Money&I Vol 36 For Issuu

76
1 Vol. 36 | Desember - Januari 2013 ISSN: 2087-5975 www.money-and-i.com Vol. 36 Des - Jan 2013 Mardi Soemitro Building Business Through Body Building “Profesi itu hampir tidak ada yang menekuni, sehingga saya melesat sendirian dan terus berkembang”

description

Money&I Vol 36 For Issuu

Transcript of Money&I Vol 36 For Issuu

Page 1: Money&I Vol 36 For Issuu

PB Vol. 36 | Desember - Januari 2012 1Vol. 36 | Desember - Januari 2013

ISSN: 2087-5975

www.money-and-i.com

Vol. 36 Des - Jan 2013

Mardi SoemitroBuilding Business

Through Body Building

“Profesi itu hampir tidak ada yang menekuni, sehingga

saya melesat sendirian dan terus berkembang”

Page 2: Money&I Vol 36 For Issuu

2 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 3Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 3: Money&I Vol 36 For Issuu

2 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 3Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 4: Money&I Vol 36 For Issuu

4 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 5Vol. 36 | Desember - Januari 2013

60

06 Editor NotesTiga Tahun Money & I

08 Contributors

10 Worth a Thousand Words

14 Quotes of The Month

16 EventKado Lestari Akhir Tahun

18 EventPower Up Your Social Life

20 Special ReportMarkPlus Conference 2012

22 Notes From The Guru13 Prinsip Inspiratif tahun 2013

24 Info PropertySome Property Insight For 2013

40 InsightMerayakan Tahun Baru

42 Lestari FirstHouse Of Dura

46 Smart FamilyBayar 10 ribu minta slamet?

48 CommunityPerbarindo

Sepuluh tahun terakhir, bisa disebut dekade bisnis waralaba, atau yang kebanyakan orang sebut dengan istilah franchise. Hampir di semua pelosok daerah, dari

kota sampai desa, dari pasar tradisional sampai mall, bisa Anda temukan berbagai bisnis waralaba ini. Di Bali pun, perlahan beberapa pengusaha lokal mulai membidik pengembangan usahanya melalui sistem jejaring tersebut. Bagaimana prospek dan peluang bermain di usaha franchise, di rubrik ini kami membahasnya.

SPECIAL FEATURE

contentsDesember - Januari 2013 | Volume 36

26

Socialita :Winie Kaori

Photo By Gus Baruna

50 FitnessMenaikkan berat badan

52 GalleryF1 Racing Simulator

54 LiteratureKelaparan Hebat di masa Mao

56 Book ReviewInterview With The Millionaire

64 Growth StrategiesOne Changi

66 Front Of MindRoman Abramovich

68 Profile KantorKas Hayam Wuruk

72 Notes From a FriendsWheel Of Life

74 InspireGreen Roof Toronto

Page 5: Money&I Vol 36 For Issuu

4 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 5Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 6: Money&I Vol 36 For Issuu

6 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 7Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Melalui buku itu, kami mengetahui perjalanan selama 40 tahun Karni Ilyas, yang saat ini tenar

lewat acara talkshow nya yang -selalu berating tinggi- Indonesia Lawyers Club. Lewat buku tersebut pula, kami mengetahui bahwa majalah Forum, yang dulu ‘digawangi’ oleh Karni Ilyas sebagai pemimpin redaksi, ditahun 90an memiliki tiras hingga lebih dari 100 ribu copy. Padahal usia majalah tersebut relatif belia, dan terbilang kalah kelas dengan media kompetitornya seperti Tempo. Apa yang dilakukan Forum sebenarnya sederhana, yakni lebih banyak mengupas narasumber dan menyajikannya dalam bentuk tanya jawab, satu hal yang tidak banyak dilakukan oleh media kompetitor lainnya, mereka pun berani mengejar narasumber hingga ke lubang tikus sekalipun -demikian Karni menggambarkan-. Inilah yang menjadikan Forum menjadi berbeda, dan tumbuh dengan cepat.

Pembaca yang terhormat, cuplikan perjalanan majalah Forum, dan berbagai prestasinya, adalah role model bagi kami di Money & I. Forum, sebagaimana M&I, sama-sama merupakan media kehumasan. Bedanya, Forum diterbitkan oleh Kejaksaan RI dan bergenre hukum,

sementara M&I diterbitkan oleh perusahaan perbankan, dalam hal ini BPR Lestari, yang kontennya mengupas soal entrepreneurship dan investasi. Sekalipun berstatus sebagai corporate magazine, namun kami tampil layaknya media mainstream, tidak serupa dengan majalah korporasi pada umumnya.

Sebagai monthly magazine, yang terbit 12 edisi dalam setahun, maka M&I volume 36 ini -yang tengah berada ditangan Anda- merupakan pamungkas dari 3 tahun perjalanan kami, yang membawa majalah ini perlahan tumbuh. Di usia ini, kami memang masih ‘ingusan’, toh demikian, militansi kami yang ‘bermarkas’ di Bali dengan distribusi lokal, tidak menyurutkan semangat untuk berburu narasumber kaliber nasional.

Sebagaimana Forum, kami pun ingin menjadi pewarta tangguh, dengan mengejar narasumber yang kompeten hingga ke ‘lubang tikus’, dan menyajikannya dalam bentuk interview, agar cerita sukses mereka, bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Nama seperti Sandiago Uno, Hermawan Kartajaya, Tung Desem Waringin, James Gwee, Merry Riana, Faisal Basri hingga Andrie Wongso pernah menghiasi feature di rubrik kami, yang diakhir tahun 2012 lalu kembali kami

tampilkan dalam bentuk buku berjudul Interview With The Millionaire. Edisi depan pun, kami menyuguhkan sosok pengamat ekonomi Aviliani.

Profil tersebut melengkapi nama pebisnis lokal lainnya yang sudah lebih dulu menghiasi sajian kami, seperti Cok Anom pemilik Krisna, Joger ataupun Ni Luh Djelantik. Sekalipun terkadang, kami memang “kehabisan amunisi” saat mengejar narasumber, seperti Bob Sadino -yang belum lama ini berkunjung ke Bali- akhirnya gagal kami jumpai. Ataupun Anindya Bakrie misalkan, yang mengkonfirmasi bisa di interview, namun hinggga kini mail kami belum jua berbalas. Demikian pula dengan nama-nama besar pebisnis sukses lainnya yang belum sanggup kami dokumentasikan di majalah ini. Jadilah ini sebagai PR yang ingin kami perbaiki di tahun-tahun kedepan.

Selama 3 tahun ini kami pun bertumbuh, ketika tahun pertama hadir dengan 40-an halaman, saat ini sudah berkembang menjadi 76 halaman, demikian pula dengan oplah yang telah meningkat dua kali lipat. Kepercayaan para pemasang iklan pun signifikan, saat ini 20% proporsi kami diisi dengan iklan sebagaimana majalah umum lainnya. Seiring waktu, kepercayaan diri kami semakin bertambah, dan sebagai media yang ingin terus berbenah, maka mulai edisi depan, kami akan membuka lebih banyak akses informasi dan beberapa perubahan konten yang kami harapkan bisa menjadi sarana edukatif.

Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih atas kebersamaan Anda, saat ini, kami memang masih belum apa-apa, tapi setidaknya, kami sudah tahu mau kemana. Jika kami berhasil, maka itu semua karena Anda para pembaca! [email protected]

Tiga Tahun M&I

Akhir tahun kemarin, koleksi buku dimeja redaksi kami bertambah, adalah biografi perjalanan Karni Ilyas, lewat bukunya yang berjudul Lahir Untuk Berita, yang menjadikan rak buku dikantor kami kian padat. Jadilah buku tersebut sebagai bacaan disela libur Natal dan tahun baru yang telah lewat beberapa waktu lalu.

Arif RahmanManaging Editor, Money & I

Editor’s Note

Berburu sumber inspirasi & success story

Page 7: Money&I Vol 36 For Issuu

6 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 7Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 8: Money&I Vol 36 For Issuu

8 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 9Vol. 36 | Desember - Januari 2013

PUBLISHERAlex P. Chandra

MARKETING COMMUNICATIONI Putu Agus Ariawan

PUBLIC RELATIONWahyu Sari Pande

MANAGING EDITORArif Rahman

CONTRIBUTORSAlex P. Chandra Hermawan Kartajaya Pribadi BudionoSuzanna Chandra YuswohadyI Made Wenten B.

REPORTERAndy Putera

CONTENT EDITORAnton HPT

DESIGNHendrik

MARKETING & CIRCULATIONAan Evarudin

PHOTOGRAPHYGus Baruna

Alamat Redaksi:PT. BPR SRI ARTHA LESTARIJl. Teuku Umar 110 DenpasarT. (0361) 246706 F. (0361) 246705

E. [email protected] [email protected] Sales & Marketing for AdvertisementT. 0361 7843244www.money-and-i.com

MANAGEMENT

EDITORIAL

SUPPORTED BY

Alex P ChandraAlex P Chandra adalah Chairman BPR Lestari dan juga publisher majalah M&I, memulai karir sebagai profesional banker di BCA hingga mencapai posisi sebagai Branch Manager sebelum akhirnya memutuskan untuk mendirikan bisnisnya sendiri BPR Lestari. Perusahaan ini, dibawanya menjadi BPR terbesar di Bali dalam 5 tahun dan mencapai aset Rp. 1 triliun pada tahun 2011 lalu.

YuswohadyYuswohady adalah penulis dari sekitar 40 buku mengenai pemasaran. Pernah bekerja selama 12 tahun di MarkPlus Inc dengan posisi terakhir sebagai Chief Executive. Ia menulis kolom bisnis dan pemasaran di berbagai media massa seperti: majalah SWA, Warta Ekonomi, MIX, Business Review, Info Franchise, Harian Jurnal Nasional, dan lain-lain. Di bidang keorganisasian Yuswohady pernah menjadi Sekretaris Jendral Indonesia Marketing Association (IMA).

Denny Santoso, SAC. Dip., CSN., CHt.Denny Santoso adalah seorang ahli diet, nutrisi, dan fitnes. Selain melalui DuniaFitnes.com ini, Denny Santoso juga menyebarkan cara diet sehat dan berolahraga yang benar melalui www.PanduanDiet.com, twitter @dennysantoso, serta Buku Rahasia Diet. Denny Santoso juga meluncurkan www.SixReps.com, satu-satunya jejaring sosial bagi para fitness mania di Indonesia.

Suzana ChandraSmart Family adalah rubrik yang diasuh oleh Managing Director - Lestari Living ini. Wanita yang pernah menimba pengalaman hidup di Australia ini dengan lugas memaparkan bagaimana kiat cerdik untuk mengelola keuangan dan investasi khususnya di property, dan bagaimana keluarga Indonesia menjadi individu yang lebih berkualitas

I Made Wenten B.Perannya sebagai Kabid Support & Operation di BPR Lestari membawanya dekat dengan human resource & development. Pengetahuannya akan hal tersebut dipaparkan dalam rubrik Growth Strategies.

Hermawan KartajayaMerupakan Asia’s Leading Marketing Strategiest dan juga CEO Of Mark Plus. Inc. Pria yang sering disebut sebagai bapak pemasaran Indonesia ini mencermati perkembangan global saat ini yang bertumpu pada Net Woman & Netizen. Ide-ide nya dituangkan dalam rubrik Notes From a Guru.

Pribadi BudionoUlasannya tentang wacana dari para penulis dan pemikir besar di adopsinya dalam rubrik Literatur. Direktur BPR Lestari ini mengintrepretasikannya dengan cermat dan memberikan alternatif solusi pada permasalahan yang kerap dihadapi bangsa ini khususnya yang ada di Bali.

contributors

Send your letter to:PT BPR Sri Artha Lestari, Jl. Teuku Umar 110 Dps

or mail to M&I Magazine:[email protected]

Follow Us On :

Page 9: Money&I Vol 36 For Issuu

8 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 9Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 10: Money&I Vol 36 For Issuu

10 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 11Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 11: Money&I Vol 36 For Issuu

10 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 11Vol. 36 | Desember - Januari 2013

a Thousand Words

Halong BayB by. George Irawan

Pemandangan yang indah ini dilihat dari atas Sung Sot Cave, Halong Bay, yang

merupakan salah satu tempat yang dikukuhkan sebagai World Heritage oleh UNESCO. Untuk menempuh obyek wisata ini, dibutuhkan perjalanan sekitar 3 jam dari Hanoi. Karenanya, untuk berkunjung ketampat ini sebaiknya diluangkan waktu untuk menginap 1 malam, karena ada begitu banyak view menarik yang dapat kita nikmati, selain canoe dan snorkling, Anda juga dimanjakan dengan indahnya sunset dan sunrise di Halong Bay.

Page 12: Money&I Vol 36 For Issuu

12 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 13Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 13: Money&I Vol 36 For Issuu

12 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 13Vol. 36 | Desember - Januari 2013

a Thousand Words

Borobuduryby. George Irawan

Sebagai salah satu dari ke-ajaiban dunia, maka pesona Borobudur tak pernah lekang

oleh waktu. Untuk menikmati pe-mandangan dari sisi yang tidak biasa, maka cobalah untuk berkun-jung di pagi hari, sembari menanti terbit nya matahari dari balik gu-nung, maka pesona Borobudur yang megah tampak semakin in-dah. Siluet Stupa dan keheningan menghadirkan pengalaman ber-beda. Wisata ini bis akita dapatkan dengan mengikuti acara Borobu-dur Sunrise yang digelar oleh Manohara hotel..

Page 14: Money&I Vol 36 For Issuu

14 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 15Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 15: Money&I Vol 36 For Issuu

14 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 15Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Pin Up

Ada 4 hal yang harus kita jaga, jangan pernah melewatkan peluang sejarah, jangan pernah takut melihat dunia, jangan merasa hebat dulu, kita good but not great dan jangan melupakan apa yang membuat Indonesia itu khas dan besar. Melupakan 4 hal ini, kita akan kembali di lindas sejarah. Kejayaan Indonesia akan menjadi realita bukan hanya retorika.

- MarkPlus Conference 2012: Marketer of the Year, acceptance speech by Dino Patti Djalal

Sebetulnya marketing produk dan marketing politik itu sama saja, bagaimana membangun personal brand. Seperti kemarin, dari awal sampai akhir saya melakukan itu, termasuk bagaimana menggunakan pakaian kotak-kotak, bagaimana produk Jokowi di kemas dan personal brand ini di jual ke masyarakat, dan yang lain tidak melakukannya. Saya ini dari Kampung dan membangun marketing politik. Saya jualannya dari kampung ke kampung, dari pintu ke pintu, karena memang dulu saya pernah jadi sales selama 3 tahun.

MarkPlus Conference 2012: Post Achievement Award acceptance speech by Gubernur DKI Jokowi

Saat ini, orang tidak mau di ajak lagi menderita, mungkin karena sudah lama menderita, atau sudah merasakan sejahtera, itu sebabnya ajakan hemat BBM gagal. Karena itu sebagai pemimpin, jangan mengajak masyarakatnya ikut hidup prihatin, sudah nggak laku lagi.

MarkPlus Conference 2012: Marketer of the Year winner announced by Dahlan Iskan

“Money will come when you are doing the right thing.”

Mike Phillips

Page 16: Money&I Vol 36 For Issuu

16 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 17Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Event

Kado Lestari Akhir Tahun Kejutkan BPR Bali Artha Anugrah

Tanggal 21 Desember lalu, I.B Toni Astawa, S.E, S.H nampak excited saat mendapati sebuah mobil Kijang Innova berbalutkan pita oranye terpakir rapi di depan BPR Bali

Artha Anugrah. Akhirnya hadiah utama Kado Lestari dari program Tabungan Jumbo tersebut memilih PT BPR Bali Artha Anugrah sebagai pemenangnya. “Awalnya saya tahu kalau BPR Bali Artha Anugrah memenangkan tabungan Jumbo dari sebuah media lokal Bali, dan perasaan saya saat itu luar biasa” ungkap pria selaku Direktur Utama BPR Bali Artha Anugrah.

Toni Astawa telah mengikut sertakan BPR Bali Artha Anugrah ke dalam tabungan Jumbo semenjak 4 tahun yang lalu, tak lama setelah masuk sebagai nasabah resmi BPR Lestari. “Kami ikut tabungan Jumbo karena kepercayaan kami terhadap BPR Lestari, serta figur Pak Alex Chandra disana. Selain itu suku bunga yang kita raih juga tinggi, serta tentunya hadiah-hadiah menarik yang juga ditawarkan. Terbukti, kini kami memenangkan salah satunya,” terang Toni Astawa penuh gembira. Ia pun salut terhadap gencarnya promosi tabungan Jumbo dari marketing BPR Lestari secara langsung, ataupun melalui media-media cetak, sehingga memudahkan dirinya untuk mengakses informasi seputar tabungan tersebut.

Sebelum hadiah utama Kado Lestari diserahkan secara resmi. Mobil Kijang Innova berwarna abu-abu tersebut “diarak” lewat konvoi bersama. Dengan rute konvoi yang melintasi Teuku Umar, Renon, Gatot Subroto, Sanur, By Pass Ngurah Rai, Jalan Pantai Kuta hingga berakhir di Jalan Dewi Sri Kuta, lokasi dimana BPR Bali Artha Anugrah beralamat. Konvoi tersebut sekaligus sebagai strategi promosi BPR Lestari dalam memperkenalkan produk Tabungan Jumbo serta hadiah menariknya.

Tabungan Jumbo menawarkan kemudahan transaksi keuangan dan bisnis dengan keuntungan bunga tinggi, sesuai dengan saldo tabungan nasabah. Disamping berhak mengikuti undian Kado Lestari, keuntungan yang didapat dari tabungan Jumbo adalah bunga lebih tinggi dibandingkan giro (3% dibawah penjaminan LPS), bebas biaya administrasi bulanan, bebas biaya transfer & RTGS, serta bunga dihitung berdasarkan saldo harian dan diakumulasikan pada akhir bulan. Pengundian Kado Lestari ini dilakukan setiap 4 bulan. Untuk tahun 2013, Kado Lestari akan membagi-bagikan 1 Toyota Kijang All New Innova, serta diikuti 5 Paket Amazing Holiday Tour ke Jepang, dan 10 Sepeda Motor Yamaha Soul. Nilai poin yang ditukarkan di tahun 2013 pun menjadi senilai Rp. 5.000.000/poin.

Penyerahan mobil Kijang Innova secara resmi dilakukan oleh Wahyu Sari Pande selaku perwakilan BPR Lestari kepada I.B Toni Astawa selaku perwakilan BPR Bali Artha Anugrah. Beberapa penandatanganan surat-surat resmi juga menandai hadiah utama Kado Lestari jatuh pada BPR Bali Artha Anugrah. “Kami akan menggunakan mobil ini untuk keperluan operasional kantor. Semoga kerjasama antara kami dengan BPR Lestari ke depannya lebih baik” pungkas Toni Astawa yang sudah menjabat sebagai Dirut BPR Bali Artha Anugrah sejak tahun 2001.

Page 17: Money&I Vol 36 For Issuu

16 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 17Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 18: Money&I Vol 36 For Issuu

18 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 19Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Event

Mengusung tema “Power Up Your Social Life’’ , BPR Lestari mencoba

meningkatkan networking serta ruang kedekatan antara nasabah dengan pihak manajemen Lestari. Atmosfer kekeluargaan pun begitu pekat terlihat saat para peserta arisan bercengkrama satu sama lainnya sambil menikmati kudapan lezat ala Ayucious Cafe. “ Kami mengundang wanita-wanita di Bali untuk turut bergabung dalam Arisan Lestari. Arisan ini ditujukan agar para anggota bisa networking.

Power Up Your Social LifeTak seperti Arisan-arisan Lestari sebelumnya, ada warna berbeda yang ditawarkan oleh Arisan Lestari (14/12) lalu. Bukan hanya lokasi penyelenggaraan yang sengaja dibuat tidak biasa, konsep Arisan Lestari pun dibuat riuh dengan euforia. Bertempat di Ayucious Café, Renon, sebanyak 250-an wanita aktif Bali memadati gelaran Arisan Lestari kali ini.

Doorprize yang menarik juga kami bagikan di setiap penarikan arisan. Tidak hanya itu, kami punya voucher menginap di W Hotel retreat & Spa Seminyak Bali dan siap dibagikan kepeserta arisan yang mereferensikan saudara maupun koleganya untuk ikut serta dalam Arisan Lestari ini” terang Wahyu Sari Pande selaku PR Manager Lestari.

Jika arisan Lestari sebelumnya lebih cenderung menyajikan seminar dan workshop bisnis,

Arisan Lestari maka arisan Lestari kali ini malah memanjakan para undangan dan peserta arisan dengan kejutan doorprize yang bertubi-tubi. Selama kurang lebih 2 jam, Arisan Lestari dihiasi pengumuman doorprize yang membuat perasaan para tamu campur aduk. “Ini juga sebagai bentuk rasa terimakasih dari BPR Lestari untuk nasabah yang sudah lama bergabung dengan BPR Lestari” ungkap Wahyu kemudian.

Hadiah-hadiah doorprize tersebut adalah 1 paket Honeymoon 2 Hari 1 malam W Retreat & Spa, 1 Day Treatment seharga Rp. 1 juta, 2 Hari 1 Malam dari Ametis Vila, 2 Voucher Refreshing Treatmet dari Larisa Aesthetic Centre, Voucher menginap 2 hari 1 malam dari Kampoeng Villa, Voucher Lunch dari Sector Bar & Resto, 1 day Spa treatment dari My Spa, 2 Voucher Golf Simulator dari Bali Beach Golf Course, 1 voucher dari Devdan The Art of Archipelago Show dan tentunya mega doorprize Tas Gucci dari BPR Lestari.

Sebelum pengumuman pemenang, acara juga dihangatkan terlebih dahulu dengan penampilan vocal group dari BPR Lestari. Di pertengahan acara, juga dimeriahkan oleh fashion show dari Niconico Intimo dengan koleksi dresscode pantainya yang seksi dan menawan.

Tak hanya doorprize, kejutan lainnya yang dipersembahkan oleh Arisan Lestari kali ini adalah pengundian hadiah tabungan Jumbo. Hadiah utamanya tak tanggung-tanggung, yaitu 1 unit kijang inova sebagai grand prize serta 4 TV LCD. Pengundian hadiah tabungan Jumbo tersebut disaksikan

Page 19: Money&I Vol 36 For Issuu

18 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 19Vol. 36 | Desember - Januari 2013

oleh notaris, dimana hadiah tersebut jatuh kepada PT BPR Bali Artha Anugrah sebagai pemenang 1 unit Kijang Innova. Sementara itu untuk 4 LCD TV dimenangkan oleh Ong Mei Ling, I Made Gunanta, Made Sri Handarini, dan PT BPR KS Bali Agung Sedana.

Para pemiliki Tabungan Jumbo memiliki kesempatan untuk memenangkan undian Kado Lestari dengan hadiah-hadiah yang menggiurkan, yang diundi setiap 4 bulan. Hadiah spesial Kado Lestari untuk tahun 2013 tersebut ialah 1 Toyota Kijang All New Innova, serta diikuti 5 Paket Amazing Holiday Tour ke Jepang, dan 10 Sepeda Motor Yamaha Soul. “Jadi selain bunga setara deposito, bebas biaya transfer ke seluruh bank, tabungan Jumbo juga memberikan hadiah-hadiah yang menarik. Jadi jangan lewatkan kesempatan ini, karena nilai poin yang ditukarkan di tahun depan senilai Rp. 5.000.000/poin” pungkas Annisa Era Putri selaku Product Manager BPR Lestari.

Page 20: Money&I Vol 36 For Issuu

20 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 21Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Report By. Arif Rahman

Untuk ke delapan kalinya, acara tahunan akbar The MarkPlus Conference digelar, kali ini

bertempat di Pacific Place Jakarta pada 13 Desember 2013 lalu. Acara yang mulai di padati pengunjung sejak pukul 8.00 pagi ini, non stop menghadirkan serangkaian acara hingga 18.00 petang! Selain itu, para pemegang tiket The MarkPlus Conference bisa menikmati ‘The Real WOW Party 2012′ di tempat yang sama, mulai pukul 20.00 WIB sampai 22.00 WIB. Tema nya pun menarik, The World is Shaking, Indonesia is Standing. Bumi gonjang-ganjing, Indonesia tetap tegak berdiri!

Saya sendiri mewakili majalah Money & I berkesempatan menjadi satu

dari sekitar 5.000 orang marketer, 500 perusahaan dan 50 speaker dari berbagai latar belakang, mulai dari profesor hingga top executives dari Jepang, Korea, Tiongkok, Muangthai, Singapura, Malaysia, Srilanka dan lainnya yang hadir di konferensi ini. Mereka adalah orang-orang yang semuanya ingin meng-update tentang Indonesia Baru.

Setelah proses registrasi awal, konferensi di awali dengan tema besar “Marketing: Into Technology and Innovation” yang dipresentasikan langsung oleh Hermawan Kartajaya selaku chairman MarkPlus. Di sesi pembuka acara ini, hadir Dahlan Iskan Menteri BUMN yang juga sebagai Marketer of the Year 2010, serta empat orang Marketer of the Year yang sudah di beri kepercayaan

menjadi pejabat publik seperti Sapta Nirwandar dan Joko Widodo (Gubernur Jakarta), hanya Chairul Tanjung yang kehadirannya di wakili oleh Aviliani Sekretaris Komite Ekonomi Nasional. Disela sesi ini, di gelar Marketer of The Year 2012 Awarding Ceremony yang untuk pertama kalinya didapatkan dari kalangan pemerintah, yakni Dino Patti Djalal. Selain itu, Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk. Arief Yahya melaunching bukunya “Paradox Marketing” sebelum akhirnya rangkaian sesi ditutup dengan performa Happy Holidays yang tarian Gangnam Style mereka berhasil menarik perhatian lebih dari empat juta orang di YouTube. Setelah sesi pembuka berakhir, secara maraton terus digelar case study dan lessons khususnya tentang pemetaan

Special Report

Bumi Gonjang Ganjing, Indonesia Still Standing

Page 21: Money&I Vol 36 For Issuu

20 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 21Vol. 36 | Desember - Januari 2013

pemasaran di lanskap Indonesia Baru yang digelar dalam berbagai stage yang terpisah.

Memarketingkan Indonesia Baru Hermawan Kartajaya sendiri menyampaikan bahwa inilah saat yang tepat bagi dunia usaha dan para profesional untuk berpikir teknologi dan inovatif. Berpikir teknologi artinya ada platform konektivitas untuk menyongsong “Booming Indonesia Baru” tiga sampai lima tahun mendatang. Berpikir inovatif artinya memperkuat diferensiasi terus menerus dengan melakukan pilihan jalur inovasi yang sesuai dengan lanskap industri masing-masing. Bahkan Marketing Guru ini meyakini setelah melewati tiga kuartal, maka tahun ini Indonesia akan jadi runner-up pertumbuhan Ekonomi Dunia di kelompok G-20, sesudah Tiongkok dan melampaui India. Sekalipun tensi politik di tahun 2013 kian memanas, namun pelaku pasar yakin bahwa dua mesin ekonomi Indonesia saat ini domestic spending dan foreign investment, akan tetap membawa bangsa ini stabil dan aman. Apalagi jika mesin ketiga yaitu government spending on infrastructure di genjot pemerintah.

Konferensi terakbar se-Asia ini di tutup dengan panel diskusi dari 13 ketua asosiasi Industri seperti IDX, Perbanas, REI, Gaikindo, Aprindo, GAPMMI, GABEL, ATSI, Apkomindo, Apnatel dan lain-lain tentang prediksi masing-masing untuk tahun 2013.

Setelah konferensi berakhir, ditempat yang sama digelar ‘The Real WOW Party 2012′. WOW adalah singkatan The Real Wonders of the World, di mana ada penghargaan terhadap destinasi-destinasi pariwisata Indonesia yang sangat unik di mata dunia. Tak hanya itu, pada sesi ini juga digelar penghargaan terhadap ’50 YWN Ambassador in Creative Tourism’ dari seluruh Indonesia.

Acara intinya sendiri adalah “The Great Indonesian Songbook: Sound from the East” yang menampilkan artis-artis dari Indonesia Timur dan Ambon, termasuk Molucca Bamboowind Orchestra dan Gleen Fredly. Namun sayangnya, Saya harus melewatkan performa mereka karena harus kejar jadwal untuk kembali ke Denpasar, namun demikian konferensi yang digelar selama satu hari penuh ini, menunjukkan betapapun dunia tengah dihantam krisis, Indonesia tetap berdiri dan siap menjadi lebih baik ditahun 2013 nanti. So, Are You Ready to Shake The Future?

Page 22: Money&I Vol 36 For Issuu

22 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 23Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Note from The Guru

Hermawan KartajayaAsia’s Leading Marketing Strategiest & CEO of Markplus Inc

Ada 13 prinsip inspiratif yang bisa dipakai dan diperhatikan oleh

pemasar di sepanjang tahun 2013. Ketigabelas prinsip ini tidak lepas dari konsep pemasaran kontemporer New Wave Marketing dan prinsip-prinsip dari pemasaran masa depan Marketing 3.0, marketing berbasis Human Spirit.

Pertama, Be always Connected with your landscape. Pada saat ini, Chaos is the New Normal. Karena itu adalah suatu kemutlakan untuk selalu ter-connect pada Customer, Competitor, dan Change tanpa putus. Marketer perlu terhubung selalu dengan Customer agar bisa

memahami apa yang senantiasa menjadi kebutuhannya yang berubah. Termasuk memahami perilakunya. Terhubung dengan perubahan agar senantiasa siap menghadapi perubahan-perubahan di pasar. Terhubung dengan apa saja yang dilakukan kompetitor.

Kedua, Identify relevant Communities in your chosen segments. Pada saat ini, customer sudah semakin menjadi mahluk sosial yang terlibat dalam berbagai komunitas on-line maupun off-line. Karena itu, communities are the real dynamics of segmentation. Sebab itu, para marketer seharusnya bisa merangkul sekaligus masuk

ke dalam komunitas pelanggan. Di sana, marketer bisa melakukan percakapan, mendengarkan, membantu, memberdayakan, maupun merangkul mereka.

Ketiga, Confirmation is the entrance gate to your target market. Pada saat ini, posisi marketer dan customer sudah semakin horisontal. Karena itu, tingkat acceptance yang tinggi dari suatu komunitas merupakan langkah awal yang sangat penting. Di era sekarang, it’s not targeting anymore, it’s confirming!

Konfirmasi ini sejalan dengan langkah sebelumnya, yakni komunitisasi. Setelah kita mengidentifikasi sejumlah komunitas, kita melakukan konfirmasi ke komunitas yang kita akan bergabung. Konfirmasi dilakukan untuk menemukan apa yang disebut dengan sweet spot. Jadi, marketer harus menemukan komunitas yang mampu memberikan manfaat kepadanya secara optimal. Komunitas memiliki pilihan untuk confirm atau ignore. Ini menunjukkan komunitas cukup powerfull. Prinsipnya, antara perusahaan dan pelanggan sudah sama-sama sejajar.

Tiga Belas Prinsip Inspiratif Ditahun

2013

Page 23: Money&I Vol 36 For Issuu

22 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 23Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Bukan sekadar di permukaan. Perusahaan harus senantiasa terkoneksi dengan pelanggan agar mampu membuat produk yang benar-benar sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada satu produk lain yang bisa menyerupai produk tersebut.

Note from The Guru

Keempat, Clarify your positioning statement. Pada saat ini, customer sudah semakin smart dan knowledgable. Karena itu, positioning tidak cukup hanya direfleksikan dalam sebuah slogan atau tagline, tapi harus dijelaskan dalam berbagai aspek.

Klarifikasi dalam hal ini adalah upaya memperjelas personal maupun karakter kepada komunitas yang sudah confirm sebelumnya. Marketer sebaiknya melakukan klarifikasi secara kontinyu mengingat persepsi tentang merek maupun perusahaan terbentuk dari berbagai pihak, seperti dari perusahaan sendiri, pelanggan, media massa, dan bahkan dari kompetitor.

Kelima, Differentiation needs an authentic Codification. Pada saat ini, persaingan sudah bersifat borderless, seamless dan limitless. Karena itu, diferensiasi yang sustainable adalah yang bersifat seperti suatu DNA yang unik, original, dan kreatif. Perusahaan harus benar-benar bisa mengidentifikasi perbedaan yang ada sampai pada tingkat DNA, bukan sekadar di permukaan. Perusahaan harus senantiasa terkoneksi dengan pelanggan agar mampu membuat produk yang benar-benar sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada satu produk lain yang bisa menyerupai produk tersebut.

Keenam, Give chances to customers to do Product Co-Creation. Pada saat ini, orang tidak mau hanya disodori produk standar tapi mau sesuatu yang pas dengan pribadinya. Karena itu, lebih banyak kemungkinan untuk melakuan co-

creation, produk akan lebih mudah laku. Ini eranya untuk berkreasi bersama pelanggan. Dengan kreasi bersama ini, rasa kepemilikan dan bahkan tanggung jawab pelanggan terhadap merek akan terbangun dengan sendirinya.

Ketujuh, Currency is the key pricing formula. Pada saat ini, manusia punya value-imperative masing-masing. Karena itu, sistem harga yang terbaik adalah suatu floating-price berdasarkan suatu variabel yang dipilih.

Kedelapan, Communal-Activation will streng then channeling. Pada saat ini, orang ingin punya kebebasan dalam memilih channel untuk suatu pembelian. Karena itu, pengaktifan suatu komunitas merupakan channeling yang termudah.

Kesembilan, Don’t Promote, just do Conversation. Pada saat ini, orang sudah eneg jadi sasaran segala macam promosi. Karena itu, suatu model pembicaraan informal tentang sesuatu hal akan lebih efektif. Pelanggan tidak bisa lagi dibombardir dengan aneka promosi dan iklan. Apalagi yang sifatnya satu arah yang menjadikan pelanggan sebagai objek.

Kesepuluh, Transform Selling efforts to Commercialisation. Pada saat ini, orang akan lari dan menghindar apabila didekati oleh seorang sales person yang agresif.

Karena itu, usahakan terjadinya suatu transaksi yang punya commercialisation value untuk kedua belah pihak.

Kesebelas, Character is the spirit of a Brand. Pada saat ini, orang sudah tidak percaya lagi pada sekadar nama besar. Karena itu, buktikan bahwa nama besar itu didukung oleh karakter yang kuat. Saat ini bukanlah era untuk branding ala narsis maupun pencitraan saja. Mengingat pelanggan semakin cerdas. Branding without character is nothing!

Keduabelas, Service shall transform to Care. Pada saat ini, pelanggan tidak suka suatu pelayanan yang bersifat lip-service. Karena itu, berilah kepedulian yang sungguh sebagai seorang teman sejati, bukan sebagai pelayan!

Ketigabelas, Collaborate more to refine your process. Pada saat ini, kapabilitas dan kompetensi harus makin fokus dan spesifik. Karena itulah, mengelola kerjasama strategis atau pun taktikal dengan lebih banyak pihak akan lebih menyempurnakan Quality, Cost, dan Delivery.

Demikianlah 13 prinsip inspiratif bagi marketer di tahun 2013. Mau tidak mau, marketer harus bisa melakukan hal itu. Senantiasa menghorisontalkan diri dengan pelanggan dan berlaku berdasarkan nilai-nilai Human Spirit.

Page 24: Money&I Vol 36 For Issuu

24 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 25Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Info Property

Kompas di awal tahun 2013, memuat gambar pesta rakyat yang digelar di sepanjang jalan protokol Sudirman dan Thamrin dengan tidak tanggung-tanggung, sejumlah 16

panggung hiburan di sepanjang jalan utama di Jakarta tersebut. Ratusan ribu orang tumplek plek (seperti tumpeng ketabrak becak) memeriahkan acara pergantian tahun dari tahun 2012–2013. Hujan yang mengguyur, tidaklah menyurutkan semangat masyarakat menikmati pesta rakyat tersebut. Semua hotel di seputaran daerah tersebut, fully book. Full!! Pesta rakyat yang meriah ini, seperti menyuarakan optimisme masyarakat Jakarta dalam menyambut tahun yang baru.

Cerita yang sama terdengar di berbagai kota di segala penjuru tanah air. Pokoknya, yang jualan petasan, kembang api dan minuman botol (sampai pemulung pun) senggolan. Rame sekali, business is good.

Beberapa minggu sebelum pergantian tahun, dalam acara Annual Conference nya Mark Plus. Lebih dari 2000 orang berdesakan di grand ballroomnya Ritz Carlton Pacific Place Jakarta.

Some Property InsightFOR THE YEAR 2013 AND BEYOND

Page 25: Money&I Vol 36 For Issuu

24 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 25Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Dalam conference tersebut, ada 14 panelis yang mewakili 14 industri yang berbeda. Mereka dimintakan pendapatnya tentang masing-masing industrinya. Dari perwakilan industri-industri tersebut, hanya 2 industri yang sedikit skeptical dengan tahun 2013. Selebihnya sangat optimis.

Dari industri properti dikatakan bahwa di Indonesia pada tahun 2013 masih akan terdapat kekurangan supply rumah tinggal sejumlah 1,4 juta rumah dan market akan tumbuh sekitar 20% (dibandingkan 15% di tahun 2012). Demand paling besar ada di kelas 200 juta sampai 600 juta per rumah.

Apakah ini akan sama dengan Bali?

Angka-angka dari berbagai industri tersebut memang cukup mewakili. Cuma memang di Bali, sudah sangat jarang properti yang dijual dengan harga 200 juta. Mungkin kalaupun ada, sangat mojok posisinya.

Kekurangan supply rumah tinggal di Bali akan semakin meningkat, karena kenaikan harga tanah yang lumayan tinggi, tidaklah seimbang dengan kenaikan daya beli konsumen. Para developer kecil menengah, akan berpikir panjang lebar sebelum memulai proyek perumahan.

Harga tanah yang tinggi, otomatis akan menghasilkan unit rumah dengan harga yang tinggi. Di tengah kenaikan harga yang luar biasa ini, terkesan malah lebih untung kalau beli tanah tunggu sebentar, dan jual lagi. Dibandingkan dengan membangun residential. Untuk mereka yang memiliki investasi rumah, maka harga sewa

akan meningkat (karena banyak keluarga yang tidak mampu membeli rumah) sehingga alternatif nya adalah menyewa dulu.

Market untuk rumah kecil dan menengah akan semakin ramai. Bunga KPR yang rendah, akan membantu menggairahkan market rumah kecil untuk investasi. Tetapi persyaratan deposit 30% akan memberatkan bagi first home buyer, sehingga pasar rumah kecil ini akan lebih didominasi oleh mereka yang mengklasifikasikan dirinya sebagai small property investor.

Komersial properti seperti ruko, rukan bahkan mall akan berlanjut semakin ramai, karena optimisme masyarakat di tahun 2013. Business is good. Commercial property business is good.

Overall, Bali property is very very good. Cuma tergantung bagaimana kita menyikapi market yang bagus ini, akan memberikan hasil yang berbeda di penghujung tahun 2013 nanti.

Mengutip sebuah pendapat, yang mengatakan bahwa mereka orang-orang optimis akan begadang menantikan pergantian tahun ini untuk menyambut harapan yang dibawa di tahun yang baru. Orang yang pesimis juga akan begadang menantikan pergantian tahun juga, untuk memastikan bahwa tahun yang lama pergi dan untuk memastikan bahwa segala kesedihan, ketidakberuntungan, ketakutan, kesirikan dan kemarahan di tahun yang lama, ikut pergi seiring bergantinya tahun.

Are you the Optimist or the pessimist? Happy NEW YEAR 2013, Wish you all the greatest throughout the year.

Info Property

Market untuk rumah kecil dan menengah akan semakin ramai. Bunga KPR yang rendah, akan membantu menggairahkan market rumah kecil untuk investasi. Tetapi persyaratan deposit 30% akan memberatkan bagi “first home buyer” , sehingga pasar rumah kecil ini akan lebih didominasi oleh mereka yang mengklasifikasikan dirinya sebagai “small property investor”.

Page 26: Money&I Vol 36 For Issuu

26 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 27Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Sepuluh tahun terakhir, bisa disebut dekade bisnis waralaba, atau yang kebanyakan orang sebut dengan istilah franchise. Hampir di semua pelosok daerah, dari kota sampai desa, dari pasar tradisional sampai mall, bisa Anda

temukan berbagai bisnis waralaba ini. Nistains Odop dalam bukunya ‘berbisnis waralaba’ mengibaratkan bahwa bisnis ini seperti mem-fotocopy satu kertas dan memperbanyaknya. Hasil dari fotocopy itu akan sama walaupun di perbanyak ratusan kali. Karena di sini kita ditawarkan untuk membeli sebuah sistem usaha yang sudah ada dan teruji operasionalnya satu paket komplit. Mulai dari pemasaran, SDM sampai dengan system operating procedure bisa dibeli lengkap dengan brand-nya.

Sistem ini telah berkembang sejak lama di negara-negara maju. Di era orde baru, hanya segelintir bisnis kelas raksasa macam McD, KFC, Pizza Hut, 5aSec, John Robert Power yang menjajaki pasar Indonesia. Namun setelah reformasi, peta bisnis bergeser, sekarang bisnis franchise begitu marak, mulai dari yang bermodal cekak, sampai milyaran rupiah. Mulai dari usaha jasa cuci mobil, lembaga pendidikan, kuliner sampai jualan sandal pun ada. Sistem franchise tengah menjadi model trend bisnis paling popular di Indonesia saat ini. Saking populernya, seseorang dengan mudahnya bisa segera mem-franchise kan bisnisnya. Dan uniknya, hal ini kemudian diminati banyak investor, maka berlanjutlah trend tersebut semakin besar dan menggelembung. Alhasil, tidak sedikit para investor atau para franchisee

Special Feature

Franchise!Buy & Sell a Business

Page 27: Money&I Vol 36 For Issuu

26 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 27Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Franchise!Buy & Sell a Business

(penerima waralaba) menuai kerugian. Alih-alih untung, yang ada justru pailit.

Padahal jika melihat prinsipnya, sebuah bisnis dapat difranchise kan jika telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, bukan mengikuti kelatahan belaka. Menurut buku Franchising the Most Practical and Excellent Way of Succeding: Membedah Tawaran Franchise Lokal Indonesia karya Bambang N. Rachmadi, franchisee outlet McD di Indonesia, menyebutkan bahwa franchise merupakan sebuah sistem usaha yang telah terstandar secara baku dan teruji kesuksesannya. Lalu sistem ini dijual lisensinya ke pihak lain dengan imbalan fee kepada pemilik sistem tersebut.

Perhatikan! Dalam definisi di atas disebut bahwa bisnis yang di franchisekan sudah teruji kesuksesannya. Sebuah bisnis di franchisekan karena memiliki kinerja excellent dan di dukung oleh sumber daya berbasis pengetahuan dan orientasi kewirausahaan yang cukup tinggi dengan tata kelola yang baik, yang dapat di manfaatkan oleh pihak lain dengan melakukan hubungan kontraktual untuk menjalankan bisnis di bawah format bisnisnya dengan imbalan yang disepakati. Lalu apa saja hal-hal lain yang harus diperhatikan untuk terjun di zona yang penuh kompetisi ini, dan tidak terjebak oleh rayuan gombal para franchisor nakal? Simak hasil penelusuran kami.

Page 28: Money&I Vol 36 For Issuu

28 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 29Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Special Feature

Bagaimanapun juga, harus diakui bahwa kehadiran sistem bisnis franchise

telah menggerakkan perekonomian kita menjadi lebih hidup, dimana duplikasi sistem bisnis ini memungkinkan sebuah unit usaha berkembang secara cepat dalam waktu yang singkat. McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut dan Sturbucks adalah contoh nyata.

Di brand kelas lokal, nama seperti bakmi Japos, Ayam Bakar Wong Solo, Es Teler 77, Pecel Lele Lela, Alfamart, Indomaret dan ratusan merek lokal lainnya telah menggurita dengan sistem ini ke seluruh pelosok nusantara. Kelebihan dari sistem ini, memungkinkan bagi pebisnis -yang bahkan baru belajar sekalipun- tidak perlu menjalani proses trial

and error yang biasanya memakan banyak biaya. Termasuk dalam urusan membangun brand. Dengan membeli bisnis franchise seperti KFC misalkan, sudah hampir dipastikan akan sanggup menggerek pasar untuk datang. Belum lagi dari sisi manajemen, semuanya sudah di urus oleh franchisor [pemilik bisnis yang memfranchisekan usahanya], mulai dari rekrutmen karyawan, system operating procedure sampai dengan operasional teknis paling kecil sekalipun. Sehingga franchisee sudah tinggal merengguk keuntungan dan membayarkan royalti fee setiap bulan berdasar keuntungan yang diperoleh kepada franchisor. Disatu sisi, dengan adanya franchisee, maka eksistensi brand usaha franchisor semakin kuat, kapitalisasi asetnya kokoh dan tentunya mendapatkan bagian hasil

Waralaba, Lisensi & Business Opportunity

dari cabang-cabang franchisee-nya. Kedua pihak sama-sama di untungkan dengan perjanjian ini.

Bentuk lain yang hampir serupa adalah sistem jual beli lisensi. Sistem ini lebih sederhana, dimana sebuah usaha yang kemudian fenomenal dan namanya di kenal luas oleh publik, kemudian mempersilahkan orang membuat usaha dengan produk sejenis dengan menggunakan nama perusahaannya. Ada pula yang disebut dengan business opportunity [BO], yakni jual beli sistem bisnis yang SOP nya juga boleh tidak standar dengan si pemilik brand, bahkan umumnya bebas royalti.

Ijin Usaha WaralabaSementara untuk usaha waralaba, biasanya segala bentuk perijinan sudah diurus oleh franchisor, sehingga Anda tidak perlu repot untuk pengurusannya. Namun demikian setiap orang yang menjalankan bisnis waralaba wajib memiliki surat tanda pendaftaran usaha waralaba [STPUW] yang dikeluarkan dinas perindustrian dan perdagangan. Untuk waralaba yang berasal dari luar negeri, permohonan diajukan kepada direktur bina usaha dalam negeri. Anda harus menyertakan surat keterangan HAKI [hak atas kekayaan intelektual] menyangkut merek dagang yang Anda gunakan saat mengurus STPUW ini. Dan pada 21 Agustus 2008

Maj

alah

Fra

nchi

se

Page 29: Money&I Vol 36 For Issuu

28 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 29Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Negara Asal Franchise di IndonesiaAmerika Serikat Mc Donalds, Dunkin Donut, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut dllAustralia Kids2Success, Eduss, Video Ezy, Raine Horne, dllSingapura Beanstock Coffee & Tea, Bread Talk, Ya un Kya Toast, dllThailand Black Canyon Café, Noodle Café dllKanada ZinnZeo, Yogen Fruit, Mad ScienceJepang Furaibo Tebasaki, Hoka Hoka Bento, Kinokuniya Book Store, dllItalia Veneta System, KonopizzaTaiwan QucklyMalaysia Rotiboy, Nelsons & RamliFilipina HotshotKorea ApongAfrika Selatan Nandos ChickenlandsInggris Direct English, Fun Languages International, MothercarePrancis 5 a secSwedia English FirstBelgia Mico CoffeeJerman MER Furniture CentreHongkong Jobs DB

Special Feature

lalu, pemerintah mengeluarkan peraturan menteri perdagangan No. 31/2008 tentang penyelenggaraan waralaba. Ada beberapa syarat ketat untuk pengusaha waralaba. Misalnya perusahaan tersebut harus memiliki ciri khas, terbukti memberi keuntungan, mudah diterapkan dan terdaftar di HAKI. Pengusaha yang mewaralabakan bisnisnya juga wajib mendaftarkan prospektus penawaran waralaba.

Jika tidak dilakukan, pewaralaba bisa terkena denda Rp. 100 juta. Dengan aturan ini, dari 680 pewaralaba di Indonesia ternyata hanya 20% yang masuk kriteria waralaba sesuai aturan pemerintah. Dan para pengusaha yang tercoret dari daftar waralaba kemudian beralih pada sebutan kerjasama lisensi atau kerjasama bisnis agar tidak terkena sangsi dari pemerintah.

Sementara lisensi sendiri adalah sistem kerjasama dengan meminjam merek dagang, dan pemakai lisensi tidak terikat dengan pemilik lisensi. Sementara sistem kerjasama sifatnya lebih terbuka daripada waralaba.

Itu sebabnya, saat ini banyak bisnis yang kemudian muncul lewat jual beli lisensi, berupa penjualan konsep dan umumnya booth untuk berjualan yang diharuskan dari si pemilik brand, investor kemudian membeli dan mengelola usahanya dengan

caranya sendiri. Jika bentuknya kuliner, biasanya investor juga diminta untuk membeli bahan baku dari si empunya usaha awal. Pada dasarnya, baik jual beli lisensi ataupun BO bisa menjadi bomerang bagi si pemilik brand, karena jika layanan produk dari franchisee tidak sebaik franchisor nya, maka citra buruknya bisa berimbas pada si pemilik brand. Ujung-ujungnya, kedua usaha baik dari pemilik brand dan si investor bisa sama-sama kandas.

Pada dasarnya, baik jual beli lisensi ataupun BO bisa menjadi bomerang bagi si pemilik brand, karena jika layanan produk dari franchisee tidak sebaik franchisornya, maka citra buruknya bisa berimbas pada si pemilik brand. Ujung-ujungnya, kedua usaha baik dari pemilik brand dan si investor bisa sama-sama kandas

Page 30: Money&I Vol 36 For Issuu

30 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 31Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Special Feature

Ketika seorang investor membeli sebuah usaha franchise, maka investor tersebut secara serta merta merasakan memiliki sebuah bisnis dengan nama yang terkenal,

produk yang diminati masyarakat dengan resiko yang relatif kecil. Pengertian waralaba sendiri adalah pemberian sebuah lisensi usaha suatu pihak [perorangan ataupun perusahaan] kepada pihak lain sebagai penerima waralaba. Dengan kata lain waralaba adalah pengaturan bisnis dengan sistem pemberian hak pemakaian nama dagang oleh pewaralaba kepada pihak independen atau terwaralaba untuk menjual produk atau jasa sesuai dengan standarisasi kesepakatan untuk membuka usaha dengan menggunakan merek dagang/nama dagang dibawah bendera mereka. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

Pertama, sebuah bisnis di waralabakan karena sebelumnya telah berhasil mencuri perhatian pasar, mendapat kepercayaan dan bertumbuh. Artinya perusahaan ini telah memiliki nama atau brand yang sudah teruji keberhasilannya. Sehingga ketika Anda menjalankan bisnis waralaba, keuntungan tercepat yang dapat

Watch Out ! Faktor yang harus Anda perhatikan ketika membeli Franchise

Anda peroleh adalah promosi secara tidak langsung. Karena waralaba pada dasarnya merupakan usaha penjualan brand sebuah unit bisnis. Sistem operasionalnya telah di standarisasi dari franchisor, Anda tidak perlu pusing lagi dengan segala hal yang rumit tersebut, mulai dari input baik bahan baku atau infrastruktur sampai dengan proses dan output dipandu dari francisor. Anda tinggal mengawasi saja agar semuanya berjalan sesuai prosedur.

Kedua, dengan waralaba, Anda ibarat melakukan start awal dari tengah lintasan, atau memotong jalan. Karena semua langkah awal dari memulai bisnis dari penetrasi pasar sampai hal sepele lainnya sudah terkonsep, dan Anda tinggal mengoperasikannya saja. Dan karena usaha

Page 31: Money&I Vol 36 For Issuu

30 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 31Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Special Feature

ini sebelumnya telah teruji dan berhasil menaklukkan pasar, maka ketika Anda jalankan pun persentase mendapatkan hasil yang sama menguntungkannnya menjadi besar. Misalkan saja Anda mendirikan usaha bimbingan belajar, usaha ini Anda rintis sendiri dengan nama usaha yang Anda buat sendiri. Maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mencari ijin atas usaha bimbingan belajar tersebut, kemudian promosi ke sekolah-sekolah, dan orang-orang mungkin belum sepenuhnya percaya apakah bimbingan belajar yang Anda miliki cukup kredibel atau tidak.

Di tahun-tahun pertama, mungkin kelas yang Anda miliki hanya terisi setengah siswa bahkan kurang, jika semuanya terkonsep dengan baik, maka mungkin baru setelah beberapa tahun Anda bisa meraih hasilnya. Sekarang bandingkan jika Anda membeli waralaba bimbingan belajar Primagama misalnya, yang sudah beberapa kali mendapat penghargaan dan prestasinya baik dimata masyarakat. Anda bahkan mungkin tidak perlu lagi promosi besar-besaran, orang sudah mengenal nama Primagama dan Andalah yang justru akan dicari. Sistem operasional sudah ada dan Anda sepenuhnya tinggal menjalankannya sesuai prosedur yang ditentukan. Segalanya jadi lebih mudah bukan?

Namun ada beberapa hal yang harus Anda cermati dari sistem ini. Beberapa waralaba yang memang sudah memiliki brand nasional menerapkan franchise fee atau biaya yang Anda keluarkan untuk membeli brand usaha waralaba tersebut cukup besar, demikian pula dengan royalti feenya, yaitu biaya yang Anda keluarkan –biasanya- setiap bulan kepada franchisor. Namun ada beberapa usaha waralaba kecil yang membebaskan dari royalti fee dan franchise fee, namun ada kompensasi lain yang harus Anda keluarkan untuk menjalankan waralaba tersebut, misalnya di wajibkan untuk membeli bahan baku usaha hanya dari franchisor, disinilah franchisor

mendapat keuntungan materi selain promosi dari mewaralabakan usahanya. Apa saja yang harus Anda sadari sebagai konsekuensi dari menjalankan waralaba adalah sebagai berikut :

Pertama, Anda tentu saja tidak bisa mengembangkan waralaba yang memang kepemilikannya bukan di tangan Anda. Berbeda jika misalnya Anda membangun usaha sendiri dengan nama usaha yang Anda tentukan, ketika usaha tersebut besar, Anda memiliki hak untuk mewaralabakan usaha tersebut. Anda harus tunduk dan taat pada prosedur yang sudah tertera dalam kontrak.

Kedua, terkadang ada beberapa kebijakan yang berubah dari franchisor, namun kebijakan itu tidak cukup baik untuk diterapkan pada unit franchisee yang Anda miliki. Misalnya usaha waralaba yang Anda pilih adalah kuliner, dan unit usaha dari franchisor terdapat di Jakarta, dimana di kota tersebut menu tertentu sudah tidak lagi diminati pasar sehingga oleh franchisor menu tersebut dihilangkan. Sementara ditempat Anda, justru menu yang tidak lagi laku di Jakarta justru tengah booming di kota dimana usaha Anda sebagai franchisee berada. Sementara dampak dari dihentikannya menu tersebut di Jakarta adalah tidak adanya lagi bahan baku yang biasanya dikirimkan untuk membuat menu tersebut. Maka disini akan terjadi konflik kepentingan.

Ketiga, standarisasi harga jual produk, disetiap daerah memiliki daya beli masyarakat yang berbeda-beda, jika perusahaan franchisor yang umumnya berada di Jakarta memiliki harga jual produk yang relatif tinggi, maka Anda yang akan membuka cabang di wilayah daerah Anda yang tidak memiliki daya beli yang sama akan kesulitan untuk menjual produk dengan harga yang sama, dengan yang berlaku di pusat. Lagi-lagi ada konflik kepentingan disini.

Itulah sebabnya, sesuaikan dengan cermat dan kalkulasi dengan baik sebelum memutuskan untuk menjalankan waralaba. Jika kendala Anda adalah manajerial, carilah usaha waralaba yang intens memberikan support dalam hal sistem operasional. Temukan brand yang sudah dikenal, lakukan survey sebelumnya ke masyarakat, teman atau saudara, tanyakan pada mereka apakah pernah mendengar nama usaha franchise yang akan Anda pilih. Jika sebagian besar dari mereka menyatakan belum, maka Anda perlu berpikir ulang untuk membeli franchise tersebut. Misalnya usaha waralaba salon X atau cuci motor Y, yang masih awam di masyarakat, bukankah lebih baik jika Anda mendirikan salon atau usaha cuci motor yang menggunakan nama usaha sendiri yang Anda pilih? Toh sama-sama belum populer, kecuali Anda membeli franchise memang karena mencari kemudahan dari operasionalnya, misalnya untuk mendapatkan chemical untuk bahan baku cuci motor yang memang biasanya akan di support oleh franchisor.

Page 32: Money&I Vol 36 For Issuu

32 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 33Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Special Feature

Nadhi Mart

Nadhi Mart adalah retail store penjualan alat tulis kantor, berawal dari toko Nadhi sebagai toko klontongan yang berada di Jl Gajah Mada Denpasar. Kemudian pada tahun 1999 toko tersebut mulai berubah konsep menjadi lebih modern dan fokus pada penjualan ATK saja. Kemudian pindah di Jl Hayam Wuruk, dan mulai berkembang dengan membuka cabang di jalan Sesetan dan jalan WR Supratman. Toko ini memiliki konsep minimarket alat tulis dengan sasaran pembeli anak sekolah dan kantor. Umumnya terdiri dari bangunan 2 lantai, lantai pertama alat tulis sekolah dan lantai dua alat keperluan kantor. Sampai saat ini konsep Nadi Mart belum di waralabakan, karena manajemen yang masih menata sistem agar benar-benar kuat sebelum dikembangkan lebih lanjut.

Hawa & Adam Gym

Sampai dengan bulan November lalu, usaha fitness centre ini telah memiliki 18 cabang di Bali dan NTB, nantinya pada tahun ini saja direncanakan akan ada 25 cabang. Mulai tahun 2013 nanti, managemen dari Master Gym Fitness tengah mempertimbangkan untuk mewaralabakan usahanya, hal ini dilakukan untuk mewujudkan target dari business plan mereka yang akan memiliki 100 cabang ditahun 2015 nanti, dan 1000 cabang di tahun 2025.

Brand nasional dan internasional yang menggurita di Bali sangat banyak, mulai dari retail kecil macam Indomaret, sampai yang kelas kakap seperti Hypermart. Namun brand lokal dari Bali yang mewaralabakan usahanya belum banyak. Namun demikian saat ini sudah ada beberapa dari mereka yang kemudian mulai

membidik sektor tersebut, dalam business plan mereka, ada rencana untuk mengembangkan sistem franchise atau setidaknya mem-business opportunity kan sistemnya untuk diakusisi investor. Berikut sebagian kecil yang berhasil kami rangkum.

Warung Mina

Di usaha kuliner, maka nama warung Mina adalah salah satu warung yang berkembang pesat di Denpasar, setidaknya ada 7 restoran yang berada di bawah naungan bendera Mina Group, seperti Warung Mina Peguyangan, Warung Mina Renon, Warung Mina Dalung, Warung Mina Ubud, Warung Rock N Grill, Warung Meme Sari dan Warung Mina Legian.

Jejaring Bisnis Lokal

http

://4.

bp.b

logs

pot.c

o

Page 33: Money&I Vol 36 For Issuu

32 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 33Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Special Feature

One Stop Laundry

Di bawah bendera Yasa Group, usaha laundry yang memberikan pelayanan 24 jam ini mulai menggurita, saat ini beberapa cabangnya telah di buka di beberapa lokasi strategis dengan sistem waralaba. Kerjasamanya sendiri dijual dengan harga Rp 240 juta untuk paket Silver, dan 324 juta untuk paket Gold.

Hardys

Sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar di Bali, Hardy’s kini sudah melebarkan sayap sampai ke Jawa Timur. Bermula dari Hardy’s Negara pada tahun 1997, kemudian tahun 2000 bisa ekspansi ke luar kebupaten hingga saat ini bisa berdiri di Jawa Timur. Menurut pendirinya, Hardy’s bukan sebatas pusat belanja (shopping mall) saja. Namun sejatinya dasar bisnis ini adalah properti komersial. Karena landasan bisnis dimulai dari mencari lokasi yang didapat dengan sistem sewa atau beli.

Moena Fresh

Moena Fresh adalah usaha ritel buah-buahan dan makanan yang telah beroperasi sejak tahun 1988, dan turut mengembangkan produk agribisnis buah-buahan. Saat ini Moena Fresh telah memiliki lebih dari 10 cabang mulai dari kawasan Diponegoro, Dalung, Renon, Kesiman, Sesetan, Panjer, Sanur, Tohpati, Ubud, Canggu, Imam Bonjol dan Dalung Permai. Selain itu Moena Fresh pun hadir dalam bentuk RED Corner seperti di RSUP SanglahBandara Ngurah Rai bahkan di Bandara Adisucipto.

yasa

balig

roup

.com

bura

vi.c

om

Krisna Oleh-oleh

Hanya butuh waktu kurang dari 10 tahun untuk membawa Krisna menjadi pusat pasar oleh-oleh terbesar di Bali. Mulai dari tahun 2001, dengan mendirikan Krisna 1 hingga saat ini telah ada 7 unit bisnis dibawah naungan bendera Krisna Grup, termasuk didalamnya gallery dan Krisna Moda.

Clandys

Clandy’s awalnya dikenal sebagai toko perlengkapan bayi, namun belakangan juga hadir dalam konsep gerai supermarket yang menyediakan keperluan sehari-hari. Sampai saat ini sudah 13 cabang yang telah berdiri dan beroperasi diseputar pulau Bali.

tanjungbenoa.comstreetdirectory.com

Page 34: Money&I Vol 36 For Issuu

34 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 35Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Mardi SoemitroBuilding Business

Through Body Building

Page 35: Money&I Vol 36 For Issuu

34 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 35Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Interview

Jika Anda melihat selama setahun terakhir, bagaimana unit usaha fitnes Adam dan Hawa Gym terus berkembang di kawasan Bali dengan penambahan jumlah cabang yang berlipat, maka jangan bayangkan, bahwa pemilik usaha yang core business nya membesarkan otot ini, dimiliki oleh seorang binaragawan berpostur

raksasa bak Ade Rai. Ketika kami berkunjung ke kantornya, kami bertemu dengan Mardi Soemitro selaku owner dan founder dari Master Group Indonesia yang ternyata berpostur kecil. Tapi, jangan pernah tanya soal visi nya, meski ‘mungil’ Mardi Soemitro memiliki visi menembus batas. “Tahun 2025, seluruh cabang kami targetkan ada 1000 diseluruh Nusantara,” ujarnya.

Ada dua model untuk menggerak profit usaha kian besar, pertama dengan menetapkan margin yang tinggi, atau cara kedua dengan ‘copy paste’ unit bisnisnya menjadi banyak, ibarat pengembangan dengan sistem franchise. Langkah kedua inilah yang rupanya menjadi pilihan dari pria kelahiran Medan, 10 Juli 1973 ini untuk mewujudkan mimpinya. Siapa dia dan bagaimana dirinya memulai semua unit usahanya hingga saat ini menjadikan dirinya sebagai salah satu pengusaha sukses di Bali? Kepada Arif Rahman, bapak dari empat orang anak ini menceritakan perjalanannya!

Ceritakan bagaimana awalnya Anda terjun sebagai pengusaha?

Saya mulai usaha fitnes itu sejak tahun 2001 dengan modal nekat. Sebelumnya sekitar saya dua tahun bekerja sebagai sales di bidang fitnes saat masih di Jakarta. Sebenarnya itu hanya batu loncatan, karena sejak awal saya ingin jadi pengusaha, ini sudah menjadi pilihan hidup. Dulu saat SMA, saya pernah sukses menjadi entrepeneur. Dan saat kuliah setidaknya sudah punya dua mobil dan minimarket, semua itu hancur saat diterpa krisis moneter tahun 1998. Saya meninggalkan banyak hutang, dan beruntungnya ada seorang teman yang mengajak saya untuk kerja sebagai sales alat fitnes.

Sudah memiliki minimarket saat SMU, apakah usaha keluarga?

Bisnis yang saya jalani saat SMU murni bisnis pribadi, sebenarnya saya ini berasal dari keluarga yang tidak punya, bahkan saat tamat SD saya libur sekolah satu tahun karena kekurangan dana. Saat SMP, waktu itu saya masih di Medan, nyambi kerja dengan berjualan es dan kerja serabutan lainnya. Di keluarga saya tidak ada yang tamat sekolah sampai SMP, tapi keinginan saya untuk kuliah sangat kuat dan saya terus berusaha, diantaranya dengan narik becak, bekerja di pabrik tahu, pabrik tempe dan berjualan di pasar, bahkan jualan jeruk keliling pakai sepeda ontel. Dari kerja seperti itu, terkumpul modal, dan mulai buka warung kecil dan terus berkembang hingga menjadi supermarket, jadi saat SMA kelas 2 saya sudah punya mobil pick up, dan kelas 3 sudah punya mobil Espass pribadi. Saat kuliah, sudah bawa mobil sendiri hasil bekerja. Namun semuanya hancur saat tahun 1998 ada krismon.

Page 36: Money&I Vol 36 For Issuu

36 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 37Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Dari sanakah kemudian terjun sebagai sales peralatan fitnes?

Saya kemudian memilih kerja sebagai sales peralatan fitnes, dan orientasi saya menjadi pengusaha lagi. Jadi saya bekerja dengan niat menggali ilmu, segala seluk beluk tentang fitnes saya pelajari. Saat itu penempatan kerja sering pindah-pindah, karena tugas dari kantor, hingga akhirnya tahun 2001 saat saya kerja di Bali, ada perintah untuk dipindah kembali ke Jakarta. Disitulah saya memilih resign, dan saat itu saya memiliki bekal uang sejumlah Rp. 8 juta. Dari uang tersebut saya memberanikan diri menyewa tempat di sini [saat ini menjadi kantor Master Fitness.red] dengan cara mencicil. Awalnya berat untuk diberi tempat oleh pemilik toko, karena inginnya dibayar tunai, tapi akhirnya melunak setelah 3 kali saya

datang merayu. Saya meyakinkan pemilik tempat ini, bahwa saya menjadi jaminan bila nanti tidak bisa membayar. Lalu saya kerja keras dengan tim saya untuk promosi master fitnes, dan senantiasa menggenjot semangat tim kerja.

Modal sewa tempat Anda dapatkan dari membayar secara bertahap ke pemilik toko, lalu bagaimana dengan alat-alat fitnes yang dijual, bukankah rata-rata berharga mahal?

Jadi awalnya saya itu hanya service alat fitnes saja, tidak menjual. Tapi setelah beberapa bulan saya jalani, ada seorang ibu yang datang membawa alat fitnes dan memaksa saya untuk menjualnya. Dan setelah saya jual, ternyata laku dengan hasil yang cukup besar. Dari sana saya mengetahui bahwa ini adalah peluang. Lalu saya buat iklan baris di koran, dicari alat fitnes bekas sebanyak-banyaknya. Ternyata saya mendapatkan cukup banyak alat fitnes second, kemudian alat fitnes second itu saya service, cat lagi dan dijual dengan keuntungan yang lumayan. Itu semua berlangsung dahsyat, dan akhirnya saya menerjuni jual beli alat fitnes saat itu. Di periode awal, saya melayani service alat fitnes ini tidak kenal hari libur, siang atau malam, kerja terus.

Sepertinya profesi jual beli alat fitness second saat itu belum ada ya?

Profesi seperti itu hampir tidak ada yang menekuni, sehingga saya melesat sendirian dan terus berkembang. Kemudian tempat terus saya perluas, dan mulai beli alat fitnes baru dengan sistem cash, karena awal oleh suplier tidak dikasih kredit. Dan di tahun 2002 saya sudah bisa buka di Lombok untuk penjualannya dengan menyewa tempat di sebuah mall.

Dari service alat fitnes, jual beli second sampai dengan menjadi dealer peralatan fitnes, kapan Anda kemudian membuka usaha fitness centre?

Interview

Page 37: Money&I Vol 36 For Issuu

36 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 37Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Pada tahun 2005, karena saya pikir waktu itu, saya kan punya alat dan teknisi, jadi mengapa tidak sekalian buka fitness center saja. Tapi setelah saya analisa dan banyak tanya kepada beberapa teman yang punya fitness center, kelihatannya prospeknya tidak terlalu bagus untuk profit. Kebanyakan orang buka fitnes karena hobi dan menyukai olahraga fitnes, akhirnya ia buka fitness center. Sangat jarang sekali pengusaha yang menekuni bisnis ini dengan maksimal untuk profit oriented. Saya awalnya ragu, tapi setelah saya timbang-timbang akhirnya terus jalan.

Apa yang memotivasi saat itu?

Waktu ada seminar Anthony Robbin di Singapura, Saya dengan Pak Alex [Alex P Chandra, chairman BPR Lestari.red] berangkat ke Singapore untuk menghadiri seminar tersebut. Waktu itu mau berangkat juga tidak punya dana, dipinjamkan oleh pak Alex lewat BPRLestari sebanyak Rp. 20 juta, kemudian saya berangkat. Pulang dari seminar, semangat saya memuncak dan tak terbendung untuk segera merealisasikan membuka fitness center.

Lancarkah usaha awal pendirian fitness centre tersebut?

Masalah muncul karena saya tidak punya modal, karena untuk buka fitness center itu minimal harus sedia 300 juta. Awalnya saya membeli alat fitnes dengan cara mencicil selama satu tahun, dan untuk tempat saya tidak ada dana. Selanjutnya saya mendapat tempat di lantai atas supermarket SE di jalan Marlboro [Teuku Umar Barat.red]. Saat itu disana ada ruang kosong, dan daripada tidak terpakai, maka saya berhasil nego dengan pemilik supermarket untuk membayar tempat secara bulanan. Soal peralatan, saya dapat dari tempat fitnes teman yang tidak terpakai lagi, seperti karpet, kaca dan lain-lain. Semuanya barang-barang second waktu itu. Dan perkembangan usaha tersebut ternyata bagus, terus berjalan dengan baik dan

Interview

Waktu ada seminar Anthony Robbin di Singapura, Saya dengan Pak Alex [Alex P Chandra, Chairman BPR Lestari.red] berangkat ke Singapura untuk menghadiri seminar tersebut. Waktu itu juga tidak punya dana, dipinjamkan BPRLestari sebanyak Rp. 20 juta. Pulang dari seminar, semangat saya memuncak dan tak terbendung untuk segera merealisasikan membuka fitnes center.

Page 38: Money&I Vol 36 For Issuu

38 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 39Vol. 36 | Desember - Januari 2013

kemudian diperluas lagi. Sekarang sudah didukung oleh customer service yang murah senyum dan instruktur fitnes yang ontime dan pelayanan lainnya yang kami sempurnakan.

Kapan mulai membuka cabang?

Di tahun 2006, saya kemudian buka cabang di jalan Veteran, dan tahun 2007 saya bisa buka di Batubulan. Waktu itu sebenarnya target saya pada tahun 2010 harus punya 5 fitness center, tapi terus saya perhatikan perkembangannya kok tidak terlalu menggembirakan. Setelah saya perhatikan, rupanya para member saya itu kebanyakan mania fitnes semua, dimana mereka melakukan fitnes karena hobi dan jumlah mereka terbatas. Jadi ketika saya buka cabang baru, member saya pindah ke cabang yang baru, yang lama jadi sepi.

Hanya memecah ‘kue’, tidak menambah pasar baru ya?

Betul, dari sisi jumlah pelanggan tidak ada perkembangan yang signifikan. Cuma dari sini saya melihat peluang lain, ketika melihat ada ibu-ibu yang awalnya ikut fitnes tapi merasa tidak nyaman karena gabung dengan bapak-bapak. Saya terus analisa bagaimana caranya supaya bisa berkembang, sampailah kemudian timbul ide untuk membuat fitnes khusus wanita sebagai pemenuhan sebuah pasar baru. Awalnya team saya tidak setuju, dan keberatan karena pada umumnya yang ada adalah sanggar senam untuk wanita, bukan tempat fitnes. Tapi saya terus meyakinkan mereka dan bilang, tidak ada yang tidak mungkin, walaupun terkadang terbersit juga keraguan, tapi kalau tidak pernah dicoba, kita tidak akan pernah tahu hasilnya.

Itukah awalnya keberadaan Hawa Gym?

Betul, saya buka dengan nama Hawa Gym di seputaran Renon, dan hasilnya diluar perkiraan kami, bulan pertama itu penuh semua. Terus bulan kedua dan

Bersama Ade Rai, Atlet Binaraga Nasional

Bersama Ronie Coleman, juara dunia binaraga 8 kali berturut turut.

Interview

Page 39: Money&I Vol 36 For Issuu

38 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 39Vol. 36 | Desember - Januari 2013

seterusnya, makin ramai, dan saya makin yakin bahwa konsep sesungguhnya sudah ketemu, dan mulailah saya mendirikan Hawa Gym di jalan Gatot Subroto dan jalan Mahendradatta. Kemudian muncul ide, kalau fitnes untuk perempuan ada, kenapa tidak ada yang khusus laki-laki? Maka saya pun mendirikan Adam Gym, khusus untuk bapak-bapak karena ada sebagian mereka yang fitnes hanya untuk menjaga kesehatan bukan sebagai mania fitnes.

Jadi peta pasarnya jelas ya, Master Gym untuk fitness Mania, Adam dan Hawa Gym untuk kalangan bapak dan ibu untuk memenuhi kebutuhan sehat mereka?

Benar, dengan kemajuan tersebut kini saya lebih serius mengurusi Hawa dan Adam Gym, sedangkan Master Gym karena pasarnya terbatas, tetap kita pertahankan untuk memenuhi kebutuhan mania fitnes.

Sudah berapa cabang saat ini?

Bulan November kemarin kita buka di Ubud sebagai cabang ke-18, sedangkan bulan sebelumnya yaitu Oktober saya membuka di jalan Ahmad Yani, dan rencananya dalam waktu dekat ini kami akan segera buka di RTC Gatsu, dengan begitu target 25 tempat fitnes di akhir tahun 2012 semoga bisa tercapai, amin.

Dua puluh lima cabang, berapa sebenarnya target kedepan?

Saya sudah buatkan schedule plan nya, untuk tahun 2012 ini kami target membuat 25 cabang tempat fitnes. Untuk target 2015 nanti akan jadi 100 cabang dan menyebar ke seluruh pelosok Bali. Tahun 2025 itu target 1000 cabang tempat fitnes diseluruh Indonesia, ya kita hanya berusaha dan berdoa, nanti Tuhan yang menentukan. Target untuk tahun 2012 sudah hampir tercapai.

Bagaimana dengan sistemnya?

Sampai saat ini tempat fitnes saya masih kita kelola sendiri, dan tahun depan inginnya mulai saya waralaba atau jual lisensi. Diantara pilihan tersebut, masih saya matangkan konsepnya, untung ruginya dan faktor lainnya, karena saya perlu ilmunya juga. Kalau untuk Adam Gym dan Hawa Gym saat ini saya sudah buatkan hak patennya.

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu cabang?

Untuk membuat fitness center yang paling sederhana dengan standard yang mencukupi, butuh biaya sekitar 250 juta diluar tempat, karena tempat itu kan flexible. Biaya itu sudah mencukupi untuk design, brand dan pewarnaan tempat, publikasi dan alat. Kalau untuk Hawa Gym lebih mahal sedikit karena memerlukan tempat yang lebih luas untuk tambahan senamnya untuk perempuan atau ibu-ibu.

Kalau boleh tahu, berapa kira-kira margin profit dari setiap cabangnya?

Sebenarnya profit bisnis fitness center ini tidak besar, cuma kenapa saya bisa berkembang cukup baik karena saya memegang dari hulu hingga hilir di bisnis ini. Alat fitnes saya produksi sendiri, saya punya teknisi dan saya juga merangkap distributor. Kalau tidak seperti itu, memang akan terasa berat. Apalagi kalau ada tambahan treadmill yang ongkosnya tinggi, kalau fitnes sekelas saya dengan charge 60 ribu perbulan, jelas tidak masuk karena minimal dengan treadmill biayanya minimal 150 ribu perbulan. Untuk jangka waktu investasi kembali, relatif antara 1 - 2 tahun di masing-masing gym. Tapi ada juga yang dahsyat, hanya dalam waktu 6 - 8 bulan seperti Hawa Gym di Gatot Subroto, sudah kembali besarnya biaya investasi.

Antara Hawa dan Adam Gym, manakah yang omzetnya lebih baik?

Hawa Gym lebih baik, karena di Hawa ada tambahan fasilitas senamnya, tapi pada dasarnya semua fitness center saya itu berjalan dengan baik karena posisi dan tempat juga sangat berpengaruh, kemudian sarana prasarana seperti tempat parkir dan kenyamanan harus saling mendukung.

Bagaimana dengan pemilihan lokasi?

Untuk pengembangan, ada beberapa konsep yang sudah disiapkan, seperti pemilihan tempat sebaiknya di mall atau berdiri sendiri. Kalau di mall itu, cost tempatnya tidak banyak dan bisa dicicil perbulan, sedangkan kalau berdiri sendiri itu biaya promosinya lebih kecil, tapi biaya tempatnya harus tunai bisa 3 - 5 tahun bayar di depan, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Interview

Page 40: Money&I Vol 36 For Issuu

40 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 41Vol. 36 | Desember - Januari 2013

YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

Merayakan Tahun Baru

Dulu waktu saya masih tinggal di kampung, tahun baru adalah hal biasa. Pergantian tahun

lewat begitu saja tanpa kembang api memecah-mecah langit, tanpa perayaan glamor di mal-mal, tanpa selebrasi di kafe-kafe atau hotel-hotel berbintang, tanpa konser musik semalaman, tanpa ada “hitung mundur” yang mendebarkan.

Dulu pergantian tahun meluncur mulus dengan kekhusukan, kesederhanaan, dan refleksi penuh makna. Kini tahun baru begitu bersinar, begitu penuh dengan perayaan, begitu penuh dengan glamor dan kehedonisan. Dulu penuh kekhidmatan, kini penuh dengan hingar-bingar. Dulu penuh kepolosan, kini penuh dengan kosmetik.

Wajar saja, karena dulu waktu di kampung saya masih pusing tujuh keliling bergumul dengan urusan perut. Kini, ketika urusan perut sudah terlewati, kebutuhan dan tuntutan kita akan tahun baru menjadi kian sophisticated. Tahun baru yang dulu kita lewati dengan begitu enteng dan sederhana sekarang menjadi begitu kompleks dan neko-neko.

Bagaimana kita semua kini merayakan tahun baru? Saya akan mencoba memberikan laporan pandangan mata langsung dari ‘TKP’.

HedonisMerayakan tahun baru berarti pesta, pesta, pesta. Pesta dan hedonisme di urutan pertama; sementara refleksi,

pentas dangdut hingga jazz, juga tentu pesta kembang api. Di Ancol setali tiga uang. Bintang-bintang top seperti Nidji, Noah, hingga Ayu Ting Ting tumplek-blek di Ancol untuk memeriahkan pesta setahun sekali hingga subuh. Pokoknya dijamin, tengah malam tahun baru kita semua bakal kalap berpesta.

Hedonisme tak hanya menyangkut urusan pesta kembang api dan konser musik, tapi juga untuk urusan perut. Masa-masa menyongsong tahun baru adalah masa-masa mengumbar nafsu makan. Mendadak kita rakus menyantap apapun yang enak-enak, tak peduli kolesterol, tak peduli asam urat. Urusan kenikmatan didahulukan,

perenungan, dan resolusi di urutan ke-11, ke-12, dan ke-13. Kini pesta paling seru untuk merayakan pergantian tahun kita lakukan di mal. Hampir semua mal di Jakarta menggelar acara Old & New yang serba gemerlap, glamor, dan berbiaya mahal. Acaranya macam-macam mulai dari pesta kembang api yang spektakuler, pentas musik artis ternama, hingga mengumbar nafsu belanja dengan late nite sale.

Berpesta ria menyongsong tahun baru tak mesti harus mahal, yang murah-meriah bahkan gratisan juga banyak. Malam tahun baru nanti Jl. Sudirman-Thamrin ditutup dan disulap menjadi panggung hiburan untuk pesta perayaan tahun baru. Ada karnaval,

Insight

Page 41: Money&I Vol 36 For Issuu

40 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 41Vol. 36 | Desember - Januari 2013

mumpung tahun baru, urusan kesehatan disingkirkan dulu jauh-jauh.

BorosKita juga merayakan tahun baru dengan berboros ria berbelanja di mal-mal: “buy more, consume more, pay more”. Ini tak mungkin terhindarkan, karena rayuan diskon di mal-mal di seantero kota terus melambai-lambai menggoda isi kantong. New Year Sale, Year End Sale, Midnight Sale, Christmas Sale, Old & New Promo, Year End Clearance, apapun namanya, seperti dikomando menggoda iman kita untuk berbelanja. Dulu cuma 50%, kini tambah seru: “50% + 20% + 10%” seperti saya lihat pada iklan satu halaman full color salah satu department store.

Pucuk dicinta ulam tiba, ketika diskon merajalela, bonus-bonus hasil memeras keringat sepanjang tahun pun mulai dibagikan. Dampaknya gampang ditebak: nafsu belanja tak terbendung lagi layaknya luapan banjir pintu air Katulampa. Kita menjadi kalap berbelanja.

Apapun kita beli, mulai dari smartphone terbaru, tablet termutakhir, TV LED tercanggih, sepatu branded tergress, furnitur China yang murah tapi bagus, hingga mobil keluaran terbaru. Celakanya, seringkali semua itu kita beli bukan karena kita butuh, tapi karena lagi ada diskon, titik.

Sehari atau dua hari menjelang tahun baru, kita semua begitu takabur menyerbu mal-mal untuk memuaskan nasfu berbelanja. Pengelola mal pun panen. Senayan City misalnya, menjelang pergantian tahun besok bakal dibanjiri 150 ribu pengunjung perhari, naik dua kali lipat dari hari biasa. Omsetnya tak tanggung-

Insight

tanggung, diperkirakan bakal naik 300%.

MahalMomen pergantian tahun adalah momen yang spesial. Karena itu harus dirayakan secara super spesial. Banyak polah-tingkah yang kita lakukan untuk membikin detik-detik pergantian tahun menjadi super spesial. Kini mulai muncul tren masyarakat kita merayakan tahun baru di hotel. Itu sebabnya hotel-hotel di manapun di seluruh pelosok negeri ini sold-out di ujung tahun.

Manajemen hotel paling piawai mengelola detik-detik pergantian tahun dengan acara-acara yang mengharu-biru. Mulai dari new year eve gala dengan mengusung konser musik artis terkenal, termasuk artis impor yang menguras devisa (tahun ini Rick Price dan Adam Lambert menggoyang Tanah Air); new year’s eve dinner yang melankolis; hingga countdown party yang mendebarkan lengkap dengan champagne toast. Tentu saja, untuk mendapatkan momen pergantian tahun yang indah tak terlupakan ini kita harus merogoh kantung dalam-dalam: yess, mahal minta ampun.

Cara lain kita merayakan pergantian tahun baru adalah dengan bepergian jauh dari rumah. Ada yang ramai-ramai bersama keluarga menyewa vila di Puncak atau Batu Malang. Ada yang mau repot bergumul kemacetan di Bandung atau Yogya. Bahkan kini mulai muncul tren masyarakat kita yang merayakan malam tahun baru di negara tetangga Singapura, Thailand, atau Hong Kong. Pokoknya asal tidak di rumah. Nggak seru kalau malam tahun baru cuma ngendon di rumah… jadul alias katrok!

Kita tahu masa-masa natal dan tahun baru adalah masa peak season dimana tiket pesawat dan hotel mahal nggak ketulungan. Tapi nggak masalah, karena hari-hari menjelang tahun baru adalah momen-momen indah untuk menghabiskan uang hasil kerja sepanjang tahun. Jadi, tiket naik tiga kali lipat dilalap; tarif kamar hotel naik dua kali lipat disikat. Pokoknya berapapun dibayar untuk perayaan tahun baru yang menghebohkan. Makin mahal makin heboh karena bisa menjadi bahan cerita untuk tetangga kiri-kanan.

RefleksiTahun baru kali ini saya beruntung karena sendirian di rumah. Anak-istri kebetulan boyongan ke Yogya. Beruntung, karena dengan begitu saya bisa menyendiri di rumah. Saya akan persiapkan momen-momen indah pergantian tahun dengan kesepian, kepolosan, dan kekhusukan persis seperti saya lakukan puluhan tahun lalu di kampung.

Saya akan berdiam diri menerawang ke belakang menyelami keburukan-keburukan yang sudah saya jalani; kegagalan-kegagalan yang sudah saya alami; dan dosa-dosa yang sudah saya lakukan. Saya meyakini semua itu akan membikin saya kuat. Semua itu menjadi energi luar biasa untuk melanjutkan hidup. Energi untuk mengarungi tahun 2013 yang bakal berat.

Nikmat rasanya jika itu semua saya lakukan di tengah keheningan malam: tanpa kembang api yang memecah-mecah langit, tanpa champagne toast, tanpa pesta yang memabukkan.

Selamat tahun baru 2013.

Page 42: Money&I Vol 36 For Issuu

42 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 43Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Sebuah rumah di Jalan Tukad Yeh Ho, No. 8 Renon Denpasar itu akan memoles wajah dan tubuh Anda bak seorang Putri dalam sekejap. Rumah itu bernama House of Dura.

Tidak seperti rumah pada umumnya, House of Dura adalah rumah kecantikan. Ini adalah surganya kaum hawa, tempat yang sempurna bagi Anda yang ingin memanjakan tubuh dan mempersolek diri.

Bagaimanapun juga, kecantikan menjadi suatu hal yang fundamental dan esensial untuk dimiliki oleh seorang wanita. Kecantikan pun pada akhirnya mesti dijaga dan dirawat seiring dengan menambahnya usia seseorang. Segala permasalahan kulit dan wajah semisal penuaan dini (keriput) hingga jerawat sekali pun menjadi suatu hal yang mesti diantisipasi oleh kaum hawa. Untuk itulah House of Dura hadir demi memenuhi kebutuhan wanita akan penampilannya.

House of Dura merupakan franchise asuhan Dura Skin yang produk-produk kecantikannya telah mendunia. Lebih dari 10 House of Dura telah tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Di Bali sendiri, House of Dura

House Of DuraHouse of Beauty

Page 43: Money&I Vol 36 For Issuu

42 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 43Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Lestari First

telah berdiri sekitar tahun 2003 yang mengawali eksistensinya di bilangan Teuku Umar Denpasar, kemudian berpindah ke Jalan Tukad Yeh Ho, No. 8 Denpasar. Dapat dikatakan House of Dura adalah klinik kecantikannya Dura Skin. Maka tak heran jika, House of Dura hanya menawarkan produk-produk Dura Skin dalam setiap treatment yang dilakukan terhadap customer-nya.

“Dura Skin adalah produk impor yang kandungan bahan-bahan alamiah didalamnya telah melalui berbagai macam riset dan pengolahan khusus. Ini yang membuat produk Dura Skin unggul dari segi kualitas. Meski diakui harganya di atas dari produk-produk kecantikan lainnya di Indonesia. Tapi kami sangat menjamin sepenuhnya terhadap kualitas Dura” ungkap Iluh Widnyani, manager operasional House of Dura.

Produk Dura Skin sejatinya berasal dari Amerika, dimana pabriknya sendiri berada di daerah San Diego. Kini, Dura Skin tak hanya menggaet Indonesia, melainkan beberapa negara Asia lainnya semisal Thailand, Singapura hingga Korea.

Tak hanya wanita, House of Dura pun terbuka untuk para pria. “Lumayan banyak kok, cowok-cowok yang melakukan treatment di House of Dura. Kebanyakan memang berasal dari mereka yang berusia matang dan menyadari betul tentang pentingnya antisipasi dalam permasalahan kulit wajah” ungkap Rina Yusnita, dokter aesthetic House of Dura. Menurut Rina, kini pria lebih menganggap bahwa dengan menjaga penampilan mereka sama hal nya dengan merawat kesehatan jasmani.

Page 44: Money&I Vol 36 For Issuu

44 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 45Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Di Tangan AhlinyaDi House of Dura, keluhan terhadap jerawat dan penuaan dini menjadi isu yang paling sering dihadapi oleh Rina dan dokter lainnya. Sebelum para customer menjalani treatment, mereka bisa terlebih dahulu melakukan konseling gratis dengan para dokter House of Dura. Ini sangat penting untuk mendapatkan saran-saran terbaik terhadap kesehatan kulit Anda dari para ahlinya.

House of Dura memiliki 2 dokter aesthetic yang biasanya secara bergilir akan bertugas untuk melayani konsultasi. Tak usah ragu, karena House of Dura telah memberikan training khusus terhadap para dokternya dengan standar ketat House of Dura. Untuk melakukan konsultasi, ada baiknya setiap customer melakukan appointment dengan dokter-dokter House of Dura guna mengefisienkan waktu. House of Dura mulai beroperasi sedari pukul 10 pagi hingga 8 malam.

“Customer yang memiliki keluhan serius biasanya akan meminta konsultasi. Kalau tidak, palingan mereka hanya melakukan facial treatment pada umumnya. Karena untuk facial sendiri tidak membutuhkan rekomendasi khusus dari dokter House of Dura” tambah Luh Widnyani.

Lestari First

Page 45: Money&I Vol 36 For Issuu

44 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 45Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Menurut Dokter Rina Yusnita, produk Dura Skin dirancang dengan nano teknologi, dimana partikel-partikelnya sangat efektif merawat pori-pori karena bentuknya yang sangat kecil.

MemanjakanMemasuki House of Dura, kita disajikan pemandangan lobi yang luas dengan interior bergaya minimalis. Terdapat tiga lantai yang memiliki fungsi masing-fasing. Lantai pertama selain berlaku sebagai lobi, Anda juga akan menemukan salon ala House of Dura di sana. Segala macam perawatan rambut mulai dari haircut, creambath, pewarnaan rambut, hingga hair style dapat Anda lakukan. Menurut Iluh Widnyani, sesungguhnya Salon House of Dura merupakan layanan tambahan mengingat kebutuhan wanita dalam hal tata rambut pun menjadi salah satu perhatian dari House of Dura.

Sementara itu, di lantai 3 diperuntukkan bagi mereka yang ingin menjalani facial treatment. Terdapat sembilan kamar untuk facial, dimana salah satunya berisi 2 tempat tidur diperuntukkan khusus bagi mereka suami istri yang ingin menjalani facial bersamaan. Untuk lantai 3, terdapat lima ruangan spa yang sekaligus dilengkapi dengan sauna.

House of Dura menawarkan beragam paket perawatan diri mulai dari yang sifatnya sederhana hingga kompleks. Tiga program unggulannya yakni Dura Executive Facial, Dura Programme hingga Dura Body Treatment. Dalam setiap programnya tersebut, terdapat

spesifikasi khusus lainnya yang tentu mengoptimalkan perawatan tubuh Anda. Semisal dalam Dura Executive Facial, tersedia Dura Facial Intensive, Dura Colagen Treatment atau pun Dura Light Peeling. Ada pun program Dura Body Treatment menyediakan Dura Spa Body Whitening, Dura Body Refresh, Body Scrub, Aromatic Massage dan lain-lain.

Ditangani oleh terapis yang ahli di bidangnya, House of Dura selalu menekankan Make The people Beautiful and Happy yang notabene sangat ampuh dalam membangun kualitas pelayanan dan kepercayaan para costumer-nya. “Kita ingin House of Dura menjadi satu-satunya tempat solusi bagi mereka yang memiliki permasalahan kulit wajah dan perawatan tubuh. Sehingga mampu memperoleh kulit yang sehat dan tampil lebih percaya diri” cetus Iluh Widnyani.

Demi memuaskan para pelanggannya, House of Dura pun memfasilitasi mereka dengan layanan D-Card. Dengan memiliki D-Card, para pelanggan pun akan lebih berpeluang untuk mendapatkan diskon-diskon khusus dari House of Dura. Jika Anda mengisi D-Card dengan voucher senilai satu juta rupiah maka Anda pun mengantongi 100 poin. Poin-poin tersebut dapat dikumpulkan dan nantinya ditukarkan dengan free treatment.D-Card dapat diisi dengan voucher senilai 1 juta, 3 juta, dan 5 juta. House of Dura tak hanya memahami kecantikan, namun mengerti arti sebuah kenyamanan.

“Make The People Beautiful and Happy”

Dengan konsep Make the People Beautiful and Happy, House of dura Bali memberikan solusi bagi permasalahan kulit wajah dan perawatan tubuh. Sehinga Anda dapat memperoleh kulit yang sehat dan tampil lebih percaya diri.

“Free Konsultasi Dokter”Buka Setiap Hari Senin - MingguPukul 10.00 s/d 20.00 Wita

Klinik kecantikan House of duraJl. Tukad Yeh HO no 8 Renon Denpasar-BaliTelp (0361) 255445, 255446 Fex (0361) 255447

Lestari First

Page 46: Money&I Vol 36 For Issuu

46 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 47Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Smart Family

Suzana ChandraManaging Director, Lestari Living

Malam itu cuaca cerah dengan angin sepoi-sepoi. Suami dan saya memutuskan

untuk naik becak ke depan Paragon Shopping mall, ke tempat wewedangan (demikian istilahnya), sekitar 400 meter dari hotel kami menginap di Semarang.

Becak dengan kap yang dibuka (serasa duduk di sport car saja dengan kap terbuka). Angin menerpa wajah kami, wah romantisnya. Becak kami meluncur dengan cepat, melalui jalan-jalan yang kiri kanannya dipenuhi dengan kuliner yang menggugah selera. Asyiik ...

Nah, pada saat menuju pertigaan besar, saya agak was-was juga karena terlihat ramai, lampu rambu lalu lintas

menunjukkan merah. Dan becak kami tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Waduh..

Dengan santainya si abang Becak, belok ke kiri sedikit, melawan arus (pada saat ini saya sudah berteriak OMG), kemudian menukik ke kanan lagi, mengitari segitiga jalan (yang ini tentu saja tidak boleh). Tengok kanan kiri sedikit, lanjut genjot menerobos lalu lintas.

Final show, karena letaknya wewedangan tersebut di seberang jalan, maka becak meluncur membelah jalan, melewati pembatas jalan. Dan berhenti dengan in style tepat di depan lokasi wewedangan. Huff! What a thrill. Becak tersebut biayanya Rp. 10.000. Dengan

setengah bercanda dan setengah deg-deg an, saya bilang ama suami ”lha, bayar 10 ribu kok ya minta slamet”.

Tapi, sebenarnya dengan Rp. 10 ribu tersebut kami mendapatkan info kuliner dari si abang becak, bonus dapat thrill dengan aksi becaknya yang tidak manut aturan lalu lintas (ternyata memang semua becak tidak ada peraturan lalu lintasnya), dan senyum serta keramahan yang tulus. Over all excellent experience! With a twist.

Lain kota, lain lagi pengalaman yang didapatkan. Selama satu minggu, saya dan keluarga berlibur di beberapa kota di Jawa. Dimulai dengan kota Semarang, Kota Solo dan Jogjakarta. Kami mengalami begitu banyak

“Lha ...Bayar 10 Ribu Minta Slamet?”

Page 47: Money&I Vol 36 For Issuu

46 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 47Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Smart Family

keramahan, cerita dan pengalaman baik yang menyenangkan maupun tidak begitu menyenangkan. Kami tinggal di berbagai tipe hotel mulai dari yang berbintang 3 sampai bintang 5. Kami makan di kuliner kaki lima sampai resto bintang 5. Kami naik kendaraan mulai dari becak, delman, sampai executive cars. Berbelanja dari pasar kelitikan sampai mall berbintang dan berkilap.

Secara keseluruhan saya dapat menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan pengalaman dan jasa yang excellent ternyata tidaklah identik dengan harga yang kita bayar. Dengan kata lain, harga murah tidaklah berarti bad service. Demikian juga sebaliknya, harga mahal tidaklah menjamin good atau excellent service.

Pada saat kami berbelanja di pasar klitikan yang menjual barang antik, repro dan loakan (pasar Triwindu di Solo). Pasar tersebut sudah direnovasi sehingga nyaman bagi pembeli dan penjual, dan calon pembeli dengan nyaman berkeliling memeriksa barang-barang yang dijajakan, tanpa ada tekanan.

Para pedagang, dengan santai memberikan space bagi para shopper untuk melihat-lihat tanpa memberikan paksaan. Pada saat kita membutuhkan informasi, mereka dengan ramah menjelaskan dan memberikan informasi yang diperlukan. Keramahan dari hati. Dan ini bukan hanya terjadi di satu atau dua kios melainkan disemua kios yang ada. WOW!

Saya sempat kaget, karena hal ini jauh sekali dari image pasar loak yang ada di kepala saya. Biasanya pasar loak itu tempatnya berantakan dan kotor, pedagang yang tidak ramah dan sering marah-marah kalau kita tidak membeli, harga yang dipermainkan tergantung siapa pembelinya.

Pasar Triwindu Solo, mengubah konsep jadul tentang pasar loak, dan menjadikan Pasar Triwindu salah satu destinasi wisata di kota Solo. Saya pikir, pasti ada yang mengajar atau memberikan training pada pedagang-pedagang tradisional ini tentang bagaimana memberikan jasa dan pengalaman yang excellent. Mungkin, ada hubungannya dengan Jokowi pada saat beliau masih menjabat walikota Solo yaa.

Pelayanan yang luar biasa kami terima juga di banyak kedai makanan sederhana seperti kedai Mie Godog Jawa, Tahu Pong dan Bakso. Pada saat kita masuk, semua pelayan atau pemilik tersenyum dan menyapa. Makanan yang disajikan luar biasa rasanya, harganya luar biasa murahnya. Masih pake senyum lagi. Asyiik khan. Patahlah peraturan lama, makan murah ternyata bisa pake senyum.

Cerita menjadi agak berbeda pada saat saya mengantar anak saya berbelanja (ini adalah hadiah Natal baginya) di suatu toko ternama FOREVER 21 di Grand Indonesia – Jakarta.

Toko dengan nama besar, dekorasi yang mewah, musik yang sangat keras (target mereka adalah anak-anak muda), harga lumayan menguras kantong tetapi pelayanannya sangat buruk. Pramuniaga toko tersebut seperti tidak memiliki jiwa pada saat melayani tamu. Jangankan menyapa dan tersenyum, pada saat kita ajak bicara pun, saya seperti berbicara dengan tembok. Mereka adalah helpers yang helpless dan hopeless. Alamak, padahal sepotong kaos bisa menguras kantong minimal 200 ribu rupiah. Kecewanya hati ini. Ternyata harga mahal tidaklah menjadi jaminan untuk mendapatkan senyum.

Contoh lain adalah department store SOGO dan METRO. Mereka

berdua setara kelasnya (up market department store) dan menjual barang yang sama dengan harga sama, tetapi di SOGO pembeli akan mendapatkan pelayanan yang jauh lebih bagus daripada di METRO. Di SOGO, saya tidak pernah bertemu dengan pramuniaga toko yang sibuk ngobrol satu sama lain. Di METRO kadang para pramuniaga ini mengobrol dengan asyiknya, melontarkan canda gurau dari satu counter ke counter lainnya. Kadang menjadikan shopping experience bagi calon pembeli, tidaklah menyenangkan. Tuh khan, ternyata harga mahal tidaklah jaminan untuk mendapatkan pelayanan yang bagus.

Moral of the story dari cerita saya di atas adalah bahwa bukanlah harga, ataupun lokasi ataupun besar kecilnya suatu bisnis yang menentukan apakah kita akan mendapatkan atau memberikan pelayanan yang bagus. Melainkan seratus persen tergantung dari manajemen dan pekerja suatu bisnis, untuk memberikan service excellence.

Dan good news senyum khan tidak ada biayanya yang diperlukan adalah training untuk menjadikan senyum sebagai bagian dari service.

Yes, dengan lega ternyata kita bisa mengharapkan selamat walaupun cuma bayar 10 ribu untuk becak. Yes, kita bisa mengharapkan senyum walaupun cuma bayar 20 ribu makan berdua dengan minum. Yes, kita bisa mengharapkan keramahan dan kenyamanan di pasar klitikan.

Pembaca yang terhormat, sudahkah Anda memberikan senyum kepada pelanggang, business associates atau teman dan keluarga?

Kalau masih pelit tersenyum, saya ucapkan selamat belajar tersenyum.

Page 48: Money&I Vol 36 For Issuu

48 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 49Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Sebagai sebuah retrospeksi akhir tahun, DPD Perbarindo (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia) Bali bekerjasama dengan

Lestari Institute menggelar Seminar “BPR In Competing Era, Winning The Market Share of Growing Indonesia” pada tanggal 7 Desember 2012 lalu. Bertempat di Kharisma Ballroom, Discovery Kartika Plaza Bali, seminar ini dipadati oleh perwakilan masing-masing BPR yang tersebar di seluruh pelosok Bali. Tercatat sebanyak 190 undangan hadir dengan penuh antusias.

Dari perwakilan BPR-BPR Tabanan pun terhitung 30 orang yang hadir. Sementara itu 70 orang dari Badung, 30 orang dari Denpasar, disusul Buleleng 9 orang serta Gianyar 30 orang. Sementara itu hadir pula perwakilan BPR-BPR dari luar Bali semisal Bandung, Jogja dan Jakarta.

Dalam pidato sambutannya, Ketua DPD Perbarindo Bali Ketut Wiratjana menuturkan bahwa

penyelenggaraan seminar ini merupakan sebuah bentuk motivasi terhadap BPR-BPR di Bali untuk meningkatkan mutu mereka. Sebagaimana sebuah BPR mampu menciptakan kinerja yang sehat, kuat, produktif serta memperhatikan kepuasan nasabah. Seminar ini juga turut membawa topik bagaimana strategi BPR untuk menghadapi tantangan 2013.

“Bersyukur, Industri BPR sudah begitu dipercayai oleh masyarakat. Saya juga menghimbau Perbarindo untuk meningkatkan kepercayaan ini serta mampu merebut perekonomian nasional” tegas Ketut Wiratjana dalam pidatonya. Seminar Perbarindo pun dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Ketut Wiratjana, mewakili pihak BI yang berhalangan hadir saat sesi pembukaan acara.

Seminar Perbarindo juga menghadirkan pihak BI untuk menyosialisasikan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/26/DKBU Tentang Pedoman Kebijakan Dan Prosedur Perkreditan Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

Perbarindo BPR In Competing Era, Winning The Market Share Of Growing Indonesia

Community

Page 49: Money&I Vol 36 For Issuu

48 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 49Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Keller Williams Indonesia Team

Community

Hal tersebut sangat perlu diperjelas guna meningkatkan kualitas aktiva produktif BPR. Sebagai bank bercirikan rakyat tentunya kehadiran surat edaran tersebut mampu memberikan pedoman bagi BPR. Selain itu sosialisasi sangat penting diadakan demi meningkatkan kepercayaan serta pertumbuhan BPR.

Sajian eksklusif yang ditungu-tunggu dalam seminar Perbarindo kali ini ialah kehadiran Aviliani, pakar ekonomi indonesia yang terkenal akan pandangan serta analisis ekonominya yang brilian. Aviliani hadir memberikan pandangannya terhadap kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2013. Sepanjang

durasi 2 jam penuh, Aviliani berhasil menyedot perhatian para undangan melalui pemikiran-pemikirannya yang diperkuat oleh data-data lapangan. Belasan peserta pun tanpa ragu melayangkan pertanyaan mereka secara bertubi-tubi kepada Aviliani dalam sesi tanya jawab.

Selain Aviliani, Alex P. Chandra selaku chairman BPR Letari pun tak ketinggalan berbagi pengalamannya kepada para peserta melalui pandangannya dalam menciptakan sebuah strategi jitu untuk BPR. Keberhasilannya dalam memperkokoh BPR Lestari menjadi sebuah role model yang turut dibagikan kepada para peserta seminar. Hingga acara usai pada pukul 16.45, para peserta BPR pun membawa pulang banyak informasi, wawasan serta pemikiran-pemikiran baru untuk meningkatkan kinerja dan terus kompetitif ditahun-tahun mendatang.

“Bersyukur, Industri BPR sudah begitu dipercayai oleh masyarakat. Saya juga menghimbau Perbarindo untuk meningkatkan kepercayaan ini serta mampu merebut perekonomian nasional”

Page 50: Money&I Vol 36 For Issuu

50 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 51Vol. 36 | Desember - Januari 201350 Vol. 35 | November - Desember 2012

Denny SantosoPraktisi Kesehatan dan Kebugaran

Menaikkan Berat Badan Lebih Susah Daripada Menurunkannya

Kemarin saya membuat status yang cukup kontroversial di Tweet (@dennysantoso) dan Facebook saya (www.facebook.com/

dennysantoso.fanspage) dengan isi “Menaikkan berat badan lebih susah daripada menurunkan berat badan”.

Ada beberapa respon yang setuju, dan ada beberapa orang lain mengatakan sebaliknya. Bahkan mengatakan status saya hanyalah sebuah teori belaka. Hal tersebut menggelitik saya untuk menuliskan artikel ini. Sebelum

kita berdebat mana yang lebih mudah atau lebih sulit, sebaiknya kita mengenal dulu bentuk badan manusia. Ada 3 jenis tubuh manusia, yaitu:

Ectomorph, ini dikenali dengan tubuhnya yang kurus, susah sekali menaikkan berat badannya walaupun sudah makan banyak.

Mesomorph, ini tipe dengan badan yang cukup bidang, besar dan gagah

Fitness

Page 51: Money&I Vol 36 For Issuu

50 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 51Vol. 36 | Desember - Januari 2013 51Vol. 35 | November - Desember 2012

Endomorph, ini tipe gendut, buncit, memiliki banyak lemak di tubuhnya.

Berangkat dari 3 tipe di atas, saya akan membahas mengenai Ectomorph dan Endomorph dimana keduanya saling berlawanan. Tipe Ectomorph, yang terkenal dengan bentuknya yang kurus kering, bahkan terkadang sudah sixpack tanpa perlu latihan, susah sekali menaikkan berat badannya. Sudah mencoba makan lebih banyak, berat juga tidak kunjung naik.

Memang tipe tubuh ini susah menyimpan lemak di tubuhnya. Metabolisme-nya yang tinggi sepertinya membakar berapa pun kalori yang dikonsumsinya. Jenis tubuh seperti ini, hanyalah bisa menaikkan berat badannya dengan cara menambah massa ototnya.

Berbicara urusan menambah massa otot, diperlukan olahraga yang khusus, yaitu angkat beban. Karena olahraga yang lain, seperti lari, RPM, aerobic, basket, badminton, berenang dan lain-lain hanya akan membantu tubuh tipe ectomorph ini untuk membakar kalori lebih banyak lagi, dimana hal itu justru akan membuatnya semakin kurus.

Berlatih beban pun tidak bisa asal-asalan. Tipe tubuh ini harus berlatih dengan beban yang cukup berat. Bahkan ketika berlatih dengan beban yang sama selama beberapa waktu pun, berat badannya sudah stuck dan tidak mau naik lagi.

Kemudian jumlah waktu untuk tidur, supaya ototnya mau berkembang pun juga harus dicukupi. Target kenaikan idealnya adalah 1-2 kg selama sebulan. Bisa mencapai 2 kg pun termasuk sangat bagus sekali.Sekarang kita bahas mengenai tipe ketiga, yaitu endomorph. Tipe ini memiliki metabolisme tubuh

yang cukup lambat, ditandai dengan banyak lemak dan cenderung gendut. Untuk menurunkan berat badan dan membuang lemak, pemilik tubuh jenis endomorph ini cukup melakukan aktivitas fisik apapun. Meskipun pemilihan angkat beban yang digabung dengan cardio akan mempercepat proses pembakarannya.

Begitu juga dengan pola makan yang disarankan bagi tipe tubuh ini cukuplah memilih jenis makanan sehat, tidak berlebihan, maka tubuh akan dengan mudah menggunakan lemak sebagai sumber energy. Penurunan berat badan yang normal adalah sekitar 2-4 kg per bulan, bahkan banyak yang mencapai angka lebih tinggi.

Dari sinilah perbandingan Menaikkan Berat Badan vs Menurunkannya baru dimulai. Tubuh Ectomorph yang kurus berusaha menaikkan berat badan dibandingkan dengan tubuh Endomorph gemuk yang berusaha menurunkan berat badannya.

Ectomorph, harus menstimulasi otot lebih maksimal daripada tubuh Endomorph. Ectomorph harus makan lebih banyak, dan harus tetap seperti itu. Kekurangan makanan sedikit saja, tubuh ectomorph akan kembali turun berat badannya. Berhenti angkat beban juga langsung menurun lagi berat badannya.

Tubuh kita secara fungsi dasar, akan menggunakan karbohidrat dan lemak untuk tenaga. Tetapi tubuh kita tidak secara umum akan memperbesar ototnya secara otomatis, diperlukan usaha lebih.

So kesimpulannya, menaikkan berat badan lebih susah daripada menurunkan berat badan. Usaha yang diperlukan untuk menaikkan massa otot lebih banyak daripada membuang lemak.

Berlatih beban pun tidak bisa asal-asalan. Tipe tubuh ini harus berlatih dengan beban yang cukup berat. Bahkan ketika berlatih dengan beban yang sama selama beberapa waktu pun, berat badannya sudah stuck dan tidak mau naik lagi. Kemudian jumlah waktu untuk tidur, supaya ototnya mau berkembang pun juga harus dicukupi. Target kenaikan idealnya adalah 1-2kg selama sebulan. Bisa mencapai 2kg pun termasuk sangat bagus sekali.

Fitness

Page 52: Money&I Vol 36 For Issuu

52 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 53Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Jika Anda penggemar berat Formula 1, dan bermimpi tancap gas layaknya Michael Schumacher? Percayalah, di dunia nyata, mimpi itu rasanya sulit

terwujud, namun bukan berarti tertutup sama sekali, saat ini peluang bagi Anda untuk bergaya bak pahlawan lintasan F1 bisa dipenuhi melalui Formula 1 Racing Car Simulator. Inilah gadget yang modelnya di desain serealistis mungkin. Dilengkapi dengan ban F1 Pirelli asli dan kaliper rem Brembo, dan menawarkan 3 layar TFT ukuran 23-inch dan speaker yang cukup untuk

meledakkan telinga Anda. Tersedia dengan berbagai warna sesuai dengan pilihan pembeli dari tim yang diidolai, plus dengan replika kokpit F1.

Simulator ini telah dirancang untuk memberikan pengalaman berkendara F 1 yang mengagumkan untuk setiap penggemar Formula 1, dengan driver bantuan yang sama profesional selayaknya saat perlombaan dilakukan, sehingga keterampilan mengemudi dan teknik menjadi sangat penting untuk memenangkan pertandingan. PC

Gallery

Page 53: Money&I Vol 36 For Issuu

52 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 53Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Gallery

Formula 1 Racing Car Simulator Luxury Toy for F1 Freaks

simulator merupakan high-end kustom dengan prosesor Intel Core i7, Intel SSD HD, keyboard nirkabel dan mouse. Juga, tersedianya layar besar menciptakan pengalaman yang tepat dan mendalam saat mengemudi, dan pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan semua tim F1 saat ini 1 dan beradu ketangkasan di semua sirkuit F1.

Diproduksi oleh perusahaan yang telah membuat simulator sejak 1986, produk ini telah dibuat dari

komposit, detail serat karbon dan paduan yang demikian detail.

Dari berbagai simulator F1 mewah yang pernah ada, termasuk sistem Simulator Vesaro, maka simulator F1 yang satu ini termasuk salah satu yang terlengkap, mampu membawa imajinasi kita layaknya nyata sekalipun berkompetisi didunia maya. Anda harus menyiapkan $144,790 untuk membawa simulator ini masuk ke rumah Anda.

Page 54: Money&I Vol 36 For Issuu

54 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 55Vol. 36 | Desember - Januari 2013

“Jika Masyarakat kekurangan pangan dan miskin, maka akan cenderung bersikap revolusionis”

Bencana kelaparan di Ethiopia 1984-1985 adalah yang terburuk dalam memori hidup dengan korban tewas diperkirakan lebih dari satu juta dan jutaan orang lainnya dalam kondisi miskin serta di ambang kelaparan.

Pada tahun 1998 di Sudan Selatan, satu juta orang menghadapi kelaparan dengan kekurangan pangan dan 100.000 orang meninggal pada tahun itu sedangkan satu juta orang lainnya mengungsi mencari makan.

Badan pangan PBB, FAO menegaskan satu dari delapan orang di seluruh dunia masih menderita kelaparan yang kronis. FAO juga

memperingatkan “perang” melawan kelaparan kini melamban. Penurunan itu disebabkan banyak faktor termasuk krisis ekonomi global, lonjakan harga pangan, permintaan akan bahan bakar nabati, spekulasi pangan dan perubahan iklim.

Bagaimana dengan Indonesia saat ini? Indonesia belum ada kekurangan pangan. Bukan berarti tidak ada potensi adanya kelaparan. Kelaparan di Indonesia tentunya ada namun tidak secara masif. Jumlah rakyat miskin di Indonesia per Maret 2012 sebanyak 29 juta, pendapatan mereka sangat rendah yaitu dibawah Rp.500.000,- per bulan. Pendapatan sebesar ini tidak akan cukup untuk menutupi kebutuhan pangan sebuah keluarga. Akibatnya dalam sehari hanya makan sekali, itupun hanya makan nasi dan garam. Gizi buruk banyak menimpa anak-anak. Penduduk miskin ini yang rawan terhadap kekurangan pangan. Apalagi dengan adanya kenaikan harga sehingga akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan.

“Jika Masyarakat kekurangan pangan dan miskin, maka akan cenderung bersikap revolusionis”

Frank Dikotter

Literature

Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

5454 Vol. 34 | Oktober - November 2012

Kelaparan Hebat Di Masa MaoSejarah Bencana Paling Dahsyat di China

Page 55: Money&I Vol 36 For Issuu

54 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 55Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Saat ini, kita tidak pernah merasakan bahwa Indonesia sedang dalam rawan pangan. Karena semua kekurangan ditutup dengan cara impor dari negara lain. Beras kita impor dari Thailand, kedelai dan gandum kita impor dari Amerika Serikat, gula kita impor dari Kuba, daging kita impor dari Australia. Semua serba ada dan tidak pernah terjadi kekurangan, walaupun kita tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Akibatnya negara tidak bisa mengontrol terhadap harga pangan. Semua harga bahan dasar melonjak. Pedagang tempe dan tahu banyak yang gulung tikar karena kedelai mahal. Jika harga pangan tidak terkontrol, daya beli masyarakat akan turun. Banyak pedagang yang tutup usahanya. Angka kemiskinan akan naik dan pengangguran akan meningkat.

Dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka masyarakat dalam kondisi bahaya atau rawan pangan. Kalau dibiarkan terus menerus maka kejadian kelaparan seperti di Sudan atau di Afrika, bisa terjadi di negara kita Indonesia. Jika masyarakat kekurangan pangan serta miskin, maka akan cenderung bersikap revolusionis. Kondisi ini mudah sekali untuk diprovokasi untuk berbuat anarkis. Ini sangat bahaya dan tidak boleh terjadi di Indonesia.

Mengapa Indonesia harus impor pangan?Produksi pangan lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan. Padahal secara DNA Indonesia merupakan negara agraris. Indonesia di anugerahi alam yang luar biasa subur, matahari bersinar sepanjang tahun dan curah hujan cukup tinggi, bahkan setiap tahun beberapa daerah menjadi langganan banjir. Tidak ada alasan, kita akan kekurangan pangan. Namun kenyataan dilapangan menunjukkan lain. Kita masih impor.

Mengapa bisa terjadi? Bertani sudah tidak menarik lagi. Bertani identik dengan kemiskinan. Bertani tidak bisa memberikan harapan hidup lebih baik. Sehingga tenaga produktif dari pedesaan berbondong-bondong ke kota untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Bertani hasilnya sedikit, bahkan tidak sedikit yang rugi. Harga bibit mahal, harga pupuk mahal, biaya tenaga kerja mahal. Semua serba mahal, giliran panen harga jatuh dan murah. Kadang kala hasil panen rusak atau busuk sebelum terjual karena kendala transportasi. Semua kesulitan ini tidak memperikan inspiring pada generasi muda. Mereka lebih senang untuk mencari pekerjaan ke kota. Bertani sudah ditinggalkan, banyak lahan dialihfungsikan. Sehingga produksi pangan turun secara drastis. Ini merupakan awal datangnya rawan pangan.

Bagaimana mengatasinya?Untuk menjadi berhasil, kita harus melalui gagal dulu. Untuk menjadi kelebihan pangan, kita harus melalui kekurangan pangan dulu. Apa

yang harus dilakukan? Hentikan impor beras, hentikan impor kedelai, hentikan impor gula, hentikan impor daging. Ini sangat berat dan pahit (kalau pemerintah berani).

Dengan dihentikan impor tersebut, untuk sementara masyarakat akan kaget dan tidak nyaman. Harga-harga akan naik. Namun kita bisa mengambil pelajaran, dengan adanya kekurangan dan tentunya akan banyak protes dari masyarakat, bahwa ternyata kebutuhan pangan harus bisa dipenuhi sendiri. Untuk itu, semua resources baik tenaga, pikiran maupun anggaran akan dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut.

Apa bisa? Pasti bisa. Indonesia pernah mengalami swasembada beras tahun 1984 – 1985. Kalau pernah mengalami berarti bisa kita ulang kembali. Kalau kita mengalami kekurangan maka kita akan mengerti bahwa swasembada pangan merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar. Buku terbaru Frank Dikotter “Kelaparan Hebat Di Masa Mao” akan memberikan inspirasi pada kita, mengapa kita harus swasembada pangan. Selamat membaca.

Literature

5555Vol. 34 | Oktober - November 2012

Indonesia pernah mengalami swasembada beras tahun 1984 – 1985. Kalau pernah mengalami berarti bisa kita ulang kembali. Kalau kita mengalami kekurangan maka kita akan mengerti bahwa swasembada pangan merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar.

Page 56: Money&I Vol 36 For Issuu

56 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 57Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Book Review

Diperkirakan 90% dari jumlah uang yang beredar, dimiliki oleh 10% populasi orang saja. Artinya hampir semua kekayaan didunia hanya dimiliki oleh segelintir elite. Dan diyakini, jika seluruh uang tersebut dikumpulkan

dan dibagi rata kepada penduduk dunia yang jumlahnya sekitar 6 milyar, maka dalam waktu 5 tahun, komposisinya kembali menjadi semula. Yaitu 10% populasi akan kembali menguasai 90% jumlah uang beredar.

Kenapa bisa begitu? Orang menjadi kaya karena mereka berpikir dengan cara-cara tertentu, merasa dengan cara-cara tertentu dan melakukan hal-hal yang tertentu pula, yang tidak sama dengan orang-orang kebanyakan. Dan untuk menjadi miliarder, kita disarankan mengenal dan mengetahui cara berpikir mereka, seperti bagaimana mereka mendapatkan 1 Milyar pertama, sistem apa yang mereka gunakan dan apakah sistem tersebut transferable ke pihak lain, apa yang mereka sarankan agar kita menjadi seorang milyarder, pelajaran terpenting yang pernah mereka rasakan serta apa saja kebisaaan-kebisaaan mereka, dan apakah ada opportunities yang mereka lihat sekarang, namun belum dikerjakan?

Dengan mengetahui secara spesifik cara berpikir dan tindakan mereka, kita bisa memahami proses, cara berpikir, belief system,

kebisaaan-kebisaaan sang millionaire. Dan selanjutnya kita bisa mengintegrasikannya dalam kehidupan kita. Seperti seorang anak dari keluarga dokter yang most likely akan menjadi dokter, anak dari keluarga pedagang, most likely menjadi pedagang. Maka jika proses tersebut dilakukan cukup sering, dan kita mengintegrasikan proses, cara berpikir, belief-nya, maka most likely kita bisa menjadi seorang millionaire.

Itulah sebabnya mengapa majalah Money & I selama 3 tahun perjalanannya berburu para millionaire untuk mengetahui cara berpikir, belief system serta kebisaaan-kebisaaan mereka yang bisa kita pelajari dan adopsi untuk mencapai wealth level yang kita harapkan. Puluhan millionaire berhasil kami interview untuk menyelami cara berpikir mereka, dan 37 profile terbaik kami rangkum kembali dalam buku ini yang kami persembahkan untuk Anda. Success leaves the clue, follow the clue & be a millionaire!

Bedah Buku di Gerai Gramedia BaliPada tanggal 20 Januari 2012, kami akan melaunching buku Interview With The Millionaire bersamaan dengan seminar Prospek Bisnis Property yang digelar oleh Lestari Institute. Segera dapatkan tiketnya, karena kami akan membagikan sejumlah hadiah menarik selama acara launching berlangsung. Kami juga menggelar road show bedah buku yang rencananya akan digelar pada tanggal 11 Januari 2012 di Gramedia Duta Plaza, 22 Januari 2012 di Gramedia Nikita dan 25 Januari 2012 di Gramedia Galeria. Semua diskusi berlangsung pada pukul 19.00 Wita. Sukses meninggalkan jejak, pastikan Anda memiliki buku ini, dan ikuti jejak kesuksesan orang-orang yang telah lebih dulu berhasil meraihnya.

Recording Program Book Review Interview With The Millionaire di Penguin FM

Gramedia Duta Plaza, 11 Januari 2012 pukul 19.00 Wita Gramedia Nikita, 22 Januari 2012 pukul 19.00 WitaGramedia Bali Galeria, 25 Januari 2012 pukul 19.00 Wita

Diskusi & Bedah Buku Interview With The Millionaire

J a n u a r i 2 0 1 3

The Rich thinks the certain way, feels the certain way, and do the Certain way

Page 57: Money&I Vol 36 For Issuu

56 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 57Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 58: Money&I Vol 36 For Issuu

58 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 59Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Pick Up PointLestari Teuku UmarJl. Teuku Umar 110 Denpasar

Lestari ThamrinJl. Thamrin No. 31 Denpasar

Lestari GatsuJl. Gatot Subroto No. 356

Lestari RenonJl. Letda Tantular 1 Blok A 16

Lestari MelatiJl. Melati No. 69 Denpasar

Lestari TohpatiJl. Wr Supratman No. 311

Lestari Sanur Jl. By Pass Ngurah Rai

Auto Bridal 1 Jl. Sunset Road

Auto Bridal 2 Jl Sudirman

Orange BakeryJl. Teuku Umar

Salon New MelatiJl. Badak Agung

Joger Kuta

Warung SubakJl. Astasura

CNIPertokoan Kuta Galleria

Krisna KutaJl. Sunset Road

Krisna Denpasar 1Jl. Nusa Kambangan

Krisna Denpasar 2Jl. Nusa Indah

Krisna TubanTuban

Gramedia Duta PlazaJl. Dewi Sartika

Gramedia NikitaJl. Gatot Subroto Timur

Apotik AnugrahJl. Pattimura

Kopi Bali HouseJl. By Pass Ngurah Rai

Hotel Aston DenpasarJl. Gatot Subroto Tengah

Pop Harris HotelJl. Teuku Umar

Fave HotelJl. Teuku Umar

Cempaka Lounge AirportBandara Ngurah Rai

Mandiri Lounge AirportBandara Ngurah Rai

Padma Lounge AirportBandara Ngurah Rai

1Vol. 29 | Mei - Juni 2012

ISSN: 2087-5975

www.money-and-i.com

Navnit AnandThe Mind Of Body & Soul

Ayu Laksmi Coming Out of The Dark

Vol. 29 Mei - Jun 2012

Page 59: Money&I Vol 36 For Issuu

58 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 59Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 60: Money&I Vol 36 For Issuu

60 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 61Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Winie KaoriThe Power Of Balinese

Women In LocalIncense Industry

Sebuah keputusan besar telah diambil oleh ibu muda Ni Kadek Winie Kaori Intan Mahkota, S.E. untuk mendirikan sebuah

usaha dupa yang lantas terkenal dengan sebutan Dupa Kaori. Berbagai terobosan dan inovasi pun mengantarkan produk Dupa Kaori sebagai salah satu yang diperhitungkan dalam industri dupa lokal di Bali. Salah satu produk dupa uniknya berlabelkan “dipasupati” justru menjadi sebuah daya tarik tersendiri, disamping kegunaannya yang sangat positif bagi masyarakat Hindu Bali. Sama halnya dengan sektor bisnis lainnya, bisnis dupa pun memiliki lika-liku perjalanannya sendiri. Wanita lulusan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ini mengawali bisnisnya dari sebuah home industry dengan skala nol sampai akhirnya sukses mengibarkan brand Kaori sebagai spesialisasi dupa di Bali. Mantan Jegeg Bali 2005 yang kini juga disibukkan sebagai Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kabupaten Gianyar ini berbagi pengalamannya perihal bisnis dupa, serta beragam hobinya yang menarik perhatian. Kepada Putra Adnyana reporter Money & I, Kaori pun mengupas habis bisnis dupa, serta passionnya di bidang lain. Berikut Interview kami.

Bagaimana ide bisnis dupa Kaori ini berawal, dan kenapa memilih dupa?Bisnis ini dimulai dari tahun 2009. Awalnya malah berasal dari bisnis kecil-kecilan di garasi rumah. Ide dupa ini muncul dari hobi saya yang suka sembahyang. Pengalaman saya di keluarga saya, barangkali seluruh keluarga Hindu di Bali yang sering bersentuhan dengan kegiatan keagamaan, dimana dupa menjadi salah satu sarana prasarana yang wajib diadakan. Dimana-mana kalau sembahyang pasti selalu bawa dupa. Enggak pas rasanya kalau sembahyang nggak ngidupin dupa. Tapi masalah yang kemudian saya temukan, kok dupa yang sudah dihidupkan cepat sekali habis. Dari sana saya ingin membuat sesuatu yang berbeda. Kelengkapan dupa dalam sebuah persembahyangan umat Hindu itu penting adanya.

Bagaimana jatuh bangun mengawali usaha dupa Kaori ini?Awalnya saya tak ingin menunda-nunda untuk bikin usaha ini. Saya nekat dengan modal 500 ribu rupiah, saya membeli bahan-bahan untuk membuat dupa. Saya lakukan semua di garasi rumah saya. Dengan modal 500 ribu itu saya

Page 61: Money&I Vol 36 For Issuu

60 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 61Vol. 36 | Desember - Januari 2013

bisa membuat 850 bungkus dupa. Ya nggak balik modal sih, karena saya malah membagi-bagikannya kepada orang-orang di dekat rumah sebagai promosi awal. Tapi dari modal 500 ribu itu saya punya bayangan biaya produksi, harga jual dan jumlah keuntungannya. Inilah seninya jadi pengusaha, bisa mengatur sendiri harga jual produknya. Selain itu memberikan banyak pengalaman melalui trial and error semacam ini, membuat saya belajar banyak tentang bisnis. Terutama mengenai bisnis dupa. Saya banyak mengamati trik marketing produk-produk dupa lainnya.

Lantas siapa yang mendorong ibu untuk fokus terjun ke bisnis dupa?Saya sih sering berunding dan minta pendapat dengan suami saya tentang bagaimana kalau kita bisnis dupa saja. Suami pun mendukung. Pertimbangan kami sih karena kebutuhan dan permintaan terhadap dupa di Bali itu sendiri bisa mencapai berton-ton lebih. Apalagi di lihat dari jumlah penduduk Bali yang hampir 3,5 juta jiwa. Kalau satu hari saja satu orang bisa memakai 10 batang dupa, bayangkan berapa ton dupa yang didatangkan ke Bali. Bahkan saya melihat fenomena di pasar banyak dupa yang berasal dari luar Bali, seperti dupa Cina, Jawa dan India. Rasanya aneh kalau kita orang Bali masih bergantung dengan orang luar dalam memproduksi dupa. Bagi saya bisnis dupa ini tak profit oriented, jadi masih ada unsur Yadnya didalamnya. Apalagi produksi dupa ini bisa dilakukan secara handmade, tidak menggunakan mesin.

Bisa digambarkan bagaimana proses pembuatan dupa secara handmade ?Kalau dikerjakan sendiri itu biasanya dengan cara di giling sehingga terbentuklah dupa. Bahan-bahannya berupa madu dan bahan Cendana. Sekarang dupa itu macamnya banyak, ada yang impor, lokal, khusus aromaterapi. Nah disinilah kita harus tahu produk kita arahnya mau kemana.

Pabriknya dimana ?Dupa Kaori pabriknya di Ubud, hanya saja ada yang beberapa di kerjakan di Singaraja seperti dalam hal pengemasan barang. Proses produksi sepeti memilah-milah bahan hingga mencelupkan dupa dilakukan di Ubud. Kalau di Denpasar hanya kantor pemasarannya saja.

Lalu bagaimana dupa ini bersaing dengan produk lainnya di Bali ?Wah, kalau boleh jujur sebelum produk dupa Pasupati Kaori, dupa kami itu kalah saing dengan dupa-dupa di pasaran. Pesaing dupa di pasaran cukup banyak. Terutama dari segi harga kami kalah saing. Di pasaran justru orang-orang banyak beli dupa kiloan biar mendapatkan harga yang murah, tapi mereka tidak tahu kalau harum dupa itu tak bertahan cukup lama. Produsen-produsen dupa sekarang pintar mengakali. Ada beberapa dari mereka hanya menyemprotkan wewangian di bungkusan dupanya saja, agar dupa terkesan harum.

Jadi Pasupati Kaori itu produk unggulan Anda, kenapa bisa terpikirkan untuk membuat dupa Pasupati?Bisa dibilang begitu. Sederhana saja, ini berawal dari pengalaman anak saya. Waktu kecil dia seringkali menangis tanpa alasan yang jelas. Maunya saya cek dia ke dokter, tapi karena tak ada tanda-tanda sakit jadi saya batalkan niat itu. Bertanyalah saya dengan instruktur yoga saya. Ia pun menyarankan saya untuk menyalakan sebelas batang dupa di depan rumah.

Saya ikuti saran beliau, dan kemudian beliau transfer energi, tak lebih dari 15 menit anak saya tak menangis lagi. Nah lantas saya kepikiran begini, bagaimana kalau ada kejadian yang serupa menimpa ibu-ibu lainnya, pasti mereka kebingungan. Untuk itu saya mendiskusikan hal tersebut dengan instruktur-instruktur yoga saya tersebut. Apakah bisa saya membuat dupa yang sudah dipasupati untuk menghalau energi negatif.

Pasupati itu maksudnya bagaimana?Pasupati itu maksudnya memberi mantra-mantra gaib pada setiap dupa. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, kami pun di ijinkan untuk menyebarluaskan produk kami ini. Ternyata respon masyarakat lumayan. Mereka pun membuktikan sendiri saat menyalakan 11 batang dupa ini, anak mereka pun jarang menangis lagi. Dupa ini mampu menghalau aura negatif yang datang dari luar. Sederhananya, dupa ini sebagai sarana keselamatan. Dupa Pasupati ini pun kami pisahkan dari dupa-dupa Kaori yang lain dan kami beri tanda gelang Tridatu.

Apakah sebelumnya produk dupa Pasupati sejenis sudah ada yang memproduksi di pasaran ?Sepengetahuan saya sih belum. Baru semenjak dupa Pasupati Kaori berada di pasaran,

Socialita

“Tapi masalah yang kemudian saya temukan, kok dupa yang sudah dihidupkan cepat sekali habis. Dari sana saya ingin membuat sesuatu yang berbeda”

Page 62: Money&I Vol 36 For Issuu

62 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 63Vol. 36 | Desember - Januari 2013

muncullah dupa-dupa pasupati lainnya. Jadi kami istilahnya jadi trendsetter. Tapi selagi persaingannya sehat, tidak masalah bagi kami untuk menghadapi produk-produk yang sejenis dengan dupa Pasupati Kaori.

Berapa banyak karyawan yang Anda miliki untuk memproduksi dupa Kaori ?Kami mendayagunakan tenaga ibu-ibu yang ada di desa Ubud dan Singaraja untuk membantu proses produksi secara homemade. Kita ada 110 tenaga kerja yang terlibat dalam produksi ini.

Bagaimana bentuk promosi dupa Kaori ?Kita membuka agen di setiap kabupaten di Bali, memasang iklan di radio-radio sekaligus kami membuat talkshow yang menghadirkan praktisi yoga perihal dupa ini. Talkshow ini juga ampuh untuk lebih mendekatkan kami dengan pelanggan. Di talkshow tersebut mereka bisa sharing pengalaman memakai dupa Kaori. Oh ya, kami juga sempat mengadakan acara gebrak pasar, seperti pasar Gianyar, Kumbasari hingga pasar Kidul Bangli. Nah saat kami ke pasar Kumbasari, ada seorang ibu yang menghampiri saya dan memberikan testimoni tentang pengalamannya memakai dupa Kaori.

Dalam hal promosi tidak ada kesulitan?Awalnya cukup mendapat kesulitan, karena Kaori juga tergolong pendatang baru dalam bisnis dupa, sehingga perlu waktu untuk branding produk kami agar dikenal oleh masyarakat luas. Perlu semacam trik-trik

atau strategi khusus untuk membuat mereka langsung ingat Kaori kalau mau beli dupa. Kurang lebih dua tahunan untuk branding.

Kendala berbinis dupa sejauh ini?Sejauh ini kami masih banyak kendala dalam hal pengadaan bahan-bahan produksi. Terutama bahan-bahan lokal sangat susah ditemukan di pasaran, seperti kayu Cendana misalnya. Justru kalau dupa yang bahan dasarnya seperti serbuk kayu dan prosesnya menggunakan mesin, malah jarang muncul kendala. Oh ya, kami ingin menekankan kalau dupa kami melalui dua proses produksi, yakni ada yang diproses mesin dan handmade. Produksi dupa secara handmade dengan bahan-bahan lokal yang berkualitas sehingga membuat harga produksinya membengkak dan dijual pun akan lebih mahal.

Apakah dupa Kaori hanya dijual di Bali ?Tidak, kami juga menjual ke Jawa, Lombok, Sumatra, Sulawesi, Lampung dan Kalimantan. Disana sudah dipersiapkan agen-agennya.

Adakah produk unik lainnya yang

Page 63: Money&I Vol 36 For Issuu

62 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 63Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Socialitadikeluarkan Kaori?Kami juga merambah ke dunia pengobatan melalui air pasupati Kaori. Kami bekerjasama dengan perusahaan minum Nonmin, dimana untuk proses pasupatinya dikerjakan oleh Kaori. Produknya terbatas, air ini bisa dipercikkan atau diminum oleh orang yang bersangkutan, agar terhindar dari penyakit dan aura negatif lainnya.

Apakah keluarga Anda memiliki latar belakang bisnis? Saya sebenarnya dari keluarga seniman, ibu penari dan bapak pelukis. Saya terinspirasi dari semangat ibu saya yang single parent, tapi mampu mencukupi kebutuhan keluarga dengan memiliki usaha eksportir wig. Saya juga banyak belajar bisnis dari ibu saya. Ini juga yang membuat saya bercita-cita untuk bisa memberdayakan banyak orang dalam usaha saya. Tapi awalnya belum tercetus mau bikin usaha apa. Sampai akhirnya mau masuk kuliah, saya pun membuka usaha kecil-kecilan seperti jualan boneka dan aksesoris yang targetnya anak-anak sekolahan di Ubud. Saya pun membuat 5 toko aksesoris di Ubud, namanya Toko Cinta. Sampai saat ini pun toko-toko tersebut masih beroperasi.

Sepertinya darah seniman juga mengalir di tubuh Anda?Ya, saya itu hobi menari dan dulunya seorang penari di Ubud. Saya dulu sering nari di Puri Ubud

Bagaimana Anda tetap bisa mengeksiskan hobi menari tersebut ditengah kesibukan sebagai pebisnis ?Demi merawat kecintaan saya terhadap seni tari, maka saya membuka sanggar tari di Ubud, namanya Sanggar Yuhura. Ini didirikan 3 Oktober 2011 lalu, dan suami saya mendukung penuh ide saya tersebut. Hanya berbekal gong, saya pun menjalankan sanggar tari ini. Sampai akhirnya pada April 2012 lalu sanggar ini sempat ditawari pentas di Malaysia.

Anda juga punya usaha butik Kaori Luxurious, bagaimana bisa tercetus ide berbisnis di bidang fashion?Saya juga punya hobi mengkoleksi tas. Banyak teman-teman bertanya di mana saya membeli tas-tas tersebut. Saya juga suka membuat desain busana Endek sendiri. Dari sanalah saya punya keberanian untuk membuat butik Kaori Luxurious ini. Di sini, saya juga menjual sepatu, sandal, dan aneka aksesoris wanita lainnya.

Berarti Anda punya hobi shopping juga dong?Duh daripada uangnya di buat shopping, mending saya tabung buat beli bahan baku dupa. Hehehe…!

Menurut Anda, haruskah sebuah produk yang dibeli itu bermerk?Saya malah lebih suka beli yang daur ulang seperti tas. Nggak kalah kok dengan kualitas tas impor dan bermerk.

Bagaimana membagi waktu dengan keluarga?Kalau weekend, saya fokus untuk keluarga. Tidak mau memikirkan pekerjaan. Ya biasanya saya dan keluarga senang menghabiskan liburan ke desa atau mengunjungi kebun binatang.

Pernah punya cita-cita selain jadi pengusaha?Sempat ingin menjadi pegawai bank. Pernah saya magang di bank demi tugas KPL kuliah. Tapi kemudian saya berubah pikiran, ternyata kerja di bank lebih ribet. Kayaknya lebih enak kalau berwirausaha sendiri.

Anda Jegeg Bali 2005, mengapa Anda tertarik mengikuti ajang tersebut ?Kebetulan saat kuliah di Unud, saya diajak teman untuk ikutan ajang Jegeg Bagus. Jadi ya iseng-iseng saja ikut. Ajang ini juga memberikan banyak wawasan untuk menjadi seorang duta wisata Bali. Ajang ini memberikan banyak motivasi dan kepercayaan diri lebih pada saya. Melalui Jegeg Bali, saya bisa mempromosikan Bali hingga ke Thailand. Di sana saya melihat kalau Bali benar-benar disanjung dan punya kesan yang luar biasa. Beda kalau kita melihatnya di dalam Bali sendiri, mungkin kesannya biasa-biasa saja ya.

Sejak kapan Anda tertarik untuk Yoga?Saya sejak SMA sudah diperkenalkan aktivitas Yoga Tantra. Biasanya setelah selesai sembahyang, saya melakukan yoga untuk mendapatkan ketenangan. Saat itu ada teman yang mengajak saya untuk ikutan yoga dan bertemu instruktur khusus. Awalnya memang susah konsentrasi, tapi sekarang sudah lebih bisa fokus. Saya yoga setiap hari, kalau nggak yoga ngerasa ada yang kurang.

“Inilah seninya jadi pengusaha, bisa mengatur sendiri harga jual

produknya. Selain itu memberikan banyak pengalaman melalui trial and error semacam ini, membuat

saya belajar banyak tentang bisnis”

Page 64: Money&I Vol 36 For Issuu

64 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 65Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Growth Strategies

I Made Wenten B.Kabid Support & Operation BPR Lestari

Belum lama ini, saya dengan beberapa teman di kirim oleh kantor untuk ikut acara conference. Judul acaranya World Quality Conference 2012. Narasumbernya banyak, kira-kira ada

12-an lah dan keren-keren.

Mulai dari menteri BUMN Dahlan Iskan, penulis buku Ron Kaufman, praktisi bisnis Rhenald Kasali, pengamat ekonomi dari ITS Kresnayana Yahya, pragawati senior Ratih Sanggarwati dan lainnya.

Narasumber pertama yang mengesankan adalah Mr. Ron Kaufman. Dialah penulis buku berjudul Uplifting Service yang termasuk dalam jajaran New York Times Bestseller.

Pada saat registrasi, kita ditanya oleh panitia, “Bapak, nanti Mr. Ron Kaufman akan presentasi menggunakan bahasa Inggris. Dan kita sudah menyiapkan penterjemah. Kalau bapak ingin mendengarkan presentasinya dalam bahasa Indonesia, bapak harus menggunakan headphone ini. Apa bapak mau menyewa headphone?” Dengan sigap dan tegas saya jawab “Iya”.

Ternyata saudara-saudara, seharian Mr. Ron Kaufman presentasi, headphone itu tidak pernah saya pakai. Pertimbangan tidak menggunakannya adalah, pertama karena gengsi. Malu juga pakai

tutup kuping sementara banyak orang tidak menggunakannya. Pertimbangan ke dua adalah takut. Akan ada jeda waktu antara kalimat asli dengan terjemahannya. Saya takut kalau nanti ada yang lucu, orang-orang sudah berhenti tertawa, sementara saya baru mulai.

Walaupun saya tidak menggunakan headphone tersebut, ternyata saya paham apa yang dia maksudkan. Sekalipun saya tidak fasih berbahasa Inggris, namun ketika Mr. Ron Kaufman presentasi, ternyata dia menggunakan 2 bahasa. Satu, bahasa Inggris, dan kedua, bahasa tubuh. Kalau dia ngomong, baru saja habis terbang dari Dubai, maka sambil ngomong terbang, tangannya akan digerakkan meniru gerakan pesawat terbang.

Kalau dia ngomong uplifting service, maka telapak tangannya akan dibuka menghadap keatas dan kemudian digerakkan keatas. Nah, yang saya paham adalah bahasa tubuhnya, bukan bahasa Inggrisnya.

One LanguageRon Kaufman bercerita bagaimana proses selama dia bekerja sama dengan orang Singapura dalam membangun bandara Changi sebagai bandara terbaik di dunia. Dia juga bercerita sudah berapa lama dia bekerja sama dengan Changi Airport beserta Singapore Airlines.

Katanya, dia bekerja sama dengan Singapura Airlines sudah lebih dari 20 tahun. Sejak rambutnya masih utuh, sampai kepalanya setengah botak seperti sekarang ini, dia masih bekerja sama dengan mereka.

Sebagian cerita Ron Kaufman begini: “Anda tahu kan orang Singapura? Orang Singapura itu secara natural tidak ramah, berbeda dengan orang Thailand. Orang Singapura itu agak kaku, terlihat serius, sedikit tegang dan digerakkan oleh sistem. Bayangkan bagaimana susahnya membuat pelayanan ramah dari orang-orang yang

One Changi

Page 65: Money&I Vol 36 For Issuu

64 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 65Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Growth Strategies

secara natural terlihat tidak ramah. Ternyata bukan hanya itu masalahnya, masalah lainnya adalah bagaimana semua orang memiliki visi dan bahasa yang sama dalam hal service. Seperti halnya yang terjadi di Bandara Changi.

Changi Airport memiliki karyawan langsung sekitar 3.000 orang, sekitar 28.000 karyawan dari perusahaan rekanan. Ada karyawan bank, penjaga outlet toko, cleaning service, petugas imigrasi, petugas dari maskapai dan lainnya.

Memang, mereka semua sudah ditraining dan memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan yang baik, tetapi itu hanya yang berhubungan dengan tanggung jawab dan pekerjaan mereka.

Kalau mereka dimintai tolong atau ditanya tentang hal diluar pekerjaan mereka, respon mereka sangat minim. Keramahan mereka hilang. Dan tidak jarang mereka bilang “I dont know”.

Bayangkan seandainya kita pertama kali turun di Changi, dan kemudian kita bingung dimanakah mengambil bagasi. Dan kita bertanya kepada petugas airport pertama yang kita lihat, yaitu petugas cleaning service. Kemudian petugas tersebut menjawab dengan muka datar, “I don’t know”.

Bayangkan juga seandainya kebingungan ini terus berlanjut. Kita bingung mencari pintu imigrasi untuk keluar dari bandara, kita bertanya kepada petugas yang menjaga outlet. Dan yang muncul adalah jawaban sama dengan paras muka yang tidak ramah.

Kalau hal ini sampai terjadi, maka kita akan kesal. Kita kesal bukan ke petugas cleaning service atau petugas outlet. Tapi kesal kita, rasa tidak puas kita mengarah ke Bandara Changi-nya. Kita akan bilang, Bandara Changi ngeselin. Dan bahkan bisa berujung, “cukup sekali ini, gua ke Singapura”.

Pengelola bandara kemudian menyadari masalah ini. Mereka sadar bahwa, semua petugas yang ada di bandara ini berasal dari perusahaan yang beragam. Dengan beragam culture, beragam misi. Dan mereka semua belum memiliki rasa kebersamaan, dan kesepahaman sebagai orang Changi.

Pengelola bandara menginginkan siapapun petugas yang ada di Bandara Changi, dari perusahaan manapun mereka berasal harus mau melayani dan bersikap baik kepada semua penumpang. Walaupun itu bukan customer mereka.

Pengelola bandara meminta semua petugas yang ada di Changi harus helpful kepada penumpang yang memerlukan pertolongan. Minimum seandainya mereka tidak mampu memberikan pertolongan secara langsung, mereka harus mau mengantarkan atau menunjukkan dengan baik dimana pertolongan itu bisa didapatkan.

Pengelola bandara mengatakan kepada semua petugas “Anda memang berasal dari perusahaan yang berbeda. Tetapi selama Anda bertugas disini, Anda adalah orang Changi. Anda memiliki kewajiban dan tujuan yang sama yaitu melayani penumpang di bandara ini”.

Dan kemudian untuk menjamin bahwa semua petugas memiliki kesamaan bahasa maka pengelola bandara meluncurkan kampanye dibidang service ”Many Partners, Many Visions, One Changi”.

Terjemahan bebasnya, kalau Anda sedang bingung di bandara Changi. Anda boleh bertanya ke siapapun, selama orang itu memakai seragam. Dan orang itu akan membantu Anda, atau paling tidak menunjukkan tempat dimana Anda bisa mendapatkan bantuan.”

Nah itu sebagian cerita Ron Kaufman dari acara conference kemarin. Kalau membayangkan BPRLestari, ngaku gak sih kalau kita belum sampai level begitu. Dalam hal service belum sampai ke dalam satu bahasa dan satu misi.

Kadang-kadang kita masih saling melemahkan antara satu dengan yang lain. Contoh kecil, bagian cleaning service mencoba membuat nyaman customer dengan membuat bersih. Eh, bagian lain buang tisu atau puntung rokok sembarangan. Ron Kaufman punya istilah untuk orang-orang yang melakukan tindakan yang berakibat turunnya kualitas service, yaitu criminal.

Walaupun BPRLestari belum sampai ke level tersebut. Kita bisa pastikan bahwa kita sedang dalam perjalanan menuju kesana, dan yang pasti ini adalah perjalanan yang tidak ringan.

Page 66: Money&I Vol 36 For Issuu

66 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 67Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Akibat kematian ayah atau ibu, seorang anak akan merasakan suatu kekosongan dalam hidupnya. Kosong

dari curahan kasih sayang dan segala aspek yang memenuhi keperluan hidup seperti makan, minum, pakaian dan lain-lain. Hal ini menyebabkan seorang anak yatim biasanya selalu dihantui oleh perasaan sedih dan hampa. Realita yang ada di tengah masyarakat sekarang menunjukkan bahwa mayoritas anak yatim, yang tidak mendapat perhatian yang sewajarnya, akan mengarungi kehidupan yang begitu sukar, menyedihkan dan tersisih.

Tapi rupanya hal tersebut tidak berlaku pada diri Roman Abramovich Arkadyevich. Sang taipan minyak atau raja minyak asal Rusia ini telah melalui gelombang pahit getir kehidupan sejak usia dini, yang nyaris menyeret dirinya dalam lembah kesusahan dan kemelaratan. Pria yang masa kecilnya dihabiskan di daratan dingin belahan bumi utara negara bagian Lithuania ini lahir pada tanggal 24 Oktober tahun 1966. Ibunya, Irina Abramovich, meninggal sebelum Roman berumur dua tahun dan ayahnya, Arkady Abramovich, tewas dalam kecelakaan sewaktu bekerja di sebuah pabrik konstruksi bangunan dua tahun kemudian. Jadilah kini Roman si anak yatim piatu dan selanjutnya dibesarkan oleh sang kakek.

Sadar berasal dari keluarga yang tidak mampu, Roman tidak bisa berharap banyak pada sang kakek dan memutuskan hidup mandiri dengan berjualan keliling barang-barang klontong yang terbuat dari plastik. Dari pagi hingga malam ia menekuni profesi sales ini di tengah kota Moskow yang dingin dibalut kelamnya suasanya perang dingin yang makin menggigil. Setiap hari ia keliling membawa barang dagangan dengan penuh suka cita,

Roman AbramovichYoung People In The World Richest

Front of Mind

tanpa mengeluh, tanpa gengsi dan tanpa berteori. Roman hanya tahu satu hal yakni bekerja yang terbaik untuk dagangannya dan fokus pada cita-citanya. Tidak banyak menoleh kanan dan kiri dan tidak ada keraguan dalam dirinya bahwa dagangannya yaitu berupa mainan plastik untuk anak-anak akan mengantarkan pada suatu bisnis yang gemilang.

Tidak sedikit cemoohan dan hinaan yang terlontar dari mulut orang-orang disekitarnya, yang memandang bahwa pekerjaannya itu hanya membuang waktu dan tipis menuai keberhasilan. Ibarat pepatah usang yang tetap layak untuk di ingat, biarkan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Yah, Roman muda telah tumbuh menjadi sales handal yang sudah mulai memetik sukses di usia 20-an.

Setelah beberapa tahun berjibaku dengan hawa dingin kota Moskow dari pagi hingga malam, Roman Abramovich mulai berinvestasi di bisnis lain untuk memperluas kekayaannya. Antara 1992 dan 1995, Abramovich menelurkan sebuah perusahaan yang bertindak sebagai perantara jual beli hasil bumi, dan akhirnya ia memusatkan perhatiannya pada pembelian dan penjualan minyak. Pada tahun 1995 ia bermitra dengan sahabatnya untuk membeli saham mayoritas dari perusahaan minyak terkenal dari negeri beruang merah bernama Sibneft dengan nilai akuisisi mencapai $ 100 juta.

Pria yang pernah mengikuti wajib militer pada Angkatan Bersenjata Uni Soviet ini terus menancapkan kuku bisnisnya di berbagai sektor perusahaan pasca jatuhnya komunisme di negeri Stalin ini. Abramovich segera tancap gas mesin bisnisnya dengan membeli saham-saham industri yang baru diprivatisasikan di negeri komunis itu dengan harga murah. Ia pernah menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan produsen aluminium terbesar kedua di dunia bernama Rus AL dan beberapa perusahaan lainnya.

Lelaki yang pernah mendapat julukan “orang muda terkaya sejagad” ini adalah tipe pekerja keras yang tidak pernah setengah-setengah mewujudkan mimpi besarnya. Pemilik perusahaan minyak dan besi baja terbesar di Rusia, Gazprom dan Evraz ini membuktikan bahwa perjuangan untuk meraih kesuksesan butuh proses dan waktu yang lama. Orang hebat seperti Abramovich memperoleh kesuksesannya seperti saat ini tidaklah dengan instan. Kekayaannya yang kini berkarung-karung Rubel bukanlah diperoleh dalam sehari, tetapi semuanya diperoleh dengan kerja keras dan fokus pada pekerjaan

Page 67: Money&I Vol 36 For Issuu

66 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 67Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Front of Mind

dan cita-citanya. Abromovich adalah orang yang sangat menikmati proses demi proses kehidupannya, episode demi episode perjalanannya, langkah demi langkah kehidupannya dan tidak banyak berbicara sehingga sampailah ia ke puncak prestasinya.

Dalam daftar orang terkaya dunia yang dirilis majalah bisnis Forbes edisi terakhir, pemilik klub sepak bola Inggris papan atas Chelsea ini menempati urutan ke-15 orang terkaya sejagad. Saat ini kekayaan pria yang dikenal irit bicara itu ditaksir mencapai USD 20 miliar atau sekitar Rp 221 triliun. Dengan pundi-pundi kekayaan yang dimiliki, Abramovich bisa membeli segala properti yang ada di muka bumi, seperti pulau, perusahaan minyak dan investasi, puluhan mansion yang tersebar di berbagai penjuru dunia, serta berbagai alat transportasi seperti pesawat jet pribadi, yacht super mewah, hingga lusinan mobil sporty brand kelas dunia.

Sebagai tambahan informasi tentang klub Chelsea. Begitu Abramovich datang dan mulai memoles The Blues dengan interior mewah berkat kemapanan finansialnya pada tahun 2003, hal ini mengubah strategi pemasaran serta kemampuan untuk membeli

pemain. Dengan kekayaan pribadinya, ia memiliki kemampuan untuk membangun fasilitas mewah dan menawarkan gaji besar untuk pemain yang bergabung di timnya.

Sejak mengakuisisi Chelsea, Abramovich hampir tak pernah berhenti belanja pemain dan bereksperimen, terutama soal pelatih (ini yang menjadi sorotan utama berbagai media sepak bola dunia). Berapa uang yang telah dikeluarkan sang juragan minyak asal Rusia untuk membiayai semua itu? Majalah The Mirror memberitakan Red Roman, demikian Abramovich pernah disebut pers Inggris, telah mengeluarkan lebih dari Rp 58 triliun, sejak mengambil alih Chelsea dari tangan Ken Bates. Kalau bicara soal prestasi, nampaknya kita bisa mengacungi jempol dengan torehan tiga gelar Liga Premier, tiga Piala FA, dua Piala Carling dan menjadi kampium Liga Champions serta membawa pulang trofi Big Ear ke Stamford Bridge.

Satu hal positif lain yang dapat kita petik dari perjalanan seorang Abramovich adalah daya tahan untuk mencapai kesuksesan dipadu dengan kesabaran, ketekunan dan kedisiplinan tinggi untuk menghasilkan hasil yang optimal. semuanya itu tidak ada yang instant dan tidak mudah seperti membolakbalikkan kedua tangan, namun semuanya itu perlu perjuangan yang tak kenal henti.

“I am not involved in team selection. I cannot say I am completely not involved in buying players but my role would be significantly lower than that of the manager's”

Page 68: Money&I Vol 36 For Issuu

68 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 69Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Usia kantor kas ini terbilang belia, baru beberapa bulan sejak kelahirannya di periode Maret 2012 kemarin. Namun start awal berjalan cukup baik,

dimana trafik nasabah yang datang bertransaksi ataupun sekedar bertanya soal informasi produk perbankan, bisa mencapai belasan bahkan puluhan orang per hari. Inilah gambaran profil kantor kas Lestari Hayam Wuruk, yang memang lokasinya strategis. Kantor pelayanan ini disiapkan oleh managemen Lestari untuk melayani nasabah dari Denpasar Timur dan daerah sekitarnya.

Pemilihan lokasinya memang tidak bersebelahan dengan deretan pertokoan atau trade centre sebagaimana kantor kas lainnya, namun justru dipilih untuk mengakomodasi kebutuhan pasar, sehingga

BPR Lestari Hayam Wuruksemakin dekat dengan masyarakat dan bisa merangkul mereka untuk bergabung bersama Lestari.

“Sampai sejauh ini, program yang paling diminati adalah tabungan Jumbo, karena memang program ini banyak sekali keuntungan dari segi suku bunga yang kompetitif dan layanan transfer tanpa dikenakan biaya,” ujar IB Agung Mahendra selaku kepala kantor. “Meskipun kantor ini relatif baru, namun total tabungan Jumbo kita cukup banyak, sekitar 200 juta, dan tiap bulannya senantiasa mengalami peningkatan.” lanjutnya lagi.

Dengan total tim kerja sebanyak 10 orang, pria yang pernah menimba pemngalaman sebagai AO Bank

Kantor Kas Lestari

Page 69: Money&I Vol 36 For Issuu

68 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 69Vol. 36 | Desember - Januari 2013

LESTARI HAYAM WURUKJl. Hayam Wuruk Denpasar

Telp. 0361-222191(hunting)

Danamon ini yakin bahwa targetnya bisa tercapai untuk tahun 2012. “Bulan terakhir kemarin 60 %, bulan depan kami ingin memastikan target yang tercapai bisa 70% hingga 80%,” ujar sarjana ekonomi Undiknas Denpasar ini.

Selain dengan pendekatan pelayanan, kantor kas Hawam Wuruk juga menjadikan majalah Money & I sebagai salah satu media informasi bagi para nasabahnya. “Majalah Money & I selalu terpakai disini, menjadi bacaan wajib para karyawan tiap ada edisi baru. Bagi para nasabah, mereka sangat antusias dengan bacaan ini, dan kami pun lebih mudah untuk memperkenalkan produk-produk kami kepada nasabah,” urai Agung menutup perbincangan.

Page 70: Money&I Vol 36 For Issuu

70 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 71Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Masa kritis yang harus dilalui perusahaan dalam hidupnya adalah 5 tahun pertama sejak didirikan, dan ternyata lebih dari 50% usaha kecil gagal melewati usia 2 tahun

pertamanya, tidak sedikit pula usaha kecil yang maju selagi masih kecil tetapi jatuh setelah besar. Banyak pula usaha kecil yang sukses ketika masih dikelola sendiri oleh pendirinya tetapi jatuh setelah dialihkan kegenerasi berikutnya

Sebuah survey juga menyebutkan, bahwa tingkat kegagalan sebuah usaha baru ditahun pertamanya mencapai 85%, artinya peluang gagalnya sangat tinggi, bahkan hingga tahun kelima peluang tidak bertahannya sebuah usaha masih 50%, padahal itu merupakan tahun yang seharusnya sebuah usaha telah berjalan dengan mapan. Bahkan hingga tahun kesepuluh, masih terdapat 35% perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Bahkan dibeberapa varian bisnis, hasil survey bisa lebih buruk, seperti usaha restoran misalnya yang memiliki tingkat kegagalan hingga 90% pada tahun pertamanya ketika usaha tersebut dimulai.

Inilah alasan yang mendorong majalah Money&I untuk membentuk komunitas M&I Club. Sebuah asosiasi dengan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kemampuan dan manajerial skills khususnya untuk para pengusaha muda. Pelatihan dan pengembangan manajemen tersebut diharapkan bisa menjadi solusi bagi kendala bagi perusahaan kecil untuk tumbuh, maju dan berkembang. Berikut adalah summary dari materi pelatihan kami.

Start it Now, Start it RightPassion, Vision, Role Model & Leverage

Business owner mengenal dan memahami bahwa entrepreneurship adalah sebuah seni bisnis yang membutuhkan kesungguhan, kemauan, cita-cita dan visi yang jelas. Pengusaha mampu mengusahakan, yang tidak ada menjadi ada, tidak bisa menjadi bisa dan tidak mungkin menjadi mungkin.

System Operating ProcedureJam kerja, profesionalitas, peraturan perusahaan, surat kontrak, dll

Jika para pengusaha meninggalkan unit usahanya untuk berlibur 3 bulan, dan mendapati usahanya justru semakin berkembang, maka SOP perusahaan tersebut layak dan teruji, namun jika yang terjadi sebaliknya, maka Anda membutuhkan pelatihan ini. SOP memberikan panduan yang membimbing arah perusahaan menjadi lebih profesional dan tersistem.

Change Your People Into Your AssetRekruitmen & menciptakan karyawan bintang, pemberian kontrapretasi dan pengembangan SDM

Bagaimana pun, sebuah perusahaan tidak akan berkembang dan naik ke level yang lebih tinggi tanpa partner kerja. Namun fakta yang ada, permasalahan SDM di perusahaan kecil lebih komplek dan membingungkan, dan perputaran SDM pun sangat cepat [yang bekerja dan kemudian berhenti]. Yang tetap bertahan pun terkadang tidak mengalami pengembangan kualitas. Melalui sesi ini diharapkan para pengusaha muda mendapatkan solusi bagaimana melakukan rekrutmen, memberikan perhitungan gaji yang tepat dan mengembangkan kualitas mereka menjadi karyawan bintang.

Marketing Effective for Small BusinessPromosi efektif, strategi harga yang tepat, distribusi dan produk yang excellent

Empat pilar pemasaran adalah strategi harga, promosi, distribusi dan produk yang memuaskan customer. Lebih detail soal keempat strategi ini bisa Anda dapatkan lewat sesi ini. Apa saja strategi pemasaran yang mampu memberikan impact terhadap usaha Anda, komunikasi marketing yang tepat dan tips mengenai branding.

Tax & Accounting ManagementFinancial Statement & Tax

Hal yang kerap menjadi kendala bagi pengusaha kecil adalah laporan keuangan khusunya akuntansi dan perpajakan yang suka tidak suka akan dihadapi oleh para pebisnis. Sementara disatu sisi regulasi perpajakan relatif komplek dan juga kerap kali mengalami perubahan. Sesi ini akan mengupas secara komprehensif dan praktis bagaimana membuat laporan keuangan meliputi Lap Laba Rugi, Neraca, Perubahan Modal dan juga perpajakan.

Franchise, Sistem Ke Agenan dan Akuisisi Franchise dan Sistem Keagenan

Salah satu cara paling cepat dan mudah memiliki usaha

Page 71: Money&I Vol 36 For Issuu

70 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 71Vol. 36 | Desember - Januari 2013

1. Nama pemilik : .............................................................

2. Jabatan : .............................................................

3. Alamat : .............................................................

4. Tempat & tanggal lahir : .............................................................

5. No. telepon : .............................................................

6. Nama perusahaan : .............................................................

7. Perusahaan bergerak di bidang : .............................................................

8. Perusahaan didirikan sejak tahun : .............................................................

9. Email : .............................................................

10. Webiste : .............................................................

11. Facebook : .............................................................

12. Twitter : .............................................................

13. Interest / Hobby : .............................................................

Informasi pendaftaran:Wahyu - 0361 246 706Aan - 0361 215 40 23 085 792 220 820

adalah dengan membeli lisensi sebuah perusahaan yang sudah ada, atau sekaligus dengan sistem nya yang dinamakan dengan franchise. Sistem ini memiliki begitu banyak keunggulan, namun juga kelemahan yang harus menjadi perhatian utama bagi Anda yang memilih berbisnis di metode ini. Kenali lebih detil soal franchise, sistem keagenan dan akuisisi di sesi ini.

Retail BusinessMerchandising, Retail System

Bagaimana mengelola persediaan, penetapan harga, promosi sistem retail serta selling skills dan memahami buying signal konsumen. Termasuk didalamnya teknik-

teknik merchandising yang efektif untuk menstimulasi terjadinya penjualan

Personal Portfolio And How To Creating Wealth

Investasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi seorang pebisnis, karena bagaimana pun laba sebuah perusahaan selayaknya terus dikembangkan di instrumen yang prospektif, selain untuk menjaga nilainya, juga sebagai bagian strategi keuangan masa depan. Ada banyak instrumen investasi yang tersedia dengan berbagai risiko dan keunggulannya, kenali lebih dekat instrumen investasi tersebut di sesi pelatihan ini.

• Mendapatkan pelatihan &

pengeMbangan ManajeMen

setiap bulannya secara

berkala.

• usaha yang diMiliki

MeMber akan

Mendapatkan liputan

(advetorial) di Majalah

Money&i secara eksklusif.

• owner atau profile

MeMber akan diliput

secara eksklusif.

• Mendapatkan special

discount dan offerings

dengan Menggunakan M&i

club MeMber Merchant.

• Mendapatkan special

discount dan offerings

untuk MeMasang iklan di

Majalah M&i.

Data anggota M&I ClubDATA FORM BENEFIT

Page 72: Money&I Vol 36 For Issuu

72 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 73Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Notes from a Friend

Alex P. ChandraPublisher of Money & I Magazine

The world is shaking, but Indonesia is still standing, demikian forecast perekonomian 2013 yang disampaikan oleh Pak Hermawan dalam acara tahunan MarkPlus Conference

yang diselenggarakan secara apik di ballroom Ritz Carlton Desember lalu.

Indonesia dengan kapasitas domestiknya akan ditenggarai akan tetap tumbuh. The rise of the middle class yang pernah saya tulis beberapa tahun yang lalu di

majalah ini, menjadi trending topik sekarang. Kayaknya hampir semua pengamat setuju bahwa the driving force pertumbuhan Indonesia adalah kelas menengahnya. Mc Kinsey meramalkan bahwa di tahun 2030, kelas menengah Indonesia itu jumlahnya mencapai 110 juta (sekarang angkanya di 45 juta).

Bayangkan pergerakan permintaan yang terjadi dalam kurun waktu itu, ketika 60-70 juta penduduk Indonesia bergerak tumbuh. Akan bergemuruh dan gegap gempita.

Wheel Of Life

‘Kalau roda tidak bundar, maka jalannya tidak mulus, ajluk-ajlukan’ Alex P Chandra

Page 73: Money&I Vol 36 For Issuu

72 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 73Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Notes from a Friend

Mc Kinsey meramalkan pula, bahwa di tahun 2030, Indonesia akan masuk G7. Negara ke-7 yang terbesar ekonominya di dunia.

“Kok, ngomongnya masalah duit melulu si Lex”, demikian seorang kawan lama menegur saya.

“Lha, majalahnya emang judulnya Money and I, makanya ngomongnya soal duit. Kalau judulnya Trubus, kita ngomongin bibit duren,” jawab saya sekenanya.

Pembaca yang budiman, pertanyaan teman saya itu, membuat saya merefleksikan sedikit hidup saya. Di pagi yang indah ini, di Kerobokan, tanggal 29 Desember 2012, di penghujung tahun 2012, di beranda samping tempat favorit saya membaca, saya berpikir, ada benarnya juga kawan saya ini.

Saya pernah membaca sebuah buku, lupa saya judul bukunya. Atau di sebuah seminar, saya pernah diajarkan bahwa cara menilai hidup kita itu ada 5 aspek yang perlu kita perhatikan.

Aspek Keuangan/Karir, Kesehatan, Keluarga, Sosial dan Spiritualitas.

Jadi hidup itu bukan cuma nyari duit. Kalau karir bagus, tapi enggak sehat gimana? Kalau duitnya banyak tapi keluarganya berantakan juga enggak beres.

“Nah, dari kelima aspek tadi itu, bagaimana urut-urutannya, mana yang urutan pertama, keuangan-kah, atau keluarga dulu, atau kesehatan, atau spiritual yang paling atas?” teman saya bertanya lebih lanjut (via BBM).

“Tidak ada yang nomor 1 atau nomor 2,” kata saya.

Semuanya harus sama, balance. Ibaratkan sebuah roda, maka roda kehidupan itu jari-jarinya lima aspek tadi.

Nah, jari-jarinya harus sama panjang. Kalau tidak rodanya tidak bulat. Kalau rodanya tidak bulat, jalannya tidak mulus, ajluk-ajlukan.

Bayangkan, kalau kita sangat spiritual, berdoa dan ber-meditasi melulu fokusnya. Boleh-boleh aja sih, asalkan saran saya, jangan berkeluarga. Nanti siapa yang membiayai hidup keluarganya.

Fokus sama nyari duit dan karir melulu juga tidak seimbang. Kalau enggak sehat, kan amsiong juga.

Sehat namun bokek juga payah.

Di penghujung tahun ini, sebagai refleksi akhir tahun, menuruti pesan kawan saya itu, saya mencoba scoring hidup saya selama ini.

Keuangan/Karir, hmmm…baguslah ini. Belum kaya, tapi sudah on the right track :) (skor 7 atau 8).

Kesehatan, bagus (7 – 8).

Keluarga, not bad, namun perlu ditingkatkan (7).

Sosial, need work (6).

Spiritual, hmm… need a lot of work (4).

Jadi di tahun 2013, saya tahu mana yang sudah baik, dan mana yang perlu kita kerja keras lagi.

“Kalau begitu tema-nya tahun depan adalah spiritual journey,” kata saya.

Dan kemudian saya minta tolong seorang kawan yang ‘sangat religius’ untuk membantu mengaturkan ‘executive retret di biara’.

“For start, just for the week-end,” kata saya. Jadi nanti kalau ada orang tanya, “week-end kemana? Saya bisa bilang, “ke biara”.

Selamat tahun baru. Salam.

Bayangkan pergerakan permintaan yang terjadi dalam kurun waktu itu, ketika 60-70 juta penduduk Indonesia bergerak tumbuh. Akan bergemuruh dan gegap gempita.

Page 74: Money&I Vol 36 For Issuu

74 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 75Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Inspiring

Green Roof Toronto

Go Green, wacana ini terus berkembang seiring dengan kecemasan yang terus terjadi dimasyarakat akan dampak dari global warming. Hal ini

mendorong sejumlah orang untuk bergerak sebagai pegiat lingkungan, di Indonesia sendiri komunitas Indonesia berkebun menjadi salah satu yang dinilai berhasil merubah wajah Jakarta menjadi lebih hijau. Namun peran pemerintah sampai sejauh ini secara nyata masih dirasa kurang, sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Toronto Kanada. Dimana pemerintahnya menyediakan insentif untuk bangunan komersial, industri, kelembagaan dan pemilik properti untuk terlibat dalam ketahanan terhadap perubahan iklim. Insentif keuangan ini diberikan untuk pembangunan atap hijau yang mendukung vegetasi dan atap dingin yang mencerminkan energi panas matahari. Program yang diluncurkan pada Maret 2009 lalu ini, berupaya mendorong pemilik bangunan yang ada untuk retrofit atap rumah mereka.

Manfaat lingkungan dari aksi ini selain menciptakan iklim yang sejuk, juga untuk membantu mengurangi panas perkotaan, atap hijau juga membantu mengelola stormwater, meningkatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan kualitas udara dan efisiensi energi, dan memperindah kota. Aksi pemerintah kota Toronto ini pun berbuah penghargaan untuk strategi Green Roof. Penghargaan ini mengakui kepemimpinan kota dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan memberikan pengakuan nasional untuk proyek-proyek yang menunjukkan keunggulan lingkungan dan inovasi dalam penyediaan layanan. Bagaimana dengan Indonesia?

Page 75: Money&I Vol 36 For Issuu

74 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 75Vol. 36 | Desember - Januari 2013

Page 76: Money&I Vol 36 For Issuu

76 Vol. 36 | Desember - Januari 2012 PBVol. 36 | Desember - Januari 2013