MTQ Dan Solidaritas Sosial Postmetafisik

11
SOLIDARITAS SOSIAL POSTMETAFISIK: Sebuah Tawaran Paham dan Perwujudan Solidaritas Sosial Melalui Pelaksanaan MTQ Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia COSTAN FATLOLON Paroki St. Yoseph, Rumahtiga

description

Bahan presentasi

Transcript of MTQ Dan Solidaritas Sosial Postmetafisik

SOLIDARITAS SOSIAL POSTMETAFISIK: Sebuah Tawaran Paham dan Perwujudan Solidaritas Sosial Melalui Pelaksanaan MTQ Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

SOLIDARITAS SOSIAL POSTMETAFISIK:Sebuah Tawaran Paham dan Perwujudan Solidaritas SosialMelalui Pelaksanaan MTQ Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik IndonesiaCOSTAN FATLOLONParoki St. Yoseph, RumahtigaKONTEKS: IN PLURIBUS UNUMPANCASILA:Kehendak umum (G.F. W. Hegel) bangsa IndonesiaMenjamin pluralitas ada-ada (beings): etnis, suku, agama, kepercayaan, kelompok, dll.Bagaimana Gereja Katolik menjadi sacramentum salutis atau sakramen politik dalam kehidupan bangsa Indonesia, dan menciptakan solidaritas sosial di era post-metafisik?

HAKEKAT MTQ: PERISTIWA IMANIman yang dirayakan (fides quae):Ungkapan kepercayaan kepada Allah yang dimanifestasikan dalam bentuk doa, lagu dan musik.Iman yang dilaksanakan (fides qua):Uangkapan iman kepada Allah melalui tindakan nyata: hospitalitas, persatuan, keharmonisan, saling menghormati, dll.

PANCASILA & MTQMenjamin kehendak umum warga negara untuk merayakan dan melaksanakan ungkapan iman kepada Allah sesuai ajaran agama masing-masing.Menjamin toleransi dan penghormatan terhadap ajaran (dogma) semua agama dan diversivitas manifestasinya.MTQ DAN PERAN GEREJA KATOLIK Nostra Aetate, 2:Gereja mendorong para puteranya, supaya denga bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerjasama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosial-budaya yang terdapat pada mereka.MTQ DAN PERAN GEREJA KATOLIK Yoh. Paulus II, Catatan tentang Peran Umat katoliki dalam Kehidupan Politik, 2003: no. 6 4: Setiap kegiatan, setiap situasi, setiap tanggungjawab yang tepat ... merupakan kesempatan-kesempatan yang ditahbiskan oleh Penyelengaraan Ilahi untuk secara berkesinambungan mengamalkan iman, pengharapan dan cinta kasih.MTQ DAN PERAN GEREJA KATOLIK Paus Benedictus XVI:Sebuah dialog yang sehat antara institusi-institusi piolitik dan agama demi perkembangan integral umat manusia dan harmoni sosial (Religious Freedom, the Path to Peace, Message for World Day of Peace (1 January 2011), http://www.vatican.va/)SOLIDARITAS POSTMETAFISIKJ. Habermas (1929 - ):Toleransi dalam diskursus ajaran agama mengindikasikan adanya penghormatan terhadap ajaran sesama warga negara bahkan ketika kita mengetahui bahwa kepercayaan mereka salah atau cara hidup mereka tidak berkenan kepada kita [BNR, 2008: 258].SOLIDARITAS POSTMETAFISIKToleransi hanya mungkin ada, apabila mereka yang terlibat, dapat mendasarkan penolakan mereka atas dasar alasan yang masuk akal. [BNR, 2008: 258].Dibutuhkan: Sikap iklusif dari setiap anggota komunitas kaum beriman. KESIMPULANNilai-nilai Pancasila sejalan dengan ajaran Gereja Katolik.Gereja Katolik mendukung sepenuhnya pelaksanaan MTQ sebagai aktualisasi iman yang dirayakan dan iman yang dihidupi.Toleransi agama dapat menjadi jalan bagi solidaritas sosial dan perdamaian ketika diskrimasi, berdasarkan agama, telah diatasi [bdk. BNR, 2008: 259].KESIMPULANTo live together in the world means essentially that a world of things is between those who have it common, as a table is located between those who sit around it; the world, like every in-between, related and separates men at the same time. The public realm as the common world gathers us together and yet prevents our falling over each other... What makes mass society so difficult to bear is not the number of people... but the fact that the world between them has lost its power to gather them together, to relate and separate them.

Hannah Arendt, The Human Condition (Chicago: The University of Chicago Press, 1958), hlm. 52-53.