NEW NORMAL PARIWISATA YOGYAKARTA

12
139 NEW NORMAL PARIWISATA YOGYAKARTA Ajie Wicaksono Akademi Pariwisata STIPARY, Yogyakarta, Indonesia Email: [email protected] ABSTRACT The Covid-19 pandemic has a major impact on the tourism sector in DIY which causes material losses to Regional Original Income (PAD). This study aims to describe changes in the tourism sector in the conditions before the pandemic, during the pandemic, and the new normal. The results showed that the tourism sector during the pandemic and the new normal era must implement (1) health protocols for the tourism industry such as hotels, restaurants, tourist destinations, and transportation for both visitors and employees by paying attention to cleanliness, health and safety (cleanliness, health, and safety) by providing hygiene facilities such as hand washing and soap, hand sanitizers, and temperature checks with a thermo gun. The hotel even provides isolation rooms for visitors with corona symptoms, (2) Payment using electronic money (cashless). (3) Limiting the number of visitors to prevent crowds and provide a safe distance to minimize spread, and (4) Tourist locations are opened gradually by prioritizing low-risk areas such as natural and mountainous areas. Keywords: Tourism, Covid-19, New Normal, Health Protocol PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai kota wisata dengan berbagai jenis wisata seperti pantai, desa wisata, candi, museum, peninggalan bersejarah, dan sebagainya. Bahkan DIY memiliki banyak lokasi wisata yang khas seperti Malioboro, Tamansari, Keraton, Candi Borobudur dan Prambanan, dan Pantai Parangtritis, dan Kaliurang (lereng Gunung Merapi). Kawasan wisata DIY pun semakin berkembangdari tahun ke tahun yang ditunjukkan dengan jumlah pengunjung yang tinggi. Hal ini didukung data Buku Statistik Kepariwisataan selama 3 tahun terakhir yaitu 2017-2019 yang menunjukkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara masih tinggi. Pada tahun 2017, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY sebanyak 25.950.793 wisatawan, sedangkan wisatawan mancanegara sebanyak 601.781 orang. Tahun 2018, jumlah wisatawan domestik sebanyak 25.915.686 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 600.102. Tahun 2019 jumlah wisatawan masih tinggi yaitu sebanyak 24.339.133 wisatawan domestik dan 651.281 wisatawan mancanegara. Tingginya pengunjung di sektor pariwisata berpengaruh terhadap tingginya pendapatan DIY. Data Statistik

Transcript of NEW NORMAL PARIWISATA YOGYAKARTA

139

NEW NORMAL PARIWISATA YOGYAKARTA

Ajie Wicaksono

Akademi Pariwisata STIPARY, Yogyakarta, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRACT

The Covid-19 pandemic has a major impact on the tourism sector in DIY which

causes material losses to Regional Original Income (PAD). This study aims to describe

changes in the tourism sector in the conditions before the pandemic, during the pandemic,

and the new normal. The results showed that the tourism sector during the pandemic and the

new normal era must implement (1) health protocols for the tourism industry such as hotels,

restaurants, tourist destinations, and transportation for both visitors and employees by

paying attention to cleanliness, health and safety (cleanliness, health, and safety) by

providing hygiene facilities such as hand washing and soap, hand sanitizers, and

temperature checks with a thermo gun. The hotel even provides isolation rooms for visitors

with corona symptoms, (2) Payment using electronic money (cashless). (3) Limiting the

number of visitors to prevent crowds and provide a safe distance to minimize spread, and (4)

Tourist locations are opened gradually by prioritizing low-risk areas such as natural and

mountainous areas.

Keywords: Tourism, Covid-19, New Normal, Health Protocol

PENDAHULUAN

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

dikenal sebagai kota wisata dengan

berbagai jenis wisata seperti pantai, desa

wisata, candi, museum, peninggalan

bersejarah, dan sebagainya. Bahkan DIY

memiliki banyak lokasi wisata yang khas

seperti Malioboro, Tamansari, Keraton,

Candi Borobudur dan Prambanan, dan

Pantai Parangtritis, dan Kaliurang (lereng

Gunung Merapi). Kawasan wisata DIY pun

semakin berkembangdari tahun ke tahun

yang ditunjukkan dengan jumlah

pengunjung yang tinggi. Hal ini didukung

data Buku Statistik Kepariwisataan selama

3 tahun terakhir yaitu 2017-2019 yang

menunjukkan jumlah wisatawan domestik

maupun mancanegara masih tinggi. Pada

tahun 2017, jumlah wisatawan domestik

yang berkunjung ke DIY sebanyak

25.950.793 wisatawan, sedangkan

wisatawan mancanegara sebanyak 601.781

orang. Tahun 2018, jumlah wisatawan

domestik sebanyak 25.915.686 orang dan

wisatawan mancanegara sebanyak

600.102. Tahun 2019 jumlah wisatawan

masih tinggi yaitu sebanyak 24.339.133

wisatawan domestik dan 651.281

wisatawan mancanegara.

Tingginya pengunjung di sektor

pariwisata berpengaruh terhadap tingginya

pendapatan DIY. Data Statistik

140

Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 139 – 150

Kepariwisataan 2018 menunjukkan bahwa

sektor pariwisata DIYmenyumbang

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp

475.320.932.101,- yang merupakan jumlah

total dari seluruh kabupaten/kota yaitu

Kota sebesar Rp 177.219.549.020,-,

Sleman sebesar Rp 218.475.244.777,-,

Bantul sebesar Rp 47.172.656.857,-,

Kulonprogo sebesar Rp 6.570.894.589,-,

Gunungkidul sebesar Rp 25.786.324.803,-,

dan Pemda DIY sebesar Rp 96.262.055,-.

Sektor pariwisata tahun 2018

berkontribusi sebesar 40 persen terhadap

pendapatan asli daerah (PAD) Kota

Yogyakarta(Yogyakarta Perkuat Daya

Saing Sektor Pariwisata, 2019). Tahun

2019, Kabupaten Gunung Kidul mencapai

Rp25,08 miliar dengan jumlah 3.267.497

wisatawan(Mayoritas dari Pantai,

Retribusi Wisata Gunung Kidul 2019

Tembus 25 Miliar, 2020). Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kabupaten Bantul dari

sektor wisata hingga September 2019

menembus Rp 21 M(Fokus PAD

Pariwisata, Dinas Promosikan Objek yang

Terpuruk, 2019), dan PAD Kabupaten

Sleman dari sektor pariwisata melebihi

target yaitu sebesar Rp 5,82 miliar

sedangkan realisasi sebesar Rp 6,11 miliar

(104%)(Kunjungan Wisatawan di Sleman

pada 2019 mencapai 10,1 juta,

2020).Berdasarkan hal tersebut maka

sektor pariwisata memegang peranan

penting dalam perekonomian dan

pembangunan di DIY.

Sektor pariwisata mulai dirasakan

terpengaruh oleh pandemi sejak

diberlakukan tanggap darurat yaitu sejak

Maret 2020 sehingga kawasan wisata

ditutup sementara untuk mencegah

penyebaran virus.Jumlah kerugian sektor

pariwisata DIY akibat dampak Covid-19

diperkirakan mencapai Rp 67,04 miliar,

yang mencakup 1.207 unit usaha pada 15

jenis usaha pariwisata. Sektor destinasi

wisata alam/budaya mengalami kerugian

sebesar Rp 18,37 miliar, hotel dan MICE

sebesar Rp 11,22 miliar, destinasi wisata

buatan Rp 7,31 miliar, tour and travel

sebesar Rp 5,48 miliar, dan desa wisata

sebesar Rp 4,27 miliar(Dampak Covid-19,

Pariwisata DIY Rugi Rp 67 M, 2020).

Meskipun pandemi masih dialami

sektor pariwisata tahun 2020, namun sektor

pariwisata tetap akan menjadi andalan

penggerak utama ekonomi di Kota

Yogyakarta pada tahun 2021. Hal ini

berkaca pada kontribusi sektor pariwisata

tahun 2019 terhadap pertumbuhan ekonomi

di Yogyakarta yang menyumbang sekitar

17,46 persen. Kontribusi sektor pariwisata

ini melebihi kontribusi sektor pariwisata

secara nasional yang hanya sekitar 4,8

persen untuk pertumbuhan ekonomi di

Indonesia (Yogya Tetap Andalkan Sektor

Pariwisata, 2020).

Pentingnya sektor wisata dalam

kegiatan pembangunan dan peluang

pemasukan bagi industri pariwisata di DIY

menjadi alasan penting pariwisata harus

tetap dijalankan. Berdasarkan uraian

tersebut maka pariwisata di DIY

penyesuaianagar pengunjung tetap aman

berwisata di tengah pandemi. Hal ini

menarik peneliti angkat mengenai

gambaran sektor pariwisata pada kondisi

sebelum pandemi, selama pandemi, dan

pemberlakuan new normal.

141

Ajie Wicaksono

New Normal Pariwisata Yogyakarta

METODE

Penelitian ini termasuk dalam

penelitian deskriptif kualitatif dengan

sumber primer dan sekunder. Sumber

primer yang digunakan adalah observasi,

sedangkan sumber sekunder menggunakan

dokumentasi meliputi sumber-sumber

terpercaya seperti media berita online, data

yang dipublikasi oleh Dinas Pariwisata dan

Badan Pusat Statistik, serta jurnal-jurnal

penelitian yang mendukung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pariwisata di DIY mulai

memperlihatkan kemajuan pada tahun

2006. Penelitian yang dilakukan (Sulistya,

2016)menunjukkan bahwa tren jumlah

wisatawan domestik yang berkunjung ke

DIY periode 2006-2014 mengalami

kenaikan rata-rata sebesar 20,29 % dengan

kenaikan per tahun berkisar antara 10-40

%. Begitu juga dengan wisatawan

mancanegara yang menunjukkan adanya

tren kenaikan selama 2006-2014 rata-rata

sebesar 15,27 % dengan kenaikan per tahun

berskisar 9-27 %. Selain jumlah wisatawan,

tren jumlah objek daya tarik wisata DIY

periode 2006-2014 juga mengalami

kenaikan rata-rata sebesar 5,92 % dengan

kenaikan per tahun berkisar 4-7 %. Adanya

kenaikan jumlah wisatawan yang didukung

dengan kenaikan destinasi wisata maka

Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun

mengalami kenaikan selama 2006-2014

dengan rata-rata 43,99 %, sedangkan

kenaikan per tahun sebesar 10-43 %.

Hal tersebut menunjukkan bahwa

pariwisata DIY semakin berkembang dari

tahun ke tahun. Wisatawan yang

berkunjung ke DIY tersebut bisa secara

individu, berpasangan, kelompok kecil (7-

10 orang), maupun rombongan besar(> 10

orang). Setelah tahun 2014 pun wisatawan

semakin meningkat baik domestik maupun

mancanegara. Hal ini menjadi peluang bagi

industri pariwisata seperti

hotel/penginapan, rumah makan dan pusat

oleh-oleh, penyedia suvenir, bahkan jasa

transportasi seperti becak, ojek, dan bus

kota. Ini artinya sektor pariwisata

menyerap tenaga kerja cukup besar. Sektor

ini pun menyumbang PAD sangat besar,

bahkan tahun 2018 menyumbang sekitar 40

% atau Rp 475.320.932.101,-. Hal ini

membuat sektor pariwisata menjadi sektor

unggulan bagi sumber pembangunan di

DIY.

Akan tetapi tahun 2020 sektor

pariwisata DIY dihadapkan pada pandemi

Covid-19 dengan konfirmasi kasus Covid-

19 pertama di Indonesia pada Senin 2

Maret 2020. Kasus ini pun diduga bukan

yang pertama oleh Tim pakar Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia (FKM UI) karena adanya laporan

kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan

pasien dalam pengawasan (PDP) di salah

satu daerah sejak minggu ke-3 Januari

2020. Laporan ODP ini dinilai sebagai

bukti telah terjadi penularan Corona secara

lokal (Kapan Sebenarnya Corona Pertama

Kali Masuk RI?, 2020).

Virus Covid-19 ini memiliki gejala

yang mirip dengan flu dan penyebarannya

pun mudah, baik melalui sentuhan fisik

antara penderita dengan orang sehat

maupun melalui media-media yang sering

142

Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 139 – 150

digunakan bersama seperti eskalator, lift,

kursi dan meja, pakaian yang bersentuhan,

dan sebagainya. Oleh karena itu

pemerintah mulai membatasi sosial dengan

physical distancing dan larangan

kunjungan untuk mencegah penyebaran

yang meluas dengan memberlakukan

tanggap darurat.

Langkah yang ditempuh pemerinntah

DIY untuk mencegah adanya penyebaran

virus adalah memberlakukan masa tanggap

darurat yang pertama kali yaitu 20 Maret

2020 hingga 29 Mei 2020. Status tanggap

darurat diperpanjang mulai 30 Mei 2020-

30 Juni 2020 yang merupakan tahap

kedua. Tahap ketiga masa tanggap darurat

diberlakukan pada 1-31 Juli 2020. Adanya

perpanjangan masa tanggap darurat ini

diungkapkan oleh Biwara Yuswantana,

Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah

Istimewa Yogyakarta, dengan beberapa

alasan yaitu masih perlu adanya

pemahaman, edukasi, sosialiasi, dan

patroli dalam penerapan protokol

kesehatan untuk mendisiplinkan

masyarakat dalam penerapan protokol

kesehatan. Selain itu, dalam masa tanggap

darurat kedua, Pemda DIY juga mulai

menyiapkan diri untuk membuka aktivitas

ekonomi, seperti di sektor hotel,

pariwisata, dan pusat pembelanjaan(DIY

Perpanjang Masa Tanggap Darurat

Covid-19, 2020).

Dalam masa tanggap darurat ini pun

sektor pariwisata menutup sementara

segala industrinya mulai Maret hingga

Juni. Kawasan wisata di DIY pun

mengalami kerugian, seperti Kabupaten

Gunungkidul yang kehilangan sekitar Rp

100 milyar karena seluruh tempat wisata

ditutup sementara efektif sejak 24 Maret

2020 dan (Sektor Pariwisata Lumpuh,

Gunungkidul Berpotensi Kehilangan Rp

100 Miliar Lebih, 2020) dan Kabupaten

Sleman yang mengalami penurunan

pemasukan hampir 40 % karena penutupan

kawasan selama Maret hingga Mei yang

menyebabkan jumlah kunjungan menurun

dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2019

yang mencapai 10 juta

wisatawan(Pariwisata di Sleman Lumpuh,

Pelaku Wisata Beralih ke Bisnis Kuliner,

2020).

Industri perhotelan juga terdampak

pandemi Covid-19. Sekretaris Badan

Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan

Restoran Indonesia DIY membandingkan

tingkat hunian kamar hotel berdasarkan

data BPS tahun 2019 sebesar 53,90 persen

versus April 2020 yang hanya 12,67

persen. Pada Juni 2020 hunian mengalami

kenaikan hanya 19,70 persen. Padahal

operasional hotel dapat bernafas lega jika

pertumbuhannya mencapai 50

persen(Pengusaha Pesimis Sektor

Perhotelan dan Restoran Kembali Normal

di Tahun Depan, 2020)(Pengusaha Pesimis

Sektor Perhotelan dan Restoran Kembali

Normal di Tahun Depan, 2020).

Dengan mempertimbangkan dampak

pandemi yang cukup signifikan baik

bagikeselamatan jiwa sekaligus

perekonomian maka pada periode ke tiga

masa tanggap darurat yaitu bulan Juli,

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta

secara bertahap melakukan upaya untuk

mendorong pariwisata di daerahnya

143

Ajie Wicaksono

New Normal Pariwisata Yogyakarta

kembali tumbuh demi menekan dampak

ekonomi yang berkepanjangan. Seperti

dimuat dalam (Upaya Yogyakarta Dalam

Membuka Kembali Sektor Pariwisata,

2020), Pemerintah D.I. Yogyakarta pada

bulan Juli masih dalam tahap uji coba dan

melakukan berbagai simulasi untuk

memastikan kesiapan lokasi-lokasi wisata

termasuk hotel, rumah makan, tempat

perbelanjaan dan sarana pendukung

lainnya. Terdapat tim verifikasi dan bidang

penegakan hukum yang bertugas untuk

menilai sejauh mana kesiapan perangkat-

perangkat pendukung khususnya dalam hal

penerapan protokol kesehatan. Selain itu

edukasi dan sosialisasi pada masyarakat

khususnya pelaku usaha di sektor

pariwisata gencar dilakukan dengan

memanfaatkan media luar ruang, media

televisi dan media sosial. Pemerintah DIY

juga mengembangkan aplikasi Jogja Pass

yang dapat memantau dan mendata

wisatawan yang masuk ke lokasi wisata

secara sistematis dan menyesuaikan

kapasitas lokasi wisata yang ingin

dikunjungi.

Kegiatan pariwisata terbagi menjadi

kegiatan pariwisata dengan resiko rendah

dan kegiatan pariwisata yang beresiko

tinggi dalam penularan Covid-19. Kegiatan

pariwisata yang bisa dibukaterutama yang

berhubungan dengan alam, wisata yang

tidak menimbulkan kerumunan, wisata

yang sifatnya lebih pada pendekatan

terhadap ekosistem. Oleh karena itu daerah

yang disiapkan mulai dari wisata alam

pegunungan, hingga taman nasional(Ini

Syarat Tempat Wisata yang Diprioritaskan

Boleh Dibuka saat Fase New Normal,

2020). Pandemi ini berdampak pada

perubahan perilaku dan perubahan tatanan

kehidupan kegiatan berwisata yang akan

berdampingan dengan Corona sehingga

sektor pariwisata masuk pada tatanan

kehidupan baru dengan mengacu pada

protokol kesehatan, kebersihan, dan

keamanan(Wisata Jogja Akan Dibuka Lagi,

Dispar DIY Siapkan SOP New Normal,

2020).

Selain Pemerintah DIY,

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia

(PHRI) juga mengeluarkan buku panduan

berisi protokol hotel dan restoran pada

masa new normal. Buku panduan berlaku

baik bagi pihak internal hotel yaitu

karyawan dan staf, juga eksternal di sisi

tamu, vendor, suplier, dan lainnya. Semua

protokolnya hampir sama, mencakup

keseluruhan orang yang terkait dengan

hotel misalnya terkait temperatur suhu

tubuhharus di bawah 37,3oC, wajib

memakai masker, penyemprotan dengan

disinfektan, dan wajib cuci tangan dengan

sabun atau menggunakan hand sanitizer.

Pengusaha atau manajemen hotel dan

restoran juga dapat membuat panduan

pencegahan yang lebih rinci, sesuai

kebijakan masing-masing perusahaan.

Buku panduan ini dibagi menjadi beberapa

divisi perhotelan atau departemen. Sebagai

contoh, ada panduan hotel untuk bagian

operasional dan back office. Panduan hotel

untuk bagian operasional terbagi lagi

menjadi 11 bagian yang mengatur

departemen dan karyawan, misalnya

departemen Food and Beverage (F&B)

Service, departemen engineering and

maintenance, karyawan bagian security

144

Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 139 – 150

dan lainnya. Sementara untuk panduan

hotel bagian back office antara lain

mengatur departemen penjualan,

departemen pemasaran dan komunikasi,

sumber daya manusia, dan keuangan.

Panduan tersebut dapat diterapkan tidak

hanya pada hotel berbintang saja melainkan

hotel tidak berbintang atau melati (PHRI

Rilis Buku Panduan Protokol Hotel dan

Restoran Era New Normal, Seperti Apa?,

2020).

Pariwisata DIY kembali dibuka

secara bertahap dengan konsep new normal

mulai awal Juli 2020 berdasarkan protokol

yang sudah disiapkan sejak bulan Mei

2020. Protokol tersebut disusun dalam SOP

yang dibahas bersama industri pariwisata

yang selalu berkonsultasi dengan Gugus

Tugas yang mengatur alur kunjungan

wisatawan di tempat wisata yang hanya

memiliki satu pintu masuk, meliputi:

1. Pengelola tempat wisata, dengan

ketentuan menyediakan parkir yang

cukup dengan menentukan zona parkir

(bus, minibus, roda 4, dan roda 2);

menyiapkan petugas yang cukup,

siapapun wajib memakai masker dan

sarung tangan, melakukan pengelolaan

lalu lintas pengunjung, dan

memperhatikan kapasitas ruang parkir.

2. Pintu masuk, dengan ketentuan

mengutamakan adanya manajemen

reservasi, pendataan wisatawan (nama,

alamat, dan nomor yang bisa

dihubungi), dan pos retribusi dilengkapi

dengan tabir kaca/mika.

3. Pada zona persiapan masuk, perlu

adanya chamber disinfektan,

penyediaan thermo gun, menyediakan

pos pelayanan kesehatan, menyedian

sarana cuci tangan, dan petugas tiket

wajib mengenakan masker dan sarung

tangan.

4. Kawasan wisata, dengan ketentuan

secara berkala menjaga kebersihan dan

melakukan disinfektan, menyiapkan

petugas yang cukup (wajib

menggunakan masker) pada setiap

fasilitas, melakukan pengelolaan lalu

lintas pengunjung, memperhatikan

kapasitas daya tampung kawasan

wisata, dan menyediakan signage dan

audio announcer.

5. Wisatawan, dengan ketentuan

memastikan diri dalam kondisi sehat,

memahami dan mentaati protokol

kesehatan yang berlaku (khususnya jaga

jarak dan menggunakan masker), secara

berkala mencuci tangan atau

menggunakan hand sanitizer,

melakukan reservasi (tempat makan,

atraksi, dan wahana), membawa

perlengkapan ibadah dan kebersihan

sendiri, wajib menyiapkan informasi

data diri, mentati aturan antrean yang

berlaku di era new normal, menyiapkan

uang pas, serta tidak membawa

makanan atau minuman dari luar

(Liburan ke Yogyakarta? Ini Protokol

Kesehatan Tempat Wisata di

Yogyakarta, 2020).

Sementara itu beberapa hotel juga

sudah dibuka dengan menerapkan protokol

kesehatan. Pada awal new normal

diterapkan yaitu Juli terdapat hotel-hotel di

Yogyakarta yang telah menerapkan

protokol kesehatan, yaitu:

145

Ajie Wicaksono

New Normal Pariwisata Yogyakarta

1. Horison Urip Sumoharjo

Hotel ini terletak di Jalan Urip

Sumoharjo Nomor 137, Kecamatan

Gondokusuman. Penerapan protokol

kesehatan hotel ini dengan menyediakan

wastafel di area hotel dan mewajibkan

setiap orang mencuci tangan sebelum

memasuki area hotelserta pemeriksaan

suhu tubuh menggunakan thermal gun.

Hand sanitizerdisediakan di beberapa

titik, serta pemberian tanda batas untuk

menjaga jarak yang terdapat di lobby,

lift, dan Santan Restaurant. Protokol

lainnya adalah melakukan

penyemprotan dengan disinfektan

secara berkala di area publik dan kamar

setelah tamu check out sehingga kamar

selalu dalam keadaan steril.

2. Grand Inna Malioboro

Hotel ini terletak di Jalan Malioboro No.

60, Kecamatan Danurejan. Penerapan

protokol kesehatan seperti yang

dicanangkan Kementerian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)

yakni Cleanliness, Health, and Safety

(CHS) yaitu tamu wajib menggunakan

masker dengan benar sebelum

memasuki lobby hotel, pengukuran suhu

tubuh, serta menggunakan hand

sanitizer. Barang bawaan tamu

disterilisasi menggunakan disinfektan.

Pihak hotel juga berlakukan aturan jaga

jarak di area resepsionis, lift, restoran,

dan area lain yang menimbulkan

antrean.

Saat registrasi, setiap tamu wajib

memberi surat keterangan sehat bebas

Covid-19atau mengisi formulir yang

telah disiapkan pihak hotel. Petugas

membersihkan area hotel dengan

disinfektan secara berkala meliputi

gagang pintu, tombol lift, peralatan hotel

yang digunakan bersama, serta seluruh

perlengkapan kamar sebelum dan pada

saat tamu meninggalkan hotel. Seluruh

petugas hotel menggunakan masker,

hand sanitizer, dan rutin menjalani

pemeriksaan suhu tubuh. Petugas hotel

yang sering kontak dengan tamu

mengenakan face shield, head gear, dan

kacamata goggle. Dalam keadaan

darurat, tamu yang tidak memenuhi

standar protokol kesehatan dimasukkan

dalam satu ruangan khusus untuk tempat

isolasi sementara, dengan petugas

menggunakan pakaian alat pelindung

diri (APD).

3. El Hotel Royale Yogyakarta –

Malioboro

Hotel ini terletak di Jalan Dagen Nomor

6, Gedong Tengen. Setiap tamu dan

karyawan sebelum memasuki area hotel

wajib mencuci tangan dan diperiksa

suhu tubuhnya.Semua karyawanyang

melayani menggunakan sarung tangan

lateks, masker, penutup wajah, dan

berada dalam jarak aman.Aturan jaga

jarak diberlakukan di seluruh area,

memasang tanda jaga jarak di dalam lift,

dan penyediaan hand sanitizer di setiap

kamar dan area publik.Kamar selalu

disemprot dengan disinfektan secara

berkala sebelum dan sesudah tamu

menginap. Layanan antar disediakan di

dalam kamar untuk mengurangi kontak

fisik di area restoran.

146

Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 139 – 150

4. Innside by Melia Yogyakarta

Hotel ini terletak di Jalan Ring Road

Utara Meguwo, Depok. Setiap orang

yang akan memasuki area hotel wajib

mencuci tangan dan melakukan

pengukuran suhu tubuh. Selain itu,

pengunjung perlu mengisi formulir

Covid-19 Preventive Questionnaire.

Hotel ini juga menyediakan hand

sanitizerdan wastafel di setiap area

publik. Untuk menjamin area hotel lebih

aman, pihak hotel melakukan

penyemprotan disinfektan secara rutin,

termasuk pembungkus untuk remot,

handuk, dan bathrobe. Seluruh

karyawan juga wajib menggunakan

APD. Para tamu yang memiliki gejala

seperti demam, flu, atau sesak nafas

selama menginap di hotelakan diisolasi

di sebuah ruangan yang telah disiapkan

sebelum dirujuk rumah sakit.

Aturan kapasitas maksimal hotel

sesuai rekomendasi pemerintah juga

diterapkan di berbagai area hotel seperti

lobby, restoran, pusat kebugaran, ruang

pertemuan, dan seluruh area publik

untuk menjaga jarak. Penyajian

makanan dan minuman pun menerapkan

konsep assisted buffet yaitu Tim Food &

Beverage membantu mengambilkan

makanan yang diinginkan tamu agar

higienitas makanan selalu terjamin.

Transaksi pembayaran dan informasi

mengenai hotel didigitalisasi guna

mengurangi kontak antara karyawan

hotel dan tamu.

5. The Alana Yogyakarta Hotel &

Convention Center

Tempat ini berlokasi di Jalan Palagan

Tentara Pelajar KM 7, Kecamatan

Ngaglik. Hotel menyediakan wastafel di

lobby hotel dan menyediakan hand

sanitizer di seluruh area di setiap lantai,

kamar, dan ruang pertemuan. Selain itu

hotel juga menyediakan masker untuk

para tamu. Para pengunjung wajib

mencuci tangan sebelum memasuki

hotel dan melalui pemeriksaan suhu

tubuh sebelum memasuki area lobby.

Seluruh barang bawaan tamu pun akan

disemprot dengan disinfektan. Selama

di area resepsionis, para tamu harus

menjaga jarak saat antre. Selain itu juga

dipasang penyekat pembatas di meja

resepsionis.

Semua kunci kamar dan benda-

benda yang disentuh tamu rutin

dibersihkan dengan disinfektan. Di

setiap kamar hotel, disediakan personal

kit bagi tamu yang berisi hand sanitizer,

tisu antiseptik, dan masker. Restoran

juga telah disesuaikan dengan protokol

kesehatan, tatanan meja dan kursi diberi

penyekat gorden. Sementara meja

dipasang penyekat mika. Para karyawan

juga diimbau untuk rajin mencuci

tangan dan menjaga kesehatan serta

wajib memakai masker, sarung tangan,

penutup wajah, serta pemeriksaan suhu

tubuh sebelum dan sesudah

bekerja(Protokol Kesehatan Hotel-hotel

di Yogyakarta, Seperti Apa?, 2020).

147

Ajie Wicaksono

New Normal Pariwisata Yogyakarta

Pada masa pandemi ini, keamanan

dan kebersihan menjadi prioritas dalam

pariwisata. Sesuai dalam Sapta Pesona,

aman menjadi poin pertama yang

diperhatikan yang menjadi tolok ukur

dalam kualitas pariwisata, sedangkan

bersih merupakan poin ketiga. Seperti

dikemukakan (Suryani, 2016)bahwa Sapta

Pesona yang terdiri dari Aman, Tertib,

Bersih, Sejuk, Indah, dan Ramah Tamah

serta Kenangan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, rasa tanggung

jawab segenap lapisan masyarakat, baik

pemerintah, swasta maupun masyarakat

luas untuk mampu bertindak dan

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-

hari. Pelaksanaan sapta pesona merupakan

inti program pemerintah dalam

meningkatkan sadar wisata masyarakat

syarat mutlak dalam usaha pembangunan

pariwisata kearah yang lebih mantap.

Adanya pariwisata yang aman ini

juga memenuhi salah satu kebutuhan dasar

Model Maslow yaitu kebutuhan akan rasa

aman(Suwena & Suryatmadja, 2017).Rasa

aman perlu diperhatikan terhadap 4

komponen utama kawasan wisata yang

dikemukakan (Cooper, 1993)yaitu

Attraction (atraksi), Amenities (fasilitas),

Access (pendukung), dan Ancillary services

(pelayanan). Atraksi atau daya tarik

merupakan tempat atau destinasi untuk

dikunjungi wisatawan. Kawasan wisata

yang dibuka dan dikembangkan pada masa

pandemi ini yaitu daya tarik wisata alam

(natural resources) yang merupakan daya

tarik berbasis pada keindahan dan keunikan

yang telah tersedia di alam, seperti pantai,

danau, pegunungan, dan wisata alam

lainnya. Amenities (fasilitas) di masa

pandemi juga memerlukan penyesuaian

untuk menjaga keamanan di tengah

pandemi seperti penginapan (akomodasi),

rumah makan; transportasi dan agen

perjalanan. Oleh karena itu penyedia

fasilitas pariwisata ini wajib menerapkan

protokol kesehatan untuk mencegah

penyebaran Covid-19.

Access (pendukung) seperti

pelabuhan, bandara, terminal, dan

transportasi menjadi acces penting dalam

pariwisata. Aksesibilitas ini sedang dibatasi

dengan adanya kasus Covid-19 sehingga

pariwisata yang dikunjungi merupakan

pariwisata lokal (local tourism) yaitu jenis

kepariwisataan yang ruang lingkupnya

lebih sempit dan terbatas dalam tempat-

tempat tertentu saja. Adapun ancillary

services (pelayanan) atau disebut

pelengkap yang harus disediakan oleh

pemerintah daerah suatu daerah tujuan

wisata, baik untuk wisatawan maupun

untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang

disediakan meliputi pemasaran,

pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta,

air minum, listrik, telepon), Tourism

Information Center (TIC), dan pemandu.

Wisata-wisata di DIY sudah memiliki

ancillary services yang memudahkan

wisatawan dan penyedia wisata untuk

kegiatan wisata. Untuk tetap menjaga

keamanan dan kenyamanan, ancillary

services pun dipertimbangkan seperti jasa

pemandu. Jika dulu pemandu dapat

memandu wisatawan rombongan maka saat

pandemi yang diberlakukan larangan

berkerumun maka pemandu hanya

memandu beberapa orang saja.

148

Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 139 – 150

Untuk mendukung penerapan

protokol pencegahan Covid-19, maka

disusun peraturan yaitu Peraturan Wali

Kota Yogyakarta Nomor 51 Tahun 2020

yang mengatur protokol kesehatan yang

menyasar individu maupun tempat usaha

menjelang tatanan kehidupan pada era new

normal. Salah satu sanksi jika melanggar

adalah denda sebesar Rp100.000,-bagi

yang tidak menggunakan masker di tempat

umum. Tim yang bertugas sebagai

penindak sanksi yakni Satpol PP Kota

Yogyakarta, Dinas Kesehatan, Dinas

Lingkungan Hidup, dan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah. Tim

tersebut tetap berkoordinasi dengan

Pemerintah Provinsi DIY, TNI, dan

kepolisian(Tak Pakai Masker di Jogja

Siap-siap Kena Sanksi Denda, 2020).

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan di

atas maka disimpulkan bahwa sektor

pariwisata mengalami beberapa

penyesuaian dan perubahan antara lain:

1. Protokol kesehatan baru untuk

industri pariwisata seperti hotel,

restoran, destinasi wisata, dan

transportasi baik untuk pengunjung/

wisatawan maupun semua sumber

daya manusia/ karyawan dengan

memperhatikan kebersihan,

kesehatan, dan keselamatan

(Cleanliness, Health, and Safety).

Hal ini termasuk penyediaan sarana

dan fasilitas kebersihan seperti

tempat cuci tangan dan sabun, hand

sanitizer, dan ruang isolasi ntuk

pengunjung dengan gejala corona,

serta pemeriksaan suhu dengan

thermo gun.

2. Pembayaran dengan menggunakan

uang elektronik (cashless).

3. Pembatasan jumlah pengunjung

karena adanya batasan kapasitas

untuk mencegah penyebaran melalui

kerumunan, termasuk memberi jarak

aman saat di restoran maupun di

hotel.

4. Lokasi wisata dibuka secara bertahap

dengan memprioritaskan kawasan

rendah resiko seperti kawasan alam

dan pegunungan

Adapun hal-hal yang tidak berubah

yaitu:

1. Sektor pariwisata sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

sangat besar.

2. Sektor pariwisata masih menyerap

tenaga kerja yang besar dilihat dari

jumlah hotel dan restoran, jumlah

destinasi wisata, dan industri wisata

lainnya.

3. Pariwisata masih menjadi kebutuhan

masyarakat terbukti masih

banyaknya kunjungan di meski era

new normal baru diwacanakan.

4. Penyedia kawasan wisata maupun

industri pariwisata masih

mengedepankan keramahan,

termasuk dalam penerapan protokol

kesehatan dengan tegas.

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, et al. (1993). Tourism Principles &

Practice. Longman Group Limited.

149

Ajie Wicaksono

New Normal Pariwisata Yogyakarta

Dampak Covid-19, Pariwisata DIY Rugi

Rp 67 M, (2020).

https://www.krjogja.com/berita-

lokal/diy/yogyakarta/dampak-covid-

19-pariwisata-diy-rugi-rp-67-m/

DIY Perpanjang Masa Tanggap Darurat

Covid-19, (2020).

https://mediaindonesia.com/read/det

ail/323345-diy-perpanjang-masa-

tanggap-darurat-covid-19

Fokus PAD Pariwisata, Dinas Promosikan

Objek yang Terpuruk, (2019).

https://www.krjogja.com/berita-

lokal/diy/bantul/fokus-pad-

pariwisata-dinas-promosikan-objek-

yang-terpuruk/

Ini Syarat Tempat Wisata yang

Diprioritaskan Boleh Dibuka saat

Fase New Normal, (2020).

https://jogja.tribunnews.com/2020/0

6/17/ini-syarat-tempat-wisata-yang-

diprioritaskan-boleh-dibuka-saat-

fase-new-normal

Kapan Sebenarnya Corona Pertama Kali

Masuk RI?, (2020).

https://news.detik.com/berita/d-

4991485/kapan-sebenarnya-corona-

pertama-kali-masuk-ri

Kunjungan Wisatawan di Sleman pada

2019 mencapai 10,1 juta, (2020).

https://jogja.tribunnews.com/2020/0

1/05/kunjungan-wisatawan-di-

sleman-pada-2019-mencapai-101-

juta

Liburan ke Yogyakarta? Ini Protokol

Kesehatan Tempat Wisata di

Yogyakarta, (2020).

https://travel.kompas.com/read/2020

/07/07/191100627/liburan-ke-

yogyakarta-ini-protokol-kesehatan-

tempat-wisata-di-

yogyakarta?page=all

Mayoritas dari Pantai, Retribusi Wisata

Gunung Kidul 2019 Tembus 25

Miliar, (2020).

https://nusadaily.com/travel/mayorit

as-dari-pantai-retribusi-wisata-

gunung-kidul-2019-tembus-25-

miliar.html

Pariwisata di Sleman Lumpuh, Pelaku

Wisata Beralih ke Bisnis Kuliner,

(2020).

jogja.idntimes.com/news/jogja/siti-

umaiyah/pariwisata-di-sleman-

lumpuh-pelaku-wisata-beralih-ke-

bisnis-kuliner

Pengusaha Pesimis Sektor Perhotelan dan

Restoran Kembali Normal di Tahun

Depan, (2020).

https://www.merdeka.com/uang/pen

gusaha-pesimis-sektor-perhotelan-

dan-restoran-kembali-normal-di-

tahun-depan.html

PHRI Rilis Buku Panduan Protokol Hotel

dan Restoran Era New Normal,

Seperti Apa?, (2020).

https://travel.kompas.com/read/2020

/06/03/221000727/phri-rilis-buku-

panduan-protokol-hotel-dan-

restoran-era-new-normal-seperti

Protokol Kesehatan Hotel-hotel di

Yogyakarta, Seperti Apa?, (2020).

https://travel.kompas.com/read/2020

/07/02/145000427/protokol-

kesehatan-hotel-hotel-di-yogyakarta-

seperti-apa?page=1

Sektor Pariwisata Lumpuh, Gunungkidul

Berpotensi Kehilangan Rp 100 Miliar

150

Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah Volume 14 Nomor 3 September 2020 : 139 – 150

Lebih, (2020).

https://jogja.tribunnews.com/2020/0

4/07/sektor-pariwisata-lumpuh-

gunungkidul-berpotensi-kehilangan-

rp-100-miliar-lebih

Sulistya, A. B. (2016). Tren Perkembangan

Pariwisata Daerah Istimewa

Yogyakarta Periode 2006-2014.

Universitas Sanata Dharma.

Suryani, A. I. (2016). Strategi

Pengembangan Pariwisata Lokal.

Jurnal Spasial: Penelitian, Terapan

Ilmu Geografi, Dan Pendidikan

Geografi STKIP PGRI Sumatera

Barat.

Suwena, I. K., & Suryatmadja, I. G. N.

(2017). Pengetahuan Dasar Ilmu

Pariwisata. Slamat Trisila.

Tak Pakai Masker di Jogja Siap-siap Kena

Sanksi Denda, (2020).

https://jogja.suara.com/read/2020/07

/04/164025/tak-pakai-masker-di-

jogja-siap-siap-kena-sanksi-

denda?page=all#:~:text=Salah satu

yang tertuang dalam,menggunakan

masker di tempat

umum.&text=penyebaran virus

corona.-,Salah satu yang tertuang

dalam aturan tersebut adalah denda

sebesar,menggunakan masker di

tempat umum

Upaya Yogyakarta Dalam Membuka

Kembali Sektor Pariwisata, (2020).

https://corona.jogjaprov.go.id/rilis/b

erita/102-upaya-yogyakarta-dalam-

membuka-kembali-sektor-pariwisata

Wisata Jogja Akan Dibuka Lagi, Dispar

DIY Siapkan SOP New Normal,

(2020).

https://travel.detik.com/travel-

news/d-5025603/wisata-jogja-akan-

dibuka-lagi-dispar-diy-siapkan-sop-

new-normal

Yogya Tetap Andalkan Sektor Pariwisata,

(2020).

https://www.harianmerapi.com/yogy

akarta/2020/02/15/90170/yogya-

tetap-andalkan-sektor-pariwisata

Yogyakarta Perkuat Daya Saing Sektor

Pariwisata, (2019).

http://www.koran-

jakarta.com/yogyakarta-perkuat-

daya-saing-sektor-pariwisata/