Nino Antiinflamasi

download Nino Antiinflamasi

of 54

description

farmakologi

Transcript of Nino Antiinflamasi

PERCOBAAN 5ANTI INFLAMASI

A. TUJUAN1. Dapat memahami azas eksperimen dan memperoleh petunjuk-petunjuk yang praktis.2. Dapat menunjukan beberapa kemungkinan dan batasan yang merupakan sifat teknik percobaan.

B. DASAR TEORIInflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan. Jika penyembuhan lengkap, proses peradangan bisanya reda. Namun, kadang-kadang inflamasi tidak bisa dicetuskan oleh suatu zat yang tidak berbahaya seperti tepung sari atau oleh suatu respon imun seperti asma atau artritis rematoid. Pada kasus seperti ini, reaksi pertahanan mereka sendiri mungkin menyebabkan luka jaringan progresif dan obat-obat antiinflamasi atau imunosupresi mungkin diperlukan untuk memodulasi proses peradangan. Inflamasi dicetuskan oleh pelepasan mediator kimiawi dari jaringan yang rusak dan migrasi sel. Mediator kimiawi spesifik bervariasi dengan tipe proses peradangan dan meliputi amin, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin; lipid, seperti prostaglandin; peptida kecil, seperti bradikinin; dan peptida besar, seperti interleukin-1. (Mary J.Mycek, Richard A.Harvey, Pamela C.Champe, 2001:404)

Kerusakan sel yang dihubungkan dengan kerja peradangan terhadap membran sel, menyebabkan leukosit melepaskan enzim lisosom, asam arakidonat kemudian dilepaskan dari senyawa prekursor, dan disintesis berbagai eikosanoid. Prostaglandin mempunyai efek yang bermacam macam terhadap pembuluh darah, terhadap ujung saraf, dan terhadap sel yang terlibat dalam peradangan. Leukotrien mempunyai efek kemotaktik yang kuat terhadap eusinofil, netrofil dan makrofag serta meningkatkan bronkokontriksi dan perubahan permeabilitas vaskuler. Salah satu yang penting dimana mediator nyari mengakibatkan sakit serta kerusakan tulang dan tulang rawan yang dapat menimbulkan cacat yang berat dan dimana terjadi perubahan sistemik yang dapat mengakibatkan singkatnya kehidupan.

Kerusakan atau perubahan yang terjadi pada sel dan jaringan akibat adanya noksi akan n berbagai mediator dan substansi radang. Asam arakidonat mulanya merupakan komponen normal yang disimpan pada sel dalam bentuk fosfolipida, dibebaskan dari sel penyimpan lipid oleh asil hidrolase sebagai respons adanya noksi. Asam arakidonat ini kemudian mengalami metabolisme menjadi dua alur. Alur siklooksigenase yang membebaskan prostaglandin, prostasiklin, tromboksan; alur lipoksigenase yang membebaskan leukotrien dan berbagai substansi. (Katzung, B.G., 2000: 449-462)

Fenomena inflamasi pada tingkat bioseluler semakin jelas. Respons inflamasi terjadi dalam 3fase dan diperantai mekanisme yang berbeda, antara lain:a. Fase Akut, dengan cirri vasodilatasi local dan peningkatan permeabilitas kapiler.b. Fase Lambat, tahap sub akut dengan cirri infiltrasi sel leukosit dan fagosit.c. Fase Proliferatif Kronik, pada mana degenerasi dan fibrosis terjadi.

Kalau pada masa lalu menekankan promosi migrasi sel,pada penelitian akhir-akhir ini focus tertuju pada interaksi mediator-mediator yang adhesive antara leukosit dan trombosit, termasuk selektin-L. Sel endotel teraktivasi merupakan kunci tertariknyasel dari sirkulasi ketempt inflamasi. Adhesi sel terjadi karena peningkatan ekspresi sel yng telah teraktivasi oleh molekul adhesi, mengenali glikoprotein dan karbohidrat permukaan sel sirkulasi. Fenomena antiinflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular,meningkatnya permeabilita kapiler dan migrasi leukositke jaringan radang.Gejala proses inflamasi yang sudah dikenal ialah :a. Adanya warna merah (rubor)Terjadinya warna kemerahan ini karena arteri yang mengedarkan daranh ke daerah tersebut melebar. Dengan demikian arteri atau kepiler di sekitar radang berisi darah yang menyebabkan warna merah setempat.b. Rasa panas (kalor)Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan. Dimana rasa panas disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di daerah lain di sekitar radang.Fenomena panas ini terjadi bila terjadi permukaankulit. Sedangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat kita lihat dan rasakan.

c. Rasa sakit (dolor)Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan beberapa hal :Adanya perenggangan jaringan akibat adanya udem sehingga terjadi peningkatan tekanan local yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Adanya pengeluaran zat-zat kimia atau mediator nyeri seperti prostaglandin, histamine, bradikin yang dapat merangsang saraf-saraf perifer disekitar radang sehingga dirasakan nyeri. d. Pembengkakan (tumor)Gejala paling nyata pada peradangan adalah pembengkakan yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler; adanya peningkatan aliran darah dan cairan ke jaringan yang mengalami cidera; dinding kapiler yang akan permeabel akan mudah dilalui oleh leukosit, protein(albumin) dan molekul molekul besar lainnya sehingga jaringan yang rusak banyak mengandung molekul besar dan daerah radang terlihat bengkak; gangguan fungsiolaesa (gangguan fungsi dari jaringan), adanya gangguan fungsi sel jaringan atau organ sekitar radang merupakan konsekuensi dari aktivitas radang seperti gangguan aliran darah sekitar radang, gangguan gerakan disekitar radang.

Selama berlangsungnya fenomena inflamasi banyak mediator kimiawi yang dilepaskan secara local antara lain histamine, 5-hidroksitriptamin (5HT), factor kemotaktik, bradikinin, leukotrien dan PG. Penelitian terakhir menunjukkan autakoid lipid PAF (platelet-activating-faktor) juga merupakan mediator inflamasi. Dengan migrasi sel fagosit kedaerah ini, terjadi lisis membrane lisozim dan lepasnya enzim pemecah. Obat mirip aspirin dapat dikatakan tidak berefek terhadap mediator-mediator kimiawi tersebut kecuali PG. (Wilmana. F.P dan Gan Sulistia, 2007:232)

Prostaglandin Banyak obat AINS bekerja dengan jalan menghambat sistesis prostaglandin. Jadi, pemahaman akan obat AINS memerlukan pengertian kerja dan biosintesis prostaglandin turunan asam lemak tak jenuh mengandung 20 karbon yang meliputi suatu struktur cincin siklik. Prostaglandin dan senyawa yang berkaitan diproduksi dalam jumlah kecil oleh semua jaringan. Umumnya bekerja lokal pada jaringan tempat prostaglandin tersebut disintesis, dan cepat dimetabolisme menjadi produk inaktif pada tempat kerjanya. Karena itu, prostaglandin tidak bersirkulasi dengan konsentrasi bermakna dalam darah. Tromboksan, leukotrien, dan asam hidroperoksieikosatetraenoat dan asam hidroksieikosatetraenoat (HPETEs dan HETEs) merupakan lipid yang berkaitan, disintesis dari prekursor yang sama sebagai prostaglandin, memakai jalan yang berhubungan.

Sintesis ProstaglandinAsam arkidonat, suatu asam lemak 20-karbon adalah prekursor utama prostaglandin dan senyawa yang berkaitan. Asam arakidonat terdapat dalam komponen fosfolipid membran sel, terutama fosfatidil inositol dan kompleks lipid lainnya. Asam arakidonat bebas dilepaskan dari jaringan fosfolipid oleh kerja fosfolipase A2 dan asil hidrolase lainnya, melalui suatu proses yang dikontrol oleh hormon dan rangsangan lain.

Ada dua jalan utama sintesis eikosanoid dari asam arakidonat, antara lain :1) Jalan siklo-oksigenaseSemua eikosanoid berstruktur cincin sehingga PG, tromboksan, dan prostasiklin disintesis melalui jalan siklooksigenase. Semua eikosanoid berstruktur cincin sehingga PG, tromboksan, dan prostasiklin disintesis melalui jalan siklooksigenase. Telah diteliti dua siklo-oksigenase : COX-1 dan COX-2. Yang pertama bersifat ada dimana-mana dan pembentuk, sedangkan yang kedua diinduksi dalam respons terhadap rangsangan inflamasi. 2) Jalan lipooksigenaseJalan lain,beberapa lipoksigenase pada asam arakidonat untuk membentuk 5-HPETE, 12-HPETE, dan 15-HPETE, yang merupakan turunan peroksidasi tidak stabil yang dikonversi menjadi turunan hidroksilasi yang sesuai (HETEs), atau menjadi leukotrien atau lipoksin, tergantung pada jaringan.

Efek ProstglandinKebanyakan efek prostaglandin diperantarai oleh ikatanya yang luas pada berbagai reseptor membran yang berbeda yang beroperasi melalui protein G, yang kemudian menginaktivasi atau menghambat adenilil siklase atau merangsang fosfolipase C. Hal ini menyebabkan peningkatan pembetukan diasilgliserol dan inositol-1, 4, 5-trifosfat (IP3), Leukotrien dan tromboksan A2 memperantarai efek-efek tertentu dengan jalan mengaktivasi metabolisme fosfatidilinisitol dan menyebabkan peningkatan Ca intraselular. (Mary J.Mycek, Richard A.Harvey, Pamela C.Champe, 2001:404)

Penggolongan prostaglandinPenggolongan prostaglandin ada tiga, yaitu :a. Prostglandin A-F (PgA-PgF), yang dapat dibentuk oleh semua jaringan. Yang pentinga adalah PgE2 dan PgF2. Setiap Pg memiliki nomor sebanyak jumlah ikatan tak jenuhnya, jika perlu dengan tambahan alfa atau betha tergantung dari posisi rantai sisinya dalam ruang. Contohnya, PgE2a adalah stereoisomer alfa dengan 2 ikatan tak jenuh. Zat-zat ini berdaya vasodilatasi dan meningnkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan membrane synovial, sehingga terjadi radang dan rasa nyeri.b. Prostacyclin (PgI2) dibentuk terutama didinding pembuluh. Berdaya vasodilatasi dan antitrombotis, juga memiliki efek protektif terhadap mukosa lambung. Pada perokok dan pasien tukak lambung produksi PgI2 menurun.c. Tromboxan (TxA2, TxB2) khusus dibentuk dalam trombosit. Berdaya vasokontriksi (antara lain dijantung) dan menstimulasi agregasi pelat darah (trombosit). Dalam otak, prostaglandin dibentuk sebagai reaksi terhadap zat-zat pirogen berasal dari bakteri (infeksi). Pg ini menstimulasi pusat regulasi suhu dihipotalamus dan menimbulkan demam.(Tan.H.T, 2002:306-311)

Pengobatan Obat antiradang merubah respon peradangan menjadi penyakit, tapi tidak menyembuhkan ataupun meghilangkan penyebab penyakit itu sendiri. Obat antiradang yang ideal harus bekerja terhadap radang yang tak terkendalikan dan merusak, serta tidak mempengaruhi respons peradangan yang normal yang merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh yang vital terhadap mikroorganisme yang menyerang dan pengaruh buruk lingkungan yang lain.Uji utama yang sering dipakai dalam menapis zat antiradang nonsteroid baru, mengukur kemampuan suatu senyawa untuk mengurangi edema lokal pada cengkeraman tikus yang disebabkan oleh suntikan zat pengiritasi karagenan, yaitu suatu mukopolisakarida yang diperoleh dari lumut laut Irlandia, Chondrus crispus. Zat antiradang yang paling banyak digunakan di klinik untuk menekan edema macam ini. Sifat antiradang indometasin, yaitu zat antiradang nonsteroidyang banyak dipakai, pada mulanya ditentukanoleh uji karagenan.Urutan peristiwa dalam edema akibat karagenan pada cengkeraman tikus telah dirancang. Mediator edema yang pertama-tama yaitu histamin dan serotonin, diikuti oleh fase kedua, yaitu pelepasan kinin yang mempertahankan peningkatan kepermeabelan pembuluh darah. Ini diikuti oleh fase ketiga, yaitu pelepasan prostaglandin yang bersamaan dengan migrasi leukosit ke lokasi radang. Zat antiradang nonsteroid menekan migrsi ini. Pengaktifan dan pelepasan semua mediator yang telah disebutkan di atas, tergantung pada system komplemen yang utuh.(Hamor,G.H., 1996: 1096-1097)

Obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS)Obat antiinflamasi nonsteroid adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesic (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi(anti radang). Istilah non steroid digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika. Berbagai salisilat dan agen-agen lain yang mirip yang dipakai untuk mengobati penyakit reumatik sama-sama memiliki kemampuan untuk menekan tanda-tanda dan gejala-gejala inflamasi. Obat-obat ini mempunyai efek antipiretik dan analgesik, tetapi sifat-sifat antiinflamasi merekalah yang membuat mereka paling baik dalam menangani gangguan-gangguan dengan dengan rasa sakit yang dihubungkan dengan intensitas proses inflamasi.Meskipun semua AINS tidak disetujui oleh FDA untuk semua rentang penyakit reumatik, semuanya mungkin efektif pada artritis reumatoid, berbagai spondiloartropati seronegatif (misalnya artritis psoriatis dan artritis yang dikaitkan dengan penyakit usus meradang), osteoartritis, muskuloskeletal terlokalisir (misalnya terkilir dan sakit punggung bawah). Karena aspirin, permulaan AINS mempunyai beberapa efek yang merugikan, banyak AINS lainnya telah dikembangkan dalam usaha untuk memperbaiki efektivitas dan mengurangi toksisitasnya.

Kimia dan FarmakokinetikaAINS dikelompokkan dalam berbagai kelompok kimiawi. Sekalipun ada banyak perbedaan dalam kinetika AINS, mereka mempunyai beberapa karakteristik umum yang sama. Semua kecuali satu dari AINS adalah asam organik lemak kecuali nabumeton. Sebagian besar obat-obat ini diserap dengan baik, dan makanan tidak mempengaruhi bioavailibilitas mereka secara substansial. Sebagian besar dari AINS sangat dimetabolisme, beberapa oleh mekanisme fase 1I dan fase II dan lainnya hanya oleh glukoronidasi langsung (fase II). Metabolisme dari sebagian besar AINS berlangsung sebagian melalui enzin P450 kelompok CYP3A dan CYP2C dalam hati. Sekalipun ekskresi ginjal adalah rute yang paling penting untuk eliminasi terakhir, hampir semuanya melalui berbagai tingkat ekskresi empedu dan penyerapan kembali (sirkulasi enterohepatis). Kenyataannya, tingkat iritasi saluran cerna bagian bawah berkorelasi dengan jumlah sirkulasi enterohepatis. Sebagian besar AINS berikatan protein tinggi (> 98 %), biasanya dengan albumin. Beberapa AINS (misalnya ibuprofen) adalah campuran rasemik, sementara naproksen tersedia sebagai enansiomer tunggal dan beberapa tidak mempunyai pusat kiral (misalnya diklofenak). Semua AINS didapatkan dalam cairan sinovial setelah pemberian berulang kali. Obat-obat dengan paruh waktu pendek tinggal lebih lama dalam sendi-sendi dari pada yang bisa diprediksi dari waktu paruh mereka, sedangkan obat-obat dengan waktu paruh yang lebih panjang hilang dari cairan sinovial dengan laju yang sebanding dengan waktu paruh mereka.FarmakodinamikaAktivitas antiinflamasi dari AINS terutama diperantarai melalui hambatan biosintesis prostaglandin. Berbagai AINS mungkin memiliki mekanisme kerja tambahan, termasuk hambatan kemotaksis, regulasi-rendah,produksi interleukin-1, penurunan produksi radikal bebas dan superoksida, dan campur tangan dengan kejadian-kejadian intraseluler yang diperantarai kalsium. Aspirin secara irreversibel mengasetilasi dan menyekat platelet siklo-oksigenase, tetapi AINS yang lain adalah penghambat-penghambat yang reversibel. Selektivitas COX-1 versus COX-2 dapat bervariasi dan tidak lengkap bagi bahan-bahan yang lebih lama, tetapi penghambat-penghambat COX-2 yang sangat selektif (celecoxib dan rofecoxib) sekarang bisa didapat. Dalam pengujian dengan memakai darah utuh manusia, entah mengapa aspirin, indometasin,piroksikam dan sulindak lebih efektif dalam menghambat COX-1, Ibuprofen dan meclofenamat menghambat kedua isozim yang kurang lebih sama. Hambatan sintesis lipoksigenase oleh AINS yang lebih baru, suatu obat yang diinginkan untuk obat antiinflamasi, adalah terbatas tetapi mungkin lebih besar dari pada dengan aspirin. Benoxaprofen, AINS lain yang lebih baru, diperlihatkan menghambat sintesis leukotrien dengan baik tetapi ditarik kembali karena sifat toksiknya. Dari AINS yang sekarang ini bisa didapat, indometasin dan diklofenak telah dilaporkan mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien. Kepentingan klinis dari selektivitas COX-2 sekarang ini sedang diselidiki. Keefektivan mungkin tidak terpengaruh tetapi keamanan gastrointestinal mungkin dapat ditingkatkan.

DIKLOFENAKDiklofenak adalah derivat sederhana dari phenilacetic acid (asam fenilasetat) yang menyerupai flurbiprofen dan meclofenamat. Obat ini adalah penghambat siklooksigenase yang relatif nonselektif dan kuat, juga mengurangi bioavailibilitas asam arakidonat. Obat-obat ini memiliki sifat antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik yang biasa. Obat-obat ini cepat diserap sesudah pemberian secara oral, tetapi bioavailibilitas sistemiknya hanya antara 30-70 % karena metabolisme lintas pertama.. Obat ini mempunyai waktu paruh 1-2 jam. Seperti flurbiprofen ia menumpuk di dalam cairan sinovial, dengan waktu paruh 2-6 jam dalam kompartemen ini. Metabolisme berlangsung dengan CYP3A4 dab CYP2C9 menjadi metabolit tidak aktif, jadi disfungsi ginjal tidak mempengaruhi klirens secara nyata. Klirens empedu bisa mencapai 30 % dari klirens total.Efek-efek yang tidak diinginkan bisa terjadi pada kira-kira 20 % dari pasien dan meliputi distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal yang terselubung dan timbulnya ulserasi lambung, sekalipun timbulnya ulkus lebih jarang terjadi daripada dengan beberapa AINS lainnya. Sebuah kombinasi antara diklofenak dan mesoprostol mengurangi ulkus pada mengurangi ulkus pada gastrointestinal bagian atas tetapi bisa mengakibatkan diare. Peningkatan serum aminotransferase lebih umum bisa terjadi dengan obat ini dari pada AINS lainnya. Tersedia suatu diklofenak oftalmikum yang dianjurkan untuk pencegahan inflamasi mata pascaoperasi. Di Eropa, diklofenak juga di dapat sebagai preparat dermatologis dan juga untuk pemberian intramuscular.(Danile E.Furst, Tino Munster, 2002:449-462)

C. ALAT DAN BAHANa. Alat pletismograf alatsuntik (jarumtumpul) spuitinjeksi 1 ml beker glass labutakar

b. Bahan karagenin 1 % Ibuprofen 200mg/kgBB manusia Na diklofenak 50mg/70kgBB manusia Deksametason 0,5mg/70kgBB manusia Metilprednisolone 8mg/70kgBB manusia Asam Mefenamat 500mg/50kgBB manusia Paracetamol 500mg/50kgBB manusia Asetosal 200mg/50kgBB manusia aquadest gliserin etanol

c. Hewanuji : tikus

D. SKEMA KERJA

Tikus-tikus yang akandiberi perlakuan,dipuasakan selama satuhari

Ditimbang tikus, kaki belakang diberi tanda sebatas mata kaki. Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing masing terdiri dari 5 ekor tikus

Masing masing kelompok diukur volume normal kaki kanan belakang (Vn) dengan mencelupkan kedalam air raksa sampai batas tanda pada alat plastimograf

Kel. M Diberi Asetosal Dosis 200mg/50 kgBB manusia secara P.OKel. L Diberi Paracetamol Dosis 500mg/50 kgBB manusia secaraP.OKel. K Diberi Met.Prednison Dosis 8mg/70kgBB manusia secara P.OKel. J Diberi DexamethasonDosis0,5mg/70 kgBB manusia secara P.OKel. I DiberiNa diklofenaDosis 50mg/70 kgBB manusia secara P.OKel. H Diberi as.mefenamat dosis 500mg/50kgBB manusia secara P.OKel. G Diberi IbuProfen dosis 200mg/kgBB manusia secara P.OP.OKel. (Kontrol)Diberi CMC Na0,5 % secara P.O

Di injeksikan larutan karagenin 1% 0,05 ml secara subplantar pada kaki kanan belakang setengah setelah perlakuan

Diukur volume kaki tiap jam selama 3 jam. Volume kaki kanan dibaca pada pipet ukur 1ml dengan skala sebesar 0,1ml

Volume udema tiap jam diketahui dari selisih Vt tiap jam dengan Vn

Dihitung % kurva dan % aya antiinflamasi dengan anava satu jalan engan taraf kepercayaan 95%

E. DATA PENGAMATAN

Etiket Deksametason : 0,5 mg/tabDosis Deksametason : 0,5 mg/70 kgBB manusiaDosis untuk tikus BB terbesar :Konversi ke tikus BB 200 g = 0,018 x 0,5 mg =0,009 mg/200 gDosis untuk tikus BB terbesar 219,8 g = x0,009 mg = 0,00989 mgKonsentrasi Stok = = 0,0039mg/mlBerat zat yang ditimbang = 0,0039 mg/ml x 50ml = 0,195 mg

Data Volume Pemberian:

KelompokBerat Tikus (gram)Perhitungan Dosis (mg)

VP (ml)=

1181,50,00812,10

2148,950,00671,71

3180,7

4203.50.00922.40

5176,40,00792,04

6134,5

A. KONTROL ANTIINFLAMASIAUC KontrolAUCtn-tn-1 = (tn tn-1)KontrolVu t30Vu t60Vu t90Vu t120Vu t150Vu t180

10.030.080.190.20.110.13

20.070.070.050.090.120.19

30.10.120.150.180.190.19

40.20.260.130.090.050.01

50.040.080.130.140.080.1

1. KONTROL 1AUC = x (60-30) = 1,65AUC = x (90-60) = 4,05AUC = x (120-90) = 5,85AUC = x (150-120) = 4,65AUC = x (180-150) = 3,6Total AUC 1 = 19,82. KONTROL 2AUC = x (60-30) = 2,1AUC = x (90-60) = 1,8AUC = x (120-90) = 2,1AUC = x (150-120) = 3,15AUC = x (180-150) = 4,65TOTAL AUC 2 = 13,83. KONTROL 3AUC = x (60-30) = 3,3AUC = x (90-60) = 4,05AUC = x (120-90) = 4,95AUC = x (150-120) = 5,55AUC = x (180-150) = 5,7TOTAL AUC 3 = 23,554. KONTROL 4AUC = x (60-30) = 5,4AUC = x (90-60) = 4,35AUC = x (120-90) = 3,30AUC = x (150-120) = 2,10AUC = x (180-150) = 0,90TOTAL AUC 4 =16,055. KONTROL 5AUC = x (60-30) = 1,80AUC = x (90-60) = 3,15AUC = x (120-90) = 4,05AUC = x (150-120) = 3,3AUC = x (180-150) = 2,7TOTAL AUC 5 = 15RATA-RATA AUC kontrol = 17,64

B. IBU PROFENVolume udem (Vtn-Vn)KelompokVu t30Vu t60Vu t90Vu t120Vu t150Vu t180

10.050.040.1900.010

20.10.10.090.10.090.07

30.040.080.090.160.090.07

4-0.050.020.010.050.070.03

5-0.010.060.10.080.070.09

Perhitungan %KVU = Vu/Vn x 100%Kelompok%KVU t30%KVU t60%KVU t90%KVU t120%KVU t150%KVU t180

110.878.6941.3002.170

237,0337,0333.3337,0333.3325.92

313,3326.673053.333023.33

4- 16.676,673.3316.6723.3310

5- 3,332033.3326.6723.3330

Rata2 Kelompok8,2419,8128,2026,7422,4317,85

AUC tikus1AUC = AUC= AUC = AUC = AUC= AUC total = 7,95%DAI = AUC tikus2AUC 30-60 = AUC60-90 = AUC 90-120= AUC120-150 = AUC180-150 = AUC total = 13,95%DAI = AUC tikus3AUC 30-60 = AUC 60-90= AUC 90-120 = AUC 120-150= AUC 150-180 = 0AUC total = 14,25%DAI = AUC tikus4AUC30-60 = AUC60-90= AUC 90-120 = 0AUC 120-150 = 0AUC 150-180 = 0AUC total = 4,20%DAI = AUC tikus5AUC30-60 = AUC60-90 = AUC90-120 = AUC120-150 = AUC150-180 = AUC total = 10,50%DAI =

C. ASAM MEFENAMAT

Volume udem (Vtn-Vn)KelompokVu t30Vu t60Vu t90Vu t120Vu t150Vu t180

10.010.080.10.10.080.04

20.030.050.040.0100

30.030.030.020.0100

40.110.150.220.150.140.07

50.050.150.110.10.050

Perhitungan %KVU = Vu/Vn x 100%Kelompok%KVU t30%KVU t60%KVU t90%KVU t120%KVU t150%KVU t180

12.6321.0526.3226.3221.0510,53

29,6816,136,453,2300

38,578,575,712,8600

45068,1810068,1863,6431,82

516,675036,6733.3316.670

Rata2 Kelompok17,5132,7835,0326,7820,278,47

AUC tikus1AUC2-1 = AUC3-2 = AUC4-3 = AUC5-4 = AUC6-5 = AUC total = 11,55%DAI = AUC tikus 2AUC2-1 = AUC3-2 = AUC4-3 = AUC5-4 = AUC6-5 = AUC total = 3,45%DAI = AUC tikus3AUC2-1 = AUC3-2 = AUC4-3 = AUC5-4 = AUC6-5 = AUC total = 6,735%DAI = AUC tikus4AUC2-1 = AUC3-2 = AUC4-3 = AUC5-4 = AUC6-5 = AUC total = 22,5%DAI =

AUC tikus5AUC2-1 = AUC3-2 = AUC4-3 = AUC5-4 = AUC6-5 = AUC total = 13,05%DAI =

C. Na DIKLOFENAKVolume udem (Vtn-Vn)

NoVolume udem (ml)

Vt130Vt260Vt390Vt4120Vt5150Vt6180

10,180,120,080,070,04-0,01

2-0,020,030,020,07-0,010,05

30,060,080,090,090,130,13

40,050,040,040,020,020,01

50,020,080,030,020,020,01

Perhitungan %KVU = Vu/Vn x 100%

No% KVU

Vt130Vt260Vt390Vt4120Vt5150Vt6180

147,3731,5821,0518,4210,53-2,63

2-812828-420

318,752528,1328,1340,6340,63

418,5214,8114,817,417,413,70

55,1320,517,695,135,132,56

Rata-rata kelompok16,3520,7815,9417,4211,9412,85

AUCAUCtn-tn-1 = (tn tn-1)Tikus 1Tikus 2Tikus 3Tikus 4Tikus 5Tikus 6

AUC30-604,50,152,11,351,5-

AUC60-9030,752,551,21,65-

AUC90-1202,251,352,70,90,75-

AUC120-1501,650,93,30,60,6-

AUC150-1800,450,63,90,450,45-

AUC total11,853,7514,554,54,95-

DAI (Daya Anti Inflamasi)% Daya anti inflamasi = x 100%DAI 1 = x 100% = 32,82 %DAI 2 = x 100% = 78,74 %DAI 3 = x 100% = 17,52 %DAI 4 = x 100% = 74,49 %DAI 5 = x 100% = 71,94 %D. DEXAMETHASON

Volume udem (Vtn-Vn)KelompokVnVu = Vtn-Vn

306090120150180

10.300.020.080.060.050.020.01

20.200.080.150.180.130.100.12

30.200.100.190.110.020.010.07

40.180.100.130.100.20.210.20

50.160.080.090.100.090.080.09

1. Kelompok 1AUC = x (60-30) = 1,50AUC = x (90-60) = 2,10AUC = x (120-90) = 1,65AUC = x (150-120) = 1,05AUC = x (180-150) = 0,45Total AUC 1 = 6,75% Daya Anti Inflamasi = = = 61,73%

2. Kelompok 2AUC = x (60-30) = 3,45AUC = x (90-60) = 4,95AUC = x (120-90) = 4,65AUC = x (150-120) = 3,45AUC = x (180-150) = 3,3Total AUC 2 = 19,8% Daya Anti Inflamasi = = = -12,25%3. Kelompok 3AUC = x (60-30) = 4,35AUC = x (90-60) = 4,5AUC = x (120-90) = 1,95AUC = x (150-120) = 0,45AUC = x (180-150) = 1,2Total AUC 3 = 12,45% Daya Anti Inflamasi = = = 29,42%4. Kelompok 4AUC = x (60-30) = 3,45AUC = x (90-60) = 3,45AUC = x (120-90) = 4,5AUC = x (150-120) = 6,15AUC = x (180-150) = 6,15Total AUC 4 = 23,7% Daya Anti Inflamasi = = = 34,35%5. Kelompok 5AUC = x (60-30) = 2,55AUC = x (90-60) = 2,85AUC = x (120-90) = 2,85AUC = x (150-120) = 2,55AUC = x (180-150) = 2,55Total AUC5 = 13,55% Daya Anti Inflamasi = = = 24,32%Perhitungan %KVU = Vu/Vn x 100%KelompokVn (V0)Vtn-Vn

306090120150180

10.300.020.080.060.050.020.01

20.200.080.150.180.130.100.12

30.200.100.190.110.020.010.07

40.180.100.130.100.20.210.20

50.160.080.090.100.090.080.09

Kelompok%KVU

306090120150180

16.6726.672016.676.673.33

2407590655060

350955510535

455.5672.2255.56111116.67111

55056.256.2556.255056.26

Rata- rata Kelompok40,4565,0345,3651,7845,6753,12

KelompokVn (V0)Vu0Vu = Vtn-Vn

306090120150180

10,300,160,160.150.140.080.01-0.02

20,450,040,040,080,130,090,140,13

30,380,110,110,100,090,070,10,09

40,200,270,270,20,170,160,120,08

50,300,110,110,130,160,180,060,10

E. METIL PREDNISOLON1. Kelompok 1AUC = x (60-30) = 4.65AUC = x (90-60) = 4.35AUC = x (120-90) = 3.30AUC = x (150-120) = 1.35AUC = x (180-150) = -0.15AUC total = 13.50% Daya Anti Inflamasi = = = 23.47%

2. Kelompok 2AUC = x (60-30) = 1.8AUC = x (90-60) = 3.15AUC = x (120-90) = 3.3AUC = x (150-120) = 3.45AUC = x (180-150) = 4.05AUC total = 15,75% Daya Anti Inflamasi = = = 10,71%Kelompok 3AUC = x (60-30) = 3.15AUC = x (90-60) = 2.85AUC = x (120-90) = 2.40AUC = x (150-120) = 2.55AUC = x (180-150) = 2.85AUC total = 13,80% Daya Anti Inflamasi = = = 21,77%

3. Kelompok 4AUC = x (60-30) = 7.05 AUC = x (90-60) = 5.55AUC = x (120-90) = 4.95AUC = x (150-120) = 4.20AUC = x (180-150) = 1.32AUC total = 23,07% Daya Anti Inflamasi = = = -30,78 %Kelompok 5AUC = x (60-30) = 3.60AUC = x (90-60) = 4.35AUC = x (120-90) = 5.10AUC = x (150-120) = 3.6AUC = x (180-150) = 2.4AUC total = 19,05% Daya Anti Inflamasi = = = - 7,99 %Kelompok%KVU

306090120150180

153,335046,6726,673,33-6,67

28,8817,7828,892031,1128,89

328,9526,3223,6818,4226,3223,68

413510085856040

536,6743,3353,33602033,33

Rata- rata Kelompok52,9747,4947,5142,0228,1523,85

F. PARASETAMOLKelompokVn (V0)VuVtn-Vn

0306090120150180

10,360,100,020,060,015-0,04-0,040,02

20,350,100,100,130,150,160,20,11

30,350,100,100,10,040,020,010,01

40,310,080,080,030,020,0200

50,280,060,060,030,010,010,020,02

1. Kelompok 1AUC = x (60-30) = 1,2AUC = x (90-60) = 1,125AUC = x (120-90) = -0,375AUC = x (150-120) = -1,2AUC = x (180-150) = -0,3Total AUC = 0,45% Daya Anti Inflamasi = = = 97,45%2. Kelompok 2AUC = x (60-30) = 3,45AUC = x (90-60) = 4,2AUC = x (120-90) = 4,65AUC = x (150-120) = 5,4AUC = x (180-150) = 4,65Total AUC 3 = 22,35

% Daya Anti Inflamasi = = = -26,70%

3. Kelompok 3AUC = x (60-30) = 3AUC = x (90-60) = 2,1AUC = x (120-90) = 0,9AUC = x (150-120) = 0,45AUC = x (180-150) = 0,3Total AUC 3 = 6,75% Daya Anti Inflamasi = = = 61,74%

4. Kelompok 4AUC = x (60-30) = 1,65AUC = x (90-60) = 0,75AUC = x (120-90) = 0,6AUC = x (150-120) = 0,3AUC = x (180-150) = 0Total AUC 3 = 3,3% Daya Anti Inflamasi = = = 81,29%5. Kelompok 5AUC = x (60-30) = 1,35AUC = x (90-60) = 0,6AUC = x (120-90) = 0,3AUC = x (150-120) = 0,45 AUC = x (180-150) = 0,6Total AUC 3 = 3,3% Daya Anti Inflamasi = = = 81,29 %

Perrhitungan %KVU = x 100%KelompokVn (V0)Vtn-Vn

306090120150180

10,100,020,060,0150,040,040,02

20,100,100,130,150,160,20,11

30,100,100,10,040,020,010,01

40,080,080,030,020,0200

50,060,060,030,010,010,020,02

Kelompok%KVU

306090120150180

15,5616,674,1611,1111,115,56

228,5737,1442,8545,715,7131,43

328,5728,5711,435,712,82,8

425,819,676,456,4500

521,4210,713,573,577,147,14

Rata- rata Kelompok21,9920,5513,6914,515,359,39

G. ASETOSALKelompokVu t30Vu t60Vu t90Vu t120Vu t150Vu t180

10.050.10.130.120.170.19

20.010.070.140.170.170.18

30.010.020.070.0500.06

40.150.170.260.170.170.08

50.10.10.070.090.050.12

P

Perhitungan %KVU = Vu/Vn x 100%Kontrol%KVU t30%KVU t60%KVU t90%KVU t120%KVU t150%KVU t180

116,6733,3343,334056,6763,3

23,2322,5845,1654,8454,8458.06

32,334,6516,2811,63013,95

465,2273,91113,0473,9173,9134,78

530,3030,3021,2127,2715,1536,36

Rata-rata Kelompok23,5532,9547,8041,5340,1141,29

AUC tikus 1AUC60-30 = AUC90-60 = AUC120-90 = AUC150-120 = AUC180-150 = 0AUC total = 19,2%DAI = AUC tikus 2AUC60-30 = 0AUC90-60 = AUC120-90 = AUC150-120 = 5,10AUC180-150 = AUC total = 19,35%DAI = %

AUC tikus 3AU60-30 = AUC90-60 = AUC120-90 = AUC150-120 = AUC180-150 = 0AUC total = 5,40%DAI = AUC tikus 4AUC60-30 = AUC3-2 = AUC4-3 = AUC5-4 = AUC5-4 =

AUC total = 26,55%DAI = AUC tikus 5AUC3-2 = AUC4-3 = AUC5-4 = AUC6-5 = AUC6-5 = AUC total = 12,60%DAI =

PERHITUNGAN ANAVA DARI DATA AUCKontrolIbuprofenAsam MefenamatNatrium DiklofenakDexamethasonMethyl PrednisonParasetamolAsetosal

19,8013,8023,5516,05157,9513,9514,254,2010,5011,553,456,73522,5013,0511,853,7514,554,504,956,7519,8012,4523.7013,5513,5015,7513,8023,7019,050,4522,356,753,303,3019,2019,355,4026,5512,60

x = 17,64x = 10,17x = 11,46x = 7,92x = 15,25x = 17,16x = 7,23x = 16,62

x=88,20x=50,85x=57,28x=39,60x=76,25x=85,80x=36,15x=83,10

x= 1619,68x = 588,76x= 867,22x= 410,94x= 1337,90x= 1545,34x= 567,067x= 1635,88

N= 5N= 5N= 5N= 5N= 5N= 5N= 5N= 5

XT = 517,23XT= 8572,787N = 40K = 8a. JK Keseluruhan

b. JK Antar Kelompok

= 632,27c. Jumlah kuadrat dalam kelompok

= 632,27 = 1252,34d. Rerata jumlah kuadrat antar kelompokRJK bg === 90,32e. Rerata jumlah kuadrat dalam kelompokRJKwg== = 39,13

f. F HitungF hitung == = 2,31

F Tabel Daftar I K-1 = 8-1 = 7

2,323,2510,92N-k = 40-8 = 32

F Hitung (2,31) < F Tabel (2,32), maka Tidak ada perbedaan antar kelompok.

PERHITUNGAN ANAVA DARI DATA % DAYA ANTIINFLAMASIIbupofen (%)Asam Mefenamat (%)Natrium Diklofenak (%)Dexamethason (%)Methyl Prednison(%)Parasetamol(%)Asetosal (%)

54,9820,9219,2276,1940,4834,5280,4461,82-27,5526,0232,8278,7417,5274,4971,9461,73-12,2529,4234,3524,3223,4710,7121,77-30,78-7,9997,45-26,7061,7481,2981,29-8,84-9,6969,39-50,5128,57

x = 42,35x = 35,05x = 55,10x = 27,51x = 3,44x = 59,01x = 5,78

x=211,74x=175,25x=275,51x=137,57x= 17,18x=295,07x=28,92

x= 11267,91x = 12919,98x= 18308,21x= 6597,58x= 2150,73x= 27237,35x= 8354,52

N= 5N= 5N= 5N= 5N= 5N= 5N= 5

XT = 1141,24XT= 86836,28N = 35K = 7a. JK Keseluruhan

b. JK Antar Kelompok

c. Jumlah kuadrat dalam kelompok

d. Rerata jumlah kuadrat antar kelompok

e. Rerata jumlah kuadrat dalam kelompok

f. F Hitung

F Tabel Daftar I K-1 = 7-1 = 6

2,443,5310,92N-k = 35-7 = 28

F Hitung (1,93) < F Tabel (2,44), maka Tidak ada perbedaan antar kelompok.

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai anti inflamasi. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari daya anti inflamasi obat pada binatang dengan radang buatan. Berbeda dengan praktikum sebelumnya, hewan uji yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tikus. Alasan penggunaan tikus sebagai hewan uji karena tikus (Ratus novergicus) memiliki anatomi dan fisiologi yang mirip dengan manusia sehingga mekanisme kerja secara farmakokinetik dan farmakodinamik obat dianggap sama serta ukuran kaki tikus lebih besar dan mudah disuntik secara subplantar, sedangkan jika digunakan mencit, kaki mencit harus dipotong tiap kali uji.Inflamasi adalah respons terhadap cedera jaringan dan infeksi. Ketika proses inflamasi berlangsung, terjadi reaaksi vaskular dimana cairan, elemen-elemen darah, sel darah putih (leukosit), dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan. Meskipun ada hubungan antara inflamasi dan infeksi, namun tidak semua inflamasi disebabkan oleh infeksi tapi infeksi dapat menyebabkan inflamasi. Tanda-tanda utama inflamasi antara lain kemerahan, panas, pembengkakan (edema), nyeri dan hilangnya fungsi. Dalam terjadinya inflamasi diawali oleh dua tahap vaskuler. Tahapan ini terjadi 10-15 menit setelah terjadinya cedera dan tahap lambat. Tahap vaskuler ini berkaitan dengan vasodilatasi dan bertambahnya permeabilitas kapiler dimana substansi darah dan cairan meninggalkan plasma dan pergi menuju ke tempat cedera. Tahap lambat terjadi ketika leukosit menginfiltrasi jaringan inflamasi.Beberapa mediator kimia dilepaskan selama inflamasi. Salah satunya adalah prostaglandin yang diisolasi dari eksudat pada tempat inflamasi dimana prostaglandin ini memiliki banyak efek antara lain vasodilatasi, relaksasi otot polos, meningkatnya permeabilitas kapiler, dan sesitisasi sel-sel terhadap nyeri. Berawal dari perubahan fosfolipid menjadi asam arakidonat yang merupakan substrat bagi enzim prostaglandin endoperoxide synthase (PGHS; COX, cyclooxygenase) menjadi PGG2, dan reduksi peroxidative PGG2 menjadi PGH2. Selanjutnya sebagai bahan baku prostaglandin, endoperoxide PGH2 dirubah menjadi berbagai prostaglandin. Saat ini dikenal dua iso-enzim COX, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 sebagai enzim "constitutive" merubah PGH2 menjadi berbagai jenis prostaglandin (PGI2, PGE2) dan tromboxan (TXA2) yang dibutuhkan dalam fungsi homeostatis. COX-2 yang terdapat di dalam sel-sel imun (macrophage dll), selendotel pembuluh darah dan fibroblast sinovial, sangat mudah diinduksi oleh berbagai mekanisme, akan merubah PGH2 menjadi PGE2 yang berperan dalam kejadian inflamasi, nyeri dan demam. Oleh karena itu COX-2 dikenal sebagai enzim "inducible". Pada kenyataannya, baik COX-1 dan COX-2 adalah isoenzim yang dapat diinduksiObat-obat seperti acetosal, menghambat biosintesa prostaglandin yang akan berpengaruh pada proses inflamasi. Maka disebut juga sebagai agen antiinflamasi. Meskipun obat-obat ini mempunyai efek antiinflamasi yang kuat menyerupai efek kortikosteroid tetapi obat-obat ini secara kimia tidak ada hubungannya dan karena itu disebut dengan Obat-obat Anti Inflamasi Non Steroid.Agen-agen antiinflamasi berkhasiat untuk meredakan nyeri (analgesik), menurunkan suhu tubuh yang naik (antipiretik), dan menghambat agregasi platelet (antikoagulan).NSAID merupakan obat-obat yang menghambat sintesa prostaglandin yang memiliki efek analgesik antipiretik yang berbeda-beda tetapi terutama dipakai sebagai agen antiinflamasi untuk meredakan inflamasi dan nyeri. Ketika memberikan NSAID untuk meredakan nyeri, dosisnya biasanya lebih tinggi daripada untuk pengobatan inflamasi. Efek antipiretiknya tidak sekuat dari efek antiinflamasinya. NSAID lebih cocok untuk mengurangi pembengkakan, nyeri dan kekakuan sendi-sendi.Efek terapi dan efek samping NSAID berhubungan dengan mekanisme kerja sediaan ini pada enzim cyclooxygenase-1 (COX-1) dan cyclooxygenase-2 (COX-2) yang dibutuhkan dalam biosintesis prostaglandin. Prostaglandin sendiri merupakan sediaan pro-inflamasi, tetapi juga merupakan sediaan gastroprotektor. Oleh karena NSAID dengan selektivitas menghambat COX-2, maka sediaan ini diduga bebas dari efek samping pada saluran cerna. Pada kenyataanya, tidak satupin NSAID dengan selektivitas penghambat COX-2 bebas dari efek samping pada salurab cerna dan berbagai efek samping lainnya, misal kardiovaskulerUntuk percobaan kali ini, tiap kelompok disediakan 4 ekor tikus untuk masing-masing perlakuan. Kemudian ditimbang satu per satu untuk mengetahui berat badannya serta volume pemberian obat, setelah itu di puasakan terlebih dahulu selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi variasi biologis yang mungkin dapat terjadi sehingga efek obat yang diinginkan dapat cepat diamati. Selanjutnya tikus di induksi dengan karagenin sebagai inducer enzim pada kaki tikus atau secara sub plantar hingga kelihatan membengkak (udem). Udem inilah yang digunakan sebagai parameter untuk mengukur daya antiinflamasi dari suatu obat. Peristiwa udem ini reaksinya bergantung pada sistem komplemen. Kekurangan dari beberapa komplemen tersebut akan menyebabkan tekanan yang menyolok pada reaksi pembengkakan. Udem dihasilkan oleh rentetan pembebasan dari zat mediator di mana zat-zat tersebut berperan pula sebagai vasodilasator yang dapat menimbulkan inflamasi. Digunakan karagenin karena karagenin bersifat sebagai pengembang, tidak diabsorbsi, tidak merusak sel, jika karagenin habis maka sel akan kembali ke bentuk semula. Tujuan dilakukannya pengukuran awal ini adalah agar nantinya dapat diketahui seberapa besar efek obat obat anti inflamasi tersebut dalam mengurangi bengkak / peradangan pada kaki tikus yang telah diinduksi. Setelah pengukuran awal tadi, tikus kemudian diberi minum obat. Tikus yang dijadikan sebagai kontrol, tidak diberikan larutan obat sama sekali. Sebelumnya kaki tikus sebelah kanan harus ditandai sebatas mata kaki untuk menyamakan persepsi pembacaan saat dicelupkan pada alat pletismograf. Pastikan sebelum kaki tikus dimasukkan pada alat plestimograf, cairan pada pengukur berada pada titik nol. Penting untuk dilakukan pengukuran ketika menggunakan tikus sebagai model untuk memperkirakan efek dari senyawa antiinflamasi, pengukuran dilakukan pada waktu yang tepat selama pembengkakan, yaitu pada selang waktu tertentu. Karena idealnya kaki tikus tersebut harus di ukur volume udemnya lebih dari satu kali khususnya pada 3-4 jam (dilakukan pengukuran berulang-ilang). Hal ini memberi kesempatan pada semua mediaor nyeri yang bersangkutan untuk dapat membuat pembengkakan secara maksimal.Tetapi pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan atau pengukuran setiap 30 menit. Kemudian diukur pembengkakan tersebut dengan menggunakan plestimograf..

Pada alat plestimograf digunakan air raksa karena memiliki daya kohesi yang tinggi sehingga tidak membasahi kaki tikus. Digunakan air raksa dan air berwarna merah karena air raksa yang memiliki daya kohesi lebih besar daripada daya adhesi tidak dapat bercampur dengan air berwarna sehingga dapat mendorong cairan berwarna untuk lebih mudah dibaca skalanya. Penggunaan cairan bisa diganti dengan cairan lain dengan penambahan warna lain namun harus memiliki prinsip cairan tidak bercampur satu sama lain.Dosis obat yang digunakan yaitu untuk deksametason sebesar 0,5 mg/ 70 kg BB. Sedangkan banyaknya karagenin 1 % yang digunakan sebanyak 0,1 mL sedangkan untuk volume pemberian obat diperoleh melalui perhitungan berdasarkan berat badan masing-masing tikus. Sehingga sebelum perlakuan, tikus harus ditimbang terlebih dahulu. Volume pemberian adalah salah satu faktor yang harus di perhatikan karena akan menentukan berapa banyak dosis obat yang akan diberikan agar tidak melebihi dosis maksimal. Volume maksimal merupakan volume terbanyak yang masih dapat diterima oleh hewan uji dan besarnya volume bergantung dari cara pemberian. Untuk praktikum ini, obat dilakukan dengan pemberian secara per oral sehingga volume maksimalnya adalah 1,0 ml.Pada praktikum kali ini, dari data percobaan yang didapat daya anti inflamasi dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah paracetamol, na diklofenak, ibu profen, deksametasone, asetosal dan yang memiliki daya anti inflamasi terkecil adalah metilprednison. Hasi ini tidak sesuai dengan teorinya dimana deksametasone yang harusnya memiliki daya antiinflamasi terbesar.Pada uji anava satu jalan didapatkan hasil bahwa F hitung lebih kecil daripada F tabel sehingga tidak ada perbedaan antar kelompok. Padahal menurut teori seharusnya didapatkan perbedaan rata rata antara pengaruh pemberian obat anti inflamasi Ibuprofen, Na-diklofenak, Methyl prednison, Asam Mefenamat, Paracetamol, Dexametason dan Acetosal. Hal ini dapat dilihat pada saat perhitungan volume udema hasilnya negatif. Sehingga saat perhitungan AUC hasilnyapun negatif. Penyebabnya mungkin dikarenakan persepsi batas pencelupan kaki pada saat pengukuran volume udema berlainan untuk masing-masing praktikan. Selain itu mungkin disebabkan karena cara pemberian obat yang salah sehingga saat obat diberikan secara per oral dengan sonde banyak obat yang keluar lagi melalui mulut tikus. Sehingga kadar obat didalam tikus berkurang akibatnya efek antiinflamasi yang didapat juga menurun. G. KESIMPULAN1. Inflamasi terjadi karena adanya rangsangan mekanis, fisika dan kimia yang akan menyebabkan kerusakan membran sel sehingga terjadi rasa nyeri, panas, bengkak dan keterbatasan gerak.2. Obat antiinflamasi dibagi menjadi nonsteroid yaitu asetosal, asam mefenamat, ibuprofen, na diklofenak, paracetamol dan steroid yaitu metil prednison dan dexamethasone.3. Terjadinya peradangan karena adanya perubahan fosfolipid menjadi asam arakidonat yang merupakan substrat bagi enzim prostaglandin endoperoxide synthase (PGHS; COX, cyclooxygenase) menjadi PGG2, dan reduksi peroxidative PGG2 menjadi PGH2. Selanjutnya sebagai bahan baku prostaglandin, endoperoxide PGH2 dirubah menjadi berbagai prostaglandin.4. Daya anti inflamasi dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah paracetamol, na diklofenak, ibu profen, deksametasone, asetosal dan yang memiliki daya anti inflamasi terkecil adalah metilprednison. Hasi ini tidak sesuai dengan teorinya dimana deksametasone yang harusnya memiliki daya antiinflamasi terbesar.5. Pada uji anava satu jalan didapatkan hasil bahwa F hitung lebih kecil daripada F tabel, berarti tidak ada perbedaan rata-rata antar kelompok pada penggunaan obat anti inflamasi.

H. DAFTAR PUSTAKA1. Furst E. Danile, Munster Tino.2001. FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK, Editor Bertram G.Katzung, Edisi VIII. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Halaman 449-4622. Hamor, G.H.,.1996. ZAT ANTIRADANG NONSTEROID, dalam, Foye, W.O., (Editor), PRINSIP-PRINSIP KIMIA MEDISINAL, Jilid II, Edisi Kedua. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. Halaman 1096-10973. Ika Puspitasari.2006. Cerdas Mengenali Penyakit dan Obat. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. Halaman 35.4. Mycek, J.Mary.2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi ke-2. Widya Medika. Halaman 404.5. Sudiono, J.,.2003. ILMU PATOLOGI. Jakarta : EGC. Halaman 81-81.6. Tan. H.T.,2002. Obat-obat Penting Edisi ke-5. Cetakan ke-2. Jakarta : Gramedia.Halaman 306-311.7. Underwood, J.C.E.,.1999. PATOLOGI UMUM DAN SISTEMATIK, Edisi Kedua, Volume 1. Jakarta : EGC. Halaman, 232.8. Wilmana. F. P., .2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Antiinflamasi Nonsteroid Dan Obat Gangguan SEndi Lainnya. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Editor Ganiswara, S.G. Edisi ke-5. Jakarta : Bagian FArmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 232.

Mengetahui,Semarang, 10 April 2011Dosen Pengampu Praktikan

Chilmia N Fatiha,S.Farm.,Apt.Munasita Handayani Ungsari Rizki E.P., S.Farm.,Apt.(1041211109)

Nettu Divya Maharani Putri(1041211113)

Nino Suryaning Kencana(1041211117)

Nuari Eka C(1041211119)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGIPERCOBAAN IVANTI INFLAMASI

Oleh :Kelompok J/5Munasita Handayani(1041211109)Nettu Divya Maharani Putri(1041211113)Nino Suryaning Kencana(1041211117)Nuari Eka C(1041211119)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASIYAYASAN PHARMASISEMARANGPERTANYAAN

1. Jelaskan mekanisme terbentuknya radang!Jawab:Mekanisme terjadinya radang yaitu

Fosfolipida(membran sel)

kortikosteroida fosfolipase

asam arachidonat

NSAIDs

endoperoksida cyclooxygenase lipooxygenase

asam hidroperoksidaLuminal diberikan pada hewan uji dengan cara pemberian sesuai dengan masing-masing kelompok O Radikal bebas

leukotrien LTA

tromboxantromboxantromboxan

-vaso< -proteksi-peradangan

LBT4LTC4-LTD4-LTE4-bronchi< lambung-agregasi>-antiagregasi-peradangan)Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik atau mekanis maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida yang terdapat disitu menjadi asam arachidonat. Asam lemak poli tak jenuh ini sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase menjadi asam endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin. Bagian lain dari arachidonat diubah oleh enzim lipoxigenase menjadi zat-zat leukotrien/SRSA. Baik prostaglandin maupun leokotrien bertanggung jawab untuk sebagian besar dari peradangan dan nyeri. Peroksida melepaskan radikal bebas oksigen yang juga memegang peranan pada timbulya rasa nyeri.2. Sebutkan obat-obat anti-inflamasi! Apakah ada diantara obat-obat tersebut yang juga kerjanya menghilangkan rasa nyeri?Jawab:Beberapa contoh obat yang termasuk golongan kortikosteroid:a. DeksametasonZat ini menekan adrenal relatife kuat, maka resiko insufisiensi juga agak besar. Daksametason sering digunakan sebagai zat diagnostik untuk menentukan hiperfungsi adrenal (tes-supresi deksametason). b. Metil prednisolonBerdaya ca 20% lebih kuat dari prednisolon, dengan bermacam-macam cara penggunaan oral dan parentral. Pada rema, MS dan LE 1g sehari selama 3-10 hari atau lebih lama.c.Betametasonadalah stereoisomer dari deksametason, dimana gugus metil pada C16 berada dalam posisi beta. Daya anti radangnya pada penggunaan lokal lebih ringan.2.Non steroidBerkhasiat analgetik, antipiretik, serta antiradang, dan sering kali digunakan untuk menghalau penyakit rema, seperti A.R, artrosis, dan spondylosis.Obat ini efektif untk peradangan lain akibat trauma (pukulan, benturan, kecelakaan) juga misalnya setelah pembedahan atau pada memar akkibat olah raga. Obat ini dipakai pula untuk mencegah pembengkakan bila diminum sedini mungkin dalam dosis yang cukup tinggi. Beberapa contoh obat yang termasuk dalam golongan nonsteroida.IbuprofenObat pertama dari kelompok propionat ini adalah yang paling banyak di gunakan, berkat efek sampingnya yang relatif ringan.daya analgetis dan anti radangnya cukup baik dan sudah banyak mendesak salisilat. Resorpsinya dari usus cepat dan baik (ca 80%).b.DiklofenakDerivate-fenilasetat ini termasuk yang terkuat anti radangnya dengan efek samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat kuat lainnya (indometasin, piroxicam). Obat ini sering di gunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan encok.c.IndometasinDerivat-indolilasetat berkhasiat amat kuat dapat disamakan dengan diklofenak, tetapi lebih sering menimbulkan efek samping, khususnya efek ulcerogen dan perdarahan occult.

3. Jelaskan mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi!Jawab :Obat anti inflamasi dibagi menjadi 2 yaitu : NSAID : memblokir siklooksigenase sehingga tidak terbentuk endoperoksida yang dapat menghasilkan mediator-mediator nyeri. Kortikosteroid : menghambat pengaktifan enzim fosfolifase saat membran sel mengalami kerusakan, sehingga fosfolipida tidak bisa diubah menjadi asam arachidonat, otomatis peradangan tidak terjadi.