Munakahat - Agama

19
Ketua: Rizki Akbar Aulia (114060133) Wakil Ketua: Rizka Apriliah (114060 Anggtota: Faizah (114060080) Rahmat Wisnu (114060115) Iis Ishmatul Millah (114060089) Sella Nadila (114060123) Adis Tri Permatasari (114060100) Hamidah (114060213)

Transcript of Munakahat - Agama

Page 1: Munakahat - Agama

Ketua:• Rizki Akbar Aulia (114060133)

Wakil Ketua:• Rizka Apriliah (114060

Anggtota:• Faizah (114060080)• Rahmat Wisnu (114060115)• Iis Ishmatul Millah (114060089)• Sella Nadila (114060123)• Adis Tri Permatasari (114060100)• Hamidah (114060213)

Page 2: Munakahat - Agama

MUNAKAHAT

Page 3: Munakahat - Agama

1. Pengertian Munakahat/Nikah

Munakahat atau nikah menurut bahasa berarti menghimpun, sedangkan menurut terminologis adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sehingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya.

Page 4: Munakahat - Agama

2. Hukum PernikahanAsal mula hukum pernikahan yaitu mubah (boleh).

Kemudian bergantung pada kondisi atau keadaan seseorang yang bersangkutan hukum pernikahan dibagi menjadi:• Wajib: bagi orang yang telah cukup sandang pangan dan

dikhawatirkan terjerumus pada perzinaan.• Sunnat: bagi orang yang berkeinginan menikah serta

cukup sandang pangan.• Makruh: bagi orang yang tidak mampu.• Haram: bagi orang yang berkehendak

menyakiti orang yang dinikahinya.

Page 5: Munakahat - Agama

3. PERSIAPAN NIKAH ATAU KHITBAHKeluarga yang sakinah tidak akan tercipta begitu saja tanpa

ada upaya dari pihak laki-laki dan perempuan sejak pra-pernikahan. Usaha tersebut bisa dilakukan dalam bentuk pencarian dan penetapan calon pasangan dengan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai anjuran Rasulullah.

Kriteria mencari calon pasangan yang dianjurkan Rasulullah, diungkapkan dalam hadis berikut:

“Perempuan dinikahi karena empat hal: karena cantiknya,

hartanya, keturunannya, dan agamanya. Pilihlah karena

agamanya, niscaya engkau mendapat keuntungan”. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Page 6: Munakahat - Agama

4. PEREMPUAN YANG HARAM DINIKAHI

Perempuan yang diharamkan dinikahi adalah mukhrim atau mahram, yang terdiri atas:1. Diharamkan karena keturunan

a. Ibu dan seterusnya ke atas.b. Anak perempuan dan seterusnya ke bawah.c. Saudara perempuan sekandung, seayah atau

seibu.d. Bibi (saudara ibu, baik sekandung atau

perantaraan ayah atau ibu).e. Bibi (saudara ayau baik sekandung atau

dengan perantara ayah atau ibu).f. Anak perempuan dari saudara laki-laki terus ke

bawah.g. Anak perempuan dari saudara perempuan

terus ke bawah.

Page 7: Munakahat - Agama

2. Diharamkan karena susuana. Ibu yang menyusui.b. Saudara perempuan yang mempunyai

hubungan susuan.3. Diharamkan karena suatu perkawinan

c. Ibu istri (mertua) dan seterusnya keatas, baik ibu dari keturunan maupun susuan.

d. Anak tiri (istri yang dikawini dengan suami lain), jika sudah campur dengan ibuya.

e. Istri ayah dan seterusnya keatas.f. Wanita-wanita yang pernah dikawini ayah,

kakek sampai keatas.g. Istri anaknya yang laki-laki (menantu) dan

seterusnya.

Page 8: Munakahat - Agama

4. Diharamkan untuk sementaraa. Pertalian nikah, yaitu perempuan yang masih berada dalam

ikatan pernikahan, sampai dicerai dan habis masa idahnya.b. Talak bain kubra, yaitu perempuan yang ditalak dengan

talak tiga, haram dinikahi oleh bekas suaminya, kecuali telah dinikahi oleh laki-laki lain serta telah digauli. Apabila perempuan tersebut dicerai dan habis masa idahnya boleh dinikahi oleh bekas suaminya yang pertama.

c. Menghimpun dua perempuan bersaudara, kecuali salah satu dicerai atau meninggal.

d. Menghimpun perempuan lebih dari empat.e. Berlain agama, kecuali perempuan itu masuk islam.

Page 9: Munakahat - Agama

6. PELAKSANAAN PERNIKAHAN

Pernikahan dinyatakan sah apabila terkumpul rukun-rukunnya, yaitu adanya calon pasangan, wali, dua orang saksi, mahar atau mas kawin dan ijab qabul. Masing-masing rukun dijelaskan sebagai berikut:

1. Calon pasangan suami-istri, yaitu laki-laki muslim dan perempuan muslimah yang tidak diharamkan untuk menikah.

2. Wali, yaitu orang yang bertanggug jawab menikahkan pengantin perempuan, baik wali nasab maupun wali hakim.

3. Saksi, yaitu dua orang laki-laki dewasa yag menjadi saksi atas terjadinya suatu pernikahan untuk menguatkan akad nikah yang terjadi dan menjadi saksi keabsahan keturunan yang lahir dari pernikahan tersebut.

4. Mahar, yaitu pemberian dari pihak laki-laki kepada perempuan pada saat pernikahan.

5. Ijab qabul. Ijab adalah ucapan penyerahan dari wali perempuan kepada pihak laki-laki dan qabul adalah ucapan penerimaan pihak laki-laki atas penyerahan perempuan dari walinya.

Page 10: Munakahat - Agama

THALAK DAN ‘IDDAH

Page 11: Munakahat - Agama

Pengertian dan Hukum TalakThalak adalah melepaskan ikatan nikah dari suami kepada istrinya

dengan laraz tertentu, misalnya suami mengatakan: “saya talak engkau”, dengan ucapan tersebut lepaslah ikatan pernikahan dan terjadilah perceraian.

Talak adalah jalan akhir yang ditempuh suami istri, jika cara lain untuk mencapai kebaikan bersama tidak ditemukan.

Talak halal hukumnya, tetapi konsekuensinya sangat berat terutama jika pasangan itu telah memiliki keturunan, karena itu, kendatipun halal, Allah membencinya, sebagaimana disabdakan Nabi.

“Dari Ibnu Umar R.A, ia berkata: Rasulullah bersabda: Barang yang tidak

halal tetapi dibenci Allah adalah talak”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, disahkan Hakim dan Abu Hatim memguatkan mursalnya).

Page 12: Munakahat - Agama

Macam-macam Talak

a. Talak Sunni dan Talak Bid’i

Thalaq sunni adalah thalaq yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan sunnah. Menurut Rahmat Hakim (2000: 160), "Talak sunni yaitu talak yang sesuai dengan ketentuan agama, yaitu seorang suami menalak istrinya yang pernah dicampuri dengan sekali talak di masa bersih dan belum didukhul selama bersih tersebut."

Page 13: Munakahat - Agama

Thalaq Bid'i adalah thalaq yang dijatuhkan tidak sesuai dengan tuntunan sunnah.Thalaq sunni ini merupakan thalak yang dijatuhkan pada waktu dan jumlah yang tidak tepat. Maksud thalaq yang dijatuhkan pada waktu yang tidak tepat adalah thalaq yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu istri tersebuat haid atau thalaq yang dijatuhkan terhadap istri yang telah dicampuri pada waktu ia bersih, dan thalaq yang dijatuhkan pada jumlah yang tidak tepat adalah thalaq yang diucapkan tiga kali pada waktu yang bersamaan, ucapan thalaq tiga atau tiga thalaq yang diucapkan sekaligus. 

Page 14: Munakahat - Agama

b. Talak Sarih dan Talak Kinayah

Talak sarih adalah talak yang diucapkan suami dengan menggunakan kata talak (cerai), firak (pisah), atau sarah (lepas). Talak dengan menggunakan kata-kata tersebut dinyatakan sah.

Talak kinayah adalah ucapan yang tidak jelas namun mengarah kepada talak. Misalnya, ucapan yang bernada mengusir, menyuruh pulang, atau yang bernada tidak memerlukan lagi dan sejenisnya. Jika suami mengucapkannya dibarengi niat, maka talaknya jatuh. Karena itu untuk menghindari terjadinya talak kinayah, sebaiknya suami berhati-hati menggunakan kata-kata kepada istrinya.

Page 15: Munakahat - Agama

c. Talak Raj’i dan Talak Bain (sugra & kubra)

Talak raj’i adalah talak yang bisa dirujuk kembali oleh bekas suaminya tanpa memerlukan nikah kembali. Talak bain adalah talak dimana suami tidak boleh merajuk kembali bekas istrinya, kecuali dengan persyaratan tertentu. Talak bain terdiri atas talak baik sugra dan talak bain kubra.

• Talak bain sugra adalah talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri dan talak tebus. Pada talak ini suami tidak boleh merajuk kembali bekas istrinya, kecuali dengan pernikahan baru baik pada masa iddah maupun sesudahnya.

• Takal bain kubra adalah talak tiga dimana bekas suami tidak boleh merajuk atau mengawini kembali bekas istrinya, kecuali bekas istrinya itu dinikahi ileh laki-laki lain dan telah dicampuri.

Page 16: Munakahat - Agama

Sebagaimana firman Allah:ن� أ�� أ�ا ه� ن أ� أ� أ أ�ا ج� أ�ا أ� أ�ا أ� �� أ أ� ن� ه�ا أ� � ج� أ� ن �أ ج�ا �ن أ� أ ه! ن� أ" ى# %� أ أ& ج' ن) أ( ن* ه+ ج, أ- ج�. ه/ أ" أ�ا أ� أ�ا أ� �� أ أ� ن� ه�ا أ�

أ� ج�و أ� ن) أ1 نوم أ� ه- أ�ا ج� ي أ4 ج1 ه, �� أ -� ج5 �ج' ج& أ6 ن� ه" �أ � ه, �� أ -� أ5 �ج' ج& أ�ا ه� ج1 ن� أ�� ��ا أ أ7 ن� ه�� أ)ا أ� أ�� أ% أ1

Artinya:

“Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh, 2;230)

Page 17: Munakahat - Agama

‘IddahIddah adalah masa menunggu bagi wanita yang ditalak oleh

suaminya sampai ia dapat menikah kembali dengan laki-laki lain. Lamanya masa iddah bagi seorang perempuan sebagai berikut:

• Perempuan yang masih mengalami haid secara normal, iddahnya tiga kali suci.

• Perempuan yang tidak lagi mengalami haid (menopouse) atau belum mengalaminya sama sekali, iddahnya tiga bulan.

• Perempuan yang ditinggal mati suaminya, iddahnya empat bulan sepuluh hari.

• Perempuan yang sedang hamil, iddahnya sampai melahirkan.Perempuan yang berada pada masa iddah diharamkan

menerima lamaran laki-laki lain, selain bekas suaminya (bagi perempuan yang ditalak raj’i). Bekas suaminya itu wajib memberikan nafkah sampai habis masa iddahnya.

Page 18: Munakahat - Agama

HIKMAH PERNIKAHAN• Memelihara derajat manusia

Melalui perkawinan yang sah, seorang manusia dapat memenuhi kebutuhan biologisnya dengan cara yang berbeda dengan binatang. Manusia adalah makhluk yang mulia. Penyaluran kebutuhan seks secara bebas adalah perilaku yang tak bermoral. Karena itu, Islam memberikan jalan untuk menyalurkan kebutuhan tersebut melalui pernikahan. Pernikahan merupakan upaya memelihara kemuliaan manusia sebagai pemegang amanat Allah di muka bumi.

• Menjaga garis keturunanPernikahan juga berarti memelihara garis keturunan dalam proses generasi manusia. Jika pernikahan tidak diatur, garis keturunan manusia akan kacau. Dengan demikian, arah kehancuran budaya manusia semaki dekat.

• Mengembangkan kasih sayangKasih sayang merupakan kebutuhan dasar manusia, baik untuk menerima maupun memberikannya kepada orang lain. Melalui pernikahan, rasa kasih sayang itu akan dapat diterima dan diberikan secara nyata dan tuntas. Kasih sayng adalah hal yang paling asasi bagi manusia dan pernikahan merupakan tempay yang baik bagi persemaian kasih sayang tersebut, tanpa merusak nilai-nilai kemanusiaan yang suci.

Page 19: Munakahat - Agama

THANK YOU