Mona” - itjen.kemendesa.go.id · 7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan...
Embed Size (px)
Transcript of Mona” - itjen.kemendesa.go.id · 7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan...


2
5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 13); 6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 463) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1915);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2018 tentang Kebijakan
Pengawasan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 697); 8. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 91 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan
Audit Bulanan Inspektorat Jenderal Di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN AUDIT BULANAN
(MONTHLY AUDIT) INSPEKTORAT JENDERAL DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI
KESATU : Menetapkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Audit Bulanan
(Monthly Audit) Inspektorat Jenderal Di Lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal ini. KEDUA : Pedoman Teknis sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU
dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit).
KETIGA : Ruang lingkup Pedoman Teknis Pelaksanaan Audit Bulanan
(Monthly Audit) Inspektorat Jenderal Di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui
sistem daring “Si-Mona” sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU meliputi:
1. Perencanaan Audit Bulanan (Monthly Audit); 2. Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit); 3. Pelaporan Audit Bulanan (Monthly Audit); 4. Tindak lanjut atas rekomendasi hasil Audit Bulanan
(Monthly Audit); 5. Pemantauan Tindak Lanjut Atas Rekomendasi Hasil
Pengawasan Lainnya.



5
B. Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Audit Bulanan
(Monthly Audit) Sebelumnya
C. Sanksi
D. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut
BAB VI PEMANTAUAN TINDAK LANJUT ATAS REKOMENDASI HASIL
PENGAWASAN LAINNYA
A. Ruang Lingkup Pemantauan
B. Mekanisme Pemantauan
C. Pelaporan Hasil Pemantauan
BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN

6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen,obyektif, dan profesional berrdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasi. Oleh karena itu audit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya manajemen untuk meningkatkan tata kelola
kinerja dan keuangan dalam upaya mencapai tujuan organisasi yaitu good
governance, sehingga dibutuhkan sinergitas dan komitmen antara APIP
dengan seluruh Unit Kerja Eselon 1 di lingkungan organisasi tersebut.
Namun, tujuan tersebut belum dapat tercapai karena selama ini masih di
jumpai kondisi yang menjadi kendala baik dari APIP maupun Unit Kerja
Eselon 1 terkait, meliputi antara lain :
1. Keterlambatan penyampaian data dari UKE-1 kepada APIP dan
waktu penyelesaian laporan hasil audit oleh APIP
2. Banyaknya rekomendasi hasil pengawasan yang belum
ditindaklanjuti.
3. Waktu dan jenis penugasan audit tidak up to date sehingga simpulan
yang dihasilkan tidak dapat mendeteksi secara dini penyimpangan
yang terjadi.
4. Adanya jenis temuan yang berulang yang dijumpai pada setiap
pemeriksaan internal dan eksternal.
5. Pengolahan data dan informasi yang masih bersifat manual yang
berakibat pada ketidakakuratan informasi yang disajikan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut diatas diperlukan suatu sistem berbasis
daring guna mempermudah UKE-1 dalam penyampaian data dan informasi
yang diperlukan agar memudahkan APIP melakukan audit intensif secara
periodik (bulanan) sebagai sistem peringatan dini (early warning system)
yang dilakukan berdasarkan Sistem Monthly Audit (Si-Mona), sehingga
dapat meningkatkan tata kelola kinerja dan keuangan seluruh Unit Kerja
Eselon 1 menjadi lebih baik.
Agar pelaksanaan audit bulanan berbasis daring dengan Sistem Monthly
Audit (Si-Mona) dapat berjalan secara optimal diperlukan suatu Pedoman
Teknis Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) Di Lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

7
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Teknis Audit Bulanan (Monthly Audit) meliputi
Perencanaan Audit Bulanan (Monthly Audit), Pelaksanaan Audit Bulanan
(Monthly Audit), Pelaporan Audit Bulanan (Monthly Audit), Tindak Lanjut
Atas Rekomendasi Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit), Pemantauan
Tindak Lanjut Atas Rekomendasi Hasil Pengawasan Lainnya.
C. Maksud dan Tujuan
1. Pedoman Teknis Audit Bulanan (Monthly Audit) dimaksudkan untuk
menjamin bahwa tujuan Audit Bulanan (Monthly Audit) tercapai
secara kualitas, ekonomis, efisien, dan efektif.
2. Pengawasan berupa Audit Bulanan (Monthly Audit) di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal bertujuan
untuk:
a. memberi keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan
pada Unit Kerja Eselon I sudah dilakukan sesuai ketentuan;
b. mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
c. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan/potensi penyimpangan;
dan
d. pembinaan kepada Unit Kerja di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam peran
sebagai konsultan dan katalisator.
3. Standarisasi format penugasan audit bulanan (monthly audit)
D. Pengertian
Dalam Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini yang dimaksud dengan:
1. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi
pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan
intern (internal audit) di lingkungan Inspektorat Jenderal Kemeterian
Desa, PDT dan Transmigrasi.
2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah

8
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalarn mewujudkan
tata kepemerintahan yang baik.
3. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) adalah suatu sistem
peringatan/deteksi dini untuk melihat penyimpangan/potensi
penyimpangan yang akan/telah terjadi di Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta dapat
diperoleh solusi terhadap permasalahan tersebut.
4. Auditor adalah Auditor di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
5. Objek Penugasan adalah Pimpinan Satker / Atasan Langsung terkait
atau bagian Pimpinan Satker / Atasan Langsung terkait yang
dilakukan audit, evaluasi, dan pengkajian berdasarkan penugasan
Audit Bulanan (Monthly Audit).
6. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti
yang dilakukan secara independen, obyektif dan 8rofessional
berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
7. Audit Bulanan (Monthly Audit) adalah audit interim yang dilakukan
oleh Auditor Internal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi meliputi seluruh penilaian kinerja dan
pelaporan keuangan bulanan dan hal penting lainnya untuk
menghasilkan rekomendasi.
8. Audit Interim adalah Audit yang dilakukan beberapa kali dalam satu
periode dimana Auditor dituntut untuk menyampaikan serta
melaporkan kemajuan pekerjaannya serta hal lain-lain yang
memerlukan koreksi atau perhatian serius, terutama berkenaan
dengan berjalannya SPI.
9. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS
karena melanggar peraturan disiplin PNS.
10. Peningkatan kapabilitas adalah upaya memperkuat, meningkatkan,
mengembangkan kelembagaan, tata laksana/proses
bisnis/manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat
melaksanakan peran dan fungsi APIP yang efektif.
11. Rekomendasi Material adalah pendapat auditor yang telah
dipertimbangkan atas kondisi tertentu berdasarkan hasil audit

9
untuk memperbaiki masalah atau temuan yang bersifat material
atau mengandung unsur keuangan.
12. E-Rekon adalah aplikasi berbasis daring yang dikembangkan dalam
rangka proses rekonsiliasi data transaksi keuangan dan penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
13. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) adalah ringkasan hasil.
14. Bagian APHP adalah Bagian Analisa dan Pemantauan Hasil
Pengawasan yang merupakan unit kerja di Inspektorat Jenderal.
15. PPK adalah Pejabat Pembuat Komitmen di Lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggl, dan Transmigrasi.

10
BAB II
PERENCANAAN AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT)
A. Penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit)
Perihal penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit), yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Surat Tugas (ST) ditandatangani oleh Inspektur Jenderal;
2. Surat Tugas (ST) dibuat untuk periode audit selama 6 (enam) bulan;
3. Tim audit terdiri dari Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, Ketua,
dan Anggota yang sudah memiliki sertifikasi keahlian dan/atau
sesuai dengan penugasan.
Jangka waktu pelaksanaan audit disesuaikan dengan bobot permasalahan
Audit Bulanan (Monthly Audit) dan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan.
Aspek waktu dalam pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit)
merupakan aspek strategis yang tidak dapat terpisahkan dengan aspek-
aspek strategis lainnya dan sangat menentukan tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi setiap unit pengawasan intern.
B. Penyusunan Program Kerja Audit Bulanan (Monthly Audit)
Program Kerja Audit adalah rancangan prosedur dan teknik audit yang
disusun secara sistematis yang harus diikuti/dilaksanakan oleh auditor
dalam kegiatan audit untuk mencapai tujuan audit. Program Kerja Audit
tersebut dibuat oleh Ketua Tim dalam setiap pelaksanaan Audit Bulanan
(Monthly Audit). Program Kerja Audit terdiri dari sasaran, ruang lingkup,
dan alokasi sumber daya. Langkah-langkah yang harus dilakukan auditor
dalam penyusunan Program Kerja Audit Bulanan (Monthly Audit) adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan hipotesis untuk mengarahkan proses pembuktian
suatu penyimpangan;
2. Mengidentifikasi pendekatan, prosedur, dan teknik audit yang akan
digunakan untuk menguji hipotesis;
3. Merumuskan prosedur dan langkah kerja yang akan dilakukan;
4. Mengidentifikasi risiko dan merencanakan mitigasi resiko
penugasan;
5. Mendokumentasikan seluruh proses perencanaan.

11
Program Kerja Audit harus direviu dan disetujui sebelum pelaksanaannya,
dan setiap penyesuaian harus mendapat persetujuan berjenjang dari
pengendali teknis dan pengendali mutu.
Dalam setiap penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit) perlu dilakukan
analisis terhadap status/kecukupan data, seperti:
1. Pagu Kegiatan (DIPA), Data Pegawai, Rencana Penarikan Dana (RDP),
Daftar Kontrak, Paket Terkontrak, Rencana Umum Pengadaan (RUP),
LPSE;
2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional
(LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
3. Honorarium, Belanja Perjalanan Dinas, Uang Transport, Paket
Meeting, Rekap Belanja Barang, Berita Acara Stock dan Cash
Opname serta LPJ Bendahara;
4. Tindak Lanjut Internal dan External, Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (RB), Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), dan Internal Audit Capability Model (IA-CM).

12
BAB III
PELAKSANAAN AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT)
A. Aspek Pemeriksaan pada Audit Bulanan (Monthly Audit)
Beberapa aspek yang termuat dalam Audit Bulanan (Monthly Audit), yaitu:
1. Aspek Penyelenggaraan Akuntansi
Meliputi komponen laporan keuangan secara bulanan (melalui E-rekon
LK).
2. Aspek Kepatuhan Penggunaan akun Belanja Pegawai, Belanja Barang,
dan Belanja Modal
Meliputi komponen penggunaan akun Belanja Pegawai, Belanja
Barang, dan Belanja Modal antara lain untuk mendeteksi kewajaran
Perjalanan Dinas, Rapat Dalam Kantor, Paket Meeting, Pembayaran
Tukin, dan Lembur.
3. Aspek Penyerapan Anggaran
Meliputi laporan Penyerapan Anggaran bulanan berdasarkan realisasi
Penyerapan Anggaran dengan target Penyerapan Anggaran.
4. Aspek Pengadaan Barang dan Jasa
Meliputi pengadaan barang dan jasa untuk mengetahui progres,
permasalahan dan kendala yang dapat menghambat proses pengadaan
barang dan jasa.
5. Progres Tindak Lanjut atas Temuan Eksternal
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progres rekomendasi
hasil pengawasan BPK yang telah/belum ditindaklanjuti serta rencana
aksi tindak lanjut yang akan dilakukan oleh UKE I.
6. Progres Tindak Lanjut atas Temuan Interna
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progres rekomendasi
hasil pengawasan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang telah/belum
ditindaklanjuti serta rencana aksi tindak lanjut yang akan dilakukan
oleh UKE I.
7. Progres Tindak Lanjut atas Pengawasan Lainnya
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progress tindak lanjut
atas rekomendasi hasil pengawasan lainnya oleh Inspektorat Jenderal,
meliputi SPIP, PMPRB, SAKIP, dan IA-CM.

13
8. Rekomendasi
Tahap ini berisi rekomendasi dari Inspektorat Jenderal Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi terkait upaya
pencegahan agar kesalahan yang terjadi tidak berulang.
B. Tahapan Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit)
Seluruh proses kegiatan pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit)
adalah :
1. Pengumpulan data primer dan sekunder bahan Audit Bulanan (Monthly
Audit).
Pengumpulan data bahan Audit Bulanan (Monthly Audit) dilakukan
oleh Unit Kerja Eselon I dengan cara menginput data-data yang
dibutuhkan pada aplikasi Si-Mona sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditetapkan.
Data yang dibutuhkan diantaranya :
a) Pagu Kegiatan (DIPA), Data Pegawai, Rencana Penarikan Dana
(RDP), Daftar Kontrak, Paket Terkontrak, Rencana Umum
Pengadaan (RUP), LPSE.
b) Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional
(LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).
c) Honorarium, Belanja Perdin, Uang Transport, Paket Meeting,
Rekap Belanja Barang, Berita Acara Stock dan Cash Opname
serta LPJ Bendahara.
d) Rencana Aksi dan Tindak Lanjut Internal dan External, Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Reformasi
Birokrasi (RB), Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP),
dan Internal Audit Capability Model (IA-CM).
e) Data Absensi Pegawai.
2. Memeriksa kelengkapan data Audit Bulanan (Monthly Audit).
Auditor (APIP) melakukan pemeriksaan pada Aplikasi Si-Mona untuk
melakukan pengecekan apakah data dan informasi yang diperlukan
telah cukup atau belum. Apabila sudah cukup maka akan dilanjutkan
dengan proses audit, namun apabila belum cukup maka akan
diberikan kesempatan bagi auditi untuk melengkapi data selama masih
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh sistem, namun apabila
sudah lewat jangka waktu yang ditetapkan oleh sistem maka auditor

14
selaku APIP akan memberikan keterangan bahwa “data yang
dikirimkan tidak lengkap”.
3. Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit).
Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) dengan Aplikasi Si-Mona
dilakukan tahapan sebagai berikut :
a) Audit atas Komponen Laporan Keuangan
Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap komponen laporan
keuangan secara bulanan (melalui E-rekon LK).
b) Audit atas Kepatuhan Penggunaan akun Belanja Pegawai,
Belanja Barang, dan Belanja Modal
Pada tahap ini dilakukan audit terhadap penggunaan akun
Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal antara lain
untuk mendeteksi kewajaran Perjalanan Dinas, Rapat Dalam
Kantor, Paket Meeting, Pembayaran Tunjangan Kinerja, Lembur,
dst.
c) Audit atas Pengadaan Barang dan Jasa
Pada tahap ini dilakukan audit pengadaan barang dan jasa
untuk mengetahui progress, permasalahan dan kendala yang
dapat menghambat proses pengadaan barang dan jasa.
d) Progress Tindak Lanjut atas Temuan Internal & Eksternal
Pada tahap ini dilakukan pemantauan terhadap progress
rekomendasi hasil pengawasan Internal dan Eksternal yang
telah/belum di tindak lanjuti serta rencana aksi tindak lanjut
yang akan dilakukan oleh UKE 1.
e) Input Rencana Aksi Kegiatan SPIP, PMPRB dan SAKIP
Pada tahap ini dilakukan pengisian terhadap rencana aksi dari
kegiatan–kegiatan mandatory antara lain SPIP, PMPRB dan
SAKIP.
f) Kesimpulan
Pada tahap ini dirangkum seluruh hasil audit bulanan (monthly
audit) dalam bentuk ringkasan eksekutif (executive summary).
4. Proses review Draft Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) yang
dilaksanakan oleh Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu.
Pekerjaan auditor harus disupervisi secara memadai untuk
memastikan tercapainya sasaran dan terjaminnya kualitas audit.
Pengendalian penugasan melalui reviu berjenjang melalui review
Draft Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) oleh pengendali

15
teknis dan pengendali mutu perlu dilakukan guna menjamin kualitas
audit dan mencari jalan keluar atas permasalahan yang timbul
selama penugasan. Proses review dilakukan sebagai berikut:
a) Dalam hal disimpulkan bahwa audit yang dilakukan masih
memerlukan prosedur audit dan/atau bukti-bukti pendukung
tambahan maka auditor wajib melaksanakan prosedur audit
dan/atau melengkapi bukti-bukti pendukung tambahan
dimaksud.
b) Dalam hal disimpulkan bahwa audit yang dilakukan telah
cukup/memadai, maka auditor melanjutkan proses selanjutnya.
5. Menyusun Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit).
Auditor menyusun Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit)
berdasarkan hasil audit bulanan dengan Aplikasi Si-Mona yang telah
direview oleh Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis.
6. Menyampaikan Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) kepada
bagian APHP.
Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) berdasarkan hasil audit
bulanan dengan Aplikasi Si-Mona yang telah direview oleh Pengendali
Mutu dan Pengendali Teknis disampaikan kepada Bagian APHP
Inspektorat Jenderal.
7. Bagian APHP menyampaikan Laporan Hasil Review Audit Bulanan
(Monthly Audit).
Bagian APHP menyampaikan Laporan Hasil Review Audit Bulanan
(Monthly Audit) berdasarkan hasil audit bulanan dengan Aplikasi Si-
Mona yang telah direview oleh Pengendali Mutu dan Pengendali
Teknis kepada Unit Kerja Eselon 1 terkait untuk diminta klarifikasi
atas hasil audit.
8. Menyelenggarakan Proses Klarifikasi.
Pada tahap ini dilakukan verifikasi oleh pihak Auditor atas klarifikasi
dari pihak auditi atas temuan Audit Bulanan (Monthly Audit) yang
disertai dengan bukti dokumen pendukung secara benar dan sah,
serta dapat dipertanggungjawabkan.
9. Menyusun Berita Acara Klarifikasi.
Hasil dari tahapan klarifikasi oleh pihak Auditor dan auditi atas
temuan Audit Bulanan (Monthly Audit) dituangkan didalam Berita
Acara Klarifikasi sebagai dokumen hasil klarifikasi yang di
tandatangani oleh PPK pada Unit Kerja terkait.

16
10. Menyampaikan Berita Acara Klarifikasi Kepada Bagian APHP.
Berita Acara Klarifikasi yang telah ditandatangani oleh PPK pada
Unit Kerja terkait diserahkan kepada Bagian APHP Inspektorat
Jenderal.
11. Bagian APHP menyampaikan Berita Acara Klarifiasi kepada UKE-1
untuk ditindaklanjut.
Berita Acara Klarifikasi yang telah ditandatangani oleh PPK pada
Unit Kerja terkait diserahkan kepada Unit Kerja Terkait untuk
ditindaklanjuti.
C. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit)
1. E-Rekon dilaksanakan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap
bulan.
2. Penyiapan data dilaksanakan paling lambat tanggal 14 (empat
belas) setiap bulan.
3. Pelaksanaan Monthly Audit (Audit Bulanan) dilaksanakan paling
lambat tanggal 19 (sembilan belas) setiap bulan.
4. Kompilasi laporan dilaksanakan paling lambat tanggal 22 (dua
puluh dua) setiap bulan.
5. Penandatanganan oleh Inspektur Jenderal dan pengiriman kepada
Menteri dilaksanakan paling lambat tanggal 23 (dua puluh tiga)
setiap bulan.

17
BAB IV
PELAPORAN HASIL AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT)
A. Isi Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit)
Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) harus memuat informasi hasil
Audit Bulanan (Monthly Audit) secara singkat, jelas, lengkap dan informatif
yang ditujukan kepada pihak pengguna (stake holder).
1. Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) berisi simpulan hasil audit
yang disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan segera
setelah penugasan berakhir dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a) Tujuan dan penggunaan laporan;
b) Standar praktis Audit Bulanan (Monthly Audit) yang berlaku;
c) Kualitas, kuantitas dan keandalan informasi yang tersedia.
2. Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) harus menyajikan
simpulan secara objektif dan tidak bias. Inspektorat Jenderal tidak
dapat menerbitkan laporan apabila masih terdapat prosedur yang masih
belum dilaksanakan dan ketidakcukupan bukti-bukti yang diperoleh
sehingga laporan dapat menyesatkan.
3. Laporan hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) harus mengakomodasi
semua informasi yang relevan. Apabila terdapat keterbatasan lingkup
penugasan, alasan keterbatasann informasi yang berpengaruh potensial
terhadap simpulan, serta berbagai kualifikasi yang lain, harus
diungkapkan dalam laporan.
4. Semua laporan hasil penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit), harus
dijaga secara aman dan dapat disimpan dalam bentuk soft copy.
5. Setiap pegawai dilarang memberikan laporan hasil Audit Bulanan
(Monthly Audit) baik asli maupun dalam bentuk copy atau salinan atau
dalam bentuk soft copy kepada pihak yang tidak berwenang.
6. Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) ditandatangani oleh
Inspektur Jenderal
7. Informasi dalam penugasan Audit Bulanan (Monthly Audit) dan
korespondensi terkait dengan Audit Bulanan (Monthly Audit)bersifat
rahasia, tim audit tidak diperkenankan menyampaikan kepada pihak
manapun tanpa ijin tertulis dari Inspetur/Inspektur Jenderal (Pemberi
Perintah)
8. Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) yang menghasilkan temuan indikasi
tindak pidana korupsi akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.

18
B. Kualifikasi Penting Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit)
Laporan juga harus memenuhi persyaratan kualifikasi penting, yaitu:
1. signifikan dan relevan untuk mendukung simpulan dan hasil
penugasan;
2. akurat, yaitu komunikasi yang bebas dari kesalahan, distorsi dan
sesuai dengan fakta;
3. objektif, yaitu komunikasi yang adil dan seimbang atas semua fakta
dan keadaan;
4. meyakinkan, yaitu laporan harus dapat menjawab sasaran audit,
menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi yang logis;
5. jelas, yaitu komunikasi mudah dipahami dan logis, serta menghindari
bahasa teknis yang tidak perlu dan menyajikan semua informasi yang
relevan;
6. ringkas, yaitu laporan tindak lebih panjang dari pada yang
diperlakukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan.
C. Sistematika Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit)
Secara umum, isi laporan Audit Bulanan (Monthly Audit) berisi penjelasan
mengenai kegiatan pengawasan yang dilakukan, hasil yang diperoleh, dan
solusi atau penyelesaian baik dalam bentuk rekomendasi maupun
kegiatan yang telah dilakukan.
Laporan juga harus memenuhi persyaratan kualifikasi penting yaitu : (1)
signifikan dan relevan untuk mendukung simpulan dan hasil penugasan;
(2) akurat, yaitu komunikasi yang bebas dari kesalahan, distorsi dan
sesuai dengan fakta; (3) obyektif, yaitu komunikasi yang adil dan seimbang
atas semua fakta dan keadaan; (4) meyakinkan, yaitu laporan harus dapat
menjawab sasaran audit, menyajikan temuan, kesimpulan dan
rekomendasi yang logis; (5) jelas, yaitu komunikasi mudah dipahami dan
logis, serta menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan menyajikan
semua informasi yang relevan; (6) ringkas, yaitu laporan tindak lebih
panjang dari pada yang diperlakukan untuk menyampaikan dan
mendukung pesan.
Format Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) bentuk bab sebagai
berikut :
Bab I Uraian Catatan Hasil Audit
Penyelenggaraan Akuntansi
A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

19
B. Neraca
C. Laporan Operasional (LO)
D. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
E. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Bab II Hasil Monthly Audit
1. Hasil Penilaian Atas Sistem Pengendalian Intern
2. Hasil Penilaian Atas Kepatuhan Pelaksanaan Rapat dalam
Kantor, Paket Meeting, Perjalanan Dinas, dan Honor Kegiatan
3. Penilaian Atas Penyerapan Anggaran
4. Penilaian Atas Pengadaan Barang dan Jasa
5. Progress Tindak Lanjut Atas Temuan BPK
6. Rencana Aksi PMP-RB
7. Rencana Aksi SAKIP
8. Rencana Aksi SPIP
9. Rekomendasi
Executive Summary
D. Mekanisme Klarifikasi Audit Bulanan (Monthly Audit)
Pada tahap ini dilakukan verifikasi oleh pihak Auditor atas klarifikasi dari
pihak auditi atas temuan Audit Bulanan (Monthly Audit) yang disertai
dengan bukti dokumen pendukung secara benar dan sah, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Hasil klarifikasi dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi dan
ditandatangani oleh auditor dan pihak yang diklarifikasi. Permintaan
klarifikasi kepada pihak-pihak yang terkait sekaligus sebagai permintaan
tanggapan kepada yang bersangkutan atas fakta-fakta yang diperoleh
auditor berdasarkan bukti lain. Apabila tanggapan dari pihak yang
diklarifikasi bertentangan dengan bukti yang lain, auditor harus
melakukan evaluasi kembali tanggapan tersebut secara seimbang dan
objektif.
E. Penyampaian Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly Audit)
Inspektur Jenderal menyampaikan Laporan Hasil Audit Bulanan (Monthly
Audit) kepada Menteri dan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang wajib
ditindaklanjuti oleh setiap Unit Kerja Eselon I.

20
BAB V
TINDAK LANJUT ATAS REKOMENDASI HASIL
AUDIT BULANAN (MONTHLY AUDIT)
A. Mekanisme tindak lanjut Audit Bulanan (Monthly Audit)
Pimpinan atau manajemen pihak auditi bertanggungjawab untuk
menindaklanjuti rekomendasi audit, sedangkan auditor berkewajiban
untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi audit yang
telah disampaikan dalam laporan audit.
B. Sanksi
Penerapan sanksi bagi Auditi yang tidak menjalankan kewajibannya yang
dalam hal ini menindak lanjuti hasil Audit Bulanan (Monthly Audit) maka
akan dikenakan hukuman disiplin sebagaimana yang diatur didalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Tingkat Hukuman Disiplin Terdiri Dari:
1. Hukuman Disiplin Ringan
Jenis Hukuman Disiplin Ringan:
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman Disiplin Sedang
Jenis Hukuman Disiplin Sedang:
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
3. Hukuman Disiplin Berat
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

21
C. Pelaporan Hasil Tindak Lanjut
Hasil pemantauan tindak lanjut disampaikan secara periodik kepada
Inspektur Jenderal, dan pada setiap akhir bulan tahun berjalan
melakukan pemantauan dan evaluasi secara menyeluruh atas
pelaksanaan Audit Bulanan (Monthly Audit) pada setiap unit kerja.

22
BAB VI
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT ATAS REKOMENDASI HASIL
PENGAWASAN LAINNYA
Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau
kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana
dijelaskan dalam konsep Sistem Pengendalian Internal Pemerintah di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, APIP wajib memantau tindak lanjut rekomendasi hasil
pengawasan intern, ekstern dan pengawasan masyarakat serta mendorong
pimpinan unit kerja di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi untuk memperhatikan dan melaksanakan tindak lanjut.
Pemantauan penting dilakukan dalam rangka memastikan bahwa
rekomendasi hasil pengawasan lainnya telah ditindaklanjuti secara memadai
dan mampu memberi nilai tambah pada kinerja organisasi, dalam hal ini
auditi. Pemantauan juga berguna untuk mengidentifikasi kendala yang
dihadapi oleh auditi dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pengawasan
lainnya.
A. Ruang Lingkup Pemantauan
Ruang lingkup pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan
lainnya dalam Pedoman teknis ini meliputi pemantauan atas:
1. Tindak lanjut rekomendasi hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (PMPRB) oleh Unit Kerja Eselon I;
2. Tindak lanjut rekomendasi hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh Unit Kerja Eselon I;
3. Tindak lanjut rekomendasi hasil Evaluasi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) oleh Unit Kerja Eselon I;
4. Tindak lanjut rekomendasi hasil Penilaian Kapabilitas APIP oleh
Inspektorat Jenderal;
5. Tindak lanjut rekomendasi hasil Penilaian Zona Integritas (ZI) oleh
Unit Kerja Eselon I yang ditetapkan.
B. Mekanisme Pemantauan
Mekanisme pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan
lainnya dalam Pedoman teknis ini, yaitu :

23
1. Pimpinan Unit Kerja Eselon I wajib mengoordinasikan dan
bertanggungjawab dalam pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi
hasil pengawasan lainnya di unit kerjanya;
2. Unit Kerja Eselon I wajib menyusun rencana aksi tindak lanjut
rekomendasi hasil pengawasan lainnya yang kemudian
ditandatangani pejabat berwenang sebagaimana format terlampir
paling lambat 1 (satu) bulan sejak Laporan Hasil Evaluasi/Penilaian
terbit;
3. Unit Kerja Eselon I, melalui admin yang ditunjuk, wajib mengisi
formulir rencana aksi tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan
yang telah ditetapkan pada Sistem Monthly Audit (si-Mona) paling
lambat 1 (satu) bulan sejak Laporan Hasil Evaluasi/Penilaian terbit;
4. Unit Kerja Eselon I, melalui admin yang ditunjuk, wajib melaporkan
rekomendasi hasil pengawasan lainnya yang telah ditindaklanjuti
sesuai timeline rencana aksi tindak lanjut melalui Sistem Monthly
Audit (si-Mona) dengan melampirkan dokumen bukti dimaksud;
5. APIP melaksanakan pemantauan terhadap tindak lanjut atas
rekomendasi hasil pengawasan lainnya secara periodik;
6. APIP memiliki kewenangan untuk melakukan persetujuan (approval)
atas tindak lanjut rekomendasi yang dilaporkan oleh Unit Kerja
Eselon I. Jika tindak lanjut yang dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I
telah sesuai dan disetujui oleh APIP, maka butir rekomendasi
dimaksud akan terhitung sebagai rekomendasi telah ditindaklanjuti.
Jika tindak lanjut yang dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I belum
sesuai dan tidak disetujui oleh APIP, maka APIP wajib memberikan
penjelasan tertulis pada Sistem Monthly Audit (si-Mona) agar dapat
segera diperbaiki;
7. Unit Kerja Eselon I dapat melakukan konsultasi kepada APIP pemberi
rekomendasi terkait kendala maupun perkembangan tindak lanjut
rekomendasi hasil pengawasan lainnya;
8. Pimpinan Unit Kerja Eselon I yang tidak melaksanakan tindak lanjut
atas rekomendasi hasil pengawasan lainnya dapat dikenakan sanksi.
C. Pelaporan Hasil Pemantauan
Atas pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya,
APIP wajib menyusun laporan secara periodik terkait perkembangan
tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan lainnya yang dilakukan oleh

24
Unit Kerja Eselon I mitra binaannya dilengkapi dengan penjelasan jika
terdapat kendala yang dialami serta solusi yang harus dilakukan. Laporan
tersebut kemudian disampaikan kepada Inspektur untuk selanjutnya
dapat dikomunikasikan kepada Inspektur Jenderal.


26
FORMAT LAPORAN MONTHLY AUDIT
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Inspektorat Jenderal
LAPORAN HASIL MONTHLY AUDIT
LAPORAN KEUANGAN
SEKERTARIAT/DIREKTORAT/INSPEKTORAT/BALILATFO*
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
Bulan………
Tahun………

27
Kementerian Desa, PDT
danTransmigrasi R.I
Inspektorat Jenderal
Disusun oleh/Tanggal Tim/
Direviu oleh/Tanggal Dalnis/
Disetujui oleh/Tanggal
UAPA X Kementerian Desa, PDTdanTransmigrasi R.I.
UAPPA-E1 X
UAPPA-W □ Tidak ada
UAKPA □
I. Uraian Catatan Hasil Audit
Penyelenggaraan Akuntansi
‘Penjelasan mengenai penyelenggaraan Akuntansi , tanggal E-rekon upload terakhir , dan penjelasan tambahan lainnya’
A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
‘Menjelaskan Realisasi Anggaran setiap belanja dengan pagu anggaran dan penjelasan Deviasai positif/negatif ‘
B. Neraca
Neraca yang menggambarkan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas bulan ……….. sesuai dengan e-rekon disajikan sebagai berikut:
Aset Lancar
Kas di Bendahara Pengeluaran xxxxx
Persediaan xxxxx
Jumlah Aset Lancar xxxxx
Aset Tetap
Peralatan dan Mesin xxxxx
Aset tetap lainnya xxxxx
Akumulasi Penyusutan xxxxx
Jumlah Bersih Aset Tetap xxxxx
Jumlah Aset xxxxxx
Kewajiban (Jangka Pendek)
Uang Muka KPPN xxxxx
Jumlah Kewajiban xxxxx
Ekuitas xxxxx
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas xxxxxx

28
C. Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional yang menggambarkan surplus atau defisit atas kegiatan Operasional dan Non Operasional disajikan sesuai e-rekon sebagai berikut:
Kegiatan Operasional
1) Pendapatan (PNBP) xxx
2) Beban xxx
Surplus (Defisit) Kegiatan Operasional xxxx
Kegiatan Non Operasional
1) Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx
2) Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx
Surplus (Defisit) Kegiatan Non Operasional xxxx
Surplus (Defisit) Sebelum Pos Luar Biasa xxxx
Pos-Pos Luar Biasa
xxxx
Surplus (Defisit) Laporan Operasional
xxxx
D. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas yang menggambarkan ekuitas akhir bulan …….. sebagai berikut:
Ekuitas Awal xxxx
Kenaikan/Penurunan Ekuitas
1) Surplus (Defisit) LO xxxxx
2) Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas xxxxx
3) Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi xxxxx
4) Transaksi Antar Entitas xxxxx
Kenaikan/Penurunan Ekuitas xxxx
Ekuitas Akhir xxxx
E. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
‘Penjelasan atas LRA, Neraca, LO & LPE’

29
II HASIL MONTHLY AUDIT BULAN … TAHUN …
1. Hasil Penilaian Atas Sistem Pengendalian Intern
a. Penjelasan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja dengan e-rekon
b. Penjelasan Cash Opname
c. Penjelasan Stock Opname
2. Hasil Penilaian Atas Kepatuhan Pelaksanaan Rapat dalam Kantor, Paket Meeting, Perjalanan
Dinas, dan Honor Kegiatan
‘Penjelasan apabila ada temuan kepatuhan dari kegiatan’
3. Penilaian Atas Penyerapan Anggaran
Target dan realisasi keuangan s.d bulan ……… adalah sebagai berikut
No
Uraian
Period
e
Bulan
RPD
Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja (Rp)
Total % Realisasi/
Total Pagu Pegawai Barang Modal
Pagu xxxx xxxx xxxx xxxx xxx%
(Penjelasan dari tabel)

30
4. Penilaian Atas Pengadaan Barang dan Jasa
No
Satuan Kerja/N
ama Paket
Pengadaan
Jml Paket
Nilai Pagu Paket
Nilai HPS
Tahap Tender
Jumlah Paket
Kontrak
Harga
Penawara
n
Nilai kontra
k
Tender
Selesai
Pengumuman Pasca
Kualifikasi
Penunjukan
Langsung
‘Penjelasan dari tabel’
5. Progress Tindak Lanjut Atas Temuan BPK
6. Rencana Aksi PMP-RB
7. Rencana Aksi SAKIP
8. Rencana Aksi SPIP
9. Rekomendasi
Jakarta, ...................
(ttd Pejabat)

31
EXECUTIVE SUMMARY
Inspektorat ….. telah melaksanakan Monthly Audit untuk periode Bulan …….
pada (Unit kerja)……………
1. Hasil Audit bulan …….… atas Penilaian Sistem Pengendalian Intern
Monthly Audit bulan …….…. memfokuskan penilaian ketaatan terhadap
penerapan SPI atas akun kas dan persediaan dengan hasil sebagai berikut:
No UKE I Cash
Opname
BA
Cash Opname
LPJ Bendahara
Stock Opname
Persediaan
BA Persediaan
1 Unit Kerja √ √ √ √ √
2. Hasil Audit bulan Juni 2019 atas Kepatuhan terhadap Peraturan
Perundang-undangan
Monthly Audit bulan …….. memfokuskan penilaian kepatuhan pada
realisasi belanja yang terjadi dengan hasil sebagai berikut:
3. Penilaian Atas Penyerapan Anggaran Bulan...
No
Uraian
Periode
Bulan
RPD
Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja (Rp)
Total
% Realisasi
/
Total Pagu
Pegawai Barang Modal
Pagu
1
2
3
No Realiasi Belanja Hasil Audit/Permasalahan
1 Belanja Pegawai
1.1 Tunjangan Kinerja -
1.2 Uang Makan -
1.3 Uang Lembur -
2 Belanja Barang/Persediaan/
Belanja Perjalanan Dinas -
3 Belanja Modal -

32
4. Penilaian Atas Pengadaan Barang dan Jasa
5. Rekomendasi

33
RENCANA AKSI TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN LAINNYA
(RB/SAKIP/SPIP/KAPABILITAS APIP/ZI)
TAHUN ANGGARAN 20…
(tanggal) Menyetujui,
(pejabat berwenang)
Nama
(NIP)
Format Laporan Rencana Aksi Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan Lainnya

34
LAPORAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN
LAINNYA (RB/SAKIP/SPIP/KAPABILITAS APIP/ZI)
TAHUN ANGGARAN 20…
Format Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi
Hasil Pengawasan Lainnya

35
FORMAT BERITA ACARA
KLARIFIKASI MONTHLY AUDIT
BERITA ACARA KLARIFIKASI HASIL MONTHLY AUDIT
PADA ……………….
PERIODE TAHUN ANGGARAN
Pada hari ini … , tanggal … bulan … tahun … , kami yang bertanda tangan di
bawah ini Tim Monthly Audit, sesuai dengan Surat Tugas Inspektur Jenderal
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor:… tanggal …. dan pihak
auditi (UKE I), telah melakukan kesepakatan bersama atas potensi temuan
monthly audit dengan hasil sebagai berikut:
*lembar kerja terlampir
Demikian berita acara klarifikasi atas potensi temuan monthly audit ini
dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kuasa Pengguna Anggaran
(auditi)
Nama
NIP
Mengetahui,
Inspektur
Nama
NIP
No Direktorat Nilai
Potensi
Nilai
Klarifikasi
Nilai
Verifikasi
APIP
Nilai
Kesepakatan
Paraf
PPK
Paraf
Auditor
Setuju Tidak
1 2 3 4 5 6 7 = 3 - 6 8 9
1 PPK 1
2 PPK 2

36
FORMAT BERITA ACARA SURAT
PERNYATAAN KLARIFIKASI
HASIL MONTHLY AUDIT
SURAT PERNYATAAN
KLARIFIKASI HASIL MONTHLY AUDIT
PADA INSPEKTORAT JENDERAL
PERIODE TAHUN ANGGARAN
Pada hari ini …, tanggal … bulan … tahun …, kami yang bertanda tangan di
bawah ini Perwakilan Inspektorat Jenderal dalam rangka Verifikasi atas
potensi temuan Monthly Audit pada Periode, menyatakan nominal hasil
verifikasi atas potensi temuan monthly audit periode pad telah sesuai dengan
hasil verifikasi bersama Tim sehingga mendapatkan kesepakatan hasil
sebagai berikut:
No Direktorat Nilai Potensi
Nilai Hasil
Akhir
Verifikasi
Nilai
Kesepakatan
1 2 3 4 5 = 3 – 4
1 PPK 1
2 PPK 2
*lembar kerja terlampir
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk
dipergunakan, terhadap hasil kesepakatan tersebut kami bersedia
mengembalikan ke kas negara.
Perwakilan (auditi) :
1. PPK 1
………………………………
2. PPK 2
………………………………
Jakarta,……………..
Kuasa Pengguna Anggaran
NAMA
NIP