Mutual Recognition Agreement ASEAN 2015

1

description

Dampak MRA dalam bidang arsitektur yang akan diterapkan pada 2015 ini

Transcript of Mutual Recognition Agreement ASEAN 2015

Page 1: Mutual Recognition Agreement ASEAN 2015

Mulai tahun 2015 ini, Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economy Community) akan diaktifkan. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan membuat ekonomi antar negara-negara ASEAN menjadi bebas dan terbuka. Hal ini diadakan untuk mempersiapkan negara-negara ASEAN dalamdalam menghadapi pasar bebas global yang mungkin akan terjadi tidak lama dari sekarang. Salah satu langkah mengaktifkan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah dengan dibuatnya Mutual Recognition Agreement atau MRA, dan salah satu bidang jasa yang dimuat dalam MRA adalah profesi arsitek.adalah profesi arsitek.

MRA arsitektur dibuat dengan tujuan untuk memfasilitasi mobilitas arsitek (terutama untuk bekerja lintas batas di dalam wilayah ASEAN), pertukaran informasi dalam rangka menyamakan standar pendidikan, praktik, dan kualifikasi arsitektural, menyesuaikan semangat kerja sama ASEANASEAN dengan mendistribusikan secara adil sumber daya dan manfaat dari penilitian kolaboratif, serta untuk mendorong, memfasilitasi, dan membangun penghargaan terhadap arsitek, standar, dan komitmen antar negara-negara anggota ASEAN.

Akhir-akhir ini kita sering mendengar kata MRA disebut-sebut setiap membicarakan tentang pendidikan arsitektur. Tapi tidak banyak dari kita yang tahu apa itu MRA, dan apa

pengaruhnya bagi kita.

Interview How is it out there InterviewHow is it out there05 06

MRA ini tentu saja membuka banyak peluang bagi arsitek-arsitek di ASEAN. Tetapi, dibanding dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia sepertinya merupakan negara yang memiliki kekhawatiran terbesar dengan dibuatnya MRA ini. Untuk bidang arsitektur sendiri, ada beberapa

alasan yang dapat kita jadikan bahan refleksi:

Walaupun dengan diadakannya MRA tidak berarti arsitek asing langsung berbondong-bondong berpraktik di Indonesia, tetap saja ini berarti kita harus meningkatkan standar arsitektur kita agar setingkat dengan standar luar negeri, atau bahkan lebih baik lagi. Dalam waktu dekat mungkin baru proyek-proyek besar pemerintah yang turut mengundang arsitek asing, tetapi di masa mendatang bisa saja klien-klien dengan proyek kecil pun memilih arsitek asing karena arsitek Indonesia kehilangan ajang pamer lebih dulu. Ditambah lagi, ada kemungkinan klien memilih arsitek asing karena mereka sudah pasti bersertifikasi, sementara

arsitek-arsitek Indonesia banyak yang belum bersertifikasi.arsitek-arsitek Indonesia banyak yang belum bersertifikasi.Mungkin ada baiknya kita sebagai mahasiswa arsitektur mengubah mindset kita. Sebelum bercita-cita menjadi arsitek sukses, pertama-tama jadilah dulu arsitek yang baik, dalam arti

menghargai dan mengikuti semua proses dan prosedur.

Ly Sovandarong (Rong), seorang mahasiswa pertukaran pelajar ITB yang berasal dari Royal University of Fine Arts, Kamboja, mengatakan negara asalnya telah melakukan antisipasi untuk MRA. Salah satu antisipasi yang di lakukan oleh pemerintah Kamboja adalah menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua yang digunakan di Kamboja, karena menurutnya bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Selain itu pemerintah kamboja juga meningkatkan taraf pendidikan dan mengubah sistem pendidikannya agar dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaingbersaing di kalangan internasional, seperti dengan mengadakan pertukaran pelajar dengan negara-negara ASEAN. Rong pun sempat kaget ketika mengetahui di Indonesia hanya diberikan waktu 4 tahun untuk lulus dari universitas, di Kamboja juga melakukan pemadatan lama studi di universitas, yang awalnya 7 tahun menjadi 5 tahun untuk bidang teknik dan

arsitektur. Tetapi sesungguhnya selain meningkatkan penggunaan dan kemampuan bahasa inggris, pemerintah Kamboja juga memasukan materi kuliah sejarah untuk mempelajari budaya negara-negara di asia, seperti pembuatan candi borobudur. Menurutnya pendidikan arsitektur di Indonesia lebih menekan kepada teori, sedangkan di Kamboja sendiri lebih

banyak praktiknya seperti menggambar dan melukis.

Ly Sovandarong on Mutual Recognition AgreementStudent Exchange