NASKAH PUBLIKASI.pdf

download NASKAH PUBLIKASI.pdf

of 14

Transcript of NASKAH PUBLIKASI.pdf

  • NASKAH PUBLIKASI

    HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN SOSIALISASI

    ANAK USIAPRASEKOLAH DI DUSUN TEMPEL

    CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN

    YOGYAKARTA

    Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

    Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

    Universitas Respati Yogyakarta

    Disusun Oleh

    I GUSTI AYU NIA JUNIARI

    10130028

    PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

    YOGYAKARTA

    2014

  • NASKAH PUBLIKASI

    HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN SOSIALISASI

    ANAK USIAPRASEKOLAH DI DUSUN TEMPEL

    CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN

    YOGYAKARTA

    Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

    Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

    Universitas Respati Yogyakarta

    Disusun Oleh

    I GUSTI AYU NIA JUNIARI

    10130028

    PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

    YOGYAKARTA

    2014

  • NASKAH PUBLIKASI

    HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN SOSIALISASI

    ANAK USIAPRASEKOLAH DI DUSUN TEMPEL

    CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN

    YOGYAKARTA

    Diajukan oleh :

    I Gusti Ayu Nia Juniari

    NIM : 10130028

    Telah disetujui oleh

    Pembimbing I

    Induniasih, S.Kp.,M.Kes Tanggal : 14 Juni 2014

    NIP. 195712201986032001

    Pembimbing II

    Rizky Erwanto, S.Kep., Ns., M.Kep Tanggal : 14 Juni 2014

    NIK. 450309015

  • HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN SOSIALISASI ANAK USIA

    PRASEKOLAH DI DUSUN TEMPEL CATURTUNGGAL

    DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA I Gusti Ayu Nia Juniari1, Induniasih2, Rizky Erwanto3

    INTISARI

    Latar Belakang : Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang

    sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Perkembangan sosialisasi dipengaruhi

    oleh banyak faktor salah satunya adalah pola asuh. Orang tua dengan pola asuhnya akan

    menjadi role model bagi seorang anak dalam membentuk perilakunya.

    Tujuan Penelitian : Diketahuinya Hubungan Pola Asuh dengan Sosialisasi Anak Usia

    Prasekolah di Dusun Tempel Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.

    Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

    rancangan penelitian cross sectional. Data diambil menggunakan teknik sampling

    Proportional Random Sampling yaitu ibu yang memiliki anak usia prasekolah (2-5 tahun)

    berjumlah 77 orang. Diolah dan dialisis menggunakan analisis Chi Square dengan =0,05 dan tingkat kepercayaan 95%.

    Hasil Penelitian : Berdasarkan kategori pola asuh dari 77 orang responden, pola asuh

    otoriter sebanyak 8 orang (10,4%), demokratis sebanyak 69 orang (89,4%). Berdasarkan

    kategori sosialisasi anak, anak memiliki kemampuan sosialisasi baik sebanyak 68 orang

    (88,3%) dan kurang sebanyak 9 orang (11,7%). Hasil analisis diperoleh nilai p-value =

    0,000 (

  • THE CORRELATION BETWEEN PARENTING AND SOCIALIZATION

    ON PRESCHOOL CHILDREN AT TEMPEL VILLAGE

    CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

    I Gusti Ayu Nia Juniari1, Induniasih2, Rizky Erwanto3

    ABSTRACT

    Background : Children have characteristics which are keep growing and evolving since

    the conception to the end of their adolescence. The development of children socialization

    influenced by many factors, one of them is parenting. Parents apply their parenting style

    to their children, so that it forms children behavior because parents become a role model

    for them.

    Research Objective : To know the correlation between parenting and socialization on

    preschool children at Tempel village Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.

    Research Method : This research is non-experimental research with cross sectional

    research design. The data collection used Proportional Random Sampling. The data are

    mothers who have children (two-five years old) as many as 77 mothers. The data

    processing and data analysis used chi-square with =0.05 and trustworthiness 95%.

    Result : Based on parenting category, from 77 respondents, authoritarian parenting as

    many as eight respondents (10.4%), democratic parenting as many as 69 respondents

    (89.4%). Based on children socialization category, children who have good socialization

    as many as 68 children (88.3%) and children who have poor socialization as many as nine

    children (11.7%). The result obtained that p-value=0.000 (

  • HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN SOSIALISASI ANAK USIA

    PRASEKOLAH DI DUSUN TEMPEL CATURTUNGGAL

    DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

    PENDAHULUAN Anak memiliki suatu ciri khas

    yaitu selalu tumbuh dan berkembang

    sejak konsepsi sampai berakhirnya masa

    remaja. Masa kanak-kanak awal

    meliputi toddler dan anak prasekolah.

    Usia prasekolah merupakan fase kanak-

    kanak awal dengan rentang usia 2-5

    tahun(1). Masa ini merupakan masa

    untuk meletakkan dasar pertama dalam

    mengembangkan kemampuan fisik,

    kognitif, bahasa, sosial emosional,

    konsep diri, disiplin, kemandirian, seni,

    moral, dan nilai-nilai agama(2).

    Salah satu perkembangan anak

    yang cukup menarik untuk diperhatikan

    adalah yang berkaitan dengan

    perkembangan psikososial atau

    perkembangan sosial anak yang

    merupakan kemampuan untuk

    beradaptasi dengan orang lain.

    Perkembangan ini sangat berpengaruh

    terhadap cara anak bersosialisasi

    terhadap lingkungan sekitarnya, dimana

    terdapat anak-anak yang mengalami

    kesulitan dalam pergaulan atau

    menyesuaikan diri dengan lingkungan.

    Hurlock mengungkapkan setidaknya ada

    empat faktor yang mempengaruhi

    sosialisasi pada anak, yaitu pola

    pengasuhan orang tua, pengaruh teman

    sebaya, penerimaan diri dan

    lingkungan(3). Pada semua tingkatan

    umur, seseorang dipengaruhi oleh

    kelompok sosial dengan siapa mereka

    mempunyai hubungan tetap dan

    merupakan tujuan identifikasi diri. Usia

    prasekolah memberi kesempatan luas

    kepada anak untuk mengembangkan

    keterampilan sosialnya. Pada usia inilah

    anak mulai melihat dunia lain diluar

    dunia rumah bersama ayah dan ibu(4).

    Hal tersebut menunjukkan bahwa

    perkembangan sosialisasi pada anak usia

    prasekolah terpenting dipengaruhi oleh

    faktor keluarga yang merupakan agen

    sosialisasi dan lingkungan dimana anak

    itu tumbuh dan berkembang.

    Hubungan dengan orang tua atau

    pengasuhnya merupakan dasar bagi

    perkembangan emosional dan sosial

    anak. Salah satu aspek penting dalam

    hubungan orang tua dan anak adalah

    gaya pengasuhan yang diterapkan oleh

    orang tua(5). Orang tua dengan pola

    asuhnya akan menjadi role model bagi

    seorang anak dalam membentuk

    perilakunya(6). Pengaruh pengasuhan

    orang tua terhadap anak terus

    berlangsung tidak hanya pada masa

    kanak-kanak tetapi berlangsung terus

    yang berdampak pada fase

    perkembangannya(7).

    Hasil penelitian Suharsono, Aris,

    dan Arif (2009) menyatakan bahwa

    korelasi antara pola asuh dengan

    kemampuan sosialisasi anak usia

    prasekolah menunjukkan terdapat

    hubungan yang signifikan (p = 0,000)(4).

    Hasil penelitian ini juga didukung oleh

    penelitian Eka (2004) yang menyatakan

    bahwa, apabila orang tua menerapkan

    pola asuh yang tepat maka akan

    mempengaruhi kemampuan

    sosialisasinya, karena anak hidup dalam

    keluarga yang selalu mendukungnya

    dalam cinta kasih dengan pola

    pengasuhan yang tepat dan interaksi

    keluarga yang harmonis, sehingga anak

    bisa tumbuh dan berkembang secara

    optimal(8). Interaksi orang tua dan anak

    dalam mengasuh dan memberikan

    stimulasi kepada anak dapat

    mempengaruhi perkembangan sosial

    anak. Pembahasan di atas dapat

    menunjukkan, bahwa orang tua dan

    keluarga merupakan institusi yang

    penting pengaruhnya terhadap proses

    sosialisasi individu atau seseorang,

    dalam hal ini peneliti mengambil

  • Kelurahan Caturtunggal sebagai tempat

    penelitian.

    Hasil observasi peneliti melihat

    dari tujuh orang ibu, tiga diantaranya

    peneliti melihat adanya anak yang

    diperlakukan halus dan penuh kasih

    sayang oleh orang tuanya terutama sang

    ibu dan memberikan pengertian atau

    nasihat dengan menjelaskan dampak

    yang akan terjadi akibat tingkah

    lakunya, sehingga anak bisa memahami

    kesalahannya dan kembali bermain

    bersama temannya. Empat diantaranya

    peneliti melihat adanya anak yang

    diperlakukan secara keras oleh

    orangtuanya, misalnya dengan

    membentak anak dihadapan teman atau

    anak yang lain saat bermain, akibatnya

    anak menjadi menangis dan menjauh

    dari teman-temannya ketika bermain dan

    ada pula yang langsung pulang sambil

    menangis mengikuti ibunya. Hal

    tersebut dapat mempengaruhi

    perkembangan sosialisasi anak, maka

    peneliti tertarik untuk meneliti lebih

    lanjut mengenai hubungan pola asuh

    dengan sosialisasi anak usia prasekolah

    di Dusun Tempel Kelurahan

    Caturtunggal.

    TUJUAN 1. Tujuan Umum

    Tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui Hubungan Pola

    Asuh dengan Sosialisasi Anak Usia

    Prasekolah di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman

    Yogyakarta.

    2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik dari

    responden meliputi usia orang

    tua (ibu), usia anak,

    pendidikan, pekerjaan, jenis

    kelamin anak, dan paritas.

    b. Mengetahui tipe pola asuh yang diterapkan oleh orang tua

    (ibu) di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman

    Yogyakarta.

    c. Mengetahui kemampuan sosialisasi anak usia

    prasekolah di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman

    Yogyakarta.

    d. Mengetahui perbedaan proporsi sosialisasi anak

    kurang usia prasekolah dengan

    pola asuh orang tua di Dusun

    Tempel Caturtunggal Depok

    Sleman Yogyakarta.

    METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis

    penelitian korelasi non eksperimental

    dengan rancangan penelitian Cross

    Sectional. Penelitian ini dilakukan pada

    16-20 Maret 2014 di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman

    Yogyakarta. Populasi dalam penelitian

    ini adalah ibu yang memiliki anak usia

    prasekolah (2-5 tahun) di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta

    yang berjumlah 95 orang. Pengambilan

    sampel menggunakan teknik

    Proportional Random Sampling

    berjumlah 77 orang yang dipilih sesuai

    kriteria inklusi dan ekslusi yaitu :

    Kriteria inklusi pada penelitian ini

    adalah :

    a) Bersedia menjadi responden dan bersedia mengisi informed concent.

    b) Ibu yang memiliki anak usia prasekolah yaitu 2-5 tahun.

    c) Ibu dapat membaca dan menulis. d) Ibu kandung tinggal serumah. Kriteria eksklusi pada penelitian ini

    adalah :

    a) Ibu yang memiliki anak mengalami kecacatan.

    b) Struktur keluarga inti tidak utuh terdiri dari ayah-anak atau ibu-

    anak.

    Instrumen penelitian yang

    digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

    dilakukan uji validitas dan reliabilitas

    dengan bantuan komputerisasi

    menggunakan rumus Pearson Product

    Moment untuk uji validitas dan rumus

    Alpha Croanbach untuk uji reliabilitas.

  • Uji statistik yang digunakan pada

    penelitian ini adalah uji statistik Chi

    Square.

    HASIL PENELITIAN Hasil yang dapat dari penelitian

    tentang Hubungan Pola Asuh Dengan

    Sosialisasi Anak Usia Prasekolah di

    Dusun Tempel Caturtunggal Depok

    Sleman Yogyakarta adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 4.1 Krakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu, Pendidikan Ibu, Pekerjaan

    Ibu, Paritas, Usia Anak, dan Jenis Kelamin Anak di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta 2014 No. Karakteristik Frekuensi (f ) Persentase ( % )

    1. Usia Ibu

    a. 20-35 tahun b. > 35 tahun

    48

    29

    62,3

    37,7

    Jumlah 77 100

    2. Usia Anak

    a. 2 tahun b. 3 tahun c. 4 tahun d. 5 tahun

    25

    18

    22

    12

    32,5

    23,4

    28,6

    15,6

    Jumlah 77 100

    3. Pendidikan Ibu

    a. SD b. SMP c. SMA d. PT

    7

    8

    40

    22

    9,1

    10,4

    51,9

    28,6

    Jumlah 77 100

    4. Pekerjaan

    a. IRT b. SWASTA c. WIRASWASTA

    50

    21

    6

    64,9

    27,3

    7,8

    Jumlah 77 100

    5. Jenis Kelamin Anak

    a. Laki-laki b. Perempuan

    27

    50

    35,1

    64,9

    Jumlah 77 100

    6. Paritas

    a. Primipara b. Multipara

    22

    55

    28,6

    71,4

    Jumlah 77 100

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Yang Diterapkan di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.

    No. Kategori Pola Asuh

    F %

    1. Otoriter 8 10,4

    2.

    3.

    Demokratis

    Permisif

    69

    0

    89,6

    0

    Jumlah 77 100

  • Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Sosialisasi Anak Usia Prasekolah di

    Dusun Tempel Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.

    No. Kategori Sosialisasi Anak

    F %

    1. Kurang 9 11,7

    2. Baik 68 88,3

    Jumlah 77 100

    Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Pola Asuh Dengan Sosialisasi Anak Usia Prasekolah

    di Dusun Tempel Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta 2014

    Pola Asuh

    Sosialisasi Anak Total OR

    (95% CI) p-value Kurang Baik

    N % N % N %

    Otoriter 5 62,5 3 37,5 8 100 27,083

    4,6-156,1 0,000 Demokratis 4 5,8 65 94,2 69 100

    Jumlah 9 11,7 68 88,3 77 100

    PEMBAHASAN

    1. Pola Asuh Yang Diterapkan Orang Tua

    Berdasarkan Tabel 4.2 pola

    asuh yang diterapkan orang tua di

    Dusun Tempel Caturtunggal Depok

    Sleman Yogyakarta sebagian besar

    menerapkan pola asuh demokratis

    sebanyak 69 orang (89,6%).

    Kebanyakan orang yang berhasil

    menjadi dewasa berasal dari

    keluarga dengan orang tua yang

    bersikap positif dan hubungan

    antara mereka dan orang tua baik(9).

    Pola asuh yang diterimanya

    terdahulu dianggap baik untuk

    diterapkan kepada anaknya, maka

    orang tua akan menerapkan pola

    asuh yang sama seperti yang

    mereka terima terdahulu(10).

    Wanita atau perempuan (ibu)

    cenderung lebih mengerti

    kebutuhan anak-anaknya

    dibandingkan ayahnya(11). Sebuah

    studi menyatakan bahwa

    dibandingkan ayah, ibu memiliki

    keterlibatan lebih besar dalam

    pengasuhan(12). Selain itu menurut

    usia orang tua juga dapat

    mempengaruhi pola asuh. Usia

    paling memuaskan untuk

    membesarkan anak adalah antara

    18-35 tahun. Pasangan orang tua

    yang masih dalam usia muda

    cenderung lebih demokratis atau

    permisif dalam menerapkan pola

    asuh kepada anaknya(10). Penelitian

    ini menyatakan lebih dari separuh

    responden memiliki usia 20-35

    tahun sebanyak 48 orang (62,3%).

    Latar belakang pendidikan

    orang tua dapat mempengaruhi pola

    pikir orang tua kemudian juga

    berpengaruh pada aspirasi atau

    harapan orang tua kepada anaknya,

    semakin tinggi pendidikan orang

    tua maka dapat menerima segala

    informasi dari luar, terutama

    tentang cara pengasuhan yang

    baik(7). Lebih dari separuh

    responden memiliki pendidikan

    SMA sebanyak 40 orang (51,9%)

    dan PT sebagai tertinggi kedua

    sebanyak 22 orang (28,9%). Hal ini

    didukung oleh hasil penelitian(13)

    mengatakan bahwa orang tua yang

    memiliki pendidikan tinggi

    cenderung menggunakan pola asuh

    demokratis dibandingkan pola asuh

    otoriter dan permisif.

  • Budaya atau sosioekonomi

    yang berbeda, dimana kepatuhan

    dan ketegasan bukan diasosiasikan

    dengan dominasi atau kekerasan

    tetapi lebih kepada perhatian,

    menyayangi, dan keterlibatan(14).

    Responden atau ibu lebih banyak

    menyatakan bahwa mengajarkan kepada anak agar segera minta

    maaf jika melakukan kesalahan. Hal ini menunjukkan bahwa

    sebagian besar orang tua (ibu)

    mengajarkan cara untuk

    bertanggung jawab terhadap

    anaknya. Hal lain yang menjadi

    perhatian adalah jumlah anak yang

    dimiliki keluarga akan

    mempengaruhi pola asuh yang

    diterapkan orang tua(15). Jumlah

    anak atau paritas akan

    mempengaruhi pola asuh yang

    diterapkan orang tua. Semakin

    banyak jumlah anak dalam

    keluarga, maka ada kecenderungan

    bahwa orang tua tidak begitu

    menerapkan pola pengasuhan

    secara maksimal pada anak karena

    perhatian dan waktunya terbagi

    antara anak yang satu dengan anak

    yang lain(7).

    Berdasarkan uraian diatas

    dapat disimpulkan bahwa pola asuh

    merupakan sikap dan perilaku

    orang tua dalam mendidik anak

    dengan memberikan perhatian,

    peraturan, disiplin, serta hadiah

    atau hukuman. Pola asuh sangat

    berkaitan dengan pola asuh orang

    tua sebelumnya, pengaruh teman-

    teman, jenis kelamin orang tua,

    budaya atau status sosial ekonomi,

    usia orang tua, pendidikan, dan

    paritas atau jumlah anak.

    2. Kemampuan Sosialisasi Anak Usia Prasekolah

    Berdasarkan hal tersebut

    Tabel 4.3 kemampuan sosialisasi

    anak usia prasekolah di Dusun

    Tempel Caturtunggal Depok

    Sleman Yogyakarta sebagian besar

    memiliki kemampuan sosialisasi

    yang baik yaitu sebesar 68 orang

    (88,3%) dapat mendukung

    perkembangan aspek sosialisasi.

    Dasar untuk sosialisasi adalah

    meningkatnya hubungan antara

    anak dengan teman-teman

    sebayanya dari tahun ke tahun(16).

    Pengaruh teman sebaya terhadap

    sosialisasi adalah sebagai tempat

    anak untuk bisa menyesuaikan

    perilaku, sikap, dan nilai sesuai

    tuntutan kelompok.

    Usia 2-3 tahun, anak

    menunjukkan minat yang nyata

    untuk melihat anak-anak lain dan

    berusaha mengadakan kontak

    social(16). Hal ini merupakan saat

    ketika anak-anak belajar cara

    bergaul dengan orang lain pertama

    kali dalam lingkungan bermain,

    baru kemudian dalam dunia

    sesungguhnya(17). Dari uraian

    gambaran lokasi penelitian juga

    dapat mendukung bahwa di Dusun

    Tempel terdapat PAUD untuk anak

    usia 2-6 tahun sebagai pendidikan

    usia dini anak dan Posyandu balita.

    Kegiatan sosial tersebut mampu

    mendukung dan membantu anak

    dalam belajar bersosialisasi dengan

    lingkungannya.

    Hasil penelitian ini didukung

    oleh hasil penelitian Listyorini

    (2006) yang menyatakan bahwa,

    pada usia prasekolah anak

    perempuan cenderung lebih

    menyesuaikan diri dibandingkan

    dengan anak laki-laki(4). Selain itu,

    kebanyakan penelitian menemukan

    bahwa anak perempuan lebih

    empatik dan suka menolong dan

    beberapa menemukan bahwa anak

    perempuan lebih penurut terhadap

    orang tua dan mencari persetujuan

    orang dewasa dibandingkan anak

    laki-laki(14). Perkembangan anak

    dengan orang tua yang pekerjaan

    swasta kebanyakan tidak normal

  • karena kesibukkan orang tua dan

    akhirnya tidak bisa mebagi waktu

    antara pekerjaan dengan mengasuh

    anak sehingga orang tua tidak bisa

    sepenuhnya mengasuh serta

    memantau perkembangan anak(18).

    Pekerjaan responden (ibu) lebih

    dari separuh memiliki pekerjaan

    sebagai IRT sebanyak 50 orang

    (64,9%) dan pekerjaan swasta

    sebagai tertinggi kedua sebanyak

    21 orang (27,3%).

    Berdasarkan uraian tersebut

    dapat disimpulkan bahwa

    kemampuan sosialisasi anak

    merupakan kemampuan anak dalam

    berinteraksi atau menyesuaikan

    diri, tingkah laku, sikap, dan nilai

    sesuai dengan tuntutan kelompok.

    Anak akan berhasil dalam

    penyesuaian sosial dengan baik

    serta dapat diterima sebagai

    anggota kelompok sosial ketika

    anak menyukai orang dan aktivitas

    sosialnya.

    3. Hubungan Pola Asuh dengan Sosialisasi Anak Usia

    Prasekolah Berdasarkan hasil uji

    statistik hubungan pola asuh

    dengan sosialisasi anak usia

    prasekolah menggunakan uji Chi

    Square dengan melihat nilai uji

    Fishers diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 yang merupakan nilai

    p-value tersebut lebih kecil atau

    kurang dari taraf signifikansi atau

    kesalahan yang ditentukan yaitu 5%

    atau 0,05. Dengan demikian

    menunujukkan bahwa ada

    hubungan yang signifikan antara

    pola asuh dengan sosialisasi anak

    usia prasekolah di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman

    Yogyakarta. Berdasarkan hasil

    penelitian ini pola asuh yang

    diterapkan orang tua (ibu) di Dusun

    Tempel Caturtunggal Depok

    Sleman Yogyakarta dilihat dari tiga

    tipe pola asuh yaitu otoriter,

    demokratis, dan permisif tergolong

    dalam tipe demokratis yaitu

    sebanyak 69 orang (89,6%). Orang

    tua (ibu) yang menerapkan pola

    asuh demokratis sebanyak 65 orang

    (94,2%) dengan kemampuan

    sosialisasi anak baik dan orang tua

    (ibu) yang menerapkan pola asuh

    otoriter sebanyak 3 orang (37,5%)

    dengan kemampuan sosialisasi

    anak baik. Pola asuh demokratis

    merupakan pola asuh yang

    terbanyak yang diterapkan oleh

    orang tua (ibu) kepada anaknya

    karena pola asuh demokratis

    mempunyai prinsip kebebasan yang

    diajalankan dalam segala aspek

    kegiatan pada keluarga, sehingga

    dengan pola asuh demokratis

    membuat orang tua (ibu) benar-

    benar memperhatikan anak sebagai

    individu yang utuh lahir batin, dan

    tidak sedikitpun mengarahkannya

    secara otoriter(19).

    Hasil penelitian ini didukung

    oleh hasil penelitian Suharsono,

    Aris, dan Arif (2009) yang dalam

    jurnal keperawatan dengan judul

    Hubungan Pola Asuh Terhadap Perkembangan Kemampuan

    Sosialisasi Pada Anak Prasekolah

    di TK Pertiwi Purwokerto Utara(4). Hasil penelitian menunjukkan nilai

    p-value 0,000 yang berarti bahwa

    ada hubungan antara pola asuh

    terhadap kemampuan sosialisasi

    anak prasekolah di TK Pertiwi

    Purwokerto Utara(4). Hal ini juga

    didukung oleh hasil penelitian Eka

    (2004) dengan judul Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua

    Dengan Kemampuan Sosialisasi

    Anak Retardasi Mentaal di SLB C

    Negeri II Gondomanan

    Yogyakarta yang menunjukkan hasil penelitian dengan nilai p-

    value 0,000 yang berarti ada

    hubungan antara pola asuh orang

    tua dengan kemampuan sosialisasi

  • anak retardasi mental di SLB C

    Negeri II Gondomanan

    Yogyakarta(8).

    Hasil tersebut dapat diartikan

    bahwa pola asuh yang tepat dapat

    mempengaruhi kemampuan

    sosialisasi anak usia prasekolah

    dalam berinteraksi dengan

    masyarakat atau lingkungannya.

    Pada usia prasekolah ini merupakan

    saat ketika anak-anak belajar cara

    bergaul dengan orang lain, pertama

    kali dalam lingkungan bermain,

    baru kemudian dalam dunia

    sesungguhnya(17). Setiap pola asuh

    mempunyai kelebihan dan

    kekurangan, sehingga tidak semua

    orang tua nyaman menerapkan pola

    asuh yang dianggap baik oleh orang

    lain, karena setiap orang

    mempunyai cara pandang yang

    berbeda-beda dalam mengasuh

    anaknya(4). Hasil penelitian Eka

    (2004) menyatakan bahwa, apabila

    orang tua menerapkan pola asuh

    yang tepat maka akan

    mempengaruhi kemampuan

    sosialisasinya, karena anak hidup

    dalam keluarga yang selalu

    mendukungnya dalam cinta kasih

    dengan pola pengasuhan yang tepat

    dan interaksi keluarga yang

    harmonis, sehingga anak bisa

    tumbuh dan berkembang secara

    optimal(8).

    Berdasarkan uraian diatas

    dapat disimpulkan bahwa pola asuh

    yang demokratis berhubungan erat

    dengan sosialisasi anak yang akan

    menjadi predisposisi untuk

    perkembangan kemampuan

    sosialisasi anak usia prasekolah.

    Apabila orang tua memilih pola

    asuh yang baik dan tepat maka akan

    berdampak pada kemampuan

    sosialisasi anak yang baik termasuk

    kemampuan sosialisasi anak usia

    prasekolah.

    Dilihat dari hasil OR (95%

    CI 4,699- 156,110) sebesar 27,083

    yang berarti bahwa pola asuh

    otoriter memiliki peluang 27 kali

    untuk terjadinya sosialisasi anak

    kurang dibandingkan dengan pola

    asuh demokratis. Orang tua (ibu)

    dari hasil kuesioner dalam

    penelitian ini menyatakan pada

    item pernyataan pola asuh otoriter

    bahwa tidak banyak orang tua (ibu)

    yang membiarkan anaknya untuk

    bergaul dengan orang-orang yang

    tidak disukai. Kebanyakan orang

    tua (ibu) juga menyatakan bahwa

    aturan yang dibuat harus dituruti

    oleh anaknya. Hal ini menunjukkan

    bahwa kemampuan sosialisasi anak

    kurang dapat dipengaruhi oleh pola

    asuh orang tua yang tidak tepat

    seperti pola asuh otoriter.

    KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

    pembahasan yang dilakukan dapat

    diambil kesimpulan, yaitu :

    1. Tipe pola asuh yang diterapkan di Dusun Tempel Caturtunggal Depok

    Sleman Yogyakarta sebagian besar

    termasuk dalam tipe demokratis.

    2. Kemampuan sosialisasi anak usia prasekolah di Dusun Tempel

    Caturtunggal Depok Sleman

    Yogyakarta sebagian besar

    termasuk dalam kategori baik.

    3. Ada hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan sosialisasi

    anak usia prasekolah di Dusun

    Tempel Caturtunggal Depok

    Sleman Yogyakarta.

    4. Pola asuh otoriter memiliki peluang 27 kali untuk terjadinya sosialisasi

    anak kurang dibandingkan dengan

    pola asuh demokratis.

    SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan

    pembahasan serta kesimpulan diatas,

    peneliti mengajukan beberapa saran

    sebagai berikut :

  • 1. Bagi Universitas Respati Yogyakarta

    Dapat menjadikan karya ini sebagai

    tambahan dan sumber referensi atau

    informasi dalam pendidikan

    keperawatan anak tentang pola

    pengasuhan dan kemampuan

    sosialisasi anak.

    2. Bagi Masyarakat di Dusun Tempel Caturtunggal Depok Sleman

    Yogyakarta

    Hasil penelitian ini dapat sebagai

    masukan dalam menerapkan pola

    pengasuhan demokratis pada anak

    prasekolah (2-5 tahun) melalui

    kader Posyandu sehingga dapat

    berpengaruh baik pada

    perkembangan sosial anak di

    lingkungan sosialnya.

    3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan

    sebagai salah satu bahan

    pendukung dalam penelitian

    selanjutnya. Selain itu dapat juga

    mengembangkan variasi lain dari

    penelitian ini dengan meneliti

    variabel lain yang mempengaruhi

    sosialisasi seperti faktor pengaruh

    teman sebaya, lingkungan, dan

    penerimaan diri.

    4. Bagi Puskesmas Depok III dan Kader Posyandu

    Menjadikan hasil penelitian ini

    sebagai masukan untuk

    memberikan penyuluhan terkait

    dengan perkembangan sosial anak

    serta pola asuh yang sesuai untuk

    anak baik pada saat Posyandu atau

    PAUD.

    DAFTAR PUSTAKA 1. Gruendemann, B.J. 2005. Buku

    Ajar Keperawatan Perioratif, Vol.

    2. Jakarta: EGC.

    2. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kurikulum 2004: Standar

    Kompetensi Taman Kanak-Kanak

    & Raudhatul Athfal. Jakarta:

    Direktorat Jendral Pendidikan

    Dasar Dan Menengah.

    3. Romana, A.B.Y.H. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Tingkat Sosialisasi Anak Usia

    Sekolah Di Panti Asuhan Yatim

    Puteri Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran.

    Universitas Gajah Mada

    Yogyakarta.

    4. Suharsono, J.T., Aris, F., & Arif, S.U. 2009.Hubungan Pola Asuh

    Orang Tua Terhadap Kemampuan

    Sosialisasi Pada Anak Prasekolah

    di TK Pertiwi Purwokerto Utara.

    Jurnal. Jurnal Keperawatan

    Soedirman Vol. 4. Tersedia dalam

    :http://jos.unsoed.ac.id. [Diakses 20

    November 2013].

    5. Jahja, Y. 2011. Psikolgi Perkembangan. Ed. 1. Jakarta

    :Kencana Predana Media Group.

    6. Ihromi, T.O. 2004. Bunga Rampai : Sosiologi Keluarga. Jakarta

    :Yayasan Obor Indonesia. Tersedia

    dalam

    :http://books.google.co.id/.[Diakses

    10 Desember 2013].

    7. Yani, L.Y & Ervin W. 2012. Hubungan Pola Asuh Orang Tua

    dengan Perkembangan Personal

    Sosial, Motorik, dan Bahasa Anak

    Prasekolah di PAUD Al-Hidayah.

    Jurnal. Prodi D3 Kebinanan. Stikes

    Bina Sehat PPNI Mojokerto.

    Tersedia dalam : ejournal.stikes-

    ppni.ac.id. [Diakses 20 November

    2013].

    8. Eka, A.G. 2004. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan

    Kemampuan Sosialisasi Anak

    Retardasi Mental Di SLB C Negeri

    II Gondomanan Yogyakarta.

    Skripsi. Fakultas Kedokteran.

    Universitas Gajah Mada

    Yogyakarta.

    9. Hurlock, E.B. 2010. Perkembangan Anak, Jilid 2, Edisi 6. Jakarta:

    Erlangga.

    10. Rahni, S. 2010. Hubungan PolaAsuh Orang Tua dan Peran

    Kelompok Sebaya Terhadap

  • Perkembangan Sosial Remaja di

    SLTP Negeri 1 Gamping

    Yogyakarta. Skripsi. Fakultas

    Kedokteran. Universitas Gajah

    Mada Yogyakarta.

    11. Nurhalimah. 2009. Pengalaman Orang Tua Mengasuh Remaja

    Dengan Perilaku Kekerasan di Kota

    Depok. Tesis. Fakultas Ilmu

    Keperawatan. Universitas

    Indonesia. Tersedia dalam :

    http://lontar.ui.ac.id. [Diakses 4

    Desember 2013].

    12. Santrock, J.W. 2012.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba

    Humanika.

    13. Rahmayanti, S.D & Septiarini P. 2012. Hubungan Pola Asuh Dengan

    Perkembangan Anak Usia

    Prasekolah. Jurnal. STIKES

    Jenderal Achmad Yani Cimahi.

    Tersedia dalam :

    http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-

    journal. [Diakses 17 Mei 2014].

    14. Papalia, D.E., Sally, W.O., & Ruth, D.F. 2009. Human Development

    :Perkembangan Manusia, Edisi 10.

    Jakarta: Salemba Humanika.

    15. Kumojoyo, A. 2011. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap

    Kecerdasan Majemuk Siswa SD.

    Skipsi. Fakultas Psikologi.

    Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah. Tersedia dalam :

    http://repository.uinjkt.ac.id/.

    [Diakses 20 Mei 2014].

    16. Hurlock, E.B. 2012. Psikologi Perkembangan, Edisi 5. Jakarta:

    Erlangga.

    17. Wisaksono, C. 2007. 50 Cara Efektif Menanamkan Tingkah Laku

    Positif Pada Anak. Yogyakarta:

    Kanisius (Anggota IKAPI).

    Tersedia dalam

    :http://books.google.co.id/.

    [Diakses26 Desember 2013].

    18. Eka, F. & Atik, S. 2012. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

    Perkembangan Motorik Kasar

    Anak Usia 1-3 Tahun. Jurnal.

    Akademi Kebidanan Estu Utomo

    Boyolali. Tersedia dalam

    http://journal.akbideub.ac.id/index.

    php/jkeb/article/view/95/94.

    [Diakses 20 November 2013].

    19. Rinestaelisa, U.A. 2008. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan

    Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri

    3 Yogyakarta. Skripsi. Fakultas

    Kedokteran Universitas Gajah

    Mada.