Museum Pengkhianatan Pki
Transcript of Museum Pengkhianatan Pki
LAPORAN STUDY TOUR
LUBAG BUAYA
SATRIA MANDALA
IPTEK
Disusun Oleh :
Nama : Aditya Maulana
Kelas : 5 D
SDN BOJONGGEDE 03
Jl. Pasar Baru No.198 Bojonggede –
Bogor
2012
1
MUSEUM SATRIAMANDALA
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka merebut
dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
memakan waktu yang cukup panjang dengan pengorbanan jiwa dan
raga maupun harta benda yang tak ternilai harganya. Perjuangan
bangsa Indonesia dengan TNI sebagai intinya, berjuang secara bahu
membahu dalam suasana kebersamaan. Dalam perjalanan sejarah
dapat disarikan bahwa sejarah perjuangan nasional termasuk
didalam sejarah TNI mempunyai peran penting dalam meningkatkan
jiwa dan semangat serta memperkuat jati diri bangsa dalam
mencapai tujuan nasional. Karena dengan belajar sejarah
masyarakat bangsa diharapkan mampu bersikap serta bertindak arif
dan bijaksana dalam menghadapi masa depan. Oleh karenanya
minat prajurit dan masyarakat untuk memahami dan menempatkan
kehidupan berbangsa dan bernegara senantiasa harus
ditumbuhkembangkan.
Museum-museum, monumen, dan perpustakaan di lingkungan
Pusjarah TNI, menyajikan peninggalan sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan melalui diorama-
diorama. Diantaranya diorama yang menggambarkan tentang
kejayaan Nusantara dan cita-cita mempersatukan bangsa tersaji di
Museum Keprajuritan Indonesia. Sedangkan diorama-diorama yang
terdapat di Museum Satriamandala menggambarkan tentang
sejarah kelahiran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yang di
dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa yang menyajikan
diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama
rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Selanjutnya
penyajian diorama tentang peristiwa pemberontakan G30S/PKI
terhadap NKRI terdapat di Monumen Pancasila Sakti. Selain itu
koleksi-koleksi sumber tertulis, seperti buku-buku dan majalah-
2
majalah yang berkaitan dengan sejarah perjuangan TNI tersedia di
Perpustakaan TNI.
Melalui museum-museum, monumen, dan perpustakaan,
masyarakat aan memahami perjuangan bangsa Indonesia
khususnya sejarah perjuangan TNI dan sekaligus menumbuhkan
motivasi untuk meneladani semangat juang para pahlawan bangsa.
RUANG SENJATA
Museum Satriamandala terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto
no.14, Jakarta Selatan. Gedung museum ini sebelumnya dikenal sebagai
Wisma Yaso yaitu tempat kediaman Ratna Sari Dewi Soekarno dan tempat
Bung Karno disemayamkan sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
Di museum ini tersimpan berbagai benda sejarah yang berkaitan
dengan perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tahun 1945
sampai sekarang, seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut
ketentaraan, panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI,
kendaraan perang seperti tank dan panser, berbagai jenis pesawat
terbang peninggalan masa lalu. Satu diantaranya adalah pesawat Cureng
yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisutjipto serta tandu yang
dipergunakan Panglima Besar Jenderal Sudriman saat bergerilya melawan
penjajah.Di dalam museum terdapat 74 diorama yang menggambarkan
3
peranan TNI dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
4
Nama – nama para pahlawan beserta perjuangannya dan
riwayat hidupnya
5
Nama : AHMAD YANIPangkat : Letnan Jenderal TNIJabatan Terakhir : Menteri Panglima
Angkatan Darat / Kaskota Tempat, Tgl Lahir : Purworejo, 19 Juni 1922Agama : IslamPendidikam Umum : 1.HIS
2. MULO/B 3. AMS / B Kelas II
Nama : DONALD ISA ACUS PANJAITANPangkat : Brigadir Jenderal TNIJabatan Terakhir : Asisten IV Men / PangadTempat, Tgl Lahir : Balieg – Tapanuli,09 Juni 1925Agama : ProtestanPendidikam Umum : 1. MULO/B
2. SMA / B Kelas
Nama : MT.HARYONOPangkat : Mayor Jenderal TNIJabatan Terakhir : Deputi III Men / PangadTempat, Tgl Lahir : Surabaya, 20 Januari 1924Agama : IslamPendidikam Umum : 1. EIS
2. HBS 3. IKADAI GAKKO
6
Nama : R.SOEPRAPTOPangkat : Mayor Jenderal TNIJabatan Terakhir : Deputi III Men / PangadTempat, Tgl Lahir : Purwokerto, 02 Juni 1920Agama : IslamPendidikam Umum : 1. HIS
2. MULO / B 3. AMS / B
Pendidikan Militer : 1. KMA Bandung 2. Kursus “ C “ SSKad
Nama : PIERE ANDRIES TENDEANPangkat : Letnan Satu CZI / 18681Jabatan Terakhir : Aju dan Menko
Hankam / KSABTempat, Tgl Lahir : Jakarta, 21 Pebruari 1939Agama : Protentan
Nama : SUTOYO SISWOMIHARDJOPangkat : Brigadir Jenderal TNI Tempat, Tgl Lahir : Kebumen, 28 Agustus 1922Agama : IslamPendidikan Umum : HIS
Nama : S.PARMANPangkat : Mayor Jenderal TNITempat, Tgl Lahir : Wonosobo, 04 Agustus 1918Agama : Islam
MUSEUM PENGKHIANATAN PKI
(KOMUNIS)
RUANG INTRO
Dalam Ruang Intro terdapat 3 mozaik foto yang masing - masing
menggambarkan :
1. Kekejaman - kekejaman PKI terhadap bangsa sendiri dalam
pemberontakan Madiun.
2. Penggalian jenazah korban keganasan PKI dalam Gerakan 30
September 1965.
3. Pengadilan gembong – gembong G.30 S/PKI oleh Mahkamah Miiiter
Luar Biasa.
7
8
PENCULIKAN MEN/PANGAD LETJEN TNI A. YANI (1 OKTOBER
1965)
Pukul 02.30 tanggal 1 Oktober 1965 pasukan penculik G.30.S/PKI
sudah berkumpul di Lubang Buaya. Pasukan dengan nama Pasopati
dipimpin Lettu Dul Arief. Pasukan penculik Men/pangad Letjen TNI A. Yani
memakai seragam Cakrabirawa tiba di sasaran pukul 04.00 dan berhasil
melucuti regu pengawal. Mereka memasuki rumah dan bertemu dengan
seorang putera Jenderal A. Yani.
Para penculik menyuruh anak tersebut untuk membangunkan ayahnya.
Jenderal A. Yani keluar dari kamar dengan berpakaian piyama.
Salah seorang penculik mengatakan bahwa Bapak diminta segera
menghadap Presiden. Beliau akan mandi dan berpakaian dulu. Salah
seorang anggota penculik mengatakan tidak perlu mandi dan mencuci
mukapun tidak boleh. Melihat sikap yang kurang ajar itu, Jenderal
A. Yani marah dan menampar oknum tersebut. Beliau berbalik dan
menutup pintu. Ketika itulah Pak Yani diberondong dengan senjata
Thomson dan gugur seketika. Kemudian tubuh Jenderal A. Yani yang
berlumuran darah diseret ke luar rumah dan dilemparkan keatas truk, lalu
dibawa ke Lubang Buaya.
Diorama Penculikan Men/pangad Letjen TNI A. Yani(1 Oktober 1965)
9
PENGANIAYAAN DI LUBANG BUAYA (1 OKTOBER 1965)
Dini hari tanggal 1 Oktober 1965 gerombolan G.30.S/PKI menculik 6
pejabat teras TNI AD dan seorang perwira pertama. Di Lubang Buaya
tubuh mereka dirusak dengan benda-benda tumpul dan senjata tajam ,
yang masih hidup disiksa satu demi satu kemudian kepalanya ditembak.
Sesudah disiksa para korban dilemparkan kedalam sumur tua yang
sempit. Penyiksaan dan pembunuhan itu dilakukan o!eh anggota Pemuda
Rakyat (PR). Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dan ormas-ormas PKI
lainnya
Diorama Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
PENGAMANAN LANUMA HALIM PERDANAKUSUMA (2 OKTOBER
1965)
Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto mengeluarkan perintah
untuk segera mengamankan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma
mengingat kekuatan G.30.S/PKI berpusat dipangkalan tersebut Pasukan
yang akan melaksanakan tugas pengamanan terdiri atas 1 Yon RPKAD, 1
Yon Para Kujang Siliwangi yang diperkuat 1 kompi pancer. Pasukan
bergerak pukul 03 00 tanggai 2 Oktobe, 1965 dari Markas Kostrad menuju
Lapangan Udara Halim Perdanakusuma dari arah timur. Mereka tiba
ditempat sasaran pukul 06.00 pagi tanggal 2 Oktober 1965. Lapangan
Halim Perdanakusuma dijaga oleh Yon 454/Diponegoro yang diperalat
G.30.S/PKI.
Beberapa orang anggota RPKAD berhasil menyusup sampai
ketempat parkir pesawat-pesawat terbang, sedang anggota lainnya sudah
berada di depan Yon 454. Dengan gerakan pendadakan, maka pasukan
RPKAD dan Kujang berhasil melumpuhkan pasukan Yon 454. Pukul 06.10
Halim berhasil dikuasai oleh RPKAD dan Yon Para Kujang dan gerakan
10
selanjutnya ialah menguasai Lubang Buaya.
PENGANGKATAN JENAZAH (4 OKTOBER 1965)
Setelah menguasai Halim Perdanakusuma, asukan RPKAD melanjutkan
gerakan ke Lubang Buaya Setelah daerah itu diamankan, mulai
melakukan pencairan jenazah perwira-perwira TNI-AD yang diculik oleh
gerombolan G.30.S/PKI.
Sore hari tanggal 3 Oktober 1965 diperoleh petunjuk dan anggota
POLRI yang pernah ditawan oleh geromboian C.30.S/PKI. ia memberitahu
bahwa perwira-perwira tersebut sudah dibunuh dan, jenazahnya dikubur
di sekitar tempat pelatihan musuh. Ternyata ienazah dimasukkan kedalam
sumur tua lalu ditimbun dengan sampah kering,daun-daun, singkong
secara berselang-seling. Pengangkatan jenazah dilakukan pada tanggal 4
Oktober 1965 oleh anggota-anggota Kesatuan Intai
Para Amfibi (KIPAM) dari Marinir (KKO-TNI-AL) dan anggota RPKAD.
Pengangkatan jenazah tersebut disaksikan oleh Mayor Jenderal TNI
Soeharto.
Diorama Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi(4 Oktober 1965)
11
PROSES LAHIRNYA SURAT PERINTAH
11 MARET 1966 (11 MARET 1966)
Pada tanggal 11 Maret 1966 Kabinet Dwikora bersidang di Istana
Negara ditengah memuncaknya demontrasi mahasiswa yang menuntut
pembubaran PKI, pembersihan kabinet dari oknum-oknum G.30.S/PKI dan
penurunan harga. Presiden Soekarno meninggalkan ruang sidang setelah
mendapat laporan bahwa Istana dikepung oleh pasukan tak dikenal,
kemudian berangkat ke Istana Bogor. Tiga perwira tinggi TNI-AD yakni
Mayjen TNI Basuki Rachmad, Brigjen TNI M. Yusuf dan Brigjen TNI Amir
Machmud menyusul ke Bogor setelah melapor kepada Men/pangad-Letjen
TNI Soeharto. Presiden Soekarno memerintahkan kepada ketiga perwira
tinggi bersama ketiga Wakil Perdana menteri untuk menyusun konsep
surat perintah. Akhirnya lahir Surat Perintah 11 Maret 1966.. yang
berisikan pemberian wewenang kepada Letjen TNI Soeharto untuk
mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna terjaminnya
keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan
jalannya revolusi.
12
PAMERAN TAMAN
SUMUR MAUT
Partai Komunis Indonesia ingin merebut I Pemerintah Indonesia
dengan menggunakan aksi kekerasan yaitu melakukan penculikan dan
pembunuhan terhadap enam perwira tinggi dan satu perwu yang terjadi
pada tanggai 1 Oktober 1965.
Setelah diculik, tujuh perwira tersebut desa Lubang Buaya di daerah
Pondok Gede, Jakarta Tmur. Dari ketujuh perwira tersebut, empat
diantaranya masih dalam keadaan hidup. Sesampainya di Lubang Buaya,
keempat perwira yang masih hidup disiksa beramai-ramai secara keji dan
biadab oleh gerombolan G.30.S/PKI kemudian dibunuh satu persatu
Jenazah Ketujuh perwira tersebut, kemudian dimasukkan kedalam
sebuah sumur tedalaman 12 m dan berdiameter 75 cm dengan posisi
kepala dibawah. Selanjutnya para gerombolan menutup sumur dengan
timbunan batang - batang sampah secara berselang seling beberapa kali
dan terakhir sumur tersebut ditutup dengan tanah diatasnya. Sebagai
tipuan mereka menggali lubang – lubang ssehingga dapat menyesatkan
bagi orang-orang yang akan mencari jenazah ke tujuh perwira tersebut
Dan sumur tua diketemukan tujuh jenazah Jenderal TNI A. Yani,
Mayor Jenderal TNI S. Parman, Mayor Jenoeral TNI MT. Harjono, Mayor
Jendral TNI Soeprapto, Brigadir Jenderal TNI Soetojo Siswomiharjo, Brigadir
Jenderal D.I. Pandjaitan, dan Letnan Satu Pierre Andries Tendean. Berkat
kerja keras dari satuan – satuan ABRI, jenazah-jenazah tersebut dapat
diangkat pada tanggal 4 Oktober 1965 dalam keadaan rusak akibat
penganiayaan secara kejam di luar kemanusiaan.
13
Sumur Tua
Cungkup Sumur Tua
14
RUMAH-RUMAH BERSEJARAH RUMAH PENYIKSAAN
Menjelang akhir Agustus 1965 Pimpinan Biro Khusus PKI Syam
Kamaruzaman terus menerus mengadakan pertemuan. Pertemuan pada
tanggal 22 September 1965 diselenggarakan di rumah Syam di jalan
Pramuka, Jakarta. Pertemuan tersebut membahas tentang penetapan
sasaran gerakan bagi masing-masing pasukan. Pasukan yang akan
bergerak menculik dan membunuh para Jenderal yang dianggap lawan
politiknya diberi nama pasukan Pasopati yang dipimpin oleh Letnan Satu
Dul Arief. Pasukan tersebut bergerak dari Lubang Buaya pada dini hari
pada tanggal 1 Oktober 1965 yang didahului dengan gerakan penculikan.
Mereka yang diculik adalah
1. Letjen TNI Ahmad Yani
2. Mayjen TNI MT. Harjono
3. Mayjen TNI R. Soeprapto
4. Mayjen TNI S. Parman
5. Brigjen TNI D.I. Pandjaitan
6.Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo
7. Lettu Pierre Andries Tendean
Mereka yang masih hidup dimasukan kedalam sebuah rumah
berukuran 8 m x 15,5 m. Secara kejam mereka dianiaya dan
dibunuh oleh anggota Pemuda Rakyat dan Gerwani serta organisasi lain
yang merupakan organisasi satelit PKI. Setelah puas dengan segala
Kekelamannya semua jenazah dimasukkan kedalam sumur lalu ditimbun
dengan sampah dan tanah.
Rumah yang digunakan untuk menyiksa para korban terbuat dari
bilik dan papan Sebelum meletus pemberontakan G 30.S/PKI rumah itu
digunakan sebagai tempat belajar Sekolah Rakyat (sekarang SD).
15
MUSEUM IPTEK TMII
Ilmu pengetahuan merupakan fondasi bagi teknologi sedangkan
teknologi adalah tulang punggung pembangunan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi atau IPTEK merupakan segi yang tidak dapat dikesampingkan
dari kehidupan dan kesejahteraan manusia. Di TMII pada tanggal 10
November 1995 diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Pusat
Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Disadarai bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dunia berkembang sangat cepat, dan perkembangan ini harus disadari
adanya dan diketahui arahnya. Pendirian pusat peragaan ini dimaksudkan
untuk menyadarkan masyarakat akan adanya perkembangan ini dan ikut
maju bersama perkembangan tersebut. Dengan peragaan ini pula
masyarakat dapat melihat dari dekat, bahkan ikut berperan serta di
dalamnya dan memahami bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi itu
berjalan.
Dengan peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, pengunjung
dapat mengembangkan motivasinya dalam memahami prinsip-prinsip
IPTEK. Banyak benda peragaan IPTEK yang dapat dimainkan sendiri oleh
pengunjung di pusat peragaan ini. Dengan sistem ini. pengunjung akan
secara langsung menjadi pelaku atau pelaksana ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Bagi siswa, bahkan umum pun, Pusat Peragaan IPTEK merupakan
arena yang mengasyikkan dan sekaligus mendorong untuk lebih
mendalami makna dan peran IPTEK dalam kehidupan dan kesejahteraan
manusia. Bersama Pusat Peragaan IPTEK ini diharapkan berkembang pula
apresisasi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahwa
IPTEK bukan sesuatu yang menakutkan akan tercermin dari peragaan di
pusat ini.
16
17
18