Nobel 2012 STEM CELL
-
Upload
arif-mc-toms -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
description
Transcript of Nobel 2012 STEM CELL
Pengumuman pemenang Nobel Kedokteran 2012 telah dilakukan pada Senin (8/10/2012). Dua
peneliti asal Inggris dan Jepang, John B. Gurdon dari University of Cambridge dan Shinya
Yamanaka dari Kyoto University, berbagi kemenangan itu.
Seperti biasa setelah pengumuman pemenang nobel, publik dan peneliti bereaksi. Kebanyakan
memuji dan mengakui kehebatan hasil karya para peneliti tersebut. Namun, apa sebenarnya hasil
studi dua peneliti peraih Nobel Kodekteran 2012 itu? Apa dampaknya?
Diberitakan New York Times, Selasa (9/10/2012), riset yang berhasil membawa Gurdon dan
Yamanaka sebagai pemenang nobel adalah penelitian sel punca. Sel punca adalah sel embrionik
atau primitif yang memiliki totipotensi, mampu terspesialisasi menjadi beragam jenis sel.
Riset Gurdon dan Yamanaka mengubah pandangan bahwa spesialisasi sel tidak bersifat balik.
Berdasarkan riset dua peneliti itu, sel dewasa yang telah mengalami spesialisasi ternyata bisa
diubah lagi menjadi sel punca.
Untuk bisa diakui sebagai penelitian hebat dan layak mendapatkan hadiah nobel, butuh waktu
setengah abad. Riset dimulai pada tahun 1962 dan baru pada tahun ini publik secara luas bisa
mengetahuinya. Penerapannya sudah terbayang namun belum bisa dirasakan.
Berawal dari kloning katak
percobaan kataknya Gurdon
Gurdon memulai penelitian pada tahun 1962 atas rekomendasi dari supervisor-nya. Ia mencoba
menginjeksikan inti sel usus katak dewasa yang mengandung DNA ke sel telur yang inti selnya
telah diangkat.
Penelitian Gurdon awalnya menuai sikap skeptis dari ilmuwan lain. Pasalnya, dipahami
sebelumnya bahwa sel dewasa adalah sel yang sudah mengalami spesialisasi, tidak bisa
membuahi.
Namun, di luar dugaan, Gurdon membuktikan bahwa pandangannya benar. Inti sel usus katak
dapat berperilaku seperti inti sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi, individu baru tetap dapat
dihasilkan.
Penelitian Gourdon menjadi salah satu awal penelitian sel punca dan kloning. Salah satu
pencapaian kloning adalah domba Dolly yang lahir tahun 1996. Domba itu adalah satu-satunya
mamalia kloning yang hidup dari 277 percobaan.
Meski berhasil membuktikan, Gourdon tetap tak percaya diri. Diberitakan Nature, Selasa,
Gurdon baru memublikasikan hasil risetnya 2 tahun setelah mendapatkan gelar doktor di Oxford
University dan menuntaskan postdoc di California Institute of Technology.
Jawaban setelah 44 tahun
Penelitian Gurdon telah dikonfirmasi kebenarannya oleh ilmuwan lain. Namun, satu pertanyaan
tersisa. Bagaimana sel dewasa mampu berubah lagi menjadi sel punca? Gen apa yang berperan?
Di sinilah peran serta Yamanaka.
Yamanaka meneliti sel-sel tikus. Pada tahun 2006, ia menemukan empat protein atau agen
transkripsi yang berperan dalam pemrograman ulang sel. Dengan injeksi protein itu, Yamanaka
bisa mengubah sel dewasa menjadi sel punca.
Sel punca yang dihasilkan dari riset Yamanaka disebut induced pluripotent cell (iPS Cell) atau
sederhananya sel punca bersifat pluripotensi hasil induksi. Beragam manfaat bisa dipetik dari sel
hasil riset ini.
Saat penelitian, Yamanaka menggunakan sel jaringan ikat pada tikus. Dari hasil pemrograman
ulang sel, sel punca yang dihasilkan bisa diubah menjadi sel jantung, saraf dan jenis sel yang
terspesialisasi lainnya.
Nah, yang mau saya ungkapkan melalui blog ini adalah kalau ternyata penelitian mengenai Stem
Cell udah sejauh itu :o keren yah… Cuma itu sih #plak. Oke, sebenernya cuma mau berbagi
berita aja sih sama pengetahuan mengenai Induced Pluripotent Stem Cell atau iPSCs (perhatian:
itu bukan gadget keluaran Apple ya :P macam iPhone, iPad). Karena saya masih termasuk orang
awam yang nggak begitu ahli maka penataran mengenai iPSCs hanya seputar sepengetahuan
saya saja, maaf kalau tidak jelas -_-
yang di kiri itu Pak Yamanaka, dan yang kanan pak Gurdon sayangnya nggak ada fotoku
Induced Pluripotent Stem Cell
Induced Pluripotent Stem Cell atau biasa disebut IPS cells atau IPSCs adalah jenis dari
pluripotent stem cell buatan yang dibuat dari non-pluripotent cell- biasanya dari sel somatik
dewasa dengan menginduksi “paksa” ekspresi gen spesifik. IPSCs dibuat pertamakali pada tahun
2006 dengan sel tikus kemudian tahun 2007 dari sel manusia yang dilakukan oleh Bapak Shinya
Yamanaka dan timnya.
Bergantung pada metode yang digunakan, pemrograman ulang dari sel dewasa untuk
mendapatkan iPSCs dapat menimbulkan resiko tertentu yang mengakibatkan pembatasan
penggunaan pada manusia. Sebagai contoh, jika virus digunakan untuk mengubah genom dari sel
tersebut, maka ekspresi dari gen-penyebab-kanker “onkogen” akan terpicu. Pada Februari 2008,
ilmuwan menemukan sebuah teknik yang dapat menghilangkan onkogen pada proses induksi sel
pluripotent, sehingga meningkatkan penggunaan iPSCs pada manusia. Pada April 2009,
penelitian tersebut menunjukkan bahwa generasi dari iPSCs memungkinkan digunakan tanpa
adanya perubahan genetik pada sel dewasa: perlakuan berulang pada sel dengan proteins
channeled tertentu ke dalam sel viapoly-arginine anchors cukup untuk menginduksi
pluripotency.
Produksi iPSCs
iPS cells biasanya dibuat dengan proses transfection dari gen terkait stem cell ke dalam non-
pluripotent cells, seperti fibroblast dewasa (sel penghasil matriks ekstraselular dan jaringan ikat),
meskipun demikian teknik ini tidak terkenal karena diketahui teknik ini riskan terhadap
pembentukan kanker. Transfeksi biasanya diperoleh melalui viral vectors, seperti retrovirus. Gen
Transfeksi termasuk regulator transkripsi Oct-3/4 (Pou5f1) dan Sox2. Setelah 3-4 minggu,
sebagian kecil dari sel transfeksi mulai berubah secara morfologis dan biokemis menyerupai
pluripotent stem cells, dan biasanya diisolasi melalui seleksi morfologi, penggandaan waktu, atau
melalui reporter gene dan seleksi antibiotik. (Sumber: Wikipedia)
skema pembuatan iPSCs:
1. Mengisolasi dan mengkultur sel donor (bentuknya kayak jeli yah)
2. Transfeksi gen terkait stem cell ke dalam sel dengan vektor virus
3. Panen dan kultur sel sesuai dengan kultur Embrionic Stem Cell
4. Sebagian dari sel tertransfeksi menjadi iPSCs dan membentuk sel yang menyerupai koloni ES
Nah, berdasarkan Boyer et al., 2005 dan Loh et al., 2006, Oct3/4, Sox2, dan Nanog adalah
protein yang berfungsi sebagai faktor inti transkripsi untuk mendapatkan sifat pluripotent. Tapi
berdasarkan studi yang dilakukan oleh Pak Yamanaka dan timnya, hanya Oct3/4 dan Sox2 saja
yang dibutuhkan untuk iPS, sementara Nanog tidak diperlukan. Bahkan, Yamanaka
mengidentifikasi c-Myc dan Klf4 sebagai faktor esensial juga. Jadi sesuai berita
dari Kompas di atas, ada total 4 protein atau agen transkripsi yaitu: Oct3/4; Sox2; c-Myc; dan
Klf4.
Wah, ternyata Stem Cell ada yang bisa dibikin dari sel dewasa juga ni. Berarti hasil temuan ini
bakal merubah paradigma bahwa stem cell hanya bisa diambil dari embrio atau plasenta aja.
Hoho semoga saja temuan ini bakal sukses dan dapat digunakan semestinya… Sekian dan
sampai jumpa