MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... ·...

29
UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1 DISUSUN OLEH : TIM KIMIA DASAR LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Transcript of MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... ·...

Page 1: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR. 1

DISUSUN OLEH :

TIM KIMIA DASAR

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Page 2: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Nomor Percobaan : 1

Nama Percobaan : TATA TERTIB LABORATORIUM

(PENDAHULUAN )

Tujuan Percobaan :

TATA TERTIB LABORATORIUM 1. MAHASISWA DILARANG MASUK TANPA IZIN

2. DI LABORATORIUM HARUS MENGGUNAKAN JAS

LABORATORIUM

3. ALAT DAN BAHAN HARUS DIGUNAKAN SESUAI DENGAN

PETUNJUK PRAKTIKUM YANG DIBERIKAN DAN TIDAK

MELAKUKAN KEGIATAN SESUAI KEHENDAKNYA SENDIRI.

4. JIKA ADA ALAT YANG RUSAK / PECAH HENDAKNYA SEGERA

MELAPOR.

5. JIKA DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM ADA YANG TIDAK

MENGERTI ATAU

DIRAGUKAN SEGERA BERTANYA.

6. KECELAKAAN YANG TERJADI, SEKALIPUN KECIL, SEPERTI

KENA KACA, TERBAKAR ATAU TERTELAN BAHAN KIMIA

SEGERA MELAPOR.

7. ETIKET BAHAN YANG HILANG SEGERA LAPORKAN , DENGAN

PEMBERITAHUAN INI DAPAT SEGERA MENGGANTINYA.

8. BOTOL BESAR YANG BERISI BAHAN KIMIA JANGAN

DIANGKAT BAGIAN LEHERNYA SAJA , TETAPI SAMBIL DI

SANGGA BAWAHNYA AGAR TIDAK PATAH ATAU PECAH.

9. JANGAN MENCICIPI SESUATU KALAU TIDAK DISURUH OLEH

PEMBIMBING.

10. TANGAN, KULIT ATAU BAJU YANG TERKENA ASAM ATAU

ALKALI SUPAYA

SEGERA DICUCI DENGAN AIR BANYAK-BANYAK.

11. ALAT-ALAT HARUS DIKEMBALIKAN KETEMPAT SEMULA

DALAM KEADAAN BERSIH DAN KERING SETELAH

PRAKTIKUM SELESAI.

Page 3: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

12. BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA, JANGAN DALAM

BAK CUCI.

13. SEBELUM MENINGGALKAN LABORATORIUM, MEJA

PRAKTIKUM HARUS DALAM KEADAAN BERSIH, KRAN AIR

DITUTUP, DAN KONTAK LISTRIK DICABUT.

14. BUKA SEMUA PINTU JENDELA

15. JANGAN BUANG KACA YANG PECAH DALAM BAK CUCI.

16. JANGAN MAKAN, MINUM ATAU BERMAIN DI

LABORATORIUM

17. BEKERJALAH DENGAN RAPI DAN BERSIHKAN SEMUA ALAT

18. KEMBALIKAN ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN KETEMPAT

SEMULA SETELAH DIBERSIHKAN.

Nomor Percobaan : 2

Nama Percobaan : TEKHNIK PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

Tujuan Percobaan :

1. Beberapa jenis alat sederhana dalam Laboratorium

1. Pembakar bunsen

2. Klam

3. Rak tabung reaksi

4. Gelas ukur

5. Erlenmeyer

6. Kaca arloji

7. Corong

8. Segi tiga porselin

9. Pipet tetes

10. Botol semprot

11. Buret

12. Labu ukur

13. Alu dan lumpang ( mortal )

14. Pipet volumetrik

15. Sikat tabung reaksi

16. Kawat kasa

17. Krus porselin

18. Cawan penguap porselin

19. Thermometer

20. Statif

21. Gelas kimia / beker gelas

Page 4: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

22. Tungku segi tiga

Nomor Percobaan : 3

Nama Percobaan : TEKHNIK DASAR PENGGUNAAN ALAT

Tujuan Percobaan : SUPAYA TERAMPIL MEGGUNAKAN ALAT –

ALAT LABORATORIUM

Alat Fungsi

Erlenmeyer

Tempat membuat larutan. Dalam membuat

larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.

Labu destilasi

Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas

terdapat karet penutup dengan sebuah lubang

sebagai tempat termometer.

Page 5: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Gelas Beaker

Tempat untuk menyimpan dan membuat

larutan. Beaker glass memiliki takaran

namun jarang bahkan tidak diperbolehkan

untuk mengukur volume suatu zat ciar.

Corong gelas

Corong dibagi menjadi dua jenis yakni

corong yang menggunakan karet atau plastik

dan corong yang menggunakan gelas.

Corong digunakan untuk memasukan atau

memindah larutan ai satu tempat ke tempat

lain dan digunakan pula untuk proses

penyaringan setelah diberi kertas saing pada

bagian atas.

Corong bucher

Menyaring larutan dengan dengan bantuan

pompa vakum.

Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan

tertentu dapat pula digunakan untuk

mengukut volume suatu larutan.

Page 6: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Buret

Corong pisah

Untuk memisahkan dua larutan yang tidak

bercampur karena adanya perbedaan massa

jenis. Corong pisah biasa digunakan pada

proses ekstraksi.

Labu ukur leher panjang

Untuk membuat dan atau mengencerkan

larutan dengan ketelitian yang tinggi.

Gelas ukur

Untuk mengukur volume larutan. Pada saat

praktikum dengan ketelitian tinggi gelas

ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur

volume larutan. Pengukuran dengan

ketelitian tinggi dilakukan menggunakan

pipet volume.

Kondensor

Untukl destilasi larutan. Lubang lubang

bawah tempat air masuk, lubang ata tempat

air keluar.

Page 7: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Filler (karet pengisap)

Untuk menghisap larutan yang akan dari

botol larutan. Untuk larutan selain air

sebaiknya digunakan karet pengisat yang

telah disambungkan pada pipet ukur.

Pipet ukur

Untuk mengukur volume larutan

Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik

Digunakan untuk mengambil larutan dengan

volume tertentu sesuai dengan label yang

tertera pada bagian pada bagian yang

menggembung.

Pipet tetes

Untuk meneteskan atau mengambil larutan

dengan jumlah kecil.

Pengaduk

Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik

akan direaksikan mapun ketika reaksi

sementara berlangsung.

Page 8: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Tabung reaksi

Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

Spatula plastik dan logam

Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam

bentuk padatan, misalnya dalam bentuk

kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan

logam digunakan spatula plastik sedangkan

zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan

logam dapat digunakan spatula logam.

Kawat nikrom

untuk uji nyala dari beberapa zat.

Pipa kapiler atau kaca kapiler

Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu

dan digunakan pula dalam penentuan titik

lebur suatu zat.

Page 9: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Desikator

Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus

bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam

laboratorium. Dikenal dua jenis desikator

yaitu desikator biasa dan desikator vakum.

Indikator universal

Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.

Caranya: setelah kertas indikator universal

dicelupkan di cocokan warna yang ada pada

kotak kertas universal.

Gelas arloji

1. Sebagai penutup saat melakukan

pemanasan terhadap suatu bahan kimia

2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia

3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam

desikator.

Page 10: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Hot hands

Untuk memegang peralatan gelas yang

masih dalam kondisi panas.

Kertas saring

Untuk menyaring larutan.

Kaki tiga

Kaki tiga sebagai penyangga pembakar

spirtus.

Kawat kasa

Sebagai alas atau untuk menahan labu atau

beaker pada waktu pemanasan menggunakan

pemanas spiritus atau pemanas bunsen

Page 11: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Rak tabung reaksi

Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan

pada saat melakukan percobaan yang

membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun

dalam mereaksikan zat yang menggunakan

tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak

tabung reaksi demi keamanan diri sendiri

maupun orang lain.

Penjepit

Untuk menjepit tabung reaksi.

Stirer dan batang stirer

Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk

larutan. Batang-batang magnet diletakan di

dalam larutan kemudian disambungkan arus

listrik maka secara otomatis batang magnetik

dari stirer akan berputar.

mortal dan pastle

Menghaluskan zat yang masing bersifat

padat/kristal.

Page 12: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Krusibel

Terbuat dari persolen dan bersifat inert,

digunakan untuk memanaskan logam-logam.

Evaporating dish

Digunakan sebagai wadah. Misalnya

penguapan larutan dari suatu bahan yang

tidak mudah menguap.

Klem dan statif

Sebagai penjepit, misalnya:

· Untuk menjepit soklet pada proses

ekstraksi

· Menjepit buret dalam proses titrasi

· Untuk menjepit kondensor pada proses

destilasi

Ring

Untuk menjepit corong pemisah dalam

proses pemisahan dan untuk meletakan

corong pada proses penyeringan.

Page 13: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Clay triangle

Untuk menahan wadah, misalnya krus pada

saat pemanasan ataau corong pada waktu

penyaringan.

Kacamata pengaman

Untuk melindungi mata dari bahan yang

menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari

percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut

dan zat-zat kimia yang meletup ketika

dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.

Pemanas spiritus

Untuk membakar zat atau memmanaskan

larutan.

Pemanas atau pembakar bunsen

Untuk memanaskan larutan dan dapat pula

digunakan untuk sterilisasi dalam proses

suatu proses.

Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk

larutan yang mudah terbakar.

Page 14: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Hot plate

Oven

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum

digunakan dan digunakan untuk

mengeringkan bahan yang dalam keadaan

basah.

Tanur

Digunakan sebagai pemanas pada suhu

tinggi, sekitar 1000 °C.

Inkubator

Digunakan untuk fermentasi dan

menumbuhkan media pada pengujian secara

mikrobiologi.

Granat

Page 15: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

A. Menggunakan Neraca

Ada tiga jenis neraca yang sering kita jumpai di Laboratorium kimia dasar. Yang paling sederhana

ialah neraca palang antara lain yang dinamakan neraca palang tiga (triple-beam) neraca ini

mempunyai ketelitian sampai 0,1 gram dan 0,01 gram

Prosedur neraca palang tiga :

Pastikan piring neraca dalam keadaan bersih dan tidak terkonci, dan priksa apakah jarum

menunjukan angka nol. Perlahan-lahan letakan benda diatas piring, geser beban (pemberat) yang

paling besar kearah kanan sebanyak satu garis. Lanjutkan dengan beban ke dua dan seterusnya

sampai jarum menunjukan ke angka nol. Untuk mendapatkan bobot benda, jumlahkan angka yang

tetera pada palang ( puluhan, satuan, dan sterusnya)

B. Menggunakan Pipet volumetrik

Dalam menggunakan pipet volumetrik, ikuti langkah berikut :

1. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukannya ke bola karet, dekatkan kedua

tangan anda untuk menghindari kemungkinan kecelakaan.

2. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit air yang akan dialihkan buanglan cairan ini.

3. Gunakan bola pipet (jangan gunakan mulut) untuk mengisap cairan sampai batas diatas tanda

tera. Lepas bola dan segera letakan jari anda agar cairan tidak mengalir keluar, sampai dasar

menikus tepat pada tanda tera.

4. Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet kewadah penampung ( erlenmeyer atau gelas piala

). Jangan meniup kelebihan cairan sebab volume cairan yang tertinggal itu memang sudah

diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.

C. Memindahkan Cairan.

Cairan dengan mudah dialihkan dari satu wadah kewadah lain dengan bantuan batang pengaduk.

Untuk menghindari kontaminasi. Peganglah tutp botol, bila tutp botol tidak dapat dipegang, letakan

tutup botol diatas meja dengan bagian dalam mengarah keatas.

Gambar :

D. Cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi.

Untuk memanaskan cairan dalam tabung reaksi, golakan keras dan cairan panas dapat diredahkan bila

anda memasukan beberapa butir batu didih atau sekeping pecahan kaca didalamnya.

Page 16: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

E. Cara memanaskan cairan dalam Erlenmeyer.

Kawat kasa digunakan untuk penyangga alat kaca agar pemanasan merata dan menghindari pecahnya

alat kaca bila dipanaskan. Gunakan batu didih untuk meredahkan golakan cairan, bila perlu gunakan

klam pada leher erlenmeyer agar erlenmeyer tidak mudah jatuh jika tersenggol.

Gambar :

F. Cara memindahkan Padatan

Padatan dalam botol perlu di guncang agar lebih mudah disendok atau dituangkan. Cara termudah

untuk menuangkannya, dengan mengetuk botol perlahan – lahan sambil menuangkan. Bila

diperlukan sudip/sendok untuk mengalihkan padatan dalam jumlah sedikit, gunakan sudip yang

bersih.

G. Cara memanaskan dan memindahkan krus.

Krus adalah cawan porselin dengan tutup yang pas. Cawan ini dipanaskan pada suhu yang lebih

tinggi dari pada kita memanaskan pakai lat kaca yang biasa. Pemanasan perlu berhati – hati agar

krus tidak pecah. Krus dipegang dengan bantuan gegep. Penggunaan gegep untuk memindahkan

krus tidaklah dengan menjepit tepi atas krus. Sebab bahan dalam krus dapat terkontaminnasi

oleh ujung gegep. Tutup krus dapat diletakkan miring menutup sebagian krus. Selama

pembakaran ( agar uap dapat hilang ). Sewaktu didinginkan dan di timbang, tutuplah krus

dengan sempurna. Agar tidak ada pengaruh debu atau kelembaban udara.

H. Cara membaca cairan di gelas ukur.

Pada semua alat kaca Volumetrik ( pipet, buret, labu ukur, gelas ukur ) permukaan cairan dibaca

harus benar. Cairan didalam tabung yang bergaris tengah kecil akan membentuk meniskus.

Biasanya meniskus ini membentuk busur kebawah. Untuk membaca aras cairan dengan benar,

kedudukan mata harus sejajar dengan kedudukan aras cairan. Biasanya diletakkan kertas putih

dibelakang alat kaca tersebut agar meniskus terlihat jelas. Untuk labu ukur dan pipet volumetrik,

kedudukan meniskus harus tepat pada tanda tera. Untuk gelas ukur atau buret, volume di baca

berdasarkan tanda garis dibawah angka perkiraan apabila kedudukan meniskus bertepatan dengan

garis.

I. Mengencerkan Asam sulfat.

Bila mengencerkan Asam sulfat pekat selalu tuangkan Asam perlahan – lahan kedalm air sambil

diaduk. Bila anda mengerjakan sebaliknya, kalor pelarutan yang dibebaskan akan terlokalisasi dan

cairan akan menyembur.

J. Memisahkan Endapan :

Penyaringan grafitasi ialah cara baku untuk memisahkan endapan padat dari cairan melalui

penyaringan. Gunakan kertas saring untuk keperluan ini. Kualitas kertas saring beraneka ragam

tergantung kehaluasannya. Sebelum dimasukkan kedalam corong kertas saring dilipat menjadi

empat, sobek salah satu ujungnya. Lembabkan kertas saring dengan air agar sewaktu dipasang

didalam corong tidak ada kebocoran dari tepi atas. Pasang radas ( aparatus ). Endapan diatas kertas

saring dapat dicuci dengan menuangkan air kepadanya.

K. Dekantasi :

Padatan seringkali mengendap kedasar wadah dengan cepat. Bila ini terjadi sebagian besar cairan

dapat dikeluarkan dengan hati-hati tanpa mengganggu padatan yang mengendap. Cara ini dinamakan

dekantasi.

Page 17: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Nomor Percobaan : 4

Nama Percobaan : TEKHNIK DASAR PENGENALAN BAHAN KIMIA

Tujuan Percobaan : MENGETAHUI BAHAN KIMIA YANG BERBAHAYA DI

LABORATORIUM

Bekerja di Laboratorium, tidak lepas dari kemungkinan bahaya dari ekseperimen atau percobaan

kimia dan dari berbagai jenis bahan kimia yang kita gunakan. Dengan memahami berbagai aspekk –

aspek bahaya dari bahan kimia, dapat menciptakan keselamatan kerja. Bahan kimia sangatlah banyak

jumlahnya tetapi bisa dikelompokkan berdasarkan sifat bahan kimia

1. Mudah terbakar ( pelarut organik )

2. Korosif ( Asam sulfat, Asam klorida, Asam nitrat )

3. Iritan / lecet ( fenol )

4. Racun ( HgCl2 , suplimat )

5. Radioaktif ( senyawa tidak setabil ; Uranium )

6. Mudah meledak ( TNT, KclO4 )

Dengan diketahui sifat bahan kimia, maka dalam bekerja di Laboratorium kita bisa berhati – hati,

bekerja sesuai dengan sifat bahan kimia. Untuk menghindari hal – hal yang tidak kita inginkan.

Dengan demikian keselamatan kerja di laboratorium akan baik.

Lambang / Lebel Bahan Kimia.

Sifat bahan kimia biasanya sudah tertera pada kemasan bahan kimia ynag biasa disebut Lambang / lebel

bahan kimia. Lambang bahan kimia akan membantu kita mengenali sifat bahan kimia. Ada beberapa

lambang bahan kimia yaitu :

Bahaya : meledak

Contoh : nitro sellulosa

Pengamanan : hindari bantingan, benturan, loncatan listrik, api dan panas

Bahaya : kontak dengan bahan lain bisa menyala

Contoh : Natrium peroxida

Pengamanan : hindari kontak dengan senyawa yang mudah terbakar

Bahaya : mudah terbakar

Page 18: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Contoh : Ether

Pengamanan : hindari kontak atau masuk tubuh

Bahaya : Racun

Contoh : Mercuri klorida

Pengamanan : hindari kontak atau masuk tubuh

Bahaya : mudah merusak jaringan tubuh

Contoh : Brom

Pengamanan : hindari kontak dengan organ tubuh

Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata dan napas

Contoh : Benzil clorida

Pengamanan : hindari kontaminasi udara untuk napas, kulit, mata

PERHATIKAN

LAMBANG / LEBEL PADA ZAT

Bahaya : meledak

Contoh : nitro sellulosa

Pengamanan : hindari bantingan, benturan, loncatan listrik, api dan panas

Page 19: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Bahaya : kontak dengan bahan lain bisa menyala

Contoh : Natrium peroxida

Pengamanan : hindari kontak dengan senyawa yang mudah terbakar

Bahaya : Racun

Contoh : Mercuri klorida

Pengamanan : hindari kontak atau masuk tubuh

Bahaya : mudah merusak jaringan tubuh

Contoh : Brom

Pengamanan : hindari kontak dengan organ tubuh

Page 20: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata dan napas

Contoh : Benzil clorida

Pengamanan : hindari kontaminasi udara untuk napas, kulit, mata.

Bahaya : untuk lingkungan

Page 21: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Nomor Percobaan : 5

Nama Percobaan : TEKHNIK DASAR CARA MEMBUAT LARUTAN

Tujuan Percobaan : SUPAYA TERAMPIL MEGGUNAKAN ALAT –

ALAT LABORATORIUM

DASAR TEORI

Agar mampu membuat larutan, ada tiga hal pokok yang mesti diperhatikan,

yaitu :

1. Memahami teori dasar kimia :

a. Klasifikasi zat

b. Konsep mol

c. Massa atom dan mol

d. Massa molar

e. Pengertian larutan

f. Jenis larutan

g. Sifat larutan

h. Indikator

i. Konsentrasi larutan

j. Pengenceran

k. Pembuatan larutan

l. Penetapan konsentrasi larutan

2. Memahami teknik – teknik dasar pembuatan larutan

a. Mencuci alat gelas

b. Mengerikan alat gelas

c. Membilas alat gelas

d. Mengambil dan menuangkan zat

e. Mengetahui bau zat

f. Melarutkan / mengocok

g. Mengendap tuangkan zat

h. Menyaring

i. Memanaskan zat cair

j. Menguapkan dengan penangas

k. Menimbang

l. Mengukur volume

m. Mengencerkan

n. Memeriksa pH

o. Menitrasi

Page 22: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

3. Melatih keterampilan

a. Teknik – teknik dasar

b. Membuat berbagai macam larutan

c. Menetapkan konsentrasi larutan

PROSEDUR PERCOBAAN :

1. Hitung masing – masing zat yang akan ditimbang dengan rumus kimia yang

berlaku

2. Timbang dahulu kaca arloji dengan neraca

3. Kemudian timbang berat zat yang akan dibuat

4. Untuk volume larutan tuangkan sedikit gunakan gelas kimia

5. Larutkan dengan akuadest sesuai dengan yang diperlukan dalam perhitungan

6. Setelah larut, larutan disimpan dalm botol yang berwarna gelap dan diberi

lebel

7. Isi lebel dengan :

- Nama kelompok

- Tanggal pembuatan

- Nama program studi

- Nama larutan ( misal NaOH 0,005 M / 25ml )

Alat yang digunakan :

a. Neraca

b. Kaca arloji

c. Gelas ukur

d. Batang pengaduk

e. Sudip

f. Sendok

g. Beker gelas

h. Labu ukur

i. Pipet tetes

j. Tissu

k. Label

l. dll

Bahan kimia :

a. perak nitrat 0,1 M dan 0,01 M

b. aluminium nitrat 0,1 M

c. kalium klorida 0,1 M

d. Natrium posfat 0,1 M

Page 23: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

e. Asam sulfat 6 M

f. Asam sulfat 0,1 M

g. Asam posfat 0,1 M

h. Asam nitrat 0,1 M

i. Natrium hydroxida 0,1 M

j. Kalium permanganat 0,1 M

k. Kalium kromat 0,1 M

Page 24: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Nomor Percobaan : 6

Nama Percobaan : REAKSI – REAKSI KIMIA

Tujuan Percobaan :

1. MEMPELAJARI REAKSI KIMIA SECARA SISTEMATIS

2. MENGAMATI TANDA – TANDA TERJADINYA REAKSI KIMIA

3. MENULIS PERSAMAAN REAKSI

DASAR TEORI

Keberlangsungan suatu reaksi kimia dapat diamati dari adanya perubahan

yang terjadi. Perubahan itu antara lain perubahan warna, perubahan suhu,

terbentuknya endapan, dan terbentuknya gas.

Ada beberapa jenis reaksi – reaksi kimia

a. Reaksi asam basa

b. Reaksi pembentukan endapan

c. Reaksi terjadinya gas

d. Dll

ALAT DAN BAHAN

1. ALAT.

a. Spatula

b. Bunsen

c. Cawan

d. Tabung reaksi

e. Segi tiga porselin

f. Rak tabung reaksi

g. Pipet tetes

h. Tungku segi tiga

i. Krus porselin

2. BAHAN

a. Pita Mg

b. Kristal tembaga sulfat

c. Perak nitrat 0,01 M dan 0,1 M

d. Serbuk Cu

e. Serbuk Mg

f. Asam chlorida 0,1 M

g. Aluminium nitrat 0,1 M

h. Potasium Iodida 0,1 M

i. Asam nitrat 0,1 M

Page 25: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

j. Asam sulfat 0,1 M

k. Indikator PP

l. Natrium hydroxida 0,1 M

m. Kalium permanganat 0,1 M

PROSEDUR PERCOBAAN

1. REAKSI PENGGANBUNGAN

Masukan pita Mg kira-kira 1 cm kedalam krus dan bakar dengan bunsen

amati apa yang terjadi

2. REAKSI PENGURAIAN

Masukan seujung spatula kristal tembaga sulfat kedalam tabung reaksi

kemudian panaskan dengan bunsen, amati apa yang terjadi.

3. REAKSI PENGGANTIAN TUNGGAL

a. Isi tabung reaksi dengan 1 ml larutan perak nitrat 0,1 M dan masukan

kira-kira 0,1 gram serbuk Cu, kemudian kocok, amati apa yang terjadi.

b. Isi tabung reaksi dengan larutan asam klorida 0,1 M dan masukan kira-kira

0,1 gram serbuk Mg, amati apa yang terjadi. Catat hasilnya.

4. REAKSI PENGGANTIAN RANGKAP

a. Sediakan dua tabung reaksi,

tabung reaksi 1 isi dengan 1 ml larutan perak nitrat 0,1 M

tabung reaksi 2 isi dengan 1 ml larutan aluminium nitrat 0,1 M

b. Kemudian tabung reaksi 1 dan 2 masing-masing tambahkan larutan

potasium iodida 0,1 M, amati apa yang terjadi.

5. REAKSI NETRALISASI

a. Sediakan 2 tabung reaksi

Tabung reaksi 1 isi dengan 1 ml larutan asam nitrat 0,1 M

Tabung reaksi 2 isi dengan 1 ml larutan asam sulfat 0,1 M

b. Kedalam tabung reaksi 1 dan 2 masing-masing tambahkan beberapa tetes

indikator PP. Amati apa yang terjadi.

c. Kemudian tabung reaksi 1 dan 2 tetesi masing-masing dengan larutan

NaOH 0,1 M sampai terjadi perubahan warna. Amati dan catat hasilnya,

catat jumlah larutan NaOH yang terpakai ).

6. REAKSI REDOK

Masukan 0,5 ml larutan asam sulfat 0,5 M kemudian tambahkan larutan

kalium permanganat 0,1 M sampai terjadi perubahan warna. Amati dan catat

kalium permanganat yang terpakai.

Page 26: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Nomor Percobaan : 7

Nama Percobaan : ANALISA MELALUI PENGENDAPAN

Tujuan Percobaan :

1. Mengendapkan Barium klorida dan menentukan persentase hasil dari

Barium kromat.

2. Menentukan persentase barium klorida dari campuran

3. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia

4. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

DASAR TEORI

Bahan kimia dapat terdiri atas beberapa komponen yang bergabung,

biasanya campuran. Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Ekstraksi : yaitu peroses pemisahan komponen zat dari suatu campuran

berdasarkan perbedaan kelarutan.

2. Dekantasi : yaitu peroses pemisahan cairan dari padatannya dengan

menuangkan supernatan ( perlahan )

3. Kristalisasi : yaitu pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan

kelarutan.

4. Kromatografi : yaitu pemisahan yang didasarrkan pada perbedaan migrasi

senyawa.

ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

a. Neraca analitik

b. Beaker gelas

c. Batang pengaduk

d. Pipet tetes

e. Bunsen

f. Kawat kasa

g. Kertas saring

h. Corong

i. Kaca arloji

2. BAHAN :

a. Barium chlorida ( kristal )

b. Kalium chromat 0,2 M

c. Barium chromat 0,1 M

d. Barium chlorida 0,1 M

e. Akuadest.

Page 27: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

PEROSEDUR PERCOBAAN

1. MENGHITUNG PERSENTASE BARIUM CHROMAT

a. Timbang 1 gram barium chlorida

b. Larutkan dengan akuadest sebanyak 25 ml dalam beaker gelas, aduk

larutan sampai homogen , amati endapan terbentuk. Ujilah larutan dengan

kalium chromat, apakah endapan masih terbentuk.

c. Jika larutan masih terbentuk endapan tambahkan terus kalium chromat,

sampai tidak terbentuk endapan lagi.

d. Panaskan sampai mendidih

e. Saring dengan kertas saring

f. Ambil kertas saring dan endapan, kemudian ditimbang dan catat berat

endapan.

g. Hitung hasil teoritis endapan barium chromat dan juga tentukan persentase

hasil.

2. MENGHITUNG BARIUM DALAM CAMPURAN

a. Dapatkan suatu campuran yang mengandung barium chlorida, catat

bobotnya.

b. Ulangi prosedur percobaan pertama

c. Hitung massa barium chlorida dalam campuran itu. Carilah persentase

barium chlorida dalam campuran.

LEMBAR HASIL PENGAMATAN

PEROSEDUR. 1

Bobot piala .............................................................. = ...........

Bobot barium chlorida ............................................ = ...........

Bobot piala + barium chlorida ................................ = ...........

Bobot kertas saring ................................................ = ...........

Bobot kertas saring + endapan barium chromat ...... = ...........

Hasil nyata endapan barium chromat .................... = ............

Hitung persentase hasil ?

Hitung endapan barium chromat secara teoritis.

PEROSEDUR. 2

Bobot piala .............................................................. = ...........

Bobot piala + campuran ................................ = ...........

Bobot kertas saring ................................................ = ...........

Bobot kertas saring + endapan barium chromat ...... = ...........

Hasil nyata endapan barium chromat .................... = ............

Massa barium chlorida = ............................

Persentase barium chlorida = .........................

Page 28: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

Nomor Percobaan : 8

Nama Percobaan : RUMUS EMPIRIS SENYAWA

Tujuan Percobaan :

1. Mencari rumus empiris suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul

senyawa tersebut.

2. Mempelajari cara mendapatkan data percepatan dan cara memakai data

untuk menghitung rumus empiris.

Pertanyaan prapraktek

Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul ?

Jika dalam 5 gram tembaga chlorida terdapat 2,35 gram tembaga dan 2,65 gram

chlorida, tentukan rumus yang paling sederhana dari tembaga chlorida tersebut.

DASAR TEORI

Rumus empiria auatu senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom

yang terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus yang sebenarnya untuk semua unsur

dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Misal hidrogen peroksida mempunyai

rumus nyata H2O2 ini berarti rumus empirisnya HO. Asetilina ialah gas yang

digunakan untuk mengelas, dan benzena adalah pelarut cair. Sifat fisis dan kimia

kedua zat ini berbeda, tapi rumus empirisnya yaitu CH. Rumus molekul asetilina

C2H2 sedangkan rumus molekul benzena C6H6.

Menurut sejarah rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah

bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan langkah terpenting untuk

memperlihatkan sifat berkala dari unsur-unsur. Percobaan rumus empiris juga

dilakukan untuk menentukan daya gabung suatu unsur. Baru-baru ini unsur sinteti

Lawrensium diketahui memiliki daya gabung 3 berdasarkan percobaan rumus

empiris. Laurensium radioaktif bergabung dengan klorin membentuk lawrensium

klorida dengan rumus LrCl3.

Beberapa unsur menunjukan daya gabung lebih dari satu. Sehingga rumus

empiris senyawa bergabung pada bagian unsur itu bergabung. Misal, besi dapat

bereaksi dengan oksigen membentuk besi (II)oksida atau besi (III)oksida,

bergabung pada kondisi percobaan pembentukan senyawa. Dalam percobaan ini,

pita maghnesium akan dipanaskan dalam krus dan diubah menjadi oksida.

PROSEDUR

1. Ambil cawan/krus dan tutupnya, bersihkan dan keringkan.

2. Timbang krus dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 gr catat bobotnya.

3. Ambil sepotong pita Mg ( 10 – 15 cm ) yang telah disediakan, bersihkan

dari kotoran dan minyak.

Page 29: MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR. 1pbiologi.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/Modul Praktikum Kimia... · Gelas ukur 5. Erlenmeyer 6. Kaca arloji 7. Corong ... 9. Pipet tetes 10.Botol semprot

4. Gulung pita Mg hingga dapat masuk sesuai dengan dasar krus.

5. Masukan pita Mg ini dalam krus dan ditimbang.

6. Krus yang berisi pita Mg ( 5 ) dibakar dengan bunsen, pakai kaki tiga

dan segi tiga porselin sampai krus yang berisi pita Mg tersebut berpijar.

7. Setelah dipanasi 20 menit, ambil penjepit krus dan buka tutup krus

sedikit agar udara dapat masuk. Lanjutkan pemanasan selama 20 menit

lagi.

8. Matikan bunsen dan biarkan dingin sekitar selama 15 menit ( selama

pemanasan dengan tutup krus terbuka sedikit, logam Mg bereaksi

dengan nitrogen udara membentuk maghnesium nitrit ).

9. Dengan menggunakan pipet tetes, teteskan 40 tetes air kedalam krus

10. Panaskan krus dalam keadaan tertutup dengan api kecil selamat 5

menit,hingga tidak ada asap yang timbul.

11. Matikan bunsen, dan dinginkan krus kira-kira 15 menit lalu ditimbang.

12. Lanjutkan pemanasan dengan api kecil sekitar 20 menit, lalu dinginkan

lagi,timbang krus dengan isinya dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 gr.

Catatan :