mukolitik ekspektoran

download mukolitik ekspektoran

of 3

Transcript of mukolitik ekspektoran

  • 8/12/2019 mukolitik ekspektoran

    1/3

    MUKOLITIK

    Mukolitik adalah obat yang bekerja dengan mengurangi kekentalan dahak sehingga

    diharapkan dahak tersebut menjadi lebih mudah dikeluarkan. Pada beberapa kondisi seperti

    penyakit sumbatan paru kronik dan fibrosis kistik, mukolitik dapat digunakan sebagai

    pengencer dahak. Namun bukti-bukti yang menunjukan efektivitasnya sangat terbatas,

    bahkan tidak ada studi valid yang menunjukan kriteria kualitas mukolitik baik pada anak

    maupun dewasa.

    Walaupun bersifat mengurangi kekentalan dahak dan menyebabkan perbaikan yang

    konsisten terhadap fungsi paru. Studi yang dilakukan terhadap pasien pneumonia anak dan

    dewasa juga menunjukan bahwa tidak ada bukti yang cukup mengenai manfaat mukolitik.

    Obat ini memiliki efek samping berupa tukak lambung, karena sifat obat yang dapat

    mengiritasi lapisan lendir lambung. Selain itu dijumpai juga bronkospasme dan demam.

    Mukolitik yang dikenal di Indonesia antara lain : Ambroxol, Bromhexin, dan N-Asetil

    Sistein.

    Ambroxol :

    Menguraikan mukus. Meningkatkan hidrolisis lisosoma & stimulasi kelenjar mukus. Merangsang produksi surfaktan. Menurunkan tegangan permukaan sehingga adesi mukus pada bronkus menurun.

    N-asetil sistein :Menguraikan mukus: memutus ikatan disulfida protein

    Gambar 1. Mekanisme Kerja Mukolitik

  • 8/12/2019 mukolitik ekspektoran

    2/3

    EKSPEKTORAN

    Ekspektoran biasanya diresepkan untuk batuk kering dimana pasien sulit

    mengeluarkan dahak. Obat ini diklaim sebagai obat yang dapat merangsang pengeluaran

    sekret bronkus, akan tetapi belum ada bukti yang menyatakan bahwa obat tertentu dapat

    memfasilitasi pengeluaran dahak.

    Cara kerja ekspektoran adalah dengan merangsang saraf kelenjar bronkial, sehingga

    sekret yang dikeluarkan menjadi lebih banyak. Stimulasi saraf vagal ini bersifat mengiritasi

    mukosa lambung, sehingga konsumsi dalam dosis besar dapat menyebabkan mual dan

    muntah. Beberapa jenis ekspektoran seperti guaifensin dan potassium iodida juga bekerja

    secara langsung dengan merangsang produksi kelenjar bronkial.

    Sebuah studi (Randomized Control Trial) pada 65 orang dewasa muda menunjukan

    bahwa guaifensin tidak mempengaruhi kekentalan dahak. Namun sampai saat ini belum ada

    studi mengenai penggunaan ekspektoran pada anak.

    Efek samping ekspektoran berupa : iritasi lambung, mual, muntah, reaksi kulit,

    bengkak pada kelopak mata, bendungan paru, liur berlebih, mata dan hidung berair.

    Ammonium klorida diubah menjadi urea di hati, sehingga dapat menyebabkan keasaman

    darah.

    Beberapa zat yang digunakan dalam sediaan ekspektoran memiliki potensi bahaya dan

    tidak dianjurkan untuk anak-anak. Zat berbahaya yang dimaksud antara lain kloroform dan

    camphor. Kloroform dahulu digunakan sebagai salah satu bahan dalam sirup batuk dan

    beberapa sediaan obat lainnya, tapi penggunaanya sudah dilarang di banyak negara, karena

    beresiko toksis terhadap hati dan menyebabkan kelainan kongenital. Seperti halnya

    kloroform, camphor juga bersifat toksik.

    Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : guaifenesin, terpin

    hydrate, ammonium klorida, glyceryl guaiacolate, succus liquiritiae.

    Glyceryl Guaiacolate: Merangsang iritan-reseptor di lambung, sebabkan stimulasi parasimpatik pada saluran

    cerna dan saluran nafas.

    Sebabkan sekresi mukus yang encer. Meningkatkan gerak cilia.

  • 8/12/2019 mukolitik ekspektoran

    3/3

    Obat lain:

    Saponin (radix polygalae, radix primulae) Obat Emetik (radix ipekak, emetin)

    Ammonium klorida, Kalium iodida Minyak atsiri (menthol, eukaliptus, thymi)

    DAFTAR PUSTAKA

    Gunawan, Sulistia Gan, dkk.2008.Farmakologi Obat-Obat Simtomatik Saluran Napas.

    Jakarta: Departemen Farmakologi FKUI.

    Estuningtyas, Ari, dan Azalea Arif. 2008.Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Departemen

    Farmakologi FKUI.

    Tjay, T.H., dan Raharja, K.. 2007. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek

    sampingnya, Edisi V. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

    Sulistiawati.2003.Uji Aktivitas Mukolitik Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper betle L.) Dan

    Deteksi Kandungan Kimianya Secara KLT Dan Kromatografi Gas-Spektrofotometri

    Massa, Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.