New Bi Expose Muk San SkripSi

download New Bi Expose Muk San SkripSi

of 65

description

new

Transcript of New Bi Expose Muk San SkripSi

BAB I

PAGE 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan utama yang tak dapat disampingkan, sebab pendidikan ini membentuk sikap mental manusia kepada perilaku budi pekerti luhur yang dapat membentuk keperibadian utama yang diridhoi Alloh Swt. Demikian pula halnya dengan. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dunia dan akhirat, sebab pendidikan agama Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia baik yang sifatnya vertikal yaitu hubungan manusiandan khaliknya maupun yang sifatnya horizontal yaitu hubungan manusia dengan manusia dan hubungan dengan alam sekitarnya, itulah sebab pendidikan sangat penting dan merupakan kebutuhan yang sangat perlu bagi kehidupan seseorang.

Berorientasi kepada tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dimana dalam undang-undang tersebut di tegaskan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur. (UU SISDIKNAS, 2003:2)Menghayati tujuan pendidikan di atas secara seksama dan sungguh-sungguh maka dapatlah dipahami bahwa pendidikan pada hakikatnya memilik anak bangsa yang diarahkan untuk dibentuk keperibadiannya menjadi manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, cerdas, terampil, disiplin, mandiri dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidupnya dan pembangunan masyarakatnya. Oleh karena itu pendidikan selalu berorentasi pada kepentingan masyarakat, sementara masyarakat harus bertanggung jawab terhadap pendidikan, tegasnya masyarakat tak dapat melepaskan dirinya dari pendidikan.

Pendidikan Islam tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembanagan Islam sebagai agama samawi terakhir yang dibawa oleh Muhammad Saw. Pada masa pertumbuhan, yakni ketika Rasul menerima wahyu pertama dilanjutkan wahyu kedua, proses pendidikan-dipahami untuk menyampaikan impormasi kebenaran Islam sebagai agama baru-masih terbatas pada keluarga terdekat selanjutnya para sahabat. Penyampaian ajaran untuk mengakui kebenaran agama yang di bawa Muhammad Saw, tersebut dilakukan dengan cara perorangan dan dengan sembunyi. Salah satu tempat yang sering digunakan Muhammad untuk menyampaikan ajaran agama Islam adalah di rumah Arqam. Setelah dilakukan selama lebih kurang 3 th, proses penyebaran Islam dilakukan dengan cara terang terangan dan meninggalakan cara sembunyi yang selama ini dilakukan.

Banyak sekali dijumpai di dalam masyarakat factor-faktor yang menyebabkan seorang anak putus sekolah diantaranya :

1. Kurangnya ekonomi orang tua yang dikarenakan tidak adanya penghasilan yang tetap/tidak adanya pekerjaan

2. Kurangnya minat untuk meraih pendidikan/ mengenyam pendidikan dari anak didik itu sendiri3. Karena factor lingkungan baik itu pergaulan sehari-hari dengan teman sebaya maupun lingkungan yang lain4. Kurangnya motivasi dan pengawasan orang tua yang disebabkan karena orangg tua tidak pernah mengenyam pendidikan dan tidak memahami arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan bangsa, dan bernegara.Penanggulangan pendidikan terutama di Indonesia merupakan warisan tertua dari pendidikan, merupakan sekaligus aset bagi perkembangan pendidikan nasional. Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dimasyarakat sebagai supra sistem sebagai warisan, ia merupakan amanat sejarah untuk dipelihara dan dikembangkan oleh ummat Islam dari masa kemasa. Sedangkan sebagai aset pendidikan Islam yang terbesar diberbagai wilayah ini, membuka kesempatan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menata, mengelola dan mengembangkan, sesuai dengan sistem pendidikan nasional.

Diantara penyebab dunia pendidikan kurang mampu menghasilkan lulusannya yang diharapkan adalah karena dunia pendidikan selama ini haya membina kecerdasan intlektual, wawasan dan keterampilan semata tanpa diimbangi dengan membina kecerdasan emosional.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memilih judul : Strategi Penanggulangan Anak Putus Sekolah Di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Lombok TimurB. Fokus Penelitian

1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ilmiah diperlukan rumusan masalah yang jelas dan logis sehingga penyelenggaraan penelitian tertib dan terarah sesuai dengan rumusan masalahnya dalam arti penelitian terfokus pada masalah-masalah yang ditetapakan. Dengan demikian penelitian tidak mengembang, namun selalau berada di atas rel-rel atau garis-garis yang ditetapkan dalam rumusan masalah.Perumusan masalah dalam dunia penelitian sangat penting, sebaba ia berfungsi sebagai pedoman penelitian yang dapat mengarahkan subyek penelitian disamping dapat menentukan metode penelitian yang tepat dalam rangka membantu kelancaran kerja dilapangan (lokasi penelitian).

Setelah diketahui beberapa masalah yang melantar belakangi dalam pendidikan ini, maka perlu dirumuskan permasalahan secara sistimatis dalam rumus yang jelas kearah sasaran yang ingin dicapai dan terhindar dari pembahasan yang menyimpang dari pokok masalah.

Adapun masalah-masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur ?

b. Siapa sajakah pihak-pihak yang terkait terhadap penanggulangan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur ?c. Bagaimanakah strategi penanngulangan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur ?2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diselenggarakan penulis direlevansikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan sehingga dengan demikian antara rumusann masalah dengan tujuan penelitian memiliki hubungan dann kaitan yang sangat akrab dan saling menunjang dan pembacapun akan lebih mudah memahaminya.

Disadari secara obyektif telah menjadi salah satu tradisi dalam budaya hidup manusia bahwa setiap gerakan dan aktivitas yang diselenggarakan senanatiasa bertumpu dan berosientasi pada tujuan. Sangatlah sulit ditemukan suatu gerakan atau aktivitas yang diselenggarakan tanpa tujuan.

Sekecil apapun suatu gerakan atau aktivitas yang diselenggarakan manusia dinama akalnya masih sehat akan selalu bertumpu dan berorientasi kepada suatu titik pusat tujuan sebab tujuan berfungsi untuk mencari arah yang tepat. Sedangkan arah berfungsi untuk mencari jalan kearah tercapainya tujuan yang telah di tetapkan. Disamping itu pula tujuan berfungsi untuk mencipatakan kerja secara sistimatis dan terarah, sebab pusat perhatian selalu di arahkan kepada tujuan yang hendak dicapai, selain itu tujuan berfungsi untuk meningkatkan semangat dan gairah kerja ke arah kegiatan kerja yang di selenggarakan dipahami secara jelas. Demikian pula halnya dengan penyelenggaraan penelitian yang diselenggarakan penulis.

Setiap sesuatu itu dilaksanakan sudah barang tentu memiliki tujuan dan maksud yang jelas. Begitu juga dengann penelitian yang penulis lakukan pada kali ini, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sesuai rumusan diatas adalah :

a. Ingin mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur

b. Ingin mengetahui pihak-pihak yang terkait terhadap penanggulangan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur c. Ingin mengetahui strategi penannggulangan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur 3. Manfaat Penelitian

Sesungguhnya dalam melaksanakan suatu gerakan atau aktivitas tidak cukup dengan hanya mengetahui tujuan namun yang paling penting adalah mengetahui manfaat dan kegunaan yang dapat dirasakan dalam hidup dan kehidupan ini terutama setelah berakhir gerakan dan aktivitas tersebut.

Mengetahui manfaat atau kegunaan dari suatu gerakan atau aktivita baik pribadi pelaku aktivitas maupn bagi kelompok sosial masyarakat yang berkembang akan merupakan motivasi dan mendorong semangat kerja secara efektif, karena itu manfaat dann kegunaan dari suatu gerakan atau aktivitas kerja mutlak perlu diketahui, demikian pula hanya dengan penelitian ini mempunyai manfaat dan kegunaan tersendiri.

Disamping tujuan yang dicapai maka dalam setiap penelitian mempunyai manfaat dan kegunaan tersendiri, adapun kegunaan dari penelitian ini ada dua yaitu :

a. Informasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pelajaran dan pemahaman bagi masyarakat Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur terutama para Ustaz dan guru yang berperan dalam bidang pendidikan

b. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan infut atau sumbangann pengetahuan, khususnya dalam pengembangan pendidikan.

4. Keterbatasan Penelitian

Adapun batasan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Obyek penelitian

Obyek yang akan diteliti adalah strategi penanggulangan anak putus sekolah di Desa Bagikpapan Tahun 2009-2010.2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini untuk di jadikan responden penelitian adalah : masyarakat, terdiri dari laki-laki dan prempuan pada Desa Bagikpapan Kecamatan Pringgabaya Lombok TimurC. Lokasi Penelitian

Dalam kegiatan penelitian ini penyusun menetapkan di Desa Bagikpapan Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, sebagi obyek penelitian karena penulis sedikit mengetahui strategi penanggulangan anak putus sekolah di desa tersebut, disamping itu penulis berasal dari desa tersebut sehingga tidak menyulitkan penyusun memperoleh data yang di butuhkan. Desa Bagikpapan Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, adalah desa yang didirikan pada tahun 1989, tanah tersebut milik pemerintah yang beralamat di Bagikpapan Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

E. Definisi OperasionalUntuk menghindari penapsiran yang berbeda terhadap arti dan maksud dari beberapa istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, maka penliti memberikan batasan yaitu :

1. Strategi

Strategi adalah : Ilmu siasat perang, siasat perang, akal atau tipu muslihat untuk mencapai suatu maksud dann tujuan yang telah direncanakan (Muhammad, tt, 462 ). Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan strategi adalah suatu cara perbuatan mengembangkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, agar penelitian terarah.2. Penanggulangan

Penanggulangan adalah cara untuk mengatasi, baik itu dalam pelaksanaan pendidikan baik dalam bidang formal maupun non formal.

3. Putus Sekolah

Anak putus sekolah (drop out) adalah anak yang karena suatu hal tidak mampu menamatkan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah secara formal (Depag RI, 2003:4)

Sedangkan sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran menurut tingkatannya ada sekolah taman kanak-kanak atau TK, Sekolah Dasar /SD, ,Sekolah Menengah pertama/SMP, Menengah Atas/SMA (Muhammad, tt :399).Dalam penelitian dimaksud adalah siswa-siswi yang putus sekolah yang terdiri dari SD/MI, SMP/MTs dan MA/SMA tahun 2009-2010.BAB II

KAJIAN PUSTAKAA. Pengertian, Dasar dan Tujuan Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan dalam dunia modern menjadi salah satu bagian dari kehidupan, sebab tidak ada satupun kelompok masyarakat terdidik yang meragukan fungsi dan peranan pendidikan itu sendiri untuk membawa arus perubahan dalam berbagai aspek kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial budaya, agama, pilitik dan sebagainya. Oleh karena itu pendidikan yang baik akan menjadi fondemen yang baik pula untuk mengantarkan masyarakat pada pencapaian tujuan hidup dan kehidupan yang sesuai dengan fitrah kemanusiaannya. Namun demikian, proses pendidikan terkadang menjadi masalah bagi separuh kalangan karena belum memadainya tingkat kesadarannya terhadp nilai guna dari pendidikan itu tidak dapat diingkari dari kenyataan yang ada bahwa di satu sisi pendidikan memang merupakan sesuatu faktor penyebab, tetapi di sisi yang lain pendidikan dapat sebagai faktor akibat dan pendidikan adalah alat, namun juga adalah tujuan. Dengan demikian, pendidikan merupakan suatu variabel yang sarat dengan berbagai nuansa apa ?, contoh konkritnya dalam gejala kehidupan ini misalnya adalah keterbelakangan masyarakat yang disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang masih rendah. Akan tetapi kerendahan tingkat pendidikan itu di karenakan gejala keterbelakangan tersebut. Kondisi saling bertalian ini membawa berbagai macam masalah, sehingga suatu lingkungan masyarakat terkadang terjebak dalam lingkungan syetan yang tak berujung artinya untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat yang bersangkutan memerlukan suatu wawasan, keuletan dan kesabaran melalui proses konsepsi pendidikan seumur hidup, sehingga adanya kesadaran tentang nilai-nilai hidup yang bermakna, atas upaya memberikan, pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna mengembangkan bakat serta keterampilan mereka (Kartono, 1991 : 1).Disisi lain pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses pembimbingan, pembelajarn dan atau pelatihan terhadap anak, generasi muda, manusia agar nantinyz bisa berkehidupan dan melaksanakan peranan serta tugas-tugas kehidupannya dengan sebaiki-baiknya (Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, 1996 : 6).Jika disimak dalam pengertian pendidikan sebagaimana yang diungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang terselenggara dalam suatu tatanan masyarakat akan akan selalu berhadapan dengan keperibadian manusia yang sedang dalam proses perkembangan, dimana pendidikan bertugas untuk membantu dalam usaha mencapai tingkat perkembangan diri yang lebih tinggi. Dengan fakta-fakta tersebut, maka sebagai bangsa yang cinta kemajuan, melalui berbagai polecy/kebijaksanaan pemerintah telah diusahakan berbagai modal pendekatan kependidikan yang menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. 2. Tujuan Pendidikan

Secara sederhana, tujuan mengandung arti arah atau maksud yang hendak di capai lewat upaya atau aktifitas. Dengan adanya tujuan, semua aktivitas dan gerak manusia terarah dan bermakna, tanpa tujuan semua aktivitas akan menjadi kabur dan terombang ambing. Dengan demikian, seluruh karya dan karsa manusia harus memiliki orientasi tertentu, tiada aktivitas tanpa tujuan. Namun demikian, upaya mempormalisasikan suatu bentuk tujuan, tidak terlepas dari pandangan hidup dan nilai religius pelaku aktivitas itu sendiri. Maka tidaklah heran jika terdapat berbedanya tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing manusia, baik dalam suatu masyarakat, bangsa, maupun negara, karena berbedanya kepentingan yang ingin dicapai.Sebagai suatu kegiatan yang terencana dan sitematis maka prose pendidikan yang diselenggarakan hannya untuk dan atau diorientasikan pada tujuan-tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan bersama, baik dalam lingkungan intruksional, institusional maupun dalam lingkup nasional. Namun demikian, penjabaran-penjabaran tujuan pendidikan pada masing-masing tahapan seperti yang tercermin itu, hannya semata-mata diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, artinya ruang lingkup yang terurai dalam tahap yang paling ujung (misal tujuan pengajaran) harus mendukung tujuan pada tahapan berikutnya (tujuan lembaga) dan akhirnya harus mendukung tujuan pendidikan Nasional.Pasal 4 UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional mengatakan bahwa : Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan megembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan (UUD RI No. 20,2003: 6).Apabila tujuan umum pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam UU pendidikan tersebut, tampak bahwa pendidikan di Indonesia betujuan membantu mengembangkan totalitas keperibadian atas dasar ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Secara tersurat maupun tersirat bahwa tujuan pendidikan nasional mengisyaratkan bahwa asfek fisik, sosial, kognitif, efektif dan konatif adalah faktor-faktor keperibadiaan yang harus di kembangkan melalui pendidikan. Perkembangan semua aspek tadi harus ter integrasi dalam ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan kata lain bahwa melalui pendidikan warga negara dibantu untuk mencapai tarap kehidupan yang bermakna secara menyeluruh, maka tujuan pendidikan secara universal dapat dijelskan sebagai berikut :

1. Bisa membawa anak didik pada pengertian hakekat diri sendiri, membangun kemanusiaanya dan melaksanakan misi hidup masing-masing. Ringkasnya menjadi manusia yang baik

2. Mengantar anak didik kedalam dunia peradaban yang terus menerus dan dinamis. Jadi membangun tipe manusia pembangun yang rajin, ulet, berani, jujur dan cocok dengan zamannya (Kartono, 1991 : 14).

Apabila di simak antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan yang bersifat unifersal tersebut, maka dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional tersebut diarahkan untuk mancapai tujuan yang universal itu.

Tujuan pendidikan adalah memcapai pertumbuhan manusia yang menyeluruh secara seimbang melaui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional, perasaan dan indra (Azra, 1999 : 57).Sedangkan pendapat Zuhairini bahwa tujuan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan formal terdapat dua macam, yakni : Tujuan Umum dan Tujuan khusus. Tujuan Umum pendidikan yaitu membimbing anak agar mereka menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal shalih dan berakhlak serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara. Tujuan pendidikan tersebut adalah tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan. Karena dalam pendidikan yang perlu ditanamkan akan menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agama (1983 : 23).Iman dan amal salih, didalam Al-Quran di sebutkan Surat Hud ayat 23 Allah Berfirman :

(((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( ((((((((( (((((((((( ( (((( (((((( (((((((((( ((((

Artinya : Sesungguhnya orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itulah penghuni sorga, yang mengalir sungai didalamnya (Depag RI, 1999 : 330).Di dalam surat Al- Baqoroh ayat 25 disebutkan :

((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((( (((((( ((((((( ((((((( ((( ((((((((( ((((((((((( ( ((((

Artinya : Dan sampaikanlah berita mereka kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan sorga-sorga yang mengalir sungai didalamnya (Depag RI 1999 : 12).Tujuan pendidikan pada setiap tahap/tingkat yang dilalui, seperti tujuan pendidikan agama untuk Sekolah Dasar berbeda dengan tujuan pedidikan agama untuk sekolah menengah, dan berbeda pula untuk perguruan tinggi (Zuhairini, 1977 : 46). 3. Fungsi Pendidikan

Optimalisasi proses penyelenggaraan pendidikan pada hakekatnya adalah untuk menunaikan fungsinya dalam konstelasi pengembangan SDM, hal ini mengingat bahwa proses pendidikan itu hannya untuk dan terfokus pada pemberdayaan keperibadian individu agar pada akhirnya bermuara pada nilai-nilai kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara. Jika diperhatikan dari sudut kepentingan masyarakat maka proses pelaksanaan pendidikan merupakan upaya sadar dari sekelompok masyarakat untuk mengembangkan individu agar ia dapat hidup selaras dengan kepentingan nilai-nilai yang telah diciptakan oleh lingkungan masyarakat itu sendiri. Sedangkan apabila dilihat dari keepentingan individu, maka proses pendidikan yang ia peroleh merupakan usaha dan yang bersangkutan untuk mengembangkan diri dalam rangka pencapaian tingkat perkembangan yang baik sesuai dengan setandar yang ada dalam lingkungan masyarakat itu sendiri. Keterkaitan antara masyarakat dengan individu bagi proses pendidikan melahirkan beberapa fungsi. Hal ini dapat diperhatikan melalui kutipan dibawah ini.

Pendidikan itu memeiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Fungsi pengembangan, artinya pendidikan bertanggung jawab mengembangkan potensi individu yang bersifat unik, dimana pendidikan seyogyanya memperkaya keterampilan dalam segi ilmu pengetahuan. Penyesuaian diri, filsafat hidup maupun dalam segi pekerjaan, melalui pendidikan individu memperoleh kesempatan untuk mengembangkan minat, kecakapan dan bakat-bakat khusus yang di milikinya.

2. Fungsi peragaman, artinya keragaman kecakapan. Minat dan tujuan siswa tereflesikan di dalam pola kematangan prilakunya, keterampilan ini mengharuskan pendidikan untuk menyediakan program-program yang sesuai dengan kebutuhan individu.

3. Fungsi integrasi, artinya fungsi pengembangan dan peragaman harus diikuti dengan fungsi inpegrasi. Fungsi ini berkenaan dengan upaya membantu siswa mencapai keterpaduan hidup di dalam masyarakat dengan memeliki indentitas diri yang kuat (Sunarya dkk, 1988 : 12).Jika disimak tentang ketiga fungsi pendidikan tersebut diatas, maka seharusnya di dalam lembaga pendidikan formal (khususnya dalam sistem persekolahan) dari tingkat pendidikan dasar sampai jenjang yang tertinggi telah dapat menggali dan menemukan potensi yang dimiliki peserta didiknya untuk dapat memfungsikan pendidikan yang ia terima secara optimal, sesuai dengan bakat, minat dan kecakapan-kecakapan yang ada pada dirinya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan harapan-harapan baik secara personal maupun dalam skala nasional.Selain fungsi pendidikan sebagai tertera d iatas, juga salah satu pendapat menguraikan fungsi pendidikan itu sebagai berikut :

Pendidikan bagi suatu bangsa sangat penting artinya sebab pendidikan ini berfungsi sebagai berikut :

1. Pelestarian nilai-nilai terpuji dalam masyarakat yang dikehendaki untuk dipertahankan

2. Pengembangan nilai-nilai baru yang di anggap serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan modernisasi.

3. Membentuk tenaga pembangunan yang ahli dan terampil serta dapat meningkatkan froduktifitas, mutu dan efesien kerja.

4. Jembatan masa kini dan masa yang akan datang

5. Pembentukan pribadi-pribadi yang memiliki kepercayaan diri dan bertanggung jawab, serta mampu mengungkapkan dirinya maupun media yang ada maupun dalam melakukan hubungan manusiawi, bertindak efesien dan menjadi warga negara yang baik (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995 : 73).

Adapun spesipikasi fungsi pendidikan nasional adalah sebagaimana yang tertuang dalam UU pendidikan nasional No 2 Tahun 1989 pasal 3 yang menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemapuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional (UU Pendidikan, 1989 : 3).

Untuk dapat memfungsikan pendidikan nasional tersebut, maka fungsi-fungsi yang bersifat umum di atas tidak dapat diabaikan dalam pelaksanaan, sebab titik tolaknya harus melalui individu untuk mencapai fungsi pendidikan yang bersifat nasional yang dimaksud.

B. Tingkat Pendidikan Nasional

Istilah pendidikan telah dikenal orang sejalan dengan sejarah peradaban amanusia, artinya pendidikan merupakan salah satu faktor peradaban manusia dan keberadaan peradaban itu sendiri dapat tumbuh dan berkembang melalui dunia pendidikan. Oleh kerenanya pendididkan adalah jiwa kehidupan dan kehidupan ini memeiliki makna manakala dibarengi dengan proses pendidikan yang relevan dengan tujuan dan tuntunan masyrakat

Hidup dan kehidupan manusia selamanya tidak terlepas dari sumbangan yang diberikan oleh pendidikan, memang tanpa makan dan bernafas manusia tidak akan mampu bertahan di dalam hidup dan kehidupannya. Tetapi hidup dan kehidupan yang berhasil sesuai dengan nilai-nilai manusiawi bagi diri dan lingkungan seseorang mutlak memerlukan bekal kemampuan jasmaniah dan rohaniah, dari manusia itu sendiri (Tim Dosen IKIP Malang, 1982 : 216).

Dengan ungkapan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang harus ada dalam membina dan mengasah hidup yang memiliki makna sesuai dengan nilai kemanusiaan melalui proses pendidikan pada dasarnya adalah perkembangan sumber daya insani, dimana dalam hal ini pendidikan berfungsi untuk memungkinkan setiap manusia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan membangun masyarakat, melalui pendidikan setiap manusia pada hakekatnya harus mampu menghayati dan melaksanakan nilai-nilai secara kereatif dan dapat meningkatkan kemampuan untuk memperoleh dan menciptakan pekerjaan melalui bermacam-macam kemungkinan.

Dengan beberapa ulasan diatas, pada hakekatnya telah dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendidikan dapat menghantarkan anak didik kesuatu tingkat pendidikan tertentu yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan sumber daya manusia. Secara operasional pendidikan diartikan sebagai.

Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datng (Djazuli, 1994 : 12). Dalam sistem pendidikan nasional, jenjang pendidikan formal adalah sebagaimana yang diatur dalam UU Republik Indonesia No 2 Tahun 1989 sebagai berikut :

1. Jenjang pendidikan termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menegah dan pendidikan tingkat tinggi

2. Selain jejang yang dimaksud pada ayat (a) dapat diselenggarakan pendidikan pra-sekolah (1997 : 7).

Apabila diperhatikan peryataan UU tersebut diatas, maka dapat dinyatakan bahwa jalur pendidikan formal diatur kedalam jenjang dengan pendidikan pra-sekolah sebagai salah satu jenjang pendidikan alternatif.

1. Pendidikan Pra - Sekolah

Pendidikan pra-sekolah di dalam sistem pendidikan nasional bukanlah suatu prasyarat untuk diikuti oleh peserta didik agar dapat melajutkan ketingkat pendidikan yang lebih tinggi. Namum tingkat pendidikan ini dapat dinyatakan sebagai sosialisasi awal bagi anak-anak untuk mengenal lembaga pendidikan atau dapat pula disebutkan bahwa lembaga pendidikan pra-sekolah ini diselenggarakan untuk menghubungkan kehidupan anak disekolah. Oleh karena itu sebagian besar kegiatan merupakan perluasan dari kegiatan dirumah dan diselenggarakan dengan tidak selalu terikat pada suatu kurikulum, anak-anak yang dimaksudkan pada jenjang ini pada umumnya berusia 4-6 tahun.

Adapun batasan yang diberikan dalam pendidikan pra-sekolah ini adalah pendidikan pra-sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga. Sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan dijalur pendidikan sekolah atau dijalur pendidikan luar sekolah (Husai, 1995 : 23) sedangkan bentuk-bentuk satuan pendidikan ini adalah :

1. Taman kanak-kanak

2. Kelompok bermain

3. Penitipan anak dan

4. Bentuk lain yang diterapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan

Taman kanak-kanak sebagai salah satu pendidikan pra-sekolah pada jalur sekolah dalam proses belajar yag diselenggarakan untuk memberikan kesempatan bergaul secara luas kepada anak-anak dengan temannya diluar lingkungan keluarga, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam pendidikan.

2. Jenjang Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan sekolah yang meliputi sekolah dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan atau sekolah dasar luar biasa serta sekolah lanjutan pertama / madrasah Tsanawiyah dan atau sekolah lanjutan tingkat pertama luar biasa. Senada dengan pernyataan tersebut, dalam suatu karya disebutkan bahwa, Pendidikan dasar 6 tahun disekolah dasar dan 3 tahun disekolah lanjutan tingkat pertama, atau salah satu pendidikan yang sederajat (Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1995 : 64). Penyelenggaraan tingkat pendidikan ini pada dasarnya untuk mengembangkan sikap dan pengetahuan serta keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persaratan untuk mengikuti pendidikan menegah.

Sedangkan pendapat yang lain menyebutkan bahwa Pendidikan dasar sebagaimana yang tersurat di atas dapat didefinisikan sebagai Pendidikan umum yang lamanya 9 tahun, diselenggarakan selama 6 tahun disekolah dasar dan 3 tahun disekolah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat, (Setyana, 1990 : 18).

Fungsi pendidikan dasar adalah mendidik peserta didik yang berkenaan dengan sekolah dasar yang mengutamakan kemampuan dan keterampilan dasar baca tulis-berhitung. Sedangkan yang berkenaan dengan sekolah lanjutan tingkat pertama diutamakan kemampuan peserta didik menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan lingkungan, (Departemen Kebudayaan direktor jendral Pendidikan dasar dan menegah, 1993 : 4).

Dalam pelaksanaan pendidikan dasar pada hakekatnya diberikan dasar-darar untuk mengembangkan nilai-nilai kehidupan, baik untuk diri peribadi maupun untuk hidup dalam masyarakat. Oleh sebab itu, tiap-tiap warga negara perlu diwajibkan menempuh pendidikan sekurang-kurangnya pendidikan yang dapat membekali dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar atau yang sering kali disebut sebagai kemampuan melek kuruf, namun demikian, pendidikan dasar secara teoritis memiliki tujuan umum sebagai berikut :

1. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik

2. Sehat jasmani dan rohani

3. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk:

Melajutkan pelajaran

Bekerja di masyarakat

Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup (Nawawi, 1989 : 57).

Tujuan umum pendidikan dasar tersebut sejalan dengan fungsi pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasioanal (pasa/3 UU No 2 Tahun 1989).

3. Tingkat Pendidikan Menegah

Pendidikan menegah dalam sistem pendidikan nasional didefinisikan sebagai pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar (Agustien, 1990 : 18), secara singkat dapat dijelaskan bahwa pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional dibagi menjadi dua bagian, yaitu : sekolah menengah umum (SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang termasuk di dalamnya sekolah menegah keagamaan dan sekolah menegah kedinasan.

Pendidikan menegah dalam konteks sistem pendidikan nasional diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Menjadi warga negara yang baik sebagai manusia yang utuh sehat kuat lahir bathin

2. Menguasai hasil-hasil pendidikan umum yang merupakan kelanjutan pendidikan ditingkat pendidikan dasar

3. Memiliki bakal untuk melanjutkan studinya kelembaga yang lebih tinggi

4. Memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat yang mengambil keterampilan ( Sarjo, 1983 : 83).

Untuk mengisi Proses Pembangunan yang sedang di galakkan pemerintah, yakni memerlukan SDM yang berkualitas dalam berbagai bidang, sejalan dengan itu pula dalam dunia pendidikan di sediakan bermacam macam lembaga yang dapat memberikan atau menuntun bakatdan minat yang sesuai dengan keperibadian peserta didik, oleh karna itu tingakat pendidikan dasar khususnya sekolah menengah pertama harus dapat mengenal berbagai kecendrungan para siswa agar mereka daapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang ada pada diri siswa masing masing (Hanna, 1978 : 18).

4. Pendidikan Tinggi

Peserta didik yang telah menyelesaikan sekolah menegah, terbuka kesempatan untuk melakukan pembentukan diri secara berkelanjutan dalam perguruan tinggi di kenal adanya berbagai macam penyelenggaraan program baik yang melalui jalur gelar dan non gelar, Hal ini lebih jelasnya seperti kutipan di bawah ini.

Untuk penguruan tinggi dengan program gelar dapat tiga tingkatan yakni program strata 1 ( S1 ) Program strata II ( S2 ) dan Program strata III ( S3 ) atau pasca serjana / program Doktor, sehubungan dengan itu di Indonesia di kenal perguruan tinggi dalam beberapa bentuk sebagai berikut.

1. Program Diploma / Akta ( non gelar ).

2. Akademi ( serjana muda ).

3. Sekolah tinggi ( serjana muda / serjana )

4. Universitas dengan berbagai fakultas.

5. Institut dengan berbagai fakultas atau departemen (Nawawi 1989 : 68).

Program tinggi sebagai bagian dari sistem pendidkan nasional mempunyai tujuan umum sebagai mana yang tercantum dalam peraturan pemerintah No. 30 tahun 1990 sebagai berikut:

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau preposianal yang dapat menerapkan mengembangkan dan atau penerapkan ilmu pengetahuan, tehnologi dan atau kesenian.

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, tehnologi dan atau kesenian serta mengupayakan pengguanaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat memperkaya kebudayaan nasional ( Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1996 : 1 ).

Dengan tujuan tersebut, dapat di megerti bahwa kebutuhan masyarakat seperti tercermin di dalam pembangunan nasional yaitu tersedianya tenaga ahli dan tenaga terampil dengan tingkat dan jenis kemampuan yang sangat beragam, oleh karena itu mahasiswa sebagai peserta didik dan generasi muda yang mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional, senantiasa perlu dibimbing dan di kembangkan seoptimal mungkin, sementara itu perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal disertai tugas dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, Dengan demikian, maka pengembangan mahasiswa diperguruan tinggi di laksanakan melalui jalur ekstra kutikuler dan eksfrakurikuler dalam upaya mewujudkan tujuan nasional tersebut.

C. Strategi Penanggulangan Pendidikan

1. Pengertian Pengembangan Pendidikan

Untuk memberikan pengertian yang jelas tentang strategi pengembangan maka terlebih akan diuraikan mengenai strategi dan pengertian pengembangan.

Sebagaimana yang di jelaskan dalam buku yang berjudul metodik khusus pendidikan agama. bahwa strategi adalah Ilmu siasat perang ; siasat perang ; akal atau tipu muslihat untuk mencapai suatu maksud dann tujuan yang telah direncanakan (Ali, 2005 : 462).

Sedangkan pengembangan adalah suatu proses atau cara cara perbuatan atau mengembangkan (Mendikbud, 1991 : 473)

Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa yang dimaksud dengan strategi pengembangan adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak dengan tujuan mengembangkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan atau direncanakan.

2. Strategi Pengembangan Pendidikan

a. Melalui Dawah Islamiyah

Sebagaimana dijelaskan Hafi Anshori yang mengutip Hasyim (2002:11) menyatakan bahwa dawah yaitu mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islam yang terlebih dahulu diyakini dan diamalkan oleh pendawah sendiri. Tujuan dawah islamiyah yaitu membentangkan jalan Allah di atas bumi agar dilalui ummat manusia.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa yang dimaksud dengan dakwah mengajak atau menyuruh bahkan memindahkan dari perbuatan yang menuju kemungkaran dari keadaan mundur menuju keadaan yang lebih maju, merubah orang-orang jahat menjadi sholeh, yang masiat menjadi manfaat.

Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa strategi pengembangan pendidikan agama Islam melalalui dakwah Islamiyah adalah upaya dilakukan dalam bertindak untuk menyeru atau mengajak ummat manusia sesuai dengan ajaran Islam untuk mencapai kesejahtraan hidup ummat manusia yang terus bersandarkan kepada dasar ajaran Islam itu sendiri dimana dasar pokok landasan Islam itu adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul.

Pelaksanaan pengembangan agama Islam melalui dakwah tersebut, menyangkut juga komunikasi antara sesama manusia dalam masyarakat, maka perlu juga memperhatikan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Sehingga pelaksanaan pengembangan agama Islam tidak banyak menghadapi hambatan.

b. Melalui Kegiatan Pengajian

Allah Swt memberikan uatu keistimewaan bagi ummat Islami yaitu diangkatnya mereka pada hari kiamat sebagai saksi atas umat sebelumnya hal ini disebabkan tugas untuk menjadi khalifah yang Allah amanatkan yaitu misi menyampaikan perintah (pengajian) yang maruf (baik) dann mencegah setiap yang dilarang ini merupakan tanggung jawab yang amat prinsip dalam tradisi sebuah yang didalamnya mengandung nasehat dan bimbingan.

Bentuk-bentuk pengajian yang dilakukan masyarakat dalam pengembangan dan pembinaan keyakinan, pelaksanaan ibadah melalui prilaku yang baik adalah :

1. Kegiatan Baca sholawat

Bacaan Sholawat adalah sunnah yang ditunjukkan kepada Nabi Muhammad Saw. Kegiatan sholawat merupakan kegiatan yang dilakukan Bapak/Ibu dalam kegiatan pengajian guna meningkatkan pemahaman pada agama Islam dan menjalankan perintah Allah dan Rasulnya.

Hal ini sebagaimana perintah Allah yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 56 sebagai berikut :

( ((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((( (((((((( (((((((((((( (((((((((( ((((

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (Depag RI, 1999 : 289).

2. Kegiatan Membaca Yasinan

Yasin yaitu surat dalam al-Quran yang biasa dibaca pada acara selamatan orang meninggal sedangkan Yasinan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan orang mumin guna untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Sesudah huruf-huruf tersebut Allah bersumpah dengan al-Quran bahwa Muhammad adalah seorang yang akan memberikan peringatan, disisi lain surat Yasin memiliki keistimewaan dan khasiat dan hati Al-Quran terdapat pada surat Yasin.

3. Kegiatan Tahlilal

Adapun Tahlilal adalah merupakan suatu rangkaian kalimat, taibah yang dibaca oleh Bapak-bapak muslimin setiap malam jumat dengan cara berjamaah dalam hal ini tahlilal dann jenis bacaan zikir kepada Allah adalah dengan mengucapkan kalimat Lailahaillaah. Sebagaimana diterangkan dalam al-Quran Surat al-Ahzab ayat 41 sebagai berikut :

((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((( ((((((( (((((((( ((((

Artinya : Hai orang-orang yang beriman berzikirlah dengan menyebut nama Allah. Zikir yang sebanyak-banyaknya. (Depag RI, 1999 : 678).

4. Kegiatan Ceramah Agama

Ceramah disini merupakan penyampaian pesan keagamaan yang dilakukan dalam rangka menambah wawasan kepada kegiatan Bapak-bapak muslimin dan Ibu-ibu muslimat dengan untuk mendorong muslimat agar bertanbah wawasan keagamaan dengan harapat dapat berbuat kebajikan dan bisa mengembangkannya di tempat yang lain (Mendikbud, 1991:476-478)D. Anak Didik Sebagai Pokok Persoalan Dalam Pendidikan

Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seorang atau kelompok orang yang menjadikan kegiatan pendidikan. Anak didik adalah manusia yang mempunyai akal yang memiliki peranan yang sangat penting dalam intraksi edukatif. Ia dijadikan sebagai pokok persoalan dalam semua kegiatan pendidikan dan pengajaran menempati posisi yang menetukan dalam intraksi edukatif. Guru atau seorang pendidik tidak memiliki arti apa-apa tanpa kehadiran anak didik, sebagai subyek pembinaan anak didik memiliki potensi akal untuk dijaduikan kekuatan agar menjadi manusia susila yang terampil dan cakap.

Sebagai manusia yang berpotensi, maka dalam diri anak didik ada satu daya yang dapat tumbuh dan berkembang disepanjang usianya. Potensi anak didik sebagai daya yang tersedia, sedang pendidikan adalah sebagai alat untuk mengembangkannya, maka anak didik merupakan komponen inti dari intraksi edukatif.

Intraksi edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru dan murid secara aktif yang didalamnya terkandung untur mendidik dan mendidik (Titraraharja, 2000:31).

Pada umumnya sikap dan keperibadian anak didik ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilalui sejak masih kecil karena itu pendidikan merupakan suatu kebutuhan hidup dan ketuntunan dalam kejiwaan.

Seorang pendidik harus memahami karaktristik peserta didik agar dalam intraksi edukatif dapat berjalan secara kondusif.

Perbedaan individu anak didik menurut Mendikbud, (1991:439) dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu :

1. Perbedaan biologis yaitu perbedaan individu itu sendiri dalam hal baik itu jenis kelamin, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, maupun hal-hal yang menyangkut kesehatan

2. Perbedaan intlektual yaitu merupakan daya untuk menyelesaikan diri secara mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahan-bahan pikiran yang ada

3. Perbedaan psikologis yaitu perbedaan kejiwaan dari masing-masing anak didik. Pemahaman terhadap perbedaan psikologis anak didik merupakan strategi yang ampuh untuk mendukung keberhasilan kegiatan intraksi edukatif

Kerena anak didik merupakan pokok persoalan maka seorang pendidik harus betul-betul mampu sebagai seorang pendidik agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat di capai. Karaktristik anak didik akan terbentuk sesuai pendidikan yang diterima baik itu dari orang tua, sekolah maupun masyarakat masing-masing lingkungan tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda pada proses pembentukan keperibadian individu.

BAB IIMETODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dengan memahami dan menganalisis permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini penulis memakai penelitian kualitatif yang lebih banyak menggunakan logika serta penjelasan-penjelasan serta data-data dari sumber yang diteliti di lapangan.

Jenis penelitian ini bersifat etnometodologi yaitu metode pengumpulan data dengan menunjuk pada mata pelajaran yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis akan meneliti permasalahan-permasalahan. Menurut Bagdan dan Taylor dalam Lexy Moleong Mendefinisikan Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dari orang yang dapat diamati. Sedangkan Kirk dan Muller mendefinisikan bahwa Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental yang bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tertentu dalam bahasanya dan peristilahannya (Moleong, Lexy, 2005 : 4).

Dari dua pengertian di atas, penulis dapat memahami bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan yang berdasarkan pada penjelasan dan data-data yang diambil langsung dari obyek penelitian secara menyeluruh.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan alasan pertama, metode kualitatif lebih mudah mengadakan penelitian yang hanya berbentuk penjelasan dan data-data. Kedua, metode ini lebih mudah menyajikan hasil penelitian secara langsung antara peneliti dengan responden. Dan ketiga, metode ini lebih peka terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

B. Kehadiran Peneliti

Jika diperhatikan secara seksama dan diteliti tentang makna dan arti penelitian ilmiah yang diselenggarakan secara terencana terprogram dan terarah maka kegiatan penelitian akan dapat berlansung apabila da pelaku penelitian tersebut yang sering disebut peneliti. Tanpa adanya peneliti, kegiatan penelitian tidak mungkin terjadi sebab antara peneliti dengan kegiatan penelitian itu bagaikan mata uang bermuka dua satu sisi sangat sulit dipisahkan.

Berangkat dari pembahasan di atas dapatlah dipahami bahwa dalam kegiatan penelitian, kehadiran peneliti mutlak diperlukan dan bukanlah penelitian namanya bila penelitiannya tidak hadir. Namun yang jadi permasalahan disini adalah peneliti hadir di lapangan dalam bentuk kapasitas apa. Secara umum dan pasti peneliti hadir dilokasi penelitian kapasitasnya sebagai peneliti yang bertugas meneliti untuk pengumpulan data, pengamat dan pewancara sebagai suatu proses pengumpulan data.

Sebagai pengumpul data penulis secara maksimal berupaya untuk mengumpulkan data di lapangan sesuai dengan keperluan dan topik penelitian. Dalam pengumpulan data ini penulis secara cermat meneliti data yang hendak dikumpulkan dan berusaha pula memahami latar belakang data tersebut, kemudian dicatat secara sistematis agartidak terlupakan disamping untuk mempermudah dalam mengidentifikasikannya dan mengklasifikasikannya.

Sebagai pengamat penulis berupaya mengamati berbagai fenomena data yang berkembang dilapangan secara serius penuh kewaspadaan, sehingga apa yang diamati tidak diragukan kebenarannya. Untuk mengamati data yang diteliti, penulis secara langsung mengamatinya dengan indra sendiri lalu mencatatnya dengan sistematis sebagai bahan kajian dalam analisis data.

Sebagai pewancara penulis terjun kelapangan dengan sederetan yang erat hubungannya dengan pokok masalah yang hendak diteliti sebagai suatu instrumen peneliti. Dengan sederetan pertayaan inilah peneliti berkomunikasi dengan responden (sumber data) di lapangan melalui dialog atau perbincangan tatap muka (faceto face). Dari hasil dialog dan perbincangan inilah peneliti banyak memperoleh data yang perlu di kembangkan dicatata sebagai fakta konkrit yang perlu di pertanggung jawabkan kebenarannya.

Dalam pelaksanaan wawancara ini penulis mempersiapkan alat Bantu yang dapat membantu, mendukung dan menopang kelancaran penelitian yang dilaksanakan yaitu berupa instrumen yang dimuat dalam sederetan pertayaan.

Kehadiran peneliti dalam suatu penelitian mutlak diperlukan data yang diperoleh tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga penelitian tersebut hanya rekayasa belaka.

Tujuan pokok kehadiran peneliti dalam suatu penelitian adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal yang diteliti.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam memperoleh data antara lain :

1 Penelitian mencatat data yang diperoleh sesuai dengan obyek yang diteliti seperti, dokumen-dokumen yang diperlukan

2 Peneliti mengadakan observasi terhadap lokasi penelitian dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

C. Data dan Sumber Data

Mempelajari pendapat Loflan dan Loflan di atas dapatlah dipahami bahwa sumber data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu : sumber data utama berupa kata-kata dann tindakan, kemudian sumber data tambahan (pelengkap) berupa dokumen, foto dan lain-lain.

Dalam penelitian yang diselenggarakan penulis di lapangan di tetapkan sumber data yang di pergunakan berupa manusia dan sikap tindakannya disamping benda-benda yang ada (fasilitas) yang memungkinkan untuk dapat dijadikan fakta kebenaran, juga dokumen serta foto-foto kegiatan yang ada relevensinya dengan topik penelitian.

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data di peroleh, apabila peneliti menggunakan kuisioer atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertayaan-pertayaan peneiti bayak pertayaan tertulis maupun lisan. Menurut Lofland dan Lofland menyebutkan Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan yang selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Moleong, Lexy, 2005 :157) Pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam data-data dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statsitik.

Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh Arikunto Suharsimi, 2002 : 107)

Dari dua pengertian di atas, peneliti dapat memahami bahwa sumber data sangat menentukan sekali sempurnanya suatu penelitian dengan cara mewawancarai para responden dan melihat dokumen yang terkait dengan penelitian yang penulis teliti.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Sebelum penulis mengadakan observasi kelapangan yang menjadi obyek penelitia, penulis membuat proposal penelitian dalam bentuk kerangka acuan yang memuat garis-garis besar program penelitian dan proposal ini dijadikan pegangan dan panduan dalam penyelenggaraan penelitian dengan adanya proposal ini akan berfungsi sebagai instrumen penelitian, diharapkan penelitian berjalan lancara dan data yang diperoleh yalid untuk dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Metode Pengumpulan Data dalam suatu penelitian merupakan pekerjaan yang paling penting dan utama. Oleh karena itu, peneliti dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan harus menggunakan tekhnik atau metode. Adapun metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data-data antara lain :

1. Metode Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektip adalah melengkapai dengan cara format atau belangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang di gambarkan akan terjadi.

Menurut Margono Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian .

2. Metode Dokumentasi

Tidak kalah penting dari meto-metode lain, adalah metode dokumen tasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrif, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Dalam pengumpulan data, metode dokumentasi sangatlah penting sekali. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2002 : 206).

3. Metode Interview

Metode interview adalah merupakan nsuatu teknik pengumpulan data yang diselenggarakan dengan system doalog, pembincangan atau tanyak jawab antara sipeneliti dengan responden atau sumber data yang ada dilapangan penelitian. Interview sering juga disebut dengan tanyak jawab atau wawancara. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto dalam bukunya : Prosedur penelitian mengatakan : interview yang sering di sebut juga wawancara atau kuisioner lisan adalah sebuah idialog yang dilakukan pewawancara (intervioew) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interview) (Suharsimi, 2002 : 207).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa interview merupakan suatu langkah atau teknik pengumpulan data yang di selenggarakan dengan cara perbincangan atau dialog secara face to face (tatap muka) antara si penelitia dengan sumber data.

Dalam penelitian ini penulis mempergunakan interview bebas terpimpin yaitu perpaduan atau kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.

Yang dimaksud dengan interview bebas adalah suatu interview yang diselenggarakan dengan bebas artinya pewawancara (interview) dengan bebas menanyakan sesuatu data pada responden tanpa membawa panduan tetapi tetap dalam koridor data yang hendak di kumpulkan, walau demikian sipeneliti tetap terikat dan terkendali dengan maksud dan tujuan penelitian yang diselenggarakan. Adapun yang di maksud dengan individu terpimpin adalah suatu interview yang diselenggarakan dengan selalu mengaku kepada pedoman yang tersedia dalam ini proposal atau kerangka acuan yang telah dipersipakan sedemikian rupa tegasnya interview terpimpin adalah interview yang diselenggarakan berdasarkan kerangka acuan (proposal) selaku instrumen penelitian yang memuat garis-garis besar program penelitian dan berbentu sederetan pertayaan yang sangat erat hubungannya dengan jenis data yang hendak dikumpulkan atau situasi dan kondisi obyektif lokasi penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya menjelaskan bahwa, disamping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data, dengan metode interview penelit harusmeikirkan tentang pelaksanaanya. Memberikan angket kepada responden dan menghendaki jawaban tertulis, lebih mudah jika dibandingkan dengan mengorek jawaban responden. (Suharsimi, 2002 : 208).

Dengan demikian metode interview atau wawancara adalah Alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab sacara lisan pula.

E. Analisa Data

Menurut Bagdan dan Taylor dalam bukunya Moleong (2002 : 103) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menentukan tema dan merumuskan hipotesis (Ide) berdasarkan data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.

Setelah memperoleh data yang valid, kemudian dianalisis dengan tiga cara, yaitu :

1. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

a. Memeriksa kembali data yang di peroleh, apakah data tersebut dapat di pertanggung jawabkan atau tidak.

b. Memeriksa kelengkapan data, yaitu mengecek data-data yang telah di kumpulkan dari lokasi penelitian serta meneliti data-data yang di butuhkan dalam penelitian.

2. Tabulasi data (pengelompokan)

Dalam hal ini, data yang di kelompokkan sesuai dengan variabel-variabel yang telah di kumpulkan di lapangan.

Penerapan data sesuai dengan pendekatan ilmiah pengolahan data yang telah di peroleh dengan menggunakan aturan-aturan yang ada sesuai dengan metode penelitian yang di gunakan. Dalam penerapan data ini, mengacu pada metode poenelitian kualitatif yang mana data di maksud akan di sajikan pada bab selanjutnya.F. Pengecakan Keabsahan Data

Tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data yang valid, akurat, dan otentik hingga memiliki kredibilitas yang tinggi untuk dapat dipelihara dan dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk absahnya suatu data diperlukan usaha-usaha maksimal atau kegiatan-kegiatan tertentu guna menguji kevalidan data yang ada, sehingga diktahui secara sungguh-sungguh latar belakang data tresbut sekalgus ketahanan dan keampuhannya. Suatu data dipandang abash bila data dimaksud telah diperikasa keampuhan data ketahanannya berdasarkan tekhnik pemeriksaan yang dilandasi dengan kriteria tertentu, kriteria tersebut menurut Laxy Moleong dibedakan menjadi 4 kriteria yaitu: derajat kepercayaan (creadibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (compirmability).Kriteria akan memberikan kepastian tentang keabsahan data yang diperoleh di lapangan untuk dapat disajikan dalam suatu landasan ilmiah. Dalam rangka menguji dan membentuk keabsahan data yang disajikan dalam bahasan ini, penulis melakukan beberapa kegiatan yang erat hubungannya dengan pemeriksaan dan cheking data guna melihat keampuhan dan ketahanannya.

Keabsahan data bertujuan untuk membuktikan apakah yang diamati, oleh penulis sendiri sesuai dengan kenyataan di lapangan ataukah tidak. Sebagaimana yang dikatakan Moleong ada beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu :

1. Perpanjang keikutsertaan

2. Ketekunan pengamatan

3. Triangulasi. (Moleong, Lexy, 2005 : 327).

Dalam penelitian ini, penulis hanya memakai tiga diantara langkah pemeriksaan keabsahan data yaitu :

1. Perpanjang keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan bertujuan untuk menguji ketidak benaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi (pemutar balikan suatu kenyataan yang ada) baik dari diri sendiri maupun dari responden (Moleong, 2002 : 176).

2. Kekuatan pengamatan

Keikutsertaan pengamatan bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif ketekunan pengamatan sangat menentukan derajat kepercayaan data yang diperoleh.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2002 : 178).

BAB IV

PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Bagekpapan1. Sejaran Berdirinya Desa BagekpapanDesa Bagekpapan merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Pringgabaya yang dibentuk pada tahun 1870 dan memiliki 9 kepala dusun sampai sekarang

Desa Bagekpapan terletak pada ketinggian 55 meter dari permukaan laut dengan batasan-batasan wilayah :

a. Sebelah Utara

: Desa Batuyang

b. Sebelah Selatan

: Desa Labuhan Haji/Karleko

c. Sebelah Timur

: Desa Pohgading

d. Sebelah Barat

: Desa Bagik Papan

Desa Bagekpapan mempunyai 10 wilayah kekadusan antar lain:

1. Dusun Bagek Papan2. Dusun Bampak3. Dusun Tontong Suit4. Dusun Benyer Daya5. Dusun Benyer Lauk6. Dusun Dsn. Tapen Daya7. Dusun Dsn tapen Lauk8. Dusun Tegaron9. Dusun Temanjor (Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010) 2. Topografi Tingkat Kemiskinan Masyarakat Desa BagekpapanBerdasarkan hasil diskusi terpokus dengan masyarakat diperoleh informasi dari masyarakat bahwa ada 3 katagori tingkat kesejahtraan rumah tangga berdasarkan indicator setempat yang telah disepakati, yaitu rumah tangga dengan kata gori miskin, sedang, dan kaya, adapun indicator dari masing-masing tingkatan kesejahtraan yang telah disepakati adalah sebagai berikut (berdasarkan kesepakatan yang telkah dilakukan pada waktu FGD di masyarakat :Tabel 1

Tingkat Kemiskinan Masyarakat Desa Bagekpapan

KriteriaSugih/kayaSedangMelarat/miskin

Pemilikan lahan

Kemampuan Menyeko-

lahkan anak

Pemilik ternak

Kondisi rumah

Kendaraan

Pendapatan perbulan1 Ha

Lulus PT

8 ekor

Atap genteng

Puya motor sendiri tidak keridit

500.000/bulan Ha

SLTA

1 ekor

Semen

Motor kredit

200 rb/BulanTidak Puya

SD/SMP

Tidak Ada

Alang-Alang

Tidak Ada

Tidak Tetap

(Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010)

Bahasa sugih, sedang dann melarat disesuaikan dengan kesepakatan yang ada di masyarakat.

3. Struktur Organisasi Pemerintah Desa BagekpapanStruktur pemerintahan Desa Bagekpapan terdiri atas Kepala Desa, sekretaris desa, 5 Kepala Urusan dan 9 Kepala Dusun dengan rincian :

1. Kepala Desa

:

2. Sekretris Desa

:

3. Kaur Pemerintahan

:

4. Kaur Pembangunan

:

5. Kaur Kesra

:

6. Kaur Keuangan

: 7. Kaur Umum

: Muhimmah (Sumber : Data keadaan Desa Organisasi Pemerintahan Desa 30 Juni 2010) 4. Pemerintah Desa dan Kelembagaan Masyarakat

Lembaga yang ada di Desa merupakan mediator bagi masyarakat dan pemerintah desa untuk menunjang program yang ada serta mampu menyembatani setiap permasalahan yang ada di masyarakat, Lembaga yang ada di Desa Bagekpapan sampai saat ini masih berada di bawah kordinasi pemerintah desa. Adapun kelembagaan yang ada dapat dilihat dalam table sebagai berikut :Tabel 2

Pemerintah Desa dan Kelembagaan Masyarakat

NoPemerintah Desa dan Nama KelembagaanJumlah Anggota

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10Staf Desa

Sekdes

Kepala Dusun

LKMD

PKK

BPD

Karang Taruna

Kader Posyandu

P3A/ Pekaseh

Penghulu Desa/PPN6 orang

1 orang

9 orang

15 orang

25 orang

11 orang

1 orang

10 orang

6 orang

6 orang

(Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010)

5. Jumlah Penduduk Desa BagekpapanPenduduk merupakan unsur yang sangat penting dalam kemajuan dan perkembangan suatu desa. Penduduk yang terlalu padat atau terlalu jarang akan sangat menghambat pembangunan desa dan bahkan sering menimbulkan masalah sosial yang cukup komplek. Jumlah penduduk desa Bagekpapan dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat pada table berikut ini :Tabel 3

Distribusi Jumlah Penduduk Desa Bagekpapan masing-masing Dusun

Tahun 2009/2010.

NoNama DusunJumlah Penduduk

LakiPerempuan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

89Dusun Bagek PapanDusun BampakDusun Tontong SuitDusun Benyer DayaDusun Benyer LaukDusun Dsn. Tapen DayaDusun Dsn tapen LaukDusun Tegaron

Dusun Temanjor917449

389

699

448

628

480

280

5171294461

419

731

490

856

619

299

6022212910

808

1430

938

1484

1099

579

1119

Jumlah4807577110.579

(Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010)

Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa dusun yang mempunyai penduduk banyak adalah Dusun Bagek Papan dan yang terkecil adalah Gubuk Dusun Tenggaron. Sedangkan jumlah penduduk Desa Bagekpapan secara keseluruhan berjumlah 10.579 orang

6. Jumlah Penduduk Menurut Agama Dan Kepercayaan

Penduduk yang mendiami Desa Bagekpapan 10.579 jiwa dan seluruhnya beragama Islam. Penduduk tersebut mayoritas memiliki pemahaman yang sama dalam ajaran agama Islam, oleh karena itu, masyarakat Desa Bagekpapan tidak memilih berbagai macam aliran agama. Mereka hanya percaya dan berasumsi bahwa Allah-lah yang patut disembah dan agama yang diterima oleh Allah adalah agama Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4

Keadaan Agama dan Kepercayaan Masyarakat

Desa Bagekpapan

NoAgamaLaki-LakiPerempuanJumlah

1

Islam

4807577110.579

Jumlah4807577110.579

(Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010)Bersamaan dengan masalah agama, maka tidak terlepas dari sarana ibadah yang tersedia untuk menjalankan ibadah masing-masing agama. Untuk itu dapat dilihat pada table berikut :Tabel 5

Keadaan Sarana Dan Perasarana Ibadah Di Desa Bagekpapan

Tahun 2010NoTempat IbadahJumlah

1

2

Masjid

Santren/Mushollah

920

Jumlah29

(Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010)

Dari table di atas, jelas bahwa yang memiliki tempat ibadah hanya orang-orang yang beraga Islam, karena memang penduduk Desa Bagekpapan seluruhnya beragama Islam.

7. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sumber pendapat masyarakat Desa Bagekpapan mayoritas dari sektor pertanian mengingat desa ini memiliki lahan pertaniah yang cukup luas dan rata-rata pemilik lahan masyarakat setempat. Akan tetapi ada pula masyarakat Desa Bagekpapan yang berkerja di sektor lain seperti menjadi tukang kayu, tukang batu, guru swasta, pegawai negeri sipil dan sektor-sektor lain.

Mata pencaharian masyarakat desa Bagekpapan perlu dipaparkan dalam rangka mengetahui keadaan masyarakat setempat. Karena jenis pekerjaan akan mempengaruhi kondisi perekonomian masing-masing keluarga bersangkutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :Tabel 6

Keadaan penduduk Desa Bagekpapan Menurut mata Pencahariannya. Tahun 2010NoMata PencaharianJum

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10Buruh tani

Petani

Tukang Kayu

Guru swasta

Pedagang/wiraswasta

Pengerajin

PNS/TNI/POLRI

Montir/sopirKaryawan swasta

lain-lain230026138265216802647259189

(Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010)Dari table diatas dapat diketahui penduduk Desa Bagekpapan menurut mata pencaharian sekitar 60 % dari jumlah penduduk Desa Bagekpapan Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sebagaian besar penduduk Desa Bagekpapan memiliki pencahariaan sehari-hari sebagai pekerja dalam bidang industri, sebagai petani dan buruh tani. Hal ini berarti bahwa taraf penghasilan individu cukup memadai. 8. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Bagekpapan rata-rata pendidikan dasar dan ada yang tidak tamat dan ada juga yang buta huruf. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini sebagai berikut :

Tabel 7

Keadaan Penduduk Desa Bagekpapan Dilihat dari Tigkat Pendidikan

Tahun 2010NoTingkat PendidikanJumlah guruJumlah sarana

1

2

3

45

TK/PAUD

SD/MI

MTs/SMP

MA/SMAPerguruan Tinggi250

2700

6332-2 unit

9 unit

3 unit

1 unit

-

(Sumber : Data keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010)

B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Putus Sekolah Di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya 1. Faktor Ekonomi

Menurut data yang peneliti himpun pada tanggal 7 juli 2010 bahwa tingkat pendapatan perkapita desa Bagekpapan tahun 2009 sebesar Rp. 926, 956, lebih kecil dari pendapatan penduduk kabupaten. Hal tersebut dapat dilihat karena desa Bagekpapan tergolong masyarakat desa tertinggal (MDT). (Wawancara Kepala Desa, 7 Juni 2010).

Setelah mengadakan wawancara dengan beberapa orang anak yang putus sekolah, rata-rata penyebabnya karena kurangnya ekonomi orang tua yang disebabkan karena tidak adanya pekerjaan yang tetap bagi orang tua, banyak orang tua yang memperoleh pendapatan dari hasil sebagai buruh tani, buruh dolog, pedagang kaki lima bahkan banyak yang mengantungkan hidupnya sebagi TKI ke luar negri seperti Malaysia, Saudi Arabia, Brunai dan lain- lain. Tapi hasil yang didapatkan hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari - hari apalagi dalam satu keluarga lebih dari 5 orang, malahan hasil yang diperoleh tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari.

Persoalan sebenarnya bukan anak-anak tetapi pada ekonomi orang tua atau keluarga yang terpuruk sehingga mengakibatkan orang tua melibatkan anak dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

Masalah anak-anak tidak sekolah dan putus sekolah cepat atau lambat akan menimbulkan masalah apabila tidak cepat ditanggulangi. Di desa Bagekpapan anak yang putus sekolah dalam waktu satu tahun ajaran baru sebanyak 20 orang dari semua tingkat pendidikan, baik itu SD, SLTP maupun SLTA. Apabila itu dibiarkan terus menerus akan menimbulkan akibat yang fatal, yaitu banyak yang akan menjadi pengangguran. Sehingga faktor ekonomi merupakan faktor utama penyebab anak putus sekolah (Obervasi keadaan Desa Bagekpapan 30 Juni 2010).2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah yaitu baik lingkungan pergaulan maupun lingkungan keluarga. Seorang anak yang biasa dalam kehidupan sehari-hari bergaul dengan anak yang tidak bersekolah maka anak tersebut pasti akan terpengaruh, begitu pula apabila lingkungan keluarga tempat tinggalnya adalah orang yang tidak-paham dengan pedidikan maka secara cepat atau lambat akan mempengaruhi anak tersebut, banyak dijumpai anak yang kesehariannya bergaul dengan anak-anak jalanan atau anak yang tidak bersekolah maka anak akan cepat terpengaruh dengan pergaulan tersebut.

3. Faktor Anak

Terkadang seorang anak berkeinginan untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi itu agak kurang, sehingga pada anak didik itu keinginan untuk mengenyam pendidikan tidak ada sama sekali. Apabila orang tua memang orang yang awam terhadap pendidikan maka keinginan anak itu untuk tidak bersekolah ia dukung sehingga anak bebas untuk melaksanakan kehendaknya padahal pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar (Wawancara Kepala Desa Bagekpapan 7 Juni 2010)

4. Faktor Kurangnya Motivasi dan pengawasan dari Orang Tua yang disebabkan karena tidak adanya pemahaman Orang Tua Terhadap Pendidikan

Di desa Bagekpapan kebanyakan para orang tua tidak pernah mengenyam pendidikan meskipun hanya pendidikan dasar, sehingga pemahaman terhadap pendidikan itu tidak ada sama sekali. Banyak orang tua yang tidak pernah memberikan motivasi dan pengawasan terhadap anak-anaknya. Seorang anak terkadang mengetahui bahwa kedua orang tuanya yang tidak atau sedikitpun mengetahui tentang pendidikan anaknya, sehingga dengan mudah ia membuat alasan yang tidak-tidak tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan contohnya seorang anak meminta uang untuk ini dan itu, karena tidak adanya pengetahuan dari oarng tua maka ia akan memberikan begitu saja kepada si anak, padahal uang itu hanya untuk bersenang -senang dan untuk membeli mainan. Tampa pengawasan dari orang tuanya akhirnya lama kelamaan karena terbiasa, maka anak tersebut menggunakan uang sekolah untuk main-main, gantian membayar uang sekolah si anak tidak mau minta pada siapa karena uang ini dan itu semuanya sudah, akhirnya berhenti. (Wawancara, 8 Juni 2010)

Karena pengawasan dan motivasi dari orang tua sangat penting artinya bagi seorang anak agar perjalanan pendidikan dapat berlansung dengan baik.C. Pihak-pihak Yang Terkait Terhadap Penanggulangan Anak Putus Sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya

Pada dasarnya semua orang mempunyai tanggung jawab terhadap penanggulangan anak putus sekoah, tetapi untuk lebih jelas orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap penanggulangan anak putus sekolah adalah:

1. Pemerintah

Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemerintah adalah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu Bupati, Camat dan kepala desa dan instansi terkait lainnya seperti BKBN, Departemen sosial, Depdikbud, Depkes dan lain-lain. Yang semuanya itu merupakan orang atau badan yang mempunyai tanggung jawab tehadap penanggulangan anak putus sekolah.

Di lingkungan Desa Bagekpapan yang bertanggung jawab tehadap penanggulangan anak putus sekolah yaitu kepala desa, para tokoh masyarakat, kemudian disampaikan kepada atasan sehingga secara bersama-sama akan menindak lanjuti upaya penanggulangan secara efektif dan efisien.

2. Tokoh Agama

Karena dalam agama masalah pendidikan adalah yang sangat penting maka tokoh agama juga sangat bertanggung jawab terhadap penanggulangan anak putus sekolah. Baik itu melalui memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan bagi para orang tua maupun bagi para anak-anak yang masih dalam usia pendidikan.

Di desa Bagekpapan tokoh agama sangat memegang peranan yang karena masyarakat kebanyakan masih sangat memegang itikat keagamaan yang kuat. Oleh karena itu para tokoh agama juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap penanggulangan anak putus sekolah.

3. Para Orang Tua

Orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya sehingga untuk menanggulangi anak putus sekolah ia harus berusaha memperbaiki ekonomi keluarganya sehingga ia dapat membiayai pendidikan anak-anknya. Upaya lain yang ia lakukan adalah dengan memberikan pengawasan sepenuhnya terhadap pendidikan anak-anaknya serta lebih meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan melalui mengikuti acara-acara majelis talim, maupun keaksaraan fungsional yang ada di PKBM yang dilaksanakan oleh pemerintah .D. Strategi Penanggulangan Anak Putus Sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya PKBM pusat kegiatan belajar masyarakat merupakan salah satu upaya penanggulangan anak putus sekolah di desa Bagekpapan yang dinamakan PKMB, merupakan program pendidikan luar sekolah yang sangat berguna dan bermamfaat dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat khususnya masyarakat yang kurang mampu atau dapat mengenyam pendidikan karma factor ekonomi :

1. Program paket A setara SD

Program ini dilaksanakan dengan prioritas kepada anak yang tidak sekolah atau yang putus sekolah dasar dalam usia wajib belajar (7-15 tahun). Kegiatan belajar dilaksanakan dalam kelompok belajar, yang satu kelompok terdiri dari 20 orang yang di bantu oleh seorang tutor /guru. Lama pendidikan minimal 3 tahun karena mulai belajar setara kelas 4 SD Pemerintah memberikan dana untuk penyelenggaraan Ujian Nasional (pehabtanas) serta Modul sebagai alat pembelajaran .Hasil ujian Nasional penyetaraan (pehabtanas) mempunyai efek sipil yang sama dengan lulusan SD dan dapat langsung melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi baik melalui jalur pendidikan sekolah (SLTP) maupun pendidikan luar sekolah (PLS) seperti ke program paket B yang di bina masyarakat, selama usianya memenuhi syarat untuk mengikuti program pada jenjang pendidikan tersebut. (Wawancara 9 Juni 2010).

Pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah warga belajar paket A yang ada di PKMB desa Bagekpapan sebanyak tiga kelompok 60 orang yang terdiri dari kelas 1V, V dan V1. Progrom ini merupakan upaya untuk penanggulangan anak putus sekolah setara SD, sejak berdirinya pada tahun 2005 hingga tahun 2009 ini telah berhasil meluluskan 60 orang lulusan.

2. Program Paket B setara SLTP

Program ini ditujukan kepada siswa lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SLTP dan siswa putus pembelajaran SLTP dengan prioritas pada anak-anak usia wajib belajar yang karena berbagai factor seperti ekonomi, sosial dan lain-lain tidak mampu melanjutkan atau mengikuti program persekolahan. Kegiatan belajar di laksanakan atau di selenggarakan dalam kelompok belajar, terdiri dari 40 orang dalam satu kelompok dibantu oleh 6 orang tutor atau guru. Lama pendidikan minimal 3 tahun apabila mulai dari setara kelas satu SLTP. Program ini merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi anak putus sekolah pada usia SLTP yang pada tahun 2009/2010 PKMB. (Wawancara 9 Juni 2010).

PKBM memiliki jumlah warga belajar / siswa sebanyak 75 orang yang terdiri dari kelas I, II, dan III, adapun pelajaran yang di berikan oleh tutor kepada warga belajar sama dengan pelajaran yang di berikan di sekolah formal Ijazah yang di dapat di PLS PKMB setara atau status sipilnya sama dengan pendidikan formal . Dapat di pakai kependidikan yang lebih tinggi yaitu SLTA atau paket C bagi yang tidak memiliki biaya atau karena faktor yang lain .

3. Program Paket C setara SLTA

PKMB di Desa Bagekpapan juga melaksanakan program paket C sebagai upaya penanggulangan anak putus sekolah yang ada di desa Bagekpapan yang di prioritaskan pada siswa lulusan SLTP yang tidak dapat melanjutkan ke SLTA karena berbagai paktor seperti faktor ekonomi. sosial dan lain-lain. Sama halnya dengan paket B. Paket C juga terdiri dari kelompok-kelompok yang satu kelompok terdiri dari 40 orang dan di Bantu oleh 6 orang tutor atau guru di dalam pelaksanaan pembelajaran. Program paket C baru dapat di laksanakan pada tahun 2008 oleh PKMB karena melihat begitu banyak anak yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Universitas ataupun perguruan tinggi tapi tidak dapat melanjutkan karena berbagai factor yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan. Lama pendidikan minimal 3 tahun apabila mulai dari setara kelas 1 SLTA. pada tahun 2009/2010 PKMB Desa Bagekpapan program paket C telah berhasil meluluskan 21 orang laki-laki tiga 30 orang permpuan untuk yang pertama kali dengan pendidikan di sekolah dengan megikuti rehabtanas penyetaraan hasil ujian nasional, yang di laksanakan bagi kelas 3 dan dapat di pakai untuk melanjutkan pendidikan ke lembaga formal atau sekolah dan perguruan tinggi yang di kehendaki.

4. Magang / Kursus

Upaya lain yang di programkan oleh PKMB dalam penangulangan anak putus sekolah yaitu program magang / kursus. Program ini dari kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 orang dan dibimbing oleh 2 orang tutor. PKMB pada tahun 2010 ini memiliki warga belajar sebayak 5 orang dan telah berhasil menamatkan 12 orang dari tahun 2009-2010 yang mana lulusan tersebut telah banyak yang bekerja baik itu usaha mandiri ataupun milik orang lain.adapun materi yang di pelajari pada program ini yaitu pengetahuan tentang berbagai keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.di antaranya keterampilan menjahit, membuat janur, pertukangan, membuat jajan / kue, keterampilan listrik dan lain-lain. Demikian srategi atau kiat, cara, tehnik dan upaya penanggulangan anak putus sekolah untuk meningkatkan sumber daya manusia terutama yang tidak dapatr melaksanakan atau meneruskan pendidikan hanya karna paktor ekonomi dan faktor yang lain. Semoga segala upaya yang dilaksanakan dapat terus berjalan dengan sempurna untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya di desa anjani dan bangsa Indonesia pada umumnya. DAFTAR NAMA SISWA YANG PUTUS SEKOLAH TAHUN 2009/2010

NONAMAPENDIDIKANKET

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20ABDUL HAFIZ SYAHRONI

AHMAD BAKRI

HARMAWAN

HENDRA JAYADI

M. SUHAINDI

ANTI WARA

DENI SULAENIENI MAULANA

FAHRUDIN

M. TAISIR

M. ZAINUDDIN

IRWAN PURNOMO

JUNAIDIKAMALUDINKASMI HAMZAH AKHAIRUN NASRIKOMALASARILIA FATMAWATI

M. KHAIRUL FAHMI

MAHMUDAHSD

SD

MI

MI

SMP

SMP

MTs

MTs

MTs

MA

MA

MA

MA

MA

MA

SMA

SMA

SMA

SMA

SMA

BAB V

KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Faktor-faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya yang terdiri dari :a. Faktor Ekonomi

b. Faktor Lingkungan

c. Faktor Anak

d. Faktor Kurangnya Motivasi dan pengawasan dari Orang Tua yang disebabkan karena tidak adanya pemahaman Orang Tua Terhadap Pendidikan

2. Pihak-pihak Yang Terkait Terhadap Penanggulangan Anak Putus Sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya diantaranya adalah :

a. Pemerintah

b. Tokoh Agama

c. Para Orang Tua

3. Strategi penanggulangan anak putus sekolah di Desa Bagekpapan Kecamatan Pringgabaya di mendirikan PKBM yang terdiri dari beberapa Program a. Program paket A setara SD

b. Program Paket B setara SLTP

c. Program Paket C setara SLTA

d. Magang / Kursus

B. Saran-saran

Untuk lebih memantapkan peranan dan untuk mencapai manusia yang berkualitas, terampil di Desa Bagekpapan perlu dilakukan dan diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mencapai manusia yang berkualitas, terampil dan mandiri di msa depan khususnya bagi masyarakat kurang mampu, maka keberadaan PKBM yang diselenggarakan oleh Desa Bagekpapan perlu dipertahankan baik secara yurids maupun administrative

2. Dalam rangka meningkatkan kinerja PKBM dan Desa Bagekpapan sangat perlu pembinaan kepada para pengelola, tutor, secara kualitatif dalam bentuk pelatihan, studi banding, permodalan dan lain sebagainya.

3. Kepada masyarakat supaya memanfaatkan dengan sebaik mungkin keberadaan PKBM untuk lebih meningkatkan kualitas seumber daya masyarakat baik di bidang pendidikan maupun dalam usaha meningkatkan perekonomian keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2002, Prosudur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Rineka Cipta

Azra Izyumardi. 1999. Pendidikan Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya

Ali Muhammad, 2005 Kamus lengkap Bahasa Indonesia Moderen, Pustaka Amani, Jakarta

Ali Bahresy Salim, 1987, Terjemah Riadussholihin, Jakarta

Abuddin Nata, 2003 (Manajemen Pendidikan), Jakarta Timur

Barnadib, 1982, Beberapa Hal Tentang Pendidikan, Studing, Yogyakarta

Depdikbud , 1996 (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Bandung, Balai Pustaka

Depdiknas, 2003, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, PPPG.

Depag RI, Al-Quran dan terjemah, Jakarta, Yayasan Penerbit Kitab Suci Al-Soekarno Soerjono, Sosiologi, Jakarta, (PT Raja Grafindo Persada) 1999

Herry Noer dan Suparta, 1999. Metodologi Pengajaran Agama Islam .Jakarta : Amissco

Marimba, 1962 Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Rineka Cipta

Margono, S. 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, Jakarta

Mendikbut, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka

Moleong, Lexy, 2005 Metodologi Penelitian nKualitatif, Bandung, Remaja Risda Karya

____________, 2002 Metodologi Penelitian nKualitatif, Bandung, Remaja Risda Karya

Nur Uhbiyati, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Pustaka Setia

Sunarya Winarno, 1988, Pengatar Penelitian Ilmu Dasar Metode Teknik Bandung

Suerjono, Suekanto, 1990 (Sosiologi suatu pengantara) Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada

Tafsir, Ahmad 1994, Metodologi Pengajaran Agama Islam, PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung

UUD RI, 45, 1989, Pustaka Agung Harapan, Surabaya

UUSPN No. 20 Tahun 2003.

Qodri Abdillah Azizy. 2002 (Dinamika Pesantren dan Madrasah) Pustaka Pelajar Offset

Zakiyah, 1982, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara

Zainal Syahminan, 1986, (Prinsip-prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam) Jakarta, Kalamukia

Zuhairini, Ghofir Abdul, Yusuf Selamet AS, 1977. (Metode khusus pendidikan agama. Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah) Malang, IAIN Sunan Ampel