Neural Network Implementation in Foreign Exchange Kurs Prediction

download Neural Network Implementation in Foreign Exchange Kurs Prediction

of 19

description

NEURAL NETWORKS IMPLEMENTATION

Transcript of Neural Network Implementation in Foreign Exchange Kurs Prediction

  • Neural Network Implementation in Foreign Exchange Kurs Prediction

    Dini Oktaviani Maru'ao

    Undergraduate Program, Faculty of Industrial Engineering, 2010

    Gunadarma University

    http://www.gunadarma.ac.id

    Keywords : Foreign currency exchange rate prediction, Neural Network, Bacpropagation

    Abstract

    Technology neural network system has been implemented in various applications,

    especially in terms of forecasting (forecasting), including backpropagation that can be applied to

    predict foreign exchange rates. There are two steps being taken in this backpropagation method

    of training and testing phases. In this network backpropagation algorithm is given a pair of

    pattern - a pattern that consists of the input pattern and desired pattern. When a pattern is given

    to the network, weights - weights modified to minimize the differences in the pattern of output

    and the desired pattern. This exercise is performed over and over - re-issued so that all the

    patterns the network can meet the desired pattern. The next stage is the testing stage. This stage

    begins by using the best weights obtained from the training phase to process the input data to

    produce the appropriate output. It is used to test whether the ANN can work well is that it can

    predict the pattern of data that has been drilled with a small error rate. From the test results using

    data from the monthly period in the training process the network can recognize input patterns are

    provided so entirely in accordance with the target. While testing with the use of data daily and

    weekly period that does not comply with the given target, it is because the network requires more

    data to identify patterns provided. As more data are trained, the better the network will recognize

    the pattern - a pattern so that the results more accurate predictions, but will be impacted by

    slowing the process of training.

  • Pendahuluan

    Setiap negara mempunyai mata uang

    sebagai alat tukar. Pertukaran barang dengan

    uang yang terjadi di dalam negeri tidak akan

    menimbulkan masalah mengingat nilai

    barang sudah disesuaikan dengan nilai uang

    yang berlaku. Masalah akan timbul jika

    barang berasal dari negara lain. Sehubungan

    dengan itu, perlu adanya mekanisme yang

    menyediakan akses untuk menukarkan mata

    uang asing sehingga pembayaran dari

    barang tersebut dapat diterima. Dengan kata

    lain dibutuhkan transaksi valuta asing untuk

    menukarkan mata uang antar negara (Cross

    1998).

    Bursa valuta asing atau foreign

    exchage market ( FX market ) adalah jenis

    pasar yang memperdagangkan mata uang

    suatu Negara terhadap mata uang negara

    lainnya. Harga yang dibentuk dipasar ini

    merupakan hasil dari permintaan ( demand )

    dan penawaran ( supply ) valas.

    Trader adalah salah satu elemen

    pelaku pasar valuta asing yang

    memanfaatkan fluktuasi nilai tukar mata

    uang tertentu untuk mendapatkan

    keuntungan. Untuk itu seorang trader harus

    menguasai metode yang akurat dalam

    memprediksi fluktuasi mata uang tertentu.

    Keakuratan prediksi akan menentukan

    keberhasilan seorang trader. Salah satu mata

    uang yang paling banyak diperdagangkan di

    bursa valuta internasional adalah Dolar

    Amerika Serikat. Terdapat dua pendekatan

    yang dipakai untk menganalisis pergerakan

    pasar yaitu analisis fundamental dan analisis

    teknikal.

    Peramalan merupakan suatu proses

    untuk memprediksi kejadian ataupun

    perubahan di masa yang akan datang. Dalam

    suatu proses kegiatan, proses peramalan ini

    merupakan awal dari suatu rangkaian

    kegiatan, dan sebagai titik tolak kegiatan

    berikutnya. Pemodelan time series seringkali

    dikaitkan dengan proses peramalan

    (forecasting) suatu nilai karakteristik

    tertentu pada periode kedepan, melakukan

    pengendalian suatu proses ataupun untuk

    mengenali pola perilaku sistem. Dengan

    mendeteksi pola dan kecenderungan data

    time series, kemudian memformulasikannya

    dalam suatu model, maka dapat digunakan

    untuk memprediksi data yang akan datang.

    Model dengan akurasi yang tinggi akan

    menyebabkan nilai prediksi cukup valid

    untuk digunakan sebagai pendukung dalam

    proses pengambilan keputusan.

    Salah satu metode peramalan yang

    berkembang saat ini adalah menggunakan

    Artificial Neural Network (ANN), dimana

    ANN telah menjadi objek penelitian yang

    menarik dan banyak digunakan untuk

    menyelesaikan masalah pada beberapa

    bidang kehidupan, salah satu diantaranya

    adalah untuk analisis data time series pada

    masalah Forecasting (Loh, 2003). Salah satu

    jaringan yang sering digunakan untuk

    prediksi data time series adalah

    Backpropagation neuron network. Dalam

    penulisan ini akan dibahas mengenai

    penggunaan jaringan saraf tiruan

    backpropagation untuk memprediksi kurs

    valuta asing.

    Berdasarkan uraian di atas, penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian dengan

    judul IMPLEMENTASI JARINGAN

    SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

    DALAM MEMPREDIKSI KURS

    VALUTA ASING

  • TINJAUAN PUSTAKA

    Valuta Asing

    Valuta asing dapat diartikan sebagai

    mata uang yang dikeluarkan dan digunakan

    sebagai alat pembayaran yang sah di negara

    alin. Didalam hukum ekonomi bila terdapat

    suatu barang dan keduanya bertemu maka

    akan terbentuk dua hal yaitu pasar dan

    harga. Begitu juga halnya dengan valuta

    asing, bila permintaan terhadap valuta

    tertentu bertemu dengan penawaran valut

    yang sama makan akan terbentuk pasar dan

    harga.

    Pasar valuta asing dapat diartikan

    tempat bertemunya penawaran dan

    permintaan valuta asing. Pasar valuta asing

    terdapat diseluruh dunia dan dilakukan

    mulai dari perorangan sampai pemerintah.

    Prediksi Kurs Valuta Asing

    Salah satu aktivitas penting yang

    dilakukan oleh para pelaku pasar dipasar

    valuta asing adalah melakukan analisis

    untuk memprediksi arah kurs valuta asing di

    masa mendatang. Prediksi kurs valuta asing

    ini sangatlah penting dilakukan mengingat

    dengan melakukan prediksi ini maka para

    pelaku pasar dapat menghindari kerugian

    dan bahkan memperoleh keuntungan dari

    pergerakan kurs valuta asing. Terdapat dua

    tipe analisis yang biasa dilakukan oleh para

    pelaku pasar dipasar valuta aing untuk

    memprediksi pergerakan kurs valuta asing di

    masa mendatang, yaitu analisis fundamental

    dan analisis teknikal.

    Analisis Fundamental

    Analisis fundamental adalah suatu

    metode untuk memprediksi arah pergerakan

    kurs valuta asing yang berdasarkan pada

    pengenalan dan pengukuran faktor faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta

    asing tersebut. Analisis fundamental

    berusaha mengindentifikasi faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pergerakan

    kurs valuta asing dan melakukan

    pengukuran terhadap faktor faktor tersebut untuk menentukan kurs valuta asing di masa

    mendatang. Adapun faktor faktor tersebut biasanya merupakan faktor fundamental

    ekonomi, politik, keuangan, dan lain lain.

    Analisis Teknikal

    Analisis teknikal merupakan suatu

    metode peramalan pergerakan harga dengan

    menggunakan informasi yang terkandung

    pada pergerakan harga di masa lalu. Analisis

    teknikal dapat juga diartikan sebagai suatu

    metode peramalan harag dengan

    menggunakan grafik. Saat ini analisis

    teknikal banyak digunakan oleh para pelaku

    pasar valuta asing dan merupakan salah satu

    alat analisis utama dipasar valuta asing.

    Flowchart

    Flowchart adalah penggambaran

    secara grafik dari langkah-langkah dan urut-

    urutan prosedur dari suatu program.

    Flowchart menolong analis dan programmer

    untuk memecahkan masalah kedalam

    segmen-segmen yang lebih kecil dan

    menolong dalam menganalisis alternatif-

    alternatif lain dalam pengoperasian.

    Flowchart biasanya mempermudah

    penyelesaian suatu masalah khususnya

    masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi

    lebih lanjut

    Flowchart terbagi atas lima jenis,

    yaitu :

    Flowchart Sistem (System Flowchart)

    Flowchart Paperwork / Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

  • Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)

    Flowchart Program (Program Flowchart)

    Flowchart Proses (Process Flowchart)

    Sejarah Jaringan Saraf Tiruan

    Jaringan syaraf tiruan telah

    dikembangkan sejak tahun 1940. Pada tahun

    1943 McCulloch dan W.H.Pitts

    memperkenalkan pemodelan matematis

    neuron. Tahun 1949, Hebb mencoba

    mengkaji proses belajar yang dilakukan oleh

    neuron. Teori ini dikenal sebagai Hebbian

    Law. Tahun 1958, Rosenblatt

    memperkenalkan konsep perseptron suatu

    jaringan yang terdiri dari beberapa lapisan

    yang saling berhubungan melalui umpan

    maju (feed foward). Konsep ini

    dimaksudkan untuk memberikan ilustrasi

    tentang dasar-dasar intelejensia secara

    umum. Hasil kerja Rosenblatt yang sangat

    penting adalah perceptron convergence

    theorem (tahun 1962) yang membuktikan

    bahwa bila setiap perseptron dapat memilah-

    milah dua buah pola yang berbeda maka

    siklus pelatihannya dapat dilakukan dalam

    jumlah yang terbatas.

    Pada tahun 1960 Widrow dan Hoff

    menemukan ADALINE (Adaptive Linear

    Neuruon). Alat ini dapat beradaptasi dan

    beroperasi secara linier. Penemuan ini telah

    memperlebar aplikasi jaringan syaraf tiruan

    tidak hanya untuk pemilihan pola, tetapi

    juga untuk pengiriman sinyal khususnya

    dalam bidang adaptive filtering. Tahun

    1969, Minsky dan Papert melontarkan suatu

    kritikan tentang kelemahan perseptronnya

    Rosenblatt di dalam memilah-milah pola

    yang tidak linier. Sejak saat itu penelitian di

    bidang jaringan syaraf tiruan telah

    mengalami masa vakum untuk kurang lebih

    satu dasawarsa.

    Tahun 1982, Hopfield telah

    memperluas aplikasi JST untuk

    memecahkan masalah-masalah optimasi.

    Hopfield telah berhasil memperhitungkan

    fungsi energi ke dalam jaringan syaraf yaitu

    agar jaringan memiliki kemampuan untuk

    mengingat atau memperhitungkan suatu

    obyek dengan obyek yang pernah dikenal

    atau diingat sebelumnya (associative

    memory). Konfigurasi jaringan yang

    demikian dikenal sebagai recurrent network.

    Salah satu aplikasinya adalah Travelling

    Salesman Problem (TSP).

    Pada tahun 1986 Rumelhart, Hinton

    dan William menciptakan suatu algoritma

    belajar yang dikenal sebagai propagasi balik

    (backpropagation). Bila algoritma ini

    diterapkan pada perseptron yang memiliki

    lapisan banyak (multi layer perceptron),

    maka dapat dibuktikan bahwa pemilahan

    pola-pola yang tidak linier dapat

    diselesaikan sehingga dapat mengatasi

    kritikan yang dilontarkan oleh Minsky dan

    Papert.

    Definisi Jaringan Saraf Tiruan

    Jaringan syaraf tiruan merupakan

    sistem pemroses informasi yang memiliki

    karakteristik mirip dengan jaringan syaraf

    biologi (Siang 2005:2). Menurut Sekarwati

    (2005:1), jaringan syaraf tiruan merupakan

    sistem komputasi yang didasarkan atas

    pemodelan sistem syaraf biologis (neurons)

    melalui pendekatan dari sifat-sifat

    komputasi biologis (biological

    computation). Menurut Subiyanto (2002:2),

    jaringan syaraf tiruan adalah membuat

    model sistem komputasi yang dapat

    menirukan cara kerja jaringan syaraf biologi.

    Menurut Siang (2005:2), jaringan

    syaraf tiruan dibentuk sebagai generalisasi

    model matematika dari jaringan syaraf

    biologi dengan asumsi sebagai berikut.

  • a. Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana (neurons).

    b. Sinyal dikirimkan diantara neuron-neuron melalui penghubung -

    penghubung.

    c. Penghubung antar neuron memiliki bobot yang akan memperkuat atau

    memperlemah sinyal

    d. Untuk menentukan keluaran (output), setiap neuron menggunakan

    fungsi aktivasi yang dikenakan pada

    penjumlahan masukan (input) yang

    diterima. Besarnya keluaran (output)

    ini selanjutnya dibandingkan dengan

    suatu batas ambang.

    Neuron adalah unit pemroses

    informasi yang menjadi dasar dalam

    pengoperasian jaringan syaraf tiruan (Siang

    2005:23). Neuron terdiri dari 3 elemen

    pembentuk sebagai berikut.

    a. Himpunan unit-unit yang dihubungkan dengan jalur koneksi.

    b. Suatu unit penjumlah yang akan menjumlahkan masukan-masukan

    sinyal yang sudah dikalikan dengan

    bobotnya.

    Fungsi aktivasi yang akan

    menentukan apakah sinyal dari input neuron

    akan diteruskan ke neuron lain ataukah tidak

    Arsitektur Jaringan ( Konfigurasi

    Jaringan )

    Berdasarkan arsitekturnya, model

    jaringan syaraf tiruan digolongkan menjadi:

    a. Jaringan Layar Tunggal (Single Layer Network)

    Pada jaringan ini, sekumpulan

    masukan neuron dihubungkan langsung

    dengan sekumpulan keluarannya. Sinyal

    mengalir searah dari layar (lapisan) masukan

    sampai layar (lapisan) keluaran.

    Setiap simpul dihubungkan dengan

    simpul lainnya yang berada diatasnya dan

    dibawahnya, tetapi tidak dengan simpul

    yang berada pada lapisan yang sama. Model

    yang masuk kategori ini antara lain :

    ADALINE, Hopfield, Perceptron, LVQ, dan

    lain-lain. Pada gambar 2.2 diperlihatkan

    arsitektur jaringan layar tunggal dengan n

    buah masukan (x1, x2,..., xn) dan m buah

    keluaran (y1, y2,..., ym)

    Gambar 2.6 Jaringan Layar Tunggal

    b. Jaringan Layar Jamak (Multiple Layer Network)

    Jaringan ini merupakan perluasan

    dari jaringan layar tunggal. Dalam jaringan

    ini, selain unit masukan dan keluaran, ada

    unit-unit lain (sering disebut layar

    tersembunyi). Dimungkinkan pula ada

    beberapa layar tersembunyi. Model yang

    termasuk kategori ini antara lain :

    MADALINE, backpropagation.

    Pada gambar 2.3 diperlihatkan

    jaringan dengan n buah unit masukan (x1,

    x2,..., xn), sebuah layar tersembunyi yang

    terdiri dari m buah unit (z1,z2,..., zm) dan 1

    buah unit keluaran.

  • Gambar 2.7 Jaringan Layar jamak

    c. Jaringan Reccurent

    Model jaringan reccurent (reccurent

    network) mirip dengan jaringan layar

    tunggal ataupun jamak. Hanya saja, ada

    simpul keluaran yanng memberikan sinyal

    pada unit masukan (sering disebut feedback

    loop). Dengan kata lain sinyal mengalir dua

    arah, yaitu maju dan mundur. Contoh :

    Hopfield network, Jordan network, Elmal

    network.

    Jaringan Saraf Tiruan

    Backpropagation

    Backpropagation merupakan model

    jaringan syaraf tiruan dengan layar jamak.

    Seperti halnya model jaringan syaraf tiruan

    lainnya, backpropagation melatih jaringan

    untuk mendapatkan keseimbangan antara

    kemampuan jaringan untuk mengenali pola

    yang digunakan selama pelatihan serta

    kemampuan jaringan untuk memberikan

    respon yang benar terhadap pola masukan

    yang serupa (tapi tidak sama) dengan pola

    yang dipakai selama pelatihan.

    a. Fungsi Aktivasi pada Backpropagation

    Dalam backpropagation, fungsi

    aktivasi yang dipakai harus

    memenuhi beberapa syarat sebagai

    berikut.

    1. Kontinu.

    2. Terdiferensial dengan mudah.

    3. Merupakan fungsi yang tidak turun.

    Salah satu fungsi yang memenuhi

    ketiga syarat tersebut sehingga sering

    dipakai adalah fungsi sigmoid biner yang

    memiliki range (0,1). Fungsi sigmoid biner

    didefinisikan sebagai berikut.

    Fungsi lain yang sering dipakai

    adalah fungsi sigmoid bipolar dengan range

    (-1,1) yang didefinisikan sebagai berikut.

    Fungsi sigmoid memiliki nilai

    maksimum 1. Untuk pola yang targetnya

    lebih dari 1, pola masukan dan keluaran

    harus terlebih dahulu ditransformasi

    sehingga semua polanya memiliki range

    yang sama seperti fungsi sigmoid yang

    dipakai.

    Alternatif lain adalah menggunakan

    fungsi aktivasi sigmoid hanya pada layar

    yang bukan layar keluaran. Pada layar

    keluaran, fungsi aktivasi yang dipakai

    adalah fungsi identitas f (x) = x .

    b. Pelatihan Backpropagation

    Pelatihan backpropagation meliputi 3

    fase. Fase pertama adalah fase maju. Pola

    masukan dihitung maju mulai dari layar

    masukan hingga layar keluaran

  • menggunakan fungsi aktivitasi yang

    ditentukan. Fase kedua adalah fase mundur.

    Selisih antara keluaran jaringan dengan

    target yang diinginkan merupakan kesalahan

    yang terjadi. Kesalahan tersebut

    dipropagation mundur, dimulai dari garis

    yang berhubungan langsung dengan unit unit di layar keluaran. Fase ketiga adalah

    modifikasi bobot untuk

    menurunkankeslahan yang terjadi.

    Pelatihan backpropagation meliputi

    3 fase sebagai berikut.

    1. Fase 1, yaitu propagasi maju.

    Selama propagasi maju, sinyal

    masukan ( = xi ) dipropagasikan ke

    layar tersembunyi menggunakan

    funsi aktivitasi yang ditentukan.

    Keluaran dari setiap unit layar

    tersembunyi (= zj ) tersebut

    selanjutnya dipropagasikan maju lagi

    ke layar tersembunyi di atasnya

    menggunakan fungsi aktivitas yang

    ditentukan. Demikian seterusnya

    hingga menghasilkan

    keluaranjaringan ( = yk ).

    Berikutnya, keluaran jaringan ( = yk

    ) dibandingkan dengan target yang

    harus dicapai ( = tk ). Selisih tk yk adalah kesalahan yang terjadi. Jika

    kesalahan ini lebih kecil dari batas

    toleransi yang ditentukan , maka

    iterasi dihentikan. Akan tetapi

    apabila kesalahan masih lebih besar

    dari batas toleransinya, maka bobot

    setiap garis dalam jaringan akan

    dimodifikasi untuk mengurangi

    kesalahan yang terjadi

    2. Fase 2, yaitu propagasi mundur.

    Berdasarkan keslahan tk yk, dihitung faktor k ( k = 1,2,...., m ) yang dipakai untuk mendistribusikan

    keslahan di unit yk ke semua unit

    tersembunyi yang terhubung

    langsung dengan yk. k juga dipakai untuk mengubah bobot garis yang

    berhubungan langsung dengan unit

    keluaran.

    Dengan cara yang sama, dihitung

    faktor j di setiap unit layar tersembunyi sebagai dasar perubahan

    bobot semua garis yang berasal dari

    unit tersembunyi di layar

    dibawahnya. Demikian seterusnya

    hingga semua faktor di unit tersembunyi yang berhubungan

    langsung dengan unit masukan

    dihitung.

    3. Fase 3, yaitu perubahan bobot.

    Setelah semua faktor dihitung, bobot semua garis dimodifikasi

    bersamman. Perubahan bobot suatu

    garis didasarkan atas faktor neuron dilayar atasnya. Sebagai contoh,

    perubahan bobot garis yang menuju

    ke layar keluaran didasarkan atas k yang ada di unit keluaran.

    Ketiga fase tersebut diulang ulang terus hingga kondisi penghentian

    dipenuhi. Umumnya kondisi

    penghentian yang sering dipakai

    adalah jumlah iterasi atau kesalahan.

    Iterasi akan dihentikan jika jumlah

    iterasi yang dilakukan sudah

    melebihi jumlah maksimum iterasi

    yang ditetapkan, atau jika kesalahan

    yang terjadi sudah lebih kecil dari

    batas toleransi yang diijinkan.

    Algoritma pelatihan untuk jaringan

    backpropagation dengan satu layar

    tersembunyi (dengan fungsi aktivasi

    sigmoid biner) adalah sebagai

    berikut.

    a. Langkah 0

    Inisialisasi semua bobot dengan

    bilangan acak kecil.

    b. Langkah 1

    Jika kondisi penghentian belum

    dipenuhi, lakukan langkah 2-8.

  • c. Langkah 2

    Untuk setiap pasang data pelatihan,

    lakukan langkah 3-8.

    d. Langkah 3 (langkah 3-5 merupakan fase 1)

    Tiap unit masukan menerima sinyal

    dan meneruskannya ke unit

    tersembunyi diatasnya.

    e. Langkah 4

    Hitung semua keluaran di unit

    tersembunyi zj (j = 1, 2,..., p).

    f. Langkah 5

    Hitung semua keluaran

    jaringan di unit keluaran yk (k = 1,

    2,...,m).

    g. Langkah 6 (langkah 6-7 merupakan fase 2)

    Hitung faktor unit keluaran berdasarkan kesalahan di

    setiap unit keluaran yk (k = 1,

    2,..., m).

    keluaran

    k merupakan unit kesalahan yang akan dipakai dalam

    perubahan bobot layar

    dibawahnya.

    Hitung perubahan bobot wkj

    dengan laju pemahaman .

    h. Langkah 7

    Hitung faktor unit tersembunyi berdasarkan

    kesalahan di setiap unit

    tersembunyi zj (j = 1, 2, ...,

    p).

    Faktor unit tersembunyi.

    Hitung suku perubahan bobot vji.

    i. Langkah 8 (fase 3)

    Hitung semua perubahan

    bobot. Perubahan bobot garis

    yang menuju ke unit

    keluaran, yaitu:

    Perubahan bobot garis yang menuju ke unit

    tersembunyi, yaitu:

  • Parameter merupakan laju pemahaman yang menentukan kecepatan

    iterasi. Nilai terletak antara 0 dan 1 (0 1). Semakin besar harga , semakin sedikit iterasi yang dipakai. Akan tetapi jika

    harga terlalu besar, maka akan merusak pola yang sudah benar sehingga pemahaman

    menjadi lambat. Satu siklus pelatihan yang

    melibatkan semua pola disebut epoch.

    Pemilihan bobot awal sangat

    mempengaruhi jaringan syaraf tiruan dalam

    mencapai minimum global (atau mungkin

    lokal saja) terhadap nilai error (kesalahan)

    dan cepat tidaknya proses pelatihan menuju

    kekonvergenan.

    Apabila bobot awal terlalu besar

    maka input (masukan) ke setiap lapisan

    tersembunyi atau lapisan output (keluaran)

    akan jatuh pada daerah dimana turunan

    fungsi sigmoidnya akan sangat kecil.

    Apabila bobot awal terlalu kecil, maka input

    (masukan) ke setiap lapisan tersembunyi

    atau lapisan output (keluaran) akan sangat

    kecil. Hal ini akan menyebabkan proses

    pelatihan berjalan sangat lambat. Biasanya

    bobot awal diinisialisasi secara random

    dengan nilai antara -0.5 sampai 0.5 (atau -1

    sampai 1 atau interval yang lainnya).

    Setelah pelatihan selesai dilakukan,

    jaringan dapat dipakai untuk pengenalan

    pola. Dalam hal ini, hanya propagasi maju

    (langkah 4 dan 5) saja yang dipakai untuk

    menentukan keluaran jaringan.

    Backpropagation dalam Peramalan

    Salah satu bidang dimana

    backpropagation dapat diaplikasikan dengan

    baik adalah bidang peramalan ( forecating ).

    Peramalan yang sering kita dengar adalah

    peramalan besarnya penjualan, nilai tukar

    valuta asing, prediksi besarnya aliran

    sungai,dll. Sebagai contoh, dalam penjualan

    barang, diketahui record data penjualan

    suatu produk beberapa bulan/tahun terakhir.

    Masalahnya adalah memperkirakan berapa

    perkiraan produk yang terjual dalam

    bulan/tahun yang akan datang.

    Secara umum, masalah peramalan

    dapat dinyatakan sebagai berikut :

    Diketahui sejumlah data runtun waktu (time

    series) x1, x2,..., xn. Masalahnya adalah

    memperkirakan berapa harga xn+1

    berdasarkan x1, x2,..., xn.

    Dengan backpropagation, record data

    dipakai sebagai data pelatihan untuk

    mencari bobot yang optimal. Untuk itu kita

    perlu menetpakan besarnya periode dimana

    data berfluktuasi. Periode ini kita tentukan

    secara intuitif. Misalkan pada data besarnya

    debit air sungai dengan data bulanan,

    periode data dapat diambil selama satu tahun

    karena pergantian musim terjadi selama satu

    tahun.

    Jumlah data dalam satu periode ini

    dipakai sebagai jumlah masukan dalam

    backpropagation. Sebagai targetnya diambil

    data bulan pertama setelah periode berakhir.

    Pada data bulanan dengan periode satu

    tahun, maka masukan backpropagation yang

    dipakai terdiri dari 12 masukan. Keluaran

    adalah 1 unit.

    Bagian tersulit adalah menetukan

    jumlah layar ( dan unitnya ). Tidak ada teori

    yang dengan pasti dapat dipakai. Tapi secara

    praktis dicoba jarinagn yang kecil terlebih

    dahulu ( misal terdiri dari 1 layar

    tersembunyi dengan beberapa unit saja ).

    Jika gagal ( kesalahan tidak tururn dalam

    epoch yang besar ), maka jaringan dipebesar

    dengan menambahkan unit tersembunyi atau

    bahkan menambah layar tersembunyi.

    Langkah-langkah membangun

    struktur jaringan untuk peramalan sebagai

    berikut:

    1. Pembagian Data

    Langkah pertama adalah pembagian data.

    Data dibagi menjadi data pelatihan dan

    pengujian. Beberapa komposisi data

  • pelatihan dan pengujian yang sering

    digunakan adalah sebagai berikut:

    (a) 80% untuk data pelatihan dan 20% untuk

    data pengujian.

    (b) 70% untuk data pelatihan dan 30 %

    untuk data pengujian.

    (c) 2 untuk data pelatihan dan 1 untuk data

    3 3

    pengujian.

    (d) 50% untuk data pelatihan dan 50 %

    untuk data pengujian.

    (e) 60% untuk data pelatihan dan 40 %

    untuk data pengujian.

    Aspek penbagian data harus

    ditekankan agar jaringan mendapat data

    pelatihan yang secukupnya dan data

    pengujian dapat menguji prestasi pelatihan

    yang dilakukan berdasarkan nilai MSE data

    pelatihan dan pengujian. Bilangan data yang

    kurang untuk proses pelatihan akan

    menyebabkan jaringan mungkin tidak dapat

    mempelajari taburan data dengan baik.

    Sebaliknya, data yang terlalu banyak untuk

    proses pelatihan akan melambatkan proses

    pemusatan (konvergensi). Masalah

    overtraining (data pelatihan yang

    berlebihan) akan menyebabkan jaringan

    cenderung untuk menghafal data yang

    dimasukkan daripada menggeneralisasi.

    2. Preprocessing/ Normalisasi

    Sebelum digunakan untuk proses

    pelatihan, perlu dilakukan penskalaan

    terhadap harga-harga input dan target

    sedemikian hingga data-data input dan target

    tersebut masuk dalam suatu range tertentu

    yang disebut preprocessing atau normalisasi

    data. Runtun data

    masukan dan target dinormalisasi dengan

    membawa data ke bentuk normal yang

    memiliki mean = 0 dan deviasi standar = 1,

    berdasarkan rumus:

    Nilai baru = [Nilai lama (rata-rata)]

    Deviasi standar

    Matlab menyediakan fungsi prestd

    untuk melakukan normalisasi, dengan

    syntax: [pn,meanp,stdp,tn,meant,stdt] =

    prestd(p,t)

    dengan p adalah matriks input pelatihan dan

    t adalah matriks target, yaitu nilai penutupan

    esok hari. Fungsi ini akan menghasilkan:

    pn : matriks input yang ternormalisasi

    (mean= 0, deviasi standar= 1)

    tn : matriks target yang ternormalisasi

    (mean= 0, deviasi standard= 1)

    meanp : mean pada matriks input asli (p)

    stdp : deviasi standar pada matriks input

    asli (p)

    meant: mean pada matriks target asli (t)

    stdt : deviasi standar pada matriks target asli

    (t)

    3. Perancangan Struktur Jaringan Yang

    Optimum

    Langkah selanjutnya adalah

    penentuan jumlah lapisan masukan (input),

    lapisan tersembunyi, dan jumlah lapisan

    keluaran yang akan digunakan dalam

    jaringan. Penggunaan jaringan dengan dua

    atau lebih lapisan tersembunyi dalam

    masalah peramalan kebanyakan tidak akan

    memberikan pengaruh yang sangat besar

    terhadap prestasi jaringan untuk melakukan

    peramalan. Selain itu akan melambatkan

    proses pelatihan yang disebabkan

    bertambahnya unit.

    4.Pemilihan Koefisien Pemahaman

    (learning rate) dan Momentum

    Pemilihan koefisien pemahaman dan

    momentum mempunyai peranan yang

    penting untuk struktur jaringan yang akan

    dibangun dan digunakan dalam peramalan,

    hasil keputusan yang kurang memuaskan

    dapat diperbaiki dengan penggunaan

    koefisien pemahaman dan momentum secara

    trial and error untuk mendapatkan nilai

  • bobot yang paling optimum agar MSE

    jaringan dapat diperbaiki.

    5.Postprocessing/ Denormalisasi

    Setelah proses pelatihan selesai,

    harga-harga ternormalisasi output jaringan

    harus dikembalikan (denormalisasi) ke harga

    aslinya untuk mendapatkan nilai output pada

    range yang sebenarnya. Matlab

    menyediakan fungsi poststd untuk

    melakukan denormalisasi, dengan syntax:

    [p,t]=poststd(pn,meanp,stdp,tn,meant,std

    t) dengan p dan t

    adalah matriks yang telah didenormalisasi.

    Apabila ada data input baru yang akan

    disimulasikan yaitu pada proses pengujian,

    data baru tersebut juga harus disesuaikan

    dengan mean dan deviasi standar dari

    jaringan. Matlab menyediakan fungsi trastd,

    dengan syntax:

    pnewn : trastd(pnew,minp,maxp);

    anew : sim(net,pnewn);

    a : poststd(anew,mint,maxt);

    fungsi diatas akan menghasilkan:

    pnewn : matriks input baru yang

    ternormalisasi sesuai dengan

    jaringan

    a : matriks output jaringan yang telah

    didenormalisasi

    7. Pemilihan Jaringan Optimum dan

    Penggunaannya untuk Peramalan

    Langkah-langkah

    pemilihan jaringan yang optimum sebagai

    berikut:

    a. Proses pelatihan dilakukan terhadap data pelatihan dengan struktur

    jaringan yang memiliki unit

    tersembunyi berbeda akan diproleh

    nilai MSE-nya. Jaringan dengan nilai

    MSE terendah dipilih sebagai

    jaringan yang optimum untuk

    digunakan dalam peramalan.

    b. Setelah proses pelatihan dilakukan proses pengujian terhadap data

    pengujian dan data yang ikut dilatih

    dengan struktur jaringan yang

    memiliki jumlah unit tersembunyi

    berbeda yang telah dilatih akan

    diperoleh nilai keluaran jaringan.

    Nilai error, SSE dan MSE masing-

    masing struktur jaringan dihitung.

    Proses pengujian dilakukan untuk

    menguji prestasi pelatihan dan

    sebagai pendukung bahwa jaringan

    terpilih sebagai jaringan yang tepat

    untuk model peramalan.

    c. Proses peramalan dilakukan dengan menggunakan jaringan terpilih.

    MATLAB

    MATLAB (Matrix Laboratory)

    adalah sebuah program untuk analisis dan

    komputasi numerik dan merupakan suatu

    bahasa pemrograman matematika lanjutan

    yang dibentuk dengan dasar pemikiran

    menggunkan sifat dan bentuk matriks. Pada

    awalnya, program ini merupakan interface

    untuk koleksi rutin-rutin numeric dari

    proyek LINPACK dan EISPACK, dan

    dikembangkan menggunkan bahasa

    FORTRAN namun sekarang merupakan

    produk komersial dari perusahaan

    Mathworks, Inc.yang dalam perkembangan

    selanjutnya dikembangkan menggunakan

    bahasa C++ dan assembler (utamanya untuk

    fungsi-fungsi dasar MATLAB).

    MATLAB telah berkembang

    menjadi sebuah environment pemrograman

    yang canggih yang berisi fungsi-fungsi

    built-in untuk melakukan tugas pengolahan

    sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi

    matematis lainnya. MATLAB juga berisi

    toolbox yang berisi fungsi-fungsi tambahan

    untuk aplikasi khusus . MATLAB bersifat

    extensible, dalam arti bahwa seorang

    pengguna dapat menulis fungsi baru untuk

  • ditambahkan pada library ketika fungsi-

    fungsi built-in yang tersedia tidak dapat

    melakukan tugas tertentu. Kemampuan

    pemrograman yang dibutuhkan tidak terlalu

    sulit bila Anda telah memiliki pengalaman

    dalam pemrograman bahasa lain seperti C,

    PASCAL, atau FORTRAN.

    MATLAB (MATrix LABoratory)

    yang merupakan bahasa pemrograman

    tingkat tinggi berbasis pada matriks sering

    digunakan untuk teknik komputasi numerik,

    yang digunakan untuk menyelesaikan

    masalah-masalah yang melibatkan operasi

    matematika elemen, matrik, optimasi,

    aproksimasi dll. Sehingga Matlab banyak

    digunakan pada :

    Matematika dan Komputansi

    Pengembangan dan Algoritma

    Pemrograman modeling, simulasi, dan pembuatan prototipe

    Analisa Data , eksplorasi dan visualisasi

    Analisis numerik dan statistik

    Pengembangan aplikasi teknik

    Perancangan dan Implementasi

    Pada bab ini akan membahas

    mengenai perancangan dan implementasi

    prediksi nilai tukar USD dengan AUD

    menggunakan jaringan saraf tiruan dengan

    metode backpropagation. Proses peramalan

    menggunakan metode backpropagation

    dibagi 4 proses, yaitu preprocessing, proses

    training backpropagation, proses peramalan

    dan postprocessing. Pada tahap

    preprocessing dilakukan penentuan periode

    input yang akan digunakan untuk training

    nanti. Pada tahap proses backpropagation ,

    data yang telah dinormalisasi akan

    mengalami proses learning sehingga

    didapatkan pola data. Pada tahap ketiga

    adalah proses peramalan, pada tahap ini nilai

    hasil training backpropagation akan

    diinputkan pada data input periode akhir

    untuk menghasilkan output peramalan.

    Selanjutnya output yang didapat dari hasil

    peramalan didenormalisasikan agar range

    data sesuai dengan data asli

    Diagram Alir Sistem ( Flowchart )

    Diagram alir sistem digunakan untuk

    menggambarkan langkah kerja sistem yang

    akan dibuat dan juga akan digunakan oleh

    penulis untuk menentukan langkah-langkah

    berikutnya.. Data yang digunakan adalah

    data sekunder dari harga kurs USD/AUD.

    Input data kurs ini berdasarkan pada

    variabel-variabel data harga pembukaan,

    harga penutupan, harga tertinggi, harga

    terendah, volume. Gambar 3.2 menunjukkan

    flowchart pelatihan jaringan syaraf tiruan

    untuk 1 arsitektur jaringan, untuk arsitektur

    yang lain caranya juga sama. Pelatihan

    dilakukan dengan data yang banyak yang

    bisa mewakili keadaan kurs yang terjadi.

  • Gambar 3.3 Flowchart program

    pengujian jaringan saraf tiruan

    Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam

    penelitian ini tidak diambil secara langsung

    dari lapangan tetapi diambil dari data yang

    telah ada (dicatat) pada sebuah website

    dukascopy.com yang menyediakan data

    histories perdagangan berbagai mata uang

    asing. Data yang digunakan dalam

    percobaan ini adalah data kurs mata uang

    Dollar Amerika (USD) dengan Dollar

    Australia (AUD) dari tanggal 1 Oktober

    2008 sampai 19 Oktober 2009.

    Perancangan Arsitektur Jaringan

    Arsitektur jaringan adalah jumlah

    layer dan neuron pada input, hidden dan

    output. Dalam permasalahan ini untuk

    memprediksi harga kurs USD terhadap

    AUD, diperlukan data dari pasar Foreign

    exchage market ( FX market ) atau pasar

    valas yang bergerak di bidang perdagangan

    mata uang asing, penulis memperoleh data

    dari situs dukascopy.com yang menyediakan

    data histories yang diperlukan penulis.

    Arsitektur jaringan terdiri dari input layer

    sejumlah 5 neuron, hidden layer sejumlah n

    neuron (n =10,11,1240), output layer terdiri dari 1 neuron yaitu harga penutupan

    kurs USD esok hari. Misal input layer

    sejumlah 5 neuron, hidden layer sejumlah 10

    neuron dan output layer terdiri dari 1 neuron

    maka arsitektur jaringan tersebut adalah 5-

    10-1. Gambar 3.4 menunjukkan arsitektur

    jaringan untuk peramalan nilai tukar mata

    uang asing menggunakan 1 layer input, 1

    hidden layer dan 1 output layer.

    mulai

    Load data pengujian

    Normalisasi data

    Ambil bobot terbaik

    Feedforward

    Denormalisasi data

    Tampilkan hasil

    prediksi

    selesai

  • Jumlah Sel Tersembunyi

    Hasil teoritis yang didapat

    menunjukkan bahwa jaringan dengan sebuah

    layer tersembunyi sudah cukup bagi

    backpropagation untuk menegnali

    sembarang perkawanan antara masukkan

    dan target dengan tingkat ketelitian yang

    ditentukan. Akan tetapi penambahan layer

    tersembunyi kadangkala membuat pelatihan

    lebih mudah.

    Jumlah layer tersembunyi dan

    jumlah selnya harus dicoba coba, dimulai dari yang kecil ( misal 2 sel).

    Penulis menggunakan satu layer

    tersembunyi, dan jumlah sel yang digunakan

    dicoba dari sel terkecil yaitu 2.

    Model Pelatihan

    Data-data inputan akan diproses

    menggunakan palatihan Artificial Neuron

    Network (ANN) dengan metode

    backpropagation. Input dari pelatihan ini

    adalah data data histories nilai tukar USD/AUD yang diakses melalui situs

    dukascopy.com . Sehingga Jaringan akan

    mempunyai 5 sel input yaitu nilai

    penutupan, nilai pembukaan, nilai tertinggi,

    nilai terendah, dan volume. Fungsi aktivasi

    atau pelatihan pada jaringan ini mempunyai

    2(dua) buah lapisan. Lapisan pertama pada

    fungsi aktivasi input memiliki 8 sel sel

    lapisan tersembunyi untuk data periode

    harian, mingguan dan bulanan, sedangkan

    lapisan terakhir yang merupakan fungsi

    aktivasi untuk output mempunyai 1 sel sel

    untuk semua periode data Pelatihan dengan

    metode ini menggunakan beberapa fungsi.

    Fungsi yang dipakai antara lain adalah

    sigmoid bipolar untuk lapisan tersembunyi

    dan purelin untuk lapisan output.

    Jaringan saraf tiruan ini juga

    menggunakan metode pelatihan yaitu

    algoritma gradien conjugate metode Polak -

    Ribiere yaitu traincgp .

    Analisis Hasil Pelatihan

    Dari hasil simulasi jaringan saraf

    tiruan untuk setiap inputan data berbeda beda. Dapat diambil kesimpulan adanya

    pengaruh learning rate, banyaknya data

    inputan.

    Learning rate yang digunakan untuk

    data harian dan mingguan adalah 0.5, proses

    epoch berhenti pada 8480 untuk data harian,

    2688 untuk data mingguan dan untuk data

    bulanan learning rate yang digunakan lebih

    besar yaitu 0.9, hasil proses epochs yang

    dihasilkan lebih kecil yaitu 67.

    Dari hasil diatas dapat diambil

    kesimpulan Penggunaaan learning rate

  • terlalu besar, semakin cepat pula proses

    pelatihan, akan tetapi jika learning rate

    terlalu besar, maka algoritma menjadi tidak

    stabil dan mencapai titik minimum local.

    Banyaknya inputan untuk lapisan

    input juga berpengaruh untuk keakuratan

    prediksi oleh jaringan saraf tiruan yang

    ditunjukkan oleh gambar grafik 4.8 , 4.5,

    dan 4.2. Hasil dari korelasi yang ditunjukkan

    dari ketiga data berbeda beda. Untuk data periode harian korelasi yang dihasilkan lebih

    kecil dari hasil data periode mingguan, dan

    korelasi yang hampir mendekati angka 1

    dihasilkan oleh data bulanan.

    Dengan learning rate, target error

    dan data pembelajaran yang sama belum

    pasti mengahasilkan tingkat prediksi yang

    sama, hal ini dikarenakan nilai bobot bobot pada tiap tiap neuron yang dihasilkan oleh setiap pembelajaran berbeda.

    Penyebab bobot dari tiap tiap neuron yang dihasilkan oleh setiap pembelajaran pasti

    berbeda adalah dikarenakan pemberian nilai

    bobot awal dengan nilai random dimana

    nilai random setiap pembelajaran berbeda.

    Hasil Pengujian

    Setelah melewati tahap pelatihan,

    yang dilakukan selanjutnya adalah tahap

    pengujian. Pengujian jaringan memprediksi

    harga penutupan kurs valas periode

    selanjutnya,dimana terdapat nilai error yang

    merupakan selisih antara harga prediksi

    jaringan saraf tiruan dengan harga

    penutupan aslinya, lalu diadakan evaluasi.

    Evaluasi terhadap kinerja jaringan diukur

    dengan analisi regresi, dan untuk melihat

    lebih jelas penyimpangan antara nilai real

    dan prediksi disajikan pula dalam bentuk

    grafik.

    Hasil Prediksi Harian

    Setelah dilakukan pelatihan untuk

    pola input data harian kurs valuta

    USD/AUD selama periode 1 Oktober 2008

    sampai 29 Januari 2009 dilakukan pengujian

    jaringan untuk memprediksi kurs valuta

    asing. Dalam hal ini jaringan diuji untuk

    memprediksi harga penutupan keesokan

    harinya dengan menggunakan data yang

    tidak ikut dilatih dari tanggal 1-20 januari

    2009.

    Tabel 4.4 Hasil prediksi kurs valuta asing

    dengan periode harian

  • Hasil Prediksi Mingguan

    Prediksi harga penutupan kurs valuta

    asing dilakukan setelah pelatihan jaringan

    untuk pola input data mingguan. Dalam hal

    ini jaringan diuji untuk memprediksi harga

    penutupan minggu selanjutnya untuk data

    pengujian sejumlah 11 data (10 Agustus

    2009 sampai 19 Oktober 2009).Dengan

    mendapatkan error dari selisih harga real

    dan prediksi JST, hasil prediksi terlihat dalm

    tabel dibawah ini.

    Tabel 4.5 Hasil prediksi kurs valuta asing

    periode mingguan

    Hasil Prediksi Bulanan

    Hasil pengujian yang didapat oleh

    jaringan backpropagation (5-8-1) untuk

    memprediksi harga penutupan kurs valuta

    asing (USD/AUD) pada bulan September,

    November dan December setelah diadakan

    pelatihan dengan pola masukkan data dari 1

    Oktober 2008 sampai 1 Agustus 2009. dapat

    dilihat dalam bentuk tabel 4.6

    Tabel 4.6 Hasil prediksi kurs valuta asing

    periode bulanan

    Pengamatan Hasil

    Pada pelatihan jaringan untuk

    periode harian, mingguan dan bulanan, error

    hasil pelatihan terhadap harga penutupan

    real bernilai kecil, hal ini berarti jaringan

    mampu mengenali pola masukkan dan

    merespon dengan benar terhadap pola

    masukkan yang serupa dengan pola yang

    dipakai selama pelatihan. Begitu pula

    terhadap pengujian jaringan untuk periode

    bulan, namun hali ini berbeda untuk prediksi

    kur valuta asing periode mingguan dan

    bulanan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

    kemungkinan ( tidak bisa dijelaskan pasti

    karena merupakan prakiraan) sebagai

    berikut :

    Data histories yang digunakan untuk variable masukkan JST kurang

    bayak.

    Data yang digunakan untuk memprediksi kurs valuta tidak bisa

    mewakili sebagai factor utama yang

    mempengaruhi nilai kurs valuta

    asing.

    Batas nilai kesalahan yang kurang kecil.

  • Penutup

    Kesimpulan

    Setelah melakukan pelatihan dan pengujian,

    dapat ditarik kesimpulan :

    1. algoritma backpropagation dapat melakukan proses prediksi, akan

    tetapi baik atau tidaknya nilai

    yang dihasilkan sangat

    dipengaruhi oleh penentuan

    parameter seperti besarnya

    learning rate dan jumlah neuron

    pada hidden layer. Untuk

    menghasilkan konfigurasi

    parameter yang baik diperlukan

    waktu cukup lama dalam

    melakukan eksperimen mencari

    parameter yang terbaik yang

    nantinya parameter yang baru

    tersebut dapat dipakai untuk

    proses prediksi. Berdasarkan

    hasil eksperiman yang dilakukan

    penulis jaringan yang

    menghasilkan konvergensi

    dengan epoch tercepat 67

    memiliki parameter yaitu

    learning rate = 0.9, jumlah

    hidden layer =1, dan target error

    yang digunakan adalah 0.0001.

    Dari hasil pengujian dengan

    menggunakan data periode

    bulanan dalam proses training

    jaringan mampu mengenali pola

    masukan yang diberikan

    sehingga seluruhnya sesuai

    dengan target. Sedangkan

    pengujian dengan menggunakan

    data periode perhari dan

    mingguan yang tidak sesuai

    dengan target yang diberikan, ini

    disebabkan karena jaringan

    memerlukan data yang lebih

    banyak lagi untuk mengenali

    pola yang diberikan. Karena

    semakin banyak data yang

    dilatihkan, jaringan akan semakin

    baik mengenali pola pola tertentu sehingga hasil

    prediksinya lebih akurat, namun

    akan berdampak dengan

    melambatnya proses pelatihan.

    2. Terdapat faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kebenaran

    prediksi pada jaringan saraf

    tiruan Backpropagation yaitu

    learning rate, taget error, jumlah

    data pembelajaran dan nilai

    bobot yang diberikan secara

    random yang pada tiap - tiap

    neuron

    3. Dengan learning rate, target error dan data pembelajaran

    yang sama belum pasti

    mengahasilkan tingkat prediksi

    yang sama, hal ini dikarenakan

    nilai bobot bobot pada tiap tiap neuron yang dihasilkan oleh

    setiap pembelajaran berbeda.

    Penyebab bobot dari tiap tiap neuron yang dihasilkan oleh

    setiap pembelajaran pasti

    berbeda adalah dikarenakan

    pemberian nilai bobot awal

    dengan nilai random dimana nilai

    random setiap pembelajaran

    berbeda.

    4. Penurunan leraning rate akan membuat proses pembelajaran

    semakin lambat

    Saran

    1. Dikembangkan penelitian lebih mendalam dan variasi algoritma

    pelatihan supaya didapatkan hasil

    yang optimal dengan waktu

    pelatihan yang lebih singkat.

    2. Komposisi pembagian data yang lain perlu dicoba untuk

  • memperoleh hasil yang lebih

    optimal

    3. Lapisan tersembunyi lebih dari satu dan parameter yang

    digunakan di set lebih tepat lagi

    agar jaringan dapat mengenali

    semua pola data input, dan dapat

    memprediksi dengan akurat.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Abdia Away, Gunaidi. 2006. The

    shortcut of MATLAB programming.

    Bandung : Informatika.

    [2] Hermawan, Arief. 2006. Jaringan

    Saraf Tiruan. Yogyakarta : ANDI.

    [3] Jong Jek Siang. 2004. Jaringan

    Saraf Tiruan dan Pemrogramannya

    Menggunakan MATLAB.Yogyakarta:

    ANDI.

    [4] Muis,Saludin. 2006. Jaringan Saraf

    Tiruan Sebagai Alat Bantu

    Peramalan Harga Saham.

    Yogyakarta : Graha ilmu .

    [5] PSW, Anugrah. 2007 Perbandingan

    Jaringan Syaraf Tiruan

    Backpropagation dan Metode Deret

    Berkala BOX-JENKINS (ARIMA)

    sebagai Metode Peramalan Curah

    Hujan. Penyelesaian Studi Strata 1.

    Gelar Sarjana Sains Fakultas

    Matematika dan Ilmu Alam

    Universitas Negeri Semarang.

    Semarang

    [6] Rokhmawati,Kasni. 2008. Peramalan

    Data Time Series Menggunakan

    Metode ANFIS. Syarat dalam

    Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

    Program Teknik Informatika

    Universitas Mercu Buana. Jakarta.

    [7] Muqtashidah, Ida. 2009. Jaringan

    Syaraf Tiruan Backpropagation dan

    Analisis Runtun Waktu sebagai

    Metode Forecast Pada

    Penghitungan Laju Inflasi. Gelar

    Sarjana Sains Program Studi

    Matematika Universitas Negeri

    Semarang. Semarang

    [8] Yusiana, Rima Marina. Optimasi

    Portofolio Menggunakan Jaringan

    Saraf Tiruan. Universitas

    Gunadarma. 2007.

    [9] Kusumadewi, Sri, Sri Hartati.,

    NEURO-FUZZY Integrasi Sistem

    Fuzzy dan Jaringan Saraf.

    Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.