Newsletter V Edisi Oktober 2012

8
1 Diamma • OKTOBER 2012 Diamma NEWS LETTER PROGRESIF MENGUKIR PERUBAHAN Rp. 1000,- UKM Diamma Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Telp 0877 8100 2014 Email: [email protected] Website: www.diamma.com Edisi V/X/2012 (bersambung ke hal 6) (bersambung ke hal 6) Mahasiswa Galau, Dosen PA Kemana sih? 3 LIA Diputus, Mahasiswa Dipaksa Ikut TOEIC 4 Innocence of Muslims Buah Pemikiran Sampah 5 Menyoroti Promosi Kampus 6 Jumlah Maba Naik Turun Kok Bisa? 6 Mencari Cahaya Di Atas Cahaya 7 INSIDE Foto : Dewi Savitri Menyoroti Promosi Kampus Masih banyak yang harus dibenahi UPDM(B) dalam berpromosi, tidak hanya fasilitas, namun prestasi akademik sangat berperan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa baru. Reporter: Dewi Savitri Jumlah Maba Naik Turun, Kok Bisa? Terletak di jantung Ibukota, UPDM(B) tergolong sebagai universitas favorit. Ironisnya, penerimaan mahasiswa baru cenderung mengalami gejala naik turun. Reporter: Revita Clarina P enerimaan mahasiswa baru tidak terlepas dari peran kampus yang mempromosikan keunggulan-keunggulan yang dimiliki. Sama halnya dengan perguruan tinggi lain, UPDM(B) pun melakukan promosi dengan berbagai macam cara, seperti mengikuti pameran education fair di berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA), menyebarkan leaflet dan booklet, serta memasang iklan di dua media cetak yaitu KOMPAS dan Rakyat Merdeka. Selain media promosi tersebut, UPDM(B) juga memiliki website yang dapat diakses oleh masyarakat guna mendapat informasi mengenai Kampus Merah Putih tersebut. Sayangnya, fasilitas website yang dimiliki belum dimanfaatkan dengan maksimal dan efektif. Hal ini terlihat dari tampilan yang tidak up to date dan kurang informatif. Menanggapi hal tersebut, Johanes Basuki Wakil Rektor II yang juga ketua Penerimaan Mahasiswa Baru periode 2011-2012 mengatakan, jaringan website masih dalam perbaikan sehingga tampilannya masih menggunakan tampilan lama. “Kalau web terus terang belum kita perbaiki, tetapi mudah-mudahan bulan Oktober sudah dapat mengudara dengan yang baru. Yang lama memang tidak ada isinya,” katanya. Kendati menghambat laju promosi kampus dalam menjaring mahasiswa baru, tim penerimaan mahasiswa baru tidak hilang akal. Alih-alih melalui pendaftaran S etiap perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri, pasti menerima mahasiswa baru tidak terkecuali Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Namun, terjadi ketidak konsistenan terhadap penerimaan mahasiswa baru dari tahun 2008-2012. Banyak yang menduga ketidakstabilan ini karena kurang gencarnya promosi kampus dan semakin tertinggalnya kualitas pendidikan di kampus Merah Putih ini. Ketua Senat Fikom, Fransisca, berpendapat bahwa faktor penurunan

description

Newsletter V Edisi Oktober 2012

Transcript of Newsletter V Edisi Oktober 2012

1D i a m m a • O K T O B E R 2 0 1 2

DiammaNEWS LETTER

PROGRESIF MENGUKIR PERUBAHAN Rp. 1000,-

UKM Diamma Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Telp 0877 8100 2014 Email: [email protected] Website: www.diamma.com

Edisi V/X/2012

(bersambung ke hal 6)

(bersambung ke hal 6)

Mahasiswa Galau, Dosen PA Kemana sih? 3 LIA Diputus, Mahasiswa Dipaksa Ikut TOEIC 4 Innocence of MuslimsBuah Pemikiran Sampah 5

Menyoroti Promosi Kampus 6 Jumlah Maba Naik Turun Kok Bisa? 6

Mencari Cahaya Di Atas Cahaya 7

INSIDE

Foto : Dew

i Savitri

Menyoroti Promosi KampusMasih banyak yang harus dibenahi UPDM(B) dalam berpromosi, tidak hanya fasilitas, namun prestasi akademik sangat berperan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa baru.Reporter: Dewi SavitriJumlah Maba

Naik Turun, Kok Bisa?Terletak di jantung Ibukota, UPDM(B) tergolong sebagai universitas favorit. Ironisnya, penerimaan mahasiswa baru cenderung mengalami gejala naik turun.

Reporter: Revita Clarina

Penerimaan mahasiswa baru tidak terlepas dari peran kampus yang mempromosikan

keunggulan-keunggulan yang dimiliki. Sama halnya dengan perguruan tinggi lain, UPDM(B) pun melakukan promosi dengan berbagai macam cara, seperti mengikuti pameran education fair di berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA), menyebarkan leaflet dan booklet, serta memasang iklan di dua media cetak yaitu KOMPAS dan Rakyat Merdeka. Selain media promosi tersebut, UPDM(B) juga memiliki website yang dapat diakses oleh masyarakat guna mendapat informasi mengenai Kampus Merah Putih tersebut. Sayangnya, fasilitas website yang dimiliki belum dimanfaatkan dengan maksimal dan efektif. Hal ini terlihat dari tampilan yang tidak up to date dan kurang informatif. Menanggapi hal tersebut, Johanes Basuki Wakil Rektor II yang juga ketua Penerimaan Mahasiswa Baru periode 2011-2012 mengatakan, jaringan website masih dalam perbaikan sehingga tampilannya masih menggunakan tampilan lama. “Kalau web terus terang belum kita

perbaiki, tetapi mudah-mudahan bulan Oktober sudah dapat mengudara dengan yang baru. Yang lama memang tidak ada isinya,” katanya. Kendati menghambat laju promosi kampus dalam menjaring mahasiswa baru, tim penerimaan mahasiswa baru tidak hilang akal. Alih-alih melalui pendaftaran

Setiap perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri, pasti menerima mahasiswa baru

tidak terkecuali Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Namun, terjadi ketidak konsistenan terhadap penerimaan mahasiswa baru dari tahun 2008-2012. Banyak yang menduga ketidakstabilan ini karena kurang gencarnya promosi kampus dan semakin tertinggalnya kualitas pendidikan di kampus Merah Putih ini. Ketua Senat Fikom, Fransisca, berpendapat bahwa faktor penurunan

2 O K T O B E R 2 0 1 2 • D i a m m a

Editorial

Setiap reporter Diamma diberikan tanda pengenal berupa kartu pers. Tidak dianjurkan untuk memberikan insentif dalam bentuk apapun ketika reporter kami bertugas.

Salam mahasiswa!Syukur Alhamdulillah, setelah pergantian semester, akhirnya Diamma mengeluarkan produk Newsletter yang ke lima. Pada edisi kali ini Diamma hadir agar mahasiswa tetap up to date.

Sebagai media tingkatan universitas, Diamma hadir dengan berbagai isu yang sedang marak diperbincangkan di kampus Merah Putih. Isu-isu tersebut kami angkat sebagai bentuk kepedulian kami untuk UPDM(B) yang lebih baik, dan agar mahasiswa menjadi lebih kritis dan peduli dengan perkembangan kampus. Tidak hanya itu, Diamma juga membuka wawasan mahasiswa agar lebih global dengan menghadirkan isu yang sedang banyak diperbincangkan di kancah internasional.

Ibarat angin, hembusannya pasti memiliki arah dan tujuan. Begitu pun berita, rangkaian informasi yang kami kemas dalam Newsletter edisi ke lima ini diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi semua pihak. Semoga informasi yang kami sajikan bermanfaat bagi pembaca.

Selamat membaca!

Dari Redaksi

Ingin tahu tentang berita kampus dan luar kampus UPDM(B) ?

Klik www.diamma.com situs online resmi Diamma

Facebook : LPM DiammaTwitter : @diammamoestopo

Pemimpin RedaksiTri Susanto Setiawan

Redaktur PelaksanaBagus Prayogo

Redaktur Dila Putri

Staff EditorTri, Dila, Fadhis

Kordinator DesainKevin Erens Giri

LayouterAslan La Ode

Pemimpin PerusahaanNovita Uli Utami

IklanFadhis Abie Putra

PemasaranKharis Karim

PercetakanKarlina Nur Hayati

ReporterDewi Savitri, Revita Clarina. Ma-

hesa Nur Syafe’i, Nadia Andriyani, Fitri Hidemi, Siti Farhany, Sri Risqi

Gustiarini

3D i a m m a • O K T O B E R 2 0 1 2

Kupas Kampus

Mahasiswa Galau, Dosen PA Kemana sih?Semenjak peralihan sistem Kartu Rencana Studi ke sistem online. Fungsi dosen Pembimbing Akademik (PA) seperti tak berfungsi.

Reporter : Mahesa Nur Syafe’i

Setiap fakultas pasti memiliki dosen Pembim bing Akademik (PA) guna membimbing

mahasiswa dalam pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), pengambilan matakuliah yang tepat dan solusi bagi setiap masalah yang berkaitan dengan bidang akademik. Begitu pun dengan fakultas yang terdapat di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Wakil Dekan I bidang akademik FE Iskandar menjelaskan, "dosen PA harus memiliki peran yang sangat penting agar mahasiswa mendapat arahan yang benar. Seperti memberikan bimbingan ke mahasiswa untuk dapat menyelesaikan masa kuliahnya, serta bagaimana dia mengatur pengambilan Sistem Kredit Semester (SKS)." Namun, untuk bagaimana caranya belajar dan lulus dengan tepat waktu dan efektif itu tergantung mahasiswanya juga. Iskandar juga berpesan agar mahasiswa tidak pasif, mahasiswa seharusnya berperan aktif. Sayangnya fungsi Dosen PA masih belum efektif. Bahkan masih sedikit mahasiswa yang memanfaatkan Dosen PA untuk sarana konsultasi akademik. Hal tersebut diungkapkan oleh Syaefullah, sebagai Wakil Dekan I Fikom, ia mengakui bahwa peran Dosen PA belum berjalan dengan baik. Sebelum menggunakan sistem pengisian KRS online, pihak Fikom selalu mengarahkan mahasiswa untuk mengadakan bimbingan atau berkonsultasi dengan Dosen PA.

Namun semenjak menggunakan sistem online, mahasiswa harus mengisi sendiri KRS-nya, dan datang ke kampus hanya untuk mencetak KRS saja. Menganggapi ketidakefektifan peran Dosen PA, M. Syaefullah menyatakan kedepannya pihak Fikom akan mengupayakan pekan bimbingan bersamaan dengan waktu pengisian KRS, di mana Dosen PA akan dikumpulkan dalam satu ruangan dan mahasiswa bebas berkonsultasi dengan pembimbing akademiknya. Novita Rakhmawati, Kepala Program Studi Hubungan Internasional FISIP berpendapat. "Dosen PA itu sangat penting karena nantinya mahasiswa akan diberikan bimbingan untuk bisa memilih mata kuliahnya, sekaligus memberikan suatu solusi bagi setiap masalah perkuliahan atau apapun yang terkait dengan bidang akademik,"ujarnya. "Semenjak sistem pengisian KRS online diterapkan, peran Dosen PA di FISIP belum efektif" katanya. Dengan adanya sistem online, mahasiswa cenderung mengisi KRS tanpa melakukan konsultasi dahulu dengan Dosen PA yang bersangkutan. Novita berharap FISIP akan menghidupkan kembali peran dosen Pembimbing Akademik. Dengan

begitu, sebelum mengisi KRS mahasiswa diharapkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan pembimbing akademiknya. Sementara itu, seorang dosen PA Fikom Sofyan, menuturkan dirinya tidak mendapatkan data mahasiswa yang dibimbingnya oleh pihak fakultas. "Ketiadaan data-data ini berdampak pada tidak berjalannya fungsi dosen PA," tuturnya. Sedangkan mahasiswa FISIP 2010, Pristia Trisnu Anjani Suprianto mengeluhkan fungsi dosen PA yang tidak maksimal. Dirinya hanya mendapat bimbingan akademik sampai di semester dua. Menurutnya, hal ini berdampak pada ketidakteraturan jadwal kuliah yang diambilnya, seperti mata kuliah mana yang seharusnya diambil sebagai prasyarat serta tidak adanya buku panduan akademik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Husnaizar Narserly. Mahasiswa FE 2009 bahwa ia pernah bertatap muka dengan Dosen Pembimbingnya ketika mengajukan KRS. “Tapi dia (Dosen PA, -RED) cuma ‘iya, iya’ saja. Dan itu gak membantu,” ucap Husnaizar.

Foto : Dok. diam

ma.com

M. Syaefullah, S. Sos, MSi Wadek I Fikom

4 O K T O B E R 2 0 1 2 • D i a m m a

Kupas Kampus

LIA Diputus, Mahasiswa Dipaksa Ikut TOEIC

Test of English for International Comunication (TOEIC) adalah sebuah program yang

diadakan oleh pihak kampus untuk menggantikan sistem kursus LIA sebelumnya. Namun program baru ini banyak menimbulkan kegamangan dikalangan mahasiswa, seperti yang diutarakan oleh Ulfa Karina mahasiswa Fikom 2011. Menurutnya pihak kampus sudah kebingungan terhadap minimnya minat mahasiswa untuk kursus bahasa Inggris gratis dikampus. Ulfa beranggapan bahwa pihak kampus bukannya tidak konsisten atas peralihan LIA ke TOEIC, tetapi kampus mencari solusi yang terbaik bahwa

belajar bahasa Inggris itu penting melalui TOEIC ini. Sedangkan Alvina Syahputri FISIP 2012 mengatakan dirinya belum mengetahui apa-apa perihal program TOEIC. Ia hanya mengetahui bahwa ketika masuk UPDM(B) ini ia akan mendapatkan kursus dari LIA. Sementara berdasarkan keterangan Wakil Dekan I Fikom bidang akademik M. Syaefullah,S.Sos "untuk TOEIC itu baru disosialisasikan kepada angkatan 2012, sedangkan untuk angkatan 2009-2011 baru akan disosialisasikan segera mungkin." Berbeda dengan Fikom, FISIP yang diwakilkan oleh Edwin

Iswidagdo sebagai pihak koordinasi dari FISIP mengakui pihaknya kurang mengetahui perihal pergantian kursus bahasa Inggris dari LIA ke TOEIC. Edwin menjelaskan bahwa sebelumnya ada orang dari LIA yang datang memberitahu bahwa ada pergantian sistem, namun dirinya tidak mengetahui bahwa digantikan dengan TOEIC. Meski demikian, Syaefullah berharap agar mahasiswa untuk mengikuti program baru kursus bahasa Inggris ini. Karena dapat memberikan nilai tambah ke mahasiswa sendiri dan membuka kesempatan jauh lebih besar di lapangan pekerjaan nanti.

Reporter : Nadia Andriayani

“Grab it fast, guys! boneka karakter handmade ukuran 13cm, terbuat dari kain flanel, bisa dibuat sesuai keinginan (cukup ngirim poto). Cocok tuk kado "

Daftar harga:

Menerima Reseller Dian: 0856 9138 5464 (228c8bd3)

- berlima Rp 103ribu- berempat Rp 83ribu- bertiga Rp 63ribu- couple Rp 38ribu- singleRp 33ribu

*belum termasuk nama & aksesoris MENERIMA PESANAN TUK SOUVENIR ACARA PERNIKAHAN, ULTAH, DLL Bahan2 sama, ukuran 10cm

per-kotak isi 2boneka (couple), Rp 13000/pcs (minimal pemesanan 300 pcs) diatas pemesanan 300pcs jadi Rp 12000/pcs

5D i a m m a • O K T O B E R 2 0 1 2

Fenomena

Innocence of Muslims Buah Pemikiran SampahSiapa sangka, sebuah film karya warga Mesir-Amerika Serikat ini menimbulkan aksi protes dan kecaman di berbagai negara. Bahkan film kontroversial ini pun sampai merenggut korban jiwa.

Reporter : Fitri Hidemi & Siti Farhany

Innocence of Muslims, sebuah film karya Sam Bacile yang diunggah di laman Youtube pada (11/09/2012).

Sam Bacile yang memiliki nama asli Nakoula Basseley Nakoula adalah seorang warga Negara Mesir yang berpindah kewarganegaraan Amerika Serikat. Nakoula, dalam wawancara dengan “Wall Street Journal” terang–terangan mengatakan bahwa film yang didanai oleh 100 donatur orang Yahudi ini memiliki unsur politik. “Ini film politik, Amerika banyak kehilangan uang untuk perang di Irak dan Afghanistan. Kami berjuang melalui ide- ide,” ujar Bacile. Secara garis besar, film karya Bacile menceritakan sisi negatif dari Nabi Muhammad. Cerita film menuduh Nabi Muhammad sebagai homoseksual, penipu, lelaki hidung belang yang lemah, gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak, sebagai orang yang maniak seks, dan juga sebagai orang yang menyebarkan kekerasan berdarah-darah. Hal ini kontan membuat geram umat muslim di berbagai belahan dunia dan memicu aksi protes terhadap kedutaan besar Amerika Serikat di banyak negara. Tidak sedikit memakan korban jiwa, seperti duta besar Amerika Serikat yang terbunuh karena aksi protes di Libya.

Menanggapi aksi protes tersebut, ketua Pusat Studi Mahasiswa Islam (PSMI) UPDM(B) Fadit menyatakan, bahwa film Innocence of Muslims bertujuan untuk melakukan sebuah upaya propaganda. Menurutnya, ini adalah sebuah lanjutan dari perang pemikiran yang sampai saat ini masih bertahan sekaligus sebagai buah dari pemikiran sampah. Seharusnya umat Muslim harus tetap berkomitmen dengan keislamannya, karena apa yang menurut umat Islam baik, belum tentu menurut Allah juga baik. Umat Islam juga harus ingat bahwa kesabaran adalah kunci dari gudang hikmah. Fadit menambahkan bahwa banyak anggapan yang menyatakan bahwa Islam itu penuh dengan

kekerasan dan anarkisme. Hal ini dikhawatirkan semakin meluas di kalangan masyarakat dunia termasuk masyarakat di Indonesia. Ia mencontohkan indikator anarkis juga perlu diluruskan maknanya, apakah hal itu dalam bentuk pembunuhan, pelecehan, dan sebagainya. Disisi lain, Devi mahasiswi Fikom angkatan 2009 beranggapan, protes mengenai film ini tidak perlu ditanggapi dengan emosi. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Elis Teti Rusmiati mengimbuhkan bahwa dirinya setuju terhadap gerakan protes terhadap kedutaan-kedutaan Amerika Serikat di berbagai negara. Menurutnya, gerakan ini merupakan bentuk protes terhadap penghinaan atas Nabi Muhammad. Baginya, Nabi Muhammad bukan hanya sekedar figur, tetapi juga rujukan hukum. Menurut Elis, umat Islam harus tetap solid dan sehati serta menjaga kerukunan umat beragama. Ia juga berharap agar umat beragama selain agama Islam bisa lebih berhati-hati terhadap kebebasan yang ada. Karena sebebas apapun aturan yang ada, manusia tetap hidup saling berdampingan dengan manusia yang lain, serta harus saling menghormati kebebasan umat beragama.

Foto : Google.com

Foto : Google.com

Cover Film Innocence of Muslims

Demo depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Menteng, Jakarta Selatan.

6 O K T O B E R 2 0 1 2 • D i a m m a

Kupas Kampus

Sambungan halaman 1

Menyoroti Promosi Kampus

Jumlah Maba Naik Turun, Kok Bisa?

online, pihak kampus membuka jalur pendaftaran secara offline di mana pendaftar datang langsung ke kampus UPDM(B). Cara ini, selain lebih murah juga dinilai lebih efektif untuk mendapatkan informasi seputar kampus. “Menurut catatan kita, lebih banyak yang mendaftar dengan datang langsung ke kampus.” Tutur Warek II. Selain media promosi yang telah diupayakan pihak kampus, akreditasi yang disandang oleh tiap fakultas juga menjadi daya tarik dan nilai tambah tersendiri dalam menjaring mahasiswa baru setiap tahunnya. Akreditasi A yang dimiliki Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk program studi Hubungan Internasional, seakan menjadi titik tumpu para mahasiswa baru untuk mengenyam pendidikan di UPDM(B). Seperti yang diutarakan Indri Mahalia mahasiswa Fikom angkatan 2012, ia memilih Fikom UPDM(B) karena akreditasinya yang berlabel A. Perolehan akreditasi tersebut tidak lepas dari tenaga pengajar

yang dinilai kompeten di bidangnya serta fasilitas yang disediakan. Mengenai fasilitas untuk menunjang promosi, UPDM(B) mencantumkan berbagai sarana yang diperuntukan bagi para mahasiswa, seperti free hotspot, bimbingan belajar Bahasa Inggris gratis, berbagai laboratorium untuk menunjang perkuliahan, perpustakaan, ruang unit kegiatan mahasiswa, beasiswa, dan berbagai sarana lainnya. Sayangnya, banyak masiswa yang menilai fasilitas-fasilitas yang disediakan belum memadai. Putri Diah Palupi misalnya, gadis yang menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa FE ini menghimbau agar pihak kampus membenahi fasilitas seperti wi-fi dan parkiran agar lebih baik lagi. Menanggapi hal tersebut, Johanes mengatakan walaupun di kampus Hanglekir belum terlihat perubahan, pihak kampus telah melakukan perbaikan fasilitas di kampus Bintaro dan kampus Swadarma. Dengan anggaran yang dikeluarkan sebesar 1.2 milyar untuk dana promosi, pihak Rektorat sudah membentuk tim yang disahkan oleh Yayasan UPDM (B). Tim promosi ini kemudian mengundang seluruh fakultas yang terdapat di Kampus Merah Putih untuk membentuk panitia-

panitia promosi di setiap fakultasnya. Tidak hanya di dalam kota, pihak UPDM(B) telah menambah wilayah promosinya hingga ke luar kota, luar Pulau Jawa, bahkan luar negeri. “Bisa dilihat sebanyak 30 mahasiwa asal Malaysia terdaftar seperti mahasiswa di FKG,” tutur Johanes. Dengan dana yang cukup besar dan berbagai cara yang telah dilakukan, untuk tahun ajaran 2012/2013 ini UPDM(B) berhasil menjaring 181 mahasiswa FKG, 259 mahasiswa FISIP, 120 mahasiswa FE, dan 526 mahasiswa Fikom. Meskipun terlihat cukup banyak mahasiswa yang berhasil masuk, jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa baru tahun ajaran yang lalu. Tidak hanya promosi yang bersifat umum yang seharusnya dilakukan oleh pihak kampus. Lebih dari itu, sebetulnya perlu dilakukan penelitian terhadap dosen dan mahasiswa untuk dapat menemukan suatu hal baru untuk dipromosikan kepada khalayak. Lebih lanjut, peningkatan mutu di bidang akademik juga perlu dilakukan, bahwa tidak hanya kuantitas namun juga kualitas yang harus terus dijaga dan dikembangkan.

atau kenaikan yang terjadi karena masalah peningkatan standar kualitas. Menurutnya, perguruan tinggi harus meningkatkan standar kualitasnya. Untuk itu, ketua Senat Fikom ini menyarankan agar universitas bisa lebih gencar dalam melakukan promosi, demi menjaga kestabilan penerimaan mahasiswa. Selain itu, Putri Diah Palupi ketua Senat FE menyesalkan sikap kampus yang kurang efisien dalam melakukan promosi, serta menurunnya tingkat akreditasi beberapa fakultas seperti yang terjadi di FE dari A menjadi B. Disamping itu, saat ini sudah banyak universitas yang mempunyai jurusan Ekonomi favorit selain UPDM(B). Hal ini berdampak

semakin sedikitnya minat mahasiswa terhadap Kampus Merah Putih. Sedangkan Humas UPDM(B), Gunawan menuturkan bahwa penyebab naik turunnya jumlah mahasiswa baru bukan suatu masalah bagi UPDM (B). Dalam hal jumlah tidak terlalu jauh, bahkan sebenarnya sudah mencapai target pada setiap masing-masing fakultas. Ia mencontohkan dua fakultas seperti FKG dan Fikom yang sudah tidak menerima mahasiswa baru pada gelombang ke enam. Sebaliknya untuk FISIP dan FE masih menerima pendaftaran mahasiswa baru dikarenakan masih ada kelas yang bisa menampung. Sedangkan pihak UPDM(B

menjelaskan tidak akan menaikan harga biaya perkuliahan terhadap mahasiswa baru. Menurut Gunawan, Kampus Merah Putih yang terletak di jantung ibukota sudah menjadi universitas favorit. Gunawan menambahkan bahwa masalah penurunan dan penaikan mahasiswa baru selama lima tahun terakhir ini karena minat mahasiswa dalam mengambil jurusan selalu berubah-ubah. Kalau dahulu mahasiswa lebih berminat di FE namun saat ini mahasiswa cenderung lebih menyukai Fikom. Oleh karena itu, ini hanya masalah siklus kepeminatan yang selalu berubah-ubah, mungkin suatu saat nanti Fikom akan berkurang peminatnya.

Sambungan halaman 1

7D i a m m a • O K T O B E R 2 0 1 2

Resensi

Mencari Cahaya Di Atas Cahaya

Oleh : Sri Rizqi Gustiarini

R ayya, seorang artis terkenal dan sangat berbakat. Penghargaan tak pernah

berhenti didapatkannya. Film yang dibintangi selalu box office, lagu yang dia nyanyikan menjadi nomor satu di radio. Namun, Rayya sesungguhnya terlalu cerdas, dan tidak merasakan bahagia dengan segala keberhasilannya. Dengan segala gemerlap kehidupannya yang penuh dengan bergelimang harta. Namun sayang, semuanya penuh kepalsuan. Kegelisahannya diperparah dengan persoalan kisah cintanya yang kandas karena diputuskan oleh pacarnya yang berstatus suami. Pada saat bersamaan, Rayya disibukan dengan pembuatan buku biografinya. Untuk keperluan buku tersebut Rayya harus melakukan pemotretan di beberapa kota. Keputusasaan yang begitu dalam membuat Rayya terpikir untuk memanfaatkan perjalanan tersebut

untuk mengakhiri segalanya. Rayya membuang airmatanya, membuang harapannya, membuang segalanya tentang dirinya dengan harapan pada akhirnya tak akan ada yang tersisa. Dan kalau bisa melakukannya di depan kamera. Perjalanan tetap dilakukan berdasarkan keinginan Rayya untuk hanya didampingi seorang fotografer. Ketika perjalanan baru dimulai hingga Indramayu, Rayya memecat Kemal, fotografer yang telah disewa tim yang akan membuat project buku biografinya. Alasannya sederhana, Kemal berbohong. Namun bagi Rayya, kebohongan adalah hal yang fatal. Kemal digantikan oleh Arya, yang memang sejak awal adalah fotografer yang ditunjuk oleh penulis biografi, maupun oleh Rayya sendiri. Arya dianggap kuno, karena tetap bertahan mengunakan film seluloid. Buat dia memotret itu seperti kehidupan, bukan sesuatu

yang mudah untuk dihapus. Dengan digital, Arya merasa terlalu mudah untuk berbuat kesalahan, dan dengan mudah pula dimaafkan dengan cara menghapusnya. Hidup dan memotret memiliki kesamaan. Harus berhati-hati dan penuh tanggung jawab, yang sudah terjadi tidak bisa diubah. Perjalanan yang aslinya hanyalah sesi foto menjadi tidak begitu sederhana dengan tambahan permasalahan para pelakunya. ‘Jogetan’, ‘lompatan’, ‘permainan’, mereka berdua jadikan perjalanan ini sama sekali berbeda dari yang mereka berdua pernah bayangkan. Perjalanan ini berkendaraan jasad, tapi yang melakukan hijrah tidak hanya jasadnya. Pemahaman, pengetahuan, hati mereka ikut serta melakukan perjalanan panjang yang penuh pengalaman untuk menemukan sejatinya kematian. Untuk menemukan cahaya di atas cahaya.

Foto : Google.com

8 O K T O B E R 2 0 1 2 • D i a m m a

Dat

ang

dan

saks

ikan

Aca

rany

a!