New Nusa Penida
-
Upload
helmi-mukti-wijaya -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of New Nusa Penida
-
7/28/2019 New Nusa Penida
1/14
LOKASI KAJIAN
KECAMATAN NUSA PENIDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PROFIL KECAMATAN NUSA PENIDA
Gambar 1.1 Nusa Penida
Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga kepulauan yaitu pulau Nusa Penida,
Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan, terdiri dari 16 Desa Dinas, dengan Jumlah
Penduduk 46,749 Jiwa (8.543 KK). Pulau Nusa Penida bisa ditempuh dari empat tempat
yaitu lewat Benoa dengan menumpang Quiksilver/Balihai ditempuh 1 jam perjalanan,
lewat Sanur dengan menumpang perahu jarak tempuh 1,5 jam perjalanan. Lewat
Kusamba dengan menumpang jukung jarak tempuh 1,5 jam perjalanan. Sedangkan
kalau lewat Padangbai dengan menumpang Kapal Boat yang jarak tempuh 1 jam
perjalanan.Secara umum kondisi Topografi Nusa Penida tergolong landai sampai berbukit.
Desa desa pesisir di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan
kemiringan 0 3 % dari ketinggian lahan 0 268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan
lerengnya semakin bergelombang. Demikian juga pulau Lembongan bagian Utara
merupakan lahan datar dengan kemiringan 0- 3% dan dibagian Selatan kemiringannya 3-8
%. Sedangkan Pulau Ceningan mempunyai kemiringan lereng bervariasi antara 8-15%
dan 15-30% dengan kondisi tanah bergelombang dan berbukit.Mata pencaharian
penduduk adalah pertanian dan sektor perikanan merupakan mata pencaharian utama
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
http://e-kuta.com/blog/index.php/bersama-quicksilver-cruise-menikmati-keindahan-nusa-penidahttp://e-kuta.com/blog/index.php/bersama-quicksilver-cruise-menikmati-keindahan-nusa-penida -
7/28/2019 New Nusa Penida
2/14
oleh 6,68% tersebar pada desa-desa pesisir yaitu Suana, Batununggul, Kutampi Kaler,
Ped dan Desa Toyapakeh. Di Pulau Lembongan 16,80% penduduk bergerak dibidang
perikanan, dan Ceningan 12,88% mengingat kondisi dan topografi daerah maka yang
cocok dikembangkan adalah Sektor Pertanian, dan Sektor Pariwisata.
Gambar 1.2 Kawasan Pesisir Nusa Penida
Nusa Penida yang terletak di sebelah timur Pulau Bali merupakan kawasan
pariwisata yang memiliki daya tarik yang sangat potensial untuk dikunjungi. Nusa Penida
merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Klungkung yang telah ditetapkan
sebagai salah satu dari 15 kawasan pariwisata di Bali.
Meskipun jaraknya yang tidak jauh dari Bali dan ketersediaan transportasi laut
yang semakin baik, namun nampaknya pulau-pulau ini belum banyak dikenal oleh
wisatawan sebagai tempat wisata seperti halnya Bali. Wisatawan dari Bali yang
berkunjung ke Nusa Penida umumnya hanya untuk day trip saja di ponton (kapal pesiar
besar yang menyediakan tempat untuk berekreasi -semacam waterboom mini), padahal
begitu banyak keindahan yang ditawarkan oleh pulau-pulau ini.
Gambar 1.3 Berlibur di Ponton
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
3/14
Deretan pantai berpasir maupun berkarang dengan berbagai kegiatan wisata
bahari dan budaya menjadi andalan daya tarik wisata Nusa Penida. Pantai Teluk
Sanghyang dan Pantai Jungutbatu di Lembongan merupakan pantai yang paling banyak
dikunjungi wisatawan. Kapal pembawa wisatawan dari Sanur biasanya mendarat di teluk
ini.
Wisatawan dapat berenang dan bermain pasir di pantainya yang putih. Kayaking,
jet ski, banana boat juga dapat dilakukan di Pantai Teluk Sanghyang memiliki pasir putih
dengan karang-karangnya yang indah. Berbagai fasilitas penginapan seperti Mushroom
Cottage, Nusa Lembongan Resort, Bali Hai, restoran dan rumah makan, kios-kios dan toko
cenderamata juga tersedia di tempat ini, dengan harga yang sangat bervariasi. Resort
mewah bisa menawarkan sampai 1 juta rupiah/malam. Alam bawah laut Nusa Penida juga
sangat terkenal keindahannya. Kawasan taman laut yang tersebar di hampir seluruh
peraian pulau, didukung oleh airnya yang jernih dan bersih. Kegiatan diving dan snorkling
sudah dilakukan oleh wisatawan di Nusa Penida meskipun belum optimal. Beberapa
spesies khas Nusa Penida misalnya ikan mola-mola, hiu sirip putih, kima, manta raydan
napoleo
1.2 POTENSI POTENSI YANG ADA DI KEC.NUSA PENIDA
1.2.1 Potensi Ikan Mola-Mola (Sunfish)
Di wilayah ini juga terdapat ikan mola-mola atau sunfish tepatnya, yang berkulit
tebal,dan tanduk sekeras baja,tetapi kelakuannya lemah gemulai dan pemalu.Bentuknya
lonjong dengan mulut di satu sisi dan sisi lainnya membulat dengan ekor seperti
kipas.Siripnya hanya dua buah,mencuat ke atas dan bawah. Yang paling dashyat,lebar
tubuhnya bisa mencapai meter 1,5 meter sampai 3 meter lebih. Mola ini baisanya ditemui
di laut lepas,beredar di kedalaman sekitar 200 m.
Gambar 1.7 Potensi Ikan Mola Mola Nusa Penida
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
4/14
Karena keindahan dan potensi wilayahnya yang begitu besar,Nusa Penida tepat
kiranya jika disebut sebagai a hidden paradise, keindahan yang sayang untuk dilewatkan
begitu saja.
1.2.2 Potensi Hutan Bakau
Potensi hutan bakau (mangrove) yang masih terpelihara di Lembongan dan
Ceningan merupakan salah satu day tarik wisata yang juga menarik untuk dinikmati.
Wisatawan dapat menyewa perahu untuk menyusuri sungai ke arah hulu yang masih asri
dengan pepohonan bakau, sambil mengamati dan memotret burung-burung yang hidup
bebas di hutan bakau ini.
Gambar 1.8 Potensi Hutan Bakau ( Mangrove )
1.2.3 Potensi Rumput Laut
Hal lain yang menarik untuk dilihat di Nusa Penida adalah kegiatan budidaya
rumput laut yang dilakukan penduduk nelayan di Lembongan dan Nusa Besar. Kawasan
budidaya rumput laut memang berkembang pesat terutama di pantai utara Nusa Penida,
dan bahkan menjadi basis kegiatan ekonomi masyarakat lokal. Sangat menarik melihat
kegiatan masyarakat menjemur dan mengeringkan rumput laut di halaman rumahnya.
Gambar 1.9 Potensi Rumput Laut Nusa Penida
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
5/14
BAB II
POTENSI ALAM KECAMATAN NUSA PENIDA
2.1 Potensi Ikan Mola Mola
Gambar 2.1 Ikan Mola - Mola
Ikan mola-mola (oceanic sunfish) merupakan hewan laut yang fenomenal dan
menjadi icon bagi dunia bawah laut Nusa Penida. Bentuknya yang unik, besar di bagian
kepala dengan mata jenaka dan dua sirip yang menjulang seperti tanpa ekor sangat
menarik bagi para penyelam. Terlebih ketika mola-mola mendongakan kepalanya dan
merentangkan kedua siripnya seperti layaknya sedang melakukan tarian penyambutan
bagi para penyelam.
Ikan ini bukan merupakan hewan karnivora,sehingga tidak membahayakan bagi
keselamatan manusia yang ingin melihat secara dekat keunikan hewan bawah laut
ini.Selain itu hewan ini termasuk hewan yang langka karena hanya dapat dijumpai di
wilayah Nusa Penida, dan tidak dapat dijumpai sepanjang tahun,karena kemunculannya
bersifat periodik.
Mola-mola kerap muncul di perairan Nusa Penida sekitar bulan Juli - September
setiap tahunnya. Dua titik penyelaman favorit dimana mola-mola biasa dijumpai yaitu Blue
Corner dan Crystal Bay. Sering mola-mola dijumpai bergerombol 2 sampai 8 ekor. Namun
beberapa penyelam mengatakan bahwa mereka juga sesekali melihat mola-mola di titik
penyelaman yang lain pada bulan Desember atau Januari.
Tidak banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap mola-mola sampai saat ini.Nama mola-mola sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Molidae, karena mola-mola
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
6/14
termasuk kedalam keluarga (family) Molidae. Mola-mola ini berada pada ordo yang sama
dengan ikan buntal (boxfish) yaitu tetraondoniformes.
Mola-mola dapat dijumpai pada perairan dengan kedalaman 30 - 150 meter,
bahkan 500 meter. Mola-mola juga disebut oceanic sunfish karena mola-mola kerap
dijumpai berjemurdi lautan terbuka yang dangkal untuk mendapatkan panas matahari
sebagai adaptasi suhu tubuh setelah berada lama di perairan dalam. Keberadaan dan
distribusi mola-mola juga dikaitkan dengan keberadaan makanan (nutrient) pada musim-
musim tertentu.
2.1.1 Keberadaan Ikan Mola Mola Yang Mulai Terancam
Gambar 2.2 Aktivitas Penyelam Yang Memotret Keunikan Ikan Mola - Mola
Sejauh ini ada tiga jenis mola-mola yang telah ditemukan yaitu Sharp-tailed mola
(Masturus lanceolatus) yang memiliki ekor agak panjang dan pipih, Slender mola
(Ranzania laevis) yang memiliki ekor dan bentuk tubuh seperti silinder dengan ukuran
badan beberapa puluh centimeter saja, dan Rountailed mola (Mola-mola) yang memiliki
ekor membulat. Jenis yang terakhir inilah yang dijumpai di Nusa Penida.
Walaupun sangat menarik dan merupakan aset penting pariwisata bahari,
keberadaan mola-mola bukan tanpa ancaman. Sering didapati, secara tak sengaja mola-
mola mati akibat terjerat pancing dan jaring (by catch). Jumlah penyelam yang terlalu
banyak, dan kadang memaksa untuk mengambil gambar bersama mola-mola dengan
jarak yang terlalu dekat juga mengusik keberadaan mola-mola. Bahkan beberapa mola-
mola dijumpai mati akibat menelan plastik yang mereka kira ubur-ubur sebagai
makanannya.
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
7/14
2.1.2 Penanganan Terhadap Keberadaan Ikan Mola Mola
Gambar 2.3 Penyelam Yang Mengamati Ikan Mola - Mola
Jika ingin pariwisata bahari di Nusa Penida dapat terus dipertahankan, diperlukan
kerjasama berbagai pihak untuk mengatur pariwisata bahari di Nusa Penida sekaligus
menjaga keberadaan mola-mola dan hewan laut lainnnya.
Dukungan pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam menjaga kelestarian
lingkungan alam bawah laut, yang merupakan habitat ikan mola mola ini. Dukungan
pemerintah yang diharpkan adalah berupa peraturan peraturan yang bersifat imperatif
(mengikat) kepada semua pihak agar patuh terhadap peraturan peraturan
tersebut.Adapun peraturan peraturan yang diharapkan adalah :
Larangan terhadap pembuangan sampah sembarangan yang dapat mencemari
lingkungan air sebagai habitat ikan mola mola.
Larangan berburu menggunakan bahan bahan peledak,potas,dan lain
sebagainya yang dapat merusak habitat ikan mola mola.
Saat ini, The Nature Conservancy (TNC) bekerjasama dengan pemerintah
Kabupaten Klungkung, masyarakat, pengusaha pariwisata dan mitra lainnya saat ini dalam
proses awal membangun sebuah Kawasan Konservasi Laut (KKL) di Nusa Penida. Tujuan
dari KKL ini adalah untuk melestarikan sumberdaya hayati laut Nusa Penida termasuk
mola-mola. Pengaturan wisata bahari Nusa Penida melalui code of conduct akan
merupakan bagian dari rencana pengelolaan (management plan) jangka panjang KKL
Nusa Penida.
Dengan KKL Nusa Penida, harapannya sumberdaya hayati laut termasuk mola-
mola akan dapat terjaga dan pariwisata bahari dapat terus berkelanjutan yang merupakansalah satu sumber matapencaharian utama masyarakat Nusa Penida. Terlenih dari itu,
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
8/14
para penyelam dari mancanegara dapat terus menikmati tarian eksotih mola-mola di
perairan Nusa Penida.
2.2 Potensi Hutan Bakau ( Mangrove )
Gambar 2.4 Hutan Bakau Nusa Penida
Selain keindahan bawah laut Nusa Penida, di wilayah ini juga terdapat potensi
lainnya yang tidak kalah menarik yaitu potensi hutan bakau ( mangrove ). Hutan mangrove
adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan
mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di
darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang
disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi
terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.
Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi beberapa satwa liar yang
diantaranya terancam punah, seperti bekantan (Nasalis larvatus), wilwo (Mycteria cinerea),
bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus, dan
tempat persinggahan bagi burung-burung migran.
Potensi Hutan Magrove di Nusa Penida kurang mendapatkan perhatian yang
lebih, padahal potensi hutan mangrove di kawasan ini begitu besar. Masyarakat Nusa
Penida kurang memahami manfaat dari hutan bakau ini, padahal hutan magrove memiliki
peran yang penting dalam menjaga keseimbangan alam pesisir terutama mencegah
terjadinya abrasi air laut yang bisa mengikis kawasan pesisir Nusa Penida.
Jika kita mengetahui bahaya yang ditimbulkan akibat punahnya hutan mangrove
ini,kita pasti akan menjaga kelestariannya dari kepunahan. Untuk mencegah kepunahan
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
9/14
dan kerusakan hutan mangrove,langkah langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
Pelarangan terhadap penebangan pohon magrove secara ilegal,
Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya hutan
mangrove,
Melakaukan strategi pengembangan hutan mangrove seperti : reboisasi kawasan
yang telah gundul,
Membatasi aktivitas manusia di kawasan hutan mangrove.
Hal hal tersebut di atas merupakan strategi pengembangan dan pencegahan
terhadap rusaknya potensi hutan mangrove. Diharapkan dengan adanya langkah
langkah tersebut hutan mangrove kawasan pesisir nusa penida terjaga kelestariannya.
2.3 Potensi Rumput Laut
Gambar 2.5 Potensi Rumput Laut Nusa Penida
Rumput laut termasuk dalam anggota alga (tumbuhan memiliki klorofil atau zat
hijau daun). Tumbuhan yang hidup diperairan dangkal dan menempel pada karang yang
mati ini dibagi kedalam 4 kelas besar, yaitu Rhodophyceae (alga merah), Phaeophyceae
(alga cokelat), Chlorophyceae (alga hijau), dan Cyanophyceae (alga biru hijau).
Rumput laut banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Contohnya yaitu alga
cokelat, yang digunakan untuk bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik farmasi,
semir sepatu, dan pabrik cat. Alga merah untuk bahan baku industri makanan, farmasi,
penyamakan kulit, dan pembuatan bir. Selain itu, rumput laut dapat juga digunakan
sebagai bahan untuk pupuk tanaman, campuran makanan ternak, dan juga bahan baku
kosmetika.
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
10/14
Rumput laut diketahui kaya akan nutrisi esensial, seperti enzim, asam nukleat,
asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin A,B,C,D,E dan K. Karena kandungan
gizinya yang tinggi, rumput laut mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan
juga saraf. Selain itu, rumput laut juga bisa meningkatkan fungsi pertahanan tubuh,
memperbaiki sistem kerja jantung dan peredaran darah, serta sistem pencernaan.
Rumput laut dikenal juga sebagai obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis,
TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya
seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok.
Masyarakat Nusa Penida yang dominan berkutat di sektor perikanan dan
perkebunan, mulai menemukan potensi ekonomi baru. Padahal, secara alamiah potensi
yang ditemukan sudah tersedia sejak dahulu kala, yakni rumput laut. Sumber daya alam
yang ternyata sangat cocok dikembangkan di perairan Nusa Penida itu, mulai digeliatkan
masyarakat setelah seorang petani yang melakukan uji coba pembudidayaan rumput laut
di Nusa Lembongan, Nusa Penida, Tarzin, menerima penghargaan Kalpataru dari
pemerintah. Jenis rumput laut yang dikembangkan ada dua yakni cottonii dan spinosum.
Sejak saat itulah, masyarakat mulai beramai-ramai mengadu nasib dari sumber
daya multiguna itu sebagai bahan makanan, kosmetik, obat-obatan dan lainnya. Meski
dengan pemahaman pembudidayaan masih sangat minim dan bersifat tradisional kondisi
itu masih berlangsung hingga saat ini, namun secara pengakuan pasar , rumput laut Nusa
Penida tergolong unggul dibanding rumput laut daerah lain. Terutama dari segi
keragiannya (kandungan serat).
Karenanya, tak sedikit pengepul, bahkan pemilik pabrik pengolahan rumput laut
luar Bali datang melirik rumput laut Nusa Penida. Dari segi hasil juga terbilang lumayan
tinggi, 300 ton hingga 500 ton per bulan dari luas areal 200 hektar di seluruh Nusa Penida.
Hanya, dengan prilaku dan kemampuan terbatas, petani rumput laut Nusa Penida seolahmenjalankan rutinitas keseharian tanpa berpikir investasi masa depan. Petani cenderung
hanya berpikir soal pembibitan, penanaman, pemeliharan dan panen. Kemudian dijual ke
pengepul yang ada di Nusa Penida.
Hingga saat ini baru terdapat tiga pengepul besar yang memiliki lokasi sangat luas
untuk penjemuran. Juga sudah memiliki relasi yang kuat dari pabrik-pabrik di luar Bali.
Petani tidak berpikir bagaimana meningkatkan kualitas dan celah pemasaran pascapanen
(hasil produksi). Padahal petani tahu pasti, rumput laut sangat diperlukan seluruh negara
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
11/14
di dunia. Namun, sejak 1983 hingga saat ini, pembudidayaan rumput laut tidak
menunjukkan perkembangan yang menggembirakan alias stagnan (jalan di tempat).
Menurut kami ada tiga pilar penting harus dibenahi untuk memperbaiki taraf hidup
masyarakat petani di Nusa Penida. Di samping mengantisipasi makin terpuruknya
kemampuan bersaing hasil produksi rumput laut Nusa Penida dengan daerah lain.
Ketiga hal penting itu, menyangkut perilaku petani dan perkembangan teknologi.
Sistem pembudidayaan rumput laut yang selama ini dilakukan masyarakat Nusa Penida
dengan sistem patok (dasar laut) harus dikombinasi dengan sistem baru yang lebih
menguntungkan. Sejauh ini, sistem baru untuk pengembangan dunia pembudidayaan
rumput laut sudah ada yakni longline (permukaan). Teknologi harus terus dikembangkan.
Ke depan, sistem longline yang di tempat lain sudah terbukti lebih menguntungkan, harus
dicoba di Nusa Penida, bukan berarti petani harus menghilangkan sistem lama.
Setidaknya ada kombinasi sistem lama dengan yang baru
Gambar 2.6 Pengambilan Rumput Laut
Dua pilar lainnya yakni penanganan pascapanen dan kemampuan intelektual /
keterampilan petani. Penanganan pascapanen, menyangkut perlakuan petani terhadap
hasil produksi. Saat ini petani hanya memperhatikan berat rumput laut saat dijual. Padahal
ada beberapa hal penting lain yang mempengaruhi kualitas rumput laut, yakni kebersihan
dan keutuhan. ''Kalau kami amati selama ini, rumput laut yang dijual petani masih kotor,
berpasir dan lainnya,''. Hal itu terjadi akibat sistem penjemuran masih dengan sistem
terpal. Bahkan langsung di halaman yang hanya dilapisi semen. Hal-hal seperti itulah yang
membuat harga rumput laut jeblok.
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
12/14
Gambar 2.7 Pemanenan Rumput Laut
Gambar 2.8 Teknik Pengeringan Rumput Laut
Harga biasanya ditentukan oleh kualitas, kebersihan, kekeringan dan lainnya.
Untuk kebersihan, petani rumput laut sudah saatnya beralih ke sistem penjemuran yang
lebih bagus. Tidak lagi tradisional (penjemuran dengan terpal), melainkan sistem gantung,
baik dengan kayu maupun bambu atau yang disebut sistem para-para.
Begitu juga dengan standar kekeringan. Harus diperhitungkan, minimal kering
37,38 persen yang diketahui dengan sentuhan tangan (manual), karena sejauh ini belum
ada alat khusus mengukur kekeringan. Jika kedua itu terpenuhi, otomatis kualitas rumput
laut Nusa Penida tidak akan jeblok dan mampu memenuhi standar pabrik. Yang penting,
semua kelompok kompak, petani juga pasti memiliki kekuatan menentukan harga dan
pasar.
Sayang, petani belum mampu meningkatkan kualitas sesuai dengan kebutuhan
pabrik karena kurangnya keterampilan untuk memperlakukan hasil panen. Yaitu, soal
standar kekeringan dan kebersihan yang masih sangat standar. Sehingga petani hanya
bisa menikmati sebagian kecil dari hasil panen. Hanya Rp 6.500/kilogram untuk jenis
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
13/14
cottonii dan Rp 2.200/kilogram untuk jenis spinosum. Dengan rata-rata kepemilikan lahan
3 are, petani mendapatkan hasil panen sekitar 75 kilogram/bulan atau sekitar Rp 500
ribu/bulan dengan biaya operasional sejak tanam hingga panen Rp 250 ribu. Biaya
tersebut di antaranya untuk panggul, ikat dan lainnya. Biaya ikat, Rp 1.000/lima ris untuk
panjang 5 meter dan Rp 1.000/enam ris untuk panjang 4 meter.
Selain perilaku dan teknologi, petani sangat mengharapkan bantuan. Ini menjadi
kelemahan secara umum petani rumput laut di Nusa Penida. Ketika ada bantuan, petani
mendadak rajin dan mengikuti berbagai program yang digalakkan terkait pembudidayaan
rumput laut. Mulai pembinaan hingga penyiapan jaringan internet sebagai wadah mencari
informasi pasar dan harga. Kini saatnya petani meningkatkan kualitas. Jika tak ingin
rumput laut Nusa Penida jeblok dan kalah saing.
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)
-
7/28/2019 New Nusa Penida
14/14
BAB III
PENUTUP
Banyaknya potensi yang terdapat di kecamatan Nusa Penida diperlukan adanya
pelestarian lingkungan untuk menjaga wilayah pesisir Nusa Penida dari kerusakan.
Adapun upaya upaya yang dilakukan untuk menjaga dan membangun kawasan Nusa
Penida diberbagai potensi yang ada adalah untuk menjaga kelestarian ikan mola-mola
diperlukan suatu peraturan-peraturan yang bersifat imperatif untuk mencegah punahnya
ikan mola-mola ini. Peraturan-peraturan yang diharapkan adalah seperti : larangan
terhadap pembuangan sampah sembarangan yang dapat mencemari lingkungan air
sebagai habitat ikan mola mola, larangan berburu menggunakan bahan bahan
peledak,potas,dan lain sebagainya yang dapat merusak habitat ikan mola mola.
Dengan demikian dengan adanya peraturan ini kelestarian ikan mola mola tetap terjaga
sehingga anak cucu kita masih bisa menikmati keunikan ikan mola mola.
Selain ikan mola mola,pelestarian potensi hutan bakau juga perlu
diperhatikan,karena hutan bakau dapat berfungsi mencegah terjadinya abrasi yang dapat
mengurangi luas daratan pulau nusa penida. Untuk melestarikan hutan bakau diperlukan
peran serta dari masyarakat sekitar antara lain : mereboisasi kawasan yang telah
gundul,memberi pagar kawasan khusus hutan bakau agar tidak merusak ekosistem hutan
bakau sendiri. Dengan lestarinya hutan bakau ini diharapkan terjadi keseimbangan
ekosistem sehingga bisa mencegah terjadinya bencana bencana yang tidak diinginkan.
Oleh sebab itu semua pihak diharapkan bisa mnyadari pentingnya hutan bakau dan
menjaganya dari kerusakan yang disengaja maupun nggak disengaja.
Potensi lain yang perlu dijaga kelestariannya adalah potensi rumput laut. Mengapa
demikian? Karena rumput laut merupakan salah satu mata pencaharian yang menopangkehidupan masyarakat kawasan pesisir Nusa Penida. Dalam menjaga kelestarian rumput
laut wilayah nusa penida ini,selain diperlukan peran masyarakat juga diperlukan peran aktif
dari pemerintah daerah setempat. Adapun peran dari pemerintah yang diharapkan adalah
dengan memberikan sosialisasi cara pemilihan bibit,penanaman,pemanenan,serta
penjualan sehingga bisa melindungi petani rumput laut dari kerugian.
Dengan diterapkannya hal hal diatas diharapkan dapat mendukung
berkembangnya wilayah Nusa Penida baik disektor pariwisata maupun pertanian,sehingga
Nusa Penida tidak hanya dikenal sebagai a hidden paradise.
TUGAS WAWASAN WILAYAH KEPULAUAN (UTS)