Modul Penyusunan RPJMD
-
Upload
dwi-kurniawan -
Category
Documents
-
view
9.346 -
download
79
Transcript of Modul Penyusunan RPJMD
Panduan ini disusun oleh Local Governance Support Program (LGSP), Maret 2007Pendanaan: USAID (United States Agency for International Development)Dilaksanakan oleh Research Triangle Institute, Indonesia
LGSP USAID Strategic Participatory Planning Team dibentuk khusus untuk memberikan advocacy, pelatihandan pendampingan kepada Pemerintah Daerah, DPRD, Organisasi Masyarakat Sipil (NGO, CBO dan CSO)dalam bidang perencanaan pembangunan daerah, baik yang bersifat perencanaan jangka panjang (RPJPD),perencanaan jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD), maupun rencana tahunan (RKPD, RenjaSKPD, RKA SKPD); diagnostic assessment kemampuan perencanaan daerah; seminar, workshop danfocus group discussions konsultasi publik perencanaan daerah.
TIM STRATEGIC PARTICIPATORY PLANNING terdiri atas Widjono Ngoedijo Ph.D (Advisor), Engkus Ruswana(Planning Specialist) dan Indira Sari (Assistant Planning Specialist); Planning Specialist di kantor regionalLGSP terdiri atas Agus Irawan Setiawan (NSRO), Rahmad Djalle (WSRO), Sri Pantjawati Handayani (WJRO),Hartanto Ruslan (CJRO), Nurman Sillia (EJRO), Undang Suryana (SSRO), Susila Utama dan Joni Chandra(NAD).
LGSP mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah atas informasiperencanaan yang diberikan untuk memperkaya substansi bahan pelatihan dan pendampingan ini.
PENDAPAT DAN PANDANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN INIADALAH SEMATA-MATA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB LGSP DAN TIDAK SELALU MENCERMINKANPENDAPAT DAN PANDANGAN USAID.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:LGSPJakarta Stock Exchange BuildingTower 1, 29 th FloorJl. Jend. Sudirmak Kav. 52 - 53Jakarta 12190
Phone : +62 21 515 1755-57Facs : +62 21 515 1752E-mail : [email protected]://www.lgsp.or.id
i
AbstrachAbstract
The Guideline for Training and Facilitation in the Preparation of RegionalDevelopment Plan is prepared in relation to the LGSP-USAID technicalassistance in the area of participatory regional development planning. Inaccordance with the LGSP objective, the Guideline is aimed at providing betterand more comprehensive understanding, strengthening capacity andcapability of local government, legislature and civil society organizations inparticipatory orientated local development planning.
The specific objective of the guideline is (1) to provide LG, DPRD and civilsociety organizations with better understanding of perspective and processof local participatory planning; (2) to facilitate LG in preparing related regionaldevelopment plans in compliance with laws and regulations in planning andbudgeting; (3) to facilitate DPRD and civil society organizations to effectivelycontribute to the local planning process; (4) to develop better clarification onthe role, functions and jurisdictions of each actor, LG, DPRD and CSO inlocal development planning process.
It is expected that the guideline will result in the quality enhancement of theprocess, performance and products of regional development plans; betterintegration and consistency between strategic, medium term planning, annualprogram and budget; more effective roles, functions and involvement of DPRDand CSOs in the decision making process related to local planning; moreeffective of regional plan in meeting community needs and aspirations.
Basic approach used in developing the guideline is as follows: (1) to servemulti user i.e. executive, legislative, CSO, and Media; (2) to use the frameworkof Law 25/2004 on National Development Planning System that requires thedevelopment plan preparation should be based on technocratic, participatory,political, bottom-up and top-down planning to clarify the role of each actor, i.eexecutive, legislative, and CSO in decision making related to planning andbudgeting; (3) to give emphasis on the strengthening of planning perspective,process and quality of planning products; (4) to use framework of Law 32/2004 especially in relation to the classification of government functions,obligatory and optional services in all plans preparation to ensure there isconsistency between long, medium term planning and annual program andbudget; (5) to be a ‘loose leaf document’ to encourage local initiatives and toensure sustain development of the guideline; (6) to produce a practicalguideline.
The guideline consists of 6 (six) main sections starting with Section 1preparation of RPJP Daerah followed with Section 2 Preparation of RPJMDaerah; Section 3 Preparation of RENSTRA SKPD; Section 4 Preparation ofRKPD; Section 5 Preparation of RENJA SKPD, and Section 6 Preparation ofKUA, PPAS and RKA SKPD.
Guideline for Local Participatory Planning
ii
RPJP Daerah Regional Long Term Development Plan is a Local Government(LG) Statutory Plan with 20 years perspective; consists of vision,mission and general direction of local development
RPJM Daerah Regional Medium Term Development Plan is a LG statutory plandocument with 5 years perspective, consists of Bupati/Walikotavision, mission, agenda and its translation into local developmentstrategy, policies, five year program and indicative resourceenvelope and budget resources allocation for each LG Work Unitand sector
RENSTRA SKPD Local Government Work Unit (Agency) Strategic Plan is a LGstatutory plan document with 5 years perspective; consists ofLG Work Unit vision, mission, agenda, five-year program andindicative budget
RKPD Regional Government Annual Work Program and Budget is LGstatutory plan document for 1 year period; consists of regionaleconomic framework, program, activities, performance indicator,indicative budget ceiling for each LG Work Unit
RENJA SKPD LG Work Unit Annual Work Program; consists of LG Work Unitprogram, activities and indicative budget ceiling; developed basedon the results of Musrenbang (Multi stakeholders developmentconsultation forum) and SKPD Forum (bottom-up planningprocess)
KUA Local Government General Budget Policy prepared by LG BudgetTeam; developed based of RKPD; consists of previous yearprogram and budget realization; statement of development issuesand problems, challenges and opportunities; strategy and policyof LG work program; macro economic framework; target andindicator of program and activities; LG revenue projection; budgetresources allocation and sources of fund
PPAS Local Government Indicative Annual Budget Ceiling developedbased on KUA; prepared by LG Budget Team and DPRD (LocalCouncil) Budget Team; consist previous year program and budgetrealization; strategy and policy of LG Annual Budget; list, targetand indicator of program and activities to be undertaken; projectionof revenue, expenditure and local finance; priority and ceiling ofbudget for each obligatory services and SKPD
RKA SKPD LG Work Unit Annual Work Budget prepared by SKPD; consistsof name, title, location of program and activity proposed by SKPD;indicator of program targets, inputs, outputs and short termoutcome and budget for each resource (personnel, materials,equipments) and total budget for activity
DPRD Regional House of Representatives or Local ParliamentCSO Civil Society Organizations
Terms used:Terms used:
iii
SERIBAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
Bagian 1Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Bagian 2Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Bagian 3Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RENSTRA SKPD)
Bagian 4Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Bagian 5Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD)
Bagian 6Penyusunan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara (PPAS)
dan Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA SKPD)
iv
BAHAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGANPENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
Pengantar
Bahan Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah inidisusun dalam kerangka Bantuan Teknis Local Governance Support Program (LGSP)-USAID dalam bidang perencanaan pembangunan daerah partisipatif. Sesuai tujuan dariLGSP, maka Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini dimaksudkan untuk membantumemberikan pemahaman yang lebih menyeluruh, menguatkan kemampuan dan kapasitaspemerintah daerah, legislatif dan organisasi masyarakat sipil dalam bidang perencanaanpembangunan daerah partisipatif sesuai dengan peranan dan fungsi masing-masing pihakdalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
Tujuan
Adapun tujuan utama penyusunan Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini adalah:· Memberikan kepada pemerintah daerah, legislatif dan organisasi masyarakat sipil tentang
perspektif, wawasan, dan proses perencanaan pembangunan daerah secara menyeluruh· Menfasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan berbagai rencana pembangunan
daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan tentang perencanaandan penganggaran daerah
·· Menfasilitasi Legislatif dan Organisasi Masyarakat Sipil untuk dapat memberikan kontribusiyang efektif pada proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah
· Memperjelas peranan, fungsi, dan jurisdiksi masing-masing pihak pemerintah daerah,legislatif, dan organisasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan rencanapembangunan daerah
Sasaran yang hendak dicapai:· Meningkatnya kualitas proses, kinerja dan keluaran penyusunan rencana pembangunan
daerah· Keterpaduan perencanaan strategis jangka panjang, menengah dengan rencana dan
penganggaran tahunan· Semakin efektifnya peranan, fungsi dan keterlibatan lembaga legislatif (DPRD) dan
organisasi masyarakat sipil dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah· Semakin efektifnya perencanaan pembangunan daerah untuk memenuhi aspirasi dan
kebutuhan masyarakat
RingkasanRingkasan
v
Pendekatan
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Bahan Pelatihan dan Pendampinganini adalah sebagai berikut:· Ditujukan untuk multi pihak yaitu eksekutif, legislatif, dan organisasi masyarakat sipil
(NGO, CBO dan CSO)· Menggunakan kerangka pendekatan Undang-Undang 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional terutama pendekatan perencanaan teknokratis,partisipatif, politis, bottom up, dan top down planning untuk memperjelas peranan masing-masing pihak eksekutif, legislatif, dan organisasi masyarakat sipil dalam prosespengambilan keputusan perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah
· Lebih menekankan pada penguatan perspektif dan wawasan perencanaan, prosesdan kualitas penyusunan rencana pembangunan daerah
· Menggunakan kerangka Undang- Undang 32/2004 dan PERMENDAGRI 13/2006khususnya tentang klasifikasi fungsi, urusan wajib, dan urusan pilihan pemerintahandaerah untuk semua rencana guna memastikan terdapatnya benang merah dankonsistensi antara perencanaan dan penganggaran daerah
· Bersifat ‘loose leaf document’ guna mendorong terdapatnya prakarsa daerah atau berbagaipihak untuk secara berkelanjutan mengembangkan dan memutakhirkan Bahan Pelatihandan Pendampingan ini
· Mengutamakan kepraktisan dan kemudahan penyusunan rencana dengan menyediakantemplate dan handout
Kandungan Bahan Pelatihan dan Pendampingan
Adapun kandungan daripada Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini meliputi:
Bagian 1 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Bagian 2 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Bagian 3 Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRASKPD).
Bagian 4 Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Bagian 5 Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJASKPD).
Bagian 6 Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas dan Plafond AnggaranSementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA SKPD).
vi
vii
Esensi Substansi Bagian per Bagian
RPJPD menekankan tentang pentingnya penggunaan perencanaan strategis berbasisskenario (scenario planning) keterlibatan stakeholders yang relevant dan kompeten,terutama lembaga penelitian untuk merumuskan skenario perkembangan faktor-faktoreksternal pendorong pembangunan daerah (sosial, politik, ekonomi, teknologi, lingkunganhidup) dan implikasinya pada pembangunan daerah 20 tahun kedepan
RPJMD menekankan tentang pentingnya menerjemahkan secara arif VISI, MISI dan AgendaKEPALA DAERAH TERPILIH kedalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunanyang merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang tolok ukurkinerja untuk mengukur keberhasilan atau ketidak berhasilan pembangunan daerah dalam5 tahun kedepan.
RENSTRA SKPD menekankan tentang pentingnya setiap SKPD memiliki 3-5 tolok ukurkinerja kunci pelayanan SKPD yang jelas berdasarkan TUPOKSI SKPD yang dapatmemberikan gambaran secara cepat kepada masyarakat tentang status kinerja pelayananSKPD; dan rencana pencapaian program SKPD sesuai dengan Standar Pelayanan Mini-mal; mendorong peningkatan kualitas konsultasi FORUM MULTI STAKEHOLDERS SKPD
RKPD menekankan tentang pentingnya penyusunan berdasarkan KerangkaPenyelenggaraan Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan Pemerintahan Daerah;perumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang realistis dan konsisten denganvisi, misi KDH, dan RPJMD; memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkanuntuk menangani isu pembangunan daerah yang prioritas dan mendesak; kesesuaian denganRKP dan Pedoman Penyusunan APBD yang diterbitkan oleh MENDAGRI setiap tahunnya;didasarkan pada kesepakatan dengan stakeholder yang dicapai melalui mekanismeMusrenbang RKPD dan Forum Multi Stakeholder SKPD; disusun dengan pendekatanperencanaan berbasis kinerja; penyusunannya transparan dan dapat dipertanggung-jawabkan kepada stakeholder; serta perlunya dukungan data dan informasi yang akuratdan mutakhir
RENJA SKPD menekankan tentang pentingnya SKPD menguasai dan kompeten dalammenyusun program dan kegiatan SKPD sesuai PERMENDAGRI 13/2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah; karena RENJA SKPD merupakan dasar utama bagipenyusunan rencana dan penganggaran tahunan dan rencana strategis jangka menengahdaerah. Kualitas penyusunan RENJA SKPD akan sangat menentukan kualitas rencanadaerah diatasnya. Bahan Pelatihan ini juga menekankan tentang pentingnya SKPDmenggunakan form RKA SKPD dalam menyusun RENJA SKPD untuk menfasilitasiketerpaduan rencana dan anggaran
KUA, PPAS dan RKA SKPD ketiga dokumen ini telah diatur secara rinci dan lengkap dalamPERMENDAGRI 13/2006 . Bahan ini menekankan tentang pentingnya menggunakan RKASKPD sebagai alat untuk meningkatkan pengelolaan pelayanan dan mengembangkanstandar pelayanan SKPD karena RKA SKPD memiliki informasi yang pada dasarnyadiperlukan bagi pengembangan STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
viii
Service Provider LGSP Bidang Perencanaan Partisipatif
Penutup
LGSP menghaturkan terima kasih atas kerjasama yang telah diberikan oleh pemerintahdaerah, service provider, serta berbagai pihak lainnya yang memungkinkan Bahan Pelatihandan Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah ini dapat disusun.
Ir. Elysa Wulandari, M.ScIr. Halis Agussaini, MTVivi Silvia, SE, M.SiT. Ahmad Yani, S.H, M.HumIr. Rina Lingga, MTIr. Yusak Maryunianta, MSiDR. Jafrinur, MSPIndraddin, S. Sos, M.SiDrs. Edi Indrizal, M.SiProf.DR. SjafrizalIr.Putu Oktavia, MAIr. Nila SafridaIr. Diding SakriIr.Ari Nurman, MScIr.Elia RahmiIr. Winny Astuti, MSc, Ph.DDrs. Mulyanto, ME
Ahmad Zuber, S.Sos, DEALukman Hakim, SE, M.Si.Murtanti Jani Rahayu, ST, MTRutiana Dwi Wahyuningsih, S.Sos, MsiCahyo SuryantoAluisius Hery Pratono, SE, MDM
Salman NurdinDrs. Fatchurrochim Ghany, Ec., MSPBambang Hariyadi SE, MSi, AKIr.Hendrawan Hamonangan, MAM Khusaini, SE, M.Si, M.AIr. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg.Prof. DR Ananto Yudono, M.EngIr. Arifuddin Akil, M.TDR. Mukhlis Sufri, SE, M.SiMuslimin A. Latief, SHMuhammad Ridwan SH
Participatory Planning SpecialistParticipatory Planning SpecialistLocal Economic SpecialistLocal Regulation SpecialistParticipatory Planning SpecialistParticipatory Planning SpecialistDevelopment Planning SpecialistParticipatory Planning SpecialistParticipatory Planning SpecialistLocal Economic SpecialistDevelopment Planning SpecialistDevelopment Planning SpecialistDevelopment Planning SpecialistDevelopment Planning SpecialistSocio Economic and Cultural Development SpecialistDevelopment Planning SpecialistLocal Finance and Economic Specialist
Development Planning SpecialistLocal Finance and Economic SpecialistDevelopment Planning SpecialistLocal Finance and Economic SpecialistDevelopment Planning SpecialistFinancial and Budget Specialist
Socio Economic and Cultural Development SpecialistDevelopment Planning SpecialistLocal Finance and Economic SpecialistDevelopment Planning SpecialistLocal Finance and Economic SpecialistDevelopment Planning SpecialistDevelopment Planning SpecialistDevelopment Planning SpecialistLocal Economic SpecialistLocal Regulation SpecialistLocal Regulation Specialist
NARONARONARONARONSRONSROWSROWSROWSROWSROWJROWJROWJROWJROWJROCJROCJRO
CJROCJROCJROCJROEJROEJRO
EJROEJROEJROEJROEJROEJROSSROSSROSSROSSROSSRO
[email protected]@yahoo.comSilviamunir @ [email protected]@[email protected]@yahoo.com
[email protected]@[email protected]@[email protected]@[email protected]@[email protected]@[email protected][email protected]@[email protected]@[email protected][email protected]@[email protected][email protected]@[email protected]
[email protected]@yahoo.com
1234567891011121314151617
181920212223
2425262728293031323334
Nama Posisi E-mailWil.TugasNo
ix
LGSP Participatory Planning Team
Widjono Ngoedijo
Engkus Ruswana
Indira Sari
Susila Utama
Agus Irawan Setiawan
Rahmat Djalle
Sri Pantjawati Handayani
Hartanto
Nurman Djunaedi Sillia
Undang Rukban Suryana
LGSP-Planning Advisor
LGSP-National Office Planning Specialist
LGSP-National Office Planning Assistant
LGSP-NARO Planning Specialist
LGSP-NSRO Planning Specialist
LGSP-WSRO Planning Specialist
LGSP-WJRO Planning Specialist
LGSP-CJRO Planning Specialist
LGSP-EJRO Planning Specialist
LGSP-SSRO Planning Specialist
(021) 5151755
(021) 5151755
(021) 5151755
(0651) 7406446
(061) 4154202
(0751) 7055509
(022) 727344
(0274) 586289
(0341) 551007
(0411) 871814
[email protected]@lgsp.or.id
[email protected]@hotmail.com
[email protected]@telkom.net
[email protected]@yahoo.com’
[email protected][email protected][email protected]’
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama Posisi E-mail TeleponNo
x
Penjelasan Penggunaan Bahan Pelatihan dan PendampinganPenyusunan Rencana Pembangunan Daerah
Bagian 2: RPJMD
1. BAHAN ini ditujukan bagi memenuhi kebutuhan akan referensi dasar yang lengkapdan mutakhir bagi penyusunan rencana pembangunan daerah
2. BAHAN ini ditujukan untuk membantu meningkatkan wawasan, pemahaman,pengetahuan dan keterampilan individu yang terlibat atau berkontribusi dalampenyusunan rencana pembangunan daerah baik di lingkungan Pemerintah Daerah,DPRD, maupun organisasi masyarakat sipil (NGO, CBO dan CSO)
3. BAHAN ini terdiri atas 6 bagian yaitu:Bagian 1: RPJPDBagian 2: RPJMDBagian 3: RENSTRA SKPDBagian 4: RKPDBagian 5: RENJA SKPDBagian 6: KUA, PPAS, RKA SKPD
Dimana masing-masing bagian pada dasarnya berdiri sendiri dan dapat digunakansecara terpisah sesuai dengan kebutuhan perencanaan daerah.
4. Untuk kepentingan penyusunan rencana, setiap BAGIAN memberikan informasi tentangrincian langkah-langkah (STEP BY STEP) yang perlu dilakukan dalam penyusunanrencana; diikuti dengan penjelasan untuk masing-masing langkah bagi memudahkanpemahaman atas tujuan, maksud langkah tersebut.
5. TEMPLATE berupa tabel atau formulir disediakan di beberapa langkah tertentu untukmemudahkan implementasinya.
6. HANDOUT disediakan pada bagian akhir dari setiap BAGIAN bagi individu yang inginmendapatkan penjelasan lebih rinci atas langkah-langkah tertentu proses penyusunanrencana
7. Setiap BAGIAN mengandung 3 alur penyusunan rencana yaitu alur teknokratis, alurpartisipatif, dan alur politis dan legislasi. Ini ditujukan untuk memperjelas peranan dantanggung jawab masing-masing pihak eksekutif, legislatif dan organisasi masyarakatsipil dalam proses penyusunan rencana.
8. Pada alur teknokratis diharapkan eksekutif lebih besar peranannya, sementara padaalur partisipatif organisasi masyarakat sipil diharapkan lebih berperan dan pada alur
legislasi/politis diharapkan lebih besar peranan DPRD.
9. Memberikan penjelasan tentang kemungkinan peranan dankontribusi organisasi masyarakat sipil (CSO) dalam langkahberkaitan proses penyusunan rencana
xi
10. Memberikan penjelasan tentang kemungkinan peranan dankontribusi DPRD dalam langkah berkaitan proses penyusunanrencana
11. LAMPIRAN menyediakan informasi tentang Tabel, Formulir dan Format dariPERMENDAGRI 13/2006 yang digunakan sebagai pendukung Rencana Kerja SatuanKerja Perangkat Daerah. Lampiran ini terdiri atas:· Lampiran A.1 tentang Kode dan Klasifikasi urusan Pemerintahan Daerah
dan Organisasi· Lampiran A.V tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi Pemerintahan Daerah Kabupaten/
Kota.· Lampiran A.VI tentang Pembagian Fungsi, Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Pemerintahan Daerah· Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan Menurut Urusan
Pemerintahan Daerah
12. Untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan pemahaman BAHAN ini, disarankanmenggunakan fasilitator yang kompeten dalam bidang perencanaan dan penganggarandaerah dan telah berpengalaman memberikan advokasi dan bantuan teknis kepadapemerintah daerah, DPRD dan organisasi masyarakat sipil. Fasilitator ini dapat berasaldari Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah, perguruan tinggi setempat,Lembaga Swadaya Masyarakat atau Konsultan.
xii
Daftar IsiDaftar Isi
Apa itu RPJMD .................................................................................................................. 3
Landasan Hukum RPJMD ................................................................................................. 5
Prinsip-prinsip Penyusunan RPJMD ................................................................................. 8
Keluaran Utama RPJMD ..................................................................................................11
Indikator Kualitas RPJMD ................................................................................................ 12
Kerangka Analisis RPJMD............................................................................................... 14
Alur Proses Penyusunan RPJMD ................................................................................... 16
Step by Step Penyusunan RPJMD .................................................................................. 17
Template dan Handout..................................................................................................... 19
Daftar Peristilahan dan Singkatan ................................................................................... 20
M1 Orientasi Perencanaan Daerah ............................................................................. 24
M2 Pembentukan Tim Penyusunan RPJMD ................................................................ 27
M3 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RPJMD................................... 30
M4 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah 5 Tahunan.................................................................................................. 32
M5 Penyusunan Profil Daerah dan Prediksi Masa Depan ........................................... 33
M6 Kajian terhadap RPJPD ......................................................................................... 47
M7 Misi, Visi, dan Program Prioritas Kepala Daerah Terpilih ....................................... 48
M8 Kajian terhadap Visi, Misi, dan Program Prioritas Kepala Daerah Terpilih ............. 48
M9 Analisis Keuangan ................................................................................................. 50
M10 Kajian RTRW-D ..................................................................................................... 55
M11 Review RPJMD Provinsi dan Nasional .................................................................. 56
M12 Orientasi Renstra................................................................................................... 57
M13 Pembentukan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen Renstra SKPD ..................... 58
M14 Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen Renstra SKPD ....................... 60
M15 Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Pelayanan SKPD ....................................... 61
M16 Penyusunan Profil Pelayanan SKPD dan Prediksi Jangka Menengah .................. 62
M17 Identifikasi Stakeholders ......................................................................................... 63
M18 Penentuan Stakeholders untuk Konsultasi Publik .................................................. 65
M19 Perumusan Metoda dan Jaring Aspirasi, FGD, dan Musrenbang RPJMD ............. 67
M23 Sosialisasi Bahwa Daerah Akan Menyusun RPJMD .............................................. 71
M24 jaring Aspirasi: Isu dan Harapan Masyarakat.......................................................... 72
xiii
M25 Formulasi Dokumen Rancangan Awal RPJMD ..................................................... 74
M26 Tyupoksi SKPD ...................................................................................................... 77
M27 Perumusan Visi dan Misi SKPD ............................................................................ 77
M28 Evaluasi Renstra SKPD (Renstra Dinas) Periode Lalu ......................................... 79
M29 FGDs untuk Setiap Topik........................................................................................ 81
M30 Pembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPDs ................................................... 84
M31 Review Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi .................................................. 84
M32 Perumusan Program (SKPD, Lintas SKPD, Kewilayahan) ................................... 85
M33 Identifikasi capaian Keberhasilan dan Permasalahan ............................................ 87
M34 Pembahasan Forum SKPD ................................................................................... 88
M35 Berita Acata Hasil Kesepakatan Forum SKPD ...................................................... 91
M36 Penyusunan Rancangan Awal RPJMD untuk dibahas dalam
Musrenbang RPJMD .............................................................................................. 93
M37 Penyusunan Dokumen Rancangan Renstra SKPD .............................................. 94
M38 Musrenbang RPJMD .............................................................................................. 95
M39 Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD .................................................. 98
M40 Penyusunan Rancangan Akhir Dokumen RPJMD Daerah .................................. 100
M41 Penyusunan Rancangan Akhir Dokumen Renstra SKPD.................................... 101
M42 Penyusunan Naskah Akademis Ranperda RPJMD ............................................. 103
M43 Penyusunan Naskah Akademis Rancangan Perka SKPD................................... 104
M47 Pembahasan DPRD tentang Ranperda RPJMD ................................................. 104
M49 Dokumen RPJM-D yang telah disyahkan ............................................................. 105
M50 Dokumen Renstra SKPD telah disyahkan ........................................................... 105
HANDOUT ..................................................................................................................... 106
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 149
TOPIK
1
RPJMDBahan Pelatihan dan Pendampingan
Penyusunan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah
BAGIAN 2
TOPIK
2
Pengantar
Tentang LGSP
LGSP (Local Governance Support Program) atau Program Dukungan bagi Tata Pemerintahan Daerah merupakan
program peningkatan kapasitas (2005-2009) yang didanai olehUnited Agency for International Development (USAID). Programini bertujuan memperkenalkan tata pemerintahan yang efisien,transparan, dan akuntabel di beberapa provinsi terpilih di Indone-sia. Prakarsa dan program LGSP ditujukan bagi peningkatankemampuan pemerintah daerah mitra, organisasi kema-syarakatan, dan media yang mencakup bidang perencanaan danpenganggaran terpadu, pengelolaan pemerintahan daerah,pelayanan publik, pengelolaan dan mobilisasi sumber daya, sertatata pemerintahan yang partisipatif. Sampai dengan September2009, LGSP akan bekerja dengan lebih dari 55 kabupaten/kota diProvinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,Sulawesi Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Irian JayaBarat.
Bahan pelatihan dan pendampingan ini disusunoleh LGSP USAID dengan tujuan untuk memberikan
perspektif dan pemahaman yang lebih baik tentang esensiRPJMD sebagai suatu dokumen resmi perencanaan daerah.
Bahan pelatihan dan pendampingan ini diharapkan dapatmembantu Pemerintah Daerah untuk menyusun RPJMD secaralebih efektif, memenuhi kaidah dan kelengkapan suatuperencanaan strategis jangka menengah dan memenuhipersyaratan penyusunan RPJMD yang teknokratis, demokratis,partisipatif, dan politis; membantu DPRD untuk dapat mengikutisecara efektif dinamika proses penyusunan RPJMD, memberikanmasukan, menilai, dan mengevaluasi hasilnya serta bagiOrganisasi Masyarakat Sipil (NGO,CBO, dan CSO) untuk dapatmemberikan kontribusi yang efektif dalam proses penyusunandokumen RPJMD sehingga hasilnya memberikan manfaat yangsebesar-besarnya pada masyarakat.
Tentang LGSP
Pengantar
TOPIK
3
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMA RPJMD
INDIKATORKUALITAS
RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
APA ITU RPJMD?
Peraturan dan perundangan di era desentralisasimemperlihatkan komitmen politik pemerintah untuk menata
kembali dan meningkatkan sistem, mekanisme, prosedur dankualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah. Inidilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelolapemerintahan daerah yang lebih baik, demokratis, danpembangunan daerah berkelanjutan.
Dalam peraturan dan perundangan baru penyusunan rencanadikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis,partisipatif, politis, bottom-up dan top down process. Ini bermaknabahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidahpenyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan danakuntabel; konsisten dengan rencana lainnya yang relevan; jugakepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yangperlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalamproses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangatpenting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkandukungan optimal bagi implementasinya.
RPJMD atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerahmerupakan satu dokumen rencana resmi daerah yangdipersyaratkan bagi mengarahkan pembangunan daerah dalamjangka waktu 5 (lima) tahun ke depan masa pimpinan KepalaDaerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Sebagai suatudokumen rencana yang penting sudah sepatutnya PemerintahDaerah, DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian pentingpada kualitas proses penyusunan dokumen RPJMD, dan tentunyadiikuti dengan pemantauan, evaluasi, dan review berkala atasimplementasinya.
Karena dokumen RPJMD sangat terkait dengan visi dan misiKepala Daerah Terpilih, maka kualitas penyusunan RPJMD akanmencerminkan sejauh mana kredibilitas KDH Terpilih dalammemandu, mengarahkan, dan memprogramkan perjalanankepemimpinannya dan pembangunan daerahnya dalam masa 5(lima) tahun ke depan dan mempertanggungjawabkan hasilnyakepada masyarakat pada akhir masa kepemimpinannya.
RPJMD menjawab 3 (tiga) pertanyaan dasar: (1) kemana daerahakan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapaidalam 5 (lima tahun) mendatang; (2) bagaimana mencapainyadan; (3) langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agartujuan tercapai.
TOPIK
4
Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi RPJMD untukmengklarifikasikan secara eksplisit visi dan misi KDH Terpilihkemudian menerjemahkan secara strategis, sistematis, danterpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program prioritasserta tolok ukur kinerja pencapaiannya.
Untuk mendapatkan dukungan yang optimal bagiimplementasinya, proses penyusunan dokumen RPJMD perlumembangun komitmen dan kesepakatan dari semua stake-holder untuk mencapai tujuan RPJMD melalui proses yangtransparan, demokratis, dan akuntabel dengan memadukanpendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, dan politis.
APA ITU RPJMD?
TOPIK
5
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMA RPJMD
INDIKATORKUALITAS
RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
LANDASAN HUKUM RPJMD
Penyusunan RPJMD perlu mengantisipasi tentang adanyadiskrepansi (perbedaan) dalam peraturan dan perundangan
perencanaan dan penganggaran daerah terutama tentang sta-tus hukum RPJMD; belum adanya payung pengaturan yangterpadu antara perencanaan dan penganggaran daerah yangmenyebabkan kurang terintegrasinya perencanaan danpenganggaran; masih terbatasnya pemahaman di daerah tentangperformance planning walaupun pengangaran daerah telahmenjalankan performance budgeting untuk beberapa waktu;singkatnya waktu (3 bulan) yang diberikan dalam peraturan/perundangan untuk menyusun RPJMD.
Penyusunan RPJMD perlu mengembangkan hubungan (link)di antara peraturan dan perundangan tersebut sehingga RPJMDsebagai dokumen rencana jangka menengah mudahditerjemahkan ke dalam rencana tahunan RKPD, KUA APBD,Renja SKPD, RKA-SKPD, dan APBD.
Ada 10 (sepuluh) landasan hukum utama yang mengatur sistem,mekanisme, proses, dan prosedur tentang RPJMD khususnyadan perencanaan dan penganggaran daerah pada umumnya diera desentralisasi ini, yaitu:
· Undang- Undang No 25/2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
· Undang- Undang No 17/2003 tentang Keuangan Negara· Undang- Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan
Daerah· Undang- Undang No 33/2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah
· Peraturan Pemerintah No 58/2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah
· Peraturan Pemerintah No 65/2005 tentang PedomanPenyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
· Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6/2007 tentangPetunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan StandarPelayanan Minimal
· SE Menteri Dalam Negeri No 050/2020/SJ Tahun 2005tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerahdan RPJM Daerah Kabupaten/Kota
· SEB Menteri Negara Perencanaan PembangunanNasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri0008/M.PPN/01/2007/050/264A/SJ tentang PetunjukTeknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007
· Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13/2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
TOPIK
6
Undang-Undang No 25/2004 mengatur tentang peranan dantanggung jawab Bappeda untuk menyiapkan RPJMD, keterkaitanvisi dan misi Kepala Daerah Terpilih dengan RPJMD, pokok-pokokisi dokumen RPJMD, waktu pelaksanaan Musrenbang RPJMDdan penyampaian RPJMD; status hukum RPJMD.
Undang-Undang No 17/2003 walaupun tidak mengatur secaraeksplisit tentang RPJMD, namun mengatur tentang peranan dankedudukan RKPD yang merupakan penjabaran RPJMD dalamkaitannya dengan perumusan Kebijakan Umum Anggaran (KUA),Renja SKPD, RKA SKPD, dan RAPBD. Undang- Undang inimenekankan tentang penganggaran berbasis prestasi (perfor-mance budgeting).
Undang-Undang No 32/2004 memberikan penjelasan yang lebihlengkap tentang RPJMD dibandingkan dengan UU No 25/2004tentang SPPN. Undang-Undang ini mengatur tentang fungsiRPJMD untuk menjabarkan visi, misi, dan program KepalaDaerah; perlunya konsistensi dan keselarasan dengan RPJPDdan RPJM Nasional; pokok-pokok kandungan RPJMD memuatarah kebijakan keuangan daerah, selain strategi, kebijakan umumpembangunan daerah, program lintas SKPD, dan lintaskewilayahan; RKPD merupakan penjabaran RPJMD serta; sta-tus hukum RPJMD sebagai Peraturan Daerah.
Undang-Undang No 33/2004 seperti halnya Undang-Undang No17/2003 tidak mengatur secara langsung RPJMD, namunmengatur tentang peranan dan kedudukan RKPD, Renja SKPD,RKA SKPD, dan APBD yang merupakan penjabaran RPJMD.Undang-Undang ini menekankan tentang perlunya penyusunanRenja dan RKA SKPD berbasis penganggaran kinerja. Inimenunjukkan tentang perlunya RPJMD juga menggambarkantarget capaian kinerja pembangunan daerah sehingga mudahuntuk ditransformasikan ke dalam rencana tahunan (RKPD).
Peraturan Pemerintah No 58/2005 menekankan tentang RPJMDsebagai dasar dalam penyusunan Rancangan APBD, RKPD,Renja SKPD dan RKA SKPD sebagai penerjemahan RPJMD.
Peraturan Pemerintah No 65/2005 menekankan tentang perlunyaRPJMD mencakup target pencapaian Standar Pelayanan Mini-mal dalam jangka menengah dan kemudian dituangkan dalamRKPD untuk target pencapaian SPM Tahunan.
LANDASAN HUKUM
TOPIK
7
SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dengan Menteri Dalam Negeri tentang PetunjukTeknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 mengatursecara lebih rinci tentang pelaksanaan Musrenbang (MusyawarahRencana Pembangunan) untuk setiap jenis Musrenbang dalamrangka penyusunan RKPD dan RKP. SEB ini mengatur tentangtahapan musrenbang (pra dan pasca musrenbang), informasiyang perlu disediakan dalam musrenbang; masukan dankeluaran musrenbang; agenda; tipologi peserta musrenbang;organisasi penyelenggara, peranan dan tanggung jawab Bappedadan SKPD dalam proses musrenbang. Secara keseluruhan, SEBini telah memperlihatkan komitmen politik Pemerintah yang tinggiuntuk melibatkan masyarakat dalam proses pengambilankeputusan perencanaan daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13/2006 yang merupakanpenjabaran Peraturan Pemerintah No 58/2005 telah mengatursecara rinci mekanisme, proses, dan prosedur penyusunanpenganggaran tahunan daerah, termasuk di dalamnya RKPD,KUA, PPAS, RKA-SKPD, RAPBD, dan APBD. Mengingat RPJMDdijadikan dasar bagi penyusunan RAPBD, maka dokumenRPJMD perlu sedemikian rupa sehingga mudah diterjemahkanke dalam rencana dan penganggaran tahunan daerah yang diaturdalam PERMENDAGRI No 13/2006. Ini bermakna bahwa RPJMDperlu mencerminkan kerangka penganggaran yang diatur dalamPERMENDAGRI tersebut. Untuk itu, RPJMD perlumenggunakan kerangka fungsi, urusan wajib, dan urusanpilihan pemerintahan daerah dalam menganalisis isustrategis, merumuskan strategi, kebijakan dan menetapkanprioritas programnya, setiap program perlu mempunyai tolokukur dan target kinerja capaian program yang jelas.
Pada saat ini, yang sedang dalam proses pengesahan adalahPeraturan Pemerintah (PP) tentang Tahapan dan Tata CaraPenyusunan Rencana Pembangunan Daerah sebagai tindaklanjut dari Undang-Undang No 32/2004 dan Undang-Undang No25/2004. Diharapkan PP ini akan dapat memberikan klarifikasiatas kekurangjelasan, ketidakterpaduan, ataupun perbedaanyang timbul dari peraturan perundangan tentang perencanaandaerah.
LANDASAN HUKUM
TOPIK
8
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMA RPJMD
INDIKATORKUALITAS
RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD
Sejalan dengan Undang-Undang 25/2004 maka penyusunanRPJMD perlu memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
· Strategis· Demokratis dan Partisipatif· Politis· Perencanaan Bottom- Up· Perencanaan Top- Down
Strategis
Dokumen RPJMD pada dasarnya merupakan hasil suatu prosespemikiran strategis. Kualitas dokumen RPJMD sangat ditentukanoleh seberapa jauh RPJMD dapat mengemukakan secarasistematis proses pemikiran strategis tersebut. Perencanaanstrategis erat kaitannya dengan proses menetapkan ke manadaerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendakdicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya;dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agartujuan tercapai.
Alur pemikiran strategis (strategic thinking process) padadasarnya mencakup elemen-elemen sebagai berikut:· Ada rumusan isu dan permasalahan pembangunan yang jelas· Ada rumusan prioritas isu sesuai dengan urgensi dan
kepentingan dan dampak isu terhadap kesejahteraanmasyarakat banyak
· Ada rumusan tujuan pembangunan yang memenuhi kriteriaSMART (specific, measurable, achievable, reliable, timebound)
· Ada rumusan alternatif strategi untuk pencapaian tujuan· Ada rumusan kebijakan untuk masing-masing strategi· Ada pertimbangan atas kendala ketersediaan sumber daya
dan dana (kendala fiskal daerah)· Ada prioritas program· Ada tolok ukur dan target kinerja capaian program· Ada pagu indikatif program· Ada kejelasan siapa bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan, sasaran, dan hasil, dan waktu penyelesaian termasukreview kemajuan pencapaian sasaran
· Ada kemampuan untuk menyesuaikan dari waktu ke waktuterhadap perkembangan internal dan eksternal yang terjadi
· Ada evaluasi terhadap proses perencanaan yang dilakukan· Ada komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dari dokumen
yang dihasilkan· Ada instrumen, metodologi, pendekatan yang tepat digunakan
untuk mendukung proses perencanaan
TOPIK
9
Demokratis dan Partisipatif
Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perludilaksanakan secara transparan, akuntabel, dan melibatkanmasyarakat (stakeholder) dalam pengambilan keputusanperencanaan di semua tahapan perencanaan:· Ada identifikasi stakeholder yang relevan untuk dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan perencanaan· Ada kesetaraan antara government dan non government
stakeholder dalam pengambilan keputusan· Ada transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan· Ada keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen
masyarakat, terutama kaum perempuan dan kelompokmarjinal
· Ada sense of ownership masyarakat terhadap RPJMD· Ada pelibatan dari media· Ada konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan
penting pengambilan keputusan seperti perumusanprioritas issues dan permasalahan, perumusan tujuan,strategi dan kebijakan, dan prioritas program
Politis
Ini bermakna bahwa penyusunan RPJMD melibatkan proseskonsultasi dengan kekuatan politis terutama Kepala DaerahTerpilih dan DPRD:· Ada konsultasi dengan KDH Terpilih untuk penerjemahan yang
tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program KepalaDaerah Terpilih ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan pro-gram pembangunan daerah
· Ada keterlibatan DPRD dalam proses penyusunan RPJMD· Ada pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan
RPJMD· Ada naskah akademis untuk mendukung proses pengesahan
RPJMD· Ada review dan evaluasi dari DPRD terhadap rancangan
RPJMD· Ada review, saran dan masukan Gubernur Provinsi berkaitan
terhadap rancangan RPJMD· Ada pembahasan terhadap Ranperda RPJMD· Ada pengesahan RPMJD sebagai Peraturan Daerah yang
mengikat semua pihak untuk melaksanakannya dalam limatahun ke depan.
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD
TOPIK
10
Bottom-up
Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlumemperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat:· Ada penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk
melihat konsistensi dengan visi, misi dan program KepalaDaerah Terpilih
· Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatandengan masyarakat tentang prioritas pembangunan daerah
· Memperhatikan hasil proses penyusunan Renstra SKPD
Top down
Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlubersinergi dengan rencana strategis di atasnya dankomitmen pemerintahan atasan berkaitan:· Ada sinergi dengan RPJP dan RPJM Nasional· Ada sinergi dan konsistensi dengan RPJPD· Ada sinergi dan konsistensi dengan RTRWD· Ada sinergi dan komitmen Pemerintah terhadap tujuan-
tujuan pembangunan global seperti Millenium Develop-ment Goals, Sustainable Development, pemenuhan HakAsasi Manusia, pemenuhan air bersih dan sanitasi, dsb
Tujuan Utama / Goals MDG
Dalam MDG ditetapkan delapan tujuan utama yang perlu ditindaklanjutioleh setiap negara yang meliputi:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan2. Mewujudkan pendidikan dasar3. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan4. Mengurangi angka kematian bayi5. Meningkatkan kesehatan ibu.6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya7. Menjamin pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan8. Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPJMD
Sumber : Millennium Development Goals reports : an assessment UNDP
TOPIK
11
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMA RPJMD
INDIKATORKUALITAS
RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
KELUARAN UTAMA RPJMD
Adapun keluaran utama yang diharapkan dari hasil prosespenyusunan RPJMD adalah sebagai berikut:
Hasil Proses Strategis
· Profil Daerah berisikan status, posisi, dan kedudukan daerahdalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerahserta kondisi internal (kelemahan dan kekuatan) dan eksternal(tantangan dan peluang) dalam 5 tahun ke depan
· Dokumen RPJMD yang telah disahkan berisikan visi, misiKepala Daerah Terpilih; tujuan, arah, strategi, dan kebijakanpembangunan daerah dan keuangan daerah; prioritas program(SKPD, Lintas SKPD dan Lintas Kewilayahan). Tolok ukur dantarget kinerja capaian program, pagu indikatif, dan penanggungjawab kelembagaan
Hasil Proses Demokratis dan Partisipatif
· Naskah Kesepakatan Stakeholder dalam Konsultasi Publikpada tahapan penting perencanaan dan Musrenbang RPJMDyang berisikan konsensus dan kesepakatan terhadapprioritas isu daerah jangka menengah, rumusan tujuan,arah, strategi, dan kebijakan pembangunan daerah dankeuangan daerah, program prioritas dan pagu indikatifprogram
Hasil Proses Politis
· Hasil konsultasi dengan Gubernur Provinsi berkaitan· Naskah Akademis Ranperda RPJMD· Perda RPJMD
TOPIK
12
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMA RPJMD
INDIKATORKUALITAS
RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
INDIKATOR KUALITAS RPJMD
Kualitas dokumen RPJMD sangat ditentukan oleh kualitasproses pemikiran strategis yang digunakan dalam proses
penyusunan RPJMD.
Pengertian Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah pendekatan, cara untuk mencapaitujuan; mengarahkan pengambilan keputusan dan tindakan diberbagai peringkat organisasi; sifatnya garis besar, medium tolong range, menghubungkan sumber daya dan dana dengantujuan yang ingin dicapai. Perencanaan strategis perlu melibatkanstakeholder untuk memastikan terdapatnya perspektif yangmenyeluruh atas isu yang dihadapi; pemikiran dan analisis yangmendalam dan comprehensive dalam perumusan strategi;mereview mana strategi yang berhasil dan tidak; dan di antarastrategi tidak saling bertentangan namun saling melengkapi.
Perencanaan strategis menetapkan ke mana daerah akandiarahkan pengembangannya; apa yang hendak dicapai padamasa lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya danlangkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuantercapai.
Esensi Perencanaan Strategis
· Merumuskan tujuan dan sasaran pembangunan yang realistis,konsisten dengan visi, misi, dan program Kepala DaerahTerpilih dan dalam kerangka waktu sesuai kemampuan daerahuntuk implementasinya.
· Arah perkembangan daerah dapat lebih dipahami olehmasyarakat; dengan demikian membangun ‘sense ofowenership’ dari rencana yang dibuat
· Memastikan bahwa sumber daya dan dana daerah diarahkanuntuk menangani isu daerah prioritas
· Menyediakan dasar (benchmark) untuk mengukur sejauhmana kemajuan untuk mencapai tujuan dan mengembangkanmekanisme untuk menginformasikan perubahan apabiladiperlukan
· Mengembangkan kesepakatan untuk memadukan semuasumber daya dalam mencapai tujuan
· Merumuskan fokus dan langkah-langkah yang jelas untukmencapai tujuan
Elemen-elemen Penting Perencanaan Strategis
· Analisis SWOT atas profil daerah· Analisis prioritas isu pembangunan daerah· Perumusan tujuan
TOPIK
13
· Desain strategi untuk mengatasi isu· Klarifikasi atau perumusan visi, misi dan program· Perumusan rencana· Penyusunan anggaran· Implementasi program· Pemantauan, evaluasi, dan pemutakhiran rencana
Kualitas RPJMD
Berdasarkan pendekatan perencanaan strategis tersebut diatas,kualitas RPJMD dapat diukur dari hal-hal dibawah ini:· Ada kejelasan rumusan status dan kedudukan pencapaian
pembangunan daerah saat ini dalam berbagai fungsipemerintahan daerah
· Ada rumusan isu dan permasalahan strategis pembangunandaerah
· Ada kesesuaian antara visi, misi, dan agenda KDH terpilihdengan usaha mengoptimalkan kekuatan dan mengatasikelemahan internal pembangunan daerah
· Ada kesesuaian antara visi, misi dan agenda KDH terpilihdengan usaha mengoptimalkan peluang dan mengatasitantangan eksternal pembangunan daerah
· Ada kesesuaian rumusan tujuan, strategi, arah, dan kebijakanpembangunan daerah dengan usaha mengoptimalkankekuatan dan mengatasi kelemahan internal pembangunandaerah
· Ada kesesuaian rumusan tujuan, strategi, arah dan kebijakanpembangunan daerah dengan usaha mengoptimalkan peluangdan mengatasi tantangan eksternal pembangunan daerah
· Ada penerjemahan yang baik dan sistematis dari visi, misi,dan agenda KDH terpilih ke dalam perumusan tujuan, strategidan kebijakan pembangunan daerah
· Ada penerjemahan yang baik dan sistematis tujuan, strategidan kebijakan ke dalam rumusan prioritas programpembangunan daerah
· Ada kesesuaian antara hasil rumusan isu strategis dalampengelolaan keuangan daerah dengan rumusan tujuan,strategi, dan arah kebijakan keuangan daerah
· Ada kesesuaian antara rumusan program pembangunandaerah dengan kendala fiskal daerah
· Ada keterkaitan yang erat dan kontribusi programpembangunan daerah terhadap pemecahan isu danpermasalahan strategis nasional
· Ada proses perencanaan yang demokratis dan partisipatifdalam keseluruhan proses pengambilan keputusanpenyusunan RPJMD
Syarat KeberhasilanPerencanaan Strategis
· Mengikut sertakanstakeholders yangtepat dalam prosesperencanaan
· Mengkomunikasikanrencana denganbahasa yang mudahdimengerti
· Tujuan (goals) dansasaran (objectives)rencana mesti realistisdan SMARTER(specific, measurable,acceptable, realistic,time frame, extendingand rewarding)
· Ada kejelasan siapabertanggung jawabuntuk mencapai tujuan,sasaran dan hasil, danwaktu penyelesaiantermasuk reviewkemajuan pencapaiansasaran
· Ada kemampuan untukmenyesuaikan dariwaktu ke waktuterhadapperkembangan internaldan eksternal yangterjadi
· Ada evaluasi terhadapproses perencanaanyang dilakukan
· Ada komunikasi dankonsultasiberkelanjutan daridokumen yangdihasilkan
· Menggunakaninstrumen, metodologi,pendekatan yang tepatuntuk mendukungproses perencanaan
INDIKATOR KUALITAS RPJMD
TOPIK
14
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMARPJMD
INDIKATORKUALITAS
RPJMD
KERANGKAANALISIS
RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
KERANGKA ANALISIS RPJMD
RPJMD dalam Kerangka PERMENDAGRI No 13/2006
Untuk mendapatkan konsistensi dan keterpaduan antaraperencanaan jangka menengah dengan perencanaan dan
penganggaran tahunan, RPJMD perlu menggunakan kerangkaanalisis dan program yang serupa dengan kerangka programRKPD, Renja dan RKA SKPD, dan APBD.
Kerangka analisis yang diusulkan untuk RPJMD adalahmenggunakan pembahagian fungsi, urusan wajib, dan urusanpilihan pemerintahan daerah sebagai dasar analisis. Ini untukmemastikan bahwa RPJMD dapat diterjemahkan secarakonsisten kepada rencana dan penganggaran tahunan.
Adapun fungsi Pemerintahan Daerah meliputi:· Pelayanan umum· Ketertiban dan keamanan· Ekonomi· Lingkungan hidup· Perumahan dan fasilitas umum· Kesehatan· Pariwisata dan budaya· Pendidikan· Perlindungan sosial
Untuk kepentingan di atas, perlu dipahami adanya table-tabelutama dari PERMENDAGRI No 13/2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah yang merupakan kerangkautama bagi penyusunan RPJMD:· Lampiran A.V tentang Kode dan Klasifikasi Fungsi
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.· Lampiran A.VI tentang Pembagian Fungsi, Urusan Wajib dan
Urusan Pilihan Pemerintahan Daerah· Lampiran A.VII tentang Kode dan Daftar Program dan Kegiatan
Menurut Urusan Pemerintahan Daerah
Pengembangan Tolok Ukur Kinerja Pembangunan Daerah
Untuk mengembangkan analisis pembangunan daerah yangberkelanjutan, adalah penting bagi RPJMD untuk mengem-bangkan tolok ukur kinerja untuk masing-masing fungsi tersebutdi atas yang dapat menggambarkan dimana posisi dankedudukan daerah saat ini dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di atas; fungsi-fungsi mana di daerah yangpada saat ini masih mengalami masalah; fungsi-fungsi manayang perlu dikembangkan dan diperbaiki; seberapa jauhperjalanan yang mesti ditempuh untuk menujupenyelenggaraan fungsi yang optimal.
TOPIK
15
KERANGKA ANALISIS RPJMD
Pengembangan tolok ukur kinerja pembangunan daerah yangmencakup semua fungsi di atas akan memperlihatkan secara jelassejauh mana ’sistem pembangunan daerah’ hubungan antarakomponen-komponen fisikal, lingkungan sosial, ekonomi telahterjalin baik; dapat mendeteksi segera apabila terdapatpermasalahan dan dapat dirumuskan pemecahannya.
Pengembangan tolok ukur kinerja dapat memperlihatkan sejauh manakemajuan dicapai dalam masa lima tahun ke depan daripenyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di atas.
Kriteria dalam pengembangan tolok ukur kinerja:· Relevan· Mudah dipahami· Reliable· Informasi mudah diakses· Memperlihatkan perspektif jangka menengah dan panjang· Berhubungan dengan isu pembangunan daerah· Memperlihatkan hubungan antara komponen pembangunan
daerah
Beberapa rujukan dalam pengembangan tolok ukur kinerjapembangunan daerah yang telah dikembangkan oleh Bappenas:· Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah· Indeks Pembangunan Daerah· Indikator Kemajuan Otonomi Daerah· Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan Daerah
Dalam kaitan diatas, RPJMD perlu mengembangkan:· Tolok ukur kinerja (5- 7) untuk masing-masing fungsi tersebut di
atas yang dapat mencerminkan kemajuan pencapaianpenyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut secara berkelanjutan.
· Target kinerja untuk masing- masing fungsi tersebut di atas dalamlima tahun kedepan yang disesuaikan sejauh mungkin dengan tar-get kinerja capaian program pemerintah, ketentuan peraturan danperundangan yang berlaku, standar pelayanan minimal ataukomitmen internasional
· Posisi dan kedudukan daerah pada saat ini dalam penyelenggaraanfungsi-fungsi tersebut di atas
· Posisi dan kedudukan daerah yang diharapkan pada 5 (lima) tahunke depan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di atas
· Analisis SWOT untuk menggambarkan secara lebih rinci kedudukaninternal (kelemahan dan kekuatan) dan eksternal (tantangan danpeluang) daerah dalam penyelenggaraan fungsi- fungsi tersebut diatas
· Strategi, kebijakan, program dan tolok ukur capaian kinerja programdalam 5 (lima) tahun ke depan untuk masing-masing fungsi
TOPIK
16
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMARPJMD
INDIKATORKUALITAS
RPJMD
KERANGKAANALISIS RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
BAGAN ALIR PROSES PENYUSUNAN RPJMD
Bagan 1 Memperlihatkan alur proses penyusunan RPJMDyang dikembangkan oleh LGSP-USAID, yang mengikuti
ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku tentangperencanaan daerah.
Ada 3 (tiga) alur spesifik yang digambarkan di sini yaitu alur prosesteknokratis-strategis, alur proses partisipatif, dan alur proseslegislasi dan politik. Ketiga alur proses tersebut menghendakipendekatan yang berbeda, namun saling berinteraksi satu samalain untuk menghasilkan RPJMD yang terpadu.
Alur Proses Strategis
Alur ini merupakan alur teknis perencanaan, yang merupakandominasi para perencana daerah dan pakar perencanaan daerah.Alur ini ditujukan menghasilkan informasi, analisis, proyeksi,alternatif-alternatif tujuan, strategi, kebijakan, dan program sesuaikaidah teknis perencanaan yang diharapkan dapat memberikanmasukan bagi alur proses partisipatif.
Alur Proses Partisipatif
Alur ini merupakan alur bagi keterlibatan masyarakat dalam prosesperencanaan daerah. Alur ini merupakan serangkaian public par-ticipatory atau participatory planning events untuk menghasilkankonsensus dan kesepakatan atas tahap-tahap pentingpengambilan keputusan perencanaan. Alur ini merupakan wahanabagi non government stakeholder seperti NGO, CSO, CBO untukmemberikan kontribusi yang efektif pada setiap public participa-tory events, kemudian mereview dan mengevaluasi hasil-hasilproses strategis.
Alur Legislasi dan Politik
Ini merupakan alur proses konsultasi dengan legislatif (DPRD)untuk menghasilkan Perda RPJMD. Pada alur ini diharapkanDPRD dapat memberikan kontribusi pemikirannya, review, danevaluasi atas hasil-hasil baik proses strategis maupun prosespartisipatif.
TOPIK
17
Orientasi Perencanaan DaerahPembentukan Tim Penyusun RPJMDPenyusunan Rencana Kerja Penyiapan dokumenRPJMDVisi, Misi dan Program Prioritas Kepala Daerah TerpilihOrientasi Renstra SKPDPembentukan Tim Penyusun Renstra SKPDPenyusunan Rencana Kerja Penyiapan dokumenRenstra SKPDIdentifikasi StakeholderPenentuan Stakeholder untuk konsultasi publikPenyiapan draft SK Tim Penyusun dan SK PanduanPenyusunan dokumen RPJMDPenetapan SK Tim Penyusun dan SK PanduanPenyusunan Dokumen RPJMDSurat Perintah KepDa kepada GS & surat permintaankepada Lembaga/NGS agar berkontribusi dalamproses RPJMDSosialisasi bahwa daerah akan menyusun RPJMDPerumusan metoda dan panduan Jaring Aspirasi, FGD,dan Musrenbang RPJMD
Pengumpulan Data/Informasi Kondisi Penyeleng-garaan Pemerintah Daerah 5 tahunanPenyusunan profil daerah dan prediksi masa depanKajian terhadap RPJMDKajian terhadap Visi, Misi dan Program Prioritas KepalaDaerah terpilihAnalisis keuangan daerahKajian RTRW-DReview RPJMD Provinsi dan NasionalJaring aspirasi: Isu dan harapan masyarakatFormulasi Dok. Rancangan Awal RPJMDFGDs untuk setiap TopikPembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPDsPenyusunan Rancangan Awal RPJMD untuk dibahasdalam Musrenbang RPJMD
Pengumpulan Data/Informasi Kondisi PelayananRPJMDPenyusunan profil pelayanan RPJMD& prediksi jangkamenengahTupoksi RPJMDPerumusan Visi dan Misi RPJMD
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMA RPJMD
INDIKATORKUALITAS RPJMD
KERANGKAANALISIS
RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD
M 1M 2M 3
M 7M 12M 13M 14
M 17M 18M 20
M 21
M 22
M 23M 19
M 4
M 5M 6M 8
M 9M 10M 11M 24M 25M 29M 30M 36
M 15
M 16
M 26M 27
Tahap Persiapan
Tahap Penyusunan Rancangan Awal RPJMD Daerah
Tahap Penyusunan Rancangan Awal Renstra RPJMD
TOPIK
18
Tahap Penyusunan Rancangan Akhir RPJMD Daerah /Renstra RPJMD
STEP BY STEP PENYUSUNAN RPJMD
Evaluasi Renstra RPJMD (Renstra Dinas) periode laluReview Renstra K/L dan Renstra RPJMD ProvinsiIdentifikasi capaian keberhasilan dan permasalahanPerumusan program (SKPD, Lintas SKPD,Kewilayahan)Pembahasan Forum RPJMDBerita Acara Hasil Kesepakatan Forum RPJMDPenyusunan Dokumen Rancangan Renstra RPJMD
Musrenbang RPJMDNaskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD
Penyusunan Rancangan Akhir dokumen RPJM DaerahPenyusunan Naskah Akademis Ranperda RPJMDPenyusunan Rancangan Akhir dokumen RenstraSKPDPenyusunan Naskah Akademis Rancangan PerkaSKPD
Penyampaian Naskah Perda RPJMD kepada Gubernurcq Bappeda ProvinsiKonsultasi dengan Gubernur cq kepala BappedaProvinsiPenyampaian Naskah perda RPJMD serta lampirannyakepada DPRDPembahasan DPRD tentang Ranperda RPJMDPenetapan Ranperda menjadi PerdaDokumen RPJM-D yang telah disyahkanDokumen Renstra SKPD telah disyahkan
M 28M 31M 33M 32
M 34M 35M 37
M 38M 39
M 40M 42M 41
M 43
M 44
M 45
M 46
M 47M 48M 49M 50
Tahap Pelaksanaan Musrenbang Daerah Jangka Menengah
Tahap Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD
TOPIK
19
APA ITURPJMD?
LANDASANHUKUM
PRINSIP-PRINSIPPENYUSUNAN
RPJMD
KELUARANUTAMA RPJMD
INDIKATORKUALITAS RPJMD
KERANGKAANALISIS RPJMD
BAGAN ALIRPROSES
PENYUSUNANRPJMD
STEP BY STEPPENYUSUNAN
RPJMD
HANDOUTPENDUKUNG
HANDOUT PENDUKUNG
Bahan Pelatihan dan Pendampingan ini didukung denganTEMPLATE dan penjelasan ringkas (handout) tambahan
tentang hal-hal penting dalam setiap tahapan penyusunanRPJMD.
Handout yang dimaksud terdiri dari:1) Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Pacitan2) Proyeksi Keuangan Daerah dan Proyeksi Belanja Daerah3) Orientasi Kerangka Regulasi Perencanaan dan Pengang-
garan Daerah4) Millennium Development Goals5) Prinsip-prinsip Good Governance6) Fasilitasi dan Rekrutmen Fasilitator
20
1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat dengan RPJPadalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.
2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRPJPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode dua puluh(20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacupada RPJP Nasional.
3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJMadalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.
4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRPJMD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode lima (5) tahunyang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yangpenyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakanumum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalamkerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
5) Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana KerjaPemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode satu (1) tahun.
6) Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalahdokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yangmerupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP Nasional, memuatrancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja,dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yangditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
7) Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalahperangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran.
8) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRENSTRA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun,yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunanyang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah sertaberpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
9) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat denganRENJA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yangmemuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakanlangsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasimasyarakat.
10) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat dengan RKA SKPDadalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatanSKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD yang bersangkutandalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.
11) Rencana Tata Ruang, yang selanjutnya disingkat dengan RTR adalah dokumen yangmemuat hasil perencanaan tata ruang.
12) Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat dengan RTRW adalahdokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang wilayah.
13) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkaitpadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif danatau aspek fungsional.
DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN
21
14) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periodeperencanaan.
15) Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untukmewujudkan visi.
16) Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strate-gic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian danperumusan strategi, kebijakan, dan program.
17) Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untukmewujudkan visi dan misi.
18) Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.
19) Program pembangunan adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatanyang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dantujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yangdikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
20) Kinerja adalah adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapaisehubungan dengan penggunaan anggran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
21) Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untukmasukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkantingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.
22) Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yangdiharapkan dari suatu kegiatan.
23) Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yangdilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
24) Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran darikegiatan-kegiatan dalam satu program.
25) MTEF atau Medium Term Expenditure Framework/Kerangka Pengeluaran JangkaMenengah adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, denganpengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebihdari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusanyang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
26) Kerangka Ekonomi Jangka Menengah Daerah merupakan kerangka prakiraan terhadapbesaran pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan.
27) Kerangka Pendanaan (Resource Envelope) merupakan gambaran kemampuanpendanaan daerah untuk membiayai belanja pemerintah.
28) Kerangka fiskal daerah adalah kerangka prakiraan terhadap pendapatan, hibah, pinjamandan belanja daerah.
29) Proyeksi fiskal daerah adalah proyeksi terhadap pendapatan, hibah, pinjaman dan belanjadaerah.
30) Target fiskal daerah adalah sasaran pendapatan dari sumber-sumber keuangan daerah.31) Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal daerah dan kapasitas fiskal daerah.32) Program Legislasi Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan PROLEGDA adalah
instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secaraberencana, terpadu, dan sistematis.
DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN
22
33) Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidaklangsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stake-holder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/ pelaksanaan pembangunan.
34) Konsultasi Publik adalah kegiatan partisipatif yang bertujuan untuk menghadirkan stake-holders dalam rangka mendiskusikan dan memahami isu dan permasalahan strategispembangunan daerah; merumuskan kesepakatan tentang prioritas pembangunan danmencapai konsensus tentang pemecahan masalah-masalah strategis daerah.Konsultasi publik dilakukan pada berbagai skala, tahapan dan tingkatan pengambilankeputusan perencanaan daerah. Konsultasi publik dapat berupa musrenbangda diperingkat kabupaten/kota, konsultasi forum stakeholder atau focus group discussionsdi peringkat SKPD maupun di peringkat lintas SKPD.
35) Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah forum antarpelakudalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunandaerah.
36) Tim Penyelenggara Musrenbang adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan,memfasilitasi pelaksanaan, dan menindaklajuti hasil Musrenbang.
37) Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangmelalui pembahasan yang disepakati bersama.
38) Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandudiskusi kelompok ataupun konsultasi publik. Seorang fasilitator harus memenuhikualifikasi kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapanberbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektivitas dan partisipatifnya kegiatan.
39) Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbanguntuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.
40) Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta Musrenbang untuk menghadiriMusrenbang pada tingkat yang lebih tinggi.
41) NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization atau Lembaga SwadayaMasyarakat/LSM.
42) CBO adalah singkatan dari Community based Organization atau Kelompok Masyarakat.43) CSO adalah singkatan dari Civil Society Organization atau Organisasi Masyarakat Sipil.
DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN
23
24
M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengadakan sosialisasi/lokakaryatentang ketentuan sistem perencanaan daerah bagi calon anggotatim penyusun dokumen perencanaan daerah, khususnya untukRPJM Daerah dan keterkaitannya dengan dokumen perencanaandaerah lainnya. Tujuan kegiatan ini:1) Mengetahui ketentuan regulasi yang berkaitan dengan proses
dan mekanisme pelaksanaan penyusunan RPJMD2) Mengetahui substansi dokumen RPJMD menjadi kewajiban
daerah serta saling keterkaitan antar dokumen daerah3) Mengetahui peran dan fungsi setiap kelompok pemangku
kepentingan dalam proses perencanaan RPJMD
1) Memahami ketentuan peraturan perundangan yang mengatursistem perencanaan
2) Mengetahui substansi pokok dan prinsip-prinsip dasar untuksetiap dokumen perencanaan daerah
3) Memahami dan memiliki kemampuan untuk menyusun setiapdokumen RPJMD untuk Tim RPJMD, serta kemampuan untukmenyusun Renstra SKPD bagi Tim penyusun Renstra, sertaproses partisipatif yang harus dilakukan.
· Peserta lokakarya/sosialisasi orientasi perencanaan daerahadalah staf daerah yang dicalonkan menjadi anggota Tim TeknisPenyusunan Dokumen serta para pengambil keputusan didaerah
· Di luar staf Pemda, dalam orientasi perlu juga melibatkanpeserta yang berasal dari non pemerintah, seperti PerguruanTinggi setempat, serta organisasi masyarakat dan LSM yangmemiliki kompetensi di bidang pembangunan daerah.
Dapat dilakukan melalui ceramah, diskusi kelompok dan studikasus, dibantu materi berupa bahan tayang.
· Bappeda menyusun rancangan agenda kegiatan penyusunanRPJMD termasuk merencanakan lokakarya untuk orientasiperencanaan.
· Bappeda menyusun rancangan susunan Tim PenyusunRPJMD, yang anggotanya secara jelas diidentifikasikan namadan instansinya.
· Bappeda melakukan identifikasi kemungkinan individu dariNGS yang berpotensi untuk dilibatkan menjadi anggota TimPenyusun, serta identifikasi lembaga atau individu-individu yangpotensial untuk diajak sebagai mitra dialog atau peserta FGD.
· Bappeda melakukan persiapan penyelenggarakan lokakaryaorientasi perencanaan daerah, baik secara mandiri maupunmelalui kerjasama dengan fasilitator/mitra/pemerintah pusatuntuk menyelenggarakan persiapan acara.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-Langkah
25
· Bappeda mengundang calon-calon anggota Tim Penyusundan lembaga/individu dari NGS untuk mengikuti seminar/lokakarya Orientasi Perencanaan.
1. UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara2. UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara3. UU No 15/2004 tentang Tanggung Jawab Keuangan Daerah4. UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional5. UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah6. PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.7. PP No 65/2005 tentang Pedoman Standar Pelayanan Mini-
mal8. PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal9. SE Mendagri Tahun 2005 tentang Penyusunan RPJP-D dan
RPJM-D10. SEB Mendagri dan MenPPN/Ketua Bappenas Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun2007
Kegiatan orientasi perencanaan sebaiknya lebih bermuatan teknis,sehingga yang sifatnya “seremonial” sedapat mungkindihindarkan. Kegiatan ini penting untuk membangun persepsi yangsama di antara government dan non government stakeholdertentang esensi RPJMD
Informasi yangdisiapkan
Hal-hal penting yangharus diperhatikan
Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) yang diundang mengikuti kegiatanorientasi perencanaan daerah agar mengirimkan orang yang punyakapasitas dan/atau memunyai perhatian kuat pada bidangperencanaan pembangunan daerah. Hal krusial yang perlu dicermatioleh CSO dalam kegiatan orientasi perencanaan, antara lain :
Pemahaman jenis-jenis perencanaan daerah, keterkaitan antarjenis perencanaan daerah dan proses penyusunan setiap dokumenperencanaan daerah.
Sejauhmana payung hukum yang mengakomodasi keterlibatan CSO untuk berkontribusi dalamproses penyusunan dokumen perencanaan.
Mempelajari ruang-ruang yang memungkinkan keterlibatan dan peranserta CSO dalammeningkatkan proses partisipasi penyusunan dokumen perencanaan daerah, khususnya RPJMDdan Renstra SKPD.
Mempersiapkan diri bentuk keterlibatan CSO dalam proses-proses partisipatif yang telah diaturdi dalam peraturan-perundangan, seperti pada proses-proses jaring aspirasi masyarakat dankonsultasi publik, musrenbang, maupun dalam proses legalisasi.
M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH
26
DPRD sebagai mitra pemerintah daerah yang memiliki fungsilegislasi, pengawasan dan penganggaran perlu memilikipemahaman yang cukup berkaitan dengan sistem perencanaandaerah, mengingat dokumen-dokumen perencanaan yang disusundi daerah akan bermuara pada proses legalisasi yang menjadikompetensi DPRD.
Atas dasar tersebut, maka DPRD khususnya komisi yang terkaitdengan bidang perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah perlu mendapatkanpelatihan/ orientasi tentang perencanaan daerah. Adapun waktu pelaksanaan orientasi tentangperencanaan daerah dapat dilakukan bersama-sama dengan unsur pemda dan CSO, atau dapatjuga dilakukan secara tersendiri khusus untuk anggota DPRD.
Dalam kegiatan orientasi perencanaan daerah DPRD, hal penting yang perlu dicermati adalah :
Pemahaman rangkaian proses penyusunan dokumen perencanaan daerah secarakeseluruhan, baik pada tahap persiapan, pelaksanaan penyusunan dokumen, proses-proses jaring aspirasi masyarakat dan konsultasi publik, musrenbang, maupun dalamproses legalisasi.
Mempelajari dan mengidentifikasi kegiatan mana yang menjadi “domain” Pemda dan manayang menjadi domain “DPRD” dari keseluruhan rangkaian proses perencanaan.
Mengidentifikasi tahapan kegiatan mana yang strategis bagi DPRD untuk memantau dan/atau berkontribusi dalam proses penyusunan RPJMD/Renstra SKPD
Mempelajari kemungkinan peranserta masyarakat dalam rangkaian kegiatan yang menjadikewenangan (domain) DPRD.
M-1 ORIENTASI PERENCANAAN DAERAH
27
M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk Tim Penyusundokumen RPJMD, yang anggotanya terdiri dari perwakilan unsurBappeda, unsur SKPD dan unsur NGS (Perguruan Tinggi, LSMdan unsur perwakilan kelompok masyarakat). Tujuan utamanyaadalah terbentuknya Tim Teknis yang khusus bertanggung jawabdalam penyiapan dokumen RPJMD.
· Terbentuknya Tim Penyusun RPJMD yang terdiri dari TIM INTIdan KELOMPOK KERJA yang diorganisasikan menurutkompetensi fungsi-fungsi pemerintahan daerah
· Terbentuknya Tim Pengarah· Teridentifikasi kelompok/individu sebagai narasumber dan
mitra diskusi
· Anggota Tim Penyusun adalah yang benar-benar siap untukbertugas secara penuh dalam menyiapkan dokumen RPJMD(bukan formalitas), dengan demikian perlu dipilih orang-orangyang punya kesiapan waktu dan kemampuan teknis yangcukup.
· Anggota Tim harus mempunyai tugas pokok atau punyakompetensi di bidang penyusunan perencanaan di daerah
· Sedapat mungkin anggota Tim terpilih mempunyai latarbelakang atau dasar pendidikan/pengalaman di bidangperencanaan daerah
· Buatlah skenario susunan Tim Penyusun RPJMD, yang terdiriatas Tim Pengarah dan Tim Teknis (Pokja dan Tim Inti) lengkapdengan kebutuhan jumlah personil dan institusinya.
· Rumuskan kriteria, tugas, dan fungsi serta kewajiban-kewajiban tim penyusun RPJMD
· Identifikasi calon anggota Tim Penyusun (nama daninstansinya). Pertimbangkan kualifikasi dan kinerja merekapada waktu mengikuti lokakarya orientasi perencanaan.
· Mintalah pada setiap calon anggota tim untuk mengisi formulirisian “curriculum vitae”.
· Lakukan seleksi dengan memilih sesuai kebutuhan.· Buatkan surat dari Kepala Bappeda tentang pernyataan
kesediaan calon anggota terpilih untuk menjadi anggota TimPenyusun serta kewajiban-kewajibannya, yang diketahui/disetujui oleh Kepala SKPD yang bersangkutan atau KepalaLembaga (untuk unsur LSM dan Kelompok Masyarakat).
· Buat Surat Keputusan Kepala Bappeda tentang PenetapanTim Penyususan RPJMD (bila diperlukan dapat diperkuatdengan diketahui Kepala Daerah).
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Langkah- Langkah
28
Informasi yangdisiapkan
Hal-hal penting yangharus diperhatikan
Template
Jabatan dalam Tim(2)
Penanggung jawabKetuaSekretarisKelompok Kerja (Pokja) FungsiPelayanan Umum- SKPD- DPRD- CSOPokja Fungsi Ketertiban dan KeamananPokja Fungsi EkonomiPokja Fungsi Lingkungan HidupPokja Fungsi Perumahan dan FasilitasUmumPokja Fungsi KesehatanPokja Fungsi Pariwisata dan BudayaPokja Fungsi PendidikanPokja Fungsi Perlindungan Sosial
Lembaga(3)
Bupati/WalikotaSekretaris DaerahKepala BappedaSekretaris Bappeda
No(1)
1234
5678
9101112
· Daftar kandidat/calon anggota Tim Penyusun· Ketentuan/panduan yang mengatur pembentukan Tim
Penyusun RPJMD (SE Mendagri tentang Penyusunan RPJPDdan RPJMD).
Anggota tim penyusun sedapat mungkin berlatar belakangpendidikan yang bervariasi sesuai dengan muatan substansiRPJMD, seperti Planologi, Sipil/Teknik Lingkungan, Ekonomi,Sosial, Studi Pembangunan, Kelembagaan/Pemerintahan. TimPenyusun perlu mengembangkan hubungan konsultasi denganinstansi yang relevan Pemerintah Daerah Provinsi dan Pusat yangmemungkinkan pertukaran informasi dapat dibangun selamaproses penyusunan rencana.
Susunan Organisasi Tim Penyusun RPJMD
M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD
29
Dalam proses pembentukan tim penyusun RPJMD, CSOberkepentingan agar komposisi tim juga mencerminkan kompetensiyang baik dan partisipatif, artinya anggota tim harus terdiri atas orang-orang yang punya latar belakang pendidikan/pengalaman di bidangperencanaan pembangunan daerah, dan berasal dari berbagailembaga/unsur.
Apabila di daerah terdapat lembaga/CSO yang berpengalamanmemfasilitasi atau mengerjakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan perencanaan pembangunan, maka perlu ada keterwakilannya yang duduk sebagai anggotatim penyusun RPJMD.
Perwakilan CSO yang diminta untuk terlibat menjadi anggota tim penyusun RPJMD wajibmengirimkan orang yang berlatarbelakang pendidikan dan/atau pengalaman yang terkait di bidangperencanaan pembangunan daerah, dan punya komitmen waktu dan pikiran untuk berperansertasecara maksimal.
Dalam pembagian Pokja, perwakilan CSO tersebut diusahakan masuk pada Pokja yang sesuaidengan bidang/ kapasitas mereka.
DPRD memantau dan menyarankan agar Tim Penyusun dokumenRPJMD/Renstra SKPD yang dibentuk juga menyertakan perwakilan darikelompok masyarakat yang punya kompetensi serta telahmempertimbangkan kesetaraan gender.
DPRD perlu membentuk Tim Khusus (Pansus/Panja) yang berfungsisebagai mitra (counterpart) tim penyusun RPJMD/Renstra SKPD yangberasal dari perwakilan komisi-komisi, yang pada momen-momentertentu dalam proses penyusunan RPJMD dapat terlibat secara intensif.
M-2 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJMD
30
M-3 PENYUSUNAN RENCANA KERJAPENYIAPAN DOKUMEN RPJMD
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun rencana kerjapenyiapan dokumen RPJMD beserta kalender dan pembagiantugasnya, yang menjadi acuan bagi Tim Penyusun dalammelaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini bertujuan:· Agar ada kejelasan mengenai jenis dan tahapan kegiatan yang
harus dilaksanakan,· Kejelasan pembagian tugas bagi setiap anggota Tim
Penyusun· Adanya acuan target waktu penyelesaian setiap tahapan
kegiatan termasuk yang berkaitan dengan proses-prosespelibatan masyarakat.
· Rincian jenis dan tahapan kegiatan· Kalender kegiatan termasuk forum-forum/kegiatan yang akan
melibatkan stakeholder.· Daftar Isi Dokumen RPJMD termasuk muatan pokok dari setiap
bab/sub bab.· Daftar atau format kebutuhan jenis data dan informasi· Pembagian kerja antar anggota tim
· Rencana kerja yang disusun harus jelas untuk setiap tahapankegiatan, kapan dimulainya suatu aktivitas dan kapan harusdiselesaikan,
· Dalam kalender kegiatan juga harus dapat memperlihatkan,jenis kegiatan apa saja yang dapat dilakukan secara simultandengan kegiatan lainnya, dan tahapan kegiatan apa yang harusmenunggu tahapan kegiatan lainnya
Rapat Tim Teknis/Tim Penyusun
· Buat rancangan rencana kerja penyusunan RPJMD oleh TimInti, berupa tahapan dan rincian kegiatan (termasuk kegiatanpenjaringan aspirasi, forum-forum diskusi, lokakarya danseminar), schedule kegiatan, rancangan daftar isi dokumenRPJMD, identifikasi kebutuhan data, dan sumber data.
· Lakukan pertemuan seluruh anggota tim penyusun untukmembahas, mematangkan dan menyepakati rancanganrencana kerja dan rancangan daftar isi dokumen RPJMD.
· Lakukan pembagian Tim Penyusun ke dalam kelompok-kelompok kerja (Pokja) yang pembagiannya disesuaikandengan fungsi- fungsi pemerintah daerah dan isu/temapenting RPJMD, misal Pokja Ekonomi, Pendidikan,Kesehatan, Pariwisata dan Budaya, Pelayanan Umum dsb.
· Sepakati pembagian kerja dan jadwal kegiatan/kerja setiapkelompok kerja serta agenda pertemuan lintas Pokja.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah- Langkah
31
Informasi yangdisiapkan
Template
· Visi, misi dan agenda/program pokok calon Kepala Daerahterpilih, atau calon-calon kepala daerah (bila belumdilaksanakan pemilihan).
· Batasan waktu penyelesaian setiap tahapan sesuai ketentuanperaturan perundangan
· Kalendar Perencanaan Penyusunan RPJMD
M-3 PENYUSUNAN RENCANA KERJAPENYIAPAN DOKUMEN RPJMD
32
M-4 PENGUMPULAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA/INFORMASI
Merupakan tahapan awal dari setiap proses perencanaanpembangunan. Kualitas dan kuantitas data dan informasi akanmenentukan kualitas pengambilan keputusan rencana. Kegiatanini dimaksudkan untuk memutakhirkan data dan informasi yangdiperlukan untuk menunjang kebutuhan analisis dan perencanaanpembangunan daerah jangka menengah, sehingga setiaprumusan didasarkan atas data yang dapat dipertanggung-jawabkan (akuntabel)
Kompilasi data dan informasi yang sistematis dan lengkap yangdapat memberikan gambaran mutakhir tentang kinerjapenyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah danpembangunan daerah pada umumnya
· Data/informasi yang dikumpulkan dikaitkan dengan pengu-kuran kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahandaerah
· Pengumpulan data/informasi melalui pendekatan partisipatifmengikutsertakan stakeholder yang relevan dan interaktif,terbuka terhadap masukan baru.
· Bila terjadi perbedaan data antara satu sumber dengansumber data lainnya, maka perlu kesepakatan data daninformasi mana yang akan diambil dengan pertimbanganvalidasi dan kompetensi sumber.
· Kompilasi data· Penyebaran format isian data ke setiap SKPD
· Data terakhir dan Data time series, diusahakan minimal 5tahun terakhir
· Format penyajian data dan analisis data
Profil Kinerja Pemerintahan Daerah
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangdisiapkan
Template
Fungsi PemerintahanDaerah
(1)Pelayanan Umum
Ketertiban dan KeamananEkonomi
Lingkungan HidupPerumahan dan FasilitasUmumKesehatanPariwisata dan BudayaPendidikanPerlindungan Sosial
Tolok UkurKinerja
(2)1.2.3.
1.2.3.
Capaian KinerjaSaat ini
(3)
33
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
Profil merupakan instrumen penting dalam perencanaan daerahyang ditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan danmengkoordinasikan informasi untuk pengambilan keputusan dankebijakan perencanaan. Profil Daerah memberikan gambarancepat tentang situasi dan kondisi penyelenggaraan fungsi-fungsipemerintahan daerah masa sekarang/eksisting. Apabila terdapatprofil secara “time series” akan memungkinkan daerah untukmengetahui perkembangan atau kemajuan yang dicapai dalampenyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah danmemperkirakan kemungkinannya masa mendatang
· Mengetahui gambaran umum, status, kedudukan dan kinerjadaerah dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahandaerah
· Mengetahui aspek-aspek apa saja yang menonjol dan kritisuntuk segera ditangani
· Mengetahui gambaran aspek strategis daerah termasukpotensi-potensi pembangunan yang dimiliki daerah
· Memperkirakan prediksi ke depan atas berbagai aspekpembangunan daerah.
Sejauh mungkin penyusunan profil daerah mengikutipembahagian fungsi-fungsi pemerintahan daerah. Ini untukmemudahkan analisis, penyusunan strategi, kebijakan dan pro-gram RPJMD konsisten dengan perencanaan dan penganggarantahunan yang telah diatur oleh PERMENDAGRI No 13/2006.· Profil pelayanan umum· Profil ekonomi daerah· Profil prasarana daerah dan prediksi kebutuhan
perkembangannya di masa datang· Profil aspek sosial kependudukan daerah dan proyeksi
perkembangannya di masa depan.· Profil lingkungan hidup dan penataan ruang daerah· Profil kesehatan· Profil Pendidikan· Profil keuangan daerah dan kecenderungan perubahan
kebijakan keuangan bagi pembangunan daerah· Profil kebijakan dan peraturan-perundangan daerah
· Penyajian profil sejauh mungkin juga menggambarkan sensitifgender
· Penyajian profil sesuai dengan kebutuhan analisis· Bentuk penyajian mudah dibaca dan dianalisis, berupa tabel,
grafik, diagram dan peta dengan diskripsi yang ringkas danjelas
· Pemilihan metoda analisis sesuai dengan kebutuhan analisisdan ketersediaan data
Pengantar
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
34
· Team Work· Penyajian data dan Analisis oleh Tim Penyusun
· Berbagai peraturan perundangan yan terkait kebijakanpembangunan daerah,
· Data dan informasi tentang aspek fisik-lingkungan, tata-ruang,sosial-kependudukan, perekonomian daerah, keuangandaerah
· Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan2004-2009
· Indikator Kemajuan Otonomi Daerah· Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah· Indikator Kinerja Fungsi Pemerintahan Daerah
Profil setiap fungsi perlu menampilkan serangkaian tolok ukurkinerja (5-7 tolok ukur) yang relevan, mudah dipahami, reliabledan mudah di akses datanya yang dapat mencerminkan secarajelas kondisi dan situasi serta hubungan antar fungsi pemerin-tahan daerah terkait.
Metoda
Informasi yangdisiapkan
Template
Hal-hal penting yangharus diperhatikan
PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA
• Profil Daerah diperlukan sebagai bahan informasiuntuk melakukan SWOT.
• Agar dapat memberikan gambaran terpadu,seimbang dan komprehensif atas situasi dankondisi daerah, sebaiknya profil daerahmencakup indikator pembangunan berkelanjutan.
• Indikator di peringkat kabupaten/kota membantudalam memberikan gambaran:
– dimana posisi dan kondisi daerah sekarang– kemana daerah akan menuju dan– seberapa jauh perjalanan perlu ditempuh
dari kondisi sekarang untuk mencapaikepada kondisi yang diinginkan
1
Indikator dapat:• Membantu mengklarifikasikan hubungan
kegiatan dengan misi, agenda dan tujuan• Memberikan informasi kepada para pengambil
keputusan tentang seberapa jauh efektifitaskebijakan yang dijalankan
• Memberikan informasi efektifitas dana publik• Menelusuri konsistensi kebijakan dengan
program dan kegiatan• Memberikan peringatan dini tentang sesuatu
kondisi sebelum menjadi lebih buruk atau parah• Menunjukkan pada aspek-aspek mana masih
terdapat kelemahan dan• Membantu merumuskan arah bagi perbaikan
diperlukan. 2
Indikator Kinerja bersifat:• Relevant- memperlihatkan secara jelas sistem
yang ingin diketahui dan terkait langsungdengan tujuan pengukuran kinerja
• Mudah dipahami- baik oleh orang yang bukanahli
• Reliable- informasi yang dikemukakan dapatdipercaya
• Accessible- kemudahan mendapatkaninformasi/datanya
• Consistent- digunakan secara seragam baik diperencanaan, penganggaran, akuntansi dansistem pelaporan
• Comparable- memberikan kejelasan kerangkareferensi untuk menilai kecenderunganperkembangan kinerja dari waktu ke waktu
3
• Dalam indikator perlu dilihat aspek ’keterpaduan’indikator; karena pada dasarnya indikator tidakberdiri sendiri tetapi saling berkaitan.
• Diperlukan ’multi dimensional indicators’ yangmemperlihatkan hubungan erat antara ekonomi,politik, lingkungan dan sosial masyarakat.
• Ada hirarki indikator kinerja– Masukan : Input untuk melaksanakan
kegiatan– Keluaran : Hasil langsung kegiatan– Hasil : Perubahan segera yang
ditunjukkan– Manfaat : Perubahan jangka pendek yang
ditunjukkan– Dampak : Perubahan jangka menengah dan
panjang yang ditunjukkan
4
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
35
Indikator Keluaran adalah ukuran atas hasil langsung dari proses pelaksanaanpekerjaan (kegiatan).Contoh:· Km jalan diperbaiki/ditingkatkan/dipelihara· Luas sawah yang ditingkatkan irigasinya
Indikator Hasil adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan atau dampak positifsegera segera (1-2 tahun) atau short term benefits yang dihasilkan oleh kegiatan. Inidapat diambil dari tujuan program Renja- SKPD atau RKPD terkait.Contoh:· % penegakan Perda IMB· % peningkatan kesejahteraan keluarga miskin
Indikator Manfaat adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan jangka pendekatas penerima (beneficiaries) kegiatan sebagai akibat pelaksanaan kegiatan. Ini dapatdiambil dari Renstra SKPD atau RPJM-Daerah.Contoh:· % Remaja yang sehat dan terhindar dari Narkoba· % Pedagang kaki lima berhasil ditertibkan
Indikator Dampak adalah pernyataan kualitatif tentang dampak atau akibat positifkegiatan dalam jangka menengah dan panjang (5-10 tahun) atau konteks strategiskegiatan. Dapat diambil dari pernyataan misi, agenda atau tujuan program RPJM-Daerahterkait untuk menunjukkan hubungan kegiatan dengan tujuan strategis pembangunandaerah. Perlu dilihat perubahan-perubahan apa yang terjadi pada masyarakat penerimakegiatan (pelanggan, masyarakat).Contoh:· % Penduduk merasa aman· % Penduduk sejahtera· % Peningkatan IPM Daerah 7
Keterkaitan indikator dengan hasil- Keluaran (Output) Renja SKPD- Hasil (Short Term Outcome) RKPD- Manfaat (Intermediate Outcome) Renstra
SKPD- Dampak (Long Term Outcome/Impact) RPJMD,
RPJPDAgendaMisi KDH
- Outcome—perubahan yang ditunjukkanolehpeneriman kegiatan (beneficiaries) dalamjangka pendek, menengah, dan panjang
5
Setiap SKPD perlu mengembangkanserangkaian indikator kinerja berdasarkantugas pokok dan fungsinya untuk mengukurefektifitas program dan kegiatannya
Indikator Kinerja terdiri dari:- Indikator Masukan- Indikator Keluaran- Indikator Hasil- Indikator Manfat (Benefit)- Indikator Dampak(Impact)
6
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
36
SUSTAINABLE DEVELOPMENT COMPONENTS
• Beberapa pertanyaan penting dalam mengembangkan ’sustainable indicators’, yaitu apakahindikator memperlihatkan hal-hal sebagai berikut?– Daya dukung sumber-sumber alam– Daya dukung lingkungan (ekosistem)– Kualitas estetika– Kemampuan, ketrampilan, kesehatan, pendidikan penduduk (sumber daya manusia)– Modal sosial, seperti hubungan manusia, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial,
dunia usaha, pemerintahan– Community build capitals seperti infrastruktur, sistem informasi, bangunan, pertamanan– Pandangan kedepan masyarakat– Issues ekonomi, sosial, politik– Issues keadilan dan pemerataan– Hubungan antara ekonomi dan lingkungan– Hubungan antara lingkungan dan sosial masyarakat– Hubungan antara sosial masyarakat dan ekonomi– Global ekonomi
SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA PENCAPAIANPEMBANGUNAN 2004-2009
Sasaran RPJM Nasional 2004-2009Indikator Kinerja yang
Berhubungan dengan Daerah
AGENDA AMAN DAN DAMAI
1) Menurunnya konflik2) Menurunnya kriminalitas3) Menurunnya kejahatan di lautan dan
lintas batas4) Tertanganinya separatisme5) Tertanganinya terorisme6) Berperannya Indonesia dalam
menciptakan perdamaian dunia7) Terjaganya kedaulatan NKRI
1) Jumlah konflik etnis dan sosial2) HDI dan HPI wilayah konflik3) Indeks kriminalitas dan rasio
penyelesaian kasus kriminalitas4) Jumlah pecandu narkoba5) Angka illegal logging dan illegal
trading6) Sosialisasi dan upaya perlindungan
masyarakat terhadap aksi terorisme
AGENDA ADIL DAN DEMOKRATIS
1) Meningkatnya keadilan hukum danpenegakan hukum
2) Terciptanya sistem hukum yangkonsekuen dan tidak diskriminatif sertayang memberikan perlindungan danpenghormatan terhadap hak asasimanusia
3) Meningkatnya pelayanan masyarakat4) Meningkatnya penyelenggaraan
otonomi daerah5) Terpeliharanya konsolidasi demokrasi
1) Peraturan daerah yang spesifik mengenaimekanisme dan koordinasi danadekonsentrasi
2) Perbaikan proses penyelenggaraanMusrenbang
3) Tingkat Partisipasi Politik Masyarakatdalam Pilkada
4) Angka Gender-related Development Index(GDI); dan
5) Angka Gender EmpowermentMeasurement (GEM)
Kesejahteraan anak6) Angka Partisipasi Sekolah (APS)7) Status gizi balita buruk8) Persalinan bayi oleh tenaga kesehatan
Perlindungan anak9) Pekerja anak (%)10)Jumlah anak yang memiliki akte Kelahiran
TEMPLATE
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
37
Ekonomi1. Pertumbuhan PDRB2. Struktur PBRB dan PDRB per kapita3. Kesempatan Kerja dan Tingkat
Pengangguran Terbuka4. Jumlah penduduk miskin5. Investasi dan aktivitas ekspor impor6. Peningkatan peran UKM
Pendidikan7. Angka Buta Aksara penduduk usia 15
tahun ke atas8. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk
setiap jenjang pendidikan9. Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk
setiap kelompok usia sekolah10. Angka Melanjutkan Sekolah11. Angka Putus Sekolah12. Angka Mengulang Kelas13. Rata-rata Lama Penyelesaian
Pendidikan
Kesehatan14. Umur Harapan Hidup (UHH)15. Angka Kematian Bayi (AKB)16. Angka Kematian Ibu (AKI)17. Prevalensi Gizi Kurang
Kependudukan dan KB18. Laju pertumbuhan penduduk (%)19. Unmet need KB (%)20. Total Fertility Rate/TFR (per perempuan)21. Partisipasi laki-laki dalam ber-KB (%)22. Contraceptive Prevalence Rate/CPR (%)
Lingkungan Hidup23. Kualitas air permukaan dan air tanah24. Tingkat Pencemaran Pesisir dan Laut25. Angka Illegal Logging26. Luas lahan kritis
Prasarana dan Sarana27. Peningkatan kapasitas dan kualitas
pelayanan berbagai prasarana dansarana
Lanjutan Template Sasaran ..........
Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006
AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
1) Menurunnya jumlah penduduk miskinmenjadi 8,2% pada tahun 2009
2) Terciptanya lapangan kerja untukmengurangi pengangguran terbukamenjadi 5,1 persen pada tahun 2009
3) Angka pertumbuhan rata-rata 6,6 persenpertahun
4) Berkurangnya kesenjangan pendapatandan kesenjangan daerah
5) Meningkatnya kualitas manusia denganterpenuhinya hak sosial rakyat
6) Membaiknya mutu lingkungan hidup7) Meningkatnya dukungan infrastruktur.
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
38
INDIKATOR KEMAJUAN OTONOMI DAERAHTEMPLATE
Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006
No
1
2
3
Parameter
Skala KehidupanEkonomi
Layanan Publik
Resiko-resiko lokal
Indikator
Pertumbuhan
Pemerataan
Kesinambungan
Pemberdayaan
Efisiensi
Sufisiensi
Fasilitasi
Keamanan
Stabilitas
Demokrasi
Otonomi
Sub Indikator
Pertumbuhan pendapatanPertumbuhan investasiPertumbuhan kesempatan kerja
Distribuís pendapatanPemerataan akses modal
Daya dukung lingkunganDaya dukung manusia berkeahlian
Pemberdayaan ekonomi lemahPemberdayaan ekonomi lokal
Keterpaduan birokrasiSanitari birokrasi
Ketersediaan kebutuhan dana sosialKetersediaan infrastruktur
Fasilitasi partisipasi sosialKesetaraan genderFasilitasi resolusi konflik
Keamanan hak sipilKeamanan hak politikKeamanan hak ekonomi
Kesinambungan politikKesehatan makro ekonomiIntegrasi sosial
Supremasi hukumKontrol dan pertimbanganPertanggungjawaban politikKebebasan pers
Kemandirian daerahLokalisme lokal
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
39
TEMPLATEPENGUKURAN KINERJA PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH
Sumber: Handbook SPPN RI, Bappenas 2006
No
1
2
3
Parameter Umum
Derajatkesejahteraanumum
Derajat PelayananPublik
Derajat kehidupandemokrasi lokal
Indikator
Pertumbuhan ekonomi daerahTingkatpendapatan rata-rata per kapita per tahun (PDRBatau Net Income)-Penurunan angka pengangguran terbuka:- Kenaikan angka partisipasi kerja- Penurunan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM)- Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Jaringan Jalan:- Rasio panjang jalan dengan luas wilayah- Rasio panjang jalan dengan kondisi tidak rusak per panjang jalan keseluruhan- Rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan umum roda empatSanitasi:- Penurunan presentasi penduduk tanpa akses terhadap sanitasi
Kesehatan:- Penurunan angka kematian bayi- Penurunan angka kematian ibu- Rasio jumlah penduduk dengan jumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnyaPendidikan:- Rasio jumlah murid per jumlah sekolah- Rasio jumlah murid per jumlah guru- Rasio jumlah guru per jumlah sekolahAngka partisipasi sekolah:- Penurunan angka putus sekolah- Nilai rata-rata Ebta Murni/UANAir bersih:- Akses terhadap air bersihTransportasi umum:- Rasio jumlah kendaraan umum roda 4 per 10.000 penduduk
Kepegawaian :Rasio jumlah penduduk dengan jumlah PNSPemdaKeuangan :- Rasio PAD dengan jumlah penduduk
Pemilu:- Rasio jumlah pemilih yang melakukan pemilihan dengan jumlah penduduk yang mempunyai hak pilihKomposisi partai politik dalam Pemilu:- Rasio jumlah partai politik pemenang Pemilu Lokal yang memperoleh kursi di Legislatif dengan jumlah seluruh Partai Politik peserta Pemilu LokalAngka Kejadian Politik Praktis:- Kejadian politik praktis- Massa/demo dalam satu tahun
Ekonomi
Sosial
Infrastruktur
Kebutuhandasar
Pemerintahan
Politik
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
40
TEMPLATECONTOH TOLOK UKUR KINERJA URUSAN WAJIB DAN PILIHAN
PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT SKPD
1
1
1
1
1
1
KodeUrusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
Pelayanan umumPerencanaanPembangunan
Pemerintahan Umum
Kepegawaian
Statistik
Kearsipan
Komunikasi danInformatika
BAPPEDA,dst
DPRD,KDH&WKDH,SetDa,Sekretariat DPRD(Setwan), BPKD,Balitbang,Bawasda, KantorPenghubung,Kecamatan,Kelurahan
Badiklat, BKD, dst
Badan StatistikDaerah, KantorStatistik Daerah,dst
Kantor ArsipDaerah,dst
Dinas Informasidan Komunikasi,KantorPengolahan DataElektronik, dst
• Tingkat ketersediaan dan validitas informasi perencanaanpembangunan
• Jumlah kerjasama pembangunan antar daerah• Tingkat disparitas pembangunan antar subwilayah• Tingkat kelengkapan rencana wilayah strategis• Tingkat kelengkapan rencana kawasan cepat tumbuh• Tingkat penanganan perencanaan wilayah tertinggal²
Tingkat penanganan wilayah strategis• Tingkat penanganan wilayah cepat tumbuh• Tingkat penanganan perkembangan pusat-pusat kegiatan
wilayah• Tingkat kesesuaian antara perencanaan pusat kegiatan
dengan perkembangan actual• Tingkat penerapan perencanaan partisipatif• Tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan daerah• Tingkat kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan
daerah• Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan daerah• Tingkat implementasi dokumen perencanaan daerah• Kualitas pelaksanaan Musrenbang
• Tingkat kapasitas aparatur• Tingkat pelayanan penyelenggaraan administrasi daerah• Tingkat kapasitas pengelolaan keuangan daerah• Tingkat professionalisme dan kompetensi staff• Jumlah kasus penyalahgunaan wewenang• Jumlah kasus KKN• Tingkat pelayanan pengaduan masyarakat• Jumlah kerjasama antar pemerintah daerah• Jumlah peraturan daerah yang disusun
• Tingkat kapasitas sumber daya aparatur• Tingkat keterampilan dan aparatur• Tingkat profesionalisme aparatur
• Tingkat ketersediaan data/informasi dan statistic daerah• Tingkat penggunaan teknologi informasi untuk statistik daerah• Tingkat validitas dan kemutakhiran data dan informasi daerah• Tingkat kemudahan akses informasi
• Tingkat kelengkapan administrasi kearsipan• Tingkat penerapan teknologi informasi dalam administrasi
kearsipan• Tingkat penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan
pelestarian dokumen/arsip daerah• Tingkat pelayanan informasi kearsipan daerah• Tingkat keterbukaan informasi kearsipan daerah bagi
masyarakat
• Tingkat perkembangan media lokal dalam penyebarluasaninformasi pembangunan daerah
• Tingkat perkembangan media lokal dalam penyebarluasaninformasi penyelenggaraan pemerintah daerah
• Tingkat kapasitas SDM bidang komunikasi dan informasi• Akses masyarakat kepada informasi publik
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
41
KodeUrusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
Pertahanan *)Ketertiban danketentramanKesatuan Bangsa danPolitik Dalam Negeri
EkonomiPerhubungan
Tenaga Kerja
Koperasi dan UsahaKecil Menengah
Penanaman Modal
PemberdayaanMasyarakat dan Desa
Pertanian
1
1
1
1
1
1
2
Dinas KesbangLinmas, DinasKetentraman danKetertiban,Kantor SatPol PP
DinasPerhubungan, dst
Dinas TenagaKerja, dst
Dinas Koperasidan UKM, dst
BadanPenanamanModal Daerah,dst
BadanPemberdayaanMasyarakatDesa, dst
Dinas Pertanian,DinasPerkebunan,DinasPeternakan,Dinas KetahananPangan, dst
• Tingkat kriminalitas• Jumlah kasus kriminalitas yang dapat diselesaikan• Jumlah konflik sosial• Tingkat ancaman konflik antar kelompok masyarakat• Jumlah kasus pelanggaran PERDA• Jumlah kasus peredaran narkoba• Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba• Jumlah kasus illegal fishing• Jumlah kasus illegal sand mining• Jumlah kasus illegal logging• Tingkat pendidikan politik masyarakat• Ada/tidaknya sistem penanggulangan korban bencana alam
• Kontribusi sektor perhubungan terhadap PDRB² Tingkatketersediaan prasarana dan sarana/fasilitas perhubungan
• Tingkat pelayanan prasarana dan sarana/fasilitasperhubungan
• Tingkat pelayanan prasarana dan fasilitas LLAJ• Tingkat pelayanan prasarana dan sarana angkutan umum• Tingkat pelayanan prasarana dan sarana angkutan
penumpang dan barang (darat, laut, udara)• Tingkat keselamatan/keamanan lalu lintas transportasi (darat,
laut, udara)• Tingkat kecelakaan lalu lintas transportasi
• Tingkat pengangguran terbuka• Jumlah pekerja formal perdesaan/perkotaan• Jumlah pekerja pada lapangan kerja kurang produktif• Tingkat kesempatan kerja• Kapasitas Balai Latihan Kerja• Proporsi Tenaga Kerja Indonesia Terdidik• Jumlah kasus pelanggaran/penyimpangan regulasi
ketenagakerjaan
• Kontribusi sektor KUKM terhadap PDRB• Tingkat kepastian usaha dan perlindungan hukum• Laju pertumbuhan UMKM• Laju pertumbuhan nilai ekspor produk UMKM• Tingkat keterampilan SDM Usaha Mikro• Akses ke permodalan pasar• Kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan usaha kecil
• Tingkat investasi dalam PDRB• Laju pertumbuhan investasi• Ada/tidaknya sistem informasi penanaman modal• Jangka waktu pengurusan prosedur perijinan start up dan
operasi bisnis
• Tingkat keberdayaan masyarakat perdesaan• Tingkat perkembangan lembaga ekonomi perdesaan• Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa• Tingkat kapasitas aparatur pemerintahan desa• Tingkat kontribusi perempuan dalam pembangunan
perdesaan
• Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB• Kualitas SDM pertanian di perdesaan• Cakupan bantuan beras bersubsidi pada keluarga miskin• Akses terhadap kredit usaha pertanian dan sumberdaya
permodalan• Tingkat ketahanan pangan kelompok miskin• Tingkat produksi bahan pangan protein hewani dan hasil
ternak dan ikan
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
42
KodeUrusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
• Tingkat produksi padi/beras• Tingkat sarana hasil produksi pertanian• Cakupan lahan beririgasi• Kualitas pengelolaan Daerah Aliran Sungai• Cakupan sistem penyuluhan• Tingkat penggunaan teknologi tepat guna• Nilai tambah hasil pertanian, peternakan, dan perikanan• Tingkat infrastruktur perdesaan
• Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB• Laju pertumbuhan luas hutan produksi• Laju pertumbuhan luas Hutan Tanaman Industri• Laju deforestasi• Nilai tambah hasil hutan kayu• Nilai tambah hasil hutan non kayu• Cakupan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan• Cakupan penetapan kawasan hutan dalam tata ruang
• Kontribusi sektor listrik, gas (dan air bersih) terhadap PDRB• Ketersediaan regulasi untuk pembinaan dan pengawasan
bidang pertambangan• Ketersediaan sistem pengawasan dan penertiban kegiatan
rakyat yang berpotensi merusak lingkungan• Cakupan pelayanan kelistrikan
• Kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB• Tingkat perkembangan budidaya perikanan• Tingkat perkembangan perikanan tangkap• Ketersediaan sistem penyuluhan perikanan• Tingkat pengelolaan produksi perikanan• Tingkat pemasaran produksi perikanan• Tingkat perkembangan kawasan budidaya laut, air payau,
dan air tawar• Tingkat illegal fishing
• Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB• Ketersediaan program perlindungan konsumen• Jumlah kerjasama perdagangan internasional/regional• Tingkat pertumbuhan nilai ekspor• Tingkat pertumbuhan nilai impor• Tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan ekspor-impor• Tingkat pertumbuhan realisasi omzet perdagangan per tahun• Ketersediaan sistem pembinaan pedagang sektor informal
• Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB• Tingkat kapasitas Iptek sistem Produksi• Tingkat penerapan standardisasi produk industri• Laju pertumbuhan industri kecil dan menengah• Tingkat penyerapan tenaga kerja sektor industri• Volume ekspor produk industri dalam total ekspor daerah• Ketersediaan kebijakan pengelolaan sentra-sentra industri
potensial
• Tingkat perkembangan areal transmigrasi• Jumlah transmigran yang berhasil dimukimkan• Akses transmigran kepada pelayanan pendidikan dan
kesehatan• Ketersediaan program penyuluhan bagi transmigrasi lokal/
regional
• Tingkat kelengkapan Rencana Tata Ruang (mulai RTRWsampai dengan RDTR)
• Tingkat pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuankoordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor danantar subwilayah
DinasKehutanan, dst
DinasPertambangan,dst
Dinas Kelautandan Perikanan,dst
DinasPerdagangan,Dinas Pasar, dst
DinasPerindustrian, dst
DinasTransmigrasi, dst
Dinas TataRuang, dst
2
2
2
2
2
2
1
Kehutanan
Energi danSumberdaya Mineral
Kelautan danPerikanan
Perdagangan
Perindustrian
Transmigrasi
Lingkungan hidupPenataan Ruang
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
43
KodeUrusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
• Tingkat pengendalian pemanfaatan ruang• Jumlah konflik pemanfaatan ruang antar stakeholder
setempat, antar instansi pemerintah, maupun antarkewenangan tingkatan pemerintahan
• Perkembangan rasio luas kawasan lindung terhadap luastotal wilayah
• Proporsi rasio luas kawasan kritis terhadap luas total wilayah• Laju pertumbuhan luas kawasan bersifat kota• Tingkat penanganan kawasan terisolir
• Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengendalianpemanfaatan ruang
• Tingkat pemanfaatan sumber daya alam• Cakupan sistem pengelolaan persampahan• Tingkat pencemaran lingkungan (air, tanah, udara)• Tingkat pelanggaran dan perusakan sumber daya alam dan
lingkungan hidup• Tingkat rehabilitasi/pemulihan sumber daya alam• Jumlah kasus kebakaran hutan• Jumlah DAS berkondisi kritis• Cakupan kawasan konservasi laut• Tingkat pengelolaan ekosistem pesisir-laut• Ketersediaan Early Warning System/Pernyataan Dini
Bencana)
• Luas daerah yang telah tercakup dalam sistem pendaftarantanah
• Cakupan informasi pertanahan• Tingkat penerapan teknologi informasi pertanahan• Jangka waktu penyelesaian administrasi pertanahan• Tingkat penyelesaian konflik-konflik pertanahan
• Tingkat aksesibilitas wilayah• Tingkat mobilitas orang/barang• Tingkat kondisi prasarana transportasi• Tingkat resiko dan periode genangan banjir• Jumlah kejadian bencana kekeringan• Tingkat ketersediaan jaringan prasarana dan pengelolaan air
baku• Tingkat pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai keperluan
(rumah tangga, permukiman, pertanian, industri)• Tingkat pengelolaan dan konservasi sumber daya air• Tingkat pelayanan air minum• Tingkat pelayanan air limbah bagi masyarakat miskin• Tingkat pengendalian potensi konflik air• Tingkat pengendalian pemanfaatan air tanah• Tingkat perlindungan daerah pantai dari abrasi air laut• Tingkat kesiagaan penanganan bencana alam
• Kontribusi sektor perumahan terhadap PDRB• Luas dan sebaran kawasan kumuh• Jumlah rumah tangga yang belum memiliki rumah• Tingkat kemampuan penyediaan prasarana dan sarana
rumah• Tingkat kemantapan penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan permukiman• Tingkat pelayanan air bersih• Tingkat pelayanan sanitasi• Tingkat pelayanan penyehatan lingkungan (air limbah)• Tingkat kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran• Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana pemakaman
Dinas LingkunganHidup, BadanPengendalianDampakLingkungan,DinasPertamanan,DinasKebersihan, dst
BadanPertahananDaerah
Dinas PekerjaanUmum, DinasBina Marga,Dinas Pengairan,DinasPengawasanBangunan danTata Kota, DinasCipta Karya, dst
DinasPemukiman,Dinas PemadamKebakaran, DinasPemakaman, dst
Lingkungan Hidup
Pertanahan
Perumahan danfasilitas umumPekerjaan Umum
Perumahan Rakyat
1
1
1
1
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
44
KodeUrusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
• Umur harapan hidup• Angka kematian bayi• Angka kematian ibu melahirkan• Tingkat prevalensi/kejadian gizi kurang pada anak balita• Angka kasus anemia gizi besi pada ibu hamil• Tingkat ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan• Tingkat pemerataan obat dan perbekalan kesehatan• Tingkat ketersediaan unit pelayanan kesehatan• Tingkat keterjangkauan pelayanan kesehatan• Jumlah kasus akibat pangan dan bahan berbahaya• Jumlah kasus/kejadian penyakit menular• Jumlah kasus penyakit malaria, DBD• Tingkat prevalensi HIV/AIDS• Persentase perilaku hidup sehat• Akses penduduk terhadap sanitasi dasar• Tingkat kunjungan penduduk miskin ke Puskesmas• Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin• Akses masyarakat kawasan perbatasan pada pelayanan
kesehatan• Proporsi tenaga dokter di Puskesmas• Pemerataan tenaga kesehatan• Tingkat pelayanan kesehatan Ibu dan bayi*• Tingkat pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia
sekolah*• Cakupan peserta KB aktif*² Cakupan pelayanan imunisasi*• Cakupan pelayanan kesehatan jiwa• Cakupan pelayanan gawat darurat• Tingkat pencegahan/pemberantasan penyakit polio, TB
Paru, dan ISPA*• Jumlah institusi binaan untuk pelayanan kesehatan
lingkungan* beberapa contoh dari SPM bidang Kesehatan di Kab/kota.
Selengkapnya dapat dilihat dalam KepMenKes No 1457/MenKes/SK/X/2003 tentang Standard Pelayanan MinimalBidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
• Laju pertumbuhan penduduk• Tingkat kelahiran• Tingkat pelayanan kontrasepsi• Kapasitas institusi daerah dalam pelaksanaan KB
• Ketersediaan kebijakan tentang pelestarian budaya lokaldaerah
• Jumlah program pengembangan kesenian dan kebudayaandaerah
• Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB• Tingkat perkembangan kontribusi sektor pariwisata dalam
PDRB• Tingkat perkembangan jumlah obyek wisata• Tingkat perkembangan jumlah wisatawan• Tingkat perkembangan kerjasama/kemitraan pemasaran
pariwisata
• Cakupan pelayanan pendidikan usia dini• Persentase penduduk yang selesai Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun• Angka partisipasi kasar penduduk yang mengikuti
pendidikan menengah• Angka partisipasi kasar penduduk yang mengikuti
pendidikan tinggi
DinasKesehatan,Rumah SakitUmum Daerah,Rumah SakitJiwa, RumahSakit Paru-paru,Rumah SakitKebergantunganObat, Dst
BKKBD, dst
DinasKebudayaan,Permuseumandst
DinasPariwisata,Kebun Binatang,dst
DinasPendidikan,KantorPerpustakaanDaerah, dst
KesehatanKesehatan
Keluarga Berencana
Pariwisata danbudayaKebudayaan
Pariwisata
Agama *)PendidikanPendidikan
1
1
1
2
1
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
45
KodeUrusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
• Tingkat mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada jalurpendidikan formal/non formal
• Angka buta aksara penduduk usia >15 th• Persentase penduduk miskin menyelesaikan Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun• Akses masyarakat miskin terhadap pendidikan formal• Pemerataan pendidikan• Tingkat efektivitas manajemen berbasis sekolah²Jumlah
anggaran pendidikan dari APBN/D• Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
pendidikan• Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar 9 tahun*• Angka Putus Sekolah (APS) pada pendidikan sekolah*
dasar/sederajat• APS pada pendidikan sekolah menengah pertama/
sederajat*• APS pada pendidikan sekolah menengah atas/sederajat* beberapa contoh dari SPM bidang Pendidikan.
Selengkapnya dapat dilihat dalam KepMenDikNas No 129a/U/2004 tentang Standard Pelayanan Minimal BidangPendidikan
• Tingkat kualitas pemuda (15-35 tahun)• Sports Development Index (SDI)• Prestasi olahraga dalam event-event internasional• Ada/tidaknya kebijakan pengelolaan prestasi olahraga
daerah• Tingkat ketersediaan prasarana dan sarana olahraga
• Ada/tidaknya system administrasi kependudukan
• Jumlah kebijakan daerah untuk peningkatan kualitas anakdan perempuan
• Tingkat kesenjangan antara HDI dan GDI• Jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan• Akses perempuan terhadap pendidikan• Persentase penduduk perempuan berusia 10 th ke atas
yang tidak/belum pernah sekolah• Persentase penduduk perempuan yang buta huruf• Akses perempuan terhadap layanan kesehatan• Angka Gender Empowerment Measurement (mengukur
ketimpangan gender di bidang ekonomi (perempuan dalamangkatan kerja dan rata-rata upah di sektor non-pertanian),politik (perempuan di parlemen) dan pengambilan keputusan(perempuan pekerja profesional, pejabat tinggi, danmanajer))
• Akses perempuan untuk terlibat dalam kegiatan public• Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan• Tingkat keterwakilan perempuan di lembaga legislatif• Persentase perempuan dalam jabatan publik (PNS)• Jumlah (persentase) pekerja anak• Tingkat perlindungan perempuan
• Tingkat kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak• Tingkat/kualitas tumbuh kembang anak• Cakupan pelayanan pasangan usia subur yang tergolong
masyarakat miskin
1
1
1
1
Pemuda dan OlahRaga
PerlindungansosialKependudukan danCatatan Sipil
PemberdayaanPerempuan
Keluarga Sejahtera
Dinas Pemudadan Olahraga,dst
DinasKependudukandan Catatan Sipil,dst
DinasPemberdayaanPerempuan, dst
BKKBD, dst
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
46
KodeUrusan Fungsi dan Urusan SKPD Contoh Tolok Ukur Kinerja
1 Sosial Dinas Sosial,dst
• Cakupan pembinaan gelandangan, pengemis, dan PMKS,anak jalanan, dan anak cacat
• Akses kepada pelayanan sosial dasar bagi masyarakatmiskin
• Jumlah tenaga pelayanan social untuk berbagai jeniskecacatan
• Peluang mengakses pelayanan umum• Persentase penurunan jumlah fakir miskin dan keluarga
rentan sosial
Keterangan:1 Kode Urusan Wajib2 Kode Urusan PilihanSumber: LGSP Planning Team
M-5 PENYUSUNAN PROFIL DAERAH DAN PREDIKSI MASA DEPAN
47
M-6 KAJIAN TERHADAP RPJP-DAERAH
Mengkaji arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerahtermasuk pentahapan pembangunan berdasarkan skala prioritasatau proses pembangunan, yang menjadi acuan dalampenyusunan RPJMD. Kegiatan ini ditujukan untuk:· Mengetahui arah kebijakan pembangunan jangka panjang
daerah dan relevansinya dengan rencana jangka menengahdaerah yang akan disusun.
· Mengetahui hal-hal prinsip yang harus dijadikan acuan dalammenentukan arah kebijakan pembangunan daerah dan pro-gram prioritas untuk periode rencana.
· Identifikasi butir-butir pokok dari rumusan visi, misi dan arahpembangunan jangka panjang daerah
· Kedudukan, peran, dan fungsi RPJMD dalam kebijakanpembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan.
· Titik berat kajian review pada aspek arah kebijakanpembangunan yang terkait dengan peran dan fungsi daerahRPJMD, sesuai dengan periode perencanaan serta prioritasprogram yang akan dilaksanakan.
· FGD Tim Teknis/Kelompok Kerja
· Dokumen RPJP Daerah
Hal-hal penting yang perlu mendapatkan review dari RPJP-Daerah:· Isu strategis jangka panjang daerah· Arahan pembangunan daerah jangka panjang· Kesesuaian tahapan 5 tahunan pembangunan daerah dengan
program RPJMD· Target kinerja capaian program pembangunan daerah jangka
panjang· Kesesuaian visi, misi dan program KDH Terpilih dengan visi,
misi pembangunan daerah jangka panjang
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangdisiapkan
Hal-hal pentingyang harusdiperhatikan
48
M-7 VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITAS KEPALA DAERAH TERPILIH
Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentangPemerintah Daerah mengatur bahwa setiap calon kepala daerahpada waktu proses pemilihan kepala daerah diwajibkan untukmenyampaikan visi, misi dan programnya, baik secara lisanmaupun tertulis kepada masyarakat. Pernyataan visi, misi danprogram dari calon kepala daerah terpilih merupakan dasar/acuandalam penyusunan RPJM Daerah dan penyusunan RenstraSKPD.
Visi, misi, dan program/agenda kepala daerah terpilih dapatlangsung digunakan dengan selesainya PILKADA untukkepentingan penyusunan RPJMD maupun Renstra SKPD tanpaharus menunggu pelantikan Kepala Daerah terpilih. Hal ini perludilakukan mengingat waktu penyelesaian dokumen RPJMD yangditentukan UU-25/2004 sangat singkat.
M-8 KAJIAN TERHADAP VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITASKEPALA DAERAH TERPILIH
Visi, misi, dan program Kepala Daerah merupakan acuan dalammenyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui ke arah manapembangunan dan prioritas program yang menjadi sasaranKepala Daerah terpilih sesuai janji yang disampaikan kepadamasyarakat pada waktu proses pemilihan kepala daerah. Tujuankegiatan ini:· Memenuhi janji Kepala Daerah terpilih kepada masyarakat· Memformulasikan visi, misi, dan program prioritas kepala
daerah terpilih untuk dijabarkan di dalam program dan kegiatanyang akan dilaksanakan melalui RPJMD dan kegiatan tahunanyang akan dibiayai melalui APBD
· Untuk mengklarifikasi visi, misi, dan program Kepala Daerahterpilih, serta lebih mempertegas arah dan kebijakanpembangunan daerah.
· Benang merah antara visi, misi, dan program pembangunandaerah
· Formulasi fokus dan prioritas program Kepala Daerah· Identifikasi kebutuhan sumber-sumber pembangunan dalam
mewujudkan prioritas program Kepala Daerah
· Sinkronisasi antara visi, misi, dan program Kepala Daerahterpilih
· Rumusan program harus jelas fokusnya dan apa prioritasnya· Kajian prioritas program dikaitkan dengan kemungkinan
pelaksanaannya.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
49
Focus Group Discussion atau langsung mengadakan konsultasidengan Kepala Daerah Terpilih dan Perwakilan Partai Politikpendukungnya (TIM Sukses)
· Pernyataan rumusan visi, misi, dan program Kepala Daerahterpilih.
· Umumnya rumusan pernyataan visi, misi dan program pokokcalon Kepala Daerah terpilih lebih bernuansa politis danbersifat umum, dan program- programnyapun seringkalibersifat umum dan tidak fokus untuk mengatasi permasalahan/isu yang ada di daerah, demikian pula tidak terukur, sehinggatidak dapat dijadikan acuan dalam mengukur kinerja KepalaDaerah. Untuk mengatasi hal ini dalam konsultasi dengan KDHTerpilih perlu dicapai kesepakatan tentang : (1) fokus temapembangunan yang diinginkan; (2) agenda program yangsesuai dengan profil dan isu pembangunan daerah; (3)indikator kinerja utama yang dapat digunakan untukmenentukan keberhasilan pemerintahan Kepala Daerah.
· Dalam kajian perlu lebih diidentifikasi fokus dan besaran pro-gram yang layak untuk dilaksanakan pada masa lima tahunpemerintahannya dalam rangka menjabarkan/mengelaborasirumusan program yang disusun sewaktu proses Pilkada.
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
Susunlah daftar 5 hingga 6 core val-ues yang akan menjadi landasanoperasional untuk mencapai misi (daripandangan stakeholders, organisasimasyarakat, pemerintah daerah,DPRD dan komponen masyarakatlainnya)
Perumusan misi perlu menjawab:Siapa kita? Apa tujuan kita?Masalah utama apa yang kita perlutangani?Apa yang membuat kita unik atau ’dis-tinct’ sebagai pemerintah daerah atauorganisasi?Nilai-nilai utama (core values) apa yangakan memandu kita mencapai misi
M-8 KAJIAN TERHADAP VISI, MISI DAN PROGRAM PRIORITASKEPALA DAERAH TERPILIH
Visi yang benar memenuhi syaratsbb:1. Mengemukakan secara jelas
kemana arah yang dituju2. Mudah dibaca dan dipahami3. Merefleksikan ‘spirit’ dari
pemerintah daerah4. Masyarakat dapat ‘mengisi’ dan
memberikan ‘kontribusi’5. Sifatnya ‘kompak’ dapat mempe-
domani pengambilan keputusan6. Mendapatkan perhatian masya-
rakat7. Dapat dirasakan apabila mende-
ngarkan8. Memberikan pemahaman tentang
posisi tujuan individu dalam tujuanbersama
9. Memberikan ‘motivating force’10. Memberikan tantangan untuk
mencapainya
50
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH
· Kegiatan ini merupakan kajian terhadap kondisi keuangandaerah menurut sumber-sumbernya, didasarkan atas dataperkembangan historis keuangan daerah besertakecenderungannya, potensi daerah, kebijakan keuangannegara serta peraturan perundangan yang berlaku. Kegiatanini ditujukan untuk memperkirakan kemampuan keuangandaerah dalam membiayai pembangunan, baik yangbersumber dari DAU, dana bagi hasil, Pendapatan Asli Daerahmaupun sumber keuangan lainnya.
· Kerangka Ekonomi Jangka Menengah Daerah merupakankerangka prakiraan terhadap besaran pendapatan,pengeluaran dan pembiayaan.
· Kerangka Pendanaan (Resource Envelope) merupakangambaran kemampuan pendanaan daerah untuk membiayaibelanja pemerintah.
· Kerangka fiskal daerah adalah kerangka prakiraan terhadappendapatan, hibah, pinjaman, dan belanja daerah.
· Proyeksi fiskal daerah adalah proyeksi terhadap pendapatan,hibah, pinjaman dan belanja daerah.
· Target fiskal daerah adalah sasaran pendapatan dari sumber-sumber keuangan daerah
· Celah fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal daerah dankapasitas fiskal daerah
· Perkiraan proporsi alokasi dana pembangunan di daerah· Perkiraan potensi sumber-sumber dana pembangunan
lainnya.
· Kemampuan keuangan daerah merupakan faktor pembatasdalam menyelenggarakan pemenuhan kebutuhanpembangunan daerah.
· Data historis perkembangan keuangan daerah serta peraturanperundangan yang terkait keuangan negara/daerahmerupakan bahan kajian utama dalam analisis keuangan.
· Kerja bersama dalam Tim dengan dibantu oleh tenaga ahlikeuangan daerah
· Identifikasi sumber-sumber keuangan daerah, dankemungkinan potesi sumber yang lainnya.
· Kompilasi historis perkembangan keuangan daerah menurutsumbernya untuk 5 tahun ke belakang yang dirinci menurutsumbernya.
· Analisis terhadap pola perkembangan keuangan yang terjadiuntuk setiap sumber keuangan termasuk menilai kalau terjadikenaikan/penurunan yang drastis perlu ditelusuri faktorpenyebabnya.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-langkah
51
· Analisis proyeksi pendapatan keuangan daerah denganmempertimbangkan peraturan perundangan yang berlaku
· Analisis prakiraan kebutuhan biaya belanja pemerintah
· Data perkembangan keuangan daerah menurut sumberdananya untuk periode 5 tahun ke belakang, baik untukanggaran pendapatan maupun anggaran belanja.
· Ketentuan peraturan perundangan yang terkait dengankeuangan negara dan keuangan daerah.
· Model-model analisis keuangan daerah
· Mengingat keuangan daerah merupakan komponen pentingdalam RPJMD maka sangat disarankan diperbantukan tenagaahli keuangan daerah (dari perguruan tinggi atau konsultanlokal atau nara sumber) dalam menganalisis danmemproyeksikan kemampuan keuangan daerah
· Nomenklatur dan struktur APBD yang digunakan tahun 2006agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sehinggauntuk keperluan analisis perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian lebih dulu.
Informasi yangDisiapkan
Hand out
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH
Arah Kebijakan Keuangan Daerahadalah kebijakan penyusunan program danindikasi kegiatannya pada pengelolaanpendapatan dan belanja daerah secara efektif danefisien
Apa yang dimaksud dengan Kondisi Keuangan?1. Kemampuan pemerintah daerah untuk
memenuhi pembayaran kewajiban bulanannyadalam jangka pendek (Solvabilitas Kas/CashSolvency)
2. Kemampuan untuk membiayai pengeluaranyang sudah dicanangkan untuk tahun fiskal/anggaran bersangkutan (Solvabilitas anggaran/Budgetary Solvency)
3. Kemampuan untuk menjaga keseimbanganbelanja dan pendapatan dalam jangka panjang(Solvabilitas jangka-panjang/Long-runSolvency)
4. Kemampuan untuk menyediakan pelayananditingkat yang ditetapkan bagi kesehatan,keamanan, dan kesejahteraan masyarakat danwarganya (Solvabilitas tingkat-layanan/Service-level Solvency)
Proyeksi keuangan daerah:Adalah ramalan pola kondisi keuangan daerah
pada periode tahun yang akan datang,didasarkan pada kecenderungan masa lalu,
dengan asumsi bahwa masa yang akan datangmemiliki pola yang sama dengan masa lalu.
Jenis-jenis masa depan:• Masa depan potensial:
Situasi yang mungkin terjadi berbeda dengankeadaan sekarang. Mis: bencana alam
• Masa depan masuk akal:Masa depan yang dapat terjadi jika pembuatkebijakan melakukan intervensi. Misal:Bencana kelaparan dapat dihindarkan apabilapemerintah melakukan kebijakan untukmenjaga stok pangan
• Masa depan normatif:Masa depan yang seharusnya terjadi biladilakukan serangkaian kebijakan yang tertata.
Tujuan Proyeksi:1. Menilai dan memahami kondisi keuangan
pemerintah daerah serta faktor-faktor yangmempengaruhinya
2. Mengidentifikasi persoalan keuangan saat inidan yang akan muncul
3. Mengidentifikasi kebijakan yang akan diambildengan segala konsekuensinya
4. Mengidentifikasi strategi dan kebijakan yangdapat diambil guna mempengaruhi perubahansehingga akan mengurangi resiko yang lebihbesar
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH
52
Manfaat proyeksi:1. Memberi informasi kecenderungan kondisi
keuangan daerah dalam kurun waktumendatang apakah defisit atau surplus
2. Menjaga keseimbangan pendapatan danbelanja
3. Menjadi acuan untuk membuat perencanaanprogram/kegiatan yang dapat menghasilkanpendapatan dalam besaran maksimal yangmungkin dapat dicapai beserta sumber-sumbernya.
4. Menjadi acuan untuk membuat perencanaanpengeluaran seefisien mungkin
5. Menjadi acuan untuk membuat skenariokebijakan untuk pembiayaan programpembangunan dalam berbagai kemungkinansituasi keuangan (surplus atau defisit)sehingga dapat mempertahankan tingkatpelayanan public
Substansi Proyeksi Keuangan:1. Mengkaji perkembangan kondisi riil keuangan
dalam seluruh komponen keuangan daerah2. Menyimpulkan pola perkembangan dari kajian
kondisi riil tersebut.3. Mengacu pola tersebut dibuat prediksi dan
target capaian dari seluruh komponenkeuangan daerah dalam kurun waktu yangdisepakati bersama.
4. Membuat rencana tindak untuk mengusahakantercapainya apa yang sudah ditargetkan.
Substansi Proyeksi Keuangan:1. Mengkaji perkembangan kondisi riil keuangan
dalam seluruh komponen keuangan daerah2. Menyimpulkan pola perkembangan dari kajian
kondisi riil tersebut.3. Mengacu pola tersebut dibuat prediksi dan
target capaian dari seluruh komponenkeuangan daerah dalam kurun waktu yangdisepakati bersama.
4. Membuat rencana tindak untuk mengusahakantercapainya apa yang sudah ditargetkan.
Komponen Keuangan Daerah (APBD
Pembiayaan
Langkah-langkah Proyeksi:1. Analisis Input:a. data-data komponen APBD dalam beberapa
tahun terakhir (pendapatan, belanja,penerimaan / pengeluaran)
b. Asumsi-asumsi: laju inflasi, pertumbuhanPDRB
2. Analisis kecenderungan perkembanganmasing-masing komponen dalam kurun waktutersebut (metode rerata pertumbuhan)
3. Proyeksi berdasar kecenderungan tersebut.4. Rencana tindak lajut atas hasil proyeksi.
Teknik-teknik yang dipakai untuk proyeksi:1. Analisa trend:– Parameter atau Variabel– Pertumbuhan periode sebelumnya2. Analisis rasio3. Econometri4. Regresi
Parameter atau Variabel tertentu- PDRB Manfaat :· Sebagai evaluasi terhadap tingkat pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi suatu daerah· Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu
daerah· Sebagai salah satu indikator mengenai tingkat
kemakmuran suatu wilayah/ daerah denganmengetahui besarnya pendapatan perkapita
· Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan/perubahan harga (inflasi/deflasi)
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH
53
· Sebagai salah satu bahan evaluasi maupunsebagai bahan pertimbangan bagi parapengambil kebijakan untuk meletakkan dasarPerencanaan Pembangunan dimasa yang akandatang.
- Pertumbuhan Jumlah penduduk- Laju Inflasi
Pertumbuhan Periode sebelumnya
Jlh th akhir-Jlh th awal X 100% = …. % Jlh th awal
Memperkirakan Jumlah Tahun Berikutnya:(100 + Angka Pertumbuhan) x (Jlh th sblnya)
Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah-Trend-
Analisis Kemampuan Pinjaman(sesuai SE Mendagri 050/2020/SJ)
Menentukan Nilai Pendapatan DaerahFormulasi :Y = P + M – OMY = Pendapatan DaerahP = Pendapatan Asli DaerahM = Pajak Daerah, BPHTB, Penerimaan
SDA, dan Bagian LainnyaOM=Belanja Operasi dan Pemeliharaan,
Belanja Modal (wajib tidak bisadihindarkan)
Menentukan Nilai DSCRFormulasi:DSCR = Y / CY = Pendapatan DaerahC = Besaran Kewajiban pinjaman
ditambah biaya lainnya
Syarat/ketentuan:• DSCR > 2,5; Daerah dapat melakukan
pinjaman baru;• DSCR = 2,5; Daerah dapat melakukan
pinjaman baru, dengan syarat untuk
proyek/kegiatan yang dapat menghasilkanpendapatan (cost recovery);
• DSCR < 2,5; Daerah tidak dapat melakukanpinjaman baru.
Contoh Kasus Proyeksi Keuangan
Perkembangan Pendapatan Daerah di KabupatenPurworejo, Tahun 1999/2000-2004 (dalam ribuanrupiah)
Contoh:Perkembangan Belanja di Kabupaten Purworejo,Tahun 1999/2000-2003 (dalam jutaan rupiah)
Pada tahun 2003 Kabupaten Purworejo mengalamidefisit sebesar Rp 14,45 miliar. Sementara itu padatahun 2004 Kabupaten Purworejo mengalamidefisit sebesar Rp 37,40.
Dengan melihat besaran-besaran yangmenentukan dan mempengaruhi PinjamanDaerah, seperti PAD, DAU, Dana Bagi Hasil (Pajakdan Bukan Pajak), Bagi Hasil Dana Reboisasi danBesaran Belanja Wajib; proyeksi plafon pinjamanyang sebenarnya dapat dijadikan alternatifpembiaayaan pembangunan daerah tidak
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH
54
dilakukan. Hal ini semata-mata untuk menjagaprinsip kehati-hatian dengan harapan beban defisituntuk masa-masa mendatang tidak semakinbesar.
Contoh:Permasalahan pendapatan di Kab. Purworejo:
a. Rendahnya sumbangan PAD terhadap totalpendapatan daerah (6,87 %) untuk kurun waktu2000 – 2004
b. Rendahnya bagi hasil pajak (5,7%) dan bagihasil non pajak (0,25%) terhadap totalpendapatan daerah
c. Belum optimalnya dan masih belum didatanyadengan baik hasil-hasil pembiayaan darisumber swadaya masyarakat.
d. Belum banyaknya model-model kemitraan yangdijalin dengan pihak swasta, beserta besarannilai-nilai proyek yang dilaksanakan. Hal ini akanmenyulitkan untuk proses hagi hasil di kemudianhari.
Contoh:Matriks Potensi Sumber Pendapatan Asli Daerahdengan menggunakan matrik Potensi untukmemproyeksikan perkembangan sumberpendapatan di Kabupaten Purworejo, Tahun 2000-2003
Contoh:Rencana Tindak peningkatan pendapatanberdasarkan hasil analisis permasalahan danpotensi sumber pendapatan
Proyeksi alokasi dana untuk pembiayaanprogram pembangunan:1. Perlu diidentifikasi terlebih dahulu sumber
pembiayaan (asal pendanaan) yang mungkindiraih:a.APBNb.APBD Provinsic. Kemitraan dengan swastad.Swadana masyarakate.Pinjaman
2. Perlu disepakati diantara stakeholders danpenanggungjawab pelaksana program yangbesangkutan untuk menentukan modelalokasi dana yang akan dibagi untuk program-program
3. Asumsi-asumsi yang bisa digunakan untukpenentuan alokasï:a.Jumlah penduduk wilayah sasaran
perencanaanb.Luas wilayahc. Lingkup program investasi
Contoh:Dengan memasukkan unsur-unsur proyeksisumber-sumber pembiayaan di KabupatenPurworejo selama tahun 2005-2010 yang terdiridari: (i) Proyeksi Pendapatan Daerah; (ii)Proyeksi Belanja Wajib; (iii) Kekuatan AnggaranDaerah (mulai tahun 2006-2010); (iv) SwadayaMasyarakat; dan (v) Partisipasi Swasta dengantidak memasukkan plafon Pinjaman; dapatdihasilkan proyeksi dana yang tersedia untukpembiayaan program investasi yangselengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Proyeksi Total Dana Tersedia untuk Program-Program Pembangunan di KabupatenPurworejo, Tahun 2005-2010 (dalam ribuanrupiah)
Sumber: Materi Fasilitasi Proyeksi Keuangan Daerah (RutianaDwi Wahyuningsih)
M-9 ANALISIS KEUANGAN DAERAH
55
M-10 KAJIAN RTRW-D
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkaji arahan pembangunandaerah untuk perencanaan jangka menengah daerah dikaitkandengan kebijakan tata ruang kabupaten/kota. Kegiatan iniditujukan untuk:· Terformulasikan arah kebijakan pembangunan tata ruang
daerah/kota untuk jangka panjang maupun jangka menengah· Teridentifikasi potensi-potensi pengembangan ruang yang
merupakan bagian penting dalam penentuan arahpembangunan daerah.
· Supaya arahan pembangunan jangka menengah daerahsesuai dengan kebijakan tata ruang
· Hasil identifikasi arahan kebijakan pengembangan ruangterbangun beserta kinerja pencapaiannya
· Arah pengembangan fungsi-fungsi kegiatan daerah/kota sertapenempatan pusat-pusat kegiatan menurut periodeperencanaan
·· Kebijakan pengembangan ruang dan arahan fungsi daerahtergambarkan secara jelas
· Prioritas pembangunan ruang beserta fungsinya menurutRTRW kabupaten/kota tergambarkan secara jelas.
· Perbandingan antara rencana dengan pencapaian kinerjabeserta faktor-faktor yang mempengaruhinya teridentifikasi
Analisis Tim Teknis/Kelompok Kerja
Dokumen RTRW Kabupaten/Kota
Hal-hal yang perlu mendapatkan review dari dokumen RTRW· Status dan kondisi ketersediaan penataan ruang daerah untuk
berbagai tingkatan rencana· Kualitas penataan ruang daerah sebagai alat untuk develop-
ment controlle· Perwilayahan pembangunan daerah· Daya dukung daerah untuk menampung pembangunan· Isu pemanfaatan ruang daerah (illegal logging, illegal sand
mining, alih fungsi lahan pertanian produktif, gangguan fungsilindung (hancurnya terumbu karang, exploitasi hutan secaraberlebihan, gangguan pada ekosistem lingkungan)
· Isu konflik antar kepentingan, pengendalian dan penertibanpemanfaatan ruang
· Kesenjangan pembangunan antar wilayah· Peraturan dan penerapan sanksi pelanggaran penataan ruang· Kebutuhan revisi RTRW, RTDR
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
56
M-11 REVIEW RPJMD PROVINSI DAN RPJM NASIONAL
Mengkaji visi dan misi pembangunan serta arah kebijakan danprogram pembangunan, baik dalam lingkup nasional, maupundalam lingkup regional provinsi yang berkaitan dengan daerahyang akan disusun RPJMD. Secara spesifik bertujuan untuk:· Mengetahui isu strategis nasional dan regional serta keterkaitan
dengan daerah perencanaan.· Mengetahui strategi pembangunan daerah dan strategi
pembangunan nasional serta dampaknya terhadap daerahperencanaan.
· Mengetahui program-program pembangunan dalam lingkupregional dan nasional, yang dapat disinergikan dengan pro-gram daerah.
· Mengetahui hal-hal prinsip yang harus diperhatikan dalammenentukan prioritas program maupun dalam menentukanarah-arah kebijakan.
· Gambaran visi, misi, dan arah pembangunan nasional danprovinsi untuk jangka menengah dan kesesuaiannya dengandaerah perencanaan.
· Isu strategis nasional dan regional, serta keterkaitan dandampaknya dengan daerah perencanaan,
· Kedudukan, peran, dan fungsi daerah perencanaan dalamkebijakan pembangunan nasional dan provinsi jangkamenengah.
· Rumusan strategi pembangunan, kebijakan umum, dan pro-gram pembangunan nasional maupun regional provinsi danketerkaitan serta dampaknya dengan daerah perencanaan.
· Titik berat kajian review pada aspek kebijakan yang terkaitdengan peran dan fungsi daerah perencanaan, serta prioritasprogram yang akan dilaksanakan Pemerintah Pusat maupunPemda Provinsi yang berdampak terhadap daerahperencanaan.
Analisis Tim Teknis/Kelompok Kerja
· Dokumen RPJM Nasional· Dokumen RPJM Provinsi
· Sinergitas antara RPJM Nasional dengan RPJMD agarpembangunan daerah dapat mengoptimalkan peranan dansumber daya Pusat
· Sinergitas antara RPJM Provinsi dengan RPJMD agarpembangunan daerah dapat mengoptimalkan peranan dansumber daya Provinsi
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
57
M-12 ORIENTASI RENSTRA SKPD
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengadakan sosialisasi/lokakarya tentang ketentuan sistem perencanaan daerah bagianggota Tim Penyusun dokumen Renstra SKPD, khususnyatentang penyusunan dokumen Renstra SKPD dan keterkaitannyadengan dokumen perencanaan daerah lainnya. Kegiatan inibertujuan untuk:1. Mengetahui ketentuan regulasi yang berkaitan dengan proses
dan mekanisme pelaksanaan penyusunan Renstra SKPD.2. Mengetahui substansi dokumen Renstra SKPD yang menjadi
kewajiban setiap SKPD serta saling keterkaitan antardokumen daerah.
3. Mengetahui peran dan fungsi setiap kelompok pemangkukepentingan dalam proses perencanaan Renstra SKPD.
1. Pemahaman ketentuan peraturan perundangan yangmengatur sistem perencanaan
2. Pengetahuan substansi pokok dan prinsip-prinsip dasar untuksetiap dokumen perencanaan daerah.
3. Pemahaman dan kemampuan untuk menyusun setiap RenstraSKPD, serta proses yang partisipatif yang harus dilakukan.
· Peserta lokakarya/sosialisasi orientasi Renstra SKPD adalahstaf SKPD yang dicalonkan menjadi anggota Tim TeknisPenyusunan Dokumen serta para pengambil keputusan ditingkat SKPD
· Dalam kegiatan orientasi Renstra SKPD perlu juga melibatkanpeserta yang berasal dari non pemerintah, seperti Perguruantinggi setempat, serta organisasi masyarakat dan LSM yangpunya kompetensi dan atau keterkaitan langsung denganbidang SKPD.
Lokakarya/Sosialisasi
· Kepala SKPD menyusun rancangan agenda kegiatanpenyusunan Renstra SKPD mengacu pada kalenderperencanaan penyusunan RPJMD yang disusun Bappeda.
· Kepala SKPD menyusun rancangan susunan Tim PenyusunRenstra SKPD serta rincian tugas dan fungsinya.
· Kepala SKPD melakukan identifikasi kemungkinan individu dariNGS yang berpotensi untuk dicalonkan menjadi anggota TimPenyusun, serta identifikasi lembaga atau individu-individuyang potensial untuk diajak sebagai mitra dialog atau pesertaFGD.
· Kepala SKPD melakukan persiapan penyelenggarakanlokakarya orientasi Renstra SKPD, baik secara mandirimaupun melalui kerjasama dengan fasilitator/mitra atauBappeda untuk menyelenggarakan persiapan acara.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-langkah
58
· Kepala SKPD mengundang calon-calon anggota TimPenyusun dan lembaga/individu dari NGS untuk mengikutilokakarya orientasi Renstra SKPD.
1) UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara2) UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara3) UU No 15/2004 tentang Tanggung Jawab Keuangan Daerah4) UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional5) UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah6) PP No 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Rencana Pembangunan7) PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah8) PP No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.9) PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal10) PERMENDAGRI No 13/2006 Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah11) SE Mendagri tentang Penyusunan RPJP-D dan RPJM-D12) SEB Mendagri dan MenPPN/Ketua Bappenas 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang 2007
Informasi yangDisiapkan
M-13 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RENSTRA SKPD
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk Tim Penyusundokumen Renstra SKPD, yang anggotanya terdiri dari unsurSKPD yang bersangkutan ditambah dengan unsur perwakilanNGS yang mendalami permasalahan terkait dalam bidang SKPDyang bersangkutan (Forum Stakeholder SKPD apabila sudahterbentuk). Tujuannya adalah terbentuknya Tim Teknis yangbertanggung jawab dalam penyiapan dokumen Renstra SKPD.
· Terbentuknya Tim Penyusun Renstra SKPD· Teridentifikasinya kelompok/individu atau lembaga sebagai
narasumber dan mitra diskusi
Seleksi dan koordinasi
· Rumuskan kriteria, tugas dan fungsi serta kewajiban-kewajibanTim Penyusun Renstra SKPD
· Identifikasi individu dari SKPD maupun NGS yang berpotensiuntuk ditugaskan sebagai Tim Penyusun Renstra SKPD
· Buatlah skenario susunan Tim Penyusun Renstra SKPD, yangterdiri atas unsur SKPD yang bersangkutan ditambah kalau
Tujuan
Keluaran
Metoda
Langkah-langkah
M-12 ORIENTASI RENSTRA SKPD
59
mungkin dengan unsur perwakilan NGS yang mendalamipermasalahan terkait dalam bidang SKPD yang bersangkutan.
· Diskusikan kesiapan calon anggota Tim penyusun RenstraSKPD, terutama bila melibatkan anggota tim yang berasal dariNGS
· Buatkan surat dari Kepala SKPD tentang pernyataankesediaan calon anggota terpilih dari unsur NGS untuk menjadianggota Tim Penyusun serta kewajiban-kewajibannya, yangdiketahui/disetujui oleh kepala lembaga yang bersangkutan.
· Buat Surat Keputusan Kepala SKPD tentang Penetapan TimPenyusunan Renstra SKPD.
· Daftar kandidat/calon anggota Tim penyusun· Ketentuan/panduan yang mengatur pembentukan Tim
Penyusun Renstra SKPD.
Perlu memperhatikan PERMENDAGRI No 13/2006 sebagaikerangka pendekatan dalam penyusunan Tim Renstra SKPD yaituruang lingkup program dan kegiatan yang menjadi cakupan SKPD
Susunan Organisasi Tim Penyusun Renstra SKPD
Informasi yangDisiapkan
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
Template
No Jabatan dalam Tim Lembaga
1 1 Penanggung jawab2 Ketua3 Sekretaris4 Anggota Forum SKPD
- Unsur SKPD terkait- DPRD- Perguruan Tinggi- LSM- Tokoh masyarakat- Dunia usaha/industri- Asosiasi/organisasi Profesi
Kepala SKPDKepala Bagian PerencanaanStaf SKPD
M-13 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RENSTRA SKPD
60
M-14 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPANDOKUMEN RENSTRA SKPD
Menyusun rencana kerja penyiapan dokumen Renstra SKPD besertakalender dan pembagian tugasnya, yang menjadi pedoman bagiTim Penyusun dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan inibertujuan untuk:· Menyediakan kejelasan mengenai jenis dan tahapan kegiatan
yang harus dilaksanakan· Memberikan kejelasan pembagian tugas bagi setiap anggota Tim
Penyusun· Menyediakan acuan berkaitan dengan kegiatan yang harus
dilakukan, target waktu penyelesaian setiap tahapan kegiatantermasuk yang berkaitan dengan proses-proses pelibatanmasyarakat.
· Rincian jenis dan tahapan kegiatan· Kalender kegiatan termasuk forum-forum atau kegiatan yang akan
melibatkan stakeholder· Daftar Isi Dokumen Renstra SKPD termasuk muatan pokok dari
setiap bab/sub bab.· Daftar atau format kebutuhan jenis data dan informasi· Pembagian kerja antar anggota Tim
· Rencana kerja yang disusun harus jelas untuk setiap tahapankegiatan, kapan dimulainya dan harus diselesaikan aktivitas.
· Dalam kalender kegiatan juga harus dapat memperlihatkan, jeniskegiatan apa saja yang dapat dilakukan secara simultan dengankegiatan lainnya, dan tahapan kegiatan apa yang harus menunggutahapan kegiatan lainnya, dan lintasan kritisnya.
Lokakarya atau Rapat Tim Teknis
· Buatlah rancangan/draft rencana kerja penyusunan RenstraSKPD oleh Ketua Tim Penyusun, berupa tahapan dan rinciankegiatan (termasuk kegiatan penjaringan aspirasi, forum-forumdiskusi, lokakarya, dan seminar), schedule kegiatan, rancangandaftar isi dokumen Renstra SKPD, serta identifikasi kebutuhandata dan sumber data.
· Lakukan pertemuan seluruh anggota Tim Penyusun untukmembahas, mematangkan, dan menyepakati rancangan rencanakerja dan rancangan daftar isi dokumen Renstra SKPD.
· Sepakati pembagian kerja dan jadwal kegiatan/kerja setiapanggota Tim Penyusun, serta agenda pertemuan tim
· Visi, misi, dan agenda/program pokok calon Kepala Daerahterpilih, atau calon-calon kepala daerah (bila PILKADA sedangdalam proses pelaksanaan pemilihan).
· Ketentuan batasan waktu penyelesaian setiap tahapan kegiatanyang telah diatur dalam peraturan perundangan
· Kalender perencanaan yang dikeluarkan Bappeda.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-langkah
Informasi yangDisiapkan
61
· SE Mendagri Nomor 050/2020/SJ tentang PetunjukPenyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.
· Kalendar Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD yangditetapkan Kepala Bappeda
M-15 PENGUMPULAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA/INFORMASI SKPD
Merupakan tahapan awal dari setiap proses perencanaanpembangunan. Pemutakhiran data dan informasi diperlukan untukmenjamin terdapatnya kualitas dalam pengambilan keputusanperencanaan.
Memutakhirkan data dan informasi yang dibutuhkan untukmenunjang kebutuhan analisis kinerja pelayanan danperencanaan strategis SKPD sehingga setiap rumusankebijakan, program dan kegiatan didasarkan atas data daninformasi yang dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).
Kompilasi data yang sistematis dan lengkap yang meliputi datadasar sesuai bidang SKPD, pencapaian kinerja saat ini, polaperkembangan masa lalu dan aspek kebijakan serta peraturanperundangan yang terkait SKPD.
· Data/informasi yang dikumpulkan harus valid dan sesuaidengan kebutuhan penyusunan Renstra SKPD
· Kompilasi data/informasi melalui pendekatan partisipatif daninteraktif, terbuka terhadap masukan baru.
· Bila terjadi perbedaan data antara satu sumber dengan sumberdata lainnya, maka perlu kesepakatan data mana yang akandiambil dengan pertimbangan validasi dan kompetensi sumber.
Penyepakatan Kinerja Pelayanan SKPD dan Kompilasi Data
Profil Kinerja Pelayanan SKPD
Pengantar
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Template
Urusan Layanan SKPD(1)
1
2
3
Capaian Kinerja SKPD Saat ini(3)
Tolok Ukur Kinerja(2)
1.2.3.1.2.3.1.2.3.
Template
M-14 PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYIAPANDOKUMEN RENSTRA SKPD
62
M-16 PENYUSUNAN PROFIL PELAYANAN SKPDDAN PREDIKSI JANGKA MENENGAH
Profil merupakan instrumen penting perencanaan daerah, yangditujukan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, danmengkoordinasikan informasi yang digunakan dalam rangkapengambilan keputusan dan kebijakan perencanaan. ProfilPelayanan SKPD menyediakan potret kinerja pelayanan SKPDmasa sekarang/eksisting. Apabila profil dan kinerja pelayananSKPD dapat berupa ‘time series’ maka profil akan dapatmenunjukkan perkembangan atau kemajuan kinerja pelayananSKPD dari masa ke masa dan dapat diprediksi kemungkinankinerja pelayanan untuk masa yang akan datang.
Penyusunan Pelayanan SKPD dan prediksi jangka menengahdimaksudkan untuk memetakan gambaran umum daerahperencanaan, identifikasi terhadap berbagai aspek yang menonjoldan strategis, kinerja perkembangan pelayanan SKPD, sertakecenderungannya di masa mendatang, dengan memper-timbangkan kemungkinan perubahan sosial, ekonomi, serta politikdan kebijakan pada periode rencana. Kegiatan ini ditujukan untuk:· Mendapatkan gambaran yang cepat dan praktis tentang kinerja
pelayanan SKPD· Mengetahui aspek-aspek apa saja yang menonjol dan kritis
untuk segera ditangani· Mengetahui status, posisi, dan kedudukan serta kinerja SKPD
terhadap Standar Pelayanan Minimal.· Mengetahui gambaran aspek strategis SKPD termasuk
potensi-potensi pembangunan yang dimiliki SKPD.· Memperkirakan prediksi ke depan atas berbagai aspek
pelayanan SKPD.
· Profil Kinerja Pelayanan SKPD sesuai TUPOKSI, fungsi-fungsi, urusan wajib dan pilihan SKPD
· Profil kemampuan pembiayaan SKPD serta potensi dankecenderungan perkembangan
· Profil kebijakan dan peraturan-perundangan daerah terkaitSKPD.
· Penyajian profil perlu disertai dengan serangkaian tolok ukurkinerja yang relevan, reliable dan mudah dipahami yangmencerminkan secara jelas kondisi dan situasi aspek yangdikemukakan
· Penyajian profil sejauh mungkin juga menggambarkan sensitifgender
· Penyajian profil sesuai dengan kebutuhan analisis· Bentuk penyajian mudah dibaca dan dianalisis, berupa tabel,
grafik, diagram dan peta dengan diskripsi yang ringkas danjelas
· Pemilihan metoda analisis sesuai dengan kebutuhan analisisdan ketersediaan data
Pengantar
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
63
· Team Work· Penyajian data dan Analisis oleh Tim Penyusun
· Berbagai peraturan perundangan yang terkait kebijakanpembangunan daerah dan pengembangan SKPD
· Data dan informasi tentang aspek fisik-lingkungan, tata-ruang,sosial-kependudukan, dan pembiayaan pembangunan bidangatau fungsi pemerintahan yang menjadi sektor binaan SKPD.
Indikator Kinerja Urusan Pemerintahan Daerah
· Bagi SKPD yang telah mempunyai SPM (Standar PelayananMinimal), baik yang telah ditetapkan secara nasional maupundaerah, hendaknya pengukuran kinerja pelayanan mengacupada SPM tersebut, sedangkan bagi SKPD yang belummempunyai SPM, maka perlu dirumuskan tersendiriberdasarkan analisis antara kebutuhan nyata dengan tingkatpelayanan yang dapat dipenuhi.
· Bagi SKPD yang belum memiliki SPM, maka dalampenyusunan Renstra SKPD perlu ditetapkan SPM yang hendakdicapai berdasarkan kajian-kajian standar kebutuhanpelayanan yang wajar.
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Di dalam pemilihan stakeholder untuk diikutsertakan dalamkonsultasi program perlu mempertimbangkan aspek keadilan dankeseimbangan. Pertanyaan mendasar yang perludipertimbangkan dalam mengidentifikasi stakeholder:1) Siapa yang akan terkena dampak positif atau negatif, baik
langsung maupun tidak langsung ?2) Kelompok mana yang paling vulnerable (rentan)?3) Siapa yang memiliki kepedulian atau minat terhadap dampak
yang ditimbulkan program?4) Siapa yang diperkirakan mendukung atau menolak usulan-
usulan program?5) Siapa oposisi yang diperkirakan menghambat keberhasilan
program?6) Siapa yang dari segi kerjasama, keahlian atau pengaruh dapat
membantu keberhasilan program?
Untuk mengidentifikasi organisasi masyarakat sipil yangmemiliki legitimasi, kepedulian (interests) dan kompetensi(keahlian atau sumber daya dan dana) dalam isupembangunan daerah tertentu. Ini ditujukan untuk:
Pengantar
Tujuan
M-16 PENYUSUNAN PROFIL PELAYANAN SKPDDAN PREDIKSI JANGKA MENENGAH
64
1. memastikan partisipasi semua stakeholder yang relevandengan fungsi-fungsi pemerintahan daerah
2. mengoptimalkan peranan dan kontribusi masing-masingstakeholder
Daftar tokoh, kelompok masyarakat, dan organisasi berdasarkanbidang kepedulian dan perannya masing-masing dan tingkatketerkaitannya terhadap suatu isu atau bidang pembangunan
1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yangrelevan, termasuk yang marjinal dan kelompok masyarakatdengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaituyang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan(termasuk pengaruh) dalam proses pemecahanpermasalahan
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupunperempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilankeputusan perencanaan daerah.
Focus Group Discussion
1) Identifikasi fungsi, urusan wajib, dan pilihan SKPD yang akanditangani
2) Menyusun daftar (long dan short list) stakeholder3) Pemetaan Stakeholder4) Analisis keberadaan, kemampuan, kapasitas, kompetensi,
kesediaan dan komitmen stakeholder untuk berkontribusidalam penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD
5) Melakukan strategi untuk memobilisasi dan mempertahankanpartisipasi efektif stakeholder
Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-langkah
Template
NamaLembaga/Individu
(2)
Alamat
(3)
Isu/Bidang ygDitangani
(4)
WilayahKerja
(5)
PengalamanAdvokasi
Kegiatan(6)
Periode(7)
No
(1)
1
2
3
dst
M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
65
Dalam rangka kegiatan identifikasi stakeholders, CSO dapatmembantu atau bekerjasama dengan Bappeda, dengan cara:
Menyampaikan daftar/informasi mengenai nama danalamat kelompok masyarakat/NGOs serta bidang yang menjadikepedulian atau digarap mereka, personil/tenaga ahli yangdimiliki.
Pengalaman fasilitasi/advokasi masing-masing CSOs dan personilnya.
Daftar nama/alamat dan kepedulian/keahlian dari tokoh-tokoh masyarakat.
Dalam rangka kegiatan identifikasi stakeholders, DPRD dapatmemberikan masukan kepada Bappeda berupa data/informasitentang keberadaan dan kompetensi kelompok masyarakat/organisasi non pemerintah, dunia usaha dan tokoh-tokohmasyarakat yang dapat dilibatkan dalam proses penyusunanRPJMD/Renstra SKPD.
M-18 PENENTUAN STAKEHOLDER UNTUK KONSULTASIPUBLIK DAN FGD
Untuk mengidentifikasi organisasi masyarakat sipil yang memilikiketerkaitan (relevansi), kapasitas, kompetensi, dan kredibilitasdalam pembahasan isu pembangunan daerah jangka menengah.Ini ditujukan untuk:1. Memastikan partisipasi semua stakeholder yang relevan2. Mengoptimalkan peranan dan kontribusi masing-masing
stakeholder
Daftar tokoh, kelompok masyarakat, dan organisasi berdasarkanbidang kepedulian/keterkaitan, peran, dan kapasitasnya masing-masing terhadap isu atau kebijakan pembangunan daerah jangkamenengah
1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yangrelevan, termasuk yang marjinal dan kelompok masyarakatdengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaituyang memiliki kepedulian, kapasitas, kompetensi sertaperanan (termasuk pengaruh) dalam proses perumusan isudan kebijakan pembangunan jangka panjang
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
M-17 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
66
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupunperempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilankeputusan perencanaan daerah.
Focus Group Discussion
1) Identifikasi bidang/isu yang akan ditangani2) Analisis keberadaan, kemampuan, kapasitas, dan komitmen
stakeholder berdasarkan hasil identifikasi dan analisis stake-holder
3) Menyusun daftar stakeholder yang akan dilibatkan dalamkonsultasi publik dan FGD penyusunan RPJM Daerah
Penentuan stakeholder
Metoda
Langkah-langkah
Template
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
Stakeholder perlu memenuhi kriteria equity (semua pihak yangterpengaruh oleh rencana), resources (semua pihak yangmengendalikan keputusan alokasi sumber daya dan dana untukimplementasi rencana), dan legitimacy (semua pihak yangberwenang untuk berbicara atas nama konstituennya)
PengalamanAdvokasiKerja
Wilayah
(4)
Isu/Bidangyang
ditangani(3)
NamaLembaga/Individu
(2)Kegiatan
(5)Periode
(6)Relevansi
(7)Kompetensi
(8)Komitmen
(9)Total(10)
Penilaian Hubungan thd Isu dalam Konsultasi Publik(beri skor 1 untuk sangat lemah sampai dengan
5 untuk sangat kuat)No
(1)
1
2
3
dst
CSO dapat memberikan saran/usulan mengenai siapa-siapa tokohmasyarakat/kelompok masyarakat/organisasi yang dapat dilibatkandalam forum-forum diskusi terfokus/FGD sesuai bidang bahasan,dan siapa-siapa yang perlu diajak/terlibat dalam kegiatan konsultasipublik beserta alasan yang mendasarinya.
M-18 PENENTUAN STAKEHOLDER UNTUK KONSULTASIPUBLIK DAN FGD
67
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI
Untuk memperoleh acuan teknis pelaksanaan jaring aspirasi,FGD, dan MUSRENBANG RPJMD sesuai dengan kondisi dankemampuan daerah masing-masing. Ini mencakup:1. Merumuskan metoda dan panduan jaring aspirasi masyarakat2. Merumuskan metoda dan panduan FGD untuk pembahasan
dan penyepakatan profil dan isu strategis daerah dan FGDpembahasan rancangan visi, misi, dan arah pembangunan
3. Merumuskan metoda dan panduan MUSRENBANG RPJMD
1. Disepakatinya metoda dan panduan jaring aspirasi masyarakat2. Disepakatinya metoda dan panduan FGD3. Disepakatinya metoda dan panduan MUSRENBANG RPJMD
1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yangrelevan, termasuk kelompok marjinal dan kelompokmasyarakat dengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaituyang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan(termasuk pengaruh) dalam proses pemecahanpermasalahan
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupunperempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilankeputusan perencanaan daerah.
Workshop
1. Bagan Alur Proses, Prosedur, dan Mekanisme PenyusunanRPJMD
2. Rencana Kerja (Tim Penyusun) Penyusunan DokumenRPJMD
3. Contoh-contoh panduan dari Pemerintah Daerah lain (jika ada)4. Draft metoda dan panduan yang telah disiapkan Tim Penyusun
a. Panduan Konsultasi Publikb. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD
Ruang Lingkup Panduan minimal mencakup:1) Latar belakang/alasan kegiatan (jaring aspirasi, FGD,
MUSRENBANG RPJMD) dilaksanakan2) Maksud dan Tujuan3) Output Kegiatan4) Jadwal dan Agenda5) Langkah-langkah Pelaksanaan
- Penyiapan informasi konsultasi (draft dokumen yang akandibahas, peraturan perundangan terkait, dokumenpendukung, tools/form yang akan digunakan, dll)
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
68
- Persiapan konsultasi (pembentukan panitia, penyiapanpanduan pelaksanaan per sesi kegiatan, penyiapan anggaranpelaksanaan, identifikasi alat/pendukung pelaksanaan,rekrutmen/kriteria fasilitator, mengundang peserta dan narasumber, penggandaan materi yang perlu dipelajari pesertasebelum kegiatan)
- Pelaksanaan konsultasi (agenda, peserta, nara sumber,penanggung jawab, pembagian kelompok diskusi, perumusankesepakatan, alat pendukung)
- Pasca pelaksanaan konsultasi (tindak lanjut atas kesepakatanyang dicapai)
CSO yang dilibatkan sebagai tim penyusun atau fasilitator, dapatbekerjasama memberikan kontribusi dalam perumusan metodadan panduan jaring aspirasi, mencakup FGD, forum SKPD,Musrenbang dan Forum konsultasi, yang disesuaikan dengankondisi dan kemampuan daerah masing-masing, khususnyayang berkaitan dengan agenda, tata-cara dan metodapelaksanaan jaring aspirasi. Hal yang perlu dicermati oleh CSOdalam perumusan metoda dan panduan ini, antara lain :
Apakah metoda dan agenda yang direncanakan memungkinkan dapat menampungaspirasi masyarakat dari berbagai kalangan masyarakat.Dari agenda dan metoda yang direncanakan untuk setiap jenis kegiatan jaring aspirasi,apakah prosesnya dapat berjalan optimal.Memastikan bahwa metodologi dan teknik penjaringan aspirasi masyarakat mencakupsemua segmen keterwakilan masyarakat, terutama kelompok perempuan dan marjinal
CSO dapat memberikan usulan mengenai metoda dan tata cara penjaringan aspirasi yang lebihoptimal untuk setiap jenis kegiatan penjaringan, termasuk peserta yang diundang, narasumberyang diundang, keluaran yang diharapkan, waktu pelaksanaan, agenda kegiatan, fasilitator danmedia yang digunakan dan tempat pelaksanaan.
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI
69
TEMPLATE
KONSULTASI PUBLIK PERENCANAAN DAERAHKOTA/KABUPATEN:…………………
KONSULTASI NOMOR :.......TAHUN ANGGARAN:........................
Panduan Konsultasi Publik Perencanaan Daerah ditujukan untuk membantu Pemerintah Daerah dalammenyiapkan konsultasi publik bagi penyusunan dan pembahasan rencana daerah di berbagai tingkatan
pemerintahan dalam kerangka menerapkan perencanaan partisipatif secara efektif
Mediasi Negosiasi Dialog Advisory
Konsultasi publikPartisipasi publikKomitmen PublikKoordinasi Sektoral
Jenis konsultasi perencanaan (beri tanda √ √ √ √ √ pada kotak yang sesuai)
Tahapan dalam proses perencanaan (beri tanda √ √ √ √ √ pada kotakyang sesuai (jawaban boleh lebih dari satu)
Penyusunan kalender perencanaanPerumusan jumlah dan jenis konsultasi perencanaan yang diperlukanIdentifikasi stakeholderPerumusan outline dokumen perencanaanPenjaringan aspirasi masyarakatPerumusan profilPerumusan issuePerumusan visi jangka panjang daerahKlarifikasi dan penjabaran visi dan misi kepala daerahPerumusan visi dan misi skpdPerumusan tujuanPerumusan strategiPerumusan kebijakanPerumusan program dan kegiatanPerumusan indikator kinerjaPenyusunan anggaranPelaksanaan rencanaMonitoring dan evaluasi
Deskripsi singkat (berikan alasan mengapa konsultasiperencanaan ini diperlukan)
Tujuan konsultasi perencanaan
Sasaran konsultasi perencanaan
Keluaran konsultasi perencanaan
Pelaksanaan konsultasi perencanaan
DESKRIPSI KONSULTASINo
1
2
3
4
5
6
7
Hari, tanggal, waktu :Tempat :Sponsor Penyelenggara :
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI
70
focus group discussions workshop presentasi kepada kelompok masyarakat
jajak pendapattalk showpenyebaran angketlain-lain (sebutkan : )
Metode konsultasi perencanaan
Informasi yang disediakan untuk konsultasi (jelaskan secara spesifik, kapaninformasi ini diberikan? lampirkan informasi yang diberikan)
Media yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada stakeholderdalam rangka konsultasi perencanaan (beri tanda “ pada kotak yang sesuai,jawaban boleh lebih dari satu)
DESKRIPSI KONSULTASINo
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Lanjutan ...........
surat kabarinternetsurat phone
televisiradiopamfletspanduklain-lain (sebutkan : )
Stakeholder yang dilibatkan (jelaskan secara rinci, asal, organisasi,macam kontribusi yang diperkirakan dapat diberikan)
Stakeholder dari unsur Pemerintah :Stakeholder dari unsur Non Pemerintah :DPR :
Fasilitator (siapa, asal, organisasi)
Agenda konsultasi (kegiatan rinci menurut hari, jam, kegiatan)
Strategi pelaksanaan konsultasi perencanaan
Tools atau instrumen yang digunakan oleh stakeholder untuk menyampaikanpendapat
Rekaman proses konsultasi perencanaan (analisis proses pelaksanaankonsultasi, dinamika, motivasi, kapasitas peserta, hasil kesepakatan dsb)
Dinamika peserta : Motivasi peserta : Kapasitas peserta : Proses mencapai kesepakatan :
Naskah kesepakatan (deklarasi akhir konsultasi)
Pelaporan hasil konsultasi (harus dibuat dan disampaikan kepada pesertakonsultasi; mencantumkan secara jelas perubahan yang telah dilakukan sebagaihasil konsultasi)
Kapan disampaikan : Perubahan yg diakomodasi : Perubahan yg tdk diakomodasi :
Mekanisme pemantauan dan evaluasi paska konsultasi
M-19 PERUMUSAN METODA DAN PANDUAN JARING ASPIRASI:FGD, FORUM SKPD, MUSRENBANG DAN FORUM KONSULTASI
71
M-23 SOSIALISASI BAHWA DAERAH AKAN MENYUSUN RPJMD
Kegiatan ini ditujukan untuk menyediakan informasi awal bagiseluruh pemangku kepentingan daerah tentang rencana daerahuntuk menyusun RPJMD; mensosialisasikan proses, prosedur,dan mekanisme penyusunan RPJMD; menyampaikan isu danperspektif yang terkait dengan penyusunan RPJMD; mendapatkanpartisipasi seluruh stakeholder yang relevan; menyepakati jumlahdan jadwal konsultasi publik/FGD yang akan dilakukan.Kegiatanini dilakukan agar seluruh stakeholder dapat mempersiapkan diriuntuk memberikan kontribusi yang efektif dalam prosespenyusunan RPJMD
1) Disepakatinya proses dan mekanisme penyusunan RPJMD2) Jumlah dan jadwal konsultasi publik/FGD yang disepakati
1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder yangrelevan, termasuk kelompok marjinal dan kelompokmasyarakat dengan kerawanan sosial tinggi.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaituyang memiliki kepedulian, kompetensi serta peranan(termasuk pengaruh) dalam proses pemecahanpermasalahan
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupunperempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilankeputusan perencanaan daerah.
Lokakarya Orientasi Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPDdisertai informasi melalui Media Surat Kabar atau Elektronik
1) Visi, Misi dan Agenda Kepala Daerah Terpilih2) Bagan Alur Proses, Prosedur, dan Mekanisme Penyusunan
RPJMD3) Rencana Kerja (Tim Penyusun) Penyusunan Dokumen
RPJMD
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
72
M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN MASYARAKAT
Mengartikulasikan visi, misi dan agenda Kepala DaerahTerpilih dan menghimpun isu yang dihadapi dan harapanseluruh stakeholder terhadap penyelenggaraan pemerintahandaerah jangka menengah. Ini ditujukan untuk mendapatkaninformasi terkini atas berbagai issue yang dihadapi dan harapanseluruh masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahandaerah jangka menengah
1) Rumusan permasalahan/isu yang dihadapi masyarakat2) Rumusan harapan masyarakat
1) Partisipatif dan interaktif; proses penjaringan ini harusmelibatkan seluruh stakeholder secara seimbang, baik dalampenyampaian informasi, analisis, dan interpretasi informasi
2) Cepat dan mendasar; tahap ini dimaksudkan untukmenstrukturkan informasi yang diterima untuk mendukungtahap perumusan isu strategis
3) Open-ended; informasi yang diterima bersifat dapatdikembangkan, diperluas, dan dimutakhirkan sehingga kualitasinformasi tsb dapat terus diperbaiki.
4) Sensitif gender; sedapat mungkin, informasi yang diperolehdalam tahap ini dipilah berdasarkan gender
5) Menyeluruh; rumusan isu dan harapan tsb disajikan dalamformat dan bahasa yang sederhana sehingga mudahdipahami oleh seluruh masyarakat
Dapat berupa Focus Group Discussion, jajak pendapat/pooling,talk show, atau penyebaran angket/kuesioner melalui media suratkabar ataupun elektronik
Contoh Angket Sederhana untuk Menghimpun Isu dan HarapanStakeholder terkait Penyelenggaraan Pemerintahan DaerahJangka Menengah
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Template
Beri tanda √ untuk kotak yang sesuai dengan jawaban Anda
1) Fungsi Pemerintahan Daerah yang paling perlu ditingkatkanpelayanannya
Pelayanan UmumKetertiban dan KetentramanEkonomiLingkungan HidupPerumahan dan Fasilitas UmumKesehatanPariwisata dan BudayaPendidikanPerlindungan Sosial
73
2) Urusan Pemerintahan Daerah yang paling perlu ditingkatkanpelayanannya
Perencanaan PembangunanPemerintahan UmumKepegawaianStatistikKearsipanKomunikasi dan InformatikaKesatuan Bangsa dan Politik Dalam NegeriPerhubunganTenaga KerjaKoperasi dan Usaha Kecil MenengahPenanaman ModalPemberdayaan Masyarakat dan DesaPertanianKehutananEnergi dan Sumberdaya MineralKelautan dan PerikananPerdaganganPerindustrianTransmigrasiPenataan RuangLingkungan HidupPertanahanPekerjaan UmumPerumahan RakyatKesehatanKeluarga Berencana dan Keluarga SejahteraKebudayaanPariwisataPendidikanPemuda dan Olah RagaKependudukan dan Catatan SipilPemberdayaan PerempuanSosial
Kontribusi dan peranserta yang dapat dilakukan oleh perwakilanCSO dalam kegiatan ini, antara lain :
bertindak sebagai fasilitator kegiatan dengan tugas mendorongdan membangkitkan keberanian masyarakat untuk menyampaikanpendapat dan pemikiran mereka berkaitan dengan isupembangunan serta harapan yang mereka inginkan.
Mengklarifikasi isu dan usulan penanganannya kepada pesertalainnya, serta mengelompokkan isu-isu yang bersifat lokal, daerah,
regional ataupun nasional.
Memfasilitasi penyusunan prioritas isu-isu strategis dan penanganannya.
CSO dapat juga memberikan hasil kajian dan pengamatan mereka dan/atau hasil advokasimereka terhadap masyarakat yang didampinginya berkaitan terhadap isu-isu pembangunanjangka menengah di daerah dan harapan mereka terhadap penanganan isu-isu tersebut.
M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN MASYARAKAT
74
DPRD melalui Tim Panja/Pansus RPJMD atau perwakilan dari komisi-komisi di DPRD perlu hadir secara penuh mengikuti proses jaringaspirasi masyarakat yang dilaksanakan tim penyusun untuk menangkapisu-isu apa yang dianggap strategis oleh masyarakat serta apa harapanmereka. Kegiatan ini dapat juga diagendakan sebagai salah satuprogram reses DPRD. Hal yang perlu dicermati oleh DPRD dalamproses jaring aspirasi isu dan harapan masyarakat, antara lain :
Menampung dan memillah-milah isu-isu yang bersifat lokal, regionalmaupun nasional.
Mengelompokkan isu yang berkaitan dengan fisik-prasarana, lingkungan hidup, sosial-budaya, ekonomi, politik dan pemerintahan.
Mengklarifikasi isu-isu yang disampaikan masyarakat apabila diperlukan.
Bersama-sama Pemda memberikan penjelasan umum kepada masyarakat peserta jaringaspirasi tentang permasalahan yang dihadapi daerah, serta visi dan misi daerah untuk jangka5 tahun kedepan, serta kebijakan-kebijakan nasional yang perlu diketahui masyarakat.
Mencatat dan menangkap harapan masyarakat dan kesanggupan masyarakat dalammengatasi berbagai isu strategis daerah.
Catatan hasil jaring aspirasi isu dan harapan masyarakat dijadikan sebagai bahan buat DPRDdalam merumuskan kebijakan-kebijakan daerah, serta sebagai pegangan dalam mengkaji(mereview) rancangan RPJMD/Renstra SKPD.
M-25 FORMULASI DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD
Rancangan awal RPJMD merupakan dokumen awal dalamrangka penyusunan RPJMD, yang disusun setelah memper-timbangkan dan menganalisis berbagai aspek yang terkaitdengan kebutuhan penyusunan rencana jangka menengahdaerah pada tahap-tahap sebelumnya. Kegiatan ini ditujukanuntuk:· Menentukan koridor program agar tidak terlalu jauh melenceng
dari sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi dansituasi daerah
· Acuan bagi SKPD, Kecamatan dan Desa dalam merumuskandan merancang kegiatan programnya
· Gambaran umum kinerja pembangunan daerah sekarang dankemungkinan tantangan di masa depan
· Perkiraan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaanbiaya pembangunan
· Rumusan visi dan misi daerah· Isu strategis daerah dan prioritas penanganan· Rancangan strategi pembangunan daerah· Rancangan kebijakan umum· Rancangan prioritas program Kepala Daerah· Rancangan arah kebijakan keuangan daerah
Tujuan
Keluaran
M-24 JARING ASPIRASI ISU DAN HARAPAN MASYARAKAT
75
· Perumusan rancangan awal RPJMD lebih menitikberatkanpada hasil analisis/kajian dan pertimbangan aspek-aspekteknis
· Uraian dan rumusan harus singkat, jelas dan terukur sehinggatidak mengandung interpretasi yang berbeda.
· Rancangan awal RPJMD harus memuat program prioritas,target kinerja capaian program dan pagu indikatif program(SKPD) dan Alokasi Dana Desa, agar terdapat panduan yangjelas mengenai koridor anggaran, sehingga rumusan usulanprogram/kegiatan lebih realistis.
Kerja Kelompok dari Tim Penyusun RPJMD
Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :· Profil daerah dan kecenderungan· Hasil kajian terhadap RPJPD· Hasil kajian RPJMD Provinsi· Hasil kajian tehadap RTRW· Hasil Analisis Keuangan Daerah· Hasil kajian visi, misi dan program kepala daerah terpilih· Hasil jaring aspirasi dan harapan masyarakat
Prototipe Daftar isi RPJMD
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Template
Bab IPendahuluan1.1. Latar Belakang Penyusunan RPJMD1.2. Landasan Hukum1.3. Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup1.4. Kedudukan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan lainnya1.5. Sistematika Penulisan
Bab IITinjauan Umum Kondisi dan Permasalahan Pembangunan DaerahMembincangkan tentang profil, status, kondisi, situasi, pengkajian kinerjacapaian, rumusan isu dan permasalahan strategis dalam penyeleng-garaanfungsi-fungsi pemerintahan daerah secara menyeluruh2.1 Kondisi Geografis Daerah2.2 Pelayanan Umum2.3 Ketertiban dan Ketentraman2.4 Ekonomi2.5 Lingkungan Hidup2.6 Perumahan dan Fasilitas Umum2.7 Kesehatan2.8 Pendidikan2.9 Pariwisata dan Budaya2.10 Pendidikan2.11 Perlindungan sosial2.12 Keuangan Daerah2.13 Rumusan Issue Strategis Pembangunan Daerah
Bab IIITinjauan Terhadap Dokumen Perencanaan Terkait3.1 RPJM Nasional3.2 RTRW Nasional dan RTRW Provinsi (untuk RPJM Provinsi)
M-25 FORMULASI DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD
76
3.3 RPJM Provinsi3.4 RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota(untuk RPJM Kabupaten/
Kota)
Bab IVVisi, Misi dan Agenda Pembangunan DaerahMengemukakan secara jelas visi, misi dan agenda (program) KepalaDaerah Terplih4.1 Visi4.2 Misi4.3 Agenda (apabila ada)
Bab VTujuan, Strategi, dan Arah Kebijakan Pembangunan DaerahBerdasarkan visi, misi dan agenda Kepala Daerah Terpilih dirumuskantujuan (SMART), strategi pencapaian tujuan dan kebijakan yang akanditempuh untuk masing-masing strategi pembangunan daerah.5.1 Tujuan5.2 Strategi5.3 Arah Kebijakan Umum (untuk setiap fungsi pemerintahan daerah
tersebut diatas)5.4 Arah Kebijakan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Bab VIProgram Pembangunan DaerahUntuk masing-masing program perlu dicantumkan nama program, tolokukur dan target kinerja capaian program dan pagu indikatif6.1 Program Pembangunan
6.1.1 Program SKPD6.1.2 Program Lintas SKPD6.1.3 Program Lintas Kewilayahan
6.2 Program Pengembangan Kelembagaan dan Legislasi Daerah
Bab VIIKaidah PelaksanaanMengemukakan tentang program dan kegiatan pendukung yangdiperlukan untuk dapat mengimplementasikan RPJMD secara efektif7.1 Konsistensi penyusunan Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD
dengan RPJMD7.2 Pemantauan dan evaluasi kinerja pencapaian program RPJMD7.3 Penguatan kemampuan dan kapasitas DPRD untuk memantau
dan mengevaluasi RPJMD7.4 Penguatan kemampuan dan kapasitas Non Government Stake-
holder untuk memantau dan mengevaluasi implementasi RPJMD
LampiranTabel-Tabel Penting (dalam Lampiran) sekurang-kurangnya mencakup:1. Fungsi, Tolok Ukur Capaian Pelaksanaan, Issue dan
Permasalahan masing-masing fungsi pemerintahan daerah2. Dokumentasi Kesepakatan Konsultasi Publik dan Musrenbang
RPJMD3. Program, Tolok Ukur dan Target Kinerja Capaian Program, dan
Pagu Indikatif menurut fungsi-fungsi pemerintahan daerah4. Kondisi dan Situasi Keuangan Daerah 5 Tahun lalu (Penerimaan
dan Belanja)5. Proyeksi Fiskal Daerah
6. Kerangka Pendanaan Jangka Menengah
Referensi:1) Daftar Isi dan Substansi Bahasan RPJM Daerah menurut SE Mendagri 050/2020/SJ Tahun 20052) Daftar Isi RPJM Nasional 2004-2009
M-25 FORMULASI DOKUMEN RANCANGAN AWAL RPJMD
77
M-26 TUPOKSI SKPD
Melakukan kajian terhadap tugas pokok dan fungsi SKPD dalamrangka menentukan visi dan misi SKPD dikaitkan dengan visidan misi kepala daerah terpilih. Kegiatan ini ditujukan untuk:· Mengidentifikasi peluang kontribusi SKPD dalam rangka
pencapaian visi, misi, dan program prioritas/agenda dariKepala Daerah terpilih.
· Menentukan arah pengembangan dan prioritas kinerja SKPD
· Formulasi tugas pokok dan fungsi SKPD berdasarkan aspeklegalitas (Perda/PP)
· Kemampuan dan potensi SKPD· Identifikasi kewenangan SKPD yang mungkin tumpang-tindih
dengan SKPD lainnya· Identifikasi isu pokok permasalahan pelayanan SKPD di daerah
Tugas pokok dan fungsi SKPD akan digunakan sebagai landasandalam merumuskan visi dan misi SKPD serta dalam rangkamenyusun indikasi rencana program jangka menengah.
Kerja Tim
· Aspek legalitas pembentukan SKPD· Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
· Perumusan visi, misi SKPD yang dikaitkan dengan visi dan misiKepala Daerah terpilih, hendaknya tidak mengabaikan tugas pokokdan fungsi SKPD dalam pelayanan kepada masyarakat.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
M-27 PERUMUSAN VISI DAN MISI SKPD
Setiap perencanaan strategis memerlukan fokus- yaitu visi. Visidapat dikatakan juga semacam ‘tujuan’ yang dapat mengarahkandan mendorong semua stakeholder (pemerintah dan nonpemerintah) berkontribusi pada pencapaian visi. Visi mempunyaijangkauan 5 tahun atau lebih ke depan. Visi merupakan keadaan‘ideal’, sifatnya memberikan inspirasi dan arah serta posisi (set-ting) daerah di masa depan.
Misi merupakan jabaran tentang apa yang akan dilakukan, siapapenerima manfaat (beneficiaries), apa kompetensi utama daerahdan mengapa itu perlu dilakukan. Misi sifatnya berlaku secaraterus menerus (tidak terbatas waktunya).
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan visi dan misi dariSKPD dalam rangka menunjang pencapaian visi dan misi daerahserta program prioritas pembangunan dari Kepala Daerah dengan
Tujuan
78
memperhatikan tugas pokok dan fungsi SKPD. Tujuannya adalahuntuk menentukan arah pembangunan SKPD yang dapatmenunjang pencapaian kinerja Kepala Daerah terpilih yang sesuaidengan tugas pokok dan fungsinya.
· Dasar pertimbangan perumusan visi dan misi· Rumusan visi SKPD· Rumusan misi SKPD
· Rumusan visi dan misi harus SMART, sehingga dapatdigunakan sebagai acuan pembangunan dan dapat diukurkinerjanya.
· Rumusan visi, misi SKPD harus menunjang visi, misi daerahsesuai dengan tupoksinya
Team Work
· Hasil kajian terhadap visi, misi dan program prioritas KepalaDaerah terpilih
· Tupoksi SKPD yang bersangkutan
Panduan penyusunan Visi dan Misi (LGSP)
Rumusan visi harus jelas, sederhana sehingga mudah dipahami,mengembangkan kultur, nilai-nilai tertentu yang dapat menstimu-lasi stakeholder untuk mencapainya.
Visi sejauh mungkin spesifik dan berakar pada kondisi dan situasisetempat dan disepakati oleh semua stakeholder.
Misi terdiri atas pernyataan misi dan nilai-nilai utama atau ‘corevalues’ yang menjadi landasan operasional untuk mencapai misiDaftar 5 hingga 6 core values yang akan menjadi landasanoperasional untuk mencapai misi (dari pandangan stakeholder,organisasi masyarakat, Pemerintah Daerah, DPRD dankomponen masyarakat lainnya).
Perumusan misi perlu menjawab:Siapa kita? Apa tujuankita?Masalah utama apa yang kita perlu tangani?Apa yangmembuat kita unik atau distinct sebagai Pemerintah Daerah atauOrganisasi?Nilai-nilai utama apa yang akan memandu kitamencapai misi?Rumusan Visi, Misi, dan Program SKPD harusSMARTAda keterkaitan erat antara Visi, Misi, dan Agenda KDHTerpilih dengan Visi dan Misi serta TUPOKSI SKPDRumusanpada tahap ini masih berupa rancangan yang disusun oleh TimPenyusun Renstra SKPD, yang nantinya akan dibahas dalamforum SKPD.Rumusan visi dan misi harus memayungi tugaspokok SKPD yang terkait pelayanan.
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
M-27 PERUMUSAN VISI DAN MISI SKPD
79
M-28 EVALUASI RENSTRA SKPD (RENSTRA DINAS) PERIODE LALU
Evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kesinambungan terhadapprogram-program SKPD sebelumnya yang dirasakanmanfaatnya oleh masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk:· Mengevaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dan program
pembangunan SKPD pada periode yang lalu sertaefektifitasnya.
· Menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan SKPDuntuk jangka menengah berikutnya.
· Program-program sebelumnya yang perlu dilanjutkan padaRenstra SKPD berikutnya
· Program-program yang membutuhkan program lainnya untukmenjamin kesinambungan pemanfaatan hasil program yanglalu.
· Evaluasi menitikberatkan pada aspek konsistensi programdengan pelaksanaan dan kesesuaiannya dengan kebutuhanmasyarakat.
· Mekanisme pelaksanaan program (sumber dana dankerjasama dengan SKPD Provinsi atau dengan Departemen).
Kerja Kelompok
·· Renstra SKPD periode yang lalu· Pencapaian kinerja program tahun lalu
Target dan Realisasi Kinerja Capaian Program Renstra SKPD
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Template
Capaian Kinerja
Target
(3)
NamaProgram
(2)
Relevansi
(7)
No
(1)
1
2
3
dst
1 2 3 4 5
Realisasi Th Ke-
Pendanaan
Target
(5)
1 2 3 4 5
Realisasi Th Ke-
(4) (6)
80
Merumuskan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan untukbidang SKPD berdasarkan visi, misi SKPD dan evaluasi terhadapRenstra periode sebelumnya untuk menunjang pencapaianpembangunan daerah jangka menengah. Ini meliputi:· Menentukan arah/fokus pembangunan SKPD· Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan pembangunan
bidang SKPD· Merumuskan langkah-langkah kebijakan apa yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan pembangunan SKPD
· Rumusan tujuan pembangunan SKPD· Rumusan strategi untuk mencapai tujuan pembangunan
SKPD· Rumusan kebijakan SKPD yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan pembangunan.
Tujuan-tujuan adalah pernyataan tentang apa yang perlu dicapaiuntuk mencapai visi, misi dan mengatasi isu yang dihadapi. Tujuanstrategis, strategi, dan kebijakan SKPD dirumuskan berasaskanpendekatan SMART
Kerja Kelompok
Tujuan-tujuan adalah pernyataan tentang apa yang perlu dicapaiuntuk mencapai visi, misi dan mengatasi isu yang dihadapi.Tujuan-tujuan strategis dirumuskan berasaskan pendakatanSMART.
SPESIFIKTERUKURDAPAT DICAPAIREALISTIS DAN BERORIENTASI HASILJANGKA WAKTU PENCAPAIAN YANG JELAS
Tujuan- tujuan strategis menstimulasi stakeholder untukmengembangkan kemampuan dan kapasitasnya untuk mencapaivisi dan misi.
Perumusan tujuan-tujuan strategis dapat menciptakan iklim yangkondusif untuk mengoptimasikan kinerja pemerintah daerah.
Tujuan-tujuan strategis menjawab:Apakah tujuan mencerminkan arah dan prioritasApakah tujuan memberikan indikasi kearah perumusan programApakah tujuan berorientasi ke depan (2-5 tahun kedepan)Apakah tujuan bersifat ‘result oriented’Apakah tujuan mudah dipahami
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Hal-Hal pentingharus diperhatikan
M-29A PENETAPAN TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN SKPD
81
Identifikasi pendekatan dan strategi kunci pencapaian untukmasing-masing tujuan strategis melalui suatu FGD (dan brain-storming).
Strategi berorientasi pada perubahan strukturalStrategi berkaitandengan memposisikan pemerintah daerah dalam menghadapiperubahan-perubahan.
Ada review terhadap strategi masa lalu yang berhasil dan kurangberhasil. Pastikan bahwa masing- masing strategi tidak salingbertentangan (konflik) tetapi saling mendukung dan melengkapi.
M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK
Melakukan beberapa pembahasan untuk setiap substansiRancangan Awal RPJMD. Diusulkan sedikitnya dilakukan empatkali FGD, masing-masing untuk pembahasan:· Profil daerah dan prediksi kondisi umum daerah 5 tahun yang
akan datang· Isu strategis dan strategi pembangunan daerah· Analisis kemampuan keuangan daerah dan arah kebijakan
keuangan daerah· Kebijakan umum dan Program PrioritasKepala DaerahKegiatan ini diharapkan menghasilkan rumusansubstansi Rancangan Awal RPJMD berdasarkan analisis dankesepakatan stakeholder kunci/ahli
· Profil daerah dan prediksi kondisi umum daerah 5 tahun yangakan datang berdasarkan analisis dan kesepakatan stakeholderkunci/ahli
· Isu strategis dan strategi pembangunan daerah berdasarkananalisis dan kesepakatan stakeholder kunci/ahli
· Analisis kemampuan keuangan daerah dan arah kebijakankeuangan daerah berdasarkan analisis dan kesepakatan stake-holder kunci/ahli
· Kebijakan umum dan Program Prioritas Kepala Daerahberdasarkan analisis dan kesepakatan stakeholder kunci/ahli
1. Inklusif. Memastikan terlibatnya seluruh stakeholder kunci/ahliyang relevan.
2. Relevan. Melibatkan hanya stakeholder yang relevan yaitu yangmemiliki kepedulian, kompetensi serta peranan (termasukpengaruh) dalam proses pemecahan permasalahan
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
M-29A PENETAPAN TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN SKPD
82
3. Sensitif gender. Memastikan bahwa baik laki-laki maupunperempuan mempunyai akses yang sama pada pengambilankeputusan perencanaan daerah
4. Partisipatif dan interaktif; proses pembahasan ini harusmelibatkan seluruh stakeholder secara seimbang, baik dalampenyampaian informasi, analisis, dan interpretasi informasi
· Formulasi Dokumen Rancangan Awal RPJMD yang disusunTim Penyusun RPJMD
· Ringkasan isu strategis nasional berdasarkan fungsi-fungsipemerintahan daerah
· Ringkasan target pencapaian nasional dalam lima tahun yangakan datang
· Informasi/dokumen terkait/relevan yang dimiliki stakeholder
· Check list pencapaian VS target pembangunan 5 tahun terakhirberdasarkan fungsi dan urusan pemerintahan daerah
· Check list isu/permasalahan berdasarkan fungsi dan urusanpemerintahan daerah
· Form analisis SWOT atau FFA (untuk perumusan isu strategisdan strategi pembangunan)
· Score/kriteria pembobotan guna penentuan isu prioritasdaerah
Pembahagian kelompok diskusi (FGD) perlu disesuaikan denganpembahagian fungsi pemerintahan daerah, ini gunamemungkinkan diskusi yang fokus, mendalam dan hasil yangefisien dan efektif
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
Form Analisis SWOT
Contoh Form Force Field Analysis
Faktor
Positif
Negatif
Internal
Kekuatan____Kelemahan____
Eksternal
Peluang____Ancaman____
KekuatanPendukung
JumlahPuskesmasPembantu
AdanyaPPtentangSPM
Total Skors
No
1
2
Skors
5
3
8
KekuatanPenghambat
KurangnyatenagaDokter
KurangnyaObat danPerbekalan
MinimnyaAlokasiDana APBD
Total Skors
No
1
2
3
Skors
5
3
2
10
M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK
83
DPRD melalui komisi-komisi yang ada perlu terlibat dalam pembahasan-pembahasan FGD sesuai topik/substansi RPJMD. Komisi-komisi DPRDtersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran/pandangandan mengkritisi dalam hal :
Hasil analisis kondisi dan prediksi daerah serta validitas data yang digunakan
Perumusan isu-isu strategis daerah serta kaitannya dengan isu-isu nasional.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis kemampuan dan perumusan arah kebijakankeuangan daerah.
Perumusan berbagai kebijakan dasar sektoral dan prioritas-prioritas yang ditentukan daerah,serta sinkronisasi dengan kebijakan-kebijakan pembangunan nasional.
Penjabaran visi dan misi ke dalam program dan prioritas pembangunan dikaitkan denganrealisasi permasalahan daerah dan harapan masyarakat.
TemplateIdentifikasi Capaian Target Pembangunan dari Setiap Urusan
Pemerintahan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
BIDANG URUSANPEMERINTAHAN DAERAH
(4)
Urusan Wajib
Urusan Pilihan
TUJUANPROGRAMKEGIATAN
(5)
TARGET KINERJACAPAIAN
PROGRAM/KEGIATAN
MENURUT SPM(6)
TARGETKINERJACAPAIAN
PROGRAM/KEGIATAN
(7)
CAPAIANPROGRAM/KEGIATAN
SAAT INI
(8)
ORGANISASI(TERKAITDENGAN
PELAKSANAANURUSAN)
(9)
NAMAFUNGSI
(3)
KODEURUSAN
(2)
1
2
KODEFUNGSI
(2)
CSO yang diminta keterlibatannya dalam pembahasan-pembahasanmateri RPJMD, perlu mengirimkan wakilnya yang punya kompetensisesuai bidang/topik bahasan. Diharapkan perwakilan CSO yangterlibat memberikan kontribusi pemikiran dan sebaiknya jugamembekali diri dengan hasil-hasil kajian atau pengamatan merekaberkaitan dengan topik bahasan. CSO perlu mencermati konsep/pemikiran yang dibuat tim penyusun RPJMD. Beberapa hal yang harusdicermati antara lain :
· Apakah konsep rumusan yang dikemukakan sudah ditunjang atas kajian berdasarkan datayang memadai
· Apakah validitas data yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.· Apakah rumusan isu yang dikemukakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di
lapangan.· Apakah rumusan-rumusan isu, strategi, kebijakan dan program telah mempertimbangkan
hasil jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan sebelumnya.· Apakah rumusan-rumusan strategi, kebijakan dan program yang dikemukakan sudah
didasari atas kepentingan umum, dan berorientasi pada pemberdayaan kelompok-kelompokmarginal, maupun kesetaraan jender.
· Apakah rumusan-rumusan yang diusulkan memenuhi prinsip-prinsip SMART sehingga dapatdiukur kinerjanya.
· Memastikan bahwa setiap SKPD memiliki 3-5 indikator kinerja yang relevan dengan TUPOKSISKPD dan dapat memggambarkan kinerja pelayanan SKPD dalam mencapai tujuan dansasaran RPJMD.
M-29 FGD UNTUK SETIAP TOPIK
84
M-30 PEMBAHASAN RANCANGAN AWAL RPJMD BERSAMA SKPD
Melakukan pembahasan atas Rancangan Awal RPJMD yang telahdisusun oleh Tim Penyusun RPJMD guna memperolehkonfirmasi, klarifikasi, dan kesepakatan dengan SKPD. Kegiatanini menghasilkan rumusan substansi Rancangan Awal RPJMDyang disepakati bersama seluruh SKPD.
Rumusan Rancangan awal RPJMD yang disepakati bersamaSKPD yang memuat kesepakatan tentang tujuan, sasaran,strategi dan kebijakan pembangunan daerah jangka menengah,program prioritas SKPD, lintas SKPD dan kewilayahan, tolok ukur,dan target kinerja capaian masing-masing program.
Diskusi kelompok
· Dokumen Rancangan Awal RPJMD yang disusun TimPenyusun RPJMD
Tujuan
Keluaran
Metoda
Informasi yangDisiapkan
M-31 KAJIAN RENSTRA SKPD PROVINSI DAN RENSTRAKEMENTRIAN & KELEMBAGAAN
Evaluasi dimaksudkan untuk mengidentifikasi kemungkinansinergi program SKPD antara program daerah dengan programprovinsi maupun program nasional. Adapun tujuannya adalahuntuk:· Mengetahui prioritas program pelayanan bidang SKPD yang
bersangkutan dalam skala pembangunan provinsi maupundalam lingkup nasional.
· Mengidentifikasi kemungkinan kerjasama dan sinergi antaraprogram daerah dengan provinsi maupun nasional
· Pencapaian optimalisasi program bidang SKPD yangbersangkutan.
· Isu pokok bidang SKPD dalam lingkup provinsi maupunnasional
· Prioritas program pembangunan provinsi bidang SKPD yangbersangkutan
· Prioritas program pembangunan nasional bidang SKPD yangbersangkutan
· Identifikasi program-program provinsi dan atau nasional yangdapat dikerjasamakan atau disinergikan dengan programdaerah untk bidang SKPD yang bersangkutan.
· Kesesuaian isu bidang SKPD antara nasional, provinsi, dandaerah dapat meningkatkan sinergi dan pencapaian terhadappermasalahan
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
85
· Kajian dititikberatkan pada rumusan isu dan prioritasprogramnya
Focus Group Discussion Tim Penyusun RPJMD dan RenstraSKPD; konsultasi dengan Departemen Teknis/Sektoral terkait diPusat dan SKPD terkait di Provinsi.
· Identifikasi isu strategis bidang pelayanan SKPD dari RenstraSKPD Provinsi dan Renstra Kementrian dan Lembaga (KL)
· Kajilah apakah daerah studi (kabupaten/kota) yangbersangkutan tercakup dalam isu di atas, dan apakah sesuaidengan isu pokok permasalahan yang dihadapi di daerah.
· Identifikasi rumusan dan besaran program maupun kegiatanyang direncanakan Pemerintah Provinsi dan PemerintahPusat di daerah studi untuk memecahkan isu permasalahantersebut.
· Identifikasi Dana Bantuan Pusat Dan Provinsi Dan DanaDekonsentrasi
· Identifikasi kemungkinan program/kegiatan yang membutuh-kan kerjasama lintas kewilayahan
· Renstra SKPD Provinsi yang sesuai SKPD yang bersangkutan· Renstra KL untuk bidang SKPD yang bersangkutan
Harus diidentifikasi betul program nasional maupun programprovinsi untuk bidang SKPD yang lokasi pembangunannya didaerah yang bersangkutan, agar tidak terjadi tumpang-tindihkegiatan.
Metoda
Langkah-langkah
Informasi yangDisiapkan
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
M-32 PERUMUSAN PROGRAM (SKPD, LINTAS SKPD, KEWILAYAHAN)
Merumuskan kebutuhan program pembangunan untuk bidangSKPD yang bersangkutan untuk 5 tahun mendatang, baik yangakan dilaksanakan oleh SKPD sendiri, yang membutuhkankerjasama program dengan SKPD lain, maupun yangmembutuhkan kerjasama antar wilayah, misalnya di kawasanperbatasan, maupun program yang merupakan satu sistem yangsaling terkait antar wilayah kerja SKPD dengan wilayah lainnya.Tujuan kegiatan ini mencakup:· Mengindentifikasi kebutuhan program bidang pelayanan atau
fungsi pemerintahan yang menjadi binaan SKPD selamakurun waktu 5 tahun
· Mensinergikan program antar berbagai wilayah, melalui pro-gram lintas SKPD dan program lintas kewilayahan, sehinggamempercepat proses pemenuhan kebutuhan masyarakatsecara efisien.
Tujuan
M-31 KAJIAN RENSTRA SKPD PROVINSI DAN RENSTRAKEMENTRIAN & KELEMBAGAAN
86
· Formulasi rancangan program dan kegiatan SKPD besertakemungkinan sumberdananya
· Formulasi rancangan program dan kegiatan yang memerlukanketerlibatan dua atau lebih SKPD, beserta SKPD-SKPD yang terkait.
· Formulasi rancangan program dan kegiatan yang memerlukanketerlibatan dua atau lebih wilayah kabupaten/kota, besertakabupaten/kota yang terkait.
· Koordinasi dan kerjasama lintas SKPD maupun lintas kewilayahandalam menangani permasalahan pelayanan SKPD akan menentukantingkat keberhasilan dan efektifitas program dan kegiatan yangdirencanakan.
· Kesepakatan penanganan program dan kegiatan yang bersifat lintasSKPD maupun lintas kewilayahan wajib diprioritaskan danpelaksanaannya betul-betul dikoordinasikan.
· Kerja kelompok· Lokakarya untuk koordinasi dan penyepakatan rencana pelaksanaan
· Identifikasi rumusan dan besaran program maupun kegiatan yangdirencanakan provinsi dan pusat di daerah perencanaan untukmemecahkan isu permasalahan tersebut.
· Identifikasi kemungkinan program/kegiatan yang membutuhkankerjasama lintas kewilayahan
· Hasil identifikasi permasalahan yang cukup ditangani oleh SKPDtertentu
· Hasil identifikasi permasalahan yang membutuhkan penangananlintas SKPD
· Hasil identifikasi permasalahan yang membutuhkan penangananlintas kewilayahan.
· Lampiran A.VII PERMENDAGRI 13/2006 tentang Kode dan DaftarProgram dan Kegiatan Menurut urusan Pemerintahan Daerah yangdilengkapi dengan target kinerja capaian program dan pagu indikatif(dalam lima tahunan)
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-langkah
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Pentingyang harusdiperhatikan
Kode
(1)xxxxxxxxxxxxxxx
dst
Program
(2)
Target Kinerja CapaianProgram (tahun)
Pagu Indikatif(tahun)
(3) (4)
I II III IV V I II III IV V
· Rencana kerja, penjadwalan dan tujuan, sasaran dan target kinerjacapaian program/kegiatan lintas SKPD maupun lintas kewilayahanperlu dikoordinasikan dan disepakati bersama di antara SKPD.
M-32 PERUMUSAN PROGRAM (SKPD, LINTAS SKPD, KEWILAYAHAN)
87
M-33 CAPAIAN KEBERHASILAN DAN PERMASALAHAN SERTA KAJIANTERHADAP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
Sesuai PP No 65/2006 tentang Pedoman Standar PelayananMinimal dan PERMENDAGRI No 6/2007 tentang Petunjuk TeknisPenyusunan dan Penetapan SPM maka SPM yang ditetapkansecara nasional merupakan acuan dalam menentukanpencapaian kinerja pelayanan SKPD maupun sebagaipertimbangan dalam menyusun perencanaan, khususnya tar-get kinerja capaian program dan kegiatan SKPD. Kegiatan iniditujukan untuk:· Mengukur tingkat pencapaian kinerja pelayanan SKPD
terhadap SPM serta menentukan target kinerja capaian pro-gram yang ingin dituju selama kurun waktu jangka menengah
· Mengetahui permasalahan atau kendala pencapaian kinerjapelayanan SKPD.
· Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebutuhanprogram dan skala prioritasnya
· Tingkat pencapaian pelayanan SKPD saat ini dibandingkanterhadap SPM (jika SPM telah ada), atau terhadap kebutuhanpelayanan (jika SPM belum ditetapkan).
· Kebutuhan peningkatan tingkat pelayanan yang dibutuhkandalam rangka pencapaian SPM atau kebutuhan pelayanan.
Kajian dilakukan Tim Kerja
· Identifikasi perkembangan capaian kinerja pelayanan SKPDselama beberapa tahun terakhir (5 tahun),
· Bandingkan capaian kinerja SKPD dengan SPM yang telahditetapkan (bila sudah ada SPM) atau dengan standarkebutuhan tertentu berdasarkan perhitungan teknis (bila belumada SPM).
· Lakukan kajian seberapa besar gap/jurang perbedaan antaracapaian kinerja dengan SPM atau Standar kebutuhan mini-mal.
· Lakukan kajian terhadap permasalahan dan kendala yangmenyebabkan terjadinya perbedaan atau selisih antaracapaian kinerja dengan SPM/Standar kebutuhan minimal.
· Identifikasi kebutuhan pengembangan untuk 5 tahun kedepansesuai SPM atau Standar kebutuhan minimal.
· Tentukan target pencapaian sasaran kinerja pelayanan untuk5 tahun mendatang dengan mempertimbangkan kemampuanserta permasalahan dan kendala yang dihadapi.
· Data kinerja tingkat pencapaian pelayanan SKPD (time se-ries)
· SPM untuk bidang SKPD baik yang ditetapkan secara nasional,maupun provinsi dan Kabupaten/Kota
Tujuan
Keluaran
Metoda
Langkah-langkah
Informasi yangDisiapkan
88
Target dan Realisasi Kinerja Capaian Kegiatan Menurut SPMTemplate
No
(1)123
dst
Program
(2)
Target Kinerja Capaian KegiatanMenurut SPM (tahun ke-)
Realisasi Kinerja CapaianKegiatan (tahun ke-)
(4) (5)
I II III IV V I II III IV V
Kegiatan
(3)
M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD
Kepala SKPD mengkoordinasikan pembahasan rancanganRenstra SKPD dengan Forum SKPD. Kegiatan ini ditujukanmengelaborasi, mengkonsolidasikan dan mencapai kesepakatandengan para pemangku kepentingan (stakeholder)pembangunan SKPD terhadap Rancangan Renstra SKPD.Kegiatan ini juga ditujukan untuk mengkoordinasikan berbagaikepentingan (cross sectoral) dalam pengambilan keputusan.Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan semangat bekerja samadi antara stakeholder dalam pengambilan keputusan di berbagaitahapan perencanaan.
Materi kesepakatan dan komitmen hasil Forum Renstra SKPDdijadikan masukan utama penyempurnaan rancangan RPJMDaerah, serta menjadi rancangan akhir Renstra SKPD,mencakup:- visi, misi, dan tujuan pembangunan SKPD- strategi dan kebijakan pembangunan SKPD- program dan indikasi kegiatan
1) Inklusif: memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholderSKPD yang relevan untuk mengidentifikasi masalah danaspirasinya, menunjukkan posisinya, dan merumuskanperanan dan kontribusinya
2) Legitimasi: karena stakeholder Forum SKPD merupakanrepresentatif dari berbagai CSO, maka rencana yang dibuatakan mendapatkan legitimisasi dan dukungan yang lebih kuat.
3) Merespon terhadap kebutuhan: berorientasi pada hasil yangkonkrit atas kebutuhan multi stakeholder berdasarkan diskusidan negosiasi di antara peserta.
4) Mendorong kerjasama dan komitmen: merupakan wadah yangmemungkinkan adanya pertukaran pengetahuan, keahlian, danmobilisasi sumber daya dari berbagai sumber. Di samping
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
M-33 CAPAIAN KEBERHASILAN DAN PERMASALAHAN SERTA KAJIANTERHADAP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
89
itu, wadah ini juga mendorong pemahaman bersama tentangisu dan membangun konsensus.
5) Pengembangan konsensus: mendorong pemahaman yanglebih baik atas perbedaan perspektif dan kepentingan,memfasilitasi pemahaman bersama dan berbagi kepentingan,serta membangun kemauan untuk bekerjasama merumuskanpemecahan masalah.
Workshop dan FGD
Tahap persiapan:a. Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi,
tanggal/waktu pelaksanaan, mekanisme, susunan acara daninformasi untuk disampaikan kepada peserta FORUM SKPD
b. Mengirim surat undangan kepada peserta
Tahap pelaksanaan:a. Pemaparan analisis kondisi umum daerah dan prediksi 5 (lima)
tahun kedepan;b. Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah;c. Pemaparan sasaran hasil pembangunan jangka menengah
dan rencana kerja RPJMD yang terkait dengan tugas dan fungsiSKPD ybs;
d. Inventarisasi kegiatan yang diperlukan sesuai fungsi dan tugasSKPD dalam melaksanakan rencana kerja RPJMD;
e. Perumusan dan penyepakatan tujuan dan strategi sertakebijakan SKPD;
f. Penyerasian kegiatan dari rencana kerja SKPD amanatRancangan Awal RPJMD dengan tujuan, strategi, kebijakan,program dan kegiatan SKPD;
g. Daftar kegiatan dan program Renstra SKPDh. Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan daerah
yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan programkewilayahan, sebagai hasil dari menghimpun kegiatan-kegiatan dalam rencana kerja RPJMD ke dalam programSKPD, Program Lintas SKPD dan Porsi Program SKPD dalamProgram Kewilayahan
Tahap pasca pelaksanaan:- Penyusunan naskah kesepakatan Forum SKPD- Penyampaian naskah kesepakatan Forum SKPD kepada Tim
Penyusun Renstra SKPD
a) Naskah Rancangan Renstra SKPDb) Analisis Renstra K/L terkait dan RPJMD yang akan digunakan
dalam pembahasan Rancangan Renstra SKPD
Metoda
Langkah-langkah
Informasi yangDisiapkan
M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD
90
Template - Lampiran A. X Permendagri No 13/2006- Lampiran A. VII Permendagri No 13/2006
Ringkasan Lampiran A.X Permendagri No 13/2006
Kode
(1)
Bidang UrusanPemerintah
Daerah(2)
Target KinerjaCapaian Program/
Kegiatan(3)
TrgetKinerja
Keluaran(4)
Organi-sasi
(5)
PagiIndikatif
(Rp)(6)
Kode
(1)
Program danKegiatan
(2)
Tolak Ukur KinerjaKeluaran
(3)
Trget KinerjaCapaian Program
(4)
Ringkasan Lampiran A.VII Permendagri No 13/2006
CSO yang tergabung dalam forum SKPD perlu membekali diridengan pemahaman dan kajian-kajian sesuai dengan bidang SKPDyang dimasukinya. Beberapa hal yang perlu dicermati oleh dalamberbagai kegiatan pembahasan forum SKPD, diantaranya:
Apakah forum SKPD sudah melibatkan stakeholders yangmemadai, sehingga dari segi keterwakilan peserta sudahmencerminkan partisipatif.
Mendorong/memfasilitasi agar proses perumusan tujuan pembangunan SKPD jangkamenengah, perumusan strategi dan kebijakan pembangunan SKPD, serta perumusanprogram dan indikasi prioritas kegiatan, dilakukan secara partisipatif dengan melibatkanunsur-unsur masyarakat yang punya kompetensi di bidang sektor ini.
Mengawal agar perumusan program SKPD mempunyai akuntabilitas tinggi, yaitu denganmempertimbangkan capaian kinerja periode sebelumnya, acuan SPM yang ada, RenstraSKPD provinsi, serta hasil jaring aspirasi masyarakat yang terkait dengan sektor SKPD yangbersangkutan.
CSO dapat juga mengemukakan pemikiran/konsep hasil kajian mereka sendiri untuk dibahasbersama dalam forum SKPD sekaligus sebagai konsep pembanding bagi konsep yangdisusun tim penyusun Renstra SKPD.
Turut merumuskan dan menandatangani berita acara hasil kesepakatan forum SKPD danmengawal kosistensinya pada proses-proses berikutnya.
M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD
91
DPRD melalui komisi yang terkait dengan masing-masing SKPD terlibataktif dan berkontribusi dalam pembahasan-pembahasan forum SKPD,termasuk dalam merumuskan visi, misi dan tujuan SKPD, strategi dankebijakan sektor serta program dan indikasi kegiatan yang dicanangkanSKPD.
Hal pokok yang perlu dicermati oleh DPRD dalam pembahasan forumSKPD adalah:
Apakah visi, misi dan tujuan pembangunan yang dituangkan dalam Renstra SKPD dapatmendukung pencapaian visi-misi dan prioritas program kepala daerah terpilih.
Apakah strategi dan kebijakan dasar pembangunan sektor SKPD sesuai dengan tupoksiSKPD dan sinkron dengan kebijakan-kebijakan pembangunan nasional serta terkait denganprioritas-prioritas yang ditentukan daerah.
Apakah program dan indikasi kegiatan yang dirumuskan konsisten dengan visi, misi , tujuan,strategi dan kebijakan dasar SKPD
Memastikan bahwa setiap SKPD memiliki 3-5 indikator kinerja yang relevan denganTUPOKSI SKPD dan dapat memggambarkan kinerja pelayanan SKPD dalam mencapaitujuan dan sasaran RPJMD.
Bagaimana dampak rumusan program dan indikasi kegiatan dikaitkan dengan kemampuanpenyediaan anggaran dan arah kebijakan keuangan daeerah, serta kerangka regulasi yangdibutuhkan.
Prioritas-prioritas kegiatan dan program apa yang mendesak dan membutuhkan penanganansegera.
M-35 BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN FORUM SKPD
Sebagai pernyataan konsensus peserta atas materi pembahasandalam Forum SKPD dan komitmen peserta untuk terusmendukung tahapan berikutnya. Kegiatan ini ditujukan1) sebagai berita acara untuk menformalkan secara eksplisit
hasil-hasil kesepakatan atas rumusan prioritas isu strategisSKPD, pernyataan visi, misi, dan tujuan pembangunan SKPD,strategi dan kebijakan, kesepakatan atas program dan indikasikegiatan SKPD, serta kerangka untuk tindak lanjut
2) sebagai alat pemantauan atas pelaksanaan komitmen yangtelah disepakati baik komitmen teknis, sumber daya dan dana,termasuk kesepakatan untuk bekerjasama dalam kerangkapartisipatif
Naskah kesepakatan Forum SKPD (Jangka Menengah)
1) komunikatif dan inklusif- naskah kesepakatan akanmenfasilitasi komunikasi semua pihak dengan membuateksplisit pandangan dan interest yang berbeda dan prosesnegosiasi sehingga menghasilkan kesepakatan
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
M-34 PEMBAHASAN FORUM SKPD
92
2) dinamis- naskah kesepakatan bersifat dinamis, merupakaninstrument penting perencanaan berorientasi tindakan danhasil. Merupakan pernyataan resmi atas hasil-hasil suatuproses partisipasi, sifatnya selalu mengikuti perkembangandan perubahan dalam implementasinya
3) komitmen- mengemukakan secara jelas dan eksplisit tujuan-tujuan dan tanggung jawab masing-masing pihak dalammencapai tujuan baik secara individu maupun kolaboratif
4) saling melengkapi- naskah kesepakatan yang dirumuskansecara partisipatif ini akan memberikan parameter (nilaitambah) baru bagi daerah dalam pelaksanaan ’good localgovernance’
Workshop
1) Agenda Forum SKPD dan diskusi dalam kelompok kerja danpleno perlu distrukturkan sedemikian rupa sehingga hasil-hasilnya mudah dituangkan kedalam naskah kesepakatan
2) fasilitator yang independen perlu ditugaskan untuk menyusunrancangan naskah kesepakatan atas nama semua pihakpeserta Forum SKPD
3) rancangan naskah kesepakatan selanjutnya direview olehkelompok kecil yang merepresentasikan semua stakeholder
4) naskah kesepakatan disetujui, ditandatangani oleh semuapihak peserta Forum SKPD
5) pelembagaan naskah kesepakatan dalam peraturan KepalaSKPD
6) review pelaksanaan naskah kesepakatan secara berkala,terutama apabila ada perubahan yang signifikan dalam kondisiekonomi, sosial, politik dan kelembagaan
Contoh: Naskah Kesepakatan
Model Daftar Isi Naskah Kesepakatan:Naskah kesepakatan Fo-rum SKPD merupakan pernyataan resmi pandangan dankomitmen dari berbagai stakeholder SKPD ybs dan perwujudanakuntabilitas dan transparansi. Secara garis besar naskahkesepakatan memuat, antara lain:1. Pembukaan (alasan pertemuan Forum SKPD)2. Mandat – kerangka regulasi yang melandasi pelaksanaan
Forum SKPD3. Prinsip-prinsip pelaksanaan Forum SKPD4. Paket komitmen dan tindak lanjut yang disepakati (prioritas
program dan kegiatan)5. Pagu Indikatif dan Sumber Dana6.Sistem dan Mekanisme
Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi7. Persetujuan dan penandatanganan oleh perwakilah stake-
holder
Metoda
Langkah-langkah
Hand out
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
M-35 BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN FORUM SKPD
93
M-36 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN RPJMD
Rancangan RPJMD merupakan dokumen yang disusunberdasarkan masukan dari dokumen Renstra SKPD, hasilpembahasan rancangan awal RPJMD bersama seluruh SKPDdan hasil diskusi terfokus untuk setiap topik bahasan. Kegiatan iniditujukan untuk:· Lebih memantapkan rumusan isu, strategi, kebijakan, dan pro-
gram berdasarkan masukan setiap SKPD dan diskusi terfokus.· Mempersiapkan bahan yang lengkap untuk Musrenbang
RPJMD.
· Gambaran umum kondisi dan prediksi daerah· Perkiraan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan
biaya pembangunan· Rumusan visi dan misi daerah· Isu strategis daerah dan prioritas penanganan· Rancangan strategi pembangunan daerah· Rancangan kebijakan umum· Rancangan prioritas program Kepala Daerah· Rancangan arah kebijakan keuangan daerah
· Perumusan rancangan RPJMD lebih menitikberatkan padahasil analisis/kajian dan pertimbangan aspek-aspek teknis yangdiperkaya dengan diskusi-diskusi terfokus.
· Uraian dan rumusan harus singkat, jelas dan terukur sehinggatidak mengandung interpretasi yang berbeda.
Kerja Kelompok
Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :· Rancangan awal RPJMD· Hasil diskusi FGDs· Hasil pembahasan Ranwal RPJMD bersama SKPD· Dokumen Rancangan Renstra SKPD
Prototype Daftar Isi Dokumen RPJMD (LGSP)
· Rancangan RPJMD harus lengkap memuat seluruh jenis pro-gram serta perkiraan pembiayaan, termasuk perkiraan alokasidana desa yang akan digunakan oleh desa dalammelaksanakan Musrenbang serta perkiraan alokasi dana untukSKPD yang akan digunakan bagi SKPD dalam menampungusulan-usulan dari Musrenbang Desa/Kelurahan, MusrenbangKecamatan dan hasil kajian SKPD sendiri.
· Rumusan program RPJMD, pada dasarmya merupakankumpulan renstra SKPD daerah yang bersangkutan yang telahdikaitkan dengan kemampuan pendanaan serta faktorketerbatasan lainnya yang demiliki daerah.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Penting yangHarus diperhatikan
94
M-37 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN RENSTRA SKPD
Rancangan Renstra SKPD merupakan dokumen rancanganperencanaan SKPD untuk jangka menengah yang disusun dalamrangka menunjang visi, misi dan program prioritas Kepala daerah terpilihsesuai dengan tupoksinya masing-masing, serta berdasarkan padapanduan rancangan awal RPJMD
· Menyiapkan panduan bagi SKPD dalam menunjang kinerja KepalaDaerah terpilih sekaligus menjalankan fungsi pelayanan umumkepada penduduk sesuai tupoksinya, yang akan dituangkan dalamrencana kerja tahunan SKPD.
· Memberikan masukan lengkap pada rancangan RPJMD berupadetail rancangan program SKPD
· Gambaran umum kinerja pelayanan SKPD· Rumusan visi dan misi SKPD· Isu strategis yang terkait kinerja pelayanan SKPD· Perkiraan ketersediaan biaya pembangunan· Rancangan tujuan, strategi, dan kebijakan· Rancangan program dan kegiatan yang dilengkapi dengan indikasi
pendanaan, kerangka regulasi dan kerangka anggaran.
· Perumusan rancangan Renstra SKPD yang lebih menitikberatkanpada pemberian pelayanan kepada penduduk sesuai tupoksinya,sekaligus berarti menunjang kinerja Kepala Daerah terpilih.
· Rancangan Renstra SKPD harus berdasarkan hasil analisis/kajiandan pertimbangan aspek-aspek teknis yang diperkaya dengandiskusi-diskusi terfokus.
· Program dan kegiatan yang diusulkan harus dilengkapi dengan tolokukur kinerja input dan output yang jelas.
Kerja Kelompok
· Rumusan hasil kajian Renstra SKPD Provinsi· Rancangan awal RPJMD dan hasil pembahasannya bersama
SKPD· Rumusan hasil pembahasan Forum SKPD· Rumusan hasil kajian pencapaian keberhasilan dan permasalahan
SKPD,· Rumusan kebutuhan program, berdasarkan kajian-kajian
sebelumnya.
· Rumusan program dan kegiatan harus lengkap dan terukur, jugadilengkapi dengan perkiraan pembiayaan,
· Sasaran menunjang visi, misi dan prioritas program kepala daerahterpilih tidak boleh mengabaikan fungsi SKPD dalam memberikanpelayanan umum kepada penduduk.
· Rancangan program dan kegiatan SKPD wajib dikoordinasikandengan program dan kegiatan SKPD Provinsi.
Maksud
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
95
M-38 MUSRENBANG RPJM-D
Sesuai UU No 25/2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional, diperlukan pelaksanaan Musrenbanguntuk penyusunan RPJMD. Kepala Bappeda mengkoordinasikankegiatan ini dengan tujuan membahas rancangan RPJM Daerahbersama para pemangku kepentingan pembangunan. HasilMusrenbang dijadikan masukan bagi penyempurnaan rancanganRPJM Daerah.
Materi kesepakatan dan komitmen hasil Musrenbang JangkaMenengah Daerah sebagai masukan utama penyempurnaanrancangan RPJM Daerah, menjadi rancangan akhir RPJMDaerah.
1. Inklusif: memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholderyang relevan untuk mengidentifikasi kepedulian mereka,menunjukkan posisinya, dan memutuskan peran dankontribusinya
2. Proses berkelanjutan: bukan merupakan proses yang berhentipada waktu Musrenbang saja, melainkan tahapan ini akanditindaklanjuti dengan keterlibatan CSO dalam tahapanpengawalan, implementasi, pengendalian dan evaluasirencana.
3. Demand Driven: Musrenbang perlu difasilitasi dan dipandu olehfasilitator yang kompeten untuk menghasilkan keluaran yangnyata dan menstrukturkan pembahasan sedemikian rupasehingga kondusif bagi peserta untuk menyampaikan masalahdan pendapatnya
4. Merespon terhadap kebutuhan: berorientasi pada hasil yangkonkrit atas kebutuhan multi stakeholder berdasarkan diskusidan negosiasi di antara peserta.
5. Kerjasama: merupakan wadah yang memungkinkan adanyapertukaran pengetahuan, keahlian, dan mobilisasi sumber dayadari berbagai sumber. Di samping itu, wadah ini jugamendorong pemahaman bersama tentang isu danmembangun konsensus.
6. Konsensus: mendorong pemahaman yang lebih baik atasperbedaan perspektif dan kepentingan, memfasilitasipemahaman bersama dan berbagi kepentingan, sertamembangun kamauan untuk bekerjasama mencaripemecahan masalah.
Workshop dan FGD. Lazimnya didahului dengan Pleno berupalatar belakang dan presentasi, kemudian Sidang Kelompokmembahas isu, peranan, dan kontribusi masing-masing stake-holder, brainstorming dan diakhiri dengan Pleno untukmerangkum hasil kelompok dan merumuskan kesepakatan.
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
96
Tahap persiapan:a. Menyiapkan panduan pelaksanaan yang memuat durasi,
tanggal/waktu pelaksanaan, mekanisme dan susunan acaradengan kelompok bahasan sebagai berikut:· Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah;· Pemaparan hasil analisis kondisi umum daerah dan prediksi· 5 (lima) tahun kedepan;· Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan· daerah dan kebijakan umum;· Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangan· daerah;· Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan
daerah yang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, danprogram kewilayahan daerah
b. Mengirim surat undangan kepada peserta
Tahap pelaksanaan:a) Pemaparan visi, misi, dan program Kepala Daerah;b) Pemaparan analisis kondisi umum daerah dan prediksinya;c) Pemaparan dan penyepakatan strategi pembangunan daerah
utamanya komposisi dan durasi masing-masing rencana kerjauntuk menghasilkan sasaran hasil pembangunan jangkamenengah dan kebijakan umum;
d) Pemaparan dan penyepakatan arah kebijakan keuangandaerah;
e) Pemaparan dan penyepakatan program pembangunan daerahyang meliputi program SKPD, Lintas SKPD, dan programkewilayahan;
f) Merumuskan kesepakatan para pemangku-kepentinganpembangunan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah;
g) Membacakan hasil rumusan oleh Kepala Bappeda
Tahap pasca pelaksanaan:· Penyusunan naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD· Penyampaian naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD
kepada Tim Penyusun RPJMD
Naskah Rancangan RPJM Daerah
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri NOMOR 050 / 2020 / SJTAHUN 2005 tentang Tata Cara Penyusunan RPJP Daerah danRPJM Daerah
Langkah-langkah
Informasi yangDisiapkan
Template
M-38 MUSRENBANG RPJM-D
97
Dalam musrenbang CSO teribat dalam sidang pleno, sidang kelompokmaupun perumusan kesepakatan. Dalam sidang/pembahasankelompok masing-masing CSO diarahkan tergabung dalam kelompokyang sesuai dengan bidang yang menjadi perhatian/garapannya,sehingga akan menghasilkan kontribusi yang maksimal.
Peran yang dapat dilakukan CSO, dalam pelaksanaan MusrenbangRPJMD, antara lain :
Mendorong/memfasilitasi agar proses pelaksanaan musrenbang tidak terjebak pada acaraseremonial, melainkan ikut aktif bekerjasama agar pelaksanaan musrenbang RPJMD lebihintensif dalam pembahasan substansi dengan peserta musyawarah yang melibatkanketerwakilan pemangku kepentingan yang memadai.
Bertindak sebagai fasilitator dalam diskusi/pembahasan kelompok yang mendorong dinamikapembahasan dan kecermatan dalam membahas rumusan-rumusan yang diusulkan sesuaiusulan dan sasaran pelaksanaan musrenbang maupun tujuan pembangunan secara umum.
Memastikan bahwa RPJMD memuat capaian program dan alokasi dana yang memadai untukmencapai STANDAR PELAYANAN MINIMAL untuk semua pelayanan dasar terutama bagimasyarakat berpendapatan rendah
Memastikan bahwa RPJMD memuat indikator kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsipemerintahan daerah dan kinerja diperingkat program pembangunan daerah yangmemungkinkan masyarakat dapat menilai keberhasilan atau ketidak berhasilan pencapaianVISI, MISI dan AGENDA KEPALA DAERAH TERPILIH
Mengawal agar substansi RPJMD mengandung muatan strategi, kebijakan dan program yangberorientasi pada kepentingan umum dan pemberdayaan kelompok-kelompok marginal, sertamempertimbangan tujuan pembangunan global (Millenium Development Goals).
Mencermati substansi bahasan, yang meliputi kondisi dan prediksi daerah serta isu-isu strategisdaerah, analisis kemampuan keuangan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah, strategidan kebijakan umum pembangunan daerah, serta program prioritas daerah dikaitkan denganhasil jaring aspirasi masyarakat.
Mengawal dan mengidentifikasi apakah materi hasil kesepakatan forum SKPD telahdiakomodasi dalam draft musrenbang yang akan dibahas.
Unsur DPRD melalui komisi-komisi yang ada perlu terlibat aktif dalampelaksanaan musrenbang RPJMD, baik dalam sidang/pembahasankelompok maupun dalam sidang pleno dan perumusan kesepakatanbersama.
Dalam musrenbang, kedudukan unsur DPRD sama dengan peserta lainnyayang diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan pendapatnyaterhadap materi bahasan. Sesuai dengan latar belakang institusi yangdiwakilinya, maka unsur DPRD ini diharapkan juga memberikan pandangan/
pendapatnya dari aspek regulasi serta kebijakan daerah.
Kemungkinan peranan dan kontribusi yang dapat diberikan oleh DPRD:
• Merumuskan isu dan permasalahan strategis daerah
• Memberikan pokok-pokok pikiran tentang tema dan prioritas program pembangunan daerah
• Memastikan bahwa tujuan, strategi, kebijakan dan capaian program prioritas RPJMD benar-benar diorganisasikan secara terpadu dan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
• Memastikan bahwa RPJMD memuat capaian program dan alokasi dana yang memadai untukmencapai STANDAR PELAYANAN MINIMAL untuk semua pelayanan dasar terutama bagimasyarakat berpendapatan rendah
• Memastikan adanya kesepakatan tentang indikator kinerja penyelenggaraan fungsi-fungsipemerintahan daerah dan kinerja diperingkat program pembangunan daerah yangmemungkinkan masyarakat dapat menilai keberhasilan atau ketidak berhasilan pencapaianVISI, MISI dan AGENDA KEPALA DAERAH TERPILIH
• Merumuskan kebutuhan dukungan program regulasi untuk pencapaian tujuan dan sasaranRPJMD
• Memastikan kesepakatan MUSRENBANG RPJMD telah memuat komitmen dari semua pihakuntuk melaksanakannya.
M-38 MUSRENBANG RPJM-D
98
M-39 NASKAH KESEPAKATAN HASIL MUSRENBANG RPJMD
Kegiatan ini ditujukan sebagai (1) pernyataan konsensus pesertaatas materi pembahasan dalam Musrenbang RPJMD dankomitmen peserta untuk terus mendukung tahapan berikutnya;(2) sebagai berita acara untuk menformalkan secara eksplisithasil-hasil kesepakatan atas rumusan prioritas isu strategisdaerah, agenda pembangunan SKPD, strategi dan kebijakan,serta kesepakatan atas program pembangunan 5 tahunan dankerangka untuk tindak lanjut; (3) sebagai alat pemantauan ataspelaksanaan komitmen yang telah disepakati baik komitmenteknis, sumber daya dan dana, termasuk kesepakatan untukbekerja sama dalam kerangka partisipatif
Naskah kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD
1. komunikatif dan inklusif- naskah kesepakatan akanmenfasilitasi komunikasi semua pihak dengan membuateksplisit pandangan dan interest yang berbeda dan prosesnegosiasi sehingga menghasilkan kesepakatan
2. dinamis- naskah kesepakatan bersifat dinamis, merupakaninstrument penting perencanaan berorientasi tindakan danhasil. Merupakan pernyataan resmi atas hasil-hasil suatuproses partisipasi, sifatnya selalu mengikuti perkembangandan perubahan dalam implementasinya
3. komitmen- mengemukakan secara jelas dan eksplisit tujuan-tujuan dan tanggung jawab masing-masing pihak dalammencapai tujuan baik secara individu maupun kolaboratif4.saling melengkapi- naskah kesepakatan yang dirumuskansecara partisipatif ini akan memberikan parameter (nilaitambah) baru bagi daerah dalam pelaksanaan ’good localgovernance’
Workshop
1. Agenda Musrenbang RPJMD dan diskusi dalam kelompokkerja dan pleno perlu distrukturkan sedemikian rupa sehinggahasil-hasilnya mudah dituangkan ke dalam naskahkesepakatan
2. fasilitator yang independen perlu ditugaskan untuk menyusunrancangan naskah kesepakatan atas nama semua pihakpeserta Musrenbang RPJMD
3. rancangan naskah kesepakatan selanjutnya direview olehkelompok kecil yang merepresentasikan semua stakeholder
4. naskah kesepakatan disetujui, ditandatangani oleh semuapihak peserta Musrenbang RPJMD
5. pelembagaan naskah kesepakatan dalam peraturan KepalaDaerah
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-langkah
99
6. review pelaksanaan naskah kesepakatan secara berkala,terutama apabila ada perubahan yang signifikan dalam kondisiekonomi, sosial, politik dan kelembagaan
Model Daftar Isi Naskah Kesepakatan:Naskah kesepakatan Musrenbang RPJMD merupakanpernyataan resmi pandangan dan komitmen dari berbagai stake-holder dan perwujudan akuntabilitas dan transparansi. Secaragaris besar naskah kesepakatan memuat, antara lain:1. Pembukaan (alasan pertemuan Musrenbang RPJMD)2. Mandat – kerangka regulasi yang melandasi pelaksanaan
Musrenbang RPJMD3. Prinsip-Prinsip pelaksanaan Musrenbang RPJMD4. Paket komitmen dan tindak lanjut yang disepakati ( tujuan,
sasaran, kebijakan, prioritas program, target kinerja capaianprogram)
5. Pagu Indikatif dan Sumber Dana6. Mekanisme Pengendalian, Pemantauan dan Evaluasi7.
Persetujuan dan penandatanganan oleh seluruh perwakilanstakeholder
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
Tim perumus kesepakatan hasil musrenbang terdiri atas unsur-unsur perwakilan pemerintah daerah, perwakilan DPRD, perwakilantokoh masyarakat, perwakilan CSO (Perguruan Tinggi, Asosiasi-asosiasi/perhimpunan, kelompok pengusaha, OrganisasiMasyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat).
Dalam perumusan kesepakatan, CSO berperan untuk menyusunsekaligus menjaga agar rumusan hasil musrenbang tidak keluar
dari kesepakatan-kesepatan yang telah dicapai secara bersama, untuk itu sebelum ditandatanganinaskah kesepakatan disampaikan terlebih dahulu kepada peserta pleno untuk dimintaipersetujuannya.
Tim perumus kesepakatan hasil musrenbang terdiri atas unsur-unsurperwakilan pemerintah daerah, perwakilan DPRD, perwakilan tokohmasyarakat, perwakilan CSOs (Perguruan Tinggi, Asosiasi-asosiasi/perhimpunan, kelompok pengusaha, Organisasi Masyarakat,Lembaga Swadaya Masyarakat).
Dalam perumusan kesepakatan unsur DPRD sama dengan timperumus lainnya secara bersama-sama menyusunnya dengan
mempertimbangkan kemungkinan pelaksanaannya, dikaitkan dengan potensi dan permasalahandaerah.
M-39 NASKAH KESEPAKATAN HASIL MUSRENBANG RPJMD
100
M-40 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN AKHIR RPJMD
Penyusunan Dokumen Rancangan Akhir RPJMD merupakantahapan akhir kegiatan dari proses teknis perencanaan yangmuatan isinya sama dengan Rancangan RPJMD setelah dibahasbersama seluruh stakeholder melalui Musrenbang RPJMD.Kegiatan ini ditujukan untuk finalisasi dokumen perencanaanpembangunan daerah untuk jangka 5 tahun mendatang, yangakan dijadikan sebagai acuan dalam merencanakanpembangunan tahunan daerah.
Dokumen RPJMD lengkap yang berisikan tentang:· Gambaran umum kondisi dan prediksi daerah· Perkiraan kemampuan keuangan daerah dan ketersediaan
biaya pembangunan· Rumusan visi dan misi daerah· Isu strategis daerah dan prioritas penanganan· Strategi pembangunan daerah· Kebijakan umum daerah· Prioritas program Kepala Daerah· Arah kebijakan keuangan daerah (termasuk perkiraan pagu
indikatif)
Rancangan Akhir RPJMD harus sudah lengkap dan telahmengakomodasi kesepakatan-kesepakatan yang dicapai padatahap-tahap sebelumnya.
Dilaksanakan oleh Kelompok Kerja
1. Pelajarilah dan kajilah materi yang tertuang dalam NaskahKesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD.
2. Verifikasi kelengkapan teknis dari hasil kesepakatanMusrenbang, seperti lokasi, volume, standar satuan dan harga,kriteria-kriteria yang digunakan, format teknis.
3. Cek ulang dan perbaiki rancangan RPJMD terhadap hasilkesepakatan Musrenbang,
4. Konfirmasikan ulang program-program yang akandilaksanakan oleh Kementrian dan Lembaga, serta SKPDProvinsi di daerah rencana untuk tahun yang direncanakan.
Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :· Rancangan RPJMD· Naskah kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD.
Prototype Daftar Isi RPJMD
· Substansi Rancangan Akhir RPJMD merupakan rangkumandari Renstra-renstra SKPD, sedangkan Renstra SKPD sendiridisusun berdasarkan acuan/koridor yang telah disepakati
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Langkah-langkah
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Pentingyang Harusdiperhatikan
101
dalam Rancangan Awal RPJMD. Dengan demikian, substansiseluruh Renstra SKPD tidak berbeda dengan substansiRPJMD.
· Rancangan Akhir RPJMD dapat digunakan sebagai lampirankelengkapan Naskah Akademik Rancangan Perda RPJMD.
· Rancangan Akhir RPJMD yang telah di-Perda-kan merupakansatu-satunya dokumen perencanaan jangka menengahdaerah.
M-41 PENYUSUNAN DOKUMEN RENSTRA SKPD
Penyusunan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPDdilaksanakan setelah pelaksanaan Musrenbang RPJMD, yangpada dasarnya merupakan penyempurnaan dari rancanganRenstra SKPD yang dibuat sebelumnya, dengan memasukkankoreksi dan kesepakatan hasil musrenbang untuk program dankegiatan yang terkait dengan bidang SKPD. Secara formalpenyusunan dokumen Renstra SKPD dibuat setelahdiselesaikannya dokumen akhir RPJMD. Kegiatan ini ditujukanuntuk finalisasi dokumen Rencana Strategis SKPD jangka 5tahun mendatang, merupakan acuan bagi SKPD dalammerumuskan program pembangunan tahunannya dan terkaitdengan tugas SKPD dalam meningkatkan pelayanan sertamenunjang visi dan misi Bupati.
Dokumen Rentra SKPD yang berisikan tentang· Gambaran umum dan kondisi kinerja pelayanan SKPD dan
prediksi jangka menengah kedepan· Perkiraan kemampuan pendanaan pelayanan SKPD· Rumusan visi dan misi SKPD· Isu strategis bidang SKPD dan prioritas penanganan· Strategi dan kebijakan pelayanan SKPD· Prioritas program dan kegiatan SKPD· Indikasi pendanaan, kerangka regulasi dan kerangka anggaran
· Renstra SKPD dibuat secara simultan dengan prosespenyusunan RPJMD.
· Substansi Renstra SKPD sama dengan substansi yangterkandung dalam rancangan Akhir RPJMD. Rancangan AkhirRPJMD memuat semua program dan kegiatan SKPD untuk5 tahun mendatang, sedangjkan detail teknis dan kedalamaninformasinya disajikan dalam Renstra SKPD.
Dilaksanakan oleh Kelompok Kerja SKPD
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
M-40 PENYUSUNAN DOKUMEN RANCANGAN AKHIR RPJMD
102
Rumusan hasil analisis/kajian tahapan sebelumnya, meliputi :· Rancangan Akhir RPJMD· Rancangan Renstra SKPD untuk bidang masing-masing.· Naskah kesepakatan Hasil Musrenbang RPJMD· Naskah hasil forum SKPD.
Prototype Daftar Isi Renstra SKPD
Informasi yangDisiapkan
Template
BAB.1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Maksud dan Tujuan1.3 Landasan Hukum1.4 Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD dalam Perencanaan
Daerah1.5 Sistematika Penulisan
BAB.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD2.1 Struktur Organisasi2.2 Susunan Kepegawaian dan kelengkapan2.3 TUPOKSI2.4 Sistem, Prosedur, Mekanisme (dan lain-lain yang perlu)
BAB.3 PROFIL KINERJA PELAYANAN SKPD1.1 Kinerja Pelayanan Masa Kini (menurut berbagai aspek
pelayanan dan capaian terhadap STANDAR PELAYANANMINIMAL)
1.2 Kelemahan dan Kekuatan Internal1.3 Peluang dan Tantangan Eksternal 1.4 Rumusan Permasalahan Strategis yang dihadapi masa kini1.5 Rumusan Perubahan, Kecenderungan Masa Depan yang
berpengaruh pada TUPOKSI SKPD 1.6 Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal yang perlu dilakukan
(untuk lebih efisien dan efektif)
BAB.4 VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN1.1 Visi SKPD1.2 Misi SKPD1.3 Tujuan (memenuhi kriteria SPECIFIC,MEASURABLE,
ACHIEVABLE, RESULTS ORIENTED,TIME BOUND)1.4 Strategi1.5 Kebijakan
BAB.5 PROGRAM5.1 Program SKPD5.2 Program Lintas SKPD5.3 Program Lintas Kewilayahan5.4 Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber Pendanaan
BAB.6 PENUTUP
· Renstra SKPD berisikan program dan kegiatan yang akandilaksanakan selama 5 tahun ke depan yang dilengkapidengan indikasi pendanaan dan sumber keuangannya, baiksumber dana APBN, APBD Provinsi maupun APBDKabupaten/Kota.
· Renstra SKPD disahkan melalui Peraturan Kepala SKPD danmerupakan dokumen acuan dalam penyusunan programtahunan.
Hal-hal Penting yangHarus diperhatikan
M-41 PENYUSUNAN DOKUMEN RENSTRA SKPD
103
M-42 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERDA RPJMD
Penyusunan Naskah Akademis Rancangan Perda RPJMD dibuatsebagai kelengkapan proses legalisasi dokumen RPJMD menjadidokumen resmi daerah yang akan dicatatkan dalam LembaranDaerah. Tujuannya adalah mempermudah proses legalisasidokumen RPJMD.
Naskah/rancangan Perda yang siap untuk dibahas bersamaDPRD untuk disahkan setelah mengakomodasi masukan dariDPRD.
· Substansi naskah akademis rancangan Perda tidak berbedadengan dokumen RPJMD, perbedaan hanya dalam bentukformatnya, yaitu dari format teknis, menjadi format legal/hukum.
· Bentuk naskah akademis rancangan Perda RPJMDmempunyai 2 alternatif, yaitu naskah teknis (dokumen RPJMD)yang disatukan dengan naskah legalitasnya, atau naskahlegalitas dibuat tersendiri dengan naskah teknis (dokumenRPJMD) dijadikan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan.
Lokakarya Tim Penyusun dengan Bagian Hukum SekretariatDaerah
Rancangan Akhir RPJMD
· Pedoman penyusunan Perda· Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional No.G-
159.PR.09.10 Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis Penyu-sunan Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan.
· Untuk mempermudah pemahaman isi dari RPJMD dan/atausubstansi Naskah Akademis Rancangan Perda RPJMD bagiDPRD, maka Tim penyusun perlu menyiapkan ringkasaneksekutif RPJMD
· Naskah Akademis sekurang-kurangnya memuat:- Latar belakang perlunya membuat Perda- Maksud dan tujuan serta permasalahan yang akan ditangani
Perda- Manfaat Perda bagi masyarakat umum- Bagaimana cara Perda akan mengatasi masalah yang ada- Ruang lingkup Substansi yang akan diatur oleh Perda- Pemenuhan Perda terhadap asas kepentingan umum, asas
keterbukaan, dan asas akuntabilitas- Pengaturan kelembagaan untuk implementasi Perda- Sanksi
· Naskah Ranperda memuat:- Judul Perda
Tujuan
Keluaran
Prinsip-prinsip
Metoda
Informasi yangDisiapkan
Template
Hal-hal Penting yangHarus diperhatikan
104
- Menimbang. Konsiderans sosiologis, filosofis dan yuridis- Mengingat. Landasan hukum yang memberikan kewenangan
dan Substansi- Menetapkan. Adalah batang tubuh PERDA yang mencakup:
· Ketentuan Umum· Asas dan Tujuan· Ruang Lingkup Pengaturan (substansi PERDA)
- Isu strategis daerah- Visi, misi- Agenda pembangunan daerah- Tujuan, strategi, dan kebijakan umum pembangunan daerah- Kebijakan keuangan daerah- Program prioritas
· Ketentuan Sanksi· Ketentuan Peralihan· Ketentuan Penutup· Penjelasan atas Perda
M-43 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERKA SKPD
Peraturan dan perundangan yang ada tidak mengatur tentangperlunya naskah akademis untuk Peraturan Kepala SKPD.Namun apabila ada inisiatif untuk melakukannya dapat mengikuticara-cara penyusunan Naskah Akademis Perda RPJMD.
Penjelasan:
M-47 PEMBAHASAN DPRD TENTANG RANPERDA RPJMD
Pembahasan Ranperda RPJMD oleh DPRD bersifat terbuka, olehkarena itu perlu ditentukan agar ada perwakilan CSO yang ikutmenghadiri pembahasan DPRD.
Dalam hal ini CSO yang diundang dapat berfungsi sebagai pemantaudan atau sebagai narasumber. Kewajiban CSO dalam prosespembahasan Ranperda, antara lain :
Mereview konsep naskah akademik Ranperda dikaitkan dengankesepakatan-kesepakatan publik yang pernah dicapai pada tahap-tahap sebelumnya.
Memantau dan menjaga agar pembahasan tidak menyimpang dari substansi RPJMD yangtertuang di dalam Ranperda.
Membantu Tim Pemda dalam menjelaskan dan mengklarifikasi konsep-konsep atau rumusan-rumusan yang tertuang dalam Ranperda.
Mencatat keberatan-keberatan DPRD atau perubahan yang dilakukan DPRD.
Membantu Pemda dalam mensosialisasikan hasil pembahasan Ranperda oleh DPRD kepadamasyarakat, apabila sudah dicapai kesepakatan/keputusan.
M-42 PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERDA RPJMD
105
Pembahasan Ranperda RPJMD merupakan kewenangan (domain)DPRD, namun selaras dengan paradigma yang berkembang, agarmempunyai legitimasi yang kuat, maka proses pembahasanRanperda ini perlu juga menghadirkan perwakilan CSOs sebagainarasumber, serta pelaksanaan pembahasan diselenggarakansecara terbuka, sehingga masyarakat dapat menyaksikan danmemantau jalannya persidangan.
Dalam pembahasan ini, DPRD perlu juga mengkaji catatan danrekomendasi dari Gubernur cq Ketua Bappeda Provinsi atas naskah Perda, dan memeriksa apakahtelah diakomodasi dalam naskah Perda yang disampaikan Pemda untuk dibahas DPRD.
M-49 DOKUMEN RPJMD YANG TELAH DISYAHKAN
Merupakan dokumen perencanaan jangka menengah daerahyang telah berketetapan hukum, melalui Perda, yang menjadiacuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerahyang bersifat tahunan, maupun bagi penyusunan Renstra SKPD.
Penjelasan:
M-50 DOKUMEN RENSTRA SKPD TELAH DISYAHKAN
Merupakan dokumen perencanaan jangka menengah SKPDyang telah resmi dan disepakati dengan legalitas melaluiPeraturan Kepala SKPD, yang menjadi acuan dalampenyusunan Rencana Kerja SKPD.
Penjelasan:
M-47 PEMBAHASAN DPRD TENTANG RANPERDA RPJMD
106
H A N D O U T
H A N D O U TH A N D O U T
107
H A N D O U T
I. PENDAHULUAN
1.1. Ruang Lingkup
Proyeksi keuangan daerah dan proyeksi belanjadaerah adalah sebagai kelengkapan dari dokumenperencanaan daerah, analisis keuangan daerahdiperlukan karena dapat memperlihatkan kondisieksisting keuangan daerah baik dari pospendapatan maupun pada pos belanja yangnantinya dapat dipergunakan dalam penentuanproyeksi ke depan dengan upaya-upayapeningkatannya, selain itu dapat diketahui pulaperkiraan dana perimbangan, termasuk dalammelaksanakan analisis perencanaan keuangandaerah apabila kemampuan daerah mencukupimaka dapat pula melaksanakan pinjaman.
Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2005merupakan tata aturan kewenangan PemerintahDaerah dalam pengelolaan keuangan daerah yangmana merupakan suatu subsistem dari sistempengelolaan keuangan negara, adapun yangmelatarbelakangi terbitnya PP No 58 Tahun 2005dan telah digunakan sebagai acuan sebelumnyaadalah:• UU 17/2003 tentang Keuangan Negara• UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara• UU 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara• UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Dengan diterbitkannya PP 58/2005 bertujuan dalampengelolaan keuangan negara dan daerah dapatdilaksanakan secara efektif dan efisien, dengan tigapilar tata kelola pemerintahan yaitu transparansi,akuntabilitas dan partisipatif.
Transparansi: merupakan prinsip keterbukaanyang memungkinkan masyarakat untuk mengetahuidan mendapatkan akses informasi seluas-luasnyatentang keuangan daerah.
Akuntabilitas: segala bentuk penggunaan danayang dipergunakan dapat dipertanggung jawabkan.
Partisipatif: keterlibatan stakeholder (masyarakatluas) sejak dalam pelaksanaan penyusunananggaran sampai pada pelaksanaan kegiatanpembangunan, di antaranya berupa konsultasipublik sebagai media untuk menyampaikan kepadamasyarakat informasi penganggaran.
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DANPROYEKSI BELANJA DAERAH
MUBARNO, Service Provider LGSP
Di dalam PP 58/2005 dibahas pula tentangpenyusunan rancangan APBD, secara ringkas dapatditarik garis tata urutan proses penyusunanrancangan APBD:
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)1. RKPD disusun pemerintah daerah adalah
merupakan penjabaran dari RPJMD denganmenggunakan bahan dari Renja SKPD untukjangka waktu 1(satu) tahun yang memuatrancngan kerangka ekonomi daerah, prioritaspembangunan dan kewajiban daerah(mempertimbangkan prestasi capaian standarpelayanan minimal), rencana kerja yang terukurdan pendanaannya baik yang dilaksanakanlangsung oleh pemerintah daerah maupunditempuh dengan mendorong partisipasimasyarakat.
Renja SKPD merupakan penjabaran dariRenstra SKPD yang disusun berdasarkanevaluasi pencapaian pelaksanaan programdan kegiatan tahun sebelumnya.
Dokumen RPJMD yang disusun oleh kepaladaerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun,merupakan penjabaran visi, misi dan programkepala daerah yang penyusunannyaberpedoman pada RPJP Daerah denganmemperhatikan RPJM Nasional dan standarpelayanan minimal yang ditetapkan olehpemerintah.
2. Rensta SKPD yang disusun oleh SKPD yangmengacu pada RPJMD memuat visi, misi,tujuan, strategi, kebijakan, program dankegiatan pembangunan
Kebijakan Umum APBD (KUA)Kepala Daerah berdasarkan RKPD menyusunrancangan KUA sebagai landasan penyusunanRAPBD untuk tahun berikutnya berpedoman padapedoman penyusunan APBD yang ditetapkan olehMendagri dan disampaikan kepada DPRD,disepakati bersama DPRD dalan nota kesepakandan ditandatangani bersama menjadi KebijakanUmum APBD, selanjutnya kepala daerahmenerbitkan pedoman penyusunan RKA-SKPDsebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD
Adapun garis besar isi dari Kebijakan Umum APBDadalah rancangan prioritas kegiatan dan plafon
108
H A N D O U Tanggaran sementara, hal tersebut dilaksanakandengan langkah-langkah sebagai berikut:a) Menentukan skala prioritas dalam urusan wajib
dan urusan pilihanb) Menentukan urutan program dalam masing-
masing urusanc) Menyusun plafon anggaran sementara untuk
masing-masing program
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD)disusun oleh kepala SKPD dengan menggunakanpendekatan kerangka pengeluaran jangkamenengah daerah, penganggaran terpadu danpenganggaran berdasarkan prestasi kerja.
Secara garis besar Rencana Kerja dan AnggaranSKPD (RKA-SKPD) memuat rencana pendapatan,belanja untuk masing-masing program dankegiatan menurut fungsi untuk tahun yangdirencanakan dirinci sampai dengan rincian obyekpendapatan, belanja, dan pembiayaan sertaprakiraan maju untuk tahun berikutnya
Arah Kebijakan Keuangan Daerah adalah kebijakanpenyusunan program dan indikasi kegiatannyapada pengelolaan pendapatan dan belanja daerahsecara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan uraian Arah KebijakanKeuangan Daerah tersebut maka data yangdiperlukan, antara lain mengenai:a. Sumber pendapatan daerah dan sejarah
perkembangannya;b. Alokasi belanja daerah dan sejarah
perkembangannya;c. Kebijakan umum anggaran.
Dengan demikian perencanaan keuangan daerahyang lebih strategis akan lebih dapat memberikankontribusi yang lebih berarti bagi pelaksanaan danatau penyelenggaraan otonomi daerah, mendorongterciptanya akselerasi pembangunan daerah danpemerataan hasil-hasilnya hingga keberhasilandalam meningkatkan tingkat kesejahteraanmasyarakat daerah.
Keberadaan sistem pemerintah yang baik (goodgovernance), dengan adanya perencanaankeuangan daerah akan menjadi sebuahpendekatan model yang amat strategis, dan lebihmemungkinkan timbulnya kekuatan untuk menggalidan atau memberdayakan potensi daerah. Potensidaerah baik berupa sumber daya manusia, alam,buatan dan ekonomi, harus diberdayakanseoptimal mungkin secara komprehensif sehinggabenar-benar mampu memberikan nilai tambah bagipemerintah daerah dengan segenap masyarakatdaerah.
Dengan pendekatan model seperti inilah tantangandapat dieleminir dan peluang dapat lebihdiberdayakan, sehingga kesan adanya tantanganatau beban berat yang datang bersamaan denganpeluang yang memberikan harapan besar bagidaerah sejak bergulirnya otonomi daerahberdasarkan UU No.22 tahun 1999 dapatdiantisipasi.
1.2. Proses Penyusunan PerencanaanKeuangan Daerah
Penyusunan perencanaan keuangan daerahdilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:1. Mereview data realisasi selama kurun waktu
paling sedikit 5(lima) tahun kebelakang2. Mengidentifikasi kemampuan pembiayaan
eksisting baik terhadap pembiayaan yangberasal dari pemerintah, masyarakat maupunswasta.
3. Mengkaji kemungkinan peningkatan kemam-puan pembiayaan secara optimal baikpembiayaan dari pemerintah, masyarakatmaupun swasta.
4. Menghitung atau memperkirakan kemampuanpembiayaan pembangunan jangka menengahberdasarkan kemungkinan-kemungkinanpeningkatan yang ada.
5. Merumuskan program-program dan rencanatindak pemantapan pembiayaan pembangun-an.
6. Memproyeksikan seluruh pendapatan daerah,belanja daerah, dan pembiayaan.
II. GAMBARAN UMUM POTENSI PEMBIAYAANPEMBANGUNAN DAERAH
2.1. Perekonomian Daerah
Mengacu kepada visi dan misi daerah, yangnantinya akan ditindaklanjuti dengan pernyusunananggaran, maka perlu adanya melihat realitapotensi daerah yang ada, hal tersebut akanmenjadikan pedoman dalam menentukankebijakan penganggaran untuk masa yang akandatang.
Secara makro, untuk dapat mengukur tingkatpertumbuhan ekonomi, mengukur tingkatkesejahteraan masyarakat serta evaluasi tentangsasaran pembangunan yang telah dicapai. Salahsatu pedoman yang harus ada adalah tersedianyadata PDRB, yaitu dengan menghitung nilai produkbarang-barang yang dihasilkan di suatu Kota/Kabupaten minimal setiap tahun. Dari hasilpenghitungan dimaksud disebut denganpenghitungan Produk Domestik Regional Bruto(PDRB). Dari nilai PDRB yang dimaksud kita dapatpula mengukur tingkat kesejahteraan masyarakatdengan menghitung pendapatan perkapita. Untuklebih mendekati sasaran pembangunan ke depan,
109
H A N D O U T
sebaiknya PDRB perkapita dihitung sampai kewilayah yang lebih kecil seperti dimulai dari distrik,kabupaten/kota, propinsi sampai perkapita dalamsuatu negara.
Dengan tersedianya data PDRB, berbagai manfaatdan kegunaan yang dapat diperoleh antara lainadalah sebagai berikut :a. Sebagai evaluasi terhadap tingkat
pertumbuhan dan perkembangan ekonomisuatu daerah
b. Mengetahui struktur perekonomian suatudaerah
c. Sebagai salah satu indikator mengenai tingkatkemakmuran suatu wilayah/daerah denganmengetahui besarnya pendapatan perkapita
d. Mengetahui tingkat pertumbuhan/ perubahanharga (inflasi/deflasi).
e. Sebagai salah satu bahan evaluasi maupunsebagai bahan pertimbangan bagi parapengambil kebijakan untuk meletakkan dasarPerencanaan Pembangunan dimasa yangakan datang.
Beberapa konsep yang digunakan dalampenghitungan PDRB.a. PDRB adalah seluruh nilai netto barang dan
jasa (komoditi) yang diproduksi pada suatuwilayah domestik/regional tanpa memper-hatikan pemilikan faktor-faktor produksinya.PDRB dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu:• Segi produksi, PDRB merupakan jumlah
netto atas suatu barang dan jasa yangdihasilkan oleh unit-unit produksi dalamsuatu wilayah dan biasanya dalam jangkawaktu tertentu (satu tahun)
• Segi pendapatan, PDRB merupakanjumlah balas jasa (pendapatan) yangditerima oleh faktor-faktor produksi karenaikut sertanya dalam proses produksidalam suatu wilayah dan biasanya dalamjangka waktu tertentu (satu tahun)
• Segi pengeluaran, PDRB merupakanjumlah pengeluaran yang dilakukan olehrumah tangga, pemerintah dan lembagaswasta non profit, investasi serta ekspornetto (setelah dikeluarkan impornya),biasanya dalam jangka waktu tertentu(satu tahun)
b. PDRB atas dasar harga berlaku, adalah jumlahnilai barang dan jasa (komoditi) ataupendapatan, atau pengeluaran yang dinilaisesuai dengan harga berlaku pada tahun yangbersangkutan
c. PDRB atas Harga Konstan adalah nilai barangdan jasa, atau PDRB atau pengeluaran yangdinilai atas dasar harga tetap (konstan)
d. PDRN (Produk Domestik Regional Netto)adalah nilai PDRB dikurangi dengan nilaipenyusutan (depresiasi) barang modal
Dalam penyajian PDRB selalu dibedakan atasdasar harga berlaku dan harga konstan. Nilai PDRBatas dasar harga konstan digunakan untukmengukur pertumbuhan ekonomi, karena nilaiPDRB ini tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.Sedangkan PDRB atas dasar harga berlakudigunakan untuk melihat besar dan strukturekonomi suatu daerah.Sebagai contoh perhitungan PDRB disajikan padatabel dibawah ini.
Pertumbuhan EkonomiPada perencanaan penganggaran perlu jugamelihat pertumbuhan ekonomi karena kemampuankeuangan yang akan diproyeksikan daerah dapatdiukur dengan pertumbuhan ekonomi yang nyata.Sebagai contoh disajikan tabel pertumbuhanekonomi dibawah ini:
Tahun
Nilai (Rp.Juta) Pertumb. % Nilai (Rp.Juta) Pertumb. %
Harga Berlaku Harga Konstan
20012002200320042005
197,631.34264,438.25288,445.92354,189.46402,842.39
Rata-rata
33.80%9.08%
22.79%13.74%19.85%
160,761.84163,895.31158,763.33179,473.48186,732.55
Rata-rata
1.95%-3.13%13.04%
4.04%3.98%
Tabel 1 . Pertumbuhan PDRB Tahun 2001 s/d 2005
Tabel 2. Persentase Pertumbuhan Ekonomi MenurutLapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, Tahun2002 – 2005 (dalam %)
SektorTahun
2002 2003 2004 2005
Pertanian
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan Hotel& Restoran
Angkutan danKomunikasi
Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
PDRB
Rata-rata
0.53
1.69
-23.71
14.34
-9.11
5.11
10.32
167.24
3.95
1.95
0.47
-7.05
-2.83
15.08
-9.78
9.11
13.51
-29.17
-7.1
-3.13
28.43
21.36
19.51
2.53
30.32
12.56
10.69
-56.48
5.68
13.04
3.85
11.69
-15.85
11.62
13.46
12.97
13.44
-9.41
10.65
4.04
8.32
6.92
-5.72
11.09
6.22
9.94
11.99
18.11
3.29
3.97
110
H A N D O U TStruktur Perekonomian DaerahStruktrur perekonomian ini memberikan gambaranpersentase peranan masing-masing sektorterhadap pembentukan total PDRB suatu daerah.Semakin besar presentase suatu sektor, semakinbesar pula pengaruh sektor tersebut terhadapperekonomian suatu daerah.Sebagai contoh disajikan tabel pertumbuhanekonomi dibawah ini.
2.3. Perkembangan Anggaran PendapatanBelanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)yang berbasis kinerja akan berpengaruh padatingkat kemajuan pembangunan daerah. Semakintinggi APBD akan semakin mendorong percepatandan pertumbuhan pembangunan daerah, dengandemikian semakin tinggi APBD pengeluaran(belanja untuk pembangunan) yang dapatdilakukan pemerintah daerah akan semakin besarsehingga pada gilirannya sektor ekonomi akanberkembang lebih cepat sebagai multiflier efek daripengeluaran pemerintah daerah tersebut,khususnya pengeluaran pembangunan.
Pada prinsipnya APBD adalah merupakangambaran seluruh kegiatan daerah dan seluruhpembiayaannya, setelah rencana anggaranditentukan yang berasal dari usulan seluruh SKPD,maka rancangan anggaran akan diadakanpembahasan secara intern dengan melibatkanstakeholder, selanjutnya diinformasikan kepadamasyarakat dapat berupa konsultasi publik, hal inimencerminkan transparansi anggaran daerah
Dalam pelaksanaan melihat kemampuanpembiayaan daerah dalam membiayai kegiatandapat dilakukan pada pelaksanaan musrenbang,pada musrenbang tersebut prioritisasi kegiatanditentukan yang disesuaikan dengan kebijakanumum anggaran dan di sesuaikan dengankemampuan keuangan daerah.
Tahun
2005 Rata-rata
29.05
2.41
18.01
1.14
13.52
7.08
5.59
2.96
20.24
100.00
29.00
2.58
14.56
1.23
14.74
7.68
6.09
2.58
21.53
100.00
Tabel 3. Struktur Perekonomian Daerah MenurutLapangan Usaha Atas Harga Konstan, Tahun 2002 –2005 (dalam %)
Sektor
2002 2003 2004
Pertanian
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan Hotel& Restoran
Angkutan danKomunikasi
Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
PDRB
25.01
2.34
22.69
0.94
14.12
6.12
4.75
4.02
20.01
100.00
24.66
2.34
16.98
1.06
12.59
6.31
5.14
10.52
20.40
100.00
25.57
2.24
17.03
1.26
11.73
7.11
5.73
7.70
21.65
100.00
2.2. Perkembangan Penduduk & Tenaga Kerja
Pada perencanaan penganggaran perlu jugamelihat perkembangan penduduk dan tenaga kerja,karena penyusunan anggaran yang mengacukepada visi misi daerah lebih dapat difokuskandengan memperhitungkan perkembanganpenduduk dan tenaga kerja, sebagai contohdisajikan tabel di bawah ini:
Kecamatan
Kecamatan AKecamatan BKecamatan CKecamatan D
Total
2003
4,05114,431
5,7953,847
28,124
2004
4,19615,183
5,8634,057
29,299
2005
4,35115,744
6,0804,206
30,381
Rata2 PertumbPenduduk (%)
3.64%4.45%2.44%4.57%3.94%
Sebagai contoh tabel perkembangan tenagakerja disajikan tabel berikut ini:
Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan PendudukTahun 2003 – 2005
Keterangan
BekerjaMencari PekerjaanSekolahLainnyaJumlah
Pria
2,2051,5822,844
6597,290
Wanita
1,038745
1,339310
3,432
Jumlah
3,2432,3274,183
96910,722
Persentase
30.25%21.70%39.01%9.04%
100.00%
Tabel 5. Penduduk Umur 10 Tahun KeatasMenurut Jenis Kelamin dan Kegiatan UtamaTahun 2005
Tabel 6. Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas yangBekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan JenisKelamin Tahun 2005
Lapangan Pekerjaan
PertanianPertambangan/ PenggalianIndustriListrik, Gas dan AirKonstruksiPerdaganganAngkutanJasa/ KeuanganLainnyaJumlah
Pria
4160
810101322215215120409
2,608
Wanita
830
3039
35118183336
635
Jumlah
4990
1,113110357333233153445
3,243
111
H A N D O U T
III PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATANDAERAH DAN PEMANTAPAN PENGELOLAANBELANJA DAERAH
3.1. Realisasi Peningkatan PAD selama 5 (lima)Tahun Anggaran
Hal ini dilaksanakan evaluasi terhadap realisasiPAD selama 5(lima) tahun dapat dil ihatperumbuhan masing-masing pos penerimaanmaupun belanja yang nantinya dipergunakansebagai pedoman/acuan dalam penentuanperkiraan maju (proyeksi) untuk jangka menengah5(lima) tahun ke depan.
Sebagai contoh disajikan tabel dibawah ini:
3.3. Potensi Pendapatan yang akan dikem-bangkan
Pada pembahasan ini dimaksudkan bahwakemampuan keuangan daerah sangat terbatas,maka dari itu kita mencoba menggali potensi yangada didaerah yang masih belum dikelola secarabaik, nantinya potensi yang dapat dikelola denganbaik akan sangat membantu kontribusinya ke kasdaerah, sehingga penganggaran daerah akanmendapat tambahan pemasukan guna membiayaikegiatan pembangunan di daerah.
Sebagai contoh disajikan tabel berikut ini:
Tahun Anggaran
2004 2005
12.826
3.101
2.516
5.856
1.353
6.731
19.557
0.34
0.27
0.28
0.35
0.55
0.27
0.31
Sektor
2001 2002 2003
A. Pendapatan Asli Daerah (1+2+3+4)
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil BUMD
4. Lain-lan PAD yg sah
B. Dana Perimbangan
C. Jumlah Pendapatan (A + B)
5.567
1.346
1.092
2.542
0.587
2.921
8.488
7.046
1.704
1.382
3.217
0.743
3.698
10.745
8.593
2.078
1.685
3.924
0.907
4.510
13.103
Pertum-buhan
%
19.624
3.902
3.251
9.224
3.248
8.414
28.038
Tabel 7. Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Asli Daerah(PAD) tahun 2001 s/d 2005(data simulasi)
3.2. Inventarisasi dan Skedul Pinjaman Daerah
Pada pembahasan pinjaman daerah sangat perludilakukan inventarisasi, karena akan sangatmembantu dalam penentuan anggaran, akan dapatdiketahui beban pinjaman daerah beserta biayalainnya dari tahun ketahun, sehingga akanmemudahkan pengalokasian anggaran.
Sebagai contoh disajikan tabel berikut ini:
UraianPenjelasan
Tgl/No.SKBupati/
WaliKota &Persetujuan
DPRD
Saldo AwalTgl:.......
Penam-bahanAwaltgl:........
Pengu-ranganAwaltgl:.......
SaldoAkhirTgl:.......
Jumlah
Tabel 8. Format Inventarisasi dan skedul PinjamanDaerah
Tabel 9. Identifikasi Potensi Daerah yang MasihBelum Dikelola
Jenis Potensi
PeBahan Gal Gol C
Wisata Bahari
Lokasi
Kec A
Kec B
PerkiraanPotensi
500.000m3/th
26.250 pengunj/th
RencanaPelaksanaa
TA 2007
TA 2007
3.4. Efisiensi dan Efektivitas Belanja Daerah
Pada pembahasan ini dengan maksud kita dapatmengetahui besaran dari belanja aparatur, belanjapublik, belanja pembiayaan, dapat dilihat apakahbelanja proyek akan memacu pertumbuhanekonomi daerah, apakah alokasi setiap program/kegiatan oleh masing-masing SKPD membawaperubahan terhadap kehidupan sosial danekonomi masyarakat, dapat juga diukurperbandingan antara belanja untuk aparat denganbelanja untuk masyarakat.
Analisis efisiensi dan efektivitas belanja daerahmempunyai tujuan untuk melihat kecenderunganpengeluaran anggaran berpihak kepada aparatatau kepada masyarakat, melihat sektor programyang prioritas yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD apakah sesuai dengan arahkebijakan pemerintah daerah.
112
H A N D O U TAdapun langkah-langkah untuk analisis:
1. Memperbandingkan (menghitung ratio) belanja modal, antara belanja aparat dengan belanjapublik pada masing-masing tahun anggaran
Sebagai ilustrasi contoh dibawah ini :
Ratio belanja daerah :
belanja aparatur : belanja publik x 100%
3.500.326.341 : 427.260.829 x 100%
= 819,25%
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa belanja modal masih berpihak kepada aparat, karenarasionya sangat besar
2. Memperbandingkan (menghitung ratio) masing-masing belanja dengan total belanja yangdianggarkan pada tahun tertentu
Ratio belanja administrasi umum :
belanja adm umum : total belanja x 100%
3.823.153.776 : 11.614.148.003 x 100%
= 32,92%
Ratio belanja operasional pemeliharaan:
Belanja O&M : total belanja x 100%
3.762.914.678 : 11.614.148.003 x 100%
= 32,40%
Ratio belanja modal:
Belanja modal : total belanja x 100%
3.927.587.170 : 11.614.148.003 x 100%
= 33,82%
Ratio belanja transfer:
Belanja transfer : total belanja x 100%
46.309.374 : 11.614.148.003 x 100%
= 0,40%
Ratio belanja tidak disangka:
Belanja tdk disangka : total belanja x 100%
54.183.005 : 11.614.148.003 x 100%
= 0,47%
Pada perhitungan ratio belanja diatas dapat diketahui bahwa pada pos belanja yang besar mendapatanggaran adalah belanja modal, akan tetapi alokasi belanja modal masih lebih banyak didominasi kepadabelanja aparatur, sedangkan alokasi belanja publik masih sangat kecil.
113
H A N D O U T
IV. METODA PERHITUNGAN PROYEKSI KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENUNJANGRENCANA PROGRAM JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
4.1. Proyeksi Pendapatan Daerah :
4.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Dalam pelaksanaan Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) perlu adanya melihatkemampuan keuangan daerah 5(lima) tahun kedepan yang nantinya akan dipergunakan sebagai perkiraananggaran rencana pembiayaan dalam jangka menengah tersebut
Adapun pendekatan untuk memperkirakan perkiraan maju (proyeksi) sebagai pertimbangan penghitunganadalah sebagai berikut:
• Parameter atau Variabel tertentu:o Pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)o Pertumbuhan Jumlah Penduduko Laju Inflasi
• Pertumbuhan periode sebelumnyaPada pendekatan ini kita melihat pertumbuhan realisasi 5(lima) tahun terakhir , adapun formulasiyang dipergunakan sebagai pendekatan berikut ini adalah :
SUM(((2002-2001)/2001)+((2003-2002)/2002)+((2004-2003)/2003)+((2005-2004)/2004))/4
sebagai contoh disajikan data simulasi berikut ini :
= Rumus Trend ($B$2:$B$6,$A$2:$A$6,A8,True)
= Rumus Trend ($B$2:$B$6,$A$2:$A$6,A11,True)
A. Pendapatan Asli Daerah : 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah 3. Hasil BUMD 4. Lain-lan PAD yg sah
B. Dana Perimbangan
C. Jumlah Pendapatan (A + B)
5.5671.3461.0922.5420.587
2.921
8.488
7.0461.7041.3823.2170.743
3.698
10.745
8.5932.0781.6853.9240.907
4.510
13.103
12.8263.1012.5165.8561.353
6.731
19.557
19.6243.9023.2519.2243.248
8.414
28.038
0.270.280.350.55
0.27
0.31
26.5774.9494.151
12.4305.048
10.655
37.232
36.1726.2775.300
16.7517.844
13.492
49.664
49.4927.9616.767
22.57312.190
17.086
66.578
68.10210.0988.641
30.42018.943
21.637
89.739
94.27312.80811.03440.99429.438
27.399
121.672
Tahun Anggaran
2004 20052001 2002 2003
Pertum-buhan
%
Tabel 9. Realisasi APBD TA 2004 s/d 2005 & Perkiraan Maju 2006 s/d 2010 (milyar rp)
Perkiraan Maju
2009 20102006 2007 2008Uraian Penerimaan
• TrendPada pendekatan perkiraan maju (proyeksi) dengan menggunakan metode trend adalahsebagai berikut dibawah ini:
Tahun
20012002200320042005
20062007200820092010
Realisasi
1.3461.7042.0783.1013.902
Proyeksi
4.3795.0295.6806.3316.982
114
H A N D O U T4.1.2. Dana Perimbangan
Pada pembahasan dana perimbangan ini (DAU, DAK,dll), akurasi penggunaan pendekatan metode proyeksibelum ada yang benar-benar dapat dipergunakan sebagai pedoman, karena penentuan dana perimbanganyang berasal dari pusat merupakan pemberian langsung (given) dan sangat tergantung kepada beberapahal, antara lain:
• Kebutuhan fiskal, adalah merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsilayanan dasar, dengan dasar ukuran jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan konstruksi,PDRB perkapita, dan indeks pembangunan manusia
• Kapasitas fiskal, adalah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan danabagi hasil
4.2. Proyeksi Belanja Daerah
4.2.1. Belanja Aparatur Daerah
Adalah merupakan belanja yang berupa : belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan,serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatanyang hasil, manfaat, dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik)
4.2.2. Belanja Pelayanan Publik
Adalah merupakan belanja yang berupa : belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan,serta belanja modal/pembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatanyang hasil, manfaat, dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik)
4.3. Proyeksi Pembiayaan, termasuk status hutang daerah, kemampuan daerah untuk melakukanpinjaman
• PembiayaanPada pembahasan pembiayaan terlebih dahulu kita mengetahui komponen pembiayaan yaituterdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan mencakup: pembentukan dana cadangan, penyertaan modalpemerintah daerah, pembayaran pokok hutang, dan pemberian pinjaman
Penerimaan pembiayaan mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pencairandana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, termasuk penerimaanpinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman
• Status hutang daerahApabila daerah telah melaksanakan pinjaman/hutang, maka skedul/jadwal pinjaman denganmenggunakan format/tabel yang telah disajikan didepan (tabel 8), hal ini akan memudahkanpada sisi penganggaran untuk mengalokasikan kewajiban-kewajiban yang terkait denganpinjaman
• Kemampuan daerah untuk melakukan pinjamanPada pembahasan ini, daerah diberikan kewenangan untuk melaksanakan pinjaman, adapunterdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerintah daerah sebagai peminjamdiantaranya:
DSCR > 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman baru;DSCR = 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman baru, dengan syarat untuk proyek/kegiatanyang dapat menghasilkan pendapatan (cost recovery);DSCR < 2,5; Daerah tidak dapat melakukan pinjaman baru.
Terdapat beberapa formulasi yang dapat dipergunakan untuk menghitung DSCR tersebut diatas,dibawah ini disajikan salah satu cara penghitungan (versi SE Mendagri 050/2020/SJ):
Menentukan nilai pendapatan daerah:
115
H A N D O U T
Y = Pendapatan Daerah.P = Pendapatan Asli Daerah.M = Pajak Daerah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, penerimaan
SDA, dan bagian daerah lainnya.OM = Belanja Operasi dan Pemeliharaan, serta Belanja Modal yang harus
dipenuhi/tidak bisa dihindarkan dalam tahun anggaran ybs.
Menentukan nilai DSCR, dengan rumus:
C = besaran kewajiban pinjaman ditambah biaya lainnya.Y = Pendapatan Daerah.
Sebagai contoh penghitungan DSCR, disajikan data simulasi sebagai berikut:
Y = P + M - OM
DSCR = YC
Tabel 10. Realisasi APBD TA 2004 s/d 2005 & Perkiraan Maju 2006 s/d 2010 (milyar rp)
A. Pendapatan Asli Daerah (1+2+3+4)1. Pajak Daerah2. Retribusi Daerah3. Hasil BUMD4. Lain-lan PAD yg sah
B. Dana Perimbangan
C. Jumlah Pendapatan (A + B)
D. Belanja1. Belanja Administrasi Umum2. Belanja Operasional Pemeliharaan3. Belanja Modal (a+b)
a. Belanja Aparaturb. Belanja Publik
4. Belanja Transfer5. Belanja Tidak Tersangka
Jumlah Belanja
E. Pembiayaan1. Penerimaan
a. Sisa lebih Perhit Anggaran th lalub. Penerimaan Pinjaman Obligasic. Transfer dari dana cadangand. Hasil penj aset daerah yg dipisahkan
2. Pengeluarana. Pembayaran utang pokok jatuh tempob. Transfer ke dana cadanganc. Penyertaan Modald. Sisa lebih Perhit Anggaran th ini
Jumlah Pembiayaan
5.5671.3461.0922.5420.587
2.921
8.488
1.9871.1112.3082.0960.2120.0290.021
5.456
2.6222.3950.1060.0680.052
10.8156.6120.0861.0853.032
13.437
7.0461.7041.3823.2170.743
3.698
10.745
2.2331.4062.6842.4370.2460.0330.027
6.382
3.3183.0320.1350.0860.066
14.2148.3700.1091.3744.362
17.533
8.5932.0781.6853.9240.907
4.510
13.103
2.5661.7153.1212.8340.2870.0380.033
7.473
4.7154.3620.1640.1090.081
17.64510.207
0.1321.6755.630
22.360
12.8263.1012.5165.8561.353
6.731
19.557
3.0192.5593.6293.2960.3330.0450.049
9.301
6.1285.6300.2450.1320.121
28.18815.235
0.1982.500
10.256
34.316
19.6243.9023.2519.2243.248
8.414
28.038
3.8233.7633.9283.5000.4270.0460.054
11.614
10.86610.256
0.2750.1980.138
35.60816.282
0.2272.675
16.424
46.474
0.53 0.26 0.29 0.58 1.40
0.25
0.43
0.27 0.47 0.08 0.06 0.28 0.03 0.10
0.25
0.77 0.82 0.12 0.49 0.15 0.26 0.07 0.15 0.07 0.60
0.35
31.4354.9094.200
14.5287.798
10.517
41.953
4.8425.5334.2663.7180.5480.0480.059
14.747
17.11916.424
0.3090.2270.158
47.73017.401
0.2612.862
27.205
64.848
Tahun AnggaranUraian Penerimaan
2001 2002 2003 2004 2005
Perum-buhan
%Proyeksi
116
H A N D O U T
Maka perhitungan DSCR adalah :
Pendapatan Asli DaerahPajak Daerah,BPHTB,SDA, & Bag LainnyaOperasional & Pemeliharaan, Blj Modal Wajib
Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM)
Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM)Kewajiban Pinjaman + Biaya Lainnya
DSCR (Debt Service Coverage Ratio)
PM
OM
Y
YC
Y / C
5.5672.9215.456
3.032
3.0326.612
45.9%
7.0463.6986.382
4.362
4.3628.370
52.1%
8.5934.5107.473
5.630
5.63010.207
55.2%
12.8266.7319.301
10.256
10.25615.235
67.3%
19.6248.414
11.614
16.424
16.42416.282
100.9%
31.43510.51714.747
27.205
27.20517.401
156.3%
Periode RealisasiUraian
2001 2002 2003 2004 2005Proyeksi
2006Formu-
lasi
Latihan
Waktu 60 menit
Tujuan Latihan1. Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tatacara membuat perencanaan pendapatan
untuk mengetahui potensi keuangan daerah 5 (lima) tahun kedepan sebagai kesiapan financialguna menunjang Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) atau dalam kurun masaproyeksi 5 (lima) tahun
2. Memberikan pemahaman kepada peserta dalam efisiensi penggunaan anggaran daerah terutamadengan melakukan analisis pos belanja daerah baik belanja aparatur maupun belanja pelayananpublik pada masing-masing unit satuan kerja
3. Menghitung peluang guna melaksanakan pinjaman baru
Proses1. membagikan format realisasi keuangan daerah yang telah disiapkan kepada peserta untuk diisi
dengan menggunakan bahan-bahan Perhitungan APBD lima tahun terakhir, dan/atau data-datapendukung dari unit pengelola (satuan kerja)
2. Mengidentifikasi sumber dana yang berasal dari Provinsi maupun Pusat (DAU,DAK,dll)3. memilah masing-masing pos belanja daerah untuk masing-masing unit satuan kerja
Metode Latihan1. bagi peserta dalam kelompok berdasarkan asal peserta2. minta setiap kelompok mengisi/mengerjakan format yang telah disiapkan3. Bahan yang akan dipergunakan sebagai latihan adalah :
• Perhitungan APBD Tahun 2001 s/d 2005• Peraturan Daerah• SK Bupati Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, dll• Kabupaten Dalam Angka (PDRB, Jumlah Penduduk, Laju Tingkat Inflasi, dll• Dokumen Penetapan Dana Perimbangan (DAU, DAK, dll)• Dokumen Pinjaman (apabila Daerah telah melaksanakan pinjaman)
Contoh/Form untuk latihan:1. Form – 1. Realisasi Perhitungan APBD Tahun 2001 – 20052. Form – 2. Realisasi Belanja untuk unit satuan kerja Tahun 2001 – 20053. Form – 3. Realisasi Dana yang bersumber dari Provinsi dan Pusat4. Form – 4. Perincian Pinjaman Daerah5. Form – 5. Penghitungan Debt Service Coverage Ratio (DSCR)6. Form – 6. Proyeksi Keuangan Daerah (Penerimaan dan Belanja Daerah) Tahun 2006 - 2010
117
H A N D O U TForm - 1Kabupaten / Kota : ____________Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2001 s/d 2005
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak DaerahRetribusi DaerahHasil Perusahaan Milik Daerah dan HasilPengelolaan Kekayaan Daerah yangdipisahkanLain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan PajakDana Alokasi UmumDana Alokasi KhususDana ReboisasiBagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dariPropinsi
LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH
Jumlah Pendapatan
BELANJA
BELANJA APARATUR DAERAH :
BELANJA ADMINISTRASI UMUM
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belanja Pemeliharaan
BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belanja Pemeliharaan
BELANJA MODAL
- Belanja Tanah- Belanja Bangunan- Cadangan
BELANJA PELAYANAN PUBLIK :
BELANJA ADMINISTRASI UMUM
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belanja Pemeliharaan
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1
2
3
1
2
3
1
Realisasi
2001 2002 2003 2004 2005
Rata2Perum-buhan
2001-2005
KeteranganNo
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
118
H A N D O U T
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2
3
4
1
2
Realisasi
2001 2002 2003 2004 2005
Rata2Perum-buhan
2001-2005
KeteranganNo
BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belaja Pemeliharaan
BELANJA MODAL
- Belanja Tanah- Belanja Bangunan- Cadangan
BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUANKEUANGAN
BELANJA TIDAK TERSANGKA
Jumlah Belanja
Surplus / Defisit Anggaran
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN
- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunYang Lalu
- Penerimaan Pinjaman dan Obligasi- Transfer dari Dana Cadangan- Hasil Penjualan Asset Daerah Yang
Dipisahkan
PENGELUARAN
- Pembayaran Utang Pokok Yang JatuhTempo
- Transfer ke Dana Cadangan- Penyertaan Modal- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Ini
Debt Service Coverage Ratio (DSCR)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Lanjutan Form 1..........
119
H A N D O U T
Form - 2Rincian Pos Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKabupaten ___________
URAIAN BIDANG & UNIT ORGANISASI
Badan Pengawas DaerahBadan Perencanaan Pembangunan DaerahBadan Pengelola Keuangan DaerahBadan Pengendalian dan Pelestarian Lingk.HidupBadan SosialBadan Kepegawaian DaerahBadan Hubungan Masyarakat dan InformasiBadan Promosi dan InvestasiBadan Pemberdayaan MasyarakatKantor Kesatuan BangsaKantor Perlindungan MasyarakatKantor Perpustakaan dan ArsipDinas KesehatanDinas PendidikanDinas PertanianDinas Pekerjaan UmumDinas Kehutanan dan PerkebunanDinas Kelautan dan PerikananDinas PerhubunganDinas Perindustrian dan PerdaganganDinas PertanahanDinas Pariwisata dan KebudayaanDinas Pertambangan dan EnergiDinas Permukiman dan Pengembangan WilayahDinas Kependudukan dan Tenaga Kerja
Jumlah
2001 2002 2003 2004 2005 2006No
123456789
10111213141516171819202122232425
Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik Aparatur Publik
0.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.00
0.00
0.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.00
0.000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Uraian
Jumlah
Tanggal/No. SKBupati/Walikota danPersetujuan DPRD
Saldo AwalTgl……….
PenambahanTgl……….
PenguranganTgl……….
Saldo AkhirTgl……….
Penjelasan
Form - 4Daftar/Skedul Pembayaran Pinjaman DaerahKabupaten ___________
120
H A N D O U TForm - 5Perhitungan Kemampuan Melaksanakan Pinjaman (DSCR)Kabupaten ___________
Periode Realisasi APBD
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010Formulasi
Periode Realisasi APBDUraian
Pendapatan Asli DaerahPajak Daerah,BPHTB,SDA, & Bag LainnyaOperasional & Pemeliharaan, Blj Modal Wajib
Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM)
Pendapatan Daerah ( Y = P + M - OM)Kewajiban Pinjaman + Biaya Lainnya
DSCR (Debt Service Coverage Ratio)
PM
OM
Y
YC
Y / C
Keterangan :Berdasarkan SE Mendagri-050-2020-SJ
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak DaerahRetribusi DaerahHasil Perusahaan Milik Daerah dan HasilPengelolaan Kekayaan Daerah yangdipisahkanLain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan PajakDana Alokasi UmumDana Alokasi KhususDana ReboisasiBagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangandari Propinsi
LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH
Jumlah Pendapatan
BELANJA
BELANJA APARATUR DAERAH :
BELANJA ADMINISTRASI UMUM
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belanja Pemeliharaan
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1
2
3
1
Proyeksi Keuangan daerah
2006 2007 2008 2009 2010
Rata2Perum-buhan
2006-20010
KeteranganNo
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.0 %
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
Form - 6Kabupaten / Kota : ____________Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006 s/d 2010
121
H A N D O U T
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Proyeksi Keuangan daerah
2006 2007 2008 2009 2010
Rata2Perum-buhan
2006-20010
KeteranganNo
BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belanja Pemeliharaan
BELANJA MODAL
- Belanja Tanah- Belanja Bangunan- Cadangan
BELANJA PELAYANAN PUBLIK :BELANJA ADMINISTRASI UMUM
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belanja Pemeliharaan
BELANJA OPERASI dan PEMELIHARAAN
- Belanja Pegawai- Belanja Barang dan Jasa- Belanja Perjalanan Dinas- Belaja Pemeliharaan
BELANJA MODAL
- Belanja Tanah- Belanja Bangunan- Cadangan
BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUANKEUANGAN
BELANJA TIDAK TERSANGKA
Jumlah Belanja
Surplus / Defisit Anggaran
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN
- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TahunYang Lalu
- Penerimaan Pinjaman dan Obligasi- Transfer dari Dana Cadangan- Hasil Penjualan Asset Daerah Yang
Dipisahkan
PENGELUARAN
- Pembayaran Utang Pokok Yang JatuhTempo
- Transfer ke Dana Cadangan- Penyertaan Modal- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Ini
Debt Service Coverage Ratio (DSCR)
2
3
1
2
3
4
5
1
2
Lajutan Form 6 .............
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
122
H A N D O U T
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah tidakterlepas dari kebijakan desentralisasi dan otonomidaerah yang dilakukan dengan menekankan padaprinsip keadilan, kepatutan, dan manfaat sebagaikonsekuensi hubungan keuangan antara pemerin-tah pusat dengan pemerintah daerah. TerbitnyaUndang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentangPemerintah Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 memberikan warnabaru landasan penyeleng-garaan pemerintahandaerah. Pengelolaan keuangan daerah berdasarkanpada Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tersebutbertumpu pada upaya peningkatan efisiensi, efek-tifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaankeuangan publik baik dari sisi pendapatan maupunbelanja.
Inti perubahan yang akan dilakukan antara lainmempertajam esensi pengelolaan keuangandaerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintah-an daerah yang menyangkut penjabaran terhadaphak dan kewajiban daerah dalam mengelolakeuangan publik, meliputi mekanisme penyusunan,pelaksanaan dan penatausahaan, pengendaliandan pengawasan, serta pertanggungjawabankeuangan daerah.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good gover-nance, pengelolaan keuangan daerah disusun sesuaidengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahandan kemampaun pendapatan daerah serta dilakukansecara profesional mengacu pada peraturanperundang-undangan yang berlaku, dengan prinsip :1. Partisipasi masyarakat ;2. Transparasi dan akuntabilitas anggaran ;3. Disiplin anggaran ;4. Keadilan ; dan5. Efisiensi dan efektifitas anggaran.
1. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Pengelolaan Pendapatan Daerah harus memper-hatikan upaya, untuk peningkatan pajak dan retribusiserta penerimaan daerah lainnya. Hal ini dimung-kinkan karena Pendapatan Daerah dalam strukturAPBD Kabupaten Pacitan masih merupakan momenyang cukup penting peranannya dalam mendukungpenyelenggaraan pemerintahan maupun pelayananpublik.
Arah pengelolaan pendapatan daerah KabupatenPacitan Tahun 2006 - 2011 ditekankan padamobilisasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah(PAD) dan penerimaan lainnya guna lebih mengop-timalkan kinerja pemerintah dalam meningkatkankesejahteraan masyarakat.
CONTOH: ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAHKABUPATEN PACITAN
2. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Arah pengelolaan belanja daerah Kabupaten Pacitanpada tahun 2006 – 2011 ditekankan pada pening-katan proporsi belanja untuk kepentingan dankebutuhan masyarakat Pacitan dengan tetapmemperhatikan proporsi dan eksistensi penyeleng-garaan pemerintahan. Sehingga perlu penekananpada efisiensi belanja aparatur pada pelaksana-annya. Di samping itu perlunya efektifitas anggarandan prioritasisasi program dalam mendukungpembangunan daerah.
2.1 ARAH PEMBIAYAAN DAERAH
Sebagaimana ketentuan yang telah diatur padapenjelasan pasal 17 ayat (3) Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,dan pasal 83 ayat (2) Undang-Undang Nomor 33Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,disebutkan bahwa jumlah kumulatif defisit anggarantidak diperkenankan melebihi 3 % dari PDRB tahunbersangkutan.
Mengingat tingkat ketergantungan PemerintahKabupaten Pacitan terhadap Pemerintah Pusat darisisi anggaran masih cukup tinggi, maka perananpemerintah Kabupaten Pacitan untuk mencarisumber anggaran guna menunjang percepatanpembangunan amatlah dibutuhkan. Upayaterobosan yang mungkin dapat dilaksanakan adalahdengan penerbitan dan penjualan obligasi sertahutang. Namun dalam pelaksanaannya diperlukansuatu kajian yang komprehensif serta selektif dalamperwujudannya.
2.1.1 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN
Pendapatan DaerahPenerimaan pendapatan daerah kabupatenPacitan dar i tahun ke tahun secara umummengalami kenaikkan walaupun bersi fatf luktuat i f . Peningkatan pendapatan masihdidominasi oleh sumber-sumber pendapatanyang diperoleh dari dana perimbangan baik posbagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, DanaAlokasi Umum maupun Dana Alokasi Khusus.Penerimaan Pendapatan Daerah tahun 2001-1005 rata-rata meningkat 8,78 % setiap tahunnya,sedangkan Pendapatan Asl i Daerah (PAD)meningkat 13,18 %. Hal in i tampak padasebagaimana tersebut dalam tabel 5.1 berikutini :
123
H A N D O U T
Tabel 5.1Rekapitulasi APBD Kabupaten Pacitan
Tahun 2001 - 2006
No Urian
Realisasi
2001 2002 2003 2004 2005 2006
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
SISA LEBIH PERHIT.ANGGARAN TH. LALU
BAGIAN PENDAPATANASLI DAERAH
a. Pos Pajak Daerah
b. Pos Retribusi Daerah
c. Pos Bagian Laba BUMD
d. Lain-lain Pend Yg Syah
BAGIAN DANAPERIMBANGAN
a. Bagi Hasil Pajak
b. Bagi hasil Bukan Pajak
c. Dana Alokasi Umum
d. Dana Alokasi Khusus
e. Dana Darurat
f . Dana Perimbangan dr Propinsi
BAG. LAIN-LAIN PEND.DAERAH YG SYAH
a. Penerimaan dari Pem. Pusat
b. Penerimaan dari Propinsi
J U M L A H
A
B
C
3,609,739,846
8,089,121,342
1,255,913,323
2,588,489,672
17,709,345
4,227,009,002 205,619,317,106
7,067,159,683
1,190,403,423
197,361,754,000
-
-
-
9,434,523,834
5,586,643,238
3,847,880,596
226,752,702,128
28,549,162,202
11,635,503,811
2,181,700,324
3,289,149,249
233,979,424
5,930,674,814 211,065,576,536
8,886,954,406
1,571,653,380
198,358,043,750
-
2,248,925,000
-
10,412,279,673
2,970,750,000
7,441,529,673
261,662,522,222
25,814,078,600
12,335,930,512
2,736,240,879
3,370,017,167
272,489,898
5,957,182,568 226,415,742,878
13,552,051,447
1,029,445,802
204,940,000,000
6,894,245,629
-
-
24,057,483,769
16,414,550,000
7,642,933,769
288,623,235,759
21,766,560,618
11,659,734,778
2,964,459,020
4,229,303,990
273,347,464
4,192,624,304
239,583,497,541
16,780,774,064
646,412,113
211,332,000,000
10,824,311,364 - -
-
23,427,602,858
14,290,362,000
9,137,240,858
296,437,395,795
29,876,670,687.71
12,703,261,959.36
3,015,691,776.40
3,809,613,453.67
331,875,032.71
5,546,081,696.59
263,524,666,673 .00
17,191,044,290
639,953,269
222,922,000,000
11,320,000,000
-
11,451,669,114
10,695,000,000
10,695,000,000
-
316,799,599,320.07
-
11,843,022,862.00
2,992,400,000.00
3,790,247,830.00
336,875,032.00
4,723,500,000.00
389,939,723,003.00
13,175,683,483.00
764,768,000.00
338,655,000,000.00
28,430,000,000.00
-
8,914,271,600.00
2,749,000,000.00
2,749,000,000.00
-
404,531,745,864.00
Sumber : Bagian Keuangan*) Angka sementera sebelum Perhitungan Anggaran Tahun 2005**)Angka Penetapan APBD Tahun2006
Tabel 5.2Ratio PAD dibanding dengan APBD Kab. Pacitan
Tahun 2001 - 2005
TAHUN
2001200220032004
2005 * )JUMLAH
APBD
226,752,702,128.90 261,662,522,224.70 288,623,235,760.23 296,437,395,796.94 316,799,599,320.07 1,390,275,455,230.84
PAD
8,089,121,324.00 11,635,503,812.00 12,335,930,514.00 11,659,734,778.00 12,703,261,959.36 56,423,552,387.36
RatioKemandirianDaerah ( % )
3.574.454.273.934.014.06
Kenaikan PAD(%)
-43,846,02-5,488,95
13,33
124
H A N D O U TBerdasarkan tabel tersebut, prosentase kenaikanAPBD terjadi secara fluktuatif. Demikian pula halnyadengan prosentase kenaikan PAD, bahkan padatahun 2004 PAD justru mengalami penurunansebesar 5,4 % apabila dibandingkan dengan PADtahun 2003.
Salah satu ukuran untuk mengetahui kemampuanPemerintah Daerah dalam menjalankan fungsipelayanan masyarakat dapat dilihat dari kapasitaskeuangan daerah, yaitu perbandingan antaraPendapatan Daerahdengan APBD. Kenyataanmasih menunjukkan tingginya ketergantungandaerah terhadap anggaran yang berasal dari danaperimbangan. Rata-rata besarnya rasiosumbangan PAD terhadap APBD hanya sebesar4,06 %. Kondisi tersebut merupakan tantangansekaligus peluang yang perlu disikapi denganusaha keras, agar komposisi perimbangan antaraPAD dan pendapatan dari pusat mencapai titikkeseimbangan (equilibrium). Ratio PAD terhadapAPBD Kabupaten Pacitan tahun 2001 – 2005 dapatdilihat sebagaimana tersebut dalam tabel 5.2maupun grafik 5.1 di berikut ini :
Grafik 5.1Ratio PAD dibanding dengan APBD, Kab. Pacitan
Tahun 2001 – 2005
Keterangan:Pendapatan Asli DaerahAPBD
Sumber: Bappeda
Dengan mempertimbangkan angka pertumbuhanpendapatan tahun 2001-2005, maka proyeksipenerimaan Daerah pada Tahun 2006 sampaidengan 2011 diperkirakan terjadi pertumbuhan rata-rata sebesar 5,92% dengan distribusi sebagaimanaterlihat pada tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.3Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah
Tahun 2006 – 2011
Kenaikan
(%)
(4)
-
6,00
6,00
6,00
6,00
6,00
Proyeksi ( Rp )
(3)
404.531.745.945,00
428,803,650,701.00
454,531,069,743.00
481,803,781,927.00
510,712,008,842.00
541,354,729,372.00
Tahun
(2)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
Sumber : Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
Dengan asumsi kondisi makro dan mikro ekonomitidak mengalami perubahan serta stabilitas politiktetap terjaga, maka proyeksi pendapatan daerahtersebut masih cukup wajar. Hal ini nampaksebagaimana digambarkan pada grafik 5.2 berikut :
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah
Mengingat dalam penerimaan pendapatan daerahterdapat variable yang “uncontrollable” terutama pospenerimaan Dana Alokasi Umum dan Dana AlokasiKhusus, maka proyeksi tersebut masih memung-kinkan berubah. Kemungkinan terjadinya perubahantersebut berkaitan dengan perubahan kebijakan dariPemerintah Pusat tentang upah / gaji pegawaimaupun keserasian penggunaan antar wilayah.Oleh karena itu, peningkatan kinerja pendapatandaerah dari pos Pendapatan Asli Daerah harusditingkatkan dalam upaya mewujudkan kemandiriandaerah. Proyeksi PAD Kabupaten Pacitan dapatdigambarkan sebagaimana tersebut dalam tabel5.4 dan grafik 5.3 berikut :
Grafik 5.2Proyeksi Penerimaan Pendapatan Daerah
Tahun 2006 s/d 2011
125
H A N D O U T
Tabel 5.4Proyeksi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Tahun 2006-2011
Proyeksi ( Rp )
(3)
11,843,022,862.00
13,027,325,482.00
14,330,057,996.00
15,763,063,956.00
17,339,370,351.00
19,073,307,386.00
Tahun
(2)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah
Dengan memperhatikan kecenderungan kenaikanPAD tahun 2001 – 2005 serta mempertimbangkankeadaan dan upaya-upaya peningkatan pertum-buhan perekonomiam Kabupaten Pacitan untukmasa 5 (lima) tahun mendatang, maka dapatdiproyeksikan peningkatan PAD rata-rata sebesar10 % per-tahunnya.
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerahdiarahkan untuk menggali dan mengoptimalkansumber-sumber pendapatan daerah melalui upayaintensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah,optimalisasi asset dan kekayaan pemerintahdaerah termasuk mengembangkan sektor-sektorpotensial yamg selama ini belum optimal.Optimalisasi peningkatkan pendapatan daerahterhadap obyek yang betul–betul potensial dilakukandengan tidak memberatkan masyarakat serta tidakmerusak lingkungan.
Belanja Daerah
Peranan sektor pemerintah terhadap dinamikaekonomi daerah di Kabupaten Pacitan cukup tinggi,mengingat proporsi anggaran pemerintahmencapai 25% dari total PDRB. Sumbangan outputsektor pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomimencapai 20% sehingga alokasi pengeluaranpemerintah cukup signifikan mempengaruhiekonomi daerah. Rata-rata pertumbuhan belanjapemerintah Kabupaten Pacitan mencapai 11,5% pertahun sampai tahun 2005, sehingga intervensipemerintah daerah perlu lebih terfokus pada sektor-sektor yang menjadi lokomotif pertumbuhan daerah.
Dalam lima tahun terakhir 2001 - 2005, proporsianggaran belanja rutin terhadap total APBDmengalami peningkatan, dari 68% pada 2001menjadi 78% pada 2004, meskipun pada 2002sempat menurun menjadi 62%. Angka inidiperkirakan akan terus mengalami peningkatansehingga berada pada kisaran 75% pada 2006 dan2007, serta 76% pada 2008 hingga 2010. Demikianjuga terhadap total APBD, proporsi belanja rutinmencapai 60%, namun trend penurunannya relatifkecil yaitu berkisar pada angka 58% pada 2007hingga 2011.
Gambaran perbandingan antara belanja rutin danbelanja pembangunan kurun waktu 6 (enam) tahun,2001 – 2006 dilihat sebagaimana tersebut dalamgrafik 5.4 di bawah.
Grafik 5.3Proyeksi Pendapatan Asli Daerah Tahun
2006 s/d 2011
Grafik 5.4Perbandingan Belanja Rutin dan Belanja
Pembangunan Tahun 2001 - 2006
Belanja RutinBelanja Pembangunan
Sumber: Data diolah Bappeda
Keterangan:
126
H A N D O U TGambaran pengelolaan belanja daerahsebagaimana tersebut dalam tabel maupun grafikdiatas, menunjukkan bahwa anggaran belanja rutinyang sebagian besar digunakan untuk membiayaikegiatan aparatur masih mendominasi belanjapemerintah dibandingkan dengan anggaranpembangunan yang merupakan representasianggaran publik.
Adapun anggaran belanja daerah pada tahun 2006s/d 2011, dapat diproyeksikan akan mengalamipertumbuhan rata-rata sebesar 5,46 %. Hal iniditentukan dengan memperhatikan keadan kenaikan5 tahun sebelumnya dan mengasumsikan keadaan5 tahun mendatang.
Distribusi peningkatan pertumbuhan belanja tahun2006-2011 dapat dilihat pada tabel 5.6 dan grafik5.5 dibawah ini (APBD tahun 2006 telah ditetapkandan saat ini telah dan sedang dijalankan).
Tabel 5.6Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2006 – 2011
Proyeksi ( Rp )
(3)
402,531,745,945.00
424,670,991,971.98
448,027,896,530.43
472,669,430,839.61
498,666,249,535.79
526,092,893,260.25
Tahun
(2)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
Sumber: Data diolah Bappeda
Grafik 5.5Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2006 – 2011
Sumber: Data diolah Bappeda
Mencermati besarnya belanja yang harusdikeluarkan pada lima tahun mendatang diperlukanupaya secara serius untuk mengelola belanjadaerah sesuai dengan arah dan kebijakan yang telahditetapkan. Oleh karena itu, arah pengelolaanbelanja harus digunakan sebesar-besarnya untukkepentingan publik terutama masyarakat miskin dankurang beruntung, dikelola dengan hasil yangbaik dan biaya rendah (work better dan cost less)melalui pendekatan kinerja di setiap organisasiterkait, mendasarkan pada standar analisa biaya,standar harga, tolok ukur kinerja dan standarpelayanan minimal serta memperhatikan prinsipvalue for money. Identifikasi belanja pengeluaranakan dibedakan menurut belanja langsung danbelanja tidak langsung guna meningkatkan aspektransparansi. Kriteria tersebut bertitik tolak dariindikator kegiatan yang dilakukan. Proporsi belanjadaerah menurut fungsi dari tahun 2006 – 2011 daribelanja langsung maupun tidak langsung dapatdiproyeksikan seperti dalam tabel 5.7 di bawah ini.
Tabel 5.7PROPORSI BELANJA DAERAH MENURUT FUNGSI
TAHUN 2006 – 2011
Sumber data: APBD Kabupaten Pacitan Tahun2001- 2005, diolah
TAHUN
(2)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
LANGSUNG
(3)
38 %
41 %
42 %
43 %
44 %
45 %
TIDAK
LANGSUNG
(4)
62 %
59 %
58 %
57 %
56 %
55 %
Sedangkan proyeksi untuk proporsi pada setiaptahunnya secara jelas sebagaimana tersebut padalampiran 5.1.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24atahun 2005, aliran kas Kabupaten Pacitanmenunjukkan bahwa aktivitas operasional sangatdominan dibandingkan aktivitas investasi. Aliran kasuntuk investasi hanya mencapai Rp 20 milyar, atauhanya mencapai 7% terhadap aliran kas dariaktivitas operasional, yang mencapai Rp 263 milyar.Dibandingkan wilayah lain, angka ini relatif kecil,misalnya dengan Kabupaten Sleman yangmencapai 15%. Artinya, alokasi sumber daya masihterfokus untuk kegiatan operasional, belum adaupaya serius untuk melakukan ekspansi dalammeningkatkan kapasitas daerah. Gambaran alirankas sebagaimana tersebut table 5.8 berikut:
127
H A N D O U T
Tabel 5.8Laporan Aliran Kas Tri Wulan IV 2005
ALIRAN KAS DARIAKTIVITAS OPERASIAliran Kas MasukPendapatan Asli DaerahPendapatan dari DanaPerimbanganLain-lain pendapatan yang sahJumlah
Aliran Kas KeluarBelanja AdministrasiUmumBelanja Pegawai/PersonaliaBelanja Barang dan JasaBelanja Perjalanan DinasBelanja Pemeliharaan
Belanja Operasi danPemeliharaanBelanja Pegawai/PersonaliaBelanja Barang dan JasaBelanja Perjalanan DinasBelanja PemeliharaanBelanja Bagi Hasil danBantuan KeuanganBelanja Tidak TersangkaJumlahAliran Kas Bersih dariAktivitas Operasi
ALIRAN KAS DARIAKTIVITAS INVESTASIAliran Kas MasukPenjualan Investasi JangkaPanjangPenjualan Aktiva TetapJumlah
Aliran Kas KeluarBelanja ModalPembelian Investasi JangkaPanjangJumlahAliran Kas Bersih dari AktivitasInvestasi
ALIRAN KAS DARIAKTIVITAS PEMBIAYAANAliran Kas MasukSisa Lebih PerhitunganAnggaran Tahun laluTransfer Dari Dana CadanganPenerimaan Pinjaman danObligasiHasil Penjualan Aset DaerahYang DipisahkanJumlah
Aliran Kas KeluarTransfer ke Dana CadanganPenyertaan Modal
12.710.623.959263.517.304.673
10.695.000.000286.922.928.632
187.057.188.291169.098.640.102
10.119.647.1432.928.862.1504.910.038.896
42.592.456.2435.617.345.020
16.081.270.2342.850.908.440
18.042.932.54932.255.994.099
1.241.156.600263.146.795.233
23.776.133.396
000
20.285.073.478
20.285.073.478
(20.285.073.478)
27.102.069.339
27.102.069.339
716.458.569
Pembayaran Utang PokokYang Jatuh TempoJumlahAliran Kas Bersih dari AktivitasPembiayaan
Kenaikan (Penurunan)Bersih Kas Selama PeriodeSaldo Awal KasSaldo Akhir Kas
SILPA Sisa Lebih PerhitunganAnggaran Tahun Berjalan
716.458.569
26.385.610.769
2.774.601.34827.102.069.33929.876.670.687
29.876.670.687
Pembiayaan Daerah
Pengelolaan pendapatan daerah akan menekankanpada keserasian antara kebutuhan biaya danpendapatan. Prinsip bahwa nilai tambah penda-patan daerah akan digunakan sebesar-besarnyauntuk kesejahteraan rakyat merupakan upayamobilitas sumber daya lokal melalui peningkatanpendapatan daerah tidak akan menimbulkangangguan terhadap alokasi sumber daya, dengankonsekuensi adanya efisiensi biaya/belanja daerah.Adapun kebijakan yang ditetapkan dalampembiayaan daerah ini adalah :1. Pendapatan Daerah tahun 2006 - 2011
diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,92 %, sedangkan kebutuhanbelanja daerah akan mengalami pertumbuhanrata-rata sebesar 5,46 %. Kondisi inimenunjukkan bahwa perkiraan pendapatansedikit lebih besar dari perkiraan kebutuhanbelanja, sehingga dalam kurun waktu 5 tahunke depan APBD Kabupaten Pacitan diperkirakanakan mengalami surplus.
2. Surplus anggaran akan digunakan untukmembiayai kegiatan-kegiatan pembangunanlainnya. Namun nilai dari surplus ini belummemungkinkan dapat membiayai seluruh aspekbelanja pembangunan, sehingga perlu untukdilakukan upaya alternatif guna memenuhikebutuhan biaya pembangunan. Proyeksi APBDKabupaten Pacitan tahun 2006– 2011, dapatdilihat sebagaimana tersebut dalam grafik 5.6berikut:
Sumber : Diolah Bappeda
128
H A N D O U T
Grafik 5.6.Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pacitan
Proyeksi pendapatanProyeksi Belanja
Keterangan :
Grafik diatas menunjukkan bahwa mulai tahun 2001sampai dengan 2005 terjadi trend yang positip, yaituadanya surplus APBD. Sedangkan pada tahun 2006,sesuai dengan penetapan APBD pendapatan masihlebih besar dari belanja daerah, meskipun hanyaterjadi surplus kurang lebih 3 (tiga) Miliyar. Denganmempertahankan tingkat pertumbuhan pendapatan5,92 % dan belanja daerah 5,46 %, dapat diproyek-sikan keadaan surplus menjadi semakin signifikanuntuk lima tahun mendatang.
Dengan berlandaskan pada keadaan diatas, makabelanja daerah akan dioptimalkan pada prioritasprogram yang memihak kepentingan dan kebutuhanmasyarakat, disamping tetap menjaga eksistensipenyelenggaraan pemerintahan. Dalam pengguna-annya, belanja daerah harus tetap mengedepankan
efisiensi maupun efektivitas sesuai dengan prioritasuntuk memberikan dukungan pada strategipembangunan daerah.
Peningkatan peranan sektor pajak daerah dalammemberikan sumbangan ke PAD menimbulkankonsekuensi kebutuhan kebijakan ekstensifikasipajak melalui perluasan basis pajak tanpamenimbulkan distorsi bagi perkembangan ekonomilokal perlu dikembangkan. Demikian juga denganprogram intensifikasi perlu dilakukan melalui upayaterus-menerus dalam melakukan perbaikan kedalam dan senantiasa meningkatkan kesadaranwajib pajak.
Sumber: RPJMD Kabupaten Pacitan 2006-2011
129
H A N D O U T
PENGANTAR
Proyeksi keuangan dan belanja daerah merupakankelengkapan dokumen perencanaan daerah untukmelakukan analisis keuangan daerah. Proyeksi iniakan digunakan sebagai dasar penentuan kebijakankeuangan daerah yang tidak terlepas dari kebijakandesentralisasi dan otonomi daerah yang dilakukandengan menekankan pada prinsip money follow func-tion sebagai konsekuensi hubungan keuanganantara pemerintah pusat dengan pemerintahdaerah. Terbitnya Undang-undang Nomor 32 tahun2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai penggantiUndang-undang Nomor 22 tahun 1999 memberikanwarna baru landasan penyelenggaraan pemerin-tahan daerah. Pengelolaan keuangan daerahberdasarkan pada Undang-undang Nomor 32 tahun2004 tersebut bertumpu pada upaya peningkatanefisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansipengelolaan keuangan publik baik dari sisipendapatan maupun belanja.
KONSEP DASAR
Inti perubahan yang ingin dilakukan dalam arahkebijakan keuangan daerah antara lain mem-pertajam esensi pengelolaan keuangan daerahdalam sistem penyelenggaraan pemerintahandaerah yang menyangkut penjabaran terhadap hakdan kewajiban daerah dalam mengelola keuanganpublik, meliputi mekanisme penyusunan, pelak-sanaan dan penatausahaan, pengendalian danpengawasan, serta pertanggungjawaban keuangandaerah.
Dalam pengelolaan keuangan daerah dilandaskanpada peraturan perundang-undangan yang berlakuyaitu:1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;4. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara PemerintahPusat dan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2001tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; dan
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,Pertanggung jawaban dan PengawasanKeuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH
HERY PRATONO, Service Provider LGSP
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah danPenyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah.
Dalam rangka mendukung terwujudnya good gov-ernance, pengelolaan keuangan daerah Daerahdilakukan secara profesional, terbuka, dan bertang-gungjawab sesuai dengan perudang-undanganyang berlaku. Aturan pokok yang ditetapkan dalamUndang-undang Dasar tersebut dijabarkan kedalam asas-asas umum pengelolaan keuangandaerah yang meliputi:1. Asas tahunan;2. Asas universalitas;3. Asas kesatuan;4. Asas spesialitas;5. Akuntabilitas berorientasi pada hasil;6. Profesionalitas;7. Proporsionalitas;8. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan; dan9. Pemeriksaan keuangan yang bebas dan mandiri.
Pengelolaan Pendapatan DaerahPendapatan daerah dalam struktur APBD merupakanelemen penting bagi kemampuan pemerintahdaerah dalam melakukan kontrol terhadap alokasisumber daya. Pengembangan sistem pendapatandaerah dibutuhkan untuk menjamin stabilitaspendapatan daerah supaya pemerintah lokal mampumengembangkan administrasi dan keuanganlayanan publik yang lebih independen dan autono-mous.
Pengelolaan pendapatan daerah hendaknyamenekankan pada keserasian antara kebutuhanpengeluaran dan pendapatan. Prinsip bahwa nilaitambah pendapatan daerah akan digunakansebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyatmerupakan upaya mobilitas sumber daya lokalmelalui peningkatan pendapatan daerah tidak akanmenimbulkan gangguan terhadap alokasi sumberdaya.
Sampai akhir Maret 2006, Departemen DalamNegeri tengah memproses pembatalan 393 perdapajak dan retribusi yang menghambat ikliminvestasi. Sebagian besar perda ternyata masihmengedepankan kepentingan pemerintah daerah,di mana peningkatan Pendapatan Asli Daerahseringkali menjadi alasan utama penentuan pajakdan retribusi. Di lain pihak, visi daerah sering kalidilupakan dalam merumuskan peraturan daerahhanya yang berorientasi pada pendapatan aslidaerah.
130
H A N D O U T
Pengembangan metode kajian tentang kebijakandaerah dilakukan antara lain oleh KPPOD (KomitePemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah), OED(Operation Evaluation Department, World Bank),serta Deperindag dan PEG-USAID. Dalammelakukan kajian terhadap perda, KPPODmenggembangkan metode yang menggunakanpendekatan teknis hukum dan ekonomi, sementaraRIA berfokus pada pendekatan konsep intervensipemerintah untuk memberikan solusi dalammengatasi kegagalan mekanisme (pasar) yangtidak bisa dipecahkan oleh masyarakat sendiri. Dilain pihak, pendekatan OED lebih menekankansinergi tujuan antar berbagai stakeholder utamayang terlibat dalam pembangunan daerah, baikpemerintah pusat, pemerintah daerah, maupunlembaga pemerintah lain yang terkait.
Pengelolaan Belanja DaerahBelanja daerah diarahkan pada peningkatanproporsi daerah untuk memihak kepentingan dankebutuhan masyarakat lokal, disamping tetapmenjaga eksistensi penyelenggaraan pemerin-tahan. Dalam penggunaannya, belanja daerahharus tetap mengedepankan efisiensi maupunefektivitas sesuai dengan prioritas untuk membe-rikan dukungan pada strategi pembangunan daerah.
Garis besar isi Kebijakan Umm APBD merupakanrancangan prioritas kegiatan dan plafon anggaran
Tabel 1 Metode Kaji Ulang Perda Pendapatan Daerah
Pusdakota (2005)
sementara. Tahapan pertama dalam prosesrancangan tersebut adalah (1) menentukan skalaprioritas dalam urusan wajib dan urusan pilihan,seperti sektor yang menuntut standar pelayananminimal, (2) Penentuan urutan program untukmasing-masing urusan dilakukan, serta (3)penyusunan plafon anggaran sementara untukmasing-masing program.
Upaya mewujudkan anggaran berbasis kinerjasering kali masih menemui jalan buntu. Kinerjadalam melaksanakan TUPOKSI atau kegiatan rutinbagian atau seksi tidak terukur karena tidak adaindikator kinerja yang dihubungkan ke dalam biayatidak langsung. Misalnya, alokasi dana pendidikanminimal 20% dari APBD dipandang belummemenuhi karena dihitung berdasarkan alokasidana anggaran belanja pembangunan. Di lain pihak,eksekutif menggunakan alasan bahwa alokasi danauntuk pendidikan sudah dilakukan pada alokasianggaran belanja pegawai yang bekerja di sektorpendidikan. Di lain pihak, program pendidikan bisadimasukkan dalam program pelatihan yangmerupakan belanja pembangunan di sektor lainnyanon pendidikan.
Sebagian besar belanja anggaran merupakanbelanja tidak langsung (biasanya sekitar 65-85%)akan menyulitkan pengukuran keberhasilan suatuprogram. Metode yang biasa digunakan untuk
Eksternal
InternalPeraturan
Yuridis
KPPOD
Prinsip: konteks ekonomisecara luas (i.e. free trade,persaingan sehat,eksternalitas negatif,kewenangan pemerintah)
Substansi: keterkaitanantara tujuan dan isi, obyekdan subyek pungutan, hakdan kewajiban wajib pungut,standar pelayanan, filosofidan prinsip pungutan
Teknis yuridis: relevansiacuan sumber hukum,perundangan terbaru,kelengkapan teknis yuridisformal
OED
Relevansi Tujuan:konsistensi dengan strategipembangunan nasional,regional, kotaDampak sektoral: dayasaing, efisiensi, dankeberlanjutan
Efficacy: kejelasan tentangukuran keberhasilanEfficiency: hasil yang didapatdan sumber daya terpakaiSustainability: ketersediaansumber daya, dukunganmasyarakatPerformance PemerintahDaerah: strategi pemerintahdaerah untuk mencapai tujuandan mengelola sumberdayanya, termasuk kualitasimplementasi perda.
RIA
Identifikasi Masalah: ujidefinisi masalah, identitaswewenang hukum, susunanregulasiAlternatif regulasi: selfregulation, quasi regulation,explicit regulation
Tujuan Regulasi: solusimasalah yang adilManfaat dan Biaya: dari sisipelaku bisnis, konsumen, danpemerintahKepatuhan: penegakanperaturan daerah
131
H A N D O U T
melakukan analisis biaya tidaklangsung adalah activity-basedcosting. Namun metode inimasih belum banyak dikem-bangkan untuk sektor publik.Selama ini, metode ini masihdikembangkan untuk sektorswasta dalam menentukanharga suatu produk.
Untuk melihat kinerja keuangan daerah, derajatkemandirian daerah dapat diukur dari seberapa jauhpenerimaan yang berasal dari daerah mampumemenuhi kebutuhan daerah.
Pembiayaan DaerahBerdasarkan ketentuan pasal 17 ayat 3 UndangUndang Nomor 17 2003 tentang Keuangan Negaradan pasal 83 ayat 2 dalam Undang-Undang Nomor33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,jumlah kumulatif defisit anggaran tidak melebihi 3persen dari Produk Domestik Regional Bruto tahunbersangkutan.
Bagi perekonomian daerah yang berbasis sektorprimer seperti Daerah , peranan anggaranpemerintah sebagai motor penggerak ekonomidaerah menuntut kebijakan yang cenderungekspansif. Salah satu alternatif bagi pembiayaandaerah adalah hutang, yang diharapkan dapatmengatasi masalah keterbatasan dana segar,meningkatkan alternatif investasi daerah, maupunmeningkatkan mobilitas pendapatan lokal. Di lainpihak, risiko yang harus ditanggung berupalemahnya anggaran pemerintah (soft budget con-straint) akibat disiplin fiskal yang lemah, moral haz-ard, dan perilaku oportunis kelembagaanpemerintah daerah. Kondisi stabilitas ekonomimakro, baik berupa fluktuasi nilai tukar maupuntingkat suku bunga, merupakan faktor eksternal yangperlu dicermati dalam memilih alternatif sumberpembiayaan daerah dari hutang.
PROYEKSI KEUANGAN DAERAH
Ada dua konsep yang ingin disampaikan dalamproyeksi keuangan daerah. Untuk pendapatandaerah, proyeksi keuangan daerah bisa dilakukandengan menggunakan analisis statistik, karena
Pendapatan Asli DaerahTotal Pengeluaran Daerah
Pendapatan Asli DaerahPengeluaran rUTIN
1
2
pengaruh lingkungan ekonomiyang cukup besar terhadappenerimaan daerah. Di lain pihak,penyusunan anggaran penge-luaran daerah sebaiknya meng-gunakan basis aktivitas (activity-based costing) yang dibutuhkanuntuk mencapai prioritas pem-
bangunan daerah berdasarkan indikator kinerja yangterukur.
Pendekatan StatistikProyeksi keuangan bisa dilakukan denganmenggunakan trend atau model regresi. ProyeksiPDRB (Produk Domestik Regional Bruto) akandilakukan dengan menggunakan trend denganestimasi vektor autoregression, yaitu estimasidengan menggunakan basis data beberapa periodesebelumnya. Dalam kasus ini akan digunakan duabasis data periode tahun sebelumnya (-1) dan duatahun sebelumnya (-2), sehingga fungsipersamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
PDRB = f(PDRB(-1), PDRB(-2))
Hasil estimasi dengan menggunakan softwareeconometric views adalah sebagai berikut
PDRB = -0,609605 (PDRB (-1)) + 1,293098 (PDRB(-2))*
Hasil tersebut menunjukkan bahwa PDRB pada duatahun sebelumnya lebih berpengaruh dalammenentukan proyeksi keuangan (secara statistiksignifikan disimbolkan dengan *), sedangkankondisi satu tahun sebelumnya secara statistik tidakcukup berpengaruh. Kenaikan satu satuan PDRBpada tahun ini (misalnya dalam milyar rupiah) akanmenyebabkan kenaikan sebesar 1,29 satuan padadua tahun yang akan datang. Secara detailperhitungan bisa dilihat dari tabel dalam lampiran.Hasil estimasi akan digunakan sebagai penentuanasumsi dasar yang selanjutnya akan mempenga-ruhi besaran angka pendapatan dan belanja daerah.Misalnya pada 2004, PDRD sebesar 100 milyar dan2005 sebesar 105 milyar. Maka pada tahun 2006PDRB diperkirakan sebesar 129 yang berasal dariPDRB tahun 2004 dikalikan koefisien estimasi(100x1,29).
Tabel 2. Proyeksi PDRB
* = hasil estimasi
2004100
2005105
2006*129
100x1,29
2007*135.45
105x1,29
2008*166.41
135,45x1,29
2009*174.7305
166,41x1,29
2010*214.6689
174,73x1,29
132
H A N D O U TPenggunaan regresi digunakan dalam melakukan proyeksi suatu variabel yang akan ditentukan olehkeberadaan variabel lain. Misalnya dalam penilaian BHPBP (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak) akanmenggunakan variabel PDRB dan tingkat kepadatan penduduk (density) sebagai variabel yangmempengaruhi. Hasil estimasi menunjukkan persamaan sebagai berikut:
BHPTB = -0,971310* +0,000590(Density)* + 0,0007(PDRB)*
Dalam menentukan proyeksi BHPTB, semua variabel penentu dalam model signifikan secara statistikmempengaruhi BHPTB. (Pengujian secara statistik bisa dilihat pada bagian lampiran).
Tabel 3. Proyeksi BHPTB
* = asumsi, ** = perkiraan
Pendekatan Medium Term Expenditure FrameworkMTEF merupakan mekanisme untuk menentukanskala prioritas dan memastikan alokasi dana untukmencapai target dari skala prioritas tersebut. MTEFterdiri dari proyeksi (1) top-down terhadapketersediaan sumber daya agregat untukmenentukan pengeluaran publik denganmempertimbangkan kondisi stabilitas ekonomimakro, (2) proyeksi biaya yang dibutuhkan dalammelakukan suatu kebijakan dan bersifat bottom-up,serta (3) kerangka kerja untuk melakukanrekonsiliasi antara biaya dan ketersediaan sumberdaya. Disebut medium term karena perencanaanini menggunakan data yang berbasis prospektif,misalnya untuk satu tahun ke depan (n+1) maupuntahun-tahun berikutnya (n+2) dan (n+3).
Pada tingkat politik, keputusan untuk melakukanpeningkatan jasa layanan publik dan transformasidalam proyeksi yang realistis didasarkankemampuan pembiayaan anggaran daerah. Sistemini menuntut keterlibatan pengambil kebijakan,perencanaan, dan penganggaran sejak awal dalamsiklus penganggaran. Pengambilan keputusandalam menentukan anggaran ini sangat ditentukanoleh integritas dan kualitas informasi data. Dengandemikian, tujuan utama MTEF adalah memperkuatpengambilan keputusan politis dalam prosesanggaran.
Pos pengeluaran biasanya stabil mengalamipeningkatan sedangkan pos penerimaan adakalanya mengalami fluktuasi seperti terlihat pada
kasus di Pacitan (gambar 1). Dalam gambar 1terlihat kecenderungan penurunan penerimaandaerah sementara pengeluaran masih tetapmeningkat. Trend yang dilakukan denganmenggunakan excel hanya mungkin bisa dilakukanapabila estimasi dengan autoregresi (-4) benar-benar signifikan. Namun demikian, kondisipenerimaan daerah sangat ditentukan oleh kondisilingkungan ekonomi. Ada kemungkinan daya belimasyarakat pada 2005 akibat kenaikan BBM (inflasi)mengalami penurunan sehingga terjadi penurunanpendapatan daerah. Misalnya terjadinya inflasi yangdicerminkan oleh kenaikan ihk (indeks hargakonsumen) akan diikuti oleh penurunan pendapatanasli daerah (PAD) sebesar 1,000085 juta rupiah.
PAD = -1,000085 (IHK)*
Kondisi ini cukup rawan bagi Kabupaten Pacitanuntuk terjebak dalam kebangkrutan. Berdasarkanketentuan pasal 17 ayat 3 Undang Undang Nomor17 2003 tentang Keuangan Negara dan pasal 83ayat 2 dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004tentang Perimbangan Keuangan antara PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah, jumlah kumulatifdefisit anggaran tidak melebihi 3 persen dari ProdukDomestik Regional Bruto tahun bersangkutan.Fenomena defisit yang mengakibatkan bangkrutnyasuatu daerah pernah dialami oleh Rio de Janeiropada 1988, Cleveland pada 1978. Bahkan kota besarsekaliber New York pun pernah mengalamikebangkrutan pada 1975.
200520062007
Pdrb*100010101015
Density*100120125
BHPTB**-0.211
-0.1922-0.18575
Persamaan=-0.97+(0.00059*1000)+(0.0007*100)=-0.97+(0.00059*1010)+(0.0007*120)=-0.97+(0.00059*1015)+(0.0007*125)
133
H A N D O U T
Gambar 1. Realisasi dan Perkiraan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pacitan
Masalah ini juga pernah dialami oleh Uganda pada 1996, namun negara tersebut terlepas dari bencanakebangkrutan setelah menerapkan MTEF. Upaya melakukan rekonsiliasi penerimaan yang merosot dilakukandengan melakukan pemotongan sejumlah pos pengeluaran yang tidak efisien. Saat itu defisit mencapai8,9% terhadap PDRB, sehingga untuk menghidari penurunan kualitas layanan publik, Pemerintah Ugandamemilih mencari pinjaman lunak (grant). Defisit anggaran pemerintah diperkirakan akan mencapai 2,5%setelah pemerintah memanfaatkan grant.1 Dalam beberapa kasus seperti Uganda pada 1992 dan Korea,MTEF dilakukan oleh suatu negara pada saat mengalami krisis fiskal serta mendukung pertumbuhan danstabilitas ekonomi. Hal ini dilakukan karena MTEF memungkinkan kerjasama antar dinas dan perencanaandilakukan dalam periode yang lebih panjang sehingga pendekatan holistik menjadi sangat mungkindilakukan.
1 Untuk diskusi lebih lanjut tentang Uganda baca Bevan (2001) The Budget and Medium-Term Expenditure Framework inUganda, African Region Working Paper Series No 24 atau www.worldbank.org/afr/wps/index.htm
134
H A N D O U TTabel 4: Proses pendukung utama MTEF
Pembiayaan DaerahBerdasarkan arah pembiayaan daerah yang memungkinkan pembiayaan daerah dari pajak, analisiskebutuhan hutang daerah merupakan proyeksi kebutuhan pemerintah daerah untuk melakukan investasidengan dasar arus penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah untuk menentukan kemampuanmembayar. Berdasarkan konsep perhitungan DSCR (Debt Service Coverage Ratio) yaitu kemampuanmaksimal pemerintah lokal dalam mengelola sumber pembiayaan dari hutang, jumlah pembiayaan hutangper tahun (berupa pembayaran pokok hutang, bunga pinjaman, dan biaya lainnya) sebaiknya kurang dari2,5 (PAD+ Bagian Daerah+Belanja Wajib).
Tabel , kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar angsuran tahunan sebesar Rp 89 milyar pada2005, dan terus meningkat menjadi Rp 127 milyar pada 2011. Besar hutang yang dimungkinkan maksimalkurang dari 75% APBD.
Tabel 5. Potensi Pembiayaan Daerah
Proses Utama
Penentuan sumber daya agregat
Formulasi dan rencana pengeluaransektoral
Rekonsiliasi sumber daya yangtersedia dengan rencana pengeluaransektoral
Menentukan alokasi sektoral jangkamenengah
Mengumumkan batas pengeluaransektoral untuk satu tahun dalam MTEF
Memastikan bahwa pelaksanaanpenganggaran sejalan dengan keinginananggaran
Memastikan bahwa hasil yangdiinginkan tercapai
Proses Pendukung
Analisis kondisi makroekonomi, proyeksikeuangan daerah, dan definisi kebijakanfiskal yang berkelanjutan
Dinas melakukan formulasi pengeluaranprogram sektoral
Dewan dan stakeholders melakukanrekonsiliasi antara keterbatasan sumberdaya dengan kebutuhan pengeluaran
Berdasarkan data yang relevan,pengambil keputusan mengalokasikansumber daya ke sektor-sektor
Formulasi anggaran tahunan
Akuntansi, pelaporan, dan pengendaliananggaran digunakan dalam pelaksanaananggaran tahunan
Insentif bagi staff yang mempunyaikinerja bagus. Ex post audit dan evaluasi
Tujuan
Membuat proyeksi yang realistis darikeberadaan sumber daya dalam jangkamenengah yang akan dialokasikan untukprogram pengeluaran
Untuk menunjukkan tujuan sektoral,program, dan aktivitas termasuk sumberdaya yang diperlukan
Untuk menentukan kesepakatan dalamprogram pengeluaran jangka menengah
Untuk mengkomunikasikan ke dinas-dinastentang kebijakan pengeluaran sektoraldengan keterbatasan sumber daya agregat
Untuk memastikan bahwa anggaran yangdipersiapkan merefleksikan kesepakatanprogram pengeluaran sektoral
Untuk mencegah penyimpangan yangberlebihan
Untuk mengkaitkan kepentingan staffpemda dan para politisi dengan keinginanpublik
Pendapatan Daerah1. Bagi Hasil Pajak2. Bagi Hasil Bukan Pajak3. PAD
BelanjaBelanja PegawaiBelanja BarangBelanja PemeliharaanBelanja Perjln DinasBelanja Lain-lain
(PAD+BD+DAU)DSCR Maksimal
Kemampuan MengangsurMaksimal Hutang
2006
452.57918.215
-434.364
228.785192.316
13.2645.4193.531
14.255
223.7942,5
89.518
2007
491.84820.298
-471.550
248.949207.84514.756
6.2494.006
16.092
242.9002,5
97.160256.222
2008
531.11822.382
-508.737
269.113223.37516.249
7.0794.482
17.929
262.0062,5
104.802269.506
2009
570.38824.465
-545.923
289.277238.90417.742
7.9084.957
19.765
281.1112,5
112.444282.790
2010
609.04526.548
-582.497
308.828254.43419.235
8.7385.432
20.990
300.2172,5
120.087282.977
2011
648.00928.632
-619.377
328.686269.964
20.7279.5675.907
22.521
319.3232,5
127.729308.153
135
H A N D O U T
Penutup
Penguatan keterkaitan antara prioritas pembangunan daerah dengan perencanaan pengeluaran merupakantahapan menuju visi pembangunan daerah. Informasi tentang bagaimana dana masyarakat dialokasikanyang mencerminkan transparansi dan akuntabilitas menuntut political will pemerintah. Sering kali, pemerintahlupa akan mandat yang diberikan rakyat sehingga proses politik terjebak pada perebutan kekuasaan yangjustru mempunyai potensi menimbulkan bencana kebangkrutan. Konsep penganggaran kinerja yangmemungkinkan prinsip anggaran defisit dengan melibatkan pendekatan partisipasif masih berhadapandengan penyakit lama yaitu ego sektoral serta keterisolasian antara perencanaan dan panganggaran.
Arah kebijakan umum APBD merupakan instrumen strategis untuk menjembatani kebijakan jangka menengahdengan perencanaan program dan penganggaran tahunan. Penjabaran program dan kegiatan bredasarkanbidang kewenangan dilihat sebagai suatu formula yang konsisten terhadap seluruh tahapan mulaiperencanaan sampai dokumen APBD.
Lampiran
Dependent Variable: PADMethod: Least SquaresDate: 04/01/06 Time: 11:42Sample: 1 336Included observations: 336
VariableC
IHK
R-squaredAdjusted R-squaredS.E. of regressionSum squared residLog likelihoodDurbin-Watson stat
Coefficient-0.725838
-1.000085
0.999972 0.999972 11.63600 45222.42-1300.339 2.007487
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Std. Error 0.708497 0.000290
t-Statistic-1.024476
-3443.026
Prob. 0.3064 0.0000
1082.613 2188.909 7.752019 7.774740 11854426 0.000000
F-statisticObs*R-squared
0.004516 0.009140
Probability Probability
0.995494 0.995440
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Ramsey RESET Test:
F-statisticLog likelihood ratio
0.060129 0.121684
Probability Probability
0.941654 0.940972
White Heteroskedasticity Test:
F-statisticObs*R-squared
0.086985 0.175445
Probability Probability
0.916712 0.916015
136
H A N D O U T
Estimasi dengan Vektor Autoregression
Dependent Variable: POVGAPMethod: Least SquaresDate: 04/01/06 Time: 11:59Sample: 1 336Included observations: 336
VariableC
BPEGAWAIAREA
R-squaredAdjusted R-squaredS.E. of regressionSum squared residLog likelihoodDurbin-Watson stat
Coefficient 585.8161-0.004695-0.002557
0.024238 0.018377 469.4168
73377267-2542.158 0.788990
Std. Error 50.32133 0.003521 0.001043
t-Statistic 11.64151-1.333477-2.452358
Prob. 0.0000 0.1833 0.0147
500.2768 473.7905 15.14975 15.18383 4.135794 0.016819
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Dependent Variable: NPOOR000Method: Least SquaresDate: 04/01/06 Time: 12:01Sample: 1 336Included observations: 336
VariableC
BPEGAWAIPOVGAP
R-squaredAdjusted R-squaredS.E. of regressionSum squared residLog likelihoodDurbin-Watson stat
Coefficient-10006.20 1.612234 9.430947
0.626641 0.624399 9480.549 2.99E+10-3552.008 1.605469
Std. Error 1176.100 0.071185 1.096897
t-Statistic-8.507943 22.64860 8.597839
Prob. 0.0000 0.0000 0.0000
14167.32 15469.28 21.16076 21.19484 279.4516 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Date: 04/01/06 Time: 12:50Sample(adjusted): 2002 2004Included observations: 3 after adjusting endpointsStandard errors & t-statistics in parentheses
PDRB
-0.609605 (0.86358)(-0.70591)
1.293098 (0.74086) (1.74540)
0.362302-0.275397 4.45E+15
66708460-56.65642-55.32309-55.92402 78167742 59068818
PDRB(-1)
PDRB(-2)
R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent
137
H A N D O U T
TOTBELJ
-0.005577 (0.00643)(-0.86718)
1.142034 (0.00976) (116.995)
0.999889 0.999779 5.30E+14 23018628-53.46434-52.13101-52.73193 9.07E+08 1.55E+09
TOTBELJ(-1)
TOTBELJ(-2)
R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent
Date: 04/01/06 Time: 13:07Sample(adjusted): 2003 2005Included observations: 3 after adjusting endpointsStandard errors & t-statistics in parentheses
Date: 04/01/06 Time: 13:08Sample(adjusted): 2003 2005Included observations: 3 after adjusting endpointsStandard errors & t-statistics in parentheses
TOTPEND
2.218271 (0.21341) (10.3946)
-1.298909 (0.23176)(-5.60450)
0.680068 0.360136 2.49E+15 49877645-55.78415-54.45081-55.05174 2.90E+09 62353684
TOTPEND(-1)
TOTPEND(-2)
R-squared Adj. R-squared Sum sq. resids S.E. equation Log likelihood Akaike AIC Schwarz SC Mean dependent S.D. dependent
Dependent Variable: BHPBPMethod: Least SquaresDate: 04/01/06 Time: 23:45Sample: 1 336Included observations: 336
VariableC
DENSITYPDRBTOTAL
R-squaredAdjusted R-squaredS.E. of regressionSum squared residLog likelihoodDurbin-Watson stat
Coefficient-0.9713100.0005900.000700
0.5116790.5087462.8802592762.532
-830.70441.690620
Std. Error0.1974228.81E-054.93E-05
t-Statistic-4.9199726.69428314.21424
Prob.0.00000.00000.0000
1.2594824.1094004.9625264.996607174.46390.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
138
H A N D O U T
Instrumen Hukum Perencanaan danPenganggaran Daerah
A. Undang-Undang (UU)o UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara terutama pasal 17 – 20.o UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasionalterutama pasal 21 – 27.
o UU No. 32 tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah terutama pasal 150 – 154 dan pasal179 – 199.
o UU No. 33 tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintah Pemerintah Daerah terutamapasal 66 – 86.
o UU No 01 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara
o UU No 24/1992 tentang Penataan Ruango RUU tentang RPJP Nasional
ORIENTASI KERANGKA REGULASI PERENCANAAN DANPENGANGGARAN DAERAH
B. Peraturan Pemerintah (PP)o PP-37/2005 tentang Kedudukan Keuangan
DPRD sebagai pengganti PP-24/2004o PP-55/2005 tentang Dana Perimbangano PP -58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daeraho PP-65/2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan SPMo PP-72/2005 tentang Desao PP-73/2005 tentang Kelurahano PP-79/2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintahan di Daerah
o RPP yang merupakan turunan dari UU No 32/2004, turunan UU No 33/2004, dan turunanUU 25/2004
o PP yang terkait dengan penyusunan RKP/RKPD dan Penyusunan RKA-KL/RKA-SKPD
Sumber: HandBook 2006, Bappenas
139
H A N D O U T
C. Peraturan Presiden (PERPRES)
o PERPRES No 7/2005 tentang RPJM Nasional Tahun 2004-2009o PERPRES tentang RKP beserta lampirannya dan PERPRES tentang DAU Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang dikeluarkan setiap tahun.
D. Komitmen dan Konvensi Internasionalo Prinsip-prinsip Good Governanceo Millenium Development Goals
Diagram IKeterkaitan Antara Undang-undang yang Berkaitan Dengan
Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Secara substansi, dokumen bersifat hierarkis yaitu dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi
rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek.
Dokumen
RPJP Daerah(jangka waktu 20tahun)
RPJM Daerah(jangka waktu 5tahun)
Tabel 1Dokumen Perencanaan Menurut UU 25/2004 dan UU 32/2004
Isi
· visi,· misi, dan· arah pembangunan
daerah (UU No. 25/2004 pasal 5 ayat2)(UU No. 32/2004pasal 150 ayat 2)
· arah kebijakankeuangan daerah,
· strategi pembangunandaerah,
· kebijakan umum, dan ·program satuan kerjaperangkat daerah,lintas satuan kerjaperangkat daerah, danprogram kewilayahan
· disertai dengan
Rujukan
· Mengacu pada RPJPNasional
· penjabaran dari visi,misi, dan programKepala Daerah
· berpedoman padaRPJP Daerah
· memperhatikan RPJMNasional,
Ditetapkan Oleh
RPJP Daerah ditetapkandengan Peraturan Daerah(UU No. 25/2004 pasal 13ayat 3)(UU No. 32/2004pasal pasal 150 ayat 3butir e)
Peraturan Kepala Daerah(paling lambat setelah 3bulan dilantik)(UU No. 25/2004 pasal 19 ayat3)RPJM Daerahditetapkan denganPeraturan Daerah (UUNo. 32/2004 pasal 150ayat 3 butir e)
140
H A N D O U T
Dokumen Isi Rujukan Ditetapkan Oleh
rencana-rencana kerjadalam kerangka regulasidan kerangkapendanaan yangbersifat indikatif(UU No.25/2004 pasal 5 ayat2)(UU No. 32/2004 pasal150 ayat 3 butir b)
· visi,· misi,· tujuan,· strategi,· kebijakan,· program, dan· kegiatan
pembangunan(UU No.25/2004 Pasal 7 ayat1)(UU No. 32/2004 Pasal151ayat 1)
· memuat rancangankerangka ekonomidaerah,
·· prioritas pembangunandaerah,
· rencana kerja danpendanaannya, baikyang dilaksanakanlangsung olehpemerintah maupunyang ditempuh denganmendorong partisipasimasyarakat.(UU No. 25/2004 pasal 5 ayat 3)(UUNo. 32/2004 pasal 150ayat d)
· Kebijakan (KerangkaRegulasi),
· program (KerangkaKegiatan), dan
· kegiatan pembangunanbaik yang dilaksanakanlangsung olehpemerintah daerahmaupun yang ditempuhdengan mendorongpartisipasimasyarakat(UU No. 25/2004 pasal 7 ayat2)(pasal 151 ayat 2)
· Diatur dengan PP 39/2006
· disusun sesuai dengantugas dan fungsi satuankerja perangkat daerah
· berpedoman kepadaRPJM Daerah
· Penjabaran RPJMDaerah
· Mengacu RKP
· Berpedoman padaRenstra SKPD
· Mengacu padaRancangan Awal RKPD(pasal 21, UU-25/2004)
Diatur dengan PP 39/2006
Renstra-SKPD ditetapkandengan peraturanpimpinan satuan kerjaperangkat daerah setelahdisesuaikan dengan RPJMDaerah (UU No. 25/2004pasal 19 ayat 4)
Peraturan Kepala Daerah(UU No. 25/2004 pasal 26ayat 2)
Tidak diatur
Diatur dengan PP 39/2006
Renstra-SKPD(jangka waktu 5tahun)
RKPD (RencanaKerja PemerintahDaerah) (jangkawaktu 1 tahun)
Renja-SKPD (jangkawaktu 1 tahun)
Pengendalian danEvaluasiPelaksanaanRencana
141
H A N D O U T
Tabel 2Dokumen Penganggaran Menurut Peraturan Perundangan
Dokumen
Kebijakan UmumAPBD
Prioritas danplafon anggaransementara (PPAS)
RKA-SKPD
APBD
Isi
Kebijakan bidangpendapatan, belanja, danpembiayaan serta asumsiyang mendasari untukperiode 1 thn
• Skala prioritas dalamurusan wajib danurusan pilihan;
• urutan program dalamsetiap urusan dan
• plafon anggaransementara masing-masing program
• Rencana pendapatan,belanja masing-masingprogram dan kegiatanmenurut fungsi untuktahun yangdirencanakan
• Dirinci sampai denganrincial objekpendapatan, belanjadan pembiayaan sertaprakiraan maju untuktahun berikutnya
• Anggaran pendapatan,anggaran belanja danpembiayaan (psl-16UU-17)
• APBD yang disetujuioleh DPRD terincisampai dengan unitorganisasi, fungsi,program, kegiatan, danjenis belanja (UU-17/2003, pasal 20 ayat 5).
Rujukan
• RKPD (psl 18 UU-17)• PP-58/2005 pasal 34
• Kebijakan Umum APBD(UU-33 psl 71 & UU-17psl 18)
• PP-58/2005 pasal 35
• KU-APBD• Prioritas dan Plafon
(UU-33 psl 72)• Pedoman penyusunan
RKA-SKPD dari KepDa(PP-58/2005 psl 35)
• Pasal 40 PP58/2005
• RKPD (UU17 psl-17 &UU25 psl 25 )
• Kompilasi RKA-SKPDyang telahdikonsultasikan denganDPRD
Ditetapkan Oleh
Nota KesepakatanPemda-DPRD
Kesepakatan Pemerintah-DPRD
Tidak diatur
Peraturan Daerah
Sumber: Bahan Sosialisasi UU SPPN Bappenas tahun 2004
142
H A N D O U T
Proses dan Kelembagaan dalamPerencanaan dan Penganggaran Daerah
Berdasarkan UU No. 25/2004 dan UU No. 32/2004,proses penyusunan dokumen perencanaan, baikuntuk Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD),Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD),maupun untuk Rencana Kerja Pemerintah/RencanaKerja Pemerintah Daerah adalah sama yaitu:1. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan
Dokumen Rencana (RPKPD/RPJMD/RKPD).2. Rancangan Dokumen Rencana menjadi bahan
utama bagi Musrenbang.3. Kepala Bappeda menyelenggarakan
Musrenbang.4. Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir
RPJP Daerah berdasarkan hasil Musrenbang.1
Sedangkan Renstra-SKPD disusun oleh KepalaSatuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengantugas pokok dan fungsinya dengan berpedomanpada rancangan awal RPJM Daerah, demikian jugaRenja-SKPD disusun oleh Kepala Satuan KerjaPerangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok danfungsinya dengan mengacu kepada rancanganawal RKPD dan berpedoman pada Renstra-SKPD.
Dari proses tersebut maka ada dua kegiatanpenting yang akan menentukan kualitas dokumenperencanaan yaitu: kegiatan menyusun rancanganawal dokumen rencana dan kegiatan MusyawarahRencana Pembangunan (Musrenbang). Kegiatanpertama adalah proses teknokratis, sedangkankegiatan kedua adalah proses partisipatif.2
Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas bersamaDPRD dengan Pemerintah Daerah dalam rangkapenyusunan prakiraan Perubahan atas APBDtahun anggaran yang bersangkutan, apabilaterjadi:1. perkembangan yang tidak sesuai dengan
asumsi kebijakan umum APBD;2. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan
pergeseran anggaran antar unit organisasi,antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
3. keadaan yang menyebabkan saldo anggaranlebih tahun sebelumnya harus digunakan untukpembiayaan anggaran yang berjalan;
Beberapa Isu penting dan Konsekuensi dariInstrumen Hukum Perencanaan dan Pengang-garan Daerah:
1) Bappeda merupakan satu-satunya SKPD yangmengkoordinasikan proses perencanaan didaerah. Sebagai konsekwensinya, Bappedasatu-satunya lembaga yang bertanggungjawab dalam melaksanakan siklusperencanaan dan kualitas isi dokumenperencanaan daerah.
2) Untuk perencanaan tahunan, hanya ada satudokumen perencanaan di daerah yaituRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).RKPD merupakan penjabaran RPJM Daerahtahun yang direncanakan dan Rencana KerjaSatuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
3) Karena APBD adalah cerminan dari kebijakanalokasi sumber daya publik, maka dokumenAPBD dituangkan dalam bentuk peraturandaerah. Untuk itu, berdasarkan UU No. 17/2003,DPRD harus mulai terlibat dalam pembahasananggaran mulai dari proses Musrenbang(kecamatan atau di wilayah pemilihan),penetapan Kebijakan Umum APBD, penetapanprioritas dan plafon APBD.
4) Merujuk pada UU No. 17/2003 pasal 19, dapatdisimpulkan bahwa posisi SKPD dan DPRDdalam proses anggaran sangat kuat.Berdasarkan Kebijakan Umum, Prioritas danPlafon APBD, SKPD dapat langsung menyusunRKA-SKPD. RKA-SKPD langsungdikonsultasikan dengan DPRD sebagaibagian dari pembahasan awal RAPBD.Kegiatan ini merupakan reformasi yang sangatpenting, karena dengan proses ini makadimungkinkan adanya kesamaan pandanganmengenai alokasi dan besaran anggaranantara pengguna anggaran (SKPD) danpengawas anggaran (DPRD), namun ternyatadalam PP-58/2005 prosesnya terjadiperubahan3.
5) Dalam proses penyusunan anggaran, PejabatPengelola Keuangan Daerah (PPKD)menyusun rancangan peraturan daerahtentang APBD berikut dokumen pendukungberdasarkan RKA-SKPD yang telah ditelaahTim Anggaran Pemerintah Daerah.
6) Meskipun secara teoritis dokumen MTEF bisaberjangka waktu dua sampai tiga tahun, UUNo. 17/2003 secara tegas menetapkan bahwadokumen MTEF dibuat oleh SKPD untukjangka waktu dua tahun. Meskipun hanya untukjangka waktu dua tahun, tetapi dokumen inisangat berguna bagi Bappeda untuk dijadikanbahan dalam menyusun rancangan awalRKPD.
1 Berdasarkan UU No. 25/2004 proses penyusunan RPJPD diatur dalam pasal 10 – 12, proses penyusunan RPJMD diatur dalam pasal 14 – 18, dan prosespenyusunan RKPD diatur dalam pasal 20 – 25. Sedangkan dalam UU No. 32/2004 diatur dalam pasal 150 – 154.
2 Pemilahan proses perencanaan yang teknokratis dan partisipatif dapat dilihat dalam penjelasan UU No. 25/2004.3 Pengaturan mengenai proses penyusunan RKA-SKPD menurut UU 17/2003 berbeda dengan UU 32/2004. UU No. 32/2004 tidak mengharuskan SKPD untuk
berkonsultasi dengan DPRD pada saat menyusun dokumen RKA-SKPD, berbeda juga dengan yang diatur melalui PP 58/2005, dimana RKA-SKPD yangtelah disusun oleh Kepala SKPD disampaikan kepada PPKD untuk selanjutnya dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
143
H A N D O U T
7) Proses pembahasan RAPBD sejakpenyampaian nota RAPBD oleh Kepala daerahke DPRD menjadi pendek. Ini konsekwensidari keterlibatan DPRD dalam proses-prosespembahasan awal RAPBD yang meliputipenetapan KU-APBD, penetapan Prioritas danPlafon Anggaran Sementara dan prosesMusrenbang mulai dari tingkat Kecamatan.
Peran Masyarakat
Sesuai amanat UU No. 25/2004, perencanaanpembangunan harus melalui pelibatan penyelenggara negara dan masyarakat. Dengan demikian,ruang partisipasi seluruh pelaku pembangunandijamin dan terbuka luas.
Ada tiga asas penting yang membuka partisipasimasyarakat dalam undang-undang tersebut yaitu:1. Asas “kepentingan umum” yaitu asas yang
mendahulukan kesejahteraan umum dengancara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;
2. Asas “keterbukaan” yaitu asas yang membukadiri terhadap hak masyarakat untuk memperolehinformasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatiftentang penyelenggaraan negara dengan tetapmemperhatikan perlindungan atas hak asasipribadi, golongan, dan rahasia Negara
3. Asas “akuntabilitas” yaitu asas yang menentukanbahwa setiap kegiatan dan hasil akhir darikegiatan Penyelenggara Negara harus dapatdipertanggungjawabkan kepada masyarakatatau rakyat sebagai pemegang kedaulatantertinggi negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
UU No. 25/2004 juga menetapkan “mengoptimalkan partisipasi masyarakat” sebagai salah satutujuan SPPN (pasal 2 ayat 4 huruf d).
Partisipasi masyarakat berguna untuk:1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat2. Menciptakan rasa memiliki pemerintahan3. Menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan
kepentingan umum
4. Mendapatkan aspirasi masyarakat dan5. Sebagai wahana untuk agregasi kepentingan
dan mobilisasi dana
Sebagai konsekwensi dari sistem perencanaandan penganggaran daerah yang ditetapkan oleh UUNo. 17/2003 dan UU No. 25/2004 maka monitoringdan evaluasi pelaksanaan rencana dan anggaranada di Bappeda dan SKPD. Yang penting harusdikembangkan adalah, hendaknya monitoring danevaluasi tidak hanya sebatas pengisian dokumenLAKIP (Laporan Akuntabilitas Kegiatan InstansiPemerintah), melainkan juga harus dikembangkanmetode monitoring dan evaluasi yang berorientasipada kinerja yang dinilai oleh pengguna. Untuk itupemerintah perlu melakukan survey kepuasanmasyarakat terhadap program-program yangdilaksanakan. Selanjutnya hasil monitoring danevaluasi –yang menyerap aspirasi masyarakat-dapat dijadikan input bagi proses penyusunanRKPD, AKU, Proses Musbangdes, UDKP, forum-forum sektoral, dan RKA-SKPD.
144
H A N D O U T
Pengantar
Pada tahun 2000, awal pergantian zaman dari abad20 ke abad 21 yang disebut era milenium, sebanyak189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) termasuk Indonesia mengikuti Sidang MajelisUmum PBB. Pertemuan bertujuan mendiskusikanberbagai permasalahan yang terkait erat denganpeningkatan kesejahteraan dan kelangsunganhidup bangsa, serta penegakan hak asasi dankerjasama internasional untuk memajukan bangsadengan target dan indikator yang jelas. Pertemuanini berhasil mengadopsi Deklarasi Mileenium, yangberisi komitmen untuk menjawab berbagaitantangan di era milenium, menetapkan langkahkonkrit melalui tujuan, itarget dan indikator yangditetapkan dari tahun 1990 sampai tahun 2015. Tujuan Utama / Goals MDG
Dalam MDG ditetapkan delapan tujuan utama (goal)yang perlu ditindaklanjuti oleh setiap negara yangmeliputi:1. memberantas kemiskinan dan kelaparan2. mewujudkan pendidikan dasar3. meningkatkan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan4. mengurangi angka kematian bayi5. meningkatkan kesehatan ibu.6. memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
lainnya7. menjamin pengelolaan lingkungan hidup yang
berkelanjutan8. mengembangkan kemitraan global dalam
pembangunan
Kedelapan tujuan utama MDGs ini sebenarnya telahmenjadi arahan pelaksanaan pembangunan di In-donesia, seperti yang tercantum dalam Garis-garisBesar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004yang selanjutnya tercantum dalam ProgramPembangunan Nasional (Propenas), lengkapdengan indikator kinerjanya yang akan dicapai dalamkurun waktu yang ditetapkan. Hal ini menunjukkanbahwa delapan permasalahan utama tersebutdirasakan oleh hampir seluruh negara. Target dan Indikator Kinerja
Masing-masing tujuan utama mempunyai target danindikator kinerja untuk mewujudkan kesejahteraanhidup bangsa yang ditetapkan dari tahun 1999sampai 2015. Target dan indikator masing-masingtujuan utama tersebut adalah:
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS:APAKAH ITU?
1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan
Target (1) tinggal 50 persen proporsi pendudukdengan penghasilan dibawah 1 dolar sehari.Indikator:v Proporsi penduduk dibawah 1 dollar sehariv Ratio kesenjangan kemiskinanv Persebaran kuantil orang miskin dalam
konsumsi nasional
Target (2) Antara tahun 1990–2015 proporsipenduduk kelaparan tinggal separuhnya.Indikator:v Prevalensi balita kurang berat badanv Proporsi penduduk dibawah garis kemiskinan
konsumsi.
2. Meningkatkan pendidikan dasar
Target (3) menjamin semua anak, laki-laki danperempuan dimanapun berada mampumenyelesaikan pendidikan dasarnya.Indikator:v Ratio partisipasi di sekolah dasarv Proporsi murid kelas 1 mencapai kelas 5v Tingkat melek huruf pada penduduk usia 15-24
tahun 3. Promosi kesetaraan gender dan pemberda-
yaan perempuan
Target (4) memperkecil kesenjangan gender padasekolah dasar dan sekolah menengah pada tahun2005 dan pada semua jenjang pendidikan padatahun 2015.Indikator:v Ratio perempuan terhadap laki-laki di sekolah
dasar, menengah pertama dan sekolahmenengah atas.
v Ratio perempuan melek huruf terhadap laki-lakiusia 15-24 tahun.
v Kontribusi perempuan dalam angkatan kerja diluar sektor pertanian.
v Proporsi perempuan yang duduk di parlemen. 4. Penurunan angka kematian anak
Target (5) menurunnya dua pertiga angka kematiananak dibawah lima tahun pada tahun 1990-2015.Indikator:v Tingkat kematian anak di bawah lima tahunv Tingkat kematian bayiv Proporsi anak usia satu tahun yang mendapat
imunisasi campak
145
H A N D O U T
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target (6): menurunkan dua pertiga ratio kematianibu pada tahun 1990- 2015.Indikator:v Ratio kematian ibuv Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga
kesehatan terlatih. 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakitlainnya
Target (7): pada tahun 2015 turun separuhnya danmulai menghentikan penyebaran HIV/AIDS.Indikator:v Prevalensi HIV di kalangan wanita hamil umur
15-24 tahun.v Tingkat prevalensi kontrasepsiv Jumlah anak yatim piatu korban HIV/AIDS Target (8): tahun 2015 tidak ada lagi kejadian ma-laria dan penyakit lainnya.Indikator:v Tingkat prevalensi dan tingkat kematian akibat
malariav Proporsi penduduk di wilayah berisiko malaria
yang menggunakan pencegahan malariasecara efektif serta melakukan langkahpengobatan.
v Tingkat prevalensi dan tingkat kematian akibatTBC
v Proporsi kasus TBC yang terdeteksi dan yangmenjalankan perngobatan.
7. Pengelolaan lingkungan hidup yangberkelanjutan
Target (9): mengintegrasikan prinsip-prinsippengembangan lingkungan berkelanjutan ke dalamkebijakan dan program negara dan mencegahkerusakan sumber-sumber alam.Indikator :v Proporsi luas hutanv Wilayah cagar alamv Efisiensi penggunaan energiv Emisi karbondioksida.
Target (10): pada tahun 2015 proporsi pendudukyang tidak mempunyai akses terhadap air minumsehat menurun 50 persen.Indikator :v Proporsi penduduk yang mempunyai akses
berlanjut terhadap sumber air yang memadai.
Target (11): pada tahun 2020, 100 juta penghunidaerah kumuh mengalami peningkatan taraf hidupyang bermakna.Indikator :v Proporsi penduduk yang mempunyai akses
terhadap sanitasi yang memadai.v Proporsi penduduk yang mempunyai akses
terhadap pemukiman
8. Mengembangkan kemitraan global untukpembangunan
Target (12): Pengembangan sistem perdaganganbebas, berdasar aturan, dapat diramalkan sertatidak diskriminatif dan sistem keuangan, termasukkesepakatan mengenai pemerintahan yang bersih,pembangunan dan pengentasan kemiskinan baiknasional maupun internasional. Target (13): perhatian kepada kebutuhan negara-negara berkembang di kepulauan, termasuk tarif danakses terhadap kuota ekpor negara berkembangdan miskin. Target (14): memperhatikan kebutuhan khususnegara landlocked dan negara kepulauan Target (15): kesepakatan terhadap masalah hutangnegara berkembang melalui standard nasional daninternasional untuk ditangguhkan masa pengem-baliannya.Indikator:v Subsidi pertanian domestik dan ekport di negara
Target (16): kerjasama dengan negara berkembangdan negara maju untuk menciptakan lapangan kerjabagi para pemuda.Indikator:v Tingkat pengangguran kelompok umur 15-24
tahun
Target (17): Kerjasama dengan perusahaan farmasiuntuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat baginegara sedang berkembang.Indikator:v Proporsi penduduk yang mempunyai akses
terhadap obat yang dibutuhkan secara berkesi-nambungan
Target (18): Kerjasama dengan pihak swasta untukmengembangkan teknologi baru terutama informasidan komunikasi.Indikator:v Saluran telepon per 1000 pendudukv Komputer per 1000 penduduk Penutup
Tujuan utama, target dan indikator dalam MilleniumDevelopment Goals ini dapat dikatakan merupakanpenjabaran lebih rinci dari hasil kesepakatan Inter-national Conference for Population and Develop-ment di Kairo tahun 1994 dan hasil KonferensiWanita tahun 1995 di Beijing. Hal ini menunjukkanbahwa semua permasalahan yang dihadapi negara-negara berkembang khususnya, menjadi perhatiandunia dan semua negara berusaha bekerjasamauntuk mengatasinya menuju masyarakat dunia yangsejahtera.
Sumber: Millennium Depelopment Goals reports: anassessment UNDP
146
H A N D O U T
Prinsip-prinsip utama ’good governance’ terdiri dari:SustainabilitySubsidiarityEquityEfficiencyTransparency and AccountabilityCivic Engagement and CitizenshipSecurity
Sustainability
Prinsip Sustainability dapat diartikan dengan:terdapatnya keseimbangan antara kebutuhansosial, ekonomi dan lingkungan untuk masasekarang dan generasi masa mendatang. Untukitu, diperlukan adanya komitmen yang jelas dan kuatterhadap usaha pengurangan kemiskinan. ParaPimpinan pada semua segmen masyarakat perlumemiliki visi jangka panjang dan strategi untukpembangunan berkelanjutan dan mampumengorganisir segenap sumber daya dan dana dankepentingan untuk tujuan bersama yang lebih baik
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukanantara lain:• melakukan konsultasi dengan stakeholders
untuk menyepakati visi dan misi strategisdaerah melalui perencanaan strategis secarapartisipatif
• melakukan proses konsultasi untuk peren-canaan lingkungan dan manajemen daripenggunaan sumber daya secara lebih berhati-hati dengan memperhitungkan dampaknegatifnya untuk generasi mendatang
• mengintegrasikan pengurangan kemiskinanke dalam perencanaan daerah
• melestarikan historical dan cultural heritage• memastikan kemampuan keuangan untuk
mempromosikan kegiatan ekonomi melaluipartisipasi masyarakat dalam kehidupanekonomi daerah
• promosi transfer teknologi
Subsidiarity
Prinsip Subsidiarity dapat diartikan dengan:pendelegasian kewenangan dan sumber daya ketingkatan yang terdekat dengan penyediaanpelayanan, konsisten dengan prinsip pelayananyang efisien dan efektivitas pembiayaan (costeffective). Hal ini akan mengoptimasikan potensiketerlibatan masyarakat dalam proses’governance’ pelayanan. Desentralisasi dandemokratisasi lokal akan memperbaiki tingkatresponsivitas (responsiveness) kebijakan danusaha penyediaan pelayanan yang memenuhikeinginan masyarakat.
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukanantara lain:• pengembangan kerangka pendelegasian
kewenangan dan tanggung jawab dalampelayanan umum dari tingkat kabupaten/kotake tingkat kecamatan/kelurahan/desa
• peraturan daerah yang memungkinkan organi-sasi masyarakat sipil dapat berpartisipasidalam masalah-masalah penyediaanpelayanan umum untuk meningkatkan’responsiveness’ pemerintah daerah dalampelayanan kepada masyarakat
• transfer dana yang transparan dan pemberiandukungan pengembangan kapasitasadminsitratif, teknikal dan manajemen padatingkat kecamatan/kelurahan
Equity
Prinsip equity berkaitan dengan akses kepadapengambilan keputusan dan ’basis necessities’(kebutuhan dasar) kehidupan. Pria dan wanitamemiliki akses yang sama dalam partisipasipengambilan keputusan, penetapan prioritas danproses alokasi sumber daya. Daerah yang baikádalah yang memberikan desempatan lepadasemua baik yang miskin, remaja atau lanjut usia(lansia), kelompok minoritas, cacat, dengan aksesyang sama terhadap penyediaan nutrisi,pendidikan, kesempatan kerja, perawatankesehatan, perumahan, penyediaan air bersih,sanitasi dan lain-lain pelayanan dasar.
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukanantara lain:• memastikan bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai akses yang sama kepada pe-ngambilan keputusan, sumber daya, pelayan-an dasar (melalui gender disaggregated data)
• mengembangkan kuota untuk perwakilanperempuan dalam pemerintahan daerah danmemberikan peluang untuk mencapai posisi/jabatan tinggi dalam pemerintahan daerah
• memastikan kebijakan ekonomi mendorongsektor informal
• mempromosikan kepastian pemilikan lahan(security land tenure (land and property))
• menghilangkan semua hambatan dalamurusan pelayanan umum dan keuangan
• menciptakan kerangka regulasi daerah yang‘fair’ dan ‘predictable’
Efficiency
Prinsip efficiency dalam Good Governance dapatdiartikan dengan: mengutamakan prinsip efisiensidalam penyediaan pelayanan umum dan dalammempromosikan pengembangan ekonomi lokal.
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE
147
H A N D O U T
Daerah perlu mengelola keuangannya dengan baikdan cost effective juga dalam mengelola sumber-sumber pendapatan dan belanja; administrasipelayanan umum berbasis ’competitiveness’,keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalamperekonomian daerah.
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukanantara lain:• penyediaan dan regulasi pelayanan umum
melalui kemitraan dengan sektor swasta danmasyarakat sipil
• mempromosikan ’user pay principles’ yang adiluntuk pelayanan Pemerintah Daerah daninfrastruktur
• mempromosikan ’management contracts’• mengintegrasikan perencanaan dan
pengelolaan antar sektor• efisiensi dan efektifitas dalam pengumpulan
pendapatan daerah• penghilangan hambatan-hambatan dalam
pengurusan pelayanan
Transparency and Accountability
Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalamGood Governance dapat diartikan sebagaipertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepadamasyarakatnya. Prinsip ini merupakan halterpenting dalam good governance. Korupsi perludiberantas karena dapat mengurangi kredibilitaspemerintah daerah dan memperparah kemiskinanpenduduk. Transparansi dan akuntabilitas adalahpenting untuk stakeholders memahamipemerintahan daerah dan mengetahui bagaimana,apa, dan siapa penerima manfaat daripengambilan keputusan pemerintah daerah.Perundangan dan kebijakan publik mestilahtransparan. Pimpinan daerah perlu memperli-hatkan standard integritas professional dan pribadiyang tinggi. Partisipasi masyarakat merupakanelemen kunci dalam mempromosikan transparansidan akuntabilitas.
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukanantara lain:• mendorong konsultasi publik untuk masalah-
masalah berkaitan dengan keuangan daerahmelalui mekanisme participatory budgeting;tender dan prosedur pengadaan (procurement)yang transparan
• penggunaan ’integrity pacts’ dan monitoringmekanisme pengadaan
• internal dan external audit untuk laporankeuangan tahunan dan didiseminasikan kepublik untuk dibahas
• penerapan kebijakan bersifat disinsentif, untukmencegah tindakan korupsi
• penghilangan hambatan dalam pengurusanperizinan
• simplifikasi sistem retribusi dan pajak daerah
• mengembangkan ‘code of conduct’/tata tertib• mengembangkan stándar akuntabilitas dan
penyediaan pelayanan seperti ISO• menciptakan mekanisme umpan balik
(feedback) seperti ombudsman, hotlines,prosedur penyampaian komplain, citizen reportcards
• mempromosikan hak Publik untuk mengaksesinformasi pemerintahan daerah
• akses bagi investor terhadap informasipemerintahan daerah
Civic Engagement and Citizenship
Prinsip Civic Engagement and Citizensip dapatdilakukan dengan beberapa tindakan praktisseperti:• mempromosikan demokratisasi lokal melalui
partisipasi dalam pengambilan keputusan• pengembangan regulasi yang memungkinkan
masyarakat sipil dapat berpartisipasi secaraefektif dalam komite perencanaan di berbagaiperingkat pemerintah daerah
• pembentukan ’city watch’ groups• mempromosikan mekanisme public hearing
ataupun citizen forum
Security
Setiap individu memiliki hak untuk mendapatkankeamanan. Kekurang keamanan akan meningkat-kan marginalisasi kelompok masyarakat miskin.Daerah perlu menghindarkan conflict dan disastersdengan mengikut sertakan masyarakat dalampencegahan konflik dan pencegahan bencanaalam.
Beberapa tindakan praktis yang dapat dilakukan:• menciptakan iklim damai dan toleran melalui
public campaign• meningkatkan rasa aman dil ingkungan
kelompok masyarakat miskin melaluipenyediaan akses ke lapangan kerja, kredit,pendidikan dan pelatihan
• menerapkan perencanaan lingkungan hidupberbasis partisipasi masyarakat
• menangani permasalahan keamanan bagikelompok-kelompok rawan seperti perem-puan, remaja melalui pelatihan
• meningkatkan fungsi-fungsi kepolisian• meningkatkan kesadaran akan resiko dari
bencana alam dan merumuskan rencanapencegahan bencana alam berbasispartisipasi masyarakat
• penyusunan emergency plan disemua unitkerja pemerintah daerah
• penyusunan rencana tindak untuk menghin-darkan kekerasan terhadap perempuan, anak-anak dan keluarga
(sumber: UN HABITAT)
148
H A N D O U T
Proses perencanaan partisipatif melibatkanberbagai kelompok stakeholder dan menggunakanberbagai mekanisme pertemuan sepertimusyawarah pembangunan daerah (musren-bangda), focus group discussions, forumkonsultasi, kelompok kerja untuk terwujudnyapertukaran informasi dan pemikiran; terjadinyadialog dan pembahasan tentang berbagai isu,strategi, kebijakan dan program serta kesepakatantentang tindakan yang perlu dilakukan. Namunberbagai mekanisme pertemuan partisipatiftersebut di atas hanya akan mencapai tujuannyaapabila difasil itasi yaitu diorganisasikan,distrukturkan, difokuskan dan diberikan dukunganyang memadai. Oleh karena itu peranan fasilitatordalam proses perencanaan partisipatif memegangperanan sangat penting.
Tujuan Fasilitasi dan Rekrutmen Fasilitator
Tujuan utama fasilitasi adalah sebagai berikut:(1) menciptakan suasana pertemuan yang
konstruktif dan interaktif . Fasilitasi yang baikmenciptakan suasana pertemuan yangmendorong peserta untuk menyampaikanpendapat dan aspirasinya secara bebasberbasis saling menghormati, dimanamasing-masing peserta berpartisipasi secaraaktif dalam diskusi dan pemecahan masalah.Fasilitasi menghilangkan hambatan ataukendala dan menciptakan suasana informalyang diperlukan untuk membangun kesepa-haman dan mencapai kesepakatan.
(2) meningkatkan partisipasi dan produktivitaskonsultasi. Perencanaan dan metoda fasilitasiserta implementasinya merupakan prasyaratpenting untuk keberhasilan proses danmekanisme partisipasi. Fasilitasi menjaminterselenggaranya pertemuan dan konsultasiyang fokus, terstruktur baik dalam kaitandengan pencapaian tujuan pertemuan,sehingga partisipasi stakeholder menjadioptimal.
Prinsip-Prinsip Fasilitasi dan RekrutmenFasilitator
Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikandalam fasilitasi:(1) setiap partisipan memiliki legitimasi untuk
mengekspresikan dan menegosiasikanaspirasi dan kepentingannya
(2) perlu ada ’logical framework’. Fasilitasi perludilandasi logical framework yang merujuk pada
FASILITASI DAN REKRUTMEN FASILITATOR
WIDJONO NGOEDIJO
proses pengambilan keputusan strategis,untuk memastikan diskusi yang fokus danterdapatnya hasil-hasil yang nyata daripertemuan
(3) fasil itator mempunyai peranan untukmemastikan bahwa proses dan mekanismepartisipatif menghasilkan keluaran yangdiharapkan
(4) fasilitator idealnya memiliki pengetahuan danpengalaman memberikan fasil itasi dankemampuan untuk mengaplikasikan teknikfasilitasi pada substansi yang dibahas
(5) fasilitator mampu mengidentifikasi ’technicaltools’ yang tepat (seperti ruang pertemuan yangmemenuhi syarat, penyusunan agenda perte-muan, program kegiatan, persiapan makalah,materi, logistik, alat peraga, meta plan, flipcharts dsb yang diperlukan)
Langkah- Langkah Fasilitasi
Adapun langkah- langkah utama dalam fasilitasi:(1) Tetapkan secara jelas maksud dan tujuan
pertemuan, apa keluaran utama yang harusdihasilkan dan proses yang diperlukan. Untukini dapat disiapkan Kerangka Acuan (Terms ofReference) pertemuan
(2) Gunakan teknis visualisasi dan moderasi yangefektif untuk mengorganisasikan pendapat,prakarsa atau gagasan secara partisipatif
(3) Berusaha mendengar semua kontribusipemikiran peserta dan mencoba mensarikan/menyimpulkan atau mengorganisasikanpendapat dan gagasan yang dikemukakan.
(4) Siapkan ’logical structure’ diskusi untukmemastikan fokus pembahasan danterdapatnya hasil yang nyata dari pertemuan.
(5) Ciptakan suasana yang menyenangkan daninformal untuk mendorong terwujudnyainteraksi yang bebas di antara pesertapertemuan
(6) Usahakan agar setiap partisipan berbicara danmemberikan kontribusi dengan memberikanapresiasi atas apa yang dikemukakan dandukungan emosional
(7) Ciptakan dialog yang positif dan konstruktif(8) Konsolidasikan hasil pembahasan kearah
pencapaian kesepakatan (konsensus)(9) Ciptakan kondisi kondusif untuk terdapatnya
komitmen pada akhir pertemuan untukmenindaklanjuti atau mengimplementasikanhasil pertemuan. Partisipan perlu mengetahuisecara jelas apa tindakan selanjutnya yangakan dilakukan.
149
L A M P I R A N
L A M P I R A NL A M P I R A N
150
L A M P I R A N
Lampiran A.V : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI Nomor : 13 Tahun 2006 Tanggal : 15 Mei 2006
KODE DAN KLASIFIKASI FUNGSI
KODE FUNGSI
01. Pelayanan Umum02. Pertahanan *)03. Ketertiban dan ketentraman04. Ekonomi05. Lingkungan Hidup06. Perumahan dan fasilitas umum07. Kesehatan08. Pariwisata dan Budaya09. Agama *)10. Pendidikan11. Perlindungan sosial
Keterangan :*) Urusan Pemerintahan yang menjadi wewenang Pemerintah
151
L A M P I R A N
Lampiran A.VI : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI Nomor : 13 Tahun 2006 Tanggal : 15 Mei 2006
KODE DAN KLASIFIKASI BELANJA DAERAH MENURUT FUNGSI UNTUK
KESELARASAN DAN KETERPADUAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
KODE URAIAN
01 Pelayanan umum01 1 06 Perencanaan Pembangunan01 1 20 Pemerintahan Umum01 1 21 Kepegawaian01 1 23 Statistik01 1 24 Kearsipan01 1 25 Komunikasi dan Informatika
02 Pertahanan *)
03 Ketertiban dan ketentraman03 1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
04 Ekonomi04 1 07 Perhubungan04 1 14 Tenaga Kerja04 1 15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah04 1 16 Penanaman Modal04 1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa04 2 01 Pertanian04 2 02 Kehutanan04 2 03 Energi dan Sumberdaya Mineral04 2 05 Kelautan dan Perikanan04 2 06 Perdagangan04 2 07 Perindustrian04 2 08 Transmigrasi
05 Lingkungan hidup05 1 05 Penataan Ruang05 1 08 Lingkungan Hidup05 1 09 Pertanahan
06 Perumahan dan fasilitas umum06 1 03 Pekerjaan Umum06 1 04 Perumahan Rakyat
07 Kesehatan07 1 02 Kesehatan07 1 12 Keluarga Berencana
08 Pariwisata dan budaya08 1 17 Kebudayaan08 2 04 Pariwisata
152
L A M P I R A NLanjutan Lampiran A VI..................
09 Agama *)
10 Pendidikan10 1 01 Pendidikan10 1 18 Pemuda dan Olah Raga
11 Perlindungan sosial11 1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil11 1 11 Pemberdayaan Perempuan11 1 12 Keluarga Sejahtera11 1 13 Sosial
Keterangan :*) Urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah
KODE URAIAN
153
L A M P I R A N
Lampiran A.VII : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI Nomor : 13 Tahun 2006 Tanggal : 15 Mei 2006
KODE DAN DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD
x xx xx 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoranx xx xx 01 01 Penyediaan jasa surat menyuratx xx xx 01 02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrikx xx xx 01 03 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantorx xx xx 01 04 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNSx xx xx 01 05 Penyediaan jasa jaminan barang milik daerahx xx xx 01 06 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasionalx xx xx 01 07 Penyediaan jasa administrasi keuanganx xx xx 01 08 Penyediaan jasa kebersihan kantorx xx xx 01 09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerjax xx xx 01 10 Penyediaan alat tulis kantorx xx xx 01 11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaanx xx xx 01 12 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantorx xx xx 01 13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantorx xx xx 01 14 Penyediaan peralatan rumah tanggax xx xx 01 15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undanganx xx xx 01 16 Penyediaan bahan logistik kantorx xx xx 01 17 Penyediaan makanan dan minumanx xx xx 01 18 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerahx xx xx 01 19 Dst…………………..
x xx xx 02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparaturx xx xx 02 01 Pembangunan rumah jabatanx xx xx 02 02 Pembangunan rumah dinasx xx xx 02 03 Pembangunan gedung kantorx xx xx 02 04 Pengadaan mobil jabatanx xx xx 02 05 Pengadaan kendaraan dinas/operasionalx xx xx 02 06 Pengadaan perlengkapan rumah jabtan/dinasx xx xx 02 07 Pengadaan perlengkapan gedung kantorx xx xx 02 08 Pengadaan peralatan rumah jabatan/dinasx xx xx 02 09 Pengadaan peralatan gedung kantorx xx xx 02 10 Pengadaan mebeleurx xx xx 02 11 Pengadaan ……………….
s/dx xx xx 02 19 dst………….x xx xx 02 20 Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatanx xx xx 02 21 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinasx xx xx 02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantorx xx xx 02 23 Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatanx xx xx 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasionalx xx xx 02 25 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah jabatan/dinasx xx xx 02 26 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantorx xx xx 02 27 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan rumah jabatan/dinasx xx xx 02 28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantorx xx xx 02 29 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleurx xx xx 02 30 Pemeliharaan rutin/berkala ……………….
s/d
154
L A M P I R A NLanjutan Lampiran A VII..................
x xx xx 02 39 dst………….x xx xx 02 40 Rehabilitasi sedang/berat rumah jabatanx xx xx 02 41 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinasx xx xx 02 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantorx xx xx 02 43 Rehabilitasi sedang/berat mobil jabatanx xx xx 02 44 Rehabilitasi sedang/berat kendaraan dinas/operasionalx xx xx 02 45 dst………….
x xx xx 03 Program peningkatan disiplin aparaturx xx xx 03 01 Pengadaan mesin/kartu absensix xx xx 03 02 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannyax xx xx 03 03 Pengadaan pakaian kerja lapanganx xx xx 03 04 Pengadaan pakaian KORPRIx xx xx 03 05 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentux xx xx 03 06 dst………….
x xx xx 04 Program fasilitas pindah/purna tugas PNSx xx xx 04 01 Pemulangan pegawai yang pensiunx xx xx 04 02 Pemulangan pegawai yang tewas dalam melaksanakan tugasx xx xx 04 03 Pemindahan tugas PNSx xx xx 04 04 dst………….
x xx xx 05 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparaturx xx xx 05 01 Pendidikan dan pelatihan formalx xx xx 05 02 Sosialisasi peraturan perundang-undanganx xx xx 05 03 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undanganx xx xx 05 04 dst………….
x xx xx 06 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerjadan keuangan
x xx xx 06 01 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPDx xx xx 06 02 Penyusunan laporan keuangan semesteranx xx xx 06 03 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaranx xx xx 06 04 Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahunx xx xx 06 05 dst………….
x xx xx 09 Program dst……….s.d
x xx xx 14 Program dst……….
1 URUSAN WAJIB
1 01 xx Pendidikan1 01 xx 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini1 01 xx 15 01 Pembangunan gedung sekolah1 01 xx 15 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah1 01 xx 15 03 Penambahan ruang kelas sekolah1 01 xx 15 04 Penambahan ruang guru sekolah1 01 xx 15 05 Pembangunan ruang locker siswa1 01 xx 15 06 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 15 07 Pembangunan saranan dan prasarana bermain1 01 xx 15 08 Pembangunan ruang serba guna/aula1 01 xx 15 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 15 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 15 11 Pembangunan ruang ibadah1 01 xx 15 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah1 01 xx 15 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
155
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 01 xx 15 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 15 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa1 01 xx 15 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah1 01 xx 15 17 Pengadaan pakaian olahraga1 01 xx 15 18 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa1 01 xx 15 19 Pengadaan mebeluer sekolah1 01 xx 15 20 Pengadaan perlengkapan sekolah1 01 xx 15 21 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah1 01 xx 15 22 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah1 01 xx 15 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah1 01 xx 15 24 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah1 01 xx 15 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah1 01 xx 15 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah1 01 xx 15 27 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa1 01 xx 15 28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 15 29 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana bermain1 01 xx 15 30 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula1 01 xx 15 31 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir1 01 xx 15 32 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 15 33 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah1 01 xx 15 34 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah1 01 xx 15 35 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan
perlengkapannya1 01 xx 15 36 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 15 37 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa1 01 xx 15 38 Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah1 01 xx 15 39 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah1 01 xx 15 40 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah1 01 xx 15 41 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah1 01 xx 15 42 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah1 01 xx 15 43 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah1 01 xx 15 44 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa1 01 xx 15 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah1 01 xx 15 46 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah1 01 xx 15 47 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa1 01 xx 15 48 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga1 01 xx 15 49 Rehabilitasi sedang/berat sarana bermain1 01 xx 15 50 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula1 01 xx 15 51 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 15 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 15 53 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah1 01 xx 15 54 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah1 01 xx 15 55 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya1 01 xx 15 56 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 15 57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik1 01 xx 15 58 Pengembangan pendidikan anak usia dini1 01 xx 15 59 Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini1 01 xx 15 60 Pengembangan data dan informasi pendidikan anak usia dini1 01 xx 15 61 Penyusunan kebijakan pendidikan anak usia dini1 01 xx 15 62 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran
pendidikan ank usia dini1 01 xx 15 63 Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama pendidikan anak usia dini1 01 xx 15 64 Perencanaan dan penyusunan program anak usia dini1 01 xx 15 65 Publikasi dan sosialisasi pendidikan anak usia dini1 01 xx 15 66 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 15 67 dst……………………
156
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 01 xx 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun1 01 xx 16 01 Pembangunan gedung sekolah1 01 xx 16 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah1 01 xx 16 03 Penambahan ruang kelas sekolah1 01 xx 16 04 Penambahan ruang guru sekolah1 01 xx 16 05 Pembangunan ruang locker siswa1 01 xx 16 06 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 16 07 Pembangunan sarana dan prasarana bermain1 01 xx 16 08 Pembangunan ruang serba guna/aula1 01 xx 16 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 16 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 16 11 Pembangunan ruang ibadah1 01 xx 16 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah1 01 xx 16 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya1 01 xx 16 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 16 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa1 01 xx 16 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah1 01 xx 16 17 Pengadaan pakaian olahraga1 01 xx 16 18 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa1 01 xx 16 19 Pengadaan mebeluer sekolah1 01 xx 16 20 Pengadaan perlengkapan sekolah1 01 xx 16 21 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah1 01 xx 16 22 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah1 01 xx 16 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah1 01 xx 16 24 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah1 01 xx 16 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah1 01 xx 16 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah1 01 xx 16 27 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa1 01 xx 16 28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 16 29 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula1 01 xx 16 30 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 16 31 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 16 32 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah1 01 xx 16 33 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah1 01 xx 16 34 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan
perlengkapannya1 01 xx 16 35 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 16 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa1 01 xx 16 37 Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah1 01 xx 16 38 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah1 01 xx 16 39 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah1 01 xx 16 40 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah1 01 xx 16 41 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah1 01 xx 16 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga
sekolah1 01 xx 16 43 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa1 01 xx 16 44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah1 01 xx 16 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah1 01 xx 16 46 Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah1 01 xx 16 47 Rehabilitasi sedang/berat sarana mobilitas sekolah1 01 xx 16 48 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa1 01 xx 16 49 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga1 01 xx 16 50 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula1 01 xx 16 51 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 16 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 16 53 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah
157
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 01 xx 16 54 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah1 01 xx 16 55 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya1 01 xx 16 56 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 16 57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik1 01 xx 16 58 Pelatihan kompetensi siswa berprestasi1 01 xx 16 59 Pelatihan penyusunan kurikulum1 01 xx 16 60 Pembinaan forum masyarakat peduli masyarakat1 01 xx 16 61 Pembinaan SMP terbuka1 01 xx 16 62 Penambahan ruang kelas baru SMP/MTS/SMPLB1 01 xx 16 63 Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan
SMP/MTS serta pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan Non-Islamsetara SD dan SMP
1 01 xx 16 64 Penyediaan Biaya operasional madrasah1 01 xx 16 65 Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS1 01 xx 16 66 Penyediaan dana pengembangan sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTS1 01 xx 16 67 Penyelenggraan paket A setara SD1 01 xx 16 68 Penyelenggraan paket B setara SMP1 01 xx 16 69 Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan pene-
rapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar1 01 xx 16 70 Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa1 01 xx 16 71 Pengembangan comprehensive teaching and learning (CTL)1 01 xx 16 72 Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi1 01 xx 16 73 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar1 01 xx 16 74 Penyediaan beasiswa retrieval untuk anak putus sekolah1 01 xx 16 75 Penyediaan beasiswa transisi1 01 xx 16 76 Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar1 01 xx 16 77 Penyelenggaraan Multi-Grade Teaching di daerah terpencil1 01 xx 16 78 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 16 79 dst……………………
1 01 xx 17 Program Pendidikan Menengah1 01 xx 17 01 Pembangunan gedung sekolah1 01 xx 17 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah1 01 xx 17 03 Penambahan ruang kelas sekolah1 01 xx 17 04 Penambahan ruang guru sekolah1 01 xx 17 05 Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium
bahasa, Komputer, IPA, IPS dan lain-lain)1 01 xx 17 06 Pembangunan ruang locker siswa1 01 xx 17 07 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 17 08 Pembangunan ruang serba guna/aula1 01 xx 17 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 17 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 17 11 Pembangunan ruang ibadah1 01 xx 17 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah1 01 xx 17 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya1 01 xx 17 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 17 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa1 01 xx 17 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah1 01 xx 17 17 Pengadaan pakaian olahraga1 01 xx 17 18 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa1 01 xx 17 19 Pengadaan mebeluer sekolah1 01 xx 17 20 Pengadaan perlengkapan sekolah1 01 xx 17 21 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah1 01 xx 17 22 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah1 01 xx 17 23 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah1 01 xx 17 24 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepsek, guru, penjaga sekolah
158
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 01 xx 17 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah1 01 xx 17 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah1 01 xx 17 27 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa1 01 xx 17 28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 17 29 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula1 01 xx 17 30 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan uapacara dan fasilitas parkir1 01 xx 17 31 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 17 32 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah1 01 xx 17 33 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah1 01 xx 17 34 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya1 01 xx 17 35 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 17 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa1 01 xx 17 37 Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer sekolah1 01 xx 17 38 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah1 01 xx 17 39 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah1 01 xx 17 40 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah1 01 xx 17 41 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah1 01 xx 17 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah1 01 xx 17 43 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa1 01 xx 17 44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah1 01 xx 17 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah1 01 xx 17 46 Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah1 01 xx 17 47 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa1 01 xx 17 48 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga1 01 xx 17 49 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula1 01 xx 17 50 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 17 51 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 17 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah1 01 xx 17 53 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah1 01 xx 17 54 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya1 01 xx 17 55 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 17 56 Rehabilitasi sedang/berat sarana mobilitas sekolah1 01 xx 17 57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik1 01 xx 17 58 Pelatihan penyusunan kurikulum1 01 xx 17 59 Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan1 01 xx 17 60 Pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-daerah
pedesaaan, terpencil dan kepulauan1 01 xx 17 61 Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM)1 01 xx 17 62 Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu1 01 xx 17 63 Penyelenggraan paket C setara SMU1 01 xx 17 64 Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajem n sekolah dengan penerapan
manajemen berbasis sekolah (MBS)1 01 xx 17 65 Pengembangan materi belajar mengajar dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi1 01 xx 17 66 Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan industri1 01 xx 17 67 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan menengah1 01 xx 17 68 Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah1 01 xx 17 69 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 17 70 dst……………………
1 01 xx 18 Program Pendidikan Non Formal1 01 xx 18 01 Pemberdayaan tenaga pendidik non formal1 01 xx 18 02 Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal1 01 xx 18 03 Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan1 01 xx 18 04 Pengembangan pendidikan keaksaraan1 01 xx 18 05 Pengembangan pendidikan kecakapan hidup1 01 xx 18 06 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal1 01 xx 18 07 Pengambangan data dan informasi pendidikan non formal1 01 xx 18 08 Pengembangan kebijakan pendidikan non formal1 01 xx 18 09 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non formal1 01 xx 18 10 Pengembangan sertifikasi pendidikan non formal1 01 xx 18 11 Perencanaan dan penyusunan pendidikan non formal1 01 xx 18 12 Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal
159
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 01 xx 18 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 18 14 dst……………………
1 01 xx 19 Program Pendidikan Luar Biasa1 01 xx 19 01 Pembangunan gedung sekolah1 01 xx 19 02 Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah1 01 xx 19 03 Penambahan ruang kelas sekolah1 01 xx 19 04 Penambahan ruang guru sekolah1 01 xx 19 05 Pembangunan laboratorium dsan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa,
komputer, IPA, IPS dan lain-lain)1 01 xx 19 06 Pembangunan ruang locker siswa1 01 xx 19 07 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 19 08 Pembangunan ruang serba guna/aula1 01 xx 19 09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 19 10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 19 11 Pembangunan ruang ibadah1 01 xx 19 12 Pembangunan perpusatakaan sekolah1 01 xx 19 13 Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya1 01 xx 19 14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 19 15 Pengadan buku-buku dan alat tulis siwa1 01 xx 19 16 Pengadaan pakaian seragam sekolah dan kelengkapannya serta pakaian olahraga1 01 xx 19 17 Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa1 01 xx 19 18 Pengadaan mebeluer sekolah1 01 xx 19 19 Pengadaan perlengkapan sekolah1 01 xx 19 20 Pengadaaan alat rumah tangga sekolah1 01 xx 19 21 Pengadaaan sarana mobilitas sekolah1 01 xx 19 22 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah1 01 xx 19 23 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah1 01 xx 19 24 Pemeliharaan rutin/berkala ruang kelas sekolah1 01 xx 19 25 Pemeliharaan rutin/berkala ruang guru sekolah1 01 xx 19 26 Pemeliharaan rutin/berkala ruang locker siswa1 01 xx 19 27 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga1 01 xx 19 28 Pemeliharaan rutin/berkala ruang serba guna/aula1 01 xx 19 29 Pemeliharaan rutin/berkala taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 19 30 Pemeliharaan rutin/berkala ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 19 31 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ibadah1 01 xx 19 32 Pemeliharaan rutin/berkala perpustakaan sekolah1 01 xx 19 33 Pemeliharaan rutin/berkala jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya1 01 xx 19 34 Pemeliharaan rutin/berkala sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 19 35 Pemeliharaan rutin/berkala buku-buku ajar1 01 xx 19 36 Pemeliharaan rutin/berkala alat peraktik dan peraga siswa1 01 xx 19 37 Pemeliharaan rutin/berkala meneluer sekolah1 01 xx 19 38 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan sekolah1 01 xx 19 39 Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga sekolah1 01 xx 19 40 Pemeliharaan rutin/berkala sarana mobilitas sekolah1 01 xx 19 41 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah1 01 xx 19 42 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah1 01 xx 19 43 Rehabilitasi sedang/berat asrama siswa1 01 xx 19 44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah1 01 xx 19 45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah1 01 xx 19 46 Rehabilitasi sedang/berat laboratorium dan praktikum sekolah1 01 xx 19 47 Rehabilitasi sedang/berat ruang locker siswa1 01 xx 19 48 Rehabilitasi sedang/berat sarana olahraga1 01 xx 19 49 Rehabilitasi sedang/berat ruang serba guna/aula1 01 xx 19 50 Rehabilitasi sedang/berat taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir1 01 xx 19 51 Rehabilitasi sedang/berat ruang unit kesehatan sekolah1 01 xx 19 52 Rehabilitasi sedang/berat ruang ibadah1 01 xx 19 53 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah1 01 xx 19 54 Rehabilitasi sedang/berat jaringan instalasi listrik dan perlengkapannya1 01 xx 19 55 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary1 01 xx 19 56 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik1 01 xx 19 57 Pelatihan penyusunan kurikulum1 01 xx 19 58 Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan
160
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 01 xx 19 59 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 19 60 dst……………………
1 01 xx 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan1 01 xx 20 01 Pelaksanaan sertifikasi pendidik1 01 xx 20 02 Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan1 01 xx 20 03 Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi1 01 xx 20 04 Pembinaan kelompok kerja guru (KKG)1 01 xx 20 05 Pembinaan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP)1 01 xx 20 06 Pembinaan pusat pendidikan dan pelatihan guru (PPPG)1 01 xx 20 07 Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi1 01 xx 20 08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik
dan tenaga kependidikan1 01 xx 20 09 Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan1 01 xx 20 10 Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik1 01 xx 20 11 Pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian program profesipendidik dan
tenaga kependidikan1 01 xx 20 12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 20 13 dst……………………
1 01 xx 21 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan1 01 xx 21 01 Pemasyaraktan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong terwujudnya
masyarakat pembelajar1 01 xx 21 02 Pengembangan minat dan budaya baca1 01 xx 21 03 Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum, perpustakaan khusus,
perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat1 01 xx 21 04 Pelaksanaan Koordinasi pengembangan kepustakaan1 01 xx 21 05 Penyediaan bantuan pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerah1 01 xx 21 06 Penyelenggaraan kordinasi pengembangan budaya baca1 01 xx 21 07 Perencanaan dan penyusunan program budaya baca1 01 xx 21 08 Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca1 01 xx 21 09 Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah1 01 xx 21 10 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 21 11 dst……………………
1 01 xx 22 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan1 01 xx 22 01 Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan1 01 xx 22 02 Pelaksanaan kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan1 01 xx 22 03 Pengendalian dan pengawasan penerapan azas efesiensi dan efektifitas
penggunaan dana dekonsentrasi dan dana pembantuan1 01 xx 22 04 Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang pendidikan1 01 xx 22 05 Pembinaan dewan pendidikan1 01 xx 22 06 Pembinaan komite sekolah1 01 xx 22 07 Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan1 01 xx 22 08 Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan lokakarya serta diskusi ilmiah tentang
berbagai isu pendidikan1 01 xx 22 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 01 xx 22 10 dst……………………
1 01 xx 23 Program dst……….
1 02 Kesehatan
1 02 xx 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan1 02 xx 15 01 Pengadaaan obat dan perbekalan kesehatan1 02 xx 15 02 Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan1 02 xx 15 03 Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk
penduduk miskin1 02 xx 15 04 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit1 02 xx 15 05 Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan1 02 xx 15 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 15 07 dst……………………
161
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 02 xx 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat1 02 xx 16 01 Pelayanan kesehatan penduduk miskin dipuskesmas dan jaringannya1 02 xx 16 02 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan1 02 xx 16 03 Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan
jaringannya1 02 xx 16 04 Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah1 02 xx 16 05 Perbaikan gizi mayarakat1 02 xx 16 06 revitalisasi sitem kesehatan1 02 xx 16 07 Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan1 02 xx 16 08 Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial1 02 xx 16 09 Peningkatan kesehatan masyarakat1 02 xx 16 11 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana1 02 xx 16 12 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan1 02 xx 16 13 penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan1 02 xx 16 14 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan1 02 xx 16 15 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 16 16 dst……………………
1 02 xx 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan1 02 xx 17 01 Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat di bidang obat dan makanan1 02 xx 17 02 Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya1 02 xx 17 03 Peningkatan kapasitas laboratorium pengawasan obat dan makanan1 02 xx 17 04 Peningkatan penyidikan dan penegakan hukum di bidang obat dan makanan1 02 xx 17 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 17 06 dst……………………
1 02 xx 18 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia1 02 xx 18 01 fsilitasi pengembangan dan penelitian teknologi produksi tanaman obat1 02 xx 18 02 Pengembanganstandarisasi tanaman obat bahan alam indonesia1 02 xx 18 03 Peningkatan promosi obat bahan alam indonesia di dalam dan di luar negeri1 02 xx 18 04 Pengembangan sistem dan layanan informasi terpadu1 02 xx 18 05 Peningkatan kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait1 02 xx 18 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 18 07 dst……………………
1 02 xx 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat1 02 xx 19 01 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat1 02 xx 19 02 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat1 02 xx 19 02 Peningkatan pemanfaatna sarana kesehatan1 02 xx 19 03 Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan1 02 xx 19 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 19 05 dst……………………
1 02 xx 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat1 02 xx 20 01 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi1 02 xx 20 02 Pemberian tambahan makanan dan vitamin1 02 xx 20 03 Peanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya1 02 xx 20 04 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi1 02 xx 20 05 Peningkatan gizi lebih1 02 xx 20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 20 07 dst……………………
1 02 xx 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat1 02 xx 21 01 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat1 02 xx 21 02 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat1 02 xx 21 03 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat1 02 xx 21 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 21 05 dst……………………
1 02 xx 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular1 02 xx 22 01 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk1 02 xx 22 02 Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging
162
L A M P I R A NLanjutan Lampiran A VII..................
1 02 xx 22 03 Pengadaan vaksin penyakit menular1 02 xx 22 04 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah1 02 xx 22 05 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular1 02 xx 22 06 Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik1 02 xx 22 07 Pemusnahan/karantina sumber penyebab penyakit menular1 02 xx 22 08 Peningkatan Imunisasi1 02 xx 22 09 Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah1 02 xx 22 10 Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan
pemberantasan penyakit1 02 xx 22 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 22 12 dst……………………
1 02 xx 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan1 02 xx 23 01 Penyusunan standar kesehatan1 02 xx 23 02 Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesahtan1 02 xx 23 03 Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan1 02 xx 23 04 Penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan1 02 xx 23 05 Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan1 02 xx 23 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 23 07 dst……………………
1 02 xx 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin1 02 xx 24 01 Pelayanan operasi katarak1 02 xx 24 02 Pelayanan kesehatan THT1 02 xx 24 03 Pelayanan operasi bibir sumbing1 02 xx 24 04 Pelayanan sunatan masal1 02 xx 24 05 Penanggulangan ISPA1 02 xx 24 06 Penanggulangan penyakit cacingan1 02 xx 24 07 Pelayanan kesehatan kulit dan kelamin1 02 xx 24 08 Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk/busung lapar1 02 xx 24 09 Pelayanan kesehatan akibat lumpuh kayu1 02 xx 24 10 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 24 11 dst……………………
1 02 xx 25 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasaranapuskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
1 02 xx 25 01 Pembangunan puskesmas1 02 xx 25 02 Pembangunan puskesmas pembantu1 02 xx 25 03 Pengadaaan puskesmas perairan1 02 xx 25 04 Pengadaaan puskesmas keliling1 02 xx 25 05 Pembangunan posyandu1 02 xx 25 07 Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas1 02 xx 25 08 Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu1 02 xx 25 09 Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas perairan1 02 xx 25 11 Pengadaaan sarana dan prasarana keliling1 02 xx 25 12 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap1 02 xx 25 13 Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas1 02 xx 25 14 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas1 02 xx 25 15 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas pembantu1 02 xx 25 16 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas perairan1 02 xx 25 17 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana puskesmas keliling1 02 xx 25 18 Pemeliharaan rutin/berkala saranan dan prasarana posyandu1 02 xx 25 19 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap1 02 xx 25 20 Peningkatan puskesmas pembantu menjadi puskesmas1 02 xx 25 21 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembatu1 02 xx 25 22 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas perairan1 02 xx 25 23 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 25 24 dst……………………
1 02 xx 26 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
1 02 xx 26 01 Pembangunan rumah sakit1 02 xx 26 02 Pembangunan ruang poliklinik rumah sakit1 02 xx 26 03 Pembangunan gudang obat/apotik
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
163
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 02 xx 26 04 Penambahan ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I,II,III)1 02 xx 26 05 Pengembangan ruang gawat darurat1 02 xx 26 06 Pengambangan ruang ICU, ICCU, NICU1 02 xx 26 07 Pengembangan ruang operasi1 02 xx 26 08 Pengambangan ruang terapi1 02 xx 26 09 Pengembangan ruang isolasi1 02 xx 26 10 Pengembangan ruang bersalin1 02 xx 26 11 Pengembangan ruang inkubator1 02 xx 26 12 Pengembangan ruang bayi1 02 xx 26 13 Pengembangan ruang rontgen1 02 xx 26 14 Pengembangan ruang laboratorium rumah sakit1 02 xx 26 15 Pembangunan kamar jenazah1 02 xx 26 16 Pembangunan instalasi pengolahan limbah rumah sakit1 02 xx 26 17 Rehabilitasi bangunan rumah sakit1 02 xx 26 18 Pengadaan alat-alat rumah sakit1 02 xx 26 19 Pengadaan obat-obatan rumah sakit1 02 xx 26 20 Pengadaan ambulance/mobil jenazah1 02 xx 26 21 Pengadaan mebeleur rumah sakit1 02 xx 26 22 Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit (dapur, ruang pasien, laundry,
ruang tunggu dan lain-lain)1 02 xx 26 23 Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit1 02 xx 26 24 Pengadaan pencetakan administrasi dan surat menyurat rumah sakit1 02 xx 26 25 Pengembangan tipe rumah sakit1 02 xx 26 26 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 26 27 dst……………………
1 02 xx 27 Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakitjiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
1 02 xx 27 01 Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit1 02 xx 27 02 Pemeliharaan rutin/berkala ruang poliklinik rumah sakit1 02 xx 27 03 Pemeliharaan rutin/berkala gudang obat/apotik1 02 xx 27 04 Pemeliharaan rutin/berkala ruang rawat inap rumah sakit (VVIP, VIP, Kelas I,II,III)1 02 xx 27 05 Pemeliharaan rutin/berkala ruang gawat darurat1 02 xx 27 06 Pemeliharaan rutin/berkala ruang ICU, ICCU, NICU1 02 xx 27 07 Pemeliharaan rutin/berkala ruang operasi1 02 xx 27 08 Pemeliharaan rutin/berkala ruang terapi1 02 xx 27 09 Pemeliharaan rutin/berkala ruang isolasi1 02 xx 27 10 Pemeliharaan rutin/berkala ruang bersalin1 02 xx 27 11 Pemeliharaan rutin/berkala ruang inkubator1 02 xx 27 12 Pemeliharaan rutin/berkala ruang bayi1 02 xx 27 13 Pemeliharaan rutin/berkala ruang rontgen1 02 xx 27 14 Pemeliharaan rutin/berkala ruang laboratorium rumah sakit1 02 xx 27 15 Pemeliharaan rutin/berkala kamar jenazah1 02 xx 27 16 Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit1 02 xx 27 17 Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit1 02 xx 27 18 Pemeliharaan rutin/berkala ambulance/mobil jenazah1 02 xx 27 19 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur rumah sakit1 02 xx 27 20 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit1 02 xx 27 21 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 27 22 dst……………………
1 02 xx 28 Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan1 02 xx 28 01 kemitraan asuransi kesehatan masyarakat1 02 xx 28 02 kemitraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular1 02 xx 28 03 kemitraan pengolahan limbah rumah sakit1 02 xx 28 04 kemitraan alih teknologi kedokteran dan kesehatan1 02 xx 28 05 kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis1 02 xx 28 06 kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan1 02 xx 28 07 kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu1 02 xx 28 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 28 09 dst……………………
164
L A M P I R A NLanjutan Lampiran A VII..................
1 02 xx 29 Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita1 02 xx 29 01 Penyuluhan kesehatan anak balita1 02 xx 29 02 Imunisasi bagi anak balita1 02 xx 29 03 Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan anak balita1 02 xx 29 04 Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita1 02 xx 29 05 Pembangunan sarana dan prasarana khusus pelayanan perawatan anak balita1 02 xx 29 06 Pembangunan panti asuhan anak terlantar balita1 02 xx 29 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 29 08 dst……………………
1 02 xx 30 Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia1 02 xx 30 01 Pelayanan pemeliharaan kesehatan1 02 xx 30 02 rekruitmen tenaga perawat kesehatan1 02 xx 30 03 Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan1 02 xx 30 04 Pembangunan pusat-pusat pelayanan kesehatan1 02 xx 30 05 Pembangunan panti asuhan1 02 xx 30 06 Pelayanan kesehatan1 02 xx 30 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 30 08 dst……………………
1 02 xx 31 Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan1 02 xx 31 01 Pengawasan keamanan dan kesehatan makanan hasil industri1 02 xx 31 02 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga1 02 xx 31 03 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan restaurant1 02 xx 31 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 02 xx 31 05 dst……………………
1 02 xx 32 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak1 02 xx 32 01 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu1 02 xx 32 02 Perawatan berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu1 02 xx 32 03 Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu1 02 xx 32 04 dst……………………
1 02 xx xx Program dst……….
1 03 Pekerjaan Umum
1 03 xx 15 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan1 03 xx 15 01 Perencanaan pembangunan jalan1 03 xx 15 02 Survei kontur jalan dan jembatan1 03 xx 15 03 Pembangunan jalan1 03 xx 15 04 Perencanaan pembangunan jembatan1 03 xx 15 05 Pembangunan jembatan1 03 xx 15 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 15 07 dst……………………
1 03 xx 16 Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong1 03 xx 16 01 Perencanaan Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong1 03 xx 16 02 Survei kontur saluran drainase/gorong-gorong1 03 xx 16 03 Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong1 03 xx 16 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 16 05 dst……………………
1 03 xx 17 Program Pembangunan turap/talud/brojong1 03 xx 17 01 Perencanaan turap/talud/brojong1 03 xx 17 02 Survei kemiringan lereng turap/talud/bronjong1 03 xx 17 03 Pembangunan turap/talud/bronjong1 03 xx 17 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 17 05 dst……………………
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
165
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 03 xx 18 Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan1 03 xx 18 01 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan1 03 xx 18 02 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan1 03 xx 18 03 Rehabilitasi/pemeliharaan jalan1 03 xx 18 04 Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan1 03 xx 18 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 18 06 dst……………………
1 03 xx 19 Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong1 03 xx 19 01 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong1 03 xx 19 02 Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong1 03 xx 19 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 19 04 dst……………………
1 03 xx 20 Program inspeksi kondisi Jalan dan Jembatan1 03 xx 20 01 Inspeksi kondisi Jalan1 03 xx 20 02 Inspeksi kondisi Jembatan1 03 xx 20 03 Evaluasi dan pelaporan1 03 xx 20 04 dst……………………
1 03 xx 21 Program tanggap darurat Jalan dan Jembatan1 03 xx 21 01 Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat1 03 xx 21 02 Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat1 03 xx 21 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 21 04 dst……………………
1 03 xx 22 Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan1 03 xx 22 01 Penyusunan sistem informasi/data base jalan1 03 xx 22 02 Penyusunan sistem informasi/data base jembatan1 03 xx 22 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 22 04 dst……………………
1 03 xx 23 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan1 03 xx 23 01 Pembangunan gedung balai latihan kebinamargaan1 03 xx 23 02 Pembangunan gedung workshop1 03 xx 23 03 Pembangunan laboratorium kebinamargaan1 03 xx 23 04 Pengadaan alat-alat berat1 03 xx 23 05 Pengadaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat1 03 xx 23 06 Pengadaan alat-alat ukur dan bahan labolatorium kebinamargaan1 03 xx 23 07 Rehabilitasi/pemeliharaan gedung balai latihan kebinamargaan1 03 xx 23 08 Rehabilitasi/pemeliharaan gedung workshop1 03 xx 23 09 Rehabilitasi/pemeliharaan laboratorium kebinamargaan1 03 xx 23 10 Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat bera1 03 xx 23 11 Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat berat1 03 xx 23 12 Rehabilitasi/pemeliharaan alat-alat ukur dan bahan labolatorium kebinamargaan1 03 xx 23 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 23 14 dst……………………
1 03 xx 24 Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa danjaringan pengairan lainnya
1 03 xx 24 01 Perencanaan pembangunan jaringan irigasi1 03 xx 24 02 Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum1 03 xx 24 03 Perencanaan pembangunan reservoir1 03 xx 24 04 Perencanaan pembangunan pintu air1 03 xx 24 05 Perencanaan normalisasi saluran sungai1 03 xx 24 06 Pembangunan jaringan air bersih/air minum1 03 xx 24 07 Pembangunan reservoir1 03 xx 24 08 Pembangunan pintu air1 03 xx 24 09 Pelaksanaan normalisasi saluran sungai1 03 xx 24 10 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi1 03 xx 24 11 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan air bersih/air minum1 03 xx 24 12 Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir1 03 xx 24 13 Rehabilitasi/pemeliharaan pintu air
166
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 03 xx 24 14 Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai1 03 xx 24 15 Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi yang telah dibangun1 03 xx 24 16 Rehabilitasi/pemeliharaan petani pemakai air1 03 xx 24 17 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 24 18 dst……………………
1 03 xx 25 Program penyediaan dan pengolahan air baku1 03 xx 25 01 Pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembawa1 03 xx 25 02 Rehabilitasi prasarana pengambilan dan saluran pembawa1 03 xx 25 03 Pemeliharaan prasarana pengambilan dan saluran pembawa1 03 xx 25 04 Pembangunan sumur-sumur air tanah1 03 xx 25 05 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air1 03 xx 25 06 Peningkatan distribusi penyediaan air baku1 03 xx 25 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 25 08 dst……………………
1 03 xx 26 Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dansumber daya air lainnya
1 03 xx 26 01 Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya1 03 xx 26 02 Pemeliharaan dan rehabilitasi embung dan bangunan penampung air lainnya1 03 xx 26 03 Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau1 03 xx 26 04 Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan sungai dan danau1 03 xx 26 05 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber
daya air lainnya1 03 xx 26 06 Peningkatan konversi air tanah1 03 xx 26 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 26 08 dst……………………
1 03 xx 27 Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah1 03 xx 27 01 Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah1 03 xx 27 02 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah1 03 xx 27 03 Pengembangan teknologi pengolahan air minum dan air limbah1 03 xx 27 04 Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air limbah1 03 xx 27 05 Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum1 03 xx 27 06 Pengembangan distribusi air minum1 03 xx 27 07 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum1 03 xx 27 08 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah1 03 xx 27 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 27 10 dst……………………
1 03 xx 28 Program pengendalian banjir1 03 xx 28 01 Pembangunan reservoir pengendali banjir1 03 xx 28 02 Rehabilitasi/pemeliharaan reservoir pengendali banjir1 03 xx 28 03 Rehabilitasi/pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai1 03 xx 28 04 Pengembangan pengelolaan daerah rawa dalam rangka pengendali banjir1 03 xx 28 05 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penaggulangan banjir1 03 xx 28 06 Mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai1 03 xx 28 07 Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali1 03 xx 28 08 Peningkatan pembangunan pusat-pusat pengendali banjir1 03 xx 28 09 Pembangunan prasarana pengaman pantai1 03 xx 28 10 Pembangunan tanggul pemecah ombak1 03 xx 28 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 28 12 dst……………………
1 03 xx 29 Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh1 03 xx 29 01 Perencanaan pengembangan infrastruktur1 03 xx 29 02 Pembangunan/peningkatan infrastruktur1 03 xx 29 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 29 04 dst……………………
1 03 xx 30 Program pembangunan infrastruktur perdesaaan1 03 xx 30 01 Penataan lingkungan pemukiman penduduk perdesaan
167
L A M P I R A N
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 03 xx 30 02 Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan1 03 xx 30 03 Pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan1 03 xx 30 04 Pembangunan pasar perdesaaan1 03 xx 30 05 Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan perdesaaan1 03 xx 30 06 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan1 03 xx 30 07 Rehabilitasi/pemeliharaan pasar pedesaaan1 03 xx 30 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 03 xx 30 09 dst……………………
1 03 xx xx Program dst……….
1 04 Perumahan
1 04 xx 15 Program Pengembangan Perumahan1 04 xx 15 01 Penetapan kebijakan, strategu dan program perumahan1 04 xx 15 02 Penyusunan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM)1 04 xx 15 03 Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan1 04 xx 15 04 Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang perumahan1 04 xx 15 05 Koordinasi pembangunan perumahan dengan lembaga/badan usaha1 04 xx 15 06 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu1 04 xx 15 07 Pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat1 04 xx 15 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 04 xx 15 09 dst……………………
1 04 xx 16 Program Lingkungan Sehat Perumahan1 04 xx 16 01 Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang
pembangunan perumahan1 04 xx 16 02 Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin1 04 xx 16 03 Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan1 04 xx 16 04 Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan1 04 xx 16 05 Penetapan kebijakan dan strategi penyelenggaraan keserasian kawasan dan
lingkungan hunian berimbang1 04 xx 16 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 04 xx 16 07 dst……………………
1 04 xx 17 Program Pemberdayaan komunitas Perumahan1 04 xx 17 01 Fasilitasi pemberian kredit mikro untuk pembangunan dan perbaikan perumahan1 04 xx 17 02 Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman berbasis
masyarakat1 04 xx 17 03 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan1 04 xx 17 04 Peningkatan sistem pemberian kredit pemilikan rumah1 04 xx 17 05 Sosialisasi dan fasilitasi jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum1 04 xx 17 06 Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang perumahan1 04 xx 17 07 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 04 xx 17 08 dst……………………
1 04 xx 18 Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial1 04 xx 18 01 Fasilitasi dan stimulasi rahabilitasi rumah akibat bencana alam1 04 xx 18 02 Fasilitasi dan stimulasi rahabilitasi rumah akibat bencana sosial1 04 xx 18 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 04 xx 18 04 dst……………………
1 04 xx 19 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran1 04 xx 19 01 Penyusunan norma, standar, pedoman, dan manual pencegahan bahaya kebakaran1 04 xx 19 02 Sosialisasi norma, standar, pedoman, dan manual pencegahan bahaya kebakaran1 04 xx 19 03 Koordinasi perijinan pemanfaatan gedung1 04 xx 19 04 Pengawasan pelaksanaan kebijakan pencegahan kebakaran1 04 xx 19 05 Kegiatan pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran1 04 xx 19 06 Kegiatan rekruitment tenaga sukarela pertolongan bencana kebakaran1 04 xx 19 07 Kegiatan penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran1 04 xx 19 08 Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran1 04 xx 19 09 Pemeliharaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
168
L A M P I R A NLanjutan Lampiran A VII..................
1 04 xx 19 10 Rehabilitasi sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran1 04 xx 19 11 Kegiatan pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran1 04 xx 19 12 Peningkatan pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran1 04 xx 19 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 04 xx 19 14 dst……………………
1 04 xx 20 Program pengelolaan areal pemakaman1 04 xx 20 01 Penyusunan kebijakan, norma, standar, pedoman, dan manual pengelolaan areal
pemakaman1 04 xx 20 02 Pengumpulan dan analisis data base jumlah jiwa yang meninggal1 04 xx 20 03 Koordinasi pengelolaan areal pemakaman1 04 xx 20 04 Koordinasi penataan areal pemakaman1 04 xx 20 05 Pemberian perijinan pemakaman1 04 xx 20 06 Pembangunan sarana dan prasarana pemakaman1 04 xx 20 07 Pemeliharaan sarana dan prasarana pemakaman1 04 xx 20 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 04 xx 20 09 dst……………………
1 04 xx xx Program dst……….
1 05 Penataan Ruang
1 05 xx 15 Program Perencanaan Tata Ruang1 05 xx 15 01 Penyusunan kebijakan tentang penyusunan tata ruang1 05 xx 15 02 Penetapan kebijakan tentang RDTRK, RTRK, dan RTBL1 05 xx 15 03 Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang1 05 xx 15 04 Penyusunan rencana tata ruang wilayah1 05 xx 15 05 Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan1 05 xx 15 06 Penyusunan rencana teknis ruang kawasan1 05 xx 15 07 Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan1 05 xx 15 08 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW1 05 xx 15 09 Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang1 05 xx 15 10 Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang1 05 xx 15 11 Revisi rencana tata ruang1 05 xx 15 12 Pelatihan aparat dalam perencanaan tata ruang1 05 xx 15 13 Survey dan pemetaan1 05 xx 15 14 Koordinasi dan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang lintas kabupaten/kota1 05 xx 15 15 Monitoring, evaluasi dan pelaporan rencana tata ruang1 05 xx 15 16 dst……………………
1 05 xx 16 Program Pemanfaatan Ruang1 05 xx 16 01 Penyusunan kebijakan perizinan pemanfaatan ruang1 05 xx 16 02 Penyusunan norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang1 05 xx 16 03 Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang1 05 xx 16 04 Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang1 05 xx 16 05 Survey dan pemetaan1 05 xx 16 06 Pelatihan aparat dalam pemanfaatan ruang1 05 xx 16 07 Sosialisasi kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pemanfaatan ruang1 05 xx 16 08 Koordinasi dan fasilitasi penyusunan pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota1 05 xx 16 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan tata ruang1 05 xx 16 10 dst……………………
1 05 xx 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang1 05 xx 17 01 Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang1 05 xx 17 02 Penyusunan prosedur dan manual pengendalian pemanfaatan ruang1 05 xx 17 03 Fasilitasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang1 05 xx 17 04 Pelatihan aparat dalam pengendalian pemanfaatan ruang1 05 xx 17 05 Pengawasan pemanfaatan ruang1 05 xx 17 06 Koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota1 05 xx 17 07 Sosialisasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang1 05 xx 17 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 05 xx 17 09 dst……………………
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
169
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 xx 15 Program Pengembangan data/informasi1 06 xx 15 01 Pengumpulan, updating dan analisis data informasi capaian target kinerja program
dan kegiatan1 06 xx 15 02 Penyusunan dan pengumpulan data informasi kebutuhan penyusunan dokumen
perencanaan1 06 xx 15 03 Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan kawasan
rawan bencana1 06 xx 15 04 Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan ekonomi1 06 xx 15 05 Penyusunan profile daerah1 06 xx 15 06 dst……………………
1 06 xx 16 Program Kerjasama Pembangunan1 06 xx 16 01 Koordinasi kerjasama wilayah perbatasan1 06 xx 16 02 Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah1 06 xx 16 03 Fasilitasi kerjasama dengan dunia usah/lembaga1 06 xx 16 04 Koordinasi dalam pemecahan masalah-masalah daerah1 06 xx 16 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 16 06 dst……………………
1 06 xx 17 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan1 06 xx 17 01 Koordinasi penyelesaian masalah perbatasan antar daerah1 06 xx 17 02 Sosialisai kebijakan pemerintah dalam penyelesaian perbatasan antar negara1 06 xx 17 03 Koordinasi penetapan rencana tata ruang perbatasan1 06 xx 17 04 Penyusunan perencanaan pengembangan perbatasan1 06 xx 17 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 17 06 dst……………………
1 06 xx 18 Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh1 06 xx 18 01 Sosialisasi kebijakan pemerintah dalam Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat
tumbuh1 06 xx 18 02 Koordinasi penetapan rencana Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh1 06 xx 18 03 Penyusunan perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh1 06 xx 18 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 18 05 dst……………………
1 06 xx 19 Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar1 06 xx 19 01 Koordinasi penyelesaian permasalahan penanganan sampah perkotaan1 06 xx 19 02 Koordinasi penyelesaian permasalahan transportasi perkotaan1 06 xx 19 03 Koordinasi penanggulangan dan penyelesaian bencana alam/sosial1 06 xx 19 04 Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi1 06 xx 19 05 Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat industri1 06 xx 19 06 Koordinasi perencanaan penanganan pusat-pusat pendidikan1 06 xx 19 07 Koordinasi perencanaan penanganan perumahan1 06 xx 19 08 Koordinasi perencanaan penanganan perpakiran1 06 xx 19 09 Koordinasi perencanaan pair minum, drainase dan sanitasi perkotaan1 06 xx 19 10 Koordinasi penanggulangan limbah rumah tangga dan industri perkotaan1 06 xx 19 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 19 12 dst……………………
1 06 xx 20 Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunandaerah
1 06 xx 20 01 peningkatan kemampuan teknis aparat perencana1 06 xx 20 02 Sosialisasi kebijakan perencanaan pembangunan daerah1 06 xx 20 03 Bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan daerah1 06 xx 20 04 dst……………………
1 06 xx 21 Program perencanaan pembangunan daerah1 06 xx 21 01 Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan
layanan publik1 06 xx 21 02 Penyusunan rancangan RPJPD1 06 xx 21 03 Penyelenggaraan musrenbang RPJPD
170
L A M P I R A NLanjutan Lampiran A VII..................
1 06 xx 21 04 Penetapan RPJPD1 06 xx 21 05 Penyusunan rancangan RPJMD1 06 xx 21 06 Penyelenggaraan musrenbang RPJMD1 06 xx 21 07 Penetapan RPJMD1 06 xx 21 08 Penyusunan rancangan RKPD1 06 xx 21 09 Penyelenggaraan musrenbang RKPD1 06 xx 21 10 Penetapan RKPD1 06 xx 21 11 Kordinasi penyusunan laporan kinerja pemerintah daerah1 06 xx 21 12 Kordinasi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)1 06 xx 21 13 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah1 06 xx 21 14 dst……………………
1 06 xx 22 Program perencanaan pembangunan ekonomi1 06 xx 22 01 Penyusunan masterplan pembangunan ekonomi daerah1 06 xx 22 02 Penyusunan indikator ekonomi daerah1 06 xx 22 03 Penyusunan perencanaan pengembangan ekonomi masyarakat1 06 xx 22 04 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi1 06 xx 22 05 Penyusunan tabel input output daerah1 06 xx 22 06 Penyusunan masterplan penanggulangan kemiskinan1 06 xx 22 07 Penyusunan indikator dan pemetaan daerah rawan pangan1 06 xx 22 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 22 09 dst……………………
1 06 xx 23 Program perencanaan sosial budaya1 06 xx 23 01 Koordinasi penyusunan masterplan pendidikan1 06 xx 23 02 Koordinasi penyusunan masterplan kesehatan1 06 xx 23 03 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya1 06 xx 23 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 23 05 dst……………………
1 06 xx 24 Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam1 06 xx 24 01 Koordinasi penyusunan masterplan prasarana perhubungan daerah1 06 xx 24 02 Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian sumber daya alam dan lingkungan
hidup1 06 xx 24 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 24 04 dst……………………
1 06 xx 25 Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana1 06 xx 25 01 Koordinasi penyusunan profile daerah rawan bencana1 06 xx 25 02 Koordinasi pembangunan daerah rawan bencana1 06 xx 25 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 06 xx 25 04 dst……………………
1 07 Perhubungan
1 07 xx 15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan1 07 xx 15 01 Perencanaan pembangunan prasaranan dan fasilitas perhubungan1 07 xx 15 02 Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang perhubungan1 07 xx 15 03 Koordinasi dalam pembangunan prasaranan dan fasilitas perhubungan1 07 xx 15 04 Sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan1 07 xx 15 05 Pembangunan sarana dan prasarana jembatan timbang1 07 xx 15 06 Peningkatan pengelolaan terminal angkutan sungai, danau dan penyebrangan1 07 xx 15 07 Peningkatan pengelolaan terminal angkutan darat1 07 xx 15 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 07 xx 15 09 dst……………………
1 07 xx 16 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ1 07 xx 16 01 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor1 07 xx 16 02 Rehabilitasi/pemeliharaan prasarana balai pengujian kendaraan bermotor1 07 xx 16 03 Rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana jembatan timbang1 07 xx 16 04 Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan1 07 xx 16 05 dst……………………
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
171
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 07 xx 17 Program peningkatan pelayanan angkutan1 07 xx 17 01 Kegiatan penyuluhan bagi para sopir/juru mudi untuk peningkatan keselamtan
penumpang1 07 xx 17 02 Kegiatan peningkatan disiplin masyarakat menggunakan angkutan1 07 xx 17 03 Kegiatan temu wicara pengelola angkutan umum guna meningkatkan keselamatan
penumpang1 07 xx 17 04 Kegiatan uji kelayakan saran transportasi guna keselamtan penumpang1 07 xx 17 05 Kegiatan pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya1 07 xx 17 06 Kegiatan penciptaan keamanan dan kenyamanan penumpang dilingkungan treminal1 07 xx 17 07 Kegiatan pengawasan peralatan keamanan dalam keadaaan darurat dan
perlengkapan pertolongan pertama1 07 xx 17 08 Kegiatan penataan tempat-tempat pemberhentian angkutan umum1 07 xx 17 09 Kegiatan penciptaan disiplin dan pemeliharaan kebersihan di lingkungan terminal1 07 xx 17 10 Kegiatan penciptaan layanan cepat, tepat, murah dan mudah1 07 xx 17 11 Pengumpulan dan analisis data base pelayanan jasa angkutan1 07 xx 17 12 Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan jasa nagkutan1 07 xx 17 13 Fasilitasi perijinan di bidang perhubungan1 07 xx 17 14 Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan1 07 xx 17 15 Kegiatan pemilihan dan pemberian penghargaan sopir/juru mudik/awak kendaraaan
angkutan umum teladan1 07 xx 17 16 Koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan1 07 xx 17 17 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 07 xx 17 18 dst……………………
1 07 xx 18 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan1 07 xx 18 01 Pembangunan gedung terminal1 07 xx 18 02 Pembangunan halte bus, taxi gedung terminal1 07 xx 18 03 Pembangunan jembatan penyebrangan gedung terminal1 07 xx 18 04 dst……………………
1 07 xx 19 Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas1 07 xx 19 01 Pengadaan rambu-rambu lalu lintas1 07 xx 19 02 Pengadaan marka jalan1 07 xx 19 03 Pengadaan pagar pengaman jalan1 07 xx 19 04 dst……………………
1 07 xx 20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor1 07 xx 20 01 Pembangunan balai pengujian kendaraan bermotor1 07 xx 20 02 Pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor1 07 xx 20 03 Pelaksanaan uji petik kendaraan bermotor1 07 xx 20 04 dst……………………
1 07 xx xx Program dst……….
1 08 Lingkungan Hidup
1 08 xx 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan1 08 xx 15 01 Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah1 08 xx 15 02 Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan1 08 xx 15 03 Penyusunan kebijakan kerjasama pengelolaan persampahan1 08 xx 15 04 Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan1 08 xx 15 05 Pengembangan teknoligi pengolahan persampahan1 08 xx 15 06 Bimbingan teknis persampahan1 08 xx 15 07 Peningkatan kemampuan aparat pengelolaan persampahan1 08 xx 15 08 Kerjasama pengelolaan persampahan1 08 xx 15 09 Kerjasama pengelolaan sampah antar daerah1 08 xx 15 10 Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan1 08 xx 15 11 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan1 08 xx 15 12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 15 13 Dst ….
1 08 xx 16 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup1 08 xx 16 01 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
172
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 08 xx 16 02 Koordinasi penilaian langit biru1 08 xx 16 03 Pemantauan Kualitas Lingkungan1 08 xx 16 04 Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup1 08 xx 16 05 Koordinasi penertiban kegiatan Pertambangan Tanpa Izin (PETI)1 08 xx 16 06 Pengelolaan B3 dan Limbah B31 08 xx 16 07 Pengkajian dampak lingkungan1 08 xx 16 08 Peningkatan pengelolaan lingkungan pertambangan1 08 xx 16 09 Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (proper)1 08 xx 16 10 Koordinasi pengelolaan Prokasih/Superkasih1 08 xx 16 11 Pengembangan produksi ramah lingkungan1 08 xx 16 12 Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup1 08 xx 16 13 Koordinasi penyusunan AMDAL1 08 xx 16 14 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup1 08 xx 16 15 Pengkajian pengembangan sistem insentif dan disinsentif1 08 xx 16 16 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 16 17 Dst….
1 08 xx 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam1 08 xx 17 01 Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air1 08 xx 17 02 Pantai dan Laut Lestari1 08 xx 17 03 Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Konservasi Laut, Suaka Perikanan, dan
Keanekaragaman Hayati Laut1 08 xx 17 04 Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan1 08 xx 17 05 Pengendalian Dampak Perubahan Iklim1 08 xx 17 06 Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan1 08 xx 17 07 Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air1 08 xx 17 08 Pengendalian dan Pengawasan pemanfaatan SDA1 08 xx 17 09 Koordinasi pengelolaan konservasi SDA1 08 xx 17 10 Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem1 08 xx 17 11 Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan World Heritage Laut1 08 xx 17 12 Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Regional1 08 xx 17 13 Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan1 08 xx 17 14 Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA1 08 xx 17 15 Koordinasi peningkatan pengelolaan kawasan konservasi1 08 xx 17 16 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 17 17 Dst…..
1 08 xx 18 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam1 08 xx 18 01 Pengelolaan dan rehabilitasi terumbu karang, mangrove, padang lamun, estuaria dan
teluk1 08 xx 18 02 Perencanaan dan penyusunan program pembangunan pengendalian sumber daya
alam dan lingkungan hidup1 08 xx 18 03 Rehabilitasi hutan dan lahan1 08 xx 18 04 Pengembangan kelembagaan rehabilitasi hutan dan lahan1 08 xx 18 05 Penyusunan pedoman standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang, mangrove,
dan padang lamun1 08 xx 18 06 Sosialisasi pedoman standar dan prosedur rehabilitasi terumbu karang, mangrove,
dan padang lamun1 08 xx 18 07 Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan cadangan
SDA1 08 xx 18 08 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 18 09 Dst….
1 08 xx 19 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alamdan Lingkungan Hidup
1 08 xx 19 01 Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan1 08 xx 19 02 Pengembangan data dan informasi lingkungan1 08 xx 19 03 Penyusunan data sumberdaya alam dan neraca sumber daya hutan (NSDH) nasional
dan daerah1 08 xx 19 04 Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah1 08 xx 19 05 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 19 06 Dst…..
173
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
Lanjutan Lampiran A VII..................
1 08 xx 20 Program Peningkatan Pengendalian Polusi1 08 xx 20 01 Pengujian emisi kendaraan bermotor1 08 xx 20 02 Pengujian emisi udara akibat aktivitas industri1 08 xx 20 03 Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair1 08 xx 20 04 Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polusi1 08 xx 20 05 Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran1 08 xx 20 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 20 07 Dst….
1 08 xx 21 Program pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-kawasan konservasi laut dan hutan
1 08 xx 21 01 Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan konservasi1 08 xx 21 02 Pengembangan konservasi laut dan hutan wisata1 08 xx 21 03 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 21 04 Dst……..
1 08 xx 22 Program Pengendalian kebakaran hutan1 08 xx 22 01 Pengadaan alat pemadam kebakaran hutan1 08 xx 22 02 Pemetaan kawasan rawan kebakaran hutan1 08 xx 22 03 Koordinasi pengendalian kebakaran hutan1 08 xx 22 04 Penyusunan norma, standar, prosedur dan manual pengendalian kebakaran hutan1 08 xx 22 05 Sosialisasi kebijakan pencegahan kebakaran hutan1 08 xx 22 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 08 xx 22 07 Dst….
1 08 xx 23 Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut1 08 xx 23 01 Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut1 08 xx 23 02 Pengembangan sistem manajemen pengelolaan pesisir laut1 08 xx 23 03 Dst….
1 08 xx 24 Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)1 08 xx 24 01 Penyusunan kebijakan, norma,standard prosedur dan manual pengelolaan RTH1 08 xx 24 02 Sosialisasi kebijakan, norma, standard, prosedur dan manual pengelolaan RTH1 08 xx 24 03 Penyusunan dan analisis data/informasi pengelolaan RTH1 08 xx 24 04 Penyusunan program pengembahan RTH1 08 xx 24 05 Penataan RTH1 08 xx 24 06 Pemeliharaan RTH1 08 xx 24 07 Pengembangan taman rekreasi1 08 xx 24 08 Pengawasan dan pengendalian RTH1 08 xx 24 09 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH1 08 xx 24 10 Monitoring dan evaluasi1 08 xx 24 11 Dst…
1 08 xx Program dst…
1 09 Pertanahan
1 09 xx 15 Program pembangunan sistem pendaftaran tanah1 09 xx 15 01 Penyusunan sistem pendaftaran tanah1 09 xx 15 02 Sosialisasi sistem pendaftaran tanah1 09 xx 15 03 Dst…
1 09 xx 16 Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatantanah
1 09 xx 16 01 Penataan penguasaan, pemilikan , penggunaan dan pemanfaatan tanah1 09 xx 16 02 Penyuluhan hukum pertanahan1 09 xx 16 03 Dst…
1 09 xx 17 Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan1 09 xx 17 01 Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan1 09 xx 17 02 dst….
174
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 09 xx 18 Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan1 09 xx 18 01 Penyusunan sistem informasi pertanahan yang handal1 09 xx 18 02 Dst…
1 09 xx xx Program dst…
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
1 10 xx 15 Program Penataan Administrasi Kependudukan1 10 xx 15 01 Pembangunan dan Pengoperasian SIAK secara terpadu1 10 xx 15 02 Pelatihan tenaga pengelola SIAK1 10 xx 15 03 Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating, dan
pemeliharaan)1 10 xx 15 04 Pembentukan dan Penataan Sistem Koneksi (Inter-Phase Tahap Awal) NIK1 10 xx 15 05 Koordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan1 10 xx 15 06 Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan1 10 xx 15 07 Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat1 10 xx 15 08 Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan1 10 xx 15 09 Pengembangan data base kependudukan1 10 xx 15 10 Penyusunan kebijakan kependudukan1 10 xx 15 11 Peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan catatan sipil1 10 xx 15 12 Sosialisasi kebijakan kependudukan1 10 xx 15 13 Peningkatan kapasitas kelembagaan kependudukan1 10 xx 15 14 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 10 xx 15 15 Dst..
1 11 Pemberdayaan Perempuan
1 11 xx 15 Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan1 11 xx 15 01 Perumusan kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi1 11 xx 15 02 Perumusan kebijakan peningkatan peran dan posisi perempuan di bidang politik dan
jabatan publik1 11 xx 15 03 Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak1 11 xx 15 04 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 11 xx 15 05 Dst….
1 11 xx 16 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak1 11 xx 16 01 Advokasi dan fasilitasi PUG bagi perempuan1 11 xx 16 02 Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan
(P2TP2)1 11 xx 16 03 Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam
pemberdayaan perempuan dan anak1 11 xx 16 04 Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender
(KKG)1 11 xx 16 05 Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak1 11 xx 16 06 Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan
anak1 11 xx 16 07 Evaluasi pelaksanaan PUG1 11 xx 16 08 Pengembangan sistem informasi Gender dan Anak1 11 xx 16 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 11 xx 16 10 Dst…
1 11 xx 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan1 11 xx 17 01 Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan di daerah1 11 xx 17 02 Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan korban KDRT1 11 xx 17 03 Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan1 11 xx 17 04 Sosialisasi dan advokasi kebijakan penghapusan buta aksara perempuan (PBAP)1 11 xx 17 05 Sosialisasi dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan1 11 xx 17 06 Sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan KDRT1 11 xx 17 07 Penyusunan profil perlindungan perempuan lansia dan cacat1 11 xx 17 08 Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
Lanjutan Lampiran A VII..................
175
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 11 xx 17 09 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 11 xx 17 10 Dst…
1 11 xx 18 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalampembangunan
1 11 xx 18 01 Kegiatan pembinaan organisasi perempuan1 11 xx 18 02 Kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan jender1 11 xx 18 03 Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera1 11 xx 18 04 Kegiatan bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha1 11 xx 18 05 Kegiatan pameran hasil karya perempuan di bidang pembangunan1 11 xx 18 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 11 xx 18 07 Dst…
1 11 xx 19 Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak1 11 xx 19 01 Workshop peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan1 11 xx 19 02 Pemberdayaan lembaga yang berbasis gender1 11 xx 19 03 Dst……………
1 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 12 xx 15 Program Keluarga Berencana1 12 xx 15 01 Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin1 12 xx 15 02 Pelayanan KIE1 12 xx 15 03 Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu1 12 xx 15 04 Promosi Pelayanan Khiba1 12 xx 15 05 Pembinaan Keluarga Berencana1 12 xx 15 06 Pengadaan sarana mobilitas tim KB keliling1 12 xx 15 07 Dst……………
1 12 xx 16 Program Kesehatan Reproduksi Remaja1 12 xx 16 01 Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)1 12 xx 16 02 Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat1 12 xx 16 03 Dst……………
1 12 xx 17 Program pelayanan kontrasepsi1 12 xx 17 01 Pelayanan konseling KB1 12 xx 17 02 Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB1 12 xx 17 03 Pengadaan alat kontrasepsi1 12 xx 17 04 Pelayanan KB medis operasi1 12 xx 17 05 Dst……………
1 12 xx 18 Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yangmadiri
1 12 xx 18 01 Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB1 12 xx 18 02 Dst……………
1 12 xx 19 Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompokkegiatan di masyarakat
1 12 xx 19 01 Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat1 12 xx 19 02 Dst……………
1 12 xx 20 Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR1 12 xx 20 01 Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KKR1 12 xx 20 02 Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar
sekolah1 12 xx 20 03 Dst……………
1 12 xx 21 Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS1 12 xx 21 01 Penyuluhan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS1 12 xx 21 02 Dst……..
Lanjutan Lampiran A VII..................
176
L A M P I R A N
KODE PROGRAM DAN KEGIATAN
1 12 xx 22 Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan danpembinaan tumbuh kembang anak
1 12 xx 22 01 Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembanganak
1 12 xx 22 02 Dst……..
1 12 xx 23 Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga1 12 xx 23 01 Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan1 12 xx 23 02 Dst……..
1 12 xx 24 Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU1 12 xx 24 01 Pengkajian pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU1 12 xx 24 02 Dst……..
1 13 Sosial
1 13 xx 15 01 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) danPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
1 13 xx 15 02 Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosialpemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial(PMKS) Lainnya
1 13 xx 15 03 Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin1 13 xx 15 04 Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin1 13 xx 15 05 Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin1 13 xx 15 06 Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial1 13 xx 15 07 Dst……..
1 13 xx 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial1 13 xx 16 01 Pengembangan Kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi
penyandang cacat dan lansia1 13 xx 16 02 Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan
perempuan dan anak1 13 xx 16 03 Pelaksanaan KIE konseling dan kampanye sosial bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)1 13 xx 16 04 Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak
jalanan, anak cacat, anak nakal1 13 xx 16 05 Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana1 13 xx 16 06 Pembentukan pusat informasi penyandang cacat dan trauma center1 13 xx 16 07 Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan
sosial bagi PMKS1 13 xx 16 08 Penyusunan kebijakan pelayanandan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial1 13 xx 16 09 Koordinasi perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan1 13 xx 16 10 penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat
dan kejadian luar biasa1 13 xx 16 11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 13 xx 16 12 Dst……………
1 13 xx 17 Program pembinaan anak terlantar1 13 xx 17 01 Pembangunan sarana dan prasarana tempat penampungan anak terlantar1 13 xx 17 02 Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar1 13 xx 17 03 Penyusunan data dan analisis permasalahan anak terlantar1 13 xx 17 04 Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar1 13 xx 17 05 Peningkatan keterampilan tenaga pembinaan anak terlantar1 13 xx 17 06 Monitoring, evaluasi dan pelaporan1 13 xx 17 07 Dst……………
Lanjutan Lampiran A VII..................