MSE

18
MENTAL STATUS EXAMINATION PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DITERJEMAHKAN DARI KAPLAN & SADOCK’S SYNOPSIS OF PSYCHIATRY TENTH EDITION OLEH : Dr. ERNA HERAWATI SUPERVISOR : Dr. RH BUDHI MULJANTO, Sp.K.J.

description

Jiwa

Transcript of MSE

Page 1: MSE

MENTAL STATUS EXAMINATION

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

DITERJEMAHKAN DARI

KAPLAN & SADOCK’S SYNOPSIS OF PSYCHIATRY

TENTH EDITION

OLEH :

Dr. ERNA HERAWATI

SUPERVISOR :

Dr. RH BUDHI MULJANTO, Sp.K.J.

Page 2: MSE

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Pemeriksaan status mental adalah bagian dari penilaian klinis yang menggambarkan gabungan dari pengamatan dan kesan pemeriksa selama pemeriksaan. Riwayat pasien tidak berubah, sebaliknya status mental pasien dapat berubah dari hari ke hari atau dari jam ke jam. Pemeriksaan status mental (MSE) adalah deskripsi dari penampilan, pembicaraan, perilaku dan pikiran pasien selama wawancara. Bahkan saat pasien diam (mutisme), inkoheren, atau menolak menjawab pertanyaan, klinisi (dokter) dapat memperoleh banyak informasi melalui pengamatannya yang teliti.

Deskripsi Umum

Penampilan

Dalam mendiskripsikan penampilan, psikiater menggambarkan penampilan pasien dan kesan fisik keseluruhan, seperti posture (sikap badan/perawakan), sikap tenang, pakaian, dan perawatan diri. Jika pasien tampak sangat aneh/ganjil, pemeriksa ini dapat bertanya, “Apakah ada orang yang pernah mengomentari penampilan anda?” “Bagaimana anda menggambarkan penampilan anda?” “Bagaimana anda menjelaskan kepada saya mengapa anda memilih berpenampilan seperti ini?”

Penampilan antara lain meliputi: tipe tubuh, sikap tubuh, sikap tenang, pakaian, perawatan diri, rambut, dan kuku. Penampilan biasanya digambarkan dengan ungkapan/istilah tampak: sehat, sakit, sakit ringan, tenang, tampak tua, tampak muda, tak rapi/kusut, kekanak-kanakan, dan bizar (aneh). Tanda-tanda cemas dicatat: tangan basah, dahi berkeringat, sikap tubuh tegang, mata terbelalak.

Table 1-4 Bagan MSE

1. Penampilan2. Perilaku yang jelas3. Sikap4. Cara berbicara5. Mood dan Afek6. Pikiran

a. Bentukb. Isi

7. Persepsi8. Kesadaran dan Kognitif

a. Alertness (kewaspadaan/ketajaman perhatian)b. Orientation (orientasi (orang, tempat, waktu)c. Konsentrasi dan perhatian

2

Page 3: MSE

d. Ingatan jangka pendek, jangka panjang)e. Penghitunganf. Tingkat pengetahuang. Pikiran abstrak

9. Insight (tilikan diri)10. Penilaian terhadap realitas

Sikap terhadap pemeriksa

Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat digambarkan sebagai kooperatif, bersahabat, penuh perhatian, tertarik pada pemeriksaan, jujur/terus terang, berusaha menarik perhatian, defensif, memandang rendah, membingungkan, acuh tak acuh, bermusuhan, melucu, menyenangkan, mengelak, atau berhati-hati; sejumlah kata sifat yang lain dapat digunakan. Laporkan tingkat hubungan yang dibuat.

Karakteristik Cara Bicara

Bagian dari laporan ini menggambarkan karakteristik fisik dari cara bicara. Cara bicara dapat digambarkan tentang kuantitas, kecepatan produksi, dan kualitasnya. Pasien dapat digambarkan sebagai banyak bicara, banyak mulut/suka ngomel, fasih (dapat berbicara lancar), pendiam, tak spontan, atau mau mendengarkan secara normal isyarat-isyarat dari pemeriksa. Cara bicara dapat cepat atau lambat, bertekanan, ragu-ragu, emosional, dramatis, monoton, keras, berbisik, slurre, staccato, atau berkomat-kamit/menggumam. Gangguan cara bicara seperti gagap (stuttering) termasuk dapat bagian ini. Tiap/semua irama yang tak biasa (diistilahkan dengan dysprosody) atau logat / aksen sebaiknya dicatat. Cara bicara pasien mungkin spontan.

Perilaku yang Jelas dan Aktivitas Psikomotor

Di sini digambarkan aspek-aspek kuantitas dan kualitas perilaku motorik pasien. Meliputi mannerisme, tik, gesture (gerak isyarat, langkah), gugup, perilaku stereotipi, ekopraksi, hiperaktivitas, agitasi, combativeness, fleksibilitas, rigiditas (kekakuan), gait (cara berjalan), dan agility (ketangkasan). Catatlah retardasi psikomotor atau perlambatan gerakan tubuh yang merata. Gambarkanlah adanya aktivitas tanpa tujuan atau tanpa maksud.

Mood dan Afek

Mood

3

Page 4: MSE

Mood didefinisikan sebagai suatu emosi yang meresap dan terus-menerus yang mewarnai persepsi seseorang terhadap dunia/alam. Psikiater tertarik pada apakah pasien spontan menyatakan perasaannya atau perlu ditanyakan bagaimana perasaannya. Pernyataan-pernyataan tentang mood pasien dapat meliputi kedalaman, intensitas, durasi dan fluktuasi. Kata sifat yang umum digunakan untuk menggambarkan mood meliputi sedih (depresi), putus asa/ kehilangan harapan, irritable (lekas marah), cemas, marah, expansive (meluap-luap), eufori, kosong, rasa bersalah, putus asa, futile (sia-sia), merendahkan/menghina diri, takut, dan bingung. Mood dapat labil, berubah-ubah (turun naik), atau bergantian dengan cepat antara keadaan-keadaan ekstrem (misal tertawa dengan keras dan meluap-luap pada satu saat, menangis dan putus asa pada saat selanjutnya).

Afek

Afek dapat didefinisikan sebagai respon/tanggapan emosi pasien saat ini, yang disimpulkan dari ekspresi wajah pasien, meliputi jumlah dan range perilaku yang menyatakan. Afek dapat kongruen (sesuai) atau tidak kongruen dengan mood. Afek dapat digambarkan sebagai dalam batas normal, menyempit, tumpul, atau datar. Pada afek normal, terdapat variasi dalam ekspresi wajah, nada suara, gerakan tangan dan tubuh. Bila afek menyempit, range dan intensitas ekspresi berkurang/menurun. Pada afek tumpul, ekspresi emosi menurun lebih jauh. Untuk mendiagnosis afek datar, nyata-nyata tak ada tanda-tanda ekspresi afektif yang tampak; suara pasien monoton dan wajahnya tak berubah. Catat kesulitan pasien dalam memulai, mempertahankan, atau mengakhiri respon emosionalnya.

Kesesuaian Afek

Psikiater dapat menilai keserasian respon emosional pasien dalam konteks pokok pembicaraan pasien. Waham pasien yang menggambarkan suatu waham penyiksaan (persecution) seharusnya marah atau takut pada pengalaman yang diyakininya terjadi pada dirinya. Marah atau takut pada konteks ini adalah sebuah ekspresi yang serasi. Psikiater menggunakan istilah afek tak serasi (inappropriate) untuk suatu kualitas respon yang ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia, dimana afek pasien tak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan (misalnya afeknya datar saat berbicara tentang impuls-impuls yang kejam).

Persepsi

Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi, dapat dialami dalam kaitan dengan diri atau lingkungannya. Sistem sensoris yang terlibat (misal pendengaran, penglihatan, pengecapan, penciuman atau perabaan) dan isi ilusi atau halusinasi sebaiknya diuraikan/dicatat. Keadaan saat terjadinya halusinasi penting; halusinasi hipnagogik (terjadi saat seseorang jatuh tertidur) dan halusinasi hipnopompik (terjadi saat seseorang terbangun) memiliki makna yang kurang serius dibanding jenis halusinasi yang lain. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat tertentu dari stres pada pasien yang sifatnya individual. Depersonalisasi dan derealisasi (perasaan yang ekstrem dari

4

Page 5: MSE

detachment (perasaan yang ekstrem yang lepas dari diri dan lingkungannya) adalah contoh lain dari gangguan persepsi. Formication, perasaan adanya binatang-binatang kecil yang merayap di bawah kulit, ada pada kokainisme.

Contoh-contoh pertanyaan untuk memperoleh halusinasi pada pasien adalah sebagai berikut: “Apakah anda pernah mendengar suara-suara atau bunyi-bunyi lain yang orang lain tak dapat mendengar atau saat tak ada orang lain berada di sekitar anda?” “Apakah anda mengalami sensasi / perasaan aneh pada tubuh anda yang orang lain tak dapat melihat?”

Seorang pria muda penderita skizofrenia mendengar suara yang terus-menerus berulang kali menyuruhnya untuk menghentikan pengobatan antipsikotiknya. Setelah melawan perintah itu selama beberapa minggu, pasien itu merasa bahwa dia tak dapat melawan suara itu lebih lama lagi, dan dia tak melanjutkan pengobatan. Dua bulan kemudian, dia dibawa paksa ke rumah sakit dan hampir mengalami kolaps kardiovaskular. Belakangan dia mengatakan bahwa begitu dia menghentikan pengobatan, suara tersebut selanjutnya mendesak supaya dia berhenti makan dan minum untuk menyucikan/membersihkan dirinya.

Seorang pria berumur 37 tahun yang ketakutan dalam keadaan delrium tremens akut melihat sekilas dengan gelisah ke sekeliling ruangan. Dia menunjuk ke jendela dan berkata. ”Tuhanku, armada Spanyol ada di halaman. Mereka akan menyerang.” Dia mengalami halusinasi sebagai hal nyata, dan hal ini berlangsung secara intermiten selama 3 hari sebelum reda. Sesudah itu pasien ini tak punya memori tentang pengalaman tersebut.

Isi Pikiran dan Kecenderungan mental

Pikiran dapat dibagi menjadi proses dan isi. Proses menunjukkan cara bagaimana seseorang mengatakan ide /gagasan beserta asosiasinya, bentuk bagaimana seseorang berpikir. Proses atau bentuk pikiran dapat logis dan koheren atau sama sekali tak logis dan bahkan tak dapat dimengerti. Isi menunjukkan seseorang sebetulnya berpikir tentang apa: idea (pikiran/gagasan), keyakinan, preokupasi, obsesi. Tabel 1-5 berisi gangguan pikiran yang umum.

Proses Pikir (Bentuk Pikiran)

Pasien dapat punya pikiran yang sangat banyak atau miskin pikir. Mungkin pikiran cepat, di mana dalam keadaan ekstrem disebut flight of ideas. Pasien mungkin menunjukkan pikiran lambat atau ragu-ragu.

Pikiran dapat samar-samar atau kosong. Apakah jawaban-jawaban pasien benar-benar menjawab pertanyaan yang ditanyakan, dan apakah pasien memiliki kemampuan untuk berpikir yang mengarah pada tujuannya? Apakah respon-respon pasien relevan atau irelevan? Apakah terdapat hubungan sebab akibat yang jelas pada penjelasan pasien? Apakah pasien mengalami asosiasi longgar? (misalnya, apakah pikiran-pikiran itu kelihatannya tak berhubungan dan berhubungan secara aneh?). Gangguan kontinuitas

5

Page 6: MSE

pikiran meliputi pernyataan-pernyataan yang tangensial, sirkumstansial, rambling (melantur/bertele-tele), evasive (bersifat mengelak), atau perseverative.

Table 1-5 Gangguan Pikiran Formal

Sirkumstansial. Masuknya berbagai rincian hal-hal yang sepele dan tak relevan yang mengganggu tentang apa yang di maksudkan.

Asosiasi clang. Pikiran-pikiran lebih berhubungan dengan persamaan suara atau kata-kata daripada artinya (misal, melalui sajak atau purwakanti).

Derailment. (sinonim dengan asosiasi longgar) Suatu gangguan pada hubungan logis antara gagasan dan keseluruhan arti yang dimaksudkannya. Kata-katanya membentuk kalimat, tapi kalimatnya tak seperti yang dimaksudkannya.

Flight of idea. Suatu rangkaian dari asosiasi multipel sehingga pikiran-pikiran kelihatannya tiba-tiba berpindah dari satu gagasan ke gagasan lain; sering diucapkan dengan cepat, memaksa.

Neologisme. Penciptaan kata-kata atau ungkapan baru atau penggunaan kata-kata konvensional secara aneh.

Perseverasi. Pengulangan kata-kata, ungkapan atau gagasan di luar konteks.

Tangensial. Dalam menjawab (suatu) pertanyaan, pasien memberikan jawaban yang sesuai dengan topik umum tanpa benar-benar menjawab pertanyaan tersebut. Contoh :Dokter, “Apakah anda mengalami kesulitan tidur akhir-akhir ini?”Pasien, “Saya biasanya tidur di bed saya, tapi sekarang saya tidur di sofa.”

Thought blocking. Gangguan tiba-tiba dari pikiran atau putusnya arus pikir.

Blocking adalah terhentinya rangkaian pikiran sebelum suatu gagasan lengkap disampaikan; pasien mungkin menunjukkan ketidakmampuan mengingat apa yang baru saja diucapkan atau yang akan diucapkannya.

Sirkumtansialitas menunjukkan hilangnya kemampuan untuk memaksudkan pikirannya; dalam proses menjelaskan suatu gagasan, pasien membawa banyak rincian yang irelevan dan komentar-komentar yang disisipkan tetapi akhirnya kembali ke poin / maksud semula.

Tangensialitas adalah gangguan di mana pasien kehilangan urutan percakapan, mengikuti pikiran-pikiran yang divergen/berlainan yang distimulir oleh bermacam-macam stimulus eksternal dan internal yang tak relevan, dan tak pernah kembali ke maksud semula.

Kerusakan proses pikir dapat direfleksikan oleh inkoheren atau hubungan pikiran yang tak dapat dimengerti (word salad), clang assiciation (asosiasi bunyi/suara), punning (asosiasi dengan makna ganda), dan neologisme (kata-kata baru yang diciptakan oleh pasien dengan mengkombinasikan atau menyingkat kata-kata lain.

6

Page 7: MSE

Isi Pikiran

Gangguan pada isi pikiran meliputi delusi (waham), preokupasi (di mana dapat melibatkan penyakit pasien), obsesi (“Apakah anda memiliki pikiran-pikiran yang mengganggu dan berulang-ulang?”), kompulsi (“Apakah ada sesuatu yang anda kerjakan berkali-kali, dengan cara mengulang-ulang?” “Apakah ada sesuatu yang harus anda kerjakan dengan cara atau urutan tertentu?” “Jika anda tak melakukannya dengan cara tersebut, haruskah anda mengulanginya?” “Apakah anda mengetahui mengapa anda mengerjakannya dengan cara tersebut?”), fobia, rencana, maksud/tujuan, pikiran berulang tentang suicide atau homicide, gejala-gejala hipokondriakal, dan dorongan-dorongan antisosial yang spesifik.

Seorang pasien yang mengalami kompulsi untuk mengerjakan setiap hal delapan kali, mempengaruhi semua perilakunya apakah dia menyikat giginya atau mengunci pintu rumahnya yang masing-masing dia harus melakukannya delapan kali. Dia tahu perilakunya tak rasional tetapi dia tak dapat menghentikannya sendiri dari aktivitas ini.

Apakah pasien memiliki pikiran untuk mencederai dirinya? Adakah suatu rencana? Satu kategori mayor untuk gangguan isi pikir melibatkan delusi/waham. Waham “keyakinan-keyakinan yang menetap, salah, di luar penerimaan latar belakang kultural pasien” mungkin sesuai mood (pikiran yang ada bersama dengan suatu mood depresi atau elasi, misal seorang pasien depresi berpikir bahwa dia mati atau seorang pasien yang sangat gembira berpikir bahwa dia adalah Maryam Perawan suci) atau tak sesuai mood (misal seorang pasien yang sangat gembira berpikir bahwa dia menderita tumor otak). Psikiater sebaiknya menggambarkan isi sistem delusional dan mencoba untuk mengevaluasi organisasinya dan keyakinan pasien tentang kebenarannya. Perilaku di mana waham ini mempengaruhi kehidupan pasien digambarkan secara tepat di dalam riwayat penyakit sekarang. Waham dapat bizar dan mungkin melibatkan keyakinan terhadap pengendalian dari luar dirinya. waham dapat bertema penganiayaan atau paranoid, grandiose, cemburu, somatik, rasa bersalah, nihilistik atau erotik. Klinisi sebaiknya menjelaskan/menguraikan ideas of reference atau ideas of influence. Contoh ideas of reference meliputi keyakinan seseorang bahwa televisi atau radio berbicara kepadanya atau tentang dia. Contoh idea of influence adalah keyakinan tentang orang atau kekuatan lain mengendalikan beberapa aspek perilaku seseorang.

Seorang pria muda penderita skizofrenia, putus sekolah, yang hanya dapat bekerja paruh waktu pada pekerjaan-pekerjaan level rendah, dan tinggal dengan keluarganya yang berhasil, yakin bahwa dirinya adalah Al-Masih. Dia benar-benar meyakini bahwa perjuangannya dan ketidaksuksesannya di pekerjaan hanya ujian Tuhan sampai identitas pasien sesungguhnya ditampakkan. Begitu ada perbaikan, jika ditanya dia akan bilang bahwa dia adalah pilihan Tuhan, tetapi ketika pertanyaan berlanjut, dia akan mengakui kemungkinan kecil bahwa dia salah. Dalam pencapaian status klinis terbaiknya, dia akan merenungkan kemungkinan bahwa dia adalah Al-Masih tetapi dalam keadaan dia tak yakin.

Sensori dan Kognisi

7

Page 8: MSE

Bagian sensorium dan kognisi dalam MSE mencoba menilai fungsi otak, termasuk inteligen, kemampuan berpikir abstrak, dan tingkat tilikan diri dan pertimbangan. Pertanyaan-pertanyaan untuk tes fungsi kognitif terdapat pada tabel 1-6.

Kesadaran

Gangguan kesadaran biasanya menunjukkan kerusakan otak organik. Clouding of consciousness (Kesadaran berkabut) adalah sebuah penurunan menyeluruh kewaspadaan terhadap lingkungan. Pasien mungkin tak dapat mempertahankan perhatian terhadap stimuli lingkungan atau memelihara pikiran atau perilaku ke arah tujuan. Clouding atau obtunding of consciousness seringkali bukan merupakan status mental yang menetap. Seorang pasien secara khas menunjukkan fluktuasi tingkat kesadaran terhadap lingkungan sekelilingnya. Pasien yang mengalami perubahan kesadaran sering menunjukkan beberapa gangguan orientasi, meskipun kebalikannya tak perlu benar. Beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kesadaran pasien adalah berkabut (clouding), somnolen, stupor, koma, letargi, atau waspada.

Table 1-6Pertanyaan-pertanyaan yang Digunakan untuk Memeriksa Fungsi Kognitif dalam Bagian Sensori Pemeriksaan Status Mentalis

1.Kewaspadaan Observasi

2. Orientasi Siapa nama anda? Siapakah saya?Tempat apa ini? Di mana dia berada?Kita berada di kota apa?

3. Konsentrasi Mulai dari angka 100, hitunglah ke bawah dengan mengurangi 7 (atau 3)Ucapkan huruf-huruf alfabet secara mundur dimulai dari Z.Sebutkan bulan-bulan dalam setahun secara mundur dimulai dari Desember.

4. IngatanSegera Ulangilah nomor-nomor ini setelah saya : 1, 4, 9, 2, 5Saat ini Sarapan apakah anda tadi?

Apa yang anda lakukan sebelum kita mulai berbicara pagi ini?Saya ingin anda mengingat tiga barang ini : pensil kuning, anjing cockerm dan Cincinnati. Serelah beberapa menit saya akan meminta anda untuk mengulanginya.

Jangka panjang Di mana alamat anda ketika anda kelas tiga ?Siapakah guru anda?Apa yang anda kerjakan selama musim panas antara SMU dan perguruan tinggi?

5. Perhitungan Jika anda membeli suatu barang yang berharga 3,75 dolar dan anda membayar dengan uang 5 dolar, berapa kembaliannya?Berapa harga tiga jeruk jika satu lusin jeruk harganya 4 dolar?

8

Page 9: MSE

6. Kekayaan pengetahuan Berapa jarak antara New York dan Los Angeles?Apa nama samudra yang terletak di antara Amerika Selatan dan Afrika?

7. Pemikiran abstrak Mana dari hal berikut ini yang tak tergolong dalam grup ini : gunting, burung kenari, dan labah-labah? Mengapa?Dalam hal apa apel dan jeruk serupa?

Orientasi dan Ingatan

Gangguan orientasi secara tradisional dibagi berdasarkan waktu, tempat, dan orang. Beberapa gangguan biasanya tampak dalam urutan ini (yaitu, orientasi waktu terganggu sebelum orientasi tempat); demikian pula dengan perbaikan pasien, gangguan tersebut hilang dalam urutan yang sebaliknya. Psikiater harus menentukan apakah pasien dapat menyebutkan tanggal dan waktu dengan tepat. Sebagai tambahan, jika pasien diopname, apakah pasien mengetahui sudah berapa lama dia berada di sana? Apakah pasien kelihatannya dihadapkan pada waktu ini? Dalam pertanyaan-pertanyaan tentang orientasi tempat, pasien sebaiknya dapat menyebutkan nama dan lokasi rumah sakit dengan benar dan berkelakuan sebagaimana mereka tahu di mana mereka berada. Dalam menilai orientasi orang, psikiater menanyai pasien apakah mereka mengetahui nama-nama orang-orang di sekeliling mereka dan apakah pasien memahami peran orang-orang tersebut dalam hubungan pasien. Apakah mereka mengetahui siapakah pemeriksa mereka? Hanya dalam keadaan yang paling berat pasien tak mengetahui siapa diri mereka sendiri.

Seorang pria alkoholik berumur 42 tahun dalam keadaan delirium tremens, diperiksa di RS California pada tahun 1995, ditanya tanggal dan di mana dia berada. Dia menjawab, “Saya sedang berdiri di sebuah sudut jalan di kota Kansas pada tahun 1966 menjaga bisnis milikku. Mengapa engkau tak menjaga milikmu sendiri?”

Fungsi-fungsi ingatan/memori secara tradisional telah dibagi menjadi empat area: memori jangka panjang, memori masa lalu (jangka menengah), memori baru saja (jangka pendek) dan ingatan segera dan mengingatnya. Memori jangka pendek dapat diperiksa dengan menanyai pasien tentang selera makan mereka dan kemudian tentang apa yang mereka makan saat sarapan atau makan malam kemarin. Pasien dapat ditanyai apakah mereka dapat ingat nama pemeriksa. Meminta pasien untuk mengulangi enam angka ke depan dan kemudian ke belakang adalah tes untuk ingatan segera. Memori jangka panjang dapat dites dengan menanyai pasien informasi tentang masa kecil mereka yang dapat dibuktikan kemudian. Meminta pasien untuk mengingat kejadian-kejadian baru yang penting dari beberapa bulan yang lalu menguji memori masa lalu (jangka menengah). Seringkali pada gangguan kognitif, yang pertama kali terganggu adalah memori jangka pendek, dan memori jangka panjang terganggu belakangan. Jika terdapat gangguan, apa usaha yang dilakukan untuk menyesuaikan dengannya atau menyembunyikannya? Apakah denial (penyangkalan), confabulation (secara tidak sadar membuat jawaban palsu ketika memori terganggu), atau circumstantiality digunakan

9

Page 10: MSE

untuk menyembunyikan kekurangan ini? Reaksi-reaksi terhadap hilangnya memori dapat memberikan petunjuk penting pada gangguan yang mendasari dan mekanisme koping. Sebagai contoh, pada pasien yang tampaknya mengalami gangguan memori, pada kenyataannya, depresi kemungkinan besar lebih mengkhawatirkan daripada kehilangan memori sekunder pada demensia. Klinisi juga harus menetapkan adakah reaksi katastrofik (menangis penuh kecemasan saat tak dapat mengingat).

Seorang pria berumur 40 tahun alkoholik kronis, yang pada MSE didapatkan gangguan memori yang menyolok/nyata, dengan penuh ketakutan menginginkan keluar dari rumah sakit, dia mengatakan bahwa istrinya baru saja mengalami kecelakaan mobil dan bahwa dia harus segera ke rumah sakit yang lain untuk melihatnya. Dia mengatakannya dengan penuh keyakinan dan kekawatiran penuh rasa takut yang sesuai (appropriate); bagi pasien ini, paling tidak cerita ini adalah nyata. Pada kenyataannya, istrinya telah meninggal 15 tahun yang lalu. Pasien ini mengatakan cerita yang sama berulang kali, selalu dengan penuh keyakinan, walaupun staf rumah sakit mengkonfrontasi dia dengan kenyataan bahwa istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Pasien ini tak pernah terpengaruh oleh pernyataan mereka, karena dia tak dapat mengingat hal baru. Meskipun ingatan masa lalunya setengah bagus, dia dapat berulang-ulang mengingat cerita kegawatdaruratan istrinya.

Table 1-7Ringkasan Tes Memori

Usahakan menilai apakah proses registrasi, retensi dan rekoleksi utama dilibatkan.

Memori jangka panjang : data masa kanak, kejadian penting yang diketahui telah terjadi saat pasien lebih muda atau bebas dari penyakit, persoalan pribadi, materi netral.

Memori masa lalu : beberapa bulan yang lalu.

Memori jangka pendek: beberapa hari terakhir, apakah yang dilakukan pasien kemarin, dua hari sebelumnya, apakah yang pasien makan saat sarapan, makan siang dan makan malam.

Memori segera dan recall: mengukur jarak jari; dapat mengulang 6 angka setelah pemeriksa mendiktekannya, pertama kali urut dari depan, kemudian dari belakang (pasien yang tak mengalami gangguan memori biasanya dapat mengulang enam angka dari belakang; dapat mengulang tiga kata dengan segera dan 3 sampai 5 menit kemudian.

Konfabulasi (secara tidak sadar membuat jawaban palsu ketika memori terganggu) lebih dihubungkan dengan gangguan kognitif. Tabel 1-7 memberikan ringkasan tes memori.

Konsentrasi dan Perhatian

Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai sebab. Gangguan kognitif, ansietas, depresi, dan stimuli internal seperti halusinasi auditorik, semua dapat menyebabkan gangguan konsentrasi. Pengurangan serial 7 dari 100 adalah tugas sederhana yang memerlukan konsentrasi utuh dan kemampuan kognitif. Dapatkah pasien mengurangi 7 dari angka 100 dan meneruskan mengurangi dengan 7? Jika pasien tak dapat mengurangi dengan 7, dapatkah dia mengurangi dengan 3? .... pemeriksa

10

Page 11: MSE

harus selalu menilai apakah ansietas, beberapa gangguan mood atau kesadaran, atau suatu defisit belajar (dyscalculia) yang bertanggung jawab atas kesulitan ini.

Perhatian dinilai dengan menghitung atau dengan menanyai pasien untuk mengeja kata “dunia” dari belakang. Pasien dapat juga diminta untuk memberi nama lima benda yang dimulai dengan huruf tertentu.

Sepanjang episode manik yang terbarunya, seorang pria berumur 48 tahun yang menderita gangguan bipolar dengan ide-ide kebesaran, psikotik yang hebat. Dia meyakini bahwa dia dapat mengendalikan lalu lintas di Los Angeles dengan mengemudi di jalan raya tertentu di waktu yang tertentu dan mau orang lain meninggalkan jalan tersebut. Setelah episode manik berakhir dan sepanjang episode depresi yang menyusul dengan segera, dia dapat mengingat sebenarnya tak ada perincian dari isi pikiran sebelumnya saat dia manik. Belakangan, saat euthimik, dia mengingat hanya sedikit gambaran yang kabur/tak jelas. Satu tahun kemudian, permulaan periode hipomanik baru digembar-gemborkan dengan ingatan pasien yang spontan dan menggambarkan perincian bagus rencana-rencana psikotik pada episode sebelumnya.

Membaca dan Menulis

Psikiater meminta pasien untuk membaca sebuah kalimat. Pasien juga diminta untuk menulis sebuah kalimat sederhana namun lengkap.

Kemampuan Visuospasial

Pasien diminta untuk menyalin sebuah gambar, seperti sebuah jam atau segilima.

Pemikiran Abstrak

Berpikir abstrak adalah kemampuan untuk menguraikan / berurusan dengan konsep-konsep. Pasien dapat mengalami gangguan pada cara di mana mereka mengkonseptualisasi atau mengendalikan pikiran. Dapatkah pasien mererangkan kemiripan, seperti antara apel dan pear, atau antara kebenaran dan keindahan? Apakah pasien mengerti arti dari peribahasa sederhana, seperti “Tong kosong berbunyi nyaring”? Jawaban-jawaban dapat konkret (memberikan contoh spesifik untuk menggambarkan arti) atau terlalu abstrak (memberikan penjelasan terlalu umum). Kesesuaian antara jawaban dan cara mereka memberikan jawaban dicatat. Pada reaksi katastropik, pasien-pasien dengan kerusakan otak menjadi sangat emosional dan tak dapat berpikir abstrak.

Saat diminta untuk menjelaskan peribahasa, “Ada udang di balik batu”, seorang pasien skizofrenik menjawab, “Di balik batu ada udang” atau “udangnya bersembunyi di bawah batu.”

Informasi dan Intelegensi

11

Page 12: MSE

Jika dicurigai kemungkinan adanya suatu gangguan kognitif, apakah pasien ini mengalami kesulitan dengan tugas-tugas, seperti menghitung kembalian dari 1000 rupiah setelah membayar 675 rupiah? Jika tugas ini terlalu sulit, apakah masalah-masalah mudah (seperti berapa keping 850 rupiah) dapat dipecahkan? Intelegensi pasien berhubungan dengan perbendaharaan kata dan pengetahuan umum (misal jarak antara Jakarta – Surabaya, siapa presiden Amerika Serikat). Tingkat pendidikan pasien (baik pendidikan formal atau otodidak) dan status sosial ekonomi harus dipertimbangkan. Menguasai konsep-konsep sulit atau rumit dapat mencerminkan intelegensi, bahkan pada ketiadaan pendidikan formal atau suatu masukan informasi yang luas. Akhirnya, psikiater menilai kemampuan intelektual pasien dan kemampuan untuk berfungsi pada tingkat sokongan dasar.

Impulsivitas

Apakah pasien mampu untuk mengendalikan impuls seksual, agresif atau lainnya? Sebuah penilaian untuk kendali impuls penting dalam memastikan kesadaran pasien terhadap perilaku yang sesuai nilai sosial dan merupakan sebuah ukuran dari potensial bahaya pasien terhadap dirinya atau orang lain. Pasien mungkin tak dapat mengendalikan impuls karena sekunder terhadap gangguan psikotik dan kognitif atau katena defek karakter kronik, sebagaimana diamati pada gangguan kepribadian. Kendali impuls dapat dinilai dari riwayat penyakit sekarang dan dari perilaku yang diamati selama wawancara.

Pertimbangan dan Tilikan Diri

Pertimbangan

Selama anamnesis, psikiater sebaiknya dapat menilai banyak aspek dari kemampuan pasien terhadap pertimbangan sosial. Apakah pasien memahami kemungkinan akibat perilakunya, dan apakah dia dipengaruhi oleh pemahamannya? Dapatkah pasien meramalkan apa yang akan dia kerjakan dalam situasi imajiner (misalnya mencium bau asap saat berada di bioskop yang padat)?

Saat ditanyakan apa yang akan dia kerjakan saat dia menemukan sebuah amplop bertuliskan alamat saat berada di jalan, pasien menjawab, “Yah, tentu saja saya akan membukanya dan membacanya isinya. Barangkali ada uang di dalamnya.”

Tilikan Diri

Tilikan diri adalah tingkat kesadaran dan pemahaman pasien terhadap penyakitnya. Pasien mungkin menunjukkan penyangkalan terhadap penyakitnya atau menunjukkan suatu tingkat kesadaran bahwa dia sakit tetapi menyalahkan orang lain,

12

Page 13: MSE

atau faktor-faktor eksternal, atau bahkan faktor-faktor organik. Mungkin mereka menyatakan bahwa mereka sakit tetapi menganggap penyakit itu berasal dari sesuatu yang tak diketahui atau sesuatu yang misterius dalam diri mereka.

Seorang pria berumur 18 tahun datang ke ruang emergensi dengan keyakinan bahwa dia dikendalikan oleh sebuah komputer di sebuah pesawat ruang angkasa, sebuah perluasan dari serial televisi Star Trek. Dia meyakini bahwa semua pikirannya, perbuatannya dan perasaannya diprogram bintang itu, yang berlokasi bertahun-tahun cahaya jaraknya, tak pernah dapat dideteksi siapapun.

Tilikan intelektual ada saat pasien dapat mengakui bahwa mereka sakit dan mengakui bahwa kegagalan mereka untuk menyesuaikan diri adalah sebagian karena perasaan irasional mereka sendiri. Ketidakmampuan pasien menerapkan pengetahuan mereka untuk merubah pengalaman yang akan datang, bagaimanapun adalah keterbatasan mayor untuk tilikan intelektual. Tilikan emosional yang sesungguhnya ada saat kesadaran pasien atas motif-motif dan perasaan yang mendalamnya membawanya ke perubahan dalam pola kepribadian atau perilaku mereka.

Sebuah ringkasan dari enam level tilikan diri :

Penyangkalan lengkap atas penyakit

Sedikit kesadaran bahwa dia sakit dan membutuhkan pertolongan, tetapi pada saat yang sama menyangkal.

Kesadaran bahwa dia sakit, tapi menyalahkannya pada orang lain, faktor–faktor eksternal atau faktor-faktor organik.

Kesadaran bahwa penyakit disebabkan oleh sesuatu yang tak diketahui dalam diri pasien

Tilikan intelektual: pengakuan bahwa pasien sakit dan bahwa gejala-gejala atau kegagalan penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan irasional tertentu pasien sendiri atau gangguan tanpa menerapkan pengetahuan ini untuk pengalaman yang akan datang.

Tilikan emosional sesungguhnya: kesadaran emosional dari motivasi dan perasaan dalam pasien dan orang-orang penting dalam kehidupannya, yang dapat memimpin/membawa ke perubahan mendasar dalam perilaku.

Reliabilitas

Bagian status mental dari laporan diakhiri dengan kesan-kesan terhadap reabilitas pasien dan kapasitas pasien untuk melaporkan keadaannya dengan akurat. Hal ini meliputi sebuah perkiraan kesan psikiater terhadap keadaan pasien yang sebenarnya atau kejujurannya. Sebagai contoh, jika pasien terbuka tentang penyalahgunaan substansi aktif yang signifikan atau tentang keadaan yang pasien ketahui dapat menyebabkan kesusahan (misal masalah dengan hukum), psikiater dapat menilai bahwa reliabilitas pasien baik.

13

Page 14: MSE

Laporan Psikiatrik

Laporan psikiatrik adalah dokumen tertulis yang menjelaskan temuan-temuan yang didapatkan dari riwayat psikiatrik dan pemeriksaan status mental. Bagan laporan psikiatrik ada dalam tabel 1-8. Hal ini meliputi sebuah ringkasan akhir baik dari temuan-temuan positif maupun negatif dan interpretasi data. Nilainya lebih dari nilai deskriptif; memiliki arti yang menolong memberikan pemahaman terhadap kasus itu. Pemeriksa menyebut pertanyaan kritis dalam laporan tersebut: Apakah pemeriksaan diagnostik lanjutan diperlukan, dan jika ya, pemeriksaan yang manakah? Apakah diperlukan konsultan? Apakah rawat bersama bagian neurologi dibutuhkan, termasuk EEG atau CT Scan? Adakah indikasi tes psikologis? Apakah faktor-faktor psikodinamiknya relevan? Laporan ini memasukan diagnosis yang dibuat berdasar DSM-IV-TR, yang menggunakan skema klasifikasi multiaksial yang terdiri dari lima aksis, yang masing-masing harus dicakup. Sebuah prognosis juga didiskusikan dalam laporan, dengan daftar faktor-faktor prognosis yang baik maupun yang buruk. Akhirnya, sebuah rencana penatalaksanaan dibicarakan, dan membuat rekomendasi tegas tentang persoalan managemen.

14