New Telkom Pengaruh Stres Kerja, Reward Dan Komitmen Terhadar Kinerja Karyawan
-
Upload
darmawan-widiyanto -
Category
Documents
-
view
22 -
download
3
description
Transcript of New Telkom Pengaruh Stres Kerja, Reward Dan Komitmen Terhadar Kinerja Karyawan
PROPOSAL PENELITIAN
“PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI,
DAN KOMITMEN ORGANISASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN”
Ditujukan Kepada
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
Divisi Regional IV Jawa Tengah –DI Yogyakarta
Disusun Oleh :
Yehezkiel Abdi Sabda
( NIM : 12010111130062)
(No. HP : 082221217422)
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
20151
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
Bab 1 Pendahuluan 3
Bab 2 Tinjauan Pustaka 8
Bab 3 Metodologi 16
Pertanyaan Kuesioner 21
CV pribadi peneliti 23
Data yang dibutuhkan 24
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) Tbk. Divisi Regional IV Wilayah Jateng
dan DIY merupakan BUMN yang bergerak sebagai operator telekomunikasi, informasi,
media, edutainment, dan services terbesar dan terlengkap di Indonesia. PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk. terus mengadakan perubahan di segala bidang agar dapat menyesuaikan diri
dengan para pesaing, kemajuan teknologi komunikasi, dan perkembangan kebutuhan
konsumen. Hal ini dibuktikan dengan eksistensinya sebagai perusahaan unggulan di bidang
penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi meskipun saat ini bermunculan kompetitor-
kompetitor baru. PT Telkom Tbk. meraih banyak penghargaan di tengah persaingan yang
makin ketat, seperti “Indonesian Most Admired Companies 2011” versi Majalah Fortune
Indonesia, “Top Brand Award 2012” (untuk produk andalan PT Telkom Tbk. speedy, flexy
pasca bayar, dan flexi prabayar), “The World’s Biggest Public Companies” dalam Forbes
The Global 2000, Perusahaan Telekomunikasi dengan Pengelolaan SDM Terbaik dalam
ajang Indonesia Human Capital Study 2012, dll merupakan bukti kemampuan PT Telkom
Tbk. untuk bertahan di tengah seleksi alam dunia usaha saat ini.
Saya yakin dengan kinerja organisasional yang sangat baik, yang dimiliki oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. pasti dibarengi dengan kinerja karyawan yang baik. Saya
yakin PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. pasti mengupayakan agar kinerja karyawannya
tetap baik, karena sumber daya manusia adalah motor utama penggerak kinerja di dalam
perusahaan, yang berarti semua kegiatan dalam perusahaan dikelola oleh manusia, mulai dari
bagian pemasaran, produksi, keuangan dan yang lain-lain. Keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia yang ada
didalamnya. Upaya Organisasi menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik berasal dari dalam diri karyawan sendiri maupun
keadaan sekitar
Menurut informasi yang saya dapat, PT. Telkom Tbk. memiliki GCG (Good
Corporate Governance) yang menyeluruh dan terintegrasi dengan kinerja sehari-hari,
sehingga kinerja organisasi maupun karyawan tetap terstandar dan tidak menurun. Berbagai
sistem yang terlibat meliputi: etika bisnis, kebijakan dan prosedur, manajemen risiko,
pengendalian internal dan pengawasan, kepemimpinan, manajemen tugas dan tanggung 3
jawab, pemberdayaan manajemen dan karyawan kompetensi, evaluasi kinerja, dan
penghargaan dan pengakuan.
Pada website PT. Telkom diinformasikan bahwa penguatan GCG dilakukan untuk
memastikan bahwa penerapan GCG selalu selaras dengan tuntutan yang berkembang dalam
bisnis saat ini dan industri. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. tidak hanya mampu
mengelola risiko dengan baik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk merespon berbagai
perubahan, dan merebut kesempatan yang diberikan oleh perubahan ini untuk meningkatkan
kapasitas dan nilai perusahaan, sehingga mendukung pencapaian tujuan jangka panjang.
Untuk membuat GCG berhasil, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. mengelola
akuntabilitas untuk kinerja karyawan kami melalui Sistem Manajemen Kinerja Karyawan.
Mengacu pada pedoman pengukuran kinerja yang bertanggung jawab dan penilaian dalam
mekanisme kontrak manajemen, penentuan indikator kinerja sesuai dengan lingkup pekerjaan
dan peran masing-masing unit dan individu dalam organisasi dan penetapan target sepakat
bahwa mengacu pada target kinerja dengan memperhatikan prinsip SMART Specific,
Measurable, Achievable, Realistic, and Time.
Mengacu pada hal tersebut, maka saya melihat bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk. benar-benar memperhatikan kinerja karyawan, dengan melakukan Evaluasi kinerja
berkala. Maka saya tertarik untuk meneliti tentang kinerja di PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk., apakah selalu ada peningkatan atau ada justru ada penurunan. Kinerja merupakan hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mengkunegara, 2001).
Kinerja menurun salah satu faktornya adalah stress kerja. Menurut T. Hani Handoko
(2008) Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang. Stres dapat membantu/ fungsional tetapi juga dapat berperan
salah/ merusak prestasi kerja. Bila tidak ada stres, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada
dan prestasi cenderung rendah. Sejalan dengan meningkatnya stress prestasi kerja cenderung
naik, karena stress membantu karyawan untuk mengerahkan seluruh sumber daya dalam
memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. Apabila stress terlalu besar,
prestasi kerja akan menurun bahkan bisa menjadi nol karena karyawan sakit, putus asa,
mengundurkan diri dan lain-lain. Karyawan kehilangan kemampuan untuk
mengendalikannya sehingga ia menjadi tidak mampu dalam mengambil keputusan dan
perilakunya tidak teratur.
4
Penelitian yang dilakukan Prof. Dr. Ugur Yozgat dkk. yang dipublikasikan tahun
2013, menunjukkan stres kerja berkorelasi signifikan negatif sebesar -0,122 terhadap kinerja
karyawan. Penelitian yang dilakukan Tracy L. Tuten dan Presha E. Neidermeyer yang
dipublikasikan tahun 2004 menujukkan yang sangat berkebalikan, yaitu stres kerja
berpengaruh 0,47 terhadap kinerja karyawan.
Melihat hal tersebut, saya ingin meneliti di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
apakah dengan sistem kerja yang ada, dan GCG yang telah di bentuk, akan mempengaruhi
stres kerja karyawan secara signifikan atau tidak , dan melihat apakah stres kerja tersebut
berdampak positif atau negatif. Karena jarang memang stres kerja berdampak positif,
biasanya negatif.
Selain stres kerja, motivasi juga mempengaruhi kinerja karyawan. Motivasi menurut
Robbins (2010) adalah proses yang berperan pada intensitas, arah dan lamanya berlangsung
upaya individu ke arah sasaran. Sedangkan menurut Mangkunegara (2010), Motivasi adalah
kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Pemberian motivasi sangat penting dalam setiap perusahaan. Karyawan yang
mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan dapat mendorong karyawan tersebut bekerja
lebih semangat serta dapat memberikan kontribusi positif terhadap pekerjaan yang telah
menjadi tanggungjawabnya. Motivasi kerja dalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat kerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja (Martoyo,1996). Tanpa
motivasi, seorang karyawan tidak dapat memenuhi pekerjaannya sesuai standar atau
melampui standar karena apa yang menjadi motivasi dalam bekerja tidak terpenuhi.
Sekalipun seorang karyawan yang memiliki kemampuan dalam bekerja tinggi tetapi tidak
memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugasnya maka hasil akhir dalam pekerjaannya tidak
akan memuaskan.
Penelitian tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan juga memiliki hasil
yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Thusel Jayaweera (2015) menunjukan bahwa
motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berbeda dengan
penelitian diatas, penelitian yang dilakukan Amin Karami et al (2013) menunjukan hasil
motivasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.
Penghargaan yang diterima PT. Telkom Tbk. sebagai Perusahaan Telekomunikasi
dengan Pengelolaan SDM Terbaik dalam ajang Indonesia Human Capital Study 2012,
menunjukkan PT. Telkom Tbk. pastinya memperhatikan hak-hak yang di miliki karyawan,
5
salah satunya berbentuk imbalan. Dan disini saya ingin mengetahui, apakah imbalan ini
berpengaruh besar atau tidak terhadap kinerja karyawan PT. Telkom Tbk.
Selain Stres kerja dan motivasi, komitmen organisasi diperlukan sebagai salah satu
indikator kinerja karyawan. Menurut Mowday, Porter dan Streers (1982) dalam Fuad Mas’ud,
komitmen organisasi merupakan sikap yang mereflekasikan loyalitas karyawan pada
Organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan
perhatiannya terhadap organisasi, dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.
Karyawan dengan komitmen yang tinggi dapat diharapkan akan memperlihatkan
kinerja yang optimal. Komitmen organisasi menunjukkan sikap karyawan untuk tetap
memperjuangkan keberadaannya di dalam orgnisasi tersebut. Komitmen dibutuhkan oleh
organisasi agar sumber daya manusia yang kompeten dalam organisasi dapat terjaga dan
terpelihara dengan baik. Karyawan yang berkomitmen akan bekerja seakan-akan mereka
memilki organisasi atau perusahaan, sehingga hal ini memberikan organisasi kemampuan
lebih dalam usaha mencapai tujuan-tujuannya.
Komitmen organisasi itu sendiri menarik untuk diteliti karena hal ini berpengaruh
pada kelangsungan perusahaan, berkaitan dengan keluaran organisasi, seperti absenteeisme,
turnover, dan kemalasan.
Penelitian yang dilakukan Selma Kalkavan dan Alev Katrinli yang dipublikasikan
tahun 2014 menunjukan komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan sebesar 0,18
terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jusuf Radja dkk.
menunjukan hal yang berbeda yaitu komitmen organisasi berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan sebesar 0,429 tetapi dengan p value sebesar 0,136 terhadap kinerja karyawan.
Melihat penghargaan “Indonesian Most Admired Companies 2011” versi Majalah
Fortune Indonesia yang didapat oleh PT. Telkom Tbk. seharusnya karyawan perusahaan
memiliki komitmen tinggi dalam bekerja. Tetapi dalam kenyataannya saya belum
mengetahuinya, itulah diperlukan data berupa jumlah karyawan yang keluar selama beberapa
tahun. Saya juga ingin menguji, seberapa besar pengaruh antara komitmen organisasi yang
dimiliki karyawan dengan kinerjanya.
6
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan
2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan
3. Untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan
Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Bagi Penulis
Sebagai penambah bekal untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di bangku
kuliah dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
2) Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi bagi perusahaan terkait
dalam hal pengelolaan manajemen SDM, terutama dalam hal peningkatan kinerja
karyawan.
3) Bagi Almamater
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi dan informasi yang
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Kinerja Karyawan
Menurut Wirawan (2009) kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi
atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Menurut
Anwar Prabu Mangkunegara (2001) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi atau efektifitas operasional suatu oganisasi
dan karyawan yang didasarkan pada sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah
pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan
sebuah pekerjaan.
Menurut Wirawan (2009) kinerja pegawai adalah hasil sinergi dari sejumlah faktor
a. Faktor Internal Pegawai
Yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor bawaan dari lahir
dan faktor yang diperoleh ketika pegawai tersebut berkembang.
Faktor-faktor bawaan, misalnya:
1. Bakat
2. Sifat pribadi
3. Keadaan fisik dan kejiwaan
Sedangkan faktor-faktor yang diperoleh, misalnya:
1. Pengetahuan
2. Ketrampilan
3. Etos kerja
4. Pengalaman kerja
5. Motivasi kerja
b. Faktor-Faktor Lingkungan Internal Pegawai
Dalam melaksanakan tugas, pegawai memerlukan dukungan organisasi. Dukungan
tersebut sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Sistem kompensasi,
iklim kerja organisasi, strategi organisasi, serta dukungan sumber daya yang diperlukan
8
untuk melaksanakan pekerjaan merupakan faktor lingkungan internal organisasi yang
mendukung pelaksanaan tugas. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus
menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung
dan meningkatkan produktivitas karyawan.
c. Faktor Lingkungan Eksternal Pegawai
Faktor lingkungan eksternal pegawai adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi
di lingkungan eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan. Misalnya,
krisis ekonomi serta budaya masyarakat.
McClelland dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2001) mengatakan bahwa
karakterikstik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut:
a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
c. Memiliki tujuan yang realistis.
d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukannya.
f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
2.1.2. Stres Kerja
Menurut Stephen P Robbins (2010) Stres adalah kondisi dinamik yang di
dalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang
sangat diinginkannya dan sebagai hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting.
Manurut T Hani Handoko (2008) Stres adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu berat dapat mengancam
kemampuan seseorang menghadapi lingkungannya. Stres tidak selamanya buruk. Bila stres
tersebut menawarkan potensi perolehan, maka stres itu bersifat positif.
Secara lebih khusus, stres terkait dengan kendala dan tuntutan. Kendala adalah
kekuatan yang mencegah individu dari melakukan apa yang sangat diinginkan.
Adapun potensi sumber stres menurut Stephen(2010) adalah
a. Faktor Lingkungan
Karena ada ketidakpastian di bidang ekonomi, politik, teknologi, hal tersebut dapat
menyebabkan stres kerja pada karyawan.
9
b. Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor dalam organisasi yang menimbulkan stres. Tekanan menghindari
kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja
berlebihan, atasan yang menuntut dan tidak peka, rekan kerja tidak menyenangkan,
adalah beberapa contoh penyebab stres dari organisasi.
Apabila dibahas satu per satu
- Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang, yang
terkait dengan desain kerja individu, kondisi kerja, tata letak fisik.
- Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang
sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimankan dalam organisasi itu.
- Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain.
- Struktur organisasi menentukan tingkat deferensiasi dalam organisasi dan dimana
keputusan diambil
- Kepemimpinan organisasi menggambarkan gaya manajerial eksekutif senior
organisasi. Kadang CEO sering memberi tekanan yang tidak realistis, pengawasan
ketat, dan memecat bagi yang tidak dapat mengikuti.
c. Faktor Individu
Faktor ini berhubungan dengan kehidupan pribadi karyawan tersebut. Seperti
persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan juga kepribadian.
Konsekuensi stres Menurut Stephen (2010) Konsekuensi stres bisa dibedakan mnjadi 3
kategori yaitu
- Gejala fisiologis, stress dapat mecniptakan perubahan metabolisme meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menimbulkan serangan jantung.
- Gejala Psikologis, stres dapat menciptakan kettidakpuasan, stres yang berkaitan
dengan pekerjaan menyebabkan ketidakpuasan dengan pekerjaan, tetapi bisa juga
muncul dengan cara yang lain seperti ketegangan, kecemasan, mudah marah,
kebosanan dan menunda-nunda.
- Gejala Perilaku, gejala stres yang terkait dengan perilaku mencangkup perubahan
produktivitas, absensi, dan tingkat keluar masuk karyawan.
Menurut Keith Davis dan John W Newstorm (1985) berdasarkan reaksi situasi stres,
kita dapat membedakan 2 tipe orang, yaitu tipe A dan tipe B. Orang tipe A adalah mereka
yang agresif dan kompetitif, menetapkan standar yang tinggi, menempatkan diri mereka di
10
bawah tekanan waktu yang konstan. Mereka bahkan membuat permintaan yang berlebihan
terhadap diri mereka sendiri dalam hal reaksi dan waktu luang. Mereka gagal menyadari
bahwa banyak tekanan yang mereka rasakan adalah akibat perbuatan mereka sendiri dan
bukan produk dari lingkungan sekitar. Orang tipe B adalah mereka yang lebih santai dan
bersikap tenang. Mereka menerima situasi yang ada dan mereka bekerja sesuai dengan situasi
tersebut dan bukan melawannya dengan berkompetisi. Orang-orang seperti ini bersikap santai
sehubungan dengan tekanan waktu, sehingga mereka cenderung kurang mempunyai masalah
berkaitan dengan stres.
2.1.3. Motivasi
Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi
semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan
dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang ditentukan (Hasibuan, 2003). Setiap
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam diri
seseorang, kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi (Fuad Mas‟ud, 2002). Menurut
Robbins (2012) motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya.
Menurut Adella Hotyda Siregar (2007) bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan keinginan bagi seseorang atau pekerja, baik yang berasal dari dalam dirinya
maupun yang berasal dari luar untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan dengan rasa
tanggung jawab guna mencapau tujuan yang diinginkan. Motivasi yang ada pada seseorang
akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan.
Ada beberapa tujuan yang diperoleh dari pemberian motivasi menurut Malayu S.P
Hasibuan (2003), yaitu:
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4. Meningkatkan disiplin karyawan.
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
11
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas – tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat – alat dan bahan baku.
Maslow mengidentifikasi lima tingkat dalam hierarki kebutuhan, yaitu: (Hasibuan, 2003)
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah
kebutuhan makan, minum, perumahan, udara, dan sebagainya. Keinginan untuk
memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang berperilaku atau bekerja giat.
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan
Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman
kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Kebutuhan sosial
Kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima
dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.
4. Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari
karyawan dan masyarakat lingkungannya.
5. Aktualisasi diri
Kabutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan
potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan/luar biasa.
Menurut Herzberg dalam Sondang P. Siagian (2002), bahwa karyawan termotivasi
untuk bekerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor Instrinsik yaitu faktor daya dorong yang timbul dari dalam diri masing –
masing karyawan, berupa pekerjaan itu sendiri, kemajuan, tanggung jawab,
pengakuan, dan pencapaian.
b. Faktor Ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri seseorang
terutama dari organisasi tempatnya bekerja, berupa administrasi dan kebijakan
perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja.
Robbins (2012) Teori kebutuhan Mc. Clelland menyebutkan bahwa teori yang
menyatakan bahwa pencapaian, kekuatan, dan hubungan adalah tiga kebutuhan penting yang
membantu menjelaskan motivasi. Hal-hal tersebut didefinisikan sebagai berikut:
12
1. Kebutuhan pencapaian (need for achievement)
Dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
2. Kebutuhan kekuatan (need for power)
Kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
3. Kebutuhan hubungan (need for affiliation)
Keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
2.1.4.Komitmen Organisasi
Menurut Mowday, Porter dan Streers (1982) dalam Fuad Mas’ud, ada beberapa
pengertian komitmen organisasi antara lain :
1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu
2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi
3. Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Dengan kata lain ini merupakan sikap yang mereflekasikan loyalitas karyawan pada
organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan
perhatiannya terhadap organisasi, dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.
Terdapat tiga model komponen yang diajukan oleh Allen dan Meyer (1991) dalam
Fuad Mas’ud, ketiga dimensi tersebut adalah:
1. Komitmen afektif adalah keterkaitan emosional karyawan, identifikasi, dan
keterlibatan dalam organisasi.
2. Komitmen kelanjutan adalah komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan
dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan
senioritas atas promosi atau benefit.
3. Komitmen normatif adalah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi
karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal yang benar yang
harus dilakukan.
Menurut Luthans (2006) Ada hubungan yang positif antara komitmen organisasi dan
hasil yang diinginkan seperti kinerja yang tinggi, tingkat pergantian karyawan yang rendah,
dan tingkat ketidakhadiran yang rendah.
13
2.2. Keterikatan antar Variabel
Adanya penelitian yang menunjukan adanya hubungan antara stres kerja, motivasi
dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan, maka peneliti menentukan hipotesis
sebagai berikut
H1 : Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan
H2 : Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
H3 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
2.3. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ugur Yozgat, Assoc. Prof. Dr. Serra Yurtkoru
dan Elif Bilginoglu (2013) Job stress and job performance among employees in public
sector in Istanbul: examining the moderating role of emotional intelligence dalam
penelitiannya yang berjudul menunjukkan stress kerja berpengaruh significant negatif
sebesar -0,122 dengan p<0,05 terhadap kinerja.
2. Penelitian yang dilakukan Tracy L. Tutena, Presha E. Neidermeyer (2004) dengan judul
Performance, satisfaction and turnover in call centers The effects of stress and optimism
menunjukan stres kerja berpengaruh langsung secara positif sebesar 0,47 terhadap
kinerja karywan.
3. Penelitian yang dilakukan Gary Jon Springer (2011) dengan judul A study of job
motivation, satisfaction, and performance among Bank Employees, dengan metode
penelitian regresi berganda, menunjukan bahwa motivasi memiiliki hubungan yang
positif dengan kinerja karyawan dengan signifikansi p<0,01 dan nilai r 0,43.
4. Penelitian yang dilakukan Amin Karami, Hossein Razaei Dolatabadi, dan Dr. Saeed
Rajaeepour (2013) dengan judul Analyzing the effectiveness of reward management
system on employee performance through the mediating role of employee motivation
Casa study : ishafan regional electric company, dengan metode path analysis
menunjukkan bahwa, motivasi tidak memiliki efek positif signifikan, karena stadardized
regresion coefficient untuk hipotesis ini adalah 0,126, dengan T-value kurang dari 1,96.
5. Penelitian yang dilakukan Selma Kalkavan dan Alev Katrinli yang dipublikasikan tahun
2014 dengan judul The Effects Of Managerial Coaching Behaviors On The Employees’
Perception Of Job Satisfaction, Organisational Commitment, And Job Performance:
Case Study On Insurance Industry In Turkey menunjukan komitmen organisasi
berpengaruh positif signifikan sebesar 0,18 terhadap kinerja karyawan.
14
6. Penelitian yang dilakukan oleh Jusuf Radja dkk. yang berjudul Effect Quality of Work
Life And Organizational Commitment Towards Work Satisfaction In Increasing Public
Service Performance (A Study Of License Of Founding Building Service In Makassar
City), yang dipublikasikan tahun 2013, menunjukkan komitmen organisasi berpengaruh
positif sebesar 0,429 tetapi tidak signifikan dengan p value sebesar 0,136 terhadap
kinerja karyawan.
2.4. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat di gambarkan suatu
bagan kerangka pemikiran mengenai analisis pengaruh stres kerja, motivasi, dan komitmen
organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai berikut:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
15
Stres Kerja (-)
Motivasi (+)
Komitmen Organisasional (+)
Kinerja Karyawan
3.1.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Augusty Ferdinand (2006), untuk memudahkan suatu penelitian berangkat
dan bermuara pada suatu tujuan yang jelas, maka penelitian itu disimplifikasi ke dalam
bangunan variabel. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel dependen
dan variabel independen sebagai berikut:
3.1.1Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti
(Augusty Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen
adalah : Kinerja karyawan (Y)
2. Variabel Independen
Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang
pengaruhnya negatif (Augusty Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel independen adalah : Stres kerja (X1), motivasi (X2) dan komitmen organisasi
(X3)
3.1.2. Definisi Operasional
1. Stres Kerja
Stres Kerja adalah Suatu respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan
penyimpangan fisik, psikologis dan atau perilaku pada anggota organisasi. Semua
respon yang ditujukkan kepada stressor, baik respon fisiologis atau psikologis, disebut
dengan stres (Luthans, 2006). Indikator dalam penelitian ini dikembangkan dari
faktor-faktor penyebab stres menurut Handoko (2008), yaitu
a. Beban kerja yang berlebihan
b. Tekanan atau desakan waktu
c. Kualitas supervisi yang jelek
d. Iklim politis yang tidak aman
e. Kemenduaan peranan (role ambiguity)
f. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
g. Berbagai bentuk perubahan.
2. Motivasi
16
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang
melakukan suatu perbuatan, yang berlangsung secara sadar (Nawawi, 2005).
Indikator yang digunakan mengacu pada indikator yang dikemukakan teori dua
faktor atau hyginie motivasi yang dikembangkan Herzberg antara lain :
Faktor motivator adalah faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang
mencakup faktor intrnsik dari pekerjaan :
- Kemajuan
- Tanggung jawab
- Pekerjaan itu sendiri
- Capaian
- Pengakuan
Faktor hygene adalah faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas, jika faktor-
faktor yang dirasakan kurang atau tidak diberikan, yaitu :
- Administrasi dan kebijakan perusahaan
- Penyeliaan
- Gaji
- Hubungan antar pribadi
- Kondisi kerja
3. Komitmen Organisasi
Menurut Robbins (2001) komitmen organisasi merupakan suatu keadaan
dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-yujuannya,
serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan indikator menurut Ganesan,
Shankar dan Barton A Weits (1996) dalam Mas’ud (2004) yaitu
a. Kesediaan untuk bekerja keras
b. Kesamaan nilai
c. Kebanggaan terhadap organisasi
d. Peduli organisasi
e. Perasaan gembira pegawai
f. Keinginan menetap di perusahaan
4. Kinerja Karyawan
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman
17
dan kesungguhan serta waktu. (Hasibuan, 2003). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan indikator yang dikembangkan Tsui, Anne S., Jone L., Pearce dan
Lyman W. dalam Mas’ud (2004):
1. Kuantitas kerja
2. Kualitas kerja
3. Efisiensi/ ketepatan waktu
4. Keandalan
5. Sikap
6. Pengetahuan karyawan
7. Kreativitas Karyawan
(Tsui, Anne S., Jone L., Pearce dan Lyman W. Porter, 1997, dalam Fuad Mas‟ud,
2004)
3.2.Penentuan Populasi dan Sampel
3.2.1.Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam
penelitian pada karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Regional IV
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
3.2.2.Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2004).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin (lihat Sevilla 1994) dalam Husein Umar (2008) yaitu
sebagai berikut:
Dimana:
n = Jumlah sampel
18
N = Jumlah populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditoleransi
Cara pengambilan sampel yang akan dilakukan oleh peneliti adalah Simple
Random Sampling, yang menurut Augusty Ferdinand (2006) memiliki karakteristik
setiap orang memiliki kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk dipilih
menjadi anggota sampel.
3.2.3.Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer
Data primer adalah data yang berasal langsung dari objek penelitian, yaitu berupa
kueioner yang diberikan secara langsung kepada responden untuk memperoleh
informasi tentang kinerja karyawan. Data yang diambil langsung diperoleh dari
pengisian kuesioner dari karyawan kantor PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi
regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya.
Data yang didapatkan dari arsip yang dimiliki organisasi/instansi, studi pustaka,
penelitian terdahulu, dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
diteliti. Data sekunder berupa demografi karyawan, rekapitulasi penilaian kinerja
karyawan beberapa tahun, jumlah turnover.
3.3.Metode Pengumpulan Data1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk djawabnya (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini, peneliti membagikan angket
langsung kepada karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi regional IV
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Pembagian angket bertujuan untuk mengetahui
pendapat responden mengenai motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan.
2. Wawancara
19
Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan jalan melakukan komunikasi
dan tatap muka langsung melalui proses tanya jawab secara lisan kepada responden
yang terpilih sebagai sampel (Fuad Mas‟ud, 2004). Wawancara dilakukan dengan
bagian sumber daya manusia yakni pada saat sebelum melakukan penelitian.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku, jurnal-jurnal penelitian terdahulu dan literatur lain yang berhubungan dengan
materi penelitian. Dalam penelitian ini studi kepustakaan yang diperoleh digunakan
sebagai teori dasar serta pembelajaran tentang elemen stres kerja, reward, komitmen
organisasi dan kinerja karyawan.
Adapun analisis yang akan saya lakukan adalah Analisis kuantitatif yang dihitung
menggunakan program SPSS. Analisis yang akan saya lakukan setelah mendapatkan data
adalah
1. Analisis Kuantitatif
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
3. Uji Asumsi Klasik
3.1.Uji Normalitas
3.2.Uji Multikolinieritas
3.3.Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Goodness of Fit
4.1.Uji Koefisien Determinasi (R2)
4.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
4.3.Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
diterima
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Pertanyaan Kuesioner
Stres Kerja
20
1. Saya mempunyai beban kerja yang berlebihan
2. Saya sering kekurangan waktu dalam mengerjakan tugas
3. Saya sering kekurangan waktu untuk beristirahat
4. Supervisor tidak memberikan instruksi yang cukup jelas
5. Supervisor saya melakukan tindakan pilih kasih
6. Iklim persaingan di tempat ini membuat saya tidak nyaman
7. Saya sering melakukan pekerjaan, yang sebenarnya bukan tanggung jawab saya
8. Sering terjadi konflik antar individu atau antar departemen
9. Sering terjadi perubahan-perubahan, sehingga membuat saya tertekan
Motivasi
1. Pekerjaan saya sehari-hari sangat menyenangkan dan menantang
2. Prestasi kerja karyawan selalu mendapatkan penghargaan atas hasilnya
3. Saya sanggup menjalani tantangan dari pekerjaan saya
4. Perusahaan memberikan dukungan kepada saya untuk mencapai prestasi yang tinggi
5. Perusahaan memberi kesempatan untuk mengembangkan/ memajukan karir saya
6. Kebijakan dan peraturan perusahaan sesuai dengan apa yang saya harapkan
7. Pimpinan telah melakukan pengawasan secara efektif kepada saya
8. Penghasilan yang saya terima sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan saya
9. Kondisi kerja yang dirasakan dapat mendukung proses pelaksanaan tugas pekerjaan
saya
10. Saya memiliki rekan kerja yang mampu bekerja sama dengan baik
Komitmen organisasi
1. Saya bersedia bekerja keras demi kemajuan Telkom
2. Nilai yang saya miliki sesuai dengan nilai-nilai Telkom
3. Saya membanggakan Telkom kepada orang lain
4. Saya peduli dengan masa depan Telkom
5. Saya gembira bekerja di Telkom
6. Saya ingin tetap menjadi anggota Telkom
Kinerja Karyawan
21
1. Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan
perusahaan.
2. Karyawan selalu bekerja dengan mengutamakan kualitas.
3. Dalam menjalankan tugas, karyawan selalu berupaya mengoptimalkan penggunaan
sumber daya perusahaan untuk menghindari pemborosan biaya.
4. Karyawan selalu bekerja sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
5. Karyawan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dalam perusahaan.
6. Pengetahuan menjadi modal bagi karyawan dalam mencapai hasil yang maksimal.
7. Kreativitas menjadi modal bagi karyawan dalam mencapai hasil yang maksimal.
YEHEZKIEL ABDI SABDA
22
Alamat : Jl. Temugiring I/5 Banyumanik, SemarangTanggal Lahir : 19 Februari 1994No HP 1 : +6282221217422No HP 2 : +6285641311805E-Mail : [email protected] Kebangsaan : IndonesiaPekerjaan : Mahasiswa, S1-Menejemen
ProfilSaya seorang dengan ketertarikan belajar di bidang ekonomi menejemen. Saya suka belajar tidak hanya dengan mendengar dan menulis, tetapi juga mengimplementasikan apa yang saya dapat di kehidupan sehari-hari dan kegiatan organisasi.
Riwayat Pendidikan2011 – sekarang Menejemen, Program sarjana S1 (IPK: 3,85 dari 4)
Universitas Diponegoro, Semarang2008 – 2011 SMA Kristen YSKI, Semarang (NEM: 52.45 dari 60)2005 – 2008 SMP PL Domenico Savio, Semarang1999 – 2005 SD PL Don Bosko
Pengalaman OrganisasiJanuari 2014 – Januari 2015 Ketua Divisi 1, PMK FEB UNDIPJanuari 2013 – Januari 2014 Staf bidang acara, PMK FEB UNDIP
Pengalaman kepanitiaanSept 2012 – Nov 2012 Bidang Acara, RAMA PMK FEB UNDIPMaret 2012 – Mei 2012 Bidang Acara, LPSMK PMK FEB UNDIP
Pengalaman FasilitatorObserver, dalam PPMB Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro (2013)
BahasaIndonesia : AsliInggris : Baik
Kemampuan KomputerMicrosoft Office dan SPSS
23
DATA YANG DIMINTA DAN RENCANA PENELITIAN
I. Data yang diminta pada tanggal 5-6 Mei 2015 berupa data
1. Data yang telah dikelola Yth. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Regional IV
Jawa tengah dan DIY mengenai Rekapitulasi Penilaian Kinerja Karyawan 5 tahun
berturut-turut, data keluarnya karyawan 5 tahun terakhir/ data jumlah
permohonan pensiun dini, data demografi karyawan.
2. Wawancara kepada bagian HRD
Garis besar pertanayaan :
- Bagaimana kinerja karyawan di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi
Regional IV, apakah menurun atau membaik dari tahun ke tahun?
- Apabila membaik atau menurun, apa penyebabnya?
- Apa saja indikator penilaian kinerja di perusahaan ini?
- Apa yang menyebabkan ada karyawan keluar dari perusahaan? Apakah angka
pensiun dini cukup besar?
- Apakah ketika karyawan mencapai kinerja yang lebih dari standar perusahaan,
mendapatkan suatu penghargaan?
- Apakah supervisor memberi kesempatan kepada bawahan untuk ikut dalam
mengambil keputusan?
- Apakah sasaran perusahaan telah dikomunikasikan dengan baik kepada semua
bawahan? Dan apakah ada hubungan timbal balik antara atasan bawahan?
- Menurut sumber yang saya baca di perpustakaan, ada pengurangan karyawan di
PT. Telkom Divisi Regional IV Jl. Pahlawan? Apakah benar?
- Berapa jumlah karyawan HRD dari tahun 2011-2015? Dan apakah itu
mempengaruhi beban kerja dan stres kerja?
- Apakah PT. Telkom sering melakukan perubahan organisasi, misalkan tentang
arah, tujuan, visi, misi dll?
II. Pengumpulan data dipekirakan dimulai pada tanggal 25 Mei 2015 berupa penyebaran
kuesioner kepada karyawan, sebanyak kurang lebih 100 karyawan.
24
Kepada
Yth. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Divisi Regional IV Jawa tengah-DI Yogyakarta
Jl. Pahlawan No. 10 Semarang 50241
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Yehezkiel Abdi Sabda
NIM : 12010111130062
Jurusan/ Fakultas : S1 Manajemen/ Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Nomor Hp. : 082221217422
Saya adalah mahasiswa Semester 8, konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia.
Untuk menyelesaikan tugas akhir/ skripsi, saya diharuskan untuk ke perusahaan guna
melakukan penelitian. Judul skripsi yang saya buat adalah “Pengaruh Stres Kerja, Motivasi ,
dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan”, dan saya menilai PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Regional IV Jawa Tengah-DI Yogyakarta adalah
tempat yang tepat untuk melakukan penelitian.
Saya melampirkan beberapa hal bersamaan dengan surat ini, antara lain : Surat
pengantar dari kampus, dan proposal penelitian yang berisi latar belakang mengapa saya
memilih PT. Telkom, tinjauan pustaka, definisi operasional dan kuesioner, CV pribadi saya,
data yang saya butuhkan dan lain-lain.
Dalam penelitian yang saya lakukan, ada beberapa data yang diperlukan dalam
penyusunan skripsi yang saya buat. Data tersebut didapat dari data yang telah diolah PT.
Telkom Divisi Regional IV, wawancara, penyebaran kuesioner kepada karyawan, yang mana
telah terlampir di proposal saya.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian dan kerja sama bapak/ ibu
saya ucapkan terima kasih.
Semarang, 30 April 2015
Yehezkiel Abdi Sabda
25