npd

download npd

of 4

Transcript of npd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit cacar air mungkin sudah tidak asing lagi Cacar air adalah infeksi akut primer yang menyerang kulit, disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Penyebaran penyakit ini secara aerogen atau melalui udara, serta sentuhan langsung dengan cairan dalam lepuhan cacar air (Continuing Profesional Development Dokter, 2011). Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak usia 1-6 tahun, adakalanya cacar air akan menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada kulit yang mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa yang menderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih parah. Cacar air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika terjangkit sewaktu hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia (Anonim, 2005). Dari data Dinkes 2006 tercatat bahwa penderita cacar air sebanyak 1.771 orang. Sebagai pilihan terapi utama pada cacar air adalah acyclovir. Acyclovir merupakan cyclic purine nukleotida 2-deoxyguanosine, derivate analog dari guanosine, rumus kimia {9-[(2-hidroxyethoxy) methyl] guanine}, secara klinik digunakan pada treatment virus herpes simplex (HSV), virus varicella zoster (VZV), cytomegalovirus, dan infeksi virus Epstein Barr. Yang unik dari acyclovir adalah selektivitasnya sebagai substrat pada virus yang spesifik terhadap tymidine kinase (TK) yang disandikan oleh HSV dan VZV. Intravena, oral dan rute topikal adalah pemberian yang biasa pada agen antivirus yang berbeda. Pada kasus infeksi kulit, aplikasi pada topical memiliki beberapa keuntungan, termasuk kenyamanan dan mengurangi efek samping. Absorpsi acyclovir secara oral adalah lambat, bervariasi dan tidak tuntas, dengan bioavalibilitas 15-30%. Sediaan acyclovir dipasaran kebanyakan berbentuk ointment (MIMS 2009). Sediaan acyclovir ointment bila ditinjau dari. Oleh karena itu dikembangan sediaan topical gel acyclovir. Diharapkan sediaan gel acyclovir

memiliki.dibandingkan meningkatkan 1.2 Tujuan

ointment,

sehingga

dapat

Mengembangkan produk sediaan farmasi yang mengandung bahan aktif acyclovir dalam bentuk sediaan gel sebagai antivirus topical. 1.1 Manfaat Mahasiswa mendapatkan gambaran bagaimana obat dirancang, scale up, sampai dengan proses registrasinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjuan Tentang Sediaan Gel Gel merupakan system semipadat yang terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan system dua fase. Dalam system dua fase jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative besar, maka gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma. Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan (Depkes, 1995). Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian sehingga tidak terlihat adanya ikatan antar molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misal karbomer) atau gom alam (misal tragakan). Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topical atau dimaksukkan ke dalam lubang tubuh (Depkes, 1995). . 2.2 Tinjauan Tentang Acyclovir 2.2.1 Sifat fisikokimia Struktur kimia acyclovir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Struktur Kimia Acyclovir Nama Kimia : 2-Amino-1,9-dihydro-9-(2-hydroxyethoxymethyl)-6H-

purin-6-one

Karakteristik Kelarutan Titik lebur Stabilitas

: Serbuk kristal putih : Sedikit larut air, larut dalam hydroclorid acid, tidak larut dalam alcohol, : 250C : Larutan acyclovir dengan 0,9% NaCl dan 5% dextrose stabil dalam 7-21 hari berturut-turut bila disimpan dalam suhu 23C

Inkompatibilitas : Dengan foscarnet

2.2.2 Tinjaun farmakologi