustaka setia, 2013), h. 235. 4 Ali Samil H., Panduan Praktis Bagi Orang Tua Mendampingi Remaja Meraih
Sukses, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2000), h. 34-35.
3
mampu berkomunikasi sehingga muncul kepercayaan timbal balik
dengan anak.5
Memiliki kepribadian yang mantap dalam nuansa moralitas bagi orang
tua (ayah dan ibu) dalam suatu rumah tangga, tampaknya bukan sesuatu
hal yang mudah. Nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip kemerdekaan,
persamaan, dan saling terima tidak gampang diterapkan dalam cara
berpikir dan bertindak pada suatu keluarga.6
Banyak orang tua yang melupakan bahwa hal yang paling penting
bagi anak adalah perhatian orang tuanya. Anak ingin mendapat
tanggapan, ingin dihargai, ingin mengutarakan isi hati. Menghargai anak
sangatlah penting, karena bisa jadi nilai rendah pada saat ulangan adalah
bentuk protes dirinya dan anak akan bersikap “Masa bodo”.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang labil, naik-turun, tidak
mantap dan mudah berubah. Sementara, masa ini diyakini sebagai masa
yang sangat penting bagi warna hidup seseorang kelak. Para psikolog
aliran Freudian berpandangan bahwa manusia ditentukan oleh masa lima
tahun pertama dalam kehidupannya. Pepatah yang terkenal di dunia
Islam mengatakan, “Belajar di waktu kecil bagai melukis di atas batu,
sedangkan belajar di waktu besar bagai melukis di atas air.”7
Ibnul Jauzi mengatakan, “Pembentukan yang utama ialah pada masa
kanak-kanak. Apabila seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu yang
kurang baik dan kemudian telah menjadi kebiasaannya, maka akan
sukarlah untuk meluruskannya. Pendidikan budi pekerti anak wajib
dimulai dari rumah dalam keluarga sejak masa kanak-kanak. Jangan
dibiarkan anak-anak tanpa pendidikan. Jika anak dibiarkan saja tanpa
diperhatikan dan tidak dibimbing, ia akan melakukan kebiasaan yang
5 Ibid. 6 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional,
dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), cet. 1, h. 78-79.
7 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 105.
4
kurang baik, dan kelak akan sukar baginya meninggalkan kebiasaan
buruk tersebut.8
Masa pendidikan di sekolah dasar, merupakan kesempatan pertama
yang sangat baik, untuk membina pribadi anak setelah orang tua.
Seandainya guru-guru (baik guru umum, maupun guru agama), di
sekolah dasar itu memiliki persyaratan kepribadian dan kemampuan
untuk membina pribadi anak, maka anak yang tadinya sudah mulai
bertumbuh ke arah yang kurang baik, dapat segera diperbaiki. Dan anak
yang dari semula telah mempunyai dasar yang baik dari rumah dapat
dilanjutkan pembinaannya dengan cara yang leih sempurna lagi.9
Marvin Bekowitz dari University of Missouri-Louis, dalam buletin
Character Educator, yang diterbitkan Character Educator Partnership
menjelaskan bahwa ada peningkatan motivasi siswa sekolah dalam
meraih prestasi akademik sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam
pendidikan karakter menunjukkan adanya Emotional Intellegence and
School Success drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat
menghambat keberhasilan akademik.10
Dalam islam, konsep pendidikan adalah menyeluruh yang tercermin
dari manusia yang holistik. Kepribadian yang holistik terimplementasi
dari dari mendayaupayakan semua potensi yang telah dianugerahkan
Allah SWT. Adapun potensi diri yang diberikan Allah kepada manusia
adalah:
1. Potensi fisik
2. Potensi emosi
3. Potensi akademik
4. Potensi spiritual
5. Potensi kreatif
8 Ibid., h. 105. 9 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2009), cet. 17, h. 68. 10 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan
Berbasis Agama & Budaya Bangsa (Bandung: Pustaka setia, 2013), h. 247.
5
6. Potensi sosial (Ahmad Fikri, 2010: 5)
Apabila semua potensi di atas diimplementasikan dalam kehidupan,
karakter atau akhlak mulia pada anak didik akan terbentuk. Hal itu akan
tercapai apabila orang tua di rumah, guru di sekolah, masyarakat di
lingkungan sosial mendidik dan mengarahkan anak untuk
mengembangkan potensi tersebut dalam kehidupan nyata. Apabila hal
tersebut diabaikan, kepribadian anak akan terpecah.11
Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal
tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari
kondisi internal tersebut adalah “motivasi”.12
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan
dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas
motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya.13
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari dua sisi yang sama
pentingnya, yakni sisi proses dan sisi hasil belajar. Proses belajar
berkaitan dengan pola perilaku siswa dalam mempelajari bahan
pelajaran; sedangkan hasil belajar berkaitan dengan perubahan perilaku
yang diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar. Hasil belajar
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan proses belajar.14
Dengan kata lain, bagaimana seharusnya siswa belajar, akan sangat
ditentukan oleh apa hasil yang ingin diperoleh oleh siswa. Manakala
kriteria keberhasilan belajar siswa diukur dari seberapa banyak materi
pelajaran dapat dikuasai siswa, akan berbeda proses belajar yang
dilakukan dengan kriteria keberhasilan ditentukan oleh sejauh mana
11 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Loc. Cit, h. 248-249. 12 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. 4, h.1. 13 Ibid. 14 Wina Sanjaya, Penelitian Tindak Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 2-3.
6
siswa dapat memanfaatkan potensi otaknya untuk memecahkan suatu
persoalan.15
Setiap Orang tua dan Guru pasti menginginkan anak atau peserta
didiknya memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Motivasi akan
muncul jika adanya suatu dorongan. Dorongan yang paling kuat adalah
dorongan dari keluarga sendiri terutama Orang tua. Motivasi yang
didapati anak dari orang tuanya tidak selalu berupa perkataan ataupun
nasihat. Namun bisa juga berupa pembiasaan yang selalu dicontohkan
orang tua mereka terhadap dirinya.
Dari perhatian yang selalu dilakukan orang tua di rumah terhadap
anaknya, akan tertanam pada jiwa anak rasa senang. Rasa senang itu
menjadi motivasi bagi anak untuk belajar giat manakala orang tua
menyuruhnya untuk belajar ataupun yang lainnya.
Fakta yang ditemukan dilapangan, dalam kegiatan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di kelas banyak siswa yang bergurau
dengan teman sebangkunya tanpa memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan di depan kelas. Beberapa siswa ada yang izin kekamar
mandi, tapi kenyataannya mereka berkeliaran diluar kelas bercanda
dengan temannya. Dan ada juga siswa yang duduk dengan wajah
bertopang tangan.
Kondisi ekonomi orang tua siswa di sekolah ini tergolong menengah
kebawah. Sebagian rumah yang mereka huni terbilang sempit. Mayoritas
latar belakang orang tua bekerja sebagai buruh, wiraswasta, satpam, dan
karyawan. Banyak orang tua dari siswa di sekolah ini yang ibu dan
ayahnya sama-sama bekerja untuk menambah pemasukan keluarga.
Karena terlalu sibuknya mereka diluar, seorang anakpun kurang
diperhatikan bagaimana nilai yang ia dapat di sekolah, bagaimana
kondisi anaknya ketika di sekolah, berkelahikah dengan temannya atau
terlalu pasifkah ia di kelas. Motivasi yang didapatkan dirumah sangat
15 Ibid.
7
minim sekali. Pemahaman orang tua terhadap pendidikan anak belum
sepenuhnya dipahami.16
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara
Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa” (Studi penelitian di kelas V SDN 05 Pagi,
Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan-
permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan, yaitu :
1. Perhatian Orang tua terhadap belajar anak masih rendah.
2. Siswa kurang mendapat motivasi belajar dari Orang tua.
3. Hanya sedikit siswa yang memiliki ketertarikan pada mata pelajaran
pendidikan Kewarganegaraan.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pada pelajaran
PKn.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah
pada tiga poin :
1. Perhatian orang tua kepada anaknya.
2. Motivasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan pada kelas V semester II di
SDN 05 Pagi, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Pendidikan kewarganegaraan dalam penelitian ini adalah penanaman
jati diri ke dalam diri anak, yang menyangkut didalamnya menghargai,
moral dan cinta tanah air yang kemudian ditanamkan dalam sikap dan
16 Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah (Ibu Latifah) dan observasi langsung peneliti di SDN 05 PG, Kecamatan mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada tanggal 2 mei 2016.
8
perilaku hidupnya sehari-hari sehingga siswa menjadi senang dan mudah
dalam memahami pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah
penelitian yaitu : “Apakah Ada Hubungan Antara Perhatian Orang Tua
Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
F. Manfaat Penelitian
Tentunya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi guru,
orang tua, siswa, maupun sekolah, manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi guru
Dapat menambah informasi serta wawasan guru agar mengajak dan
terus menghimbau kepada orang tua untuk memberikan banyak
perhatian kepada anak sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi orang tua
Agar orang tua lebih banyak memeberikan perhatian kepada anaknya,
sehingga anak selalu mendapatkan perhatian, arahan, wawasan, dan
sebagainya.
3. Bagi siswa
Dapat mendorong siswa menerapkan kandungan dan lebih memahami
nilai-nilai dari Pendidikan Kewarganegaraan .
4. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan kualitas sekolah dan kualitas siswa.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Definisi Perhatian Orang tua
a) Pengertian Perhatian
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan pemilihan
rangsangan yang datang dari lingkungannya. Jika seseorang sedang
berjalan di jalan besar, ia sadar akan adanya lalu lintas di sekelilingnya,
akan kendaraan dan orang-orang yang lewat, akan toko-toko yang ada di
tepi jalan. Dalam keadaan seperti ini kita tidak mengatakan bahwa ia
menaruh perhatian atau perhatiannya tertarik akan hal-hal di
sekelilingnya. Tetapi jika kemudian kita lihat ia bertemu dengan
seseorang yang dikenalnya dan kemudian bercakap-cakap dengannya,
maka kita dapat mengatakan bahwa orang tersebut berada dalam keadaan
sedang memperhatikan, yaitu ia mengarahkan indera atau sistem
persepsinya untuk menerima informasi tentang sesuatu, dalam hal ini
tentang orang yang dikenalnya itu, dalam tingkat yang lebih terinci.17
Perhatian merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar.
Pentingnya perhatian dalam menyerap pelbagai informasi tertera dalam
Q.S Qaf : 37
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya”.
17 Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), cet. 5, h. 105
10
Para pendidik harus mengupayakan agar peserta didiknya dapat menyerap, memahami dan mempelajari pelajaran yang diberikan. Salah satu metode yang digunakan Al-Qur’an untuk membangkitkan perhatian pada perintah, larangan dan anjuran adalah metode kisah. Selain itu, diantara hal-hal yang dapat membantu pemusatan perhatian dan memudahkan proses belajar dan pemahaman adalah penyampaian pengertian-pengertian yang abstrak dengan cara yang sederhana melalui perumpamaan yang riil dan dapat diindera (Najati dalam Fadhilah, 2005)18
b) Macam-macam Perhatian
Suryabrata menambahkan bahwa perhatian dapat dibagi menjadi:19
1) Atas dasar intensitasnya:
Perhatian intensif
Perhatian tidak intensif
2) Atas dasar timbulnya:
Perhatian spontan (perhatian tak disengaja, perhatian sekehendak)
Perhatian disengaja (perhatian sekehendak), perhatian reflektif
3) Atas dasar luasnya obyek:
Perhatian terpencar (distributif)
Perhatian terpusat (konsentratif)
Dari macam-macam perhatian diatas, orang yang paling banyak
memberikan perhatiannya adalah orang tua. Orang tua terdiri dari Ayah
dan Ibu. Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan
yang terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah
yang selalu disampingnya. Ibulah yang selalu memberikan makan dan
minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah
sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada kepada
anggota keluarga lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan
dengan, 1) Ayah dan Ibu kandung 2) Orang tua 3) Orang yang dianggap
18 Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. 1, h. 112.
19 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Raja Grafindo, 2005), cet. 13, h. 14.
11
tua (cerdik, pandai dan ahli dan sebagainya) 4) Orang yang dihormati
(disegani) dikampung. 20
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting
pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsinya
atau prestisenya. Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-
hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak
yang telah agak besar.21
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-
unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke
dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.22 Berkenaan dengan hal
tersebut, menurut John Locke bahwasanya ”manusia terlahir dalam
keadaan bersih bagaikan secarik kertas kosong yang belum ditulisi apa-
apa”.23 Kendatipun teori John Locke ini berbeda dalam implikasinya
dengan konsep fitrah dalam Al-Quran, akan tetapi dari satu sisi memiliki
kesamaan, yaitu bahwa manusia itu dapat dikembangkan baik ke arah
positif maupun ke arah negatif.
عن ابي ھریرة رضي اهللا عنھ قال قالرسول اهللا صلي اهللا علیھ وسلم كل مولود یولد علي
) رواه البیحقي(الفطرة فابواه یھودانھ اوینصرانھ او یمجسانھ
Dari Abu Hurairah r.a berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: “Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fithrah beragama (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tualah yang menjadikan ia (anak tersebut) beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi “ (HR. Imam Baihaqi).
Hadis di atas menekankan bahwa fitrah yang dibawa sejak lahir oleh
anak itu sangat besar dipengaruhi oleh lingkungan. Fitrah itu sendiri tidak
akan berkembang tanpa dipengaruhi kondisi lingkungan sekitar yang
20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 629.
21 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 20, h. 82.
22 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), h. 67 23 Syahidin, Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran, (Bandung: Alfabeta), h.
47.
12
mungkin dapat dimodifikasikan atau dapat diubah secara drastis
menakala lingkungannya tidak memungkinkan menjadikannya lebih
baik.24
Manusia dalam proses pendidikan adalah inti utama sehingga
pendidikan sangat berkepentingan mengarahkan manusia kepada tujuan
tertentu. Seorang pendidik akan terbantu dalam profesinya jika ia
memahami dan memiliki gagasan yang jelas tentang fitrah dasar
manusia. Pendidikan bakal mengalami kegagalan, kecuali dibangun atas
konsep yang jelas mengenai fitrah manusia, sebab kenyataannya hasil-
hasil pendidikan banyak dipengaruhi konsep pendidik tentang fitrah
manusia.25
Orang tua akan bersikap sesuai dengan tolok ukur yang sudah
ditentukan dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6:
فسكم واھلیكم ناریاایھاالذین ءامنواقوائن
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (Q.S. At Tahrim: 6)
Pada ayat di atas mengandung makna, bahwa yang sangat berperan
penting dalam mewujudkan anak yang beriman dan bertakwa adalah
orang tua. Karena orang tua menjadi pelindung bagi anak-anaknya agar
terhindar dari perbuatan dosa.
Menurut Cicih Sukaesih, perhatian orang tua adalah pemusatan energi
psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan oleh ayah dan ibu
atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.26
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan
bahwa perhatian orang tua adalah segala bentuk energi psikis dan emosi
24 Abdurrahman Shaleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 62, cet. 2 25 Siti Nadirah, Anak Didik Perspektif Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi,
LenteraPendidikan Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Vol. 16, 2013, h. 191 26 Cicih Sukaesih, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa Di Sdn Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.11.
13
yang diberikan seorang pembiming baik orangtua atau wali kepada anak
atau anak didik dalam aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu .
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik
anak di antaranya sebagai berikut:27
1) Konsep pendidikan anak dan tujuannya.
2) Mencari informasi tentang pendidikan anak sebanyak-banyaknya.
3) Memahami kiat mendidik anak secara praktis, sehingga setiap gejala
perkembangan anak dapat ditanggapi secara cepat.
4) Tanamkan nilai pada diri sendiri dulu sebelum ditransfer pada anak-
anak.
5) Mengajarkan pada anak untuk mengenal dan menghafal Al-Qur’an
sejak sedini mungkin agar dasar Agama tertanam kokoh dalam diri
anak.
6) Ciptakan lingkungan yang kondusif yang mendukung keberhasilan
penanaman nilai kepada anak.
c) Bentuk Perhatian Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Pendidikan yang menjadi tanggung jawab orang tua, menurut Zakiah
Daradjat, sekurang-kurangnya dalam bentuk sebagai berikut: 28
1. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling
sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan
dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup
manusia.
2. Melindungi dan menjamin keselamatan, baik jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan
kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan
agama yang dianutnya.
27 Bunda Pathi, Mendidik Anak dengan Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Qasis), h. 48. 28 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang), cet. 17, h. 38.
14
3. Memberi pengajaran dalam arti luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan
setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
4. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup muslim.
Keteladanan orang tua menjadi sangat penting dalam perkembangan
jiwa anak. Jika orang tua selalu memberikan contoh dalam pelaksanaan
ibadah, baik dalam bentuk perkataan, maupun perbuatan orang tua
dalam kehidupan sehari-hari, maka kelak anak akan memiliki akhlak
mulia dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan agama. Sifat teladan bagaikan magnet yang dapat menarik anak
mengikuti apa yang mereka lihat sendiri. Tidak ada yang meragukan
betapa efektifnya sikap tauladan orang tua dalam mendidik anak.
Disinilah peran penting orang tua, mereka dituntut mampu
memainkan peran edukatifnya dengan memberikan pendidikan terutama
pendidikan keagamaan yang benar sekaligus sebagai figur identifikasi
bagi anak-anaknya. Dalam lingkungan keluarga, anak pertama kali
mendapatkan pendidikan mengenai agama, baik melalui contoh,
perbuatan, perlakuan, kata-kata dan sebaginya. Segala yang anak lihat
dan anak rasakan di dalam lingkungan keluarganya terutama orang
tuanya, akan menjadi contoh dan panutan bagi anak.
d) Peranan Orang Tua Terhadap Anak
Menurut ST. Vembriarto, keluarga sebagai kesatuan hidup bersama
mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak;
yaitu:29
1) Fungsi biologik; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-
anak; secara biologis anak berasal dari orang tuanya.
29 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: 2005), cet.1, h. 33.
15
2) Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan
sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang
dan rasa aman)
3) Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk
kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak
mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan
nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan
kepribadiannya.
4) Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi
pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk
mempersiapkan anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di
masyarakat.
5) Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi
bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan
kegembiraan.
6) Fungsi keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan,
upacara dan ibadah agama bagi para anggotanya, di samping peran
yang dilakukan institusi agama.
Fungsi perlindungan; yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat
dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya.
2. Definisi Motivasi Belajar
a) Pengertian Motivasi
Menurut Purwa Atmaja Prawira, motivasi memiliki akar kata dari
bahasa Latin movere, yang berarti bergerak atau dorongan untuk
bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi dapat diartikan dengan
memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut
dapat bergerak.30
30 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), h. 319.
16
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa
rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah
laku tertentu.31
Pemberian motivasi adalah salah satu teknik yang dapat meningkatkan
semangat dan keinginan belajar siswa. Manusia pada hakikatnya selalu
ingin mengetahui sesuatu yang baru. Dorongan dan motivasi dari seorang
guru terhadap siswanya akan dapat memompa semangat siswa untuk
memiliki keinginan kuat guna mencari dan meneliti apa yang hendak
diketahuinya.32
Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc Donald
yang dikemukakan mengandung 3 elemen penting.
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysilogical” yang
ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi
manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),
penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa, afeksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi
dan emosi dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia tapi
31 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), cet. 19, h.73-75. 32 Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW
“The Super Leader Super Manager”, (Jakarta : Tazkia Publishing, 2011), cet. 2, jilid. 6, h. 112.
17
kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur
lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.33
Abraham Maslow (1943; 1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkan dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid. Manusia memulai dorongan dari
tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan tersebut dikenal dengan
sebutan Hirarki Kebutuhan psikologis yang kompleks yang hanya akan
penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu
peringkat paling tidak harus terpenuhi sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.34
Aktualisasi Diri
Penghargaan
Sosial
Keamanan
Fisiologis Gambar 11.1 kebutuhan pokok manusia menurut Maslow
Kebutuhan pokok tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :35
a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya);
b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari
bahaya);
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi
dengan orang lain, diterima, memiliki);
d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi,
dan mendapatkan dukungan serta pengakuan);
33 SardimanA.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), cet. 23, h. 73-74. 34 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 1,
h. 314. 35 Ibid.
18
e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,
keteraturan dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
Menurut beberapa ahli psikologi, pada diri seseorang terdapat
penentuan tingkah laku. Yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku
itu. Faktor penentu tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah
laku manusia. Misalnya, seseorang berkemauan keras atau kuat dalam
belajar karena adanya harapan penghargaan atas prestasinya.
Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang
untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli
tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu
yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah
karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat
sesuatu.36
b) Pengertian Belajar
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi.37
1) Hilgard dan Bower, dalam buku Theoris of Learning (1975)
menyatakan bahwa : ‘Belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi
itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau
dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-
keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).”
2) Gagne, The Conditions of Learning (1975) menyatakan bahwa :
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
36 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 4, h. 8.
37 Ngalim Purwanto, Psokologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2010), cet. 24, h. 84.
19
ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
3) Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978)
mengemukakan : “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.”
4) Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan :
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”
Perubahan yang dialami seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Jika tangan seseorang
menjadi bengkok karena tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak
dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula
perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk,
perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan,
dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar
sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.
Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup
puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan
jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat
dan tujuan keterampilan tersebut. Padahal jika kita renungkan,
sesungguhnya belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar
20
yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan
segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para
pendidik, khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan
persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal lain yang berkaitan
dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya
pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 38
Sementara itu, menurut pendapat tradisional, belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang
dipentingkan adalah pendidikan intelektual. Lain lagi dengan pendapat
para ahli pendidikan modern yang merumuskan perbuatan belajar sebagai
berikut :39
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan
c) Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Menurut Winkel, “Dilihat dari sumbernya motivasi belajar ada dua
jenis, yaitu: (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang
yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan orang lain”.40
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik
38 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), cet. 5, h. 2. 39 Abdul Rahman Shales, Psokologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2009), cet. 4, h. 206. 40 Ibid., h. 152.
21
sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk
mendapatkan nilai yang baik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin
belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang
diujikan itu.41
d) Fungsi Motivasi dalam Belajar
Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting
peranannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi
juga bagi pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan
perusahaan.42
Menurut Sardiman, dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan
belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yang akan dikehendaki akan tercapai.43
Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan
hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan.
Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi
merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam
belajar.
Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut diatas,
akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:44
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
41 John W. Santrock, “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. 2, h. 510.
42 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 320.
43 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), cet. 2, h. 156.
44 Syaiful Bahri Djamarah, “Psikologi Belajar”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), cet. 2, h. 156-157.
22
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk nelajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian
terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
e) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal yang mendorong
seseorang itu untuk belajar antara lain sebagai berikut:45
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
maju.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman.
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi.
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman.
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Menurut Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:46
1) Faktor yang ada pada diri anak atau faktor individual yaitu
- Faktor kecerdasan
- Faktor latihan
- Faktor motivasi
45 Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2009),
cet. 1, h. 187-188. 46 Munawaroh, “Hubungan antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama
Islam Siswa SMEA BudiMulia Ciledug Tangerang”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)
23
- Faktor pribadi
2) Faktor yang ada di luar diri anak atau faktor lingkungan yaitu
- Faktor keluarga
- Faktor guru dan cara mengerjakannya
- Faktor lingkungan dan kesempatan
- Faktor motivasi sosial
Kedua faktor tersebut sangat penting dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Jika faktor individual saja yang kita harapkan dalam
menumbuhkan motivasi belajar tanpa dukungan faktor lingkungan seperti
keluarga, teman dan guru maka motivasi itu tidak akan tumbuh sempurna.
Karena manusia mempunyai rasa ingin dihargai oleh orang lain. Ia
berusaha belajar semaksimal mungkin agar orang lain menghargai nilai
yang telah diraih atas motivasinya itu.
3. Definisi Pendidikan Kewarganegaraan
a) Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang cukup
banyak. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menguraikan
ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
berikut:47
1) Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, ketuhanan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
47 Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Sekolah Dasar , (Yogyakarta: 2012, Ombak), h.10
24
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
3) Hak Asasi Manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4) Kebutuhan Warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri, persamaan kedudukan warga Negara.
5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi.
6) Kekuasaan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dan
ideologi Negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara,
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka.
b) Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Seperti halnya mata pelajaran yang lain, PKn juga memiliki tujuan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat tumbuh
menjadi warga Negara yang baik (good citizen). Sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), tujuan
mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi
kepada siswa sebagai berikut:
1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan,
25
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara,
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dnegan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.48
c) Materi Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V SD
Materi Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SD pada semester
genap yaitu49 :
Standar Kompetensi : Menghargai keputusan bersama
Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
Musyawarah artinya melakukan pertemuan yang melibatkan
beberapa orang dalam suatu tempat dengan tujuan menyatukan
pendapat atau menghasilkan keputusan bersama. Keputusan yang
diambil dalam musyawarah didasarkan pada sikap saling menghormati
dan menghargai setiap pendapat yang dikemukakan oleh peserta
pertemuan. Dalam kehidupan sehari-hari, mencari kata mufakat melalui
musyawarah sangat dianjurkan dan tepat sekali dilakukan. Sebagai
sebuah negara yang berasaskan Demokrasi Pancasila, musyawarah
merupakan cerminan sikap bangsa Indonesia. Oleh karena itu
musyawarah harus selalu dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara kita. Sebagai warga negara yang baik, kita harus menjadikan
musyawarah sebagai jalan keluar dalam mengambil keputusan bersama.
Membiasakan musyawarah dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai
48 Ibid, h. 9. 49 Opih Priyatna, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan untuk Siswa SD/MI Kelas V,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Department Pendidikan Nasional, 2009), h. 113.
26
dari lingkungan keluarga, kemudian di lingkungan tempat tinggal atau
di lingkungan sekolah, sampai di lingkungan yang lebih luas lagi.
DPR atau DPRD melakukan musyawarah agar UU atau Peraturan
Daerah yang dibuat tidak merugikan kepentingan rakyat. Bahkan
peraturan tersebut dimusyawarahkan tidak hanya dengan sesama
anggota wakil rakyat, namun tokoh-tokoh masyarakat atau yang
berkepentingan pun senantiasa diminta pendapatnya. Masih ingatkah
pembuatan UU atau Perda yang melibatkan masyarakat? Dengan
demikian UU atau Perda hakekatnya merupakan hasil keputusan rakyat,
karena dibuat oleh wakil-wakil rakyat sekaligus rakyat sendiri. Di
lingkungan desa atau kelurahan pun selalu diadakan musyawarah,
minimal dalam pembuatan peraturan desa. Musyawarah yang dilakukan
di desa disebut rapat desa atau rembug desa. Musyawarah yang
dilakukannya terutama menyangkut peraturan desa atau persoalan yang
menyangkut kepentingan umum. Selain oleh BPD dan kepala desa,
tokoh-tokoh masyarakat pun pada saat musyawarah senantiasa
diikutsertakan, seperti tokoh agama, pendidikan, adat, dan sebagainya.
Mereka diberi kesempatan untuk memberikan saran dan masukan pada
musyawarah tersebut, sehingga diharapkan keputusannya dapat sesuai
dengan harapan semua warga masyarakat.
Prinsip-prinsip dan ciri musyawarah mufakat :
1. Prinsip persamaan yang berarti setiap orang memiliki hak yang sama
dalam mengemukakan pendapat.
2. Prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. Artinya, setiap
orang memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapat, dan
harus diimbangi oleh kewajiban yang sama untuk menghargai
pendapat orang lain.
27
3. Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab. Artinya, bebas dalam
mengemukakan pendapat tersebut harus disertai kesediaan untuk
mempertanggungjawabkan.
4. Prinsip persatuan. Artinya, sekalipun terdapat perbedaan pendapat
tetapi tidak boleh terjadi perpecahan.
5. Bersifat kekeluargaan. Artinya, sekalipun di antara peserta
musyawarah terjadi silang pendapat, akan tetapi suasana harus tetap
akrab dan hati harus tetap dingin. Apabila setiap peserta musyawarah
mematuhi prinsip-prinsip musyawarah seperti tersebut di atas, maka
setiap persoalan yang dimusyawarahkan dapat dipecahkan dengan
baik, tepat waktu, dan mampu menciptakan kerukunan, kerja sama
yang harmonis, terhindar dari pertikaian fisik.
Setiap peserta musyawarah harus menjauhi sikap-sikap yang tidak baik
dalam mengikuti kegiatan musyawarah, di antaranya:
1. Peserta pasif
Peserta pasif maksudnya anggota musyawarah bersikap acutak acuh
atau tidak memperhatikan saat kegiatan musyawarah berlangsung. Ia
tidak ambil pusing dalam mengambil keputusan atau bagaimana
baiknya, dan tidak memiliki pendirian dalam mengambil keputusan
bersama.
2. Peserta super aktif (over acting)
Peserta yang super aktif Maksudnya peserta yang mendominasi
pembicaraan, memaksakan kehendak, kurang menghargai pendapat
orang lain, teguh mempertahankan pendapatnya walaupun keliru. Ia
memilih keluar (walk out) dari tempat musyawarah bila keputusan
atau pendapatnya tidak sesuai dengan pendiriannya.
Musyawarah dalam keluarga biasanya dilakukan tidak dalam suasana
formal (resmi), tetapi secara kekeluargaan seperti sedang mengorbrol
biasa. Misalnya orang tua bertanya, “Siapa yang mau membersihkan
lantai?” atau “Siapa yang mau memasak?”, dan sebagainya. Pertanyaan
28
tersebut merupakan sebuah usulan dari orang tua agar pekerjaan di
rumah ada yang mengerjakan. Jika semua sepakat
akhirnya terbentuklah keputusan dalam pembagian tugas di rumah.
Dengan demikian musyawarah pun telah terlaksana di keluarga kita.
Masih banyak contoh musyawarah yang dilakukan dalam kehidupan,
baik di keluarga, sekolah, masyarakat, maupun negara. Persoalan yang
dimusyawarahkan biasanya menyangkut kepentingan umum (dua orang
atau lebih). Di lingkungan RT dan RW, sering juga diadakan
musyawarah. Dalam lingkungan RT atau RW yang biasa
dimusyawarahkan antara lain pemilihan RT atau RW, pengaturan
jadwal siskamling atau ronda malam, pemeliharaan kebersihan
lingkungan, dan sebagainya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa orang tua sangat berperan
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
Cicih Sukaesih yang berjudul : “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap
Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SDN Limusnunggal 01
Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”, menyatakan bahwa untuk
meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa diperlukan
adanya faktor-faktor yang mendukung motivasi belajar siswa salah satunya
adalah perhatian orang tua di rumah. Jika orang tua memberikan perhatian
yang baik kepada anak di rumah maka akan terbentuk motivasi belajar yang
baik pula, jika demikian maka hasil belajar dan perilaku anak akan menjadi
baik dalam keseharianannya.50
Menurut Munawaroh dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara
Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMEA Budi
Mulia Ciledug Tangerang” menyatakan bahwa tidak adanya korelasi yang
50 Cicih Sukaesih, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Siswa Di Sdn Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012)
29
signifikan namun data penelitian menunjukkan bahwa perhatian orang tua pada
umumnya sedang dan prestasi belajar PAI tinggi.51
Penelitian yang telah dilakukan oleh Cicih Sukaesih menyangkut perhatian
orang tua terhadap motivasi belajar pendidikan agama islam siswa di SDN 01
Limusnunggal Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Dan penelitian yang
dilakukan oleh Munawaroh menyangkut perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar pendidikan agama islam di SMEA Budi Mulia Ciledug Tangerang.
Sedangkan penelitian ini akan menyangkut perhatian orang tua terhadap
motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan di SDN 05 PG Jakarta Selatan.
C. Kerangka Berpikir
Orang tua adalah orang yang di tuakan dalam keluarga. Seorang anak
memandang orang tua sebagai orang yang disegani tetapi juga tempat mereka
mengadu, berkeluh kesah dan sebagainya. Menjadi orang tua tidak seenaknya
melarang anak ini dan itu, tetapi justru harus mengarahkan mana yang boleh
dan mana yang tidak boleh. Seorang anak masih membutuhkan perhatian dari
orang tua dalam kesehariannya. Namun beberapa orang tua ada yang
memutuskan untuk bersama-sama berkarir, sehingga diantara mereka perlu
saling memberi dukungan psikologis satu sama lain agar memperkuat,
melengkapi dan menunjang karir masing-masing, tetapi kualitas hubungan
dengan anak perlu dijaga dengan cara meningkatkan kepedulian terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Empati perlu dipertajam sehingga orang
tua bisa menempatkan pikiran dan perasaannya ke dalam pikiran dan perasaan
anak dalam kondisi khusus misalnya si anak sedang belajar maka dibutuhkan
lebih banyak perhatian dari orang tua. Pola hidup sibuk dapat menjadi model
bagi anak untuk mengembangkan sikap dan perilaku produktif, motivasi tinggi
untuk berprestasi, bertanggung jawab dan mandiri.
Setiap orang tua diharapkan mampu menjadi pendidik pertama dan utama
bagi anak dan seluruh anggota keluarga. Dari keluarga seharusnya anak
51 Munawaroh, “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMEA BudiMulia Ciledug Tangerang”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)
30
memperoleh pendidikan, apa saja yang seharusnya boleh dilakukan dan apa
saja yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Membiasakan anak hidup teratur,
tertib, disiplin, sopan, santun baik dalam keluarga maupun dengan lingkungan
diluar keluarga.
Jika pengaruh perhatian orang tua dilaksanakan di rumah secara efektif
maka akan diperoleh motivasi belajar yang tinggi. Begitu pula sebaliknya
apabila pengaruh perhatian orang tua tidak dilaksanakan secara efektif di
rumah, maka motivasi belajar siswa juga rendah.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ialah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, jumlah jawaban
yang empiris. Dalam penelitian biasanya hipotesis dibedakan menjadi dua,
yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Hipotesis penelitian biasanya dirumuskan untuk menjawab rumusan
masalah yang tidak mempergunakan sampel. Sedangkan hipotesis statistik
adalah jawaban dan rumusan masalah yang mempergunakan sampel sebagai
responden. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Terdapat hubungan yang
kuat antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa di SDN 05 PG, Jakarta Selatan”. Dengan kata lain
diduga semakin besar perhatian yang diberikan orang tua semakin tinggi pula
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Hipotesis adalah: ”Pernyataan tentatif yang merupakan dugaan/terkaan apa
saja yang kita amati dalam usaha memahaminya.” Jadi hipotesis merupakan
jawaban sementara, karena dugaan sementara itu bisa benar bisa juga salah,
untuk itu diperlukan penelitian.
31
Hipotesa yang diajukan adalah untuk membuktikan seberapa besar
hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.
Ha :
Ada hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah.
Ho: Tidak ada hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di
sekolah.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 05 Pagi Mampang Prapatan Jakarta
Selatan pada kelas V, yang terletak di Jl. Mampang Prapatan II, Jakarta
Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan di semester genap yaitu pada bulan
Mei - September 2016.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Bulan
Kegiatan
Mei Juni Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Penyebaran kuesioner
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan
B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dan bersifat deskriptif, yaitu dimaksudkan untuk menguji hipotesis
atau menjawab pertanyaan atau masalah yang menyangkut keadaan pada
waktu yang sedang berjalan atau terjadi pada situasi yang ada sekarang ini.
33
Penelitian ini mengkaji dua variabel. Variabel adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai, berupa kualitatif maupun kuantitatif
yang dapat berubah-ubah nilainya.52
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi,
yaitu melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Metode
korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan
variabel-variabel yang lain. Metode ini diharapkan dapat menemukan
hubungan antara dua variabel yaitu: Hubungan Perhatian Orang Tua ( X )
dengan Motivasi Belajar PKn ( Y ).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.53
Populasi penelitian adalah Seluruh siswa SDN 05 PG, Kecamatan
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat
52 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2010),
h. 110. 53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2008), h.80.
34
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representative (mewakili).54
Sedangkan sampel penelitian menggunakan quota sampling diambil
dari siswa-siswi kelas V SDN 05 Pagi, Kecamatan Mampang Prapatan,
Jakarta selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian non-tes ini, maka
alat pengumpul data yang digunakan adalah angket, observasi dan wawancara:
1. Angket (kuisioner) adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang
harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab
pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat
dengan jalan mengisi55. Metode angket ini digunakan karena sampel
penelitian merupakan orang yang paling mengerti dirinya, jadi apa yang
dikemukakan oleh responden adalah benar dan dapat dipercaya, sehingga
dalam pengisian pernyataan dalam angket berdasarkan pengetahuan dan
keyakinan masing-masing melalui pengalamannya. Angket ditujukan
kepada siswa , dan data yang diambil adalah data tentang motivasi belajar
siswa.
2. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dalam rangka
memperoleh data sekolah, dan data-data faktual lainnya yang dapat
mendukung penelitian, selain itu observasi dilakukan juga kepada siswa
untuk memperoleh informasi tentang perilaku siswa dalam kesehariannya di
lingkungan sekolah.
3. Interview (wawancara) adalah suatu cara mengumpulkan data yang sering
kita gunakan dalam hal kita menginginkan mengorek suatu yang bila
dengan cara angket atau cara lainnya belum bisa terungkapkan atau belum
jelas.56 Adapula wawancara dilakukan kepada 2 orang tua dari siswa yang
54 Ibid., h.81. 55 Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya,
(Bandung: TARSITO, 2010), cet. Ke-1, h. 193. 56 Ibid, hal. 123.
35
mendapatkan skor motivasi belajar rendah dan tinggi agar data yang telah
diterima dari kuisioner (siswa) akurat. Wawancara dilakukan dengan
berpedoman pada wawancara tidak berstruktur yaitu jawaban tidak perlu
disiapkan sehingga orang tua bebas mengutarakan pendapatnya.
E. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah pengolahan dan interprestasi data untuk menguji
kebenaran hipotesis dan untuk menarik kesimpulan. Adapun untuk analisis
data metode yang diambil adalah metode analisis secara statistik dengan
metode korelasi.
Setelah data kuantitatif diperoleh dengan alat pengumpul data diatas, maka
selanjutnya diadakan pengolahan data dengan menggunakan Skala Likert
adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Editing adalah memeriksa sedetail mungkin terhadap angket yang akan
disebarkan kepada responden.
2. Cooding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban pada responden
menurut macam-macamnya.
3. Scoring, setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya dengan
memberikan skor terhadap pernyataan yang terdapat pada angket.
4. Tabulating adalah memindahkan jawaban dalam angket dan dikelompokkan
ke dalam tabel frekuensi.
Adapun bobot skor skala likert dapat dilihat pada tabel berikut:57
Tabel 3.2
Bobot Skor Kuisioner Skala Likert
No Pilihan Bobot Skor Positif Negatif
1 SL ( Selalu ) 4 1 2 SR ( Sering ) 3 2 3 KD ( Kadang-Kadang ) 2 3 4 TP ( Tidak Pernah ) 1 4
57 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2008), h.93-94.
36
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan
motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa akan menggunakan
analisis statistik korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut58:
rxy 푵∑퐗퐘−(∑퐗)(∑퐘)
푵∑푿ퟐ−(∑퐗)ퟐ 푵∑풀ퟐ−(∑퐘)ퟐ
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
xy = Product dari x dan y
x2 = Deviasi dari nilai pada variabel x dikuadratkan
y2 = Deviasi dari nilai y dikuadratkan
Untuk mengetahui tinggi rendahnya korelasi ditentukan sesuai parameter
sebagai berikut : 59
Tabel 3.3 Interpretasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Product Moment
Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel x dan y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan dan dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y
0,21 – 0,40
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,41 – 0,70
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
0,71 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y
58 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2012),
cet. 24, h. 206. 59 Ibid., h. 193.
37
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,91 – 1,00
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau
kuisioner, yang dibagikan pada siswa-siswi Kelas V SDN 05 PG, Jakarta
Selatan. Angket yang akan digunakan dalam pengambilan data ialah angket
motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa.
Tabel berikut akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
penyebaran butir-butir item dari tiap-tiap variabel penelitian.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Uji Coba
Aspek Indikator No Item Jumlah Positif Negatif
Perhatian Orang Tua Memelihara dan Membesarkan Anak
1, 2 3, 4 4
Melindungi dan Menjamin Keselamatan
5, 6, 7, 8
9 5
Memberi Pengajaran
10 11 2
Membahagiakan Anak
12, 13 14, 15 4
Motivasi Belajar Siswa
Fisiologis
1 2 2
Keamanan
3 4, 5 3
Sosial
6 7 2
Penghargaan
8, 9 10 3
Aktualisasi Diri
11, 12 13 3
Jumlah 16 12 28
38
Sebelum angket dibagikan secara keseluruhan, peneliti akan mengadakan
uji coba terhadap 28 responden untuk mengetahui tingkat keterandalannya, karena
alat ukur yang baik mempunyai aspek validitas dan aspek reliabilitas yang baik.
Menurut Nana Sudjana suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang
baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya
atau validitasnya dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya.60
1. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.61
Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan
menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang
dikemukakan oleh Person seperti berikut62 :
rxy = Σ푥푦
(Σ푥2)(Σ푦2)
rxy =
Σ푥푦 = x2 =
y2 =
koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel
lain yang dikorelasikan
jumlah perkalian antara x dengan y
kuadrat dari x
kuadrat dari y
Dalam uji validasi ini peneliti menggunakan bantuan komputer SPSS 22.
2. Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan pengujian
reliabilitas yaitu untuk mengetahui ketetapan atau keajegan instrumen dalam
menilai apa yang dinilainya. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan
60 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. 18, h. 12. 61 Ibid., h. 12. 62 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurilulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2009), cet. 4, h. 56.
39
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang
sama.63
Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :64
Tabel 3.5
Indeks Reliabilitas
R Keterangan
< 0,20 Sangat Rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,70 Sedang
0,71 – 0,90 Tinggi
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
F. Hipotesis Statistik
Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment,
prosedur yang harus dilalui di antaranya merumuskan hipotesis kerja atau
alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (H0). Kemudian, menguji kebenaran atau
kepalsuan dari hipotesis yang diajukan, dengan jalan membandingkan
besarnya “r” yang telah diperoleh melalui perhitungan dengan “r” yang
tercantum dalam tabel (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebabsnya
(db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya65:
df = N - nr
Keterangan:
df : degress of freedom
N : Number of class
Nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan
Dengan diperolehnya df atau db maka dapat dicari besarnya “r” yang
tercantum dalam tabel nilai “r” product moment pada taraf signifikansi 5%
63 Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 139-141. 64 Sapriya dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press,
2006), h. 62. 65 Op.Cit, hal. 194.
40
maupun pada taraf signifikansi 1%. Jika r0 sama dengan atau lebih besar dari rt
maka Ha disetujui atau diterima. Jika sebaliknya, maka H0 tidak disetujui atau
tidak diterima. Untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y
maka digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas
(Independent variable) dan variabel terikat (Dependent variable). Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan dilambangkan dengan X yaitu
Perhatian Orang Tua. Adapun variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi dan dilambangkan dengan Y yaitu Motivasi Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa.
Data variabel X dan Y dijaring dengan menggunakan instrumen berbentuk
angket yang disebar kepada 28 responden yaitu siswa kelas V SDN 05 pagi
Jakarta Selatan. Angket tersebut menggunakan skala Likert dengan skor yaitu
SL (selalu) = 4, SR (sering) = 3, KD (kadang-kadang) = 2, TP (tidak pernah)
= 1. Karena butir pernyataan tiap variabel berjumlah 10, jadi total
keseluruhan pernyataan 20 maka rentang skor teoritik data penelitian variabel
X dan Y tiap siswa adalah 20 – 80. Sedangkan skor teoritik data penelitian
variabel X dan variabel Y berdasarkan indikator adalah 560 – 1120.
Adapun rata-rata persentase hasil tabulasi data penelitian keseluruhan
variabel X dan variabel Y yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan angket adalah :
Tabel 4.1
Hasil Persentase Tabulasi
Aspek Indikator No Butir
Data Skor Persentase Rata-Rata
Tabulasi Persentase
Perhatian orang tua
Memelihara dan membesarkan anak 1,2,3 277
871
82%
77% Melindungi dan menjamin keselamatan 4,5,6
268 80%
42
Memberi pengajaran 7,8 134 60%
Membahagiakan anak 9,1 192 86%
Motivasi Belajar
Fisiologis 1,2 90
821
79%
73% Keamanan 3,4 167 75%
Sosial 5,6 144 64%
Penghargaan 7,8 191 85%
aktualisasi diri 9,1 144 64%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, rata-rata persentase hasil tabulasi aspek
perhatian orang tua pada indikator memelihara dan membesarkan anak
sebesar 82%, melindungi dan menjaga keselamatan 80%, memberi
pengajaran 60%, membahagiakan anak 86%, sehingga didapatkan rata-rata
persentase perhatian orang tua sebesar 77 %. Sedangkan persentase hasil
tabulasi aspek motivasi belajar siswa pada indikator fisiologis sebesar 79%,
keamanan 75%, sosial 64%, penghargaan 85%, dan aktualisasi diri 64%
sehingga didapatkan rata-rata persentase motivasi belajar siswa sebesar 73%.
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Proses perhitungan uji validasi dan uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan alat bantu komputer SPSS 22. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalahan dalam menghitung skor sehingga penelitian dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
1. Uji Validitas
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh koefisien korelasi butir (r-
hitung) untuk 15 butir instrumen (kuesioner) dengan sampel sebanyak 28
orang (n = 28 - 2 = 26), dengan = 0,05 didapat r tabel 0,388, artinya bila r
hasil < r tabel, maka butir instrumen tersebut tidak valid dan apabila r
hasil > r tabel, maka butir instrumen tersebut valid atau dapat digunakan.
43
Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen setiap variabel,
disajikan sebagai berikut :
a) Variabel Perhatian Orang tua (X)
Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel perhatian
orang tua dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Perhatian Orang tua (X)
No. Soal r-hasil Simbol r-tabel Keterangan Keterangan 1 0,772 > 0,388 Valid Dipakai 2 0,361 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 3 0,748 > 0,388 Valid Dipakai 4 0,276 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 5 0,629 > 0,388 Valid Dipakai 6 0,311 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 7 0,388 > 0,388 Valid Dipakai 8 0,743 > 0,388 Valid Dipakai 9 0,794 > 0,388 Valid Dipakai 10 0,796 > 0,388 Valid Dipakai 11 0,506 > 0,388 Valid Dipakai 12 0,407 > 0,388 Valid Dipakai 13 0,367 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 14 0,584 > 0,388 Valid Dipakai 15 0,371 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai
koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel perhatian orang
tua (X1) yang diperoleh 10 butir lebih besar dari “r” tabel atau dikatakan
valid. Sedangkan 5 butir lebih kecil dari “r” tabel atau dikatakan tidak
valid. Jadi, 10 dari 15 butir instrumen yang valid dipakai untuk penelitian.
b) Variabel Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y)
Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel motivasi
belajar Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada tabel 4.3.
44
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen
Penelitian Variabel Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Y) No. Soal
r-hasil Simbol r-tabel Keterangan Keterangan
1 0,545 > 0,388 Valid Dipakai 2 0,420 > 0,388 Valid Dipakai 3 0,444 > 0,388 Valid Dipakai 4 0,487 < 0,388 Valid Dipakai 5 0,278 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 6 0,607 > 0,388 Valid Dipakai 7 0,587 > 0,388 Valid Dipakai 8 0,496 > 0,388 Valid Dipakai 9 0,372 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai
10 0,733 > 0,388 Valid Dipakai 11 0,610 > 0,388 Valid Dipakai 12 0,150 < 0,388 Tidak Valid Tidak Dipakai 13 0,722 > 0,388 Valid Dipakai
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa nilai
koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel Motivasi Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (Y) yang diperoleh 10 butir lebih besar dari
“r” tabel atau dikatakan valid. Sedangkan 3 butir lebih kecil dari “r” tabel
atau dikatakan tidak valid. Jadi, 10 dari 13 butir instrumen yang valid
dipakai untuk penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Melalui penghitungan dengan bantuan komputer diperoleh nilai
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach, sebagai berikut:
Tabel 4.4
Koefisien Reliabilitas No. Variabel Koefisien Reliabilitas Kategori 1 Perhatian Orang Tua 0,827 Tinggi 2 Motivasi Belajar PKn 0,739 Tinggi
Hasil Koefisien Reliabilitas yang tertera pada Tabel 4.4, dapat dikatakan
bahwa instrumen yang digunakan andal, artinya suatu instrumen yang
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau
45
mengukur obyek yang telah ditetapkan karena instrumen tersebut sudah
tergolong baik dimana koefisien reliabilitas hitung > koefisien reliabilitas
tabel.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Data penelitian diperoleh dari 28 responden yang menjawab 20 butir
pernyataan yang terdiri dari 10 butir perhatian orang tua dan 10 butir motivasi
belajar.
1. Perhatian Orang Tua
Untuk mengetahui hasil dari setiap butir angket penelitian dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4.5
Orang tua memberikan contoh hidup disiplin
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
21
6
1
0
75%
21,4%
3,6%
0%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 75% orang tua
selalu memberikan contoh hidup disiplin kepada anak, 21,4% orang tua
sering memberikan contoh hidup disiplin kepada anak, 3,6% orang tua
kadang-kadang memberikan contoh hidup disiplin kepada anak, tidak ada
orang tua yang tidak memberikan contoh hidup disiplin kepada anak. Hal ini
menunjukkan bahwa banya orang tua yang telah memahami bahwa
memberikan contoh hidup disiplin kepada anak adalah hal yang penting
karna mayoritas orang tua memberikan contoh hidup disiplin kepada anak.
46
Tabel 4.6
Orang tua mengajarkan berkata bohong
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
24
1
0
3
85,7%
3,6%
0%
10,7%
Jumlah 28 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% orang tua selalu
mengajarkan berkata bohong kepada anak, 3,6% orang tua sering
mengajarkan berkata bohong kepada anak, tidak ada orang tua yang
kadang-kadang mengajarkan berkata bohong kepada anak, dan 10,7%
orang tua tidak pernah mengajarkan berkata bohong kepada anaknya
.
Tabel 4.7
Orang tua mengajak saya terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan
masyarakat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
4
10
11
3
14,3%
35,7%
39,3%
10,7%
Jumlah 28 100%
Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 14,3% orang tua
selalu mengajak anak terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan
masyarakat, 35,7% orang tua sering mengajak anak terlibat dalam setiap
kegiatan keluarga dan masyarakat, 39,3% orang tua kadang-kadang
mengajak anak terlibat dalam setiap kegiatan keluarga dan masyarakat,
47
dan 10,7% orang tua tidak pernah mengajak anak terlibat dalam setiap
kegiatan keluarga dan masyarakat.
Tabel 4.8
Orang tua memberikan makanan menyehatkan dirumah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
19
3
5
1
67,8%
10,7%
17,9%
3,6%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 67,8% orang tua
selalu memberikan makanan menyehatkan dirumah, 10,7% orang tua sering
memberikan makanan menyehatkan dirumah, 17,9% orang tua kadang-
kadang memberikan makanan menyehatkan dirumah, dan 3,6% orang tua
tidak pernah memberikan makanan menyehatkan dirumah. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas orang tua selalu memberikan makanan
menyehatkan dirumah.
Tabel 4.9
Orang tua mengantarkan saya ke sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
7
11
4
6
25%
39,3%
14,3%
21,4%
Jumlah 28 100%
48
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 25% orang tua selalu
mengantarkan anak ke sekolah, 39,3% orang tua sering mengantarkan
anak ke sekolah, 14,3% kadang-kadang orang tua mengantarkan anak ke
sekolah, dan 21,4% orang tua tidak pernah mengantarkan anak ke
sekolah.
Tabel 4.10
Orang tua membiarkan saya pergi ke sekolah sendiri
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
20
4
1
3
71,4%
14,3%
3,6%
10,7%
Jumlah 28 100%
Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 71,4% orang tua
selalu membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri, 14,3% orang tua sering
membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri, 3,6% orang tua kadang-
kadang membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri, dan 10,7% orang tua
tidak pernah membiarkan anak pergi ke sekolah sendiri.
Tabel 4.11
Orang tua menghargai perkataan saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
4
3
13
8
14,3%
10,7%
46,4%
28,6%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 14,3% orang tua
selalu menghargai yang anak ucapkan, 10,7% orang tua sering menghargai
49
yang anak ucapkan, 46,4% orang tua kadang-kadang menghargai yang anak
ucapkan, dan 28,6% orang tua tidak pernah menghargai yang anak ucapkan.
Hal ini menunjukkan bahwa masih sedikit orang tua yang menghargai yang
anak ucapkan
Tabel 4.12
Orang tua mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
7
7
9
5
25%
25%
32,1%
17,9%
Jumlah 28 100%
Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 25% orang tua
selalu mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah, 25% orang tua
sering mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah, 32,1% orang
tua kadang-kadang mengabaikan nilai-nilai yang saya dapat di sekolah,
dan 17,9% orang tua tidak mengabaikan dengan nilai-nilai yang saya
dapat di sekolah.
Tabel 4.13
Orang tua memberikan hadiah jika saya mendapatkan nilai yang bagus
pada pelajaran PKn
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
20
5
2
1
71,4%
17,9%
7,1%
3,6%
Jumlah 28 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 71,4% orang tua selalu
memberikan hadiah jika anak mendapatkan nilai yang bagus pada
50
pelajaran PKn, 17,9% orang tua sering memberikan hadiah jika anak
mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran PKn, 7,1% kadang-kadang
orang tua memberikan hadiah jika anak mendapatkan nilai yang bagus
pada pelajaran PKn, dan 3,6% tidak pernah memberikan hadiah jika saya
mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran PKn.
Tabel 4.14
Orang tua membentak saya jika banyak bertanya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
14
10
2
2
50%
35,8%
7,1%
7,1%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 50% orang tua
selalu membentak jika anak banyak bertanya, 35,8% orang tua sering
membentak jika anak banyak bertanya, 7,1% orang tua kadang-kadang
membentak jika anak banyak bertanya, dan 7,1% orang tua tidak pernah
membentak jika anak banyak bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa
setengahnya orang tua membentak jika anak banyak bertanya.
2. Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Adapun penjelasan dari variabel selanjutnya dapat dilihat dari tabel-
tabel dibawah ini :
Tabel 4.15
Saya mendapat sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
Selalu
Sering
14
8
50%
28,6%
51
3
4
Kadang-kadang
Tidak Pernah
4
2
14,3%
7,1%
Jumlah 28 100%
Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 50% anak selalu
mendapatkan sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua, 28,6% anak
sering mendapatkan sarapan pagi yang menyehatkan dari orang tua,
14,3% anak kadang-kadang mendapatkan sarapan pagi yang menyehatkan
dari orang tua, dan 7,1% anak tidak pernah mendapatkan sarapan pagi
yang menyehatkan dari orang tua.
Tabel 4.16
Saya tidur larut setiap harinya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
10
14
1
3
35,7%
50%
3,6%
10,7%
Jumlah 28 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 35,7% anak selalu
tidur sangat larut setiap harinya, 50% anak sering tidur sangat larut setiap
harinya, 3,6 % anak kadang-kadang tidur sangat larut setiap harinya, dan
10,7% anak tidak pernah tidur sangat larut setiap harinya. Hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak yang sering tidur hingga
larut, padahal tidur larut tidak baik bagi kesehatan dan mengganggu
aktivitas belajar di esok harinya. Kebiasaan seperti ini harus segera
dihilangkan, tidak hanya pada anak-anak tetapi juga kepada remaja dan
orang dewasa.
52
Tabel 4.17
Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan berani
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
5
6
9
8
17,9%
21,4%
32,1%
28,6%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 17,9% anak
selalu berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, 21,4% anak
sering berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, 32,1% anak
kadang-kadang berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan
28,6% anak tidak pernah berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
Tabel 4.18
Saya takut pergi ke sekolah sendiri
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
24
1
1
2
85,7%
3,6%
3,6%
7,1%
Jumlah 28 100%
Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% anak selalu
takut pergi ke sekolah sendiri., 3,6% anak sering takut pergi ke sekolah
sendiri., 3,6% anak kadang-kadang takut pergi ke sekolah sendiri., dan
7,1% anak tidak pernah takut pergi ke sekolah sendiri.
53
Tabel 4.19
Saya giat belajar PKn karena mendapat dorongan dari teman-teman.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
2
11
8
7
7,1%
39,3%
28,6%
25%
Jumlah 28 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7,1% anak giat belajar
PKn karena selalu mendapat dorongan dari teman-teman, 39,3% anak
giat belajar PKn karena sering mendapat dorongan dari teman-teman,
28,6% anak giat belajar PKn karena kadang-kadang mendapat dorongan
dari teman-teman dan 25% anak giat belajar PKn karena tidak pernah
mendapat dorongan dari teman-teman Hal ini menunjukkan bahwa giat
atau tidaknya anak dalam belajar bukan karena dorongan dari teman-
temannya saja.
Tabel 4.20
Saya malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
10
9
4
5
35,7%
32,1%
14,3%
17,9%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 35,7% anak
selalu malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru, 32,1% anak sering
malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru, 14,3% anak kadang-
54
kadang malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru dan 17,9% anak
tidak pernah malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh guru.
Tabel 4.21
Saya belajar lebih giat jika memperoleh pujian dari orang lain
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
12
10
5
1
42,8%
35,7%
17,9%
3,6%
Jumlah 28 100%
Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 42,8% anak selalu
lebih giat belajar apabila nilai PKn nya mendapat pujian dari teman,
35,7% anak sering lebih giat belajar apabila nilai PKn nya mendapat
pujian dari teman, 17,9% anak kadang-kadang lebih giat belajar apabila
nilai PKn nya mendapat pujian dari teman, dan 3,6% anak tidak pernah
lebih giat belajar apabila nilai PKn nya mendapat pujian dari teman.
Tabel 4.22
Guru mengabaikan keberhasilan saya pada pelajaran PKn
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
21
5
1
1
75%
17,9%
3,8%
3,8%
Jumlah 28 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 75% keberhasilan anak
belajar PKn selalu diabaikan guru, 17,9% keberhasilan anak dalam belajar
PKn sering diabaikan guru, 3,8% keberhasilan anak dalam belajar PKn
55
kadang-kadang diabaikan guru dan 3,8% keberhasilan anak dalam belajar
PKn tidak pernah diabaikan guru.
Tabel 4.23
Saya menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
6
7
12
3
21,4%
25%
42,9%
10,7%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 21,4% anak
selalu menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik, 25% anak sering
menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik, 42,9% anak kadang-
kadang menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik dan 10,7% anak
tidak pernah menjawab pertanyaan dari guru PKn dengan baik.
Tabel 4.24
Saya lebih banyak diam ketika pembelajaran berlangsung
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
7
8
7
6
25%
28,6%
25%
21,4%
Jumlah 28 100%
Dari data tabel menunjukkan bahwa sebanyak 25% anak selalu
diam ketika pembelajaran berlangsung, 28,6% anak sering diam ketika
pelajaran berlangsung, 25% anak kadang-kadang diam ketika pelajaran
56
berlangsung, dan 21,4% anak tidak pernah diam ketika pelajaran
berlangsung.
3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Motivasi Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa
Untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan antara variabel (X)
perhatian orang tua dengan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan
maka terlebih merumuskan hipotesis. Adapun hipotesisnya terdiri dari
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) :
H0 = Tidak terdapat hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi
belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa
Ha = Terdapat hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi
belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa
Untuk mengetahui korelasi antara perhatian orang tua dengan motivasi
belajar pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat menggunakan rumus
Product Moment sebagai tehnik analisanya. Cara analisisnya dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut :
a) Membuat tabel perhitungan korelasi
Tabel 4.25 Tabel Perhitungan Korelasi
No. Nama X Y XY X2 Y2
1 MNH 37 35 1295 1369 1225
2 MH 34 37 1258 1156 1369
3 ZS 36 34 1224 1296 1156
4 MI 38 32 1216 1444 1024
5 AMS 34 35 1190 1156 1225
6 ADH 34 34 1156 1156 1156
7 AFI 35 33 1155 1225 1089
57
8 DN 34 32 1088 1156 1024
9 FDD 33 33 1089 1089 1089
10 JA 35 30 1050 1225 900
11 MAJ 31 33 1023 961 1089
12 DA 32 31 992 1024 961
13 SHA 31 32 992 961 1024
14 ADS 31 32 992 961 1024
15 PHS 36 25 900 1296 625
16 SDMP 34 27 918 1156 729
17 GMAS 34 27 918 1156 729
18 ADR 27 30 810 729 900
19 IAZ 28 29 812 784 841
20 AN 33 24 792 1089 576
21 AFR 29 27 783 841 729
22 IDC 28 25 700 784 625
23 FRP 28 24 672 784 576
24 MV 26 25 650 676 625
25 RAZ 24 26 624 576 676
26 DWK 24 25 600 576 625
27 RA 24 22 528 576 484
28 AI 21 22 462 441 484
Jumlah 871 821 25,889 27,643 24,579
Persentase 77% 73%
Berdasarkan data yang telah diperoleh sebagaimana tertera pada tabel,
maka diperoleh hasil sebagai berikut :
N = 28 ∑Y = 821
∑X = 871 ∑Y2 = 27,643
∑X2 = 25,889 ∑XY = 24,579
58
풓풙풚 =푵∑퐗퐘− (∑퐗)(∑퐘)
푵∑푿ퟐ − (∑퐗)ퟐ 푵∑풀ퟐ − (∑퐘)ퟐ
=ퟐퟖ퐱ퟐퟓ,ퟖퟖퟗ − (ퟖퟕퟏ)(ퟖퟐퟏ)
{ퟐퟖ퐱ퟐퟕퟔퟒퟑ − (ퟕퟓퟖ,ퟔퟒퟏ)}{ퟐퟖ퐱ퟐퟒ,ퟓퟕퟗ − ퟔퟕퟒ,ퟎퟒퟏ}
=ퟕퟐퟒ,ퟖퟗퟐ − ퟕퟏퟓ,ퟎퟗퟏ
{ퟕퟕퟒ,ퟎퟎퟒ − ퟕퟓퟖ,ퟔퟒퟏ}{ퟔퟖퟖ,ퟐퟏퟐ − ퟔퟕퟒ,ퟎퟒퟏ}
=ퟗ,ퟖퟎퟏ
{ퟏퟓ,ퟑퟔퟑ}{ퟏퟒ,ퟏퟕퟏ}
=ퟗ,ퟖퟎퟏퟏퟒ,ퟕퟓퟓ
= ퟎ,ퟔퟔ4
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara
perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sebesar 0,664. Dengan
memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,664), yang besarnya berkisar
antara 0,41 – 0,70 berarti “Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup”. Dengan demikian, “Hubungan
Antara Perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tergolong sedang atau cukup”.
Sebelum membandingkan besar rxy dengan “r” tabel terlebih
dahulu dicari derajat bebas atau df (Degree of Freedom), dengan
menggunakan rumus :
Df = N - nr
= 28 - 2
= 26
Setelah perhitungan dengan menggunakan rumus df, maka df
adalah 26. Seperti yang telah diketahui di atas bahwa rxy = 0,664,
sedangkan r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,388 dan r tabel
pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,496. Dengan demikian rxy atau
59
“r0” lebih besar daripada r tabel “rt”, maka hipotesa alternatif (Ha)
diterima dan disetujui, sedangkan hipotesa nol (H0) ditolak atau
disetujui.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan
variabel X terhadap variabel Y maka harus diketahui terlebih dahulu
koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
= (0,664)2 x 100%
= 0,44089 x 100%
= 44,089 (pembulatan)
= 44%
Dari perhitungan koefisien determinasi, diketahui bahwa koefisien
determinasinya 44%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X
(perhatian orang tua) memiliki hubungan dengan variabel Y (motivasi
belajar Pendidikan Kewarganegaraan) sebesar 44%. Adapun sisanya
56% adalah faktor-faktor lain yang memiliki hubungan dengan
motivasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 mei 2016 di SDN 05
Pagi Jakarta Selatan kepada Bu YN atau orang tua siswa yang
anaknya mendapatkan skor angket tertinggi di kelas, orang tua
tersebut selalu memberikan perhatian yang intensif kepada anaknya
seperti, memfasilitasi anak dengan les dan mengingati anak untuk
belajar. Sedangkan hasil wawancara kepada Bu SM atau orang tua
yang anaknya mendapatkan skor angket terendah di kelas, orang tua
tersebut juga memberikan perhatian kepada anaknya hanya saja Bu
SM memiliki toko yang mengharuskan buka pada pukul 03.00 dini
hari sampai siang. Sehingga menyebabkan anak yang harusnya
berangkat sekolah pada pagi hari kurang terkondisikan.
60
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang
dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun keterbatasan tersebut antara
lain :
1. Waktu penelitian berdekatan dengan jadwal ujian tengah semester
sekolah.
2. Terkadang jawaban yang diisi oleh responden pada kuisioner tidak
menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.
Lampiran 1
PROFIL SDN 05 PETANG JAKARTA SELATAN
A. VISI, MISI DAN TUJUAN
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang menjadi dasar pelaksanaan
kegiatan sekolah ini, maka sekolah SDN Mampang Prapatan 05 Pagi
menetapkan visi dan misi sebagai acuan dalam mencapai tujuan tersebut.
1. VISI
“ TERWUJUDNYA SISWA YANG BERAKHLAK MULIA,
DISIPLIN, MANDIRI DAN BERPRESTASI. “
2. MISI
• Menciptakaan Kondisi yang Agamis dan Kekeluargaan yang Harmonis.
- Melalui peringatan hari-hari besar Nasional
- Melalui peringatan hari-hari besar Keagamaan
• Mengoptimalkan Disiplin
- Tertib waktu, tertib belajar dan berperilaku bersih
• Mendidik Siswa Belajar Mandiri
- Melalui kemah, piket ,diskusi, rekreasi, dan tugas rumah
• Meningkatkan Prestasi
- Melengkapi sarana prasarana
- Lulusan banyak yang diterima di SMP Negeri
- Menjuarai berbagai macam lomba minimal tingkat kecamatan
3. Tujuan
“ Mencerdaskan Anak Bangsa Yang Berakhlak Mulia, Mandiri dan
Berprestasi “
B. Data siswa
Tabel 4.1
Jumlah Siswa
No Jenis
Kelamin
Kelas
I II III IV V VI Jml
1 Laki-laki 16 12 22 22 24 20 103
2 Perempuan 14 22 17 6 11 18 101
Jumlah 30 34 39 28 35 38 204
Tabel 4.2
Jenis Pekerjaan Orang Tua
No Jenis Pekerjaan Jumlah Keterangan
1 Wiraswasta 74 Yang didata hanya Bapak
(Kepala keluarga) dari siswa
Perbedaan jumlah jenis
pekerjaan orang tua dengan
jumlah siswa, dikarenakan
adanya orang tua yang
memiliki lebih dari satu anak
yang bersekolah di SDN
Mampang Prapatan 05 Pagi.
2 Buruh 42
3 Supir 32
4 Karyawan 18
5 PNS 5
6 Purnawirawan 8
7 TNI/POLRI 4
8 Atlet 0
Lampiran 2
WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Hari/tanggal : Senin/ 2 Mei 2016
Interviewer : Hj. Latifah, S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
1. Menurut pendapat Ibu, seberapa penting Pendidikan Kewarganegaraan ?
Jawab :
Sangat penting, karena Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran
di Sekolah yang membahas tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, yang
mau berpartisipasi dalam masyarakat.
2. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan ?
Jawab :
Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah ini cukup baik. Guru yang
mengajar menguasai materi yang cukup baik.
3. Bagaimana kondisi pendidikan orang tua siswa di sekolah ini ?
Jawab :
Kondisi pendidikan orang tua di Sekolah ini masih minim. Banyak orang tua yang hanya
lulusan SMA bahkan hingga SMP saja.
4. Bagaimana kondisi ekonomi orang tua siswa di sekolah ini ?
Jawab :
Kondisi ekonomi orang tua di Sekolah ini tergolong menengah kebawah. Ada yang
bekerja sebagai buruh, tukang ojek, tukang sayur, dan masih banyak lagi.
5. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perhatian orang tua siswa terhadap anaknya di sekolah ini
?
Jawab :
Secara keseluruhan orang tua memberikan perhatian kepada anaknya, namun ada yang
maksimal, ada yang kurang maksimal. Orang tua banyak yang tidak mengetahui
bagaimana kondisi anak-anaknya di sekolah.
6. Apakah siswa di sekolah ini memiliki karakter berwarganegara yang baik ?
Jawab :
Siswa di sekolah ini memiliki karakter berwarganegara yang baik, tapi ada beberapa
siswa yang berkebutuhan khusus untuk menjadi perhatian guru-guru disini.
JAWABAN
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
No Nama S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 Jml
1 MNH 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 54
2 MH 1 4 1 4 3 4 4 2 1 2 3 4 4 4 3 43
3 ZS 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 55
4 MI 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 55
5 AMS 2 4 2 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 3 3 47
6 ADH 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 54
7 AFI 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 46
8 DN 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 50
9 FDD 2 4 2 4 3 1 4 2 2 2 3 4 4 3 4 44
10 JA 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 50
11 MAJ 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 53
12 DA 2 4 2 4 2 3 4 2 2 2 2 4 4 3 2 42
13 SHA 1 4 1 4 3 3 4 1 1 1 2 4 4 2 2 37
14 ADS 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 3 2 41
15 PHS 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 54
16 SDMP 3 4 3 4 3 1 4 3 3 3 1 3 4 4 4 47
17 GMAS 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 3 4 4 4 2 45
18 ADR 2 3 2 4 2 3 4 2 2 2 2 3 1 3 2 37
19 IAZ 2 3 2 4 2 3 4 2 2 2 1 3 1 4 2 37
20 AN 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 1 50
21 AFR 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 1 3 4 1 3 46
22 IDC 2 4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 1 39
23 FRP 1 4 2 4 3 3 2 1 1 1 3 3 4 3 1 36
24 MV 1 4 1 4 2 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 32
25 RAZ 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 1 38
26 DWK 3 2 3 4 2 3 1 3 3 3 2 1 4 3 3 40
27 RA 3 3 2 1 1 1 2 3 3 3 2 4 4 4 1 37
28 AI 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 3 1 3 26
HASIL SKOR UJI COBA VARIABEL (X)
Lampiran 3
No Nama S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 Jml
1 MNH 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 47
2 MH 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 48
3 ZS 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 43
4 MI 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 3 3 42
5 AMS 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 47
6 ADH 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 41
7 AFI 3 3 4 3 3 1 4 3 4 3 4 4 4 43
8 DN 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 40
9 FDD 4 3 1 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2 41
10 JA 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 37
11 MAJ 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 44
12 DA 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 2 38
13 SHA 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 42
14 ADS 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 42
15 PHS 4 1 1 4 2 1 3 4 4 2 2 4 4 36
16 SDMP 4 3 1 4 2 3 1 3 4 1 3 3 3 35
17 GMAS 3 1 3 3 3 2 4 2 4 2 3 1 2 33
18 ADR 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 39
19 IAZ 2 3 3 2 3 3 1 4 4 2 3 2 2 34
20 AN 3 3 3 3 3 1 2 1 4 2 1 2 3 31
21 AFR 2 4 2 2 2 1 4 3 3 1 3 1 3 31
22 IDC 2 1 1 2 1 2 2 4 4 3 2 4 3 31
23 FRP 4 3 1 4 4 2 1 2 4 1 2 1 2 31
24 MV 3 3 2 3 4 3 1 2 3 2 2 2 1 31
25 RAZ 3 3 2 3 4 2 3 3 1 3 4 1 1 33
26 DWK 4 4 1 4 3 1 1 3 4 2 1 2 2 32
27 RA 2 3 1 2 3 1 2 2 3 1 1 4 1 26
28 AI 4 2 2 4 2 1 4 4 3 2 2 1 2 33
HASIL SKOR UJI COBA VARIABEL (Y)
Lampiran 4
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 Jumlah
Pearson
Correlation 1 -,093 ,880** -,010 ,253 ,005 ,081 ,952
**,985
**,984
** ,084 ,081 ,054 ,326 ,203 ,772**
Sig. (2-
tailed),639 ,000 ,958 ,194 ,982 ,683 ,000 ,000 ,000 ,669 ,680 ,783 ,091 ,299 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation -,093 1 ,021 ,229 ,416* ,091 ,409
* -,124 -,072 -,077 ,507**
,489** ,327 ,254 ,179 ,361
Sig. (2-
tailed),639 ,917 ,241 ,028 ,646 ,031 ,531 ,716 ,698 ,006 ,008 ,090 ,192 ,363 ,059
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,880** ,021 1 ,055 ,304 ,206 ,024 ,800
**,907
**,856
** ,113 ,021 ,078 ,245 ,171 ,748**
Sig. (2-
tailed),000 ,917 ,781 ,115 ,294 ,904 ,000 ,000 ,000 ,568 ,916 ,691 ,208 ,384 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation -,010 ,229 ,055 1 ,369 ,278 ,224 -,026 ,003 ,003 ,057 -,211 ,064 ,124 ,145 ,276
Sig. (2-
tailed),958 ,241 ,781 ,053 ,152 ,253 ,895 ,990 ,989 ,773 ,281 ,746 ,529 ,462 ,156
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,253 ,416* ,304 ,369 1 ,379
* ,163 ,217 ,302 ,281 ,458* ,289 ,170 ,455
* ,271 ,629**
Sig. (2-
tailed),194 ,028 ,115 ,053 ,047 ,407 ,267 ,119 ,147 ,014 ,136 ,388 ,015 ,163 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,005 ,091 ,206 ,278 ,379* 1 ,032 -,006 ,045 ,048 ,342 ,221 -,028 ,325 -,336 ,311
Sig. (2-
tailed),982 ,646 ,294 ,152 ,047 ,873 ,975 ,819 ,807 ,075 ,258 ,888 ,092 ,081 ,107
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,081 ,409* ,024 ,224 ,163 ,032 1 ,150 ,099 ,106 ,268 ,517
** ,058 ,115 ,208 ,388*
Sig. (2-
tailed),683 ,031 ,904 ,253 ,407 ,873 ,448 ,615 ,591 ,168 ,005 ,771 ,559 ,289 ,041
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,952** -,124 ,800
** -,026 ,217 -,006 ,150 1 ,942**
,968** ,113 ,070 ,040 ,331 ,171 ,743
**
Sig. (2-
tailed),000 ,531 ,000 ,895 ,267 ,975 ,448 ,000 ,000 ,568 ,725 ,840 ,085 ,384 ,000
Lampiran 5
VALIDITAS VARIABEL X
B4
B5
B6
B7
B8
Correlations
B1
B2
B3
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,985** -,072 ,907
** ,003 ,302 ,045 ,099 ,942** 1 ,969
** ,104 ,097 ,071 ,343 ,212 ,794**
Sig. (2-
tailed),000 ,716 ,000 ,990 ,119 ,819 ,615 ,000 ,000 ,599 ,622 ,720 ,074 ,278 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,984** -,077 ,856
** ,003 ,281 ,048 ,106 ,968**
,969** 1 ,111 ,104 ,076 ,366 ,226 ,796
**
Sig. (2-
tailed),000 ,698 ,000 ,989 ,147 ,807 ,591 ,000 ,000 ,574 ,599 ,702 ,055 ,246 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,084 ,507** ,113 ,057 ,458
* ,342 ,268 ,113 ,104 ,111 1 ,381* ,355 ,450
* ,091 ,506**
Sig. (2-
tailed),669 ,006 ,568 ,773 ,014 ,075 ,168 ,568 ,599 ,574 ,046 ,063 ,016 ,647 ,006
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,081 ,489** ,021 -,211 ,289 ,221 ,517
** ,070 ,097 ,104 ,381* 1 ,355 ,284 -,007 ,407
*
Sig. (2-
tailed),680 ,008 ,916 ,281 ,136 ,258 ,005 ,725 ,622 ,599 ,046 ,064 ,143 ,973 ,032
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,054 ,327 ,078 ,064 ,170 -,028 ,058 ,040 ,071 ,076 ,355 ,355 1 ,136 ,393* ,367
Sig. (2-
tailed),783 ,090 ,691 ,746 ,388 ,888 ,771 ,840 ,720 ,702 ,063 ,064 ,491 ,039 ,055
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,326 ,254 ,245 ,124 ,455* ,325 ,115 ,331 ,343 ,366 ,450
* ,284 ,136 1 ,101 ,584**
Sig. (2-
tailed),091 ,192 ,208 ,529 ,015 ,092 ,559 ,085 ,074 ,055 ,016 ,143 ,491 ,611 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,203 ,179 ,171 ,145 ,271 -,336 ,208 ,171 ,212 ,226 ,091 -,007 ,393* ,101 1 ,371
Sig. (2-
tailed),299 ,363 ,384 ,462 ,163 ,081 ,289 ,384 ,278 ,246 ,647 ,973 ,039 ,611 ,052
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,772** ,361 ,748
** ,276 ,629** ,311 ,388
*,743
**,794
**,796
**,506
**,407
* ,367 ,584** ,371 1
Sig. (2-
tailed),000 ,059 ,000 ,156 ,000 ,107 ,041 ,000 ,000 ,000 ,006 ,032 ,055 ,001 ,052
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
B9
B10
Jumlah
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
B11
B12
B13
B14
B15
B8
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 Jumlah
Pearson
Correlation 1 ,209 ,040 ,936** ,234 ,260 ,206 ,177 ,270 ,280 ,090 -,059 ,281 ,545
**
Sig. (2-
tailed),285 ,841 ,000 ,231 ,181 ,292 ,368 ,165 ,150 ,650 ,767 ,147 ,003
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,209 1 ,154 ,170 ,408* ,351 ,016 -,025 -,051 ,261 ,138 -,026 ,154 ,420
*
Sig. (2-
tailed),285 ,433 ,388 ,031 ,067 ,937 ,899 ,795 ,179 ,483 ,895 ,434 ,026
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,040 ,154 1 -,027 ,192 ,063 ,342 -,057 ,134 ,220 ,371 -,080 ,276 ,444*
Sig. (2-
tailed),841 ,433 ,891 ,327 ,752 ,075 ,775 ,498 ,262 ,052 ,687 ,156 ,018
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,936** ,170 -,027 1 ,167 ,297 ,151 ,142 ,225 ,243 ,099 -,100 ,264 ,487
**
Sig. (2-
tailed),000 ,388 ,891 ,397 ,125 ,442 ,471 ,249 ,213 ,616 ,614 ,175 ,009
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,234 ,408* ,192 ,167 1 ,319 -,012 -,245 ,018 ,153 ,292 -,448
* -,068 ,278
Sig. (2-
tailed),231 ,031 ,327 ,397 ,098 ,953 ,209 ,928 ,437 ,132 ,017 ,731 ,152
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,260 ,351 ,063 ,297 ,319 1 ,076 ,255 ,154 ,543**
,430* -,020 ,277 ,607
**
Sig. (2-
tailed),181 ,067 ,752 ,125 ,098 ,700 ,190 ,433 ,003 ,023 ,918 ,153 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,206 ,016 ,342 ,151 -,012 ,076 1 ,413* -,020 ,433
*,530
** -,052 ,457*
,587**
Sig. (2-
tailed),292 ,937 ,075 ,442 ,953 ,700 ,029 ,921 ,021 ,004 ,794 ,014 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Lampiran 6
VALIDITAS VARIABEL Y
Correlations
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
Pearson
Correlation ,177 -,025 -,057 ,142 -,245 ,255 ,413* 1 ,105 ,447
*,409
* ,161 ,362 ,496**
Sig. (2-
tailed),368 ,899 ,775 ,471 ,209 ,190 ,029 ,595 ,017 ,031 ,413 ,058 ,007
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,270 -,051 ,134 ,225 ,018 ,154 -,020 ,105 1 ,110 -,015 ,171 ,522** ,372
Sig. (2-
tailed),165 ,795 ,498 ,249 ,928 ,433 ,921 ,595 ,578 ,939 ,385 ,004 ,051
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,280 ,261 ,220 ,243 ,153 ,543**
,433*
,447* ,110 1 ,294 ,256 ,390
*,733
**
Sig. (2-
tailed),150 ,179 ,262 ,213 ,437 ,003 ,021 ,017 ,578 ,129 ,189 ,040 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,090 ,138 ,371 ,099 ,292 ,430*
,530**
,409* -,015 ,294 1 -,285 ,461
*,610
**
Sig. (2-
tailed),650 ,483 ,052 ,616 ,132 ,023 ,004 ,031 ,939 ,129 ,142 ,014 ,001
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation -,059 -,026 -,080 -,100 -,448* -,020 -,052 ,161 ,171 ,256 -,285 1 ,226 ,150
Sig. (2-
tailed),767 ,895 ,687 ,614 ,017 ,918 ,794 ,413 ,385 ,189 ,142 ,248 ,446
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,281 ,154 ,276 ,264 -,068 ,277 ,457* ,362 ,522
**,390
*,461
* ,226 1 ,722**
Sig. (2-
tailed),147 ,434 ,156 ,175 ,731 ,153 ,014 ,058 ,004 ,040 ,014 ,248 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Pearson
Correlation ,545**
,420*
,444*
,487** ,278 ,607
**,587
**,496
** ,372 ,733**
,610** ,150 ,722
** 1
Sig. (2-
tailed),003 ,026 ,018 ,009 ,152 ,001 ,001 ,007 ,051 ,000 ,001 ,446 ,000
N 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
B8
B9
B10
B11
B12
B13
Jumlah
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's
Alpha N of Items
Cronbach's
Alpha N of Items
,827 15 ,739 13
Reliability Statistics Reliability Statistics
Lampiran 7
HASIL UJI RELIABILITAS
Variabel X Variabel Y
Lampiran 8
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Aspek Indikator No Item Jumlah
Positif Negatif
Perhatian Orang Tua Memelihara dan membesarkan
anak
1, 2 3 3
Melindungi dan menjamin
keselamatan
4, 5 6 3
Memberi pengajaran 7 8 2
Membahagiakan anak 9 10 2
Motivasi Belajar
Siswa
Fisiologis
1 2 2
Keamanan
3 4 2
Sosial
5 6 2
Penghargaan
7 8 2
Aktualisasi Diri
9 10 2
Jumlah 11 9 20
Lampiran 9
ANGKET PERHATIAN ORANG TUA
Nama : ______________________
Kelas : ___________
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan
2. Bacalah dengan teliti seluruh pertanyaan di bawah ini
3. Berilah tandah cheklist (√ ) pada kolom jawaban yang dianggap paling tepat !
SL = Selalu ( Selalu melakukan, tidak pernah tidak )
SR = Sering ( Tidak selalu, tapi sering melakukan )
KD = Kadang – Kadang ( Melakukan, tetapi lebih banyak tidaknya )
TP = Tidak Pernah ( Tidak pernah melakukan )
Jika membatalkan jawaban, coretlah jawaban yang dibatalkan, kemudian beri
tanda check (√) pada jawaban yang dimaksud.
No PERNYATAAN PERHATIAN ORANG TUA L SR KD TP
1 Orang tua memberikan contoh hidup disiplin.
2 Orang tua mengajarkan berkata bohong.
3 Orang tua mengajak saya terlibat dalam setiap
kegiatan keluarga dan masyarakat.
4 Orang tua memberikan makanan menyehatkan
dirumah.
5 Orang tua mengantarkan saya ke sekolah.
6 Orang tua membiarkan saya pergi ke sekolah
sendiri.
7 Orang tua menghargai perkataan saya
8 Orang tua mengabaikan nilai-nilai yang saya
dapatkan di sekolah.
9 Orang tua memberikan hadiah jika saya
mendapatkan nilai yang bagus pada pelajaran
PKn.
10 Orang tua membentak saya jika banyak bertanya.
Lampiran 10
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
Nama : ______________________
Kelas : ___________
PETUNJUK PENGISIAN
1. Tulislah nama di tempat yang telah disediakan
2. Bacalah dengan teliti seluruh pertanyaan di bawah ini
3. Berilah tandah cheklist (√ ) pada kolom jawaban yang dianggap paling tepat !
SL = Selalu ( Selalu melakukan, tidak pernah tidak )
SR = Sering ( Tidak selalu, tapi sering melakukan )
KD = Kadang – Kadang ( Melakukan, tetapi lebih banyak tidaknya )
TP = Tidak Pernah ( Tidak pernah melakukan )
Jika membatalkan jawaban, coretlah jawaban yang dibatalkan, kemudian beri
tanda check (√) pada jawaban yang dimaksud.
No PERNYATAAN MOTIVASI SISWA SL SR KD TP
1 Saya mendapat sarapan pagi yang menyehatkan
dari orang tua.
2 Saya tidur larut setiap harinya.
3 Saya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dengan baik
4 Saya takut pergi ke sekolah sendiri.
5 Saya giat belajar PKn karena mendapat dorongan
dari teman-teman.
6 Saya malu maju ke depan kelas jika disuruh oleh
guru.
7 Saya belajar lebih giat jika memperoleh pujian
dari orang lain
8 Guru mengabaikan keberhasilan saya pada
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
9 Saya menjawab pertanyaan dari guru PKn
HASIL TABULASI ANGKET PENELITIAN DI KELAS V
Lampiran 11
No. Pernyataan X MN
H
MH
ZS MI
AM
S
AFI
AD
HD
NFD
DJA M
JD
ASH
AA
DS
PHS
SDM
GM
A
AD
RIA
ZA
NA
RID
CFR
PM
VRA
ZD
WK
RA
AI
JML
77%
82%
1 Butir 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 104 93%
2 Butir 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1 102 91%
3 Butir 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 1 1 71 63%
4 Butir 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 1 2 3 96 86%
5 Butir 5 4 4 3 4 3 2 4 3 1 3 3 3 3 2 1 1 4 3 3 4 2 4 3 1 2 3 1 1 75 67%
6 Butir 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 3 4 3 1 4 4 3 97 87%
7 Butir 7 2 2 2 4 2 2 2 2 4 3 1 2 2 2 4 4 2 2 2 1 3 1 1 4 1 1 1 3 62 55%
8 Butir 8 3 1 4 4 2 4 2 3 2 3 4 2 1 2 4 3 2 2 2 4 4 2 1 1 3 3 3 1 72 64%
9 Butir 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 1 4 4 100 89%
10 Butir 10 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 1 3 3 3 2 3 4 1 92 82%
Jumlah 37 34 36 38 34 35 34 34 33 35 31 32 31 31 36 34 34 27 28 33 29 28 28 26 24 24 24 21 871 1705 3376
No. Pernyataan Y
1 Butir 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 2 2 3 2 1 4 3 3 4 1 4 90 80%
2 Butir 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 1 3 1 3 3 3 4 1 3 3 3 4 3 2 87 78%
3 Butir 3 2 4 4 4 1 3 4 2 1 2 4 3 2 2 1 1 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 1 2 64 57%
4 Butir 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 103 92%
5 Butir 5 4 3 2 3 4 2 1 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 1 2 2 3 2 1 1 1 64 57%
6 Butir 6 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 1 4 3 1 2 4 2 1 1 3 1 2 4 80 71%
7 Butir 7 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 1 3 4 2 2 3 3 2 4 89 79%
8 Butir 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 4 3 3 102 91%
9 Butir 9 4 4 3 2 4 3 4 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 4 1 1 2 72 64%
10 Butir 10 1 3 2 3 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 1 3 2 2 1 4 1 2 1 2 4 1 72 64%
Jumlah 35 37 34 32 35 33 34 32 33 30 33 31 32 32 25 27 27 30 29 24 27 25 24 25 26 25 22 24 823
Total 72 71 70 70 69 68 68 66 66 65 64 63 63 63 61 61 61 57 57 57 56 53 52 51 50 49 46 45 1694 3316 6561
75%
64%
85%
64%
77%
73%
82%
80%
60%
86%
79%
Lampiran 12
No. Nama X Y XY X2 Y21 MNH 37 35 1295 1369 12252 MH 34 37 1258 1156 13693 ZS 36 34 1224 1296 11564 MI 38 32 1216 1444 10245 AMS 34 35 1190 1156 12256 ADH 34 34 1156 1156 11567 AFI 35 33 1155 1225 10898 DN 34 32 1088 1156 10249 FDD 33 33 1089 1089 108910 JA 35 30 1050 1225 90011 MAJ 31 33 1023 961 108912 DA 32 31 992 1024 96113 SHA 31 32 992 961 102414 ADS 31 32 992 961 102415 PHS 36 25 900 1296 62516 SDMP 34 27 918 1156 72917 GMAS 34 27 918 1156 72918 ADR 27 30 810 729 90019 IAZ 28 29 812 784 84120 AN 33 24 792 1089 57621 AFR 29 27 783 841 72922 IDC 28 25 700 784 62523 FRP 28 24 672 784 57624 MV 26 25 650 676 62525 RAZ 24 26 624 576 67626 DWK 24 25 600 576 62527 RA 24 22 528 576 48428 AI 21 22 462 441 484
871 821 25889 27643 24579
77,7679 73,304
Jumlah
Presentase
REKAPITULASI DATA PENELITIAN
VARIABEL X DAN VARIABEL Y
Lampiran 11
WAWANCARA ORANG TUA SISWA
Hari/tanggal : Kamis/ 12 Mei 2016
Lokasi : Di Sekolah
Interviewer : YN Orang Tua dari MNH (siswa yang mendapatkan skor angket
tertinggi)
Jabatan : Orang Tua Siswa Kelas 5 SD
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan ?
Jawab : Ilmu yang mempelajari tentang Kewarganegaraan.
2. Apakah anak Bapak/Ibu mempunyai buku paket Pendidikan
Kewarganegaraan ?
Jawab : Punya
3. Ada berapa banyak buku yang dimiliki anak Bapak/Ibu untuk menunjang
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan ?
Jawab : RPUL, UUD ’45, Buku Pintar.
4. Apakah Bapak/Ibu selalu menanamkan kepada anak untuk mencintai tanah
air ?
Jawab : Selalu
5. Kapan anak Bapak/Ibu biasa belajar atau mengerjakan tugas ?
Jawab : Ba’da magrib, siang setelah pulang sekolah, di tempat bimbel
6. Dimana anak Bapak/Ibu belajar atau mengerjakan tugas ?
Jawab : Di rumah, di sekolah, di tempat bimbel
7. Siapa yang sering membimbing anak Bapak/Ibu dalam belajar ?
Jawab : Saya sendiri
8. Pernahkah anak Bapak/Ibu bertanya tentang Pendidikan Kewarganegaraan
dirumah ?
Jawab : Sering
9. Bagaimana pertumbuhan nilai ujian anak Bapak/Ibu dari waktu ke waktu ?
Jawab : Meningkat
10. Jika anak Bapak/Ibu mendapatkan nilai Pendidikan kewarganegaraan yang
sangat baik, apa yang akan Bapak/Ibu lakukan ?
Jawab : Saya puji dan saya berikan hadiah agar anak saya semangat
WAWANCARA ORANG TUA SISWA
Hari/tanggal : Kamis/ 12 Mei 2016
Lokasi : Di Toko Ibu SM
Interviewer : SM Orang Tua dari AI (siswa yang mendapatkan skor angket
rendah)
Jabatan : Orang Tua Siswa Kelas 5 SD
1. Menurut Bapak/Ibu apa pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan ?
Jawab : Agar dapat menjadi warga negara yang baik
2. Apakah anak Bapak/Ibu mempunyai buku paket Pendidikan
Kewarganegaraan ?
Jawab : Punya
3. Ada berapa banyak buku yang dimiliki anak Bapak/Ibu untuk menunjang
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan ?
Jawab : Ada tapi hilang tidak ketemu
4. Apakah Bapak/Ibu selalu menanamkan kepada anak untuk mencintai tanah
air ?
Jawab : Selalu
5. Kapan anak Bapak/Ibu biasa belajar atau mengerjakan tugas ?
Jawab : Ba’da magrib
6. Dimana anak Bapak/Ibu belajar atau mengerjakan tugas ?
Jawab : Di rumah, di sekolah
7. Siapa yang sering membimbing anak Bapak/Ibu dalam belajar ?
Jawab : Saya sendiri, kakaknya, Bapaknya
8. Pernahkah anak Bapak/Ibu bertanya tentang Pendidikan Kewarganegaraan
dirumah ?
Jawab : Pernah
9. Bagaimana pertumbuhan nilai ujian anak Bapak/Ibu dari waktu ke waktu ?
Jawab : Biasa
10. Jika anak Bapak/Ibu mendapatkan nilai Pendidikan kewarganegaraan yang
sangat baik, apa yang akan Bapak/Ibu lakukan ?
Jawab : Saya puji