MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

59
i MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN BERPARTISIPASI DALAM KOMUNITAS MEREK (Study Kasus Pada Komunitas Vespa) Oleh: DANIS AYU WIDIASTUTIK NIM : 212011009 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

Page 1: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

i

MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL

BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN

BERPARTISIPASI DALAM KOMUNITAS MEREK

(Study Kasus Pada Komunitas Vespa)

Oleh:

DANIS AYU WIDIASTUTIK

NIM : 212011009

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …
Page 3: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

ii

Page 4: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

iii

Page 5: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

iv

HALAMAN MOTTO

I Can Do All Things Through CHRIST Who Strenghtens

Me

(Philippians 4 : 13)

Page 6: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

v

ABSTRACT

Brand community means to bring together people who have similar interests. The

presence of brand community creates a sense of identification in a community which

underlies a person's motivation to participate in a community. This study aimed to determine

the effect of personal motive and social motive on the decision to participate in a brand

community. The research method in this study is based on the implementation of quantitative

survey research design. Judgemental sampling which falls into nonprobability sampling

category is used to obtain information from specific target groups. The data used were

obtained by administering questionnaires to 100 respondents who joined Vespa brand

communities in Solo and Salatiga, Central Java. The multiple regression analysis was used to

analyze the data. The findings showed that both personal motive and social motive positively

influenced the decision to participate in a brand community.

Keyword: personal motive, social motive, decision to participate, brand community

Page 7: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

vi

SARIPATI

Komunitas merek merupakan suatu sarana untuk mempertemukan orang-orang yang

memiliki minat yang sama. Adanya komunitas merek menimbulkan suatu rasa identifikasi

dalam anggotanya yang merupakan dasar dari motivasi seseorang untuk berpartisipasi disuatu

komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motif personal terhadap

keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek dan pengaruh motif sosial terhadap

keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden yang bergabung dalam

komunitas merek vespa dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu

judgmental sampling. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan teknik

pengumpulan data melalui kuisioner. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu menggunakan

uji regresi berganda. Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa motif personal

berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek dan motif

sosial berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek

Kata Kunci : motif personal, motif sosial, keputusan berpartisipasi, komunitas merek.

Page 8: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

vii

KATA PENGANTAR

Komunitas merek merupakan suatu sarana untuk mempertemukan orang-

orang yang memiliki minat yang sama. Adanya komunitas merek menimbulkan

suatu rasa identifikasi dalam anggotanya yang merupakan dasar dari motivasi

seseorang untuk berpartisipasi disuatu komunitas. Terdapat dua motivasi yang

mempengaruhi seseorang untuk bergabung dalam komunitas merek, yaitu terdiri

dari motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi dan motivasi yang timbul dari

lingkungan sekitar. Dalam kertas kerja ini penulis mengangkat judul “Pengaruh

Motif Personal dan Motif Sosial Terhadap Keputusan Berpartisipasi dalam

Komunitas Merek (Studi Kasus pada Komunitas Vespa)”.

Akhir kata penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dan

kelemahan dalam penulisan kertas kerja ini. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang konstruktif guna perbaikan

penulisan di masa yang akan datang. Selain itu, penulis mengharapkan karya

ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang

membutuhkan.

Salatiga, 6 January 2015

Penulis

Page 9: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas berkat Tuhan Yesus Kristus pelindungku yang tiada

hentinya melimpahkan berkat atas diri penulis, sehingga akhinya kertas kerja ini

dapat selesai dengan baik. Penulis sadar akan keterbatasan yang dimiliki dalam

proses penyusunan kertas kerja ini sehingga tanpa campur tangan Tuhan Yesus

Kristus dan peran berbagai pihak semua ini tidk akan terjadi. Penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini turut serta

memberikan bantuan, motivasi, dan memberikan dukungan hingga terselesainya

skripsi ini :

1. Keluarga terkasih, Ibu, Mas Roni, Mas Wawan, Mbak Rina, Mbak Ayu,

Kak Ria, Justine dan Derron terima kasih telah mendukung moril maupun

material dan mencintai Danis hingga mampu menyelesaikan kertas kerja

ini dengan baik.

2. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA. PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Ibu Roos Kities Andadari, SE., MBA., Ph.D selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana.

4. Ibu Eristia Lidia Paramita, SE, MM, S.Pd selaku pembimbing utama, atas

segala bimbingan, dukungan, saran, kesabaran dan waktu yang telah

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Page 10: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

ix

5. Ibu Dr Sri Sulandjari, SE, M.Sie selaku wali studi yang memberikan

pengarahan dalam menjalani kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomika dan Bisnis atas pengetahuan

dan bantuan yang diberikan selama masa kuliah.

7. Keluarga di Salatiga Bapak Supat, Bulik Tari, Budhe Bambang, Bunda

Shinta, Kak Pipit, Tante Kosya, Kiki, Tata, Oline, Bunga terima kasih

telah membantu Danis selama di Salatiga hingga mampu menyelesaikan

kertas kerja ini dengan baik.

8. Komunitas Vespa “Surakarta MODS SQUAD” dan “ISSO” yang

dengan sukarela membantu mengisi kuisioner sehingga kertas kerja ini

dapat diselesaikan, terimakasih atas bantuannya.

9. Mas Adi Tunggul yang membantu Danis menyebarkan kuisioner pada

komunitas vespa di Salatiga, terima kasih atas bantuannya.

10. Sahabat-sahabat saya yang ada di Solo yaitu Yuliana, Caesariana, Yovita,

Fenty, Ennya, Danna, dan Shela. Terimakasih telah mendukung,

membantu, dan mendengarkan keluh kesah Danis selama ini hingga

sekarang mampu menyelesaikan kertas kerja ini. Terima kasih sahabat.

11. Teman-teman di Salatiga yang selalu mendukung saya dan teman

seperjuangan juga Yanuar, Otha, Puput, Adit, Jevina, Marcella, Faleria,

SaraLin, Robby dan semua teman-teman angkatan 2011 terima kasih atas

semuanya.

12. Teman-teman Korps Asisten Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Page 11: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis .............................................................. ii

Halaman Persetujuan/Pengesahaan ........................................................................ iii

Halaman Motto ...................................................................................................... iv

Abstract .................................................................................................................. v

Saripati ................................................................................................................... vi

Kata Pengantar .......................................................................................................vii

Ucapan Terima Kasih ........................................................................................... viii

Daftar Isi .................................................................................................................. x

Daftar Tabel ...........................................................................................................xii

Daftar Lampiran.................................................................................................... xiii

BAB 1 - Pendahuluan .............................................................................................. 1

BAB 2 – Landasan Teori........................................................................................... 5

Komunitas Merek ..................................................................................... 5

Motivasi ................................................................................................... 7

Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek ................................... 8

Page 12: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

xi

Kaitan Antar Konsep ................................................................................. 9

Model Penelitian ..................................................................................... 10

BAB 3 – Metode Penelitian .................................................................................... 11

Populasi dan Sampel ............................................................................... 11

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 12

Teknik Analisis ....................................................................................... 12

Pengukuran Variabel ............................................................................... 15

BAB 4 – Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 16

BAB 5 – Penutup .................................................................................................... 27

Kesimpulan ............................................................................................. 27

Keterbatasan dan Saran ............................................................................ 28

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 29

Lampiran-Lampiran

Page 13: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengukuran Variabel ................................................................................ 15

Tabel 2. Karakteristik Responden ........................................................................... 17

Tabel 3. Statistik Deskriptif .................................................................................... 19

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi ............................................................................... 20

Tabel 5. Koefisien Determinasi ............................................................................... 21

Page 14: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

Lampiran 2. Foto Komunitas Vespa

Lampiran 3. Data Diolah (2014) (Output)

Page 15: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

1

PENDAHULUAN

Konsumen merupakan individu yang selalu memiliki kebutuhan dan

keinginan untuk selalu terdorong dalam mencapai kepuasan (Suandewi, 2010).

Keinginan mencapai kepuasan itulah yang menyebabkan seorang konsumen akan

berperilaku selektif dalam setiap pengambilan keputusan pembeliannya (Fatharani

et al, 2009).

Menganalisis perilaku konsumen merupakan sesuatu yang sangat

kompleks karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan saling berinteraksi

(Latief, 2011). Kartikasari, et al (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

pemasar yang mempelajari variabel-variabel perilaku konsumen dapat membentuk

strategi untuk mengembangkan produknya dan memperoleh penjualan maksimal.

Melihat hal tersebut perusahaan harus mampu untuk menganalisis dan memahami

pola perilaku konsumen supaya sukses dalam menghadapi persaingan bisnis yang

semakin ketat (Suandewi, 2010).

Agar bisa bertahan dalam persaingan tersebut maka perusahaan dituntut

untuk lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen terutama pada

strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumennya (Budiman, 2012).

Loyalitas konsumen dapat dibentuk dengan cara membentuk wadah untuk

mengikat para konsumen agar mereka merasa turut memiliki merek perusahaan

(Pudyastomoi, 2011). Wadah tersebut dapat menjadikan merek sebagai sarana

untuk bertemu dengan orang lain, membangun relationships, dan menemukan

orang-orang yang memiliki minat yang sama (Yuswohady, 2004). Wadah itu

dinamakan komunitas merek (brand community). Brand Community dapat

membantu perusahaan untuk menarik individu dan untuk memperkuat hubungan

dengan pelanggan, sehingga dapat membentuk hubungan jangka panjang.

Hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang membuat perusahaan lebih

kompetitif sehingga mampu meningkatkan produktivitas pemasarannya. Palupi

(2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa komunitas merek dapat

memberikan identitas kepada para konsumen, selain itu juga dapat menjadi ajang

Page 16: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

2

kampanye gratis tentang produk perusahaan yang akhirnya dapat meningkatkan

citra perusahaan dan citra merek sendiri.

Melihat hal tersebut maka mulai muncul kesadaran perusahaan terhadap

pentingnya komunitas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya program program

keanggotaan klub yang dibentuk oleh perusahaan untuk meningkatkan hubungan

mereka dengan konsumen (Kartajaya, 2008). Pendirian keanggotaan komunitas

oleh perusahaan ada yang bersifat laba maupun nirlaba dimana masing-masing

memiliki motif pendirian yang berbeda beda. Bersifat laba apabila komunitas

dimanfaatkan untuk memasarkan produk perusahaan sehingga penjualan dapat

meningkat. Sedangkan apabila bersifat nirlaba perusahaan memanfaatkan

komunitas merek untuk meningkatkan citra perusahaan dan citra merek produk,

seperti melalui kegiatan penggalangan dana untuk kegiatan sosial. Oleh karena itu

pendirian komunitas sangat beragam, ada yang diawali oleh para pemilik otomotif

dengan merek yang sama, dan ada juga yang dibentuk secara sengaja oleh ATPM

(Agen Tunggal Pemegang Merek) (Berlian, 2012).

Adanya komunitas merek menimbulkan suatu rasa identifikasi dalam

anggotanya yang merupakan dasar dari motivasi seseorang berpartisipasi di suatu

komunitas (Muniz & O'Guinn, 2001). Berdasarkan teori Herzberg (1966), ada dua

jenis faktor motivasi yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai

kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor tersebut adalah

factor higiene (motivasi dari luar) dan faktor motivator (motivasi dari dalam).

Dholakia et al (2004) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa ada dua

motivasi seseorang untuk berpartisipasi dalam komunitas merek yaitu motivasi

dari diri sendiri dan motivasi sosial. Konsumen yang memutuskan untuk

berpartisipasi dalam suatu komunitas merek memiliki tujuan yang berbeda beda,

contohnya karena konsumen memiliki loyalitas dengan brand yang diusung dalam

komunitas tersebut (Weman, 2011). Hal ini sebagaimana terjadi di dalam

komunitas scooter (vespa) Solo dan komunitas scooter (Vespa) Salatiga dimana

sebagian besar anggotanya terbentuk karena ada minat yang sama dibidang

otomotif motor vespa. Dalam penelitian ini terdapat dua komunitas vespa Solo

Page 17: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

3

dan satu komunitas vespa Salatiga yang dijadikan objek dalam penelitian.

Komunitas tersebut bernama ISSO, MODS Squad, dan PAVESA. Komunitas ini

kebanyakan berisi kendaraan vespa yang diproduksi tahun 90an (jaman dulu) dan

hanya beberapa yang kendaraan vespa nya baru, hal ini dikarenakan harga motor

vespa yang baru cukup mahal.

Penelitian ini merupakan adopsi dari penelitian Sukoco dan Wu (2010),

dimana dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa variabel yang

telah diteliti. Tujuan penulis mengadopsi penelitian ini adalah untuk melihat

apakah variabel yang diteliti hasilnya sama apabila diterapkan dalam lingkup

objek penelitian yang lebih kecil. Selain itu penulis juga lebih mengeksplorasi

motivasi apa lagi yang timbul dari dimensi personal dan sosial untuk bergabung

dalam komunitas merek. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sukoco dan Wu

(2010) disebutkan bahwa motivasi personal mengacu pada ketertarikan pribadi

anggota untuk memperoleh pengetahuan, kesenangan, dan penghargaan.

Sedangkan motivasi sosial mengacu pada ketertarikan anggota memperoleh suatu

status sosial dan afiliasi dengan anggota lain dalam suatu komunitas. Pada

penelitian ini penulis menambah dimensi ketertarikan terhadap brand untuk motif

personal dan untuk motif sosial penulis menambahkan dimensi inovasi.

Masalah Penelitian

Dengan melihat latar belakang yang ada maka peneliti ingin menganalisis

pengaruh motif personal dan sosial terhadap keputusan untuk berpartisipasi dalam

brand community (study kasus pada Komunitas Scooter (Vespa) wilayah Solo dan

Salatiga)

Persoalan Penelitian

Adapun persoalan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini

adalah

1. Apakah motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan

berpartisipasi dalam komunitas merek?

Page 18: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

4

2. Apakah motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan

berpatisipasi dalam komunitas merek?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui pengaruh motif personal terhadap keputusan untuk

berpartisipasi dalam komunitas merek

2. Mengetahui pengaruh motif sosial terhadap keputusan untuk

berpartisipasi dalam komunitas merek

Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para peneliti

selanjutnya sebagai aplikasi teori ke dalam suatu penelitian mengenai

motivasi untuk berpartisipasi dalam suatu komunitas. Selain itu

diharapkan penelitian selanjutnya mampu memperbaiki dan

menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan karena

peneliti mampu menerapkan teori-teori yang didapat dalam bangku

kuliah dengan dunia kerja yang sesungguhnya dalam suatu perusahaan

khususnya pada konsentrasi pemasaran.

3. Bagi Komunitas

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi anggota komunitas

untuk lebih memahami mengenai motivasi seseorang untuk

berpartisipasi dalam komunitas

4. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk lebih

memperhatikan komunitas sehingga nantinya dapat meningkatkan

penjualan produk dan citra perusahaan.

Page 19: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

5

LANDASAN TEORI

Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa,

termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha & Handoko, 2008). Keller dan

Kottler (2009) menyebutkan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana

individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan mereka. Dari dua definisi itu Latief (2011), menyimpulkan bahwa

dalam perilaku konsumen ada tiga elemen penting yaitu proses pengambilan

keputusan, perilaku baik dari individu atau organisasi, dan semua kegiatan fisik

yang menyangkut menilai, mendapatkan,dan mempergunakan barang dan jasa

Menurut Sunarto (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen antara lain faktor budaya, faktor sosial, dan faktor psikologis. Selain

ketiga hal tersebut perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor pribadi yang

memuat mengenai unsur usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri (Kartikasari et al, 2012).

Faktor-faktor tersebut menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen yang

diyakini konsumen dalam mengambil suatu keputusan (Latief, 2011).

Komunitas merek (Brand Community)

Komunitas merek merupakan customer centric, keberadaan dan arti dari

komunitas tidak terpisahkan dari pengalaman konsumen daripada merek tersebut

(McAlexander et al, 2002). Komunitas merek juga tidak terlepas dari interaksi

antar anggotanya agar memperkuat solidaritas komunitas merek (Basalamah,

2010). Komunitas konsumen terbentuk karena adanya kebutuhan untuk bertukar

pengetahuan dan berbagi pengalaman mengenai produk dan merek yang sama

sehingga dapat memberi konstribusi kepada perusahaan (Hasto, 2007). Anggota

dari komunitas merek menentukan agenda dan kegiatan komunitas tertentu

dengan ketertarikan antara anggota yang memiliki loyalitas yang sama, dan saat

Page 20: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

6

mereka saling bertukar informasi mengenai suatu merek (Muniz & Schau, 2005).

Hubungan antara sikap dari komunitas dan kebutuhan konsumen menurut Resnick

(2001) ada beberapa kebutuhan konsumen yang dapat terpenuhi didalam suatu

komunitas, diataranya yaitu

a. Informasi

Konsumen diberikan kebebasan untuk membagikan informasi mengenai

pengalaman mereka bersama produk yang mereka miliki, sehingga dapat

membantu dalam menetukan produk yang akan digunakan.

b. Komunikasi

Bukti nyata dari suatu komunitas adalah adanya komunikasi dari setiap

anggotanya. Komunikasi dapat menjadi media informasi bagi konsumen

untuk mengetahui lebih banyak mengenai produk.

c. Entertainment

Dalam komunitas biasanya disediakan hiburan sehingga para anggota

dapat menikmati hiburan tersebut dengan mengikuti segala kegiatan yang

diadakan oleh komunitas.

d. Productivity

Melalui komunitas, konsumen dapat meningkatkan produktivitas mereka

dalam memberikan masukan dalam kemajuan produk atau perusahaan.

Komunitas menyediakan akses bagi anggota konsumen untuk

menyalurkan berbagai macam informasi yang berguna bagi perusahaan

atau pihak lain yang berhubungan.

e. Feedback

Anggota konsumen menggunakan fasilitas berbagi informasi di dalam

komunitas untuk memberikan timbal balik (feedback) kepada perusahaan

mengenai kesukaan dan ketidaksukaan mereka pada produk yang telah

dikonsumsi.

Terbentuknya komunitas konsumen akan berdampak baik bagi perusahaan

karena dapat menjadi saluran pemasaran yang terbaik karena anggota komunitas

merupakan pengguna langsung yang bisa saling mempengaruhi dan

Page 21: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

7

merekomendasikan kepada orang lain (Joko, 2007). Namun dalam pembentukan

komunitas tidaklah mudah, dibutuhkan kemampuan marketing untuk

mengumpulkan individu yang mempunyai tujuan loyalitas yang sama untuk

menikmati produk perusahaan ditengah kompetisi yang sengit (Carlson, 2005).

Terdapat dua bentuk komunitas merek antara lain komunitas secara langsung

bertatap muka dan komunitas yang dibentuk secara virtual melalui sosial-sosial

media (Kuzgun, 2012).

Motivasi

Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan (Sardiman, 2009). Selain itu menurut (Siswanto, 2003) mengartikan

motivasi sebagai keadaan kejiwaan yang menggerakan, menyalurkan, atau

mengarahkan perilaku kearah pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasaan

atau mengurangi ketidakseimbangan. Berdasarkan teori Herzberg (1966) yang

dikenal dengan teori dua faktor, terdapat dua faktor motivasi yang mendorong

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan. Dua faktor tersebut adalah factor higiene (motivasi dari luar) dan

faktor motivator (motivasi dari dalam). Menurut Gunarsa (2003), terdapat dua

motif dasar yang menggerakan perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang

berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan motif sosial

yang berhubungan dengan kebutuhan sosial. Dalam konteks komunitas merek,

motivasi didefinisikan sebagai minat pelanggan (Celsi & Olson, 1998) untuk

berinteraksi dengan anggota lain dalam komunitas. Menurut Weman (2011)

seseorang bergabung dalam komunitas memiliki beberapa motivasi yang

mendasari antara lain memperoleh keuntungan secara praktek, keuntungan sosial,

hiburan, keutungan ekonomi, dan rasa loyalitas dengan produk. Sedangkan

menurut Sukoco dan Wu (2010) terdapat dua motivasi bagi konsumen untuk

bergabung dalam komunitas merek yaitu motivasi terkait diri sendiri dan sosial.

Motivasi terkait diri mengacu pada ketertarikan pribadi anggota untuk menikamti

pengalaman, meningkatkan kemampuan personal mengenai penggunaan merek

Page 22: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

8

dan memelihara harga diri personal mereka. Sedangkan motivasi terkait sosial

mengacu pada ketertarikan anggota komunitas untuk memperoleh afiliasi dan

status sosial dalam komunitas merek. Motivasi seseorang untuk berpartisipasi

dalam komunitas muncul ketika mereka merasa puas dan diperhatikan (Casalo, et

al, 2008) hal inilah yang harus diperhatikan perusahaan.

Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek

Partisipasi merupakan suatu bentuk tindakan seseorang untuk terlibat pada

aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam suatu komunitas tertentu (Shang et al,

2006). Sebelum melakukan partisipasi seseorang pasti awalnya memiliki suatu

niat yang datang baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya.

Menurut Ouwersloot dan Schroder (2007) seseorang memutuskan untuk

berpartisipasi dalam suatu komunitas merek dipengaruhi beberapa faktor, antara

lain :

1. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang

diinginkan dan untuk bertukar pengalaman dengan anggota lain.

2. Untuk menunjukan atau mengekspresikan keterlibatan dengan produk

bermerek tersebut.

3. Adanya kesempatan untuk mengonsumsi secara bersama sama produk

bermerek tersebut dengan anggota lain

4. Adanya fungsi simbolis dari merek tersebut.

Sedangkan menurut Pentina et al (2008) seseorang memutuskan untuk

berpartisipasi dalam komunitas memiliki tiga tujuan yaitu untuk memenuhi

kebutuhan sosial, untuk memperoleh informasi dan untuk bertemu dengan orang

lain. Seseorang berpartisipasi dalam komunitas merek sebenarnya memiliki

motivasi tersendiri yaitu untuk membedakan antara kebutuhan kognitif yang

berhubungan dengan kebutuhan memperoleh informasi dan kebutuhan affektif

yang berhubungan dengan keinginan untuk bereksperimen (Gupta & Kim, 2007).

Menurut Perugini dan Bagozzi (2001) menyatakan bahwa seseorang yang

memutuskan bergabung dalam komunitas merek memiliki suatu sikap yang

Page 23: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

9

berfungsi sebagai dasar bagi keinginan individu untuk membentuk komitmen

untuk bertindak. Salah satu sikap yang mendukung seseorang untuk bergabung

dalam komunitas merek adalah Anticipated emotions. Anticipated emotions

merupakan sikap emosi dan ketertarikan yang di tunjukkan oleh individu diluar

komunitas pada produk yang digunakan oleh komunitas merek (Sukoco 2011).

Kaitan Antar Konsep

Partisipasi anggota dalam kegiatan komunitas adalah karena kebutuhan

untuk peningkatan diri, melalui motivasi dari dalam diri pribadi atau personal

(Tajfel & Turner, 1985). Sukoco dan Wu (2010) mengatakan ada tiga dasar motif

yang mengarahkan anggota dalam mengintegrasikan diri ke dalam komunitas

yaitu pengetahuan, kesenangan, dan penghargaan. Pertama, dimensi pengetahuan

mengacu kepada keinginan konsumen untuk belajar dan mengerti lebih banyak

mengenai cara memanfaatkan produk merek tersebut. Adanya keinginan untuk

mengetahui manfaat produk menyebabkan anggota dalam komunitas berbagi

informasi yang dimiliki dengan sesama anggota lainnya sehingga dapat

mengembangkan pengetahuan kolektif anggotanya (Brown & Duguid, 2000).

Kedua, dimensi kesenangan mengarah kepada perasaan senang yang merangsang

dan mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam komunitas merk (Wann,

Schrader, & Wilson, 1999). Schouten et al (2007) dalam penelitiannya

mengatakan konsumen yang berpartisipasi dalam komunitas merek akan

mengalami aliran perasaan senang, yang merangsang mereka untuk berpartisipasi

dalam kegiatan dimasa datang. Ketiga, dimensi penghargaan mengacu kepada

minat konsumen untuk menciptakan dan mempertahankan konsep diri yang

positif dengan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas merek (Sukoco & Wu,

2010). Selain tiga dimensi diatas penulis menambahkan satu dimensi motivasi

yang muncul dari dalam diri yaitu dimensi ketertarikan. Konsumen akan tertarik

untuk berpartisipasi dalam komunitas merek tertentu apabila komunitas tersebut

menyediakan kegiatan yang dapat menarik perhatian konsumen (Ryan & Deci,

2000). Dengan demikian, dari penjelasan konsep diatas maka penulis menarik

hipotesis :

Page 24: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

10

H1 : Motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam

komunitas merek

Pada motif sosial, berdasarkan penelitian Sukoco dan Wu (2010) ada dua

dimensi yang mendasari anggota untuk berpartisipasi dalam komunitas, yaitu

dimensi afiliasi dan status sosial. Keinginan untuk memiliki hubungan dengan

orang lain merupakan dasar kebutuhan manusia misalnya dinyatakan dalam

bentuk persahabatan (Ainsworth et al 1978). Ketika masing-masing anggota

memiliki ketertarikan yang kuat pada satu merek maka akan menciptakan satu

kerjasama yang solid (Muniz & O'Guinn, 2001). Kedua, dimensi status sosial

diberikan berdasarkan pada penerimaan dan persetujuan anggota lain dari

kontribusi yang diberikan individu tertentu pada komunitas (Baumeister, 1998).

Muniz dan Schau (2005) menyatakan bahwa anggota menikmati status sosial yang

mereka dapatkan dalam komunitasnya (Bagozzi & Dholakia, 2006). Selain dua

dimensi yang telah dikemukakan, penulis menambahkan satu dimensi yaitu

dimensi inovasi untuk motif sosial. Seseorang yang berpartisipasi dalam

komunitas merek karena motivasi dari lingkungannya akan berpikir maju kedepan

dengan melakukan berbagai inovasi untuk menunjukkan prestasi yang diraih pada

lingkungannya (McClelland, 1987). Dengan demikian, dari penjelasan konsep

diatas maka penulis menarik hipotesis :

H2 : Motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam

komunitas merek

MODEL PENELITIAN

H1

H2

Gambar Model Penelitian

Motif Personal

Keputusan

Berpartisipasi dalam

komunitas merek

Motif Sosial

Page 25: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

11

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menunjuk pada prosedur dan cara yang digunakan

untuk mengumpulkan serta menganalisis data (Supramono & Haryanto, 2005).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun &

Effendi, 1995)

Berdasarkan dimensi waktunya penelitian ini merupakan penelitian Cross

Sectional. Penelitian cross sectional merupakan penelitian yang dilakukan pada

satu waktu tertentu yaitu pada saat melakukan praktek penelitian di lapangan

(Prasetya, 2005). Berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian ini merupakan

jenis penelitian survey, dimana data dikumpulkan melalui kuisioner yang diisi

oleh responden. Peneliti langsung mendatangi komunitas merek vespa di wilayah

Solo dan Salatiga untuk mengumpulkan data yaitu dengan menjelaskan tujuan

penelitian, membagikan kuisioner penelitian dan meminta responden mengisinya.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah Komunitas Scooter (Vespa) wilayah

Solo atau Salatiga. Jumlah pengamatan (ukuran sampel) paling sedikit harus

empat atau lima kali jumlah variabel (Malhotra, 2004) sehingga sampel yang

digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang

digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability

sampling yaitu judgmental sampling. Judgmental sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria berupa suatu

pertimbangan tertentu (Jogiyanto, 2008) yang diharapkan memiliki informasi

akurat (Supramono & Haryanto, 2005). Pada penelitian ini kriteria yang

digunakan yaitu responden tergabung dalam komunitas scooter (vespa) di kota

Solo atau Salatiga dan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas.

Page 26: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

12

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer. Data primer

merupakan data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan pengolahan sendiri

(Supramono & Utami, 2003).

Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik kuisioner

yaitu teknik pengumpulan data dengan mengirim daftar pertanyaan untuk diisi

oleh responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Responden yang dipakai

dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Pemilihan responden ini didasarkan

pada kriteria-kriteria yang telah peneliti tentukan sebelumnya.

Teknik Analisis

Teknik analisis merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyajikan

data dalam bentuk yang lebih ringkas (Supramono & Utami, 2003). Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif

statistik dan teknik penjelasan (explanation research). Teknik analisis deskriptif

statistik digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban responden

secara deskriptif baik dalam bentuk tulisan, gambar dan grafik. Sedangkan teknik

penjelasan (explanation research) merupakan teknik analisis data dimana peneliti

menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis

yaitu menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan teori yang telah dirumuskan

sebelumnya dan kemudian data yang diperoleh dihitung lebih lanjut melalui

pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2011). Berikut adalah langkah-langkah dalam

menganalisis :

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Melakukan uji validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan indikator

empiris dalam menjelaskan variabel-variabel yang ada. Alat statistik

yang digunakan dalam uji validitas ini adalah item to total correlation.

Angka pada kolom correted item total correlation menunjukkan nilai r

hasil. Dasar pengambilan keputusan adalah (Santoso, 2001) :

Page 27: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

13

Jika r Alpha positif dan r Alpha >r tabel, maka variabel tersebut valid

Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka variabel tersebut

tidak valid.

Pada penelitian ini ditentukan 0,361 untuk r tabel pretest dan 0,195

untuk r tabel penelitian aktual. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan alat statistik yang disebut cronbach alpha test,

dimana variabel yang memiliki nilai cronbach alpha test lebih dari 0,6

berarti variabel tersebut reliabel.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

suatu model berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan

uji sample kolmogorov-smirnov dimana pengujian dilakukan pada level

signifikansi asimetri 5% dengan kriteria jika p-value < 0,05 berarti data

berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2006)

3. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk

menganalisis derajat multikolinieritas dengan mengevaluasi nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Regresi yang bebas

multikolineritas ditandai dengan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan

nilai VIF kurang dari 10 (Hair et al, 1998)

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah variabel

pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas

mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lain berbeda (Ghozali, 2006). Pengujian kali ini

menggunakan Uji Park yaitu dengan meregresikan nilai residual (Lnei2)

dengan masing-masing variabel dependen (LnX1 dan LnX2).

Page 28: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

14

5. Analisa Regresi

Hipotesis dapat dikatakan berpengaruh signifikan jika signifikansinya

lebih kecil dari α (5%)

Perumusan Hipotesis Statistik

Persamaan : Y = a + bX1 + bX2 + e

Y = Variabel dependen yaitu Keputusan Berpartisipasi.

X1 = Variabel independen yaitu Motif Personal.

X2 = Variabel independen yaitu Motif Sosial.

e = Error / Residual

Page 29: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

15

Tabel 1 Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Sumber

Motif

Personal

Tindakan yang

muncul akibat

adanya ketertarikan

yang muncul dari

diri pribadi untuk

menikmati

pengalaman,

meningkatkan

pengetahuan dan

memperoleh harga

diri personal

(Sukoco & Wu, 2010)

Motivasi karena rasa ketertarikan

Motivasi untuk belajar

pengetahuan baru

Motivasi karena hobi

Motivasi untuk mempertahankan

harga diri

Motivasi karena membutuhkan

pengalaman

Motivasi untuk memperluas

wawasan

Motivasi untuk bertukar pengetahuan dengan anggota lain

Dholakia et

al. (2004);

(Sukoco &

Wu, 2010)

Motif Sosial motif-motif yang

aktif dan berfungsi

karena

adanya perangsang

atau pengaruh dari

orang lain sehingga

seseorang

berbuat sesuatu

(Djamarah, 2002)

Motivasi konsumen untuk

memiliki hubungan dengan orang

lain

Motivasi untuk membentuk

hubungan persahabatan dengan

anggota lain

Motivasi untuk memperoleh status

sosial

Motivasi untuk ingin berpengaruh

terhadap orang lain

Motivasi untuk membuat orang lain terkesan

Motivasi untuk menciptakan

sesuatu yang baru dalam

komunitas

Motivasi timbul karena ajakan

teman

Dholakia et

al. (2004);

(Sukoco &

Wu, 2010)

Keputusan

berpartisipasi

bentuk keterlibatan

seseorang pada

aktivitas-aktivitas

yang dilakukan

dalam suatu

komunitas tertentu (Shang, Chen, &

Liao, 2006).

Tindakan untuk memperoleh

informasi dalam komunitas

Tindakan untuk ingin

mengonsumsi produk dalam

komunitas

Tindakan karena tertarik dengan kegiatan yang diadakan komunitas

Mengikuti kegiatan-kegiatan yang

diadakan oleh komunitas

Tindakan untuk menyalurkan

bakat yang dimiliki

Tindakan karena produk yang

mensponsori komunitas

(Bergami &

Bagozzi,

2000)

Page 30: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

16

HASIL dan PEMBAHASAN

Penelitian pendahuluan telah dilakukan dengan membagikan kuisioner

kepada 30 responden yang tergabung dalam komunitas vespa di Solo, untuk

melihat validitas dan reliabilitas dari masing-masing indikator yang akan

digunakan sebagai pernyataan dalam kuisioner. Menurut Hair et al (1998), suatu

indikator dinyatakan valid jika nilai corrected item-total correlation ≥ 0,361 dan

dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha > 0,6.

Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk

variabel motif personal yaitu 0,925 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected item-total

correlation untuk tujuh indikator variabel motif personal lebih dari sama dengan

0,361 maka dapat dikatakan bahwa variabel motif personal dinyatakan reliabel

dan valid (output dilampiran 3).

Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk

variabel motif sosial yaitu 0,787 lebih dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa

variabel motif sosial dinyatakan reliabel, namun untuk nilai corrected item-total

correlation dari tujuh indikator variabel motif sosial ada satu indikator yang

nilainya kurang dari sama dengan 0,361 maka indikator tersebut direduksi dan

tidak digunakan pada penelitian yang aktual. Indikator yang direduksi adalah

indikator yang tidak valid yaitu indikator dari pernyataan “ Mengikuti komunitas

merek vespa karena ajakan dari teman” (output dilampiran 3).

Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk

variabel keputusan berpartisipasi yaitu 0,894 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected

item-total correlation untuk enam indikator variabel keputusan berpartisipasi

lebih dari sama dengan 0,361 maka dapat dikatakan bahwa variabel keputusan

berpartisipasi dinyatakan reliabel dan valid (output dilampiran 3).

Page 31: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

17

Karakteristik Responden

Tabel 2 Karakteristik Responden

No Kategori Sub Kategori F %

1 Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

<20 tahun

20-40 tahun

>40 tahun

Pelajar

Mahasiswa Swasta

Pengusaha

Lain-lain Solo

Salatiga

Rp 500.000-Rp750.000

Rp 750.000- Rp 1.000.000 >Rp 1.000.000

< 5 tahun 5 – 10 tahun

>10 tahun

97%

3%

17

78

5

10

29 41

6

14 69

31

27

33 40

57 35

8

97%

3%

17%

78%

5%

10%

29% 41%

6%

14% 69%

31%

27%

33% 40%

57% 35%

8%

2.

3.

4.

Usia

Pekerjaan

Domisili

5 Penghasilan per bulan

6. Lama bergabung

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Dari 100 responden yang diteliti dan bergabung dalam komunitas vespa di

kota Solo dan Salatiga terdapat 97 responden berjenis kelamin laki-laki sedangkan

sisanya berjenis kelamin perempuan hal ini menunjukan bahwa komunitas motor

dalam hal ini motor vespa lebih banyak diminati oleh kaum laki-laki. Dari segi

usia, dari 100 responden yang diteliti dan bergabung dalam komunitas vespa usia

yang mendominasi adalah usia sekitar 20-40 tahun yaitu 78 responden. Untuk

pekerjaan dari 100 responden terdapat 10 responden berprofesi sebagai pelajar, 29

responden sebagai mahasiswa, 41 responden sebagai pegawai swasta, 6 responden

memiliki usaha sendiri, dan sisanya sebanyak 14 responden memiliki pekerjaan

diluar yang telah disebutkan tadi.

Page 32: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

18

Sedangkan untuk daerah pengambilan sampel lebih banyak didominasi oleh

daerah Solo daripada Salatiga yaitu sebesar 69 responden, Dari 100 responden

diketahui bahwa lebih didominasi oleh anggota yang berpenghasilan lebih dari 1

juta rupiah yaitu sebesar 40 responden, dan dari 100 responden tersebut

kebanyakan dari mereka bergabung dalam komunias vespa kurang dari 5 tahun.

Berdasarkan data yang telah diolah berikut adalah hasil dari uji validitas

dan reliabilitas, asumsi klasik, dan uji hipotesis :

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian Aktual

Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk

variabel motif personal yaitu 0,875 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected item-total

correlation untuk tujuh indikator variabel motif personal lebih dari sama dengan

0,195 maka dapat dikatakan bahwa variabel motif personal dinyatakan reliabel

dan valid (output dilampiran 3)

Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk

variabel motif sosial yaitu 0,804 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected item-total

correlation untuk tujuh indikator variabel motif sosial lebih dari sama dengan

0,195 maka dapat dikatakan bahwa variabel motif sosial dinyatakan reliabel dan

valid (output dilampiran 3)

Berdasarkan output yang telah dihasilkan, nilai cronbach’s alpha untuk

variabel keputusan berpartisipasi yaitu 0,860 lebih dari 0,6 , dan nilai corrected

item-total correlation untuk tujuh indikator variabel keputusan berpartisipasi lebih

dari sama dengan 0,195 maka dapat dikatakan bahwa variabel keputusan

berpartisipasi dinyatakan reliabel dan valid (output dilampiran 3)

Hasil Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini telah melakukan uji asumsi klasik yaitu pertama dengan

melakukan uji normalitas yang mendapatkan hasil nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,299 karena sig. (2-tailed ) maka nilainya adalah

0,1495 lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa lolos dalam kategori uji

Page 33: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

19

normalitas. Selanjutnya melakukan uji heteroskedastisitas yang diketahui bahwa

nilai t hitung kedua variabel independen yaitu -2,620 dan 1,536 yang berarti lebih

kecil dari t tabel yaitu sebesar 1,984. Maka demikian dapat disimpulkan bahwa

tidak ada masalah heteroskedastisitas pada penelitian ini. Setelah itu dilakukan uji

multikolinieritas yang mendapatkan hasil nilai tolerance yaitu sebesar 0,845 yang

lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,184 yang berarti VIF<10 maka dari

kedua hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada

persamaan regresi penelitian ini (output dilampiran 3)

Statistik Deskriptif

Tabel 3 Statistik Deskriptif

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Dilakukan pengujian statistik deskriptif untuk jumlah sampel pada penelitian

ini sebanyak 100 responden yang bergabung dalam komunitas merek motor

vespa. Tabel diatas menunjukkan rata-rata, nilai minimum, dan nilai maksimum

dari indikator-indikator dari tiap variabel yang diteliti. Pada variabel motif

Indikator

Empirik Mean Minimum Maximum

Motif Personal :

MP1

MP2

MP3

MP4

MP5

MP6

MP7

Motif Sosial : MS1

MS2

MS3

MS4

MS5

MS6

Keputusan

Berpartisipasi :

KB1

KB2

KB3 KB4

KB5

KB6

4,49

4,33

4,43

2,73

4,23

4,46

4,55

4,30

4,47

2,71

2,70

2,42

3,80

4,09

4,24

4,20 4,16

4,12

4,32

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1 1

1

1

5

5

5

4

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5 5

5

5

Page 34: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

20

personal indikator MP7 mengenai “Ingin bertukar pengetahuan dan informasi

dengan anggota komunitas” memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,55. Pada

variabel motif sosial indikator MS2 mengenai “Adanya keinginan untuk

membentuk hubungan persahabatan dengan anggota lain dalam komunitas”

memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 4,47. Sedangkan pada variabel

keputusan berpartisipasi indikator KB6 mengenai “Berpartisipasi karena motor

yang digunakan adalah vespa” memiliki rata-rata tertinggi yaitu 4,32.

Analisa Regresi

Pengaruh Motif Personal terhadap Keputusan Berpatisipasi dalam

Komunitas Merek

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .929 .299 3.107 .002

Motif_Personal .601 .072 .613 8.336 .000

Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001

a. Dependent Variable: Keputusan_Berpartisipasi

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Tabel koefisien regresi diatas menampilkan angka-angka yang dapat

membentuk persamaan regresi seperti dibawah ini :

Keputusan Berpartisipasi = 0,929 + 0,601Motif Personal + 0,223Motif Sosial

Dari hasil analisis regresi yang ditujukan pada tabel dan persamaan regresi

diatas maka dapat dijelaskan bahwa motif personal memiliki koefisien regresi

sebesar 0,601 dengan t hitung sebesar 8,336 atau tingkat signifikansi 0,000 (lebih

kecil dari batas toleransi 0,05). Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa

motif personal berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan

berpartisipasi dalam komunitas merek vespa. Hal ini berarti hipotesis 1 yang

menyatakan bahwa motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan

Page 35: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

21

berpartisipasi dalam komunitas merek vespa terbukti benar karena didukung oleh

fakta. Sehingga apabila terdapat kenaikan 1 satuan untuk variabel motif personal

maka akan menaikkan keputusan konsumen untuk berpartisipasi dalam komunitas

merek vespa sebesar 0,601.

Dari tabel dan persamaan regresi diatas juga dapat dijelaskan bahwa motif

sosial memiliki koefisien regresi sebesar 0,223 dengan t hitung sebesar 3,366 atau

tingkat signifikansi 0,001 (lebih kecil dari batas toleransi 0,05). Hasil uji

hipotesis tersebut menunjukkan bahwa motif sosial berpengaruh signifikan dan

positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa. Hal ini

berarti hipotesis 2 yang menyatakan bahwa motif sosial berpengaruh positif

terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa terbukti benar

karena didukung oleh fakta. Sehingga apabila terdapat kenaikan 1 satuan untuk

variabel motif sosial maka akan menaikkan keputusan konsumen untuk

berpartisipasi dalam komunitas merek vespa sebesar 0,223.

Tabel 5 Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .746a .557 .548 .43977

a. Predictors: (Constant), Motif_Sosial, Motif_Personal

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Tabel diatas menunjukkan baik atau tidak nya model regresi yang

digunakan, dimana semakin besar nilai Adjusted R Square maka semakin baik

model regresinya. Model penelitian ini dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat

melalui Adjusted R Square yang menunjukkan angka sebesar 0,548. Dimana

perubahan variabel motivasi, baik personal maupun sosial, mampu menjelaskan

54,8 persen perubahan variabel keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek

vespa. Hal ini memperkuat penelitian Tsai et al (2011) yang menyatakan ketika

bergabung dalam komunitas seseorang akan selalu aktif dalam kegiatan yang

diadakan oleh komunitas.

Page 36: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

22

Pembahasan

Pengaruh Motif Personal terhadap Keputusan Berpartisipasi dalam

Komunitas Merek

Motif personal muncul dari ketertarikan pribadi seseorang untuk

bergabung dalam komunitas, yang mana memiliki tujuan yang berbeda beda

seperti ingin memperoleh pengetahuan baru dengan bertukar informasi dengan

sesama anggota, ataupun menyalurkan hobi. Selain hal itu ada pula seseorang

yang bergabung dalam komunitas bertujuan untuk mempertahankan harga dirinya

di depan masyarakat. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa motif personal

berpengaruh secara positif terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas

merek vespa yang dibuktikan sesuai dengan tabel 1 dimana motif personal

memiliki koefisien regresi sebesar 0,601 dengan t hitung sebesar 8,336 dan

signifikansi 0,000 yang kurang dari α (0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Weman (2011) yang menyebutkan bahwa

motivasi personal berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi.

Pada penelitian ini motif personal memiliki pengaruh yang lebih dominan

dibanding motif sosial untuk berpartisipasi dalam komunitas merek vespa. Hal ini

seturut dengan penelitian Weman (2011) yang menyebutkan bahwa ketertarikan

yang muncul dari dalam diri seseorang akan lebih memotivasi seseorang untuk

bergabung dalam komunitas merek dan akan merekomendasikan ke orang lain.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kartikasari et al (2012) yang

menyebutkan bahwa perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor pribadi

yang memuat mengenai unsur usia, gaya hidup dan kepribadian. Maka

membuktikan bahwa motivasi dari diri sendiri lebih banyak muncul ketika

seseorang tertarik dengan sesuatu produk.

Apabila dilihat dari usia di karakteristik responden, tidak heran apabila

motif personal anggota komunitas vespa lebih mendominasi daripada motif

sosialnya. Hal ini terlihat dari 100 responden terdapat 78 persen responden berusia

20-40 tahun, dimana menurut Quester et al (2007) responden tersebut merupakan

Page 37: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

23

anggota dari generasi Y yang merupakan generasi inovatif dan suka

mengekspresikan diri mereka secara emosional dan intelektual. Generasi Y juga

merupakan generasi yang open minded dan mempunyai keinginan yang tinggi

untuk belajar hal baru. Namun apabila dilihat dari lamanya anggota bergabung

dalam komunitas merek vespa, dari 100 responden ternyata 57 persen anggota

bergabung kurang dari 5 tahun dan apabila dicocokan dengan segi usia mereka

rata-rata bergabung saat umur 20 tahun dan saat mereka tidak tertarik lagi banyak

dari mereka yang tidak meneruskan partisipasi mereka dalam komunitas merek

vespa. Hal ini sesuai dengan pernyataan McAlexander et al. (2002) bahwa

konsumen akan merasa puas dengan keanggotaanya didalam komunitas apabila

menerima sesuatu yang unik dan menyenangkan dari komunitas tersebut. Melihat

hal tersebut pengorganisasian kegiatan yang menyenangkan dalam komunitas

vespa perlu diperhatikan karena dapat menarik seseorang untuk bergabung dan

para anggota senior menjadi lebih betah dan akan untuk melanjutkan

keanggotaanya dalam komunitas scooter (vespa) tersebut.

Selain dilihat dari karakteristik responden, pengaruh motif personal

terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa dapat juga dilihat

dari deskriptif tiap indikatornya. Dapat dilihat pada tabel 3 apabila dirata-rata

hampir semua indikator memiliki nilai diatas 4,174 dan hanya satu indikator yang

memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu indikator MP4 mengenai “Adanya motivasi

untuk mempertahankan harga diri” dan dilihat dari sebaran jawaban responden

untuk indikator tersebut jawaban tidak setuju lebih mendominasi daripada

jawaban setuju. Hal ini tidak sejalan dengan analisis pada penelitian Sukoco dan

Wu (2011) yang menyebutkan bahwa motivasi terkait diri mengacu pada

ketertarikan pribadi anggota untuk menikmati pengalaman, meningkatkan

kemampuan personal mengenai penggunaan merek, dan memelihara harga diri

personal.

Dilihat dari statistik deskriptif indikator yang memiliki nilai rata-rata

tertinggi pada variabel motif personal adalah indikator MP7 mengenai : “Ingin

bertukar pengetahuan dan informasi dengan anggota lain dalam komunitas” dan

Page 38: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

24

indikator yang memiliki nilai rata-rata tertinggi kedua adalah indikator MP1

mengenai “Motivasi karena rasa ketertarikan”. Hal ini membuktikan bahwa rasa

ketertarikan dengan produk dan informasi seputar motor vespa akan lebih

mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam komunitas merek vespa

dibanding mendapatkan penghargaan diri dalam komunitas tersebut. Pernyataan

ini seturut dengan penelitian Ouwersloot dan Schroder (2007) dan Pentina et al

(2008) yang menyebutkan bahwa orang yang berpartisipasi dalam komunitas

merek dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mendapatkan informasi mengenai

produk yang diinginkan dan sedang digunakan. Hal ini menjadikan sesuatu yang

positif bagi perusahaan yaitu ketika anggota saling berbagi informasi mengenai

produk yang digunakan di dalam komunitas maka akan memberikan feedback

bagi perusahaan mengenai produk yang seperti apa yang disukai maupun tidak

disukai, sehingga dapat memberikan masukan ke perusahaan produk seperti apa

yang harus diciptakan untuk memenuhi keinginan konsumen.

Pengaruh Motif Sosial terhadap Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas

Merek

Motif sosial merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan penting

untuk mengarahkan seseorang untuk bergabung dalam komunitas merek. Hasil

dari penelitian ini menyatakan bahwa motif sosial berpengaruh secara positif

terhadap keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek vespa yang dibuktikan

sesuai dengan tabel 1 dimana motif sosial memiliki koefisien regresi sebesar

0,223 dengan t hitung sebesar 3,366 dan signifikansi 0,001 yang kurang dari α

(0.05). Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tsai et al (2011) dan Sukoco

dan Wu yang menyatakan bahwa motif sosial berpengaruh positif terhadap

keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek.

Keinginan untuk bertemu dengan orang yang memiliki minat yang sama

merupakan faktor pendukung dari luar seseorang untuk bergabung dalam

komunitas merek. Pada penelitian ini apabila dilihat dari pekerjaan yang digeluti

oleh 100 responden yang tergabung dalam komunitas vespa, terdapat 41 persen

Page 39: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

25

bekerja sebagai swasta, 39 persen masih sebagai pelajar dan mahasiswa dan

sisanya memiliki pekerjaan diluar dua hal tersebut. Apabila dicocokkan dengan

segi usia yang lebih didominasi umur 20-40 tahun yaitu sebesar 78 persen, maka

banyak dari responden yang mengikuti komunitas vespa ini tidak melanjutkan

pendidikan ke jenjang perkuliahan dan langsung bekerja setelah lulus SMA.

Melihat fenomena tersebut maka kemungkinan mereka mengikuti komunitas

vespa ini memiliki tujuan untuk memperoleh teman dengan minat yang sama

diluar pekerjaan mereka yang mungkin hanya terbatas. Hal ini juga didukung oleh

nilai rata-rata pada indikator empirik variabel motif sosial. Dapat dilihat pada

tabel 3 apabila dirata-rata motif sosial memiiki nilai rata-rata sebesar 3,4 dan

indikator MS2 mengenai “Motivasi untuk membentuk hubungan persahabatan

dengan anggota lain”, memiliki rata-rata tertinggi dari indikator lain yaitu sebesar

4,47. Maka penelitian ini seturut dengan penelitian Pentina et al (2008) yang

menyatakan bahwa seseorang mengikuti komunitas adalah untuk mengadakan

pertemuan dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Muniz dan

O’Guinn (2001) juga menyatakan para anggota perlu berafiliasi dengan pemilik

merek yang sama sehingga dapat mengatur kegiatan rutin bagi anggota dalam

komunitas untuk mengalami perasaan persahabatan yang mendalam. Selain untuk

bertemu dengan seseorang yang memiliki minat yang sama, motif lain yang

menyebabkan seseorang berpartisipasi dalam komunitas merek adalah untuk

menciptakan sesuatu yang baru dalam komunitas tersebut. Mzoughi et al (2010)

menyatakan ketika seseorang bergabung tanpa paksaan maka akan ada take action

untuk membuat dirinya dan orang disekitarnya merasa nyaman berada dalam

komunitas tersebut. Pada penelitian ini beberapa responden telah mengadakan

beberapa kegiatan yang mendukung komunitas vespa ini agar berjalan. Kegiatan

itu antara lain touring, menghadiri event tertentu untuk memamerkan produk,

serta melakukan kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk membantu

sesama yang membutuhkan. Kegiatan ini responden lakukan agar komunitas

vespa ini tetap hidup dan dapat menarik masyarakat untuk berpartisipasi. Hal ini

dilakukan karena menurut responden, anggota komunitas vespa baik di Solo

maupun Salatiga semakin berkurang dan banyak yang vakum dari keanggotaan.

Page 40: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

26

Hal lain yang mendukung seseorang bergabung dalam komunitas yaitu ada

sebagian orang yang memiliki kebutuhan untuk memperoleh status sosial dalam

komunitas yang diikuti. Pada penelitian yang dilakukan Leigh, et al (2006) dan

Sukoco & Wu (2011) menyatakan bahwa pengadaan status sosial dalam

komunitas memiliki peranan penting dalam kelanjutan partisipasi seseorang dalam

kegiatan di komunitas. Sama halnya dalam penelitian ini dimana sebagian dari

responden menginginkan untuk memperoleh status sosial dalam komunitas vespa

ini. Hal ini ditunjukkan oleh sebaran jawaban responden mengenai indikator MS3

mengenai “Motivasi untuk memperoleh status sosial”, yaitu dari 100 responden

menunjukkan bahwa sebagian dari anggota dalam komunitas vespa menginginkan

memperoleh status sosial ketika berpartisipasi dalam komunitas merek, walaupun

indikator ini memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu sebesar 2,7. Melihat hal

tersebut maka membentuk status formal ataupun informal oleh perusahaan

sangatlah dibutuhkan karena akan mendorong seseorang untuk berpartisipasi dan

meneruskan keanggotannya dalam komunitas, sehingga dapat meningkatkan

hubungan personal perusahaan dengan konsumen.

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa pada variabel motif sosial terdapat

satu indikator yang nilai rata-ratanya paling rendah yaitu indikator MS5 mengenai

“Motivasi untuk membuat orang lain terkesan” , dan dilihat dari sebaran jawaban

responden dari 100 responden dari indikator tersebut jawaban menolak atau tidak

setuju lebih mendominasi daripada jawaban menerima atau setuju. Hal-hal

tersebut membuktikan bahwa bergabung dalam komunitas merek vespa, tidak

didasari dengan rasa ingin membuat orang lain terkesan namun didasari oleh

keinginan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki

minat yang sama dan keinginan untuk memperoleh informasi dari anggota lain

mengenai seluk beluk seputar motor vespa.

Page 41: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

27

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitan dan pembahasan yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Motif personal berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi

dalam komunitas merek vespa.

2. Motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan berpartisipasi

dalam komunitas merek vespa.

Implikasi Teoritis

Penelitian ini menemukan motif personal berpengaruh positif terhadap

keputusan berpartisipasi dalam komunitas merek. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Weman (2011) yang menyatakan motivasi yang timbul dari dalam diri

akan menarik anggota untuk berpartisipasi dalam komunitas merek dan bersedia

merekomendasikan ke orang lain untuk ikut berpartisipasi dalam komunitas

merek. Motif personal lebih berkaitan dengan ketertarikan pribadi seseorang

untuk berpartisipasi dalam komunitas merek yang mana meliputi motivasi untuk

memenuhi kebutuhan informasi, kesenangan, dan komunikasi. Pada penelitian ini

juga ditemukan bahwa motif sosial berpengaruh positif terhadap keputusan

berpartisipasi dalam komunitas merek. Hal ini dapat menjadikan masukan bagi

perusahaan untuk memahami adanya motivasi terkait sosial dari anggota, seperti

penelitian yang dilakukan Muniz dan O’Guinn (2001) yang menyatakan para

anggota perlu berafiliasi dengan pemilik merek yang sama sehingga dapat

mengatur kegiatan rutin bagi anggota dalam komunitas merek untuk mengalami

perasaan persahabatan yang mendalam.

Implikasi Terapan

Melihat hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa motivasi yang

timbul dari diri seseorang dan dari lingkungan sekitarnya sangat mempengaruhi

keputusan seseorang untuk berpatisipasi dalam suatu komunitas. Maka dari itu

Page 42: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

28

untuk komunitas merek khususnya komunitas scooter (vespa) harus dapat

memiliki kegiatan-kegiatan unik dan positif yang menarik perhatian konsumen

seperti kegiatan amal ataupun kegiatan touring yang dapat dilakukan secara rutin.

Hal ini bertujuan agar anggota dalam komunitas terus bertambah dan tidak

meninggalkan komunitas begitu saja yang akhirnya komunitas menjadi tidak aktif

lagi.

Selain itu bagi perusahaan vespa harus dapat mendukung kegiatan-

kegiatan yang diadakan oleh komunitas scooter (vespa). Hal ini bertujuan agar

anggota komunitas lebih bersemangat lagi dalam mengelola komunitas merek ini

sehingga akan lebih banyak konsumen yang mengikuti komunitas vespa yang

artinya akan banyak orang menggunakan sepeda motor vespa.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:

a. Responden yang dipakai dalam penelitian ini tidak terfokus pada satu

daerah, melainkan harus terpecah menjadi dua daerah yaitu Solo dan

Salatiga karena minimnya responden yang masih aktif mengikuti

komunitas vespa.

b. Penelitian ini membatasi untuk meneliti responden yang berinteraksi

di komunitas merek secara offline.

Saran

Saran untuk penelitian yang akan datang sebaiknya dapat mencari

komunitas merek dengan ukuran anggota yang lebih besar dan dapat terfokus

pada satu daerah, sehingga perlu dilakukan survey yang lebih mendalam. Selain

itu untuk penelitian selanjutnya juga dapat mengitegrasikan komunitas merek

yang berinteraksi secara offline dan komunitas merek yang berinteaksi secara

virtual, sehingga dapat memberi gambaran bagaimana orang memutuskan untuk

bergabung dalam komunitas merek secara virtual.

Page 43: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

29

Daftar Pustaka

Ainsworth, M. D., Blehar, M. C., Waters, E., & Wall, S. (1978). Patterns of

Attachment: a Psychological Study of The Strange Situation. Hillsdale:

Erlbaum.

Asnawi, N., & Masyhuri. (2009). Metodologi Riset Manajemen Pemasaran.

Malang: Malang Press.

Bagozzi, R. P., & Dholakia, U. M. (2006). Antecedents and Purchase

Consequences of Customer Paticipation in Small Group Brand

Communities. International Journal of Research in Marketing , Vol 23,

page 45-61.

Basalamah, F. M. (2010). Pengaruh Komunitas Merek terhadap Word of Mouth.

Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi , Vol 17.

Baumeister, R. F. (1998). Handbook of Social Psychology. New York: McGraw-

Hill.

Bergami, M., & Bagozzi, R. (2000). Self Categorization, Affective Commitment,

and Group Self-Esteem as Distinct Aspects of Social Identity in the

Organization. Br J Soc Psychol .

Berlian, A. V. (2012). Pengaruh Brand Community Affect dan Brand Community

Trust Pada Customer Loyalty dengan Brand CommunityCommitment

sebagai Variabel Pemediasi. Jurnal Universitas Sebelas Maret Surakarta .

Brown, J. S., & Duguid, P. (2000). The Social Life of Information. Boston:

Harvard Business School Press.

Budiman, A. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Konsumen

pada Komunitas Merek Toyota Yaris Club Indonesia dengan Interaksi

Prefensi Sebagai Variabel Moderasi. Tesis Universitas Gadjah Mada .

Carlson, B. D. (2005). Brand-Based Community: The Role of Identification in

Developing a Sense of Community Among Brand Users. Journal of

Oklahoma State University .

Casalo, L. V., Flavian, C., & Guinaliu, M. (2008). Promoting Consumer

Motivation in Virtual Brand Community. Journal of Marketing

Communication , Vol. 14.

Celsi, R. L., & Olson, J. C. (1998). The Role of Involvement in Attention an

Comprehension Processes. Journal Of Consumer Research , Vol. 15 page

210-224.

Page 44: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

30

Dholakia, U. M., Bagozzi, R. P., & Pearo, L. K. (2004). A Social Influence Model

of Consumer Participation in Network- and Small-Group-Based Virtual

Communities. International Journal of Research in Marketing , Vol. 15.

page 241-263.

Fatharani, A., Lubis, N., & Dewi, R. S. (2009). Pengaruh Gaya Hidup (Life

Style), Harga (Price), dan Kelompok Referensi (Reference Group) terhadap

Keputusan Pembelian Telepon Seluler Blackberry. Jurnal Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro .

Ghozali. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Gunarsa, S. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gupta, S. H., & Kim, H. W. (2007). Developing the Commitment to Virtual

Community: The Balanced Effects of Cognition and Affect. Information

Resources Management Journal , Vol. 20, No. 1, pp. 28–45.

Hair, J. F., JR, R. E., Ronald L, T., & Black W, L. (1998). Multivariate Data

Analysis. Upper Saddler River, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Hasto, P. D. (2007). Survei Konsumunitas 2007: Potensi dan Ekspresi Komunitas

Konsumen Indonesia. Majalah SWA 24/XXIII/8.

Jogiyanto. (2008). Metodologi Penelitian sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Joko, S. (2007). Seni Membidani dan Mengendarai Komunitas. Dipetik Juni 14,

2014, dari http://www.swa.co.id.

Kartajaya, H. (2008, September 26). Peran Komunitas Online. Dipetik Juni 14,

2014, dari The 3CS to Win the Mind Share, Kompas: http://web.bisnis.com

Kartikasari, D., Arifin, Z., & Hidayat, K. (2012). Pengaruh Perilaku Konsumen

dalam Keputusan Pembelian. Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya .

Keller, K. L., & Kotler, P. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13. Jakarta:

Erlangga.

Kuzgun, E. (2012). Customer Engagement in Virtual Brand Communities. Thesis

of Copenhagen Business School .

Latief, W. A. (2011). Analisis Faktor Psikologis Konsumen dan Pengaruhnya

Terhadap Keputusan Beli. Jurnal Administrasi Indonesia , volume 1 No 1.

Leigh, T., Peters, C., & Shelton, J. (2006). The Consumer Quest For Authenticity:

The Multiplicity of Meanings Within The MG Subculture of Consumption.

J. Acad. Mark. Sci .

Page 45: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

31

Malhotra, N. K. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation. New

Jersey: Pearson Education Inc.

McAlexander, J. H., Schouten, J. W., & Koeing, H. F. (2002). Building Brand

Community. Journal of Marketing , Vol. 66.

McAlexander, J., Schouten, J., & Koenig, H. (2002). Building brand community.

Journal Mark , Vol 66(1): 38-55.

McClelland, D. C. (1987). Human Motivation. New York: Cambridge Univ.

Press.

Muniz, A. M., & O'Guinn, T. O. (2001). Brand Community. Journal of Consumer

Research , Vol. 27 page 412-432.

Muniz, A. M., & Schau, H. J. (2005). Religiosity in The Abandoned Apple

Newton Brand Community. Journal of Consumer Research , Vol 31 No 4,

pp 37-47.

Mzoughi, P. N., Ahmed, R. B., & Ayed, H. (2010). Explaining The Participation

in A Small Group Brand Community: An Extended TRA. Journal of

Business & Economics Research , Volume 8:8.

Ouwersloot, H., & Schroder. (2007). Who's Who in Brand Communities and

Why? European Journal of Marketing , Vol 42. Page 571-585.

Palupi, D. H. (2011, Desember). Community marketing 2011 : Menuju Aliansi

Komunitas dan Perusahaan. Majalah SWA , hal. 32-40.

Pentina, I., Prybutok, V. R., & Zhang, X. (2008). The Role of Virtual

Communities as Shopping Reference Groups. Journal of Electronic

Commerce Research , Vol. 9, No. 2, pp. 114-123.

Perugini, M., & Bagozzi, P. (2001). The Role of Desires and Anticipated

Emotions in Goal-Directed Behaviours: Broadening and Deepening The

Theory of Planned Behaviour. Br J Soc Psychol. , 79-98.

Prasetya, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Pudyastomoi, Y. A. (2011). pengaruh keterlibatan konsumen dan brand trust

(kepercayaan konsumen) terhadap brand loyalty pada kamera DSLR Sony

Alpha. Jurnal Universitas Atma Jaya .

Quester, P., Neal, C., Pettigrew, S., Grimmer, M., Davis, T., & Hawkins, D.

(2007). Consumer Behaviour: Implications for Marketing Strategy. Sydney:

McGraw-Hill .

Resnick, E. (2001). Defining engagement. Journal of International Affairs ,

54(2):551–66.

Page 46: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

32

Ryan, R. M., & Deci, E. (2000). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic

Definitions and New Directions. Journal Contemporary Educational

Psychology University of Rochester , Vol. 25. page 54-67.

Santoso, S. (2001). SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional.

Sardiman, A. M. (2009). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Schouten, J. W., McAlexander, J. H., & Koenig, H. F. (2007). Transcendent

Customer Experience and Brand Community. Journal of the Academy of

Marketing Science , vol. 35. page 357-368.

Shang, R. A., Chen, Y. C., & Liao, H.-J. (2006). The Value of Participation in

Virtual Consumer Communities on Brand Loyalty. Internet Research .

Singarimbun, M., & Effendi, S. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES.

Siswanto, S. (2003). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suandewi, I. A. (2010). Kontribus Perilaku Konsumen dalam Membentuk Citra

Merek “Batik Jember” Rumah Batik Rolla. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Jember .

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. .

Bandung: ALFABETA.

Sukoco, B. M. (2011). Individual Differences in Participations of a Brand

Community : A Validation of the Goal-Directed Behavior Model. South

East Asian Journal of Management , Vol 5 : 119-134.

Sukoco, B. M., & Wu, W. Y. (2010). The Personal and Social Motivation of

Customer Participation in Brand Community. African Journal of Business

Management , Vol. 4. page 614-622.

Sunarto. (2004). Prinsip-Prinsip Pemasaran edisi 2. Yogyakarta: AMUS, UST

Press dan Mahenoko Total Design Yogyakarta.

Supramono, & Haryanto, J. O. (2005). Desain Proposal Penelitian Studi

Pemasaran.

Supramono, & Utami, I. (2003). Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi dan

Keuangan. Salatiga: Fakultas Ekonomi.

Swastha, D. B., & Handoko, H. (2008). Manajemen Pemasaran (Analisis

Perilaku Konsumen). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Tajfel, H., & Turner, J. C. (1985). The Social Identity Theory of Group Behavior.

Psychology of Intergroup Relations , Vol. 2.

Page 47: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

33

Tsai, H.-T., Huang, H.-C., & Chiu, Y.-L. (2011). Brand Community Participation

in Taiwan: Examining the Roles of Individual, Group, and Relationship-

Level Antecedents. Journal of Business Research , 9.

Wann, D. L., Schrader, M. P., & Wilson, A. M. (1999). Sport Fan Motivation :

Questionnare Validation, Comparisons by Sport and Relationship to

Athletic Motivation. Journal Sport Bahavior , Vol. 22. page 114-139.

Weman, E. (2011). Consumer Motivations to Join a Brand Community on

Facebook. Thesis Hanken School of Economics Helsinki. Tidak

dipublikasikan .

Yuswohady. (2004). Great Community Marketing. Jakarta: Warta Ekonomi.

Page 48: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

34

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat, saya Danis Ayu W (212011009) mahasiswi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga,

memohon kesediaan saudara/i responden untuk berpartisipasi mengisi kuisioner

ini. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir dan sebagai

salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi saya. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis bagaimana “Pengaruh Motif Personal dan Sosial Terhadap

Keputusan untuk Berpartisipasi dalam Brand Community (Studi Kasus :

komunitas vespa ).”

Jawaban yang anda berikan tidak dinilai benar atau salah, tetapi saya sangat

mengharapkan kejujuran dan keikhlasan saudara/i responden dalam menjawab

setiap pertanyaan kuisioner yang disediakan. Demi kepentingan penelitian,

peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas responden. Saya mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarmya atas partisipasi dan kerjasama anda dalam

mensukseskan penelitian ini

Hormat Saya,

Danis Ayu W

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia saat ini :

Pekerjaan saat ini :

Domisili :

Penghasilan per bulan : (pilih salah satu dibawah ini)

Page 49: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

35

a. < Rp 500 ribu c. ≥ Rp 750 ribu – Rp

1 juta

b. ≥ Rp 500 ribu – Rp 750 ribu d. ≥ Rp 1 juta

Sudah berapa lama bergabung dalam komunitas Vespa :

PERNYATAAN

Petunjuk Pengisian

Silahkan Anda pilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya anda pilih dengan memberikan tanda () pada pilihan jawaban

yang tersedia.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

N : Netral

Motif Personal

NO. PERNYATAAN

JAWABAN

STS

( 1 )

TS

( 2 )

N

( 3 )

S

( 4 )

SS

( 5 )

1. Bergabung dalam komunitas didasarkan

karena rasa ketertarikan dengan motor

vespa

2. Bergabung karena ada motivasi untuk

belajar pengetahuan baru mengenai hal

otomotif terkhusus motor vespa

3. Bergabung karena hobi

4. Bergabung karena adanya motivasi

untuk mempertahankan harga diri

5. Bergabung karena ingin mendapatkan

pengalaman dalam komunitas

6. Bergabung karena adanya motivasi

untuk memperluas wawasan mengenai

motor vespa

Page 50: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

36

7. Bergabung karena ingin bertukar

pengetahuan dan informasi dengan

anggota lain

Motif Sosial

NO. PERNYATAAN

JAWABAN

STS

( 1 )

TS

( 2 )

N

( 3 )

S

( 4 )

SS

( 5 )

1. Bergabung karena adanya motivasi

untuk memiliki kenalan dengan orang

lain yang punya hobi sama

2. Bergabung karena adanya keinginan

untuk membentuk hubungan

persahabatan dengan anggota lain dalam

komunitas

3. Bergabung karena ada keinginan untuk

memperoleh status sosial

4. Bergabung karena ada motivasi untuk

ingin berpengaruh terhadap orang lain

5. Bergabung karena ada motivasi untuk

membuat orang lain terkesan

6. Bergabung karena ada motivasi untuk

menciptakan sesuatu yang baru dalam

komunitas

Page 51: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

37

Keputusan berpartisipasi

NO. PERNYATAAN

JAWABAN

STS

( 1 )

TS

( 2 )

N

( 3 )

S

( 4 )

SS

( 5 )

1. Berpartisipasi karena ingin memperoleh

informasi mengenai vespa

2. Berpartisipasi karena menggunakan

vespa dalam kehidupan sehari hari

3. Berpartisipasi karena tertarik dengan

kegiatan yang diadakan komunitas

4. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang

diadakan oleh komunitas

5. Berpartisipasi untuk menyalurkan bakat

otomotif yang dimiliki

6 Berpartisipasi karena motor yang

digunakan adalah vespa

Page 52: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

38

Lampiran 2

FOTO-FOTO KOMUNITAS VESPA

Page 53: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

39

Lampiran 3

Data Primer Diolah (2014) (Output)

Validitas dan Reliabilitas (Pre-Test)

1. Motif Personal

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.919 .925 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

MP1 21.57 34.392 .807 .764 .904

MP2 21.37 36.723 .852 .813 .896

MP3 21.23 36.599 .863 .853 .895

MP4 22.40 42.248 .463 .358 .936

MP5 21.53 39.499 .718 .619 .910

MP6 21.27 39.789 .870 .776 .899

MP7 21.03 40.309 .788 .673 .905

2. Motif Sosial

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 54: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

40

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.784 .787 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

MS1 16.90 17.610 .537 .779 .755

MS2 16.67 19.678 .433 .717 .774

MS3 18.37 20.861 .511 .563 .759

MS4 18.07 18.478 .658 .781 .728

MS5 18.27 17.720 .780 .770 .704

MS6 17.17 18.626 .646 .601 .731

MS7 17.77 23.978 .082 .322 .826

3. Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.898 .894 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

KB1 18.90 18.369 .898 .880 .851

KB2 18.73 19.168 .819 .810 .865

KB3 18.53 24.602 .474 .610 .912

KB4 18.70 21.459 .693 .680 .885

KB5 18.77 20.875 .723 .659 .880

KB6 18.53 20.051 .738 .733 .878

Page 55: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

41

Validitas dan Reliabilitas (Aktual)

1. Motif Personal

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.875 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

MP1 24.73 16.361 .728 .848

MP2 24.89 16.685 .740 .847

MP3 24.79 16.875 .719 .849

MP4 26.49 18.454 .386 .896

MP5 24.99 15.990 .700 .852

MP6 24.76 17.376 .758 .847

MP7 24.67 18.163 .651 .860

2. Motif Sosial

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.804 6

Page 56: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

42

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

MS1 16.10 14.616 .519 .783

MS2 15.93 15.419 .464 .794

MS3 17.69 12.337 .641 .753

MS4 17.70 12.818 .576 .770

MS5 17.98 12.525 .636 .755

MS6 16.60 13.818 .543 .777

3. Keputusan Berpartisipasi Dalam Komunitas Merek

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.860 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

KB1 21.04 10.806 .686 .829

KB2 20.89 10.018 .726 .822

KB3 20.93 12.571 .472 .864

KB4 20.97 11.161 .656 .835

KB5 21.01 10.798 .685 .829

KB6 20.81 10.559 .678 .831

Page 57: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

43

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .43530425

Most Extreme Differences Absolute .097

Positive .063

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .974

Asymp. Sig. (2-tailed) .299

a. Test distribution is Normal.

Uji Heterokedastisitas

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.408 1.690 2.016 .047

LN_MP -3.323 1.268 -.286 -2.620 .010

LN_MS 1.615 1.052 .168 1.536 .128

a. Dependent Variable: LN_RES1_Kuadrat

Uji Multikolinieritas

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .929 .299 3.107 .002

Motif_Personal

.601 .072 .613 8.336 .000 .845 1.184

Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001 .845 1.184

Page 58: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

44

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .929 .299 3.107 .002

Motif_Personal

.601 .072 .613 8.336 .000 .845 1.184

Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001 .845 1.184

a. Dependent Variable: Keputusan_Berpartisipasi

Deskriptif Statistik

Motif Personal

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Statistic

MP1 100 1 5 4,49 0,095 0,948

MP2 100 1 5 4,33 0,089 0,888

MP3 100 1 5 4,43 0,088 0,879

MP4 100 1 4 2,73 0,101 1,014

MP5 100 1 5 4,23 0,103 1,033

MP6 100 1 5 4,46 0,077 0,771

MP7 100 2 5 4,55 0,074 0,744

Valid N (listwise)

100

rata-rata

4,17428

Motif Sosial

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Statistic

MS1 100 1 5 4,3 0,087 0,87

MS2 100 1 5 4,47 0,077 0,771

Page 59: MOTIF PERSONAL DAN MOTIF SOSIAL BERPENGARUH …

45

MS3 100 1 5 2,71 0,115 1,149

MS4 100 1 5 2,7 0,114 1,142

MS5 100 1 5 2,42 0,112 1,121

MS6 100 1 5 3,8 0,099 0,995

Valid N (listwise)

100

rata-rata

3,4

Keputusan Berpartisipasi dalam Komunitas Merek

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Statistic

KB1 100 1 5 4,09 0,085 0,854

KB2 100 1 5 4,24 0,097 0,965

KB3 100 1 5 4,2 0,07 0,696

KB4 100 1 5 4,16 0,081 0,813

KB5 100 1 5 4,12 0,086 0,856

KB6 100 1 5 4,32 0,091 0,909

Valid N (listwise)

100

rata-rata

4,18833

Hasil Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .929 .299 3.107 .002

Motif_Personal .601 .072 .613 8.336 .000

Motif_Sosial .223 .066 .248 3.366 .001

a. Dependent Variable: Keputusan_Berpartisipasi