Modul Kompre Fix
-
Upload
muhammad-septa-utama -
Category
Documents
-
view
271 -
download
9
Transcript of Modul Kompre Fix
Menurut ’Aidh bin Abdullah al-Qarn, ada 11 manfaat membaca:
1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan
orang2 malas dan tidak mau bekerja.4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan
dalam bertutur kata.5. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan
pemahaman.7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang
lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan orang-orang berilmu.
8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup.
9. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku2 yang bermanfaat, terutama buku2 yang ditulis oleh penulis2 yg baik. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia2.
11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).
SELAMAT MEMBACA..:D
#Angkatan52 #Wisuda2014
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 1
MODUL MATERI STATISTIK SOSIAL KEPENDUDUKAN
CHAPTER 1DEMOGRAFI
A. Arti Demografi
Berasal dari bahasa Yunani: demos = rakyat / penduduk, grafein =menulis
Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk (Achille Guillard, 1885)
B. Sejarah
Penggunaan kata Demografi: Achille Guilard (Belgia) dalam publikasi:“Elements de Statistique humaine, ou demographie comparee.“ (Elements of human statistics or comparative demography)
C. Definisi
Studi ilmiah tentang populasi penduduk, terutama yang berkaitan dengan ukuran, struktur dan perkembangannya (United Nations, 1958: 3)Populasi adalah produk dari angka kelahiran, migrasi dan kematian. Demografi adalah nama yang diberikan terhadap studi alamiah dan interaksi dari populasi penduduk, dan pengaruh dari perubahan-perubahan terhadap komposisi dan pertumbuhan penduduk
Studi tentang ukuran, distribusi teritorial, dan komposisi dari populasi, perubahan didalamnya, dan komponen-komponen perubahannya yang dapat diidentifikasikan sebagai natalitas, mortalitas, pergerakan teritorial (migrasi), dan mobilitas sosial (perubahan status). (Hauser & Duncan, 1959: 2)
Studi matematik dan statistik dari ukuran, komposisi dan distribusi penduduk, dan perubahan sepanjang waktu dari aspek-aspek ini terhadap operasi 5 proses yang meliputi fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas penduduk (Boque, 1969: 1-2)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 2
PENGANTAR DEMOGRAFI
D. Tokoh-tokoh Demografi
Bapak Demografi: John Grount (abad 17) o Menganalisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari catatan
kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas gereja.
o Mencetuskan “hukum-hukum” tentang pertumbuhan penduduk (Natural and
Political Observations, Made Upon The Bills of Mortality, 1662). Johan Suszmilch (1762)
o Mempelajari hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia
yang tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya. Suszmilch, Guillard & Wolfe
o Menganggap demografi sebagai semacam “Bio-social Book-keeping” atau
Tatabuku Bio-sosial. Pengumpulan angka-angka itu penting, tetapi angka-angka tersebut harus dinyatakan hubungan-hubungannya, setelah itu baru bisa dinamakan ilmu demografi.
E. Ilmu Demografi
Formal Demography (Demografi Formal, Demografi Matematik atau Analisis Demografi) : mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Variabel Demografi yang dihitung dengan cara matematik.
Population Studies (Studi Kependudukan):mempelajari hubungan antara variabel demografi dan non demografi dipertimbangkan
F. Tujuan dan Penggunaan Demografi
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya atau
kecenderungannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekwensinya (proyeksi penduduk).
G. Sumber Data Demografi
1. Sensus Sejarah :
o Sensus dari bahasa latin “censere“ = pajak. Awalnya dikaitkan dengan
pajak.Alasan lain : kebutuhan militer (menghitung anak laki-laki dan suplai makanan).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 3
o Saat ini digunakan untuk analisis statistik, data individu tidak
dipublikasikan.o Adanya UU tentang Sensus di Amerika Serikat tahun 1797, menandakan
dimulainya pelaksanaan sensus 10 tahun sekali..o Di Eropa Abad 19, Asia (India) 1972, Australia 1881, sebagian besar
negara abad 20. Karakteristik :
o Interval yang tetap, tiap 5 atau 10 tahun sekali.
o Mencakup setiap individu pada periode waktu tertentu.
o Berisi sedikit pertanyaan penting (seperti umur, jenis kelamin, status
perkawinan, tempat kelahiran, pendidikan dan pekerjaan).o Membutuhkan tenaga dan biaya yang besar.
o Non sampling error besar.
Metode : - Canvasing& Wawancara- Self Enumeration
▪ Mailing▪ Dropping▪ Telepon
Sistem :-De Jure : mencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahan.- De Facto : mencakup penduduk yang terdapat dalam wilayah dimana seseorang
biasanya tinggal (di Indonesia menggunakan konsep penduduk yang tinggal atau bermaksud tinggal minimal selama 6 bulan).
- Kombinasi Scope : - Penduduk ▪ Demografi (Data pokok)
▪ Pendidikan ▪ Ketenagakerjaan ▪ Migrasi ▪ Fertilitas & Mortalitas
- Perumahan ▪ Permanen ▪ Fasilitas Pokok ▪ Tata Ruang ▪ Rumah tangga
Coverage : - Usual Resident- Tamu ≥ 6 bulan- WNI & WNA di Wilayah Geografis RI- Penduduk Nomad
Tahapan Kegiatan Pembentukan Enumeration Area Pemetaan Wilayah Listing Pencacahan Lengkap Pencacahan Sampel
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 4
PES Tabulasi Analisis
2. Survei Karakteristik :
o Lebih murah.
o Mencakup sebagian penduduk.
o Informasi yg dihasilkan lebih detail dan kualitas yang lebih baik
dibandingkan sensus.o Waktu untuk wawancara lebih lama.
o Digunakan untuk menguji ketepatan data sensus dan registrasi.
o Digunakan untuk mengumpulkan data statistik vital jika registrasi tidak
tersedia.o Sampling error besar.
3. Registrasia. Registrasi Vital (kelahiran, kematian dan perkawinan)
o Statistik vital sumber utama perubahan penduduk, karena dikumpulkan
terus menerus.o Mencakup data kematian, kelahiran & perkawinan.
o Sistem registrasi negara dikembangkan abad 19 & 20.
o Registrasi efektif dapat digunakan bersama sensus terbaru dan statistik
migrasi digunakan mengestimasi data penduduk.o Contoh registrasi efektif: Australia, Sri Lanka, Thailand dan negara2 maju.
b. Register Penduduko Pertama kali terdapat di Cina dan ditiru Jepang.
o Identik dengan setiap orang harus mempunyai kartu identitas.
o Hanya 18 negara yg memiliki register lengkap dan dapat digunakan untuk
keperluan demografi.o Kebanyakan Eropa, di luar Eropa yaitu Taiwan, Israel, Korea dan
Thailando Mengacu US, register penduduk ideal menyediakan catatan secara
kontinyu karakteristik dan kejadian vital tiap individu.c. Statistik Migrasi Internasional
o Diperoleh dari kunjungan internasional
o Orang yg melewati batas internasional harus membuat paspor dan
melengkapi berbagai formulir keberangkatan dan kedatangano Tidak semua perpindahan internasional dapat dicatat
H. Ukuran-ukuran dalam Demografi
Untuk mengetahui dinamika penduduk diperlukan ukuran-ukuran. Agar penduduk dapat dipelajari secara sistematis, dapat dianalisis dan dibandingkan. Ukuran-ukuran demografi antara lain :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 5
1. Bilangan Digunakan untuk menunjukkan jumlah absolut/mutlak suatu penduduk atau suatu kejadian/peristiwa demografi yang terjadi di daerah tertentu dalam suatu periode tertentu.
Contoh: Berdasarkan data SP 2000, Penduduk Indonesia tahun 2000 adalah 205,843 juta.
2. ProporsiY = a/(a+b)Proporsi adalah perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya merupakan bagian dari penyebut atau jumlah satu sub group penduduk dibagi dengan jumlah seluruh penduduk. Bila dinyatakan dalam per 100, dikenal sebagai persen.
Contoh : Proporsi/persentase penduduk yang tinggal di perkotaan DKI Jakarta 100% tidak ada penduduk DKI yang tinggal di pedesaan.
3. Rate/Angka Rate /angka adalah jumlah kejadian/peristiwa demografi dalam suatu
penduduk selama periode tertentu (biasanya 1 tahun) dibagi penduduk “at risk” selama periode tersebut.
Population “at risk” adalah penduduk yang menanggung risiko peristiwa tersebut biasanya kira-kira, jumlah penduduk pada pertengahan tahundimana secara kasar adalah rata-rata penduduk selama periode.
Rate sering diekspresikan per 100 atau per 1000 penduduk/populasi, agar lebih mudah dimengerti artinya.
Rate ada 2 macam: o Angka Kasar (Crude Rate):angka yang dipakai untuk menghitung
peristiwa demografi penduduk total, termasuk yang tidak menanggung risiko
o Angka Spesifik(Specific Rate):angka yang digunakan untuk menghitung
peristiwa demografi penduduk yang menanggung risiko peristiwa tersebut.
Beberapa macam rate : Fertilitas
CBR (Crude Birth Rate/Angka Kelahiran Kasar)
CBR=BP
xk
B = Jumlah kelahiran selama 1 tahun tertentu P = Jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000
ASFR (Age Specific Fertility Rate/Angka Kelahiran Menurut Umur)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 6
ASFRi= BiPfi
xk
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur i Pfi = Jumlah wanita pada kelompok umur i k = 1000
TFR (Total Fertility Rate/Angka Kelahiran Total)
CBR=5∑ ASFRi Mortalitas
CDR (Crude Death Rate/Angka Kematian Kasar)
CDR=DP
xk
D = Jumlah kematian selama 1 tahun tertentu P = Jumlah penduduk pertengahan tahun k = 1000
ASDR (Age Specific Death Rate/Angka Kematian Menurut Umur)
ASDRi=DiPi
xk
Di = Jumlah kematian dari kelompok umur i Pi = Jumlah penduduk pada kelompok umur i k = 1000
MigrasiAngka Migrasi Netto
AMN= Mi−MoP
xk
Mi = Jumlah migrasi masuk Mo= Jumlah migrasi keluar k = 1000
Jika Angka Migrasi Neto “+” Migran Masuk > Migran Keluar
Contraceptive Prevalenserate adalah jumlah perempuan usia reproduksi yang menggunakan kontrasepsi per 100 perempuan usia reproduksi.
Incidence rate biasanya untuk morbidity/kesakitan. Incidence rate untuk penyakit TBC.
Contoh :Insidence rate penyakit TBC di Kenya pada tahun 1996 adalah 97 per 100.000 penduduk. Artinya per 100.000 penduduk Kenya ada 97 orang yang menderita TBC.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 7
4. Rasio Y = a/b Rasio adalah perbandingan satu jumlah dengan jumlah lainnya atau
perbandingan antara dua bilangan misalnya perbandingan satu sub group penduduk dengan sub group penduduk lainnya.
Beberapa macam rasio : Dependecy ratio, Sex ratio, Child Women ratio, Abortion ratio, Maternal Mortality ratio.
Contoh: Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) :Perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan.
RJK= Jumlah . Penduduk . Laki−lakiJumlah . Penduduk . Perempuan
x 100
Misal : RJK Indonesia Tahun 2000 adalah 100,6 untuk setiap 100 perempuan terdapat 101 laki-laki.
5. Konstanta Konstanta/Bilangan konstan adalah bilangan tetap (100, atau 1000 atau
100.000) dimana rate/angka, rasio, atau proporsi dapat dikalikan untuk menggambarkan ukuran-ukuran dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti. Dalam rumus, bilangan konstan ditulis sebagai “k”.
6. Periode Periode adalah ukuran tentang peristiwa yang terjadi dari sebagian atau
seluruh penduduk dalam suatu periode tertentu
7. Kohor Cohort/Kohor adalah sekelompok penduduk yang mempunyai pengalaman
waktu yang sama dari suatu peristiwa demografi tertentu. Yang paling sering digunakan adalah kohor kelahiran penduduk di suatu daerah yang lahir pada tahun yang sama. Kohor lain yaitu kohor perkawinan, kohor pendidikan (kelas sekolah).
CHAPTER 2PENDUDUK
A. Penduduk
1. Dinamika Kependudukan : perubahan dalam penduduk 2. Besaran dan Persebaran Penduduk
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 8
Jumlah penduduk atau besarnya biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan income per capita Negara tersebut, yang secara kasar mencerminkan kemajuan perekonomian Negara tersebut.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar adalah sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa justru penduduk yang kecil yang dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Di samping kedua pendapat tersebut ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk suatu Negara harus seimbang dengan jumlah sumber-sumber ekonominya, baru dapat diperoleh kenaikan pendapatan nasionalnya. Jumlah penduduk tidak boleh terlampau sedikit tetapi juga tidak boleh terlampau banyak (teori penduduk optimum).
B. Pertumbuhan Penduduk
Dinyatakan dengan formula(balancing equation):Pt = Po + (B – D) + (Mi – Mo)
Dimana:Po = Jumlah penduduk tahun dasarPt = Jumlah penduduk tahun tB = Kelahiran jangka waktu 2 kejadian (t tahun)D = Kematian t tahunMi = Migrasi masuk t tahunMo = Migrasi keluar t tahun
Model pertumbuhan penduduk
Migrasi
Positif Negatif Nol
M > F N,T,S T T
M < F N N,T,S N
M = F N T S
Keterangan:M = Mortalitas (Kematian) T = TurunF = Fertilitas (Kelahiran) S = StabilN = Naik
C. Transisi Demografi
1. Tahap 1 Pertumbuhan penduduk sangat kecil karena jumlah kematian hampir sama dengan
jumlah kelahiran setiap tahun.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 9
Kelahiran yang tinggi kematian yang tinggi karena perang, kelaparan, penyakit, infeksi kronis dan malnutrisi.
2. Tahap 2 Pada abad ke 17 dan 18 kesehatan kondisi kehidupan diperbaiki di Eropa, sanitasi
public mengurangi kejaidan penyakit. Jumlah kelahiran melebihi jumlah kematian, mulai ada pertumbuhan penduduk.
Fluktuasi mortalitas pada abad terdahulu mulai berkurang. Perluasan perdagangan membuat supply makanan lebih luas tersedia dan
perbaikan nutrisi. 3. Tahap 3
Angka kelahiran juga menurun sebagai akibat menikah pada usia lebih tua, urbanisasi, industrialisasi, meningkatnya aspirasi dan factor-faktor lain.
Angka mortalitas menurun terus. 4. Tahap 4 Angka fertilitas dan angka mortalitas pada tingkat yang rendah, terjadi keseimbangan
pertumbahan penduduk yang lambat. Pergeseran dari tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas tingi ke tingkat fertilitas dan
tingkat mortalitas rendahtransisi demografi.
D. Dampak Transisi Demografi
Perubahan struktur umur penduduk Penurunan fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15 tahun Penurunan AKB menambah bayi yang hidup terus sampai dewasa Ledakan penduduk usia kerja Proporsi lansia meningkat
E. Peluang dan Tantangan
Ada peluang o Bonus demografi dan the window of opportunity
o Bonus demografi keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh penurunan
rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan kematian bayi dan penurunan fertilitas jangka panjang. Penurunan proporsi penduduk muda mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
Ada tantangan o Ledakan penduduk usia kerja
o Jumlah penduduk yang masih akan meningkat terus
o
CHAPTER 3
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 10
STRUKTUR DAN PERSEBARAN PENDUDUK
A. Manfaat
1. Analisis struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin diperlukan untuk perencanaan berbagai kegiatan pemerintah : untuk perencanaan dalam bidang pendidikan, militer, kesehatan, perkawinan dan institusi keluarga, dll.
2. Kalangan bisnis memerlukan analisis umur dan jenis kelamin untuk perencanaan pasar (sales), jasa pelayanan, dll.
3. Data mengenai umur sangat diperlukan untuk proyeksi : proyeksi jumlah rumah tangga, proyeksi murid yang akan terdaftar di sekolah (school enrollment), proyeksi angkatan kerja, proyeksi kebutuhan perumahan, proyeksi kebutuhan pangan, dsb.
4. Analisis persebaran penduduk menurut geografis dan administrasi diperlukan untuk mengetahui ketidakmerataan (atau kemerataan) penduduk antara wilayah satu dan wilayah lain, untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, dan untuk mengetahui daya dukung suatu wilayah. Untuk persoalan pertahanan dan keamanan Untuk mengkaji potensi SDA & SDM suatu wilayah Perencanaan transportasi dan komunikasi, dll.
B. Struktur/Komposisi Penduduk
Merupakan pengelompokan penduduk berdasarkan ciri tertentu:1. Demografi/Biologis
Adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.- Menurut umur: satu tahunan, lima tahunan- Jenis kelamin: laki-laki & perempuan
2. Sosial Budaya- Pendidikan:
Kemampuan membaca menulis Buta huruf Angka buta huruf (Illiteracy rate) Pendidikan tertinggi yg ditamatkan
- Status Perkawinan: Belum kawin Kawin Cerai hidup Cerai mati
- Etnis: Suku Bahasa sehari-hari Agama Dll.
3. Karakteristik Ekonomi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 11
- Lapangan Pekerjaan: Pertanian, Perdagangan, jasa- Jenis Pekerjaan- Status Pekerjaan
4. Geografi- Urban, rural
C. Komposisi Menurut Umur dan Jenis Kelamin
1. Komposisi Penduduk menurut JK dan Umur : satu tahunan, lima tahunan, dsb.2. Single Age (Umur Tunggal) : umur seseorang dihitung berdasarkan hari ulang tahun
terakhir.3. Median Age
Med=Lmd+[( N2−f (x ))/ fmd ] i
Lmd = Batas bawah kelompok umur medianN = jumlah pendudukF(x) = Kumulatif penduduk kel umur sebelum N/2fmd = Jumlah penduduk kel umur terdapat N/2
4. Penduduk tua & Penduduk muda
UMUR TUA MUDA
0 – 14 ≤ 30% ≥ 40%
15 – 64 ≥ 60% ≤ 55%
65 + ≥ 10% ≤ 5%
UMUR MEDIAN
≤ 20 Muda
20 - 30 Intermediate
≥ 30 Tua
D. Piramida Penduduk
Grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran secara visual dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan umur (umumnya tahunan atau lima tahunan). Bentuk piramida dapat memberikan keterangan yang akan membantu memudahkan mengenal dan memahami tentang perubahan tiap kelompok umurkarakteristik penduduk di suatu wilayah menurut jenis kelamin. Misal : o Angka kelahiran tinggi, dasar piramida lebih panjang
o Mortalitas meningkat, terjadi penciutan balok diagram
o Migrasi masuk > migrasi keluar, pembengkakan balok diagram
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 12
Cara Menggambar Piramida Penduduk1. Buat sumbu tegak untuk umur dengan umur muda di bawah2. Buat batang mendatar yang lebarnya menunjukkan jumlah penduduk
(absolut/relatif)3. Sebelah kiri laki-laki, kanan perempuan4. Tinggi batang sama5. Jika jumlah penduduk dlm persentase, total 100%
Model Piramida Penduduk :o Model 1 : dasar lebar dan slope tidak terlalu curam atau datar. Bentuk semacam
ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi. Umur median rendah, sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio) tinggi. Contoh : India 1951, Indonesia 1971
o Model 2 : dasar piramida lebih lebar dan slope lebih curam sesudah kelompok
umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida. Terdapat pada Negara dengan permulaan pertumbuhan penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan fertilitas. Median age sangat rendah dan dependency ratio sangat tinggi. Contoh : Sri Lanka, Meksiko, dan Brazil.
o Model 3 : terdapat pada Negara dengan tingkat kelahiran dan kematian yang
begitu rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok-kelompok umur tua. Contoh : hampir seluruh Negara Eropa Barat.
o Model 4 : terdapat pada Negara dengan tingkat kelahiran dan kematian yang
begitu rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok-kelompok umur tua. Contoh : Amerika Serikat
o Model 5 : tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Menyebabkan
berkurangnya jumlah absolut penduduk. Contoh : Jepang
E. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 13
Ada tiga pengelompokan penduduk berkenaan dengan kaitan antara struktur umur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu : 1. Kelompok penduduk usia muda, yaitu mereka yang berumur di bawah 15 tahun
(0-14 tahun) 2. Kelompok penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-64 tahun. 3. Kelompok penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
Berdasarkan struktur penduduk umur dan jenis kelamin maka karakteristik penduduk dari suatu negara dapat dibedakan atas tiga ciri yaitu : o Expansive : jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda.
Tipe ini umumnya terdapat pada Negara-negara yang mempunyai angka kelahiran dan angka kematian tinggi. Contoh : Indonesia.
o Constrinctive : jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya
sedikit. Tipe ini terdapat pada Negara-negara dimana tingkat kelahiran turun dengan cepat, dan tingkat kematiannya rendah. Contoh : Amerika Serikat.
o Stationary : jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama,
kecuali pada kelompok umur tertentu. Tipe ini terdapat pada Negara-negara yang mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematian rendah. Contoh : Swedia.
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif, baik penduduk usia muda maupun usia lanjut, dengan banyaknya penduduk usia produktif.
RK=P0−14+P65+
P15−64
k
Dimana k konstanta (100, 1000, dll).
F. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk dapat digolongkan menurut:1. Geografis: Persebaran penduduk berdasarkan letak geografisnya (menurut batas-batas
alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya). Misalnya Indonesia terdiri dari beberapa kepulauan besar dan kecil, dimana 922 pulau berpenghuni dan 12.675 pulau tidak berpenghuni. Pulau yang terpadat adalah pulau Jawa, dengan separuh lebih penduduk Indonesia tinggal di pulau tersebut.
2. Administratif dan politis : persebaran penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu Negara. Misal : Secara administrasi pemerintah penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi, yang terbagi dalam kabupaten, kecamatan dan kelurahan.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 14
CHAPTER 4EVALUASI DATA UMUR
A. Evaluasi Data
Evaluasi data adalah kegiatan melakukan penilaian atas data, sampai seberapa jauh data dapat dipercaya kebenarannya. Hal ini dikarenakan : 1. Data tidak lepas dari kesalahan 2. Mengetahui jenis kesalahan dan seberapa jauh data menyimpang dari yang
seharusnya. 3. Pamakai data menuntut ketelitian tertentu pada data yang akan digunakan.
Sebelum data digunakan perlu dinilai lebih dahulu.
B. Ketelitian Data
Dipengaruhi oleh : 1. Partisipasi dan kerjasama masyarakat 2. Kondisi geografi 3. Kualitas pencacah 4. Apakah pelaksanaan di lapangan sesuai dengan rencana, ketentuan yang telah dibuat
dan peralatan yang diperlukan telah tersedia.
C. Kesalahan/Error
Seluruh statistic penduduk baik dari sensus, survei, registrasi berpotensi memiliki kesalahan. Besar/kecilnya error tergantung pada : 1. Jenis data yang dikumpulkan 2. Efisiensi pengumpulan data 3. Kondisi geografis dan kebudayaan dari daerah yang bersangkutan.
Kesalahan data penduduk adalah kesalahan yang berkaitan dengan kepentingan analisis demografi, yaitu kesalahan data jenis kelamin dan kesalahan data umur. 1. Kesalahan data jenis kelamin
Dideteksi melalui sex ratio dengan : Membandingkan sex ratio berbagai kelompok umur Membandingkan sex ratio berbagai daerah yang berbeda-beda Melihat konsistensi sex ratio
2. Kesalahan pelaporan umur Dideteksi dengan : Mengamati grafik penduduk (piramida penduduk) yang disusun menurut umur
tunggal Jika umur dilaporkan dengan baik, maka piramida akan halus dan licin artinya
tidak terdapat heaping pada piramida. Penyebab :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 15
Terjadinya perbedaan kelengkapan pencatatan antara kelompok umur yang berbeda.
Adanya mis-statement dari mereka yang tercacah digit preference, ketidaktahuan, kesengajaan.
Dapat dievaluasi dengan : Indexof Age Preference
o Dibandingkan dengan bilangan yang dilaporkan.
o Asumsi data memiliki distribusi rectangular.
o Contoh: Age heaping 30 th :
100)(
3
1313029
30 xPPP
P
atau:
100)(
5
13231302928
30 xPPPPP
P
o Makin tinggi indeks, ada age heaping.
o Indeks 100 -> tidak ada konsentrasi umur tersebut.
o Untuk range tinggi (misal 11), asumsi distribusi linier
Indeks Whipple o Dikembangkan dari indeks preference
o Contoh:
Asumsi rectangularity dalam range 10.Heaping terminal digit 0.
Untuk range 23 s/d 62:∑ (P30+P40+P50+P60)
110∑ (P23+P24+. .. .+P62)
x 100
Indeks Myers Menghitung age heaping dalam range 10-89.LANGKAH:
a. Jumlahkanpendudukmasing-masing digit (contoh: 10, 20,...80; 11, 21, 31,…81).
b. Jumlahkansepertiatas, denganmengeluarkankombinasipenduduk step 1 (contoh: 20, 30,..80; 21, 31,…81).
c. Beripenimbangjumlahpadatahap 1 dan 2 danjumlahkanhasilnyauntukmemperolehBlended population (contoh: penimbang 1 dan 9 untuk digit 0, penimbang 2 dan 8 untuk digit 1).
d. Konversidistribusipadatahap 3 dalampersen.e. Buatdeviasipadamasing-masingpersendalamtahap 4 terhadap 10.f. Indeksnyaadalahjumlahdeviasi/2. Mendekati 0 jikatidakadaHeaping, 90
jikaseluruh data dilaporkanuntuk digit tunggal. Indeks UN
o Indeks UN untuk melihat tingkat keakurasian umur dan jenis kelamin.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 16
o Kualitas umur menurut kelompok umur dievaluasi dengan rata-rata rasio
umur. o Dengan adanya fluktuasi dalam kelahiran, kematian, dan migrasi pada
masa lampau, penduduk pada tiga kelompok umur yang berurutan hampir mendekati series linear. Oleh karena itu ratio umurnya mendekati 100.
o Kriteria Indeks UN:
< 20 : data umur dan jenis kelamin tersebut akurat 20 – 40 : data umur jenis kelamin tersebut tidak akurat > 40 : data umur jenis kelamin tersebut sangat tidak akurat.
CHAPTER 5
ESTIMASI PENDUDUK
A. Kegunaan
Dalam mewujudkan pembangunan ditiap wilayah administrasi, setiap wilayah membuat perencanaan pembangunan di segala sektor. o Perencanaan yang bertujuan menyediakan jasa sbg response terhadappenduduk
yang sudah diproyeksikan.o Perencanaan yang bertujuan merubah trend penduduk menuju perkembangan
demografi sosial ekonomi. Diperlukan untuk penghitungan jumlah sasaran dan evaluasi program.
B. Jenis Estimasi Penduduk
1. Antar sensus (Intercensal)Disebut Interpolasi, perkiraan penduduk antara 2 sensus yang diketahuiRumus:
)( onom PPn
mPP
)( onnm PPn
mnPP
m Po Pm Pn
n2. Sesudah sensus (Postcensal)
Disebut Ekstrapolasi, perkiraan penduduk setelah 2 sensus yang diketahui
Rumus:
)( onnm PPn
mPP
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 17
)( onom PPn
nmPP
n m Po Pn Pm
3. Proyeksi (Projection)Metode Proyeksi:1. Mathematical Method Keunggulan : o Mudah dalam penghitungan
o Dapat dipergunakan bila komponen penduduk tidak lengkap
Kelemahan :o Tidak baik digunakan dalam proyeksi dengan jangka waktu yang panjang.
Metode :a. Metode Aritmatik (Arithmetic Rate of Growth)
Pt = Po (1 + rt)b. Metode Geometrik (Geometric Rate of Growth)
Pt = Po (1 + r)t
c. Metode Non-Linier dengan Eksponensial (Exponential Rate of Growth)Pt = Po . ert
d. Doubling TimePn = 2Po
Dimana : Pt : jumlah penduduk pada tahun t Po : jumlah penduduk pada tahun 0 t : jumlah tahun antara tahun 0 dan tahun t r : laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun
2. Component Method
D. Pro Rating
Pro-rating dikerjakan dengan 2 cara : Mengalikan masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan factor
pengali k yang dapat dicari dengan rumus :
K= Jumlah Seluruh PendudukJumlah Seluruh Penduduk − NS
Jumlah penduduk kelompok umur tertentu ditambah dengan hasil perkalian proporsi penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah seluruh penduduk dengan jumlah penduduk NS.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 18
CHAPTER 6
FERTILITAS
A. Peta Konsep
B. Konsep dan Definisi1. Fertilitas (fertility) atau kelahiran adalah istilah dalam demografi yang
mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang wanita atau sekelompok wanita (proses reproduksi). Istilah yang sama artinya dengan fertilitas adalah natalitas (natality) tetapi berbeda dalam ruang lingkupnya. Fertilitas berperan dalam perubahan penduduk sedangkan natalitas berperan selain dalam perubahan penduduk juga dalam reproduksi manusia.
2. Fekunditas (fecundity) adalah potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan kelahiran hidup.Berbeda dengan fertilitas, fekunditas berkaitan dengan potensi untuk melahirkan, tanpa memperhatikan apakah seorang wanita benar-benar melahirkan seorang anak atau tidak.
3. Natural fertilitas (fertilitas alami) adalah fertilitas wanita tanpa dibatasi kontrol kelahiran
4. Fecund /subur adalah jika seorang wanita mampu memberikan kehidupan bagi seorang bayi, jika tidak bisa: steril atau infecund. Wanita subur tidak selalu fertile, contoh: jika ia mengatur fertilitas dengan tidak melakukan sexual intercourse atau menggunakan kontrasepsi.
5. Lahir hidup (live birth) adalah kelahiran seorang bayi yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti: bernafas, bergerak, menangis walaupun beberapa saat dalam hitungan detik.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 19
6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi paling sedikit telah berumur 28 minggu dalam kandungan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
7. Abortus (abortion) adalah kematian seorang bayi dalam kandungan dengan umur kandungan kurang dari 28 minggu.Terdapat 2 jenis abortus, yaitu:
- Abortus yang disengaja (induced). Abortus disengaja dapat terjadi karena alasan medis misal: si ibu mempunyai penyakit yang berat (jantung, dsb) sehingga bila diteruskan kehamilannya akan membahayakan jiwanya. Sedangkan abortus yang disengaja bukan karena alasan medis, misal: kehamilan yang tidak diharapkan sehingga dengan sengaja digugurkan.
- Abortus tidak disengaja (spontaneous) atau yang biasa dikenal dengan istilah keguguran.
8. Masa reproduksi (childbearing age) atau masa usia subur (15-49 tahun) adalah masa seorang wanita mampu melahirkan anak-anaknya.
C. Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas
Faktor yang mempengaruhi fertilitas secara tidak langsung dinamakan Intermediate Variable.Intermediate Variable menurut Kingsley Davis dan Blake, 1956 :1. Tahap hubungan seksual (coitus/intercourse)
Usia memasuki perkawinan Selibat permanen : proporsi wanita yang tidak pernah menikah Periode reproduktif pada saat dan sesudah perkawinan, misal perpisahan karena
perceraian, perpisahan karena suami meninggal (lamanya berstatus kawin) Voluntary abstinence (contoh : biarawati) Involuntary absninence (contoh :sakit) Frekuensi senggama
2. Tahap pembuahan (conception) Fecundity atau infecundity terpaksa Menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi Fecundity atau infecundity sukarela (sterilisasi, alasan kesehatan, dll)
3. Tahap kehamilan (gestation) dan melahirkan (parturition) Kematian bayi tidak sengaja Kematian bayi secara sengaja
D. Sumber Data1. Registrasi Penduduk (Vital Registration)
Registrasi (statistik kelahiran) merupakan salah satu sumber data dalam pengukuran fertilitas.Kelemahan registrasi penduduk : Ketidaktepatan konsep dan definisi yang dipakai dan aplikasinya Ketidaklengkapan (uncompletness) registrasi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 20
Ketidaktepatan alokasi tempat Ketidaktepatan alokasi waktu Ketidaktepatan pengelompokkan kelahiran berdasarkan karakteristik demografi
dan ekonomi 2. Sensus Penduduk (Population Census)
Hasil sensus penduduk merupakan salah satu sumber data yang pokok dalam pengukuran fertilitas, seperti : Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Jumlah penduduk yang pernah dilahirkanKelemahan : Informasi jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup sangat tergantung pada daya
ingat si ibu. Semakin tua umur ibu semakin rendah daya ingatnya yang memungkinkan ia lupa dengan jumlah anak-anak yang pernah dilahirkan. Hal ini dimungkinkan karena anak ada yang telah mati atau telah menikah dan tidak tinggal bersama lagi.
Kesalahan dalam pelaporan umur3. Survei
Informasi yang diperoleh dalam survei hampir sama dengan yang diperoleh dari sensus penduduk, namun pada umumnya dalam survei terdapat informasi tambahan mengenai fertilitas yang lebih rinci, seperti : riwayat kelahiran (birth history/pregnancy history), status kehamilan (pregnancy status)Kelemahan yang ditemui dalam survei sama dengan kelemahan dalam sensus karena keduanya berdasarkan informasi kejadian kelahiran (birth event) yang sudah lampau.
Contoh sumber data :
SP61, SP71, SP80, SP90, SP2000, SP2010 SUPAS SDKI Susenas
E. Masalah dalam Pengukuran FertilitasTingkat fertilitas adalah ukuran fertilitas yang menunjukkan rata-rata anak yang akan dilahirkan oleh seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai karir masa reproduksinya, umur 15-49 tahun.Masalah dalam pengukuran fertilitas :1. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas,
karena seorang wanita hanya mati satu kali tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
2. Di samping itu seseorang yang telah mati pada hari dan waktu tertentu tidak mempunyai risiko kematian yang kedua kali. Sebaliknya seorang wanita yang melahirkan anak tidak berarti risiko melahirkan dari wanita tersebut berhenti.
3. Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melibatkan dua orang (suami dan istri)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 21
4. Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumahtangga. Juga ada wanita yang bercerai atau menjanda.
5. Memperhatikan masalah-masalah di atas, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan dan masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan.
F. Ukuran Dasar FertilitasTerdapat 2 macam pendekatan dalam pengukuran fertilitas, yaitu :1. Pengukuran fertilitas tahunan (vital rates/yearly performance) adalah mengukur
jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko melahirkan pada tahun tersebut. Hal ini disebut dengan current fertility. Angka Kelahiran Kasar /Crude Birth Rate (CBR)
Rumus :
CBR=BP×k
Dimana :B : jumlah kelahiran hidup selama 1 tahunP : jumlah penduduk pada pertengahan tahunk : bilangan konstanta, biasanya 1000Kelebihan :
Perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Kekurangan :
Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.
Angka Kelahiran Umum /General Fertility Rate (GFR)GFR adalah banyaknya kelahiran tiap seribu perempuan yang berumur 15-49 tahun.Rumus :
GFR= B
P15−49f
×k
Dimana :B : jumlah kelahiran hidup selama satu tahun
P15−49f
: jumlah penduduk perempuan yang berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
k : bilangan konstanta, biasanya 1000
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 22
Kelebihan :Ukuran ini lebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita
yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang exposed to risk.Kekurangan :
Ukuran ini tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur /Age Specific Fertility Rate (ASFR)ASFR adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu.Rumus :
ASFR=b i
p if×k
Dimana :bi : jumlah kelahiran di dalam kelompok umur i selama satu tahun
pif
: jumlah penduduk wanita kelompok umur i pada pertengahan tahunk : bilangan konstanta, biasanya 1000
Angka Kelahiran Total /Total Fertility Rate (TFR)TFR adalah jumlah dari ASFR, dengan catatan bahwa umur dinyatakan dalam satu tahunan.Rumus :
TFR=5×∑i=1
7
ASFRi
Dimana :ASFR : angka kelahiran menurut kelompok umuri : kelompok umur 5 tahunan, dimulai dari 15-19 tahun.
2. Kumulatif Ferlititas (Reproductive History) Jumlah Anak yang Pernah Dilahirkan /Children Ever Born (CEB)
CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok wanita selama reproduksinya, dan disebut juga paritas.Rumus :
Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan =
CEBi
P if
Dimana :
CEBi : jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh kelompok umur i
Pif
: jumlah wanita pada kelompok umur iKebaikan :- Mudah didapatkan informasinya (di sensus dan survei)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 23
- Tidak ada referensi waktu
Kelemahan :
- Angka paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena kesalahan pelaporan umur penduduk, terutama di negara sedang berkembang
- Ada kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinan melupakan jumlah anak yang dilahirkan
- Fertilitas wanita yang telah meniggal dianggap sama dengan wanita yang masih hidup
Child Women Ratio (CWR)CWR adalah hubungan dalam bentuk rasio antara jumlah anak di bawah 5 tahun dan jumlah penduduk wanita usia reproduksiRumus :
CWR=P0−4
P15−49f
×k
atau
CWR=P0−4
P15−44f
×k
Dimana :
P0−4 = jumlah penduduk umur 0-4 tahun
P15−44f
= jumlah wanita umur 15-44 tahun
P15−49f
= jumlah wanita umur 15-49 tahunk = konstanta, biasanya 1000Kebaikan :- Untuk mendapatkan data yang diperlukan tidak perlu membuat pertanyaan
khusus- Berguna untuk indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di negara yang
registrasinya cukup baik pun, statistik kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang kecil-kecil
Kelemahan :
- Langsung dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering terjadi di negara sedang berkembang. Walaupun kekurangan pelaporan juga terjadi di kelompok ibunya, namun secara relative kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar
- Dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat mortalitas anak, khususnya di bawah 1 tahun juga lebih besar dari orang tua, sehingga CWR selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang seharusnya
- Tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita
G. Ukuran-ukuran Reproduksi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 24
Ukuran reproduksi direpresentasikan dengan angka reproduksi, yaitu ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya. Oleh karenanya yang dihitung hanyalah bayi wanita saja. Gross Reproduction Rate (GRR)
GRR adalah banyaknya perempuan yang dilahirkan oleh suatu kohor wanita.Rumus : Jika diketahui TFR dan Sex Ratio (SR) saat lahir
GRR=SR×TFR Apabila diketahui banyaknya bayi wanita untuk kelompok umur ibu
GRR=5×∑i=1
7
ASFRif
Dimana :
ASFRif
: jumlah bayi wanita dari kelompok umur i
Kelemahan :
Tidak memperhitungkan kemungkinan mati bayi wanita tersebut sebelum masa reproduksinya.
Net Reproduction Rate (NRR)NRR adalah rata-rata banyak anak perempuan yang dimiliki suatu kohor wanita yang akan tetap hidup hingga masa reproduksinya.
Asumsi yang dipakai adalah bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya.
NRR=5×∑i=1
7
ASFRi× rasio bayi wanita yang hidup sampaiusiaibunya pada kelompok umur i
CHAPTER 7
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 25
MORTALITAS
A. Peta Konsep
B. Konsep dan Definisi1. Menurut WHO mortalitas adalah menghilangnya tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.2. Tujuan mempelajari mortalitas :
Mengenali level dan tren dari mortalitas Membandingkan mortalitas antar penduduk Melihat pola dan tren penyebab kematian Mempelajari pengaruh faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan
terhadap mortalitas3. Lahir mati (fetal death) adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari
hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.
4. Lahir mati dibedakan menjadi : Still birth (late fetal death) adalah kematian yang terjadi pada janin yang berusia ≥
28 minggu Keguguran adalah kematian janin yang terjadi pada awal kehamilan (sebabnya
tidak disengaja) Aborsi adalah kematian janin yang terjadi pada awal kehamilan (sebabnya
disengaja) 5. Kematian noe-natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan
atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 26
6. Kematian post-neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
C. Penyebab Kematian1. Urutan penyebab kematian :
Penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah Penyakit yang berhubungan dengan sel darah Penyakit yang berhubungan dengan pernafasan Kecelakaan dan kekerasan Infeksi dan penyakit akibat parasit atau virus, dll
2. Faktor yang mempengaruhi kematian bayi secara langsung (Proximate determinants), oleh Mosley dan Chen (1984) :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 27
0 16 28 40 1 4 52Permulaan periode
haid terakhir
Kelangsungan hidup janin
Lahir hidup
Periode kehamilan
Kematian janin
Abortus
Immatur
Prematur (janin mati)
Kematian neonatal
Awal neonatal
Akhir neonatal
Kematian sesudah neonatal
Kematian bayi
Faktor ibu (umur, paritas, selang kelahiran) Kontaminasi lingkungan (udara, makanan, air, serangga penyebar penyakit) Gizi (kekurangan gizi untuk kalori, protein, vitamin, mineral) Kecelakaan Daya tahan tubuh (pencegahan, pemberian obat)
D. Sumber Data1. Sistem Registrasi Vital
Registrasi vital untuk kematian menurut UN mencatat hal-hal sebagai berikut : umur, sex, tempat tinggal, sebab-sebab kematian, tanggal dan tempat kejadian kematian, tanggal pencatatan, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, jumlah anak yang dilahirkan (untuk wanita), umur pasangan hidup ketika yang bersangkutan meninggal.
Apabila sistem ini bekerja dengan baik merupakan sumber data kematian yang ideal. Kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa kematian tesebut terjadi.
2. Sensus atau survey penduduk Sensus Penduduk dilaksanakan 10 tahun sekali, dengan pertanyaan berkaitan
kematian (untuk wanita pernah kawin berumur 10 tahun ke atas): berapa jumlah seluruh anak yang dilahirkan hidup dan jumlah anak yang masih hidup. Data tersebut digunakan untuk memperkirakan angka kematian, terutama bayi dan anak dengan menggunakan metode tidak langsung (misal : Brass Method)
Survey Nasional antara lain SUSENAS yang dilaksanakan setiap tahun oleh BPS
3. Rumah Sakit atau Dinas Pemakaman atau Kantor Polisi Lalu LintasSensus atau survey penduduk merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk menugmpulkan data penduduk, termasuk data kematian. Berbeda dengan sistem registrasi vital, pada sensus dan survey kejadian kematian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian itu terjadi.
E. Ukuran Dasar Mortalitas1. Angka Kematian Kasar /Crude Death Rate (CDR)
CDR adalah jumlah kematian pada tahun kematian pada tahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut.Rumus :
CDR=DP×k
Dimana :D : jumlah kematian pada tahun tertentuP : jumlah penduduk pada pertengahan tahunk : konstanta, biasanya 1000
Kelebihan :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 28
Berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun tertentu
Kekurangan :
- Tidak memperhitungkan struktur umur penduduk- Data kematian sering underestimate- Dalam SP atau survey, kematian dilaporkan terjadi di waktu lampau
2. Angka Kematian Menurut Umur /Age Specific Death Rate (ASDR)ASFR adalah banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk dalam kelompok umur yang samaRumus :
CDR=D i
P i
×k
Dimana :Di : jumlah kematian dari orang-orang berumur iPi : jumlah penduduk berumur I pada pertengahan tahunk : konstanta, biasanya 1000
Kelebihan :
- Lebih baik dan rinci dibanding CDR- Dapat dibandingkan antar wilayah
3. Angka Kematian Bayi /AKBAKB merupakan salah satu indicator penting dalam menentuan tingkat kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.Rumus :
AKB=D 0 sampai<1 tahun
∑ lahir hidup× k
Dimana :
D0−¿1 tahun : jumlah kematian bayi (umur di bawah 1 tahun)∑lahir hidup : jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentuk : konstanta (1000)AKB terbagi lagi menjadi 2, yaitu : Angka Kematian Neo-Natal (AKN)
AKN=D 0 sampai<1bulan
∑ lahir hidup× k
Angka Kematian Post-Natal (AKPN)
AKPN=D1 bulansampai<1tahun
∑ lahir hidup× k
4. AKBa (Angka Kematian Balita)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 29
AKBa adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun tersebut.Rumus :
AKBa=D(0−4 ) tahun
∑ penduduk ( 0−4 )tahun
× k
Dimana :D(0-4)tahun : banyaknya kematian anak berusia 0-4 tahun pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu∑penduduk(0-4)tahun : jumlah penduduk usia 0-4 tahun pada pertengahan tahun
tertentu di daerah tertentu5. AKI (Angka Kematian Ibu)
AKI adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll (Budi Utomo, 1985)Menurut WHO,2000 : kematian perempuan ketika hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan (melahirkan/keguguran/aborsi) yang disebabkan oleh hal-hal terkait dengan kehamilan atau pemeliharaannya.
Angka Kematian Ibu= jumlah kematianibujumlah perempuan15−49 tahun
× k
Dimana, k = 1.000
Rasio Kematian Ibu= jumlahkematianibujumlah kelahi ranhidup
× k
Dimana, k = 100.000
F. StandarisasiStandarisasi ukuran kematian dilakukan agar dapat melakukan perbandingan angka-angka kematian dengan lebih akurat, terutama untuk angka-angka kasar. Biasanya CDR distandarisasi menurut struktur umur untuk mengurangi efek dari perbedaan dalam struktur umur antar penduduk dalam 2 (atau lebih) wilayah/negara. 1. Standardisasi Direct Method
m1=∑M b Pa
P×1000
Dimana :m1 : angka kematian kasar (CDR) hasil standarisasi
mb : ASDR penduduk yang akan dibandingkan
Pa : jumlah penduduk standar menurut kelompok umur
P : jumlah penduduk standar (∑ Pa)2. Standardisasi Indirect Method
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 30
m2=d
∑M aPb
×M
Dimana :m2 : angka kematian kasar (CDR) hasil standarisasi
M a : ASDR penduduk standar
Pb : jumlah penduduk yang akan dibandingkan menurut kelompok umurM : angka kematian kasar penduduk standar d : jumlah kematian pada penduduk yang akan dibandingkan
\
Ketenagakerjaan dan Pendidikan Di Indonesia
CHAPTER 8
KETENAGAKERJAANA. Peta Konsep
B. Konsep Economically Active Population
Para pekerja yang memproduksi barang dan jasa (secara ekonomi) dan mereka yang sedang aktif mencari pekerjaan
Economically Inactive PopulationBukan pekerja atau sedang tidak mencari pekerjaan, dimana mereka hanya mengkonsumsi dan tidak memproduksi barang dan jasa
Tenaga Kerja (manpower) Penduduk dalam usia kerja Dalam literatur biasanya penduduk usia 15-64 tahun
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 31
Penduduk usia 10+ (SP’71 dan SP’80) Tenaga kerja adalah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut
Penduduk usia kerja : penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.
Angkatan kerja (labor force) : Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang atau jasa
Bekerja : kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.
Penganggur : angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang mencakup mereka yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Setengah penganggur : penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tidak termasuk yang sementara tidak bekerja.
Setengah penganggur terpaksa : penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Setengah penganggur sukarela : penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu yang tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
Pengangguran terbuka : bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yan sudah pernah bekerja) atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) : TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indicator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk memproduksi barang-barang atau jasa dalam suatu perekonomian.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) : TPT memberikan indikasi tentang penduduk usai kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diukur sebagai persentase pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
C. Jenis atau Jabatan Pekerjaan (Occupation)1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain. 2. Tenaga kepemimpinan dan manajemen. 3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha, dan tenaga yang berhubungan dengan itu. 4. Tenaga penjualan 5. Tenaga usaha jasa. 6. Tenaga usaha pertanian, dan sebagainya. 7. Tenaga produksi dan sejenis, dan operator alat-alat pengangkutan.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 32
8. Lain-lainnya (termasuk TNI).
D. Lapangan Pekerjaan/Usaha (Industry)1. Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan. 2. Pertambangan dan penggalian. 3. Industri pengolahan. 4. Listrik, gas dan air. 5. Bangunan. 6. Perdagangan, rumah makan, dan hotel. 7. Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi. 8. Keuangan, asuransi dan perdagangan benda tak bergerak. 9. Jasa-jasa kemasyarakatan, social dan pribadi. 10. Kegiatan yang tidak/belum jelas.
E. Status atau Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angkatan Kerja1. Pengusaha tanpa buruh (own account worker) : mereka yang melakukan
usaha/pekerjaan atas risiko/tanggungan dan tidak memakai buruh yang dibayar atau hanya anggota rumah tangganya dengan membayar upah.
2. Pengusaha pakai buruh (employer) : seseorang yang dalam usahanya dibantu oleh satu atau beberapa buruh yang dibayar.
3. Buruh/pekerja (employee) ; mereka yang bekerja dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun barang.
4. Pekerja keluarga (unpaid family worker) : anggota rumah tangga yang membantu usaha yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.
F. Konsep dalam Angkatan Kerja yang Lazim Dipakai1. Gainful Worker Concept
Tidak mempunyai referensi waktu yang pasti. Biasanya menunjukkan Usual Activity dari seseorang, yang mungkin sudah berubah dibandingkan masa lalu. Sehingga kita tidak bisa mendapat statistik yang pasti dari penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan. Labor force adalah mereka yang bekerja ataupun tidak bekerja pada saat wawancara, dan mereka biasanya mempunyai pekerjaan yang menghasilkan pendapatan baik berupa uang ataupun barang.
2. Labor Force Concept Dua perbaikan diusulkan dalam konsep ini, yaitu :
a. Activity Concept Bahwa yang termasuk dalam labor force haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
b. Aktivitas tersebut berada dalam suatu batasan waktu tertentu sebelum waktu wawancara (Referensi waktu)
Labor force dibagi dalam :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 33
- Bekerja - Mencari pekerjaan (menganggur), yang terbagi :
Mencari pekerjaan tetapi sudah pernah bekerja sebelumnya. Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya (belum pernah bekerja sebelumnya).
3. Labor Utilization Approach (P.M. Hauser) Dalam pendekatan ini, mereka yang sudah bekerja penuh disebut kelompok yang sudah dimanfaatkan. Mereka inilah yang disebut sebagai kelompok “sisa” atau residual. Pengelompokkannya :
a. Pemanfaatan cukup (sudah dimanfaatkan). b. Pemanfaatan kurang karena jumlah jam kerja dan pendapatan yang rendah. c. Pengangguran terbuka.
Sehubungan dengan pendekatan Labor Utilization ini maka definisi yang dipakai oleh LEKNAS-LIPI adalah :
- Bekerja paling tidak satu jam selama seminggu yang lalu. - Mencari pekerjaan paling tidak satu hari dalam seminggu yang lalu
G. Ukuran-ukuran Dasar Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labor force participation rate)/ APAK
Yaitu manggambarkan jumlah angkatan kerja yang dalam suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur itu. Angka bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu.Rumus :
TPAK= Angka tan KerjaTenagaKerja
×100 %
Tingkat Penganggur (TP) : persentase penduduk yang sedang mencari perkajaan terhadap angkatan kerja
TP= SedangMencariKerjaAngka tan Kerja
×100 %
Tingkat Setengah Pengangguran (TSP)
TSP= JumlahYangBe ker ja<35 jamPerMingguJumlahYangBe ker jaSeluruhnya
×100
Tingkat Setengah Pengangguran Kritis (TSPK)
TSPK= jumlah yangbekerja<15 jam perminggujumlah yangbekerja seluruhnya
×100
Tingkat Setengah Pengangguran Sukarela (TSPS)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 34
TSPS=
jumlah yang bekerja<35 jam perminggu dantidak bersedia menerima tawaran pekerjaan
jumlah yang bekerja seluruhnya×100
Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa (TSPP)
TSPP=
jumlah yangbekerja<35 ja m perminggudan masihmencari pekerjaan
jumlah yangbekerja seluruhnya×100
CHAPTER 9
PENDIDIKANA. Partisipasi Sekolah
Terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama :
Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM)Keduanya mengukur penyerapan penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan.
Tabel Usia Standar di Setiap Jenjang Pendidikan
Jenjang Kelompok UsiaSD 7-12 tahunSMP 13-15 tahunSMA 16-18 tahunPerguruan Tinggi 19 tahun ke atas
Kegunaan secara umum angka partisipasi sekolah :
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah
Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 35
Ukuran yang banyak digunakan di sector pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah
Naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah
Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah
Angka Partisipasi Kasar (APK)APK adalah rasio jumlah siswa berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.Kegunaan :APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.Rumus :
APK h=Eh
t
Ph , at
×100
Dimana :
Eht
: jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang sekolah pada jenjang pendidikan h
Ph ,at
: jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia a yaitu yang berkaitan dengan jenjang pendidikan hTerkadang APK lebih dari 100, hal ini dikarenakan pembilang dari rumus APK yaitu jumlah siswa adalah seluruh siswa yang saat ini sedang sekolah di suatu jenjang pendidikan dari berbagai kelompok usia. Angka Partisipasi Murni (APM)APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang samaKegunaan :APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibanding APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.Rumus :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 36
APMh=Eh , a
t
Ph , at
×100
Dimana :
Eh ,at
: jumlah siswa/ penduduk kelompok usia a yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada tahun
Ph , at
: jumlah penduduk kelompok usia a yang berkaitan dengan usia sekolah standar di tingkat pendidikan hNilai APM akan berkisar dari 0 sampai dengan 100. Tidak mungkin ditemukan APM lebih dari 100 karena jumlah siswa (pembilang) merupakan bagian dari jumlah penduduk usia tertentu (penyebut)Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang tertinggal atau terlalu cepat bersekolah.Kelemahan APM :Kemungkinan adanya kekurangan estimasi karena siswa diluar kelompok usia standar di tingkat pendidikan tertentu.Angka Melek Huruf (AMH)AMH adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Melek huruf adalah mereka yang bisa membaca menulis huruf latin dan huruf lainnya.Kegunaan :- Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di
daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD
- Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media
- Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis, sehingga AMH dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah
Rumus :
LIT 15+t =
L15+t
P15+t
×100
Dimana :
LIT 15+t
: angka melek huruf (penduduk usia 15 tahun ke atas) pada tahun t
L15+t
: jumlah penduduk (usia di atas 15 tahun) yang bisa membaca dan menulis pada tahun t
P15+t
: jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
Angka Buta Huruf
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 37
Angka ini menujukkan ketertinggalan sekelompok penduduk tertentu dalam mencapai pendidikan. Angka Buta Huruf ini juga merupakan cerminan besar kecilnya perhatia pemerintah, baik pusat maupun local terhadap pendidikan penduduknya.
CHAPTER 10
MiGRASIA. Peta Konsep
B. KonsepMigrasi : semua kejadian yang berhubungan dengan perpindahan, baik secara individu maupun kelompok.
Migrasi (UN) : perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat asal (place of origin) ke tempat tujuan (place of destination) melampaui batas politik/Negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu Negara.
Migrasi (Peterson, 1958) : perpindahan yang relatif permanen dari seseorang atau sekelompok orang meampaui jarak yang signifikan.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 38
Dalam sosiologi, menurut sifatnya :1. Mobilitas Horizontal
Perpindahan penduduk secara territorial, spasial, atau geografis2. Mobilitas Vertikal
Perubahan status sosial dengan melihat status kedudukan generasi misalnya melihat status kedudukan ayah
Istilah mobilitas digunakan untuk semua jenis perpindahan area, baik itu permanen atau sementara.
1. Untuk perpindahan permanen : migrasi
2. Untuk perpindahan sementara : perpindahan ulak-alik dalam batas 1 wilayah administrasi dan commuting/nglaju.
Pada umumnya istilah mobilitas berhubungan dengan mobilitas sosial dan mobilitas pekerjaan.
C. Jenis Migrasi
Migrasi masuk (In Migration): masuknya penduduk ke daerah tempat tujuan (area of destination)
Migrasi keluar (Out Migration) : perpindahan penduduk keluar dari daerah asal (area of origin)
Migrasi neto(Net Migration) : selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar, jika migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar disebut migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif.
Migrasi bruto (Gross Migration) : jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
Migrasi total (Total Migration) : seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi seumur hidup (life time migration) dan migrasi pulang (return migration)
Migrasi internasional (International Migration): perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain (imigrasi, emigrasi)
1. Imigrasi : masuknya penduduk ke suatu Negara
2. Emigrasi : keluarnya penduduk dari suatu Negara
Migrasi internal : migrasi yang melewati batas wilayah administrasi di dalam suatu Negara
Migrasi parsial (Partial Migration) : jumlah migrasi ke daerah tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.
Migrasi semasa hidup (Life Time Migration): migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya.
Migrasi risen : migrasi berdasarkan tempat tinggal beberapa tahun sebelumnya, missal : 3 tahun, 5 tahun
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 39
Migrasi pulang : kejadian migrasi dimana seseorang pernah pindah ke daerah lain dan sudah kembali ke daerah asal
Urbanisasi (Urbanization): bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan/atau akibat dari perluasan daerah kota seta perubahan konsep desa kota.
Transmigrasi (Transmigration): perpindahan dan/kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Transmigrasi diatur dengan UU No. 3 Tahun 1972.
Transmigrasi umum : transmigrasi yang diselenggarakan dan diatur pemerintah.
Transmigrasi spontan atau transmigrasi swakarsa : transmigrasi yang biaya perjalanannya dibiayai sendiri tetapi ditampung dan diatur oleh pemerintah.
Arus migrasi (Migration Stream): banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu
D. Sumber Data Migrasi1. Sensus penduduk : mulai tahun 1961 – sekarang2. Survei : Supas 1985, Supas 1995, Modul Kependudukan3. Catatan registrasi (Vital Registrasi)
Migrasi internal :- Kandepnaker/kanwil depnaker- Depdagri
Migrasi internasional :- Imigrasi- Depnaker
Pertanyaan pokok dalam migrasi :
1. Propinsi tempat lahir 2. Lamanya tingal di propinsi sekarang3. Propinsi tempat tinggal terakhir sebelum tempat tinggal di propinsi sekarang4. Propinsi tempat tinggal 5 tahun yang lalu
E. Variable-variabel untuk Analisis Migrasi1. Umur 2. Jenis kelamin3. Status perkawinan4. Status pendidikan5. Jenjang pendidikan6. Jenis kegiatan7. Lapangan pekerjaan8. Status pekerjaan9. Jenis pekerjaan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 40
10. Upah/gaji11. Alasan utama pindah
F. Teori MigrasiTeori Migrasi “The Seven Law of Population Mobility” (E.G. Ravenstein, 1885) : Pioneer Teori Migrasi
1. Migrasi dan Jarak Banyaknya migran pindah ke jarak yang lebih dekat Migran jarak jauh tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industry
2. Migrasi bertahap Adanya arus migrasi yang terarah Adanya migrasi dari desa ke kota kecil ke kota besar
3. Arus dan arus balik Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya
4. Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi Desa lebih besar daripada kota
5. Wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibandingkan pria 6. Teknologi dan migrasi
Teknologi menyebabkan migrasi meningkat7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi
G. Faktor yang Mempengaruhi 1. Faktor Pendorong : faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di daerah asal,
seperti : Berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-
barang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh, seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian
Berkurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin (capital intensive)
Adanya tekanan atau diskriminasi politik, seperti : agama, suku Ketidakcocokan degan adat/budaya/kepercayaan/agama di tempat asal Pekerjaan atau perkawinan yang menghambat perkembangan karir Bencana alam : kelaparan, banjir, gempa bumi, kebakaran, kemarau yang
panjang, wabah penyakit2. Faktor penarik : faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di daerah tujuan,
seperti : Adanya kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi Mendapatkan lingkungan yang lebih baik : perumahan, iklim, sekolah dan
fasilitas lainnya Ajakan/pengaruh orang yang diharapkan sebagai pelindung di tempat tujuan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 41
Aktivitas yang beragam dari kota besar seperti : banyaknya hiburan, kebebasan melakukan aktivitas, gaya hidup
3. Everett S. Lee (1979) : Ada 4 faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan migrasi, yakni : Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal : push faktor Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan : pull faktor Rintangan-rintangan yang menghambat : UU Imigrasi, biaya pindah, jarak Faktor-faktor pribadi : keputusan individu dalam menilai untung ruginya
bermigrasi
H. Ukuran Migrasi1. Angka mobilitas
Adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara local (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk. Rumus :
m= MP×k
Dimana :m : angka mobilitasM : jumlah moverP : pendudukk : konstanta, biasanya 1000Dalam kenyataan sulit untuk mengetahui jumlah penduduk yang pindah secara lokal ini.
2. Angka migrasi seumur hidup Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk suatu provinsi yang lahir di provinsi lain dengan jumlah penduduk keseluruhan dari provinsi tersebut.
msh= MlP
×k
3. Angka migrasi risen Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk suatu provinsi yang lima tahun yang lalu tinggal di provinsi lain dengan jumlah penduduk keseluruhan di provinsi tersebut.
mr= MnP
×k
4. Angka migrasi total Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk suatu provinsi yang sebelumnya tinggal di provinsi lain dengan jumlah penduduk keseluruhan di provinsi tersebut.
mt=MpP×k
5. Angka migrasi masuk
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 42
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun. Rumus :
mi=IP×k
Dimana :mi : angka migrasi masukI : jumlah migrasi masuk (In Migration)P : penduduk pertengahan tahunk : konstanta, biasanya 1000
6. Angka migrasi keluar Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun. Rumus :
mo=OP×k
Dimana :mo : angka migrasi keluarO : jumlah migrasi keluar (Out Migration)P : penduduk pertengahan tahunk : konstanta, biasanya 1000
7. Angka migrasi neto Adalah selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Rumus :
mn=I−O
P×k
Dimana :mn : angka migrasi netoI : jumlah migrasi masuk (In Migration)O : jumlah migrasi keluar (Out Migration)P : penduduk pertengahan tahunk : konstanta, biasanya 1000
8. Angka migrasi bruto Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan. Rumus :
mg=I+O
P1+P2
×k
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 43
Dimana :mg : angka migrasi brutoI : jumlah migrasi masuk (In migration)O : jumlah migrasi keluarP1 : penduduk di tempat tujuan P2 : penduduk di tempat asal
k : konstanta, biasanya 1000
9. Persentase Penduduk Kota
Pu=UP×k
Dimana :
Pu : persentase penduduk kota
U : penduduk daerah kota
P : penduduk total
k : konstanta, biasanya 1000
10. Rasio Penduduk Kota-Desa
UR=UR×k
Dimana :
UR : rasio penduduk kota-desa
U : penduduk daerah kota
R : penduduk daerah desa
k : konstanta, biasanya 1000
CHAPTER 11
LIFE TABLE
A. Peta Konsep
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 44
B. Pendahuluan Life table/ tabel kematian adalah tabel yang berisi riwayat kehidupan suatu penduduk
menurut umur dalam sebuah model statistik tunggal (a single statistical model) Life table menerangkan riwayat suatu kelompok hipotetis atau suatu kohor penduduk,
berkenaan dengan riwayat kematian secara bertahap Life table menggambarkan sejarah hidup suatu kelompok hipotetis manusia atau
kohor yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya oleh karena kematian Kegunaan life table :
1. Salah satu cara unutk menganalisis angka kematian umur tertentu (ASDR)2. Digunakan untuk keperluan perhitungan dalam bidang lainnya seperti asuransi3. Untuk membandingkan tingkat mortalitas penduduk yang berbeda-beda4. Untuk membuat proyeksi jumlah penduduk dan karakteristiknya5. Ukur morbiditas dan kesehatan6. Analisis mortalitas menurut penyebab kematian7. Life table survival rates8. Analisis fertilitas,reproduksi, dan struktur umur9. Evaluasi program KB
Asumsi life table :1. Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan tidak ada
migrasi (closed cohort)2. Orang mati mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur3. Kohor berasal dari suatu radiks tertentu (radiks adalah bilangan permulaan
perhitungan dalam tabel kematian dan biasanya 1000, 10000, 100000) 4. Pada setiap tingkat umur, rata-rata orang mati mencapai pertengahan antara dua
tingkat umur berturut-turut Ada 2 bentuk tabel kematian :
1. Tabel Kematian Lengkap (Completed Life Table)Tabel kematian yang menggunakan kelompok umur tahunan (single-year age groups)
2. Tabel Kematian Singkat (Abridged Life Table)Table kematian yang menggunakan kelompok umur 5 tahunan (five-year age groups)
Model Life Table1. Tabel kematian model PBB (UN) oleh B. Pichat (1950)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 45
Dengan mengumpulkan sejumlah besar tabel kematian dan melihat hubungan antara nilai-nilai qx-nya secara berturut-turut. Hubungan yang terjadi merupakan suatu regresi parabola (parabolic-regression). Kelemahan tabel kematian PBB : - Tidak cukup banyak tabel kematian yang digunakan
- Terlalu sulit menemukan tabel kematian untuk negara-negara yang tidak mempunyai data statistik, lebih-lebih negara yang e0-nya dibawah 60 tahun dan yang tinggi angka mortalitasnya.
2. Tabel kematian model Coale & Demeny- Sebagai dasar digunakan 326 tabel kematian dari seluruh penjuru dunia
- Tabel kematian itu merupakan pola rata-rata dari seluruh 326 tabel kematian
- Kemudian masing-masing tabel kematian itu dibandingkan terhadap rata-rata
- Akhirnya didapatkan 4 pola spesifik dari mortalitas :
a. Model East – Eastern Europe
b. Model North – Northern Europe
c. Model South – Southern Europe
d. Model West – Western Europe dan beberapa Negara Barat lain
C. Jenis Life Table1. Period (Population) Life Table adalah alat untuk menganalisa kondisi mortalitas suatu
penduduk berdasarkan pengalaman mortalitas suatu penduduk pada periode waktu tertentu. Disebut juga Current Life table, karena menggambarkan keadaan current mortality pada suatu penduduk.
2. Cohort (or Generation) Life Table adalah pengalaman nyata kelangsungan hidup (the actual survival experience) suatu kelompok atau kohort dari individu-individu yang lahir pada tahun yang sama atau disebut dengan a generation atau Longitudinal Life Table, karena merupakan riwayat hidup suatu kohort sampai dengan kematiannya. Hal ini membutuhkan data pada periode waktu yang panjang dalam menyempurnakan life table untuk satu kohort. Tabel kematian longitudinal :
Mencerminkan pengalaman kematian sebuah kohor dari mulai dilahirkan sampai anggota-anggota tersebut mati semua
Kurang praktis Data yang dibutuhkan untuk pembentukan tabel kematian generasi sering tidak
tersedia
D. Fungsi Life Table X : umur tepat dalam tahun nqx : kemungkinan mati antara umur x dan x+n npx : kemungkinan hidup antara umur x dan x+n lx : mereka yang bertahan hidup pada umur tepat x ndx : jumlah kematian antara umur x dan x+n
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 46
nLx : jumlah tahun-orang hidup (person-years lived) yang dijalani seseorang antara umur tepat x dan x+n
Tx : tahun total kehidupan (total years lived) setelah umur tepat x sampai semua anggota kohor meninggal
e0x : (expectation of life) jumlah rata-rata tahun kehidupan setelah umur tepat x
E. Rumus :
n qx=n dx
lx
n px=lx+n
l x
l x=l x−n×n px−n
n d x=l x−l x+n
n px+n qx=1
e x0=
T x
lx
L0=0 .3 l0+0 .7 l1
L1=0 . 4 l1+0 .6 l2
T x=∑i= x
w
Li
Lx=lx+ lx+n
2
SOAL PENGANTAR DEMOGRAFI
1. Studi ilmiah tentang populasi penduduk, terutama yang berkaitan dengan ukuran, struktur dan perkembangannya merupakan konsep definisi demografi menurut :
a. Achille Guilardb. Hauser & Duncanc. John Grountd. Donald J. Bouge e. Perserikatan Bangsa-Bangsa
2. Berikut ini ilmu yang mempelajari hubungan antara variabel demografi dan non demografi:
a. Demografi Formalb. Analisis Demografic. Demografi Matematikd. Studi Kependudukane. Jawaban a,b dan c benar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 47
3. Yang tidak termasuk pemanfaatan demografi yang benar adalah: a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.b. Menjelaskan pertumbuhan penduduk.c. Menjadi dasar untuk menyajikan publikasi data individu penduduk.d. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam aspek organisasi sosial. e. Meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang.
4. Salah satu ukuran dasar demografi adalah ASDR yaitu : a. Angka kelahiran total b. Angka kelahiran menurut umur c. Angka kelahiran kasar d. Angka kematian kasar e. Angka kematian menurut umur
5. UU tentang Sensus di Amerika Serikat tahun :
a. 1762b. 1797c. 1881d. 1958e. 1972
6. Komposisi penduduk menurut unsur demografissalah satunya dibagi menurut :a. Agama b. Etnisitas c. Tingkat pendidikan d. Umure. Status perkawinan
7. Yang dimaksud dengan sistem pencatatan de jure adalah :
a. Mereka yang dicacah mencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahan
b. Mereka yang dicacah pada saat sensus dilaksanakan berada di wilayah sensus c. Mereka yang dicacah telah tinggal selama 6 bulan lebihd. Mereka yang dicacah semua tanpa kecualie. Mereka yang dicacah tercakup dalam suatu wilayah
8. Kelemahan dari survei adalah :a. Cakupan data sempitb. Waktu yang sedikitc. Biaya besard. Sampling error besare. Non sampling error besar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 48
9. Pembengkakan balok diagram pada Piramida Penduduk menandakan kemungkinan kejadian :
a. Migrasi masuk < migrasi keluarb. Tingginya mortalitas pendudukc. Jumlah penduduk usia muda lebih besar dari penduduk usia tuad. Jumlah penduduk usia tua lebih besardari penduduk usia mudae. Angka kelahiran yang tinggi
10. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan… a. Umur dan Geografis b. Jenis Kelamin dan Administrasi Pemerintahan c. Umur dan Administrasi Pemerintahan d. Jenis Kelamin dan Geografis e. Geografis dan Administrasi Pemerintahan
11. Yang tidak termasuk survei BPS adalah…
a. SDKIb. SUPASc. SP 2010d. SUSENASe. SUSI
12. Yang dimaksud transisi demografi adalah… a. Pergeseran dari tingkat mortalitas yang rendah ke tingkat mortalitas yang
tinggi. b. Pergeseran dari tingkat fertilitas yang rendahke tingkat mortalitas yang tinggi..c. Pergeseran dari tingkat fertilitas yang rendah ke tingkat fertilitas yang tinggi.d. Pergeseran dari tingkat mortalitas yang rendah ke tingkat fertilitas yang tinggi.e. Jawaban a, b, c, &d salah.
13. Dampak transisi demografi tidak termasuk :a. Perubahan struktur umur penduduk b. Tingginya fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15 tahun c. Penurunan AKB menambah bayi yang hidup terus sampai dewasa d. Ledakan penduduk usia kerja e. Proporsi lansia meningkat
14. Gambar piramida penduduk menyerupai bawang yang berdiri merupakan piramida penduduk dimana…
a. Umur median tinggi, beban tanggungan rendah b. Penduduk stasionerc. Tingkat kelahiran dan kematiannya sangat tinggi d. Terdapat penurunan kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan
fertilitas
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 49
e. Umur median tinggi, beban tanggungan tinggi
15. Jika penduduk suatu negara sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda, maka karakteristik penduduk negara tersebut adalah…
a. Proportional b. Expansive c. Constrinctive d. Stationary e. Jawaban A, B, C, dan D tidak ada yang benar
16. Pengelompokan penduduk usia produktif adalah penduduk dengan rentang umur… a. 0-14 tahun b. 15-64 tahun c. 65 tahun ke atas d. 0-64 tahun e. 15-65+
17. Diketahui penduduk kecamatan A pada tahun 2000 (hasil SENSUS) adalah 1000 orang, dan tahun 2010 adalah 3000 orang, maka jumlah penduduk pada tahun 2008 untuk kecamatan tersebut adalah…
a. 2400 orang b. 2500 orang c. 2600 orang d. 2700 orang e. 2800 orang
18. Diketahui penduduk kecamatan B pada tahun 2002 adalah 1500 orang, dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1,5 persen per tahun. Dengan menggunakan metode Eksponensial maka jumlah penduduk pada tahun 2009 untuk kecamatan tersebut adalah…
a. 1080 orang b. 1500 orang c. 1666 orang d. 1861 orang e. 1786 orang
19. Diketahui penduduk kecamatan C pada tahun 2003 adalah 1750 orang, dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1,03 persen per tahun. Dengan menggunakan metode Eksponensial maka jumlah penduduk pada tahun 2009 untuk kecamatan tersebut adalah…
a. 1080 orang b. 1500 orang c. 1666 orang d. 1861 orang
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 50
e. 1786 orang
20. Tanda-tanda kehidupan saat bayi dilahirkan adalah a. Gerakan ototb. Berteriakc. Menangis d. Pilihan b dan c saja yang benar\e. Pilihan a, b dan c benar
21. Berikut ini adalah pengertian yang benar dari fekunditas yaitu …
a. Banyaknya kelahiran hidup bagi wanitab. Banyaknya kelahiran hidup wanita menikahc. Fertilitas wanita tanpa dibatasi control kelahirand. Potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan kelahiran hidup
22. General Fertility Rate adalah
a. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanitab. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita usia reproduksic. Banyaknya kelahiran bayi perempuan per 1000 wanita sepanjang usia
reproduksinyad. Banyaknya kelahiran bayi perampuan dari 1000 wanita dengan
memperhitungkan kemungkinan wanita akan meninggal sebelum masa reproduksinya
23. Kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu disebut …
a. Kematian post-neonatalb. Lahir matic. Abortusd. Childbearing age
24. Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian relative pada umur sangat
muda dan umur tua adalah menyerupai …
a. Huruf Ub. Hurut U terbalikc. Huruf Jd. Huruf J terbalik
25. Berikut ini adalah asumsi-asumsi yang dipakai dalam life table, kecuali …
a. Migrasi dianggap tidak adab. Tidak ada perubahan dalam risiko kematianc. Jumlah kematian selama setahun pada interval umur menyebar tidak merata
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 51
d. Besaran kohor merupakan jumlah tetap dari jumlah kelahiran menurut jenis kelamin yang disebut radix life table
26. Data dasar yang digunakan untuk membentuk life table adalah …a. Jumlah penduduk menurut jenis kelaminb. Kohor penduduk yang diamati terus menerus sampai semuanya meninggalc. Jumlah penduduk dan jumlah kematian menurut umur dan jenis kelamind. Jumlah kelahiran dan jumlah kematian menurut umur dan jenis kelamin
27. Urbanisasi adalah …
a. Proses perpindahan penduduk daerah pedesaan ke daerah perkotaanb. Proses perpindahan penduduk daerah perkotaan ke daerah pedesaanc. Proses peningkatan jumlah penduduk suatu wilayah yang berdiam di daerah
kotad. Proses perpindahan penduduk dari suatu kota ke kota lainnya
28. Teori migrasi yang disampaikan oleh E. G. Revenstein yaitu “the seven laws of
population mobility” menyebutkan tentang hubungan migrasi dan jarak. Bagaimana
hubungan tersebut …
a. Migrasi jarak jauh tertuju ke pusat perdagangan dan industryb. Migrant dari desa bermigrasi pada jarak dekatc. Migrant pindah pada jarak yang sesuai dengan kemampuand. Adanya kecenderungan migrant untuk berpindah ke kota
29. Di bawah ini yang termasuk angkatan kerja adalah …a. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerjab. Penduduk 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaanc. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerja dan yang sedang mencari
pekerjaand. Penduduk 15 tahun ke atas
30. Yang dimaksud dengan tingkat pengangguran terbuka adalah a. Jumlah bukan angkatan kerja dibanding dengan penduduk usia kerjab. Jumlah pencari kerja dibanding dengan penduduk usia kerjac. Jumlah pencari kerja dibanding dengan angkatan kerjad. Jumlah pencari kerja dibanding dengan penduduk yang bekerja
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 52
JAWABAN SOAL PENGANTAR DEMOGRAFI
1. E. United NationsPembahasan : Definisi ini dicetuskan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) tahun 1958.
2. D. Studi KependudukanPembahasan : Demografi Formal, Demografi Matematik atau Analisis Demografi : mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Variabel Demografi yang dihitung dengan cara matematik.Studi Kependudukan:mempelajari hubungan antara variabel demografi dan non demografi dipertimbangkan
3. C. Menjadi dasar untuk menyajikan publikasi data individu penduduk.Pembahasan : Data individu penduduk bersifat privasi dan tidak untuk dipublikasikan. Sehingga publikasi atasnya bukan merupakan pemanfaatan demografi yang benar.
4. D. Angka kematian menurut umur Pembahasan : Angka kelahiran total : TFR Angka kelahiran menurut umur : ASFR Angka kelahiran kasar : CBR Angka kematian kasar : CDR Angka kematian menurut umur : ASDR
5. B. 1797Pembahasan : Adanya UU tentang Sensus di Amerika Serikat tahun 1797, menandakan dimulainya pelaksanaan sensus 10 tahun sekali..
6. D. UmurPembahasan : Umur merupakan komposisi penduduk menurut biologis/demografisAgama, etnisitas tingkat, pendidikan dan status perkawinan menurut unsur sosial budaya
7. Mereka yang dicacahmencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahanPembahasan : Mereka yang dicacah mencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahan : de jure Mereka yang dicacah pada saat sensus dilaksanakan berada di wilayah sensus : de facto Mereka yang dicacah tinggal selama 6 bulan lebih: de factoMereka yang dicacah semua tanpa kecuali : konsep umumMereka yang dicacah tercakup dalam suatu wilayah : konsep umum
8. D.Sampling error besar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 53
Pembahasan : sampling error adalah kesalahan yan terjadi dalam metode pengambilan sampel survei. Kesalahan ini tidak ditemui dalam sensus.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 54
9. E. Angka kelahiran yang tinggiPembahasanBalok piramida penduduk yang bengkak menunjukkan banyaknya jumlah penduduk suatu kelompok umur tertentu. Maka pada tahun kelahiran kelompok umur tersebut dimungkinkan angka kelahirannya tinggi.
10. E. Geografis dan Administrasi Pemerintahan Pembahasan : sudah jelas
11. C. SP 2010Pembahasan : SP 2010 : Sensus Penduduk 2010, bukan merupakan surveiSDKI : Survei Demografi dan Kesehatan IndonesiaSUPAS : Survei Penduduk Antar SensusSUSENAS : Survei Sosial Ekonomi NasionalSUSI : Survei Usaha Terintegrasi
12. E. Jawaban a, b, c, & d salahPembahasan : Transisi demografi : dari fertilitas & mortalitas yang tinggi ke fertilitas & mortalitas yang rendah
13. B. Tingginya fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15 tahunPembahasan : yang benar adalah penurunan fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15 tahun.
14. Umur median tinggi, beban tanggungan rendah(Model 3) Pembahasan : jawaban BModel 5CModel 1D Model 2 E tidak ada
15. B. Constrinctive Pembahasan : jawaban A tidak ada Csebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur tuaD banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama
16. B. 15-64 tahun Pembahasan : Pengelompokan penduduk :
o Penduduk muda : 0-14 tahun
o Penduduk produktif : 15-64 tahun
o Penduduk tua : 65+
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 55
17.1080 orang Pembahasan : Pn = Po + (m/n).(Pn - Po) = 1000 + (8/10)(3000-1000) = 2600 orang
18. C. 1666 orang Pembahasan :
Pt = Po .ert= (1500)(e0,015.7) = 1666,06 = 1666 orang
19. D. 1861 orang Pembahasan :
Pt = Po (1+r )t= (1750)(1+0,0103)6= 1860,97 = 1861 orang
20. E. Pilihan a, b dan c benar Pembahasan :Tanda kehidupan bayi saat dilahirkan : bernafas, ada denyut jantung, gerakan otot, menangis, berteriak.
21. DPembahasan :
a. Banyaknya kelahiran hidup bagi wanita = fertilitasb. Banyaknya kelahiran hidup wanita menikah = marital fertilitasc. Fertilitas wanita tanpa dibatasi control kelahiran = natural fertility (fertilitas
alami)d. Potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan kelahiran hidup
22. BPembahasan :
a. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita = CBR
b. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita usia reproduksi
c. Banyaknya kelahiran bayi perempuan per 1000 wanita sepanjang usia reproduksinya = GRR
d. Banyaknya kelahiran bayi perampuan dari 1000 wanita dengan memperhitungkan kemungkinan wanita akan meninggal sebelum masa reproduksinya = NRR
23. CPembahasan :
a. Kematian post-neonatal = kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
b. Lahir mati = peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 56
c. Abortus d. Childbearing age = masa seorang wanita mampu melahirkan anak-anaknya
(15-49 tahun)
24. APembahasan :
a. Huruf Ub. Huruf U terbalik : Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian
relative pada umur produktifc. Huruf J : Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian relative
pada umur tuad. Huruf J terbalik : Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian
relative pada umur sangat muda
25. CPembahasan :
Asumsi life table :
5. Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan tidak ada migrasi (closed cohort)
6. Orang mati mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur7. Kohor berasal dari suatu radiks tertentu (radiks adalah bilangan
permulaan perhitungan dalam tabel kematian dan biasanya 1000, 10000, 100000)
8. Pada setiap tingkat umur, rata-rata orang mati mencapai pertengahan antara dua tingkat umur berturut-turut
26. BPembahasan :
Data dasar yang digunakan untuk membentuk life table adalah kohor penduduk yang diamati secara terus menerus sampai semuanya meninggal sesuai dengan konsepnya gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor hipotetis yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena kematian.
27. CPembahasan :
Urbanisasi (Urbanization): bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan/atau akibat dari perluasan daerah kota serta perubahan konsep desa kota.
28. APembahasan :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 57
Teori Migrasi “The Seven Law of Population Mobility” (E.G. Ravenstein, 1885) : Pioneer Teori Migrasi
11. Migrasi dan Jarak Banyaknya migran pindah ke jarak yang lebih dekat Migran jarak jauh tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industry
12. Migrasi bertahap Adanya arus migrasi yang terarah Adanya migrasi dari desa ke kota kecil ke kota besar
13. Arus dan arus balik Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya
14. Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi Desa lebih besar daripada kota
15. Wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibandingkan pria 16. Teknologi dan migrasi
Teknologi menyebabkan migrasi meningkat17. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi
29. CPembahasan :
a. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerja = bekerjab. Penduduk 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan = penganggurc. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerja dan yang sedang mencari
pekerjaand. Penduduk 15 tahun ke atas = usia kerja
30. C
Tingkat PengangguranTerbuka=∑ orang yang mencari pekerjaan
∑ angkatan kerja×100 %
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 58
Kunci dari kesuksesan adalah rajin belajar pada saat orang lain sedang tidur, rajin bekerja pada saat orang lain sedang malas, mempersiapkan diri pada waktu orang lain bermain-main, dan memiliki mimpi disaat orang lain memiliki keinginan.
( William A Ward )
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 59
ARISTOLES TENTANG KEMALASAN
Di antara murid-murid yang belajar pada Aristoteles (filsuf Yunani) terdapat seorang yang sangat malas. Ketika diperingatkan oleh gurunya, dia menjawab mengemukakan alasannya, “Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak memiliki ketekunan untuk membaca, dan tidak mempunyai kesabaran terhadap kelelahan serta kejenuhan belajar”. Apa jawaban Aristoteles?
Aristoles lalu berkata kepada muridnya yang malas itu, “Kalau demikian tidak ada jalan lain bagimu kelak, kecuali harus sabar menghadapi KESENGSARAAN dan KEBODOHAN”.[Abdulaziz Salim Basyarahil, Hikmah dalam humor kisah dan pepatah, jilid 3.]
CHAPTER 1
STUDI KEPENDUDUKAN
Konsep dan Definisi
a. Definisi Demografi1. David Lucas : Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk, dan
secara khusus mengenai kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi. Hal itu mencakup pelajaran ilmiah tentang jumlah/besarnya penduduk, penyebaran penduduk secara geografis, dan komposisi penduduk, serta bagaimana perubahannya sepanjang waktu.
2. Hauser and Duncan (1959:2) : Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang besar, penyebaran secara teritorial, dan komposisi penduduk; perubahan-perubahannya, dan komponen-komponen perubahannya yang mana diidentifikasi sebagai kelahiran, kematian/mortalitas, perpindahan teritorial/migrasi, dan mobilitas sosial (perubahan status).
3. Pressat (1985:54) : Demografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan yang dihasilkan oleh hal yang saling mempengaruhi antara kelahiran, kematian, dan migrasi.
4. UN (1958:3) : Demografi adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari tentang penduduk terutama yang berkaitan dengan besar, struktur, dan perkembangannya.
5. Hawthorn (1970:3)Penduduk merupakan hasil dari angka kelahiran, migrasi, dan kematian. Demografi adalah sebuah nama secara konvensional diberikan terhadap ilmu yang mempelajari angka-angka tersebut secara alami dan interaksinya dalam penduduk, serta efek perubahan-perubahannya terhadap komposisi dan pertumbuhan penduduk.
6. Bogue (1969:1-2) Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi, dan penyebaran spasial penduduk, serta perubahan-perubahannya sepanjang waktu melalui 5 proses, yaitu: fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.
Perbedaan Demografi Formal dengan Studi Kependudukan Demografi formal
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 60
PENGANTAR STUDI KEPENDUDUKAN
a. kumpulan dan analisis statistik data demografi. b. demografer formal seorang statistisi dan matematikc. variabel-variabel demografi diperlakukan secara matematis. Misal, jumlah
perempuan usia subur berubah, apa efek yang mungkin terhadap angka kelahiran dikemudian hari?
Studi kependudukana. Adalah interdisiplin b. Berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu seperti matematik, statistik, biologi,
kesehatan, geografi, sosiologi, ekonomi, politik, dll. c. Mempertimbangkan variabel demografi dan non-demografi d. Melihat pengaruh variabel non-demografi terhadap variabel demografi.e. Variabel demografi menyebabkan suatu perubahan dalam variabel non-
demografi.
Analisis Demografi Formal dan Studi Kependudukan Berdasarkan Jenis Variabel Bebas dan Variabel Tidak Bebas
CHAPTER 2
TEORI PENDUDUK
Pertumbuhan Penduduk
Dinyatakan dengan formula
Pt=Po+( B−D )+(M i−M o)Dimana :Po : jumlah penduduk tahun dasar
Pt : jumlah penduduk tahun tB : kelahiran jangka waktu 2 kejadian ( t tahun )D :kematian t tahunM i :migrasi masuk tahun t
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 61
1-
Sumber: Kemmeyer, Kenneth CW 1971
M o :migrasi keluar tahun t
Model Pertumbuhan Penduduk
MigrasiPositif Negatif Nol
M > F N, T, S T TM < F N N, T, S NM = F N T S
Ket : M : Mortalitas N : Naik S : Stabil F : Fertilitas T : Turun
Teori Mengenai Penduduk1. Malthus (1766 – 1834)
Menurut Thomlinson (1976), Malthus adalah penulis kependudukan pertama yg profesional. Malthus menghitung doubling time untuk Amerika di bawah 25 tahun. Dia berasumsi bahwa ketika penduduk bertambah menurut deret geometrik (1,2,4,8,16,..), produksi pertanian tidak akan meningkat lebih cepat dari deret aritmetik (1,2,3,4,5,..)
Pembatasan Pertumbuhan Penduduk
Beberapa kritik tentang Malthusa. Malthus tidak memperhitungkan kemajuan transportasi, dikaitkan dengan
pembukaan lahan pertanian yang barub. Hewan dan tumbuhan dapat meningkat seperti deret ukur, dalam kondisi
yang sesuai. Teknologi dan metode pengembangan pertanian, seperti penggunaan pupuk dapat meningkatkan produktivitas.
c. Malthus tidak memperhitungkan penggunaan kontrasepsi dalam perkawinan.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 62
1-
d. Fertilitas dapat turun selaras dengan peningkatan ekonomi dan standar hidup
2. Aliran Neo Malthusians Awal abad 20, dipelopori Garet Hardin dan Paul Ehrlich Mendukung aliran Malthus yg lebih radikal. Malthus mengurangi jumlah penduduk dengan moral restrain saja Menggunakan semua cara preventive checks Meadow (1970) menerbitkan „The Limit to Growth“, memuat hubungan antara
variabel lingkungan yaitu: penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam dan polusi. Waktu sumber daya alam melimpah, bahan makanan, hasil industri dan penduduk bertambah dengan cepat. Tahun 2100, sumber daya alam akan habis, dan semua akan menurun.
3. Aliran Marxist Dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels Pertumbuhan penduduk tidak perlu dibatasi, karena semakin banyak manusia
semakin tinggi produksi yang dihasilkan. Menurut Marx, kemelaratan disebabkan kaum kapitalis menguasai alat produksi,
sedang dalam sistem sosialis alat produksi dikuasai buruh Menentang usaha moral restraint yang disarankan Malthus.
4. Aliran MuktahirTEORI FISIOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI1. John Stuart Mill
setuju dengan malthus, pada waktu tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Misal, jika produktifitas tinggi, pendidikan tinggi, pendapatan tinggi, wanita, cenderung menginginkan fertilitas rendah.
2. Arsene DumontTeori kapilaritas sosial, yaitu kedudukan sosial akan merambat dalam lapisan masyarakat. contoh di Perancis abad 19, saat sitem demokrasi baik tiap orang berlomba mencapai kedudukan yg tinggi. Akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat
3. Emile DurkheimAdanya persaingan antar penduduk, timbul persaingan yg menyebabkan tiap orang berusaha meningkatkan pendidikan, dan keterampilan.
4. Michael Thomas Sadler dan DoubledayDaya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk di suatu negara/wilayah. Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi menurun dan sebaliknya. Thomson (1953) mengkritik untuk Jawa, India dan Cina.
KELOMPOK EKONOMI YANG OPTIMISMenentang toeri maltus, manusia dengan ilmu pengetahuannya dapat melipatgandakan produksi pertanian.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 63
5. Herman Kahn (1976)Negara-negara kaya akan membantu negara miskin. Dunia tidak akan kehabisan sumber daya alam, karena seluruh bumi penuh dengan mineral. Proses penggantian dan recycling akan terus terjadi. Era ini disebut era substitusi.
Fase Transisi Demografi
Pendekatan lain Transisi DemografiCoale (1973) berpendapat bahwa 3 kondisi untuk mengontrol marital fertility:
• Penurunan fertilitas harus dipersepsikan memberi keuntungan • Kontrol fertilitas harus dalam ‘calculus of conscious choices’• Metode efektif harus tersedia
CHAPTER 3
FERTILITAS
Konsep & Definisi Fertilitas : banyaknya kelahiran hidup bagi wanita. Marital fertilitas: banyaknya kelahiran hidup wanita menikah Natural fertility (fertilitas alami): fertilitas wanita tanpa dibatasi kontrol kelahiran Fecunditas: potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan kelahiran hidup Fecund/subur: jika seorang wanita mampu memberikan kehidupan bagi seorang
bayi, jika tidak bisa: steril atau infecund
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 64
Fase Transisi Demografi
1-
Lahir hidup (live birth) : kelahiran seorang bayi yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti : bernapas, bergerak, menangis walaupun beberapa saat dalam kehidupan detik.
Lahir mati ( still birth) : kelahiran seorang bayi paling sedikit telah berumur 20 minggu dalam kandungan tanpa menunjukkan tanda – tanda kehidupan.
Abortus ( abortion ) : kematian seorang bayi dalam kandungan denagn umur kandungan kurang dari 28 minggu. Terdapat 2 jenis abortus, yaitu :1. Abortus yang disengaja (induced) : dapat terjadi karena alasan medis, misal si
ibu mempuanyai penyakit yang berat ( jantung, dsb ) sehingga diteruskan kehamilannya akan membahayakan jiwanya. Sedangkan abortus disengaja bukan karena medis, misalnya : kehamilan yang tidak diharapkan sehingga dengan sengaja digugurkan.
2. Abortus tidak disengaja (spontaneous) : atau yang biasa dikenal dengan istilah keguguran.
Masa Reproduksi (childbearing age) atau masa usia subur (15-49 tahun) : masa dimana seorang wanita mampu melahirkan anak-anaknya.
Faktor Penentu FertilitasFaktor yang mempengaruhi fertilitas secara langsung (Intermediate Variable). intermediate variable ( Kingsley Davis & Blake, 1956 )1. Tahap Hubungan Seksual ( coitus/intercourse).
A. Masa Perkawinan. Usia memasuki perkawinan. Selibat permanen : proporsi wanita yang tidak pernah menikah. Periode reproduktif pada saat dan sesudah perkawinan (perpisahan
karena percerian atau perpisahan karena suami meninggal ).B. Peluang intercourse dalam perkawinan
Voluntary abstinence Involuntary abstinence ( contoh : sakit ) Coital frequency
2. Tahap Pembuahan (conception) Fecundity atau infecundity terpaksa Menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi Fecundity atau infecundity sukarela ( sterlisasi, alasan kesehatan, dll)
3. Tahap Kehamilan (gestation) & Melahirkan (parturition) Kematian bayi tidak disengaja Kematian bayi secara sengaja
Kerangka Analisis Fertilitas menurut Ronald Fredman
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 65
Proximate Determinant of FertilityKarena sulit menghitung keterkaitan antara Var. Intermediate dan Vertilitas, Th. 1978 Bongaarts mengurangi 11 var menjadi 8 var.1. Proporsi wanita yang menikah atau dalam ikatan perkawinan
a. Usia Perkawinan Pertama
b. Frekuensi wanita yg tidak pernah menikah
c. Frekuensi perceraian dan menikah kembali
d. Berada di luar penikahan 2. Patern of Sexual Activity
a. Frekuensi Hubungan Seksual b. Tidak melakukan Hubungan seksual c. Pasangan yang terpisah
3. Masa Hamil dan menyusui
Penggunaan kontrol kelahiran 4. Kontrasepsi termasuk sterilisasi 5. Aborsi 6. Keguguran
Sterility
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 66
Karakteristik Budaya & Sosial Ekonomi- Status Migrasi Agama Etnis Pendidikan Pendapatan
Cara Pandang thd Ukuran, Struktur & Formasi Keluarga- Ukuran keluarga ideal- Sex Preverence- Biaya & keuntungan anak
Struktur Sosial Ekonomi- Tingkat Kesehatan- Tingkat Pembangunan- Tingkat & fas. PendidikanLingkungan:
Perbedaan Regional & Geogarfis
Karakteristik Biososial:- Gizi & kesehatan- Mortalitas bayi & anak
Pengetahuan & Perilaku Kontrasepsi
Inter-medi-ate Varia-ble
FERTILITAS
7. Natural Infertility8. Pathological Infertility
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas. Ukuran Keluarga Ideal
Bongaart (1990): ukuran keluarga ideal seringkali overestimate 1 atau 2 kelahiran dibanding total fertilitas yg diinginkan. 48 survey di negara berkembang, rata-rata 26% fertilitas tidak diinginkan. Son Preference
a. Keinginan memiliki anak laki-laki erat kaitannya dengan alasan-alasan ekonomi, sosial & agama
b. Jumlah anak laki-laki yg sedikit mempengaruhi fertilitas c. Di Korea, pasangan cenderung membatasi kelahiran jika mempunyai anak
laki-laki lebih banyak dari perempuan (Williamson ’78)d. Di India, Pakistan dan Moroco, anak laki-laki tidak mempengaruhi fertilitas
Nilai Ekonomi Anaka. Dalam teori ekonomi mikro, anak disamakan dengan barang-barang konsumsi
seperti mobil atau televisi yg memberi kepuasan untuk jangka waktu lama. b. Dalam teori kebiasaan konsumen, individu mempunyai sumber yg terbatas &
mencoba untuk memaksimalkan kepuasan dengan memilih berbagai benda yg berbeda. Pilihan ini dipengaruhi oleh harga barang yg bervariasi & pendapatan.
c. Kategori Nilai Anak
1. Nilai Positif Keuntungan Emosional Keuntungan ekonomi dan keamanan Pengembangan diri dan pencapaian status kedewasaan Identifikasi dengan anak Kelangsungan keluarga
2. Nilai Negatif Biaya Emosional Biaya ekonomi Opportunity Cost Kebutuhan Fisik Family Cost
3. Nilai Keluarga Besar Hubungan Saudara Kandung Sex Preference Child Survival
4. Nilai Keluarga Kecil
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 67
Kesehatan Ibu Biaya Kemasyarakatan
Menurut H. Leibenstein, anak dilihat dari 2 segi yaitu kegunaannya (utility) dan biaya (cost), sedangkan menurut Gary Becker anak adalah barang konsumsi tahan lama. Kualitas diartikan pengeluaran rata –rata untuk anak oleh suatu keluarga.
CHAPTER 4
MORTALITAS
Konsep & Definisi
Matiperistiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Morbiditas/penyakit/kesakitan penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental (Budi Utama, 1985).
Lahir mati (still birth)kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Kematian baru lahir (neo natal death)Kematian bayi sebelum berumur satu bulan.
Kematian lepas baru lahir (post neo natal death)kematian bayi setelah berumur satu bulan dan kurang dari setahun
Kematian bayi (infant mortality)Kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun.
Kematian Maternalkematian ibu pada saat mengandung atau pada periode 42 hari setelah terminasi kehamilan, tidak tergantung umur maupun letak kehamilan yang dikarenakan atau dipersulit oleh semua sebab yang berkaitan dengan kehamilan atau penanganan kehamilan, bukan kematian yang disebabkan kecelakaan atau kelalaian (WHO 1992). Kematian Maternal dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :a. Kematian obstetrik langsung
kematian sebagai akibat dari komplikasi obstetrik pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas atau dari tindakan dan perawatan yang tidak tepat.
b. Kematian obstetrik tidak langsung Kematian karena penyakit yang diderita sebelum kehamilan atau yang berkembang selama kehamilan, bukan karena obstetrik langsung tapi yang dipersulit oleh efek fisiologi kehamilan.
5 proximate determinan (mempengaruhi IMR secara langsung) oleh Mosley & Chen (1984)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 68
1. Faktor ibu (umur, paritas, interval kelahiran)2. Kontaminasi lingkungan (air, udara, makanan, serangga penyebab penyakit)3. Nitrisi (kekurangan kalori, protein, vitamin, mineral)4. Kecelakaan 5. Kontrol penyakit individu (preventif, perlakuan medis)
Faktor sosial ekonomi (seperti pendapatan & pendidikan) bekerja melalui proximate determinan.
Perbedaan Mortalitas Perbedaan berdasarkan jenis kelamin
Sejak 1660 John Graunt meneliti bahwa wanita hidup lebih lama dibandingkan pria. Penelitian Penny Kane memberikan gambaran sbb.:1. Penjelasan biologis: hormon pria lebih agresif. Adanya komponen genetik pada
anak perempuan yang memberikan kekebalan lebih besar terhadap serangan infeksi
2. Penjelasan Biososial: karena perempuan melahirkan anak, laki-laki mengambil resiko lebih tinggi dalam kelompoknya.
3. Lingkungan & Kebiasaan: o Resiko Pekerjaan: laki-laki memiliki pekerjaan yang berisiko lebih besar
dibanding perempuan, dan menghadapi polusi industri, kimia, kecelakaan, dll.
o Kebiasaan/adat: Maskulinitas menyebabkan anak laki-laki lebih suka
berpetualang dan mengambil resiko, dan wanita cenderung lebih memperhatikan kesehatannya
o Gaya hidup: laki-laki cenderung lebih banyak yang minum alkohol &
merokok Perbedaan lain
Beberapa faktor sosial ekonomi dan demografi yang mempengaruhi mortalitas seperti Status perkawinan, pendidikan, status sosial, daerah/wilayah, status migrant, etnik.
Faktor Penyebab Kematian karena Penyakita. Kematian bayi (<1th): infeksi saluran pernafasan atas, diare, radang paru-paru,
saluran pencernaan, dll b. Kematian anak 1 – 4 th: infeksi saluran pernafasan atas, diare, radang paru-paru,
saluran pencernaan c. Kematian maternal: toxaemia, perdarahan, aborsi, sepsis, komplikasi lain kehamilan
& kelahiran d. Penyakit infeksi dan noninfeksi e. HIV/AIDS
Model Kematian dalam bentuk sederhana
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 69
CHAPTER 5
MIGRASI Konsep dan Definisi
Adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik / negara ataupun batas administrative / batas bagian dalam suatu negara.Teori mengenai migrasi :
a. UN : migrasi adalah bentuk mobilitas geografi (geographic mobility) atau mobilitas ruang (spatial mobility) dari suatu unit geografi ke unit geografi lainnya, yang menyangkut suatu perubahan tempat kediaman secara permanen dari tempat asal ke tempat tujuan.
b. Bogue (1969:752): Migrasi merupakan suatu bentuk mobilitas tempat kediaman penduduk yg menyangkut perubahan tempat kediaman dari suatu masyarakat ke masyarakat yg lain – bersifat sosiologis.
c. Shryock and Siegel (1971: 579) : Migrasi adalah suatu bentuk dari mobilitas geografi atau mobilitas keruangan yang menyangkut perubahan tempat kediaman secara permanen antar unit-unit geografis tertentu.
d. Mobilitas menurut PBB dan Shryock & siegel menekankan 2 unsur pokok yaitu permanenitas (Dimensi waktu) & unit geografi (tempat)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 70
Faktor PenyebabFaktor RisikoFaktor PenyebabFaktor Risiko
Sakit
Kecelakaan/
Kearcunan/
Kejahatan/
Bencana
Kematian
e. Petersen & Petersen (1986:556) : Perpindahan yang relatif permanen dari seseorang melewati jarak yang signifikan
f. Lee (1966:285) : Perpindahan tempat tinggal yg permanen dan semi permanen – tidak ada batasan jarak
g. Mangalam & Morgan (1968:8) : Pergerakan yg relatif permanen dari suatu wilayah geografis ke wilayah yang lain.
h. United Nation (1973: 23) : Menekankan pada mereka yang tinggal ke tempat yg baru lebih dari 12 bulan.
Mobilitas Penduduko Batasan ruang dan waktu dalam penelitian mobilitas penduduk ( Ida Bagoes
Mantra, 1975 )
No Bentuk Mobilitas Batas Wilayah Batas Waktu1 Ulang alik
( commuting)Dukuh / Dusun 6 jam + & kembali
pada hari yang sama2 Menginap / mondok
didaerah tujuanDukuh / Dusun Lebih dari 1 hari dan
kurang dari 6 bulan3 Permanen / menetap
didaerah tujuanDukuh / Dusun 6 bulan + & menetap
o Beberapa bentuk mobilitas
a. Recurrent MovementPerubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik kerja.
b. Perubahan tempat yang bersifat sementarac. Non Recurrent Movement
Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke tempat semula.
Jenis – jenis Migrasi Migrasi Masuk : masuknya pendudukn ke suatu daerah tempat tujuan ( area
of destination ). Migrasi Keluar : perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of
origin). Migrasi Neto: selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Migrasi Bruto : Jumlah antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Migrasi Total : seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi seumur hidup
dan migrasi pulang Migrasi Internasional : Perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lain. Imigrasi yaitu masukntya penduduk ke suatu negara. Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara.
Migrasi Seumur Hidup : migrasi berdasarkan tempat kelahiran, atau mereka yang pada waktu pencacahan bertempat tinggal berbeda dengan daerah kelahirannya.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 71
Migrasi Parsial : jumlah migrant ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan.
Arus Migrasi : jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
Urbanisasi : bertambahnya proprosi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota, perluasan daerah kota, ataupun perubahan konsep desa kota.
Transmigrasi : perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan daidalam wilayah NKRI guna kepentingan pembangunan negara atau alasan – alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah dasar berdasar UU (UU No. 3 Tahun 1972 ).
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Faktor Pendorong1. Berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permitnaan atas barang-barang
tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh.2. Menempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya teknologi yang
menggunakan mesin.3. Adanya tekanan / diskriminasi politik, agama, suku ditempat asal.4. Tidak cocok dengan adat/kebudayaan/kepercayaan ditempat asal.5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan
karir pribadi.6. Bencan alam.
Faktor Penarik1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki
lapangan pekerjaan yang cocok.2. Kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih baik.3. Kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan.5. Tarikan dari orang-orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.6. Adanya aktifitas – aktifitas di kota besar, tempat hiburan, dan pusat kebudayaan
sebagai daya tarik. Menurut Everet S. Lee
4 faktor yang menyebabkan orang melakukan migrasi :1. Faktor yang terdapat didaerah asal.2. Faktor yang terdapat didaerah tujuan.3. Rintangan – rintangan yang menghambat4. Faktor – faktor pribadi.
7 Teori Migrasi oleh E.G.Ravenstein :
Migrasi dan Jarak Banyak migrant pada jarak dekat
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 72
Migrant jarak jauh tertuju ke pusat perdagangan dan industry. Migrasi bertahap
Adanya arus migrasi yang terarah Adanya migrasi dari desa – kota kecil – kota besar.
Arus dan Arus BalikSetiap arus migrasi utama menimbulkan arus migrasi penggantinya.
Perbedaan desa – kota dalam bermigrasi Wanita melakukan migrasi jarak dekat. Teknologi dan migrasi
Teknologi menyebabkan migrasi meningkat. Motif ekonomi.
Ukuran Migrasi1. Angka Mobilitas
Adalah rasio banyaknya penduduk yang pindah secara local 9mover) dalam jangan waktu tertentu dengan banyak penduduk.
m= MP
k
Dimana : m : Angka mobilitas M : Jumlah Mover P : Penduduk K : 1000
2. Angka Migrasi MasukAdalah banyaknya migrant yang masuk per 1000 penduduk dareah tujuan dalam waktu 1 tahun.
mi=IP
k
Dimana : mi : angka migrasi masuk I : jumlah migrasi masuk
P : penduduk pertengahan tahun K : 1000
3. Angka Migrasi KeluarBanyaknya migrant yang keluar per 1000 penduduk daerah asal dalam waktu 1 tahun.
mo=OP
k
Dimana : m0 : angka migrasi keluar O : jumlah migrasi keluar
P : penduduk pertengahan tahun K : 1000
4. Angka Migrasi NetoAdalah selisih banyaknya migrant yang masuk dan keluar dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam 1 tahun.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 73
mn=I−0
Pk
Dimana : mn : angka migrasi neto I : jumlah migrasi masuk
O : jumlah mirgrasi keluar P : penduduk pertengahan tahun K : 1000
5. Angka Migrasi BrutoAdalah jumlah banyaknya migrant yang masuk dan keluar dibagi jumlah penduduk asal dan tujuan dalam 1 tahun.
mg=I+O
P1+P2
k
Dimana : mi : angka migrasi masuk I : jumlah migrasi masuk
O : jumlah mirgrasi keluar P : penduduk pertengahan tahun K : 1000
Urbanisasi 1. Persentase Penduduk Kota
Jumlah banyaknya migrant yang masuk dan keluar diibagi jumlah penduduk asal dan tujuan dalam 1 tahun.
PU=UP
1000
Dimana : Pu :Persentase penduduk kota U : Penduduk daerah kota
P : penduduk total2. Rasio Penduduk kota – desa
Jumlah banyaknya migrant yang masuk dan keluar dibagi jumlah penduduk asal dan tujuan dalam 1 tahun.
UR=UR
1000
Dimana : U : Penduduk daerah kota
R : penduduk desal3. Latar Belakang Masalaho Pull faktor yang besar di kota dibanding di desa.
o Tekanan penduduk dan menyempitnya kerja dipedesaan.
o Anggapan kota yang memungkinkan pengembangan diri.
4. Masalah – masalah urbanisasio Pertambahan penduduk yang besar.
o Pendatang dengan keahlian berbeda dengan yang dibutuhkan dikota.
o Kota belum siap menerima penduduk desa.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 74
5. Kebijaksanaano Kebijakan pintu tertutup.
o Perencanaan kota yang baik.
o Usaha yang sifatnya strategis seperti menurunkan tingkat fertilitas,
transmigrasi, dan meningkatkan kesempatan kerja di kota maupun di desa.
CHAPTER 6
KETENAGAKERJAAN
Konsep dan Definisi
Economically Active PopulationPara pekerja yang memproduksi barang dan jasa (secara ekonomi) dan mereka yang sedang aktif mencari pekerjaan
Economically Inactive PopulationBukan pekerja atau sedang tidak mencari pekerjaan, dimana mereka hanya mengonsumsi dan tidak memproduksi barang dan jasa.
Tenaga Kerja (manpower)o Penduduk dalam usia kerja.
o Dalam literatur biasanya penduduk usia 15 – 64 tahun.
o Penduduk usia 10+ (SP’71 dan SP’80)
o Definisi:
Penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.
Angkatan Kerja (labor force)Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa
Bukan Angkatan Kerja (Not in the labor force)Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau tidak berusaha terlibat memproduksi barang dan jasa.
Pengertian Angkatan Kerja SP’71 Konsep : Labor Force Concept Referensi waktu : 1 minggu sebelum pencacahan Kelompok kegiatan penduduk:
1. Angkatan Kerja 2. Bukan Angkatan Kerja
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 75
3. Tidak Terjawab Bekerja
1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pekerjaan
2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari 2 hari tetapi mereka adalah:a. Pekerja tetap, pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk
kerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir dll.b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu
panenan atau hujan untuk menggarap sawah.c. Orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, dll.
Mencari Pekerjaan1. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari/mendapatkan
pekerjaan 2. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha
mendapatkan pekerjaan 3. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
Bukan Angkatan Kerja1. Sekolah 2. Mengurus Rumahtangga 3. Penerima Pendapatan (pensiun, menerima bunga simpanan, hasil sewa, dll)4. Lain-lain (lanjut usia, lumpuh, dungu, dll)
Jika seseorang mempunyai lebih dari satu kegiatan, jika salah satu masuk anggkatan kerja, dimasukkan kategori angkatan kerja .
Pengertian Angkatan Kerja SP’80
Kegiatan Utama Seminggu yang lalu:
Kegiatan yang dilakukan dalam waktu terbanyak yang dilakukan seminggu yang lalu \
Bekerja:Penduduk (10+) yang selama seminggu yll. Melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit 1 jam seminggu yll.
Punya pekerjaan sementara tidak bekerja:Penduduk (10+) yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yll tidak bekerja karena berbagai sebab, misal: cuti, sakit, menunggu panen, mogok, dll atau bekerja kurang dari 1 jam.
Mencari pekerjaan:Penduduk (10+) yang sedang berusaha mendapatkan/mencari pekerjaan, termasuk didalamnya:A. Mereka yang belum pernah bekerja B. Mereka yang pernah bekerja, karena suatu hal berhenti atau diberhentikan.
Usaha mendapatkan pekerjaan misal:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 76
a. Mendaftar di Kantor Penempatan Tenaga Kerja b. Mengajukan Lamaran c. Membalas iklan yang menawarkan pekerjaan d. Mendatangi langsung kantor/pabrik e. Pesan lewat saudara/kenalan f. lainnya
Mengurus Rumahtangga:Penduduk (10+) yang selama seminggu yang lalu mengurus rumahtangga atau membantu mengurus rumahtangga tanpa mendapatkan upah/gaji.
Sekolah:Penduduk (10+) yang melakukan kegiatan bersekolah selama seminggu yang lalu.
Lainnya:Penduduk (10+) yang tidak dapat melakukan kegiatan seperti yang termasuk dalam kategori sebelumya, seperti: lanjut usia, cacat jasmani, cacat mental, dll
BAGAN
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 77
Penduduk Usia Kerja/ Man
Power (Usia 15+)
Angkatan
Kerja
Bukan Angkatan Kerja
Dibawa
h Usia
Kerja
Diatas
Usia Kerj
a
Penduduk
diluar Usia Kerja Lai
n-lain
Menguru
s ruma
h tangga
Sekolah
Sedang cari kerja
Bekerja
Penduduk
PEMBAGIAN PENDUDUK BEKERJA
Bekerja
Penuh
Setengah
Penganggur
Kentara
Setengah mengang
gurSetenga
h Penganggur Tidak kentara
Lain-lain
Menurut Pendapatan
Bekerja
Menurut Produktifitas
Menurut Pendidik
an & Jenis
Pekerjaan
Pengukuran Kegiatan Ekonomi
Gainful Worker Approach (pendekatan kebiasaan). Kegiatan yang biasa dilakukan Labour Force Approach (pendekatan saat ini).
o Sensus Penduduk 1961: kegiatan utama yg dilakukan minimal 2 bulan selama 6
bulan yll. o Sensus Penduduk 1971 menggunakan referensi waktu 2 hari dalam seminggu
Labour Utilization Approach (LUA)o penyempurnaan dan penyesuaian konsep LFA untuk negara agraris (Suharso,
1983). Pemyempurnaan dilakukan hanya pada kelompok angkatan kerja. o Mereka yang bekerja dibagi menjadi dua : fully employed (fully utilized dan
under employed (under utilized) )
Ukuran Dasar Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPAK = Angkatan Kerja
Pendu duk Usia Kerja x 100
Tingkat Penganggur
TP = Sedang Mencari Pekerjaan
Angkatan Kerja x 100
Tingkat Setengah Pengangguran (TSP)
TSP = Jumlah yangbekerja<35 jam perminggu
jumlah yangbekerja seluruhnya x 100
Tingkat Setengah Pengangguran Kritis
TSPK = Jumlah yangbekerja<15 jam perminggu
Jumlah yangbekerja seluruhnya x 100
Tingkat Setengah Pengangguran SukarelaTSPS =
Jumlah yangbekerja<35 jam perminggu dan tidak bresediamenerima tawaran pekerjaanJumlah yangbekerja seluruhnya
x100
Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa
TSPT = Jumlah yangbekerja<35 jam perminggu dan masihmencari pekerjaan
Jumlah yangbekerja seluruhnya Tingkat Pengangguran Baru
TTPB = TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka ) + TSPT Rasio Beban Ketergantungan
= Penduduk (0−14 )+Penduduk¿¿ x 100
PENGANGGURAN
Pengangguran Terbuka Tahun 2000 (Sakern as)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 78
a. Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan,b. Mereka yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha,c. Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan, dan d. Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
bekerja, tetapi belum mulai bekerja. Sejak tahun 2001 definisi pengangguran mengalami penyesuaian/perluasan
menjadi sebagai berikut ;a. mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan (sebelumnya dikatagorikan sebagai bukan angkatan kerja), b. yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (sebelumnya dikatagorikan
sebagai bekerja), dan pada waktu yang bersamaan mereka tak bekerja (jobless). Dilihat dari penyebabnya, pengangguran dibagi kedalam 5 bagian, yaitu :
a. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang terjadi karena menurunnya kegiatan perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga menyebabkan berkurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
b. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian musin misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
c. Pengangguran friksional adalah Pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
d. Pengangguran teknologi adalah Pengangguran yang terjadi karena adanya penggunaan alat-alat teknologi yang semakin modern yang menggantikan tenaga krja manusia.
e. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.
CHAPTER 7KELUARGA BERENCANA
Istilah – istilah yang berkaitan dengan Keluarga Berencana :1. Usia Subur (reproductive age)
Usia dimana secara rata-rata perempuan mampu untuk melahirkan, yaitu 15-49 tahun. 2. Pasangan Usia Subur (reproductive couple)/PUS
Pasangan suami istri dimana istrinya berada dalam usia yang mampu melahirkan yaitu istrinya berusia 15-49 tahun.
3. Keluarga Berencana Upaya untuk mengatur jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak dalam rangka mencapai tujuan reproduksi keluarga.
4. Alat/Cara KB (kontrasepsi)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 79
Alat atau cara yang digunakan oleh pasangan usia subur untuk mengatur jarak kelahiran atau untuk membatasi jumlah kelahiran yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kehamilan.
5. Aborsi yang disengaja dengan tujuan di luar alasan kesehatan ibu dan atau janin tidak termasuk dalam alat/cara KB karena dilakukan setelah terjadi peristiwa kehamilan (konsepsi). Walaupun aborsi dikenal juga sebagai metode pengendalian kelahiran.
6. Jenis – JenisAlat/Cara KB Tradisional :Sistem kalender dan Metode Senggama Terputus. Modern :IUD, Pil, Suntikan, Kondom, Diaphragma, Spermisida,Vaginal
tablet/jelly/foam, Sterilisasi(vasektomi dan sterilisasi tuba).
CHAPTER 8INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks Pembangunan Manusia (IPM):
Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan manusia, merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu:
Usia hidup (longetivity)Indikator : angka harapan hidup waktu lahir (life expectacy at birth/ eo).
Pengetahuan (knowledge)Indikator : angka melek huruf (Literacy Rate) dan rata-rata lama sekolah (Mean Years School).
Standar hidup layak (decent living).Indikator : GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita)
Tahapan Menghitung IPM :
1. Menghitung masing – masing komponen IPM
Dimana :Xi : Indikator komponen pembangunan manusiake-i, i= 1,2,3 Xmin : Nilai minimum Xi Xmaks : Nilai maksimum Xi
2. menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks Xi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 80
Indeks (Xi) = (Xi – Xmin)/(Xmaks – Xmin)
IPM = {X1 + X2 + X3} / 3
dimana :X1 = Indeks Angka Harapan HidupX2 = 2/3(Indeks Melek Huruf) + 1/3(Indeks Rata-rata Lama Sekolah)X3 = Indeks Konsumsi perkapita yang disesuaikan
Tinggi : IPM lebihdari 80,0 MenengahAtas : IPM antara 66,0 – 79,9 MenengahBawah : IPM antara 50,0 – 65,9 Rendah : IPM kurangdari 50,0
CHAPTER 9STUDI ANAK JALANAN
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menegaskan bahwa: “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”
UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu anak jalanan merupakan anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya.
Menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, anak jalanan dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tua. Mereka tinggal di jalanan selama 24 jam dan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai ruang lingkup hidupnya. Hubungan dengan keluarga sudah terputus.
2. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua. Mereka adalah anak yang bekerja di jalanan. Mereka sering kali diidentikkan sebagai pekerja migrant kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung.
3. Anak-anak yang berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka tinggal dengan orangtuanya, beberapa jam di jalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orangtua, dan disuruh orangtua. Aktivitas utama mereka biasanya adalah berjualan koran.
4. Anak-anak jalanan yang berusia diatas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa (orangtua atau saudaranya) ke kota.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 81
MDGs (MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS)1. Tujuan 1 : Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan 2. Tujuan 2 : Mencapai pendidikan dasar universal 3. Tujuan 3 : Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4. Tujuan 4 : Menurunkan angka kematian anak 5. Tujuan 5 : Meningkatkan kesehatan ibu 6. Tujuan 6 : Memerangi HIV / AIDS, malaria dan lainnya 7. Tujuan 7 : Memastikan kelestarian lingkungan hidup 8. Tujuan 8 : Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan
CHAPTER 10KEMISKINAN
Untuk menguku rkemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
Garis Kemiskinan1. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
2. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll)
3. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.
Rumus Penghitungan :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 82
K = GKM + GKNM
GK : Garis Kemiskinan
GKM : Garis Kemiskinan Makanan
GKNM : Garis Kemiskinan Non Makanan
SOAL PENGANTAR STUDI KEPENDUDUKAN
1. Beberapa karakteristik yang termasuk kedalam demografi formal adalah, kecuali..a. Variabel – variabel demografi diperlakukan secara matematisb. Kumpulan dan analisis statistik data demografic. Melihat pengaruh variabel non-demografi terhadap variabel demografid. Demografer formal seorang statistisi dan matematik
2. Misal diketahui di negara X jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 510 ribu jiwa, dan pada tahun 2005 adalah sebesar 450 ribu jiwa. Apabila kelahiran dan kematian pada tahun 2007 masing-masing sebesar 30.000 dan 2000 jiwa, sedangkan penduduk yang berimigrasi sebesar 40.000, maka penduduk yang melakukan emigrasi ialah ....
a. 8000 jiwab. 6000 jiwac. 7000 jiwad. 9000 jiwa
3. Migrasi dikatakan sebagai suatu bentuk mobilitas geografi atau mobilitas keruangan, yaitu terjadinya perubahan tempat kediaman secara permanen antar unit – unit geografi tertentu ialah menurut...
a. Everett S. Leeb. Shryock and siegel c. Bogued. United Nation
4. Para pekerja yang berasal dari Depok dan bekerja di Jakarta, dan setiap hari pulang pergi Jakarta – Depok, tergolong kedalam penduduk yang disebut....
a. Mondokb. Sirkulasic. Ulang Alikd. Menetap
5. Perbedaan antara Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa ataupun Sukarela lebih dititikberatkan kepada..
a. Jumlah yang bekerja < 35 jamb. Jumlah yang bekerja < 35 jam dan Jumlah angkatan kerja
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 83
c. Jumlah penduduk usia kerjad. Jumlah yang bekerja < 35 jam dan jumlah penduduk bersedia atau tidak mencari
pekerjaan lain6. Pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan
lain, dan akibatnya harus mempunyai waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut termasuk kedalam pengangguran...
a. Pengangguran Strukturalb. Pengangguran Siklisc. Pengangguran Friksionald. Pengangguran Musiman
7. Proporsi wanita yang menikah atau dalam ikatan perkawinan berdasarkan proximate determinant of fertility ialah, kecuali..
e. Usia Perkawinan Pertama
f. Frekuensi wanita yg tidak pernah menikah
g. Frekuensi perceraian dan menikah kembali
h. Frekuensi hubungan seksual8. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas
kecuali karena...a. Tidak semua wanita mengalami resiko melahirkan, disebabkan tidak mendapat
pasangan, telah bercerai atau menjandab. Seorang wanita hanya mati satu kali, namun ia dapat melahirkan bayi berkali –
kalic. Rumus penghitungan fertilitas jauh lebih rumit dan kompleks dibandingkan
mortalitasd. Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melibatkan dua orang (suami dan
istri)9. Kematian bayi setelah berumur satu bulan dan kurang dari satu tahun dikategorikan
kedalam kematian...a. Still birthb. Neo natal deathc. Post neo natal deathd. Morbiditas
10. Apabila mortalitas lebih besar dibandingkan fertilitas, begitu pula imigrasi lebih besar dibandingkan emigrasi disuatu negara, maka pertumbuhan penduduknya..
a. Naikb. Turunc. Stabild. Bisa ketiga –tiganya
11. Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu secara eksklusif (tanpa makanan dan minuman tambahan), belum haid dan bayi berumur kurang dari 6 bulan disebut :
a. Malb. Intravagc. Diaphragma
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 84
d. Sterilisasi
12. Yang dimaksud dengan IPM adalah… a. Ukuran pencapaian rencana pembangunan jangka panjang dan menengah
nasional b. Satu – satunya indikator pencapaian MDGs c. Ukuran keberhasilan pendidikan nasional d. Indikator keberhasilan upaya pembangunan kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk).
13. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai MDG‟s …a. Mendeklarasikan 8 target yang terdiri dari 18 indikator pembangunan nasionalb. Setiap tujuan yang berisi satu atau lebih target dan sejumlah indikator akan
diukur tingkat pencapaiannya hingga pada tenggat waktu yang telah ditetapkan, yaitu akhir 2020.
c. Hanya negara – negara maju yang termasuk dalam pelaksanaan setiap tujuan dan target MDGs. Sedangkan Indonesia dan negara berkembang lainnya hanya mendukung dan memberikan bantuan terhadap keberhasilan pelaksanaan.
d. Menurunkan kesehatan ibu, dan memerangi HIV/AIDs,malaria dan penyakit menular lainnya termasuk tujuan MDGs di bidang kesehatan.
14. Pengukuran kemiskinan dapat dilakukan dengan pendekatan Kuantitatif/Moneter dan pendekatan Kualitatif/Non-Moneter. Dibawah ini yang tidaktermasuk pendekatan kualitatif adalah…
a. Melalui pendapatan per kapitab. Melalui pendekatan sosial, seperti unemployment, lack of housing, dll.c. Indikator rumah tangga, seperti kondisi rumah, proporsi pengeluaran rumah
tangga terhadap makanan, dll.d. Accesibilities & Participation
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 85
JAWABAN SOAL PENGANTAR STUDI KEPENDUDUKAN
1. CPembahasan :
Studi kependudukan
f. Adalah interdisiplin g. Berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu seperti matematik, statistik, biologi,
kesehatan, geografi, sosiologi, ekonomi, politik, dll. h. Mempertimbangkan variabel demografi dan non-demografi i. Melihat pengaruh variabel non-demografi terhadap variabel demografi.j. Variabel demografi menyebabkan suatu perubahan dalam variabel non-
demografi.
2. A. 8000 jiwaPembahasan :
Pt=Po+( B−D )+(M i−M o)Dimana :Po : jumlah penduduk tahun dasar
Pt : jumlah penduduk tahun tB : kelahiran jangka waktu 2 kejadian ( t tahun )D :kematian t tahunM i :migrasi masuk tahun tM o :migrasi keluar tahun t
Tahun dasar : 2005
Po :450.000 jiwa
Pt :510.000 jiwa B: 30.000 jiwa
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 86
D :2000jiwaM i : imigrasi ( 40.000 jiwa )M o :emigrasi ( ??? )
Pt=Po+( B−D )+(M i−M o)510.000=450.000+(30.000−2000 )+(40.000−M O )
Mo=8000 jiwa3. B. Shryock and Siegel
Pembahasan : Everett S Lee : migrasi adalah perubahan tempat tinggal yang permanen atau
semi permanen tanpa mempertimbangkan jarak yang ditempuh apakah perbuhan tempat tinggal itu sukarela atau terpaksa, dan apakah perubahan tempat tinggal itu antar negara tau masih dalam suatu negara.
Bouge : migrasi merupakan suatu bentuk mobilitas penduduk yang berkaitan dengan perubahan tempat kediaman penduduk dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lain.
United Nation : migrasi merupakan suatu bentuk dari mobilitas geografi atau mobilitas keruangan dari suatu unit geografi ke unit geografi lainnya, yang menyangkut suatu perubahan tempat kediaman secara permanen dari tempat asal atau tempat keberangaktan ke tempat tujuan atau tempat yang didatangi.
4. C. Ulang AlikPembahasan :
No Bentuk Mobilitas Batas Wilayah Batas Waktu
1 Ulang alik ( commuting)
Dukuh / Dusun 6 jam + & kembali pada hari yang sama
2 Menginap / mondok didaerah tujuan
Dukuh / Dusun Lebih dari 1 hari dan kurang dari 6 bulan
3 Permanen / menetap didaerah tujuan
Dukuh / Dusun 6 bulan + & menetap
5. D.Pembahasan :
Tingkat Setengah Pengangguran SukarelaTSPS =
Jumlah yangbekerja<35 jam perminggu dan tidak bresediamenerima tawaran pekerjaanJumlah yangbekerja seluruhnya
x 100 Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa
TSPT = Jumlah yangbekerja<35 jam perminggu dan masihmencari pekerjaan
Jumlah yangbekerja seluruhnya x 100
6. C. Pengangguran Friksional
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 87
Pembahasan : Pengangguran Struktural : pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan
dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Pengangguran Siklis : pengangguran yang terjadi karena menurunnya kegiatan
perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga menyebabkan berkurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
Pengangguran Musiman : pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian musin misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
7. D. Frekuensi hubungan seksualPembahasan :
Proporsi wanita yang menikah atau dalam ikatan perkawinan i. Usia Perkawinan Pertama
j. Frekuensi wanita yg tidak pernah menikah
k. Frekuensi perceraian dan menikah kembali
l. Berada di luar penikahan Patern of Sexual Activityd. Frekuensi Hubungan Seksual e. Tidak melakukan Hubungan seksual f. Pasangan yang terpisah
8. C.Pembahasan :Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandinhgkan dengan pengukuran mortalitas, karena seseorang wanita hanya mati satu kali tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Disamping itu seseorang yang telah mati pada hari dan waktu tertentu tidak mempunyai kematian yang kedua kali, sebaliknya seorang wanita yang melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut berhenti.
Kompleknya pengukuran fertilitas juga karena melibatkan dua orang ( suami dan istri ). Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua wanita mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga, ataupun ada wanita yang bercerai atau janda.
9. C. Post neo natal deathPembahasan : Morbiditas/penyakit/kesakitan
penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental (Budi Utama, 1985).
Lahir mati (still birth)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 88
kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Kematian baru lahir (neo natal death) Kematian bayi sebelum berumur satu bulan.
Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) Kematian bayi setelah berumur satu bulan dan kurang dari setahun
10. D. Bisa ketiga – tiganyaPembahasan :
Migrasi
Positif Negatif Nol
M > F N, T, S T T
M < F N N, T, S N
M = F N T S
Mortalitas > fertiilitasImigrasi > Emigrasi ( Migrasi positif )Maka, pertumbuhan penduduk suatu negara tersebut bisa naik, turun, ataupun stabil.
11. A. MalPembahasan :
Intravag :alat KB berupa tisyu yang dimasukkan pada vagina ketika akan melakukan hubungan seksual untuk mencegah kehamilan.
Diaphragma :alat/cara KB yang berbentuk mangkok terbuat dari karet lunak yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutup mulut rahim agar sperma tidak masuk kedalam rahim dan bertemu dengan sel telur.
Sterilisasi : Sterilisasi wanita adalah tindakan operasi menyumbat (mengikat
dan atau memotong) saluran keluar ovum, yakni tuba, sehingga perjalanan ovum dari ovarium saat ovulasi tidak sampai ketempat pembuahan di uterus.
Sterilisasi Pria adalah suatu operasi ringan yang dilakukan pada pria dengan maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan.
12. D.
Pembahasan : (cukupjelas)
13. D. Pembahasan : tujuan MDGs di bidang kesehatan terdapat pada tujuan ke 5 dan 6
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 89
Tujuan 5 : Meningkatkan kesehatan ibu Tujuan 6 : Memerangi HIV / AIDS, malaria dan lainnya
14. APembahasan :
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan dua pendekatan :1. Pendekatan Kualitatif/Non-Moneter :
• Indikator individu (Angka kematian bayi, partisipasi sekolah, harapan hidup)
• Indikator rumah tangga (Kondisi rumah, proporsi pengeluaran rumah tangga thd makanan)
• Accessibilities & Participation• Social exclusion (unemployment, lack of social insurance, lack of
housing, low monetary income)2. Pendekatan Kuantitatif/Moneter :
• Pendapatan per kapita• Konsumsi/pengeluaran per kapita
Dikisahkan, di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua, tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin.
Suatu hari, hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-sini dan sarang laba-laba pun rusak terkena bocoran air serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan licin. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. Tetapi karena tembok licin, laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk merayap naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus berulang-ulang. Tetapi, laba-laba itu ternyata tetap berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar biasa.
Rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik yang masih muda usianya. Saat kejadian itu berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang menyaksikan tingkah laku si laba-laba tadi. Dan berikut adalah komentar-komentar mereka:
Si sulung dengan menghela napas berkata: "Nasibku sama dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah berusaha dengan susah payah dan terus menerus, tetapi tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Memang beginilah nasibku. Meskipun telah berusaha sekuat apa pun percuma saja. Tidak bisa berubah !”
Pemuda kedua dengan santai berkomentar: "Laba-laba itu bodoh sekali ! Kenapa tidak mencari jalan yang kering dengan memutar kemudian merayap naik ? Aku tidak akan sebodoh dia. Kelak bila ada kesulitan, aku akan mencari jalan pintas. Aku pasti memakai otak mencari akal untuk menghindari kesulitan. Tidak perlu bersusah payah menghadapinya.”
Lain lagi pendapat si bungsu. Melihat kegigihan laba-laba tadi, hatinya sangat tergugah. Beginilah komentarnya: "Laba-laba itu begitu kecil, tetapi memiliki semangat pantang menyerah yang luar biasa ! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku harus belajar dari semangat laba-laba itu. Dengan mencontoh semangat juang seperti itu, suatu hari aku pasti bisa meraih kesuksesan !”
Cerita laba-laba di atas sungguh inspiratif sekali. Sudut pandang yang berbeda dalam melihat sebuah persoalan yang terjadi akan melahirkan penanganan yang berbeda. Dan cara penanganan yang berbeda tentunya akan mendatangkan hasil yang berbeda pula.
Cara pandang sulung memperlihatkan sosok yang tanpa motivasi, tanpa target hidup yang pasti, pasrah, mudah putus asa, dan bergantung pada apa yang disebutnya "nasib”. Inilah perspektif yang paling menghambat langkah seseorang untuk meraih keberhasilan. Jika kita menganut sudut pandang seperti ini, dijamin keberhasilan akan jauh dari jangkauan kita.
Sebaliknya, perspektif pemuda kedua menunjukkan tanda-tanda sebuah pribadi yang oportunis dan sangat pragmatis. Dalam menghadapi setiap persoalan, pilihan yang ditempuhnya adalah menghindari atau lari dari persoalan tersebut. Jika toh harus dihadapinya, maka ditempuhlah jalan-jalan pintas dengan menghalalkan segala cara, asalkan tujuannya tercapai. Bukannya mencari pemecahan dengan kreativitas dan kecerdasan, tetapi lebih menggunakan cara-cara yang tidak benar, mengelabui, curang, melanggar etika, dan mengabaikan hak-hak orang lain. Jika setiap kali menemui rintangan dan kita bersikap demikian. Maka
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 90
bisa dipastikan mental kita akan menjadi lemah, rapuh, dan besar kemungkinan menjadi manusia "raja tega” yang negatif.
Dan tentu saja, saya setuju dengan pendapat si bungsu. Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus kita miliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap persoalan merupakan batu penguji yang harus dipecahkan dan dihadapi dengan penuh keberanian. Kita harus membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul sebagai suatu hal yang wajar dan harus dihadapi, bukan menghindar atau melarikan diri dari masalah.
Sesungguhnya, kualitas kematangan mental seseorang dibangun dari fondasi banyaknya hambatan, masalah, kelemahan, dan problem kesulitan yang mampu diatasi.
Dan jelas sekali, dengan bekal kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten, kesuksesan yang kita peroleh pasti berkualitas dan membanggakan, membahagiakan !.
Andri Wongso, Buku Wisdom Success 15
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 91
CHAPTER 1
UKURAN – UKURAN DALAM ANALISIS DEMOGRAFI
1. Konsep dan Definisia. Jumlah Absolut : adalah jumlah mutlak suatu penduduk atau kejadian lain untuk
suatu daerah dan waktu tertentu. b. Proporsi : Proporsi atau biasa disebut dengan persentase menyatakan suatu
perbandingan antara suatu kelompok penduduk tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk keseluruhan. Dalam perbandingan tersebut pembilang merupakan bagian dari penyebut .
c. Ratio : Rasio adalah perbandingan jumlah terhadap jumlah lainnya, dimana pembilang dan penyebut merupakan kelompok yang berlainan sama sekali, yang dikalikan dengan suatu konstanta tertentu. Contoh : Bila jumlah laki-laki dinyatakan dengan simbol ‘a’, dan jumlah perempuan dengan simbol ‘b’, maka rasio jenis kelamin (sex ratio=SR) dapat ditulis dengan rumus:
SR : ab
x K
k : konstanta d. Angka/Rate : Angka merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya
suatu kejadian dalam suatu periode tertentu. Secara umum angka didefinisikan sebagai perbandingan dari suatu kejadian tertentu dari sekelompok penduduk dibandingkan dengan jumlah penduduk yang beresiko terhadap kejadian tersebut selama suatu periode tertentu.
2. Fertilitasa. Cruse Birth Rate ( CBR ) atau angka kelahiran kasar
B = Jumlah Kelahiran selama 1 tahun P = Jumlah Penduduk pada Pertengahan Tahun k = Konstanta (1.000)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 92
TEKNIK DEMOGRAFI 1
CBR=BP
x K
Kebaikan : sederhana Kelemahan : kasar
b. General Fertility Rate (GFR) / Angka Kelahiran Umum
B = Jumlah Kelahiran selama 1 tahun = Jumlah Penduduk wanita yang berumur 15-49 pada Pertengahan Tahun Kebaikan : lebih cermat dari CBR, memperhatikan wanita yang exposed to
risk. Kelemahan : tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai umur.
c. Age Spesific Fertility Rate (ASFR) / Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Bi (jumlah bayi yang dilahirkan oleh perempuan kel.umur i)
ASFRi=------ X K (konstanta) Pf
i (jumlah perempuan kel.umur i pada pertengahan tahun ttt)
ASFRi= banyaknya kelahiran pada th ttt per 1000 perempuan kelompok umur i )
Kebaikan: Lebih cermat dari GFR, exposed to risk, telah dibagi menurut umur Dapat dilakukan studi menurut kohor Dapat membuat analisa perbedaan fertilitas menurut berbagai
karakteristik wanita Merupakan dasar perhitungan TFR, GRR dan NRR
Kelemahan: Membutuhkan data yang terperinci, data sukar diperoleh karena
adanya kesalahan pelaporan umur
d. Total Fertility Rate (TFR) / Angka Kelahiran Rate
i= kelompok umur (15-19) th s/d (45-49)th ASFRi= jumlah kelahiran per 1000 perempuan kel umur (15-19)th s/d (45-49)
th
Total Fertility Rate adalah jumlah anak yang akan dipunyai seorang wanita selama masa reproduksinya
3. Mortalitasa. Angka Kematian Kasar
Besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk
Rumus : Dimana :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 93
KP
DCDR
TFR=5∑i=1
7
ASFRi
p15−49f
GFR= B
p15−49f
x k
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar) D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu K = Bilangan konstan 1000
Berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka Kelahiran Kasar (CBR) akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah (Rate of Natural Increase).
Keterbatasan: Ukuran ini dianggap kasar karena tidak memperhitungkan struktur
umur penduduk Data kematian sering underestimate Dalam Sensus Penduduk ataupun Survei, kematian dilaporkan terjadi
di waktu lampau b. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur
ASDRi = Di( jumlah kematiandalam kel.umur i)
Pi ( jumlah penduduk kel. umuri) x K
Disebut juga Age Specific Death Rate (ASDR) Definisi: Banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu per 1000
penduduk dalam kelompok umur yang sama. ASDR lebih baik dan rinci dibanding CDR karena melihat kematian pada
kelompok umur tertentu. ASDR dapat dibandingkan antar wilayah, terutama pada umur-umur tertentu
yang menjadi isu. Contohnya ASDR untuk kelompok 60 keatas dapat dibandingkan untuk melihat kecenderungan aging population dan juga kesehatan/kesejahteraan lansia tersebut.
c. Angka Kematian Bayi Disebut juga : Infant Mortality Rate (IMR) Definisi : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun Kematian bayi endogen/neonatal : terjadi di bulan pertama setelah dilahirkan,
dan disebabkan faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir Kematian bayi eksogen/post neo-natal : terjadi setelah usia satu bulan s/d satu
tahun & disebabkan faktor-faktor dari lingkungan luar. Rumus :
AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR) D 0-<1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu
tahun tertentu di daerah tertentu.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 94
∑lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
K = 1000
Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak langsung dengan piranti lunak "Mortpak".
Angka kematian bayi mencerminkan besarnya masalah kesehatan yang bertanggung jawab langsung terhadap kematian bayi, seperti diare, infeksi saluran pernapasan dll, tetapi juga mencerminkan tingkat kesehatan ibu.
Angka kematian bayi juga dipakai sebagai angka probabilitas untuk mengukur risiko kematian bayi saat lahir sampai menjelang ulang tahun pertama.
CHAPTER 2
DIAGRAM LEXIS
Diagram Lexis adalah diagram yang melukiskan hubungan antara waktu terjadinya suatu peristiwa kependudukan dengan umur seseorang pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Peristiwa ini dilukiskan dalam sebuah grafik dimana :
Sumbu x (sumbu horizontal) melukiskan skala waktu dan menunjukan kejadian /even seperti kelahiran atau jumlah penduduk pada suatu periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun tertentu
Sumbu y (sumbu vertikal) melukiskan skala umur atau lamanya waktu dan menunjukan jumlah penduduk menurut umur pada suatu saat, biasanya tanggal tertentu. Umur dapat dinyatakan dalam dua bentuk :1. Exact Age (EA) jarang dipakai2. Last Birth Day (LBD) lebih sering dipakai
Garis diagonal merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan antara waktu dan umur. Garis ini disebut garis kehidupan (life line). Garis kehidupan ini dimulai pada saat seseorang dilahirkan dan berakhir pada saat orang tersebut meninggal.
Kematian dinyatakan dalam bidang datar atau dalam satu kotak. Ada 2 jenis kematian yang dipisahkan oleh garis diagonal, yaitu:1. kematian alpha (α) atau kematian di bawah diagonal, ialah kematian untuk kohor
yang lahir pada tahun z-n.2. kematian delta ( δ) atau kematian di atas diagonal, ialah kematian untuk kohor
yang lahir pada tahun z-(n+1).Catatan: z ialah tahun terjadinya kematian dan n ialah umur saat kematian (LBD).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 95
Istilah-istilah yang sering dipakai: E = Events, biasanya dipakai untuk menunjukan kelahiran pendudukB = Birth (kelahiran)D = Death (kematian)P = Population (penduduk)Dn = Semua kematian umur n tahun (LBD)Do = Semua kematian umur 0 tahun (LBD)
Keterangan:
B095 = Jumlah kelahiran pada tahun 1995
E195 = Jumlah anak yang berulang tahun pertama pada tahun 1995
E196 = Jumlah anak yang berulang tahun pertama pada tahun 1996
α D095 = Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1995
D095= Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1994
D096= Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1995
Manfaat diagram Lexis: Sebagai alat bantu untuk menganalisis perjalanan atau riwayat suatu kelompok atau
kohor. (Kohor adalah sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Misalnya kohor kelahiran /actual birth cohort adalah sekelompok penduduk yang lahir pada waktu yang sama)
Sering dipakai untuk menganalisis kelangsungan hidup/survival dari suatu kohor, baik untuk riwayat kesehatan maupun kesakitan.
Memahami hubungan antara umur dengan variabel-variabel demografi yang lain. Analisis mortalitas : Diagram Lexis dapat dipakai untuk menghitung IMR bila angka
kematian bayi diantara angka kelahirannya di dalam tahun bersangkutan dan tahun sebelumnya diketahui.Contoh :
B1, B2, dan B3, adalah jumlah kelahiran selama tahun observasi secara berturut-turut
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 96
(tahun 1,2, dan 3). Misalnya Dis dan Di
p adalah angka kematian bayi yang terjadi pada
tahun ke-i (i = 1, 2, 3) berturut-turut diantara kelahiran bayi dalam tahun yang sama dan pada tahun sebelumnya. Berikut adalah penjelasan data dalam Diagram Lexis.
Tahun
Angka Angka Kematian BayiKelahiran Tahun yang sama Tahun sebelumnya
Hidupdengan kohor kelahiran
dengan kohor kelahiran
(1) (2) (3) (4)
1 B1 D1s D1
p
2 B2 D2s D2
p
3 B3 ¿ D3p
Berdasarkan informasi diatas dapat dihitung IMR ;- secara konvensional untuk tahun ke-2, sebagai berikut:
IMR2 = D2
s+D 2p
B2
x 1000
Dimana ; IMR2 = IMR untuk tahun ke-2
Jika dianggap tidak ada migrasi , probability of dying untuk kohor kelahiran B2 diantara umur 0 dan 1 :
IMR2 = D2
s+D 3p
B2
x 1000
- secara Adjustment dengan asumsi tidak ada migrasi;
Po = B2−D2
s
B2
x B1−D1
s−D2p
B1−D1s
IMR2 = ( 1 – Po) x 1000
Dimana , Po = probability of survivorship dari umur 0s/d 1 tahum selama tahun ke-2.
Contoh :
Tabel berikut adalah data kelahiran dan kematian bayi USA tahun 1975
Tahun Angka Angka Kematian BayiKelahiran Tahun yang sama Tahun sebelumnyaHidup dr kohor kelahiran dr kohor kelahiran
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 97
(1) (2) (3) (4)
1974(1) 3.159.958 (B1) 47.566 (D1s ¿ 5210 (D1
p ¿
1975(2) 3.144.198 (B2) 45.321 (D2s ¿ 5204 (D2
p)
1976 (3) 3.167.788 (B3) 43.183 (D3
s ¿ 5082 (D3p ¿
Hitung IMR USA dengan menggunakan rumus konvensional dan rumus-rumus adjustment.
Penyelesaian :
secara konvensional untuk tahun ke-2
IMR2 = D2
s+D 2p
B2
x 1000 = 75,011
Jika dianggap tidak ada migrasi
IMR2 = D2
s+D 3p
B2
x 1000 = 73,25
secara Adjustment untuk tahun ke-2
Po = B2−D2
s
B2
x B1−D1
s−D2p
B1−D1s = 0.984
IMR2 = ( 1 – Po) x 1000 = 16,06
CHAPTER 3
LIFE TABLE
Life table adalah tabel yang menerangkan riwayat suatu kelompok hipotetis atau suatu kohor penduduk, dengan riwayat kematian secara bertahap atau suatu tabel yang memberi gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena kematian. Life table mempunyai bentuk yang sangat sederhana disusun berdasarkan tingat kematian berdasarkan umur (ASDR).
Pembuatan Life Table pada dasarnya memerlukan nilai nqx dan beberapa asumsi untuk memastikan nilai Lx dari nilai lx.
Kaitan antara Life Table dengan jumlah penduduk menururt asumsi dasar adalah :m x = Mx
dimana ;
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 98
Mx = dx
Lx Mx adalah ASDR (central) observasi dalam penduduk dengan pendekatan central
death rate pada Life table atau m x.
Hubungan antara qx dan Mx (ASDR)Hubungan Antara Tingkat Kematian Menurut Umur (ASDRi atau Mx) dengan
Peluang Mati antara Umur x dan x+1 (qx)
BF
GG E C
A H D
Keterangan : AB = penduduk permulaan tahun (lx)DC = penduduk akhir tahun (lx+1) EB = jumlah kematian pada tahun tersebut (dx)HF = penduduk pertengahan tahun lx
nqx =
2n nMx
2 + n (nMx)
Kegunaan Life Table:- Membandingkan tingkat mortalitas penduduk- Proyeksi penduduk - Mengukur kondisi kesehatan terkini suatu penduduk- Mampu mengidentifikasi tren kematian- Melihat tren harapan hidup - Penentuan premi asuransi jiwa dan pensiun (aktuaria)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 99
- Berbagai studi kependudukan lainnya (fertilitas, migrasi, pertumbuhan penduduk, lamanya perkawinan, lamanya bekerja)
Asumsi dalam pembuatan Life Table:- Migrasi dianggap tidak ada. Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena
kematian (closed cohort).- Kematian anggota kohor mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur
(deterministic model).- Kohor berasal dari radiks tertentu. Radiks adalah jumlah tetap dari jumlah kelahiran
seperti 1.000, 100.000 .- Jumlah kematian pada suatu interval umur dalam setahun diasumsikan menyebar
secara merata kecuali pada tahun pertama. Jenis life table:
- Current/Period Life Table, adalah alat untuk menganalisis kondisi mortalitas suatu penduduk berdasarkan pengalaman mortalitas suatu penduduk pada periode waktu tertentu (ASDR periode tertentu diaplikasikan pada kohor hipotetis daripada meneliti kohor sebenarnya sepanjang hidup mereka untuk melihat level mortalitas yang dialami kohor tersebut; menyajikan kejadian kematian untuk kohor sintesis).
- Generation/Cohort Life Table, adalah pengalaman nyata kelangsungan hidup suatu kelompok atau kohor dari individu yang lahir pada tahun yang sama. Disebut pula longitudinal life table karena merupakan riwayat hidup suatu kohor hingga kematiannya (kurang praktis, data yang dibutuhkan untuk pembentukan tabel kematian generasi sering tidak tersedia).
Bentuk Life Table, ada 2 macam:1. Complete Life Table (Tabel kematian lengkap), tabel kematian yang menggunakan
kelompok umur tahunan.2. Abridged life Table (Tabel kematian singkat), tabel kematian yang menggunakan
kelompok umur 5 tahunan.
Model Life Table 1. Model PBB (UN):
Dengan mengumpulkan sejumlah besar tabel kematian dan melihat hubungan antara nilai qx nya secara berturut-turut. Hubungan yang terjadi merupakan suatu regresi parabola. Kelemahannya : tidak cukup banyak tabel kematian yang digunakan karena tabel ini disiapkan berdasarkan 158 Tabel Kematian yang dikumpulkan dari Negara-negara terpulih di dunia dan mewakili periode waktu yang berbeda. Sehingga terlalu sulit menemukan tabel kematian untuk negara yang tidak punya data statistik, terlebih negara yang eo x nya di bawah 60 tahun dan tinggi angka mortalitasnya.
2. Model Coaled & Demeny: Tabel ini berdasarkan Tabel Kematian dari 326 laki-laki dan 326 perempuan.
Tabel level kematian yang disajikan untuk laki-laki berbeda dengan perempuan. Ada 4 pola spesifik mortalitas: model East, model North, model South, dan model West (Indonesia mengikuti model West). West model merupakan pola mortalitas dari rata-rata pola dunia dan dapat digunak untuk segala pola mortalitas. Dibanding dengan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 100
UN, Tabel Kematian Coale and Demeny’s lebih luas.3. Model Ledermann’s:
Tabel ini terbit pada tahun 1969 dalam bentuk 7 model Tabel Kematian berdasarkan 154 Tabel kematian yang mencakup sebagian besar wilayah. Ledermann’s Model Life Tabel lebih bak dan tidak diragukan disbanding dengan model U.N dan Coale and Demeny, namun tidak mudah digunakan seperti memilih Tabel Kematan menjadi sulit ketika input estimasi parameternya kurang dipercaya.
4. Mode Logit SystemAda hubungan antara logit nilai lx pada Tabel Kematian yang berbeda-beda
menunjukkna hubungan linear.
Metode pembuatan tabel kematian :a. Reed and Merrel Method :
mengusulkan hubungan langsung antara nqx dan nmx tanpa menganggap bentuk fungsi lx.
Diguanakan untuk membuat abridged life table.b. Greville Method : mempertimbangkan fungsi lx tak linear untuk selang umur
[x,x+n].c. Chiang Method : merupakan turunan dari hubungan nLx dengan nqx , rata-rata
jumlah tahun kehidupan seseorang berumur x yang meninggal dalam selang [x,x+n].
d. Keyfitz method : menganggap angka pertumbuhan konstane. Merujuk pada standar life tablef. Complete life table from abridge life tableg. For incomplete data : based on death record, based upon a single cencus record,
based on two consecutive cencus age distributionh. Arriga Method based on age data
Fungsi-fungsi dalam Life Table: x = umur (tepat dalam tahun) nqx = probabilitas meninggal antara umur tepat x dan x+n lx+n
nqx = ndxlx
atau nqx = 2 n . nMx
2+n(nMx) dimana nMx = ASDR
npx = probabilitas hidup antara umut tepat x dan x+n
npx = 1 – nqx atau npx = lx+n
lx
lx = jumlah orang hidup pada umur tepat x
lx = lx-n . npx-n
ndx = jumlah orang yang meninggal antara umur tepat x dan x+n
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 101
ndx = lx. nqx atau ndx = lx - lx+n
nLx = jumlah tahun-orang hidup yang dijalani seseorang antara umur tepat x dan x+n
nLx = n(l x+l x+n)
2
Untuk Lo , L1 dan L85+¿ ¿
Lo = 0,3 lo + 0,7 l1
L1 = 0,4 l1 + 0,6 l2
L85+¿ ¿ = d85+¿
M 85+¿¿¿ atau L85+¿ ¿ =
d85+¿
l85+¿¿¿
Tx = jumlah tahun-orang hidup yang dijalani seseorang antara umur tepat x dan x+n.
Tx = ΣLi a tau T x= T x+n + nLx dan T 85+¿¿= L85+¿ ¿
eo x = angka harapan hidup merupakan rata-rata jumlah tahun yang dijalani
oleh seseorang setelah orang tersebut mencapai ulang tahunnya yang ke x.
eo x = Txlx
CHAPTER 4
STANDARISASI
Standarisasi merupakan suatu prosedur untuk menghilangkan perbedaan dalam komposisi umur. Standarisasi menghasilkan ukuran tunggal untuk perbandingan populasi.
Standarisasi ukuran kematian perlu dilakukan agar dapat melakukan perbandingan angka-angka kematian dengan lebih akurat, terutama untuk angka-angka ukuran kasar.
Penduduk yang dipakai sebagai penduduk (populasi) standar dapat diambil dari salah satu kelompok yang diperbandingkan atau penduduk dari negara lain.
Metode standarisasi:
Standarisasi Langsung adalah standarisasi angka kematian dengan menggunakan distribusi umur penduduk standar sebagai penimbang.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 102
SDRD=∑M i Pi
s
Ps × 1000
SDRD = Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standarisasi
Mi = ASDR penduduk yang akan dibandingkan
Pis = Jumlah penduduk standar pada kelompok umur i
Ps = Jumlah penduduk standar
Standarisasi Tidak langsung adalah standarisasi angka kematian dengan menggunakan suatu himpunan ASDR standar yang kemudian diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan dibandingkan. Metode ini digunakan jika ASDR penduduk yang ingin dicari tidak diketahui.
SDRi=d
∑M is Pi
× M s
SDRi = Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standarisasi
d = Jumlah kematian pada penduduk yang akan dibandingkan
Mis = ASDR penduduk standar pada kelompok umur i
Pi = Jumlah penduduk yang akan dibandingkan pada kelompok umur i
Ms = Angka kematian kasar penduduk standar
Comparative Mortality Index (CMI)
CMI adalah suatu ukuran mortalitas untuk menunjukkan perubahan dalam seluruh level mortalitas atau penduduk. Hal ini berkaitan dengan pengaruh pada komposisi umur dan jenis kelamin penduduk saat sekarang maupun penduduk pada awal tahun.
CMI didefinisikan sebagai rasio jumlah tertimbang ASDR dalam masing-masing tahun ke jumlah tertimbang ASDR yang sama pada awal tahun. Penimbang-penimbangnya adalah rata-rata pada (a) proporsi penduduk total menurut kelompok umur pada awal tahun dan (b) proporsi penduduk dalam tahun yang terkait.
Tujuan dasar penghitungan CMI adalah untuk membandingkan relatif mortalitas suatu wilayah pada dua titik waktu.
CMI=∑ wama
∑ wa M a
wa=12 (Pa
P+
pa
p )DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 103
Ma = ASDR pada tahun standar
Ma = ASDR pada tahun observasi
Pa & P = Mengacu pada tahun standar
pa & p = Mengacu pada tahun observasi
Langsung Vs, Tidak Langsung :
Direct : ASDR masing-masing penduduk yang akan dibandingkan diaplikasikan pada distribusi penduduk standar
Indirect : ASDR penduduk standar diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan dibandingkan
Standarisasi tingkat fertilitas : Tinggi rendahnya tingkat fertilitas suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti umur, status perkawinana, dll. Perbandingan tingkat fertilitas dapat dilakukan dengan membandingkan General Fertility Rate (GFR) yang telah distandarisasikan melalui 2 cara:
Direct Age Standardized GFR
∑ ASFRi .W is
W s × 1000
Indirect Age Standardized GFR
B
∑ ASFRis . W i
× GFRs
Sex Age Adjusted Birth rate:
Direct Age Standardized Birth Rate
∑ ASFRi .W is
P s × 1000
Indirect Age Standardized Birth Rate
B
∑ ASFRis . W i
× CBRs
CHAPTER 5
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 104
MEDIAN AGE
Pemilihan ukuran pemusatan:
Logika penggunaan ukuran Bentuk sebaran Sensitivitas terhadap variasi sebaran Masalah penerapan aritmatika
Ukuran pemusatan yang paling sering digunakan dalam sebaran umur adalah median.
Penggunaan rata-rata hitung dalam sebaran umur kurang tepat dibandingkan dengan median, karena:
1. Kemencengan sebaran 2. Kurang bermakna 3. Bermasalah dengan sebaran umur yang diakhiri dengan interval terbuka (65+ atau
75+)
Dalam analisis demografi, median secara umum digunakan sebagai ukuran pemusatan, dengan mempertimbangkan:
a. Bentuk umum sebaran umur populasi (menceng kanan). b. Model sebaran demografi lainnya yang juga cenderung menceng kanan, seperti:
-Keluarga/RT menurut jumlah ART -Tingkat kelahiran dan kelahiran menurut urutan -Tingkat kelahiran menurut umur bagi wanita kawin -Usia penduduk lajang -Usia penduduk yang mendaftar sekolah
Formula :
Md = I Md + (
N2−∑ f x
f Md
)i
Keterangan :
I Md = Batas bae]wah kelas nilai tengah
N = Jumlah semua frekuensi
∑ f x = Jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas nilai tengahf Md = Frekuensi kelas nilai tengah. i = interval kelas nilai tengah.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 105
Penduduk Muda/Tua
Penggolongan penduduk muda/young population (berstruktur umur muda) dan penduduk tua/old population (berstruktur umur tua) dapat dilakukan dengan cara:
1. Melihat umur mediannya
Umur Median
Kategori
<20 tahun Penduduk muda
20-29 tahun Penduduk "Intermediate"
≥30 tahun Penduduk tua
2. Melihat komposisi umur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun
Umur Median
Penduduk Tua
Penduduk Muda
0-14 < 30 % ≥40%15-64 ≥60% ≤55%65+ ≥10% ≤5%
Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Faktor sosial-ekonomi suatu negara akan mempengaruhi struktur umur penduduk melalui ketiga variabel demografi tersebut. Perbedaan struktur umur akan menimbulkan pula perbedaan dalam aspek sosial-ekonomi, seperti masalah angkatan kerja, pertumbuhan penduduk, dan masalah pendidikan.
CHAPTER 6
PARITY PROGRESSION RATIO (PPR)
a. Pengertian PPR
Sebagai salah satu instrumen analisis untuk mengkaji fertilitas melalui “marital fertility”.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 106
Perbandingan antara jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n dengan jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n-1 berdasarkan kohor tertentu.
Kemungkinan atau peluang seorang wanita yang telah melahirkan sejumlah anak (n-1) untuk melahirkan anak kembali (n)
suatu metode untuk melihat berapa persen wanita yang akan melahirkan anak kedua atau lebih (2+) setelah mereka melahirkan anak pertama (1), anak ketiga atau lebih (3+) setelah melahirkan anak kedua (2), dan seterusnya.
b. Data yang dibutuhkan
Jumlah wanita kawin menurut kohor tertentu.
Jumlah anak lahir menurut kohor.
Sumber data, yang dapat berupa data SP, SUSENAS, SDKI, dan pendataan yang dilakukan BKKBN.
c. Kelebihan PPR
Lebih realistis dari TFR, karena dapat menggambarkan keadaan fertilitas pasangan usia subur yang telah terjadi selama masa reproduksinya.
Perhitungan PPR lebih mudah dan sederhana.
Dapat menggunakan sampel yang relatif kecil, sehingga dapat dipakai untuk analisis keadaan tingkat kabupaten.
d. Keterbatasan PPR
Sangat bergantung dari kebenaran pelaporan jumlah anak yang pernah dilahirkan.
Dipengaruhi oleh pendidikan, program KB nasional.
Angka PPR masih bersifat labil untuk kelompok perempuan yang umur muda (yang belum menyelesaikan rencana fertilitasnya).
Hati-hati dalam analisis, terutama perbandingan dengan perempuan kawin yang secara programatik dianggap selesai menjalani masa reproduksi atau secara alami sudah selesai menjalani masa reproduksinya.
e. Manfaat PPR
Untuk mengevaluasi perilaku reproduksi, termasuk efektivitas pelaksanaan program KB.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 107
Angka PPR yang dihasilkan antarwilayah merupakan gambaran tentang seberapa jauh norma keluarga kecil telah diterima dalam masyarakat.
PPR dapat digunakan untuk melengkapi analisis TFR.
f. Langkah Penghitungan PPR
Tentukan kohor yang digunakan.
Hitung jumlah wanita kawin menurut kohor berdasarkan jumlah anak lahir hidup yang dimiliki.
Bandingkan jumlah wanita yang mempunyai jumlah anak minimal n dengan jumlah wanita yang mempunyai jumlah anak minimal n-1 berdasarkan kohor tersebut.
PPR(n /n−1)=∑k=n
Pk
∑k=n−1
Pk
Dimana : n = 1,2,3, …
∑k=n
Pk = Jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n
∑k=n−1
Pk = Jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n-1
g. Analisa / Interpretasi Hasil Perhitungan
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisa:
Perilaku melahirkan menurut kohor
Setting sosial ekonomi wilayah dan tingkat modernisasi saat kohor itu mengarungi perjalanan reproduksi
Dapat melihat pengaruh upaya pemerintah dalam pelaksanaan program KB
Contoh interpretasi untuk wanita kelompok umur 45-49 tahun:
PPR¿¿
Artinya : Diantara wanita yang berumur 45-49 tahun yang belum/tidak punya anak berpeluang mempunyai seorang anak sebesar 95,06%. Sedangkan wanita yang tetap tidak mempunyai anak/steril sekitar 5%.
PPR¿¿
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 108
Diantara wanita yang berumur 45-49 tahun yang telah mempunyai satu orang anak, akan berpeluang melahirkan anak kedua sebesar 92,42%. Sedangkan wanita yang tetap mempunyai satu anak saja sekitar 8%.
CHAPTER 7
METODE BRASS (P/F RATIO)
Pendahuluan
Estimasi Tidak Langsung diperlukan karena :- Jika sistem registrasi vital dan data sensus sempurna maka parameter demografi
dapat dihitung secara langsung dan tidak diperlukan lagi teknik estimasi secara tidak langsung.
- Di banyak negara sistem registrasi vital tidak berjalan dengan baik dan data sensus yang ada juga kurang sempurna.
- Sensus umumnya memiliki dua jenis kelemahan; yaitu kesulitan dalam mendata semua anggota populasi yang relevan dan kelemahan dalam pelaporan umur.
Jumlah ALH: catatan pengalaman melahirkan perempuan dari mulai awal produktif sampai sekarang.
Kesalahan yang sering ditemui dalam informasi mengenai ALH adalah penghilangan/pengurangan jumlah ALH. Hal ini mungkin disebabkan karena kejadian kematian anak yang terjadi pada waktu yang telah lama atau mungkin juga karena anak yang telah lama meninggalkan rumah orang tuanya.
→ Hal ini biasa ditemui pada perempuan yang berumur relatif tua.
→ Untuk perempuan berumur sampai dengan 30-35 tahun, kemungkinan besar data ini masih reliabel.
Keunggulan Data ALH : Tidak mengandung informasi waktu Data tidak tergangu oleh kesalahan penanggalan.Kelemahan Data ALH : 1) Tidak memiliki imformasi pola umur tren waktu tidak ada pendefenisian periode waktu yang jelas. 2) Data yang dikumpulkam berupa jumlah kemungkinan kesalahan lebih besar daripada informasi yang diperoleh melali pertanyaan sederhana : “ya” atau “tidak”.
Metode Brassa. Asumsi
- Tingkat kematian sebelum saat sensus/survei tetap
- Tabel kematian standar diketahui
- Distribusi waktu anak lahir hidup diketahui
- Tidak ada perbedaan tingkat kematian antar anak dari berbagai kelompok umur ibu
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 109
- Tidak ada perbedaan tingkat kematian antara anak yang ibunya masih hidup dan anak yang ibunya sudah meninggal
Data yang dibutuhkan : 1) Jumlah ALH
2) Jumlah kelahiran pada periode 1 tahun sebelum survey3) Jumlah perempuan4) Jumlah penduduk, jika ingin mengestimasi tingkat kelahiran.
Kebaikan : - Mudah dihitung dan diaplikasikan
Tidak membutuhkan waktu acuan
Kelemahan : - Tingkat mortalitas diasumsikan konstan sebelum saat sensus/survei
b. Prosedur Penghitungan
Tiap fungsi diberi indeks i , i=1,7 dimulai dari kelompok umur 15-19 s/d 45-49.
Step 1 : Hitung rata-rata paritas yang dilaporkan
P(i) =( Jumlah ALH / Jumlah Perempuan)
Step 2 : Hitung preliminary fertility schedule dari informasi kelahiran selama periode setahun yang lalu.
f(i) = ( Jumlah kelahiran setahun yang lalu / Jumlah Perempuan )
Step 3 : Hitung fertility schedule kumulatif untuk satu periode. Kemudian hitung perkiraan fertilitas kumulatif sampai batas atas dari kelompok umur i.
φ(i) = 5( ∑j=0
i
f ( j))
Step 4 : Hitung estimasi dari ekuivalen rata-rata paritas untuk satu periode ( F(i) ), berdasarkan interpolasi dari f(i) dan φ(i).
F(i) = φ(i-1) + a(i) f(i) + b(i) f(i+1) + c(i) φ(7) ; untuk i=1,…,6
F(7) = φ(6) + a(7) f(7) + b(7) f(6) + c(7) φ(7) ; untuk i=7
Nilai a,b,c diestimasi menggunakan OLS , dibangun berdasarkan Coale-Trussel fertility model.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 110
Age
Fertility rates calculated from births in a 12-month period by age of mother at end of period
Fertility rates calculated from births by age of mother at delivery
a(i) b(i) c(i) a(i) b(i) c(i)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
2,531
3,321
3,265
3,442
3,518
3,862
3,828
-0,188
-0,754
-0,627
-0,563
-0,763
-2,481
0,016
0,0024
0,0161
0,0145
0,0029
0,0006
-0,0001
-0,0002
2,147
2,838
2,760
2,949
3,029
3,419
3,535
-0,244
-0,758
-0,594
-0,566
-0,823
-2,966
-0,007
0,0034
0,0162
0,0133
0,0025
0,0006
-0,0001
-0,0002
Step 5 : Menghitung fertility schedule untuk kelompok umur lima tahunan konvensional, f+(i) = (1 - w(i-1)) f(i) + w(i) f(i+1)
w(i) = x(i) + y(i) f(i) / φ(7) + z(i) f(i+1) / φ(7)
Jika fertility rate dihitung dari kelahiran yang diklasifikasikan berdasarkan umur ibu saat melahirkan, langkah ini tidak perlu dilakukan.
Note : - f(i) dan f+(i) = unadjusted dan adjusted ASFR.
- w(i) = faktor penimbang.
Step 6 : Penyesuaian terhadap periode fertility schedule, K.
Hitung rasio P(i)/F(i)
Jika faktor penyesuai (K) telah ditentukan, hitung nilai adjusted fertility schedule. f*(i) = K f+(i) atau f*(i) = K f (i)
Kemudian Hitung Total Fertility;
TF = 5( ∑i=1
7
f∗(i)¿¿)
Estimasi dari adjusted birth rate dapat diperoleh dengan mengalikan masing2 adjusted fertility rates dengan masing2 jumlah perempuan, kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah total populasi.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 111
Contoh Perhitungan :
Children Ever Born and Births in The Past Yearby Age Group of Mother, Bangladesh 1974
Age group Number Children Births inof women ever born past year
(1) (2) (3) (4)
15-19 3,014,706 1,160,919 320,40620-24 2,653,155 4,901,382 609,26925-29 2,607,009 9,085,852 561,49430-34 2,015,663 9,910,256 367,83335-39 1,771,680 10,384,001 237,29740-44 1,479,575 9,164,329 95,35745-49 1,135,129 6,905,673 38,125
#1 P(i) = kol (3) / kol (2)
P(3) = (9.085.852 / 2.607.009) = 3,485
#2 f(i) = kol (4) / kol (2)
f(3) = (561.494 / 2.607.009) = 0,2154
#3 φ(4) = 5(0,1063 + 0,2296 + 0,2154 + 0,1825)
φ(4) = 3,6689
Average Parities, Period Fertility Rates and Cumulated Fertility
Age group Index Average Period fertility Calculated
I parity per woman Rate fertility
P(i) f(i) φ(i)
(1) (2) (3) (4) (5)
15-19 1 0.385 0.1063 0.5314
20-24 2 1.847 0.2296 1.6796
25-29 3 3.485 0.2154 2.7565
30-34 4 4.917 0.1825 3.6689
35-39 5 5.861 0.1339 4.3386
40-44 6 6.194 0.0644 4.6609
45-49 7 6.084 0.0336 4.8288
#4 F(1) = φ(0) + a(1)f(1) + b(1)f(2) + c(1) φ(7)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 112
= 0,0 + (2,531)(0,1063) + (-0,188)(0,2296) + (0,0024)(4,8285) = 0,237
F(4) = φ(3) + a(4)f(4) + b(4)f(5) + c(4) φ(7)
= 2,7565 + (3,442)(0,1825) + (-0,563) (0,1339) + (0,0029)(4,8285) = 3,323
F(7) = φ(6) + a(7)f(7) + b(7)f(6) + c(7) φ(7)
= 4,6605 + (3,828)(0,0336) + (0,016)(0,0644) + (-0,0002)(4,8285) = 4,790
Average Parities, Estimated Parity Equivalents and P/F Ratios
Age group Index Average Estimated parity P/Fi parity per woman equivalents Ratio
P(i) F(i) P(i)/F(i)
(1) (2) (3) (4) (5)
15-19 1 0.385 0.237 1.62220-24 2 1.847 1.209 1.52825-29 3 3.485 2.338 1.49030-34 4 4.917 3.323 1.47935-39 5 5.861 4.094 1.43240-44 6 6.194 4.504 1.37545-49 7 6.084 4.788 1.270
#5 (i=4) w(4) = x(4) + y(4)f(4) / φ(7) +z(4)f(5) / φ(7)
= 0,120+(1,139)(0,1825)/(4,8285)+(-1,531)(0,1339)/(4,8285) = 0,121
f+(4) = (1-w(3))f(4) + w(4)f(5)
= (0,889)(0,1825) + (0,121)(0,1339) = 0,1783
#6 TF = 5(1,4477) = 7,24
Adjusted Birth Rates : Jika diketahui total populasi sebesar 71.315.944, maka:
b = 3.386.209 / 71.315.944 = 0,0475
GFR = 3.386.209 / 14.676.917 = 0,2307
Reported Period Fertility Rates, Fertility Rates for Conventional Age Groups,
Adjusted Fertility Rates and Estimated Number of Births
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 113
Age group Index Reported fertility Fertility rate for Adjusted Estimated
I Rate Conventional fertility rate number of
f(i) age groups f*(i)=Kf+(i) births
f+(i) (K = 1.499) b(i)=f*(i)FPOP(i)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15-19 1 0.1063 0.1262 0.1892 570,322
20-24 2 0.2296 0.2324 0.3483 924,099
25-29 3 0.2154 0.2131 0.3194 832,684
30-34 4 0.1825 0.1783 0.2673 538,728
35-39 5 0.1339 0.1282 0.1922 340,596
40-44 6 0.0644 0.0596 0.0893 132,150
45-49 7 0.0336 0.0280 0.0420 47,630
Total 0.9658 0.9658 1.4477 3,386,209
Total Fertility 4.83 4.83 7.24
Total Population = 71,315,944
b = 0.0475
GFR = 0.2307
CHAPTER 8
LAST LIVE BIRTH ( LLB )
a. Asumsi
Asumsi dasar : Fertilitas wanita yang sudah meninggal dianggap sama dengan fertilitas wanita yang masih hidup.
Asumsi dalam estimasi : Pengumpulan data dilaksanakan secara merata selama periode pencacahan dan tidak terjadi perubahan fertilitas selama dua bulan berikutnya.
b. Prinsip dasar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 114
Menghitung jumlah bayi yang dilahirkan oleh wanita umur tertentu berdasarkan informasi dari ibunya, yaitu melalui pertanyaan “kapan kelahiran anak terakhir?” atau dari catatan sejarah kelahiran.
Melakukan penyesuaian karena adanya kelahiran kembar, kelahiran dua kali dalam setahun, maupun tidak dilaporkan (not stated).
Menetapkan titik waktu pengambilan data.
Menentukan interval waktu dari 1 Januari sampai titik waktu pengambilan data.
Menghitung ASFR tahun reference.
c. Informasi dasar Umur wanita
Status perkawinan (pernah/tidak pernah)
Status kelahiran (pernah/tidak pernah)
Waktu kelahiran anak terakhir
Waktu pelaksanaan sensus/survei
d. Penyesuaian Jumlah Kelahiran Anak Terakhir Adanya kelahiran kembar
Kelahiran dua kali dalam setahun
Salah pelaporan tanggal kelahiran anak terakhir
Tidak menjawab atau lupa kelahiran anak terakhir
Ada tiga teknik penghitungan dalam metode LLB, yaitu Ignoring not stated LLB, Open Birth Interval (OBI) dan Pro Rata.
Ignoring not stated LLB
Metode penghitungan ini tidak mempertimbangkan adanya wanita yang tidak melaporkan kelahiran terakhirnya (not stated).
a. Data yang dibutuhkan - Waktu pelaksanaan pengambilan data (reference period)
Misal, sensus dilaksanakan tanggal 6-31 oktober 1980. Maka titik reference = (31-5)/2 + 6 = 19 oktober 1980.
- Sebaran wanita menurut umur. Jika “not stated” maka ignore atau prorata
- Sebaran wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir pada tahun T (dimana dalam metode ini, wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir, diabaikan).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 115
b. Proses penghitungan - Menghitung jumlah kelahiran anak terakhir pada tahun T=0 (LLB ‟80)
- Menghitung jumlah bayi B= 1,005 × LLB „80
- Menghitung jumlah wanita umur i (Wi)
- Menduga fertilitas umur (i) untuk T=0, periode 1/1/1980-19/10/1980 sehingga
diperoleh ∆ T=293hari f ( i )=
Bi
W i
- Menghitung faktor penyesuaian (fi*)
f i¿=0,92× f ( i )+0,08 × f (i+1)
dimana 0,08 diperoleh dari 0,5 ×2935× 366
dan 0,92 diperoleh dari 1-
0,08
- Menghitung pendugaan ASFR (i) untuk satu tahun, yaitu tahun 1980
ASFR ( i )=366293
× f i¿
Open Birth Interval (OBI) a. Data yang dibutuhkan
- Waktu pelaksanaan pengambilan data (reference period)
- Sebaran wanita menurut umur. Jika “not stated” maka ignore atau prorata
- Sebaran wanita yang melaporkan kelahiran anak terakhir pada tahun T
- Sebaran wanita pernah menikah yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir
- Sebaran Open Birth Interval
b. Proses penghitungan - Menghitung jumlah kelahiran anak terakhir pada tahun T=0 (LLB ‟80)
- Menghitung faktor koreksi LLB ‟80 dari not stated dengan menggunakan sebaran Open Birth Interval
- LLB ‟80 terkoreksi = LLB ‟80 + (not stated × proporsi OBI)
- Menghitung jumlah bayi B= 1,005 × LLB ‟80 terkoreksi
- Menghitung jumlah wanita umur i (Wi)
- Menduga fertilitas umur (i) untuk T=0, periode 1/1/1980-19/10/1980 sehingga
diperoleh ∆ T=293hari DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 116
f ( i )=Bi
W i
- Menghitung faktor penyesuaian (fi*)
f i¿=0,92× f ( i )+0,08 × f (i+1)
dimana 0,08 diperoleh dari 0,5 ×2935× 366
dan 0,92 diperoleh dari 1-
0,08
- Menghitung pendugaan ASFR (i) untuk satu tahun, yaitu tahun 1980
ASFR ( i )=366293
× f i¿
Pro Rata a. Data yang dibutuhkan
- Waktu pelaksanaan pengambilan data (reference period)
- Sebaran wanita menurut umur. Jika “not stated” maka ignore atau prorata
- Sebaran wanita yang melaporkan kelahiran anak terakhir pada tahun T
- Sebaran wanita pernah menikah yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir pada tahun T (A)
- Sebaran wanita pernah menikah menurut umur, yang pernah melahirkan (B)
- Sebaran wanita yang melaporkan kelahiran anak terakhir dihitung berdasarkan B-A
b. Proses penghitungan - Menghitung jumlah kelahiran anak terakhir pada tahun T=0 (LLB ‘80)
- Menghitung proporsi LLB ‘80 terhadap total LLB yang dilaporkan
- Menghitung faktor koreksi LLB ‘80 dari not stated dengan menggunakan informasi proporsi LLB ‘80
- Menghitung jumlah bayi B= 1,005 × LLB ’80 yang telah dikoreksi
- Menghitung jumlah wanita umur i (Wi)
- Menduga fertilitas umur (i) untuk T=0, periode 1/1/1980-19/10/1980 sehingga
diperoleh ∆ T=293hari f ( i )=
Bi
W i
- Menghitung faktor penyesuaian (fi*)
f i¿=0,92× f ( i )+0,08 × f (i+1)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 117
dimana 0,08 diperoleh dari 0,5 ×2935× 366
dan 0,92 diperoleh dari 1-0,08
- Menghitung pendugaan ASFR (i) untuk satu tahun, yaitu tahun 1980
ASFR ( i )=366293
× f i¿
CHAPTER 9
P/F RATIO (HYPOTHETICAL INTERSURVEY COHORT)
- Tujuan analisis kohor fertilitas adalah untuk meneliti berapa banyak anak yang dilahirkan, khususnya suatu kohor kelahiran dan perkawinan selama hidup.
- Studi kohor fertilitas diperlukan karena faktor pola umur fertilitas dari masing-masing riil kohor (menurut pengalaman) tidak sama dengan riil kohor lainnya.
- Pengalaman fertilitas pada riil kohor dipengaruhi oleh kondisi pada saat itu. Hal ini mempengaruhi pengalaman kumulatif fertilitas dan sikap menuju ke masa yang akan datang yang akan terjadi pada suatu keluarga.
a. Prinsip dasar
Penekanannya, bahwa estimasi suatu adjusment factor untuk period fertility atas dasar perbandingan cumulated period fertility rate dengan paritas rata-rata semasa hidup hanya valid jika fertilitas telah konstan selama 15 tahun atau pada saat data dikumpulkan.
Jika tingkat fertilitas tersebut berubah, maka tingkat fertilitas kumulatif tidak dapat disamakan dengan fertilitas seumur hidup
Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menghitung rata-rata paritas yang merujuk pada pengalaman fertilitas suatu periode tertentu dan membandingkan dengan tingkat rata-rata paritas yang dikumulatifkan yang diukur pada periode yang sama
Paritas yang pas untuk suatu periode tertentu bukan pengalaman seumur hidup. Paritas tersebut dapat diukur berdasarkan data ALH yang diklasifikasikan menurut umur ibu yang tersedia dari dua survei
Rata-rata paritas dari kohor sintesis dapat dibangun berdasarkan paritas antar survei untuk kohor sebenarnya
Kenaikan paritas untuk kohor yang berbeda selama kurun waktu dua survei dapat dikumulatifkan untuk menghitung rata-rata paritas untuk kohor hipotesis
Dalam mengukur fertilitas antar survei ini diasumsikan bahwa mortalitas dan migrasi tidak memiliki pengaruh terhadap distribusi ALH actual
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 118
- Childbearing adalah kemampuan suatu kohor melahirkan anak.
Pengalaman pada masing-masing kohor umur pada wanita berbeda dalam pola kelahirannya. Selang kelahiran yang lebih spesifik antar kelahiran pada suatu kohor dapat dicari dengan analisis order specific birth rate (tingkat kelahiran menurut urutan kelahiran), mencari selisih umur antara cumulative fertility rate yang berurutan pada urutan kelahiran.
b. Data yang dibutuhkan
Jumlah ALH dari dua survei (jarak 5-10 tahun), dimana ALH diklasifikasikan menurut kelompok umur lima tahunan ibu
Jumlah kelahiran selama tahun pelaksanaan survei/sensus menurut kelompok umur ibu (15-49 tahun) atau hasil registrasi (kelahiran) menurut kelompok umur ibu untuk masing-masing tahun survei/sensus (jika menggunakan hasil registrasi, banyaknya wanita hasil sensus pada akhir periode juga diperlukan).
Jumlah wanita menurut kelompok umur 15-49 tahun dari dua survey/sensus.
Jumlah penduduk dari dua survei, untuk menghitung tingkat kelahiran
c. Tahapan Perhitungan
Tahap 1 : Menghitung Rata-rata Paritas (Average Parities) dari Masing-masing Sensus
dimana Pi,1 = rata-rata paritas dari survei 1 Pi,2 = rata-rata paritas dari survei 2
Tahap 2 : Menghitung Average Parities untuk Hypothetical Intersurvey CohortHypothetical cohort parity untuk kelompok umur ”i” dinotasikan dengan P(i,s).Parity increment dinotasikan dengan ΔP(i)ΔP(i + 2) = P(i + 2,2) - P(i,1)
P1 , s=∆ P1 P2 , s=∆ P2 P3 , s=∆ P1+∆ P3 P4 ,s=∆ P2+∆ P4 P5 , s=∆ P1+∆ P3+∆ P5 P6 , s=∆ P2+∆ P4+∆ P6
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 119
P7 , s=∆ P1+∆ P3+∆ P5+∆ P7 Tahap 3: Menghitung Intersurvey Fertility Schedule
ASFR dinotasikan dengan f(i,s) pada kelompok umur “i” dan kohor “s”
f i=f i , 1+ f i ,2
2
Tahap 4: Menghitung Kumulatif Fertilitas untuk Hypothetical Intersurvey Cohort φ(i)
φ i=5 ×∑j=0
i
f j Tahap 5: Estimasi Average Parity Equivalent untuk Hypothetical Intersurvey
Cohort Average Parity Equivalent F(i), F(i) = φ (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) φ (7)
Tahap 6: Menghitung Fertility Schedule untuk Kelompok Umur 5 Tahunan ¿¿
f i+¿=(1−wi−1) f i+w i f i+1¿
w i=x i+ y i
f i
φ7
+zi
f i+1
φ7
(tahapan ini dihitung jika menggunakan data sensus. Namun tahapan ini diabaikan jika menggunakan data registrasi dimana kemungkinan besar wanita telah melaporkan umur mereka pada saat melahirkan)
Tahap 7: Adjusment of Intercensal Fertility Schedule ( f ¿¿ i¿)¿
f i¿=k . f i
+¿¿ k=
P2
F2
atau k=13
×( P2
F2
P3
F3
P4
F4)
Total Fertility Rate (TFR )=5×∑i=1
7
f i¿
Adjusted Birth Rate (B)=∑i=1
7
f i¿× pi
f
total population× 1000
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 120
General Fertility Rate (GFR)=∑i=1
7
f i¿× pi
f
∑i=1
7
pif
× 1000
CHAPTER 10METODE OWN CHLDREN METHOD
a. Prinsip dasar- Metode anak kandung (OCM) merupakan pengembangan dari metode teknik
reverse survival yang menghasilkan ASFR menurut kelompok umur Ibu Kandung. Metode ini mengukur fertilitas mundur yakni beberapa tahun sebelum sensus atau survei.
- Beberapa penyesuaian dilakukan dalam rangka untuk mengurangi kesalahan akibat: misenumeration, seperti undercount dan age misreporting ; unmatched seperti adanya non own children.
- Menghitung jumlah anak kandung umur x yang dilahirkan oleh ibu umur a.- Menghitung mundur anak yang sekarang umur x, pada saat lahir jumlahnya ada
berapa?- Ibu kandung yang sekarang umur a, pada x tahun yang lalu jumlahnya berapa?- Menghitung tingkat fertilitas umur (ASFR)- Angka kelahiran dan jumlah ibu kandung diperoleh berdasarkan reverse survival
dengan menggunakan life table- Perhitungan jumlah bayi dan ibu kandung berupa data tahunan
b. Data dasar yang dibutuhan untuk menghitung tingkat fertilitas dengan OCM ;- Jumlah anak umur 0-4 tahun menurut kelompok umur 15-19 tahun s/d kelompok
umur 45-49 tahun.- Jumlah penduduk perempuan menurut kelompok umur 15-49 tahun.- Persentase anak-anak yang tinggal dengan ibu kandungnya.
Estimasi ASFR
1. Jumlah anak umur 0-4 tahun menurut kelompok umur 15-49 tahun dibagi dengan survival ratio (Sb) mulai dari lahir sampai dengan umur 0-4 tahun untuk mendapatkan banyaknya kelahiran selama tahun “x-5” s/d tahun “x” sesuai dengan tingkat mortalitas yang berlaku untuk tahun x.
2. Hitung survival ratio tengah tahun periode “x-5” s/d “x” , misalnya untuk kelompok umur 15-19 tahun adalah ½ ( 1+ S10−14) dan seterusnya untuk penduduk perempuan sesuai dengan level of mortality yang berlaku pada tahun x.
3. Hitung ratio of birth per1.000 wanita.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 121
4. Hasil tersebut di atas (ratio of birth per 1.000 wanita) masing-masing dikalikan dengan koefisien pada Tabel Koefisien untuk Menghitung Average Annual ASFR dari Data Rasio Anak Kandung per 1.000 Wanita
c. Kekuatan- Tidak memerlukan pengumpulan data khusus. Hanya membutuhkan tabulasi
sederhana yaitu jumlah anak kandung menurut umur ibu kandung.- Sesuai digunakan untuk negara yang belum memiliki catatan statistik vital yang
bagus- Dapat digunakan untuk mengestimasi angka fertilitas menurut parity dan menurut
sosial ekonomi.- Tidak memerlukan survei khusus, sehingga tidak mahal untuk diaplikasikan- Dapat menggunakan ukuran data yang besar, seperti sensus dan survey- Dapat menyediakan informasi angka fertilitas menurut umur sampai 15 tahun
sebelum sensus atau survey.
d. Keterbatasan- Kemungkinan adanya bias karena angka migrasi yang tinggi.- Hasil informasi tidak valid jika terjadi kesalahan pelaporan umur, baik pada anak
maupun wanita , terutama wanita yang berumur 40 tahun keatas.- Sehingga dibuat matrik data menurut kelompok umur anak dan kelompok umur
ibu kandung dengan interval umur 5 tahunan. ( Nb : anak yang berumur 0 tahun tidak dimasukkan karena banyak yang lewat cacah).
e. Asumsi yang perlu diperhatikan untuk data :- Umur anak harus cukup akurat- Anak kandung yang dihitung adalah anak yang tinggal dengan ibu kandungnya.- Konsep defennisi hubungan kepala rumah tangga dengan masing-masing anak
kandungsudah cukup baik.- Estimasi level mortalitasselama pencacahan relatif rendah.
Selanjutnya penggunaan Own Children Method engasumsikan bahwa :a. Umur anak “x” s/d “x+1” adalah under enumerated untuk umur dan
karakteristik ibu kandung.b. Umur wanita “a” s/d “a+1” adalah under enumerated untuk karakteristik ibu
kandung (tidak termasuk umur).c. Proporsi bukan anak kandung konstan menurut kelompok umur dan
karakteristik ibu kandung.d. Jumlah wanita mengikuti distribusi uniform menurut kelompok umur dan
jumlah kelahiran untuk setahun terakhir distribusinya merata.e. Age Specific Death Rate(ASDR) tidak berubah.
f. Syarat Own Children Mehod
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 122
Metode Anak Kandung (Own Children Method) membutuhkan data pelaporan umur ibu dan anak yang akurat sehingga dapat mengestimasi ASFR dan TFR secara akurat juga.
Umumnya di negara-negara berkembang pelaporan umur ibu dan anak sangat lemah, sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penghitungan TFR dan juga pola umur fertilitas.
g. Own Children Method dalam Diagram Lexis
Gambar 1. Diagram Lexis untuk probability kohor tahun kelahiran menurut umur (age specific birth)
Keterangan:
Dalam Diagram Lexis, kohor ini menunjukkan risiko kelahiran sebelum mencapai tahun t+1. Probability kohor tahun netto kelahiran menurut umur adalah rasio jumlah kelahiran di wilayah “A” menurut umur wanita “a” s/d “a+1” pada tahun “t”.
Sehingga didapat persamaan menurut Rutherford and Cho sebagai berikut (dengan asumsi sensus dilaksanakan pada tahun t).
i. Ba (t−x−1)T = Ca+ x+1
x (t) U x0 V x ro x
ii. W a(t− x−1 )T = W a+ x+1
x (t) U a+x +1w + Ra a+x+1
iii. f a(t−x−1)T =
Ba(t−x−1)T
W a (t−x−1)T
Dimana ;
f aT(t) = Probability umur tunggal waktu netto kelahiran menurut umur pada
tahun “t” s/d “t+1”
BaT(t) = Kelahiran selama periode “t” s/d “t+1” terakhir untuk wanita umur
“a” s/d “a+1” pada tahun t
W aT(t) = Jumlah wanita umur “a” s/d “a+1” pada tahun t
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 123
Umura+2
t
a
t+1
a+1
tahun
A
CaT(t) = Jumlah anak kandung yang tinggal dalam rumah tangga umur “t” s/d
“t+1” menurut umur ibu “a” s/d “a+1” pada tahun t
U at (t) = Factor adjusment untuk kesalahan pelaporan umur periode “t” s/d
“t+1” (anak) pada sensus atau survei
U aw(t) = Factor adjusment untuk kesalahan pelaporan umur wanita “a” s/d
“a+1”V = Invers proporsi anak umur “x” s/d “x+1” yang tinggal dengan ibu
kandung pada saat pencacahanRa<−b = Reverse survival factor La/Lbro<− x = Reverse survival factor Lo/ Lx
Gambar 2.Diagram Lexis untuk menghitung Central Age Specific Birth Rate
Keterangan :
Central ratesmerujuk pada rasio jumlah kelahiran dalam kotak DE untuk wanita umur “a” s/d “a+1” pada tahun t-x-0,5.
iv. Bac(t-x-1) = 0,5 Ba−1
T (t-x-1) + 0,5 BaT(t-x-1)
v. W ac(t-x-1) = 0,5 W a−1
T (t-x-0,5) + 0,5 BaT + 0,5(t-x-0,5)
vi. f a(t−x−1)c =
Bac (t−x−1)
W ac (t−x−1)
f a(t−x−1)c adalah Central Age Specific Fertility Rate(ASFR) satu tahun untuk
kalender tahun “t” s/d “t+1”.
SOAL TEKNIK DEMOGRAFI 1
1. Istilah yang dipakai dalam diagram Lexis, kecuali :a. Momentb. Birth
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 124
c. Deathd. Population
2. Pada diagram Lexis terdapat dua jenis kematian salah satunya kematian alpha (α) yang menunjukan
a. kematian di bawah diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-nb. kematian di atas diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-nc. kematian di bawah diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-(n+1)d. kematian di atas diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-(n+1)
3. Pada suatu diagram Lexis diketahui σ D02000= 351. Notasi ini menunjukan
a. Jumlah kematian padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 2001 sebesar 351b. Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 2000 sebesar 351c. Jumlah kematian padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1999 sebesar 351d. Jumlah kelahiran padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1999 sebesar 351
4. Diagram Lexis merupakan diagram yang terdiri dari 2 jenis garis, vertikal dan horizontal. Garis vertikal pada diagram ini menunjukan
a. Umurb. Waktu kejadianc. Kejadian/eventd. Periode
5. Model life table yang digunakan untuk membahas estimasi tingkat kematian di Indonesia adalah....
a. Coaled an Demeny‟s Model Life Tableb. UN Model Life Tablec. Ledermann‟s Model Life Tabled. The Logit System of Model Life Table
6. Unbridged Life Table adalah bentuk tabel kematian yang menyajikan....a. Umur 10 tahunanb. Umur 5 tahunan Abridged Life Tablec. Umur 1 tahunand. Kelompok umur tertentu saja
7. Simbol lx pada kolom tabel kematian lengkap menunjukkana. Tahun kehidupan (years lived) antara umur x dan x+1b. Tahun total kehidupan setelah umur tepat xc. Jumlah kematian antara umur x dan x+1d. Mereka yang bertahan hidup pada umur tepat x
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 125
8. Suatu ukuran demografi yang merupakan penyusun dasar Life Table adalah...a. Age Spesific Fertility Rateb. Crude Death Ratec. General Fertility Rated. Age Spesific Death Ratee.
9. Berikut ini merupakan asumsi-asumsi dalam Life Table, kecuali...a. migrasi dianggap tidak adab. jumlah kematian pada suatu interval umur dalam setahun diasumsikan menyebar
secara merata untuk semua tahunc. kohor berasal dari radiks tertentud. kematian anggota kohor mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur
10. Life Table pada dasarnya digunakan untuk menghitung angka harapan hidup yang disimbolkan dengan eo x yang berarti......
a. total jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang sebelum orang tersebut mencapai ulang tahunnya yang ke x
b. rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang setelah orang tersebut mencapai ulang tahunnya yang ke x
c. rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang sebelum orang tersebut mencapai umurnya yang ke x
d. rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang setelah orang tersebut mencapai umur yang ke x+n
11. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi yang digunakan dalam Complete life Table kecuali...
a. nqxb. Txc. eo xd. d x
12. Suatu negara memiliki umur median sebesar 27 maka penduduk negara tersebut dikategorikan sebagai....
a. Penduduk Mudab. Penduduk Tuac. Penduduk Sedangd. Penduduk Intermediate
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 126
13. Suatu penduduk dikategorikan sebagai ‘penduduk tua’ jika komposisi umur 0-14, 15-64, dan 65+ masing-masing sebesar
a. < 30%, ≥ 55%, ≥ 15% b. >30%, ≥ 60%, ≥ 10% c. ≥ 40%, ≤ 55%, ≤ 5% d. > 40%, ≥ 55%, ≥ 5%
14. Yang termasuk cakupan paritas di bawah ini adalah … a. Still birth b. Live birth c. Foetal death d. Marital fertility
15. Berikut merupakan kemungkinan kesalahan data ALH, kecuali … a. Kesalahan pelaporan b. Kesalahan klasifikasi wanita pada kelompok umur tertentu c. Pengaruh migrasi d. Moral hazard
16. Nilai adjustment factor (k) pada metode Brass P/F Ratio merupakan …
a. Perbandingan antara tingkat fertilitas kumulatif dengan rata-rata ALH seumur hidup
b. Perbandingan antara tingkat fertilitas menurut kelompok umur dengan rata-rata ALH seumur hidup
c. Perbandingan antara tingkat fertilitas kumulatif dengan jumlah kelahiran dalam setahun
d. Perbandingan antara tingkat fertilitas menurut kelompok umur dengan jumlah kelahiran dalam setahun
17. Nilai adjustment factor (k) pada metode Brass P/F Ratio hanya valid jika tingkat fertilitas konstan selama … tahun sejak data tersebut dikumpulkan.
a. Satu b. Lima c. Sepuluh d. Lima belas
18. Data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis menggunakan metode Brass P/F ratio (Hyphotetical Intersurvey Cohort) di bawah ini, kecuali …
a. Jumlah ALH dua survei b. Jumlah wanita yang melaporkan kelahiran dari dua survei c. Jumlah kelahiran setahun sebelum masing-masing survei
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 127
d. Jumlah wanita dari dua survei
19. Metode anak kandung (own children method) menggunakan teknik … a. Reverse-survival
b. Survival analysis c. Marital fertility d. Maximum likelihood
20. Tahapan komputasi pada metode OCM di bawah ini, kecuali … a. Matching anak umur kurang dari 15 tahun dengan umur ibu kandungnya b. Membuat tabel wanita menurut umur dan tabel anak menurut umur dan ibu
kandungnya c. Menghitung ASFR d. Menghitung proporsi jumlah anak kandung terhadap jumlah anak yang dimiliki
wanita
21. Berikut adalah kelebihan metode OCM, kecuali … a. Tidak memerlukan survei khusus sehingga tidak mahal untuk diaplikasikan b. Sesuai digunakan untuk negara yang belum memiliki catatan statistik vital yang
bagus c. Perhitungannya sederhana dan mudah diaplikasikan d. Dapat digunakan untuk estimasi angka fertilitas menurut paritas dan sosial-
ekonomi
22. Penyesuaian pada metode OCM dilakukan dalam rangka untuk mengurangi kesalahan seperti di bawah ini, kecuali …
a. Undercount b. Digit preference
c. Agemisreporting
d. Misenumeration
23. Penyebut pada perhitungan Rate (tingkat/angka) adalah . . . .a. Penduduk yang telah mengalami peristiwab. Penduduk yang beresiko mengalami peristiwac. Penduduk yang tidak mengalami peristiwad. Penduduk total
24. Berikut ini adalah contoh ukuran demografi dengan menggunakan rate, kecuali . . . .a. CBRb. TFRc. IMRd. SR
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 128
25. Proporsi adalah perbandingan antara dua bilangan dengan pembilangnya bernilai ‘a’ dan penyebutnya bernilai . . . .
a. a + bb. a – b c. b – ad. b
26. Yang dimaksud dengan metode standarisasi tidak langsung pada standarisasi tingkat mortalitas adalah standarisasi angka kematian yang dilakukan dengan cara . . . .
a. ASFR masing-masing penduduk yang akan dibandingkan diaplikasikan pada distribusi penduduk standar
b. ASDR penduduk standar diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan dibandingkan
c. ASDR masing-masing penduduk yang akan dibandingkan diaplikasikan pada distribusi penduduk standar
d. ASFR penduduk standar diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan dibandingkan
27. Tujuan utama dilakukannya standarisasi dalam membandingkan angka kematian adalah a. akan mempermudah penghitungan jika ASDR tidak diketahui b. menyeragamkan metode penghitungan angka kematian
c. menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam komposisi umur
d. bentuk penyesuaian dengan metode penghitungan angka kematian secara global
28. Data yang diperlukan dalam perhitungan Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate / CDR) hasil standarisasi dengan metode langsung adalah sebagai berikut, kecuali . . . .
a. ASDR penduduk yang akan dibandingkan b. Jumlah penduduk standar pada kelompok umur i c. Jumlah penduduk yang akan dibandingkan pada kelompok umur id. Jumlah penduduk standar
29. Comparative Mortality Index (CMI) adalah suatu ukuran mortalitas untuk menunjukkan perubahan dalam seluruh level mortalitas atau penduduk. Tujuan dasar penghitungan CMI adalah . . . .
a. untuk membandingkan relatif mortalitas suatu wilayah pada dua titik waktu.
b. menyeragamkan metode penghitungan angka kematian
c. menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam komposisi umur
d. bentuk penyesuaian dengan metode penghitungan angka kematian secara global
30. Kemungkinan atau peluang seorang wanita yang telah melahirkan sejumlah anak (n-1) untuk melahirkan anak kembali (n), merupakan instrumen analisis fertilitas, yakni . . . .
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 129
a. Brass P/F Ratio
b. Own Children Method (OCM)
c. Parity Progression Ratio (PPR)
d. Last Live Birth (LLB)
31. PPR¿¿ artinya . . . .
a. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang belum/tidak punya anak berpeluang mempunyai seorang anak sebesar 97%
b. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang berpeluang belum/tidak punya anak sebesar 97%
c. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang belum/tidak punya anak berpeluang mempunyai lebih dari satu anak sebesar 97%
d. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang berpeluang mempunyai seorang anak sebesar 97%
32. Salah satu kelebihan analisis PPR adalah . . . .
a. Lebih realistis dari TFR, karena dapat menggambarkan keadaan fertilitas pasangan usia subur yang telah terjadi selama masa reproduksinya.
b. Dapat menggunakan sampel yang relatif kecil, sehingga tidak dapat dipakai untuk analisis keadaan tingkat kabupaten.
c. Tidak bergantung dari kebenaran pelaporan jumlah anak yang pernah dilahirkan.
d. Dipengaruhi oleh pendidikan, program KB nasional.
33. Data yang dibutuhkan untuk analisis PPR, kecuali . . . .
a. Jumlah wanita kawin menurut kohor tertentu
b. Jumlah anak lahir hidup menurut kohor
c. Sumber data
d. Periode survei
34. Salah satu metode LLB yang mengabaikan adanya wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhirnya adalah . . . .
a. Open Birth Interval
b. Prorata
c. Ignoring not stated Last Live Birth
d. Hyphotetical Intersurvey Cohort
35. Berikut ini beberapa penyesuaian jumlah kelahiran anak terakhir dalam perhitungan estimasi dengan menggunakan metode LLB, kecuali . . . .
a. Adanya kelahiran kembar
b. Kelahiran dua kali dalam setahun
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 130
c. Adanya anak yang meninggal
d. Tidak menjawab atau lupa kelahiran anak terakhir
36. Berikut ini adalah teknik perhitungan dalam metode LLB, kecuali . . . .
a. Open Birth Interval
b. Prorata
c. Ignoring not stated Last Live Birth
d. Hyphotetical Intersurvey Cohort
37. Tujuan analisis kohor fertilitas adalah . . . .
a. menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam komposisi umur
b. bentuk penyesuaian dengan metode penghitungan secara global
c. untuk membandingkan suatu wilayah pada dua titik waktu.
d. untuk meneliti berapa banyak anak yang dilahirkan
38. Rumus dalam mengestimasi average parity equivalent untuk hypothetical intersurvey cohort average parity equivalent F(i) adalah . . . .
a. F(i) = φ (i + 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i -1) + c(i) φ (7)b. F(i) = φ (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) φ (7)c. F(i) = φ (i + 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) φ (7)d. F(i) = φ (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i -1) + c(i) φ (7)
39. Berikut ini yang tidak termasuk angka fertilitas yang dihitung dalam analisis kohor fertilitas adalah . . . .
a. Age Specific Birth Rate (ASFR)
b. General Fertility Rate (GFR)
c. Total Fertility Rate (TFR)
d. Adjusted Birth Rate (B)
JAWABAN SOAL TEKNIK DEMOGRAFI 1
1. Jawaban : ADalam diagram Lexis hanya menggunakan istilah Birth, Death, Population, dan Event.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 131
2. Jawaban : AKematian alpha (α) pada diagram Lexis menunjukan kematian di bawah diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-n.
3. Jawaban : C
σ D02000= 351= 351 berarti jumlah kematian padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun
1999 sebesar 351.
4. Jawaban : ACukup Jelas
5. Jawaban : AModel Coaled & Demeny merupakan model life table yang digunakan untuk mengestimasi tingkat kematian di Indonesia.
6. Jawaban : CUnbridged Life Table atau Complete Life Table (Tabel kematian lengkap) merupakan tabel kematian yang menggunakan kelompok umur tahunan (1 tahunan).
7. Jawaban : Dlx= jumlah orang hidup pada umur tepat x
8. Jawaban : DASDR (Age Spesific Death Rate) merupakan penyusun Life Table.
9. Jawaban : BCukup Jelas
10. Jawaban : BCukup Jelas
11. Jawaban : AComplete Life Table atau Tabel Kematian lengkap menggunakan umur tunggal sehingga tidak ada fungsi nqx.
12. Jawaban : D Penduduk yang memiliki umur median berkisar 20-29 tahun dikategorikan sebagai penduduk “intermediate”
13. Jawaban : BCukup Jelas
14. Jawaban : C
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 132
Still birth : Lahir mati, yaitu kelahiran seorang bayi paling sedikit telah berumur 28 minggu dalam kandungan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Foetal Death : Kematian janin lainnya
Abortus : Kematian seorang bayi dalam kandungan dengan umur kandungan kurang dari 28 minggu.
15. Jawaban : DCukup Jelas
16. Jawaban : ACukup jelas
17. Jawaban : D Cukup Jelas
18. Jawaban : B Cukup Jelas
19. Jawaban : ACukup Jelas
20. Jawaban : DTahap Komputasi
Tahap 1 : Matching anak umur kurang dari 15 tahun dengan umur ibu kandungnya
Tahap 2 : Membuat tabel wanita menurut umur dan tabel anak menurut umur dan ibu kandungnya
Tahap 3 : Menghitung ASFR dari tabel yang dihasilkan tahap 2
21. Jawaban : CCukup Jelas
22. Jawaban : BBeberapa penyesuaian dilakukan dalam rangka untuk mengurangi kesalahan akibat: misenumeration, seperti undercount dan age misreporting ;unmatched seperti adanya non own children.
23. Jawaban : B Rate (tingkat/angka) : Jumlah peristiwa /kejadian dalam kurun waktu tertentu dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mengandung resiko terjadinya peristiwa tersebut dalam kurun waktu yang sama.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 133
24. Jawaban : D CBR (Crude Birth Rate)TFR (Total Fertility Rate)IMR (Infant Mortality Rate)SR (Sex Ratio)
25. Jawaban : A Proporsi adalah erbandingan antara dua bilangan dengan pembilangnya merupakan bagian dari penyebut (a/(a+b))
26. Jawaban : B
Standarisasi angka kematian yang dilakukan dengan cara ASDR penduduk standar diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan dibandingkan
27. Jawaban : C
Standarisasi dilakukan dengan tujuan menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam komposisi umur.
28. Jawaban : C
SDRD=∑M i Pi
s
Ps × 1000
SDRD = Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standarisasi
Mi = ASDR penduduk yang akan dibandingkan
Pis = Jumlah penduduk standar pada kelompok umur i
Ps = Jumlah penduduk standar
29. Jawaban : A Tujuan dasar penghitungan CMI adalah untuk membandingkan relatif mortalitas suatu wilayah pada dua titik waktu.
30. Jawaban : C
Brass P/F Ratio: Merupakan hasil pembagian antara jumlah ALH yang dilahirkan oleh wanita pada suat kelompok umur dengan jumlah wanita pada kelompok umur yang bersesuaian.
Own Children Method (OCM) : Menghitung jumlah anak kandung umur x yang dilahirkan oleh ibu umur a.
Parity Progression Ratio (PPR) : Menghitung kemungkinan atau peluang seorang wanita yang telah melahirkan sejumlah anak (n-1) untuk melahirkan anak kembali (n).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 134
Last Live Birth (LLB): Menghitung jumlah bayi yang dilahirkan oleh wanita umur tertentu berdasarkan informasi dari ibunya, yaitu melalui pertanyaan “kapan kelahiran anak terakhir?” atau dari catatan sejarah kelahiran.
31. Jawaban : A
PPR¿¿ artinya diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang belum/tidak punya anak berpeluang mempunyai seorang anak sebesar 97%
32. Jawaban : A
Kelebihan analisis PPR :
- Lebih realistis dari TFR, karena dapat menggambarkan keadaan fertilitas pasangan usia subur yang telah terjadi selama masa reproduksinya.
- Perhitungan PPR lebih mudah dan sederhana.
- Dapat menggunakan sampel yang relatif kecil, sehingga dapat dipakai untuk analisis keadaan tingkat kabupaten.
33. Jawaban : D
Periode survey
34. Jawaban : C
Open Birth Interval (OBI): Salah satu metode LLB yang menggunakan data wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhirnya yang nantinya akan dikalikan dengan sebaran Open Birth Interval.
Prorata : Salah satu metode LLB yang menggunakan data wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhirnya yang nantinya akan dikalikan dengan proporsi LLB pada tahun tertentu terhadap LLB yang dilaporkan.
Ignoring not stated Last Live Birth : Salah satu metode LLB yang mengabaikan adanya wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhirnya
Hyphotetical Intersurvey Cohort : Salah satu metode Brass P/F ratio yang menggunakan data dua periode survei.
35. Jawaban :C Adanya anak yang meninggal
36. Jawaban : D
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 135
Hyphotetical Intersurvey Cohort : Salah satu metode Brass P/F ratio yang menggunakan data dua periode survei.
37. Jawaban : D Tujuan analisis kohor fertilitas adalah untuk meneliti berapa banyak anak yang dilahirkan
38. Jawaban : B F(i) = φ (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) φ (7)
39. Jawaban : A Age Specific Birth Rate (ASFR)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 136
Semangat...Semangat...Semangat...Semangat...
SUKSES KOMPREHENSIFSUKSES KOMPREHENSIF
SUKSES SKRIPSISUKSES SKRIPSI
SUKSES TINGKAT 4SUKSES TINGKAT 4
WISUDA 2014 Menanti !!!!!WISUDA 2014 Menanti !!!!!
CHAPTER 1
ANAK LAHIR HIDUP (ALH ) DAN ANAK MASIH HIDUP (AMH)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 137
1. ALH dan AMH Anak lahir hidup adalah anak pada saat lahir menunjukkan tanda-tanda kehidupan
seperti menangis, bernapas, bergerak, dan sebagainya walaupun dalam hitungan detik (sesaat).
Dalam setiap kegiatan Sensus Penduduk (SP) baik itu SP71, SP80, SP90, SP2000, & SP2010 maupun Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) terdapat pertanyaan mengenai Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH) yaitu: ”berapa jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup dan berapa jumlah anak yang masih hidup”.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat disajikan berupa angka rata-rata banyak-nya kelahiran untuk setiap wanita menurut umur pada saat sensus/survei. Angka ini menujukkan angka kumulatif.
Umumnya umur wanita disajikan kedalam kelompok umur 5 tahunan, dimulai pada kelompok umur usia subur 15-19 tahun sampai akhir masa usia subur yaitu umur 40-44 tahun atau 45-49 tahun.
Bila digambarkan dalam bentuk grafik, angka rata-rata tersebut rendah pada masa awal melahirkan 15-19 tahun, kemudian semakin tinggi, sesuai dengan per-kembangan umur sampai dengan 45-49 tahun. Pada umur 50 tahun atau lebih, angka tersebut cenderung datar.
Hal ini secara teoritis bahwa wanita yang telah berumur 50 tahun atau lebih tidak dapat melahirkan lagi, sehingga rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pada umur-umur 55, 60, 65 tahun dan seterusnya cenderung sama.
Pola ini terjadi dengan asumsi tidak terjadi perubahan berarti pada tingkat kelahiran, kematian, atau migrasi selama beberapa tahun terakhir pada penduduk wanita.
Dalam sensus atau survei pola ini tidak selalu ditemukan. Angka rata-rata ALH dan AMH pada wanita umur di atas 50 tahun atau lebih sering menurun, bukannya datar. Hal ini biasanya disebabkan kesalahan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai jumlah anak yang pernah dilahirkan dan jumlah anak yang masih hidup. Kesalahan ini mungkin timbul akibat faktor lupa (memory error).
Terkadang responden wanita lupa, berapa orang anak yang pernah dilahirkannya. Kasus ini sering terjadi pada wanita usia tua, karena biasanya anak-anaknya yang sudah besar tidak lagi tinggal bersamanya karena sudah berkeluarga atau bekerja di daerah lain (merantau) dan sebagainya, atau mungkin anak tersebut sudah meninggal.
Hasil Perhitungan ALH
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 diperoleh data Wanita Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Kelompok Umur dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup Daerah (Pedesaan + Perkotaan) Provinsi Bali sebagai berikut
Kelompok Umur
Anak Lahir Hidup
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+ Tidak Ditanyaka
n
Jumlah
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 138
10-14 157,325
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 91 157,430
15-19 129,581
7,333 487 43 6 0 0 0 0 0 0 113 137,563
20-24 84,206 44,323 10,996 1,338 157 34 6 0 2 0 0 134 141,196
25-29 46,933 59,989 47,934 9,395 1,652 272 87 21 8 1 4 220 166,516
30-34 24,876 37,436 73,646 26,561 6,086 1,360 359 96 54 11 10 145 170,640
35-39 18,819 25,818 76,134 38,910 11,638 3,026 926 355 196 95 211 115 176,243
40-44 15,376 20,112 59,153 36,134 12,958 4,088 1,530 608 329 145 248 81 150,762
45-49 12,483 15,724 42,448 29,550 12,614 4,571 1,941 840 461 217 350 59 121,258
50-54 9,998 12,394 29,675 24,087 12,891 5,699 2,589 1,229 721 340 474 24 100,121
55-59 7,692 8,698 18,417 17,896 11,449 5,778 2,923 1,495 838 457 596 16 76,255
60-64 6,856 7,159 10,980 12,933 10,906 6,654 3,899 2,145 1,182
760 931 8 64,413
65-69 5,855 5,613 6,998 8,447 8,454 6,411 4,198 2,483 1,598
903 1,139
4 52,103
70-74 4,741 4,267 4,319 5,050 5,324 4,606 3,616 2,512 1,562
1,001
1,150
0 38,148
75-79 3,180 2,970 2,712 3,046 3,241 2,768 2,317 1,726 1,178
726 1,067
2 24,933
80-84 1,815 1,808 1,516 1,546 1,612 1,475 1,205 956 674 480 692 0 13,779
85-89 817 839 653 646 703 512 422 381 314 205 321 0 5,813
90-94 334 314 248 256 248 244 184 141 89 74 126 1 2,259
95+ 167 172 117 131 108 97 88 77 64 44 81 0 1,146
Jumlah 531,054
254,983
386,433
215,969
100,047
47,595
26,290
15,065
9,270
5,459
7,400
1,013 1,600,578
Dari data diatas didapatkan jumlah dan rata-rata anak lahir hidup berdasarkan kelompok umur ibu
Rata-rata anak yang dilahirkan hidup oleh wanita kelompok umur 25-29 tahun sebesar 1.1578 atau dengan kata lain kemampuan reproduksi wanita usia 25-29 rata-rata melahirkan 1.1578 anak.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 139
Kelompok Umur
Jumlah ALH Jumlah Wanita
Rata Rata ALH Rata - Rata ALH dari Publikasi
10-14 14 157,430 8.89284E-05 8.89798E-05
15-19 8,460 137,563 0.061499095 0.061549654
20-24 71,179 141,196 0.504114847 0.504593725
25-29 192,792 166,516 1.15779865 1.159336364
30-34 299,012 170,640 1.752297234 1.753805097
35-39 369,072 176,243 2.094108702 2.097576762
40-44 338,945 150,762 2.248212414 2.252228217
45-49 289,248 121,258 2.385393129 2.390605533
50-54 261,769 100,121 2.614526423 2.621517128
55 + 943,914 278,849 3.385036346 3.410698018
Jumlah 2,774,405 1,600,578 1.733376943 1.740085586
Hasil Perhitungan AMH
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk diperoleh data Wanita Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Kelompok Umur dan Jumlah Anak yang Masih Hidup Daerah (Pedesaan + Perkotaan) sebagai berikut
Kelompok Umur
Anak Masih Hidup
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+ Tidak Ditanyakan
Jumlah
10-14 157,326 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 91 157,430
15-19 129,692 7,304 421 28 5 0 0 0 0 0 0 113 137,563
20-24 84,530 44,760 10,566 1,086 99 21 0 0 0 0 0 134 141,196
25-29 47,274 61,109 47,897 8,490 1,296 173 46 8 2 1 0 220 166,516
30-34 25,081 38,524 75,000 25,285 5,217 1,056 232 63 33 3 1 145 170,640
35-39 19,005 26,912 78,194 38,013 10,401 2,460 674 228 105 48 88 115 176,243
40-44 15,572 21,214 60,971 35,645 11,881 3,423 1,158 440 195 73 109 81 150,762
45-49 12,741 16,947 44,230 29,372 11,495 3,738 1,554 595 273 119 135 59 121,258
50-54 10,290 13,660 31,363 24,315 11,931 4,837 2,035 887 417 197 165 24 100,121
55-59 7,972 9,709 19,943 18,412 10,807 5,042 2,341 1,100 503 212 198 16 76,255
60-64 7,184 7,895 12,220 14,019 10,774 6,085 3,240 1,576 775 335 302 8 64,413
65-69 6,150 6,228 7,847 9,493 8,746 6,231 3,662 1,937 980 481 344 4 52,103
70-74 5,010 4,706 4,941 5,824 5,876 4,710 3,344 1,940 1,021 480 296 0 38,148
75-79 3,449 3,290 3,113 3,501 3,559 2,808 2,277 1,473 773 374 314 2 24,933
80-84 2,003 2,020 1,672 1,872 1,844 1,535 1,148 760 477 249 199 0 13,779
85-89 914 938 725 764 760 576 434 316 203 105 78 0 5,813
90-94 376 367 261 302 291 235 174 110 76 39 27 1 2,259
95+ 201 191 126 154 128 110 98 49 50 23 16 0 1,146
Jumlah 534,770 265,787 399,490 216,575 95,110 43,040 22,417 11,482 5,883 2,739 2,272 1,013 1,600,578
Dari data diatas didapatkan jumlah dan rata-rata anak masih hidup berdasarkan kelompok umur ibu
Kelompok Umur Jumlah AMH Jumlah Wanita Rata Rata AMH Rata - Rata AMH dari Publikasi
10-14 13 157,430 8.2576E-05 8.262E-05
15-19 8,250 137,563 0.05997252 0.0600218
20-24 69,651 141,196 0.49329301 0.4937616
25-29 188,779 166,516 1.13369886 1.1351987
30-34 292,661 170,640 1.71507853 1.716543
35-39 359,035 176,243 2.03715892 2.0391817
40-44 328,065 150,762 2.17604569 2.178191
45-49 276,287 121,258 2.27850534 2.2809017
50-54 246,418 100,121 2.46120195 2.4635004
55 + 850,284 278,849 3.04926322 3.0550718
Jumlah 2,619,443 1,600,578 1.63656067 1.6389237
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 140
Rata-rata anak yang masih hidup oleh wanita kelompok umur 25-29 tahun sebesar 1.337. Apabila hasil perhitungan dibandingkan dengan hasil publikasi dari SP 2010 terlihat pada gambar grafik seperti di bawah ini
Perbandingan Rata-Rata ALH dengan Rata-Rata AMH
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Rata Rata ALHRata Rata AMH
Pola ini terjadi dengan asumsi tidak terjadi perubahan berarti pada tingkat kelahiran, kematian, atau migrasi selama beberapa tahun terakhir pada penduduk wanita Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok umur wanita 10-14 tahun rata-rata ALH dan AMH cenderung rendah, pada kelompok umur 15-19 rata-rata ALH dan AMH nya sedikit lebih tinggi dari pada kelompok umur 10-14 tahun. Rata- rata ALH dan AMH semakin naik mengikuti kelompok umur ibu. Pada kelompok umur wanita 50-54 grafiknya cenderung datar.
CHAPTER 2METODE ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI DAN ANAK
Secara ideal, studi mortalitas dilaksanakan berdasarkan data yang diperoleh secara langsung dari penduduk, yaitu melalui catatan-catatan kematian yang ada di badan–badan pengelola kesehatan atau badan pemerintah atau dengan mengumpulkan keterangan mengenai kematian yang terjadi selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun sebelum waktu wawancara) dan membagi angka tadi dengan penyebut yang tepat, biasanya jumlah penduduk. Tetapi, data seperti ini sangat langka diperoleh serta masih memiliki kekurangan kelengkapan dan kecermatan data.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 141
Kesalahan yang paling sering terjadi adalah kesalahan dalam pelaporan umur anak ketika meninggal. Oleh karena itu, cara langsung tidak dapat digunakan untuk memperkirakan angka kematian bayi dari hasil sensus karena informasi yang dikumpulkan tidak rinci seperti dalam pengumpulan data di beberapa survei kependudukan. Karena kekurangan-kekurangan tersebutlah maka tidak mengherankan studi mortalitas selama ini menggunakan metode perkiraan tidak langsung yaitu dengan memperkirakan angka kematian bayi dengan menggunakan informasi tertentu yang tidak berhubungan langsung dengan data kematian, misalnya struktur umur, komposisi anggota rumah tangga, jumlah anak lahir hidup dan jumlah anak yang masih hidup, yang kemudian dikonversikan dengan metode tertentu.
Metode tidak langsung merupakan suatu cara yang ditempuh untuk menanggulangi keterbatasan kelengkapan data tadi dengan menggunakan berbagai asumsi. Kelengkapan penggunaan asumsi merupakan tuntutan utama dari pemakaian metode estimasi mortalitas. Metode yang direkomendasikan dari UNDP untuk negara berkembang dan beberapa Negara maju yaitu dengan menggunakan metode Trussel. Ada berbagai metode tidak langsung lainnya seperti metode Brass, metode Sullivan, metode Feeney (BPS 2006).
Metode Brass
Inti dari metode Brass adalah bahwa proporsi kematian diantara anak-anak yangpernah dilahirkan oleh wanita menurut kelompok umur lima tahunan secara beruntun
atau Di sama dengan probabilita kematian antara kelahiran dan tepat usia x atau qx. Bentuk dasar persamaan yang dikemukakan Brass adalah:
qₓ = probabilitas kematian dari saat lahir sampai umur tepat x Qᵢ = proporsi anak yang meninggal yang pernah dilahirkan oleh ibu-ibu dalam
kelompok umur i (i = 1 untuk kelompok umur 15-19, …, i= 7 untuk kelompok umur 45-49)
kᵢ = faktor pengali yang bersesuaian dengan ibu-ibu dalam kelompok umur i
Untuk memperkirakan angka kematian, Brass mengemukakan beberapa asumsi dasar :1. Tingkat kelahiran dan kematian dalah konstan selama beberapa tahun sebelum sensus
atau survey yang dilaksanakan.2. Pola kelahiran yang dipakai sebagai dasar penghitungan, hendaklah merupakan
pengalaman suatu kohor dan sesuai dengan modul tertentu dari tabel kematian.3. Tabel kematian standar diketahui
4. Distribusi waktu anak lahir hidup diketahui
5. Tidak ada perbedaan tingkat kematian antar anak dari berbagai kelompok umur ibu
6. Tidak ada perbedaan tingkat kematian antara anak yang ibunya masih hidup dan anak yang ibunya sudah meninggal
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 142
qx=Qi . k i
Tahapan perhitungan estimasi kematian dengan menggunakan Metode Brass
1. Sediakan data jumlah penduduk wanita (Wi), ALH, dan AMH 2. Hitung rata-rata ALH (Pi). 3. Hitung proporsi anak yang meninggal (Qi).
Qi=
(Jumlah ALH−Jumlah AMH )Jumlah ALH
4. Hitung P1/P2 dan P2/P3 untuk memperoleh nilai kᵢ, dengan menggunakan tabel kematian standar Afrika dan model fertilitas polinomial untuk mendapatkan distribusi waktu ALH). Untuk memudahkan perhitungan, Brass menyediakan faktor pengali k (multiplier factors)
5. Lakukan interpolasi nilai kᵢ6. Hitung nilai qₓ
Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Brass
Kelompok Umur
Jumlah Wanita
Jumlah ALH
Jumlah AMH Rata Rata ALH Qᵢ
(1) (2) (3) (4) (5) = (3)/(2) (6)= ((3)-(4))/(3)
15-19 137,563 8,460 8,250 0.061499095 0.024822695
20-24 141,196 71,179 69,651 0.504114847 0.021467006
25-29 166,516 192,792 188,779 1.15779865 0.020815179
30-34 170,640 299,012 292,661 1.752297234 0.02123995
35-39 176,243 369,072 359,035 2.094108702 0.027195236
40-44 150,762 338,945 328,065 2.248212414 0.032099603
45-49 121,258 289,248 276,287 2.385393129 0.044809299
50-54 100,121 261,769 246,418 2.614526423 0.058643308
Jumlah 1,164,299 1,830,477 1,769,146 1.572170894 0.033505474
Dari data di atas diperoleh nilai P₁/P₂ sebesar 0.121994 dan nilai P₂/P₃ sebesar 0.435408.
Kelompok Umur
Qᵢ kᵢ x qₓ
P₁/P₂ P₂/P₃ P₁/P₂ P₂/P₃
(1) (2) (3) (4) (5) (6)= (2)*(3) (7)=(2)*(4)
15-19 0.024822695 1.07587753 1.065604599 1 0.02670618 0.026451178
20-24 0.021467006 1.058457087 1.053904311 2 0.022721904 0.02262417
25-29 0.020815179 1.020323047 1.017871552 3 0.021238207 0.021187179
30-34 0.02123995 1.021945034 1.020193966 5 0.021706062 0.021668869
35-39 0.027195236 1.031548698 1.029914368 10 0.02805321 0.028008764
40-44 0.032099603 1.010737705 1.008753161 15 0.032444279 0.032380576
45-49 0.044809299 1.01013404 1.008032759 20 0.045263398 0.045169241
50-54 0.058643308 1.025737705 1.023753161 25 0.060152652 0.060036272
Berdasarkan rasio paritas kelompok umur 15-19 dan 20-24, probalita kematian sebelum usia 2 tahun adalah 0,0227 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 143
sebesar 22,7 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan rasio paritas kelompok umur20-24 dan 25-29, probalita kematian sebelum usia 2 tahun adalah 0,0226 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 22,6 per 1.000 kelahiran hidup.
Metode Sullivan
Metode Sullivan didasarkan pada teknik yang dikemukakan Brass. Perbaikanyang dilakukan oleh Sullivan terhadap metode Brass, terutama pada faktor pengalinya sehingga langkah-langkah penghitungan kematian menjadi lebih sederhana. Sullivan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut:
qₓ = probabilitas kematian dari saat lahir sampai umur tepat x Qᵢ = proporsi anak yang meninggal yang pernah dilahirkan oleh ibu-ibu dalam
kelompok umur i (i = 1 untuk kelompok umur 15-19, …, i= 7 untuk kelompok umur 45-49)
A dan B = koefisien regresi P2/P3 = perbandingan antara rata-rata ALH kelompok umur 20-24dan 25-29
Oleh karena sifat penghitngannya sangat sederhana, maka metode ini hanya dapat memperkirakan kematian anak tepat usia dua, tiga dan lima tahun. Contoh Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Sullivan
Model West
i Qᵢ A B x qₓ
2 0.021467006 1.3 -0.54 2 0.022859778
3 0.020815179 1.17 -0.4 3 0.020728521
4 0.02123995 1.13 -0.33 5 0.020949289
Model East
i Qᵢ A B x qₓ
2 0.021467006 1.26 -0.44 2 0.022935788
3 0.020815179 1.14 -0.33 3 0.020738482
4 0.02123995 1.11 -0.26 5 0.021171853
Model North
i Qᵢ A B x qₓ
2 0.021467006 1.3 -0.63 2 0.022018556
3 0.020815179 1.17 -0.5 3 0.019822211
4 0.02123995 1.15 -0.42 5 0.020541764
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 144
qx=Qi .¿)
Model South
i Qᵢ A B x qₓ
2 0.021467006 1.33 -0.61 2 0.022849504
3 0.020815179 1.2 -0.44 3 0.020990452
4 0.02123995 1.14 -0.32 5 0.021254169
Berdasarkan rasio paritas kelompok umur 20-24 dan 25-29 pada model North, probalita kematian anak sebelum usia 5 tahun sebesar 0,0205 yang berarti terdapat kematian anak sebelum usia 5 tahun sebesar 20,5 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan probabilitas kematian anak sebelum usia 5 tahun pada model South, West dan East masing-masing sebesar 0.02125, 0.02094 dan 0.02117.
Metode FeeneyMetode Feeney menggunakan asumsi bahwa tingkat kematian berubah secara linier.
Metode ini dapat memperkirakan AKB untuk waktu-waktu sebelum sensus/survei. Dalam perhitungannya metode Feeney memerlukan tiga tabel sebagai berikut.
Display 1: untuk memperkirakan umur rata-rata waktu melahirkan (𝐦). Display 2: untuk memperkirakan AKB dan THS (tahun-tahun sebelum sensus/survei). Display 3: untuk memperkirakan THS dimana kematian bayi terjadi.
Langkah Perhitungan :
1. Hitung jumlah rata-rata ALH untuk setiap kelompok umur ibu. 2. Hitung P1/P2, P2/P3, dan P3/P4. 3. Dapatkan 𝐦 untuk masing-masing rasio paritas dari Display 1.
4. Hitung rata-rata 𝐦 (M). 5. Hitung AKB dan THS dari Display 2. 6. Hitung waktu untuk AKB untuk setiap kelompok umur dengan menggunakan Display
3 Contoh Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Feeney
Pᵢ Ratio Proporsi X m
P₁
0.061499095 P₁/P₂ 0.121994215 20 29
P₂
0.504114847 P₂/P₃ 0.435408046 25 29
P 1.15779865 P₃/P₄ 0.660731882 30 29
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 145
₃
P₄
1.752297234
M 29
Kelompok Umur Qᵢ IMR THS
20-24 0.021467006 15.4279914 2.371350609
25-29 0.020815179 12.21390151 4.207330429
30-34 0.02123995 11.18863123 6.290354762
35-39 0.027195236 9.749901401 8.797756188
40-44 0.032099603 10.79186151 11.77092665
45-49 0.044809299 16.60292171 14.88179869
Kelompok Umur THS Waktu (2010.4 -THS) Tanggal
20-24 2.4 2008.0 1 January - 18 January
25-29 4.2 2006.2 25 February - 1 April
30-34 6.3 2004.1 19 January - 24 February
35-39 8.8 2001.6 21 July - 25 August
40-44 11.8 1998.6 21 July - 25 August
45-49 14.9 1995.5 14 June - 20 July
Angka kematian bayi sebesar 15,42 per 1000 penduduk hidup pada pertengahan tahun kondisinya 2,4 tahun sebelum pelaksanaan SP 2010 yakni pada tanggal 1 Januari – 8 Februari 2008.
Metode Trusell Metode Trusell (UN, 1983) mengadakan pendekatan dengan cara regresi, dengan
model regresi ini terdiri dari model life table Coele-Demeny yaitu: West, South, East, dan North. Pada saat ini para peneliti biasa memakai West Model untuk memperkirakan AKB karena pola mortalitas di Indonesia mendekati model tersebut (BPS, 2006) untuk memperoleh faktor pengalinya. Faktor pengali yang digunakan didasarkan pada nilai P1/P2 dan P2/P3
dengan P₁, P₂, dan P₃ adalah rata-rata anak lahir hidup pada wanita berumur 15-19 tahun
untuk P₁, 20-24 tahun untuk P₂, dan 25-29 tahun untuk P₃. Trusell memakai rasio P1/P2 dan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 146
P2/P3 sekaligus, yang kemudian dikalikan dengan koefisien tertentu untuk mendapatkan faktor pengalinya.
Trusell menyediakan satu set koefisien berdasarkan empat model table kematian Coaley-Demeny. Selain itu, terdapat pula satu set koefisien untuk penghitungan waktu rujukan yang diperkirakan berdasarkan rasio paritas di atas, yang selanjutnya dikonversikan ke kalender masehi. Untuk model yang dikembangkannya, Trusell memakai asumsi perubahan kematian yang sesuai untuk digunakan di Indonesia (BPS, 2006).
Langkah perhitungannya sebagai berikut
1. Hitung rata-rata paritas perempuan Pᵢ
2. Hitung proporsi anak meninggal Qᵢ.
3. Hitung pengali kᵢ
kᵢ = aᵢ + bᵢ.P1/P2 + cᵢ.P2/P3
4. Hitung probabilitas meninggal qₓ = Qi . k i
5. Hitung periode acuan tₓ
tₓ = aᵢ + bᵢ.P1/P2 + cᵢ.P2/P3
Contoh Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Trussel
Model North
Umur P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095
0.024822695 1 1.125017168
0.027925958 0.903264029
20-24 0.504114847
0.021467006 2 1.035731463
0.022234053 2.069303640
25-29 1.157798650
0.020815179 3 0.969039568
0.020170732 3.822843303
30-34 1.752297234
0.021239950 5 0.995382852
0.021141882 5.957754531
35-39 2.094108702
0.027195236 10 1.053473084
0.028649449 8.377932109
40-44 2.248212414
0.032099603 15 1.037947328
0.033317697 11.033235456
45-49 2.385393129
0.044809299 20 1.018394503
0.045633543 13.955547732
Dengan Metode Trussel Model North Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun sebesar 0,02223 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup pada periode 2,069 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 147
Model South
Kelompok Umur
P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095
0.024822695
1 1.094086260
0.027158170
0.895744399
20-24 0.504114847
0.021467006
2 1.077587342
0.023132574
2.073673616
25-29 1.157798650
0.020815179
3 1.027941796
0.021396793
3.909798702
30-34 1.752297234
0.021239950
5 1.027298779
0.021819775
6.183669127
35-39 2.094108702
0.027195236
10 1.042784640
0.028358774
8.769267918
40-44 2.248212414
0.032099603
15 1.020931540
0.032771497
11.613669787
45-49 2.385393129
0.044809299
20 1.008376471
0.045184642
14.786202444
Dengan Metode Trussel Model South Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun sebesar 0,0231 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 23,1 per 1.000 kelahiran hidup pada periode 2,07 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.
Model East
Umur P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095 0.024822695 1 1.143695733 0.028389610 0.908812971
20-24 0.504114847 0.021467006 2 1.072881182 0.023031546 2.132107724
25-29 1.157798650 0.020815179 3 1.014909405 0.021125521 4.020730669
30-34 1.752297234 0.021239950 5 1.012862263 0.021513144 6.338017626
35-39 2.094108702 0.027195236 10 1.031978687 0.028064904 8.970147595
40-44 2.248212414 0.032099603 15 1.015523843 0.032597912 11.883123021
45-49 2.385393129 0.044809299 20 1.006623684 0.045106101 15.146995977
Dengan Metode Trussel Model East Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun sebesar 0,023 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada periode 2,13 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.
Model West
Umur P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095 0.024822695 1 1.144914846 0.028419872 0.906729122
20-24 0.504114847 0.021467006 2 1.075837811 0.023095016 2.114395053
25-29 1.157798650 0.020815179 3 1.010952293 0.021043153 3.973771705
30-34 1.752297234 0.021239950 5 1.014552529 0.021549045 6.243652017
35-39 2.094108702 0.027195236 10 1.030230556 0.028017363 8.781991782
40-44 2.248212414 0.032099603 15 1.017484252 0.032660841 11.525964532
45-49 2.385393129 0.044809299 20 1.009712686 0.045244517 14.506938081
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 148
Dengan Metode Trussel Model West Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun sebesar 0,0231 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 23,1 per 1.000 kelahiran hidup pada periode 2,11 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.
CHAPTER 3
PENDUDUK STABIL ( STABLE POPULATION )
Definisi
Stabel Population/Penduduk Stabil (PS) pertama kali dikemukakan oleh Euler lebih dari 200 tahun yang lalu. Konsepnya secara sistematis baru diperkenalkan oleh Alfred Lotka (1939). Pada tahun 1949 konsep tersebut memperoleh perhatian dari para Demografer.
Hal ini berkaitan dengan kondisi demografis di banyak negara-negara berkembang pada saat itu yang ditandai dengan fertilitas yang konstan dan mortalitas yang turun secara mantap, suatu kondisi yang dikenal dengan kuasi stabil (quasi stable, lihat Coale and Demeny, 1966:10). Sedangkan Relatively stable population yaitu penduduk dengan tingkat mortalitas konstan.
Asumsi A fixed schedule of age-specific fertility rates A fixed schedule of age-specific mortality rates No migration
Perbedaan Penduduk Stabil dengan Penduduk Stationer Penduduk Stabil adalah suatu penduduk yang menunjukkan tingkat fertilitas dan
mortalitas yang konstan serta migrasi tertutup dalam jangka waktu lama, tersaji pada suatu distribusi umur yang tetap dan tingkat pertumbuhan karakteristik vitalnya (fertilitas, mortalitas, dan migrasi) yang konstan.
Penduduk Stasioner/Seimbang adalah suatu penduduk stabil yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk = 0 (zero growth rate) dengan jumlah kelahiran dan kematian yang konstan per tahun. Struktur umurnya dipengaruhi oleh tingkat mortalitas dan sebanding dengan kolom lamanya hidup seseorang dalam tahun (nLx) pada tabel kematian (life table). Juga disebut “kemungkinan masih hidup (survivorship probabilities)”.
Kegunaan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 149
o Kegunaan model penduduk stabil dalam memperkirakan parameter-parameter yang
menentukan pertumbuhan dan struktur umur penduduk aktual didasarkan pada tiga hal, yaitu:a. Distribusi umur penduduk yang memiliki fertilitas hampir konstan dan mortalitas
menurun, terbukti sangat mendekati distribusi umur penduduk stabil. b. Kondisi tersebut (fertilitas hampir konstan dan mortalitas konstan atau baru
mengalami penurunan) banyak ditemukan di negara-negara sedang berkembang. c. Ketersediaan himpunan tabel model penduduk stabil yang memungkinkan akan
dilakukan identifikasi distribusi umur penduduk stabil yang mendekati distribusi penduduk aktual.
o Kegunaan model penduduk stabil untuk mengestimasi parameter-parameter
demografi antara lain: 1. Untuk mengevaluasi distribusi umur. 2. Memperkirakan fertilitas dari proporsi penduduk di bawah 15 tahun dan
probabilitas kelangsungan hidup sampai umur 5 tahun. 3. Memperkirakan angka harapan hidup umur 5 tahun (e5) dan angka kematian umur
5 tahun ke atas (d5+) berdasarkan proporsi penduduk di bawah 15 tahun dan angka pertumbuhan penduduk.
o Menghitung parameter demografi dapat dilakukan dengan memilih suatu model
penduduk stabil yang cocok dengan 2 karakteristik yang diasumsikan tercatat atau diestimasi secara cermat. Dengan kata lain 2 parameter cukup untuk mengidentifikasi penduduk stabil dari famili tertentu.
o Proporsi penduduk pada umur tertentu bersama dengan lx angka pertumbuhan
penduduk dan angka kematian, menentukan suatu model penduduk stabil. Estimasi Parameter Penduduk Stabil
Intrinsic (true) birth rate Intrinsic rate of natural increase Mean length of generation Intrinsic (true) death rate Stable age distribution
KeterbatasanAda 3 hal praktis yang harus diperhatikan sebelum menggunakan angka estimasi dengan mencocokan (fitting) model penduduk stabil, sebagai berikut: o Tidak ada penduduk aktual yang sepenuhnya memenuhi asumsi penduduk stabil.
o Karakteristik penduduk yang digunakan untuk mengidentifikasi penduduk stabil
seringkali tidak tercatat secara cermat. o Hasil estimasi parameter yang diperoleh dapat saja sangat berbeda semata-mata
karena menggunakan model penduduk stabil yang berbeda (karena model yang tersedia terbatas, maka tidak ada jaminan bahwa mereka mencakup seluruh pengalaman yang mungkin).
o Cara Perhitungan r
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 150
1. Hitung ASFR per wanita dan kalikan dengan proporsi kelahiran bayi perempuan (misal: 100/205, 100/203, dsb) untuk memperoleh angka kelahiran bayi perempuan (Kolom 1).
2. Masukkan nilai tengah untuk setiap interval umur (Kolom 2). 3. Ambil dari life table, catat jumlah tahun hidup (PYL) wanita dan bagi dengan 100.000
(Kolom 3).4. Kalikan setiap nilai pada kolom 1 dengan nilai yang bersesuaian pada kolom 3.
Hasilnya menunjukkan ekspektasi bayi perempuan (Kolom 4). 5. Kalikan setiap nilai pada kolom 2 dengan nilai yang bersesuaian pada kolom 4
(Kolom 5).6. Kalikan setiap nilai pada kolom 2 dengan nilai yang bersesuaian pada kolom 5
(Kolom 6).7. Jumlahkan kolom 1, 4, 5, dan 6.
GRR = jumlah kolom 1 dikalikan dengan 5. NRR = jumlah kolom 4.
8. R0, R1, dan R2 masing-masing merupakan hasil penjumlahan kolom 4, 5, dan 6. 9. Hitung α dan β
α=R1
R0
β=α2−R2
R0
=[ R1
R0 ]2
−R2
R0
Keterangan :
𝐑0 = NRR
𝐑1 = The first moment of the curve representing the age schedule of net reproductivity 𝐑2 = The second moment of the curve representing the age schedule of net reproductivity
Hubungan antara R0 dengan r Jika R0 bernilai 1 maka r = 0 Jika R0 bernilai >1 maka r >0 Jika R0 bernilai <1 maka r <0
10. Hitung nilai r
r=−α+√α 2+2β . ln R0
β
atau
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 151
r=
R1
R0
−√[ R1
R0 ]2
−2.[ R2
R0
−[ R1
R0 ]2] ln R0
R2
R0
−[ R1
R0]
2
Langkah Perhitungan b, d, c(x)o Langkah 1: Buat nilai tengah kelum (Kolom 1).
o Langkah 2: Kalikan setiap nilai pada Kolom 1 dengan nilai r (Kolom2).
o Langkah 3: Hitung nilai e−r (x+2,5 ) (Kolom 3). Jika nilai r posistif, maka hasilnya akan
terletak antara 0 dan 1. o Langkah 4: Dari life table untuk wanita, catat rata-rata jumlah tahun hidup wanita
yang akan dijalani untuk setiap kelum. Angka ini diperoleh dengan membagi 5Lx dengan 100.000 (Kolom 4).
o Langkah 5: Kalikan setiap nilai di Kolom 4 dengan nilai yang bersesuaian di Kolom 3
(Kolom 5). Jumlahkan hasil perkalian ini di bagian bawah Kolom 5. Jumlah Kolom 5 merupakan jumlah tahun-orang wanita.
o Langkah 6: Dari life table untuk pria, kalikan rata-rata tahun hidup yang akan dijalani
untuk setiap kelum dengan rasio jenis kelamin saat lahir (Kolom 6). o Langkah 7: Kalikan setiap nilai di Kolom 6 dengan nilai yang bersesuaian di Kolom
3 (Kolom 7). Jumlahkan hasil perkalian ini di bagian bawah Kolom 7. Jumlah Kolom 7 merupakan jumlah tahun-orang pria.
o Langkah 8: Hitung angka kelahiran dan kematian intrinsik.
𝐛𝐅= 1
∑ kolom5
𝐛𝐌= SR at birth
∑ kolom7
𝐛𝐓= 1+SR at birth
∑ kolom5+∑ kolom7
d = b - r
o Langkah 9: Hitung distribusi penduduk stabil menurut umur dan jenis kelamin
(Kolom 8 dan 9).
Female (Kolom 8) = K (5 ) . 100 . 000
∑ kolom 5+∑ kolom7
Male (Kolom 9) =K (7 ) . 100 . 000
∑ kolom5+∑ kolom7
o Langkah 10: Hitung proporsi penduduk stabil menurut umur dan jenis kelamin
(Kolom 10 dan 11).
Female (Kolom 10) = K (8)
∑ K (8).100
Male (Kolom 11) =K (9)
∑ K (9).100
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 152
Contoh Populasi StabilKelompok
UmurASFRᶠ Pivotal (Mid point) 5Lx
f/lof R₀ R₁ R₂
15-19 0.01921182 17.5 4.8844568 0.093839318
1.642188062 28.73829109
20-24 0.05763547 22.5 4.8726542 0.280837705
6.318848365 142.1740882
25-29 0.06256158 27.5 4.8569748 0.30386 8.356149995 229.7941249
30-34 0.04236453 32.5 4.8371280 0.204922664
6.659986581 216.4495639
35-39 0.02068966 37.5 4.8107416 0.099532585
3.732471931 139.9676974
40-44 0.00591133 42.5 4.7727282 0.028213172
1.199059794 50.96004125
45-49 0.00197044 47.5 4.7136518 0.009287984
0.441179233 20.95601354
SUM 0.21034483 1.020493427
28.34988396 829.0398203
Age interval Midpoint r(x+2.5) e-r(x+2.5)5Lx
f/lof Female stable
population derivative
0-4 2.5 0.001826556 0.998175111 4.9110109 4.902048849
5-9 7.5 0.005479669 0.994535317 4.89833 4.871562179
10-14 12.5 0.009132782 0.990908795 4.8922575 4.847780986
15-19 17.5 0.012785895 0.987295498 4.8844568 4.822402208
20-24 22.5 0.016439007 0.983695376 4.8726542 4.793207405
25-29 27.5 0.02009212 0.980108382 4.8569748 4.760361711
30-34 32.5 0.023745233 0.976534467 4.837128 4.723622214
35-39 37.5 0.027398345 0.972973585 4.8107416 4.6807245
40-44 42.5 0.031051458 0.969425687 4.7727282 4.626805314
45-49 47.5 0.034704571 0.965890726 4.7136518 4.552872561
50-54 52.5 0.038357684 0.962368656 4.6216458 4.447727056
55-59 57.5 0.042010796 0.958859428 4.4810997 4.296744697
60-64 62.5 0.045663909 0.955362997 4.2645617 4.074204447
65-69 67.5 0.049317022 0.951879315 3.9211971 3.732506411
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 153
70-74 72.5 0.052970134 0.948408337 3.3855535 3.210887164
75-79 77.5 0.056623247 0.944950015 2.6037967 2.46045773
80-84 82.5 0.06027636 0.941504304 1.6862358 1.587598263
85+ 90 0.065756029 0.936359281 1.1109759 1.040272595
SUM 72.43178629
Age interval
5Lxm/lo
m x SRo Male stable
population derivative
Stable Population F: cx M:cx
Female Male
0-4 5.022503407 5.013337895 3,421 3,499 6.767814381 7.07578213
5-9 5.002647685 4.975309801 3,400 3,472 6.7257242 7.022109604
10-14 4.992044865 4.946661164 3,383 3,452 6.692891663 6.981675163
15-19 4.976969888 4.913739963 3,366 3,429 6.657853485 6.935210463
20-24 4.953201608 4.872441517 3,345 3,401 6.617546868 6.876922191
25-29 4.925650138 4.827670985 3,322 3,369 6.572199796 6.813733445
30-34 4.89672918 4.78182482 3,297 3,337 6.521476904 6.749026561
35-39 4.861678177 4.730284444 3,267 3,301 6.46225192 6.676282916
40-44 4.811988505 4.664865262 3,229 3,256 6.387810588 6.583950843
45-49 4.732286178 4.570871334 3,178 3,190 6.28573834 6.451288619
50-54 4.601633974 4.428468302 3,104 3,091 6.140573475 6.250302201
55-59 4.390285287 4.209666441 2,999 2,938 5.932125821 5.941487129
60-64 4.06447064 3.883044852 2,843 2,710 5.624884675 5.480496219
65-69 3.589990222 3.417237435 2,605 2,385 5.153133179 4.823059623
70-74 2.937986523 2.786410912 2,241 1,945 4.432980779 3.932716476
75-79 2.110749851 1.994553103 1,717 1,392 3.396930901 2.815095152
80-84 1.249162885 1.176092232 1,108 821 2.191852975 1.659926495
85+ 0.704416073 0.659586528 726 460 1.436210051 0.930934771
SUM 70.85206699 50,551 49,449 100 100
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 154
Dari hasil perhitungan populasi stabil di atas didapatkan
SR = 1.03 r = 0.000730623
bF = 1/72.43178629 =0.01380609
bM = (1/ 70.85206699)* 1.03 = 0.014537332
bT = (1+1.03)/143.2838533 = 0.014167682
dF = 0.01380609-0.000731 = 0.01308
dM = 0.0145373-0.000731 = 0.013806709
dT = 0.0141677- 0.000731 = 0.013437059
Dari hasil perhitungan populasi stabil dapat dilihat dengan menggunakan piramida penduduk seperti di bawah ini
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 155
Piramida di atas berbentuk sarang tawon kuno, yang menandakan bahwa tingkat kelahiran dan kematiannya rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini adalah umur median sangat tinggi dengan tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok umur tua.
CHAPTER 4KEMATIAN MATERNAL
4.1 Definisi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 156
Kematian Maternal
DefinisiPenghitungan
Kematian Maternal
Langsung Tidak Langsung
Angka Ke
matian Khusus Menurut
JK & Golum
Prob.
Kelangsungan Hidup
WUS
Metode Orphanhood
Metode Widowhood
MetodeSibling
Metode Sisterhood
Indirect
Direct
Indikator Kematian Maternal
MMRati
o
MMRate
Adult
LTR of
MD
PM
Sumber Data
Definisi Kematian Maternal (ICD-10) Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan, tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yaitu kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau diperparah karena
kehamilannya atau karena pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau kelalaian.
Ada 3 jenis kematian yang termasuk sebagai kematian maternal berdasarkan International Classification of Diseases 10th (ICD-10), yaitu:
4.2 Penghitungan Kematian Maternal Langsung
Diperoleh dengan menanyakan responden tentang ada tidaknya kematian ibu hamil atau bersalin pada waktu tertentu. Data dapat diperoleh dari regristrasi vital, pencatatan pelaporan di rumah sakit, survei atau sensus penduduk.
Tidak Langsung Diperkirakan dari:o Angka kematian khusus menurut jenis kelamin & golongan umur.
o Probabilitas kelangsungan hidup wanita usia subur.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 157
Konsep yang dipakai BPS
4.3 Indikator Kematian Maternal
MMRatio= Jumlah kematianibu pada tahuntJumlahkelahiran hidup pada tahunt
x100 .000
MMRate= Jumlahkematianibu pada tahun tJumlah perempuan 15−49 pada tahunt
x 1. 000
Jumlah perempuan umur 15-49 tahun disebut juga “person years lived exposed to risk” yaitu jumlah orang yang mempunyai risiko mengalami kematian karena kehamilan/kelahiran (sesuai definisi kematian ibu).
Hubungan MMRatio dan MMRate per unit:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 158
MMRatio= MDB
= MDPYLf x
PYLf
B=MMRate
GFR
4.4 Sumber Data Registrasi penduduk Survei rumah tangga: DHS (Sisterhood Method) Sensus penduduk Reproductive-age mortality studies (RAMOS): menggunakan beberapa sumber data
(wawancara angota keluarga, registrasi, catatan faskes, catatan pemakaman, TBA) Verbal autopsy: kombinasi survei dan sensus dan menggunakan software untuk
mendiagnosa penyebab kematian maternal
4.5 Metode Untuk Memperkirakan Probabilitas Kelangsungan Hidup Wanita Usia Subur 1) Metode Anak Yatim (Orphanhood), mencari riwayat kematian ibu dari para anak
yatim. o Recall problem
o Underreported by young adults owing to the adoption effect
o Deaths occurring among women who fail to produce at least one surviving
offspring will be omitted
2) Metode Duda (Widowhood), mencari riwayat kematian istri dari duda. o Likely to produce biased results in polygamous societies.o Husbands may intentionally omit or misreport the death owing to the sensitivity of
the event or to feelings of culpability (keadaan patut dipersalahkan).o Naturally exclude maternal death among women without spouses.
3) Metode Saudara Kandung (Sibling), mencari riwayat kematian saudara kandung perempuan dan laki-laki. o Dimodifikasi: metode saudara kandung perempuan (sisterhood), untuk
mendapatkan riwayat kematian khusus pada wanita o Most suitable:
The survival to adulthood of at least one sibling in any family provides the opportunity to obtain information on all of his or her sisters who reached reproductive age.
The number of households that need to be visited in order to obtain information on large numbers of women who reached reproductive age is relatively small, given the average family sizes in the high-fertility societies of the developing countries.
Siblings remain in close contact long after they have left their natal home. Sisters may assist each other in the later stages of pregnancy, at the time of
childbirth, or during the period immediatly following delivery.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 159
4) Metode Saudara Kandung Perempuan (Sisterhood Method) Pendekatan ini ditujukan untuk mengatasi masalah ukuran sampel yang besar
sehingga mengurangi biaya pencacahan. Metode ini mengurangi ukuran minimum sampel yang dibutuhkan karena
memperoleh informasi dengan mewawancarai responden tentang kelangsungan hidup seluruh saudara perempuan mereka.
Responden: laki-laki dan perempuan usia 15 tahun ke atas. Asumsi: model fertilitas dan distribusi kematian diketahui. Alat pengumpulan data: kuesioner.
o Indirect Sisterhood Method Questions Original
1. How many sisters have you ever had, born to the same mother, who ever reached the age 15 (or who were ever married) including those who are now dead?
2. How many of these sisters reaching age 15 are alive now?3. How many of these sisters are dead?4. How many of these dead sisters died during pregnancy or
duringchildbirth, or during the six weeks after the end of the pregnancy?
o Direct Sisterhood Method Questions
1. How many children did your mother give birth to?2. How many of these births did your mother have before you were born?3. What was the name given to your oldest (next oldest) brother or sister?4. Is (NAME) male or female?5. Is (NAME) still alive?6. How old is (NAME)?7. In what year did (NAME) die?
OR7. How many years ago did (NAME) die?8. How old was (NAME) when she died?
For dead sisters aged 15-49 only:9. Was (NAME) pregnant when she died?10. Did (NAME) die during childbirth?11. Did (NAME) die within two months after the end of pregnancy or
childbirth?
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 160
Graham dkk. (1988) menunjukkan bahwa proporsi saudara kandung yang meninggal selama kehamilan, masa melahirkan, atau sesudah melahirkan (nifas), π(u), yang dilaporkan dalam sensus atau survei oleh responden berumur u, dapat dihubungkan dengan probabilitas kematian maternal pada umur u, q(u).
Hubungan ini dipengaruhi oleh pola risiko kematian maternal selama masa reproduksi dan oleh distribusi perbedaan umur antara saudara kandung dan responden, yang dinyatakan sbb:
π(u) = ∫ θ(z) q(u+z) dz
dimana q(u+z) = q(x) adalah life-table probability of dying before age x, dan θ(z) adalah distribusi perbedaan umur antara saudara kandung dan responden (z).
Jumlah saudara kandung perempuan yang pernah kawin yang diharapkan untuk kelompok umur yang lebih muda (15-19, 20-24) diperoleh dengan mengalikan jumlah responden pada kelompok umur ini dengan rata-rata jumlah saudara kandung perempuan yang pernah menikah dan telah mencapai masa reproduksi per responden dalam kelompok umur yang lebih tua.
Metode ini mengoreksi π(u) untuk memberikan suatu estimasi dari q(u) atau q(w), dimana q(w) adalah probabilitas kematian maternal pada akhir masa reproduksi atau risiko seumur hidup (Lifetime Risk / LTR).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 161
Tabel 1. Faktor penyesuaian Au untuk mengestimasi q(w) dari πu
Umur responden (u) Au
15-19 0.107
20-24 0.206
25-29 0.343
30-34 0.503
35-39 0.664
40-44 0.802
45-49 0.900
50-54 0.958
55-59 0.986
60+ 1.000
Faktor penyesuaian Au ini digunakan untuk menghasilkan jumlah saudara kandung perempuan yang terpapar terhadap kematian maternal (Bu) untuk responden pada umur u (kelompok umur 5 tahunan).
Jumlah kematian maternal untuk responden pada kelompok umur u (ru) dibagi dengan Bu akan menghasilkan estimasi q(w) dari responden pada kelompok umur tersebut.
Jika jumlah saudara kandung perempuan dalam setiap kelompok umur responden cukup besar, maka setiap q(w) dapat digunakan sebagai estimasi terpisah.
Jika kematian maternal sedikit, maka estimasi LTR tunggal digunakan
Q=∑ ru
∑ Bu
dimana Q = lifetime risk
Q dihitung dari responden usia kurang dari 50 tahun karena untuk responden yang lebih tua Cenderung terdapat recall problem Kematian non-maternal meningkat
Variasi dalam q(w) menurut umur responden dapat disebabkan oleh: Kesalahan pelaporan Batasan model fertilitas dan distribusi kematian Kecenderungan kematian maternal menurut waktu (berubah)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 162
Tiap kelompok umur u memberikan nilai LTR yang mengacu pada tahun sebelum data dikumpulkan (Tu).
Tabel 2. Estimasi Lokasi-Waktu untuk Sisterhood Method
Umur responden (u)
Tahun sebelum pengumpulan data (Tu)
15-19 5.70
20-24 6.80
25-29 8.10
30-34 9.70
35-39 11.70
40-44 14.30
45-49 17.50
50-54 21.20
55-59 25.60
60-64 30.30
65-69 35.20
70+ 40.20
Jika menggunakan Q sebagai LTR, maka
T=∑ BuT u
∑ Bu
Jika TFR diketahui, maka rasio kematian maternal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
RKM=1−( probabilitashidup )1
TFR=1−(1−LTR )1
TFR
Sisterhood Methodsebaiknya tidak digunakan jika:o tingkat fertilitas rendah (TFR < 3) atau
o ketika fertilitas menunjukkan penurunan yang signifikan atau ketika
o terjadi migrasi besar-besaran.
Contoh Soal:Tabel Jumlah Responden,Saudara Perempuan Pernah Kawin, Kematian Maternal dan
Proporsi Kematian Maternal menurut Kelompok Umur,Ghana Tahun 1992
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 163
Kelompok Umur
Jumlah Responden
Ever Married Sister
Maternal Death
Proportion of
Maternal Death
Au Tu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15-19 1.992 126 0,079 0,107 5.7 20-24 2.863 306 0,072 0,206 6,8 25-29 3.059 7.233 386 0,093 0,343 8,1 30-34 2.558 6.513 453 0,071 0,503 9,7 35-39 2.065 5.329 524 0,094 0,664 11,7 40-44 1.392 3.432 327 0,110 0,802 14,3 45-49 1.228 2.832 391 0,095 0,900 17,5
1) Hitunglah Rasio Kematian Maternal untuk Negara Ghana pada tahun 1992 berdasarkan data tabel di atas dengan menggunakan metode saudara kandung perempuan dimana TFR=6,6!
2) Hitung periode referensi untuk indikator di atas! 3) Interpretasikan hasil poin 1 dan 2!
Jawaban:
Kelum Jumlah
Responden
Ever Married Sister
Maternal Death
Proportion of
Maternal Death
Au Tu Bu =
Au*EMS Bu*Tu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(6)*(3) (9)=(8)*(7)
15-19 1.992 4.900 126 0,079 0,107 5,7 524 2.986,8 20-24 2.863 7.042 306 0,072 0,206 6,8 1.451 9.866,8 25-29 3.059 7.233 386 0,093 0,343 8,1 2.481 20.096,8 30-34 2.558 6.513 453 0,071 0,503 9,7 3.276 31.777,2 35-39 2.065 5.329 524 0,094 0,664 11,7 3.538 41.394,6 40-44 1.392 3.432 327 0,110 0,802 14,3 2.572 36.779,6 45-49 1.228 2.832 391 0,095 0,900 17,5 2.549 44.607,5
Jumlah 10.302 25.339 2.513 16.391 187.508,6
1) Langkah 1: Hitung Faktor Inflasi
Faktor Inflasi=∑
25−29
45−49
EMS
∑25−29
45−49
Jumlah Responden
=7.233+6.513+…+2.8323.059+2.558+…+1.228
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 164
¿ 25.33910.302
=2,459619491
Langkah 2 : Hitung EMS kelompok umur 15-19 dan 20-24EMS(15-19) = Faktor Inflasi×Jumlah responden(15-19)
= 2,4596 × 1992 = 4900(dibulatkan)
EMS(20-24) = Faktor Inflasi×Jumlah responden(20-24)
= 2,4596 × 2863 = 7042(dibulatkan)
Langkah 3 : Hitung Bu
Bu=Au×EMS Bu(15-19) = Au(15-19)×EMS(15-19)
= 0,107 × 4900 ≈ 524
Dan seterusnya untuk kelompok umur yang bersesuaian.
Langkah 4: Hitung Life Time Risk(LTR) Untuk menghitung RKM kita gunakan LTR tunggal
LTR=∑
15−19
45−49
ru
∑15−19
45−49
Bu
= 2.51316.391
=0,1533
Rasio Kematian Maternal(RKM ) = 1 – (1 - LTR)1/TFR
= 1 – (1 – 0,1533)1/6,6
= 0,0248983
2) Langkah 1 : Hitung Bu× Tu untuk setiap kelompok umur Langkah 2 : Hitung periode referensi(T)
T=∑ BuT u
∑ Bu
=187.508,616.391
=11,44
(11,44 tahun sebelum tahun 1992) atau pertengahan tahun 1980
3) Pada pertengahan tahun 1980, rasio kematian maternal sebanyak 2490 kematian dari 100.000 kelahiran
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 165
\
CHAPTER 5EVALUASI DATA STRUKTUR UMUR
5.1 Pendahuluan Umur informasi dasar yang sangat penting. Kesalahan pencatatan informasi umur akan berdampak sangat fatal, karena struktur
umur menjadi dasar dalam penghitungan berbagai indikator kependudukan dan indikator lainnya.
Komposisi penduduk menurut umur sangat penting bagi pemerintah dan swasta o Pemerintah : bahan pertimbangan perumusan kebijakan publik karena pelayanan
kebutuhan penduduk sangat bervariasi menurut umur o Swasta : mempengaruhi segmentasi pasar
Umur dihitung dengan pembulatan ke bawah, atau umur pada ulang tahun yang terakhir.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 166
Evaluasi Data Struktur UmurPendahuluan
Kesalahan Pencatatan Umur
Age Misstatement
Digit Preference
Jumlah Penduduk under-est & over-est utk kelum ttt
Alat Evaluasi
Indeks Preferensi Umur
Indeks Whipple
Indeks Myers
Indeks UN Akurasi Umur-JK
Evaluasi Komposisi JK
5.2 Kesalahan Pencatatan Umur Kesalahan penuturan umur (age misstatement)
Responden tidak tahu/lupa, tidak punya catatan administrasi atau tidak bersedia menyebutkan umur.
Digit Preference kecenderungan untuk melaporkan umur yang berakhiran nol dan lima.
Jumlah penduduk under-estimate dan over-estimate untuk kelompok umur tertentu o Under-estimate : kelompok umur di bawah lima tahun, kelompok umur tua
o Over-estimate : kelompok umur muda atau produktif (kuliah/sekolah, bekerja
di kota lain) Evaluasi struktur umur perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi kesalahan-
kesalahan dalam pencatatan data penduduk menurut umur guna menghindari berbagai kesalahan dalam analisis.
5.3 Alat Untuk Mengevaluasi Data Struktur Umur Indeks Preferensi Umur Indeks Whipple Indeks Myers Indeks UN Akurasi Umur-Jenis Kelamin Evaluasi Komposisi Jenis Kelamin
5.3.1 Indeks Preferensi Umur Digunakan untuk mengukur penumpukan (heaping)pada umur-umur
tunggal atau terminal digit.
Contoh: Heaping pada umur 30
atau
Semakin besar nilai indeks, berarti semakin besar heaping pada umur yang diamati. Nilai indeks = 100 menunjukkan tidak ada heaping pada umur ini.
Contoh Soal:Penduduk Provinsi Kalimantan Tengah usia 28, 29, ..., 32 berturut-turut adalah 43.932; 45.525; 53.189; 38.799; dan 38.488. Hitung indeks preferensi umur dan interpretasikan hasilnya!
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 167
P30
13(P29+P30+P31)
x100
P30
15(P28+P29+P30+P31+P32 )
x100
Jawaban:
Indeks Preferensi Umur=P30
1/3(P29+P30+P31)×100
¿ 53.1891/3(45.525+53.189+38.799)
×100
¿116,0378
Indeks Preferensi Umur=P30
1/5(P28+P29+P30+P31+P32)× 100
¿ 53.1891/5 (43.932+45.525+53.189+38.799+38.488)
× 100
= 120,9209
Terjadi heaping di umur 30 karena nilai indeksnya lebih dari 100.
5.3.2 Indeks Whipple Untuk mengukur sejauh mana kecenderungan responden melaporkan
umur yang berakhiran 0 atau 5. Umur pada masa kanak-kanak dan umur tua tidak dilibatkan dalam
penghitungan karena untuk kelompok ini lebih banyak kesalahan yang berhubungan dengan kesalahan pelaporan umur daripada kecenderungan untuk menyebutkan angka tertentu.
Indeks ini pada dasarnya menggunakan informasi umur 23 sampai dengan 62 tahun dan jumlah penduduk yang berakhiran 0 dan 5 yang merupakan 1/5 dari jumlah total penduduk. Pemilihan umur 23 dan 62 sebagai batas umur pengujian kemungkinan berubah-ubah, tetapi telah diuji lebih cocok untuk tujuan praktis. Penghitungan dengan metode Indeks Whipple menghasilkan angka minimal 100 (sangat akurat) sampai dengan 500 (sangat tidak akurat). o 100 : tidak ada kecenderungan untuk menyebutkan umur
pada angka tertentuo 500 : semua orang melaporkan umurnya dalam umur yang
berakhiran 0 atau 5o 0 - 100 : ada kecenderungan untuk menghindari angka yang
berakhiran 0 atau 5
Indeks Whipple sangat efektif untuk mengukur kecermatan umur, sepanjang digit-preference terkonsentrasi. Kelebihan lain dari metode ini adalah dapat dihitung dengan sangat mudah. Kekurangan Indeks Whipple utamanya adalah pada pengukuran digit-preference hanya menggunakan 2 digit yaitu 0 dan 5.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 168
Contoh Soal: Hitung indeks Whipple berdasarkan data berikut dan interpretasikan hasilnya!
Umur L P L+P Umur L P L+P
20 23.169 22.146 45.315 30 28.433 24.756 53.189
21 19.662 19.308 38.970 31 20.529 18.270 38.799
22 20.205 19.862 40.067 32 20.187 18.301 38.488
23 20.705 20.188 40.893 33 19.035 17.216 36.251
24 21.373 21.222 42.595 34 20.357 18.285 38.642
25 25.049 23.956 49.005 35 23.598 20.584 44.182
26 21.338 20.509 41.847 36 18.241 15.911 34.152
27 24.434 23.223 47.657 37 20.034 17.009 37.043
28 22.783 21.149 43.932 38 16.856 14.751 31.607
29 23.516 22.009 45.525 39 18.174 15.640 33.814
Umur L P L+P Umur L P L+P
40 22.858 19.237 42.095 50 14.679 12.829 27.508
41 16.148 13.237 29.385 51 9.293 7.339 16.632
42 14.264 12.590 26.854 52 8.717 7.044 15.761
43 11.837 10.394 22.231 53 7.398 6.162 13.560
44 13.989 12.104 26.093 54 7.042 5.953 12.995
45 17.016 14.531 31.547 55 8.515 7.429 15.944
46 11.690 9.867 21.557 56 6.166 4.648 10.814
47 12.247 10.051 22.298 57 6.171 4.608 10.779
48 9.882 8.266 18.148 58 5.188 3.829 9.017
49 10.958 9.708 20.666 59 5.286 4.520 9.806
60 7.130 7.005 14.135
Indeks Whipple=∑ (P25+P30+…+P55+P60)
1/5∑ (P23+P24+P25+…+P60+P61+P62)× 100
= 49.005+53.189+…+15.944+14.135
1/5¿¿
= 277.605
1/5(1.128 .751)× 100
= 122,97
Ada kecenderungan beberapa orang menyebutkan umur pada angka tertentu.
5.3.3 Indeks Myers
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 169
Indeks Whipple =∑ (P25+P30+. .. +P55+P60)
1/5∑ (P23+P24+P25+. .. +P60+P61+P62 )x 100
Untuk menghitung kecenderungan menyebut umur berakhiran 0 dan menghindari penyebutan umur yang berakhiran angka 1 sampai dengan 9.
Indeks Myers menunjukkan digital preference, oleh karena itu penghitungannya dilakukan terhadap distribusi umur tunggal.
Penghitungan Indeks Myers dibuat terpisah untuk laki-laki dan perempuan.
Nilai Indeks Myers akan berkisar 0 hingga 90 (nilai 0 menunjukkan tidak adanya digital preference).
Cara Penghitungan Indeks Myers 1. Jumlahkan penduduk menurut kelompok umur yang berakhiran sama,
mulai dari penduduk berumur 10 tahun (contoh: 10, 20, 30, …, 80; 11, 21, 31, …, 81; dst).
2. Ulangi langkah pertama dengan menghitung mulai dari penduduk berumur 20 tahun (contoh: 20, 30, …, 80; 21, 31, …, 81; dst).
3. Berikan penimbang untuk hasil penghitungan langkah 1 & 2 (contoh: penimbang 1 & 9 untuk penjumlahan dari kelompok umur yang berakhiran 0, penimbang 2 & 8 untuk penjumlahan dari kelompok umur yang berakhiran 1, dst).
4. Ubah hasil penghitungan langkah 3 ke dalam distribusi persentase. 5. Hitung deviasi dari hasillangkah 4 terhadap 10%. Jumlah total deviasi
adalah jumlah mutlak.6. Indeks Myers diperoleh dari menjumlahkan total hasil langkah 5 &
membaginya dengan 2.
Contoh soal:Diketahui data penduduk perempuan di Provinsi Kalimantan Tengah sebagai berikut. Hitunglah indeks Myers dan interpretasikan hasilnya!
Umur P Umur P Umur P Umur P Umur P
0 20.647 10 23.989 20 22.146 30 24.756 40 19.237
1 22.466 11 19.682 21 19.308 31 18.270 41 13.237
2 22.865 12 20.023 22 19.862 32 18.301 42 12.590
3 23.301 13 19.776 23 20.188 33 17.216 43 10.394
4 23.823 14 19.533 24 21.222 34 18.285 44 12.104
5 22.259 15 19.454 25 23.956 35 20.584 45 14.531
6 23.419 16 18.687 26 20.509 36 15.911 46 9.867
7 24.021 17 19.612 27 23.223 37 17.009 47 10.051
8 22.548 18 18.843 28 21.149 38 14.751 48 8.266
9 23.630 19 19.759 29 22.009 39 15.640 49 9.708
Umur P Umur P Umur P Umur P Umur P
50 12.829 60 7.005 70 4.114 80 1.803 90 470
51 7.339 61 3.046 71 1.359 81 400 91 79
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 170
52 7.044 62 3.075 72 1.318 82 375 92 78
53 6.162 63 2.639 73 1.086 83 315 93 63
54 5.953 64 3.362 74 1.166 84 267 94 52
55 7.429 65 4.222 75 1.647 85 518 95 116
56 4.648 66 1.863 76 677 86 191 96 44
57 4.608 67 2.479 77 677 87 189 97 58
58 3.829 68 2.005 78 623 88 122 98 386
59 4.520 69 2.424 79 833 89 222 Jumlah 1.058.346
Jawaban:
Terminal digit a
Jumlah Penduduk pada Terminal Digit a
Penimbang
Blended PopulationDeviasi terhadap 10%
Mulai pada Umur a
Mulai pada Umur a+10
(2)*(4) + (3)*(5)
Distribusi (%)
(7) - 10,00
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
0 116.349 92.360 1 9 947589 12,85 2,85
1 82.720 63.038 2 8 669744 9,09 0,91
2 82.666 62.643 3 7 686499 9,31 0,69
3 77.839 58.063 4 6 659734 8,95 1,05
4 81.944 62.411 5 5 721775 9,79 0,21
5 92.457 73.003 6 4 846754 11,49 1,49
6 72.397 53.710 7 3 667909 9,06 0,94
7 77.906 58.294 8 2 739836 10,04 0,04
8 69.974 51.131 9 1 680897 9,24 0,76
9 75.115 55.356 10 0 751150 10,19 0,19
Total 7371887 100,00 9,13
Indeks Myers = (Total Deviasi)/2 4,57
Indeks Myers sebesar 4,57 menunjukkan bahwa tidak ada digital preference (kecenderungan menyebut umur berakhiran 0 dan menghindari penyebutan umur yang berakhiran angka 1 sampai dengan 9).
5.3.4 Indeks UN Akurasi Umur-Jenis Kelamin Indeks UN untuk melihat tingkat keakurasian umur dan jenis kelamin. Kualitas umur menurut kelompok umur dievaluasi dengan rata-rata rasio
umur. Dengan adanya fluktuasi dalam kelahiran, kematian, dan migrasi pada
masa lampau, penduduk pada tiga kelompok umur yang berurutan hampir mendekati series linear. Oleh karena itu ratio umurnya mendekati 100.
Kriteria Indeks UN: < 20 : data umur dan jenis kelamin tersebut akurat 20 – 40 : data umur-jenis kelamin tersebut tidak akurat > 40 : data umur-jenis kelamin tersebut sangat tidak akurat
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 171
Indeks UN = (3 x rata-rata perbedaan rasio JK) + rata-rata deviasi rasio umur laki-laki + rata-rata deviasi rasio umur perempuan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 172
Contoh Soal:Diketahui data penduduk perempuan di Provinsi Kalimantan Tengah sebagai berikut. Hitunglah indeks UN dan interpretasikan hasilnya!
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan L + P
0-4 119.696 113.102 232.798
5-9 123.059 115.877 238.936
10-14 109.515 103.003 212.518
15-19 101.762 96.355 198.117
20-24 105.114 102.726 207.840
25-29 117.120 110.846 227.966
30-34 108.541 96.828 205.369
35-39 96.903 83.895 180.798
40-44 79.096 67.562 146.658
45-49 61.793 52.423 114.216
50-54 47.129 39.327 86.456
55-59 31.326 25.034 56.360
60-64 20.738 19.127 39.865
65-69 13.863 12.993 26.856
70-74 8.924 9.043 17.967
75-79 4.314 4.457 8.771
80-84 2.703 3.160 5.863
85-89 1.183 1.242 2.425
90-94 456 742 1.198
95+ 508 604 1.112
Jumlah 1.153.743 1.058.346 2.212.089
Jawaban:
Umur L P
Analisis Rasio Jenis Kelamin
Analisis Rasio Umur
(2)/(3)*100Perbedaan Rasio Jenis
Kelamin
Laki-laki Perempuan
Rasio
|Deviasi dari 100| Rasio
|Deviasi dari 100|
(6) - 100 (8) – 100
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0-4 119.696 113.102 105,8301 (X) (X) (X) (X) (X)
5-9 123.059 115.877 106,198 0,367816 107,3762 7,376173 107,2414 7,241387
10-14 109.515 103.003 106,3221 0,124195 97,42417 2,575827 97,06642 2,933582
15-19 101.762 96.355 105,6115 0,710605 94,82596 5,174045 93,67177 6,328228
20-24 105.114 102.726 102,3246 3,28691 96,04627 3,953728 99,15589 0,844108
25-29 117.120 110.846 105,6601 3,335474 109,6347 9,634691 111,0937 11,09374
30-34 108.541 96.828 112,0967 6,436603 101,4293 1,429286 99,44285 0,55715
35-39 96.903 83.895 115,5051 3,408388 103,2877 3,287731 102,0683 2,068252
40-44 79.096 67.562 117,0717 1,566631 99,68241 0,317588 99,12411 0,875893
45-49 61.793 52.423 117,8738 0,802107 97,90929 2,090711 98,08867 1,911329
50-54 47.129 39.327 119,8388 1,964954 101,2232 1,223166 101,5454 1,545374
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 173
55-59 31.326 25.034 125,1338 5,29503 92,31585 7,684147 85,65368 14,34632
60-64 20.738 19.127 108,4226 16,71117 91,7834 8,216601 100,5969 0,596944
65-69 13.863 12.993 106,6959 1,726735 93,47313 6,526869 92,24707 7,752929
70-74 8.924 9.043 98,68407 8,011848 (X) (X) (X) (X)
Jumlah Mutlak 53,74847 59,49056 58,09524
Rata-rata 3,839176 4,576197 4,468865
Indeks UN 20,56259
Indeks UN=(3 ×rata 2 perbedaanrasio JK )+rata 2 deviasiumur L+rata 2deviasi P
¿ (3 ×3,839176 )+4,576197+4,468865¿20,56259
Data umur dan jenis kelamin Provinsi Kalimantan tersebut tidak akurat.
CHAPTER 6PERAPIHAN UMUR
6.1 Pendahuluan Tujuan perapihan umur adalah untuk memperkecil kesalahan yang ada dalam data Ketika kita ingin menghitung proyeksi penduduk, proses perapihan umur harus
dilakukan terlebih dahulu Jika perapihan umur tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan itu akan terbawa ke
dalam penghitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi jumlah dan struktur umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 174
Perapihan Umur
Pendahuluan
Tahapan Perapihan UmurProrata Umur TT
(Tak Terjawab)
Perapihan Umur 10-69
Perapihan Umur 70+
Perapihan Umur 0-9
6.2 Tahapan Perapihan Umur 1) Prorata Umur TT(Tak Terjawab)
Dalam sensus atau survei kadang kita temui responden tidak tahu umurnya walapun pewawancara sudah melakukan probing untuk mengetahui berapa kira-kira umurnya. Karena itulah dalam data ditemukan umur dengan kode jawaban TT. Umur TT harus kita prorata/distribusikan ke kelompok umur yang lain (prorate).
Rumus Prorata: Jumlah penduduk
Jumlah penduduk−JumlahTTx Jumlah penduduk per kelum
atau
∑0
x
Pa+Pu
∑0
x
Pa
x Pa
dimana:Pa = Jumlah penduduk setiap umurPu = Jumlah penduduk umur TT
2) Perapihan Umur 10-69 TahunSecara umum formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
dimana: 5Px*= Jumlah penduduk yang telah dirapihkan menurut kelompok umur 5 tahunan
(setelah adjustment) 5Px = Jumlah penduduk dari data dasar menurut kelompok umur 5 tahunan
(sebelum adjustment)
3) Perapihan Umur 70+ Perapihan penduduk yang berusia 70+ menggunakan distribusi umur penduduk
70+ dari suatu negara yang penduduknya sudah stabil. Penduduk suatu wilayah dikatakan memiliki struktur umur yang stabil jika selama
100 tahun fertilitas dan mortalitas tetap konstan dan tidak ada migrasi masuk ataupun migrasi keluar (Rowland, 2003).
Kelompok penduduk ini tidak besar pengaruhnya terhadap hasil proyeksi karena jumlahnya relatif kecil dan dalam waktu relatif singkat akan berkurang menjadi nol.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 175
5 Px¿= 1
16 (− 5 Px−10 + 4 5 Px−5+10 5 Px + 4 5 Px+5− 5 Px+10 )
Secara umum formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
dimana:Ratio P’ = Ratio P yang dikonversikan ke table stable population . Hal yang
sama untuk P(75+).
Nilai-nilai pada Tabel 1 digunakan sebagai faktor pengali untuk proses perapihan penduduk 70 tahun ke atas.
Pemilihan faktor pengali disesuaikan dengan besarnya nilai persentase penduduk 70 tahun ke atas pada wilayah yang bersangkutan.
Lakukan interpolasi jika persentase penduduk 70+ tidak ada dalam tabel.
Tabel 1Percentage of persons at advanced ages in stationary populations
Percentage of total population aged
70 and over
Estimated percentage of total population in specified
70-74 75-79 80-84 85+ 75+
1.0 0.62 0.28 0.09 0.01 0.38
1.5 0.90 0.43 0.14 0.03 0.60
2.0 1.16 0.58 0.21 0.05 0.84
2.5 1.41 0.73 0.29 0.07 1.09
3.0 1.64 0.89 0.37 0.10 1.36
3.5 1.86 1.05 0.45 0.14 1.64
4.0 2.08 1.20 0.54 0.18 1.92
4.5 2.28 1.36 0.63 0.23 2.22
5.0 2.48 1.51 0.73 0.28 2.52
Sumber: Manual III, Chapter II, Page 14
4) Perapihan Umur 0-9 Tahun Diperlukan data angka kelahiran total (TFR) masa lampau yang menggambarkan
keadaan paling tidak 10 tahun sebelum pencacahan, jumlah dan susunan umur wanita usia subur, serta tingkat kematian dalam kurun waktu yang sama
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 176
Rasio P(70−74 )&P(75+)=P(70−74 )+P(75+)
P(0−75+)x 100%
P(70−74 )=Ratio P'(70−74 )
100x P(0−75+)
P(75+)=Ratio P'(75+)
100x P(0−75+)
Perapihan penduduk 0-4 dan 5-9 tahun menggunakan survival ratio, dengan tahapan sebagai berikut: Tahapan P(0-4) adalah:
1. Menghitung rata-rata kelahiran dari 5 tahun sebelum tahun dasar dengan cara: rata-rata ASFR x rata-rata perempuan.
2. Menghitung jumlah kelahiran dengan cara: Rata-rata kelahiran x 5 (karena kelompok umur 5 tahunan).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 177
3. Menghitung P(0-4) Perempuan dengan cara: jumlah kelahiran x sex ratio at birth x survival ratio perempuan.
4. Menghitung P(0-4) laki-laki dengan cara: jumlah kelahiran – P(0-4) perempuan.
Tahapan P(5-9) adalah:1. Menghitung rata-rata kelahiran dari 10 tahun sebelum tahun dasar
dengan cara: rata-rata ASFR x rata-rata Perempuan. 2. Menghitung jumlah kelahiran dengan cara: Rata-rata kelahiran x 5
(karena kelompok umur 5 tahunan).3. Menghitung P(5-9) Perempuan dengan cara: jumlah kelahiran x sex
ratio at birth perempuan x survival ratio perempuan.4. Menghitung P(5-9) laki-laki dengan cara: jumlah kelahiran – P(5-9)
perempuan.
Note: Proses penghitungan perapihan umur 0-9 sangat panjang dan kompleks, tahapanselanjutnya tidak diberikan/diajarkan oleh dosen.
Contoh Soal:Lakukanlah perapihan umur untuk penduduk laki-laki Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan SP2010 berikut ini.
Kelompok Umur
Jumlah Penduduk
0-4 119.696
5-9 123.059
10-14 109.515
15-19 101.762
20-24 105.114
25-29 117.120
30-34 108.541
35-39 96.903
40-44 79.096
45-49 61.793
50-54 47.129
55-59 31.326
60-64 20.738
65-69 13.863
70-74 8.924
75+ 9.164
Jumlah 1.153.743
Jawaban:Tidak perlu melakukan prorata karena tidak ada data Tanpa Terjawab (TT).Untuk perapihan umur 0-9 tahun memerlukan persyaratan berikut:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 178
Diperlukan data angka kelahiran total (TFR) masa lampau yang menggambarkan keadaan paling tidak 10 tahun sebelum pencacahan, jumlah dan susunan umur wanita usia subur, serta tingkat kematian dalam kurun waktu yang sama
Perapihan penduduk 0-4 dan 5-9 tahun menggunakan survival ratio Karena di soal tidak terdapat data yang diperlukan, maka kita samakan saja dengan jumlah penduduk setelah di prorate/sebelum dirapihkan.
a. Perapihan Umur 10-69 Tahun
Contoh penghitungan:
P5x¿= 1
16(−P5
x−10+4 P5x−5+10 P5
x+4 P5x +5−P5
x +10)
¿ 116
(−119.696+4 (123.059 )+10 (109.515 )+4 (101.762 )−105.114)
¿110.601,5≈ 110.602
Dan seterusnya hingga kelompok umur 65-69.
Kelompok Umur Laki-laki 5Px*
0-4 119.696 119.6965-9 123.059 123.059
10-14 109.515 110.602 15-19 101.762 102.247 20-24 105.114 106.788 25-29 117.120 114.197 30-34 108.541 109.831 35-39 96.903 96.292 40-44 79.096 79.380 45-49 61.793 62.163 50-54 47.129 46.496 55-59 31.326 31.817 60-64 20.738 20.755 65-69 13.863 13.852 70-74 8.924 9.977 75+ 9.164
Jumlah 1.153.743
b. Perapihan Umur 70-74
¿ 8.924+9.1641.153 .743
× 100 %=1,567767
Karena nilai rasionya terletak antara 1,5 dan 2, maka lakukan interpolasi.
1,5 1,567767 2
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 179
5 Px¿= 1
16 (− 5 Px−10 + 4 5 Px−5+10 5 Px + 4 5 Px+5− 5 Px+10 )
Rasio P(70−74 )&P(75+)=P(70−74 )+P(75+)
P(0−75+)x 100%
0,9 x 1,16
Interpolasi Rasio P’(70-74) =[( 1,567767−1,5
1,5−2 ) (1,16−0,9 )]+0,9=0,86476
¿ 0,86476100
× 1.153.743=9977
c. Perapihan Umur 75+
1,5 1,567767 2
0,6 x 0,84
Interpolasi Rasio P’(75+) = [( 1,567767−1,5
1,5−2 ) (0,84−0,6 )]+0,6=0,56747
¿ 0,56747100
× 1.153.743=6547
CHAPTER 7PROYEKSI PENDUDUK
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 180
P(70−74 )=Ratio P'(70−74 )
100x P(0−75+)
P(70−74 )=Ratio P'(70−74 )
100x P(0−75+)
7.1 Pendahuluan Population Projection: future profile of a population, based on current trends and
information about expected change. Proyeksi penduduk adalah perhitungan (kalkulasi) yang menunjukkan keadaan
fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Jumlah penduduk yang akan datang adalah “x” jikafertilitas, mortalitas dan migrasi berada pada tingkat tertentu.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi).
Ramalan penduduk (population forecast) lebih sering dikaitkan dengan pemilihan hasil proyeksi penduduk yang diperkirakan hasilnya akan mendekati kenyataan pada masa yang akan datang (Adioetomo dan Samosir, 2010).
Untuk proyeksi penduduk daerah perkotaan dan perdesaan digunakan metode Urban-Rural Growth Difference (URGD).
Untuk pemecahan umur tunggal digunakan metode Beers. Perhitungan proyeksi penduduk dilakukan secara berjenjang. Mula-mula dihitung
proyeksi penduduk Indonesia, kemudian proyeksi penduduk per provinsi untuk setiap periode.
Jumlah penduduk hasil proyeksi per provinsi menurut umur harus sama dengan jumlah penduduk hasil proyeksi Indonesia.
Untuk menyamakan hasil proyeksi penduduk per provinsi menurut umur dan proyeksi tingkat nasional menurut umur, harus dilakukan iterasi.
7.2 Metode Proyeksi 7.2.1 Metode Matematik
Hanya mempertimbangkan jumlah total penduduk.1) Aritmatik : Pn= P0 (1 + rn)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 181
Proyeksi Penduduk
Pendahuluan Metode Proyeksi
Metode Matematik
Aritmatik : Pn = P0 (1 + rn)
Geometrik :Pn = P0 (1 + r)n
EksponensialPn = P0 ern
Metode KomponenData
Pendukung
Metode
Komponen
Tahapan
Penghitungan
Penentuan
Asumsi Proyek
si
Asumsi
Fertilitas
Asumsi
Mortalitas
Asumsi
Migrasi
2) Geometrik :Pn = P0 (1 + r)n
3) Eksponensial : Pn = P0ern
dimana : Pn= Jumlah penduduk pada tahun nPo= Jumlah Penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan pendudukn = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)e = Bilangan pokok dari sistem logaritma natural; 2,7182818
Contoh:
7.2.2 Metode Komponen Mempertimbangkan seluruh kelompok umur Berdasarkan asumsi kecenderungan fertilitas, mortalitas, dan perpindahan
penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama 25 tahun ke depan.
Dapat dihitung secara: Manual, menggunakan asumsi-asumsi demografi (e0, ASDR, TFR, dsb) Aplikasi software (Spectrum modul Demproj, Mortpak, FivSin, dll)
Cohort-Component Projections in Context:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 182
Data Pendukung Metode Komponen• Data Penduduk pada Tahun Dasar• Angka Kelahiran (Fertilitas) : Angka fertilitas (TFR dan ASFR)• Angka Kematian (Mortalitas)
o e0 atau
o konversi dari angka IMR dengan menggunakan tabel kematian (Life
tables) model west.• Angka Migrasi (Migration Rate)
o Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar menurut jenis kelamin dan
kelompok umuro Angka migrasi netto menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Tahapan Penghitungan:1. Penentuan dan perapihan data dasar 2. Penentuan asumsi kelahiran, kematian, dan perpindahan3. Perhitungan proyeksi total4. Iterasi untuk menyamakan hasil proyeksi penduduk per provinsi menurut
umur dan proyeksi tingkat nasional menurut umur5. Perhitungan proyeksi penduduk daerah perkotaan dan perdesaan6. Perhitungan proyeksi umur tunggal
Penentuan Asumsi Proyeksi: 1) Asumsi Fertilitas
Asumsi fertilitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa lalu, kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan tingkat fertilitas, dan informasi mengenai target pencapaian tingkat fertilitas di masa yang akan datang..Asumsi fertilitas : mengikuti pola/trend periode sebelumnya dengan melakukan pembatasan limit 1,6.
TFRt = 1,6 – (1,6 – TFR0) x ert
dimana:TFRt = TFR pada tahun t
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 183
r = Rate Penurunan TFR T = Periode Proyeksi TFR0 = TFR pada tahun Dasar
2) Asumsi Mortalitas Asumsi mortalitas juga dibuat berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu, kebijakan pemerintah sehubungan dengan tingkat kematian bayi, dan informasi mengenai target pencapaian tingkat mortalitas di masa yang akan datang.Asumsi mortalitas antara laki-laki dan perempuan mempunyai perlakuan yang berbeda yaitu:
IMRtf = 4,45 – (4,45 – IMR0
f) x ert
IMRtm = 7,11 – (7,11 – IMR0
m) x ert
dimana: IMRt = Infant Mortality Rate pada tahun t r = Rate Penurunan IMR t = Periode Proyeksi IMR0 = Infant Mortality Rate pada tahun Dasar
E0tf = 78 – (78 – E0
f) x e(-rt)
E0tm = 75 – (75 – E0
m) x e (-rt)
dimana:E0t = AHH saat lahir pada tahun tr = Rate penurunan IMRt = Periode proyeksiE00 = AHH saat lahir pada tahun dasar
3) Asumsi Migrasi Menggunakan ASNMR laki-laki dan perempuan untuk tahun dasar
Misal tahun dasarnya adalah 2005 (berdasarkan SUPAS2005) untuk kelum 5-9 s/d 75+
ASNMR2005=Net migrani
P i2000+Pi
2005
2x 5
x 1.000
untuk kelum 0-4Laki-Laki
ASNMR2005=0,25xNet migran15−49
f
P0−42000+P0−4
2005
2x 5
x105205
x1.000
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 184
Perempuan
ASNMR2005=0,25xNet migran15−49
f
P0−42000+P0−4
2005
2x 5
x100205
x1.000
CHAPTER 8PROYEKSI PENDUDUK PERKOTAAN & PERDESAAN
(URBAN-RURAL GROWTH DIFFERENCE / URGD)
8.1 Definisi Perkotaan Perkotaan merupakan daerah dengan batas geografis tertentu, sehingga penduduk
perkotaan dapat bertambah karena kelahiran, kematian, dan migrasi saja. Definisi lain menyatakan bahwa batas geografis dapat berkembang secara terus-
menerus sehingga penduduk perkotaan dapat bertambah karena adanya reklasifikasi wilayah serta 3 faktor di atas.
Pada dasarnya definisi perkotaan tersebut meliputi 3 jenis, yaitu: secara administratif, ekonomi, dan geografis.
Daerah perkotaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 185
Proyeksi Penduduk Perkotaan & Perdesaan
DefinisiUrban-Rural Tujuan Urbanisasi
Definisi
Tingkat Urbanisasi
Tempo Urbanisasi
URGD
Daerah perdesaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang belum memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
8.2 Tujuan Perencanaan bidang ekonomi: prioritas pembangunan untuk jenis investasi
tertentu ditentukan berdasarkan konteks regional (metropolitan vs. non-metropolitan).
Pelaksanaan kebijakan sosial: untuk perumusan kebijakan sosial maka penduduk perkotaan sebaiknya didefinisikan sebagai mereka yang tinggal dalam batas wilayah administratif perkotaan.
Perencanaan pembangunan fisik: pengelolaan lingkungan dan arus lalu-lintas pada wilayah padat penduduk. Dalam konteks ini, lebih bermanfaat jika memproyeksikan penduduk aglomerasi.
8.3 Urbanisasi Urbanisasi adalah bertambahnya penduduk kota.Pertambahan penduduk perkotaan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
1) Pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan 2) Migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan 3) Reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan Tingkat urbanisasi
o Menunjukkan situasi urbanisasi pada suatu waktu
o Diukur melalui persentase penduduk daerah perkotaan terhadap total
penduduk pada suatu waktu. Tempo urbanisasi
o Menunjukkan tren pembangunan daerah perkotaan
o diukur dengan beberapa cara, yaitu:
Pertumbuhan tahunan penduduk perkotaan Pertambahan tahunan (annual gain) dari persentase penduduk
perkotaan Pertumbuhan tahunan dari annual gain
8.4 URGD Metode proyeksi penduduk dengan menggunakan tempo urbanisasi. Proyeksi penduduk perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk
daerah perkotaan dan perdesaan. Ukuran yang digunakan: selisih antara pertumbuhan penduduk perkotaan dengan
pertumbuhan penduduk perdesaan (Urban-Rural Growth Difference).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 186
Misalkan: T = jumlah total penduduk pada tahun t U = jumlah penduduk perkotaan pada tahun t R = jumlah penduduk perdesaan pada tahun t T’ = jumlah total penduduk pada tahun t+1 U’= jumlah penduduk perkotaan pada tahun t+1 R’ = jumlah penduduk perdesaan pada tahun t+1 u = angka pertumbuhan penduduk perkotaan r = angka pertumbuhan penduduk perdesaan d = u - r
Hubungan yg diperoleh adalah sbb:
T=U+R
T '=U '+R '
U '=U (1+u )¿U (1+r+d )
R'=R (1+r )
T '=U (1+r+d )+R (1+r )=(U+R ) (1+r )+U d=T (1+r )+U d
Sehingga:T '−U d=T (1+r )
Oleh karena itu:U 'U
=1+u
¿ (1+r )+d
¿ T '−U dT
+d
Sehingga:U '=[T '−U d+T d
T ]U=[T '+d (T−U )T ]U=[T '+d R
T ]U Data yang Diperlukan:
o Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan diasumsikan konstan o Proyeksi penduduk total untuk tahun yang bersesuaian telah tersedia
Penduduk perkotaan dikurangi dari penduduk total untuk memperoleh penduduk perdesaan
Contoh Soal:Diketahui jumlah penduduk pedesaan di kabupaten A sebagai berikut:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 187
Jika diketahui jumlah penduduk pedesaan di kabupaten A pada tahun 2001 sebesar 1.308
jiwa dan tempo urbanisasi di kabupaten A sebesar 4%,pada tahun berapa tingkat(level) urbanisasi di kabupaten A mencapai 50-an persen?
Jawaban: Langkah 1: cari populasi penduduk pedesaan dan perkotaanGunakan rumus:
U '=[T '+d RT ]U
R(t) = T(t)-U(t) Tahun
Penduduk Total
Tempo Urbanisasi (4%)
Kota Desa2001 2,454 1,146 1,3082002 2,722 1,296 1,4262003 2,944 1,429 1,5152004 3,250 1,607 1,6432005 3,651 1,838 1,813
U(2001) = T(2001)-R(2001) = 2.454 – 1.308 = 1.146
U(2002) = T (2002 )+(0,04× R (2001 ))
T (2001)×U (2001)
= 2.722+(0,04 ×1.308)
2.464× 1.146
= 1.296
Untuk perhitungan selanjutnya caranya sama,untuk mencari penduduk kota 2003 kita harus menghitung dulu penduduk desa 2002 dst.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 188
Tahun Penduduk20012002200320042005
2.4542.7222.9443.2503.651
Langkah 2 : hitung tingkat urbanisasi per tahun
Gunakan rumus : Level Urbanisasi(t) = U (t)T (t)
× 100 %
Level Urbanisasi(2001) = U (2001)T (2001)
×100 %
= 1.1462.454
× 100 %
= 46,7%
Level Urbanisasi(2002) = 47,6% Level Urbanisasi(2003) = 48,5% Level Urbanisasi(2004) = 49,4% Level Urbanisasi(2005) = 50,3%
Jadi pada tahun 2005 tingkat urbanisasi mencapai 50-an persen.
SOAL TEKNIK DEMOGRAFI II
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 189
1. Kematian maternal adalah kematian wanita pada waktu hamil sampai dengan 42 hari setelah bersalin tanpa memandang umur kehamilan yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut, kecuali...
A. Kecelakaan
B. Suatu penyakit yang berkaitan dengan kehamilan
C. Kondisi yang memburuk akibat kehamilan
D. Pertolongan persalinan
2. 1) Tidak ada pertumbuhan
2) Tingkat pertumbuhan konstan
3) Distribusi umur relatif terhadap populasi konstan
4) NRR=1
5) Kematian penduduk banyak Kondisi yang paling tepat menggambarkan suatu populasi dikatakan stabil ketika...A. 1) dan 5)
B. 2) dan 5)
C. 2) dan 3)
D. 3) dan 4)
3. Masalah-masalah yang ada dalam data ALH dan AMH antara lain sebagai berikut, kecuali...
A. Responden yang berusia lanjut biasanya melaporkan jumlah anak yang kurang dari anak yang sebenarnya
B. Lahir mati dilaporkan sebagai anak yang lahir hidup dan kemudian mati
C. Diperoleh dari ibu yang masih hidup dan yang sudah meninggal
D. Jika tingkat kematian tinggi sangat mungkin bahwa risiko kematian anak dari ibu-ibu yang sudah meninggal adalah lebih tinggi dari risiko kematian anak dari ibu-ibu yang masih hidup
4. Berikut ini indeks yang dapat digunakan untuk mengevaluasi struktur umur adalah…
A. Indeks Myer dan indeks Marshal
B. Indeks Myer dan indeks Whipple
C. Indeks UN dan indeks Fisher
D. Indeks Myer dan indeks Fisher
5. Lotka(1907) menunjukkan bahwa terdapat asumsi-asumsi yang jika belangsung dalam jangka panjang akan menyebabkan komposisi penduduk akan konstan stabil,asumsi-asumsi di bawah ini adalah benar, kecuali...
A. Hanya terjadi kelahiran dan kematian
B. Fertilitas konstan
C. Migrasi konstan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 190
D. Pertumbuhan konstan
6. Penduduk stasioner adalah...
A. Penduduk stabil dengan GRR = 1
B. Penduduk dengan pertumbuhan yang konstan
C. Penduduk dengan NRR = 1
D. Penduduk stabil dengan pertumbuhan penduduk nol
7. Sisterhood Method sebaiknya tidak digunakan jika...
A. TFR < 3
B. TFR < 4C. Ketika fertilitas meningkat signifikan
D. Ketika mortalitas menunjukkan penurunan yang signifikan
8. Cara yang tidak benar untuk mengukur tempo urbanisasi, yaitu:
A. Pertumbuhan tahunan penduduk perkotaan B. Annual gain dari persentase penduduk perkotaan
C. Pertumbuhan tahunan dari annual gain
D. Pertumbuhan tahunan dari persentase annual gain
9. Perhitungan kematian maternal secara tidak langsung salah satunya diperkirakan dari probabilitas kelangsungan hidup wanita usia subur dengan metode sebagai berikut, kecuali...
A. Metode Anak Yatim
B. Metode Duda
C. Metode Anak pertama
D. Metode Saudara Kandung
10.Metode untuk memproyeksi penduduk ada dua, yaitu:…
A. Metode intercensal dan postcensal
B. Metode aritmatik dan eksponensial
C. Metode komponen dan eksponensial
D. Metode komponen dan matematik
11.Jika diketahui rata-rata deviasi rasio umur laki-laki,rata-rata deviasi rasio umur perempuan dan rata-rata perbedaan rasio jenis kelamin dari penduduk menurut kelompok umur di kota B masing-masing adalah 4,8;5,2; dan 3,2 maka apakah tingkat keakuratan data umur dan jenis kelamin di kota B tersebut adalah…
A. Akurat
B. Tidak akurat
C. Sangat tidak akurat
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 191
D. Tidak dapat ditentukan
12.Diketahui pada tahun 2010 di kabupaten X terdapat sebanyak T total penduduk,U penduduk perkotaan,R penduduk perkotaan. Sedangkan pada tahun berikutnya total penduduk naik menjadi T’ penduduk, penduduk pedesaan menjadi R’ penduduk, penduduk perkotaan di kabupaten X menjadi U’,tempo urbanisasi di kabupaten X sebesar d. Jika nilai T,U,R, T’, R’ dan d diketahui, formula yang tepat untuk mencari banyaknya penduduk perkotaan di kabupaten X pada tahun 2011 (U’) adalah…
A. U ' = T '−R
B. U ' = (T '+dRT )U
C. U ' = (T+dRT ' )U
D. U'=(T+dU
T ' )R13.Asumsi yang mendasari pada perhitungan ASNMR penduduk umur 0-4 tahun
mengikutsertakan jumlah Migrasi net perempuan umur 15-49 tahun
A. Penduduk umur 0-4 tahun jumlahnya sama dengan penduduk perempuan umur 15-49 tahun
B. Penduduk umur 0-4 tahun mengikuti pola migrasi dari ibunya
C. Penduduk umur 0-4 tahun jumlahnya sebanding dengan penduduk perempuan umur
D. Penduduk umur 0-4 tahun cenderung tidak stabil jumlahnya
14.Diketahui dari data fiktif risiko kematian maternal selama hidup tunggal penduduk suatu daerah A pada tahun tertentu sebanyak 1 dari 10 kelahiran dan TFR-nya adalah 4,berapakah rasio kematian maternalnya?
A. (1−4√0,9 )B. (1−10√0,8 )C. (1−4√0,09 )D. (1−10√0,08 )
15.Indikator kematian maternal yang menggambarkan besarnya jumlah wanita usia subur yang terpapar terhadap komplikasi kehamilan adalah…
A. Maternal Mortality Rate
B. Maternal Mortality Ratio
C. Life Time Risk
D. Maternal Mortality Indeks
16.Indeks yang dalam mengevaluasi struktur umur pada pengukuran digit-preference hanya menggunakan digit 0 dan 5 adalah….
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 192
A. Indeks Myers
B. Indeks UN
C. Indeks Fisher
D. Indeks Whipple
17.Yang tidak termasuk komponen dalam perhitungan proyeksi penduduk menggunakan metode komponen adalah..
A. Mortalitas
B. Fertilitas
C. Migrasi
D. Jumlah penduduk menurut pekerjaan
18.Kriteria yang dilihat untuk mengklasifikasikan suatu daerah adalah perkotaan diantaranya:1) Kepadatan penduduk2) Fasilitas perkotaan3) Persentase kendaraan pribadi4) Persentase rumah tangga pertanian5) Luas wilayahKriteria yang paling tepat adalah...A. 1, 2, dan 3B. 1, 2, dan 4C. 2, 3, dan 5D. 2, 4, dan 5
19. Metode tidak langsung yang tidak dapat mengestimasi angka kematian bayi (IMR) adalah metode ….
A. BrassB. SullivanC. FeeneyD. Trussel
20. Dalam perhitungan estimasi angka kematian dalam metode Brass digunakan ki atau factor pengali yang didapat dengan cara-cara membandingkan P1/P2 atau P2/P3. Jika hasil perhitungan P1/P2 atau P2/P3 berada di luar angka-angka yang ada dalam table Multipliers factor maka yang harus dilakukan adalah ….
A. InterpolasiB. EkstrapolasiC. IterasiD. Subtitusi
21. Kelemahan dari metode Feeney adalah….A. Terlalu banyak memerlukan asumsiB. Hanya dapat mengestimasi AKBC. Perhitungannya sangat rumit
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 193
D. Tidak dapat diterapkan di Indonesia
22. Masalah-masalah yang ada dalam data ALH dan AMH antara lain sebagai berikut, kecuali:
A. Diperoleh dari ibu yang masih hidup dan yang sudah meninggal.B. Jika tingkat kematian tinggi sangat mungkin bahwa risiko kematian anak dari ibu-
ibu yang sudah meninggal adalah lebih tinggi dari risiko kematian anak dari ibu-ibu yang masih hidup.
C. Lahir mati dilaporkan sebagai anak yang lahir hidup dan kemudian mati.D. Responden yang berusia lanjut biasanya melaporkan jumlah anak yang kurang
dari anak yang sebenarnya.
23.1) Tidak ada pertumbuhan
2) Tingkat pertumbuhan konstan
3) Distribusi umur relatif terhadap populasi konstan
4) NRR=1
5) Kematian penduduk banyak Kondisi yang paling tepat menggambarkan suatu populasi dikatakan stabil ketika:
A. 1) dan 5) B. 2) dan 5) C. 3) dan 4) D. 2) dan 3)
24. Lotka(1907) menunjukkan bahwa terdapat asumsi-asumsi yang jika belangsung dalam jangka panjang akan menyebabkan komposisi penduduk akan konstan stabil,asumsi-asumsi di bawah ini adalah benar, kecuali:
A. Hanya terjadi kelahiran dan kematian
B. Fertilitas konstan
C. Migrasi konstan
D. Pertumbuhan konstan
25. Penduduk stabil adalah...
A. Penduduk stabil dengan GRR = 1
B. Penduduk dengan pertumbuhan yang konstan
C. Penduduk dengan NRR = 1
D. Penduduk stabil dengan pertumbuhan penduduk nol
26. Penduduk dengan mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk = 0 (zero growth rate) disebut dengan penduduk ….
A. StabilB. StasionerC. Dinamis
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 194
D. Konstan
27. Hasil penjumlahan dari Ro merupakan angka …A. GRRB. NRRC. TFRD. ASFR
28. Jika NRR nya bernilai positif maka nilai r nya adalahA. r =1B. r = 0C. r > 0D. r < 0
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 195
JAWABAN SOAL TEKNIK DEMOGRAFI II
1. Jawaban: A- Kematian wanita pada waktu hamil sampai dengan 42 hari setelah bersalin tanpa
memandang umur kehamilan. - Disebabkan oleh suatu penyakit yang berkaitan dengan kehamilan atau memburuk
akibat kehamilan, atau disebabkan oleh pertolongan persalinan. - Tidak termasuk kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kelalaian.
2. Jawaban: CSuatu populasi dikatakan stabil ketika,baiktingkat pertumbuhan (r) maupun distribusi umur relatif terhadap total populasi, tidak berubah dari waktu ke waktu (konstan).
3. Jawaban: CMasalah-masalah yang ada dalam data ALH dan AMH: - Diperoleh dari ibu yang masih hidup saja - Jika tingkat kematian tinggi sangat mungkin bahwa risiko kematian anak dari ibu-
ibu yang sudah meninggal adalah lebih tinggi dari risiko kematian anak dari ibu-ibu yang masih hidup yang mengakibatkan hasil perkiraan kematian anak akan lebih rendah dari yang sebenarnya
- Responden usia lanjut biasanya melaporkan jumlah anak kurang dari yang sebenarnya
- Lahir mati dilaporkan sebagai anak yang lahir hidup dan kemudian mati
4. Jawaban: BIndeks yang dapat mengevaluasi struktur umur,yaitu: 1. Indeks Whipple 2. Indeks myer 3. Indeks UN
5. Jawaban: CLotka (1907) menunjukkan bahwa jika asumsi-asumsi antara lain: Hanya terjadi kelahiran & Kematian Migrasi = 0 Fertilitas Konstan Mortalitas Konstan Pertumbuhan(r) konstan
Berlangsung dalam jangka waktu yang panjana maka komposisi penduduk akan konstan stabil. Pilihan C menyatakan bahwa migrasi konstan,jadi bukan berarti nol.
6. Jawaban: D
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 196
Penduduk stasioner adalah penduduk stabil dengan NRR = 1 atau r = 0 (zero population growth/penduduk tanpa pertumbuhan).
7. Jawaban: ASisterhood Methodsebaiknya tidak digunakan jika:o tingkat fertilitas rendah (TFR < 3) atau o ketika fertilitas menunjukkan penurunan yang signifikan atau ketika o terjadi migrasi besar-besaran.
8. Jawaban: DTempo urbanisasi dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu: - Pertumbuhan tahunan penduduk perkotaan - Pertambahan tahunan (annual gain) dari persentase penduduk perkotaan - Pertumbuhan tahunan dari annual gain
9. Jawaban: CPerkiraan kematian maternal dengan probabilitas kelangsungan hidup wanita usia subur menggunakan metode antara lain: 1. Metode Anak Yatim 2. Metode Duda 3. Metode Saudara Kandung
10. Jawaban: DMetode proyeksi penduduk ada 2 yaitu:metode matematik dan komponen.
11. Jawaban: Arata-rata deviasi rasio umur laki-laki = 4,8 rata-rata deviasi rasio umur perempuan = 5,2 rata-rata perbedaan rasio jenis kelamin = 3,2 Ditanya: tingkat keakuratan? Penyelesaian: menggunakan indeks UN
Indeks UN = (3 x rata-rata perbedaan rasio JK) + rata-rata deviasi rasio umur Laki-laki + rata-rata deviasi rasio umur Perempuan Indeks UN = (3 x 3,2) + 5,2 + 4,8=19,6
Kriteria Indeks UN: < 20 : data umur dan jenis kelamin tersebut akurat 20 – 40 : data umur jenis kelamin tersebut tidak akurat > 40 : data umur jenis kelamin tersebut sangat tidak akurat
12. Jawaban: B(Cukup Jelas). Penurunan rumusnya ada di materi modul.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 197
13. Jawaban: BAsumsi yang mendasari adalah penduduk 0-4 tahun mengikuti pola migrasi ibunya.
14. Jawaban: ADiketahui: LTR = 1 dari 10 kelahiran = 0,1 TFR = 4 Ditanya: Rasio Kematian Maternal (RKM)? Penyelesaian: RKM=1−¿
¿1−(1−0,1 )14
¿1−4√0,9
15. Jawaban: A - Maternal Mortality Rate: Menggambarkan besarnya jumlah wanita usia subur yang
terpapar terhadap komplikasi kehamilan.
- Maternal Mortality Ratio: Mencerminkan besarnya resiko suatu kehamilan
- Life Time Risk: menggambarkan resiko kematian maternal selama hidup
- Maternal Mortality Indeks : jebakan batman kekeke
16. Jawaban: D
Pembilang pada rumus indeks Whipple hanya kelipatan 0 dan 5.
17. Jawaban: DKomponen perhitungan proyeksi dengan metode komponen yaitu 1. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang merupakan hasil perapihan 2. Fertilitas 3. Mortalitas 4. Migrasi
18. Jawaban: BDaerah perkotaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
19. Jawaban B Cukup Jelas
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 198
Indeks Whipple =∑ (P25+P30+. .. +P55+P60)
1/5∑ (P23+P24+P25+. .. +P60+P61+P62 )x 100
20. Jawaban B Cukup Jelas
21. Jawaban B
Cukup Jelas
22. Jawaban A
Cukup Jelas
23. Jawaban D
Cukup Jelas
24. Jawaban C
Cukup Jelas
25. Jawaban B
Cukup Jelas
26. Jawaban B
Cukup Jelas
27. Jawaban B
Cukup Jelas
28. Jawaban C
Cukup Jelas
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 199
Kisah Motivasi Anak SekolahPagi itu, seorang guru perempuan memasuki kelasnya dengan penuh senyum. Seperti biasa, ia selalu menyapa murid-muridnya dengan sapaan yang luar biasa hebohnya. Muridnya yang kelas 1 SD itu pun antusias menjawab setiap kalimat pertanyaan yang keluar dari mulut guru mereka yang santun."Apa kabar anak-anakku semua hari ini?" sapa sang guru."Alhamdulillah, luar biasa, Allahu akbar. yes yes yes!"Kegembiraan pun kian meluap dan memacu semangat sang pelajar."Nak, coba dengarkan. Hari ini bu guru mau berbagi cerita dengan kalian. Kalian bisa mendengarkan?""Bisa, Bu..."Sang guru pun mulai bercerita.Suatu ketika, ada anak kelas satu SD bernama Yayan. Dia gembira sekali siang itu. Dia melihat keempat hasil ulangannya yang ternyata nilainya 100 semua! Dia gembiraaaa...sekali. Yayan senyum-senyum sendiri. Dalam hatinya, ia bertekad akan memberikan hasil ulangan itu kepada ibunya nanti di rumah."Tentu ibu akan sangat senang melihat nilai ulanganku." batinnya.Tahu tidak, Nak? Usai pulang sekolah, Yayan langsung pulang menuju rumahnya. Seperti biasa, ia
akan melewati rel kereta api menuju rumahnya.Namun apa yang terjadi kemudian? Dia melihat banyak orang berkerumun di tengah rel itu. Mereka tengah sibuk mengerumuni seorang wanita yang ternyata baru saja tertabrak kereta api.Yayan sangat penasaran. Dia pun ikut berkerumun. Dan ternyata, wanita yang tertabrak itu adalah seorang tukang jamu gendong. Betapa sedihnya Yayan begitu tahu bahwa tukang jamu itu tak lain ibunya sendiri.Dia menangis sejadinya karena tak bisa membendung kesedihan. Tiba-tiba saja, ia berucap dalam hati."Aku sangat mencintai ibu. Aku berjanji, sampai kapanpun aku akan belajar dengan tekun agar menjadi anak pintar dan baik. Ibu sudah membiayai sekolahku dengan susah payah, maka aku akan berusaha menjadi anak baik sampai kapanpun juga."Yayan membuka kembali hasil ulangannya lalu memperlihatkan kepada ibunya yang sudah meninggal.
Sang guru lalu berkata lagi."Nah, inti dari cerita itu apa, Nak?"Anak-anak tak ada yang menjawab."Inti dari cerita ini adalah kita harus belajar dengan tekun sampai kapanpun. KIta tak boleh menyianyiakan masa belajar kita. Karena apa? Karena orang tua kita sudah susah-payah menyekolahkan kita..."Sang guru menarap semua murid-muridnya dengan tatapan yang lembut namun tegas."Nak, kalau kita sekolah tapi masih rewel, oke tidak?" tanyanya."Tidaaaaak!""Nah, janganlah anak-anak menjadi anak yang tidak baik. Orang tua kalian semua tentu mengharapkan kalian menjadi anak yang soleh. Jadi jangan sia-siakan ya kasih sayang yang mereka berikan!""Yaaaa!""Diantara orang tua kalian semua, pasti tidak ada yang mengharapkan kalian menjadi anak yang nakal, kan?"Hampir semua siswa menggelengkan kepala.
----
Kala itu aku membersamai sang guru. Entah kenapa tiba-tiba hatiku sangat tersentuh dengan kisah sederhana itu.Aku tahu. Guru itu ingin memotivasi murid-muridnya agar selalu belajar dengan baik, menghargai jerih payah orang tua, dan selalu menyayangi mereka. Dia sama sekali tak ingin menyinggung siapapun atau ingin membuka sejarah siapapun yang telah lalu.Namun, sejarah hidupku tiba-tiba kembali terbuka. Sejarah beberapa tahun silam yang menurutku kini masih memberi teka-teki.
Sumber : http://isnaenidk.blogspot.com/2012/09/kisah-motivasi-anak-sekolah.html
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 200
CHAPTER 1
URBANISASI DAN MIGRASI
PETA KONSEP
1. MIGRASI1.1 Konsep Dasar Tentang Mobilitas dan Migrasi
a. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk adalahpergerakan penduduk secara geografis yang melewati batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode tertentu .
Pengertian tentang mobilitas yang berkaitan dengan pindah tempat tinggal (migrate) berbeda dengan pengertian tentang mobilitas berkaitan dengan gerak (move).Dalam hal ini terdapat dua kategori mobilitas yaitu mobilitas permanen dan mobilitas non permanen.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 201
URBANISASI DAN MIGRASI
Mobilitas Penduduk Vertikal ( Perubahan Status )
Merupakan perubahan status sosial yang berlaku di masyarakat. Contohnya : miskin kaya, tidak berpendidikan berpendidikan, rakyat biasa pejabat
Mobilitas Penduduk Horisontal ( Geografis )
Mobilitas Horizontal (Mobilitas Geografis) terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Mobilitas Permanen (Migrasi) yaitu Mobilitas yang melintasi batas administratif (migrasi internal), batas politik/negara (migrasi internasional), terkait dengan perubahan tempat tinggal, serta lamanya tinggal lebih dari 6 bulan (sesuai konsep penduduk)
b. Mobilitas Non-Permanen yaitu Sirkuler (gerak kembali ke tempat asal) Tidak berniat menetap
di daerah tujuan (niat kembali). Dengann rentang waktunya 1 minggu – kurang dari 6 bulan
Komuter Apabila rutin beraktifitas melintasi batas administratif, dengan waktu kurang dari 24 jam meninggalkan tempat tinggal.
b. MigrasiRozy Munir dalam Dasar-dasar demografi mengatakan bahwab Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/ negara ataupun batas administratif / batas bagian dalam suatu negara. jadi ada 2 dimensi yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi yaitu :dimensi waktu misalnya : pada SP 1961 batas waktu bagi penentuan migran adalah 3 bulan, sedangkan pada SP 1980 batasnya 6 bulan. dimensi daerah secara garis besar dibedakan perindahan antar negara , dalam negara (antar provinsi),dan lokal .
Shryock & Siegel (1971) mengacu kepada pergerakan spasial, fisik atau geografis, maka disebut juga mobilitas geografis atau mobilitas spasial. Tetapi, tidak semua pergerakan geografis dikatakan sebagai migrasi, dimana terdapat 4 aspek :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 202
Aspek Spasial Melewati batas administratif/politik: negara, propinsi, kabupaten, kecamatan, dst.
- Semakin kecil satuan unit administrasi, tingkat migrasi semakin besar
- Yang tinggal di daerah batas semakin besar kemungkinan melewati batas
- Jarak
Aspek Tempat Tinggal -Adanya perubahan tempat tinggal (usual place of residence) - Lamanya tinggal - Niat tinggal di tempat yang baru
- Berkaitan dengan konsep penduduk pada Sensus/Survei pendekatan: „usual place of residence‟ (de jure), atau „current place of residence‟ (de facto)
Aspek Waktu - Dimensi waktu dalam perpindahan sebagai batasan migrasi: o Tahun: 5 tahun, 3 tahun, 1tahun o Bulan: 6 bulan, o Mingguan, Harian - Seumur hidup (umur sekarang) - Pernah Tinggal (tidak terbatas)
Aspek Aktifitas (Non-Permanen) -Adanya perubahan tempat aktifitas sehari-hari
- Beberapa analis menyatakan bahwa mobilitas harus menyangkut tempat tinggal dan perubahan tempat aktifitas
- Tempat aktifitas berubah, tempat tinggal tidak berubah; atau tempat tinggal berubah tanpa mengubah tempat aktifitas
Catatan : Bukan termasuk migrasi, yaitu : 1. Wisata; 2. Bekerja ke luar kota; 3. Mengunjungi Famili
c. Jenis-jenis Migrasi Ada beberapa jenis Migrasi yang perlu diketahui , yaitu :
Migrasi Masuk ( In Migration )Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (Area of Destination )
Migrasi Keluar ( Out Migration )Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (Area of Origin )
Migrasi Neto ( Net Migration )
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 203
Merupakan selisi antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi masuk > migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi keluar> migrasi masuk maka disebut migrasi neto negatif.
Migrasi Bruto ( Gross Migration )Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
Migrasi Total ( Total Migration )Migrasi Total adalah seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang . migran total adalah semua orang yang pernah pindah.
Migrasi Internasional ( International Migration ) Merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara kenegara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk kesuatu negara disebut imigrasi, sedangkan jika migrasi itu keluarnya penduduk dari suatu negara disebut emigrasi.
Migrasi Semasa Hidup ( Life Time Migration )Adalah migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya.
Migrasi Parsial ( Partial Migration ) Adalah jumlah migran kesuatu daerah tujuan dari suatu daerah asal, atau dari daerah asal kesuatu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran dari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.
Arus Migrasi ( Migration Stream )Merupakan jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal kedaerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
Transmigrasi ( Transmigration ) Transmigrasi adalah salah satu bagian dari migrasi. Istilah ini memiliki arti yang sama dengan resettlement atau settlement dalam literatur. Trasmigrasi adalah pemindahan dan / kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap kedaerah lain yang ditetapkan didalam wilayah republik indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Transmigrasi diatur dengan undang-undang No 3 tahun 1972. Transmigrasi yang diselenggarakan dan diatur pemerintah disebut transmigrasi umum , sedangkan transmigrasi yang biaya perjalanannya dibiayai sendiri tetapi ditampung dan diatur oleh pemerintah disebut transmigrasi spontan atau transmigrasi swakarsa.Transmigrasiadalah perpindahan penduduk dari suatu daerah padat penduduk ke daerah lain yang tidak padat penduduk. Dengan tujuan pemerataan penduduk di suatu daerah dan mengembangkan daerah yang menjadi tujuan transmigrasi serta memberikan lapangan kerja bagi para transmigran
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 204
Sedangkan perhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria :1. Life time migration(migrasi seumur hidup) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal waktu lahir
2. Recent migration(migrasi risen)yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelum survei
3. Total migration (migrasi total), yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal waktu survei.
1.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Menurut Everest S. Lee (1969), terdapat 4 faktor seseorang melakukan migrasi :
Keterangan :1. = faktor pendorong
+ = faktor penarik
0 = faktor yang netral
1. FAKTOR YANG TERDAPAT DI DAERAH ASAL ( faktor pendorong ) - Berkurangnya sumber-sumber di daerah asal - Berkurangnya lapangan pekerjaan - Adanya tekanan/diskriminasi politik - Ketidak cocokan dengan adat/budaya tempat asal - Pekerjaan/perkawinan yang menghambat karir - Bencana alam
2. FAKTOR YANG TERDAPAT DI DAERAH TUJUAN ( faktor Penarik ) Adanya pekerjaan yang cocok
Kesempatan pendapatan yang baik
Kesempatan pendidikan yang tinggi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 205
Lingkungan yang sesuai
Ajakan orang yang diharapkan menjadi pelindung
Aktivitas yang beragam, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan.
3. FAKTOR PRIBADI(Elspeth Young; 1964) Keputusan Individu (Migrate or Stay) Karakteristik demografi: umur, jenis kelamin, peran daam keluarga
/lingkungan
Keahlian yang dimiliki: pendidikan/kemampuan
Pengetahuan yang didapat dari kesempatan yg ada ditempat asal/lain yg menarik individu tsbt untuk pindah
Keinginan/ambisi memperoleh materi lebih/gaya hidup yg berbeda
Kerabat dan saudara yg lebih dahulu pindah di tempat tujuan
4. RINTANGAN YANG MENGHAMBAT undang-undang imigrasi biaya pindah dan jarak
1.3 Teori – Teori Migrasi E.G. Ravenstein (1885, dalam Todaro 1969) tentang tingkah laku migrasi : 1. Migrasi dan jarak, artinya : a) banyak migran pada jarak yang dekat karena
keterbatasan transportasi, teknologi, dan informasi; b) migran jarak jauh lebih tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting karena informasi tentang kesempatan kerja banyak terdapat di kota.
2. Migrasi bertahap, artinya biasanya arus migrasi terarah dari desa-kota kecil-kota besar.
3. Arus migrasi utama dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya, baik dalam bentuk komuter atau sirkuler.
4. Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi. Dimana penduduk kota lebih sedikit bermigrasi dibandingkan dengan penduduk desa .
5. Wanita lebih suka bermigrasi ke daerah yang dekat 6. Migrasi dan teknologi, artinya bahwa meningkatnya sarana perhubungan,
perkembangan industri dan perdagangan akan meningkatkan migrasi. 7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi. 8. Adanya kecenderungan pola migrasi non permanen, khususnya mobilitas ulang
alik. Dalam situasi ekonomi yang terus berkembang dan disertai dengan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 206
meningkatnya sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik, arus mobilitas penduduk cenderung menunjukkan gerak yang sifatnya berulang-ulang. Sifat berulang ini dapat terjadi dalam limit waktu yang pendek sekali, misalnya dalam jangka waktu satu hari.
Lewis-Fei-Ranis (1964)Perpindahan penduduk pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan antara sektor kota yang modern dan desa yang tradisional.
Lowri (1966), tentang Gravity Model :Migrasi sebagai interaksi sosial merupakan suatu kekuatan tarik-menarik antara jumlah penduduk daerah asal dan jumlah penduduk daerah tujuan yang dihubungkan oleh jarak.
Wilbur Zelinski (1971) tentang Teori Transisi Mobilitas :1. Tahap masyarakat tradisional, dimana mobilitas permenen dan mobilitas sikuler
sangat sedikit dan terbatas .2. Tahap awal masyarakat dalam transisi yaitu terjadi mobilitas dari desa ke kota
secara besar-besaran, kolonisasi dan mungkin disertai adanya imigran dari luar serta ditandai dengan sirkulasi yang meningkat .
3. Tahap akhir masyarakat dalam transisi adalah tipe perpindahan tradisional seperti mobilitas desa kota secara berangsur-angsur menurun, kolonisasi dan emigran berjalan lambat, tetapi berbagai bentuk mobilitas meningkat baik volume maupun kompleksitasnya .
4. Tahap masyarakat maju, dimana mobilitas permanen sudah mencapai titik puncak, migrasi desa kota secara tetap berlangsung dengan volume dan intensitasnya menurun, mobilitas intra dan antar kota meningkat .
5. Tahap masyarakat pasca industri ditandai oleh menurunnya mobilitas permanen karena meningkatnya komunikasi dan mobilitas yang terjadi bersifat intra atau antar kota serta mobilitas sirkulasi semakin meningkat
Ronald Skeldon(1990) tentang Teori Transisi Mobilitas1. Masyarakat pratransisi dimana sebagian besar mobilitas yang terjadi merupakan
mobilitas non permanen walaupun begitu tidak harus mobilitas jangka pendek dan terjadi pula mobilitas permanen dalam bentuk kolonisasi ataupun pembukaan daerah pertanian baru .
2. Masyarakat transisi awal ditandai percepatan dalam mobilitas non permanen ke perkotaan, daerah perkebunan, daerah pertambangan yang bermanfaat untuk mendukung pembangunan pedesaan sehingga terjadi peningkatan pesat dalam mobilitas ke daerah baru. Juga terlihat adanya migrasi dari kota kecil ke kota menengah dengan tujuan utama ke kota besar, hingga terjadi stagnasi pada pertumbuhan kota kecil dan menengah.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 207
3. Masyarakat transisi menengah ditandai terlihat adanya migrasi dari daerah yang berdekatan dengan kota ke kota besar itu sendiri. Migrasi ini menyebabkan stagnasi pada daerah sekitar kota besar tesebut. Mobilitas dari desa ke desa menurun dan mobilitas dari kota ke kota meningkat disertai dengan mobilitas perempuan. Masyarakat transisi akhir ditandai dengan munculnya megacity, mobilitas desa kota meningkat dengan kota-kota besar sebagai tujuan utama. Migrasi tidak lagi bertahap, dari desa langsung menuju kota besar. Akibatnya proporsi penduduk pedesaan menurun.
4. Masyarakat mulai maju, dimana angka urbanisasi telah melampaui limapuluh persen dan mobilitas desa kota mulai turun. Mulai terjadi suburbanisasi dan dekonsentrasi perkotaan (peningkatan mobilitas kota besar ke daerah sekelilingnya dan penyebaran.
1.4 Ukuran Migrasi 1. Angka Mobilitasmenunjukkan perbandingan antara jumlah perpindahan
dalam suatu periode tertentu dengan jumlah penduduk yang beresiko pindah (population at risk)
Dimana : m = angka mobilitas M = Jumlah perpindahan P = Population at risk
2. Angka Migrasi Masuk (mi)menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
Dimana : mi= Angka migrasi masuk I = Jumlah migran masuk (in migrant) P = Penduduk pertengahan tahun
3. Angka Migrasi Keluar (mo) menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun
Dimana :mo= angka migrasi keluar O = Jumlah migran keluar (out migrant)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 208
P = Penduduk pertengahan tahun
4. Angka Migrasi Neto (mn)menunjukkan selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun.
Dimana :mn= angka migrasi neto P = Penduduk pertengahan tahun
5. Angka Migrasi Bruto (mb)menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan, yaitu jumlah migran masuk dan keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan per 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun
Dimana : mb= Angka Migrasi Bruto P1 = Penduduk pertengahan tahun di tempat tujuan P2 = Penduduk pertengahan tahun di tempat asal
6. Angka Migrasi Parsial Banyaknya migran ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal, atau dari suatu daerah asal ke suatu daerah tujuan per 1000 penduduk di daerah asal atau daerah tujuan
Dimana :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 209
Penggunaan data jumlah penduduk pertengahan tahun sebagai penyebut untuk migrasi digunakan jumlah penduduk hasil sensus atau survey.- Penyebut untuk migrasi seumur hidup dan migrasi total adalah penduduk 0+. - Penyebut untuk migrasi risen adalah penduduk 5+
1.5 Dinamika Migrasi Internal
Migrasi dapat meyebabkan bertambah dan berkurangnya penduduk di suatu provinsi.Peningkatan migrasi yang ditunjukkan oleh tren migrasi mengindikasikan perpindahan tempat tinggal di Indonesia semakin mudah.Migrasi Penduduk menyebabkan :- Pertumbuhan ekonomi tinggi - Meningkatnya investasi asing, investasi swasta pada proyek-proyek infrastruktur - Counter urbanisation di Jakarta, Suburbanisasi di Jabar (Botabek) Tertinggi dalam laju urbanisasi Di Indonesia, arus migrasi masih menuju provinsi-provinsi di pulau Jawa. Dan sampai saat ini, urbanisasi di kota-kota besar di Jawa terus berlangsung
CHAPTER 2URBANISASI
1.6 Konsep Urbanisasi
Urban Place : Konsep yang mengacu kepada daerah yang ditetapkan sebagai wilayah urban tanpa memandang kriteria yang digunakan dalam penentuan batas-batas wilayah urban Urban Population : Konsep yang mengacu kepada penghuni (penduduk) yang bermukim di daerah urban Urbanisasi :
Konsep ini mengacu kepada perubahan dalam persentase penduduk di perkotaan
Proses pemusatan penduduk di daerah perkotaan, disebabkan oleh migrasi desa-kota, perluasan daerah kota, perubahan klasifikasi desa/kota, tingginya natural increase (Kota-kota besar di negara berkembang)
Urbanism : Konsep ini mengacu kepada “cara hidup” (urban way of life) yang berkaitan dengan wilayah urban, mis: perdagangan, budaya, ekologi, ekonomi, pendidikan, sejarah, industri, hukum, militer, falsafah, politik, psikologi, teknologi dan berbagai aspek kehidupan lain.
1.7 Definisi Kota
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 210
1. Hoekveld (1971)
Morfologi : Perbandingan bentuk fisik kota dengan fisik perdesaan
Jumlah penduduk :Penentuan kota diukur berdasarkan jumlah penduduknya : Kota Kecil (20.000-50.000 jiwa), Kota sedang (50.000-100.000), Kota Besar (100.000-1.000.000), Kota metropolitan (1.000.000-10 juta); Kota megapolitan (11 Juta jiwa atau lebih)
Hukum : Pengertian kota dikaitkan dengan adanya hak-hak hukum tersendiri bagi penghuninya
Ekonomi :Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor non-agraris, seperti industri,perdagangan dan jasa
Sosial : Hubungan impersonal (antara penduduk secara sosial)
2. Bintarto (1971, 1977)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 211
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yg heterogen dan coraknya materialistis Kota adalah tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup, dan tempat rekreasi, sehingga kelestarian kota harus didukung oleh berbagai prasarana dan sarana yang cukup untuk jangka waktu lama
3. BLJ Berry (1965)
Struktur Kota, tdd 3 unsur, yaitu :
a) Kerangka (jaringan jalan)
b) Daging (kompleks perumahan)
c) Darah (manusia dengan gerak-gerik kegiatannya)
Darah (dalam arti luas) adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan (pasar, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dll)
4. Svend Riemer (1955) . kota terdiri dari tiga hal yaitu , konstruksi material, relasi sosial dan transportasi.
1.8 Definisi PerkotaanLima hal yg digunakan untuk menentukan daerah urban :
a. Pembagian wilayah administrasi secara nasional berdasarkan sejarah & politik b. Jumlah penduduk c. Satuan wilayah setempat d. Karakteristik khusus daerah perkotaan e. Kegiatan ekonomi yg menonjol
1.9 Teori Urbanisasi 1. Pull and Push Factor
Faktor Penarik Urbanisasi : Kehidupan kota yang lebih modern, Sarana dan prasarana kota lebih lengkap, Banyak lapangan pekerjaan di kota, Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
-Faktor Pendorong Urbanisasi : Lahan pertanian semakin sempit, Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya, Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa, Terbatasnya sarana dan prasarana di desa, Diusir dari desa asal, Memiliki impian kuat menjadi orang kaya .
2. Core – Periphery Theory Teori tentang transformasi spasial Core (pusat) : tempat terjadinya perubahan utama Periphery (pinggiran) : wilayah yang pertumbuhannya ditentukan oleh “pusat”
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 212
Perkembangan sistem kota dari situasi kesenjangan menuju keseimbangan fungsional yang terintegrasi secara spasial
Tahap I (Pre-Industrial)Permukiman berskala kecil pada masyarakat agraris yang terisolasi dan terpencar dengan tingkat mobilitas rendah .
Tahap 2 (Transisional) Kegiatan ekonomi mulai terkonsentrasi pada lokasi yang memiliki akses terbaik karena adanya akumulasi modal. Aktivitas perdagangan dan mobilitas penduduk mulai meningkat yang didorong oleh kegiatan di lokasi “pusat” .
Tahap 3 (Industrial)Biaya produksi dan harga tanah di “pusat” semakin mahal.Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masyarakat mulai menyebabkan munculnya pusat-pusat lain sehingga menimbulkan gejala dekonsentrasi. Interaksi antar lokasi semakin kuat seiring dengan membaiknya infrastruktur transportasi .
Tahap 4 (Post-industrial).Sistem perkotaan mulai terintegrasi dan kesenjangan wilayah semakin menurun.Distribusi kegiatan ekonomi pada beberapa lokasi mendorong terjadinya spesialisasi dalam hal pembagian kerja dan produksi.
2. Sukamto Rekso Hadiprojo & Todaro & Tolley dan Thomas Terdapat kaitan antara urbanisasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Namun demikian hubungan bahwa tingkat urbanisasi tinggi akan berhubungan dengan PDRB yang tinggi tidak jelas terlihat untuk provinsi-provinsi di Indonesia.
1.1 Ukuran Urbanisasi1) Tingkat Urbanisasi : Persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 213
2) Urbanisasi : Perubahan tingkat urbanisasi selama satu periode tertentu 3) Rasio penduduk perkotaan-perdesaan 4) Perubahan urbanisasi 5) Rank-Size Rule Distribution George Zipf (1949), menyusun teori ukuran
peringkat-aturan untuk menjelaskan ukuran kota-kota di suatu negara. Kota kedua dan kemudian kota-kota kecil harus mewakili proporsi kota terbesar. Contohnya jika kota terbesar di sebuah negara terdapat satu juta warga negara, kota kedua akan berisi setengah pertama, atau 500.000. Kota ketiga berisi sepertiga 333.333, keempat akan berisi -seperempat atau 250.000, dan seterusnya.
Beberapa negara 'hierarki perkotaan agak cocok dengan skema Zipf, ahli geografi berpendapat bahwa model harus dilihat sebagai model probabilitas dan penyimpangan yang diharapkan.Rank size rule merupakan besaran penduduk dari kota-kota pada suatu negara memiliki suatu pola yang menjelaskan ukuran dan rangking kota-kota tersebut dalam negara.
Dimana :Pn = jumlah penduduk pada kota dengan ranking ke-n P1 = jumlah penduduk pada kota terbesar n = ranking kotaApabila pola kuantitas penduduk kota-kota yang terdapat pada suatu negara atau wilayah mengikuti hukum yang ditetapkan Zipf, maka dapat dinyatakan bahwa kota yang menempati rangking pertama, yaitu memiliki jumlah penduduk terbesar sebagai kota yang primate
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 214
7. Digunakan untuk mengetahui kota utama di suatu negara. Dimana, Kota Utama adalah kota terbesar yang paling dominan di suatu wilayah.
8. Gini Concentration Ratio Gini Consentration Rasio menunjukkan ukuran ketimpangan populasi terhadap wilayah.Nilai Gini Gini Consentration Rasio berkisar antara 0 sampai dengan 1.Nilai koefisien gini sebesar 1 menunjukkan ketimpangan sempurna, dimana seluruh penduduk terletak di suatu wilayah dalam suatu negara, dan tidak terdapat penduduk dalam wilayah lainnya.Sedangkan nilai koefisien gini sebesar 0 menunjukkan pemerataan sempurna penduduk di wilayah-wilayah dalam suatu negara. Sehingga
dapat dinyatakan, semakin besar nilai koefisien gini berarti semakin timpang distribusi penduduk suatu negara. Rumus Gini Consentration Rasio :
dimana :Xi = Proporsi penduduk dalam suatu negara Yi = Proporsi wilayah dalam suatu Negara
1.2 Kota Primasi Kota berfungsi sbg pusat kegiatan ekonomi, sosial, politik dan budaya suatu masyarakat (masyarakat kota dan wilayah pendukung sekitarnya/ hinterland).
Sistem perkotaan yang baik di suatu negara/daerah ditandai dengan terdapatnya distribusi kota-kota yang harmonis (tidak ada kota primasi) dan terdapat pertumbuhan kota yang seimbang dan sehat (tidak terdapat kota-kota parasit)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 215
Contoh Kota Primasi : Paris, yang benar-benar mewakili dan berfungsi sebagai fokus dari Perancis. Paris mendominasi pengaruh negara dan merupakan titik fokus nasional. Ukuran kota Paris dan aktivitasnya menjadi faktor daya tarik yang kuat, membuat migrasi masuk ke kota dan menyebabkan primasi kota menjadi lebih besar dan lebih tidak proporsional ke kota-kota kecil di negara ini.
Aturan kota primasi dapat diterapkan ke daerah yang lebih kecil; misal kabupaten. Contoh : Negara Bagian California kota utama Los Angeles, dengan populasi wilayah metropolitan 16 juta, yang lebih dari dua kali lipat San Francisco dari 7 juta
Contoh Negara-negaradengan Kota Utama : Paris (9,6 juta) adalah fokus dari Perancis, sementara Marseilles memiliki
populasi 1,3 juta - London sebagai kota primasi (7 juta) sedangkan kota terbesar kedua, Birmingham, adalah rumah bagi hanya satu juta orang.
Mexico City, Meksiko (8,6 juta) Mengalahkan Guadalajara (1,6 juta) Contoh Negara-negarayang Kurangnya Kota Utama :
India yang paling padat penduduknya adalah kota Mumbai dengan 16 juta; kedua adalah Kolkata dengan lebih dari 13 juta; dan ketiga adalah kurang dari 13 juta
Memanfaatkan wilayah metropolitan penduduk daerah perkotaan di Amerika Serikat, kita menemukan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki kota utama sejati . Dengan New York City populasi wilayah metropolitan pada sekitar 21 juta, peringkat kedua Los Angeles pada 16 juta, dan bahkan peringkat ketiga Chicago di 9 juta, Amerika tidak memiliki kota utama.
1.3 Pola-Pola kota
Pola sentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung berkumpul atau berkelompok pada satu daerah atau wilayah utama. Area utama tersebut merupakan daerah yang ramai dikunjungi serta dilewati oleh banyak orang pada pagi, siang, dan sore hari namum sunyi di malam hari
Pola desentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung menjauhi titik pusat kota atau inti kota sehingga dapat membentuk suatu inti / nukleus kota yang baru.
Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang mirip dengan pola penyebaran sentralisasi namun dengan skala ukuran yang lebih kecil di mana inti kegiatan perkotaan berada di daerah utama.
Pola segresi adalah pola persebaran yang saling terpisah-pisah satu sama lain menurut pembagian sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Dan jika kita umpamakan dengan papan permainan dart atau papan target anak panah, maka pusat kota berada pada pusat papan dart atau papan target anak panah dan begitu seterusnya garis-garis lingkaran
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 216
yang mengelilinginya berurutan adalah wilayah sub urban atau sub urban, kemudian diikuti dengan daerah urban dan yang terakhir adalah daerah rural yang masing-masing memiliki sifat dan ciri-ciri tersendiri.
1.4 Dampak Urbanisasi Terhadap Ketenagakerjaan
• TPAK meningkat tajam, terutama pada kelompok usia paling produktif (15-29 tahun)
• Tingkat pengangguran yang tinggi di Kota
• Maraknya orang yang bekerja di sektor informal
• Pekerjaan yang didapat tidak sesuai bidangnya.
1.5 Ciri Pengangguran di Kota
• Komposisi berdasarkan jenis kelamin (Pr>Lk)
• Komposisi berdasarkan umur (kel usia muda)
• Tingkatan pendidikan (Pendidikan menengah)
• Tingkat pengangguran di Ibukota lebih rendah daripada tingkat pengangguran di kota-kota lain.
1.6 Sektor Formal & Informal
SEKTOR INFORMAL Mereka yang tidak bisa diklasifikasikan kedalam salah satu sektor di
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), seperti, pemulung, pekerja seks.
Orang-orang yang bekerja dilihat dari status pekerjaan:Berusaha sendiri, Pekerja tidak dibayar, Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar
Orang-orang yang cara kerjanya tidak teratur, tidak mempunyai hubungan dengan perusahaan, waktu tidak teratur, tidak ada status hukum dari usaha yang dijalankan
Menurut ILO :Mereka yang terlibat dalam sektor informal pada umumnya miskin, kebanyakan dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas vertikal. Menurut Keith Hart (Antropolog, 1970) Penghasilan dari sektor informal: sah dan tidak sah.Sah :
1. Keg. Primer dan sekunder
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 217
2. Usaha Tersier 3. Distribusi kecil-kecilan 4. Jasa Lain 5. Transaksi pribadi
Tidak sah 1. Jasa cth : pasar gelap 2. Transaksi, cth : copet
Ciri-ciri Sektor Informal di Indonesia :a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik b. Tidak memiliki izin usaha c. Pola usaha tidak teratur d. Usaha pemerintah membantu golongan lemah tidak sampai ke sektor ini e. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke sub-sektor lainnya f. Teknologi primitif \g. Modal kecil h. Tidak diperlukan pendidikan formal i. Unit usaha termasuk golongan one-man-enterprisej. Sumber modal sendiri atau badan keuangan tak resmi k. Hasil produksi umumnya dikonsumsi golongan masyarakat berpenghasilan
kecil dan menengah.
Ciri Akrivitas Informal a. Mudah untuk di masuki b. Bersandar pada sumberdaya lokal c. Usaha milik sendiri d. Kegiatannya dalam skala kecil e. Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif f. Keterampilan dapat diperoleh dari luar sistem sekolah formal g. Tidak terkena langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif
Aktifitas sektor informal pada umumnya dikesampingkan, jarang didukung, bahkan seringkali diatur oleh aturan yang ketat dan terkadang tidak diperhatikan oleh pemerintah.Sektor informal saat ini berfungsi sebagai katup pengaman ketenaga kerjaan.
SEKTOR FORMAL Ciri Aktifitas Sektor Formal :
a. Sulit untuk dimasuki b. Sering bergantung pada sumber daya luar negeri c. Pemilikannya patungan d. Kegiatannya berskala luas e. Padat modal dan sering kali menggunakan teknologi impor \
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 218
f. Membutuhkan keterampilan yang berasal dari sekolah formal, sering kali berasal dari luar negeri
g. Pasar diproteksi (tarif, kuota dan izin dagang).
SOAL LATIHAN MIGRASI DAN URBANISASI
1. Berikut ini adalah tahapan teori transisi mobilitas oleh Wilbur Zelinski (1971) :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 219
a. Tahap masyarakat tradisional → Tahap awal masyarakat dalam transisi → Tahap akhir masyarakat dalam transisi → Tahap masyarakat modern → Tahap masyarakat pasca industri
b. Tahap masyarakat awal → Tahap awal masyarakat dalam transisi → Tahap akhir masyarakat dalam transisi → Tahap masyarakat modern → Tahap masyarakat pasca industri
c. Tahap masyarakat tradisional → Tahap awal masyarakat dalam transisi → Tahap akhir masyarakat dalam transisi → Tahap masyarakat maju → Tahap masyarakat pasca industri
d. Tahap awal masyarakat dalam transisi → Tahap pertengahan masyarakat dalam transisi → Tahap akhir masyarakat dalam transisi → Tahap masyarakat maju → Tahap masyarakat pasca industri
2. Tabel Jumlah Penduduk Provinsi X Menurut Kabupaten/Kota
No Kabupaten / Kota
Jumlah Penduduk
1 A 100000 2 B 120000 3 C 5000 4 D 180000
Berapa Nilai Indeks Primasi dari Provinsi X tersebut?a. 0,7b. 0,6c. 0,8d. 0,9
3. Berikut yang bukan merupakan contoh perpindahan/pergerakan secara geografis adalah …. a. Pipit merupakan warga kabupaten Bogor, namun ia bekerja di Jakarta. Setiap
pagi ia berangkat ke Jakarta untuk bekerja dan sore harinya ia kembali ke rumahnya di Bogor.
b. Tika merupakan keluarga yang sangat sederhana dan kekurangan. Tika bekerja sebagai penjual jamu. Suatu hari Tika mendapatkan undian berhadiah berupa uang tunai sebesar 3 M. Kondisi tersebut menyebabkan keadaan keluarga Tika berubah drastis. Sekarang keluarga Tika menjadi keluarga yang serba berkecukupan.
c. Satu bulan yang lalu Ani tinggal di rumah kontrakan dekat kantornya. Namun karena rumah yang ia bangun sudah selesai, maka Ani pindah ke rumah barunya.
d. Adel bekerja di Bandung, namun ia memiliki keluarga di Cianjur. Sehingga setiap satu minggu sekali Adel pulang ke Cianjur.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 220
4. Berikut adalah pernyataan dari Ronald Skeldon:
Terjadi dekonsentrasi penduduk perkotaan
Penduduk perkotaan menyebar ke daerah perkotaan yang lebih kecil
Terjadi peningkatan arus pekerja asing
Mobilitas ulang-alik terjadi dengan pesat dan dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan tanpa mencolok
Penyataan diatas merupakan ciri dari ....
a. Masyarakat maju lanjut
b. Masyarakat mulai maju
c. Masyarakat maju super
d. Masyarakat transisi akhir
5. Dalam teori urbanisasi terdapat pull and push faktor. Yang termasuk faktor penarikurbanisasiadalah…. a. Lahan pertanian yang menyempitb. Memiliki impian yang kuat menjadi orang kaya c. Pendidikan lebih tinggi dan berkualitas d. Terbatas sarana dan prasarana
6. Ciri-ciri sistem kota yang baik di suatu negara/daerah adalah :a. Arsitektur tata kota yang baik dan dinamisb. Tidak adanya kota primasic. Terdapat banyak kota-kota parasitd. Keteraturan infrastruktur baik pemerintahan, kesehatan dan pendidikan
7. Karyawan BPS Pusat yang dipindah tugaskan ke kantor BPS provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu contoh bentuk migrasi, yang disebut … a. Transmigrasi
b. Migrasi risen
c. Migrasi Terpaksa
d. Migrasi Internal
8. Rahmia pindah ke kota X karena:- Adanya pekerjaan yang sesuai dengan minatnya- Jika bekerja di Jakarta memiliki kesempatan punya gaji yang besar- Dapat melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah- Ingin mencoba hidup dengan kultur yang berbeda
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 221
Pernyataan diatas merupakan :a. Faktor yang berasal dari kota Xb. Sebab terjadinya migrasic. Ciri-ciri migrasi internald. Faktor yang berasal dari daerah asal Rahmia
9. Di Indonesia migrasi penduduk terkonsentrasi pada pulau Jawa yang menyebabkan :a. Tidak berkembangnya daerah-daerah lainnya akibat banyaknya penduduk yang
bermigrasib. Kegiatan ekonomi, politik, industri yang terkonsentrasi di Pulau Jawa
menyebabkan ketimpangan pertumbuhan ekonomi c.Meningkatnya urbanisasi di daerah lainnyad. Memperkecil kesempatan peningkatan kesejahteraan hidup daerah diluar
Pulau Jawa
10. Jika diumpamakan dengan papan permainan dart/target anak panah, maka pusat kota berada pada pusat papan dart, dengan garis-garis lingkaran yg mengelilinginya berurutan adalah wilayah sub-urban. Kemudian diikuti dengan daerah urban dan yang terakhir adalah daerah rural yang masing-masing memiliki sifat dan ciri tersendiri. Deksripsi tersebut merupakan pola kota :
a. Pola Nukleasi
b. Pola Segresi
c. Pola Sentralisasi
d. Pola Desentralisasi
11. Yang bukan merupakan dampak dari urbanisasi adalah : a. Makin banyak diusahakan adanya pendidikan kejuruan setingkat SLTP, SLTA
bahkan setingkat perguruan tinggi yaitu adanya program non gelar bagi mereka yang ingin memiliki ilmu yang bisa dicapai dalam jangka studi yang pendek tetapi sudah mendatangkan penghasilan
b. Banyak orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal dan hidup di tempat-tempat yang tersembunyi dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat.
c. Pejabat-pejabat dinas pemerintah dinaikkan gaji dan tunjangannya mengikuti proporsi jumlah penduduk pada wilayah kerjanya
d. Jumlah perluasan fisik kota ke arah daerah tepian atau pinggiran kota yang menimbulkan permasalahan baru mengenai soal administratif pemerintahan.
12. Ada tiga komponen pertumbuhan penduduk. Yang bukan merupakan komponen pertumbuhan penduduk adalah ….
a. Urbanisasi
b. Fertilitas
c. Mortalitas
d. Migrasi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 222
13. Berikut ciri-ciri kota :
1. Penentuan kota berdasarkan jumlah penduduk
2. Membagi struktur kota menjadi beberapa unsur
3. Dibidang ekonomi didominasi oleh sector non-agraris
4. Hubungan impersonal
5. Konstruksi material,relasi social, transportasi
Yang merupakan ciri-ciri kota menurut Hoekveld (1971) :
a. 1,3,5
b. 1,2,3,5
c. 1,3,4
d. 1,4,5
14. Lima hal yg digunakan untuk menentukan daerah urban kecuali :a. Pembagian wilayah administrasi secara nasional berdasarkan sejarah & politik b. Jumlah penduduk c. Kegiatan ekonomi yg statisd. Karakteristik khusus daerah perkotaan
15. Ukuran ketimpangan distribusi populasi dan wilayah atau Gini Consentration dari
negara X diproyeksi akan tetap di kisaran angka 0,4%, artinya :
a. Ketimpangan sempurna
b. Ketimpangan kurang sempurna
c. Pemerataan cukup baik penduduk pada wilayah-wilayah di Negara X
d. Pemerataan sempurna penduduk pada wilayah-wilayah di Negara X
16. Migrasi keluar angkatan kerja potensial berusia muda dan berpendidikan dari pedesaan ke kota atau dari dalam negeri ke luar negeri yang cenderung membawa dampak negatif daerah yg ditinggalkan disebut :a. Diaspora b. Braindrain c. Remittanche d. Migrasi Parsial
17. Teori urbanisasi menurut Sukamto Rekso Hadiprojo, Todaro, Polley, dan Thomas
adalah : a. Terkait dengan PDRB per kapita b. Terkait dengan Faktor Push and Pull c. Terkait dengan transformasi spasial d. Terkait dengan transformasi social
18. (1) Tahap masyarakat maju
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 223
(2) Tahap awal masyarakat dalam transisi (3) Tahap masyarakat pasca industry (4) Tahap masyarakat tradisional (5) Tahap akhir masyarakat dalam transisi Teori yang dinyatakan Wilbur Zelinski merupakan teori transisi mobilitas yang terdiri atas lima tahapan, susunlah tahapan diatas sesuai dengan teori tersebut a. (4)-(2)-(3)-(1)-(5) b. (4)-(2)-(5)-(2)-(1) c. (4)-(2)-(5)-(1)-(3) d. (4)-(2)-(5)-(3)-(1)
19. Salah satu kebijakan publik untuk mengatasi arus urbanisasi yg membuat daerah asal lebih menarik, disebut a. Restraining b. Diversionari c. Kebijakan pintu tertutup/restrictedd. Yustis
20. Kota terdiri dari 3 hal. Salah satu unsur yang dinyatakan oleh Svend Riemer adalah …. a. Ekonomib. Darah c. Relasi sosial d. Hukum
21. Apa yang dimaksud dengan transmigrasi? a. Perpindaham yang terjadi antar negara b. Perpindahan yang terjadi dalam suatu wilayah administratif c. Perpindahan yang terjadi dari daerah ke ibukotad. Perpindahan yang terjadi dari daerah padat penduduk ke daerah lain yang tidak
padat penduduk
22. Seseorang dikatakan sebagai migrant bila tempat tinggal waktu survey berbeda dengan tempat tinggal waktu lahir merupakan salah satu criteria dari perhitungan angka migrasi yang biasa disebut …. a. Total migration b. Recent migrationc. Life time migrationd. Migration
23. Penyataan yang tidak sesuai dengan teori migrasi yang disampaikan oleh E. G. Ravenstein adalah …. a. Penduduk kota lebih banyak bermigrasi dibandingkan penduduk desa b. Arus migrasi terarah dari desa-kota kecil-kota besar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 224
c. Wanita cenderung bermigrasi ke darah yang dekat d. Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya
24. Dalam penentuan daerah urban ada beberapa hal yang harus terpenuhi, kecuali …. a. Jumlah penduduk b. Penyempitan wilayah c. Kegiatan ekonomi yang menonjold. Pembagian administrasi secara nasional bedasarkan sejarah dan politik
25. Kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asalnya disebut …. a. Kekuatan sentripetal b. Dorongan daerah asal c. Kekuatan sentrifugal d. Dorongan pribadi
26. Berikut adalah penyataan yang salah mengenai cirri pengangguran di kota adalah …. a. Laki-laki banyak menganggur dibandingkan perempuan mendominasi b. Pendidikan menengah mendominas pengangguran c. Pengangguan di ibukota lebih rendah dibandingkan pengangguran di kota lain
d. Kelompok usia muda
27. Defenisi sektor informal menurut ILO…a. Mereka yang terlibat dalam sector informal pada umumnya miskin, kebanyakan
dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas vertical.
b. Mereka yang tidak terklasifikasikan dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)
c. Mereka yang bekerja dilihat dari status pekerjaan d. Mereka yang cara bekerjanya tidak teratur, tidak memepunyai hubungan dengan
perusahaan, waktu tidak teraktur, tidak ada status hokum dari usaha yang dijalankan.
28. Dalam keputusan bermigrasi terdapat tiga faktor penting, salah satunya adalah faktor pribadi yang dinyatakan oleh Elspeth Young. Berikut yang bukan merupakan faktor pribadi yang dinyatakan oleh Elspeth Young adalah …. a. Keinginan/ambisi memperoleh materi lebih atau gaya hidup yang berbeda b. Kerabat atau saudara yang lebih dahulu pindah di tempat tujuan c. Pengetahuan yang didapat dari kesempatan yang ada ditempat asal/lain yang merik
individu untuk migrasi d. Ada pekerjaan yang cocok
29. (1) Usaha milik sendiri (2) Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif (3) Pasar diproteksi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 225
(4) Bersandar pada sumber daya local dari pernyataan diatas, yang merupakan cirri aktivitas formal adalah …. a. (1) b. (2) c. (3) d. (4)
30. Urbanism berkaitan dengan…a. Cara hidup manusia di wilayah urbanb. Wilayah urbanc. Bidang perdagangand. Bidang kesehatan
JAWABAN SOAL URBANISASI & MIGRASI
1. Jawaban CWilbur Zelinski (1971) tentang Teori Transisi Mobilitas :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 226
Tahap masyarakat tradisional, dimana mobilitas permenen dan mobilitas sikuler sangat sedikit dan terbatas
Tahap awal masyarakat dalam transisi yaitu terjadi mobilitas dari desa ke kota secara besar-besaran, kolonisasi dan mungkin disertai adanya imigran dari luar serta ditandai dengan sirkulasi yang meningkat
Tahap akhir masyarakat dalam transisi adalah tipe perpindahan tradisional seperti mobilitas desa kota secara berangsur-angsur menurun, kolonisasi dan emigran berjalan lambat, tetapi berbagai bentuk mobilitas meningkat baik volume maupun kompleksitasnya
Tahap masyarakat maju, dimana mobilitas permanen sudah mencapai titik puncak, migrasi desa kota secara tetap berlangsung dengan volume dan intensitasnya menurun, mobilitas intra dan antar kota meningkat
Tahap masyarakat pasca industri ditandai oleh menurunnya mobilitas permanen karena meningkatnya komunikasi dan mobilitas yang terjadi bersifat intra atau antar kota serta mobilitas sirkulasi semakin meningkat
2. C. 0.8Pembahasan :
Rumus Indeks Primasi :K1
K2+K3+K4
PI = 180000/(120000+100000+5000) PI = 0,8
3. Jawaban : BPerpindahan secara geografis/horizontal terbagi menjadi dua, yaitu : Mobilitas Permanen (Migrasi)
Mobilitas yang melintasi batas administratif (migrasi internal), batas politik/negara (migrasi internasional), terkait dengan perubahan tempat tinggal, serta lamanya tinggal lebih dari 6 bulan (sesuai konsep penduduk) 2 3 4
Mobilitas Non-Permanen- Sirkuler (gerak kembali ke tempat asal)
Tidak berniat menetap di daerah tujuan (niat kembali). Dengann rentang waktunya 1 minggu – kurang dari 6 bulan
- KomuterApabila rutin beraktifitas melintasi batas administratif, dengan waktu kurang dari 24 jam meninggalkan tempat tinggal
4. Jawaban : A
Ronald Skeldon (1990) tentang Teori Transisi Mobilitas : Masyarakat pratransisi dimana sebagian besar mobilitas yang terjadi merupakan
mobilitas non permanen walaupun begitu tidak harus mobilitas jangka pendek dan terjadi pula mobilitas permanen dalam bentuk kolonisasi ataupun pembukaan daerah pertanian baru
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 227
Masyarakat transisi awal ditandai percepatan dalam mobilitas non permanen ke perkotaan, daerah perkebunan, daerah pertambangan yang bermanfaat untuk mendukung pembangunan pedesaan sehingga terjadi peningkatan pesat dalam mobilitas ke daerah baru. Juga terlihat adanya migrasi dari kota kecil ke kota menengah dengan tujuan utama ke kota besar, hingga terjadi stagnasi pada pertumbuhan kota kecil dan menengah
Masyarakat transisi menengah ditandai terlihat adanya migrasi dari daerah yang berdekatan dengan kota ke kota besar itu sendiri. Migrasi ini menyebabkan stagnasi pada daerah sekitar kota besar tesebut. Mobilitas dari desa ke desa menurun dan mobilitas dari kota ke kota meningkat disertai dengan mobilitas perempuan
Masyarakat transisi akhir ditandai dengan munculnya megacity, mobilitas desa kota meningkat dengan kota-kota besar sebagai tujuan utama. Migrasi tidak lagi bertahap, dari desa langsung menuju kota besar. Akibatnya proporsi penduduk pedesaan menurun.
Masyarakat mulai maju, dimana angka urbanisasi telah melampaui limapuluh persen dan mobilitas desa kota mulai turun. Mulai terjadi suburbanisasi dan dekonsentrasi perkotaan (peningkatan mobilitas kota besar ke daerah sekelilingnya dan penyebaran pertumbuhan penduduk perkotaan). Mobilitas non permanen terutama mobilitas ulang alik lebih meningkat.
Masyarakat maju lanjut, ditandai terjadinya dekonsentrasi penduduk perkotaan. Penduduk perkotaan menyebar kedaerah perkotaan yang lebih kecil dan terjadi peningkatan arus pekerja asing terutama migran dari negara tahap empat. Mobilitas ulang-alik terjadi dengan pesat dan dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan tanpa perbedaan mencolok.
Masyarakat maju super ditandai adanya teknologi tinggi termasuk teknologi informasi. Bahwa mobilitas permanen berkurang dan mobilitas non permaen terutama mobilitas ulang alik meningkat. Sistem komunikasi mengantikan sistem transportasi, orang tak perlu lagi berpindah tempat untuk dapat saling berkomunikasi.
5. Jawaban :BPull and Push Faktor Faktor Penarik Urbanisasi : Kehidupan kota yang lebih modern, Sarana dan
prasarana kota lebih lengkap, Banyak lapangan pekerjaan di kota, Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas.
Faktor Pendorong Urbanisasi : Lahan pertanian semakin sempit, Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya, Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa, Terbatasnya sarana dan prasarana di desa, Diusir dari desa asal, Memiliki impian kuat menjadi orang kaya.
6. Jawaban : BSistem perkotaan yang baik di suatu negara/daerah ditandai dengan:
terdapatnya distribusi kota-kota yang harmonis (tidak ada kota primasi) dan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 228
terdapat pertumbuhan kota yang seimbang dan sehat (tidak terdapat kota-kota parasit)
7. Jawaban : D
Migrasi Internal = perpindahan yang terjadi dalam satu negara, misalnya antarpropinsi, antar kota/kabupaten, migrasi perdesaan ke perkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten, seperti kecamatan, kelurahan dan seterusnya. Jenis migrasi yang terjadi antar unit administratif selama masih dalam satu Negara
8. Jawaban : ACUKUP JELAS
9. Jawaban : BDi Indonesia, arus migrasi masih menuju provinsi-provinsi di pulau Jawa. Dan sampai saat ini, urbanisasi di kota-kota besar di Jawa terus berlangsung.
Migrasi Penduduk menyebabkan :- Pertumbuhan ekonomi tinggi - Meningkatnya investasi asing, investasi swasta pada proyek-proyek
infrastruktur
10. Jawaban : B Pola sentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung berkumpul
atau berkelompok pada satu daerah atau wilayah utama. Area utama tersebut merupakan daerah yang ramai dikunjungi serta dilewati oleh banyak orang pada pagi, siang, dan sore hari namum sunyi di malam hari
Pola desentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung menjauhi titik pusat kota atau inti kota sehingga dapat membentuk suatu inti / nukleus kota yang baru.
Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang mirip dengan pola penyebaran sentralisasi namun dengan skala ukuran yang lebih kecil di mana inti kegiatan perkotaan berada di daerah utama.
Pola segresi adalah pola persebaran yang saling terpisah-pisah satu sama lain menurut pembagian sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Dan jika kita umpamakan dengan papan permainan dart atau papan target anak panah, maka pusat kota berada pada pusat papan dart atau papan target anak panah dan begitu seterusnya garis-garis lingkaran yang mengelilinginya berurutan adalah wilayah sub urban atau sub urban, kemudian diikuti dengan daerah urban dan yang terakhir adalah daerah rural yang masing-masing memiliki sifat dan ciri-ciri tersendiri.
11. Jawaban : CUrbanisasi memiliki dampak terhadap berbagai sektor kehidupan antara lain : Dalam sektor ekonomi, struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi, bermacam-
macam usaha di bidang transportasi, perdagangan dan jasa timbul dari mereka yang
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 229
bermodal besar, terutama timbulnya kegiatan di sektor informal Perkembangan di bidang wiraswasta juga nampak meluas, misalnya saja peternakan
telur ayam, peternakan telur bebek, dan lain-lain serta kegiatan di bidang kerajinan tangan untuk kepentingan pariwisata dan masih banyak lagi
Dalam bidang pendidikan makin banyak diusahakan adanya pendidikan kejuruan setingkat SLTP, SLTA bahkan setingkat perguruan tinggi yaitu adanya program non gelar bagi mereka yang ingin memiliki ilmu yang bisa dicapai dalam jangka studi yang pendek tetapi sudah mendatangkan penghasilan
Jumlah perluasan fisik kota ke arah daerah tepian atau pinggiran kota yang menimbulkan permasalahan baru mengenai soal administratif pemerintahan
12. Jawaban : A
Yang merupakan komponen pertumbuhan penduduk adalah fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
.
13. Jawaban : C
Morfologi : Perbandingan bentuk fisik kota dengan fisik perdesaan
Jumlah penduduk :Penentuan kota diukur berdasarkan jumlah penduduknya : Kota Kecil (20.000-50.000 jiwa), Kota sedang (50.000-100.000), Kota Besar (100.000-1.000.000), Kota metropolitan (1.000.000-10 juta); Kota megapolitan (11 Juta jiwa atau lebih)
Hukum : Pengertian kota dikaitkan dengan adanya hak-hak hukum tersendiri bagi penghuninya
Ekonomi :Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor non-agraris, seperti industri,perdagangan dan jasa
Sosial : Hubungan impersonal (antara penduduk secara sosial)
14. Jawaban : C
CUKUP JELAS
15. Jawaban : C
CUKUP JELAS
16. Jawaban :BDiaspora
Diaspora merupakan perpindahan atau penyebaran orang-orang secara sukarela atau terpaksa dari kampung, kota, bahkan negara atau halaman tempat dilahirkan ke daerah-daerah jarang penduduk yang mau dijajah dan semua terjadi hanya demi fokus pembangunan Politik, dan Ekonomi bukan pada pembangunan manusianya Istilah diaspora(bahasa Yunani kuno ιασπορά, “penyebaran atau penaburan benih”) digunakan untuk merujuk kepada bangsa atau penduduk etnis manapun yang terpaksa atau terdorong untuk meninggalkan tanah air etnis tradisional mereka; penyebaran
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 230
mereka di berbagai bagian lain dunia, dan perkembangan yang dihasilkan karena penyebaran dan budaya mereka Hubungan Diaspora dengan Migrasi :Diaspora merupakan perpindahan atau penyebaran penduduk atau orang-orang dari daerah asal ke daerah lain (tujuan) sehingga diaspora memiliki hubungan yang sangat erat dengan migrasi atau dapat dikatakan migrasi terjadi karena proses diaspora. Orang-orang yang termasuk diaspora dapat dikatakan sebagai migran karena orang-orang tersebut melakukan perpindahan dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Contoh :Diaspora Asia Tenggara mencakup jutaan orang di Suriname, Afrika Selatan, Trinidad, dan Tobago, Guyana, Jamaika, Mauritius, Fiji, Singapura, Malaysia dan negara-negara lainnya yang meninggalkan India Britania pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, serta jutaan orang yang telah pindah ke Australia, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, Britania Raya danUni Emirat Arab dalam beberapa dasawarsa terakhir
Braindrain Brain drain didefinisikan sebagai perpindahan sejumlah Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dari daerah asalnya menuju daerah lain yang lebih maju. Misalnya para dokter terlatih, para teknisi berpengalaman, para mahasiswa terbaik, dan para pakar IPTEK Contoh :Pada jaman Orde Baru Soeharto ketika banyaknya mahasiswa berprestasi yang dikirim belajar ke luar negara atas inisiatif B.J. Habiebie (ketika itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi), banyak yang tidak kembali lagi ke tanah air.Tahun 1990-an, ketika Habibie memulai mengirimkan para remaja potensial lulusan SMA ke LN, “brain drainer” dari Indonesia pun melonjak.Tahun 1990-an US mengalami masa keemasan ekonomi.Gaji tinggi dan berbagai insentif ditawarkan bagi SDM imigran yang ahli dan berprestasi yang dapat berkontribusi besar bagi kemajuan negeri Paman Sam ini. Tentu ini juga berlaku bagi para mahasiswa Indonesia di sana. Ketika krisis multidimensional terjadi pada tahun 1998, banyak mahasiswa yang sudah lulus sekolah lebih bertahan memilih di LN.
RemitansRemitans menurut Curson (1981) merupakan pengiriman uang, barang, ide-ide pembangunan dari perkotaan ke pedesaan dan merupakan instrumen penting dalam kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat. Dari segi ekonomi keberadaan remitan sangatlah penting karena mampu meningkatkan ekonomi keluarga dan juga untuk kemajuan bagi masyarakat penerimanya Remitan dalam konteks migrasi di negara-negara sedang berkembang merupakan bentuk upaya migran dalam menjaga kelangsungan ikatan sosial ekonomi dengan daerah asal, meskipun secara geografis mereka terpisah jauh. Selain itu, migran mengirim remitan karena secara moral maupun sosial mereka memiliki tanggung jawab terhadap keluarga yang ditinggalkan (Curson,1983)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 231
Contoh :TKI Indonesia di Arab Saudi mengirimkan uang hasil kerjanya kepada keluarga di kampung halamannya.
Migrasi parsial adalahmigrasi ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal, atau dari suatu daerah asal ke suatu daerah tujuan.
17. Jawaban : ATerkait dengan PDRB Per Kapita Teori Urbanisasi menurut Sukamto Rekso Hadiprojo & Todaro & Tolley dan Thomas: Terdapat kaitan antara urbanisasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Namun demikian hubungan bahwa tingkat urbanisasi tinggi akan berhubungan dengan PDRB yang tinggi tidak jelas terlihat untuk provinsi-provinsi di Indonesia.
18. Jawaban : CSUDAH JELAS
19. Jawaban : ACUKUP JELAS
20. Jawaban : CMenurut Svend Riemer, kota terdiri dari tiga hal, yaitu konstruksi material, relasi sosial, dan transportasi.
21. Jawaban : DCUKUP JELAS
22. Jawaban : CPerhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria :1. Life time migration(migrasi seumur hidup) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal waktu lahir
2. Recent migration(migrasi risen)yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelum survei.
3. Total migration (migrasi total), yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal waktu survei.
23. Jawaban :A E.G. Ravenstein (1885, dalam Todaro 1969) tentang tingkah laku migrasi :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 232
Migrasi dan jarak, artinya : a) migran jarak dekat disebabkan karena keterbatasan transportasi, teknologi, dan informasi; b) migran jarak jauh lebih tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting karena informasi tentang kesempatan kerja banyak terdapat di kota.
Migrasi bertahap yaitu arus migrasi terarah dari desa-kota kecil-kota besar. Arus migrasi utama dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama
menimbulkan arus balik penggantiannya, baik dalam bentuk komuter atau sirkuler.
Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi. Dimana penduduk kota lebih sedikit bermigrasi dibandingkan dengan penduduk desa.
Wanita lebih suka bermigrasi ke daerah yang dekat. Migrasi dan teknologi, artinya bahwa meningkatnya sarana perhubungan,
perkembangan industri dan perdagangan akan meningkatkan migrasi. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi. Adanya kecenderungan pola migrasi non permanen, khususnya mobilitas
ulang alik. Dalam situasi ekonomi yang terus berkembang dan disertai dengan meningkatnya sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik, arus mobilitas penduduk cenderung menunjukkan gerak yang sifatnya berulang-ulang. Sifat berulang ini dapat terjadi dalam limit waktu yang pendek sekali, misalnya dalam jangka waktu satu hari.
24. Jawaban :BLima hal yg digunakan untuk menentukan daerah urban : Pembagian wilayah administrasi secara nasional berdasarkan sejarah & politik Jumlah penduduk Satuan wilayah setempat Karakteristik khusus daerah perkotaan kegiatan ekonomi yg menonjol
25. Jawaban : C
CUKUP JELAS
26. Jawaban :ACIRI-CIRI PENGANGGURAN DI KOTA Komposisi berdasarkan jenis kelamin (Pr>Lk) Komposisi berdasarkan umur (kel usia muda) Tingkatan pendidikan (Pendidikan menengah) Tingkat pengangguran di Ibukota lebih rendah daripada tingkat pengangguran di
kota-kota lain.
27. Jawaban : A Sector informal menurut ILO :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 233
Mereka yang terlibat dalam sektor informal pada umumnya miskin, kebanyakan dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas vertikal.
28. Jawaban : DFAKTOR PRIBADI : (Elspeth Young; 1964) Keputusan Individu (Migrate or Stay) Karakteristik demografi: umur, jenis kelamin, peran dalam keluarga /lingkungan Keahlian yang dimiliki: pendidikan/kemampuan Pengetahuan yang didapat dari kesempatan yg ada ditempat asal/lain yg menarik
individu tsbt untuk pindah Keinginan/ambisi memperoleh materi lebih/gaya hidup yg berbeda Kerabat dan saudara yg lebih dahulu pindah di tempat tujuan
29. Jawaban : CCiri Aktifitas Sektor Formal :- Sulit untuk dimasuki - Sering bergantung pada sumber daya luar negeri - Pemilikannya patungan
- Kegiatannya berskala luas - Padat modal dan sering kali menggunakan teknologi impor - Membutuhkan keterampilan yang berasal dari sekolah formal, sering kali berasal dari luar negeri - Pasar diproteksi (tarif, kuota dan izin dagang)
30. Jawaban : ACUKUP JELAS
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 234
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 235
SUSAHNYA MENGGAPAI CITA-CITAOleh Kholifah Syahrotul H
dirinyaEngkau terbangun dari tidurmuKau persipkan masa depanmuUntuk dapat merubah hidup
Meski...Lebih dari satu sungai kau sebrangiKau melangkah majuDengan wajah ceriamu
Saat siang beranjak keperaduanKau pulang membawa masa depanmu Meski...Tetes demi tetes Keringat berjatuhanKau pantang akan kekalahanDan terus berjuang Meski...Halang rintang datang menerjangAdvertisement
SUSAHNYA MENGGAPAI CITA-CITAOleh Kholifah Syahrotul H
Saat senja menampakan dirinyaEngkau terbangun dari tidurmuKau persipkan masa depanmuUntuk dapat merubah hidup
Meski...Lebih dari satu sungai kau sebrangiKau melangkah majuDengan wajah ceriamu
Saat siang beranjak keperaduanKau pulang membawa masa depanmu Meski...Tetes demi tetes Keringat berjatuhanKau pantang akan kekalahanDan terus berjuang Meski...Halang rintang datang menerjang
Successful people live well, laugh often, and love much. They've filled a niche and accomplished tasks so as to leave the world better than they found it, while looking for the best in others, and giving the best they have.
R alph Waldo Emerson ~
CHAPTER 1KESEHATAN REPRODUKSI
Secara etimologi, re = kembali, produksi = membuat atau menghasilkanJadi, reproduksi memiliki arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Reproduksi memiliki dua rumusan persoalan : reproduksi biologi dan sosial.
Reproduksi biologi berkaitan dengan seksualitas untuk melakukan regenerasi misalnya melahirkan anak, perempuan melakukan hubungan dengan laki-laki sebagai bagian dari reproduksi biologis.
Reproduksi sosial adalah fungsi seksualitas yang berhubungan dengan peran sosial. Definisi Kesehatan Reproduksi (WHO,1992;Family and Reproductive Health) adalah
suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta bukan semata-mata terbebas dari penyakit/kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 236
FERTILITAS DAN MORTALITAS
Kesehatan Reproduksi
Definisi Reproduksi
Rumusan Persoalan
Definisi Kesehatan Reproduksi
Proses Reproduksi
Tujuan Program Kesehatan Reproduksi
Syarat Reproduksi Sehat
Reproduksi Biologi
Reproduksi Sosial
WHO (1992:Family and Reproduktive Health)
Cakupan Kesehatan Reproduksi
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kartono (1995), cakupan kesehatan reproduksi :1. Kesehatan masa remaja, secara biologis kehidupan seksualnya mulai aktif dan
mengalami haid bagi wanita2. Kesehatan pada masa usia subur, pada waktu hamil dan tidak sedang hamil3. Kesehatan pada masa menopause
Proses reproduksi adalah praktek-praktek yang dilakukan oleh individu atau pasangan usia subur yang meliputi persetubuhan, pembuahan (conseption), dan kehamilan (pregnancy/gestasion)
Tujuan utama/umum program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.
Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan 4 tujuan khusus, yaitu : 1. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksi 2. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi 3. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya 4. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah anak, dan jarak kehamilan. Pengetahuan kesehatan reproduksi adalah pengetahuan dasar tentang kondisi sehat
dari fungsi, sistem, dan alat reproduksi. Prasyarat reproduksi sehat (fisik, mental, sosial) :
1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis, diantaranya : rongga pinggul cukup (perempuan), testis baik (laki-laki), kelenjar endokrin/hormon baik.
2. Perempuan hamil memerlukan jaminan untuk dapat melewati masa tersebut dengan aman,
3. Landasan psikis yang memadai yaitu perkembangan emosi baik.4. Bebas dari kelainan/penyakit yang langsung/tidak langsung mengenai organ
reproduksi, seperti infeksi menular seksual, gangguan hormonal dan dampak pencemaran lingkungan.
Empat faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu faktor sosial-ekonomi dan demografi, faktor budaya dan lingkungan, faktor psikologis, dan faktor biologis.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 237
CHAPTER 2
PERILAKU SEKSUAL
Perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku (Wahyudi, 2000)
Konsep Seksualitas Zawid (1994), kata seks sering digunakan dalam dua hal, yaitu :
1. Aktivitas seksual genital 2. Sebagai label jender (jenis kelamin)
Michael (1984) membagi sikap dan keyakinan individu tentang seksualitas menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Tradisional : keyakinan keagamaan selalu dijadikan pedoman bagi perilaku seksual mereka. Dengan demikian, homoseksual, aborsi dan hubungan seks pranikah dan di luar nikah selalu dianggap sebagai sesuatu yang salah.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 238
Perilaku Seksual
Konsep Seksualitas
Dimensi Seksualitas
Davis and Blake (1956) Teori Intermediate Variable
Teori Proximate Determinant Bongaarts
and J.Potter
Variabel Ekspresi Seksual
Zawid (1994)
Michael (1984)
Myles (1993)
WHO (1975)
Variabel Hubungan Kelamin (Intercourse
Variable)
Variabel Pembuahan (Conception Variabel)
Variabel Kehamilan (Gestation Variable)
Transeksual
Transvetit
2. Relasional : berkeyakinan bahwa seks harus menjadi bagian dari hubungan saling mencintai, tetapi tidak harus dalam ikatan pernikahan.
3. Rekreasional : menyatakan bahwa kebutuhan seks tidak ada kaitannnya dengan cinta.
Myles (1993) : seksualitas merupakan sebuah proses yang berlangsung secara terus menerus sejak seorang bayi lahir sampai meninggal, sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara aspek fisik (sistem reproduksi) dengan aspek psikis dan sosial yang muncul dalam bentuk perilaku, serta merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
WHO (1975) mendefinisikan kesehatan seksual sebagai pengintegrasian aspek romatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta.
Dimensi SeksualitasPerry & Potter (2005) dimensi seksualitas :1. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima di dalam kultur.
2. Dimensi Agama & EtikSeksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik.
3. Dimensi PsikologisSeksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua.
4. Dimensi BiologisSeksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang ditentukan pada masa konsepsi.
Dasar teori menurut Kingsley Davis dan Judith Blake (1956), bahwa variabel yang langsung mempengaruhi fertilitas disebut variabel antara / intermediate variable, yaitu :1. Variabel hubungan kelamin (intercourse variable), meliputi :
Umur mulai hubungan kelamin
Selibat permanen (pantang berhubungan seksual)
Lamanya status kawin
Abstinensi sukarela (sengaja tidak melakukan hubungan kelamin)
Abstinensi terpaksa (tidak memungkinkan melakukan hubungan kelamin, seperti karena sakit, hamil atau suami jauh)
Frekuensi senggama 2. Variabel pembuahan (Conception Variable)
Fekunditas/infekunditas oleh hal-hal yang tidak disengaja
Pemakaian alat kontrasepsi
Fekunditas/infekunditas oleh faktor-faktor yang disengaja seperti sterilisasi 3. Variabel kehamilan (Gestation variable)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 239
Mortalitas janin karena faktor-faktor yang disengaja (misal aborsi)
Mortalitas janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja (misal keguguran)
Dari 11 variabel tersebut, Bongaarts (1978,1980) dan J.Potter (1983) mengidentifikasikan variabel yang mudh dioperasionalkan. Teorinya dikenal sebagai faktor-faktor penentu fertilitas/Proximate Determinant, yaitu : 1. Pola perkawinan 2. Pemakaian kontrasepsi dan efektivitasnya 3. Aborsi sengaja 4. Post-partum infecundability, termasuk pola menyusui 5. Frekuensi senggama 6. Aborsi tidak sengaja 7. Sterilitas
Variasi dalam ekspresi seksual : a. Transeksual : orang yang identitas seksual atau jendernya berlainan dengan seks
biologisnya. Seorang pria mungkin berpikir tentang dirinya sebagai seorang wanita dalam tubuh pria, atau seotang wanita mungkin menggambarkan dirinya sebagai pria yang terperangkap dalam tubuh wanita. Perasaan “terperangkap” ini disebut juga “disforia jender”.
b. Transvetit : pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita untuk pemuasan psikologis dan seksual.
CHAPTER 3
PENYIMPANGAN SEKSUAL
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 240
Penyimpangan Seksual
Teori
Penyebab
Pengertian
Dampak
Jenis
Tangri,Burt dan Johnson
Farley
Aspek Medis
Aspek Sosial-Psikologis
Penyimpangan seksual adalah aktvitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya.
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
Teori mengenai penyimpangan seksual 1. Tangri, Burt, dan Johnson : mengkategorikan tiga teori dalam menganalisis
pelecehan seksual, yaitu teori biologis/alamiah, teori sosiokultural, dan teori organisasional.
2. Farley : sex-role spillover bahwa laki-laki dan perempuan dibesarkan sedemikian rupa dalam suatu ekspektasi sosiokultural yang mereka pada tumbuhnya karakteristik feminim pada perempuan dan maskulin pada laki-laki.
Dampak penyimpangan seksual :1. Aspek medis : penyakit menular seksual, infeksi alat reproduksi, HIV, dll.2. Aspek sosial-psikologis : rendahnya kualitas mental, kualitas kesehatan
reproduksi, kualitas keberfungsian keluarga, kualitas ekonomi keluarga, kualitas pendidikan, kualitas partisipasi dalam pembangunan.
Beberapa jenis penyimpangan seksual : homoseksual, sadomasokisme, ekshibisionisme, voyeurisme, fetishisme, pedophilia, bestially, sodomi, zoophilia, dsb.
CHAPTER 4
KEHAMILAN
Hamil : mengandung janin dalam rahim, karena sel telur dibuahi spermatozoa.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 241
Kehamilan
Pengertian
Konsepsi/Fertilitas
Migrasi
Proses Kehamilan
Ovulasi
Nidasi/Implantasi
Tumbuh Kembang
3 Triwulan Kehamilan
Kehamilan : hal atau keadaan hamil (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Istilah medis kehamilan :
Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil. Primigravida adalah seorang ibu yang sedang hamil untuk pertama kali. Multigravida adalah seorang ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5 kali.
Proses kehamilan meliputi proses : 1. Ovulasi : proses pelepasan ovum. Selama masa subur yang berlangsung 20-35
tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2. Migrasi antara spermatozoa dan ovum di tuba fallopi 3. Konsepsi/fertilitas yakni pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan
pertumbuhan zigot 4. Nidasi atau implantasi pada uterus : menempel ke dinding rahim.5. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu :1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,2. Triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, 3. Triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan
Waspodo, 2007. p. 89).
CHAPTER 5
HIV/AIDS
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 242
HIV/AIDS Riwayat Perjalanan/Masa
Inkubasi HIV
Cara Masuk & Cara Kerja Virus HIV
Pengertian
Definisi AIDS
Media Penularan & Penyebaran
Masa Jendela
Masa Tanpa Gejala
Masa Dengan Gejala
Stadium AIDS
AIDS (Acuirade Immune Deficiency Syndrome) atau juga disebut sindrom cacat kekebalan tubuh dapatan, merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus merupakan partikel yang sangat kecil dibandingkan bakteri. Virus berukuran 10-400 nm. HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS dengan cara menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh. Bentuknya bulat, mempunyai diameter lebih kurang 100 angstrom unit atau sama dengan sepersepuluh ribu milimeter dimana hanya akan menempel pada sel yang memiliki kesamaan membran dengannya. Dimana pada manusia biasanya menemple pada sel limfosit.
Cara masuk dan cara kerja virus HIVTahapan :
1. Virus HIV masuk kedalam tubuh melalui perantara cairan darah, vagina dan air susu ibu. Virus ini kemudian berada pada aliran darah dan mencari sel sasarannya (sel limfosit) tanpa terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Virus HIV menemukan sel limfosit dan mendekati reseptor CD-46 yang ada pada membran sel limfosit.
3. Setelah virus HIV masuk ke sel limfosit maka terjadi perubahan RNA virus menjadi DNA. Dimana pada tahap inilah virus HIV melepaskan informasi keturunannya ke dalam sel limfosit.
4. Informasi keturunan yang dilepaskan virus HIV pada akhirnya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sel limfosit.
5. Virus HIV ynag melepaskan informasi keturunannya kepada sel limfosit membuat sel itu terinfeksi HIV untuk selama-lamanya.
6. DNA virus HIV masuk ke dalam inti sel limfosit dan berintegrasi dengan DNA sel limfosit, sehingga menjadi bagian dari DNA sel itu.
7. Virus HIV kemudian menggunakan alat-alat yang dimiliki sel limfosit untuk memproduksi viru-virus baru.
8. Hasil translasi pada tahap 7 menghasilkan protein-protein virus yang kemudian dibungkus dan dikeluarkan melalui membran sel. Terbentuklah virus baru yang siap menginfeksi sel limfosit lain.
Riwayat perjalanan atau masa inkubasi HIV Riwayat perjalanan atau masa inkubasi HIV sangat lama yaitu kurang lebih 10 tahun. Begitu masuk dalam tubuh manusia, virus HIV tidak serta merta menyerang organ tersebut dengan ganas sampai akhirnya meninggal. Keterangan : 1. Masa jendela : pada masa 1-6 bulan setelah tertular, tubuh belum membentuk
antibodi secara sempurna, sehingga tes darah belum menunjukkan bahwa orang tersebut tertular HIV.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 243
2. Masa tanpa gejala (HIV+) : waktu 5-10 tahun dimana tes darah telah menunjukkan adanya antibodi HIV dalam darah, positif HIV. Dimana pada masa ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang tersebut menderita HIV.
3. Masa dengan gejala a. Gejala infeksi HIV pada awalanya sulit dikenali karena seringkali mirip
dengan penyakit ringan sehari-hari, seperti flu, diare, dll. b. Kadang-kadang dalam enam minggu pertama setelah kontak penularan timbul
gejala tidak khas seperti demam yang tidak henti, rasa letih, sakit sendi, pembengkakan pada kelenjar getah bening.
c. Pada tahun kelima atau keenam, tergantung masing-masing penderita. Mulia timbul diare berulang, penurunan berat badan secara signifikan serta timbul sariawan dimulut secara terus-menerus.
d. Kemudian pada tahap lanjut akan terjadi penurunan berat badan secara signifikan serta cepat, disertai diare terus-menerus dan panas yang hilang timbul.
4. Stadium AIDS, timbul penyakit AIDS simana sistem kekebalan tubuh sudah menurun dan sudah tidak ada lagi perlawanan terhadap penyakit, bahkan penyakit yang tidak berbahaya pun akan menjadi penyakit yang mematikan.
Definisi AIDS Acquired (didapat) : artinya ditularkan dari orang yang telah mengidap infeksi HIV, bukan keturunan. Immune (kebal) : sistem pertahanan yang tidak lagi berfungsi. Deficiency (kekurangan) : keadaan yang tidak normal Syndrome (sindrom) : suatu kumpulan gejala yang didapatkan secara bersamaan.
Media penularan dan penyebaran HIV dan AIDS 1. Cairan darah :
a. Melalui transfusi darah b. Pemakaian jarum suntik yang tidak disterilkan c. Pemakain jarum suntik berulang kali untuk kegiatan lain
2. Cairan sperma dan cairan vagina Melalui hubungan seks penetrative (penis masuk kedalam vagina atau anus) tanpa menggunakan kondom
3. Air susu ibu Pada masa menyusui, resiko penularan 20-35 persen jika tidak terdapat intervensi.
4. Cairan plasenta
5. Seorang ibu mengidap HIV yang hamil kemungkinan besar akan menularkan pada bayi yang masih dalam kandungan.
6. Cairan sumsum tulang
7. Cairan otak
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 244
Pengertian
Tujuan Studi mortalitas
Couse Spesific death rate
couse spesific death ratios
faktor- faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang menurunkan Mortalitas (1995)
CHAPTER 6MORTALITAS
Mortalitas
a. Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
b. Tujuan dari studi mortalitas adalah:1. Untuk mengidentifikasi tingkat dan perkembangan mortalitas,2. Untuk membandingkan mortalitas antara kelompok penduduk yang berbeda,3. Unruk mengidentifikasi pola dan perkembangan dari penyebab-penyebab
kematian dan dampaknya terhadap tingkat mortalitas4. Untuk mengidentifikasi factor-faktor social, ekonomi, perilaku individu dan
lingkungan yang mempengaruhi tingkat dan perkembangan mortalitas.c. Cause specific death rate yaitu jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit
tertentu selama setahun dibagi dengan jumlah total penduduk pada pertengahan tahun tersebut.
d. Cause spesifik death ratios yaitu proporsi jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab tertentu terhadap jumlah total kematian.
e. Factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian :a. Umurb. Jenis kelaminc. Keturunand. Jenis pekerjaan e. Factor socialf. Status perkawinang. Status tempat tinggal
f. Factor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas di Indonesia (1995)1. Pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat pendapatan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 245
2. Reformasi social3. Perkembangan obat-obatan dan medis4. Sanitasi5. Akses terhadap kesehatan yang semakin mudah.
CHAPTER 7DETERMINANT OF MORTALITY (PENENTU MORTALITAS)
A. Faktor penentu sosial ekonomi1. Factor individu yaitu pengetahuan/kepercayaan, sikap/nilai, sumberdaya ekonomi2. Factor masyarakat yaitu kondisi ekologis, fasilitas, struktur ekonomi/politik
B. Variable antara1. Factor maternal yaitu usia, jumlah anak, jarak kelahiran2. Factor nutrisi yaitu kalori, protein, vitamin, mineral3. Factor lingkungan yaitu udara, air, makanan, tanah, serangga pembawa penyakit4. Factor kecelakaan5. Factor pengendali penyakit yaitu pencegahaan secara individu dan pengobatan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 246
DETERMINAN OF MORTALITY
Faktor penentu social ekonomi
Faktor Individu
Faktor Maternal
Faktor Masyarakat
Faktor Lingkungan
Faktor IndividuFaktor Kecelakaan
Faktor Pengendalian Penyakit
Faktor Nutrisi
CHAPTER 8INVANT AND CHILD MORTALITY
Definisi Balita
Angka kematian
balita
Definisi anak
Angka kematian
anak
Definisi bayi
Def. kematian
bayi
Angka kematian
bayi
Abortus
Intra uterin
Imatur
Ukuran kematian sekitar kelahiran
Prematur
INVANT AND CHILD
MORTALITY
Lahir mati/still
birth
Extra uterin Kematian baru
lahir/ neonatal death
Definisi kematian endogen/ kematian neonatal
Angka kematian
neonatal
Kematian lepas baru lahir/ post neonatal death
Definisi kematian bayi eksogen/
kematian neonatal
Angka kematian
post neonatal
Penyakit penyebab
kematian bayi
Penyebab kematian bayi
Kegunaan angka kematian bayi
Cara menurunkan angka AKB
Balita adalah semua anak termasuk bayi yang beru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari) atau penduduk 0-4 tahun
Angka kematian balita ¿∑ kematiananak usia 0−4 ta hun
∑ anak usia0−4 tahun pada pertenga h an tahun× 1000
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 247
Anak adalah penduduk yang berusia 1 sampai menjelang 5 tahun (1 sampai tepat 4 tahun, 11 bulan, 29 hari) atau penduduk usia 1-4 tahun
Angka kematian anak ¿∑ kematiananak usia 1−4 tah un
∑ anak usia1−4 ta hun pada pertenga h anta hun×1000k
Bayi adalah penduduk berusia 0 tahun atau penduduk 0-1 tahun
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun
Angka kematian bayi ¿D0
B×1000
¿∑ kematian penduduk usia 0 tah un selama1 tah un
∑ anak usia 0−1ta hun pada pertengah anta h un×1000
Ukuran kematian sekitar kelahirana. Kematian bayi intra uterin
1. Abortus : kematian janin menjelang dan sampai pada kandungan 16 minggu2. Immatur : kematian janin antara umur kandungan diatas 16 minggu sampai 28
minggu3. Prematur : kematian janin didalam kandungan pada umur kandungan diatas 28
minggu sampai waktu lahirb. Kematian bayi extra uterin
1. Lahir mati (still birth) : jika bayi lahir setelah cukup masanya, tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan
2. Kematian baru lahir (neonatal death) : kematian sebelum bayi berumur 1 bulan
3. Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) : kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun
Kematian endogen / kematian neonatal : kematian yang terjadi sebelum bayi berumur 1 bulan per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu, yang disebabkan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir yanag diperoleh dari orang tua saat konsepsi atau selama kelahiran
Angka kematian neonatal ¿∑ kematianusia 0 sampai kurang dari1 bulan
∑ kela h iran hidup×1000
Kematian eksogen / kematian post neonatal : kematian yang terjadi sebelum bayi berumur 1 bulan sampai menjelang satu tahun padasuatu tahun tertentu, yang disebabkan oleh factor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan luar.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 248
Angka kematian post neonatal
¿∑ kematianusia 1 bulan sampaikurang dari1 tahun
∑ kela h iranh idup× 1000
Penyakit penyebab kematian bayi : diare, ISPA, pneumonia, sindroma kematian bayi mendadak/ SIDS/ Suddent Infant Death Syndrome.
Penyebab kematian bayi : asfeksi/susah bernafas, hipotermia, infeksi Kegunaan angka kematian bayi:
1. Indicator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat
2. Memantau atau mengevaluasi keberhasilan program di bidang kesehatan untuk mengembangkan perencanaan
3. Sebagai pengukur situasi demografi dan sebagai masukan dalam perhitungan proyeksi penduduk
4. Mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematiaan yang tinggi
Cara menurunkan AKB1. Persalinan dibantu nakes yang sudah terampil dan terlatih2. Dekaplah bayi yang baru lahir agar kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit
ibu selama sejam pertama3. Pemberian asi eksklusif sampai usia enam bulan
CHAPTER 9MATERNAL MORTALITY
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 249
Komplikasi kehamilan
Definisi WHO
Infeksi
Angka Kematian
Ibu
MATERNAL MORTALITY
Penyebab Langsung
Ekslampsia
Penyebab Kematian
Ibu
Penyebab tidak
langsung
Komplikasi aborsi
Upayah pencegahan penyebab kematian
Ibu
Partus lama
Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan.
Angka kematian Ibu (AKI) ¿∑ kematianibu karena proses reproduksi
kelah iran h idup× 10000
Penyebab kematian ibu :
a. Penyebab langsung
Komplikasi terhadap kehamilan, terdiri dari :
Pendarahan post partum : 0,5 liter selama atau setelah persalinan tahap III, disebabkan Atonia uteri/robekan tempat melekatnya plasenta, robekan pada persalinan spontan, bagian plasenta tertinggal di dalam rahim, kadar fibrinogen/faktor pembekuan darah rendah.
Pendarahan berkaitan dengan abortus
Pendarahan akibat kehamilan ektopik/kehamilan di luar kandungan yaitu di tuba falopi, leher rahim, ovarium, dan rongga perut.
Pendarahan akibat lokasi plasenta tidak normal/ablasio plasenta, terdiri dari plasenta previa/plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bahwa uterus sehingga menutup jalan lahir dan obsupsio plasenta.
Pendarahan karena ruptur uteri (rahim robek)
Pendarahan pascca persalinan (nifas), dipengaruhi oleh usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ; gravida/ibu-ibu pada kehamilan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 250
kedua, ketiga, keempat,dst ; paritas atau jumlah anak yang dilahirkan hidup, paritas 1 dan paritas lebih dari 3 persalinannya paling beresiko ; antenatal care/pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan selama kehamilan seorang wanita sesuai standar yang berlaku ; kadar hemoglobin/anemia.
- Infeksi (sepsis sebagai faktor penting penyebab kematian ibu karena kebersihan buruk atau adanya penyakit menular seksual yang dihadapi)
- Ekslampsia : penyebab kedua terbesar kematian ibu (kumpulan gejala penyakit dari hipertensi, proteinuria dan edema (bengkak kaki, tangan, dll)
- Komplikasi aborsi (keguguran/abortus adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kamdungan/ selama 20 minggu usia kehamilan bisa disengaja ataupun tidak). Infantisida : pembunuhan janin
- Partus lama disebabkan disproporsi cephalopelvic, kelainan letak, dan gangguan kontraksi uterus.
b. Penyaebab tidak langsung : penyebab yang timbul selama kehamilan, persalinan dan diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan, meliputi :
Anemia ( 5 liter, lemah, letih, lesu, lunglai). Jika ibu anemia mengalami pendarahan maka dapat menyebabkan kematian.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) atau kekurangan gizi,protein, karbohidrat.
Penyakit menular (malaria, TBC, hepatitis, HIV/AIDS)
Rendahnya kesehatan perempuan Indonesia
Kemampuan membayar biaya kesehatan rendah
Penerimaan program KB kurang optimal
Keterlambatan rujukan ke rumah sakit
Upaya pencegahan penyebab kematian ibu :
- Pendarahan dan infeksi (obat perangsang pembekuan darah dan relaksasi rahim, ibu dengan riwayat post oartum bersalin di RS, deteksi dini infeksi kehamilan, persalinan yang bersih, perawatan semasa nifas yang benar)
- Ekslampsia (pre-ekslampsia ringan : obat jalan, diet garam; pre-ekslampsia berat : masuk RS kamar isolasi suara dan sinar; ekslampsia : pengobatan di isolasi ketat, induksi persalinan, seksio sesaria)
- Anemia : perbaiki menu makanan, minum tablet Fe/besi setiap hari selama tiga bulan
- Komplikasi aborsi : sebaiknya dilakukan di RS/kliknik yang memiliki ijin
CHAPTER 10MORBIDITAS
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 251
Pengertian Pengertian
Insidens Angka insidens
Klasifikasi penyakit
Attack rate
Pengukuran
MORBIDITAS Lama sakit
(duration of illness)
Pengertian
prevelens Period prevalence rate
Pengertian penyakit
Point prevalence rate
Penyakit menular
Pembagian penyakit
Penyakit tidak menular
Morbiditas yaitu keadaan sakit, penyimpangan dari keadaan normal. Kematian umumnya didahului dengan keadaan sakit, sehingga angka kematian yang
tinggi menggambarkan morbiditas yang tinggi juga Merupakan indicator untuk menentukan derajat kesehatan penduduk Untuk mendapatkan angka morbiditas yang sesuai perlu dilakukan pengklasifikasian
terhadap penyakit yang akan diteliti dalam suatu populasi selama interval waktu tertentu, yaitu:1. Penyekit yang dimulai dalam suatu interval waktu dan berakhir aliran interval
waktu tersebut2. Penyakit yang mulai dalam suatu interval waktu dan berlangsung setelah interval
waktu tersebut3. Penyakit yang mulai sebelum suatu interval waktu dan berakhir dalam interval
waktu tersebut4. Penyakit yang mulai sebelum suatu interval waktu dan tetap berlangsung setelah
interval tersebut Pengukuran morbiditas menggunakan insidens dan prevalens Insidens (incidence rate) adalah keadaan sakit yang bermula dalam periode waktu
atau saat tertentu. Insiden perlu menentukan saat timbulnya penyakit yang kadang waktu timbulnya tidak jelas.
Angka insidens (incidence rate) ¿∑ kasus barusuatu penyakit
populasi yangberesiko Angka insidens pada suatu epidemic (attack rate), periode waktu terjadinya kasus baru
= lamanya epidemic
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 252
Attack rate ¿∑ kasus
populasi yangberesiko Prevalens ( prevalence) adalah ukuran yang menunjukkan jumlah penyakit yang ada
dalm populasi pada saat tertentu atau pada suatu periode waktu (mencakup 4 kategori diatas)
Periode prevalence rate/angka prevalens dalam periode tertentu ( PPR)
PPR ¿∑ penderita (dalam+baru )dalam suatu periode
penduduk pertenga h an tah un atau
PPR ¿∑ penyakit ( dalam+baru )dalam suatu periode
penduduk pertenga han tahun Point prevalence rate/angka prevalens pada titik tertentu (PPR)
PPR ¿∑ penderita (dalam+baru )dalam satutitik waktu
∑ penduduk wilayahdititik waktu yang sama atau
PPR ¿∑ point prevalence rate dari hari keh ari
∑ hari dalam periode yang sama
Lama sakit (duration of illness)adalah lamanya suatu penyakit berlangsung pada seseorang
ADI ¿∑ Jangka waktusakit pada semua penderita
∑ semua penderita
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya Penyakit dibagi menjadi 2 macam, yaitu:1. Penyakit menular yaitu penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menjangkit
tubuh manusia, berupa kuman, virus, bakteri amuba dan jamur. Misalnya :- Demam berdarah dengue : virus
- Malaria : parasite protozoa plasmodium
- Diare : bakteri Escherichia Coli
- Campak : Virus campak
- AFP dan Polio : virus polio
- TBC : Mycrobacterium tuberculosis
- Flu burung : virus influenza tipe A
- ISPA : jamur, virus, bakteri
- Hepatitis : virus hepatitis A,B,C,D,E
- Cikungunya : virus
2. Penyakit tidak menular : penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh. Misal : - Penyakit jantung dan stroke : perubahan gaya hidup
- Penyakit kanker : faktor lingkungan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 253
SOAL FERTILITAS DAN MORTALITAS
1. Berikut ini merupakan syarat reproduksi sehat, kecuali… a. Jaminan untuk perempuan melewati masa menopause dengan amanb. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologisc. Perkembangan emosi baik d. Bebas dari penyakit mengenai organ reproduksi
2. Berikut ini yang bukan termasuk gangguan pada kesehatan reproduksi adalah…..a. Penyakit Menular Seksb. Infertilitasc. Eklampsiad. Tumor
3. Berikut ini merupakan tujuan umum dari program kesehatan reproduksi adalah… a. Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya b. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 254
c. Meningkatnya peran pria terhadap kesejahteraan dan kesehatan pasangan dan anak-anaknya
d. Meningkatkan haj dan tanggung jawab wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah, dan jarak kehamilan
4. Berikut ini yang bukan termasuk dimensi seksualitas menurut Perry & Potter (2005) adalah
a. Dimensi sosiokultural b. Dimensi fisiologisc. Dimensi agama dan etikd. Dimensi psikologis
5. Berikut ini yang termasuk intercourse variable dalam teori Davis dan Blake kecuali… a. umur mulai hubungan kelaminb. lamanya status kawinc. pemakaian alat kontrasepsid. selibat permanen
6. Berikut ini merupakan dampak penyimpangan seksual dalam aspek medis kecuali…a. penyakit menular seksualb. infeksi alat reproduksic. HIVd. kualitas kesehatan reproduksi
7. Proses kehamilan meliputi proses-proses di bawah ini, kecuali… a. ovulasib. menstruasic. konsepsid. nidasi
8. Berapa triwulan dalam kehamilan a. 1 b. 2c. 3d. 4
9. HIV dapat menular melalui cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, kecuali.. a. cairan plasentab. cairan sumsum tulangc. cairan otakd. cairan air liur
10. Berikut ini merupakan penyebab terjadinya penyimpangan seksual kecuali… a. pengalaman sewaktu kecilb. lingkungan pergaulan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 255
c. keinginan pribadid. faktor genetic
11. Di bawah ini yang termasuk kematian bayi ekstra uterin adalah… a. prematur b. immatur c. still birth d. abortus
12. Proses kehamilan meliputi proses-proses di bawah ini, kecuali… a. ovulasi b. menstruasi c. konsepsi d. nidasi
13. Berikut ini merupakan syarat reproduksi sehat, kecuali…
a. jaminan untuk perempuan melewati masa menopause dengan aman b. tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis c. perkembangan emosi baik d. bebas dari penyakit mengenai organ reproduksi
14. Berikut ini yang termasuk komplikasi pada kehamilan adalah… a. pendarahan post partum b. kekurangan energi kronik c. eklampsia d. infeksi
15. Berikut ini yang bukan termasuk penyimpangan seksual adalah… a. homoseksual b. transeksual c. infekunditas d. fetishisme
16. Berikut ini merupakan tujuan umum dari program kesehatan reproduksi adalah…
a. meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya
b. dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses reproduksi
c. meningkatnya peran pria terhadap kesejahteraan dan kesehatan pasangan dan anak-anaknya
d. meningkatkan haj dan tanggung jawab wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah, dan jarak kehamilan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 256
17. Berikut ini yang termasuk penyebab langsung Maternal Mortality adalah… a. Eklampsia b. Kekurangan Energi Kronis c. Anemia d. Penyakit menular
18. HIV dapat menular melalui cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, kecuali.. a. cairan plasenta b. cairan sumsum tulang c. cairan otak d. cairan air liur
19. Proporsi jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab tertentu terhadap seluruh jumlah total kematian disebut…
a. cause specific death rate b. cause specific deathc. cause specific death ratios d. cause specific death prevalence
20. Berikut ini yang tidak termasuk variabel antara penentu mortalitas Mosley adalah… a. faktor maternal b. faktor nutrisi c. faktor pengendalian penyakit d. faktor keturunan
21. Kematian yang terjadi antara setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun disebut.. a. kematian bayi b. kematian bayi eksogen c. kematian bayi endogen d. kematian balita
22. Kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun disebut…
a. kematian lepas baru lahir b. kematian baru lahir c. neonatal death d. \still birth
23. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah berikut ini, kecuali… e. anemia f. penyakit menular
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 257
g. HIV/AIDS h. infeksi
24. Keadaan sakit yang bermula dalam periode waktu atau saat tertentu disebut… a. prevalens b. insidens c. illness d. morbiditas
25. Kematian bayi endogen adalah … a. kematian bayi sebelum berumur 1 bulan b. kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada umur
kandungan 28 minggu c. kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun \d. kematian bayi di dalam kandungan pada umur diatas 28 minggu sampai waktu
lahir
26. Berikut ini yang termasuk intercourse variable dalam teori Davis dan Blake kecuali… a. umur mulai hubungan kelamin b. lamanya status kawin \c. pemakaian alat kontrasepsi d. selibat permanen
27. Berikut ini merupakan penyebab terjadinya penyimpangan seksual kecuali… a. pengalaman sewaktu kecil b. lingkungan pergaulan c. keinginan pribadi d. faktor genetic
28. Berikut ini merupakan dampak penyimpangan seksual dalam aspek sosial-psikologis kecuali…
a. rendahnya keberfungsian keluarga b. rendahnya kualitas mental c. rendahnya kualitas ekonomi keluargad. kerentanan terhadap penyakit menular seksual
29. Berikut ini merupakan faktor-faktor penentu fertilitas menurut Bongaarts kecuali… a. aborsi sengaja b. lamanya status kawin c. frekuensi senggama d. pola menyusui
30. Yang tidak termasuk cakupan kesehatan reproduksi adalah…
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 258
a. kesehatan masa remaja b. kesehatan pada masa menopause c. kesehatan selama menikah d. kesehatan pada masa usia subur
JAWABAN SOAL FERTILITAS DAN MORTALITAS
1. Jawaban A.
Prasyarat reproduksi sehat (fisik, mental, sosial) :
1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis, diantaranya : rongga pinggul cukup (perempuan), testis baik (laki-laki), kelenjar endokrin/hormon baik.
2. Perempuan hamil memerlukan jaminan untuk dapat melewati masa tersebut dengan aman,
3. Landasan psikis yang memadai yaitu perkembangan emosi baik.
4. Bebas dari kelainan/penyakit yang langsung/tidak langsung mengenai organ reproduksi, seperti infeksi menular seksual, gangguan hormonal dan dampak pencemaran lingkungan.
2. Jawaban CGangguan pada kesehatan reproduksi :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 259
1. Penyakit menular seksual : penyakit ini menular melalui aktivitas seksual, contoh gonorheanyang disebabkan oleh bakteri, herpes yang disebabkan virus herpes, sifilis, HIV/AIDS, dll
2. infertilitas atau kemandulan penyebabnya faktor hubungan seksual seperti disfungsi ereksi, faktor infeksi, faktor hormone seperti gangguan pada sel spermatozoa dan sel telur terganggu, faktor fisik seperti terbentur,faktor psikis seperti stress berat.
3. Tumor dan keganasan pada alat reproduksi penyebabnya bisa dari mutasi gen.
3. Jawaban A Tujuan utama/umum program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.
4. Jawaban BPerry & Potter (2005) dimensi seksualitas :
1. Dimensi Sosiokultural Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima di dalam kultur.
2. Dimensi Agama & EtikSeksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik.
3. Dimensi PsikologisSeksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua.
4. Dimensi BiologisSeksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang ditentukan pada masa konsepsi.
5. Jawaban C.Variabel hubungan kelamin (intercourse variable), meliputi :
Umur mulai hubungan kelamin
Selibat permanen (pantang berhubungan seksual)
Lamanya status kawin
Abstinensi sukarela (sengaja tidak melakukan hubungan kelamin)
Abstinensi terpaksa (tidak memungkinkan melakukan hubungan kelamin, seperti karena sakit, hamil atau suami jauh)
Frekuensi senggama
6. Jawaban D. Dampak penyimpangan seksual :
1. Aspek medis : penyakit menular seksual, infeksi alat reproduksi, HIV, dll.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 260
2. Aspek sosial-psikologis : rendahnya kualitas mental, kualitas kesehatan reproduksi, kualitas keberfungsian keluarga, kualitas ekonomi keluarga, kualitas pendidikan, kualitas partisipasi dalam pembangunan.
7. Jawaban B. Proses kehamilan meliputi proses :
1. Ovulasi : proses pelepasan ovum. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2. Migrasi antara spermatozoa dan ovum di tuba fallopi
3. Konsepsi/fertilitas yakni pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan pertumbuhan zigot
4. Nidasi atau implantasi pada uterus : menempel ke dinding rahim.
5. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
8. Jawaban C.Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu :
1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,2. Triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, 3. Triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan
Waspodo, 2007. p. 89).
9. Jawaban D.Media penularan dan penyebaran HIV dan AIDS 1. Cairan darah :
a. Melalui transfusi darahb. Pemakaian jarum suntik yang tidak disterilkanc. Pemakain jarum suntik berulang kali untuk kegiatan lain
2. Cairan sperma dan cairan vagina Melalui hubungan seks penetrative (penis masuk kedalam vagina atau anus) tanpa menggunakan kondom
3. Air susu ibu Pada masa menyusui, resiko penularan 20-35 persen jika tidak terdapat intervensi.
4. Cairan plasenta
5. Seorang ibu mengidap HIV yang hamil kemungkinan besar akan menularkan pada bayi yang masih dalam kandungan.
6. Cairan sumsum tulang
7. Cairan otak
10. Jawaban C. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 261
11. Jawaban C. Kematian bayi extra uterin
Lahir mati (still birth) : jika bayi lahir setelah cukup masanya, tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan
Kematian baru lahir (neonatal death) : kematian sebelum bayi berumur 1 bulan
Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) : kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun
12. B. Menstruasi Proses kehamilan meliputi proses : 1. Ovulasi : proses pelepasan ovum. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2. Migrasi antara spermatozoa dan ovum di tuba fallopi
3. Konsepsi/fertilitas yakni pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan pertumbuhan zigot
4. Nidasi atau implantasi pada uterus : menempel ke dinding rahim.
5. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
13. Jawaban A. Prasyarat reproduksi sehat (fisik, mental, sosial) : 1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis, diantaranya : rongga pinggul cukup
(perempuan), testis baik (laki-laki), kelenjar endokrin/hormon baik.
2. Perempuan hamil memerlukan jaminan untuk dapat melewati masa tersebut dengan aman,
3. Landasan psikis yang memadai yaitu perkembangan emosi baik.
4. Bebas dari kelainan/penyakit yang langsung/tidak langsung mengenai organ reproduksi, seperti infeksi menular seksual, gangguan hormonal dan dampak pencemaran lingkungan.
14. Jawaban A. Pendarahan Port Partum Komplikasi terhadap kehamilan, terdiri dari :
i. Pendarahan post partum : 0,5 liter selama atau setelah persalinan tahap III, disebabkan Atonia uteri/robekan tempat melekatnya plasenta, robekan pada persalinan spontan, bagian plasenta tertinggal di dalam rahim, kadar fibrinogen/faktor pembekuan darah rendah.
ii. Pendarahan berkaitan dengan abortus
iii. Pendarahan akibat kehamilan ektopik/kehamilan di luar kandungan yaitu di tuba falopi, leher rahim, ovarium, dan rongga perut.
iv. Pendarahan akibat lokasi plasenta tidak normal/ablasio plasenta, terdiri dari plasenta previa/plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bahwa uterus sehingga menutup
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 262
jalan lahir dan obsupsio plasenta.
v. Pendarahan karena ruptur uteri (rahim robek)
vi. Pendarahan pascca persalinan (nifas), dipengaruhi oleh usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ; gravida/ibu-ibu pada kehamilan kedua, ketiga, keempat,dst ; paritas atau jumlah anak yang dilahirkan hidup, paritas 1 dan paritas lebih dari 3 persalinannya paling beresiko ; antenatal care/pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan selama kehamilan seorang wanita sesuai standar yang berlaku ; kadar hemoglobin/anemia.
15. Jawaban C. Infekunditas Beberapa jenis penyimpangan seksual : homoseksual, sadomasokisme, ekshibisionisme, voyeurisme, fetishisme, pedophilia, bestially, sodomi, zoophilia, dsb.
16. Jawaban A. Tujuan utama/umum program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.
17. Jawaban A. Eklampsia Penyebab langsung
a. Komplikasi terhadap kehamilan, terdiri dari :
1. Pendarahan post partum : 0,5 liter selama atau setelah persalinan tahap III, disebabkan Atonia uteri/robekan tempat melekatnya plasenta, robekan pada persalinan spontan, bagian plasenta tertinggal di dalam rahim, kadar fibrinogen/faktor pembekuan darah rendah.
2. Pendarahan berkaitan dengan abortus
3. Pendarahan akibat kehamilan ektopik/kehamilan di luar kandungan yaitu di tuba falopi, leher rahim, ovarium, dan rongga perut.
4. Pendarahan akibat lokasi plasenta tidak normal/ablasio plasenta, terdiri dari plasenta previa/plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bahwa uterus sehingga menutup jalan lahir dan obsupsio plasenta.
5. Pendarahan karena ruptur uteri (rahim robek)
6. Pendarahan pascca persalinan (nifas), dipengaruhi oleh usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ; gravida/ibu-ibu pada kehamilan kedua, ketiga, keempat,dst ; paritas atau jumlah anak yang dilahirkan hidup, paritas 1 dan paritas lebih dari 3 persalinannya paling beresiko ; antenatal care/pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan selama kehamilan seorang wanita sesuai standar yang berlaku ; kadar hemoglobin/anemia.
b. Infeksi (sepsis sebagai faktor penting penyebab kematian ibu karena kebersihan buruk atau adanya penyakit menular seksual yang dihadapi)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 263
c. Ekslampsia : penyebab kedua terbesar kematian ibu (kumpulan gejala penyakit dari hipertensi, proteinuria dan edema (bengkak kaki, tangan, dll)
d. Komplikasi aborsi (keguguran/abortus adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kamdungan/ selama 20 minggu usia kehamilan bisa disengaja ataupun tidak). Infantisida : pembunuhan janin
e. Partus lama disebabkan disproporsi cephalopelvic, kelainan letak, dan gangguan kontraksi uterus.
18. Jawaban D. Cairan Air Liur Media penularan dan penyebaran HIV dan AIDS
a. Cairan darah :
o Melalui transfusi darah
o Pemakaian jarum suntik yang tidak disterilkan
o Pemakain jarum suntik berulang kali untuk kegiatan lain
b. Cairan sperma dan cairan vagina
Melalui hubungan seks penetrative (penis masuk kedalam vagina atau anus) tanpa menggunakan kondom
c. Air susu ibu
Pada masa menyusui, resiko penularan 20-35 persen jika tidak terdapat intervensi.
d. Cairan plasenta e. Seorang ibu mengidap HIV yang hamil kemungkinan besar akan menularkan pada
bayi yang masih dalam kandungan. f. Cairan sumsum tulang g. Cairan otak
19. Jawaban C. Cause Spesific Death Ratios Cause spesific death ratios : proporsi jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab tertentu terhadap jumlah total kematian.
20. Jawaban D. Faktor Keturunan Variabel antara (Mosley)
a. Faktor maternal : usia, jumlah anak, jarak kelahiran
b. Faktor nutrisi : kalori, protein, vitamin, mineral
c. Faktor lingkungan : udara, air, makanan, kulit/tanah, serangga pembawa penyakit
d. Faktor kecelakaan
e. Faktor pengendalian penyakit : pencegahan secara individu, pengobatan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 264
21. Jawaban A. Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun
22. Jawaban A. Kematian Lepas Baru Lahir Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) : kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun
23. Jawaban D. Infeksi Penyebab tidak langsung : penyebab yang timbul selama kehamilan, persalinan dan diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan, meliputi :
Anemia ( 5 liter, lemah, letih, lesu, lunglai). Jika ibu anemia mengalami pendarahan maka dapat menyebabkan kematian.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) atau kekurangan gizi,protein, karbohidrat. Penyakit menular (malaria, TBC, hepatitis, HIV/AIDS) Rendahnya kesehatan perempuan Indonesia Kemampuan membayar biaya kesehatan rendah Penerimaan program KB kurang optimal Keterlambatan rujukan ke rumah sakit
24. Jawaban B. Insidens Insidens (insidence) adalah keadaan sakit yang bermula dalam periode waktu atau saat tertentu. Insiden perlu menentukan saat timbulnya penyakit yang kadang waktu timbulnya tidak jelas.
25. Jawaban A. Kematian Bayi Sebelum Berumur 1Bulan Kematian endogen/kematian neonatal : kematian yang terjadi sebelum bayi berumur 1 bulan per 1000 kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu, umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tua saat konsepsi atau selama kelahiran.
26. Jawaban C. Pemakaian Alat Kontrasepsi Variabel hubungan kelamin (intercourse variable), meliputi :
1. Umur mulai hubungan kelamin 2. Selibat permanen (pantang berhubungan seksual) 3. Lamanya status kawin 4. Abstinensi sukarela (sengaja tidak melakukan hubungan kelamin) 5. Abstinensi terpaksa (tidak memungkinkan melakukan hubungan kelamin, seperti
karena sakit, hamil atau suami jauh) 6. Frekuensi senggama
27. Jawaban C. Keinginan Pribadi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 265
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
28. Jawaban D. Kerentanan Terhadap Penyakit Menular Seksual Dampak penympangan seksual : Aspek medis : penyakit menular seksual, infeksi alat reproduksi, HIV, dll. Aspek sosial-psikologis : rendahnya kualitas mental, kualitas kesehatan reproduksi,
kualitas keberfungsian keluarga, kualitas ekonomi keluarga, kualitas pendidikan, kualitas partisipasi dalam pembangunan.
29. Jawaban B. Lamanya Status Kawin Menurut Bongaartz faktor-faktor penentu fertilitas/Proximate Determinant, yaitu :
Pola perkawinan
Pemakaian kontrasepsi dan efektivitasnya
Aborsi sengaja
Post-partum infecundability, termasuk pola menyusui
Frekuensi senggama
Aborsi tidak sengaja
14. Sterilitas
30. Jawaban C. Kesehatan Selama Menikah Menurut Kartono (1995), kesehatan reproduksi mencakup : Kesehatan masa remaja
Kesehatan pada masa usia subur
Kesehatan pada masa menopause
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 266
Tapak-Tapak Pencari Ilmu
O…. Para Pencari Ilmu
Senyapmu Lebih Sunyi
Daripada Penghuni Kubur
Biarkan Tapak Melebur
Berpikir Tentang Sesuatu
Sampai Lelah Di Titik Paling Lemah
Sampai Tanya Tak Sekedar Bahasa..
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 267
O..... para pencari ilmu…
Biarkan Percikan Air Mata Dan Tetesan Darah
Menjadi Saksi Perjuangan mu
Mendapatkan Hakikat Sari Pati Ilmu
O Para Pencari Ilmu…
Ingatkah Kau Dengan Sabda Nabimu
Bahwa Tetesan Pena mu
Lebih Dahsyat Daripada Tetesan Darah Syuhada’
O.... Para Pencari Ilmu…
Jangan Pernah Berhenti Berfikir
Karena Berfikir Adalah Hakikat
Jangan Pernah Berhenti Mengabdi
Karena Mengabdi Adalah Identitas
Jangan Pernah Berhenti Berjuang
Karena Berjuang Adalah Nilai
Jangan Pernah Berhenti…..
Sampai Tercerahkan
Di Atas Tercerahkan…
( Nurun ‘Ala Nur )
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 268
INSYA ALLAH KITA WISUDA 2014 !!!!!!INSYA ALLAH KITA WISUDA 2014 !!!!!!
SEMANGATSEMANGAT
DAN SELALU BERJUANG & BERDOADAN SELALU BERJUANG & BERDOA
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 269
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 270