Modul SK KLINIK 1
-
Upload
asirajagaol -
Category
Documents
-
view
1.008 -
download
11
Transcript of Modul SK KLINIK 1
MODUL
PBL KLINIKSKENARIO 1
GIZI 2008
DAFTAR PI
1. Apa tujuan dari NA
2. Nutritional assessment (ABCD) cara pengukuran, indikatornya,
3. cut off, interpretasi NA (ABCD)
4. Pengukuran status gizi balita, bumil, manula
5. Pendokumentasian hasil NA
6. Data apa yang digunakan ahli gizi untuk menentukan status gizi
7. Hasil skill lab
PEMBAHASAN PI
1. TUJUAN NA
Tujuan dari nutritional assessment adalah dalam gizi klinik maupun komunitas untuk
mengetahui hubungan antara kesehatan, asupan gizi, dan penyakit kronis, sebagai
acuan dalam memonitor dan mengembangkan status gizi individu maupun
masyarakat, mengidentifikasi resiko gizi buruk, dan memonitor intervensi gizi.
2. CARA PENGUKURAN NA (ABCD)
Metode Antropometri pada Balita, Bumil, dan Lansia
Antropometri berasal dari kata antropos (tubuh) dan metros (ukuran). Jadi
antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri adalah pengukuran ukuran
tubuh, berat, dan proporsi fisik (Lee and Nieman, 1996). Antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Jeliffe, 1989). Gangguan
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi biasanya terlihat dari pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh.
Keunggulan antropometri adalah prosedurnya sederhana, aman, dan dapat
dilakukan dalam jumlah sampel yang besar; relatif tidak membutuhkan tenaga ahli;
alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dan dibuat di daerah
setempat; metodenya tepat dan akurat; dapat mendeteksi, mengidentifikasi,
mengevaluasi status gizi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002). Kelemahan antrpometri
adalah tidak sensitif, faktor di luar gizi dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas
pengukuran antropometri, dan adanya kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran.
a. Berat BadanTujuan:
1) Untuk mengetahui status gizi dan tumbuh kembang pada balita terutama laju
pertumbuhan fisik/klinis saat ini
2) Untuk mengetahui status gizi dan status hidrasi pada bumil dan lansia
b. Alat dan Prosedur Pengukuran
Dacin atau Hanging Scale, digunakan pada balita yang belum bisa berdiri
tegak
1) Gantungkan dacin pada dahan pohon, palang rumah, atau penyangga kaki
tiga.
2) Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke
bawah kuat-kuat.
3) Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0 (nol). Batang dacin
dikaitkan dengan tali pengaman.
4) Pasanglah celana timbang, kotak timbang, atau sarung timbang yang
kosong pada dacin. Dan bandul geser harus ada pada angka 0 (nol). (jarum
menunjukkan skala nol setelah ditambah kain sarung atau keranjang)
5) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang,
atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong
plastic dan diletakkan pada ujung tangkai dacin.
6) Anak balita ditimbang, dan seimbangkan dacin.
7) Tentukan berat badan anak balita tersebut dengan membaca angka di ujung
bandul geser.
8) Catat hasil pertimbangan di atas pada secarik kertas, apabila bandul geser
terletak anatara dua garis skala timbang maka perhitungan dibulatkan ke
bawah pada skala 100 gram terdekat.
9) Geserlah bandul geser ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali
pengaman, setelah itu bayi atau anak balita dapat diturunkan.
10) Jika sudah menimbang 50 anak, maka dacin harus dicek kembali termasuk
pengecekan dengan batu timbangan 1 kg atau 100 gram.
Timbangan Injak Pegas
o Manual, digunakan apabila balita bisa diam dan berdiri tegak, bumil, dan
lansia
1) Pengukuran berat badan pada orang dewasa sebaiknya dilakukan setelah
buang air kecil dan saat perut kosong. Timbangan sebaiknya diletakkan di
tempat yang keras dan datar dan diperiksa bahwa timbangan menunjukkan
angka nol saat akan menimbang dan harus dikalibrasi apabila timbangan
berpindah ke tempat lain.
2) Responden naik keatas alat timbang dengan posisi tubuh tegak dan
pandangan lurus ke depan. Pengukuran dilakukan jika jarum penunjuk
sudah tidak bergerak lagi
3) Petugas 1 membaca hasil pengukuran dengan mata sejajar dengan jarum
dan petugas 2 mencatat hasil pengukuran dan mempersilahkan responden
turun dari alat timbang.
4) Pastikan responden tidak bergerak-gerak dan kedua tangan di samping
Apabila balita tidak bisa diam dilakukan penimbangan balita bersama ibunya
dengan timbangan digital (Gibson, 2005)
1) Mintalah kepada ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos
kaki atau asesoris yang digunakan anak maupun ibu.
2) Siapkan buku catatan untuk mencatat hasil penimbangan ibu dan
penimbangan ibu dan anak.
3) Pastikan layar penunjuk angka berada pada posisi 0,00.
4) Timbang ibu dari anak yang akan ditimbang dengan meminta ibu naik ke
alat timbang.
5) Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang, sikap tenang (jangan
bergerak-gerak) dan kepala tidak menunduk (pandangan lurus kedepan).
6) Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai angka
tidak berubah (statis).
7) Catat angka yang terakhir.
8) Minta Responden turun dari alat timbang.
9) Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.
10) Catat angka yang terakhir.
11) Berat badan anak adalah selisih antara berat badan ibu bersama anak
dikurangi berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan setelah
pengurangan berat badan ibu bersama anak dikurangi berat badan ibu.
o Digital, digunakan apabila balita bisa diam dan berdiri tegak, bumil, dan lansia
1) Aktifkan alat timbang dengan cara menekan TOMBOL sebelah kanan
(warna BIRU). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai
muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri kaca display,
berarti timbangan siap digunakan.
2) Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah
alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca .
3) Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap
tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk
(memandang lurus kedepan)
4) Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai
angka tidak berubah (STATIS)
5) Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda bulatan O
diujung kiri atas kaca display). Angka hasil penimbangan dibulatkan
menjadi satu digit misal 0,51 - 0,54 dibulatkan menjadi 0,5 dan 0,55 - 0,59
dibulatkan menjadi 0,6
6) Minta Responden turun dari alat timbang
(Pedoman Pengukuran Dan Pemeriksaan, 2007)
Disarankan dilakukan pengulangan penimbangan, bila hasil pengukuran 1 dan
2 berbeda >0,5 kg, lakukan pengukuran yang ke-3, jika perbedaannya <0,5 kg
maka dihitung rata-rata dari kedua penimbangan
c. Kelebihan
1) Mudah dalam pengukurannya
2) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang
3) Tidak memerlukan tenaga ahli
4) Relative mudah dilakukan
5) Punya ambang batas untuk membantu analisis.
d. Kekurangan
1) Kurang sensitive
2) Dipengaruhi oleh faktor di luar gizi (pasien menderita suatu penyakit, keadaan
genetic pasien)
3) Rentan terjadi kesalahan yang bisa disebabkan oleh petugas pengukur
4) Pasien yang tidak mendukung pengukuran (misal pada balita yang susah diam)
5) Kesalahan pada alat yang digunakan
6) Kesalahan ini akan mempengaruhi presisi dan akurasi dari hasil pengukuran
tersebut.
2. Tinggi Badan
a. Alat dan Prosedur Pengukuran
Microtoise atau Meteran dengan Segitiga Siku-Siku, digunakan pada balita
yang bisa berdiri tegak, bumil, dan lansia yang masih bisa berdiri tegak
1) Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di
dinding agar tegak lurus.
2) Letakan alat pengukur di lantai yang DATAR tidak jauh dari bandul tersebut
dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).
3) Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang berbandul
yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan
angka 0 (NOL). Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian
atas microtoise.
4) Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi
sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.
5) Lepaskan sepatu atau sandal
6) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris berbaris,
kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus
menempel pada dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke
depan.
7) Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas siku-siku harus
lurus menempel pada dinding.
8) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.
(Supriasa.2001:44)
Papan Panjang Badan, digunakan apabila balita belum bisa berdiri tegak
1) Pastikan length board berfungsi dengan benar
2) Responden berbaring
3) pastikan posisinya benar (titik kepala menyentuh papan, bahau menempel,
pantat menempel, betis menempel lurus,
tumit tegak lurus dengan telapak kaki,
telapak kaki menempel tegak lurus
dengan dinding)
4) Usahakan pengukuran dilakukan dengan
pengasuh dan satu orang pengukur),
pengasuh berfungsi memastikan
reponden berada pada posisi yang benar
selama pengukuran, sedangkan pengukur
membaca pada skala ukur
5) Untuk mendapatkan hasil TB dari
pengukuran PB, maka harus
dikonversikan dengan cara hasil
pengukuran PB dikurangi 5 mm
b. Kelebihan
1) Alatnya mudah digunakan
2) Tidak memerlukan ahli khusus dalam penggunaanya.
c. Kekurangan
Dengan menggunakan microtoise dengan keadaan berdiri juga dipengaruhi
oleh faktor gravitasi, faktor genetik sehingga acuan yang digunakan setiap orang
tidak bisa disamakan, dan waktu pengukuran karena pengukuran pada waktu pagi
hari tidak sama dengan sore hari.
3. Lingkar Lengan Atas
a. Tujuan
LLA mencerminkan cadangan energi, keadaan jaringan otot, dan lapisan
lemak bawah kulit, sehingga dapat mencerminkan status KEP pada balita, KEK
pada WUS (15 – 45 tahun), dan resiko BBLR pada bumil
b. Alat dan Prosedur Pengukuran Pita LLA atau Meteran
Berdasarkan Arisman, MB. (2003), pengukuran LLA dilakukan melalui urut-
urutan yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu :
1) Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang
apapun serta otot lengan tidak tegang
2) Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat atau
lengan bagian atas tidak tertutup
3) Menentukan posisi pangkal bahu (os olecranon )
4) Menentukan posisi ujung siku (os acromion) dengan cara siku dilipat dengan
telapak tangan ke arah perut
5) Mentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pita LLA / meteran dan beri tanda dengan pulpen / spidol. Bila
menggunakan pita LLA perhatikan titik nol-nya
6) Lingkarkan pita LLA sesuai tanda pulpen disekeliling lengan responden
sesuai tanda.
7) Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LLA
8) Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar
9) Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LLA
c. Kelebihan
Mudah, murah, cepat, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri,
indikator yang baik menilai KEP / KEK berat, dan dapat digunakan orang yang
buta aksara dengan memberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi
d. Kekurangan
Kesalahan pengukuran relatif lebih besar daripada tinggi badan, sensitif
hanya untuk usia prasekolah, hanya dapat mengidentifikasikan anak dengan
KEP berat, baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia, perbedaan MUAC di setiap jenis etnik
(ras) sudah tidak cukup dipelajari untuk menentukan apakah satu cut off points
dapat digunakan untuk semua jenis etnik, sulit menemukan ambang batas dan
sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2 - 5 tahun
Indeks Antropometri
Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri
merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang
dihubungkan dengan umur. Rekomendasi indikator untuk balita adalah BB/U, TB/U, BB/TB,
IMT, dan lingkar kepala. Pada bumil adalah LLA, IMT sebelum hamil, dan skinfold.
Sedangkan, pada lansia disarankan menggunakan skinfold. Penginterprestasian indeks
antropometri ditentukan oleh amabang batas. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan
dari beberapa indeks antropometri:
Tabel 1.1 Kelebihan dan Kekurangan Indeks Antropometri
Indeks Kebaikan Kelemahan
BB/U Baik untuk mengukur status gizi akut
atau kronis
Berat badan dapat berfluktuasi
Sangat sensitive terhadap perubahan-
perubahan kecil
Dapat mendeteksi kegemukan (over
weight)
Umur sering sulit ditaksir secara tepat
TB/U • Baik untuk menilai status gizi
masa lampau
• Ukuran panjang dapat dibuat
sendiri, murah, dan mudah dibawa
• Tinggi badan tidak cepat
naik, bahkan tidak mungkin turun
• Pengukuran relative sulit
dilakukan karena anak harus
berdiri tegak, sehingga diperlukan
dua orang untuk melakukannya.
• Ketepatan umur sulit didapat
BB/TB • Tidak memerlukan data umur
• Dapat membedakan proporsi
badan (gemuk, normal, dan kurus)
• Membutuhkan dua macam
alat ukur
• Pengukuran relative lebih
lama
• Membutuhkan 2 orang untuk
melakukannya
LLA/U • Indicator yang baik untuk melihat
KEP berat
• Hanya dapat
mengindetifikasikan anak dengan
• Alat ukur yang murah, sangat
ringan, dan dapat dibuat sendiri
• Alat dapat diberi kode warna
untuk menentukan tingkat keadaan
gizi sehingga dapat digunakan oleh
orang yang tidak dapat membaca dan
menulis
KEP berat
• Sulit untuk melihat
pertumbuhan anak terutama anak
usia 2-5 tahun yang perubahannya
tidak tampak nyata
(Sri Hartini, 1983)
Tabel 1.2 Istilah Umum untuk TB dan BB Berdasarkan Indeks Antropometri
Indikator
antropometri
Istilah
umum
Proses Keterangan
TB/U rendah Stunted Pendek (penambahan
TB relative terhadap
umur).
Menyatakan malnutrisi kronis
dan kesehatan yang buruk.
BB/TB rendah Wasted Kurus (penambahan
berat badan relative
terhadap umur,
kehilangan BB).
Menyatakan kehilangan BB
saat ini, tepat untuk memeriksa
efek dari jangka waktu yang
pendek. Misalnya ketersdiaan
makanan musiman, penyakit
yang umum.
BB/U rendah Underweight Menyatakan
penambahan BB
relative terhadap umur,
kehilangan BB
Menyatakan keadaan pendek
atau kurus, merefleksikan
kronis dan akut undernutrition.
BB/U tinggi
BB/TB tinggi
Overweight Menyatakan kelebihan
BB relative terhadap
umur.
Menyatakan obesitas atau
overweight.
Metode Dietary pada Bumil, Balita, dan Lansia
Dietary assessment adalah pengukuran kuantitas maupun kualitas konsumsi makanan
secara individual maupun kelompok selama satu atau beberapa hari, dimaksudkan untuk
mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat
gizi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
1. 24 Hours Recall (Metode Kuantitatif)
a. Prinsip dan Kegunaan
Prinsip dari metode 24 hours recall adalah mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. 24 hours recall bertujuan
untuk mendapatkan informasi dan mengkaji asupan makanan aktual secara teliti dari
seorang responden dalam 24 jam sebelumnya atau hari-hari terdahulu. Informasi itu
nanti juga dapat dipergunakan untuk menghitung asupan rata-rata dari suatu
kelompok. Jika dalam suatu studi dibutuhkan data tentang habitual intake dari suatu
individu, maka metode 24 hours recall secara berulang (repeated 24 hours recall)
harus digunakan.
Sehubungan dengan hal di atas, dengan kata lain ada dua jenis 24 hours
recall, yaitu, Single 24 H recalls dan repeated 24 hours recall.
1) Single 24 H recalls
Single 24 hours recall berarti recall makanan yang dikonsumsi selama 24
jam terakhir dilakukan sebanyak 1 kali. Metode ini tidak cukup bila digunakan
untuk mendiskripsikan asupan makanan dan nutrisi dari suatu individu, karena
kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Single
24 hours recall biasanya digunakan dalam studi lapangan berskala besar untuk
mendapatkan rata-rata asupan dari grup populasi.
2) Repeated 24 H recalls
Metode ini dapat digunakan untuk mengkaji asupan nutrisi yang biasa
dilakukan oleh suatu individu. Penggunaan metode ini dalam suatu sub grup
populasi ternyata mampu memperkirakan prevalensi ketidakcukupan asupan
nutrisi dalam sub grup tersebut. Data asupan nutrisi yang didapatkan dijadikan
acuan untuk membentuk dasar program penyuluhan gizi berikutnya. Jika metode
dapat dilakukan di tingkat sub sample jika tidak memungkinkan untuk
diaplikasikan pada semua responden.
Aplikasi 24 hours recalls terutama secara berulang, memerlukan hari yang
tidak berurutan. 24 hours recalls pada prinsipnya dapat diulang di beberapa waktu
dalam 1 tahun untuk memperkirakan rata-rata asupan makanan individu dalam
periode jangka panjang.. Metode ini juga dapat diaplikasikan pada anak-anak
dalam batasan umur ≥ 8 tahun dan sebagian besar orang dewasa kecuali orang-
orang dengan daya ingat yang buruk.
b. Prosedur
1) Petugas atau pewawancara menyakan kembali dan mencatat semua makanan
dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga selama
kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden mengingat apa yang
dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun,
setelah sembahyang, pulang dari sekolah atau bekerja, siang dsb.
2) Makanan kecil atau jajan juga dimakan termasuk makanan yang dimakan diluar
rumah .
3) Konsumsi multivitamin dan mineral juga dicatat.
4) Petugas melakukan konversi dari URT ke ukuran berat (gram)
5) Petugas menentukan intake rata-rata
6) Dari perolehan berat makanan yang dikonsumsi, maka dibandingkan dengan
standar
c. Kelebihan
mudah melaksanakan dan tidak membebani responden
biaya murah, tidak memerlukan perlakuan khusus
cepat, dapat digunakan pada responden buta huruf
dapat menggambarkan asupan 1 hari atau lebih
d. Kelemahan
flat slope syndrome (responden bisa menaikkan maupun menurunkan data intake
untuk menunjukkan pola makan yang lebih baik)
butuh ingatan yang kuat
jika dilakukan 1 kali kurang representative
rentan kesalahan dalam penentuan porsi
Tabel 1.3 Contoh Form Food Recall 24 Hours
Waktu
MakanNama Masakan
Bahan Makanan
JenisBanyaknya
URT gram
2. Food Frequency Questionaire (FFQ)
a. Prinsip dan Kegunaan
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi
sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu (hari, minggu,
bulan, atau tahun). Selain itu kita juga bisa mendapatkan tingkat konsumsi bahan
makanan secara kualitatif. (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002)
b. Prosedur
1) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia
pada kuestionairre mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan
terutama bahan makanan yang merupakan sumber zat gizi tertentu selama
periode tertentu pula.
c. Kelebihan
relatif murah dan sederhana,
dapat dilakukan sendiri oleh responden,
tidak membutuhkan latihan khusus, dan
dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan
makan
d. Kekurangan
tidak dapat menghitung intake zat gizi sehari,
sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data,
cukup menjemukan bagi pewawancara, dan
responden harus jujur
Tabel 1.4 Contoh Formulir Metode Frekuensi Makanan
No Responden: ...
Nama Bahan Makanan Frekuensi Konsumsi Keterangan
>1x/hr 1x/hr 4-6x/mgg 1-3x/mgg 1x/bl 1x/th
1. Makanan Pokok
a.
b.
c.
2. Lauk Hewani
a. Telur
b. Daging sapi
c. Dan sebagainya
3. Lauk Nabati
a. Tempe
b. Tahu
c. Dan sebagainya
4. Sayur-Sayuran
a.
b.
c.
5. Buah-Buahan
a.
b.
c.
6. Lain-Lain
a.
b.
c.
Metode Biokimia
SEL DARAH MERAH
Sel darah merah dideskripsikan secara klinis berdasarkan atas ukurannya dan
kandungan hemoglobin yang terdapat didalam sel. Akhiran cystic mencerminkan ukuran
sedangkan akhiran chromic mencerminkan konsentrasi hemoglobin di dalam sel. Mean
Corpuscular Volume (MCV) adalah volume dari 1 sel darah merah yang dinyatakan dengan
satuan kubik mikron. MCV adalah index yang paling sering digunakan untuk
mengidentifikasi apakah ukuran sel normal, kecil, atau besar dan secara klinis digunakan
untuk mengklasifikasikan jenis anemia.
a. Normocytic : ukuran sel normal (MCV : 77 – 85 fl / red cell)
b. Microcytic : ukuran sel terlalu kecil (MCV : < 77 fl / red cell)
c. Macrocytic : ukuran sel terlalu besar (MCV : > 85 fl / red cell)
d. Hypocromic sel dengan densitas atau konsentrasi hemoglobin rendah (warna sel pucat)
e. Normocromic : sel dengan densitas hemoglobin normal
f. Hypercromik : sel dengan densitas hemoglobin tinggi
ANEMIA
Anemia adalah suatu kondisi berkurangnya jumlah sel darah merah yang tersirkulasi ,
abnormalitas dari kadar hemoglobin di dalam sel darah merah, atau keduanya. Anemia disebabkan
oleh adanya gangguan produksi sel darah merah atau kenaikan hilangnya sel darah merah melalui
pendarahan kronik. Semua anemia menyebabkan berkurangnya nilai hematokrit dan hemoglobin,
tetapi bervariasi untuk nilai MCV, MCHC, dan RDW.
Table 12-1. Common Anemias
Common type of Anemia Causes Laboratory Findings
Normocytic Acute hemorrhage ↓ Hct
Sickle cell anemia ↓Hemoglobin
Malaria No change MCV
Aplastic anemia No change MCHC
Thalassemia Normal iron
Anemia of chronic disease Normal ferritin
Microcytic Iron-deficiency ↓ Hct
Slow chronic hemorrhage ↓ Hemoglobin
Anemia of pregnancy ↓ Iron status (except sideroblastic)
↓ferritin
↓ MCV
↓ or no change MCHC
Megaloblastic anemia Folic acid deficiency ↓Hct
Vitamin B deficiency ↓Hemoglobin
↓ MCV
Normal MCHC
(Corwin , Elisabeth J. 2008 Handbook of Pathofisiologi Third Edition)
3. CUT OFF DAN INTERPRETASI NA
Pembahasan :
3. cut off dan interpretasi
Antropometri :
a. Pada orang dewasa
a) Anthropometry
IMT untuk Orang Dewasa
Tabel IMT untuk Orang Asia
Kategori IMT
Underweight < 18,5
Normal range 18,5-22,9
Overweight at risk 23-24,9
Obese 1 25-29,9
Obese 2 ≥ 30
(Sumber: Anurad ,Erdembileg et al.2003)
b) Biokimia
Nilai Cut off Biokimia Dewasa
Data
Laboratorium
Nilai Normal
Laki-laki Perempuan
RBC 4,6-6,2 x 10 6 µL 4,2-5,4 x 106 µL
Hb 13,5-18 g/dL 12-16 g/dL
HCT 40-54% 38-47%
MCV 80-98 fL 81-99 fL
MCH 26-32 pg 26-32 pg
MCHC 32-36% 32-36%
2 jam PP < 200 mg/dL
Ureum 10 -50 mg/dL
Kreatinin 0,7 – 1,5 mg/dL
Trigliserida 120 -190 mg/dL
Chol HDL > 40 mg/dL
SGOT 11 – 41 U/l
SGPT 10 -41 U/l
Alk phospat 15 – 69 U/L
Bilirubin tot 0,3 – 1,1 mg/dL
Bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dL
Na 135 – 148 mEq/L
K 3,5 – 5,3 mEq/L
Cl 98 – 106 mEq/L
(Sumber: Sacher, Ronald A et al, 2004)
c) Klinik
Cut Off Data Fisik Klinis Dewasa (Pocket ADA, 2009)
Data Fisik Klinis Nilai Normal
Tekanan Darah <130/85 mm Hg
Nadi 60-100 x/min
Suhu Tubuh 35,8o – 37,3o C
b. Pada Balita
a) Anthropometry
Metode Analisa data pada pengukuran status gizi Balita dapat dilakukan
menggunakan Age-Spesific Growth Chart berdasarkan CDC (Centers for Disease
Control and Prevention)
Age Chart
0-36 bulan
W/A
Lenght for age
W/L
Head Circumference for age
2-5 tahun Weight for stature (optional)
2-20 tahun
W/A
Stature for Age
BMI for age
(ADA Pocket Guide to pediatric nutrition assessment, 16.2008)
Cut off poin penilaian status gizi pada balita:
Berdasarkan z-score
NCHS (National Centre for Health Statistics, USA),
dengan klasifikasi seperti di bawah ini (z-score)
100Indek Status Gizi Keterangan
BB/U
Gizi Lebih
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
≥ 2 SD
-2 sampai + 2 SD
< >
< -3 SD
TB/UNormal
Pendek (Stunted)
-2 sampai + 2 SD
< -2 SD
BB/TB Gemuk
Normal
Kurus (Wasted)
≥ 2 SD
-2 sampai +2 SD
< -2 sampai –3 SD
Sangat kurus < -3 SD
berdasarkan persen median
Berdasarkan W/A
Baik > 80%,
Sedang 71-80%
Kurang 61-70%
Buruk <60%
Berdasarkan W/H
Baik > 90%,
Sedang 81-90%
Kurang 71-80%
Buruk <70%
Berdasarkan H/A
berdasarkan SD dan perhitungannya
SD disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk
meneliti dan untuk memantau pertumbuhan:
1 SD unit (1 Z-skor) ± sama dengan 11% dari median BB/U
1 SD unit (1 Z-skor) kira-kira 10% dari median BB/TB
1 SD unit (1 Z-skor) kira-kira 5% dari median TB/U
Baik > 90%,
Sedang 81-90%
Kurang 71-80%
Buruk <70%
Rumus perhitungan Z-skor:
Z-skor = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan
Nilai Simpang Baku Rujukan
Contoh: Seorang anak berusia 2 tahun 7 bulan diketahui: Nilai observer value
W/H adalah 11,7 dan H/A adalah 80,5.
HA = (80,5 - 91,4) / 3,57 = -3
WA = (11,7 – 12,9) / 1 = -1,2
WH = (11,7 – 10,3) / 1 = 1,4
Dapat diketahui bahwa H/A diperoleh hasil -3 berarti anak tersebut sangat
kurus, W/A diperoleh hasil -1,2 berarti anak tersebut normal, dan W/H 1,4
berarti anak tersebut juga normal. Dapat disimpulkan bahwa anak tersebut
tergolong severe underweigt
Tabel 1.4 Hubungan Antara Klasifikasi ’Rendah’, ’Normal’, dan ’Tinggi’ Untuk Indeks
BB/TB, TB/U, Dan BB/U Berdasarkan SD dari NCHS Reference Data
(WHO,1983) (Gibson, 2005)
Keterangan :
No. Combination of Indices Nutritional Status
16
17
14
Low wt/ht
+ low wt/age + normal ht/age
+ low wt/age + high ht/age
+ normal wt/age + high ht/age
Currently underfed
Currently underfed
Currently underfed
11
9
7
Normal wt/ht
+ low wt/age + low ht/age
+ normal wt/age + normal
ht/age
+ high wt/age + high ht/age
Short, normally nourished
Normal
Tall, normally nourished
1
2
4
High wt/ht
+ normal wt/age + low ht/age
+ high wt/age + low ht/age
+ high wt/age + normal ht/age
Currently overfed, short
Obese
Overfed, not necessarily
obese
b) Biokimia
Nilai Cut Off Biokimia Balita
Data laboratorium Nilai normal
WBC 5-10 ribu/ml
LY 20-40%
RBC 4,5-5,5 juta/ml
Hb 13-16 g/dl (lk)
12-14 g/dl (pr)
HCT 40-48%
MCV Umumnya lebih tinggi dari orang
dewasa
MCH
MCHC Umumnya lebih tinggi dari orang
dewasa
(Sumber: Sunita Almatsier, 2006 dan www.dalesnursingplace.net)
c) Klinik
Cut Off Data Fisik Klinis Anak 1-3 Tahun (Nelson Textbook of Pediatric, 2007)
Data Fisik Klinis Nilai Normal
Tekanan DarahSistolic: 90-105 mm Hg ;
Diastolic: 55-70 mm Hg
Nadi 60-100 x/min
Suhu Tubuh 35,8o – 37,3o C
Cut off dietary
Tabel Cut Off Dietary Assessment
Kategori Prosentase
Baik ≥ 100% AKG
Sedang 80 – 99 % AKG
Kurang 70 – 80 % AKG
Deficit < 70% AKG
(Sumber: Penilaian Status Gizi, 2001)
4. PENGUKURAN STATUS GIZI BALITA, BUMIL, LANSIA
Balita, bumil, dan lansia, bisa dikenakan ABCD. Untuk bumil tetap menggunakan cara biasa.
Untuk BB bisa memasukkan rumus, sehingga harus diketahui BB sebelum dan penambahan
BB, dan BB total selama 9 bln.
Untuk anak-anak, TB tidak memakai panjang badan karena bisa berdiri. Namun tetap harus
mengingat 5 titik yang harus menempel pada saat pengukuran TB, dan pandangan lurus ke
depan. Status gizi menggunakan BMI/age atau Z-score.
A. BALITA
Baku rujukan untuk Nutritional Assessment pada balita menggunakan WHO-antro dan CHC,
PB/U, BMI for age. Untuk pengukuran BB menggunakan dacin atau timbangan digital.
Dengan dacin, kita menggunakan kantong, jika dengan timbangan digital maka bayi bisa
ditimbang dengan ibu. Berat bayi yaitu berat total dengan anak dikurang BB ibu. Kalau PB,
bisa memakai mikrotoa, kalau tidak memungkinkan, pengukuran bisa menggunakan papan
yang disebut dengan recumbent length. PB ada konversi : TB + 0,5 karena ada gravitasi
sehingga TB lebih pendek dari PB. (Sumber : “Principles of Nutritional Assessment ”,
Rosalind S. Gibson).
Status Gizi Range
gizi normal +2SD – (-2SD)
moderete lebih (+2sd- (+3SD)
moderete kurang -2sd – (-3SD)
, severe lebih +3SD
severe kurang - 3SD
secara keseluruhan status gizi buruk
- antropometri = stunting – gizi buruk
- biokimia= anemia microcytic – tanda DHF adalah pendarahan
- dietary= asupan kurang- karena gejala DHF salah
satunya adalah mual muntah
B. BUMIL
: IMT sebelum hamil diperlukan untuk menentukan penambahan berat badan
berdasarkan trimester.
Status Gizi TM 2 dan 3 (kg/mg)
Underweight <19,8 0,5
Normal 19,8-26 0,4
Overweight >26-29 0,3
Obese >29 Disesuaikan dg kondisi pasien
(Sumber : “Panduan Studi Kasus Nutirtion in Life Cycle”)
total penambahan berat badan selama kehamilan yaitu BMI underweight 12,5-
18, BMI normal 11,5-16, BMI overweight 7-11,5, dan BMI obese 6,8.
Koreksi untuk penambahan berat badan trimester 2 dan 3 BMI underweight
sebesar 0,49kg/minggu, BMI normal mengalami penambahan sebesar
0,44kg/minggu, untuk BMI overweight sebesar 0,3 kg/minggu, dan untuk BMI
obese penambahan disesuaikan dengan keadaan pasien. (Sumber : “Food
Nutrition and Diet Therapy 11th edition”, Krausse)
dari data biokimia yaitu Hb, maka status gizi ibu normal. Sedangkan dari data
klinis, tidak ada permasalahan sehingga status gizinya normal.
BB tidak bisa digunakan untuk mengetahui status gizi bumil karena ada janin
dan perubahan komposisi tubuh yaitu terjadi penambahan air
Tujuan dietary history, ada 4:
- untuk mengukur rata-rata pemenuhan intake suatu grup →24 H recall
- untuk mengukur proporsi populasi yang terkena resiko
- mengetahui ranking intake makanan suatu subjek→ multiple replicated 24 H recall,
dietary history, dietary record
- untuk mengetahui kebiasaan makan → dietary history, semi kuantitatif FFQ
LANSIA
IMT normal. Selain digunakan knee height, pengukuran tinggi badan bisa
menggunakan armspan. Rumus yang digunakan
TB = 0,73 x (2 x ½ PRT) + 0,43
(sumber : Gizi dalam Daur Kehidupan. 2004
: TB (lk) = TL 64,19 – (0,4usia) + 2,02TL
: TB (pr) = 84,88 + 1,83 TL – 0,24U
(sumber : “Perhitungan Kebutuhan Gizi Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang”. 2009)
: Pengukuran tinggi lutut untuk RAS kaukasian
Laki-laki = (2,8 x TL) + 59,01
Perempuan = (1,9 x TL) – (0,17 x U) + 75
(Sumber : “Principles of Nutritional Assessment 2nd edition, Rosalind S.
Gibson)
Hasil data lab,RBC, Hb, HCT, dan MCV turun menunjukkan pasien mengalami anemia
mikrositosis. Untuk gula darah 2 jam PP yang tinggi menunjukkan pasien menderita DM
tipe 2. Alkali phosphat yang mengalami peningkatan tapi kurang dari 3kali peningkatan
menunjukkan kemungkinan adanya kerusakan hati. (Sumber : “Mengenal Penyakit
Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium”, AY. Sutedjo, SKM)
Prosedur Pengukuran:
Balita: Dacin, timbangan, panjang Badan
Bumil: Timbangan, Mikrotose
Lansia : Panjang lutut, Timbangan,
5. PENDOKUMENTASIAN NA
Pendokumentasian dapat menggunakan tabel PONR atau ADIME. Pada tabel
tersebut terdapat catatan data dasar, PES, intervensi, monev. Fungsi utamanya
adalah memberikan informasi kepada pasien. Yang perlu didokumentasikan adalah
identitas pasien, hasil dari nutritional assessment meliputi data antropometri,
laboratorium, klinis, dan asupan makan, serta asuhan gizi yang diberikan kepada
pasien
Prinsip Pendokumentasian
Berdasarkan health information portability and accountability act (HIPAA),
pendokumentasian :
1) Dokumentasi kesehatan adalag dokumen legal yang permanen, maka
pengisiannya harus dengan bolpoin warna hitam.
2) Dokumentasi harus lengkap, jelas, akurat, objektif.
3) Isian dokumen meliputi tanggal, hari, keterangan tetap pasien. Tiap halaman
harus diberi nama pasien dan nomor RS.
4) Isian dokumen harus urut dan konsisten.
5) Tiap awal kalimat diawali huruf besar, kalimat tidak perlu panjang.
6) Akronim atau singkatan yang menimbulkan banyak penafsiran sebaiknya
dihindari.
7) Pendapat pribadi dan komentar yang meragukan keprofesionalan health care
team lain tidak dimasukkan.
8) Dokumentasi harus selesai di saat atau waktu prosedur pelayanan kesehatan
dilakukan.
9) Semua isian harus ditandatangani.
10) Hanya dilakukan oleh satu orang. Orang lain tidak boleh menambahkan.
11) Data isian yang terlambat harus diberi hari dan tanggal data dimasukkan.
Contoh tabel pendokumentasian :
Assessment Diagnosa Gizi Intervensi Monev
Data Dasar Sintesa Data P E S
[ sumber : krause, chapter 21, the NCP ]
a. Contoh Pendokumentasian Data Hasil Nutritional Assessment pada Bumil
TABEL PONR
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 28 tahun
Diagnosa : -
Assessment Diagnosa Intervensi Monev
Data Dasar Data SintesaTerapi
Diet
Terapi
Edukasi
A. Antropometri
B. Biokimia
1. Hb : 12,9 g/dl
2. MCV : 75,6 fl
3. MCH : 25,5 pg
4. MCHC: 33,7 g/dl
5. WBC : 7,0103 /UL
C. Klinik
1. Kesadaran : Composmentis
A. Antropometri
B. Biokimia
1. Hb : N
2. MCV : ↓
3. MCH : ↓
4. MCHC: N
5. WBC : N
C. Klinik
1. Kesadaran : N
2. Tensi : 120/80 mmHg
3. Nadi : 78x/menit
4. Suhu : 36,6 oC
D. Dietary
1. Recall 3x24 terlampir
2. Kebiasaan makan
Pasien tidak memiliki alergi.
Selama hamil pasien tidak
mengalami morning
sickness. Makanan yang
sering dikonsumsi baik
sebelum maupun selama
hamil adalah nasi (3x/hari),
tempe dan tahu (2x/hari),
ayam (3x/minggu), ikan
(2x/minggu), daging
(3x/bulan), bayam
(3x/minggu), wortel, buncis,
kentang (2x/minggu), labu
siam (2x/minggu), pepaya
(setiap hari), jeruk
(4x/minggu), susu ibu hamil
(setiap hari).
2. Tensi : N
3. Nadi : N
4. Suhu : N
D. Dietary
1. Recall 3x24
Hasil perhitungan
melalui nutrisurvey rata-
rata 3 hari :
a. Energi = 1266,4 kkal
b. Protein = 57 gram
(18%)
c. Lemak = 59 gram
(48%)
d. Karbohidrat = 134,7
gram
(42%)
e. Fiber = 11,9 gram
b. Contoh Pendokumentasian Data Hasil Nutritional Assessment pada Balita
Nama : An.F Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : L/P Diagnosa : DHF
TB/BB : 120 cm / 6 kg
Assassment Diagnosa Intervensi Monev
Data Dasar Data Sintesa Terapi
diet
Terapi
edukasi
Diagnosa :DHF
Skrining gizi :
Pemeriksaan
antropometri
TB = 120 cm
BB = 6 kg
BBI = 14 kg
Pemerikasaan
Biokimia
WBC
3,8.103/ul
LY 2,3. 103/ul
RBC 4,98.
106/ul
Hb 12,6 g/dl
HCT 36,2%
MCV 72,6 fl
MCH 25,3 pg
MCHC 34,8
g/dl
Pemeriksaan
fisi klinis
- Keadaan
umum :
cukup,
nyeri perut
(-),
makan /
minum (+)
- Kesadaran
:
composme
ntis
- Tensi :
90/60
mmHg
antropometri
Berdasarkan
perhitungan WHO
antro 2005
didapatkan :
H/A = 6.55
(normal)
W/A = - 6.02 (gizi
buruk)
BMI/ A = - 11.3
(sangat kurus)
Bila dibandingkan
dengan
pertumbuhan
normal sesuai
umur, proporsi BB
dengan TB tidak
normal. An.F
sangat kurus, ini
menunjukkan
bahwa Anak F.
Mengalami
kekurangan gizi
akut. Hal ini
dimungkinkan
karena terkena
penyakit DHF
Biokimia
WBC 3,8.103/ul
(↓)
- Nadi : 72x/
menit
- Suhu :
35,5oC
Riwayat gizi
sekarang
- Pasien
tidak
memiliki
alergi
- Makanan
yang
sering
dikonsumsi
: nasi
3x/hr,
tempe dan
tahu
(2x/mgg),
ayam
(3x/mgg),
ikan
(2x/mgg),
daging
(3x/bln),
bayam
(3x/mgg),
wortel,
buncis,
kentang
(2x/mgg),
labu siam
(2x/mgg),
pisang
LY 2,3. 103/ul (↑)
RBC 4,98. 106/ul
(N)
Hb 12,6 g/dl (N)
HCT 36,2% (N)
MCV 72,6 fl (↓)
MCH 25,3 pg (↓)
MCHC 34,8 g/dl
(N)
Dari hasil
pemeriksaan
biokimia
disimpulkan
bahwa An F
menderita
anemia, ditandai
dengan MCV dan
MCH rendah dan
MCHC normal.
An F menderita
anemia mikrositik
hal ini
disebabkan
karena adanya
pendarahan
akibat penyakit
DHF.
DBW = (U x 2) +8
= 3 x 2 + 8
= 14 kg
Kebutuhan energi
= 100 x 14
(2x/mgg)
= 1400 K
Berdasarkan hasil
recall dapat
diketahui bahwa :
Intake
energi
=779 K
Intake
protein =
49.8 g
Intake
lemak =
38.5 g
Intake KH
= 61.56 g
Pe pemenuhan
energi An. F
adalah
774 /1400 x 100%
= 55.6 %
Rendahnya
pemenuhan energi
An.F kemungkinan
disebabkan olek
penyakit DHF yang
dideritanya dimana
salah satu gejala
DHF adalah
adanya mual
muntah dan
anorexia, keadaan
ini dapat
mempengaruhi
intakenya.
6. DATA YANG DIGUNAKAN TUK MENENTUKAN STATUS GIZI
a) Antropometri, Biokimia, Data Fisik/Klinis, Dietary Assessment, Tinggi Badan
Panjang Badan, Tinggi lutut, Panjang rentang tangan, Biceps dan Triceps Skinfold, Risio
Lingkar Pinggang Panggul (WHR), Subscapular dan Suprailiac Skinfold, Mid-Upper Arm
Circumference (MUAC),
b) Biokimia
c.) Klinik
d.) Dietary
Balita:
TB
BB
Lingkar kepala
lingkar dada
A) Dietary
B) 24 jam Recall
C) FFQ ( food frequency)
BUmil:
TB dan BB
LiLa
Lansia:
24 jam Recall
FFQ ( food frequency)
TB dan BB. Akan tetapi, jika manula mengalami keadaan khusus (tidak bisa berdiri karena
lumpuh atau penyakit penyertanya) bisa menggunkan panjang lutut atau panjang rentang
tangan.
a) Diet (pola makannya)
b) Berat Badan dan Tinggi Badan
c) Lingkar Perut dan Lingkar lengan
d) Indeks Massa Tubuh (IMT)
7. SKILL LAB
A. Form 24H RECALL
SKILL LAB KELOMPOK A
1) Form 24H-recall
RIWAYAT GIZI 24 JAM
Nama :RenyNo.Reg : 001
GenderL / P
Umur 24 th
Tinggi Badan169,4 cm
BB 59,9 kg
BB Ideal62,46 kg
IMT20,87
Daerah AsalMalang
AgamaIslam
PendidikanTK SD SMP SMA PT
PekerjaanMahasiswa
Aktivitassedang
Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :
KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :
UdangKeterangan lain :
Apakah yang anda makan dalam 24 jam terakhir?
Waktu & Menu Bahan MakananJumlah
Berat (g) URT
Pagi
Nasi putih nasi putih 100 ¾ glsikan kembung goreng ikan kembung goreng 100 2 ptg
Oseng-oseng tempe kacang panjang
tempe kedele murni 25 ½ ptg sdgkacang panjang mentah 52 ½ gls
Buah apel 150 1 buah
Selingan
Kue basah lemper 100 1 bh
Siang
Nasi nasi putih 100 ¾ glsAyam goreng daging ayam goreng 50 1 ptg sdg
Sayur asemkacang panjang mentah 25 ¼ glstoge kacang kedele mentah 25 ¼ glskrai / mentimun 25 ¼ gls
jus tomatjeruk manis 110 1 bhgula pasir 13 1 sdm
Selingan
Bubur kacang hijau bubur kacang hijau 200 1 mangkok sdg
RIWAYAT GIZI 24 JAM
Nama :RenyNo.Reg : 001
GenderL / P
Umur 24 th
Tinggi Badan169,4 cm
BB 59,9 kg
BB Ideal62,46 kg
IMT20,87
Daerah AsalMalang
AgamaIslam
PendidikanTK SD SMP SMA PT
PekerjaanMahasiswa
Aktivitassedang
Dokter yang mengirim : Diagnosa :Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :
KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :
udangKeterangan lain :
Waktu & Menu Bahan MakananJumlah
Berat (g) URT
Malam
Steak ayam daging ayam 100 2 ptg sdgkentang 50 ½ ptg
LAMPIRAN
buncis mentah
25¼ gls
Buah jeruk manis 100 1 bh sdg
Selingan
Susu Susu skim 200 1 gls
Dicatat Oleh : Indah A. Tanggal : 25 Agustus 2010
Perhitungan energi berdasarkan 24H-recall :
E = 2274 Kal
P = 150,1 g
L =59,2 g
KH = 290,7 g
Perhitungan Energi berdasarkan kebutuhan:
BMR= 655 + (9,6 x BB)+ (1,7xTB)-(4,7xU)
= 655 + (9,6x 59,9)+ (1,7x169,4)-(4,7x 24)
=655 + 575,04 + 287,98 – 112,8
=1405
TEE = 1405 x 1,2 x 1,3
= 2375 K
P = 15% x 2375 K
= 356 K
= 89 g
L = 20% x 2375 K
= 475 K
= 52,7 g
KH = 65% x 2375 K
= 1543 K
= 385,9 g
Persentase antara recall dengan kebutuhan:
recall kebutuhan persentase
Protein 150,1 89 150,1/89 x 100% = 168,6%
Lemak 52,7 59,2 52,7/59,2 x 100% = 89%
Karbohidrat 385,9 290,7 385,9/290,7 x 100% = 132%
LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN
Apabila dibandingkan antara hasil recall dengan Perhitungan Energi berdasarkan kebutuhan, didapat total asupan energi sebesar 95,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat asupan pasien setara dengan kebutuhannya. Namun untuk tingkat pemenuhan protein dan karbohidratnya berlebih.
2) Form Qualitative FFQ
Form Qualitative FFQ
Nama :RenyNo.Reg : 001
GenderL / P
Umur 24 th
Tinggi Badan169,4 cm
BB 59,9 kg
BB Ideal62,46 kg
IMT20,87
Daerah AsalMalang
AgamaIslam
PendidikanTK SD SMP SMA PT
PekerjaanMahasiswa
Aktivitassedang
Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :
KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :
UdangKeterangan lain :
*Keterangan Pengisian :
A = Tidak pernah/ kurang dari sekali dalam sebulan E = 5-6 kali seminggu
B = 1-3 kali sebulan F = sekali sehari
C = 1 kali seminggu G = 2-3 kali sehari
D = 2-4 kali seminggu
LAMPIRAN
No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*
A B C D E F G
1 Kelompok makanan Serealia dan Umbi
1.1 Beras giling v
1.2 Ubi jalar v
1.3 Jagung v
1.4 Kentang v
1.5 Singkong v
1.6 Mie instan v
1.7 Bihun v
1.8 ......................
2 Kelompok makanan Pangan Hewani
2.1 Daging sapi v
2.2 Ikan v v
2.3 Daging Ayam v
Form Qualitative FFQ
Nama :RenyNo.Reg : 001
GenderL / P
Umur 24 th
Tinggi Badan169,4 cm
BB 59,9 kg
BB Ideal62,46 kg
IMT20,87
Daerah AsalMalang
AgamaIslam
PendidikanTK SD SMP SMA PT
PekerjaanMahasiswa
Aktivitassedang
Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :
KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :
UdangKeterangan lain :
No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*
A B C D E F G H I
Kelompok makanan Pangan Hewani
2.4 Hati Sapi v
LAMPIRAN
2.5 Telur Ayam v
2.6 Telur Ayam Negeri v
2.7 Ikan Asin v
2.8 Ikan Teri v
2.9 Udang v
2.10 Bakso Daging v
2.11 ......................
3 Kelompok makanan Pangan Nabati
3.1 Tempe v
3.2 Tahu v
3.3 Kacang Hijau v
3.4 Kacang Kedelai v
3.5 Kacang Merah v
3.6 Kacang Tanah terkupas v
3.7 ......................
Form Qualitative FFQ
Nama :RenyNo.Reg : 001
GenderL / P
Umur 24 th
Tinggi Badan169,4 cm
BB 59,9 kg
BB Ideal62,46 kg
IMT20,87
Daerah AsalMalang
AgamaIslam
PendidikanTK SD SMP SMA PT
PekerjaanMahasiswa
Aktivitassedang
Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :
KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :
UdangKeterangan lain :
No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*
A B C D E F G H I
4 Kelompok makanan Sayuran
4.1 Bayam v
4.2 Daun Singkong v
4.3 Kangkung v
LAMPIRAN
4.4 Ketimun v
4.5 Kol v
4.6 Sawi v
4.7 Selada v
4.8 Taoge v
4.9 Terong v
4.10 Kecipir v
4.11 Kacang panjang v
4.12 Kacang kapri v
4.13 Wortel v
4.14 Buncis v
4.15 ......................
5 Kelompok Makan Buah-buahan
5.1 Mangga v
5.2 Apel v
Form Qualitative FFQ
Nama :RenyNo.Reg : 001
GenderL / P
Umur 24 th
Tinggi Badan169,4 cm
BB 59,9 kg
BB Ideal62,46 kg
IMT20,87
Daerah AsalMalang
AgamaIslam
PendidikanTK SD SMP SMA PT
PekerjaanMahasiswa
Aktivitassedang
Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :
KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :
UdangKeterangan lain :
No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*
A B C D E F G H I
Kelompok Makan Buah-buahan
5.3 Avokad v
5.4 Anggur v
5.5 Belimbing v
LAMPIRAN
5.6 Jambu biji v
5.7 Durian v
5.8 Jeruk manis v
5.9 Nanas v
5.10 Nangka v
5.11 Pepaya v
5.12 Melon v
5.13 Pisang v
5.14 Rambutan v
5.15 Salak v
5.16 Kelengkeng v
5.17 Semangka v
5.18 ........................
6 Kelompok Makan Lemak dan Minyak
6.1 Minyak goreng v
Form Qualitative FFQ
Nama :RenyNo.Reg : 001
GenderL / P
Umur 24 th
Tinggi Badan169,4 cm
BB 59,9 kg
BB Ideal62,46 kg
IMT20,87
Daerah AsalMalang
AgamaIslam
PendidikanTK SD SMP SMA PT
PekerjaanMahasiswa
Aktivitassedang
Dokter yang mengirim : Diagnosa : Diet :Hasil Lab Penting : Pengobatan :
KETERANGAN TENTANG MAKANANDiet sebelumnya : Alergi terhadap makanan/pantangan/suka/tidak suka :
UdangKeterangan lain :
No. Jenis panganJumlah yang dikonsumsi sepanjang tahun kemarin*
A B C D E F G H I
Kelompok Makan Lemak dan Minyak
6.2 Margarin v
6.3 Minyak ikan v
6.4 Santan v
6.5 Kulit ayam v
LAMPIRAN
6.6 Kuning telur v
6.7 Bebek v
6.8 Sosis v
6.9 ......................
6.10 ......................
7 Kelompok Makan Gula, Sirup dan Susu
7.1 Gula v
7.2 Sirup v
7.3 Madu v
7.4 Susu skim v
7.5 Susu sapi v
7.6 Susu kental tak manis v
7.7 Susu kedelai v
7.8 Yoghurt v
Interpretasi hasil FFQ mengenai keiasaan makan :
Pasien makan 3x sehari dengan selalu menggunakan nasi. Lauk hewani yang paling sering
digunakan adalah daging ayam (sekali sehari), lalu telur dan ikan (2 – 4x/minggu). Konsumsi
tempe ataupun tahu adalah 5 – 6x/minggu, sementara untuk kacang – kacangan sangat
jarang dikonsumsi (<1x/bulan). Pasien sering mengkonsumsi sayuran bayam, kangkung,
wortel dan kacang panjang sebanyak 2 – 4x/minggu. Untuk buah, paling sering dimakan
yaitu jeruk, pisang dan pepaya (1x/minggu). Untuk konsumsi susu, pasien selalu
meminumnya 1x/hari. Kebiasaan makan pasien yaitu sering mengkonsumsi makanan yang
digoreng maupun yang terdapat campuran margarin di dalamnya. Namun tidak ada
pantangan khusus maupun alergi yang diderita.
LAMPIRAN
Nama : Nn. Reny Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : L / P Diagnosa : -
Assessment
DiagnosaIntervensi Monev
Data Dasar Data Sintesa Terapi diet
Terapi edukasi
1. Data Antropometri
TB = 169,4 cm
BB = 59,9 kg
LILA = 25,6 cm
2. Data Dietary
Berdasarkan 24h recall:
recallEnergi 2274 KalProtein 150,1 gLemak 52,7 gKarbohidrat 385,9 g
Hasil FFQ :
Kebiasaan makan:
Pasien makan 3x sehari dengan
menggunakan nasi. Lauk daging
ayam (sekali sehari), lalu telur dan
ikan(2 – 4x/minggu). Konsumsi
tempe ataupun tahu adalah 5 –
IMT = 59,9/(1,69)2
= 20,87 menunjukkan status gizi normal
Persentase antara recall dengan kebutuhan:
recall
keb persentase
P 150,1
89150,1/89 x 100% = 168,6%
L 52,7 59,252,7/59,2 x 100% = 89%
Kh 385,9
290,7385,9/290,7 x 100% = 132%
Apabila dibandingkan antara hasil recall dengan Perhitungan Energi berdasarkan kebutuhan, didapat total asupan energi sebesar 95,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat asupan pasien setara dengan kebutuhannya. Namun untuk tingkat pemenuhan protein dan karbohidratnya berlebih.
TABEL PONR LAMPIRAN
6x/minggu. sayuran sering
dikonsumsi bayam, kangkung, wortel
dan kacang panjang . buah, paling
sering dimakan yaitu jeruk, pisang
dan pepaya (1x/minggu). Untuk
konsumsi susu, pasien selalu
meminumnya 1x/hari. tidak ada
pantangan khusus maupun alergi
yang diderita. LAMPIRAN
SKILL LAB KELOMPOK B
Pasien 1
Nama: Nn. wara
Umur: 20 tahun
Alamat: Jalan melati 12
Diagnose:
TB/BB: 157 cm/51 kg
Interpretasi Recall Sdr. Wara
Hari 1 Hari 2 Jumlah Rata2
Energi 1293.6 1389.5 2683,1 1341,55
Protein 79.1 48 127,1 63,55
Bila dibandingkan dengan AKG:
E: 1900
P: 50
Energi : 1341,55: 1900 x 100% = 70,61 % AKG deficit energi
Protein : 63,55: 50 x 100% = 127,1 % AKG protein baik
Interpretasi Perhitungan FFQ
Energy = konsumsi energy sehari/kecukupanx100%
=1176.7/2200x100%
= 53.5 %AKG
Protein = 52,8/55x100%
= 96%AKG
Pasien 2
Nama: Ny. Sandra
Umur: 30 tahun
Alamat: Jl. Bululawang No. 117
Diagnose:
TB/BB: 160 cm/48 kg
Interpretasi Recall Ny. Sandra
Hari 1 Hari 2 Jumlah Rata2
Energi 1582,5 1775,3 3357,8 1678,9
Protein 60,2 72,6 132,8 66,4
Bila dibandingkan dengan AKG:
E: 1900
P: 50
Energi : 1678,9: 1900 x 100% = 88,4 % AKG energi sedang
Protein : 66,4: 50 x 100% = 132,8 % AKG protein baik
Interpretasi Perhitungan FFQ
Energi = ( konsumsi sehari/kebutuhan ) x 100 %
= ( 2816,8/1900) x 100%
= 148,25 % (baik)
Protein = ( konsumsi sehari/kebutuhan ) x 100 %
= ( 104,2/ 50 ) x 100%
= 208,4 % (baik)
SKILL LAB KELOMPOK C
1. Hasil wawancara FFQ dan 24 Hours Recall
RESPONDEN 1
FORMULIR FOOD FREQUENT QUESIONER (FFQ)
Nama Responden : Ny. Astutik umur : 75 tahun
Alamat Responden : Jl. Klojen
Nama bahan makananFrekuensi
Ket…Xsehari …..X seminggu …..Xsebulan Tidak pernah
Makanan pokok:1. Nasi2. Mie 3. Roti
2
12
Lauk Pauk:1. Daging ayam2. Daging sapi3. Ikan4. Tahu5. Tempe6. Lainya…
11
535
Sayuran :1. Bayam2. Wortel3. Buncis4. Labu siam5. Kentang6. Daup pepaya 7. Daun singkong8. Kenikir 9. Turi 10. Terong
2221234442-3
Buah :1. Pisang2. Pepaya3. Jeruk4. Apel5. Rambutan
2
11
V
Waktu musim
Minuman :1. Susu 1
2. Teh manis3. Kopi4. Soda 5. Jamu
11
1V
Jajanan :1. Gorengan2. Permen3. Coklat4. Kue
2
2VV
Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu ? Ya , Tidak
Bila ada sebutkan!
FORMULIR 24 HOURS RECALL
Nama : Ny. Astutik Alamat: Jalan Klojen Hari/tanggal : Rabu, 25 Agustus 2010
Waktu Menu makanan
BAHAN MAKANAN ENERGIkalJENIS URT JUMLAH/GR
Pagi
10.00 snack
Siang
16.00Malam
Teh manisKue lapisPisang susuKue lemperKue nagasariNasi timSayur bening bayam
Abon sapiPerkedel kentangTeh manisKue pukisNasi timSayur sop
Pepes tongkolTahu goreng
Gula pasirKue lapisPisang susuKue lemperKue nagasariNasi timBayam, manisa, jagungAbon sapiPerkedel kentangGulaKue pukisNasi timAyam, wortel, buncis, kentangTongkol
TahuMinyak
2 sdm2 ptg1 bh1bh1 bh10 sdm½ mangkuk½ mangkuk½ mangkuk2 sdm1 bh
2 sdm1 bh10 sdm½ mangkuk
½ ekor
1 ptg
10204025251005050502010
2015100
TOTAL ENERGI
Additional question
1. Apakah anda mengonsumsi suplemen vitamin ato mineral? Tidak
RESPONDEN 2
FORMULIR FOOD FREQUENT QUESIONER (FFQ)
Nama Responden : Ny. Bonita umur : 28 tahun
Alamat Responden : Jl. Ijen 23 hamil : 20 minggu
Nama bahan makanan Frekuensi Ket…Xsehari …..X seminggu …..Xsebulan Tidak pernah
Makanan pokok:1. Nasi2. Mie3. Roti
3
12
Lauk Pauk:1.Daging ayam2. Daging sapi3. Ikan4. Tahu5. Tempe
22
42177
Sayuran :1. Bayam2. Wortel3. Buncis4. Labu siam5. Kentang6. Daun pepaya 7. Daun singkong8. Kenikir 9. Kangkung10. Kubis11. Buncis12. Brokoli
22
3
44444
22
V
V
Buah :1. Pisang2. Pepaya3. Jeruk4. Apel5. Tomat
24
2
VV
Minuman :1. Susu2. Teh manis3. Kopi4. Soda
1
2V
VJajanan :
1. Gorengan2. Permen3. Coklat4. Kue Brownies
1
2
VV
Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu ? Ya , Tidak
Bila ada sebutkan!
FORMULIR 24 HOURS RECALL
Nama : Ny. Bonita Hari/tanggal : Rabu, 25 Agustus 2010
Alamat: Jl Ijen 23 Umur : 28 tahun (hamil 20 minggu)
Waktu Menu makanan BAHAN MAKANAN ENERGIkalJENIS URT JUMLAH/GR
Pagi
Siang
Snack
Malam
NasiKare ayamKrupuk udangTempe gorengSusu skimApel hijauNasi Cah kangkungTahu gorengSambal teriAir putihGado gado
Nasi goreng
Kentang Buncis Kubis Wortel Telor Tempe Tahu Krupuk
NasiSosisBaksoTelur ceplok
5 sdm½ mangkuk2 lbr1 pt sdg1 gls1 bh10 sdm5 sdm, 4 bj2 pt sdg2 sdm
½ piring
15 sdm6 ptg5 bh1 btr
TOTAL ENERGI
Additional question!
1. Apakah anda mengonsumsi suplemen vitamin ato mineral? Ya
2. Jika ya, berapa kali per hari? 2 x/hr; 7 x mnggu
3. Jika ya, apa jenisnya? Tablet Fe di apotik
RESPONDEN 3
FORMULIR FOOD FREQUENT QUESIONER (FFQ)
Nama Responden : Ny. Ayu No. HP : 08123456789
Alamat Responden : Jl. Sumbersari
Nama bahan makanan Frekuensi Ket…Xsehari …..X seminggu …..Xsebulan Tidak pernah
Makanan pokok:1. Nasi2. Mie3. Roti
311
Lauk Pauk:1.Daging ayam2. Daging sapi3. Ikan4. Tahu5. Tempe6. Udang7. Telur8. Jamur
21
1
312
12
Sayuran :BayamWortelBuncisLabu siamKentangDaun pepaya Daun singkongKubisSawiTerong
3124
333
2
VV
Buah :PisangPepayaJerukApelJambu MerahMelon
1
31
VVV
Minuman :SusuTeh manisKopiSodaSirup
12
2
VV
Jajanan :GorenganPermenCoklatKue SusJamur Crispy
1
11 2
V
Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu ? Ya , Tidak
Bila ada sebutkan! Telur, menyebabkan jerawat tetapi hanya ikut makan sedikit.
FORMULIR 24 HOURS RECALL
Nama : Ny. Ayu Alamat: Jl sumbersari Hari/tanggal : Rabu, 25 Agustus 2010
Waktu Menu makanan BAHAN MAKANAN ENERGIkalJENIS URT JUMLAH/
GRSnack pagi
09.00
Siang
16.00
Malam
Teh manisPisang goreng tempe gorengNasiOseng tempeTelor ceplokKrupukThe manisNasiSup ayamTempe goringPisang rajaSuplement vit CBubur kacang ijo
Jamur krispiNasi Lalapan lele
Tahu gorengSusu
Suplemen
Gula
Kacang HijauRoti Tawar
leleKubisTerongKemangiTimun
gula
1 sdm2 bh2 ptg kcl2 entong
1 btr
2 entong¾ mngkuk2 ptg bsr1 bh
¾ mngkuk
1 helai
2 entong1 ekor3 helai½ bh1 tangkai3 iris2 ptg sedang3 sdm munjung1 sdm1 btr
TOTAL ENERGIAdditional question!
1. Apakah anda mengonsumsi suplemen vitamin ato mineral? Ya
2. Jika ya, berapa kali per hari? 2 x/hr
3. Jika ya, apa jenisnya? Multivitamin (Enervon-C)
2. Hasil pengukuran Atropometri
No Nama Tinggi badan (cm) Berat badan (kg)1 2 Rata2 1 2 Rata2
1. Winda 159 158 158,52. Palupi 144,8 144,8 144,8 42,9 42,92 42.93. Dini 154,7 154,6 154,654. Bonita 64,00 63,95 63,885. Ayu 45,10 45,15 45,125