Nita Kurnia

196
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN GIZI BALITA DI POSYANDU KELURAHAN SUKASARI KECAMATAN TANGERANG KOTA TANGERANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: NITA KURNIA 107101001911 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

description

kesmas

Transcript of Nita Kurnia

Page 1: Nita Kurnia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA

DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN GIZI BALITA DI POSYANDU

KELURAHAN SUKASARI KECAMATAN TANGERANG

KOTA TANGERANG TAHUN 2011

SKRIPSI Diajukan sebagai Persyaratan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

NITA KURNIA

107101001911

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: Nita Kurnia

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, November 2011 Nita Kurnia, NIM : 107101001911 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2011 xxiv + 124 halaman + 30 tabel, 2 bagan, 5 lampiran

ABSTRAK

Partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk keterlibatan secara aktif dari masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Dalam bidang kesehatan, salah satu partisipasi masyarakat adalah pemantauan pertumbuhan berat badan balita di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), dengan tolak ukur, melihat jumlah balita yang ditimbang dibandingkan jumlah balita seluruhnya (D/S). Hasil laporan Puskesmas Sukasari tahun 2010, angka D/S paling rendah terdapat di Kelurahan Sukasari yaitu 15%. Angka tersebut masih jauh dibawah target Nasional yaitu 80%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-raktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2011, yang dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 90 ibu balita. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik chi square serta analisis multivariat untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di posyandu dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita berpartisipasi tidak aktif terhadap pelayanan gizi di Posyandu (53,3%). Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa umur ibu, tingkat pengetahuan ibu, persepsi ibu terhadap sarana di Posyandu, persepsi ibu terhadap sikap kader tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan gizi di posyandu Kelurahan Sukasari. Sedangkan tingkat pendidikan, status pekerjaan ibu, jarak dari rumah ke Posyandu, dukungan tokoh masyarakat dan kebutuhan yang dirasakan ibu terhadap pelayanan gizi di Posyandu memiliki hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita terhadap pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari pada tahun 2011. Selanjutnya, berdasarkan analisis multivariat diketahui bahwa jarak dari rumah ke Posyandu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan

Page 3: Nita Kurnia

iii

dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah untuk para ibu balita agar memaksimalkan penggunaan sarana di Posyandu untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan balitanya, dan sangat pentingnya dukungan dari tokoh masyarakat setempat untuk memotivasi ibu balita datang ke Posyandu. Untuk PuskesmasSukasari disarankan agar meningkatkan pembinaan kader, menambah keberadaan Posyandu dekat dengan rumah warga. Untuk Dinas Kesehatan kota Tangerang disarankan dapat memberikan pembinaan Posyandu untuk meningkatkan motivasi dan kualitas pelayanan yang diberikan di Posyandu.

Daftar Bacaan: 57 (1990-2010)

Page 4: Nita Kurnia

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM Undergraduate Thesis, November 2011 Nita Kurnia, NIM : 107101001911 Factors Associated with Participation of Toddler Mother That Used of Nutrition Services in Posyandu in Sukasari Village Tangerang Subdistrict of Tangerang City at 2011 xxiv + 124 pages, 30 tables, 2 charts, 5 attachments

ABSTRACT

Community participation is a form of active involvement of communities in all aspects of life. In the field of health, community participation is one of growth monitoring weight infants in the IHC (Integrated Health Center), with the benchmark, see the number of infants who weighed under five compared to the amount of total (D / S). The results reported Sukasari Health Center in 2010, the number D / S are the lowest in the Village Sukasari of 15%. This figure is still well below the national target of 80%.

This study aims to determine the factor-raktor associated with the participation of mothers of toddlers nutrition service utilization in the IHC Urban Village District Sukasari Tangerang, Tangerang City Year 2011, which was held in July-October with a cross-sectional study design. The research sample consists of 90 mothers toddlers. Data analysis in this study consisted of univariate analysis to determine the frequency distribution of each variable, bivariate analysis to determine the relationship between independent and dependent variables using chi-square statistical tests and multivariate analysis to determine the most dominant factors associated with participation in the toddler's mother use of nutrition services at posyandu by using multiple logistic regression test.

The results showed that most mothers do not actively participate toddlers to nutrition services in the IHC (53.3%). Based on bivariate analysis is known that maternal age, level of knowledge of mothers, maternal perception of facilities in integrated health, maternal perception of the attitude of cadres do not have a meaningful relationship with the toddler's mother's participation in the utilization of nutrients in posyandu Village Sukasari. While the level of education, maternal employment status, distance from home to the IHC, the support of community leaders and the perceived needs of mothers of nutrition services at IHC have a significant association with the participation of a toddler's mother to the use of nutrition services in integrated health Sukasari Village in 2011. Furthermore, based on multivariate analysis is known that the distance from home to the IHC is the most dominant factors

Page 5: Nita Kurnia

v

associated with toddler's mother's participation in the utilization of nutrition services at IHC Village Sukasari Tangerang Tangerang District in 2011.

Based on this research, the advice can be given is for the mothers in order to maximize the use of children in integrated health facilities to monitor the development and growth of babies, and so the importance of support from local community leaders to motivate mothers to come to Posyandu toddlers. To PuskesmasSukasari suggested that increased formation of cadres, increase the presence of IHC residents close to home. To Tangerang city Health Department can provide guidance IHC suggested to increase the motivation and quality of services provided in the IHC.

Reading List: 57 (1990-2010)

Page 6: Nita Kurnia

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN GIZI BALITA DI POSYANDU

KELURAHAN SUKASARI KECAMATAN TANGERANG KOTA TANGERANG TAHUN 2011

Telah disetujui, diperiksa, dan layak diujikan dihadapan pembimbing Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, November 2011

Drs. M. Farid Hamzens, Msi

Pembimbing 1

Dr. H. Arif Sumantri, SKM, MKes

Pembimbing 2

Page 7: Nita Kurnia

vii

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 4 November 2011

Mengetahui,

Penguji I,

Drs. M. Farid Hamzens, Msi

Penguji II,

Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes

Penguji III

Frima Elda, SKM, MKM

Page 8: Nita Kurnia

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Nita Kurnia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 23 November 1989

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jln. KS. Tubun No.21 Rt. 04/03 Koang Jaya – Kota Tangerang,

15112

Email : [email protected]

Nomor Hp : 085692663640

PENDIDIKAN FORMAL

1994-1995 : TK Islam Al Ma’sum Tangerang 1995–2001 : SD Negeri Pasar Baru 1 Tangerang 2001-2004 : SMP Negeri 2 Tangerang 2004-2007 : SMA Negeri 2 Tangerang 2007-2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat.

Page 9: Nita Kurnia

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Puji serta syukur dipanjatkan kehadorat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karuniaNya sehingga laporan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan

Dengan Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu

Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2011 ini dapat

terselesaikan pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam dilimpahkan kepada junjungan

Nabi kita Rasulullah saw yang slalu memberikan cahaya dan petunjuk bagi kita semua.

Laporan skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir yang harus dipenuhi oleh penulis

pada semester delapan dan Alhamdulillah selesai pada awal november semester sembilan.

Dalam penulisan laporan ini, penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan sehingga

diperlukan masukan-masukan utuk penyempurnaan di masa yang akan datanng.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Prof.Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin,

Sp.And.

2. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, dr. Yuli Prapanca Satar, MARS

3. Mama yang tak hentinya selalu memberikan semangat dan mendoakan saya dalam setiap

waktunya dan Kakek tercinta karena dari hasil pensiunnya saya bisa menikmati proses

kuliah.

4. Bapak Drs. Farid Hamzens, M.Si sebagai pembimbing fakultas yang selalu memberikan

arahan dan motivasi selama proses pengerjaan skripsi.

5. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, nasihat, motivasi, dan saran-saran yang sangat berarti sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan ilmu yang

sangat bermanfaat dan semoga dapat siaplikasikan dalam kehidupan penulis.

7. Uwa, Tante, Om, Kakak – kakak sepupu, adik – adik sepupu yang selalu memberikan

semangat dan do’a.

Page 10: Nita Kurnia

x

8. Kakak dan adik kelas di kampus yang mengarahkan dan menghibur setiap harinya

9. Kepala Puskesmas Sukasari dan mba Dwi sebagai TPG Posyandu yang sangat membantu

berkordinasi di lapangan serta Ibu kader dan Ibu-ibu responden yang telah menyempatkan

waktu untuk membantu dalam proses pengisian kuesioner.

10. Teman – teman seperjuangan POEM (Putri cc Oneng, Ratih cc Eyang dan Ria cc Mpok)

yang saling berbagi, memberikan semangat dan bersama kalian selalu ada canda dan tawa.

Teman – teman Integrasi C untuk kebersamaan dan kekompakanya slama satu semester,

teman – teman Kelas Gizi Kesmas untuk kerjasamanya didalam kelas.

11. Teman – teman kosan Cheryl-Haykal (Tami, Kak Iha, Elva, Ani, Neng Atih, Arum, Euis,

Uji, Lilik, Vina dan Ami) terima kasih untuk canda,tawa dan kebersamaannya selama ini.

Dan seluruh pihak yang belum sempat disebutkan, terima kasih atas bantuannya.

Semoga hasil skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan semua pembaca.

Terakhir kritik dan saran sangat penulis harapkan demi tercapainya perbaikan di masa yang

akan datang.

Wassalamu’Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Ciputat , November 2011

Penulis

Page 11: Nita Kurnia

xii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………... i

ABSTRAK…………………………………………………………….... ii ABSTRACT…………………………………………………………….. iv

LEMBAR PERSETUJUAN……….…………………………………… vi

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………... viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………… ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xx

DAFTAR BAGAN………………………………………………………. xxiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xxiv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………….... 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………….. 8

1.3 Pertanyaan Penelitian…………………………………….. 9

1.4 Tujuan Penelitian………………………………………….. 11

1.4.1 Tujuan Umum …………………………………….... 11

1.4.2 Tujuan Khusus …………………………………….. 11

1.5 Manfaat Penelitian……..………………………………… 13

1.5.1 Bagi Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kota 13

Page 12: Nita Kurnia

xiii

Tangerang…………………………………………….

1.5.2 Bagi Masyarakat di Wilayah Puskesmas Sukasari

Kota Tangerang........................................................... 13

1.5.3 Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…..……. 14

1.5.4 Bagi Peneliti…………………………………………. 14

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………… 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 15

2.1 Posyandu……...……………………………………………. 15

2.1.1 Konsep Dasar Posyandu…………………………… 15

2.1.2 Tujuan Penyelenggaran Posyandu…...…...…………. 15

2.1.3 Sasaran Posyandu……………………………………. 16

2.1.4 Kegiatan Gizi Posyandu……………………………... 17

2.1.5 Perkembangan Posyandu……………………………. 19

2.1.6 Cakupan Penimbangan Balita……………………….. 21

2.2 Partisipasi Masyarakat..……………………………………. 22

2.2.1 Pengertian....………………………............................ 22

2.2.2 Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat............ 25

2.2.3 Tahap-Tahap Partisipasi……………………………... 26

2.3 Perilaku Kesehatan……………….………………………… 27

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu

Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di 31

Page 13: Nita Kurnia

xiv

Posyandu…………………………………………………...

2.4.1 Umur Ibu…………...………………………………... 31

2.4.2 Pendidikan Ibu…….………………………………… 33

2.4.3 Status Bekerja Ibu….………………………………... 34

2.4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu…………………………… 35

2.4.5 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu…………….. 37

2.4.6 Persepsi Ibu tentang Kelengkapan Sarana di

Posyandu……………………………………………. 38

2.4.7 Persepsi Ibu tentang Kader Kesehatan……………... 39

2.4.8 Dukungan Tokoh Masyarakat……………………….. 40

2.4.9 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita terhadap

Pelayanan Gizi di Posyandu……………………… 40

2.5 Kerangka Teori….……………………………………...….. 41

BAB III Kerangka Konsep dan Definisi Operasional………..…………. 43

3.1 Kerangka Konsep…………………………………………... 43

3.2 Definisi Operasional….………………………………...….. 46

3.3 Hipotesis…………………………………………………… 49

BAB IV Metodologi Penelitian.…………………………………………. 51

4.1 Desain Penelitian……………………………….………….. 51

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………. 51

4.2.1 Lokasi Penelitian..…………………………………... 51

4.2.2 Waktu Penelitian…………………………………….. 52

Page 14: Nita Kurnia

xv

4.3 Populasi dan Sampel……………………………………….. 52

4.3.1 Populasi………………….…………………………... 52

4.3.2 Sampel…………………….…………………………. 52

4.4 Instumen Penelitian………………………………………… 54

4.5 Uji Coba Instrumen………………………………………… 54

4.6 Pengumpulan Data…………………………………………. 55

4.7 Pengolahan Data…………………...………………………. 55

4.8 Analisis Data…………….…………………………………. 56

4.8.1 Analisis Data Univariat……………………………… 56

4.8.2 Analisis Data Bivariat……..………………………… 56

4.8.3 Analisis Multivariat…………………………………. 57

BAB V HASIL………………..…………………………………………. 59

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian….……….………….. 59

5.1.1 Keadaan Geografis…………………………………... 59

5.1.2 Keadaan Demografi……………………………..….. 59

5.2 Analisis Univariat………………….….……….………….. 62

5.2.1 Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan

Gizi di Posyandu….……………………………..….. 62

5.2.2 Umur Ibu…………………………………………….. 62

5.2.3 Pendidikan Ibu………………………………………. 63

5.2.4 Status Bekerja Ibu…………………………………… 64

5.2.5 Tingkat Pengetahuan Ibu……………………………. 65

Page 15: Nita Kurnia

xvi

5.2.6 Jarak tempuh dari Rumah ke Posyandu……………. 65

5.2.7 Persepsi Ibu Tentang Sarana di Posyandu...………… 66

5.2.8 Persepsi Ibu Terhadap Sikap Kader Kesehatan……. 66

5.2.9 Dukungan Tokoh Masyarakat……………………….. 67

5.2.10 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita terhadap

Pelayanan Gizi di Posyandu……………………….. 68

5.3 Analisis Bivariat.………………….….……….………….. 69

5.3.1 Hubungan Antara Umur Ibu dengan Partisipasi Ibu

dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di

Posyandu………….……………………………..…..

69

5.3.2 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi

Ibu Balita dalam Pemanfaatan Gizi di Posyandu…. 70

5.3.3 Hubungan Antara Status Bekerja Ibu dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan

Gizi di Posyandu……………………………………

71

5.3.4 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan

Gizi di Posyandu……………………………………

72

5.3.5 Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Posyandu

dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan

Pelayanan Gizi di Posyandu……………………….

73

Page 16: Nita Kurnia

xvii

5.3.6 Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sarana di

Posyandu dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu…………

74

5.3.7 Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sikap Kader

Kesehatan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu….

75

5.3.8 Hubungan Antara Dukungan Tokoh Masyarakat

dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan

Pelayanan Gizi di Posyandu………………………..

76

5.3.9 Hubungan Antara Kebutuhan yang Dirasakan Ibu

Balita terhadap Pelayanan di Posyandu dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan

Gizi di Posyandu…………………………………….

77

5.4 Analisis Multivariat……………….….……….………….. 79

5.4.1 Faktor Paling Dominan Berhubungan Dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan

Gizi di Posyandu...……………………………..…..

79

BAB VI PEMBAHASAN…....…………………………………………. 86

6.1 Keterbatasan Penelitian……………….……….………….. 86

6.2 Gambaran Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan

Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari…………. 86

Page 17: Nita Kurnia

xviii

6.3 Umur Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita

dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu………… 89

6.4 Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu

Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu…. 91

6.5 Status Bekerja Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi

Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu.

94

6.6 Tingkat Pengetahuan Ibu dan Hubungannya dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi

di Posyandu………………………………………………...

96

6.7 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu dan Hubungannya

dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan

Pelayanan Gizi di Posyandu……………………………….

99

6.8 Persepsi Ibu tentang Sarana di Posyandu dan Hubungannya

dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan

Pelayanan Gizi di Posyandu………………..

101

6.9 Persepsi Ibu tentang Sikap Kader Kesehatan dan

Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu………………..

103

6.10 Dukungan Tokoh Masyarakat dan Hubungannya dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi

di Posyandu………………………………………………..

106

Page 18: Nita Kurnia

xix

6.11 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita terhadap Pelayanan

di Posyandu dan Hubungan dengan Partisipasi Ibu Balita

dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu…………

108

6.12 Analisis Multivariat………………………………………. 111

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……………………………..……. 114

7.1 Simpulan……………………………….……….………….. 114

7.2 Saran………………………………………………………... 116

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 120

LAMPIRAN

Page 19: Nita Kurnia

xx

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Halaman

Tabel 1.1 Presentase Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Riskesdas 2007…………………..

4

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian…..……… 46

Tabel 5.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Sukasari Tahun 2010……………..

60

Tabel 5.2 Distribusi Penduduk Kelurahan Sukasari Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2010….

60

Tabel 5.3 Jumlah Posyandu Puskesmas Sukasari Tahun 2010……………

61

Tabel 5.4 Distribusi Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………………………………..

62

Tabel 5.5 Distribusi Ibu Balita Menurut Umur Ibu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011….…………………………

63

Tabel 5.6 Distribusi Ibu Balita Menurut Pendidikan di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011……………………………..

63

Tabel 5.7 Distribusi Pendidikan Ibu Balita Berdasarkan Kategori “Rendah” dan “Tinggi” di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011………………………………

64

Tabel 5.8 Distribusi Ibu Balita Menurut Status Bekerja di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011……………………………… 64

Tabel 5.9 Distribusi Ibu Balita Menurut Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011………….

65

Page 20: Nita Kurnia

xxi

Tabel 5.10 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………………………………..

65

Tabel 5.11 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Sarana di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………………………………..

66

Tabel 5.12 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Kader di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………………………………..

67

Tabel 5.13

Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Dukungan Tokoh Masyarakat di Posyandu KelurahanSukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………………………………..

67

Tabel 5.14 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Kebutuhan yang Dirasakan terhadap Pelayanan di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011……………………………….

68

Tabel 5.15

Hubungan Antara Umur Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011………………………………

69

Tabel 5.16 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011……………………………….

70

Tabel 5.17

Hubungan Antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………

71

Page 21: Nita Kurnia

xxii

Tabel 5.18 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………

72

Tabel 5.19 Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Posyandu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………………………

73

Tabel 5.20 Hubungan Antara Persepsi Ibu tentang Sarana dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………….

74

Tabel 5.21 Hubungan Antara Persepsi Ibu tentang Sikap Kader dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………….

75

Tabel 5.22 Hubungan Antara Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011…………….

76

Tabel 5.23

Hubungan Antara Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Terhadap Pelayanan di Posyandu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari KecamatanTangerang,Kota Tangerang Tahun 2011……………………………….

78

Tabel 5.24 Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang Akan Masuk Model Multivariat…………………………….

80

Tabel 5.25 Hasil Pemodelan Prediksi Partisipasi Ibu ke Posyandu……………………………………………...

81

Tabel 5.26 Hasil Uji Interaksi……………………………………. 82

Tabel 5.27 Model Prediksi Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu KelurahanSukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011……………………………….

83

Page 22: Nita Kurnia

xxiii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu..................…………………………………

44

3.1 Kerangka Konsep Penelitian………………………… 42

Page 23: Nita Kurnia

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Jurusan

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari KesBang Kota Tangerang

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Lampiran 4 Keusioner

Lampiran 5 Analisis Univariat, Bivariat, dan Multivariat

Page 24: Nita Kurnia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Dalam hal ini,

derajat kesehatan masyarakat dapat ditentukan dengan beberapa indikator,

diantaranya adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu

(AKI), dimana jika AKB dan AKI naik maka derajat kesehatan masyarakat

masih rendah dan sebaliknya (Depkes,2009). Berbagai faktor dapat

mempengaruhi naik dan turunnya AKB dan AKI, diantaranya belum

dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan seperti Posyandu secara optimal

oleh masyarakat. Posyandu merupakan salah satu wujud pemberdayaan

masyarakat yang strategis dalam pembangunan kesehatan dengan tujuan

mewujudkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan

kesehatan (Widiastuti,2006).

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah satu bentuk upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna

memberdayakan masyarakat dan memberi kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Depkes, 2006). Dalam hal ini

dibutuhkan upaya perbaikan gizi masyarakat selain sebagai program yang

tersendiri juga terintegrasi dalam program kesehatan lain. Salah satu bentuk

integrasi tersebut adalah kegiatan upaya perbaikan gizi di Posyandu diantaranya

Page 25: Nita Kurnia

2

kegiatan penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,

penyuluhan gizi, PMT (Pemberian Makanan Tambahan), pemberian vitamin A,

dan pemberian tablet Fe. Sasaran dari program ini adalah bayi, Balita, ibu hamil

dan WUS (wanita usia subur) (Depkes RI, 2006).

Kegiatan gizi di Posyandu terbukti memberikan kontribusi yang besar

terhadap peningkatan status gizi masyarakat. Pernyataan ini didukung dengan

asumsi bahwa Posyandu merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk

meningkatkan status gizi Balita (Adisasmito, 2007). Ditambah lagi kenyataan

bahwa Posyandu merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi untuk

penimbangan Balita yaitu sebesar 78,3% jika dibandingkan pelayanan kesehatan

lainnya (Depkes RI, 2008). Posyandu juga diakui memberikan kontribusi yang

besar terhadap keberhasilan penurunan prevalensi masalah gizi kurang yang

menunjukkan penurunan dari 23,2% pada tahun 2003 menjadi 18,4% pada tahun

2007 (Supari, 2009).

Keberhasilan Posyandu dalam mendukung peningkatan status gizi

masyarakat tidak seiring dengan peningkatan kualitas Posyandu. Meskipun

secara kuantitas jumlah Posyandu mengalami peningkatan dari 267.000

Posyandu pada tahun 2010 yang tersebar di lebih dari 70.000 desa di seluruh

Indonesia (Depkes RI, 2010), tetapi dari segi kualitas Posyandu yang ada masih

ditemukan beberapa masalah antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan

kader yang belum memadai (Depkes RI, 2006). Padahal dengan adanya

Posyandu dapat mengembangkan sistem kesehatan daerah (Doherty,2004)

Page 26: Nita Kurnia

3

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010–2014, yaitu

meningkatnya umur harapan hidup menjadi 72 tahun, menurunnya angka

kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunnya angka

kematian ibu melahirkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, dan

menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak Balita menjadi 15% (Depkes,

2007).

Untuk itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI melalui Surat Nomor:

443/1334/SJ tanggal 8 Juni 2005, tentang program–program Kesehatan dasar dan

Penyakit menular antara lain meminta untuk segera melakukan revitalisasi dan

optimalisasi Posyandu. Dalam surat tersebut, Mendagri meminta agar pemerintah

Provinsi segera mengembangkan langkah–langkah kegiatan antara lain

meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan Kader, meningkatkan

pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana, meningkatkan peranserta

masyarakat, kemitraaan dengan swasta dan dunia usaha (Mendagri, 2005).

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk

mengetahui adanya hambatan pertumbuhan (growth faltering) secara dini.

Pertumbuhan dan perkembangan balita dipengaruhi oleh banyak faktor baik

secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah konsumsi

makanan, pelayanan kesehatan dasar, dan pola asuh. Sedangkan penyebab tidak

langsungnya adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu,

Page 27: Nita Kurnia

4

yang dalam pelaksanaannya masyarakat memperoleh pengetahuan dan

keterampilan.

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat.

Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan

penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor (Supariasa,2001). Untuk

itu, tingkat pasrtisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan Posyandu juga sangat

berpengaruh dalam mengurangi masalah gizi kurang dan gizi buruk. Untuk

mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat

diperlukan. Dalam Riskesdas 2007, dinyatakan tempat penimbangan dalam 6

bulan terakhir di Provinsi Banten yang tergambar pada tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Presentase Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir

dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Riskesdas 2007

Kabupaten/Kota Tempat Penimbangan Anak RS Puskesmas Polindes Posyandu

Pandeglang 2,2 3,4 0,0 92,2 Lebak 2,9 2,9 1,2 92,4 Kab. Tangerang 4,0 4,6 1,2 65,3 Serang 3,7 5,3 3,7 79,9 Kota Tangerang 7,5 10,3 7,5 55,1 Kota Cilegon 4,0 2,0 1,3 88,1 Banten 3,8 4,4 2,2 80,3

Sumber : Riskesdas, 2007

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Posyandu masih merupakan tempat

terbanyak dipilih sebagai tempat penimbangan balita (80,3%), dan hal ini berlaku

di semua kabupaten/kota di Provinsi Banten. Tempat penimbangan terendah

untuk Posyandu berada pada Kota Tangerang sebesar (55,1%) dan menunjukkan

Page 28: Nita Kurnia

5

bahwa Posyandu sebagai pilihan penimbangan balita lebih sedikit di daerah

perkotaan dibanding pedesaan, dan terjadi kecenderungan penurunan fungsi

Posyandu sebagai tempat penimbangan balita dengan meningkatnya status sosial

ekonomi keluarga (Riskesdas,2007). Sehingga dapat dikatakan, tingkat

partisipasi aktif masyarakat dalam memanfaatkan Posyandu sebagai tempat

penimbangan masih rendah terutama di daerah perkotaan.

Dalam hal ini, cakupan penimbangan balita di Posyandu yang ditunjukkan

oleh presentase jumlah balita yang datang per jumlah balita keseluruhan (D/S)

merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita,

cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi

kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A,

semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang

(Depkes, 2009).

Setelah mengetahui kekurangan gizi pada balita yang menyebabkan

mereka tidak bisa tumbuh optimal dan di masa depannya kemungkinan tidak bisa

bersaing, maka perlu diperhatikan peringatan dari Allah SWT sebagaimana

tersurat dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 9:

Yang artinya “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

Page 29: Nita Kurnia

6

mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan

yang benar”. (QS. An-Nisa: 9)

Menurut Departemen Kesehatan jika balita datang ke Posyandu (D) sama

dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu (S) maka kesadaran

masyarakat untuk menimbang anak balita baik, hal ini dilihat dari kehadiran

balita di Posyandu dan dapat memberikan gambaran tingkat partisipasi

masyarakat dalam kegiatan penimbangan. Menurut Departemen Kesehatan,

rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah jarak yang jauh (faktor

geografi), tidak adanya suatu kemampuan fasilitas (faktor informasi), biaya yang

tidak terjangkau (faktor ekonomi) dan tradisi yang menghambat pemanfaatan

fasilitas (faktor budaya) (Depkes, 2002).

Gambaran perilaku masyarakat dalam memanfaatakn sarana pelayanan

kesehatan yang ada didaerahnya dapat terlihat dari tingkat keberhasilan program

Posyandu yaitu cakupan penimbangan balita di Posyandu (Mamdy dalam

Juarsa, 2004). Sedangkan menurut teori Andersen dalam Sudarti (2008) tentang

model perilaku dan akses untuk pelayanan medis menjelaskan bahwa pelayanan

kesehatan memiliki tiga faktor yang berperan yaitu faktor predisposisi

(demografi, struktur sosial dan pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan),

faktor pendukung (jarak tempuh dari rumah ke Posyandu dan persepsi individu

terhadap pelayanan kesehatan), dan faktor kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan

oleh masyarakat). Sehingga dapat dikatakan Pemanfaatan Posyandu merupakan

Page 30: Nita Kurnia

7

suatu perilaku kesehatan ibu dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya

termasuk balita (Yamin, 2003).

Kota Tangerang adalah salah satu kota di wilayah provinsi Banten. Dinas

Kesehatan Kota Tangerang merupakan bagian dari Pemerintah Daerah (Pemda)

Kota Tangerang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan program kesehatan

termasuk didalamnya program gizi masyarakat melalui pengembangan

Posyandu. Tetapi pada kenyataannya tingkat partisipasi masyarakat D/S

(perbandingan antara jumlah anak yang ditimbang dibandingkan dengan seluruh

anak yang berada di wilayah tersebut) belum memenuhi target indikator yang

ditetapkan yaitu masih 44,65% secara keseluruhan di Kota Tangerang pada tahun

2010 sedangkan target nasional adalah 80%. Berdasarkan hasil pendataan Dinas

Kesehatan Kota Tangerang, diantara 13 kecamatan yang ada di Kota Tangerang,

kecamatan Tangerang merupakan kecamatan dengan tingkat (D/S) paling rendah

dan di kecamatan Tangerang terdapat 2 wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas

Tanah Tinggi dengan tingkat (D/S) 23,72% dan Puskesmas Sukasari yang

terendah tingkat (D/S) nya yaitu 21,29%. Sedangkan Puskesmas Sukasari

memiliki 6 wilayah kelurahan dan kelurahan dengan tingkat D/S terendah yaitu

kelurahan Sukasari dengan angka partisipasi 15% (Dinkes Kota Tangerang ,

2010).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan partisipasi Ibu balita terhadap pemanfaatan

pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang

Kota Tangerang tahun 2011.

Page 31: Nita Kurnia

8

1.2 Rumusan Masalah

Cakupan penimbangan balita di Posyandu ditunjukkan oleh presentase

jumlah balita yang datang per jumlah balita keseluruhan (D/S) dan merupakan

indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan

pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang.

Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi

cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Kasus kurang gizi dan gizi buruk terkadang sulit ditemukan di masyarakat,

salah satu penyebabnya adalah karena si ibu tidak membawa anaknya ke pusat

pelayanan kesehatan. Salah satu indikator pemanfaatan pelayanan kesehatan

adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan Posyandu. Dimana

pemanfaatan Posyandu merupakan suatu perilaku kesehatan ibu dalam

memelihara kesehatan anggota keluarganya termasuk balita

Kota Tangerang merupakan salah satu kotamadya di Provinsi Banten

yang cakupan kunjungan Posyandunya terendah yaitu 55,1% menurut data hasil

Riskesdas 2007, hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat

dalam memanfaatkan Posyandu sebagai tempat penimbangan masih rendah

secara umum dan belum mencapai target yang ditentukan oleh Departemen

Kesehatan sebesar 80%.

Dari 13 kecamatan yang ada di Kota Tangerang, Kecamatan Tangerang

merupakan kecamatan yang memiliki cakupan kunjungan Posyandunya

terendah yaitu 20,93%. Kecamatan Tangerang terbagi dalam dua wilayah

Puskesmas yaitu Puskesmas Tanah Tinggi dan Puskesmas Sukasari. Dari dua

Page 32: Nita Kurnia

9

Puskesmas tersebut presentase D/S yang paling rendah yaitu Puskesmas Sukasari

dengan cakupan 21,9% pada tahun 2010. Sedangkan Puskesmas Sukasari

memiliki 6 wilayah kelurahan dan Kelurahan Sukasari dengan tingkat D/S

terendah yaitu 15%. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi Ibu balita dalam pemanfaatan

pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang

Kota Tangerang tahun 2011.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran partisipasi Ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan

gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang tahun 2011?

2. Bagaimana gambaran karakteristik ibu Balita (umur, pendidikan dan

pekerjaan ibu) di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang tahun 2011?

3. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu Balita tentang Posyandu Balita di

Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

4. Bagaimana gambaran persepsi ibu Balita tentang jarak dari rumah ke

Posyandu, di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang tahun 2011?

Page 33: Nita Kurnia

10

5. Bagaimana gambaran persepsi ibu Balita tentang Kader dan Kelengkapan

Sarana pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

6. Bagaimana gambaran dukungan tokoh masyarakat dalam kegiatan

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang 2011?

7. Bagaimana gambaran kebutuhan yang dirasakan ibu Balita dalam

pelayanan Posyandu Balita di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang

Kota Tangerang tahun 2011?

8. Bagaimana hubungan karakteristik ibu Balita (umur, pendidikan dan

pekerjaan ibu) dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

9. Bagaimana hubungan pengetahuan ibu Balita tentang Posyandu Balita

dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

10. Bagaimana hubungan persepsi ibu Balita tentang Kader dan Kelengkapan

Sarana pelayanan di Posyandu dengan partisipasinya ke Posyandu di

Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

11. Bagaimana hubungan dukunga Tokoh Masyarakat dengan partisipasi Ibu ke

Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang

tahun 2011?

Page 34: Nita Kurnia

11

12. Bagaimana hubungan kebutuhan yang dirasakan ibu Balita dalam

pelayanan Posyandu Balita dengan partisipasinya ke Posyandu Kelurahan

Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

13. Apakah faktor paling dominan yang berhubungan dengan partisipasi ibu

balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan

Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran secara mendalam tentang hal – hal yang

mempengaruhi partisipasi Ibu balita terhadap pemanfaatan pelayanan gizi di

Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang Tahun 2011.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran partisipasi Ibu balita dalam pemanfaatan

pelayanan gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang tahun 2011?

2. Diketahuinya gambaran karakteristik Ibu Balita (umur, pendidikan, dan

pekerjaan ibu) di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang tahun 2011.

3. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu Balita tentang Posyandu

Balita di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang

tahun 2011.

Page 35: Nita Kurnia

12

4. Diketahuinya gambaran persepsi ibu Balita tentang jarak dari rumah ke

Posyandu, di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang tahun 2011.

5. Diketahuinya gambaran persepsi ibu Balita tentang Kader dan

Kelengkapan Sarana pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

6. Diketahuinya gambaran dukungan tokoh masyarakat dalam kegiatan

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang 2011?

7. Diketahuinya gambaran kebutuhan ibu Balita dalam pelayanan gizi di

Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang

tahun 2011.

8. Diketahuinya hubungan karakteristik ibu Balita (umur, pendidikan dan

pekerjaan ibu) dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

9. Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu Balita tentang Posyandu Balita

dengan partisipasinya ke Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

10. Diketahuinya hubungan persepsi ibu Balita tentang Kader dan

Kelengkapan Sarana pelayanan gizi di Posyandu dengan partisipasinya

ke Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang tahun 2011.

Page 36: Nita Kurnia

13

11. Diketahuinya hubungan dukunga Tokoh Masyarakat di Posyandu dengan

partisipasi Ibu ke Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang

Kota Tangerang tahun 2011.

12. Diketahuinya hubungan kebutuhan yang dirasakan ibu Balita dalam

pelayanan Posyandu Balita dengan partisipasinya ke Posyandu di

Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

13. Diketahuinya faktor yang paling berhubungan dengan partisipasi ibu

balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan

Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.2 Bagi Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi sehingga

dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka perencanaan

kegiatan selanjutnya khususnya pada program gizi dan promosi

kesehatan.

1.5.3 Bagi Masyarakat di Wilayah Puskesmas Sukasari Kota Tangerang

Hasil penelitian ini secara tidak langsung memberikan informasi

dan pemahaman kepada masyarakat khususnya ibu-ibu balita tentang

pemanfaatan Posyandu, serta mendukung program perbaikan gizi.

1.5.4 Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 37: Nita Kurnia

14

Memberikan tambahan pustaka tentang gambaran pemanfaatan

Posyandu oleh Ibu Balita sehingga dapat mendeteksi dan meningkatkan

status gizi balita dalam menanggulangi masalah gizi yang ada.

1.5.5 Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan referensi dan rekomendasi oleh peneliti

lain untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya khususnya terkait

pemanfaatan Posyandu.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Alasan dilakukannya penelitian ini karena berdasarkan hasil pendataan

oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang, tingkat partisipasi masyarakat di

Posyandu yang dinyatakan dalam D/S di wilayah Puskesmas Sukasari

menunjukkan angka terendah yaitu 21,9%. Penelitian dilakukan untuk

mengetahui gambaran secara mendalam faktor-faktor yang berhubungan dengan

partisipasi Ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan

Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan gizi Program studi

Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan akan

dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober tahun 2011 menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.

BAB II

Page 38: Nita Kurnia

15

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posyandu

2.1.1 Konsep Dasar Posyandu

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Daya Masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan dan dikelola dari, oleh,

untuk masyarakat guna memberikan kemudahan dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). UKBM adalah wahana pemberdayaan

masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh,

dari, dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,

lintas sektor, dan lembaga terkait lainnya (Depkes RI, 2006).

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang

bersifat non-instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi

yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan

memanfaatkan potensi setempat (Depkes RI, 2006).

2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut

(Sembiring, 2004):

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (Ibu

Hamil, melahirkan dan nifas).

Page 39: Nita Kurnia

16

2. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS), sebagai salah satu upaya mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan

umum dari tujuan nasional.

3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan keluarga berencana (KB)

beserta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat

sehat sejahtera.

2.1.3 Sasaran Posyandu

Posyandu merupakan program pemerintah dibidang kesehatan,

sehingga semua anggota masyarakat dapat memanfaatkan Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu) terutama (Depkes RI, 2006) :

1. Bayi (dibawah satu tahun)

2. Balita (dibawah lima tahun)

3. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, dan ibu menyusui

4. Pasangan Usia Subur (PUS)

Program Posyandu ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas

pertumbuhan dan kesehatan ibu dan anak.

2.1.4 Kegiatan Gizi di Posyandu

Page 40: Nita Kurnia

17

Kegiatan gizi di Posyandu merupakan salah satu kegiatan utama dan

umumnya menjadi prioritas dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Kegiatan yang dilakukan meliputi penimbangan berat badan, pencatatan

hasil penimbangan pada KMS (kartu menuju sehat) untuk deteksi dini

gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian

vitamin A, dan pemberian tablet Fe. Khusus untuk ibu hamil dan nifas

ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul yodium untuk yang

bertempat tinggal di daerah gondok endemic. Apabila setelah dua kali

penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas

(Depkes RI, 2006). Secara berlebih, kegiatan gizi yang ada di Posyandu

dijelaskan seperti dibawah ini.

a. Penimbangan Berat Badan Balita

Penimbangan berat badan dilakukan oleh kader terhadap Balita

dengan menggunakan alat timbangan berupa dacin untuk balita maupun

timbangan injak. Penimbangan Balita dilakukan pada saat hari buka

Posyandu. Dalam sistem lima meja dalam Posyandu, kegiatan

penimbangan ini dilakukan pada meja kedua.

b. Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

Hasil penimbangan berat badan yang dilakukan akan dicatat pada

KMS (kartu menuju sehat) yang akan menilai status gizi balita dan

mendeteksi secara dini jika terjadi gangguan pertumbuhan. KMS adalah

kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain

Page 41: Nita Kurnia

18

mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir

sampai anak berusia 5 tahun (Depkes RI, 2009).

Jenis informasi pada KMS berupa berat badan balita, pemberian

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif untuk bayi 0-6 bulan, imunisasi yang telah

diberikan, pemberian vitamin A, penyakit yang pernah diderita anak, dan

kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai tingkat usianya seperti

kemampuan merangkak, duduk, dan sebagainya.

Catatan atau informasi pada KMS merupakan alat pemantau

keadaan balita yang dapat dijadikan acuan untuk memberikan penyuluhan

kepada ibu/keluarga balita. Selain itu dapat pula dijadikan acuan untuk

memberikan rujukan baik ke pelayanan kesehatan yang ada di Posyandu

maupun ke Puskesmas.

c. Penyuluhan Gizi

Penyuluhan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader kepada

ibu/keluarga Balita. Penyuluhan dilakukan melalui pendekatan

perorangan, sehingga bukan merupakan penyuluhan kelompok. Meskipun

demikian, kader dan petugas kesehatan dapat melaksanakan penyuluhan

kelompok pada hari buka Posyandu atau di luar Posyandu.

Topik penyuluhan yang biasanya diberikan berupa cara memantau

pertumbuhan balita, tanda anak gizi buruk dan penangananya, Keluarga

Sadar Gizi (KADARZI), pemberian ASI eksklusif dan Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI), manfaat vitamin A dan zat besi serta akibat

jika kekurangan, dan materi terkait gizi lainnya.

Page 42: Nita Kurnia

19

Dalam melakukan penyuluhan gizi biasanya digunakan alat bantu

berupa media lembar balik, poster, leaflet/brosur, lembar simulasi, lembar

kasus, alat peraga (food model) dan sebagainya.

d. Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

Pemberian PMT dilakukan oleh kader pada saat hari buka

Posyandu. PMT yang diberikan dapat berasal dari sumbangan masyarakat

atau pun dari pihak Puskesmas sebagai program. Makanan tambahan

yang biasanya diberikan berupa bubur kacang hijau, biskuit, telur, susu,

dan makanan lainnya.

e. Pemberian Vitaminn A dan Tablet Fe

Pemberian vitamin A di Posyandu diberikan pada bulan Februari

dan Agustus setiap tahun yang disebut bulan vitamin A. Vitamin A

didapatkan dari Puskesmas yang akan disalurkan melalui petugas

kesehatan atau kader yang sudah terlatih kepada balita yang hadir.

Pemberian tablet Fe di Posyandu dilakukan kepada ibu hamil

selama masa kehamilan, yaitu sebanyak sembilan kali. Pemberian tablet

Fe dilakukan oleh petugas kesehatan atau kader Posyandu yang sudah

terlatih.

2.1.5 Perkembangan Posyandu

Perkembangan masing – masing Posyandu tidak sama, dengan

demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing – masing Posyandu juga

berbeda. Posyandu dibedakan menjadi 4 tingkatan (Depkes RI, 2006) yaitu:

Page 43: Nita Kurnia

20

1. Posyandu Tingkat Pratama

Merupakan Posyandu yang kegiatannya masih belum optimal dan belum

bisa melaksanakan kegiatan rutinnya setiap bulan serta jumlah kader

sangat terbatas yaitu kurang dari lima orang. Intervensi yang dapat

dilakukan dengan memotivasi masyarakat serta menambah jumlah

kader.

2. Posyandu Tingkat Madya

Merupakan Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih

dari 8 kali pertahun, dengan rata – rata jumlah kader 5 orang atau lebih,

tetapi cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50%.

Intervensi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan cakupan dengan

mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih

menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

3. Posyandu Tingkat Purnama

Merupakan Posyandu yang frekuensi pelaksanaannya lebih dari 8 kali

per tahu, rata – rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih,

cakupan program utamanya lebih dari 50% sudah dilaksanakan, serta

sudah ada program tambahan dana sehat yang dikelola oleh masyarakat

yang pesertanya masih terbatas.

4. Posyandu Tingkat Mandiri

Merupakan Posyandu yang sudah bisa melaksanakan programnya secara

mandiri, cakupan program utamanya sudah bagus serta sudah ada

Page 44: Nita Kurnia

21

program tambahan. Dana sehat dan telah menjangkau lebih dari 50%

Kepala Keluarga (KK).

2.1.6 Cakupan Penimbangan Balita

Dalam pelaksanaan Posyandu terdapat dua hal penting yang menjadi

sasaran. Pertama adalah perilaku masyarakat untuk membawakan anaknya

ke Posyandu dan yang kedua adalah perhatian daerah termasuk perangkat

desa. Ukuran perilaku masyarakat ini dapat dilihat dari hasil cakupan, yang

salah satunya adalah cakupan penimbangan balita (Mamdy dalam Juarsa,

2004).

Cakupan penimbangan (D/S) balita di Posyandu adalah jumlah anak

balita yang datang ke Posyandu dan baru pertama kali ditimbang pada

periode waktu tertentu yang dibandingkan dengan jumlah anak balita yang

berada di wilayah Posyandu pada periode waktu yang sama (Depkes RI,

1996). Hasil cakupan penimbangan bertujuan sebagai salah satu alat untuk

memantau status gizi balita, yang dapat dimonitor dari berat badan hasil

penimbangan yang tercatat didalam kartu menuju sehat (KMS). Disamping

itu KMS juga dapat dipergunakan sebagai alat intervensi oleh petugas atau

kader, tetapi juga ibu – ibu. Sebagai alat intervensi langsung, KMS berperan

sebagai sarana penyuluhan, dan secara tidak langsung berperan

memperbaikin keadaan yang ditemukan melalui penjelasan dan penyuluhan

tambahan serta jika perlu memberika pengobatan (FKM UI dan Depkes

dalam Eddy, 1999).

Page 45: Nita Kurnia

22

Pencapaian hasil kegiatan di Posyandu dapat dilihat melalui Balok

SKDN (S= jumlah anak balita yang ditimbang, K= jumlah anak balita yang

memilki KMS, D= jumlah anak balita yang datang ditimbang berat

badannya, N=jumlah anak balita yang menunjukkan kenaikan berat

badannya). Cakupan penimbangan balita (D/S) merupakan indikator yang

digunakan untuk menilai tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya

memanfaatkan Posyandu sebagai sarana pemeliharaan kesehatan, khususnya

anak balita (Depkes RI dalam Juarsa, 2004).

2.2 Partisipasi Masyarakat

2.2.1 Pengertian

Secara umum partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk

keterlibatan secara aktif dari masyarakat dalam segala bidang kehidupan.

Hal ini berkaitan dengan pengertian partisipasi yang dikemukakan dalam

kamus besar Bahasa Indonesia tahun 2005 yang menyatakan partisipasi

sebagai hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan (Pusat Bahasa,

Depdiknas 2005).

Menurut Notoatmodjo (2007), partisipasi masyarakat adalah ikut

sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan –

permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat dalam bidang

kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam

memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri baik masalah

keluarga ataupun masyarakat itu sendiri.

Page 46: Nita Kurnia

23

Berdasarkan deklarasi “Alma Ata” tahun 1978 , partisipasi dianggap

sebagai proses aktif dimana hubungan kerjasama ditetapkan antara

pemerintah dan penduduk dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan

pelayanan kesehatan dengan tujuan untuk mencapai otonomi daerah yang

lebih baik dan kontrol infastruktur dan teknologi dalam pelayanan kesehatan

primer (Vasquez et al:32 dalam Murphy, 2006). Selebihnya, Partisipasi

berarti dimana masyarakat setempat bertanggung jawab untuk mendiagnosis

dan bekerja untuk memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri dan

masalah pembangunan (Morgan dalam Murphy, 2006).

Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai suatu bentuk

perilaku. Salah satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita

dalam program Posyandu, yang mewujudkan dengan membawa anak

mereka untuk ditimbang berat badannya ke Posyandu secara teratur setiap

bulan, karena perilaku keluarga sadar gizi (keluarga yang mampu

mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya) salah

satunya dapat dilihat dari indikator menimbang berat badan balita secara

teratur ke Posyandu. Penimbangan balita dikatakan baik apabila minimal

ada empat kali anak balita ditimbang ke Posyandu secara berturut-turut

dalam enam bulan dan dikatakan tidak baik apabila kurang dari empat kali

secara berturut-turut ke Posyandu dalam enam bulan (Depkes RI, 2006).

Posyandu adalah wadah yang paling tepat untuk peran serta

masyarakat tersebut, karena dengan adanya peran serta dari masyarakat

secara teratur dan berkesinambungan maka akan terciptanya kesehatan yang

Page 47: Nita Kurnia

24

optimal bagi masyarakat. Posyandu dapat dikatakan sebagai sarana

partisipasi atau peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan

masyarakat (Sembiring, 2004).

Didalam partisipasi, setiap anggota masyarakat dituntut suatu

kontribusi dan sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada

dana dan financial saja tetapi dapat berbentuk daya (tenaga), dan ide

(pemikiran). Hal ini dapat diwujudkan didalam 4M, yaitu manpower

(tenaga), money (uang), material (benda-benda lain seperti kayu, bambu,

beras,batu, dan sebagainya), mind (idea atau gagasan) (Notoatmodjo, 2007).

Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat atau peran serta

masyarakat sehingga diatur dalam UU nomor 36 2009 Bab XVI,

dicantumkan tentang peran serta masyarakat dan salah satu pasalnya yaitu

pasal 174 ayat (1) yang menyatakan bahwa masyarakat memiliki

kesempatan untuk berperan serta dalam rangka membantu mempercepat

pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, artinya

peran serta masyarakat atau partisipasi masyarakat khususnya dalam

pembangunan dilindungi oleh undang-undang.

Hal ini terkait dengan kasus kurang gizi dan gizi buruk yang

terkadang sulit ditemukan di masyarakat, salah satu penyebabnya adalah

karena si ibu tidak membawa anaknya ke pusat pelayanan kesehatan yang

salah satunya Posyandu. Akibatnya bermunculan berbagai kasus kesehatan

masyarakat bermula dari kekurangan gizi yang terlambat terdeteksi pada

Page 48: Nita Kurnia

25

banyak balita seperti diare, anemia pada anak, dan lain – lain di beberapa

provinsi di Indonesia (Sudarti, 2007).

2.2.2 Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat

Dalam hubungannya dengan fasilitas dan tenaga kesehatan,

partisipasi masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan

tersebut. Dengan kata lain, partisipasi masyarakat dapat menciptakan

fasilitas dan tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diciptakan dengan

adanya partisipasi masyarakat didasarkan kepada idealisme

(Notoatmodjo,2007):

1. Community felt need

Apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti

bahwa masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut. Sehingga adanya

pelayanan kesehatan bukan karena diturunkan dari atas, yang belum

dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan

masyarakat dan untuk masyarakat.

2. Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan pasrtisipasi

masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat. Hal

ini berarti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat

sendiri.

Page 49: Nita Kurnia

26

3. Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri.

Artinya tenaganya dan penyelenggaraannya akan ditangani oleh anggota

masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi

masyarakat dalam pelayanan kesehatan adalah terciptanya suatu pelayanan

untuk masyarakat, dari masyarakat, dan oleh masyarakat.

2.2.3 Tahap-Tahap Partisipasi

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajak atau

menumbuhkan partisipasi masyarakat, yaitu dengan dua cara

(Notoatmodjo,2007):

1. Partisipasi dengan paksaan

Artinya memaksa masyarakat untuk berkontribusi dalam suatu

program, baik melalui perunadang-undangan, peraturan-peraturan

maupun dengan perintah lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan

mudah. Tetapi masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget karena

dasarnya bukan kesadaran tetapi ketakutan. Akibatnya masyarakat tidak

akan mempunyai rasa memiliki terhadap program.

2. Partisipasi dengan persuasi dan edukasi

Yaitu suatu partisipasi yang didasari pada kesadaran, sukar

ditumbuhkan dan akan memakan waktu yang lama. Tetapi bila tercapai

hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara. Partisipasi

Page 50: Nita Kurnia

27

ini dimulai dengan penerangan, pendidikan, dan sebagainya, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Persyaratan utama masyarakat untuk

berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa motivasi, masyarakat sulit untuk

berpartisipasi disegala program. Timbulnya motivasi harus dari

masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya merangsangnya saja. Untuk

itu, pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam rangka merangsang

tumbuhnya motivasi.

2.3 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik

yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup

mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain,

meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena

masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Salah satu bentuk perilaku kesehatan

disini adalah partisipasi ibu balita dalam program gizi di Posyandu, yang

diwujudkan dengan membawa anak balita mereka untuk ditimbang berat badannya

ke Posyandu secara teratur setiap bulannya.

Perilaku manusia adalah sangat kompleks, dilihat dari berbagai sudut

pandang. Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor –

faktor, baik dari dalam maupun dari luar subjek (Notoatmodjo,2005).

Menurut teori Ronald M. Andersen (1995) dalam jurnalnya “Revisting the

Behavioral Model and Access to Medical Care:Does It Matter?” , detrminan

Page 51: Nita Kurnia

28

perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam pola penggunaan pelayanan

kesehatan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ada tiga faktor yang

mempengaruhi perbedaan tersebut yaitu perbedaan angka kesakitan, karakteristik

demografi penduduk dan faktor sosial dan budaya. Suatu pendekatan konseptual

yang banyak digunakan dalam survey pemanfaatan pelayanan dokter adalah model

perilaku yang dikembangkan bersama koleganya (Andersen dan Newman,1973;

Aday dan Andersen 1974; Andersen,dkk,1975 dalam Notoatmodjo, 2007).

Menurut model ini keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan

dipengaruhi oleh:

1. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

Komponen predisposisi (pendorong) seseorang untuk menggunakan

pelayanan kesehatan. Komponen ini disebut predisposisi karena faktor-faktor

pada komponen ni menggambarkan karakteristik perorangan yang sudah ada

sebelum seseorang ini memanfaatkan pelayanan kesehatan. Komponen ini

menjadi dasar atau motivasi bagi seseorang untuk berprilaku dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan (Wibowo,1992). Andersen membagi

komponen predisposing ini berdasarkan karakteristik pasien ke dalam tiga

bagian meliputi ciri demografi,struktur sosial, keyakinan terhadap pelayanan

kesehatan (health beliefs) (becker,1995). ). Misalnya, seorang ibu membawa

anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di Posyandu anaknya akan dilakukan

penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhannya.

Page 52: Nita Kurnia

29

2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)

Komponen enabling adalah suatu kondisi atau keadaan yang

memungkinkan orang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Andersen

membaginya ke dalam 2 kelompok yaitu sumber daya keluarga dan sumber

daya masyarakat. Variable–variable kemampuan individu untuk menggunakan

pelayanan kesehatan yang diestimasi berdasarkan sumber daya keluarga adalah

penghasilan dan simpanan, asuransi kesehatan, dan kemampuan membeli jasa

pelayanan, sedangkan yang termasuk dalam sumber daya masyarakat antara

lain dilihat dari jumlah pelayanan kesehatan yang ada, lokasi tempat pelayanan

kesehatan termasuk harga pelayanan kesehatan (Andersen, 1995). Pada model

ini tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan

sumber-sumber di dalam masyarakat contohnya dukungan dari tokoh

masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Dari segi kesehatan masyarakat agar masyarakat mempunyai perilaku

sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan

kesehatan. Misalnya seorang ibu mau membawa anaknya ke Posyandu tidak

hanya karena dia tahu dan sadar akan manfaat melainkan juga ibu tersebut

dapat dengan mudah memperoleh sarana dan fasilitas, misalnya jarak dan

akses yang cepat menuju Posyandu (Sudarti, 2008).

3. Faktor Kebutuhan

Terdapatnya kondisi – kondisi predisposising dan enabling pada diri

seseorang juga memerlukan adanya kebutuhan (need) agar memanfaatkan

Page 53: Nita Kurnia

30

pelayanan kesehatan. Kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung

berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Need adalah suatu rangsangan atau adanya alasan atau dorongan

tertentu bagi seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Komponen

need meliputi antara lain penelitian individu tentang penyakitnya tersebut

(derajat kesehatannya, gejala – gejalanya, jumlah dari individu tidak dapat

bekerja dan keadaan bebas dari penyakit berat) dan jawaban atas penyakit

tersebut (langsung pergi ke dokter dan secara teratur memeriksakan

kesehatannya) (Becker, 1955 dalam Sudarti, 2008). Misalnya, dengan memiliki

KMS, ibu balita termotivasi datang ke Posyandu untuk menimbang anaknya

pada bulan berikutnya guna melihat perkembangan pertumbuhan berat badan

anaknya sehingga ibu Balita merasakan perlu dan butuh datang ke Posyandu.

Selanjutnya, tim kerja kesehatan dari WHO merumuskan determinan

perilaku ini sangat sederhana. Mereka mengatakan bahwa mengapa seseorang

berprilaku karena adanya beberapa alasan pokok (determinan) yaitu

(Notoatmodjo,2005):

1. Pemikiran dan perasaan

Hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang, atau lebih tepat

diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus,

merupakan modal awal untuk bertindak atau berprilaku. Misalnya, seorang ibu

akan membawa anaknya ke Puskesmas untuk memperoleh imunisasi, akan

didasarkan pertimbangan untung ruginya, manfaatnya, dan sumber daya atau

uang yang tersedia dan sebagainya.

Page 54: Nita Kurnia

31

2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai

(personal references), yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat

setempat.

3. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku

seseorang atau masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Andersen,

sumber daya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana

atau fasilitas).

4. Sosio budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya

perilaku seseorang. Telah diuraikan terdahulu bahwa faktor sosio budaya

merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini

dapat dilihat dari perilaku tiap-tiap etnis di Indonesia yang berbeda-beda

karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang berbeda yang

khas.

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu

2.4.1 Umur Ibu

Umur dapat mempengaruhi seseorang berperilaku. Kematangan

dalam mengambil keputusan salah satunya dipengaruhi oleh faktor umur,

semakin bertambah umur secara psikologis maka kedewasaan seseorang

dalam bertindak semakin baik. Hurlock (1998) dalam Yamin 2003)

menggambarkan bahwa umur ibu yang memiliki balita dikelompokkan

dalam tiga kategori, yaitu usia muda (<20 tahun), dewasa dini (20-29

Page 55: Nita Kurnia

32

tahun) dan dewasa madya (30-40 tahun). Dengan kata lain bahwa semakin

dewasa umur seseorang, maka akan semakin baik perilakunya. Demikian

juga dengan umur ibu, semakin dewasa umurnya maka akan semakin

meningkat motivasinya dalam memanfaatkan Posyandu (Siagian,1995).

Umur berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena

kemampuan yang dimiliki dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari

di luar faktor pendidikannya (Sedioetama, 2006). Umur orang tua

terutama ibu yang relatif muda, cenderung untuk mendahulukan

kepentingan sendiri. Sebagian besar ibu yang masih muda memiliki sedikit

sekali pengetahuan tentang gizi dan pengalaman dalam mengasuh anak

(Budiyanto,2002).

Ibu yang relatif muda cenderung kurang memiliki pengetahuan dan

pengalaman dalam mengasuh anak sehinnga umumnya mereka mengasuh

dan merawat anak didasarkan pada pengalaman orang tuanya terdahulu.

Sebaliknya pada ibu yang lebih berumur cenderung akan menerima

dengan senang hati tugasnya dan sebagai ibu yang lebih berumur

cenderung akan menerima dengan senang hati tugasnya sebagai ibu

sehingga akan mempengaruhi pula terhadap kualitas dan kuantitass

pengasuhan anak (Hurlock, 1999).

Umur akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang seiring

dengan perkembangan fisik dan mental orang tersebut sehingga

perilakunya akan semakin matang dengan bertambahnya umur

(Gunarsa,2000). Penelitian Anderson dan Andersen (1972). Mc Kinlay

Page 56: Nita Kurnia

33

(1972) dan Aday Eichhorn (1972) dalam Sudarti (2008) mengenai

penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa

pelayanan kesehatan lebih banyak dimanfaatkan oleh orang yang berusia

sangat muda (anak-anak) dan berusia tua (Sudarti, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian Yamin (2003) menunjukkan adanya

hubungan bermakna antara umur ibu dengan pemanfaatan pelayanan

Posyandu Baita. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu balita

yang berusia > 30 tahun memiliki tingkat pemanfaatan posyandu baik

dibandingkan dengan kelompok usia ibu ≤ 30 tahun.

2.4.2 Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi

oleh pemberi bahan atau materi kepada sasaran guna mencapai perubahan

tingkat lalu (Notoatmodjo,1993 dalam Arinta, 2010).

Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat berdasarkan lamanya

atau jenis pendidikan yang dialami seseorang (Khomsan, 2007).

Pendidikan dapat berfungsi sebagai dasar seseorang untuk berperilaku

sesuai dengan tingkatan dan jenis pendidikan yang diikutinya. Pendidikan

orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh

kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan

anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya

dan sebagainya (Soetjiningsih (1995) dalam Khalimah (2007).

Page 57: Nita Kurnia

34

Menurut Phenix dalam Harianto (1992) bahwa pendidikan adalah

suatu proses di mana manusia membina perkembangan manusia lain

secara sadar dan berencana. Sebagaimana di kemukakan oleh Spencer

1859 dalam Harianto (1992), orang tua yang berpendidikan rendah akan

sulit beradaptasi dengan situasi dan kondisi dari kegiatan yang

dilaksanakan sehingga dapat mempengaruhi dalam kegiatan pelaksanaan

Posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Harianto (1992) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan

responden dengan partisipasi masyarakat (D/S).

Dalam penelitian Anderson and Andersen (1972) dan Aday and

Eichhorn (1972) bahwa seseorang yang mendapat pendidikan formal

biasanya lebih banyak mengunjungi ahli kesehatan (Greenly, 1980) dalam

Sudarti (2008).

2.4.3 Status Bekerja Ibu

Menurut Pandji Anoraga (1998) dalam Khalimah (2007), kerja

merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa

nermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak

disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang

hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang

dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih

memuaskan dari pada keadaan sebelumnya.

Page 58: Nita Kurnia

35

Sebuah penelitian oleh Tuti Pradianto tantang faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidakhadiran Ibu Balita dan Penggunaan Posyandu di

Kecamatan Bogor Barat (1989) membuktikan bahwa ada faktor pekerjaan

(status pekerjaan) ibu berhubungan signifikan dengan penggunaan

Posyandu. (Sudarti, 2008).

Pekerjaan memilki hubungan dengan pendidikan dan pendapatan

serta berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi dan memiliki

keterkaitan dengan faktor lain seperti kesehatan (Sukarni, 1994 dalam

Gabriel, 2008). Hal ini sesuai menurut Khomsan (2007) bahwa pekerjaan

termasuk ke dalam salah satu sumber pendapatan dalam keluarga.. dengan

adanya pekerjaan tetap dalam suatu keluarga, maka keluarga tersebut

relatif terjamin pendapatannya setiap bulan. Jika keluarga tidak memiliki

pekerjaan tetap, maka pendapatan keluarga setiap bulannya juga tidak

dapat dipastikan.

Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup

padat akan mempengaruhi ketidakhadiran dalam pelaksanaan Posyandu.

Pada umumnya orang tua tidak mempunyai waktu luang, sehingga

semakin tinggi aktivitas pekerjaan orang tua semakin sulit datang ke

Posyandu. Hal ini sesuai dengan penelitian Sambas (2002) yang

menyatakan bahwa ibu balita yang tidak bekerja berpeluang baik untuk

berkunjung ke Posyandu dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Hasil

penelitian kualitatif di Kota Denpasar yang dilakukan Widiastuti (2006)

Page 59: Nita Kurnia

36

juga ditemukan bahwa ibu yang bekerja menyebabkan tidak membawa

anaknya ke Posyandu untuk di timbang.

2.4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang melakukan

pengideraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Perilaku yang dilakukan dengan berdasarkan pada pengetahuan akan

bertahan lebih lama dan kemungkinan menjadi perilaku yang melekat pada

seseorang dibandingkan jika tidak berdasarkan pengetahuan

(Notoatmodjo, 2007). Penelitian yang dilakukan Rogers (1974) yang

dikutip (Notoatmodjo, 2007) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang

melakukan perilaku yang baru bagi dirinya, lebih dahulu dalam diri orang

tersebut akan terjadi proses yang berurutan, yaitu:

1. Awerness (kesadaran), yakni kesadaran seseorang dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yaitu mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, proses menimbang baik dan buruk stimulus bagi pribadi

4. Trial, mencoba perilaku baru dari hasil evaluasi stimulus

5. Adoption,seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan gizi adalah segala bentuk informasi yang berkaitan

dengan pangan dan gizi. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi

Page 60: Nita Kurnia

37

melalui berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, majalah, televisi,

radio, surat kabar, dan orang lain (teman, tetangga, ahli gizi, dokter, dan

lain-lain) (Khomsan et al, 2009). Dalam penelitian Maharsi (2007),

pengetahuan ibu berhubungan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu.

Penelitian lain juga dikemukakan oleh Hutagalung (1992), antara

pengetahuan ibu dengan perilaku ibu menimbangkan anaknya di Posyandu

memiliki hubungan yang bermakna secara statistik.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers dalam Sudarti

(2008) menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati

tahap-tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi

perilaku melalui proses seperti ni, dimana didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran tidak berlangsung lama.

2.4.5 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu

Yang dimaksud dengan jarak dalam penelitian ini adalah ukuran

jauh dekatnya dari rumah atau tempat tinggal seseorang ke Posyandu

dimana adanya kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di

wilayahnya. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002) dalam

Khalimah (2007), jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua

benda atau tempat yaitu jarak antara rumah denga tempat Posyandu.

Page 61: Nita Kurnia

38

Menurut Effendy (1997) dalam Khalimah (2007), letak Posyandu

sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat,

ditentukan lokal sendiri, atau dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai

rakyat, pos rukum tetangga (RT) atau rukun warga (RW) atau pos lainnya.

Hal ini agar jarak Posyandu tidak terlalu jauh sehingga tidak menyulitkan

masyarakat untuk menimbang anaknya.

Dari beberapa hasil penelitian, bahwa faktor jarak ternyata

memberikan kontribusi terhadap seseorang dalam melakukan suatu

tindakan, seperti yang dikemukakan dalam hasil penelitian Sambas (2002)

bahwa responden yang jarak tempuhnya dekat dari rumah ke Posyandu

(<10 menit) berpeluang baik untuk berkunjung ke Posyandu dibandingkan

yang jarak tempuhnya jauh (≥ 10 menit).

2.4.6 Persepsi Ibu tentang Kelengkapan Sarana di Posyandu

Menurut penelitian Hutagalung (1992) menunjukkan bahwa

persepsi ibu terhadap kelengkapan Posyandu dengan perilaku

menimbangkan anak ke Posyandu mempunyai hubungan yang bermakna,

yang berarti semakin lengkap kelengkapan Posyandu maka semakin sering

ibu menimbangkan anaknya ke Posyandu.

Hasil penelitian tentang kelengkapan sarana, fasilitas dan kegiatan

Posyandu dibuktika oleh penelitian yang berkesimpulan bahwa semakin

lengkap sarana yang digunakan di Posyandu, semakin sering ibu

menimbangkan anaknya di Posyandu (Sihol H,1992).

Page 62: Nita Kurnia

39

Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI

(1989) menyebutkan sarana dan prasarana mempengaruhi proses

penyuluhan kader UPGK (Unit Pelayanan Gizi Keluarga). Studi di Jakarta

di temukan dari 1.978 posyandu, 57,8% menerima bantuan alat masak,

37,9% menerima kursi dan meja, 91,8% menerima sarana pencatatan dan

pelaporan dan 92% menerima sarana penyuluhan (Sihotang dan Rianto

Adi,1989).

2.4.7 Persepsi Ibu tentang Kader Kesehatan

Menurut Depkes RI (2005), kader adalah anggota masyarakat yang

dipilih untuk menangani masalah kesehatan, baik perseorangan maupun

masyarakat, serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan

tempat pelayanan kesehatan dasar. Jadi, kader Posyandu sebagai

penyelenggaraan utama kegiatan Posyandu mempunyai tugas dan

tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Keterampilan kader merupakan salah satu kunci keberhasilan

dalam sistem pelayanan di Posyandu, karena dengan pelayanan kader yang

terampil akan mendapat respon positif dari ibu-ibu yang mempunyai

balita, sehingga terkesan ramah dan baik serta pelayanannya teratur. Hal

ini mendorong para ibu-ibu rajin berkunjung ke Posyandu (Azwar,1996

dalam Khalimah,2007).

Page 63: Nita Kurnia

40

Berdasarkan hasil penelitian Eddy (2000) menyatakan bahwa

kemampuan ataupun keterampilan kader mempunyai hubungan paling

kuat dengan cakupan penimbangan balita. Penelitian Sambas (2002) juga

ditemukan terdapat hubungan yang bermakna antara pembinaan dari kader

dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu.

Sebuah penelitian oleh Tuti Pradianto (1989) tentang Faktor-faktor

Yang mempengaruhi Ketidakhadiran Ibu Balita dalam Penggunaan

Posyandu di Kecamatan Bogor Barat, membuktikan bahwa persepsi ibu

tentang perilaku kader merupakan faktor yang memudahkan ibu dalam

menimbangkan anaknya ke Posyandu.

2.4.8 Dukungan Tokoh Masyarakat

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat sehingga perilaku

keluarga tidak dapat dipisahkan dari perilaku masyarakat di sekitarnya.

Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa

tokoh-tokoh masyarakat yang disegani ikut serta maka mereka akan

tertarik juga untuk berpartisipasi. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo

(2005) yang menyatakan bahwa tokoh masyarakat adalah jembatan antara

sector kesehatan dengan masyarakat.

Keterlibatan tokoh masyarakat (ketua RW/RT) sebagai pendukung

kegiatan Posyandu sangat dibutuhkan. Menurut hasil penelitian

(Sudarti,1990 dalam Yamin, 2003) di Kabupaten Tangerang menunjukkan

bahwa pada daerah dimana tokoh masyarakatnya berpartisipasi aktif dan

Page 64: Nita Kurnia

41

memberikan perhatian terhadap kader menghasilkan kegiatan Posyandu

yang maju.

2.4.9 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita dalam Pelayanan Gizi di

Posyandu

Kebutuhan yang dirasakan individu terhadap pelayanan Posyandu

adalah hal-hal yang dirasakan informan sehinnga informan menginginkan

pelayanan Posyandu. Sedangkan pemanfaatan pelayanan Posyandu adalah

tindakan ibu balita membawa anaknya menggunakan semua pelayanan

kesehatan di Posyandu (Sudarti,2008).

Ibu yang memanfaatkan Posyandu merasakan kebutuhan akan

pelayanan Posyandu karena adanya keinginan yang kuat dari ibu untuk

mengetahui dan memahami tentang perkembangan gizi anaknya,

imunisasi gratis dan lokasi Posyandu tidak jauh dari tempat tinggal ibu.

Faktor kebutuhan akan pelayanan kesehatan juga telah dibuktikan

oleh Setyowati (2000) di Kota Pontianak yang menyimpulkan bahwa

variabel kebutuhan merupakan paling dominan dengan pemanfaatan

pelayanan pengobatan. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori

Anderson (1972) bahwa salah satu komponen yang mempengaruhi

keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan adalah komponen

need.

Sementara menurut Martoatmodjo dalam Hutagalung (1992),

dalam situasi kini tentang isi dan pelaksanaan kegiatan Gizi dalam PHC

Page 65: Nita Kurnia

42

(Primary Health Care) atau Posyandu, mengemukakan bahwa alasan

sebagian besar ibu balita (69-90%) yang menimbangkan anaknya adalah

ingin mengetahui berat badan anaknya.

2.5 Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari

teori Andersen (1995) dalam jurnalnya berjudul Revisting the Behavioral Model

and Access to Medical Care: Does it Matter? , Lawrence Green (1980),

Notoatmodjo (2005) dan Sudarti (2008) tentang faktor predisposisi, faktor

pendukung, dan faktor kebutuhan yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Kerangka teori tersebut dapat dilihat

pada bagan dibawah ini.

Page 66: Nita Kurnia

43

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu

Sumber : Modifikasi Teori Andersen (1995), Teori Lawrence Green (1980) dalam

Notoatmodjo (2005), dan Sudarti (2008).

Faktor Predisposisi

- Jenis Kelamin - Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Pengetahuan - Ras/Suku

Faktor Pendukung

- Jarak tempuh dari rumah ke pelayanan kesehatan

- Persepsi individu tentang pelayanan kesehatan

- Sumber Daya Masyarakat

Faktor Kebutuhan

- Kebutuhan yang dirasakan individu dalam pelayanan kesehatan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Posyandu

Page 67: Nita Kurnia

44

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan modifikasi teori Ronald M. Andersen (1995) dalam Journal of

Health and Sosial Behavior, dan teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo

(2005), dan Sudarti (2008) ada 3 faktor yang yang berpengaruh terhadap perilaku

pencarian/ pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu faktor predisposisi, faktor

pendukung, dan faktor kebutuhan. Faktor predisposisi dapat menggambarkan fakta

bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan

kesehatan yang berbeda-beda disebabkan karena adanya perbedaan ciri individu

seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan, dan ras/suku. Faktor

pendukung yaitu fasilitas kesehatan seperti jarak tempuh dari rumah ke Posyandu

yang termasuk sumber daya keluarga, persepsi individu terhadap sarana dan kader

kesehatan dan dukungan tokoh masyarakat yang termasuk dalam sumber daya

masyarakat. Faktor yang terakhir adalah kebutuhan yang dirasakan ibu balita

terhadap pelayanan Posyandu karena orang tua akan termotivasi dan akhirnya

merasa membutuhkan Posyandu sebagai sarana pemantauan tumbuh kembang anak

Balitanya setiap bulan.

Penelitian ini berdasarkan pada teori yang dikemukakan diatas, tetapi tidak

semu variabel penelitian. Variabel jenis kelamin tidak diteliti karena bersifat

homogen dimana semua respondennya ibu balita, variabel ras/suku tidak diteliti

karena masyarakatnya termasuk masyarakat denagn suku/ras yang homogen.

Page 68: Nita Kurnia

45

Berdasarkan kerangka teori diatas dengan segala keterbatasannya, maka

peneliti merumuskan kerangka konsep penelitian yang akan menjadi acuan dalam

melakukan penelitian seperti di bawah ini.

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Predisposisi

- Umur Ibu

- Pendidikan Ibu

- Status Bekerja Ibu

- Tingkat Pengetahuan Ibu

Faktor Pendukung

- Jarak tempuh dari rumah ke

Posyandu

- Persepsi Ibu tentang sikap kader &

kelengkapan sarana di Posyandu

- Dukungan Tokoh Masyarakat

Faktor Kebutuhan

- Kebutuhan yang dirasakan Ibu

balita dalam pelayanan di Posyandu

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan

Pelayanan Gizi Posyandu

Page 69: Nita Kurnia

46

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa partisipasi ibu balita terhadap

pemanfaatan pelayanan Posyandu sebagai variabel dependen berhubungan dengan

faktor umur ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu, tingkat pengetahuan ibu, jarak

tempuh dari rumah ke Posyandu, persepsi ibu terhadap sarana di Posyandu, persepsi

ibu tentang kader kesehatan, dan kebutuhan yang dirasakan ibu balita dalam

pelayanan di Posyandu sebagai variabel independen.

Page 70: Nita Kurnia

47

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Partisipasi Ibu

Balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu

Peran serta Ibu dalam membawa anak balita (usia 0-59 bulan) ke Posyandu untuk ditimbang berat badannya dan mendapat pelayanan gizi dalam 6 bulan terakhir

Wawancara & Observasi

Kuesioner & Buku KMS

0= Tidak Aktif, jika < 8 kali berturut-turut

1= Aktif, jika ≥ 8 kali berturut-turut (Sambas,2002)

Ordinal

2. Umur Ibu Bilangan usia ibu saat dilakukan penelitian dihitung berdasarkan tanggal lahir

Wawancara Kuesioner 0= Muda, jika < 30 tahun 1= Tua, jika ≥ 30 tahun (Yamin,2003)

Ordinal

3. Pendidikan Ibu Jenjang sekolah formal terakhir yang pernah ditempuh oleh ibu

Wawancara Kuesioner 0= Rendah, jika responden tamat SMP atau lebih rendah

1= Tinggi, jika responden tamat SMA atau lebih tinggi

(Sambas, 2002)

Ordinal

4. Status bekerja Ibu

Kegiatan rutin yang dilakukan dalam upaya mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan.

Wawancara Kuesioner 0= Bekerja, jika ibu memiliki kegiatan rutin untuk menghasilkan uang

1= Tidak Bekerja, jika ibu tidak memiliki kegiatan rutin untuk menghasilkan uang

(Depkes RI, 2008)

Ordinal

Page 71: Nita Kurnia

48

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 5. Tingkat

pengetahuan Ibu Penguasaan responden mengenai Posyandu yaitu frekuensi pelaksanaan kegiatan, program, manfaat dan sasaran kegiatan Posyandu

Wawancara Kuesioner 0= Kurang, jika total skor <median

1= Baik, jika total skor ≥ median

(Sambas,2002)

Ordinal

6. Jarak tempuh dari rumah ke Posyandu

Penilaian Ibu balita mengenai jarak dari rumahnya ke Posyandu berdasarkan waktu yang dipakai

Wawancara Kuesioner 0= Jauh, jika ≥ 10 menit 1= Dekat, jika < 10 menit

(Sambas, 2002)

Ordinal

7. Persepsi Ibu tentang kelengkapan sarana di Posyandu

Anggapan responden terhadap peralatan yang tersedia pada saat pelaksanaan Posyandu (Timbangan dan sarung,pencatatan, meja, KMS, ruang tunggu, PMT, media penyuluhan dan poster)

Wawancara Kuesioner 0= Tidak lengkap, jika total skor < median

1= Lengkap, jika total skor ≥ median (Yamin, 2003)

Ordinal

8. Persepsi Ibu tentang sikap kader kesehatan

Tingkat kepuasan ibu terhadap pelayanan yang dilakukan oleh kader di Posyandu meliputi ketepatan waktu, keramahan, keterampilan menimbang, keterampilan melakukan pancatatan, keterampilan memberikan informasi kesehatan

Wawancara Kuesioner 0= Kurang, jika total skor < median

1= Baik, jika total skor ≥ median

(Yamin, 2003)

Ordinal

Page 72: Nita Kurnia

49

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 9. Dukungan

Tokoh Masyarakat

Partisipasi tokoh masyarakat yang mendukung kelancaran kegiatan Posyandu berupa anjuran dan partisipasi aktif saat hari buka/setelah Posyandu

Wawancara Kuesioner 0= Kurang, jika total skor < median

1= Baik, jika total skor ≥ median

(Yamin, 2003)

Ordinal

10. Kebutuhan yang dirasakan ibu balita dalam pelayanan di Posyandu

hal-hal / sesuatu yang dirasakan oleh respnden sehingga responden menginginkan pelayanan Posyandu.

Wawancara Kuesioner 0= Rendah, jika total skor < median

1= Tinggi, jika total skor ≥ median

(Setyowati, 2001)

Ordinal

Page 73: Nita Kurnia

51

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara umur ibu balita dengan partisipasinya memanfaatkan

pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang Tahun 2011.

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu balita dengan partisipasinya memanfaatkan

pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang Tahun 2011.

3. Ada hubungan antara status bekerja ibu balita dengan partisipasinya

memanfaatkan pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011.

4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita dengan partisipasinya

memanfaatkan pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011.

5. Ada hubungan antara jarak tempuh dari rumah ibu balita dengan partisipasinya

memanfaatkan pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011.

6. Ada hubungan antara persepsi ibu balita tentang kader dan kelengkapan sarana di

Posyandu dengan partisipasinya memanfaatkan pelayanan gizi balita di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun

2011.

7. Ada hubungan antara dukungan Tokoh Masyarakat di Posyandu dengan

partisipasi Ibu memanfaatkan pelayanan gizi balita di Posyandu Kelurahan

Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011.

Page 74: Nita Kurnia

52

8. Ada hubungan antara kebutuhan yang dirasakan ibu balita dalam pelayanan di

Posyandu dengan partisipasinya memanfaatkan pelayanan gizi balita di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun

2011.

Page 75: Nita Kurnia

53

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengambilan

data variabel independen dan variabel dependen dilakukan dalam waktu bersamaan.

Penelitian ini bersifat analitik karena akan melihat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen yang diteliti adalah umur

ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu, tingkat pengetahuan ibu, jarak tempuh dari

rumah ke Posyandu, persepsi ibu tentang sarana di Posyandu, persepsi Ibu tentang

kader kesehatan, dan kebutuhan yang dirasakan ibu balita dalam pelayanan di

Posyandu . Desain cross sectional berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi balita di Posyandu di Kelurahan Sukasari Kota

Tangerang Tahun 2011.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang. Alasan pemilihan tempat dikarenakan

Kelurahan Sukasari termasuk Kelurahan yang paling rendah tingkat D/S

nya.

Page 76: Nita Kurnia

54

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni sampai Oktober tahun

2011.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga yang mempunyai

balita berusia 0-59 bulan yang tinggal di Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang pada saat penelitian dilakukan.

4.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu balita yang mempunyai balita

berusia 0-59 bulan yang tinggal di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang

Kota Tangerang yang bersedia menjadi responden dan mengisi kuesioner.

Perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus uji hipotesi

beda dua proporsi (Ariawan, 1998) yaitu:

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

21

= 0,05 (derajat kemaknaan 1,96)

1 = Kekuatan uji 80 %

P = Proporsi rata-rata = (P1+ P2)/2 = 61,25 %

2

21

2

221112/1

)()1()1()1(2

PPPPPPzPPz

n

Page 77: Nita Kurnia

55

1P = Proporsi partisipasi kurang ke Posyandu berdasarkan

pendidikan tinggi (64,4%)

2P = Proporsi partisipasi kurang ke Posyandu berdasarkan

pendidikan rendah (33,6%)

( Nilai P1 dan P2 diperoleh dari penelitian Sambas, 2002)

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel minimal

sebanyak 41 sampel kemudian dikalikan dua menjadi 82 keluarga. Untuk

menjaga bila ada ketidaklengkapan data, maka besar sampel ditambah 10%

sehingga besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang ibu balita.

Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling

(sampel acak sederhana) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun frame sampling (kerangka sampel) yang berisi daftar nama

seluruh ibu dari keluarga balita berusia 0-59 bulan di Kelurahan Sukasari.

2. Melakukan pengambilan secara acak (pengundian) terhadap beberapa ibu

dari keluarga balita sebagaimana terdaftar dalam kerangka sampel sampai

terambil 90 orang ibu balita. Nama-nama ibu balita yang terambil

merupakan sampel dalam penelitian ini. Apabila ada ibu yang

mempunyai 2 balita, maka yang dijadikan sampel adalah balita yang

usianya lebih muda.

Page 78: Nita Kurnia

56

4.4 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Instrument penelitian yang akan

digunakan pada penelitian ini adalah observasi KMS untuk data sekunder dan

kuesioner yang berisi tentang umur ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu, tingkat

pengetahuan ibu, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, persepsi ibu tentang sarana

di Posyandu, persepsi Ibu tentang kader kesehatan, dan kebutuhan yang dirasakan

ibu balita dalam pelayanan di Posyandu untuk mengetahui partisipasi ibu balita

terhadap pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu.

4.5 Uji Coba Instrumen

Instrument adalah yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh

data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk

menguji validitas dan realibilitas instrument ini dilakukan uji coba kuesioner

kepada 10 ibu yang mempunyai balita yang berada di luar lokasi penelitian, tetapi

mempunyai karakteristik serupa dengan lokasi penelitian. Uji coba dilakukan di

Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Pertanyaan yang tidak valid dilakukan validitas isi dengan cara

memperbaiki pertanyaan yang tidak jelas dengan membuat kalimat yang singkat

dan jelas sesuai dengan isi atau makna pertanyaan, validitas isi dilakukan dengan

berkonsultasi kepada pembimbing dan membaca literatur atau kepustakaan.

Page 79: Nita Kurnia

57

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, responden yang terpilih

diminta kesediaannya untuk mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan. Jenis data

yang dikumpulkan meliputi data primer berupa data partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan Posyandu, umur ibu, pendidikan ibu, status bekerja ibu,

tingkat pengetahuan ibu, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, persepsi ibu

tentang sarana di Posyandu, persepsi Ibu tentang kader kesehatan, dukungan tokoh

masyarakat, dan kebutuhan yang dirasakan ibu balita dalam pelayanan di Posyandu

menggunakan instrumen kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji coba

kuesioner untuk mengetahui tingkat reabilitas dan validitas setiap pertanyaan yang

diterima. Dan untuk memperkuat data, peneliti mengambil data sekunder yaitu

melihat KMS balita untuk mendukung keakuratan data primer.

4.7 Pengolahan Data

Proses yang dilakukan dalam pengolahan data primer dari variabel

dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut:

1. Mengkode data (data coding), yaitu membuat klasifikasi data dan memberi

kode pada jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner.

2. Menyunting data (data editing), yaitu kuisioner yang telah diisi dilihat

kelengkapan jawabannya, sebelum dilakukan proses pemasukan data ke dalam

komputer.

3. Membuat struktur data (data structure) dan file data (data file), yaitu membuat

template sesuai dengan format kuisioner yang digunakan

Page 80: Nita Kurnia

58

4. Memasukan data (entry data), yaitu dilakukan pemasukan data ke dalam

template yang telah dibuat.

5. Membersihkan data (data cleaning), yaitu data yang telah di entry dicek

kembali untuk memastikan bahwa data tersebut bersih dari kesalahan, baik

kesalahan pengkodean maupun kesalahan dalam membaca kode. Dengan

demikian diharapkan data tersebut benar-benar siap untuk dianalisis.

4.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis data univariat, bivariat,

dan multivariat.

4.8.1 Analisa Data Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi

frekuensi masing-masing variabel baik variabel independen maupun variabel

dependen. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.8.2 Analisa Data Bivariat

Analisa data bivariat dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan

yang bermakna antara variabel independen dan variabel dependen Pada

analisa ini digunakan uji chi square dengan rumus:

(O - E)2 X2 = ∑

E

dF = (k-1)(b-1)

Page 81: Nita Kurnia

59

Keterangan:

X2 = Chi square

O = Nilai observasi

E = Nilai Ekspektasi

k = Jumlah kolom

b = Jumlah baris

Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0.05. Penelitian antara

dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p≤ 0.05 dan dikatakan

tidak bermakna jika mempunyai nilai p> 0.05.

4.8.3 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara

beberapa variabel bebas dan variabel terikat pada waktu yang bersamaan.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel independen yang paling

dominan berhubungan dengan variabel dependennya. Analisis multivariat

yang digunakan adalah regresi logistik berganda model prediksi yang

merupakan salah satu analisis yang menghubungkan satu atau beberapa

variabel independen dengan sebuah variabel dependen kategorik yang

bersifat dikotom/binary. Uji regresi logistik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah model prediksi dengan tujuan untuk memperoleh model yang

terdiri dari beberapa variabel independen yang dianggap terbaik memprediksi

kejadian variabel dependen. Pada model ini semua variabel independennya

dianggap penting. Maka proses estimasi dapat dilakukan dengan beberapa

Page 82: Nita Kurnia

60

koefisien regresi logistik sekaligus. Adapun langkah-langkah dalam

permodelan ini adalah:

1. Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel independen

dengan variabel dependennya. Apabila hasil uji bivariatnya mempunyai

nilai p value<0.25 atau p value>0.25 tetapi secara substansi merupakan

variabel yang penting, maka variabel tersebut masuk kandidat model dan

dilanjutkan ke analisis multivariat.

2. Memilih variabel yang masuk ke dalam model dengan mempertahankan

variabel yang hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan p

value≤0.05. Untuk variabel yang p>0,05 dikeluarkan satu persatu secara

bertahap dimulai dari nilai p value paling besar.

3. Melakukan uji interaksi sesama variabel independen, apabila secara

substansi diduga terjadi interaksi antara variabel independen. Penentuan

variabel interaksi sebaiknya melalui pertimbangan logika substantif.

Pengujian interaksi dilihat dari kemaknaan uji statistik (p value≤0.05).

Bila variabel mempunyai nilai bermakna, maka variabel interaksi

penting dimasukkan dalam model.

4. Model terakhir dan interpretasikan.

Page 83: Nita Kurnia

61

BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Keadaan Geografis

Puskesmas Sukasari merupakan salah satu Puskesmas yang ada di

Kota Tangerang dari 30 Puskesmas yang ada di Kota Tangerang. Lokasi

Puskesmas terletak di jalan Veteran no 1, Kelurahan Sukasari, Kecamatan

Tangerang, Kota Tangerang. Puskesmas Sukasari memiliki 6 Kelurahan

dengan 46 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukasari.

Kelurahan Sukasari merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan

Tangerang yang terdiri dari 5 RW dan 10 RT dan 765 Kepala Keluarga (KK)

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Sukasari adalah sebagai

berikut:

- Sebelah barat dengan Kelurahan Sukarasa

- Sebelah timur dengan Kelurahan Sukaasih

- Sebelah utara dengan Kelurahan Babakan

- Sebelah selatan dengan Kelurahan Cikokol

5.1.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kelurahan Sukasari tahun 2010 terdiri dari

penduduk 1873 laki-laki dan 1537 penduduk perempuan. Adapun distribusi

penduduk di Kelurahan Sukasari dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 84: Nita Kurnia

62

Tabel 5.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan

Sukasari Tahun 2010 Usia Jumlah

0-12 bulan 63 1-5 tahun 97 6-10 tahun 453

11-20 tahun 819 21-30 tahun 801 31-50 tahun 1.177 > 50 tahun 589

Total 3.410 Sumber:Profil Puskesmas Sukasari Tahun 2010

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar penduduk

berada pada rentang umur 31-50 tahun yaitu sebanyak 1.177 penduduk

Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk Kelurahan Sukasari adalah

Islam. Sedangkan suku yang ada di Kelurahan Sukasari adalah dari berbagai

suku karena sebagian besar penduduknya adalah pendatang atau urban.

Adapun tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Sukasari sebagian

besar adalah SMA atau sederajat yaitu 714, sebagaimana terlihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 5.2 Distribusi Penduduk Kelurahan Sukasari Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2010 Pendidikan Jumlah

Tidak Pernah Sekolah 4 Tidak Tamat SD 6 Tamat SD 231 Tamat SLTP/Sederajat 543 Tamat SLTA/Sederajat 714 Perguruan Tinggi 258

Jumlah 1756

Page 85: Nita Kurnia

63

Salah satu indikator untuk melihat besarnya peran serta masyarakat

diantaranya adalah dengan melihat rasio kader aktif dengan jumlah kader

Posyandu. Pada tahun 2010 di Puskesmas Sukasari didapatkan rasio 79,31%

antara kader aktif dengan jumlah kader. Selain itu indikator yang dapat

digunakan adalah rasio jumlah balita yang datang ke Posyandu dengan

jumlah seluruh balita yang ada, pada tahun 2010 yaitu 24,69%. Pencapaian

kedua ratio tersebut masih jauh dibawah target yang seharusnya mencapai

80%. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta masyarakat di bidang

kesehatan masih kurang.

Tabel 5.3 Jumlah Posyandu Puskesmas Sukasari Tahun 2010

No Kelurahan Jumlah Posyandu

Jenis Posyandu Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Sukarasa 15 9 5 1 - 2 Sukasari 5 2 3 - - 3 Sukaasih 4 - 4 - - 4 Babakan 8 3 5 - - 5 Cikokol 12 5 6 1 6 Kelapa Indah 2 - 2 - - Jumlah 46 19 25 2 -

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa Puskesmas Sukasari

memiliki 46 Posyandu yang tersebar di 6 kelurahan. Diantaranya adalah 19

Posyandu Purnama, 25 Posyandu Madya, hanya ada 2 Posyandu Purnama,

dan belum ada Posyandu mandiri di wilayah kerja Puskesmas Sukasari

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.

Page 86: Nita Kurnia

64

5.2 Analisis Univariat

Pada hasil analisis univariat ini akan digambarkan frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.

5.2.1 Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Distribusi partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun

2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.4 Distribusi Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Jumlah (n) Presentase (%)

Tidak Aktif (<8 kali berturut-turut) 48 53,3 Aktif (≥8 kali berturut-turut) 42 46,7

Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.4 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian

besar partisipasi ibu balita ke Posyandu tidak aktif (< 8 kali berturut-turut)

yaitu sebesar 53,3% dan yang aktif berpartisipasi (≥ 8 kali berturut-turut)

yaitu sebesar 46,7%.

5.2.2 Umur Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan umur di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 87: Nita Kurnia

65

Tabel 5.5 Distribusi Ibu Balita Menurut Umur Ibu di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 Umur Ibu Jumlah (n) Presentase (%) < 30 tahun 52 57,8 ≥ 30 tahun 38 42,2

Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian

besar berumur < 30 tahun yaitu sebesar 57,8% dan yang berumur ≥ 30 tahun

yaitu sebesar 42,2%.

5.2.3 Pendidikan Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan pendidikan di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.6 Distribusi Ibu Balita Menurut Pendidikan di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 Pendidikan Ibu Jumlah (n) Presentase (%) Tidak Sekolah 1 1,1

SD 14 15,6 SMP 24 26,7 SMA 35 38,9

PT 16 17,8 Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.6 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, ibu balita

yang tidak pernah sekolah hanya ada 1 orang (1,1%), yang hanya tamat SD

ada 14 orang (15,6%), yang tamat SMP ada 24 orang (26,7%), yang tamat

SMA ada 35 orang (38,9%) dan ibu balita yang tamat perguruan tinggi ada 16

orang (17,8%).

Page 88: Nita Kurnia

66

Sedangkan distribusi pendidikan ibu balita berdasarkan kategori

“rendah” dan “tinggi” dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.7 Distribusi Pendidikan Ibu Balita Berdasarkan Kategori “Rendah” dan

“Tinggi” di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Pendidikan Ibu Jumlah (n) Presentase (%) Rendah 39 43,3 Tinggi 51 56,7 Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.7 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian

berpendidikan tinggi yaitu sebesar 56,7% dan yang berpendidikan rendah

sebesar 43,3%.

5.2.4 Status Bekerja Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan status pekerjaan ibu di Kelurahan

Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 5.8 Distribusi Ibu Balita Menurut Status Bekerja di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011 Status Bekerja Ibu Jumlah (n) Presentase (%)

Bekerja 32 35,6 Tidak Bekerja (IRT) 58 64,4

Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, yang

memiliki status tidak bekerja yaitu sebesar 35,6% dan yang memiliki status

bekerja hanya sebesar 64,4%.

Page 89: Nita Kurnia

67

5.2.5 Tingkat Pengetahuan Ibu

Distribusi ibu balita berdasarkan tingkat pengetahuan tentang

posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang

Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.9 Distribusi Ibu Balita Menurut Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu di

Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah (n) Presentase (%) Kurang 39 43,3

Baik 51 56,7 Total 90 100

Berdasarkan Tabel 5.9 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian

tingkat pengetahuan ibu tentang Posyandu adalah baik yaitu sebesar 56,7%

sedangkan yang tingkat pengetahuannya kurang sebesar 43,3%.

5.2.6 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu

Distribusi ibu balita berdasarkan jarak tempuh dari rumah ke Posyandu

di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.10 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Jarak Tempuh dari Rumah ke

Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Jarak Tempuh ke Posyandu Jumlah (n) Presentase (%) Jauh 37 41,1

Dekat 53 58,9 Total 90 100

Page 90: Nita Kurnia

68

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, ibu balita

jarak tempuh dari rumah ke Posyandu dekat yaitu sebesar 58,9% dan jarak

tempuh yang jauh sebesar 41,1%.

5.2.7 Persepsi Ibu tentang Sarana di Posyandu

Distribusi ibu balita berdasarkan persepsi ibu terhadap sarana di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun

2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.11 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Sarana di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Sarana di Posyandu Jumlah (n) Presentase (%) Tidak Lengkap 41 45.6

Lengkap 49 54.4 Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.11 Diketahui bahwa dari 90 ibu balita, memiliki

persepsi terhadap sarana yang lengkap di Posyandu sebesar 54,4% sedangkan

yang memiliki persepsi tentang sarana tidak lengkap di Posyandu sebesar

45,6%.

5.2.8 Persepsi Ibu tentang Sikap Kader Kesehatan

Distribusi ibu balita berdasarkan persepsi ibu balita terhadap sikap

kader di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 91: Nita Kurnia

69

Tabel 5.12 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Persepsi Ibu tentang Sikap Kader di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Persepsi Ibu terhadap Kader Jumlah (n) Presentase (%) Kurang 24 26,7

Baik 66 73,3 Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian

besar memiliki persepsi baik terhadap sikap kader di Posyandu adalah sebesar

73,3% dan persepsi kurang terhadap sikap kader di Posyandu adalah 26,7%.

5.2.9 Dukungan Tokoh Masyarakat

Distribusi ibu balita berdasarkan dukungan tokoh masyarakat untuk

kegiatan Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.13 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Dukungan Tokoh Masyarakat di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Tokoh Masyarakat Jumlah (n) Presentase (%) Kurang 34 37,8

Baik 56 62,2 Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian

besar berpendapat bahwa dukungan tokoh masyarakat terhadap kegiatan

Posyandu sebagian tergolong baik yaitu sebesar 62,2% dan dukungan tokoh

masyarakat yang kurang sebesar 37,8%.

Page 92: Nita Kurnia

70

5.2.10 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita dalam Pelayanan Gizi di

Posyandu

Distribusi ibu balita berdasarkan kebutuhan yang dirasakan terhadap

pelayanan di Posyandu KelurahanSukasari Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.14 Distribusi Ibu Balita Berdasarkan Kebutuhan yang Dirasakan dalam Pelayanan di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang Tahun 2011 Kebutuhan Jumlah (n) Presentase (%)

Rendah 33 36,7 Tinggi 57 63,3

Total 90 100

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa dari 90 ibu balita, sebagian

besar merasakan kebutuhan tinggi dalam pelayanan di Posyandu sebesar

63,3% dan sebesar 36,7% merasakan kebutuhan yang rendah terhadap

pelayanan di Posyandu.

Page 93: Nita Kurnia

71

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

Independen dengan dependen yang dianalisis melalui uji Chi Square.

5.3.1 Hubungan Antara Umur Ibu dengan Partisipasi Ibu dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara umur ibu dengan partisipasi ibu balita

dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel 5.15

berikut ini:

Tabel 5.15 Hubungan Antara Umur Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan

Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Umur Ibu

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % < 30 tahun 27 51,9 25 48,1 52 100

0,874 (0,378 – 2,024) 0,920 ≥ 30 tahun 21 55,3 17 44,7 38 100

Total 48 53,3 42 46,7 90 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berumur < 30 tahun

yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Posyandu sebesar 51,9%, sedangkan ibu yang berumur ≥ 30 tahun yang

berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu

sebesar 55,3%.

Page 94: Nita Kurnia

72

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,920. Hal ini

menunjukkan Pvalue > 0,05 artinya pada α=5% tidak ada hubungan yang

bermakna antara umur ibu dengan partisipasi ibu dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu.

5.3.2 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara pendidikan ibu dengan partisipasi ibu

balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel

5.16 , berikut ini:

Tabel 5.16 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang,

Kota Tangerang Tahun 2011

Pendidikan Ibu

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Rendah 15 38,5 24 61,5 39 100

0,341 (0.144-0,809) 0.024 Tinggi 33 64,7 18 35,3 51 100

Total 48 53,3 42 46,7 90 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan rendah

yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Posyandu sebesar 38,5%, sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi yang

berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu

sebesar 64,7%. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,024.

Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya pada α=5% ada hubungan yang

Page 95: Nita Kurnia

73

signifikan antara pendidikan ibu dengan partisipasi dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu.

Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 0,341 (0,144-0,809),

artinya ibu balita yang pendidikannya rendah memiliki peluang 0,341 kali

untuk berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Posyandu dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya tinggi.

5.3.3 Hubungan Antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara status bekerja ibu dengan partisipasi ibu

balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel

5.17 , berikut ini:

Tabel 5.17 Hubungan Antara Status Bekerja Ibu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan

Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Status Bekerja Ibu

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Bekerja 28 87,5 4 12,5 32 100

13,300 (4,090-43,252) 0.000 Tidak Bekerja 20 34,5 38 65,5 58 100

Total 48 53,3 42 46,7 90 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki status

bekerja yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Posyandu sebesar 87,5%, sedangkan ibu yang memiliki status tidak bekerja

yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Page 96: Nita Kurnia

74

Posyandu sebesar 34,5%. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai

Pvalue 0,000. Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya pada α=5% ada

hubungan yang signifikan antara status bekerja ibu dengan partisipasi dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Poosyandu.

Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 13,300 (4,090-43,252),

artinya ibu balita dengan status bekerja memiliki peluang 13,300 kali untuk

berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu

dibandingkan dengan ibu balita dengan status tidak bekerja.

5.3.4 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara tingkat pengetahuan ibu dengan

partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat

dilihat pada tabel 5.18 , berikut ini:

Tabel 5.18 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Tingkat Pengetahuan

Ibu

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Kurang 25 64,1 14 35,9 39 100

2,174 (0,924 –5,115) 0.115 Baik 23 45,1 28 54,9 51 100

Total 31 53,3 42 46,7 90 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

Page 97: Nita Kurnia

75

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 64,1%, sedangkan ibu yang memiliki

tingkat pengetahuan baik yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 45,1%. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai Pvalue 0,115. Hal ini menunjukkan Pvalue >0,05, artinya

pada α=5% tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

ibu dengan partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Poosyandu.

5.3.5 Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Posyandu dengan Partisipasi Ibu

Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara jarak tempuh ke Posyandu dengan

partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat

dilihat pada tabel 5.19 , berikut ini:

Tabel 5.19 Hubungan Antara Jarak Tempuh ke Posyandu dengan Partisipasi dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Jarak Tempuh ke Posyandu

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Jauh 32 86,5 5 13,5 37 100

14,800 (4,877-44,912) 0,000 Dekat 16 30,2 37 69,8 53 100

Total 48 53,3 42 46,7 90 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tempat

tinggal jauh dari Posyandu yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 86,5%, sedangkan ibu yang memiliki

tempat tinggal dekat yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

Page 98: Nita Kurnia

76

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 30,2%. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai Pvalue 0,000. Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya

pada α=5% ada hubungan yang signifikan antara jarak rumah ibu dengan

partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu.

Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 14,800 (4,877-44,912),

artinya ibu balita dengan jarak rumah jauh dari Posyandu memiliki peluang

14,800 kali untuk berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan

gizi di Posyandu dibandingkan dengan ibu dengan jarak rumah dekat dari

Posyandu.

5.3.6 Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sarana di Posyandu dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara persepsi ibu tentang sarana di Posyandu

dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu

dapat dilihat pada tabel 5.20 , berikut ini:

Tabel 5.20 Hubungan Antara Persepsi Ibu tentang Sarana dengan Partisipasi dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Sarana di Posyandu

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Tidak Lengkap 25 61,0 16 39,0 41 100

1,766 (0,761-4,099) 0,264

Lengkap 23 46,9 26 53,1 49 100 Total 48 53,3 42 46,7 90 100

Page 99: Nita Kurnia

77

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan persepsi tentang

sarana tidak lengkap yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 61,0 %, sedangkan ibu dengan persepsi

terhadap sarana lengkap yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 46,9%. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai Pvalue 0,264. Hal ini menunjukkan Pvalue > 0,05, artinya

pada α = 5% tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi ibu tentang

sarana di Posyandu dengan partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Poosyandu.

5.3.7 Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sikap Kader Kesehatan dengan Partisipasi Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara persepsi ibu tentang sikap kader di

Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

posyandu dapat dilihat pada tabel 5.21 berikut ini:

Tabel 5.21 Hubungan Antara Persepsi Ibu Tentang Sikap Kader dengan Partisipasi dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Persepsi Ibu terhadap

Sikap Kader

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Kurang 17 70,8 7 29,2 24 100

2,742 (1,004-7,485) 0,077 Baik 31 47,0 35 53,0 66 100

Total 48 53,3 42 46,7 90 100

Page 100: Nita Kurnia

78

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan persepsi kurang

tentang sikap kader yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 70,8 %, sedangkan ibu dengan persepsi

baik tentang sikap kader yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu sebesar 47,0%. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai Pvalue 0,077. Hal ini menunjukkan Pvalue >0,05, artinya

pada α=5% tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi ibu tentang

sikap kader di Posyandu dengan partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan

gizi di Posyandu.

5.3.8 Hubungan Antara Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara dukungan tokoh masyarakat dengan

partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat

dilihat pada tabel 5.22 , berikut ini:

Tabel 5.22 Hubungan Antara Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Tahun 2011

Dukungan Tokoh

Masyarakat

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Kurang 13 38,2 21 61,8 34 100

0,371 (0,154-0,894) 0,043 Baik 35 62,5 21 37,5 56 100

Total 48 53,3 42 46,7 90 100

Page 101: Nita Kurnia

79

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara dukungan tokoh

masyarakat dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu diperoleh bahwa

diantara 34 responden yang tokoh masyarakatnya kurang mendukung,

terdapat 13 responden (38,2%) yang tidak aktif berpartisipasi ke Posyandu.

sedangkan diantara 56 responden yang tokoh masyarakatnya mendukung

baik, terdapat 35 responden (62,5%) yang tidak aktif berpartisipasi ke

Posyandu. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,043. Hal ini

menunjukkan Pvalue < 0,05 artinya pada α=5% ada hubungan yang

signifikan antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu balita

dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu.

Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 0,371 (0,154-0,894),

artinya ibu balita yang tokoh masyarakatnya kurang mendukung memiliki

peluang 0,371 kali berpartisipasi tidak aktif dibandingkan ibu balita yang

tokoh masyarakatnya mendukung baik.

5.3.9 Hubungan Antara Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita terhadap Pelayanan di Posyandu dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Hasil analisis bivariat antara kebutuhan yang dirasakan ibu balita

terhadap pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu dapat dilihat pada tabel 5.23 ,

berikut ini:

Page 102: Nita Kurnia

80

Tabel 5.23 Hubungan Antara Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Terhadap Pelayanan di

Posyandu dengan Partisipasi dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari KecamatanTangerang,

Kota Tangerang Tahun 2011

Kebutuhan terhadap

Pelayanan di Posyandu

Partisipasi dlm Pemanfaatan Pelayanan

Gizi Total OR (95% CI)

P. Value Tidak

Aktif Aktif

N % N % N % Rendah 12 36,4 21 63,6 33 100

0,333 (0,137-0,812) 0,025 Tinggi 36 63,2 21 36,8 57 100

Total 48 53,3 42 46,7 90 100

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kebutuhan terhadap

pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu diperoleh

bahwa diantara 33 responden dengan kebutuhan rendah terhadap pelayanan

di Posyandu , terdapat 12 responden (36,4%) yang tidak aktif berpartisipasi

ke Posyandu. Sedangkan diantara 57 responden dengan kebuthan yang tinggi

terhadap pelayanan di Posyandu , terdapat 36 responden (63,3%) yang

tidak aktif berpartisipasi ke Posyandu. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh nilai Pvalue 0,025. Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05 artinya

pada α=5% ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan terhadap

pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan

pelayanan gizi di Posyandu.

Dari hasil analisis diperoleh juga nilai OR= 0,333 (0,137-0,812),

artinya ibu balita dengan kebutuhan rendah terhadap pelayanan di Posyandu

memiliki peluang 0,333 kali berpartisipasi tidak aktif dibandingkan ibu

balita dengan kebutuhan tinggi terhadap pelayanan di Posyandu.

Page 103: Nita Kurnia

81

5.4 Analisis Multivariat

5.4.1 Faktor Paling Dominan Berhubungan Dengan Partisipasi dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor paling

dominan yang berhubungan dengan partispasi ibu balita dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota

Tangerang tahun 2011 menggunakan uji regresi logistik berganda dengan

model prediksi yaitu dengan cara menseleksi variabel independennya, maka

tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Variabel Kandidat yang Akan Masuk Model

Untuk melihat model multivariat terlebih dahulu dilakukan analisis

bivariat antara umur, pendidikan, status bekerja, pengetahuan, jarak

tempuh, persepsi tentang sarana, persepsi tentang sikap kader, persepsi

terhadap kebutuhan yang dirasakan terhadap pelayanan di Posyandu, dan

dukungan tokoh masyarakat dengan variabel partisipasi ibu balita ke

Posyandu. tahapan analisis multivariat yang dilakukan adalah melakukan

pemilihan kandidat yang akan masuk model. Dalam penelitian ini ada dua

variabel yang akan diuji sebagai kandidat yang akan masuk model yaitu

pengetahuan dan jarak. Untuk memilih kandidat model, hanya variabel

yang memiliki Pvalue < 0,25 yang akan dimasukkan dalam model

multivariat. Hasil pemilihan kandidat model dapat dilihat pada tabel 5.24,

berikut ini:

Page 104: Nita Kurnia

82

Tabel 5.24 Pemilihan Kandidat Variabel Independen yang Akan Masuk Model

Multivariat No Variabel P-Value 1 Umur 0,920 2 Pendidikan 0,024* 3 Pekerjaan 0,000* 4 Pengetahuan Gizi 0,155* 5 Jarak 0,000* 6 Persepsi terhadap Sarana 0,264 7 Persepsi Terhadap Sikap Kader 0,077* 8 Kebutuhan yang dirasakan ibu 0,043* 9 Dukungan tokoh Masyarakat 0,025*

Berdasarkan tabel 5.24 diperoleh bahwa diantara 9 variabel

independen, terdapat 7 variabel yang akan masuk kedalam model adalah

variabel pengetahuan dan jarak.

2. Pembuatan Model Prediksi Penentu Perilaku Sadar Gizi

Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara

bersama-sama. Variabel independen dimasukkan ke dalam model,

kemudian variabel yang nilai Pwald-nya tidak signifikan (Pwald > 0,05)

dikeluarkan dari model secara berurutan dimulai dari variabel dengan

nilai Pwald-nya yang terbesar. Hasil pembuatan model dapat dilihat pada

tabel 5.25, sebagai berikut:

Page 105: Nita Kurnia

83

Tabel 5.25 Hasil Pemodelan Prediksi Partisipasi Ibu ke Posyandu

Variabel Pvalue

Model 1 Model 2

Model 3

Model 4

Model 5

Model 6

Pendidikan 0,423 0,402 0,380 - - - Pekerjaan 0,110 0,121 0,128 0,071 0,070 - Pengetahuan Gizi 0,007 0,007 0,006 0,007 0,011 0,009

Jarak 0,006 0,004 0,002 0,003 0,001 0,000 Sikap kader 0,213 0,216 0,239 0,225 - - Dukungan Toma 0,493 0,419 - - - -

Kebutuhan 0,726 - - - - -

Berdasarkan tabel 5.25, diperoleh hasil bahwa pada penelitian ini

memiliki enam model, model pertama menunjukkan bahwa variabel

pendidikan, pekerjaan, sikap kader, dukungan tokoh masyarakat dan

kebutuhan memiliki pvalue > 0,05 dan variabel kebutuhan memiliki nili

Pvalue paling besar, sehingga pada model selanjutnya tidak

mengikutsertakan variabel kebutuhan. Kemudian pada model kedua, hasil

analisis menunjukkan bahwa variabel dukungan tokoh masyarakat

memiliki nilai Pvalue paling besar sehingga tidak diikutsertakan pada

pemodelan selanjutnya. Pada pemodelan ketiga, hasil analisis

menunjukkan bahwa variabel pendidikan memiliki Pvalue paling besar

yang lebih dari Pvalue > 0,05 sehingga tidak diikutsertakan pada

pemodelan berikutnya. Selanjutnya pada hasil analisis pemodelan

keempat, variabel persepsi ibu terhadap sikap kader memiliki Pvalue >

0,05 paling besar sehingga tidak dimasukkan dalam pemodelan

Page 106: Nita Kurnia

84

berikutnya. Pada pemodelan kelima, dari hasil analisis terdapat variabel

pekerjaan dengan Pvalue > 0,05 sehingga pada pemodelan berikutnya

tidak diikutsertakan. Selanjutnya pada pemodelan terakhir yaitu

pemodelan keenam, hasil analisis menunjukkan bahwa variabel

pengetahuan gizi dan jarak tempuh dari rumah ke Posyandu memiliki

Pvalue berturut-turut sebesar 0,009 dan 0,000. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel pengetahuan gizi dan jarak tempuh dari rumah ke

Posyandu diduga memiliki hubungan dengan partisipasi ibu balita

terhadap pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

3. Uji Interaksi

Uji interaksi adalah uji untuk mengetahui interaksi antar variabel.

Dalam uji interaksi pemilihan vasriabel yang berinteraksi antar variabel

independen didasarkan substansi. Berdasarkan variabel yang mungkin

berinteraksi adalah variabel pengetahuan gizi dan jarak tempuh ke

Posyandu. hasil uji interaksi dapat dilihat pada tabel 5.26, sebagai

berikut:

Tabel 5.26 Hasil Uji Interaksi

No Variabel P-value 1 Pengetahuan gizi*Jarak 0,999 Dari hasil uji interaksi pengetahuan gizi dengan jarak di peroleh

Pvalue sebesar 0,999 hal ini menunjukkan tidak ada interaksi antara

Page 107: Nita Kurnia

85

pengetahuan gizi dengan jarak tempuh dari rumah ke Posyandu (Pvalue >

0,05).

4. Penyusunan Model Akhir

Setelah dilakukan analisis, ternyata pengetahuan gizi dan jarak

merupakan faktor resiko utama terjadinya partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan palayanan gizi di Posyandu maka modelnya dapat dilihat

pada tabel 5.27, sebagai berikut:

Tabel 5.27 Model Prediksi Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu KelurahanSukasari Kecamatan Tangerang, Kota

Tangerang Tahun 2011 Variabel B Wald Pwald OR 95% CI

Pengetahuan Gizi 1,559 6,897 0,009 4,753 1,485-15,212 Jarak 3,151 23,484 0,000 23,363 6,532-83,566 Constant -3,016 18,357

-2 LogLikelihood = 86,296 Negelkerke R Square = 0,461 Pvalue = 0,000 Berdasarkan tabel 5.27, diketahui variabel pengetahuan gizi dan

jarak terbukti berhubungan signifikan dengan partisipasi ibu balita ke

Posyandu. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai OR pengetahuan adalah

4,753 artinya semakin kurang pengetahuan gizi ibu balita maka

berpeluang untuk berpastisipasi tidak aktif ke posyandu sebesar 4,753

kali dibandingkan dengan ibu balita yang memiliki pengetahuan baik.

Sedangkan variabel jarak, berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai OR

jarak adalah sebesar 23,363 artinya ibu balita yang memiliki tempat

tinggal dengan jarak yang jauh dari Posyandu berpeluang untuk

Page 108: Nita Kurnia

86

berpartisipasi tidak aktif sebesar 23,363 kali dibandingkan dengan ibu

balita yang memiliki tempat tinggal dengan jarak yang dekat ke

Posyandu.

Dari hasil nilai OR kedua variabel yang diduga berhubungan

dengan partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di

Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang

tahun 2011 dapat diketahui variabel-variabel mana yang paling besar

berhubungan dengan partisipasi ibu ke Posyandu. Semakin besar nilai OR

maka semakin besar pula pengaruhnya. Berdasarkan tabel 5.27, tersebut

terlihat bahwa OR Jarak yang paling besar nilainya. Dengan demikian

jarak merupakan variabel yang paling berhubungan dengan partisipasi ibu

balita dalam memanfaatakan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan

Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011. Dari hasil

uji analisis multivariat secara keseluruhan, maka persamaan regresi yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

Logit partisipasi ibu ke Posyandu= -3,016 + (1,559*pengetahuan gizi) +

(3,151*jarak)

Dengan model persamaan tersebut maka dapat memperkirakan

partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu

dengan menggunakan variabel pengetahuan gizi dan jarak dari rumah ke

Posyandu. persamaan tersebut menunjukkan bahwa partisipasi ibu balita

dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu akan berubah menjadi

tidak aktif sebesar 1,559 kali jika ibu balita memiliki pengetahuan

Page 109: Nita Kurnia

87

kurang, partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di

Posyandu akan berubah menjadi tidak aktif sebesar 3,151 kali jika ibu

balita memiliki jarak yang jauh dari rumah ke Posyandu. Semakin besar

nilai beta (B) maka semakin besar hubungannya dengan partisipasi ibu

balita dalam memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa koefisien

determinan (negelkerke R square) menunjukkan nilai 0,461 artinya

bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 46,1% variasi

variabel dependen partisipasi ibu balita dalam memanfaatkan pelayanan

gizi di Posyandu. Dengan demikian, variabel pengetahuan gizi dan jarak

hanya dapat menjelaskan variasi variabel partisipasi ibu balita ke

Posyandu sebesar 46,1%. Sedangkan 53,9% dijelaskan oleh variabel

lainnya.

Page 110: Nita Kurnia

86

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini hanya

sebatas melihat ada tidaknya hubungan, tidak sampai pada tahap untuk mencari

hubungan sebab akibat antar variabel dependen dengan independen karena kedua

variabel diteliti pada saat bersamaan dengan menggunakan desain studi cross

sectional.

6.2 Gambaran Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di

Posyandu Kelurahan Sukasari

Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat

dalam memecahkan perasalahan-permasalahan masyarakat. Partisipasi

masyarakat dalam bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota

masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi sendiri

baik masalah keluarga ataupun masyarakat itu sendiri (Notoatmodjo, 2007).

Partisipasi masyarakat umumnya dipandang sebagai satu bentuk perilaku. Salah

satu bentuk perilaku kesehatan adalah partisipasi ibu balita dalam program gizi di

Posyandu, yang diwujudkan dengan membawa anaknya untuk ditimbang berat

badan ke Posyandu secara teratur setiap bulan. Target yang ingin dicapai oleh

Nasional adalah 80% dapat berpartisipasi dengan aktif ke Posyandu.

Page 111: Nita Kurnia

87

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu balita yang

berpartisipasi tidak aktif lebih banyak dibandingkan dengan ibu balita yang

berpartisipasi aktif ke Posyandu. Ibu balita yang berpartisipasi aktif ke

Posyandu di Kelurahan Sukasari sebesar 46,7%, angka ini belum mencapai target

yang sudah ditetapkan Nasional yaitu 80%. Hal ini menunjukkan masih

rendahnya tingkat partisipasi masyarakat untuk membawa anak balitanya datang

ke Posyandu. Padahal, menurut Khomsan (2007), kunjungan balita secara rutin

ke Posyandu sangat dianjurkan karena di Posyandu setiap balita akan dimonitor

berat badannya melalui penimbangan, sehingga akan diperoleh trend berat

badan dari bulan ke bulan. Apabila terjadi trend yang menurun atau berat badan

balita di bawah dibawah garis merah, maka Posyandu diharapkan dapat

memberikan nasihat gizi atau memberikan makanan tambahan, sehingga trend

berat badan yang menurun dapat dicegah.

Angka partisipasi yang aktif ke Posyandu di Kelurahan Sukasari lebih

rendah bila di bandingkan dengan hasil penelitian Sambas (2002) di Kelurahan

Bojongherang Kabupaten Cianjur yaitu didapatkan 57,7% ibu balita yang

berpartisipasi aktif ke Posyandu dan Penelitian Soeryoto (2001) di Kecamatan

Jurai Kabupaten Pesisir Selatan mendapatkan proporsi ke Posyandu dengan

cakupan lebih rendah yaitu 48,1% daripada di Kelurahan Sukasari Kota

Tangerang. Keadaan ini menunjukkan bahwa meskipun lokasi penelitian

berbeda, tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbangkan anak balita ke

Posyandu tidak berbeda jauh dan masih tetap dibawah target Nasional yaitu

sebesar 80%.

Page 112: Nita Kurnia

88

Sedangkan untuk data dari Riskesdas 2007, cakupan penimbangan di

seluruh Indonesia adalah 45,4% yang menandakan cakupan di Indonesia masih

jauh dibawah standar Nasional yaiitu 80%. Hal ini dapat disebabkan karena

adanya kecenderungan makin tinggi umur anak, makin rendah cakupan

penimbangan rutin. Jika menurut tipe daerah presentase penimbangan balita di

rumah sakit dan Puskesmas lebih banyak di perkotaan dari pada di pedesaan.

Namun sebaliknya presentase penimbangan di polindes dan posyandu lebih

banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan. Ada daerah perkotaan (47,5%)

dibanding didaerah pedesaan (44,1%). Cakupan penimbangan rutin tidak banyak

berbeda menurut tingkat pendidikan, kepala keluarga, maupun tingkat

pengeluaran per kapita. Perbedaan hanya 8,7% untuk tingkat pendidikan

Partisipasi ibu balita ke Posyandu dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur ibu, pendidikan iibu, status bekerja ibu, tingkat

pengetahuan ibu, jarak tempuh dari rumah ke Posyandu, persepsi ibu terhadap

sarana dan sikap kader di Posyandu, dukungan tokoh masyarakat dan kebutuhan

yang dirasakan ibu terhadap pelayanan di Posyandu.

Berdasarkan hasil analisa data, pada hasil penelitian ini menunjukkan

lima faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari, yaitu pendidikan ibu, status

bekerja ibu, jarak tempuh dari rumah ke posyandu, dukungan tokoh masyarakat

dan kebutuhan yang dirasakan ibu balita terhadap pelayanan gizi di posyandu.

Selanjutnya pada tahap analisis multivariat diketahui bahwa koefisien

0,461 yang artinya bahwa variabel tingkat pengetahuan dan jarak tempuh dari

Page 113: Nita Kurnia

89

rumah ke Posyandu hanya dapat menjelaskan variasi variabel partisipasi ibu

balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu sebesar 46,1%. Sedangkan

54,9% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini,

misalnya variabel jumlah anak, status menikah, kepemilikan KMS, perilaku

petugas kesehatan, pendapatan keluarga, dan lain sebagainya.

6.3 Umur Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Umur merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi

perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal. Umur

berpengaruh terhadap terbentuknya kemampuan, karena kemampuan yang

dimiliki dapat diperoleh melalui pengalaman sehari-hari di luar faktor

pendidikannya (Sedioetama, 2006). Menurut Kresno (1997) dalam Dharmawati

(2010) umur adalah salah satu aspek sosial yang berpengaruh terhadap perilaku.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu balita di Kelurahan Sukasari

lebih banyak pada kelompok umur < 30 tahun. Berdasarkan hasil penelitian juga

diketahui bahwa presentasi ibu balita yang berpartisipasi tidak aktif ke

Posyandu lebih banyak pada ibu balita berumur < 30 tahun dibanding dengan

ibu yang berumur ≥ 30 tahun. Hal tersebut juga didukung oleh Hurlock dalam

Gabriel (2008) bahwa faktor usia yang muda juga cenderung menjadikan ibu

untuk mendahulukan kepentingan sendiri daripada kepentingan ananknya

sehingga kuantitas dan kualitas pengasuhan kurang terpenuhi.

Page 114: Nita Kurnia

90

Begitu juga Sunyoto dalam Arinta (2010) mengatakan adanya

pengalaman bahwa seseorang yang sudah lanjut usia maka penerimaan terhadap

hal baru semakin rendah dikarenakan orang yang termasuk dalam golongan tua

memiliki kecenderungan selalu bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga

diperkirakan sulit menerima hal-hal yang sifatnya baru. Dengan demikian, ibu

yang memiliki kedua umur tersebut cenderung akan mempengaruhi perilaku

mereka yaitu dengan berpartisipasi aktif dalam memanfaatakan pelayanan gizi

di Posyandu.

Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara umur ibu balita dengan partisipasi ibu dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,920 ( p > 0,05).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yamin (2003) yang

menyebutkan bahwa perilaku ibu dalam pemanfaatan posyandu dipengaruhi

oleh umur ibu, artinya semakin bertambah usia ibu semakin rutin pemanfaatan

Posyandu. Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian Eddy (2000), yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara umur ibu dengan

cakupan penimbangan.

Tidak adanya hubungan antara umur ibu dengan partisipasi ibu balita

dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu kemungkinan dipengaruhi oleh

faktor lain, seperti pengetahuan yang dimiliki ibu balita. Dengan pengetahuan

yang kurang yang dimiliki ibu balita mengenai Posyandu, maka ada

kecenderungan berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku yaitu ibu balita

tidak berpartisipasi aktif ke Posyandu. Sebagaimana Notoatmodjo (2003)

Page 115: Nita Kurnia

91

mengatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang, karena dengan perilaku yang tidak didasari

pengetahuan akan sulit dipertahankan kelanggengannya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hurlock (1999) yaitu Ibu

yang relatif muda cenderung kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman

dalam mengasuh anak sehinnga umumnya mereka mengasuh dan merawat anak

didasarkan pada pengalaman orang tuanya terdahulu. Sebaliknya pada ibu yang

lebih berumur cenderung akan menerima dengan senang hati tugasnya sebagai

ibu yang lebih berumur cenderung akan menerima dengan senang hatitugasnya

sebagai ibu sehingga akan mempengaruhi pula terhadap kualitas dan kuantitass

pengasuhan anak.

6.4 Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak

yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan

sebagainya (Soetjiningsih(1995) dalam Khalimah (2007).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa presentasi ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

berpendidikan tinggi dibanding dengan ibu balita yang berpendidikan rendah.

Page 116: Nita Kurnia

92

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan

antara pendidikan ibu dengan partisipasinya ke Posyandu dengan nilai p= 0,024

(p < 0,05). Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian Eddy (2000) yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat

pendidikan ibu balita dengan partisipasi ke Posyandu. Begitu juga dengan hasil

penelitian Hidayati (2010), tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu

dengan partisipasinya ke Posyandu. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian Harinto (1992) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

pendidikan responden dengan partisipasi mereka ke Posyandu.

Penelitian ini berhubungan karena ibu yang memiliki pendidikan tinggi

kemungkinan akan mempunyai pekerjaan di luar rumah sehingga akan

mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan Posyandu secara Rutin.

Sebagaimana hal tersebut diperkuat oleh Marsigit (2004) yang menyatakan

bahwa tingkat pendidikan memberikan peluang kepada ibu rumah tangga

untuk mendapatkan pekerjaan sehingga waktunya di dalam rumah akan semakin

sedikit dan berdampak negatif pada pemeliharaan kesehatan anak dan keluarga.

Tetapi menurut penelitian Nuraprilyanti (2009), Idwar (2001) dan

Ladifire (2009). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula

pengetahuan seseorang. Hal ini juga terkait dengan partisipasi ibu dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu. Ibu yang memiliki pendidikan dan

pengetahuan tinggi akan memiliki pengertian yang baik mengenai pentingnya

ibu membawa anak balitanya ke Posyandu sehingga akan mempunyai kesadaran

yang tinggi terhadap upaya peningkatan perubahan perilaku.

Page 117: Nita Kurnia

93

Selain itu pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku

seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin banyak

pula pengetahuan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika pendidikan rendah,

maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,

informasi, dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

Tetapi dari hasil yang didapatkan, ternyata ibu balita yang berpendidikan

tinggi lebih banyak yang tidak memanfaatkan Posyandu, berdasarkan hasil

pengamatan di lapangan, ibu balita yang berpendidikan tinggi akan cenderung

memiliki pekerjaan di luar rumah, sehingga tidak sempat membawa anaknya ke

Posyandu melainkan membawa anaknya ke rumah sakit, rumah sakit ibu dan

anak (RSIA) atau klinik untuk menimbang anaknya bersamaan dengan waktu

imunisasi pada hari ibu tidak bekerja. Sehingga hal tersebut yang menyebabkan

ibu balita tidak aktif untuk datang ke Posyandu. Hal ini sejalan dengan

penelitian Anderson and Andersen (1972) dan Aday and Eichorn (1972) yang

mengatakan dalam teorinya bahwa seseorang yang mendapat pendidikan formal

biasanya lebih banyak mengunjungi ahli kesehatan (Greenly,1980), dalam hal

ini ahli kesehatan di perkotaan lebih cenderung untuk mendatangi rumah sakit

daripada Posyandu.

Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan perhatian

lebih pada ibu balita yang berpendidikan rendah agar mereka dapat lebih mudah

memahami manfaat datang ke Posyandu sehingga timbul perilaku yang lebih

baik dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu untuk mengetahui

perkembangan dan pertumbuhan balitanya.

Page 118: Nita Kurnia

94

6.5 Status Bekerja Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam

Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Salah satu penyebab seseorang tidak berpartisipasi baik ke Posyandu

adalah karena pekerjaan. Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu

yang cukup padat akan mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan

Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita yang

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang bekerja

dibanding dengan ibu balita yang tidak bekerja. Hasil penelitian ini didukung

oleh hasil penelitian Sambas (2002) yang menyatakan bahwa ibu balita yang

bekerja tidak mempunyai peluang baik untuk berkunjung ke Posyandu

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

Berdasarkan hasil uji statistik juga menunjukkan tedapat hubungan yang

signifikan antara pekerjaan ibu balita dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,000 (p < 0,05).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sambas

(2002) di Kelurahan Bojongherang bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara variabel pekerjaan dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke

Posyandu.Begitu juga berdasarkan penelitian Nurul (2010) yang menunjukkan

tidak terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan ibu balita dengan

partisipasinya ke Posyandu. Namun, hal ini sama dengan hasil penelitian

Hidayat yang dikutip dalam penelitian Sambas (2002) yang menyatakan adanya

Page 119: Nita Kurnia

95

hubungan bermakna antara pekerjaan ibu dengan perilaku responden ke

Posyandu.

Adanya hubungan kemungkinan disebabkan oleh ibu balita yang bekerja

tidak mempunyai waktu luang sehingga semakin tinggi aktivitas pekerjaan ibu

maka semakin sulit ibu datang ke Posyandu. Asumsi lain kemungkinan karena

Posyandu diselenggarakan pada hari kerja dan jam kerja yaitu diselenggarakan

mulai jam 09.00 hingga 12.00 WIB pada hari kerja sehingga ibu yang bekerja

tidak dapat membawa anaknya ke Posyandu. Pendapat ini didukung oleh hasil

penelitian Widiastuti (2006) yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja

menyebabkan tidak membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang karena

faktor bekerja penghambat ibu balita dalam memanfaatkan penimbangan anak

balitanya di Posyandu.

Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat

akan mempengaruhi ketidakhadiran dalam pelaksanaan Posyandu. Pada

umumnya orang tua tidak mempunyai waktu luang, sehingga semakin tinggi

aktivitas pekerjaan orang tua semakin sulit datang ke Posyandu. Hal ini sesuai

dengan penelitian Sambas (2002) yang menyatakan bahwa ibu balita yang tidak

bekerja berpeluang baik untuk berkunjung ke Posyandu dibandingkan dengan

ibu yang bekerja.

Asumsi lainnya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendapatan

keluarga. Seseorang yang bekerja cenderung untuk memiliki pendapatan

keluarga yang cukup. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan partisipasi ibu

balita ke Posyandu mengalami penurunan karena ada kemungkinan mereka

Page 120: Nita Kurnia

96

yang memiliki pendapatan yang cukup akan lebih memilih pelayanan kesehatan

yang lain dibanding ke Posyandu. Sebagaimana dikatakan Tuti (1989) bahwa

pendapatan yang lebih tinggi akan memberikan kemungkinan yang lebih besar

bagi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bahkan kesempatan

untuk memilih atau menentukan jenis pelayanan sesuai dengan keinginannya.

Hal ini dihubungkan dengan tersedianya biaya baik untuk pengobatan,

pemeliharaan kesehatan, maupun pencegahan penyakit. Dapat pula

dihubungkan dengan kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang

tersedianya fasilitas pelayanan yang modern. Penelitian ini sejalan dengan

model sistem kesehatan (Andersen, 1974) di dalam struktur sosial pekerjaan

merupakan karakteristik predisposisi yang menyebabkan individu mempunyai

kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan salah satunya partisipasi ibu

balita dalam pemanfaatan gizi di Posyandu.

6.6 Tingkat Pengetahuan Ibu dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita

dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) menempatkan pengetahuan

sebagai faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah atau

mempredisposisikan terjadinya perilaku sesorang. Pengetahuan seseorang akan

suatu program kesehatan akan mendorong orang tersebut mau berpartisipasi

didalamnya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

Page 121: Nita Kurnia

97

memiliki pengetahuan kurang dibanding dengan ibu balita yang memiliki

pengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan partisipasi ibu balita

dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,115 (p >

0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) bahwa

pengetahuan ibu tidak berhubungan secara bermakna dengan kehadiran ibu

balita ke Posyandu. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

Maharsi (2007), Hutagalung (1992) dan Juarsa (2004) yang mengatakan bahwa

ada hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan partisipasi ke

Posyandu.

Hasil penelitian ini pun tidak sejalan dengan penelitian Soeryoto (2001)

di kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat, menyimpulkan bahwa

pengetahuan tentang Posyandu dapat menyebabkan orang menggunakan

Posyandu dan sebaliknya kebiasaan menggunakan pelayanan Posyandu akan

menambah pengetahuan tentang merka tentang Posyandu. Dengan pengetahuan

yang baik akan membentuk sikap yang positif terhadap program Posyandu,

yang kemudian akan diikuti dengan perilaku positif pula yaitu dengan

datangnya ibu balita ke Posyandu untuk menimbangkan anaknya atau dengan

kata lain semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin sering kehadiran ibu

balita untuk menimbangkan anaknya ke Posyandu.

Hal ini tidak sejalan dengan teori Green dalam Notoatmodjo (2007)

tentang faktor pengetahuan yang berpengaruh pada perilaku seseorang. Dan

Page 122: Nita Kurnia

98

menurut pendapat Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan seseorang memiliki

5 tingkatan, tingkatan terendah adalah tahu (know) yang diartikan sekedar dapat

menyebutkan, tingkatan kedua dan ketiga yaitu memahami dan

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut. Bila dikaitkan dengan

pendapat Notoatmodjo tersebut, maka pengetahuan ibu balita di Kelurahan

Sukasari hanya baru pada tingkatan pengetahuan paling rendah yaitu ibu balita

hanya tahu saja tetapi belum dipahami secara mendalam serta belum

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari apa yang diketahui tersebut.

Pada dasarnya, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari dengan

pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari dengan

pengetahuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah

pengetahuan. Namun, pembentukan perilaku itu sendiri tidak semata-mata

berdasarkan pengetahuan, tetapi masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang

sangat kompleks. (Notoatmodjo dkk,1985).

Berdasarkan hasil uji multivariat pada penelitian ini, dari variabel

pengetahuan gizi diperoleh nilai OR= 4,753 (1,485-15,212), artinya ibu balita

yang memiliki pengetahuan kurang memiliki peluang 4,753 kali untuk

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang

memiliki pengetahuan gizi baik. Hasil ini memberikan gambaran bahwa tingkat

pengetahuan yang tinggi bukanlah jaminan bagi ibu balita untuk melakukan

tindakan menggunakan Posyandu jika tidak diikuti dengan kemauan yang

Page 123: Nita Kurnia

99

tinggi. Sebaliknya kemauan tidak akan pernah ada untuk menggunakan

Posyandu jika tingkat pengetahuan ibu balita masih rendah. (Ridwan, 1990) .

6.7 Jarak Tempuh dari Rumah ke Posyandu dan Hubungannya dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian kesehatan individu

masyarakat adalah keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat

(Idwar, 2000). Jarak dalam penelitian ini adalah ukuran jauh dekatnya dari

rumah atau tempat tinggal seseorang ke Posyandu dimana adanya kegiatan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat diwilayahnya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentasi ibu balita yang

berpartispasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

bertempat tinggal jauh dari Posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang

bertempat tinggal dekat dari Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan antara jarak tempuh dari rumah ke Posyandu

dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu

dengan nilai Pvalue = 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Sambas (2002) yang menunjukkan tidak ada hubungan bermakna

antara variabel persepsi jarak tempuh dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke

Posyandu. Artinya, tidak ada perbedaan antara ibu-ibu anak balita yang

mempunyai persepsi jarak tempuh dekat dengan yang mempunyai persepsi

jarak tempuh jauh untuk mengunjungi Posyandu.

Page 124: Nita Kurnia

100

Dalam penelitian ini, Ibu balita yang datang ke Posyandu dalam

melakukan penimbangan melakukannya dengan mempertimbangkan adanya

perbedaan persepsi jarak tempuh diantara mereka. Dalam hal ini sejalan dengan

hasil penelitian Ongko, Gani dan Wibowo dalam Tukiman (1994) mereka

berpendapat bahwa ada hubungan yang bermakna antara jarak dengan tempat

pelayanan kesehatan, dan juga dalam penelitian Harinto (1992) juga

menyatakan ada hubungan bermakna antara jarak rumah responden ke

Posyandu. Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian (Pradianto, 1989) di

daerah Bogor yang menyatakan adanya perbedaan bermakna antara jarak dari

rumah ke Posyandu dalam menggunakan Posyandu.

Berdasarkan hasil uji multivariat pada penelitian ini, variabel jarak

tempuh dari rumah ke Posyandu yang diduga paling berhubungan dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang.

Berdasa rkan hasil analisis juga diperoleh nilai OR= 23,363 (6,532-83,566),

artinya ibu balita yang memiliki jarak yang jauh dari rumah ke Posyandu

memiliki peluang 23,363 kali untuk berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu

dibandingkan ibu balita yang jarak rumahnya dekat dari Posyandu. Semakin

besar nilai OR maka semakin besar hubungan faktor tersebut dengan

partisipasi ibu balita ke Posyandu.

Menurut Ladifire (2009), pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Disamping itu perilaku yang

dilakukan seseorang dengan didasari pengetahuan akan lebih melekat pada

Page 125: Nita Kurnia

101

perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Keadaan tersebut mengindikasikan

bahwa tempat Posyandu berada belum sepenuhnya dekat dengan masyarakat.

Menurut Kroeger (1983 dalam Setyowati, 2001), bahwa keterjangkauan

masyarakat (jarak) akan fasilitas pelayanan kesehatan mempengaruhi pemilihan

akan pelayanan kesehatan. Demikian juga menurut Teori Andersen (1975)

dalam Sudarti (2008) bahwa jarak merupakan komponen kedua yaitu suatu

kondisi yang memungkinkan orang memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Mengingat jarak yang jauh ke Posyandu dapat dijadikan alasan untuk tidak

datang ke Posyandu, apalagi jika sarana transportasi yang tidak mendukung

akan menambah keengganan ibu balita untuk datang ke Posyandu. Oleh karena

itu pembangunan Posyandu harus mempertimbangkan faktor jarak sehingga

dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat khususnya ibu balita.

6.8 Persepsi Ibu tentang Sarana di Posyandu dan Hubungannya dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Ketersediaan sarana yang ada di Posyandu dapat mempengaruhi

pengguna untuk datang ke Posyandu. Fasiltas pelayanan yang dimaksud adalah

fasilitas yang terkait dengan kesehatan bayi atau balita yaitu Kesehatan Ibu dan

Anak (penimbangan), imunisasi, peningkatan gizi dan penanggulangan diare

serta pemberian makanan tambahan. Sedangkan fasilitas sarana terkait dengan

perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan posyandu antara lain

timbangan dan sarungnya, meja, ruang tunggu, KMS, media penyuluhan

(poster) Hutagalung (1992)

Page 126: Nita Kurnia

102

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita yang

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

memiliki persepsi sarana tidak lengkap di posyandu dibanding dengan ibu balita

yang memiliki persepsi sarana lengkap di Posyandu hasil uji statistik juga

menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi ibu

terhadap sarana di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,264 ( p > 0,05).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hutagalung (1992)

yang melaksanakan penelitian di Sulawesi tengah mengatakan bahwa semakin

lengkap sarana yang digunakan di Posyandu semakin sering ibu menimbang

anaknya di Posyandu. Begitupula dengan penelitian Yamin (2003) di daerah

Puskesmas Limus Nunggal yang menyatakan semakin lengkap fasilitas yang

terdapat di Posyandu semakin tinggi tingkat partisipasi ibu dalam pemanfaatan

Posyandu.Penelitian ini pun tidak sejalan dengan penelitian Etty (2002) yang

menunjukkan adanya hubungan bermakna antara sarana dengan kegiatan gizi di

Posyandu.Tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian Toha (1990) pada

penelitiannya di Kotamadya Ujung Pandang yang mengatakan tidak terdapat

hubungan bermakna antara penggunaan posyandu dengan sarana.

Tidak adanya hubungan antara persepsi ibu terhadap sarana di Posyandu

dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu kemungkinan karena sebagian ibu

balita yang menggunakan Posyandu melihat bahwa kelengkapan sarana di

Posyandu kurang lengkap. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sarana

yang ada belum lengkap, seperti dibeberapa posyandu belum menyediakan 5

Page 127: Nita Kurnia

103

meja sehingga pada saat ibu balita datang ke Posyandu tidak teratur dalam

melaksanakan pelayanan, masih ada yang belum memakai timbangan dacin

yang bisa berdampak kurang akurat pada saat penimbangan berat badan, hal ini

dapat berdampak terhadap ketidak aktifan ibu balita datang ke Posyandu.

Menurut peneliti, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan Posyandu

merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan

posyandu tersebut. Fasilitas dapat memberikan suatu daya tarik bagi

masyarakat untuk mendatanginya. Masih banyaknya Posyandu yang belum

memiliki fasilitas antara lain media penyuluhan, alat peraga atau poster kurang

memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat, sehingga ada

kecenderungan pada masyarakat tidak memahami betul apa masalah anaknya

dan apa yang harus dilakukan untuk megatasi masalah tersebut. Demikian pula

PMT (pemberian makanan tambahan) dapat menjadi suatu daya tarik tersendiri

bagi masyarakat terutama yang tidak mampu untuk pergi ke posyandu.

6.9 Persepsi Ibu tentang Sikap Kader Kesehatan dan Hubungannya dengan

Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Ibu balita yang mendapat pembinaan dari kader akan berpartisipasi

dengan baik ke Posyandu, karena mereka akan merasa diakui dan diperhatikan

keberadaannya oleh pengelola Posyandu sehingga ruin datang ke Posyandu

(Sambas, 2002).

Bedasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita yang

berpartispasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

Page 128: Nita Kurnia

104

memiliki persepsi baik terhadap sikap kader di Posyandu dibanding dengan ibu

balita yang memiliki persepsi kurang terhadap sikap kader di Posyandu. Hasil

uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

persepsi ibu terhadap kader di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,077 (p > 0,05). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) bahwa tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara perilaku kader dengan kunjungan ibu bakita ke

Posyandu. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Hutagalung (1992),

Eddy (2000) dan Sambas (2002) bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara pembinaan dari kader dengan partisipasi masyarakat dalam menimbang

anak balitanya ke Posyandu.

Tidak adanya hubungan kemungkinan dipengaruhi oleh keterampilan

kader itu sendiri. Kader Posyandu sebagai penyelenggara utama kegiatan

Posyandu mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan

Posyandu. Sebagaimana teori Azwar dalam Khalimah (2007) mengatakan

bahwa keterampilan kader merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

sistem pelayanan di posyandu, karena dengan pelayanan kader yang terampil

akan mendapat respon positif dari ibu-ibu yang memiliki balita, sehingga

terkesan ramah dan baik serta pelayanannya teratur. Hal ini mendorong para ibu

balita rajin berkunjung ke Posyandu.

Dalam Islam juga dikatakan bahwa individu dan lingkungannya harus

saling menyokong dalam hal penghambatan diri pada Allah, sehingga yang

muncul adalah lingkaran kebajikan yang saling mendukung dalam kesalehan

Page 129: Nita Kurnia

105

(Sumantri, 2010). Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 yang

artinya:

یبتغون الحرام البیت آمین وال القآلئد وال الھدي وال الحرام الشھر وال اللھ شعآئر تحلوا ال آمنوا الذین أیھا یا

تعتدوا أن الحرام المسجد عن صدوكم أن قوم شنآن یجرمنكم وال فاصطادوا حللتم وإذا ورضوانا ربھم من فضال

العقاب شدید اللھ إن اللھ واتقوا والعدوان اإلثم على تعاونوا وال والتقوى البر على وتعاونوا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar

Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan

(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan

jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang

mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah

menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali

kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu

dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-

Nya.(Q.S Al-Maidah:2)

Ayat tersebut jika dikaitkan dengan perilaku kader disini adalah, kader

Posyandu sebagai penyelenggara utama kegiatan Posyandu, mereka memiliki

tugas dan tanggung jawab untuk membantu orang-orang di Posyandu dengan

segala kemampuan yang dimilikinya, karena dalam persaudaraan diharuskan

dapat saling tolong menolong sehingga dapat meningkatkan kesalehan.

Selanjutnya pendapat Judd dalam Juarsa (2004) yang menyatakan

bahwa keaktifan kader berhubungan dengan lama dan metode pelatihan yang

didapat, dukungan masyarakat dan pembinaan kepala desa. Hal ini

menunjukkan bahwa malalui pelatihan yang baik dan tepat dapat meningkatkan

Page 130: Nita Kurnia

106

kemampuan kader dalam mengelola Posyandu sehingga berdampak positif

terhadap partispasi ibu dalam penimbangan balita di Posyandu.

6.10 Dukungan Tokoh Masyarakat dan Hubungannya dengan Partisipasi Ibu

Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu

Tokoh Masyarakat merupakan bagian dari masyarakat sehingga

perilaku keluarga tidak dapat dipisahkan dari perilaku masyarakat di sekitarnya.

Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa tokoh masyarakat adalah jembatan antara

sektor kesehatan dengan masyarakat. Jadi, tokoh masyarakat sangat

berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam berpartisipasi ke Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa persentase ibu balita yang

berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

melihat dukungan tokoh masyarakat baik terhadap kegiatan Posyandu dibanding

ibu balita yang melihat dukungan tokoh masyarakat kurang terhadap kegiatan

Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi ibu balita

dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu dengan nilai p= 0,043 (p <

0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sambas (2002) bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara dorongan dari tokoh masyarakat

dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Namun, hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian Hutagalung (1992) bahwa tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara partisipasi tokoh masyarakat dengan perilaku menimbang

anaknya ke Posyandu.

Page 131: Nita Kurnia

107

Tokoh masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu

RT/RW. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan informasi dari beberapa

ibu balita diketahui bahwa ketika pagi setiap bulan tepatnya pada hari H

pelaksanaan kegiatan Posyandu, ibu RT/RW akan mengumumkan kegiatan

Posyandu dengan pengeras suara dari masjid atau musholla untuk

memberitahukan bahwa pada hari itu ada kegiatan Posyandu yang dilakukan

seperti biasanya.

Sebagaimana Soedarti (1998 dalam Juarsa (2004) juga mengemukakan

dalam penelitiannya bahwa partisipasi aktif dari tokoh masyarakat

menghasilkan kemajuan kegiatan Posyandu, Kegiatan Posyandu dilaksanakan

oleh masyarakat dan untuk masyarakat sendiri. Oleh karena itu, jika tokoh

masyarakat setempat tidak berpartisipasi/ terlibat dalam kegiatan Posyandu, ada

kemungkinan bahwa masyarakat setempat tidak akan menggunakan Posyandu.

Seseorang yang mengerjakan sesuatu perbuatan dengan ikhlas, Allah

akan membalasnya dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT dalam

Al-qur’an, yang berbunyi:

Artinya: “dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu

adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya

(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta Alam”. (Q.S. Al-Ankabut: 6).

Ayat diatas menegaskan bahwa “dan barang siapa yang berjihad” yaitu

mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal shaleh hingga ia

Page 132: Nita Kurnia

108

bagaikan hamba berlomba dalam kebajikan, maka sesungguhna manfaat dan

kebaikan jihadnya adalah untuk dirinya sendiri. Jika maksud dari ayat tersebut

dikaitkan dengan penelitian ini, maka dapat dijelaskan bahwa apabila tokoh

masyarakatnya memiliki perilaku yang baik terhadap kegiatan Posyandu,

sehingga mereka mau menggunakan kemampuannya untuk melaksanakan amal

sholeh yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada ibu-ibu

balita di Posyandu, maka Allah akan membalas kebaikan tokoh masyarakat

tersebut denga lebih baik dari apa yang dikerjakannya.

Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa untuk berperilaku sehat,

masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif

dan dukungan fasilitas saja, melainkan perlu perilaku contoh para tokoh

masyarakat, tokoh adat dan petugas kesehatan. Jadi, apabila kegiatan yang

diselenggarakan masyarakatnya melihat bahwa tokoh-tokoh masyarakatnya

yang disegani ikut serta dalam kegiatan tersebut maka mereka akan tertarik juga

untuk berpartisipasi didalamnya.

6.11 Kebutuhan yang Dirasakan Ibu Balita terhadap Pelayanan di Posyandu dan

Hubungannya dengan Partisipasi Ibu Balita dalam Pemanfaatan Pelayanan

Gizi di Posyandu

Menurut Sudarti (2008) ibu yang memanfaatkan Posyandu merasakan

kebutuhan akan pelayanan Posyandu karena adanya keinginan yang kuat dari

ibu untuk mengetahui dan memahami tentang perkembangan gizi anaknya,

imunisasi gratis dan lokasi Posyandu tidak jauh dari tempat tinggal ibu.

Page 133: Nita Kurnia

109

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa presentase ibu balita

yang berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang

merasakan kebutuhan yang tinggi terhadap pelayanan di Posyandu dibanding

dengan ibu balita yang merasakan kebutuhan yang rendah terhadap pelayanan

di Posyandu. Hasil uji statistik juga menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara kebutuhan yang dirasakan ibu balita terhadap pelayanan di

Posyandu dengan partisipasi ibu dalam pemanfaatan pelayanan gizi di

Posyandu dengan nilai Pvalue = 0,025. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Hutagalung (1992) yang menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara kebutuhan pelayanan di Posyandu dengan perilaku ibu dalam

menimbang anaknya di Posyandu. Dalam penelitian Suwandono (1990) dalam

Hutagalung (1992) mengemukakan bahwa pada desa yang program

penimbangannya ditata dengan baik serta kegiatannya dibakukan, secara

statistik terjadi perbaikan status gizi anak serta para peserta penimbangannya

pun lebih tinggi.

Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tuti (1989)

menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara persepsi jenis pelayanan

dengan indeks kunjungan dan menunjukkan semakin tidak sesuai jenis

pelayanan di Posyandu semakin rendah penggunaan Posyandu tidak terbukti

karena jenis pelayanan yang ada di Posyandu cukup sesuai dengan kebutuhan

ibu balita.

Dalam Islam juga dijelaskan tentang kedudukan anak, dalam Al-Qur’an

ditemukan beberapa penjelasan tentang kedudukan anak terhadap orang tuanya,

Page 134: Nita Kurnia

110

salah satunya anak sebagai kesenangan hidup di dunia, hal ini disebutkan dalam

Surat Ali ‘Imran/3:14, yang berbunyi:

“dijadikan terindah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang

diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda bertumpuk

dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah lading.

Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang

baik” (QS.Ali’Imran:14)

Makna dari ayat tersebut yaitu anak sebagai kesenangan dalam hidup

oleh karena itu para orang tua juga harus memperhatikan kehidupan anak secara

fisik, mental dan juga kesehatan, salah satu cara dengan berkunjung ke

Posyandu untuk memantau pertumbuhan dan perkemangan balitanya setiap

bulan.

Faktor kebutuhan akan pelayanan kesehatan juga telah dibuktikan oleh

Setyowaty (2000) di Kota Pontianak yang menyimpulkan bahwa variabel

kebutuhan merupakan paling dominan dengan pemanfaatan pelayanan

pengobatan. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori Anderson dalam

Setyowati (2001) bahwa salah satu komponen yang mempengaruhi keputusan

untuk menggunakan pelayanan kesehatan adalah komponen need dimana faktor

kebutuhan keluarga akan pelayanan kesehatan berhubungan dengan

Page 135: Nita Kurnia

111

pemanfaatan pelayanan pengobatan, bahkan faktor kebutuhan merupakan faktor

yang lebih penting dibandingkan dengan faktor kemampuan. Kebutuhan

seorang individu atau sekelompok masyarakat akan dipengaruhi oleh kesadaran

dirinya akan sebuah manfaat untuk dirinya sendiri dan juga dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan sekitar. Dengan kata lain melalui Posyandu ibu dapat

mengetahui perkembangan berat badan dan gizi anaknya. Selain itu

keberadaan makanan, imunisasi dan pelayanan gratis merupakan pemicu

kebutuhan tersebut.

6.12 Analisis Multivariat

Setelah melakukan seleksi kandidat model, selanjutnya diperoleh tujuh

variabel independen dengan nilai p < 0,25 dari hasil analisis bivariat yang

masuk ke model awal analisis multivariat untuk dianalisis yaitu pendidikan,

pekerjaan, pengetahuan gizi, jarak, sikap kader, dukungan tokoh masyarakat dan

kebutuhan. Dari ketujuh variabel tersebut setelah dilakukan analisis multivariat

regresi logistik dan secara bertahap melakukan pemodelan dengan

mengeluarkan satu per satu variabel sampai memperoleh dua variabel yang

berhubungan bermakna dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan

pelayanan gizi di Posyandu yang mempunyai nilai p waldnya < 0,05. Kedua,

variabel tersebut adalah jarak dan pengetahuan, kemudian kedua variabel

tersebut dilakukan uji interaksi dan hasilnya tidak ada variabel yang

berinteraksi.

Pengetahuan dengan OR= 4,753 kali (95%CI: 1,485-15,212) dan Pvalue

= 0,009. Artinya, semakin kurang pengetahuan gizi ibu balita maka berpeluang

Page 136: Nita Kurnia

112

untuk berpastisipasi tidak aktif ke posyandu sebesar 4,753 kali dibandingkan

dengan ibu balita yang memiliki pengetahuan baik. Sedangkan variabel jarak,

berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai OR jarak adalah sebesar 23,363 artinya

ibu balita yang memiliki tempat tinggal dengan jarak yang jauh dari Posyandu

berpeluang untuk berpartisipasi tidak aktif sebesar 23,363 kali dibandingkan

dengan ibu balita yang memiliki tempat tinggal dengan jarak yang dekat ke

Posyandu.

Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng atau berkelanjutan daripada perilaku yang

didasari oleh pengetahuan. Menurut Saifuddin (1998), upaya peningkatan

partisipasi masyarakat, pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan

seseorang maka kesadaran untuk mengunjungi Posyandu semakin besar atau

tingkat partisipasi menjadi aktif.

Green dalam Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa peran serta

masyarakat dalam memanfaatkan Posyandu sangat dipengaruhi dengan

pengetahuan masyarakat. Dalam penelitian ini yaitu seorang ibu akan membawa

anaknya dan menimbang di Posyandu bila ibu balita mengetahui dan mengerti

manfaat pelayanan yang diberikan Posyandu. Dan pada dasarnya seseorang

akan mendatangi Posyandu bila ia mengetahui manfaat yang didapatkannya

sekalipun jarak yang ditempuh jauh dari rumah ke Posyandu.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa jarak dari rumah ke Posyandu

yang dekat, tidak menjamin ibu balita untuk berpartisipasi aktif jika tidak diikuti

Page 137: Nita Kurnia

113

dengan adanya tingkat pengetahuan yang tinggi dari ibu balita. Sebaliknya,

jarak yang jauh ke Posyandu tidak akan menjadi masalah jika diikuti dengan

tingkat pengetahuan ibu yang tinggi sehingga ibu balita tetap datang ke

Posyandu meskipun jarak dari rumah ke Posyandu harus menggunakan

kendaraan atau membutuhkan waktu cukup lama (lebih dari 10 menit) untuk

memanfaatkan pelayanan gizi di Posyandu.

Artinya hubungan antara kedua variabel merupakan persyaratan untuk

kemungkinan berubahnya perilaku Ibu Balita dari tidak menggunakan menjadi

menggunakan Posyandu sebagai sarana perawatan kesehatan anaknya serta

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya setiap bulan.

Hasil yang sama terdapat di dalam penelitian (Bertnard and

Welmus,1990) dalam penelitiannya tentang pencarian pengobatan ke Pusat

pelayanan kesehatan oleh ibu-ibu yang anaknya menderita diare selama dua

minggu terakhir di Columbia, yang menyimpulkan bahwa faktor pencarian jenis

pelayanan pengobatan sangat berkorelasi positif dengan faktor pengetahuan,

yang diduga mempengaruhi perubahaan perilaku.

Page 138: Nita Kurnia

114

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Gambaran ibu yang berpartisipasi tidak aktif dalam pemanfaatan pelayanan

gizi di Posyandu lebih banyak yaitu (53,3%) dibandingkan ibu yang

berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (46,7%).

Hal ini membuktikan bahwa sebagian dari ibu yang memiliki balita dari 0-59

bulan di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang

berpartisipasi tidak aktif.

2. Gambaran karakteristik ibu balita antara lain sebagai berikut:

a. Ibu balita yang berumur < 30 tahun lebih banyak (57,8%) dibandingkan

ibu balita yang berumur ≥ 30 tahun (42,2%).

b. Ibu balita yang memiliki pendidikan tinggi lebih banyak ( 56,7%)

dibandingkan ibu balita yang memiliki pendidikan rendah (43,3%).

c. Ibu balita yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga lebih banyak (64,4%)

dibandingkan ibu yang bekerja (35,6%)

3. Ibu balita yang memiliki pengetahuan baik (56,7%) lebih banyak

dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang (43,3%).

Page 139: Nita Kurnia

115

4. Ibu balita yang memiliki jarak tempuh yang dekat dari rumahnya ke

Posyandu (58,9%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang memiliki jarak

yang jauh dari rumah ke Posyandu (41,1%).

5. Ibu balita yang memiliki persepsi terhadap sarana yang lengkap (54,4%)

lebih banyak dibandingkan dengan ibu balita yang memilki persepsi tidak

lengkap terhadap sarana di posyandu (45,6%).

6. Ibu balita yang memiliki persepsi baik terhadap sikap kader di Posynadu

(73,3%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang memiliki persepsi kurang

terhadap sikap kader di Posyandu (26,7%).

7. Ibu balita yang melihat dukungan tokoh masyarakat baik terhadap kegiatan

di Posyandu (62,2%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang melihat

dukungan tokoh masyarakat kurang (37,8%).

8. Ibu balita yang merasakan kebutuhan yang tinggi terhadap pelayanan di

Posyandu (63,3%) lebih banyak dibandingkan ibu balita yang merasakan

kebutuhan yang rendah terhadap pelayanan di Posyandu (36,7%).

9. Hubungan karakteristik ibu balita dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu antara lain sebagai berikut:

a. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan partisipasi

ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (p= 0,024) di

Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

b. Ada hubungan yang bermakna antara status bekerja ibu dengan

partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu

Page 140: Nita Kurnia

116

(p= 0,000) di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang

tahun 2011.

10. Ada hubungan yang bermakna antara jarak tempuh dari rumah ke Posyandu

dengan partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu

(p= 0,000) di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang

tahun 2011.

11. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan tokoh masyarakat dengan

partisipasi ibu balita dalam pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (p=

0,043) di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun

2011.

12. Ada hubungan yang bermakna antara kebutuhan yang dirasakan ibu balita

terhadap pelayanan di Posyandu dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu (p= 0,025) di Kelurahan Sukasari

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang tahun 2011.

13. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan

Tangerang Kota Tangerang tahun 2011 adalah jarak dari rumah ke Posyandu.

7.2 Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Perlu adanya dukungan dari seluruh masyarakat yang ada di Kelurahan

Sukasari dengan berpartisipasi aktif datang ke Posyandu pada hari buka

Posyandu bagi mereka yang termasuk sasaran kegiatan Posyandu yaitu

Page 141: Nita Kurnia

117

ibu yang memiliki balita, agar dapat menggunakan semaksimal mungkin

sarana yang tersedia di Posyandu untuk memantau perkembangan dan

pertumbuhan balitanya.

b. Perlunya pembuktian contoh teladan (role model) dari tokoh masyarakat,

pranata sosial dan agama karena sangat dibutuhkan dalam memotivasi ibu

balita untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, misalnya dengan cara

kedatangan tokoh masyarakat ke Posyandu dan mengumumkan hari buka

Posyandu setiap bulannya.

2. Bagi Puskesmas Sukasari Kota Tangerang

a. Perlu meningkatkan pembinaan kader dan motivasi kepada kader agar

menjalankan perannya terutama pada sasaran yang tidak datang ke

Posyandu melalui kunjungan rumah dan pemberian informasi kepada

sasaran di luar hari Posyandu.

b. Perlu ditelaah lebih lanjut waktu buka Posyandu yang sesuai jika ada ibu

balita ditempat tersebut yang lebih banyak bekerja di pagi hari, misalnya

membuka Posyandu di sore hari dengan catatan petugas yang bertugas

sore hari dibebastugaskan keesokan harinya.

c. Posyandu harus dapat berapresiasi dengan aspek ekonomi, sosial dan

masyarakat dalam memberikan pelayanan masyarakat lainnya seperti

arisan dan pengajian.

Page 142: Nita Kurnia

118

d. Perlu dipertimbangkan jarak dari rumah ke Posyandu untuk

dikembangkan Posyandu baru atau pemilihan lokasi Posyandu yang

tepat.

e. Perlu meningkatkan pengetahuan dengan penyuluhan konsep tentang

Posyandu sehingga masyarakat lebih mengerti dan lebih memahami

pengertian dan manfaat Posyandu sehingga partisipasi dalam kunjungan

Posyandu tidak drop out serta perlu adanya kesadaran dari masyarakat

secara berkala.

3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

a. Perlu adanya pembinaan melalui pelatihan peningkatan kemampuan

petugas Puskesmas yang melaksanakan pembinaan posyandu untuk

meningkatkan motivasi dan kualitas pelayanan yang diberikan terutama

upaya-upaya promosi kesehatan (penyuluhan kesehatan pada saat

Posyandu)

b. Perlu meningkatkan upaya untuk melengkapi sarana Posyandu terutama

penambahan fasilitas media dan model penyuluhan (promosi kesehatan)

berupa alat peraga, poster dan gambar, sehingga setiap Posyandu

memiliki fasilitas untuk penyuluhan serta program pembinaan kader

melalui training khususnya dalam aspek pencatatan dan pelaporan.

4. Bagi Peneliti Lain

Page 143: Nita Kurnia

119

a. Perlu dilakukan penelitian lain yang bersifat kualitatif disertai kuantitatif

untuk menggali pendapat-pendapat baik dari masyarakat, kader kesehatan

maupun petugas kesehatan terkait pelayanan gizi di Posyandu sehingga

dapat memberikan gambaran dalam upaya perbaikan gizi kesehatan

masyarakat.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengikutsertakan variabel-variabel

lain yang diduga berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam

pemanfaatan pelayanan gizi di Posyandu, yang belum diteliti pada

penelitian ini misalnya variabel pendapatan, kepemilikan KMS,

dukungan keluarga, jumlah anak, status menikah, budaya dan lain

sebagainya.

Page 144: Nita Kurnia

120

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2002. Semarang: Penerbit CV. Asy-Syifa.

Anderson, Ronald M. 1995. Revisting the Behavioral Model and Access to Medical care: Does It Matter?. Journal of Health and Social Behavior University of California at Los Angeles.

Arinta, Fitriyah Rahayu 2010. Partisipasi Ibu Kader Dalam Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Kaitannya dengan Tingkat Kepatuhan Ibu Balita. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. IPB.

Azwar. Azrul. 2001. “Ilmu Kesehatan Masyarakat.” Jakarta: Binarupa.

Becker, H Marshall & Lois A Maiman. 1995. Model-Model Perilaku Kesehatan dalam Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan, Editor Muhazam, penerbit UI-Press, Jakarta

Becker, M.H., ed. 1974. The Heath Belief Model and Personal Health Education Monograph. Diakses dari http://www.enotes.com//, pada Tanggal 22 Mei 2011 Pukul 22.00 WIB

Birwin, Alib. 2001. Karakteristik Keluarga yang Berhubungan dengan Status Gizi Kurang Pada Balita yang Berkunjung ke Posyandu di Desa Bojong Baru Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2001. Tesis. Program Studi Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

Budiyanto, M. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah

Conyers. 1991. Theory of Public Participant. Diakses dari http://digital collection/jiunkpe/d3/pari/2002/bawean/chapter2.pdf, pada tanngal 25 Mei 2011 pukul 21.25 WIB

Departemen Kesehatan RI,2002. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Bina Kesehatan Masyarakat. Depkes RI, Jakarta

Page 145: Nita Kurnia

121

________, 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Depkes RI, Jakarta

________, 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan. Depkes RI, Jakarta

________, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Depkes RI, Jakarta

________, 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2007. Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta

________, 2009. Buku Saku Gizi. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

Departemen Kesehatan RI. 2003. “Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota.” Jakarta: Depkes RI.

Departemen Dalam Negerri RI. 2001. “Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.411.3/1116/SJ, tentang Pedoman Revitalisasi Posyandu”. Jakarta: Medagri RI

Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka

Dinas Kesehatan Kota Tangerang.2010. “Profil Kesehatan Dinas Kota Tangerang Tahun 2009.”

Dirjen Bina Kesehatan masyarakat.2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta: Depkes RI

Doherty,J and R.Govender. 2007. The Cost-Effectiveness of Primary Care Service in Developing Countries: A Review of International Literature. Diakses dari http://www.dcp2.org// , pada tanggal 6 Mei 2011 Pukul 11.00 WIB.

Donabedian, Avedis. 2005. Evaluating the Quality of Medical Care. Journal of Milkbank Memorial Fund. Blackwell Publishing

Eddy, 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Kabupaten Aceh Timur Tahun 1999. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.

Page 146: Nita Kurnia

122

Greenly, R James.1980. sosialstructural and Phychological Aspects of The Utilization of Health Services, dalam Assessing The Contribution of The Social Sciences to Health, Edited: M. Harvey Brenner, dkk. Westview Press Inc, United States of America

Gunarsa, S. 1991. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Agung Mulia.

Harianto, Bambang. 1992. Hubungan Karakteristik Ibu Balita dan Lingkungan Posyandu dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program UPGK. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hutagalung, Sihol P. 1992. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Menimbangkan Anaknya di Posyandu Kotip Palu, Propinsi Sulawesi Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat UI

Juarsa, Kodiat. 2004. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Wilayah I Kabupaten Pandeglang Tahun 2004. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

Khalimah, Umi. 2007. Hubungan Antara Karakteristik dan Sikap Ibu Balita dengan Praktek Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Gunungpati Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Khomsan, Ali. 2000. Tehnik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian IPB Bogor

Laporan Tahunan Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang 2010.

Lestari, Cinta. 2010. “Manajemen Puskesmas dan Posyandu” Diakses dari http://cintalestari.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-posyandu/, pada tanggal 2 Februari 2011, pukul 14.02 WIB

Maharsi, Retno. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Balita Datang ke Posyandu di Wilayah Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Tahun 2007. Tesis. Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat UI.

Page 147: Nita Kurnia

123

Ministry of Health. 2009. Revitalizing Primary Health Care, Country Experience: Indonesia. MOH, Indonesia.

Murphy, Jill. 2006. The Impact of the Basic Integrated Health System (SIBASI) program on participation in, Access to and Quality of Healthcare Among Public Health Care Users in El Salvador.Research Report. Equity and HealthProgramme Initiative.

Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rhineka Cipta

Notoatmodjo, 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rhineka Cipta

Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rhineka Cipta

Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rhineka Cipta.

Pradianto, Tuti. 1989. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakhadiran Ibu Balita Dalam Penggunaan Posyandu di Kecamatan Bogor Barat. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.

Robbins, S. P. (2003) Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Sambas, Gun-gun. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ib-ibu Anak Balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.

Sedioetama, Achmad Djaeni. 2006. Imu Gizi Jilid untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat.

Sedioetama, Achmad Djaeni. 2006. Imu Gizi Jilid untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.

Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. 2010. Ibu Negara Resmikan 1000 Posyandu di Kota Tangerang. Diakses dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita. pada tanggal 28 Januari 2011

Page 148: Nita Kurnia

124

Sembiring, Nasab. 2004. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Jurnal: Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM UI.

Shaikh, Babar T dan Juanita Hatcher. 2004. Health Seeking Behavior and Health Service Utilization in Pakistan; Challenging the Policy Makers. Jurnal of Public Health Advance Access Published

Sudarti, Kresno. 2008. Laporan Penelitian Study Pemanfaatan Posyandu di Kelurahan Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara Kodya Jakarta Timur Tahun 2007. Tesis. Program Studi Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI

Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2000. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Thaha, Ridwan M. 1990. Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Praktek Penggunaan Posyandu Oleh Ibu Balita di Kotamadya Ujung Pandang. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.

Tjiong, Roy and Protus Tanahundaru.2010. Health Reform: Revitalizing Indonesia’s Integrated Service Post. Diakses dari http://www.thejakartapost.com// , pada Tanggal 22 Mei 2011, Pukul 10.23 WIB.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36.2009. Kesehatan. Jakarta: Diakses dari www.google.com pada tanggal 01 Juni 2011, pukul 13.23 WIB.

Widiastuti, I Gusti AAM, 2006. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Kota Denpasar, Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jurnal: Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

William E. Bertrand And Bethan F.Welmus: Maternal Knowledge, Attitude, and

Practice As Predictors of Dearhoel Desiase In Young Children. International Journal of Epidemiology, Vol.12 No.2, 1990.

Yamin, Ahmad. 2003. Analisis Perbedaan Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Pemanfaatan Posyandu oleh Pengunjung Rutin dan Tidak Rutin dalam Konteks Keperawatan Komunitas di Wilayah Kecamatan Limus Nunggal, Baros dan Cikundul Kota Sukabumi Tahun 2002. Tesis. Program Studi Ilmu Keperawatan Pasca Sarjana UI

Page 149: Nita Kurnia

KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sebagai persyaratan tugas akhir, Saya “Nita Kurnia” mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2011”. Untuk itu saya memohon kesediaan ibu untuk (BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA) mengisi kuesioner ini. Kejujuran Ibu dalam menjawab pertanyaan sangat saya harapkan. Identitas dan jawaban ibu akan saya rahasiakan.

Demikian Lembar persetujuan ini saya buat. Atas perhatian dan kerja sama ibu, saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Responden Peneliti …………………………… ……………………….

Page 150: Nita Kurnia

No. Responden : : A. Indentitas Responden

1. Nama Ibu : 2. Umur Ibu : 3. Nama Anak : 4. Umur Anak : 5. Alamat : 6. No. telp/HP :

B. PENDIDIKAN

NO PERTANYAAN Kode (Diisi Peneliti)

1.

Apa pendidikan terakhir Ibu? a. Tidak sekolah d. Tamat SMA b. Tamat SD e. Tamat Perguruan Tinggi c. Tamat SMP

[ ] B1

C. STATUS BEKERJA

NO PERTANYAAN Kode (Diisi Peneliti)

1.

Apa pekerjaan ibu? a. Pegawai Negeri Sipil b. Usaha (dalam lingkungan rumah/di luar rumah) c. Ibu rumah tangga d. Pegawai Swasta e. Lainnya, sebutkan…….

[ ] C1

D. PENGETAHUAN Pilihlah Salah Satu Jawaban Dibawah Ini yang Menurut Anda Benar!

NO PERTANYAAN Kode (Diisi Peneliti)

1.

Apa yang dimaksud dengan Posyandu? a. Wadah peran serta masyarakat khususnya dalam bidang

kesehatan b. Wadah peran serta masyarakat dalam bidang keamanan

[ ] D1

2.

Menurut ibu, tujuan dari penimbangan balita adalah… a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak b. Mengetahui berat badan anak c. Mengetahui apakah anak sehat

[ ] D2

Page 151: Nita Kurnia

3.

Menurut ibu, anak umur berapakah yang perlu ditimbang? a. Anak balita (0-5 tahun) b. Bayi saja (0-1 tahun) c. Semua anak

[ ] D3

4. Menurut ibu, kapan seharusnya anak pertama kali ditimbang? a. Sejak lahir b. Kapan saja

[ ] D4

5. Biasanya anak balita rutin ditimbang di Posyandu adalah… a. Seminggu sekali b. Sebulan sekali

[ ] D5

6.

Menurut ibu, kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Posyandu? (Jawaban Boleh lebih dari 1) a. Penimbangan Balita d. Imunisasi b. Pemberian Vitamin A e. Pemeriksaan Ibu Hamil c. Pelayanan KB

[ ] D6

7.

Bila anak balita ibu terlihat sudah sehat dan gemuk, apakah masih perlu ditimbang di Posyandu? a. Ya b. Tidak

[ ] D7

8.

Setelah anak umur 5 tahun, menurut ibu apakah anak tersebut masih harus ditimbang? a. Ya b. Tidak

[ ] D8

9.

Menurut ibu, program apa yang sebaiknya dilakukan di Posyandu agar anak balita tidak mudah sakit? a. Menimbang berat badan anak secara rutin b. Imunisasi

[ ] D9

10.

Apa tujuan pemberian makanan tambahan bagi anak balita di Posyandu? a. Agar anak tidak rewel b. Mencukupi kebutuhan gizi anak

[ ] D10

E. JARAK TEMPUH (Observasi rumah responden) 1. Menurut pendapat ibu, bagaimana jarak dari rumah ke

Posyandu? a. Dekat b. Jauh

[ ] E1

2. Berapa menit kira-kira perjalanan dari rumah ke Posyandu? a. Kurang dari 10 menit b. Lebih dari 10 menit

[ ] E2

3. Biasanya ibu datang ke Posyandu, menggunakan apa? a. Berjalan kaki b. Memakai kendaraan

[ ] E3

Page 152: Nita Kurnia

F. PERSEPSI IBU TERHADAP KELENGKAPAN SARANA di POSYANDU 1. Menurut Ibu, Apakah ruang tunggu Posyandu di tempat ibu

nyaman? a. Ya b. Tidak c. Tidak ada ruang tunggu Posyandu

[ ] F1

2. Menurut ibu, apakah barang-barang tersebut di bawah ini tersedia di Posyandu? (jawaban dari responden konfirmasikan dengan data sekunder di Posyandu/pengamatan langsung) a. Meja, kursi b. Tanda tulisan di meja c. Poster/Gambar d. Dacin/timbangan gantung e. Sarung timbangan f. Buku SIP g. PAUD

[ ] F3

3. Bagaimana pendapat ibu tentang sarana/fasilitas yang ada di Posyandu? a. Baik b. Tidak baik

[ ] F4

G. PERSEPSI IBU TERHADAP KADER KESEHATAN 1. Menurut ibu, bagaimanakah pelayanan yang diberikan pada

saat penimbangan? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Kurang

[ ] G1

2. Apakah di Posyandu ibu mendapat penjelasan atau anjuran dari kader agar tetap mempertahankan kesehatan anaknya dan supaya tetap rajin menimbang? a. Ya b. Tidak

[ ] G2

3. Menurut pengamatan ibu, bagaimana tindakan kader pada waktu menimbang anak? a. Sangat Terampil c. Kurang Terampil b. Terampil d. Tidak Terampil

[ ] G3

4. Bagaimana pendapat ibu tentang sikap kader pada waktu melayani penimbangan balita? a. Sangat ramah c. Kurang Ramah b. Ramah d. Tidak ramah

[ ] G4

Page 153: Nita Kurnia

5. Menurut ibu, bagaimana keterampilan kader dalam melakukan

pencatatan hasil penimbangan balita pada KMS? a. Sangat terampil b. Terampil c. Kurang terampil d. Tidak terampil

[ ] G5

H. KEBUTUHAN YANG DIRASAKAN IBU BALITA TERHADAP PEMANFAATAN

PELAYANAN di POSYANDU Petunjuk pengisian Jawaban Berikut (beri tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai dengan pendapat ibu) SS artinya Anda Sangat Setuju dengan pernyataan S artinya Anda Setuju dengan pernyataan TS artinya Anda Tidak Setuju dengan pernyataan STS artinya Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan

No. PERNYATAAN SS S TS STS Kode (Diisi Peneliti)

1. Menurut saya, Posyandu bermanfaat dalam memantau pertumbuhan anak saya

[ ] H1

2. Saya merasa bahwa bayi/balita saya perlu ditimbang berat badannya di Posyandu setiap bulan

[ ] H2

3.

Bila terdapat tetangga ibu yang memilki bayi/balita sehat menolak diajak oleh kader ke Posyandu untuk menimbang balitanya. Bagaimana pendapat ibu?

[ ] H3

4.

Bila ada tetangga ibu yang mengatakan bahwa tanpa menimbangkan anaknya setiap bulan, ibu tetap tahu kesehatan anaknya. Bagaimana pendapat ibu?

[ ] H4

I. PARTISIPASI KE POSYANDU 1. Berapa kali anak ibu dibawa ke Posyandu dalam 12 bulan

terakhir ini? (Observasi KMS)

[ ] I1

Page 154: Nita Kurnia

J. DUKUNGAN TOKOH MASYARAKAT 1. Dalam 3 bulan terakhir apakah ibu pernah mendapat

ajakan/anjuran dari tokoh masyarakat (RT/RW) untuk hadir ke Posyandu? a. Pernah b. Tidak pernah

[ ] J1

2. Apakah tokoh masyarakat (RT/RW) hadir dan terlibat aktif dalam kegiatan Posyandu? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

[ ] J2

Page 155: Nita Kurnia

LAMPIRAN 4

ANALISIS UNIVARIAT

Partisipasi_ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Aktif 48 53.3 53.3 53.3

Aktif 42 46.7 46.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Umur_ibu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Muda 52 57.8 57.8 57.8

Tua 38 42.2 42.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 39 43.3 43.3 43.3

Tinggi 51 56.7 56.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Status_Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kerja 32 35.6 35.6 35.6

Tidak Bekerja 58 64.4 64.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 39 43.3 43.3 43.3

Baik 51 56.7 56.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 156: Nita Kurnia

Jarak Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Jauh 37 41.1 41.1 41.1

Dekat 53 58.9 58.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

Persepsi_thd_Sarana Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Lengkap 41 45.6 45.6 45.6

Lengkap 49 54.4 54.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Persepsi_thd_Kader Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 24 26.7 26.7 26.7

Baik 66 73.3 73.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Toma Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 34 37.8 37.8 37.8

Butuh 56 62.2 62.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 157: Nita Kurnia

ANALISIS BIVARIAT Umur_ibu * Partisipasi_ibu

Crosstab Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Umur_ibu Muda Count 27 25 52

% within Umur_ibu 51.9% 48.1% 100.0%

Tua Count 21 17 38

% within Umur_ibu 55.3% 44.7% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Umur_ibu 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .098a 1 .754

Continuity Correctionb .010 1 .920

Likelihood Ratio .098 1 .754

Fisher's Exact Test .832 .461 Linear-by-Linear Association

.097 1 .755

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.73. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Umur_ibu (Muda / Tua) .874 .378 2.024 For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif .940 .638 1.384 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.075 .684 1.689 N of Valid Cases 90

Page 158: Nita Kurnia

Pendidikan * Partisipasi_ibu Crosstab

Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Pendidikan Rendah Count 15 24 39

% within Pendidikan 38.5% 61.5% 100.0%

Tinggi Count 33 18 51

% within Pendidikan 64.7% 35.3% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Pendidikan 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.116a 1 .013

Continuity Correctionb 5.107 1 .024

Likelihood Ratio 6.173 1 .013

Fisher's Exact Test .019 .012 Linear-by-Linear Association

6.048 1 .014

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.20. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Pendidikan (Rendah / Tinggi) .341 .144 .809 For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif .594 .381 .928 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.744 1.115 2.726 N of Valid Cases 90

Page 159: Nita Kurnia

Status_Kerja * Partisipasi_ibu Crosstab

Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Status_Kerja Kerja Count 28 4 32

% within Status_Kerja 87.5% 12.5% 100.0%

Tidak Bekerja

Count 20 38 58

% within Status_Kerja 34.5% 65.5% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Status_Kerja 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 23.290a 1 .000

Continuity Correctionb 21.208 1 .000

Likelihood Ratio 25.527 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear Association

23.031 1 .000

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.93. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Status_Kerja (Kerja / Tidak Bekerja) 13.300 4.090 43.252 For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 2.538 1.739 3.704 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .191 .075 .486 N of Valid Cases 90

Page 160: Nita Kurnia

Pngetahuan * Partisipasi_ibu Crosstab

Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Pngetahuan Kurang Count 25 14 39

% within Pngetahuan 64.1% 35.9% 100.0%

Baik Count 23 28 51

% within Pngetahuan 45.1% 54.9% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Pngetahuan 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.207a 1 .073

Continuity Correctionb 2.489 1 .115

Likelihood Ratio 3.236 1 .072

Fisher's Exact Test .090 .057 Linear-by-Linear Association

3.171 1 .075

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.20. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Pngetahuan (Kurang / Baik) 2.174 .924 5.115 For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 1.421 .969 2.085 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .654 .402 1.065 N of Valid Cases 90

Page 161: Nita Kurnia

Jarak * Partisipasi_ibu Crosstab

Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Jarak Jauh Count 32 5 37

% within Jarak 86.5% 13.5% 100.0%

Dekat Count 16 37 53

% within Jarak 30.2% 69.8% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Jarak 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 27.747a 1 .000

Continuity Correctionb 25.531 1 .000

Likelihood Ratio 30.140 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000 Linear-by-Linear Association

27.438 1 .000

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.27. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Jarak (Jauh / Dekat) 14.800 4.877 44.912 For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 2.865 1.866 4.399 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .194 .084 .446 N of Valid Cases 90

Page 162: Nita Kurnia

Persepsi_thd_Sarana * Partisipasi_ibu

Crosstab Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Persepsi_thd_Sarana Tidak Lengkap

Count 25 16 41

% within Persepsi_thd_Sarana 61.0% 39.0% 100.0%

Lengkap Count 23 26 49

% within Persepsi_thd_Sarana 46.9% 53.1% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Persepsi_thd_Sarana 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.767a 1 .184

Continuity Correctionb 1.248 1 .264

Likelihood Ratio 1.775 1 .183

Fisher's Exact Test .208 .132 Linear-by-Linear Association

1.748 1 .186

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.13. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Persepsi_thd_Sarana (Tidak Lengkap / Lengkap)

1.766 .761 4.099

For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 1.299 .884 1.910 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .735 .462 1.170 N of Valid Cases 90

Page 163: Nita Kurnia

Persepsi_thd_Kader * Partisipasi_ibu

Crosstab

Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Persepsi_thd_Kader Kurang Count 17 7 24

% within Persepsi_thd_Kader 70.8% 29.2% 100.0%

Baik Count 31 35 66

% within Persepsi_thd_Kader 47.0% 53.0% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Persepsi_thd_Kader 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.027a 1 .045

Continuity Correctionb 3.125 1 .077

Likelihood Ratio 4.139 1 .042

Fisher's Exact Test .057 .037 Linear-by-Linear Association

3.982 1 .046

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.20. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Persepsi_thd_Kader (Kurang / Baik) 2.742 1.004 7.485 For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif 1.508 1.049 2.168 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif .550 .283 1.068 N of Valid Cases 90

Page 164: Nita Kurnia

Toma * Partisipasi_ibu Crosstab

Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Toma Kurang Count 13 21 34

% within Toma 38.2% 61.8% 100.0%

Butuh Count 35 21 56

% within Toma 62.5% 37.5% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Toma 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.005a 1 .025

Continuity Correctionb 4.077 1 .043

Likelihood Ratio 5.037 1 .025

Fisher's Exact Test .031 .022 Linear-by-Linear Association

4.949 1 .026

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.87. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Toma (Kurang / Butuh) .371 .154 .894 For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif .612 .381 .982 For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.647 1.072 2.530 N of Valid Cases 90

Page 165: Nita Kurnia

Kebutuhan * Partisipasi_ibu

Crosstab Partisipasi_ibu

Total Tidak Aktif Aktif

Kebutuhan Kurang Count 12 21 33

% within Kebutuhan 36.4% 63.6% 100.0%

Butuh Count 36 21 57

% within Kebutuhan 63.2% 36.8% 100.0%

Total Count 48 42 90

% within Kebutuhan 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.029a 1 .014

Continuity Correctionb 5.000 1 .025

Likelihood Ratio 6.080 1 .014

Fisher's Exact Test .017 .012 Linear-by-Linear Association

5.962 1 .015

N of Valid Casesb 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.40. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper

Odds Ratio for Kebutuhan (Kurang / Butuh)

.333 .137 .812

For cohort Partisipasi_ibu = Tidak Aktif

.576 .352 .943

For cohort Partisipasi_ibu = Aktif 1.727 1.127 2.646 N of Valid Cases 90

Page 166: Nita Kurnia

ANALISIS MULTIVARIAT

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013

Page 167: Nita Kurnia

Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Toma 5.005 1 .025

Kebutuhan 6.029 1 .014

Overall Statistics 36.820 7 .000 Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 44.402 7 .000

Block 44.402 7 .000

Model 44.402 7 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 79.965a .389 .520 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9

Aktif 9 33 78.6

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Page 168: Nita Kurnia

Step 1a

Pendidikan -.490 .611 .643 1 .423 .613 .185 2.030

Status_Kerja 1.270 .795 2.549 1 .110 3.560 .749 16.917

Pngetahuan 1.802 .662 7.405 1 .007 6.059 1.655 22.179

Jarak 2.286 .832 7.552 1 .006 9.838 1.926 50.242

Persepsi_thd_Kader

.819 .657 1.553 1 .213 2.267 .626 8.215

Toma -.408 .594 .471 1 .493 .665 .208 2.131

Kebutuhan .230 .656 .123 1 .726 1.258 .348 4.554

Constant -3.734 1.367 7.465 1 .006 .024

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader, Toma, Kebutuhan.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Page 169: Nita Kurnia

Block 0: Beginning Block Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013

Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Toma 5.005 1 .025

Overall Statistics 36.745 6 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 44.278 6 .000

Block 44.278 6 .000

Model 44.278 6 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

Page 170: Nita Kurnia

1 80.088a .389 .519 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9

Aktif 9 33 78.6

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Pendidikan -.510 .608 .702 1 .402 .601 .182 1.979

Status_Kerja 1.223 .790 2.399 1 .121 3.398 .723 15.973

Pngetahuan 1.781 .655 7.401 1 .007 5.934 1.645 21.406

Jarak 2.177 .765 8.096 1 .004 8.821 1.969 39.517

Persepsi_thd_Kader .814 .657 1.532 1 .216 2.256 .622 8.181

Toma -.462 .573 .652 1 .419 .630 .205 1.935

Constant -3.441 1.072 10.302 1 .001 .032

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader, Toma.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0

Page 171: Nita Kurnia

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013

Page 172: Nita Kurnia

Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Overall Statistics 36.365 5 .000 Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 43.625 5 .000

Block 43.625 5 .000

Model 43.625 5 .000 Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 80.742a .384 .513 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu

Percentage Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 37 11 77.1

Aktif 11 31 73.8

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Pendidikan -.535 .609 .772 1 .380 .585 .177 1.932

Status_Kerja 1.188 .780 2.317 1 .128 3.279 .711 15.132

Pngetahuan 1.806 .651 7.690 1 .006 6.086 1.698 21.810

Page 173: Nita Kurnia

Jarak 2.279 .752 9.182 1 .002 9.765 2.236 42.640

Persepsi_thd_Kader .774 .657 1.385 1 .239 2.167 .598 7.861

Constant -3.731 1.019 13.411 1 .000 .024

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

Page 174: Nita Kurnia

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Overall Statistics 36.122 4 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 42.850 4 .000

Block 42.850 4 .000

Model 42.850 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 81.516a .379 .506 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Page 175: Nita Kurnia

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9

Aktif 9 33 78.6

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Status_Kerja 1.373 .761 3.256 1 .071 3.945 .888 17.520

Pngetahuan 1.663 .620 7.190 1 .007 5.275 1.564 17.791

Jarak 2.252 .752 8.977 1 .003 9.510 2.179 41.499

Persepsi_thd_Kader .792 .653 1.473 1 .225 2.208 .615 7.934

Constant -4.051 .952 18.109 1 .000 .017

a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Page 176: Nita Kurnia

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Overall Statistics 34.864 3 .000 Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Page 177: Nita Kurnia

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 41.362 3 .000

Block 41.362 3 .000

Model 41.362 3 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 83.005a .368 .492 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 33 15 68.8

Aktif 6 36 85.7

Overall Percentage 76.7 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Status_Kerja 1.379 .761 3.283 1 .070 3.973 .893 17.664

Pngetahuan 1.554 .608 6.538 1 .011 4.732 1.437 15.576

Jarak 2.401 .747 10.340 1 .001 11.040 2.554 47.714

Constant -3.526 .825 18.270 1 .000 .029

a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak.

Page 178: Nita Kurnia

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1 Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875 Variables not in the Equation

Score df Sig.

Page 179: Nita Kurnia

Step 0 Variables Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Overall Statistics 32.985 2 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 38.070 2 .000

Block 38.070 2 .000

Model 38.070 2 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 86.296a .345 .461 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 32 16 66.7

Aktif 5 37 88.1

Overall Percentage 76.7 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper

Step 1a Pngetahuan 1.559 .594 6.897 1 .009 4.753 1.485 15.212

Jarak 3.151 .650 23.484 1 .000 23.363 6.532 83.566

Page 180: Nita Kurnia

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper

Step 1a Pngetahuan 1.559 .594 6.897 1 .009 4.753 1.485 15.212

Jarak 3.151 .650 23.484 1 .000 23.363 6.532 83.566

Constant -3.016 .704 18.357 1 .000 .049

a. Variable(s) entered on step 1: Pngetahuan, Jarak.

Page 181: Nita Kurnia

ANALISIS MULTIVARIAT

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Page 182: Nita Kurnia

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013

Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Toma 5.005 1 .025

Kebutuhan 6.029 1 .014

Overall Statistics 36.820 7 .000 Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 44.402 7 .000

Block 44.402 7 .000

Model 44.402 7 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 79.965a .389 .520 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9

Aktif 9 33 78.6

Overall Percentage 75.6

Page 183: Nita Kurnia

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9

Aktif 9 33 78.6

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Pendidikan -.490 .611 .643 1 .423 .613 .185 2.030

Status_Kerja 1.270 .795 2.549 1 .110 3.560 .749 16.917

Pngetahuan 1.802 .662 7.405 1 .007 6.059 1.655 22.179

Jarak 2.286 .832 7.552 1 .006 9.838 1.926 50.242

Persepsi_thd_Kader

.819 .657 1.553 1 .213 2.267 .626 8.215

Toma -.408 .594 .471 1 .493 .665 .208 2.131

Kebutuhan .230 .656 .123 1 .726 1.258 .348 4.554

Constant -3.734 1.367 7.465 1 .006 .024

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader, Toma, Kebutuhan.

Page 184: Nita Kurnia

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1 Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Page 185: Nita Kurnia

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013

Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Toma 5.005 1 .025

Overall Statistics 36.745 6 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 44.278 6 .000

Block 44.278 6 .000

Model 44.278 6 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 80.088a .389 .519 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9

Aktif 9 33 78.6

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Page 186: Nita Kurnia

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Pendidikan -.510 .608 .702 1 .402 .601 .182 1.979

Status_Kerja 1.223 .790 2.399 1 .121 3.398 .723 15.973

Pngetahuan 1.781 .655 7.401 1 .007 5.934 1.645 21.406

Jarak 2.177 .765 8.096 1 .004 8.821 1.969 39.517

Persepsi_thd_Kader .814 .657 1.532 1 .216 2.256 .622 8.181

Toma -.462 .573 .652 1 .419 .630 .205 1.935

Constant -3.441 1.072 10.302 1 .001 .032

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader, Toma.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Page 187: Nita Kurnia

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Pendidikan 6.116 1 .013

Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Overall Statistics 36.365 5 .000

Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 43.625 5 .000

Block 43.625 5 .000

Model 43.625 5 .000

Page 188: Nita Kurnia

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 80.742a .384 .513 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu

Percentage Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 37 11 77.1

Aktif 11 31 73.8

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Pendidikan -.535 .609 .772 1 .380 .585 .177 1.932

Status_Kerja 1.188 .780 2.317 1 .128 3.279 .711 15.132

Pngetahuan 1.806 .651 7.690 1 .006 6.086 1.698 21.810

Jarak 2.279 .752 9.182 1 .002 9.765 2.236 42.640

Persepsi_thd_Kader .774 .657 1.385 1 .239 2.167 .598 7.861

Constant -3.731 1.019 13.411 1 .000 .024

a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan, Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.

Page 189: Nita Kurnia

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1 Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Page 190: Nita Kurnia

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Persepsi_thd_Kader 4.027 1 .045

Overall Statistics 36.122 4 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 42.850 4 .000

Block 42.850 4 .000

Model 42.850 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 81.516a .379 .506 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 35 13 72.9

Aktif 9 33 78.6

Overall Percentage 75.6 a. The cut value is .500

Page 191: Nita Kurnia

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Status_Kerja 1.373 .761 3.256 1 .071 3.945 .888 17.520

Pngetahuan 1.663 .620 7.190 1 .007 5.275 1.564 17.791

Jarak 2.252 .752 8.977 1 .003 9.510 2.179 41.499

Persepsi_thd_Kader .792 .653 1.473 1 .225 2.208 .615 7.934

Constant -4.051 .952 18.109 1 .000 .017

a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak, Persepsi_thd_Kader.

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Page 192: Nita Kurnia

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Status_Kerja 23.290 1 .000

Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Overall Statistics 34.864 3 .000 Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 41.362 3 .000

Block 41.362 3 .000

Model 41.362 3 .000

Page 193: Nita Kurnia

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 83.005a .368 .492 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 33 15 68.8

Aktif 6 36 85.7

Overall Percentage 76.7 a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

Status_Kerja 1.379 .761 3.283 1 .070 3.973 .893 17.664

Pngetahuan 1.554 .608 6.538 1 .011 4.732 1.437 15.576

Jarak 2.401 .747 10.340 1 .001 11.040 2.554 47.714

Constant -3.526 .825 18.270 1 .000 .029

a. Variable(s) entered on step 1: Status_Kerja, Pngetahuan, Jarak.

Page 194: Nita Kurnia

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 90 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 90 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Aktif 0 Aktif 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 0 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 48 0 100.0

Aktif 42 0 .0

Overall Percentage 53.3 a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.134 .211 .399 1 .527 .875

Page 195: Nita Kurnia

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables Pngetahuan 3.207 1 .073

Jarak 27.747 1 .000

Overall Statistics 32.985 2 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 38.070 2 .000

Block 38.070 2 .000

Model 38.070 2 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 86.296a .345 .461 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted Partisipasi_ibu Percentage

Correct Tidak Aktif Aktif

Step 1 Partisipasi_ibu Tidak Aktif 32 16 66.7

Aktif 5 37 88.1

Overall Percentage 76.7 a. The cut value is .500

Page 196: Nita Kurnia

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper

Step 1a Pngetahuan 1.559 .594 6.897 1 .009 4.753 1.485 15.212

Jarak 3.151 .650 23.484 1 .000 23.363 6.532 83.566

Constant -3.016 .704 18.357 1 .000 .049

a. Variable(s) entered on step 1: Pngetahuan, Jarak.