RESILIENSI MAHASISWA DIFABEL (Studi Kasus Pada Mahasiswa ...
Muhammad Nur Jamaluddin [MNJ] Mahasiswa … menghadapi kasus riil), dan refleksi (mahasiswa...
Transcript of Muhammad Nur Jamaluddin [MNJ] Mahasiswa … menghadapi kasus riil), dan refleksi (mahasiswa...
1
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Muhammad Nur Jamaluddin [MNJ]
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pasundan
Program Kekhususan Hukum Tata Negara
G-mail: [email protected]
Phone Number: 081 223 956 738
Website: www.mnj.my.id
2
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
SEJARAH CLINICAL LEGAL EDUCATION DI FH UNPAS
Sekilas CLE
CLE, akronim dari Clinical Legal Education, adalah program peningkatan kapasitas
pengetahuan peserta didik yang telah populer di universitas-universitas di Amerika, Afrika,
Eropa, Australia, Canada, Filipina, Malaysia, Kamboja dan masih banyak negara lainnya
dengan berbagai varian penerapannya.
Apa yang dimaksud dengan Clinical Legal Education?
Philip Plowden mengasumsikan clinical legal education sebagai teaching law through exposure
to real clients and their problems dan bahkan menurutnya, clinical legal education, menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari fakultas hukum dan wajib untuk dikembangkan dalam
kurikulum pengajaran. Dengan demikian clinical legal education adalah sarana terpenting
untuk membiasakan peserta didik dalam atmosfir pelaksanaan sistem hukum di Indonesia.
Clinical Legal Education Fakultas Hukum Universitas Pasundan merupakan bagian dari Clinical
Legal Education yang telah dilaksanakan di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, CLE FH-
Unpas merupakan salah satu pioneer bersama-sama dengan Fakultas Hukum Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
Program Street Law
Sejak tahun 2007, di lingkungan FH UNPAS telah mulai dirintis program CLE, dengan fokus
pada kegiatan Street Law, yaitu program pendidikan hukum populer bagi masyarakat yang
menggunakan metode partisipatif. Istilah Street Law pertama kali dipopulerkan di Georgetown
University Law Faculty, Washington DC, Amerika Serikat, yang maksudnya adalah hukum
jalanan, yaitu hukum yang berada disekitar masyarakat sehari-hari, yang populer, yang sangat
sering dihadapi. Program ini dilaksanakan oleh peserta didik fakultas hukum dibawah supervisi
dosen praktisi hukum yang berpengalaman dalam melakukan pendampingan hukum
masyarakat. Program ini adalah bagian dari program pelayanan bagi masyarakat (public
service) yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan budaya penghormatan terhadap hak
warga negara dengan cara mempromosikan perlindungan, perlakuan yang non diskriminatif
serta penerapan sistem hukum yang demokratis.
Fakultas Hukum Universitas Pasundan. 2007. “Clinical Legal Education”, dalam
www.hukum.unpas.ac.id. Diakses tanggal 19 September 2018.
3
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
SEJARAH PERKEMBANGAN CLINICAL LEGAL EDUCATION
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
Sejak tiga tahun terakhir, Fakultas Hukum Universitas Indonesia telah menyelenggarakan
perkuliahan Klinik Hukum yang saat ini telah menyediakan empat klinik yaitu: Klinik Pidana, Klinik
Perdata, Klinik Perempuan dan Anak, serta Klinik Anti Korupsi. Klinik Hukum ini dalam
pelaksanaanya bekerjasama dengan LKBH-PPS FHUI, PKWJ, MAPPI, dan beberapa lembaga di luar
kampus. Ada dua sisi dari klinik hukum ini yaitu memberi bekal kepada mahasiswa agar mengenal
realitas hukum, memberi bekal agar mereka memiliki skill dan kemampuan praktik dan sisi kedua
memberi bantuan bagi masyarakat.
Berbeda dengan program magang, di mana mahasiswa menimba kemampuan praktik di
lembaga, kantor atau instansi di luar kampus dengan tujuan agar mereka terampil, tetapi tidak
mendapat kan bobot nilai sebagai mata kuliah, melalui Klinik Hukum, mahasiswa sekaligus
mendapatkan nilai dari mata kuliah klinik hukum serta mempunyai kemampuan praktik juga. Juga
berbeda dengan mata kuliah hukum acara atau praktik hukum di mana mahasiswa lebih banyak
menghadapi kasus-kasus yang dibuat atau didesain atau kasus-kasus yang sudah selesai untuk
kemudian dianalisis dan disiapkan dokumen hukumnya, dalam Klinik Hukum ini mahasiswa justru
harus menghadapi kasus riil. Mahasiswa bisa bertemu dengan pihak yang mempunyai kasus,
mahasiswa menyiapkan wawancara, melakukan wawancara, menyiapkan dokumen tertentu, dan
sebagainya. Jadi mahasiswa menghadapi kasus hukum yang riil, dengan didampingi oleh dosennya
atau pihak yang bekerjasama dengan pengelola Klinik Hukum.
Pengenalan dan pelaksanaan Klinik Hukum ini serentak juga diadakan di enam Fakultas
Hukum PTN lainnya yaitu: FH UGM, FH Unhas, FH USU, FH Unpad, FH Unsri, dan FH Udayana.
Masing-masing fakultas hukum ini menyediakan klinik hukum yang bermacam-macam sesuai
kemampuan dan kebutuhannya. Klinik lain yang juga ditawarkan adalah HAM, Lingkungan, dan
lain-lain. Dilihat dari segi pedagogi dan kemampuan menyerap pengetahuan dan ketrampilan bagi
mahasiswa, maka Klinik Hukum ini adalah jawaban bagi kebutuhan sarjana hukum yang terampil
dan juga perduli pada masyarakat. Mekanisme yang dilakukan dalam kuliah klinik biasanya terdiri
atas persiapan (menyiapkan mahasiswa agar siap menghadapi kasus), pelaksanaan (mahasiswa
diterjunkan menghadapi kasus riil), dan refleksi (mahasiswa menyampaikan pengalamannya
menghadapi kasus dan apa yang diperolehnya).
Sebetulnya Klinik Hukum ini sangatlah ideal untuk diikuti oleh semua mahasiswa hukum,
tetapi ada keterbatasan juga yakni setiap klinik idealnya memang jumah mahasiswanya terbatas
misalnya maksimal enam atau delapan mahasiswa. Dengan demikian dari empat klinik yang ada
di FHUI maksimal hanya menampung sekitar 24 mahasiswa. Itulah mengapa ada seleksi
4
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
sebelumnya dari peminat yang makin meningkat. Ke depan direncanakan akan ada penambahan
beberapa Klinik Hukum yang baru sesuai kebutuhan dan kemampuan pembimbing yang tersedia.
Selain Klinik Hukum, program lain yang relevan adalah magang (internship dan externship)
dimana mahasiswa selama beberapa waktu bekerja di perusahaan atau lembaga yang diminati
dan yang membuka kesempatan. Saat ini mahasiswa FHUI sudah magang di lebih dari 80 lembaga,
daerah, nasional, dan luar negeri. Mereka dibimbing oleh para profesional di masing-masing
lembaga. Ke depan, program magang ini akan lebih dimajukan lagi oleh pimpinan FHUI. Dalam
rangka meningkatkan pendidikan klinik hukum ini, pada tanggal 13 hingga 22 Maret 2015 yang
lalu, Dekan FHUI serta Ketua Laboratorium, Klinik Hukum dan Kompetisi Mahasiswa, diundang ke
lima Law School di Washington DC dan sekitarnya, bersama dengan dekan dan dosen klinik dari
enam FH PTN lainnya yang sejak awal ikut dalam pengembangan Klinik Hukum di Indonesia.
Kunjungan dilakukan di American University, George Washington University, Georgetown
University, Chatolic University, dan Washington and Lee University.
Dalam kunjungan ini, dapat dipelajari bagaimana managemen atau pengelolaan klinik,
bagaimana peranan dosen pembimbing, bagaimana peranan mahasiswa klinik, metode yang
digunakan, jenis-jenis klinik yang ada, peranan pimpinan fakultas, hubungan dengan lembaga-
lembaga peradilan dan lembaga lainnya, dan lain-lain. Clinical Legal Education memang sangat
serius dikerjakan. Masing-masing Law School menawarkan klinik yang beraneka ragam sesuai
kebutuhan masyarakatnya, bahkan salah satuLaw School menawarkan 18 klinik. Di sana juga ada
seorang Associate Dean yang khusus menangani kuliah klinik dan magang ini yaitu Associate Dean
untuk Experiential Learning. Setiap klinik memiliki ruangan sendiri, direktur sendiri, dan staf
administrasi sendiri. George Washington University bahkan memiliki gedung sendiri untuk Klinik
Hukum ini.
Berbagai hal menarik dan berkembang dari Klinik Hukum ini dapat memberi inspirasi bagi
pengembangan Klinik Hukum di FHUI. Apalagi saat ini juga sudah berdiri jejaring pengembangan
Klinik Hukum yaitu Indonesian Network for Clinical Legal Education (INCLE) yang saat ini
dikoordinir oleh dosen Klinik FHUI yaitu Dr Lidwina Inge Nurtjahjo sebagai Sekjen nya. Sementara
Ketua Unit Laboratorium, Klinik Hukum di FHUI saat ini adalah dosen hukum acara pidana yaitu
ibu Febby Mutiara Nelson. FHUI tidak saja ingin berkembang sendirian dalam Klinik Hukum ini,
tapi akan aktif membantu FH lainnya dalam membangun dan mengembangkan Klinik Hukum.
Topo Santoso. 2015. “Clinical Legal Education”, dalam http://law.ui.ac.id. Diakses
tanggal 19 September 2018.
5
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
SEJARAH PERKEMBANGAN CLINICAL LEGAL EDUCATION
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Selama mengenal dan menambah pengetahuan mengenai studi peradilan semu, ada
sesuatu yang menarik untuk dilihat dan dicermati dalam pengembangan profesi penegak
hukum di Indonesia. Pengembangan legal practice tidak difokuskan pada proses
pemebelajaran setelah lulus dari fakultas hukum, akan tetapi secara dini selama masih
menjadi mahasiswa, pembelajaran tersebut ditingkatkan untuk menjawab kebutuhan
kemampuan praktek penegak hukum.
Di Universitas Indonesia misalnya, peradilan semu berikut dengan segala hal yang
terkait padanya merupakan bagian yang memiliki prestige dan bahkan memiliki prestasi yang
luar biasa. Kebanggaan dan prestasi tersebut tidak diperoleh secara instan, tetapi melalui
proses-proses persiapan yang baik dan tepat sasaran. Hal ini didapat juga setelah beberapa
dekade yang lalu FH-UI telah mengadopsi dengan baik clinical legal education dalam
kurikulum dan kegiatan belajar mengajarnya.
Clinical legal education merupakan tataran praktis dalam mempelajari dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam satu program yang terstruktur dan menjadi
bagian yang integral dengan fakultas hukum. Philip Plowden mengasumsikan clinical legal
education sebagai teaching law through exposure to real clients and their problems. Dan
bahkan olehnya, clinical legal education, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari fakultas
hukum dan wajib untuk dikembangkan dalam kurikulum pengajaran. Dengan demikian clinical
legal education adalah sarana terpenting untuk membahani dan membiasakan mahasiswa
dalam atmosfir pelaksanaan sistem hukum di Indonesia. Bagi saya clinical legal education
adalah bentuk pembelajaran hukum baik secara teoritis yang kemudian diperdalam dalam
praktek, maupun belajar hukum secara menyeluruh dan mendalam mengenai kenyataan
praktek penegak hukum.
Secara estimologis clinical berarti klinis yang merupakan kata sifat untuk ilmu
pengetahuan. Kemudian legal yang berarti hukum dan education yaitu pendidikan. Dengan
demikian bila disatukan akan dapat didefinisikan sebagai “pendidikan mengenai ilmu
pengetahuan hukum”. Jadi jelaslah bahwa dalam konteks yang demikian, hukum menjadi
fokus dalam suatu pembelajaran.
Clinical legal education memiliki cakupan yang mendalam mengenai studi tentang
hukum, yakni:
1. a full law centre casework and representation model (model kerja hukum dan
representasi pusat hukum penuh);
6
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
2. advice only model (hanya model saran);
3. referral service (layanan rujukan);
4. representation only service (hanya layanan representasi);
5. placement service (layanan penempatan);
6. street Law and other community projects (hukum jalanan dan proyek komunitas);
7. simulated clinical activity (simulasi klinis aktivis).
Setyo Pamungkas. 2009. “Clininal Legal Education”, dalam
https://setyopamungkas.wordpress.com. Diakses tanggal 19 September
2018.
7
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
SEJARAH CLINICAL LEGAL EDUCATION DI AMERIKA
8
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
9
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
10
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
11
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
12
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
13
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
14
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Iqbal Felisiano. 2013. “Pendidikan Hukum Klinis di USA”, dalam
https://prezi.com/lwlmnajgkxai/pendidikan-hukum-klinis-di-usa-a-
lesson-learn/. Diakses tanggal 19 September 2018.
Bandung, 19 September 2018
Penulis,
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ)